| 7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK
Bab II ini berisi penjelasan mengenai pemahaman terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai, baik
pemahaman yang didapat dari berbagai sumber literatur, wawancara maupun
tinjauan proyek sejenis sebagai bahan pertimbangan.
2.1 Pemahaman Judul Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai.
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai terkait dengan pengertian dari
judul serta pembahasannya.
2.1.1 Pengertian Arena Kompetisi.
Pengertian arena kompetisi dibagi menjadi 2 kata yaitu arena dan
kompetisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai berikut:
| 8
a) Definisi arena ialah berarti sebuah tempat atau gelanggang yang menjadi
tempat untuk berjuang ataupun bersaing.
b) Definisi kompetisi adalah aktivitas pertandingan untuk meraih juara dengan
cara mengalahkan orang lain atau kelompok.
Pengertian arena kompetisi adalah sebuah tempat atau gelanggang yang
difungsikan untuk suatu aktivitas untuk mencapai tujuan dengan cara
mengalahkan orang lain atau berkelompok.
Gambar 2.1 Arena pertandingan Barongsai
Sumber: http://www.tempo.co/read/beritafoto/10098/8-Negara-Beradu-di-Kom/
2.1.2 Pengertian Pusat Pelatihan.
Pengertian Pusat Pelatihan dibagi menjadi 2 kata yaitu Pusat dan
Pelatihan, menururt menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai
berikut:
a) Definisi pusat yaitu tempat/pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan
(berbagai-bagai urusan, hal, dsb).
b) Pelatihan adalah salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yang menyangkut
proses pembentukan sikap dan cara melalui belajar dan latihan di bidang-
bidang tertentu.
Pengertian Pusat Pelatihan adalah wadah atau tempat yang merupakan
sebuah fasilitas untuk proses pembentukan sikap melalui belajar maupun latihan
dalam bidang tertentu dengan melatih suatu yang mengkhusus atau umum berupa
perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, perbaikan, usaha, atau
upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
| 9
2.1.3 Pemahaman Barongsai
Barongsai merupakan kesenian dan olahraga asli Tiongkok yang kini
telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Seperti kesenian dan olahraga
lain pada umumnya barongsai memiliki latar sejarah yang panjang. Catatan
pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke
tiga sebelum masehi. Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan-
Utara (Nan Bei) tahun 420-589 Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di
kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi.
Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa
untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya
tarian Barongsai melegenda. (Haly 2010;10)
Barongsai diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke 17, ketika terjadi
migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Barongsai di Indonesia populer ketika masih
adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan yang berdiri pada 17 Maret 1900.
Setiap perkumpulan tersebut di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan
memiliki sebuah perkumpulan Barongsai (Greif 1994:39). Gambar 2.2 berikut
membuktikan bahwa barongsai telah diterima di Indonesia.
Gambar 2.2 Barongsai pada perayaan 17 Agustus 2010 di Istana Negara
Sumber: http://www.tionghoa.info/barongsai/
Barongsai dimainkan oleh dua orang yang masing-masing menjadi pemain
kepala dan yang lainnya menjadi pemain ekor. Satu orang yang paling ahli yang
menggerakkan kepala barongsai bisa melompat tinggi sehingga seolah barongsai
bisa berdiri tegak. Satu orang bertugas sebagai pemain belakang atau ekor harus
| 10
pandai mengikuti gerak kepala sehingga barongsai akan tampak hidup dengan
berbagai ketangkasannya. Atraksi permainan barongsai yang menirukan gerak,
karakter, dan mimik singa ini sangat atraktif. Sosok kepala singa yang berupa
'barong' dengan tanduk tunggal di bagian kepalanya dengan warna-warna yang
menyala yang didominasi warna merah dan kuning keemasan bagaikan binatang
mitologi. Gerakan yang lincah meloncat tinggi, berguling, melewati rintangan dan
diiringi iringan musik yang berdegup dan berdentang-dentang membuat barongsai
semakin hidup dalam gerakan akrobatiknya. (lihat Gambar 2.3)
Gambar 2.3 Salah satu atraksi dari barongsai
Sumber: http://www.kabar24.com/foto/view/20130207
2.1.4 Fungsi dan Manfaat Barongsai
Fungsi Barongsai bagi masyarakat adalah sebagai ritual, hiburan dan
olahraga. (Putra 2009:11)
A. Fungsi ritual
Menurut ajaran Taoisme, pada hakekatnya yang memerintah kerajaan di
dunia adalah Tuhan (Thian). Hanya saja dalam pelaksanaannya diserahkan
kepada putra tuhan sebagai perantara dunia fana dan dunia alam baka. Putra
tuhan itu adalah Yao dan Shun. Praktek ritual, kepada Yao dan Shun dilambangkan
dengan binatang mitologi naga dan singa. Lambang dari kedua putra tuhan itulah,
kemudian muncul prototipe naga atau liong dan singa atau samsi atau barongsai
(Ong 1994:234).
Oleh sebab itu, setiap hari raya imlek selalu dipertunjukkan Barongsai dan
Naga. Meskipun bentuknya sama dengan ketika dipertunjukkan dan
| 11
dipertandingkan, tapi sebenarnya memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya.
Perbedaan itu terletak pada sebelum pertunjukan dimulai, biasanya barongsai
disembahyangkan terlebih dahulu di klenteng dan ditempel Hoo (kertas kuning
bertulisan mandarin yang dipercaya dapat memberi perlindungan pada yang
memakainya) pada dahinya (Suk Bun, penasihat Klenteng Dharmayana Kuta,
wawancara 22 september 2014). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan,
bahwa fungsi ritual Barongsai tetap dipertahankan kelangsungannya oleh
masyarakat Tionghoa di Bali. (lihat Gambar 2.5)
Gb 2.4 Altar barongsai sakral di Wihara Dharma Ratna Klungkung
B. Fungsi hiburan
Barongsai sebagai seni hiburan dikemas berbeda dengan sajian ritual.
Atraksinya yaitu pertunjukan keterampilan pemain dalam mempertunjukan
gerakan-gerakan atraktif dan akrobatik baik di lantai maupun di tonggak. Bahkan,
kadang-kadang ditambah dengan tarian-tarian. Tidak hanya dipentaskan pada saat
perayaan besar imlek saja, melainkan bisa dilakukan di luar imlek seperti pesta
pernikahan, peresmian, pemelaspas, dan lain-lain. (lihat Gambar 2.6)
Gambar 2.5 Barongsai di panggung hiburan Sumber: Dokumentasi Februari 2013
Sumber: Observasi September 2014
| 12
C. Fungsi olahraga
FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia) adalah wadah dari
olahraga barongsai yang berada di Indonesia dan dibawah Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). FOBI berdiri pada tanggal 9 Agustus 2012 di Jakarta
dan memiliki tujuan untuk mengembangkan Olahraga Barongsai Indonesia. Pada
tanggal 11 Juni 2013, FOBI resmi masuk KONI. Dalam susunan Pengurus Besar
FOBI, nama Dahlan Iskan tercantum sebagai Ketua Umum didampingi Kuncoro
Wibowo sebagai wakilnya (dikutip dari website resmi FOBI).
Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) telah mengirimkan atlet
Barongsai untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Barongsai International Dragon and
Lion Dance Federation (IDLDF) ke 5, yang kali ini diselenggarakan di Putian,
Fujian, China, 14-18 November 2013. Hasilnya Tim FOBI Indonesia berhasil
meraih 3 perak dan 2 perunggu. Barongsai bukan hanya sebagai sarana ritual,
namun sudah menjadi sebuah olahraga dengan seni akrobatik yang dapat
dimainkan oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, jenis
kelamin, status sosial, dll. (lihat Gambar 2.7)
Gambar 2.6 Salah satu kejuaraan dunia di Malaysia
Sumber: http://elainetan5212.blogspot.com/
2.1.5 Metode Pelatihan Barongsai
Berikut ini merupakan penjelasan dari metode kegiatan pelatihan
Barongsai berserta sarana latihan yang dibutuhkan:
2.1.5.1 Sarana Latihan Barongsai
Adapun sarana-sarana atau peralatan yang dibutuhkan dalam latihan
Barongsai, sarana tersebut antara lain:
| 13
• Matras
Gambar 2.7 Matras sebagai alas dan perlindungan Sumber: http://shengwailiondance.blogspot.com/
Atraksi akrobatik pada olahraga barongsai rentan akan cedera jika
terjatuh. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan diperlukan matras sebagai
alas untuk meminimalisir kemungkinan cedera yang ditimbulkan. (lihat
Gambar 2.8)
• Alat musik
Setiap atraksi atau pertandingan
Barongsai pasti diiringi dengan musik. Alat
musik tersebut antara lain tambur, simbal dan
tung. Tambur biasanya dilengkapi dengan besi
penyangga berisi roda agar lebih mudah
dipindahkan. (lihat Gambar 2.9)
Gambar 2.8 Alat musik pengiring Sumber: http://www.kaskus.co.id/
• Seperangkat Barongsai
Bagian kepala dari Barongsai
terbuat dari bambu dan rotan sedangkan
bagian badan / ekor terbuat dari kain yang
ditutupi dengan bulu sintetis. Satu orang
akan menjadi pemain kepala dan satu
orang lagi menjadi pemain ekor. (lihat
Gambar 2.10) Gambar 2.9 Seperangkat Barongsai
Sumber: http://shengwailiondance.blogspot.com/
1 2 3 4
| 14
• Tonggak
Tonggak terbuat dari besi dengan
diameter 10 cm. Tonggak menjadi
rintangan dari barongsai dan menjadi
bagian dari atraksi akrobatik. Tidak semua
perkumpulan/klub di Bali memilikinya.
Sesuai standar pertandingan, tinggi
tonggak minimal ialah 50cm dan tinggi
tonggak maksimal ialah 3 meter. Gambar 2.10 Tonggak
• Properti pendukung lainnya
Barongsai selalu dimainkan
menggunakan alur cerita, diperlukan alat
peraga atau properti tambahan. Yang lazim
dan biasa digunakan ialah bangku yang
disusun sedemikinan rupa dan diibaratkan
sebagai jembatan yang akan dilalui. Gambar 2. 11 Peralatan bagian dari atraksi
2.1.5.2 Program Pelatihan
Progam pelatihan yang dimaksud adalah dengan melakukan pembinaan
terhadap atlet-atlet yang Barongsai. Menurut Hadi Gunawan (wawancara 29
November 2014) penekanan pembinaan lebih diarahkan pada penguasaan
keterampilan bermain barongsai, kematangan pertandingan dan pembentukan tim
yang solid dan peningkatan raihan prestasi secara individu dan tim setiap
mengikuti kompetisi. Adapun program pembinaan serta ruang yang dibutuhkan,
ialah sebagai berikut:
a) Bidang pemahaman teori.
Merupakan fase pengenalan terhadap Barongsai. Pengenalan berupa
pengenalan terhadap peralatan hingga teori gerakan-gerakan pada Barongsai.
Pada fase ini juga diberikan teori tentang gerakan kepala, gerakan dasar
hingga etika ketika tampil pada pertandingan. Ruang yang dibutuhkan ialah
ruang kelas yang dilengkapi dengan papan tulis serta tempat duduk untuk
para atlet menyimak penjelasan dari pelatih.
| 15
b) Bidang dasar dan kuda-kuda.
Bidang ini mulai mempraktekkan gerakan dasar kuda-kuda. Kuda-kuda pada
olahraga Barongsai sama dengan pada olahraga wushu.
Adapun jenis kuda-kuda yang digunakan, yaitu:
.
4. Kuda-Kuda Silang Depan
dibentuk dengan menyilang 1 kaki ke
depan atau kebelakang kaki yang
lain,.
1. Kuda-Kuda Depan.
dibentuk dengan posisi kaki didepan ditekuk
dan kaki belakang lurus, berat badan
ditumpukan pada kaki depan.
2. Kuda-Kuda Tengah
Dibentuk dengan kedua kaki
ditekukan
3. Kuda-kuda samping
dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk, berat
badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar
atau segaris dengan kaki.
Gambar 2.13 Kuda kuda depan kudakudawushu.blogspot.com,2014
Gambar 2.14 Kuda kuda tengah kudakudawushu.blogspot.com,2014
Gambar 2.15 Kuda kuda samping kudakudawushu.blogspot.com,2014
Gambar 2.16 Kuda kuda silang depan kudakudawushu.blogspot.com,2014
Gambar 2.17 Kuda silang belakang kudakudasilat.blogspot.com,2014
5. Kuda-Kuda Silang Belakang
salah satu kaki berada di belakang dengan
keadaan menyilang, badan tetap lurus agar
tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut.
| 16
c) Bidang teknik dan artikulasi Barongsai.
Berlatih teknik-teknik lompatan pada Barongsai dan mengolaborasikan
gerakan dasar kepala Barongsai dengan ekspresi/mimik muka Barongsai agar
sesuai dengan gerakannya. Latihan bidang ini dilakukan pada arena/hall.
d) Bidang seni dan kreasi musik.
Setiap gerakan Barongsai harus terkoreografi dengan musik pengiringnya.
Harus terjalin kerja sama yang kuat antara pemain Barongsai dengan pemain
musik, agar musik bisa mengikuti setiap gerakan pemain Barongsai. Latihan
bidang ini akan langsung dilakukan pada arena/hall.
e) Bidang kekuatan dan kelincahan fisik.
Diperlukan pemantapan fisik agar terbiasa melakukan gerakan-gerakan
tersebut. Selain itu, pemantapan juga diperlukan agar pemain menjadi lincah.
Latihan bidang ini akan dilakukan di dua tempat, yakni pada arena/ hall serta
pada ruang pelatihan beban.
f) Pemahaman terhadap peraturan permainan dan pertandingan.
Diperlukan pemahaman terhadap aturan yang berlaku di pertandingan agar
bisa mengkreasikan gerakan-gerakan Barongsai. Untuk pemahaman ini
kembali dilakukan di ruang kelas yang dilengkapi dengan papan tulis serta
tempat duduk untuk para atlet.
g) Sikap dan karakter pengembangan diri.
Terkait dengan kedisiplinan berlatih serta menunjukkan jiwa seorang atlet
yang berkelakuan baik. Peningkatan teknik bermain Barongsai diimbangi
Gambar 2.18 Sikap Sempurna barongsaylion.blogspot.com,2014
| 17
dengan sikap dan nilai-nilai moralitas sangatlah penting untuk Barongsai bisa
tampil memukau.
h) Keikutsertaan pada kompetisi pada level Nasional maupun Internasional.
Untuk menambah jam terbang atlet, diperlukan keikutsertaan pada kompetisi.
2.1.5.3 Evaluasi atlet
Untuk mengetahui perkembangan prestasi atlet akan dilakukan evaluasi
secara menyeluruh baik itu prestasi teknis maupun non teknis. Atlet yang lambat
peningkatan prestasinya dikelompokkan dalam kelompok pembinaan khusus
sedangkan atlet yang prestasinya meningkat dikelompokkan dalam kelompok
pengembangan.
Evaluasi terhadap atlet akan diadakan setiap 3 bulan skali. Atlet baru dapat
melanjutkan ke bidang berikutnya jika telah dinyatakan lulus dalam evaluasi dan
siap untuk berlatih tahap bidang berikutnya.
2.1.5.4 Syarat Peserta Pelatihan
Peserta yang akan mengikuti pelatihan adalah pemula dan atlet yang
dinilai memiliki potensi yang dapat dikembangkan guna meraih prestasi. Para
peserta berasal dari pelajar dan umum atau berasal dari klub-klub yang ada yang
memenuhi kriteria-kriteria tes.
1. Segi usia
a). Tingkat SMP (usia 12-14 tahun)
b). Tingkat SMA (usia 15-18 tahun)
c). Umum (usia 12-25 tahun)
2. Komponen-komponen kebugaran
a). Kekuatan d). Kelincahan
b). Kecepatan e). Kelenturan
c). Daya tahan f). Ketepatan
3. Fungsi organ tubuh baik (jantung, paru-paru, pencernaan, syaraf, panca indra).
4. Mental dan Psikologis
| 18
2.1.5.5 Waktu Pelatihan
Dalam pelatihan olahraga, untuk mencapai prestasi yang maksimal
diperlukan latihan secara berkala. Pada olahraga barongsai umumnya memerlukan
waktu ±2 tahun. Tahapan latihan di mulai dari atlet pemula hingga atlet senior
dapat dibagi menjadi tiga yaitu tahap dasar, tahap menengah dan tahap lanjut.
(Gunawan, 2013:26)
1. Tahap Dasar
Tahap ini ditujukan untuk atlet pemula. Latihan pada tahap ini
berlangsung selama satu tahun. Latihan latihan ini bertujuan untuk
nmenumbuhkan rasa senang berolahraga, meningkatkan kondisi fisik yang
meliputi kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelenturan dan koordinasi.
Pelatihan bagi pemula sebaiknya 2-3 kali seminggu.
2. Tahap Menengah
Tahap menengah ini ditujukan untuk atlet junior, pada dasarnya
merupakan tahap lanjutan pembinaan tahap dasar. Waktu yang diperlukan
selama satu tahun. Isi dan arah latian tahap menengah ini adalah sebagai
berikut:
1) Meningkatkan kondisi fisik
2) Latian kondisi khusus
3) Meningkatkan keterampilan
4) Memantapkan teknik-teknik dasar
Pada tahap ini sebaiknya 2-3 kali seminggu dengan intensitas latihan
minimal 2 jam.
3. Tahap Lanjut
Tahap lanjut ditujukan untuk atlet senior, memerlukan waktu 3 tahun.
Tujuan utamanya ialah ntuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dan
mempertahankan prestasi tersebut. Latihannya mengarah pada:
1) Menjaga kondisi fisik agar selalu prima
2) Meningkatkan keterampilan sebaik mungkin
3) Mempertahankan kestabilan prestasi puncak
Pada tahap ini dapat dilakukan lebih dari 2-3 kali seminggu dengan
intensitas minial 2-3 jam setiap latihan.
| 19
2.1.6 Metode Kompetisi Barongsai
Besar kecilnya suatu pertandingan ditentukan oleh skala pertandingan itu
sendiri, misalnya pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional. Sistem
pertandingan yang digunakan dalam olahraga barongsai ialah sistem kompetisi
penuh. Setiap tim akan menunjukkan kemampuannya masing-masing dihadapan
paling sedikit 3 juri.
2.1.6.1 Sistem Penilaian
Setiap tim akan dinilai sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (dikutip dari
Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013)
A. Kriteria Penilaian Barongsai:
a. Bentuk Barongsai, Kostum, Sopan santun, Dekorasi Nilai max 1
b. Judul dan Alur Cerita Nilai max 1
c. Keserasian Gerak Kepala dan Ekor Nilai max 2
d. Keserasian Musik dan Gerakan Barongsai Nilai max 2
e. Tingkat Kesulitan Nilai max 3
f. Ekspresi Nilai max 1
B. Durasi / Waktu
Waktu permainan Barongsai tidak boleh kurang dari 8 menit dan tidak boleh
lebih dari 10 menit, persipan alat peraga tidak boleh lebih dari 5 menit.
C. Pemotongan Nilai
a) Pemotongan nilai yang diberikan oleh Juri berdasarkan warna, yaitu:
Merah : Pemotongan nilai 0,4
- Kepala dan ekor jatuh dari alat peraga.
- Kepala dan ekor terjatuh dan barongsai terlepas.
- Tidak ada tema cerita dalam permainan.
Hitam : Pemotongan nilai 0,3
- Pemain jatuh dari alat peraga tetapi barongsai masih dapat dipegang.
- Objek makanan terjatuh dan pemain tidak dapat meraihnya kembali.
- Waktu main tidak stabil, jatuh dan ditahan dengan tangan.
Kuning : Pemotongan nilai 0,2
- Terpeleset di alat peraga atau berdiri kurang stabil
| 20
- Waktu naik/main alat peraganya jatuh, rusak atau bergeser
- Waktu main peralatannya jatuh (misal stik tambur jatuh).
- Objek makanan terjatuh tapi pemain dapat meraihnya kembali.
- Makan objek makanan tidak melalui mulut.
Hijau : Pemotongan nilai 0.1
- Waktu naik ke paha terpeleset tetapi tidak smapai jatuh.
- Waktu naik alat peraga kurang stabil dan pindah tempat.
- Aksesoris terjatuh/jatuh.
- Kepala dan ekor barongsai berbenturan atau bertabakan.
- Peserta keluar dan masuk tidak teratur/rapi.
- Barongsai tidak memberi hormat.
- Membentur alat peraga.
b) Pemotongan nilai lain lain
- Permainan lebih dari waktu 6 menit dan kurang dari 8 menit (6,01 sampai
8 menit) pemotongan nilai 1.
- Permainan lebih dari waktu 10 menit dan kurang dari 12 menit (10,01
sampai 12 menit) pemotongan nilai 1.
- Permainan apabila kurang dari waktu 6 menit dan lebih dari 12 menit ,
permainan di – diskualifikasi
D. Larangan
Seluruh Peserta, baik Pemain Barongsai maupun pemain musik tidak boleh
membawa alat bantu petunjuk waktu seperti jam tangan, stop watch dan
sebagainya.
2.1.6.2 Kategori Pertandingan Barongsai
Menurut data dari Pedoman pertandingan Barongsai yang dirilis oleh
FOBI tahun 2013 dan merujuk pada standar International Dragon and Lion
Dance Federation, terdapat 2 kategori pertandingan Barongsai, yakni:
| 21
1. Pertandingan nomor lantai
Barongsai nomor lantai (Tradisional) adalah dasar dari permainan
barongsai, Barongsai ini sering kita sebut sebagai barongsai tradisional.
Permainan barongsai lantai dilakukan diatas lapangan seluas 8×8 m2 untuk
barongsai tunggal dan 10×10 m2 untuk barongsai kembar, mempunyai alur cerita
dan kadang-kadang menggunakan alat-alat bantu lain seperti kursi, guci, meja,
jembatan, dll. Selain itu biasanya juga ada pawang singa atau Chu yang bermain
bersama singa tersebut.
Ketentuan alat peraga: (dikutip dari Pedoman pertandingan Barongsai
yang dikeluarkan FOBI tahun 2013)
• Tinggi alat peraga, maksimum 2 meter.
• Panjang alat peraga, maksimum 10 meter
• Alat peraga harus tradisional, misalnya: kursi, meja, tangga, lemari,dll.
• Semua alat peraga dapat dilihat oleh mata.
• Tidak boleh memakai makhluk hidup.
• Jika memakai kendi/tong/guci tidak boleh diisi semen.
Ketentuan pemain dalam satu tim:
• 1 orang manajer
• 1 orang pelatih
• 1 pemain kepala
• 1 pemain ekor
Gambar 2.19 Pertandingan barongsai kategori tradisional
Sumber: http://news.xinhuanet.com/english/photo/2014-01/06
• 1 orang pemain tambur
• 1 orang pemain tung
• 4 orang pemain simbal
• Maksimal 5 orang penjaga alat peraga
| 22
2. Pertandingan Nomor Tonggak
Barongsai nomor tonggak (Internasional) adalah barongsai yang
dimainkan diatas deret tonggak. Dalam pertandingan barongsai internasional,
jenis deret tonggak inilah yang dipertandingkan. Teknik permainan barongsai
tonggak ini cukup sulit karena pemain harus melakukan gerakan-gerakan
akrobatik diatas tonggak-tonggak yang diameternya sekitar 30 cm.
Ketentuan tonggak: (dikutip dari Pedoman pertandingan Barongsai yang
dikeluarkan FOBI tahun 2013)
• Tonggak yang paling tinggi tidak lebih dari 3 meter.
• Tonggak paling rendah tidak kurang dari 0,5 meter.
• Panjang deret tonggak maksimal 15 meter, minimal 10 meter.
• Setengah dari total tonggak harus mempunyai minimal tinggi 2 meter.
• Lingkaran pijakan tonggak berdiameter maksimal 0,38 meter
• Jarak antar tonggak minimal 0,66 meter.
Ketentuan pemain dalam satu tim
• 1 orang manajer
• 1 orang pelatih
• 1 pemain kepala
• 1 pemain ekor
Gambar 2.20 Pertandingan Barongsai kategori International
Sumber: http://kwongngai.blogspot.com/
• 1 orang pemain tambur
• 1 orang pemain tung
• 4 orang pemain simbal
• Maksimal 5 orang penjaga alat peraga
| 23
2.2. Arena Barongsai Adapun standar arena pertandingan barongsai menurut Pedoman
pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI pada tahun 2013 yang merujuk
pada standar dari induk organisasi olahraga Barongsai di dunia, yakni
International Dragon And Lion Dance Federation.
2.2.1 Standar Arena Barongsai Menurut International Dragon And Lion Dance Federation.
Pada pedoman tercantum standar ukuran lapangan, standar pencahayaan,
standar suhu arena, serta fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang
arena kompetisi.
a. Lapangan
Gambar 2.21 Ukuran arena Barongsai (Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013)
Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 meter x
10 meter. Minimal panjang lapangan ialah 18 meter. Jarak antara permukaan
lantai dengan langit-langit minimal 8 meter. Permukaan dasar lapangan harus rata
dan terbuat dari kayu atau beralaskan karpet.
| 24
b. Pencahayaan
Dari International Dragon And Lion Dance Federation, untuk
pencahayaan pada arena barongsai yaitu 1000-1500 lux.
c. Suhu
Suhu minimum tidak boleh dibawah dari 100 C. suhu maksimum tidak
boleh lebih tinggi dari 340 C.
d. Fasilitas yang dibutuhkan dalam arena barongsai sesuai dengan standar
International dragon and lion dance federation.
- Arena kompetisi
- Tribun penonton
- Area pemanasan
- Ruang sekretariat dan ruang statistik
- Ruang layanan medis
2.2.2 Tribun Penonton
Tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut: (Neufert 1996:150)
Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen masing-masing
menampung 200 orang atau maksimal 300 orang. Antara kompartemen yang
bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan minimal
tinggi 100 cm dan maksimal 120 cm.
Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif
minimal 40 cm dari tinggi keseluruhan 100-120cm.
Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan ialah 100 cm - 120 cm.
Untuk tempat duduk VIP dibutuhkan lebar minimal 50 cm dan maksimal 60
cm dengan ukuran panjang minimal 80 cm dan maksimal 90 cm, tidak boleh
ada kolong di bawah tempat duduk.
- Ruang pemain
- Ruang Pers
- Ruang Komentator
- Ruang Pelatihan Beban
- Ruang Juri
| 25
Jenis tempat duduk tribun:
Tabel 2.2 jenis tribun penonton
Jenis Tempat Duduk Tipe dan Standar
Bench Seat
(bangku)
One Piece Seats
(tempat duduk per
orang)
Sumber: Neufert, 1996 : 33
2.3. Study Fasilitas Sejenis Studi fasilitas sejenis dilakukan di tiga lokasi yang masing-masing
disesuaikan dengan kebutuhan yang akan diamati. Lokasi pengamatan pertama
pada GOR Purna Krida yang diamati ialah sistem struktur bentang lebar, utilitas,
serta kapasitas pada gelanggang. Lokasi kedua pada Sasana Pusaka Tantra yang
diamati ialah fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk tempat pelatihan Barongsai.
Lokasi ketiga ialah pada GOR Lila Bhuana pada saat berlangsungnya Kejuaraan
Barongsai BISW (Bali International Sport Week) 13-14 Oktober 2014, yang
diamati ialah kelayakan dari gelanggang tersebut untuk mengadakan
pertandingan barongsai tingkat Internasional.
| 26
2.3.1 GOR Purna Krida Kerobokan
A. Lokasi
GOR Purna Krida ini berlokasi di Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Gedung ini dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten Badung dengan fungsi utama untuk mewadahi kegiatan olah raga
indoor seperti bulu tangkis, basket, voli, senam, serta kegiatan non olahraga.
Gambar 2.22 Tampak Depan GOR Purna Krida
B. Fasilitas
Fasilitas pada GOR Purna Krida dapat dilihat pada gambar 2.18 berikut:
Gambar 2.23 Denah GOR Purna Krida
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 27
Gambar 2.24 Hall Utama GOR Purna Krida
C. Kapasitas
Kapasitas penonton pada GOR Purna Krida ialah sejumlah 3000 orang.
Gambar 2.25 Tribun penonton pada GOR Purna Krida
D. Struktur Bangunan
Sistem upper struktur pada GOR Purna Krida menggunakan rangka baja
dan terdapat akses untuk perbaikan pada bagian atas, baik untuk lampu, struktur
atap, dll.
Gambar 2.26 Rangka Baja pada upper struktur
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 28
Super struktur menggunakan struktur rangka, penggunaan kolom-kolom
yang memiliki dimensi 40 cm x 40 cm. pada kolom difinishing dengan cat serta
paras kerobokan yang menjadi elemen estetika.
Gambar 2.27 Kolom pada GOR Purna Krida
E. Material lantai pada arena olahraga.
Lantai pada bagian arena olahraga menggunakan bahan parket.
Penggunaan parket bertujuan untuk meredam suara dan agar tidak licin. Pada
bagian area bebas , lantai dilapisi dengan lantai keramik berwarna abu berukuran
30cm x 30 cm.
F. Utilitas
Sistem utilitas yang diamati ialah sistem penghawaan serta sistem
pencahayaan.
• Penghawaan
Pada GOR Purna Krida menggunakan penghawaan alami dan buatan.
- Alami
Menggunakan penghawaan dari ventilasi yang berada pada bagian atap
serta terdapat jendela pada bagian tribun penonton.
Gambar 2.28 Jendela dan ventilasi sebagai tempat sirkulasi udara
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 29
- Buatan
Menggunakan air conditioner hanya pada ruang-ruang tertentu seperti pada
ruang vip, ruang pemain, kantor KONI Badung, ruang wasit dan Ruang
Medis. Selain itu terdapat juga kipas angin pada hall olahraga.
• Pencahayaan
- Alami
Pencahayaan alami berasal dari setiap jendela yang ada di hall olahraga.
Gambar 2.29 Pencahaayan alami melalui jendela yang berada di
sekeliling hall
- Buatan
Cahaya dihasilkan oleh cahaya lampu yangdigunakan pada setiap ruang.
Penempatan lampu pada arena olahraga diatur sedemikian rupa agar tidak
menyilaukan mata.
Gambar 2.30 Penempatan lampu sebagai pencahayaan buatan
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 30
2.3.2 Tempat latihan Klub/Perkumpulan Pusaka Tantra Kuta
A. Lokasi
Tempat latihan klub/perkumpulan Pusaka Tantra berlokasi di JL. Padma,
No. 10 Kuta, Badung, Bali, satu lahan dengan Wihara Dharmayana Kuta. Gedung
ini dikelola oleh pengurus dari Wihara Dharmayana Kuta dengan fungsi sebagai
Ruang Serbaguna.
Gambar 2.31 Tampak depan
B. Denah
Gambar 2.32 Denah tempat latihan Klub/Perkumpulan Pusaka Tantra
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 31
Fasilitas yang ada pada tempat latihan klub/perkumpulan Pusaka Tantra
ialah gudang untuk menyimpan peralatan barongsai, toilet, padmasana, ruang
serbaguna, dan parkir.
C. Struktur Bangunan
Sistem upper struktur menguunakan rangka beton dengan penutup atap
menggunakan genteng.
Gambar 2.34 Rangka beton pada upper struktur
Super struktur menggunakan struktur rangka, penggunaan kolom-kolom
yang memiliki dimensi 20 cm x 20 cm. pada kolom difinishing dengan keramik
berwarna krem yang menjadi elemen estetika.
Gambar 2.35 Tampak kolom pada hall
Gambar 2.33 Hall Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi September 2014
| 32
D. Material Lantai
Material lantai yang digunakan pada hall tempat latihan ialah lantai yang
difinishing dengan semen poles. Selain pada ruang tempat latihan, material yang
digunakan ialah keramik berukuran 30 cm x 30 cm.
Gambar 2.30 Penampang lantai pada Hall
E. Utilitas
Adapun sistem utilitas yang diamati ialah sistem penghawaan serta sistem
pencahayaan.
• Penghawaan
Penghawaan pada tempat latihan Pusaka Tantra menggunakan penghawaan alami.
Bangunan bersifat terbuka tanpa dinding masif. Sehingga sirkulasi udara menjadi
lancar.
• Pencahayaan
Pencahayaan pada tempat latihan Pusaka Tantra menggunakan pencahayaan alami
dan buatan.
- Alami
Bangunan bersifat terbuka tanpa dinding masif, sehingga cukup cahaya.
- Buatan
Cahaya dihasilkan oleh cahaya lampu yang digunakan pada setiap ruang.
Penempatan lampu pada ruang latihan diatur sedemikian rupa agar tidak
menyilaukan mata.
Sumber: Observasi September 2014
| 33
Gambar 2.31 Penempatan lampu sebagai cahaya buatan
2.3.3 GOR Lila Bhuana saat penyelenggaraan kejuaraan Barongsai BISW
2014 (Bali International Sport Week)
Penyelenggaraan kompetisi Barongsai pada tanggal 13-14 Oktober 2014
diikuti oleh 7 negara yakni: Indonesia, Taiwan, Tiongkok, Malaysia, Vietnam,
Makau dan Singapura. Ada banyak kekurangan yang dimiliki oleh gelanggang
olahraga ini untuk menyelenggarakan kompetisi Barongsai. Kekurangan tersebut
antara lain ialah sebagai berikut:.
1. Luas arena/hall tidak sesuai standar
Sesuai standar yang di keluarkan oleh International Dragon And Lion
Dance Federation, diperlukan lebar 3 meter dari garis terluar dari arena sebagai
tempat untuk juri dan meja juri penilai. Sementara pada pengamatan di lapangan,
hanya tersedia jarak 1,2 meter dari garis terluar dan sudah terhimpit dengan tribun
penonton. Hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan bagi juri yang menilai,
membahayakan juri karena berada terlalu dekat dengan arena, privasi penilaian
menjadi berkurang karena bersentuhan langsung dengan tribun penonton.
Gambar 2.33Posisi juri yang mengakibatkan berkurangnya privasi
Sumber: Observasi September 2014
Sumber: Observasi Oktober 2014
| 34
2. Tidak tersedianya ruang untuk pemain dari klub-klub yang bertanding
Seperti halnya GOR Purna Krida di Kerobokan, Badung dan gelanggang-
gelanggang lainnya di Bali, GOR Lila Bhuana hanya memiliki 2 ruang pemain
(karena pertandingan cabang olahraga seperti voli, basket, futsal, dll hanya
mempertandingkan 2 tim yang berhadapan). Sementara kompetisi Barongsai
mempertandingkan banyak klub yang tampil bergantian dan masing-masing klub
membawa peralatan atau properti pendukung yang tidak sedikit. Hal ini
mengakibatkan para atlet dari berbagai klub berlesehan di sisi-sisi arena,
berdesakan dengan peralatan atau properti yang mereka bawa. Bahkan untuk
berganti dan menjemur pakaian pun langsung mereka lakukan di tempat tersebut,
sehingga mengganggu pemandangan penonton ke arena.
Gambar 2.34 para klub meletakkan barang-barang mereka disisi arena
Gambar 2.35 jemuran pakaian pada tribun
3. Tidak terdapat ruang medis
Seperti hal nya ruang UKS pada sekolah, gelanggang olahraga selayaknya
memiliki ruang medis yang berfungsi sebagai pertolongan pertama jika terjadi
insiden atau cedera yang dialami atlet yang bertanding.
Sumber: Observasi Oktober 2014
| 35
Gambar 2.38 perawatan atlet yang cedera parah hanya di arena
4. Tidak terdapat area pemanasan
Dibutuhkan area untuk pemanasan para atlet sebelum memasuki arena
pertandingan. Dari pengamatan di lapangan, para atlet yang bertanding melakukan
pemanasan pada koridor. Hal ini tentunya mengganggu sirkulasi dan para atlet
pun terganggu oleh lalu lalangnya penonton.
Gambar 2.39 pemanasan pada koridor yang sempit
5. Tidak terdapat ruang pelatihan beban
Sesuai standar yang di keluarkan oleh International Dragon And Lion
Dance Federation, dibutuhkan ruang pelatihan beban untuk meningkatkan
kemampuan fisik para atlet. Namun beberapa gelanggang di Bali khususnya pada
GOR Lila Bhuana tidak tersedia fasilitas tersebut.
6. Tidak terdapat ruang untuk para juri
Pada pengamatan di lapangan, pada GOR Lila Bhuana fungsi ruang juri
untuk beristirahat, bersiap menuju arena, serta meletakkan barang belum
berfungsi secara maksimal.
Sumber: Observasi Oktober 2014
Sumber: Observasi Oktober 2014
| 36
Gambar 2.40 Para juri ketika bersiap sebelum dimulainya pertandingan
7. Tidak tersedianya ramp
Tidak tersedianya ramp mengakibatkan klub-klub yang bertanding
kesulitan untuk memindahkan properti yang akan mereka gunakan. Beberapa
properti seperti alat musik sebenarnya sudah dilengkapi dengan roda, tapi tidak
adanya ramp membuat roda tersebut seakan percuma.
2.4. Spesifikasi Umum Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai
Adapun spesifikasi umum dari Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan
Barongsai, ialah sebagai berikut:
2.4.1 Pengertian Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai
Arena kompetisi dan pusat pelatihan barongsai merupakan suatu tempat
atau wadah untuk melaksanakan kompetisi atau pertandingan olahraga barongsai
dan juga sebagai tempat pembinaan yaitu dengan melakukan pelatihan terhadap
atlet-atlet barongsai serta pelatih hingga juri pertandingannya.
2.4.2 Fungsi
A. Fungsi Utama
Kompetisi
Fungsi utama dari Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai ini
adalah sebagai tempat untuk mewadahi kompetisi antar klub barongsai, baik
tingkat daerah, nasional hingga internasional.
Pelatihan
Pembinaan kepada atlet-atlet barongsai agar mampu berprestasi di berbagai
kompetisi tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Sebagai tempat
Sumber: Observasi Oktober 2014
| 37
silaturahmi antara atlet dari berbagai klub untuk berbagi ilmu yang dimiliki
melalui rutinitas latihan Selain itu pembinaan juga dilakukan agar terjadi
regenerasi atlet untuk keberlangsungan olahraga barongsai di Bali.
B. Fungsi Penunjang
Cafetaria
Gym/fitness
2.4.3 Tujuan dan sasaran
Adapun tujuan dari fasilitas ini ialah:
a. Memfasilitasi kegiatan Olahraga barongsai untuk mendapatkan fasilitas
khusus yang lebih aman, lengkap dan menarik dalam melakukan latihan.
b. Sebagai usaha untuk mengembangkan Olahraga Barongsai di Bali agar
mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
c. Sarana untuk menyalurkan minat dan bakat masyarakat yang mencintai
olahraga barongsai dan ingin berlatih barongsai dengan fasilitas yang
mendukung.
2.4.4 Civitas. Adapun civitas Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai ini adalah
sebagai berikut :
1. Klub yang bertanding beserta perangkat pertandingan.
Merupakan civitas yang menggunakan fungsi utama dari arena kompetisi ini,
seperti: Pelatih, atlet dan juri pertandingan.
2. Pengguna tempat latihan
Merupakan civitas yang menggunakan fungsi utama dari Pusat Pelatihan ini,
seperti: Pelatih,dan Murid.
3. Pengelola
Merupakan civitas orang-orang yang mempunyai tugas sebagai pegelola
gedung pelatihan dan staff atau karyawan fungsi penunjang.
4. Pengunjung
Pengunjung merupakan orang yang menonton kompetisi hingga yang
mengantar jemput atlet, dan civitas-civitas lain yang datang selain untuk
latihan barongsai.
| 38
2.4.5 Fasilitas yang akan disediakan.
Adapun fasilitas-fasilitas yang akan disediakan pada Arena Kompetisi
Dan Pusat Pelatihan Barongsai ini adalah:
a. Fasilitas Utama
Fasilitas utama yang akan disediakan di Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan
Barongsai ini lebih ditujukan untuk menampung kegiatan utama yang akan
terjadi:
1. Arena kompetisi dan latihan.
2. Area pemanasan
3. Ruang pemain
4. Ruang Medis
5. Gudang Penyimpan Peralatan barongsai
b. Fasilitas Penunjang dan Service
Fasilitas Penunjang dan Service Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai:
1. Lobby
2. Asrama atlet
3. Fitness Area
4. Cafetaria
5. KM/WC/Urinoir
6. Parkir
7. ME
2.4.6 Pengelola
Sistem pengelolaan sepenuhnya dipegang oleh induk organisasi olahraga
Barongsai yakni Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Bali sehinga
event kompetisi dan program latihan maupun pembinaan dapat berjalan dengan
baik. Untuk memantau proyek ini diperlukan lembaga khusus. Dalam hal ini yang
berwenang dalam pemantauan dan pengawasan kegiatan keorganisasian yaitu
garis koordinasi di atasnya yaitu Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Bali.
Top Related