6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori - teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2003, p29), sistem adalah sekelompok komponen
yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut Swastha dan Sukotjo (2000, p160), informasi merupakan
sejumlah data yang telah diproses dan disajikan sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pengambilan keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2003, p7), Sistem Informasi adalah sebuah kombinasi
manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber data yang
dikumpulkan, ditransformasikan serta penyebaran informasi dalam sebuah
organisasi.
7
2.1.4 Pengertian Eksekutif
Menurut McLeod dan Schell (2004, p231), eksekutif adalah manajer
tingkat atas dari hirarki organisasi yang berpengaruh kuat pada perusahaan.
Pengaruh ini diperoleh dengan terlibat dalam perencanaan strategis dan
menetapkan kebijakan perusahaan. Eksekutif berorientasi pada perusahaan,
memberikan nilai yang lebih tinggi bagi kesejahteraan perusahaan daripada
kesejahteraan unit-unit individual perusahaan.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Eksekutif
Menurut O’Brien (2001, p364), Sistem Informasi Eksekutif adalah suatu
sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan cara yang mudah bagi
eksekutif untuk memperoleh informasi penting yang mereka inginkan dengan
format yang sesuai dengan keinginan mereka.
2.1.6 Keuntungan Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Houdeshel et al (1997, p8), Sistem Informasi Eksekutif
memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. informasi yang lebih terkini
2. akses yang lebih baik ke data operasional
3. akses yang lebih baik ke database yang saling bekerjasama
4. informasi yang lebih singkat dan relevan
5. penambahan informasi atau informasi baru
6. informasi lebih mengenai lingkungan eksternal
8
7. informasi yang lebih kompetitif
8. akses yang lebih baik ke database eksternal
9. akses informasi lebih cepat
10. mengurangi biaya kertas
2.1.7 Kerugian Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Turban dan Aronson (2001, p311), kerugian Sistem Informasi
Eksekutif antara lain :
1. data tidak aman, baik secara fisik maupun penggunaan data oleh user lain
2. kesulitan memelihara data yang ada
3. implementasi memerlukan biaya yang besar untuk perusahaan yang kecil
2.1.8 Karakteristik Sistem Informasi Eksekutif
Menurut Turban dan Aronson (2001, p310-p314), karakteristik Sistem
Informasi Eksekutif adalah sebagai berikut :
1. Drill Down
Salah satu kemampuan Sistem Informasi Eksekutif yang paling
bermanfaat yaitu menyediakan rincian dari informasi yang diberikan. Dengan
teknik ini, eksekutif akan mendapatkan gambaran sekilas tentang informasi
yang disajikan. Kemudian secara bertahap mengambil informasi yang lebih
rinci sesuai dengan kebutuhan.
9
2. Drill across
Pada dasarnya cara kerja drill across hampir sama dengan drill down,
bedanya drill accross digunakan utuk melihat bagian informasi lain, bukan
detil pembentuk informasi tersebut.
3. Faktor Pendukung Keberhasilan (Critical Success Factor)
Merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dalam mencapai tujuan
organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa strategi, pengelolaan
operasional dan sebagian besar diperoleh dari tiga sumber yaitu organisasi,
industri dan lingkungan.
4. Akses Stans (Status Access)
Dengan cara ini, data atau laporan yang terakhir dapat diakses setiap
waktu dengan memungkinkan komunikasi jarak jauh.
5. Analisis Personal (Personal Analysis)
Merupakan kemampuan analisis yang terdapat dalam sistem pendukung.
Eksekutif dapat memungkinkan sistem pendukung tersebut untuk melakukan
isi dari database, alat pemrograman yang dapat digunakan seperti Lotus 123,
Microsoft Excel, dan hasil informasinya disajikan.
6. Laporan Pengecualian (Exception Reporting)
Laporan pengecualian adalah penyajian informasi tentang penyimpangan
standar yang telah terjadi, dengan demikian eksekutif mengetahui kinerja
mana yang baik dan yang jelek.
10
7. Komunikasi (Communication)
Eksekutif membutuhkan komunikasi dengan pihak lain. Komunikasi
dapat melalui email, transfer laporan yang ditujukan pada seseorang,
panggilan untuk pertemuan, atau pemberitaan komentar melalui internet.
Misalnya: Netscape Communicator, Microsoft Netmeeting dan Video
Teleconferencing.
8. Navigasi Informasi (Information Navigation)
Merupakan kemampuan untuk memeriksa data dalam jumlah besar
dengan cepat dan mudah.
9. Penggunaan Warna dan Audio (Use of Coloring and Audio)
Penggunaan warna dan audio sangat diperlukan untuk menandai kejadian
sesuatu yang dianggap penting. Contoh penggunaan warna: untuk menandai
pengeluaran tertinggi.
2.1.9 Model Sistem Informasi Eksekutif
Menurut McLeod dan Schell (2001, p330), di dalam konfigurasi sistem
informasi eksekutif yang berbasis komputer biasanya meliputi satu personal
computer. Pada perusahaan yang berskala besar, PC tersebut dihubungkan
dengan mainframe. Personal computer executive ini berfungsi sebagai executive
workstation. Konfigurasi peragkat kerasnya mencakup penyimpanan sekunder,
kebanyakan dalam bentuk harddisk yang menyimpan database eksekutif.
Database eksekutif berisi data dan informasi yang telah diproses sebelumnya
oleh komputer pusat perusahaan, kemudian eksekutif memilih dari menu untuk
11
menghasilkan tampilan layar yang telah disusun sebelumnya (preformatted), atau
untuk melakukan sebuah proses kecil. Sistem ini juga memungkinkan pemakai
menggunakan sistem pos elektronik perusahaan serta mengakses data dan
informasi lingkungan.
12
KomputerPersonal
PermintaanInformasi
TampilanInformasi
BasisData
Menyediakan Informasi
Perusahaan
Berita Penjelasan Muktahir
DatabasePerusahaan
Kotak PosElektronik
KoleksiPerangkat
Lunak
Workstation Eksekutif
Ke Workstation Eksekutif lain Ke Workstation Eksekutif lain
Informasi dan Data
Eksternal
Komputer Pusat
Gambar 2.1 Model Sistem Informasi Eksekutif menurut McLeod dan Schell
13
2.1.10 Perbandingan SIE, SIM, SPK
Perbandingan SIE, SIM, SPK menurut Laudon (2002, p41) :
Tabel 2. 1 Perbandingan SIE, SIM, SPK
SIE SIM SPK Input Informasi
Kumpulan data (data eksternal dan internal)
Kumpulan data transaksi yang ada dan model yang sederhana
Data global, model analisis, alat analisa data
Pengolahan Informasi
Grafik, simulasi interaktif
Laporan rutin, menyederhanakan model dan analisis sederhana.
Analisis, simulasi, interaktif
Output Informasi
Kesimpulan (summary), laporan pengecualian (exception report), untuk menjawab pertanyaan
Kesimpulan, laporan pengecualian
Laporan khusus, untuk pengambilan keputusan dan pertanyaan (what if analysis)
Pengguna informasi
Manajer Senior Manajer Tingkat Menengah
Para professional dan staff manajer
2.2 Teori - teori Khusus
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1.1 Definisi Manajemen
Menurut Robins dan Coulter (2002, p6), manajemen adalah
proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja
agar diselesaikan secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang
lain.
14
Menurut Gomes (2000, p1), manajemen berasal dari kata to
manage (Bahasa Inggris), yang artinya mengurus, mengatur,
melaksanakan dan mengelola.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang manajemen diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan proses mengkoordinasi
dan mengatur seluruh kegiatan agar lebih efektif dan efisien.
2.2.1.2 Definisi Sumber Daya Manusia
Menurut Gomes (2000, p1), sumber daya manusia adalah salah
satu sumber daya yang ada dalam organisasi, meliputi semua orang yang
melakukan aktivitas.
Menurut www.wikipedia.com, sumber daya manusia adalah
potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang sumber daya manusia
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia merupakan
suatu potensi yang dimiliki oleh indivindu untuk melakukan aktivitas di
dalam perusahaan.
15
2.2.1.3 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Mathis dan Jackson (2006, p3), manajemen sumber
daya manusia adalah rancangan-rancangan sistem formal dalam sebuah
organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan organisasional.
Sedangan menurut Dessler (2004, p2) Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah suatu kebijakan atau praktek yang dilibatkan untuk
mengurusi aspek manusia atau sumber daya manusia termasuk
didalamnya manajemen penempatan, mencakup perekrutan, penyaringan,
pelatihan, pemberian penghargaan, dan penilaian.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang manajemen sumber
daya manusia diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber
daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,
pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia untuk tercapainya
berbagai tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan
internasional.
2.2.2 Sistem Informasi SDM (SISDM)
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) menurut Dessler
(2004, 17) adalah komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk
mendukung pembuatan keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan visualisasi
dari aktivitas organisasi manajemen sumber daya manusia.
16
Menurut Mathis dan Jackson (2006, p102), Sistem Informasi Sumber
Daya Manusia (SISDM) adalah sistem terintegrasi yang dirancang untuk
menyediakan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan SDM.
SISDM mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi. Tujuan pertama adalah
untuk efisiensi administratif dan operasional, dan tujuan lainnya adalah untuk
efektivitas.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang SISDM diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa SISDM merupakan suatu sistem terkomputerisasi yang
digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga dapat
membantu dalam proses keputusan.
2.2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Terdapat beberapa fungsi manajemen sumber daya manusia, antara lain:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian.
2.2.4 Perekrutan
Berdasarkan Mathis dan Jackson (2006, p227), perekrutan (recruiting)
adalah proses menghasilkan satu kelompok pelamar yang memenuhi syarat untuk
pekerjaan-pekerjaan organisasional.
17
Perekrutan tenaga kerja menurut Sastrohadiwaryo (2002, p138) adalah
suatu proses tenaga kerja dan mendorong serta memberikan pengharapan mereka
untuk melamar pekerjaan kepada perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang perekrutan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa perekrutan merupakan suatu proses dimana terdapat banyak
tenaga kerja yang melamar suatu pekerjaan kepada perusahaan.
2.2.5 Penilaian Kinerja
Menurut Mathis dan Jackson (2006, p378), kinerja (performance) pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Dan
pengertian penilaian kinerja menurut Mathis dan Jackson (2006, p382) adalah
proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika
dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan
informasi tersebut kepada karyawan.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002, p231) mengemukakan bahwa penilaian
kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyelia untuk
menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja mereka atas
deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang penilaian kinerja diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses penilaian
karyawan yang dilakukan secara berkala agar dapat mengembangkan
kemampuan karyawan.
18
2.2.6 Pelatihan dan Pengembangan Karyawan
Menurut Dessler (2004, p216), pelatihan adalah proses mengajarkan
keterampilan yang dibutuhkan karyawan baru untuk melakukan pekerjaanya.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002, p200), pelatihan adalah bagian dari
pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan
meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu
yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek
daripada teori.
Menurut Mathis dan Jackson (2006, p350), pengembangan adalah
usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan para karyawan untuk menangani
beraneka tugas.
Menurut Mathis dan Jackson (2006, p351), pengembangan berbeda
dengan pelatihan. Pelatihan untuk sebagian besar memungkinkan mereka bisa
menjalankan mesin fotokopi, menjawab pertanyaan-pertanyaan layanan
langganan, mengemudikan truk, mengoperasikan komputer, atau merakit radio.
Akan tetapi, pengembangan di bidang seperti penilaian, tanggungjawab,
pembuatan keputusan, dan komunikasi memberikan tantangan yang lebih besar.
2.2.7 Mutasi dan Promosi
Berdasarkan http://fkip.uns.ac.id, mutasi adalah perpindahan posisi
jabatan dalam manajemen atau organisasi. Mutasi dapat disamakan dengan rotasi
kerja yaitu perpindahan karyawan dari satu bagian ke bagian yang lain yang
sejajar. Mutasi dapat juga diartikan sebagai kegiatan memindahkan karyawan
19
dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar.
Pemindahan ini tidak disertai penambahan tugas dan tanggungjawab serta
kompensasi yang bersifat finansial, namun diharapkan karyawan mendapatkan
tugas yang lebih bervariasi.
Sedangkan promosi salah satu aspek dalam pengembangan manusia yang
sangat penting bagi organisasi. Perpindahan jabatan ini diikuti oleh peningkatan
beban tugas yang lebih berat, baik tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang
lebih tinggi. Adanya peningkatan beban kerja biasanya berdampak juga dengan
peningkatan penambahan atau penghasilan. Promosi juga dapat diartikan sebagai
proses perpindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi.
Seseorang yang dipromosikan biasanya dianggap mempunyai prestasi yang baik
atau rata-rata lebih tinggi dari prestasi karyawan yang lain. Jadi dalam promosi
merupakan perpindahan karyawan ke jenjang yang lebih tinggi disertai beban
dan tanggungjawab yang lebih besar dan adanya peningkatan kompensasi yang
diterima karyawan.
2.2.8 Turnover Karyawan
Berdasarkan Mathis dan Jackson (2006, p125), perputaran (turnover)
atau tingkat keluar masuk karyawan terjadi ketika karyawan meninggalkan
organisasi dan harus digantikan. Perputaran adalah proses dimana karyawan-
karyawan meninggalkan organisasi dan harus digantikan.
20
2.2.9 Metode-metode yang digunakan
2.2.9.1 Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,
Threats)
Menurut Coulter dan Robins (2002, p205), analisis SWOT
merupakan analisis dari kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan
serta ancaman-ancaman dari lingkungannya.
Menurut Rangkuti (2004, p18-p19), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Penjelasan untuk analisis SWOT adalah:
A. Strengths
Adalah kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
dibandingkan dengan para pesaingnya. Kekuatan perusahaan menunjuk
pada kemungkinan-kemungkinan adanya beberapa strategi tertentu yang
diharapkan dan akan berhasil dalam tujuan perusahaan.
B. Weakness
Adalah kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh suatu
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Kelemahan perusahaan
menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang harus segera diperbaiki
oleh perusahaan guna memperoleh laba yang maksimal.
C. Opportunities
Adalah peluang pemasaran suatu bidang kebutuhan pembeli
dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
21
D. Threats
Adalah ancaman atau tantangan akibat kecenderungan atau
perkembangan yang kurang menguntungkan yang akan mengurangi
penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemesanan defensive.
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN
KEKUATAN INTERNAL
KELEMAHANINTERNAL
1. Mendukung strategi agresif
2. Mendukung strategi diversifikasi
4. Mendukung strategi defensif
3. Mendukung strategi turn around
Gambar 2.2 Analisis SWOT (Sumber Rangkuti, 2004, p19)
Kuadran 1: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan yang agresif (Growth Oriental
Strategy).
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman,
perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan
22
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk pasar).
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi
di lain pihak perusahaan itu mendapat beberapa kendala
atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan
sehingga ini adalah meminimalkan masalah-masalah
internal perusahaan sehingga dapat merebut tetapi dilain
pihak perusahaan itu mendapat beberapa kendala atau
kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan sehingga ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang
lebih baik.
Kuadran 4: Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal.
2.2.9.2 Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2004, p31), matriks SWOT adalah alat yang
dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini
menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman. Eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya.
23
Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.2 yaitu :
Strategi SO, Strategi ST, Strategi WO dan Strategi WT.
Tabel 2.2 Matriks SWOT (Sumber: Rangkuti, 2004, p31)
STRENGTHS (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal
WEAKNESS (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) Tentukan faktor peluang eksternal
STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan guna memanfaatkan peluang
STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATS(T) Tentukan faktor ancaman eksternal
STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan guna mengatasi ancaman
STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
a. Srategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
24
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman.
2.2.9.3 Critical Success Faktor (CSF)
Menurut McLeod (1998, p446), CSF adalah faktor yang
menentukan keberhasilkan atau kegagalan segala jenis organisasi dan
CSF bervariasi dari suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Menurut Rockart dan Delong (McLeod 1998, p449-452)
mengidentifikasikan 8 CSF untuk mencapai SIE yang berhasil, yaitu:
1. Sponsor eksekutif yang mengerti dan berkomitmen
Eksekutif tingkat puncak akan lebih disukai CEO (Chief Executif
Officer) yang dapat juga berfungsi sebagai sponsor eksekutif. Usaha
SIE yang paling berhasil adalah yang pengguna utamanya adalah
ekskutif puncak.
2. Sponsor Operasi
Adapun kemungkinan paling besar adalah adanya eksekutif puncak
yang terlalu sibuk untuk memberikan waktu dalam menjalankan
tugasnya, sehingga tugas tersebut harus diberikan kepada eksekutif
tingkat puncak yang lainnya seperti wakil presiden direktur.
3. Staff Jasa Informasi yang sesuai
Harus tersedianya spesialis informasi yang tidak hanya mengerti
teknologi informasi, tetapi juga mengerti cara eksekutif
menggunakan sistem tersebut. Area teknologi informasi yang dapat
25
diterapkan meliputi komunikasi data, database, dan Graphical User
Interface (GUI).
4. Teknologi Informasi yang sesuai
Pada penerapannya SIE seharusnya tidak berlebihan dan memasukan
perangkat keras atau lunak yang tidak benar-benar dibutuhkan,
sistem ini harus sederhana dan harus juga dapat memberikan
informasi tepat seperti yang eksekutif inginkan.
5. Manajemen Data
Tidak hanya cukup menampilkan, tetapi eksekutif harus mengetahui
seberapa tepatnya data tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan
mengidentifikasi tanggalnya dan sebaiknya juga disertai dengan jam
pada saat data dimasukkan ke dalam sistem. Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan cara drill down dengan bertanya kepada manajer
data atau keduanya.
6. Kaitannya yang jelas dengan tujuan bisnis.
Sebagaian besar SIE yang berhasil, dirancang untuk memecahkan
masalah-masalah yang spesifik atau memiliki kebutuhan yang dapat
ditangani oleh teknologi informasi.
7. Manajemen atas penyebaran dan Penolakan Organisasi
Jika seorang eksekutif menolak SIE, maka perlu dilakukan upaya
untuk mendapatkan dukungan. Strategi yang baik adalah strategi
yang dapat mengidentifikasikan suatu masalah tunggal yang
dihadapi eksekutif itu dan setelah itu segera diterapkan SIE.
26
8. Manajemen atas penyebaran dan evolusi sistem.
Pengalaman menunjukan bahwa jika manajemen tingkat atas mulai
menerima informasi dari SIE, manajer tingkat bawah ingin
menerima output yang sama.
Dari pengertian atas maka dapat disimpulkan bahwa CSF adalah
faktor-faktor yang harus menjadi bahan pertimbangan dalam mencapai
tujuan organisasi.
2.2.10 Pengertian UML
Menurut Booch et al (1999), Unified Modeling Language (UML) adalah
bahasa grafik untuk memvisualisasikan, menspesifikasikan, mengkontruksi, dan
mendokumentasi system software secara intensif.
UML memberikan suatu standar untuk menulis blueprint dari sistem,
melingkupi hal-hal konseptual, seperti proses bisnis dan system function, sebaik
hal-hal yang konkrit, seperti class yang ditulis dalam bahasa pemrograman yang
spesifik, skema database dan komponen software yang dapat digunakan kembali.
2.2.11 Konsep Sistem dan Objek Modelling
2.2.11.1 Objek, Attribute, Behaviour, dan Operations
Menurut Whitten et al (2004, p431), objek adalah sesuatu yang
dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dan memiliki data untuk disimpan
memiliki behaviour yang saling berhubungan. Sedangkan menurut
27
Mathiasen (2000, p4), objek adalah suatu entitas yang mempunyai
identitas, state, dan behaviour. Contoh seperti customer, supplier,
karyawan.
Menurut Whitten et al (2004, p431), Attributes adalah data yang
dipresentasikan serta memiliki karakteristik yang menarik dari sebuah
objek. Menurut Mathiassen (2000, 92), atribut adalah property deskriptif
dari sebuah kelas atau event. Contoh seperti customer (objek) memiliki
nama (attribute). Sedangkan menurut Booch et al (1999, p50), Attributes
adalah nama property dari suatu class yang mendeskripsikan jarak suatu
nilai.
Menurut Whitten et al (2004, p432), Behaviour adalah apa yang
dapat dilakukan suatu objek. Dalam analisis berorientasi objek, behaviour
dari objek biasanya mengacu pada method, operation, dan service.
Menurut Booch et al (1999, p51), operation adalah
implementasi dari service yang dapat diminta dari setiap objek suatu
class yang mempengaruhi behaviour.
2.2.11.2 Class
Menurut Booch et al (1999, p49), class adalah deskripsi dari
objek-objek yang memiliki attributes yang sama, operation, relationship,
dan semantics. Setiap class harus diberi nama yang unik yang
membedakannya dari class yang lain. Menurut Mathiassen (2000, p4),
class adalah deskripsi dari sekumpulan objek yang memmpunyai struktur,
behavioural pattern dan atribut yang sama. Sedangkan menurut Whitten
28
et al (2004, p433), class adalah sekumpulan objek yang memiliki atribut
dan behavoiur yang sama.
Gambar 2.3 Class (Sumber : Booch et al p49)
2.2.12 Notasi Unfied Modeling Language (UML)
1. Class Diagram
Menurut Booch et al (1999, p95), class diagram adalah suatu
diagram yang menampilkan kumpulan class, interfaces, dan
collaborations serta menjelaskan hubungan mereka. Sedangkan menurut
Whitten et al (2004, p433), class diagram adalah suatu diagram yang
menggambarkan struktur sebuah sistem objek. Diagram ini menunjukkan
kelas objek dimana sistemnya terdiri dari hubungan antara kelas objek
tersebut.
Dalam UML, terdapat cara yang dapat menghubungkan antar benda,
baik secara logika atau fisik, adalah hubungan dari suatu model dalam
object-oriented modeling, terdapat tiga macam hubungan yang sangat
penting, yaitu :
− Dependency (Booch et al (1999, p63))
Dependency adalah suatu hubungan yang dapat suatu hubungan yang
menggunakan states yang merubah spesifikasi dari suatu hal yang dapat
29
berdampak pada lain hal yang digunakannya, tapi tidak perlu
kebalikannya.
− Generalization (Booch et al (1999, p64))
Generalization adalah hubungan antara hal-hal umum (biasanya
disebut superclass atau parent) dan sesuatu yang lebih spesifik dari hal
tersebut (biasanya disebut subclass atau child). Generalization berarti
bahwa objek dari anak dapat digunakan dimana saja parent berada, tapi
tidak kebalikannya.
Passenger Car
Taxi Private Car
Gambar 2.4 Generalization (Sumber : Mathiassen, p73)
− Association (Jacobson (1999, p65))
Association adalah suatu hubungan struktural yang secara khusus
objek dari suatu hal dihubungkan dengan objek lainnya.
Gambar 2.5 Association (Sumber : Mathiassen, p77)
30
Selain tiga hubungan diatas, terdapat empat hubungan yang termasuk
dalam association, yaitu :
− Name (Booch et al (1999, p66))
Name adalah nama yang kita berikan dalam hubungan association
untuk menjelaskan kealamian suatu hubungan.
− Role (Booch et al (1999, p66))
Role adalah hubungan semantik interfaces. Ketika class masuk dalam
hubungan association dengan class pada akhir association.
− Multiplicity (Booch et al (1999, p67))
Multiplicity adalah hubungan association yang menampilkan
hubungan antar objek.
− Aggregation (Booch et al (1999, p67)
Aggregation adalah association sederhana antara dua classes yang
menampilkan hubungan struktural antara peers, yang berarti kedua
classes secara konseptual berada pada level yang sama, tidak ada yang
lebih penting dari yang lain.
31
Gambar 2.6 Class Diagram (Sumber : Mathiassen, p236)
2. Use Case Diagram
Menurut Booch et al (1999, p97), Use Case Diagram adalah suatu
diagram yang menunjukkan kumpulan use cases dan actors (semacam
class khusus) dan hubungan mereka. Use case diagram secara khusus
penting dalam mengorganisir dan membuat model behaviours dari suatu
sistem. Menurut Booch et al (1999, p235), use case diagram biasanya
mengandung :
• Use Cases
• Actors
• Dependency, generalization, dan hubungan asosiasi.
32
Sedangkan menurut Whitten et al (2004, p271), Use case diagram
adalah sebuah diagram yang menggambarkan interaksi antar sistem dan
sistem eksternal dan user. Menurut Mathiassen (2009, p119), actor
adalah suatu abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem yang dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem yang akan dibuat. Use case adalah sebuah pola interaksi
antara sistem dengan actor dan dalam application domain.
.
Gambar 2.7 Use Case Diagram (Sumber : Booch et al, p234)
33
3. Sequence Diagram
Menurut Whitten et al (2004, p441), Sequence Diagram secara grafis
menggambarkan bagaimana objek berinteraksi antara satu dengan yang
lainnya melalui messages dalam pengeksekusian use case atau operasi.
Sedangkan menurut Booch et al (1999, p97), Sequence Diagram
adalah suatu interaksi diagram yang menekankan pada waktu pengiriman
messages. Sebuah sequence diagram menunjukkan kumpulan objek dan
messages yang dikirim dan diterima oleh objek tersebut.
Gambar 2.8 Sequence Diagram (Sumber : Booch et al, p247)
34
4. Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2004, p441), navigation diagram merupakan
bagian yang spesial dari statechart yang fokus pada keseluruhan yang
dinamis dari user interface. Navigation diagram berisi hubungan layar-
layar user interface melalui fungsi-fungsi yang disediakan.
Top Related