Download - BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori › uploads › dokumen_dir › 33648...publik sama dengan karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Audit sektor publik merupakan

Transcript
  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik

    Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penetapan

    dan perlakuan akuntansi pada domain publik. Domain publik sendiri memiliki

    wilayah yang lebih luas dan lebih kompleks dibandingkan dengan sektor

    swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan

    bentuk organisasi yang berada di dalamnya, akan tetapi juga karena

    kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik

    tersebut.

    Pengertian akuntansi sektor publik tidak terlepas dari pengertian

    akuntansi secara umum. Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas pemberian

    jasa (service activity) untuk menyediakan informasi keuangan kepada pada

    pengguna (user) dalam rangka pengambilan keputusan. Untuk aktivitas

    tersebut, dilakukan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, dan

    pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang timbul dari kegiatan suatu

    organisasi untuk menghasilkan informasi keuangan pada waktu tertentu, hasil

    kegiatan untuk periode yang berakhir pada waktu tertentu, disertai dengan

    suatu penafsiran atas informasi keuangan tersebut.

    Menurut Bastian (2001:6) pengertian akuntansi sektor publik adalah

    mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan

    10

  • dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-

    departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM, dan

    yayasan-yayasan sosial maupun proyek-proyek kerja sama sektor publik dan

    swasta. Halim (2002:143) menyatakan pengertian akuntansi sektor publik

    sebagai sebuah kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi kuantitatif

    terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan

    keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas

    berbagai alternatif arah tindakan. Mardiasmo (2002:1-2) menjelaskan

    akuntansi sektor publik memiliki peranan yang vital dan menjadi subyek

    untuk didiskusikan baik oleh kalangan akademisi maupun praktisi sektor

    publik.

    Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka akuntansi sektor publik

    dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan

    informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan,

    pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah serta

    penafsiran atas informasi keuangan tersebut. Jadi secara umum pengertian

    akuntansi sektor publik tidak jauh berbeda dengan akuntansi bisnis,

    perbedaannya hanya terletak pada jenis transaksi yang dicatat dan

    penggunaannya. Jenis transaksi yang dicatat dalam akuntansi sektor publik

    adalah transaksi keuangan pemerintah, sebagian akan memiliki karakteristik

    tersendiri yang membedakannya dengan akuntansi bisnis.

    2.1.2 Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Sektor Publik

    11

  • Pengukuran kinerja dalam sektor publik sangat penting dilakukan

    untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer publik dalam

    menghasilkan pelayanan yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar

    kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi

    meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik dibelanjakan secara

    ekonomis, efisien dan efektif.

    Mardiasmo (2002:121) menjelaskan sistem pengukuran kinerja sektor

    publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik

    menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non

    finansial. Tujuan sistem pengukuran kinerja adalah :

    1) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.

    2) Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara seimbang

    sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi.

    3) Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level

    menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.

    4) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual

    dan kemampuan kolektif yang rasional.

    Manfaat pengukuran kinerja adalah :

    1) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

    kinerja manajemen.

    2) Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan.

    12

  • 3) Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan

    membandingkannya dengan target kinerja serta sserta melakukan tindakan

    korektif untuk memperbaiki kinerja.

    4) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara

    objektif atas pencapaian yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran

    kinerja yang telah disepakati.

    5) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka

    memperbaiki kinerja organisasi.

    6) Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan telah

    terpenuhi.

    7) Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.

    8) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

    2.1.3 Penilaian Kinerja dalam Sektor Publik

    Menurut Bastian (2006:274), kinerja adalah gambaran dari pencapaian

    pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan baik secara fisik

    maupun non fisik yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan tanggung jawab

    yang diberikan kepadanya dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

    organisasi. Secara umum, kinerja merupakan prestasi atau hasil yang dicapai

    oleh suatu instansi dalam periode tertentu.

    Sektor publik merupakan suatu entitas ekonomi yang memiliki

    keunikan tersendiri karena memiliki sumber daya yang tidak kecil, bahkan

    bisa dikatakan sangat besar. Organisasi sektor publik juga melakukan

    transaksi-transaksi ekonomi dan keuangan tetapi berbeda dengan entitas

    13

  • ekonomi lain, khususnya perusahaan komersial yang mencari laba.

    Nordiawan (2006:1) menyebutkan bahwa sumber daya ekonomi organisasi

    sektor publik dikelola untuk tidak mencapai laba.

    Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas suatu

    organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan

    kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama penilaian kinerja

    adalah untuk memberikan motivasi pada setiap karyawan dalam mencapai

    sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

    sebelumnya agar tercapainya tujuan dari organisasi tersebut (Mulyadi,

    2001:415).

    2.1.4 Pengertian Audit Sektor Publik

    Audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran

    laporan keuangan publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan

    terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, auditor

    sektor publik juga memeriksa dan menilai sifat-sifat hemat (ekonomis)

    efisiensi serta keefektivan dari semua pekerjaan, pelayanan atau program

    yang dilakukan pemerintah.

    Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:14) pemahaman

    audit sektor publik adalah sebagai berikut :

    “Audit yang berasal dari lembaga pemeriksa pemerintah, diIndonesia lembaga yang bertanggung jawab secara fungsionalterhadap kekayaan atau keuangan negara adalah Badan PemeriksaKeuangan (BPK) sebagai lembaga pada tingkat tertinggi, BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan InspektoratJenderal (Itjen) yang ada pada departemen-departemen pemerintah”

    14

  • Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa audit

    sektor publik merupakan audit yang mengarah pada pemeriksaan pemerintah

    yang meliputi atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, audit ekonomi,

    efisiensi, dan efektivitas operasi organisasi.

    2.1.5 Karakteristik Audit Sektor Publik

    Bastian (2001:299) menyatakan karakteristik kualitatif audit sektor

    publik sama dengan karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Audit

    sektor publik merupakan bagian dari akuntansi sektor publik. Karakteristik

    tersebut antara lain :

    1) Relevan pada kebutuhan pemakai.Informasi yang relevan adalah informasi yang berguna untuk proses

    pengambilan keputusan dan proses akuntabilitas publik.2) Dipahami, jelas dan akurat.

    Pemakai laporan keuangan sektor publik seharusnya memahami informasi

    yang disajikan. Penyajian yang sederhana, jelas dan ringkas membantu

    pemahaman pemakai laporan keuangan.3) Disajikan menurut periodisasi

    Periodisasi pelaporan keuangan sangat diperlukan untuk membatasi

    rentang data yang diteliti. Pembatasan ini sangat dibutuhkan untuk

    memfokuskan audit pelaporan keuangan pada periode satu tahun.4) Konsisten dan komparabilitas

    Informasi yang konsisten akan menjamin daya banding pelaporan

    keuangan sektor publik.5) Materialitas

    Proses audit hanya ditujukan pada transaksi yang secara materialitas

    mempengaruhi penilaian terhadap laporan keuangan tersebut. Sehingga

    penentuan batas materialitas akan mempengaruhi perencanaan audit,

    terutama dalam penentuan sampling.

    15

  • 2.1.6 Prosedur Audit Kinerja

    Mardiasmo (2002:186) menyebutkan secara umum ada dua prosedur

    utama untuk melakukan praktik auditing terhadap kinerja organisasi secara

    komprehensif, yaitu :

    1) Management and technical reviewTelaah fungsi manajemen secara umum mengenai perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan metode atau teknik

    khusus yang digunakan oleh entitas untuk menentukan apakah :

    a) Rencana yang matang telah dikembangkan untuk mencapai hasil yang

    diinginkan.

    b) Terdapat struktur yang memadai tentang wewenang dan tanggung

    jawab manajemen.c) Manajemen telah secara jelas mengkomunikasikan ekspektasinya

    kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas operasi.d) Pelaksanaan diawasi dan dievaluasi secara reguler dengan

    menggunakan kriteria yang memadai sehingga varian dari rencana

    dapat dideteksi dan dikoreksi tepat pada waktunya.

    2) Special studiesTelaah yang diarahkan untuk mencapai kesesuaian terhadap spesifikasi

    tertentu sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh, special studies

    mungkin dilaksanakan untuk :

    a) Penelitian mengenai dugaan terjadinya kesalahan dan kecurangan.

    16

  • b) Menilai kecukupan pengendalian internal dalam sistem informasi

    manajemen atau sistem akuntansi yang diterapkan.

    c) Konsultasi dengan manajemen berkaitan dengan masalah keuangan

    khusus atau berkaitan dengan masalah kinerja.

    d) Mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang

    mungkin berpengaruh terhadap operasi organisasi di masa mendatang.

    2.1.7 Pengertian Value for Money Audit

    Mardiasmo (2002:218) menjelaskan value for money audit atau audit

    kinerja adalah pengauditan yang dilakukan untuk memeriksa tingkat

    ekonomi, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan suatu program atau kegiatan

    dan unit kerja tertentu. Jadi, value for money audit merupakan konsep

    pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen

    utama, yaitu :

    1) EkonomiPerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang

    terendah. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan

    dalam operasional organisasi dapat diminimalkan.

    2) EfisiensiPencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan

    input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan

    perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau

    target yang telah ditetapkan.

    3) Efektivitas

    17

  • Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara

    sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

    Manfaat yang diperoleh dari implementasi value for money audit pada

    organisasi sektor publik, antara lain :

    1) Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang

    diberi tepat sasaran.2) Meningkatkan mutu pelayanan publik.3) Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan

    terjadinya penghematan dalam penggunaan input.4) Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik.5) Meningkatkan kesadaran akan uang publik sebagai akar pelaksanaan

    akuntabilitas.

    2.1.8 Karakteristik Value for Money Audit

    Audit kinerja yang meliputi audit ekonomi, efisiensi, efektivitas pada

    dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan

    prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-

    tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas

    atau fungsi yang diaudit. Definisi audit kinerja adalah suatu proses sistematis

    untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat

    melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi,

    efektivitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap

    kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara

    kinerja yang telah dicapai dengan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya,

    serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan

    tersebut.

    18

  • Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan

    mampu melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Secara teknik

    kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan

    penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat

    yang ekonomis, efisien, dan efektif.

    Salah satu hal yang membedakan value for money audit dengan audit

    convensional audit adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit yang

    konvensional, hasil audit berupa pendapat (opini) auditor secara independen

    dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan kriteria

    standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.

    Sedangkan value for money audit tidak sekedar menyampaikan kesimpulan

    berdasarkan tahapan audit yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga

    dilengkapi dengan rekomendasi untuk perbaikan dimasa mendatang.

    2.1.9 Audit Ekonomi dan Efisiensi

    Halim (2002:213) menyatakan secara umum audit ekonomi dan

    efisiensi dirancang untuk menentukan apakah perangkat daerah atau unit-unit

    kerja yang berada di linkungan Pemerintah Daerah telah mengelola sumber-

    sumber ekonomi yang dimilikinya secara ekonomis dan efisien. Sedangkan

    Mardiasmo (2002:180) menjelaskan bahwa ekonomi mempunyai arti biaya

    terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output

    dengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang

    19

  • berbeda, maka efisiensi dapat terwujud ketika dalam sumber daya yang ada

    dapat dicapai output maksimal atau output tertentu dapat dicapai dengan

    sumber daya yang sekecil-kecilnya. Untuk dapat mengetahui apakah

    organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan sumber daya yang

    dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada

    periode yang bersangkutan dengan :

    1) Standar yang telah ditetapkan sebelumnya.2) Kinerja tahun-tahun sebelumnya.3) Unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda

    Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan :

    1) Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan

    sumber dayanya secara ekonomis dan efisien.2) Penyebab terjadinya praktik-praktik yang tidak ekonomis atau tidak

    efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem

    informasi, prosedur administrasi, dan struktur organisasi.

    The General Accounting Office Standards (1994) dalam Mardiasmo

    (2002:181) menegaskan bahwa audit ekonomi dan efisiensi dilakukan dengan

    mempertimbangkan apakah entitas yang diaudit telah :

    1) Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat.2) Melakukan pengadaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan pada biaya

    terendah.3) Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara

    memadai.4) Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau

    kurang jelas tujuannya.

    20

  • 5) Menghindari adanya pengangguran sumber daya atau jumlah pegawai

    yang berlebihan.6) Menggunaan prosedur kerja yang efisien.7) Menggunakan sumber daya minimum dalam menghasilkan atau

    menyerahkan barang atau jasa dengan kuantitas dan kualitas yang tepat.8) Mematuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berkaitan

    dengan perolehan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya negara.9) Melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai

    kehematan dan efisiensi.

    Mahsun (2006:186) mengemukakan bahwa audit ekonomi yaitu

    mengukur tingkat kehematan yang dilakukan oleh organisasi sektor publik.

    Pengukuran tingkat ekonomi memerlukan data-data anggaran biaya dan

    realisasi biaya. Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur audit

    ekonomi adalah dengan menggunakan rasio ekonomi yaitu perbandingan

    antara input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.

    Audit Ekonomi =

    Rasio Ekonomi =

    Menurut Mardiasmo (2002:4) audit efisiensi dinyatakan dalam

    formulasi rasio efisiensi yaitu rasio yang menggambarkan perbandingan

    besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan

    realisasi pendapatan yang diterima.

    Audit Efisiensi =

    21

    Input

    Input Value

    X100% .............................(1)

    100% ...(2)XAnggaran biaya untuk memungut PAD

    Realisasi biaya untuk memungut PAD

    X100% ...(3) Biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD

    Realisasi penerimaan PAD

  • 2.1.10 Audit Efektivitas

    Audit ini dilakukan di sektor publik atau pemerintahan yang dirancang

    untuk menilai apakah program-program atau proyek-proyek yang dirancang

    dan dilaksanakan telah memenuhi sasaran atau tujuan kebijakan yang telah

    ditetapkan. Menurut Audit Commision (1986) dalam Mardiasmo (2002:182),

    efektivitas berarti menyediakan jasa-jasa yang benar sehingga memungkinkan

    pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan tujuannya.

    Adapun tujuan pelaksanaan audit efektivitas atau audit program adalah :

    1) Menilai tujuan program baik yang baru maupun yang sudah berjalan,

    apakah sudah memadai dan tepat.2) Menentukan tingkat pencapaian hasil suatu program yang diinginkan.3) Menilai efektivitas program dan atau unsur-unsur program secara terpisah

    atau sendiri-sendiri.4) Mengidentifikasi faktor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik

    dan memuaskan.5) Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternatif untuk

    melaksanakan program yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih

    baik dan dengan biaya yang lebih rendah.6) Menemukan apakah program tersebut saling melengkapi, tumpang tindih,

    atau bertentangan dengan program lain yang terkait.7) Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan

    lebih baik.8) Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

    untuk program tersebut.9) Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai

    untuk mengukur, melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas program.

    22

  • 10) Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan

    dapat dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas program.

    Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas

    adalah rasio efektivitas. Halim (2002:129) menyatakan bahwa rasio

    efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam

    merealisasi PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang

    ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

    Audit Efektivitas =

    2.1.11 Kategori Kegiatan Value for Money Audit

    Mardiasmo (2002:184) menyatakan value for money audit secara

    umum mempunyai tiga kategori kegiatan, yaitu :

    1) By-product VFM work

    Pekerjaan value for money audit yang merupakan tujuan sekunder

    disamping pekerjaan-pekerjaan utama yang lebih penting, pekerjaan ini

    biasanya kurang terstruktur dibandingkan dengan tugas atau kegiatan yang

    lainnya. Tipe pekerjaan ini biasanya berupaya untuk mencari penghematan-

    penghematan dengan jalan melakukan sedikit perubahan dalam praktik kerja.

    Perubahan yang dilakukan mungkin hanya sebagian kecil tetapi seringkali

    memiliki manfaat yang substansial.

    2) An Arrangement Review

    23

    X 100% .....(4)Realisasi penerimaan PAD

    Target penerimaan PAD yang ditetapkan

  • Pekerjaan value for money audit yang dilakukan untuk menjamin atau

    memastikan bahwa klien telah melakukan tugas administrasi yang diperlukan

    untuk mencapai value for money. Dalam organisasi yang memberikan jasa

    kompleks, operasi yang ekonomis, efisien, dan efektif hanya dapat dilakukan

    jika terdapat serangkaian peraturan formal untuk mengontrol penggunaan

    sumber daya. Auditor dapat mengecek dan menilai keberadaan peraturan

    formal semacam ini. Arrangement review akan memberikan gambaran bagi

    auditor untuk me review kinerja dan me review jasa-jasa tertentu atau khusus.

    3) Performance Review

    Pekerjaan yang dilakukan untuk menilai secara obyektif value for

    money yang telah dicapai oleh klien dan membandingkannya dengan kriteria

    (pembanding) yang valid. Penilaian terhadap kinerja klien dapat dilakukan

    dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kinerja masa lalu,

    terget yang telah ditetapkan sebelumnya atau kinerja organisasi sejenis

    lainnya.

    2.1.12 PengukuranValue for Money Audit

    Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik

    dewasa ini adalah ekonomi, efisiensi, efektivitas, transparansi dan

    akuntabilitas publik. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat mencakup

    pertanggung jawaban mengenai pelaksanaan value for money, yaitu :

    ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan sumber dan alokasi sumber daya

    dalam arti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan serta

    efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran.

    24

  • Untuk dapat melaksanakan penilaian kinerja organisasi secara

    obyektif, maka diperlukan indikator kinerja yang terkait pada efisiensi kerja

    dan kualitas pelayanan. Sementara itu kualitas terkait dengan kesesuaian

    dengan maksud dan tujuan (fitness for purpose), konsistensi dan kepuasan

    publik (public satisfaction). Kepuasan masyarakat dalam konteks tersebut

    dapat diartikan dengan semakin rendahnya keluhan dari masyarakat.

    2.1.13 Pengertian Pajak Daerah

    Menurur Mardiasmo (2006:12) pajak daerah adalah iuran wajib yang

    dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan

    langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

    penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Seperti halnya

    dengan pajak, pajak daerah mempunyai peranan ganda yaitu sebagai sumber

    pendapatan daerah (budgetary) dan sebagai alat pengatur (regulator). Dalam

    hal tertentu suatu jenis pajak dapat lebih bersifat sebagai sumber pendapatan

    daerah, tetapi dapat pula suatu jenis pajak tertentu lebih merupakan alat

    mengatur alokasi dan distribusi suatu daerah atau wilayah tertentu.

    Erly Suandy (2005:236) menyebutkan pajak daerah yang selanjutnya

    disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

    badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

    dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

    25

  • digunakan untuk menbiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

    pembangunan daerah. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

    tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pajak daerah yang selanjutnya

    disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang

    pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

    dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

    keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dimana yang

    dimaksud dengan daerah yaitu daerah yang berhak mengurus rumah

    tangganya sendiri (daerah otonom) yang dibagi menjadi daerah provinsi dan

    daerah kabupaten atau kota.

    Tujuan dari dikeluarkannya undang-undang tersebut adalah untuk

    menyederhanakan berbagai pungutan daerah dalam rangka mengurangi

    ekonomi biaya tinggi, menyederhanakan sistem dan administrasi perpajakan

    dan retribusi daerah untuk memperkuat fondasi penerimaan daerah, dengan

    mengefektifkan jenis pajak dan retribusi tertentu yang potensial. Sesuai

    dengan undang-undang tersebut, pajak daerah dapat dogolongkan menjadi

    dua macam, yaitu :

    1) Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi), terdiri dari :

    a) Pajak kendaraan bermotor

    b) Bea balik nama kendaraan bermotor

    c) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

    2) Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota), terdiri dari :

    a) Pajak Hotel

    26

  • b) Pajak Restoran

    c) Pajak Hiburan

    d) Pajak Reklame

    e) Pajak Penerangan Jalan

    f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

    g) Pajak Parkir

    h) Pajak Air Tanah

    i) Pajak Sarang Burung Walet

    j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

    k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

    2.1.14 Penggolongan Jenis Pajak

    Mardiasmo (2006:5) jenis-jenis pajak dapat digolongkan menjadi tiga,

    yaitu :

    1) Menurut Golongannya

    a) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

    Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

    Contoh : pajak penghasilan.

    b) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan

    atau dilimpahkan kepada orang lain.

    Contoh : pajak pertambahan nilai.

    2) Menurut Sifatnya

    27

  • a) Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

    subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

    Contoh : pajak penghasilan

    b) Pajak Objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

    memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak.

    Contoh : pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang

    mewah.

    3) Menurut lembaga pemungutanya

    a) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.

    Contoh : pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak

    penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan bangunan, dan bea

    materai.

    b) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

    Pajak Daerah terdiri dari atas :

    - Pajak Provinsi, contoh : pajak kendaraan bermotor dan pajak

    bahan bakar kendaraan bermotor.- Pajak Kabupaten atau Kota, contoh : pajak hotel, pajak restoran,

    dan pajak hiburan.

    2.1.15 Pajak Hotel dan Restoran

    Pajak hotel dan restoran adalah pajak yang dipungut atas setiap

    pelayanan hotel dan restoran. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan

    28

  • bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan atau

    fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran secara langsung maupun tidak

    langsung termasuk bangunan lain yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh

    pihak yang sama, kecuali untuk toko dan perkantoran. Restoran atau rumah

    makan adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman yang

    disediakan dengan dipungut bayaran tidak termasuk usaha jasa boga atau

    katering.

    Objek pajak hotel dan restoran menurut peraturan No.9 Tahun 2011

    antara lain:

    1) Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek antara lain gubug

    wisata, motel, wisma wisata, pesanggrahan, hotel dan rumah penginapan

    termasuk kos dengan jumlah kamar 15 atau lebih yang menyediakan

    fasilitas seperti rumah penginapan.2) Pelayanan penunjang antara lain telepon, faksimili, telex, fotocopy,

    pelayanan cuci, pelayanan setrika, taksi dan pengangkutan lainnya yang

    disediakan atau dikelola hotel.3) Fasilitas olahraga dan hiburan antara lain pusat kebugaran, kolam renang,

    tenis, golf yang disediakan atau dikelola hotel.4) Jasa penyewaan ruangan untuk acara atau pertemuan di hotel.5) Penjualan makanan dan minuman di tempat yang disertai dengan fasilitas

    penyantapannya.

    Adapun yang dikecualikan dari objek pajak hotel dan restoran adalah :

    1) Asrama dan pesantren2) Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakan di hotel yang dipergunakan

    oleh bukan tamu hotel tanpa pembayaran.

    29

  • 3) Pertokoan, perkantoran, perbankan dan salon yang dipakai oleh umum di

    hotel.4) Pelayanan perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh hotel yang

    dimanfaatkan umum.5) Pelayanan jasa boga atau katering.

    Subyek pajak hotel dan restoran menurut Perda tersebut yakni orang

    pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel dan

    restoran, sedangkan wajib pajak hotel dan restoran adalah pengusaha hotel

    dan restoran. Dimana dasar pengenaan pajak hotel dan restoran adalah jumlah

    pembayaran yang dilakukan kepada hotel dan restoran dengan tarif pajak

    yang ditetapkan adalah 10%. Pajak tersebut dipungut di wilayah tempat hotel

    dan restoran berlokasi. Masa pajak hotel dan restoran ini adalah satu tahun

    takwin.

    2.1.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

    Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ni Nyoman Ari Maharani

    (2007) yang berjudul “Penelitian Kinerja Untuk Penerimaan Pajak Hotel dan

    Restoran & Pajak Reklame Berdasarkan Value For Money Audit Pada Dinas

    Pendapatan Daerah Kabupaten Badung Tahun 2001-2005. Penelitian ini

    membahas tentang penilaian kinerja Dispenda Kabupaten Badung ditinjau

    dari sudut audit ekonomi, efisiensi dan efektivitas untuk penerimaan pajak

    hotel dan restoran & pajak reklame tahun anggaran 2001-2005. Adapun hasil

    penelitian ini adalah kinerja Dispenda Badung jika dilihat dari sudut

    ekonomi, tahun 2002, 2004, dan 2005 lebih ekonomis dari tahun 2001-2003.

    30

  • Ditinjau dari sudut efektivitas, tahun 2001 sampai dengan 2006 adalah sangat

    efektif.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

    sama meneliti kinerja keuangan daerah dan sama-sama menggunakan konsep

    value for money, dengan variabel ekonomi, efisiensi dan efektivitas keuangan

    daerah. Perbedaannya adalah pada penelitian ini tidak terdapat pajak reklame

    sebagai objek dalam penelitian ini.

    Penelitian yang sejenis juga dilakukan oleh Cokordo Istri Natalia

    Dewi (2007) yang berjudul “Penilaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Value

    For Money untuk Penerimaan Pajak dan Restribusi Daerah Pada Dinas

    Pendapatan Kota Denpasar Tahun Anggaran 2002-2006”, yang membahas

    tentang penilaian kinerja Dispenda kota Denpasar ditinjau dari sudut audit

    ekonomi, efisensi dan efektivitas untuk penerimaan pajak dan retribusi daerah

    tahun anggaran 2002-2006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika

    ditinjau dari sudut ekonomi untuk penerimaan pajak daerah pemerintah kota

    Denpasar tahun anggaran 2002-2006 adalah tidak ekonomis, yaitu rata-rata

    sebesar 104,35 persen, sedangkan untuk penerimaan retribusi daerah tahun

    2002-2006 juga tidak ekonomis yaitu sebesar 105,40 persen. Jika ditinjau dari

    sudut efisiensi untuk penerimaan retribusi daerah sebesar 4,99 persen, yang

    artinya pengelolaan keuangan daerah pemerintah kota Denpasar sangat

    efisien, karena rasionya berada pada interval kurang dari 60 persen. Jika

    ditinjau dari sudut efektifitas pendapatan kota Denpasar tahun anggaran 2002-

    2006 untuk penerimaan pajak daerah adalah rata-rata sebesar 104,34 persen

    31

  • dan untuk penerimaan retribusi daerah adalah rata-rata sebesar 105,41 persen.

    Hal ini berarti pemerintah kota Denpasar telah efektif dalam usaha

    merealisasikan anggaran yang direncanakan atau telah berhasil guna dalam

    pencapaian target.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

    sama meneliti kinerja keuangan daerah dan sama-sama menggunakan konsep

    value for money, dengan variabel ekonomi, efisiensi dan efektivitas keuangan

    daerah. Perbedaannya adalah pada objek dan lokasi penelitiannya. Objek

    dalam penelitian sebelumnya adalah pajak dan retribusi daerah pada Dispenda

    Kota Denpasar Tahun 2002-2006, sedangkan dalam penelitian ini objeknya

    adalah pajak hotel dan restoran pada Dispenda Kabupaten Buleleng tahun

    anggaran 2009-2013.

    Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Komang Parwika Wini (2009)

    yang berjudul “Penilaian Kinerja Keuangan Pada Dinas Pendapatan Provinsi

    Bali Berdasarkan Value For Money Untuk Penerimaan Pajak Kendaraan

    Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB DAN BBN-KB)

    Tahun 2003-2007”. Penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja Dinas

    Pendapatan Provinsi Bali ditinjau dari sudut audit ekonomi, efisiensi dan

    efektivitas untuk penerimaan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama

    kendaraan bermotor tahun 2003-2007.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan jika ditinjau dari sudut

    ekonomi, maka penerimaan PKB dan BBN-KB tahun 2003-2007 adalah

    32

  • tergolong ekonomis karena setiap tahunnya berturut-turut kurang dan 100

    persen yaitu 85,49 persen , 92,9 persen, 96,97 persen, 94,3persen, 97,36

    persen. Ini menunjukkan Dinas Pendapatan Provinsi Bali telah mampu

    merealisasi biaya yang tidak melebihi anggaran. Jika ditinjau dari sudut

    efisiensi pada tahun 2003-2007 untuk penerimaan PKB dan BBN-KB

    tergolong sangat efisien karena nilai rasionya berada di bawah 60 persen. Jika

    ditinjau dari sudut efektivitas untuk penerimaan PKB dan BBN-KB adalah

    tergolong sangat efektif dengan nilai rasio berada di atas 100 persen,

    walaupun masih banyak terdapat tunggakan pajak namun Dinas Pendapatan

    Provinsi Bali telah mampu mencapai penerimaan PKB dan BBN-KB

    melebihi target yang ditetapkan.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-

    sama meneliti kinerja keuangan daerah dan sama-sama menggunakan konsep

    value for money, dengan variabel ekonomi, efisiensi dan efektivitas keuangan

    daerah. Perbedaaannya adalah pada objek dan lokasi penelitiannya. Objek

    pada penelitian sebelumnya adalah pajak kendaraan bermotor dan bea balik

    nama kendaraan bermotor pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali tahun 2003-

    2007.

    33