BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Konsep dasar sistem adalah meliputi dari berbagai aspek dan sudut pandang yang
berbeda-beda sesuai dengan keterangan dalam hal-hal yang berkaitan dengan sistem
berikut penjelasan dari sistem:
a. Pengertian Sistem
Sistem merupakan sekelompok elemen-elemen yang saling berhubungan, dan
bertanggungjawab melakukan proses input sehingga menghasilkan output.
Definisi sistem mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan
pendekatan terhadap sistem yang akan dianalisis. Pendekatan sistem yang
merupakan kumpulan dari komponen atau elemen-elemen atau subsistem-
subsistem merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya”.(Misriati, 2015) dalam
(Febrianto dan Handayani).
Menurut (Tohari, 2014) dalam (Sardiarinto, dkk) Sistem merupakan
kumpulan elemen yang saling berinteraksi dan berelasi yang dilihat sebagai
satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Suatu sistem perlu dikembangkan untuk memecahkan
permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem yang lama. Suatu sistem
memiliki beberapa karakteristik, yaitu komponen atau elemen, batasan
sistem, lingkungan luar sistem, penghubung sistem, masukan sistem, luaran
sistem, atau output, proses, dan sasaran sistem.
b. Karakteristik Sistem
Dalam pembuatan suatu sistem, pembuat sistem harus memahami ciri-ciri
atau karakteristik yang terdapat pada sekumpulan elemen yang ada, sebagai
dasar pertimbangan dalam pembuatan sistem.
Adapun karakteristik sistem Menurut (sutabri, 2015) sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-
komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi anatara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan
menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan juga merugikan.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media yang menghubungkan anatara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukkan perawatan dan masukkan sinyal
maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat berjalan. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran dari sistem.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain.
7. Pengolahan Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu
sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukkan
menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak
mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat
berpengaruh pada masukan .
c. Pengertian Informasi
Menurut (Ramadani, 2017) “Informasi adalah salah satu jenis utama sumber daya
yang tersedia bagi manajer”.
Menurut McFadden dalam kadir (2014:31),”Informasi adalah data yang telah di
proses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut”.
Berdasarkan pendapat yang di kemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan informasi
adalah data yang sudah di olah untuk menguji kebenaranya sehinggga bermanfaat
bagi pengguna dalam mengambil keputusan.
d. Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Sintawati & Sari, 2017) dalam Ferdiyanto , “Sistem informasi
merupakan kesatuana elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan
teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung
pembuatan keputusan dan melakukan control terhadap jalannya perusahaan”.
Sedangkan Menurut (yakub dan Hisbanarto, 2015),“Sistem informasi
merupakan komponen dalam sebuah informasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan aliran informasi”.
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan kompilasi yang terdiri
dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang saling memiliki kaitan,
hubungan atau interaksi untuk melakukan pengolahan data menjadi informasi dalam
suatu organisasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
langkah di masa mendatang.
e. Pengertian Data
Menurut (Kadir 2015:29),”Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas
dan transaksi yang tidak memiliki makna dan tidak berpengaruh langsung bagi
pemakai”.
Menurut (Maulana, 2015), “data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan
sebagai kelompok lambing-lambang tidak acak menunjukan jumlah-jumlah,
tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya”.
Menurut (indrajani, 2015), “Data adalah fakta-fakta mentah kemudian dikelola
sehingga meghasilkan informasi yang penting bagi sebuah perusahaan atau
organisasi”.
Berdasarkan definisi diatas , maka dapat di simpulkan data adalah bahan
mentah yang perlu di olah sehingga menghasilakan informasi yang menunjukan fakta
yang dapat berguna untuk pemiliknya. Tetapi kita harus dapat melihat bagaimana
sebuah data yang diolah menjadi sebuah informasi akan dapat membantu untuk dapat
membuat sebuah keputusan yang penting. Informasi ini nantinya akan menjadi salah
satu komponen penting dari sisi sebuah sistem.
f. Kalitas Data
Menurut (Sutabri, 2015:33), Kualitas suatu infomasi tergantung dari 3(tiga) hal
yaitu:
1) Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bisa atau menyesatkan.
Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.
2) Tepat waktu (timelines)
Informasi yang sampai kepada si penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena
informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.
3) Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi
informasi untuk setiap orang berbeda.
g. Pengertian Penjualan
Menurut (Harjunawati, 2016), “penjualan adalah pemindahan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan baik itu barang ataupun jasa dari produsen ke tangan
konsumen”.
Menurut (Kotler, 2015), sistem penjualan adalah suatu struktur yang berlanjut
dan saling terkait dari orang, peralatan dan produsen yang di tunjukan untuk
mengumpulkan, menyaring, menganalisis dan memberikan informasi yang
spesifik, epat waktu dan berurut untuk digunakan oleh para pengambil keputusan
di bidang penjualan dengan tujuan penyempurnaan perencanaan pelaksanaan
dan pengendalian penjualan”.
Kegiatan penjualan di pengaruhi beberapa faktor,yaitu:
1) Kondisi dan kemampuan penjual
Faktor tersebut dimana penjual harus dapat memberikan keyakinan kepada
pembelinya sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai pada sasaran
penjualan tersebut. Penjualan harus memahami jenis karakteristik produk yang
ditawarkan, harga produk daan syarat penjualan misalnya pembayaran,
penghantaran, pelayanan purna jual dan juga garansi.
2) Kondisi pasar
Pasar merupakan kelompok yang terdiri dari pembeli atau merupakan pihak
sasaran dalam penjualan. Faktor kondisi pasar yang menjadi sorotan perhatian
adalah jenis pasar kelompok pembeli, segmen pasar, daya beli, frekuensi
pembelian, keinginan dan kebutuhan.
3) Modal
Penjualan terlebih dahulu memperkenalkan dulu atau membawa produk kepada
pembeli yang diperlukan dengan adanya sarana serta usaha misalnya alat
transport, usaha promosi dan lain-lain, dimana semuanya disebut modal.
4) Kondisi organisasi penjualan
Kondisi perusahaan kecil memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit dengan
sistem organisasi sederhana, dan masalah dan sarana tidaklah begitu kompleks
sebagaimana perusahaan besar dalam setiap masalah penjualan ditangani sendiri
oleh pimpinan dan tidak memberikan kepada orang lain.
5) Faktor lain
Faktor lainya misalnya periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah yang
sering mempengaruhi penjualan.
h. Konsep Sistem Informasi Penjualan
Menuurut (Nore, 2015), “Penjualan adalah kegiatan manusia yang diarahkan
untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran”.
Pembahasan sistem penjualan di bagi dalam dua macam sistem yaitu:
1) sistem penjualan tunai
Berikut ini merupakan contoh transaksi penjualan tunai: pada tanggal 25
april P.D Mawar Abadi telah menjual kepada “PT. Dian Abadi”,150
(seratus enam puluh) sak Semen tiga roda secara tunai dengan total
harga Rp 9,750.000 maka jurnal dalam transaksi tersebut adalah:
Kas Rp 9,750.000
Penjualan Rp 9,750.000
2) Sistem penjualan kredit
Pada umumnya sistem penjualan kredit terdiri dari prosedur-prosedur
sebagai berikut:
a) pesanan penjualan
b) persetujuan kredit
c) pengiriman barrang
d) pembuatan faktur
e) akuntansi penjualan kredit
berikut contoh transaksi penjualan krediit, pada tgl 27 April P.D
Mawar abadi menjual kepada toko Abadi 150(seratus lima puluh)
Bata hebel dengan total harga rp 1.100.000 dengan syarat pembayaran
2/10, n/30. Maka jurnal transkasi tersebut adlah:
Piutang dagang Rp 1.100.000
Penjualan Rp 1.100.000
2.2 Peralatan Pendukung
Adapun peralatan pendukung yang dimaksud untuk merancang model sistem
yang baru pada penulisan Tugas Akhir ini adalah:
a. Pengenalan Unifed Modelling Languange (UML)
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015:128), Unifed Modelling Languange
merupakan bahasa visual untuk permodelan dan komunikasi mengenai sebuah
sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. Unifed
Modelling Languange hanya berfungsi untuk melakukan permodelan. Jadi
penggunaan Unifed Modelling Languange tidak terbatas pada metodelogi
tertentu, meskipun pada kenyataanya Unifed Modelling Languange paling
banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek.
1. Use case Diagram
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015:155), Use case Diagram Merupakan
permodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use
case mendeskripsikan suatu interaksi antara suatu atau lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat. Secara kasar, Use case digunakan untuk mengetahui
fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang
berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Syarat penamaan pada Use case adalah nama di definisikan sesimpel
mungkin dapat dipahami. Ada dua hal utama pada Use case yaitu pendefinisian
apa saja yang di sebut aktor dan Use case.
a) Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan di buat
itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang.
b) Use case merupakan fungsionalitas yang di sediakan sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar pesan antara unit atau aktor.
Simbol-simbol yang ada pada Use case diagram adalah:
1) Use case
Fungsionalitas yang disediakan sisem sebagai unit-unit yang saling
bertukar pesan antara unit atau aktor, biasanya digunakan menggunakan
kata kerja di awal di akhir frase Use case.
2) Aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi
walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tetapi akor belum tentu
menggambarkan orang, biasanya di nyatakan menggunakan kata benda di
awal frase nama aktor.
3) Asosiasi
Komunikasi antar aktor atau Use case yang berpartisipasi pada Use case
atau Use case memiliki interaksi dengan aktor.
4) Ekstensi
Relasi Use case tamabahan ke sebuah Use case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa Use case tambahan iu, mirip dengan prisnip
inherintace pada pemrograman berorientassi objek, biasanya pada Use
case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan Use case yang
ditambahkan.
5) Generalisasi
Hubungan generaisasi dan spesialisasi antar dua buah Use case dimana
fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari yang lainnya.
6) Include
Relasi Use case tambahan ke sebuah Use case di mana Use case tambahan
memerlukan Use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat
di jalankannya Use case ini.
Use Case juga dapat didefinisikan sebagai rangkaian yang saling terkait dalam
membentuk sistem secara teratur yang diawasi oleh sebuah aktor. Use case dapat
digambarkan melalui sebuah diagram yang menggambarkan fungsionalitas yang
diharapkan dari sebuah sistem Menurut (sardiarinto, alfisahrin, 2015).
2. Activity Diagram
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “Activity diagram menggambarkan
workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
menu yang ada pada perangkat lunak.yang perlu diperhatikan disini bahwa
diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan
aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem”.
“Diagram aktivitas atau Activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada
pada perangkat lunak” Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016) dalam jurnal
Darwati & Sari.
Diagram aktivitas juga banyak diminatkan untuk mendefinisikan hal-hal
berikut:
a) Rencana proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang di definisikan.
b) Uraian atau pengelompokan tampil dari sistem atau user interface
dimana setiap aktifitas dianggap memiliki sebuah rancangan antar muka
tampilan.
c) Rencana pengujian dimana setiap aktifitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu di definisikan kasus ujinya.
d) Rancangan menu yang di tampilkan di perangkat lunak.
Simbol-simbol yang ada dalam Activity diagram yaitu:
1) Status awal atau start point
Aktifitas sistem sebuah diagram memiliki status awal.
2) Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan
kata kerja.
3) Percabangan/Decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari
satu.
4) Penggabungan/Join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas di gabungkan
menjadi satu.
5) Status akhir
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status akhir.
6) Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas yang terjadi.
3. Sequence Diagram
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2016), “sequence menggambarkan
kelakuan objek pada Use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan
message yang dikirimkan dan diterima antar objek”.
Oleh karena itu untuk menggambar diagram squence maka harus diketahui
objek-objek yang terlibat dalam sebuah Use case beserta metode-metode yang
dimiliki kelas yang di insitansiasi objek itu. Membuat diagram sequence yang
juga dibutuhkan untuk melihat secenario yang ada pada Use case.
Banyaknya diagram sequence yang harus digambar adalah minimal sebanyak
pendefinisian Use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah
di cakup pada diagram sequencee sehingga semakin banyak Use case yang di
definisikan maka diagram sequence yang harus di buat juga harus semakin
banyak.
Penomeran pesan berdasarkan urutan interaksi pesan. Penggambaran letak
pesan harus berurutan, pesan yang lebih atas dari lainnya adalah pesan yang
berjalan terlebih dahulu. Semua metode didalam kelas harus ada di dalam
diagram kolaborasi atau sequence jika tidak ada berarti perancangan metode di
dalam kelas itu kurang baik. Hal ini di karenakan metode yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kegunaannya.
Simbol-simbol yang ada dalam sequence diagram adalah:
a) Aktor
Orang, proses,atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan di buat di luar sistem informasi yang akan dibuat iru sendiri,
jadi walupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda
diawal frase nama aktor.
b) Garis hidup atau lifeline
Menyatakan keehidupan suatu objek.
c) Objek
d) Menyatakan objek yang berorientasi pesan.
4. Deployment Diagram
“Diagram deployment atau deployment diagram menunjukan konfigurasi
komponen dalam proses eksekusi aplikasi”. (Sukamto & Shalahuddin,
2016) dalam jurnal Darwati & Sari.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015), “Diagram deployment atau
deployment diagram menunjukan konfigurasi komponen dalam proses
eksekusi aplikasi”. Diagram deployment juga dapat digunakan untuk
memodelkan hal-hal berikut:
a) Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
devis, node dan hardware.
b) Sistem client/server.
c) Sistem terdistibusi murni.
d) Rekayasa ulang aplikasi.
Simbol-silbol yang ada pada deployment diagram yaitu:
1) Package
Merupakan sebuah bungkusan dari satu atau dua buah node.
2) Node
Biasanya mengacu pada perangkat keras (hardware), perangkat lunak
yang tidak dibuat sendiri (software), jika di dalam node di sertakan
komponen untuk mengkonsistenkan rancangan maka komponen yang
di ikut sertakan harus sesuai dengan komponen yang telah di
definisikan sebelumnya pada diagram komponen.
3) Ketergantungan atau dependency
Ketergantungan antara node, arah panah mengarah pada node yang
dipakai.
4) Link
Relasi antar node.
b. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut (Rosa dan Shalahuddin, 2015), “ERD adalah bentuk paling awal
dalam melakukan perancangan basis data relasional. Jika menggunakan
OODBMS maka perancangan ERD tidak perlu dilakukan”.
Menurut (Puspitasari, 2016) dalam (Prasetyo dan Suharyanto) dalam jurnal
pilar Nusa „Mandiri, Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik
yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,
biasanya oleh analis sistem dalam tahap analisis persyaratan proyek
pengembangan sistem.
Menurut (Sukamto & Shalahuddin, 2015) permodelan awal basis data yang
paling banyak di gunakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD). ERD di kembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang
matematika, ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga
jika penyimpanan basis data OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu
menggunakan ERD. ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi
menghubungkan dua buah entitas). Beberapa metode perancangan ERD
menoleransi hubungan relasi ternary (satu relasi mengubungkan tiga buah relasi)
atau N-arsy (satu relasi).
c. Logical Record Structure (LRS)
Menurut (Puspitasari, 2016), “Sebuah model sistem yang digambarkan dengan
sebuah diagram-ER akan mengikuti pola/aturan pemodelan dengan konversi ke
LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan–aturan”. Setiap
entitas akan diubah kebentuk kotak, sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah
kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada diagram-ER/ERD:
a) 1:M (One to Many) merupakan relasi bersatu dengan cardinality M.
b) 1:1 (One to One) merupakan relasi bersatu dengan cardinality yang
paling membutuhkan referensi,sebuah relasi dipisah dalam sebuah
kotak tersendiri (menjadi entitas baru).
c) M:M (many to many) memiliki foreign key sebagai primary key yang
diambil dari kedua entitas.
Sedangkan Menurut (Hasugian dan Shidiq, 2017) dalam Prasetyo dan
Suharyanto “Memberikan batasan bahwa Logical Record Structure
(LRS) adalah sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah
diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam
kaitannya dengan konvensi ke LRS”.
Dalam pembuatan LRS terdapat tiga hal yang dapat mempengaruhi,
yaitu:
1) Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada satu (one-to-one), maka
digabungkan dengan entitas yang lebih kuat (strong entity), atau
digabungkan dengan entitas yang memiliki atribut yang lebih sedikit.
2) Jika tingkat hubungan (cardinality) satu pada banyak (one-to-many)
maka hubungan relasi atau digabungkan dengan entitas yang tingkat
hubunganya banyak.
3) Jika tingkat hubungan (cardinality) banyak pada banyak (many-to-
many) maka hubungan relasi yang di ambil dari kedua entitas.
d. Pengkodean
Menurut (Mustakini, 2015), “kode digunakan untuk tujuan mengklarifikasi data,
masukan data ke dalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam
informasi yang berhubungan denganya”.
e. Database atau Basis Data
Menurut Indrajani (indrajani, 2015:70), “Basis data adalah kumpulan data yang
saling berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan oleh suatu organisasi”.
Menurut (Fathansyah, 2015) dalam jurnal Fridayanthie dan Fauzi 2019 ,”Basis
data adalah Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
organisasinya sedemikian rua agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan
cepat dan mudah”.
Top Related