1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia tanpa
memandang status sosial, ras, etnis, agama dan gender berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Pendidikan yang bermutu merupakan prasyarat adanya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu warga negara yang unggul dalam
intelektual, anggun dalam moral, kompeten dalam Ilmu Pengetahuan
Teknologi dan Seni (IPTEKS), produktif dalam karya, dan memiliki
komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial, serta berdaya saing
terhadap bangsa lain di era global
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai sekolah dasar
untuk membekali siswa berpikir logis, analitis, kritis, sistematis, kreatif,
bekerjasama serta dapat melatih sikap pribadi yang bernalar. Artinya bahwa
1
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
2
siswa yang berkemampuan matematis akan memiliki daya kreatif dan
inovatif terkait dengan kemampuan menggunakan penalaran. Kemampuan
penalaran ini meliputi kemampuan mengeksplorasi, membuat dugaan
(konjektur), dan kemampuan menyelesaikan persoalan matematika yang
muncul (Tim Pekerti MIPA, 2000: 5). Siswa yang memiliki kemampuan
menalar secara matematis baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut memiliki kecerdasan logis
matematis. Jenis kecerdasan ini sering dicirikan sebagai pemikiran kritis dan
digunakan sebagai bagian dari metode ilmiah.
Siswa yang memilki kecerdasan logis matematis ini gemar bekerja
dengan data yaitu mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis,
menginterpretasi, menyimpulkan dan meramalkan (Jasmine, 2007: 19).
Serangkaian kegiatan ini memerlukan pemahaman kontekstual. Pemahaman
konntekstual artinya bahwa siswa benar-benar dapat memahami isi dari
permasalahan yang sebenarnya akan diungkap. Hal ini terutama dilakukan
siswa untuk mengungkapkan penalarannya terhadap soal matematika.
Dalam pembelajaran matematika permasalahan yang utama adalah
pemahaman rumus matematika dan aplikasinya. Pengungkapan
permasalahan matematika terkait dengan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari banyak diwujudkan dalam soal cerita matematika.
Berdasarkan analisis UASBN yang dikeluarkan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Cilacap Utara
menunjukkan bahwa prosentase soal cerita matematika dari tahun pelajaran
2008/2009 sebanyak 22,5%, tahun 2009/2010 sebanyak 25%, dan tahun
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
3
2010/2011 sebanyak 30%. Hal ini menunjukkan bahwa tipe soal cerita
matematika dari tahun ke tahun meningkat. Berdasarkan analisis tersebut
dapat terungkap bahwa siswa dituntut mampu menggunakan penalarannya
terkait dengan penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Pernyataan tersebut sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
yang menyebutkan salah satu tujuan pengajaran Matematika SD adalah
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
Hasil jejak pendapat dengan beberapa guru matematika di berbagai
kelas memperoleh jawaban yang sama. Bahwa faktor yang menyebabkan
penalaran matematika di kelas V kurang baik adalah karena siswa kurang
cermat dan kurang memahami isi bacaan. Sehingga mereka kesulitan dalam
menentukan maksud pernyataannya, belum dapat menggunakan
penalarannya. Bahkan bisa terjadi miskonsepsi terhadap penalarannya
sendiri sehingga tidak sesuai dengan maksud dari pernyataan. Ditambah lagi
banyak siswa yang tidak menyenangi matematika.
Di sisi lain kemampuan membaca pemahaman sangat berhubungan
dengan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Dari hasil
analisis terhadap nilai Bahasa Indonesia terutama pada ketrampilan
membaca hampir sama dengan nilai matematika terutama pada nilai soal
cerita. Maksudnya apabila nilai matematika baik, maka nilai Bahasa
Indonesia juga baik. Demikian pula sebaliknya, siswa yang nilai Matematika
kurang baik, nilai Bahasa Indonesia juga kurang baik. Hal ini menunjukkan
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
4
bahwa kemampuan bernalar sangat menentukan hasil belajar. Jika
kemampuan bernalarnya baik maka hasil belajarnya juga baik.
Tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengharuskan
kita untuk selalu belajar. Proses belajar yang efektif adalah membaca.
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan dan informasi baru yang
menarik (Burn,1984). Semakin banyak membaca, semakin banyak
pengetahuan dan informasi yang kita dapatkan. Menurut Syafi’ie (1999: 6-
7), membaca sebagai suatu aktivitas dalam memperoleh pengetahuan dan
informasi sangat penting untuk semua orang, apalagi pelajar.
Untuk mengetahui isi bacaan diperlukan pemahaman, baik yang
tersurat maupun yang tersirat. Namun untuk memahami suatu bacaan
tidaklah mudah, sehingga rata-rata anak sekolah khususnya siswa SD
pemahaman bacaannya sangat rendah. Rendahnya minat baca siswa,
disebabkan kurang menariknya cara pengajaran atau metode membaca.
Pengajaran membaca seringkali hanya dilakukan sekadar menjawab
pertanyaan, mencari kata-kata sulit atau menentukan ide pokok. Padahal
dengan membaca dapat kita lakukan dengan diskusi atau debat, menanggapi
bacaan, atau bahkan sebagai acuan dalam kegiatan keterampilan yang lain
Pembelajaran membaca merupakan bagian yang sangat esensial
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, namun dalam kenyataannya
pembelajaran membaca kurang mendapat perhatian yang sewajarnya.
Sebagian guru lebih menfokuskan materi teoretik yang mengarah
keberhasilan siswa dalam pencapaian nilai Ujian Nasional. Hal ini membuat
keterampilan membaca siswa kurang memadai. Kurangnya perhatian dalam
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
5
pembelajaran membaca inilah, yang menjadi penyebab salah satu dari
rendahnya minat baca siswa.
Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca,
adalah faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal antara lain:
penguasaan diksi, penguasaan kosakata, penguasaan kalimat, minat baca,
bakat, prestasi belajar bahasa Indonesia, mental dan sebagainya. Faktor
eksternal misalnya: metode pembelajaran, guru, kelengkapan buku yang ada
di sekolah, lingkungan, kurikulum. Faktor sosial budaya serta ekonomi
keluarga juga berpengaruh terhadap kegiatan membaca siswa.
Karena pentingnya membaca, maka dalam penelitian ini akan
meneliti tentang membaca pemahaman. Demikian juga kemampuan
menyelesaikan soal cerita matematika merupakan kendala yang dialami
siswa. Banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal cerita matematika
karena terbatasnya pemahaman terhadap bacaan. Untuk itu perlu latihan
yang rutin, menyelesaikan soal cerita matematika yang berbentuk deskriptif,
naratif, dan eksposisi perbandingan agar kemampuan memahami bacaan
terus terasah sehingga akan mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman siswa.
Apabila siswa terbiasa menyelesaikan soal cerita dengan berbagai
bentuk tersebut, maka siswa akan lebih peka dalam memahami suatu
bacaan. Jenis soal cerita tersebut memuat empat pengerjaan hitung yaitu
penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Dengan rutin
menyelesaikan soal cerita matematika berbentuk deskriptif, naratif, dan
eksposisi perbandingan, tentu pemahaman terhadap soal matematika
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
6
maupun teks bacaan lebih meningkat. Jadi ada hubungannya antara
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dengan kemampuan
membaca pemahaman siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan pokok permasalahan
sebagai berikut.
1. Adakah hubungan antara kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika deskriptif dengan membaca pemahaman siswa kelas V?
2. Adakah hubungan antara kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika naratif dengan membaca pemahaman siswa kelas V?
3. Adakah hubungan antara kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika ekspositif perbandingan dengan membaca pemahaman
siswa kelas V?
4. Apakah ada hubungan antara kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika secara bersama-sama dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dikembangkan dan dilakukan untuk mengetahui hubungan:
1. kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika deskriptif dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V;
2. kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika naratif dengan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V;
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
7
3. kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika ekspositif
perbandingan dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas
V;
4. adakah hubungan antara kemampuan menyelesaikan soal cerita
matematika secara bersama-sama dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut (Nasution, 2000: 39) Hipotesis adalah pernyataan tentatif
yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam
usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan
yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang
kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Pengujian hipotesis adalah
suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan yaitu menerima
atau menolak hipotesis. Fungsi hipotesis adalah membuka kemungkinan
untuk menguji kebenaran teori, memberi ide untuk mengembangkan suatu
teori dan memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita
pelajari.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan menyelesaikan
soal cerita deskriptif dengan membaca pemahaman siswa kelas V.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan menyelesaikan
soal cerita naratif dengan membaca pemahaman siswa kelas V.
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
8
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan menyelesaikan
soal cerita ekspositif perbandingan dengan membaca pemahaman siswa
kelas V.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan menyelesaikan
soal cerita matematika secara bersama-sama dengan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V.
E. Kegunaan Hasil Penelitian / Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan selesainya penelitian ini akan diperoleh dua
manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pendukung dan sebagai
bahan kajian yang relevan bagi peneliti lain atau lanjutan landasan
teori yang meneliti kemampuan membaca pemahaman sebagai
pelengkap.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru
dan sekolah atau instansi. Manfaat praktisnya sebagai berikut.
a. Manfaat bagi Guru
Bagi guru umumnya dan guru Bahasa Indonesia SD pada
khususnya akan mendapat informasi mengenai hubungan
kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V.
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
9
b. Bagi siswa
Siswa dapat mengembangkan kemampuan membaca untuk
menambah cakrawala ilmu pengetahuan. Serta meningkatkan
prestasi belajar dengan kemampuan membaca pemahaman yang
benar.
c. Manfaat bagi Sekolah/ Instansi
Penelitian ini akan memberikan sumbangsih dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan di SD se-kecamatan Cilacap Utara
dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam
pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dan dapat
dijadikan sebagai bahan informasi di instansi pendidikan terkait.
F. Asumsi Penelitian
1. Pada dasarnya tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Dari sekian banyak pelajaran di sekolah dasar, ada dua mata pelajaran
yang menjadi dasar kompetensi siswa yaitu Bahasa Indonesia dan
Matematika.
3. Secara tematis Bahasa Indonesia dan Matematika itu memiliki media
yang sama yaitu bahasa
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
10
4. Kedua pembelajaran itu mengantarkan kompetensi tamatan dari sekolah
dasar yang memiliki kompetensi berpikir logis dan kritis.
5. Kelogisan dan kekritisan ini dapat terwujud jika ada pemahaman yang
lebih terhadap pencapaian setiap standar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam kurikulum.
6. Salah satu kompetensi dasar yang satu tema dari kedua pelajaran ini
adalah membaca pemahaman atau membaca telaah isi dalam Bahasa
Indonesia dan menyelesaikan soal cerita dalam Matematika.
7. Kedua kompetensi dasar tersebut dapat menjadi barometer pencapaian
kompetensi tamatan.
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Berpikir/Asumsi Penelitian
Tujuan Pembelajaran di SD
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tujuan Pembelajaran Matematika
KD Membaca Pemahaman
KD Menyelesaikan Soal Cerita
Bahasa
Kompetensi berpikir logis dan
kritis
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
11
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tentang kemampuan membaca
pemahaman tersebut, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada variabel
1. kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika berbentuk deskriptif,
naratif, ekspositif perbandingan siswa SD kelas V di Kecamatan Cilacap Utara
tahun 2010/2011;
2. kemampuan membaca pemahaman yang akan diteliti adalah kemampuan dalam
hal : menemukan informasi faktual (detail bacaan), menemukan ide pokok yang
tersirat, menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat,
membuat kesimpulan, menemukan tujuan pengarang, memprediksi dampak,
mengikuti petunjuk, menilai keutuhan dan keruntutan gagasan.
H. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel
bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable).
Variabel bebasnya adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika
deskriptif ( ) soal cerita matematika naratif ( ), soal cerita matematika
ekspositif perbandingan ( ) dan variabel terikat kemampuan membaca
pemahaman (Y).
1. Hubungan adalah keterkaitan antara dua hal atau keadaan berhubungan
satu dengan yang lain.
2. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan
sesuatu.
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
12
3. Menyelesaikan soal cerita Matematika adalah memecahkan soal
matematika penerapan dengan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk
deskriptif, naratif dan ekspositif perbandingan.
4. Membaca pemahaman adalah kegiatan menelaah isi bacaan untuk
menemukan informasi faktual (detail bacaan), menemukan ide pokok yang
tersirat, menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang
tersirat, membuat kesimpulan, menemukan tujuan pengarang,
memprediksi dampak, membedakan opini dan fakta, mengikuti petunjuk,
menilai keutuhan dan keruntutan gagasan.
Dari definisi operasional di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika dengan
membaca pemahaman adalah keterkaitan antara kesanggupapan
memecahkan soal cerita matematika penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian yang berbentuk deskriptif, naratif, dan ekspositif
perbandingan dalam kehidupan sehari-hari dengan kemampuan menelaah
isi bacaan yang dibuktikan dengan kemampuan menjawab pertanyaan
tentang isi bacaan.
Hubungan Kemampuan Menyelesaikan..., Narti, Program Pascasarjana UMP, 2011
Top Related