1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang meliputi
segala bidang bidang. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan selaras,
seimbang,dan menunjang antara bidang satu dengan bidang yang lain, sehingga tidak
terjadi kesenjangan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan kemakmuran dan
menciptakan kesejahteraan rakyat. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah. Hal ini
ditujukan untuk memberi kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah sendiri,
penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem Negara dimaksudkan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
pelayanan masyarakat, sebagai daerah otonom, daerah mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan prinsip
keterbukaan, prinsip masyarakat dan wajib melaksanakan pertanggungjawaban
kepada masyarakat. Salah satu kebijakan pembangunan adalah peningkatan sarana
air bersih, meskipun bukan prioritas utama tetapi menempati urutan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat. Usaha dalam mengelola air bersih memerlukan
organisasi yang handal dan profesional. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
adalah salah satu organisasi publik yang ada di daerah. PDAM bertugas mengelola
2
mengelola sumber daya air yang ada di daerah untuk didistribusikan pada masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih.
PDAM juga menjalankan fungsi manajemen. Perusahaan menjalankan fungsi-
fungsi manajemen untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Salah satu dari
fungsi tersebut adalah manajemen keuangan. Manajemen keuangan sangat penting
bagi perusahaan, karena tanpa adanya dana dan pengelolaan yang baik maka
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember merupakan
perusahaan daerah yang bertugas dalam pengelolaan air bersih di Kabupaten Jember.
PDAM memerlukan pengelolaan keuangan yang baik agar kegiatan perusahaan dapat
berjalan lancar. Pengelolaan keuangan pada PDAM Kabupaten Jember sudah cukup
baik, namun belum maksimal dari segi efisiensi penggunaan dana. PDAM Kabupaten
Jember merupakan badan usaha yang menjalankan dua fungsi yaitu sebagai Social
Oriented (Pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam penyediaan air bersih) dan
Profit Oriented (Bertujuan untuk menghasilkan laba sebagai dana untuk beroperasi
dan sumber penerimaan daerah). Adanya kedua fungsi tersebut, mengakibatkan
perusahaan harus memantau tingkat kesehatan dengan mengadakan analisis terhadap
data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Tujuan didirikan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perubahan dalam jangka panjang,
kestabilan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu faktor untuk
mengukur sukses tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan.
3
Untuk mencapai tujuan diperlukan adanya suatu proses pengendalian dimana
yang mendasari suatu proses pengendalian tersebut adalah gagasan untuk mengolah
dan mengarahkan segala sumber daya perusahaan yang ada seperti modal, tenaga
kerja dan lain-lain secara efektif dan efisien dengan berpedoman pada program-
program yang telah direncanakan dalam usaha mencapai sasaran perusahaan yaitu
perolehan laba.
Seorang manajer dalam perusahaan kecil masih mampu mengelola usaha
sendiri, tetapi perusahaan yang ingin berkembang untuk menjadi perusahaan yang
lebih besar sehingga semakin besar perusahaan yang mereka pimpin maka semakin
besar pula masalah yang mereka hadapi. Untuk itu seorang manajer dalam
perusahaan besar memerlukan bantuan orang lain dan mendelegasikan sebagian
wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya tersebut.
Dengan pendelegasian tersebut berarti seorang manajer perusahaan
menyerahkan seluruhnya secara penuh urusan pekerjaan kepada orang yang
didelegasikannaya. Hal tersebut merupakan tanggung jawab seseorang yang sudah
diberi amanat dari manajer atasnya. Dalam melakukan pengendalian secara efektif
dan efisien, dibutuhkan suatu alat bantu dalam manajemen yaitu akuntansi
pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggung jawaban merupakan suatu bentuk akuntansi khusus
yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan bagian bisnis / dapat juga
diartikan sebagai laporan kinerja manajer tiap unit dalam suatu perusahaan.
4
Pusat pertanggungjawaban dari akuntansi pertanggungjawaban secara garis
besar dibedakan dalam pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi.
PDAM Jember merupakan perusahaan milik daerah yang memberikan pelayanan
jasa khususnya dibidang pengadaan air bersih. Mengingat PDAM Jember merupakan
salah satu profit centre milik Pemerintah Daerah Kabupaten Jember, sehingga dalam
pengelolaannya dituntut untuk memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada
pelanggan. Dikaitkan dengan pusat pertanggungjawaban PDAM Jember merupakan
salah satu pusat pertanggungjawaban pusat laba karena ukuran kinerja dari PDAM
diukur dari laba yang diperoleh. Selain itu, saat ini sejumlah PDAM masih
mengalami kasus kehilangan air dengan angka yang cukup tinggi. Yakni rata-rata 33
persen dan bahkan ada yang lebih dari 50 persen. Celakanya, kasus kehilangan
(kebocoran) air ini, tidak semata-mata karena faktor buruknya kualitas fasilitas
PDAM secara fisik, namun lebih didominasi oleh lemahnya admisnistrasi dan
manajemen PDAM itu sendiri.
Saat ini jumlah PDAM yang sehat terus meningkat, namun masih banyak
PDAM di Indonesia yang merugi. Jumlahnya sekitar 185 PDAM. Bahkan sekitar 65
PDAM dinilai negatif. Kondisi ini biasanya disebabkan beberapa faktor. Misalnya
masih tingginya beban hutang, denda, kasus kebocoran air dan sebagainya. Beban
PAD dari pemerintah, kadang juga menjadi faktor penyebab jatuhnya PDAM di
Indonesia.
5
PDAM Jember sebagai salah satu perusahaan daerah berkaitan dengan
pertanggungjawaban terdapat masalah dalam hal pengendalian biaya, terutama dalam
hal pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi pada setiap fungsi. Sehingga
dimungkinkan terdapat over pelaporan biasanya untuk biaya yang berdampak pada
laporan pertanggungjawaban.
Sehingga dari uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan
akuntansi pertanggungjawaban pusat laba yang ada pada PDAM Jember. Hasil
penelitian tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi yang berjudul: “
ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT LABA DALAM
PENILAIAN KINERJA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN JEMBER”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah pelaksanaan akuntansi pertanggung jawaban pada PDAM Jember
sudah sesuai dengan syarat – syarat akuntansi pertanggung jawaban?
b. Apakah akuntansi pertanggung jawaban yang diterapkan pada PDAM Jember
dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja?
6
1.3 Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada
PDAM Jember sesuai dengan syarat – syarat akuntansi pertanggungjawaban.
2. Untuk menganalisis apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat
digunakan sebagai alat pengendalian dan penilaian kinerja.
1.4 Kegunaan Peneliatan
Manfaat – manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari segi Perusahaan Khususnya PDAM Jember
hasil dari ini diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan bagi
pihak manajemen perusahaan sebagai alat bantu manajemen dalam
menunjang efisiensi dan efektifitas pengendalian biaya dan penilaian prestasi
kerja manajer yang dapat memotivasi bawahannya.
2. Dari segi teoritis
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang
diperoleh selama masa perkuliahan secara praktis sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya terjadi dalam obyek penelitian.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil
1.
2.
Erif Suryanti
Ratih
Wahyuarumdati
2004
2006
Analisa Akuntansi
Pertanggungjawaban Pusat Laba
Sebagai Alat Pengendalian dan
Penilaian Prestasi kerja General
Manajer PT. TELKOM
KANDATEL Jember.
Analisis Akuntansi
Pertanggungjawaban Pusat Laba
Sebagai Alat Pengendalian Dan
Penilaian Prestasi Kerja General
Manajer PT. PDAM Bondowoso
PT. TELKOM KANDATEL Jember
sudah menjalankan syarat-syarat
akuntansi pertanggungjawaban
dengan baik, tetapi ada beberapa hal
yang perlu dibenahi yaitu perlu
adanya pemisahan yang jelas antara
biaya terkendali dan tidak terkendali
perlu adanya pengklasifikasian kode
rekening pada tiap bagian sehingga
mengurangiterjadinya penyelewengan
yang ada di tiap-tiap bagian, serta
sistem pelaporan yang dibuat oleh
General Manajer hendaknya lebih
ringkas.
Akuntansi pertanggungjawaban yang
selama ini diterapkan di PDAM
Bondowoso masih sangat jauh dari
sempurna. Namun ada penggolongan
biaya berdasarkan biaya terkendali
dan tak terkendali. Hal ini perlu
adanya penyusunan kode rekening
yang belum disesuaikan dengan
pengklasifikasian biaya terkendali
dan tak terkendali, serta sistem
pelaporan yang dibuat belum dapat
menunjang dilaksanakan akuntansi
pertanggungjawabandalam
perusahaan.
Sumber : Skripsi Universitas Muhammadiyah Jember
Persamaan penelitian tersebut dengan penelian ini adalah sama-sama menggunakan
akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai prestasi keja melalui analisis efisiensi
8
dan efektisitas. Sedangkan perbedaan antara kedua penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah waktu dan tempat penelitian.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian akuntansi pertanggung jawaban
Pendelegasian wewenang dalam perusahaan akan menimbulkan adanya suatu
tuntutan mengenai hasil yang dicapai dari pendelegasian wewenang. Pertanggung
jawaban merupakan suatu penelitian hasil kerja manajer pusat pertanggung jawaban,
sampai seberapa baik manajer mengelola hal-hal secara langsung berada dibawah
pengendaliannya.
Pengertian Pengendalian ialah: sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak
sistem yang berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam
sebuah perusahaan agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu
secara efektif dan efisien.
Pengertian prestasi kinerja ialah: “Kinerja seseorang merupakan kombinasi
dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya dan
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas - tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu”.
Izzulafif (2007) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai
berikut: “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
9
dikaitkan dengan struktur organisasi perusahaan dengan tujuan agar masing-masing
unit pertanggungjawaban dalam organisasi dapat melaporkan dan
mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatannya, kemudian dibandingkan
dengan standar yang ada yaitu anggaran. Untuk menjelaskan sistem akuntansi yang
merencanakan, mengukur, dan mengevaluasi kinerja organisasi atas dasar tanggung
jawab.
Petra Christian,(2008) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah
sebagai berikut: “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang
mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan.
Akuntansi pertanggungjawaban timbul sebagai akibat adanya wewenang yang
diberikan dan bagaimana mempertanggungjawabkannya dalam bentuk laporan
tertulis. Laporan tersebut berupa laporan pertanggungjawaban yang dapat digunakan
sebagai dasar analisa pengukuran prestasi kerja manajer untuk setiap pusat
pertanggungjawaban dan pengendali biaya. Biaya dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang untuk
mengkonsumsi sumber daya. Karena sumber daya yang digunakan harus dinyatakan
dalam satuan uang dan itu merupakan biaya, maka sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan satu metode pengendali biaya yang memungkinkan
manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya’’.
Darsono, (2008) pengertian akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai
berikut: ” Berdasar kondisi obyektif yang demikian, agar perusahaan melangsungkan
hidup, manajemen harus menentukan sistem pemberian tanggung jawab, sistem
10
anggaran, sistem pengukuran kinerja, dan sistem memberi imbalan kepada setiap
manajer.
Sedangkan Slamet (2000) pengertian akuntansi pertanggungjawaban
adalah sebagai berikut: ” Akuntansi pertanggung jawaban penyusunan laporan-
laporan prestasi yang dikaitkan kepada individu / anggota-anggota kelompok-
kelompok sebuah organisasi dengan suatu cara yang menekankan pada faktor-faktor
yang dapat dikendalikan oleh individu / anggota-anggota kelompok tersebut”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa:
- Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
memuat rencana dan realisasi pusat pertanggung jawaban.
- Akuntansi pertanggungjawaban timbul karena adanaya pendelegasian
wewenang pada tiap depertemen dalam suatu organisasi.
- Akuntansi pertangunggjawaban merupakan sarana untuk menilai prestasi atau
kinerja dari pusat-pusat pertangungjawaban berdasarkan aktivitas perusahan.
Keberhasilan setiap pusat pertanggungjawaban akan diatur kinerjanya atas
dasar kriteriaanya yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria yang bisa digunakan
untuk mengatur kinerja tersebut adalah efisiensi dan efektifitas.
Efiasiensi adalah: ratio antara ouput terhadap input/jumlah input per unit
dibandingkan input. Sedangakan Efektifitas: hubungan antara output pusat
pertanggungjawaban dan tujuan.
2.2.2 Manfaat akuntansi pertanggung jawaban
11
Manfaat akuntansi pertanggung jawaban menurut Charles T. Homgren (2000)
sebagai berikut:
a. Dasar penyusunan anggaran dan pengembalian keputusan.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan
peran untuk penetapan tujuan perusahaan.Akuntansi pertangungjawaban,
anggaran dan penyimppangan merupakan suatu sarana untuk membantu para
manajer sehingga perbaikan di waktu mendatang dalam pengambilan
keputusan ke tingkat bawahnya.
b. Sebagai penilai prestasi
Alat penilaian prestasi yang digunakan berkaitan dengan jenis krakteristik
pusat pertanggungjawaban yang dinilai. Akuntansi pertanggungjawaban
menekan pada pertanggungjawaban sampai ke pihak yang mempunyai
keterangan paling lengkap dan potensi pengaruh yang terbesar atas
penghasilan / biaya yang dipermasalahkan.
c. Memberikan perangsang
Akuntansi pertanggungjawaban memiliki daya tarik bagi kebanyakan
pimpinan dalam pengambilan keputusan. Akuntansi pertangungjawaban
memberikan saran dasar untuk mengadakan evaluasi atas kemampuan
manajer. Akibatnya selain menyebabkan manajer mendapatkan informasi,
juga membantu memberikan perangsang bagi setiap manajer melalui laporan
prestasi kerja.
d. Pengendalian Biaya
12
Akan memberikan suatu penilaian yang objektif terhadap kinerja suatu
kegiatan pada perusahaan, dengan adanya penilaian yang objektif maka
pengambilan keputusan untuk melaksanakan tindakan perbaikan dapat
dilakukan. Selain itu, akuntansi pertanggungjawaban juga diharapkan dapat
memberi manfaat yaitu berupa informasi untuk setiap hasil kerja dari masing-
masing manajer pusat pertanggungjawaaban, baik itu merupakan informasi
pembuatan anggaran (budget) atau pun informasi realisasi dari anggaran
tersebut.
2.2.3Penggolongan pusat-pusat pertanggung jawaban
R.A Supriyono pusat pertanggung jawaban dikelompokkan:
1. Pusat biaya:
Suatu pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi dalam suatu
organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinya.
2. Pusat pendapatan:
Suatu pusat pertanggungjawaban dalam organisasi yang prestasi manajernya
dinilai atas dasar pendapatan dalam pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinya.
3. Pusat laba:
suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi
manajernya dinilai atas dasar selisih pendapatan dan biaya dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
13
4. Pusat investasi:
suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi
manajernya dinilai atas dasar pendapatan, biaya, dan sekaligus aktiva atau
modal atau investasi pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
2.2.4 Konsep Informasi Akuntansi Pertangungjawaban
Mulyadi (2000) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan
keluaran sistem akuntansi pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan, sejalan dengan metode
pengendalian biaya yang digunakan perusahaan. Dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban
merupakan informasi aktiva, pendapatan, biaya yang berhubungan dengan manajer
yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam activity
based responsibility accounting system informasi akuntansi pertanggungjawaban
adalah informasi aktiva, pendapatan, biaya yang berhubungan dengan aktivitas
penambahan dan bukan penambahan nilai.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional menghubungkan informasi
akuntansi manajemen dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Wewenang
didelegasikan dari manajer atas ke manajer bawah untuk mempertanggung jawabkan
pelaksanaan wewenang kepada manajer atasnya. Dengan demikian, tanggung jawab
timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen
yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah harus mengetahui dengan
14
jelas wewenang apa yang didelegasikan kepadanya oeh atasanya. Manajemen tingkat
bawah berkewajiban mempertanggungjawakan pelaksanaan wewenang tersebut
kepada manajer atasanya. Dengan demikian, wewenang mengalir dari tingkat manajer
atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir sebaliknya. Oleh karena itu,
timbul kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi untuk menilai
pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang. Informasi akuntansi yang bersangkutan
dengan pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang disebut dengan akuantansi
pertanggungjawaban.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sistem
akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan, sejalan dengan
metode pengendalian biaya yang digunakan dalam perusahan. Dalam system
akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban
merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan biaya yang dihubungkan dengan
manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu .dalam
activity-based responsibility, accounting system, System akuntansi
pertanggungjawaban traditional menghitungkan informasi akuntansi manajemen
dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Wewenang didelegasikan dari
manajer atas ke manajer bawah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
wewenang kepada manajer atasanya. Dengan demikian, tanggungjawab timbul
sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang
lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Manajemen lebih rendah
berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang tersebut kepada
15
manajer atasanya. Dengan demikian, wewenang mengalir dari tingkat manajer atas ke
bawah, sedangkan tanggungjawab mengalir sebaliknya. Oleh karena itu timbul
kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban.
Penyajian informasi ini dapat berupa informasi histories yaitu aktiva, pendapatan, dan
atau biaya masa lalu dan dapat pula berupa informasi masa yang akan datang.
Informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran.
Sedangkan informasi masa lalu bermanfaat sebagai:
1. Penilai Kinerja pusat pertanggungjawaban
2. Motivasi manajer
2.2.5 Syarat-syarat akuntansi pertanggung jawaban
Menurut Mulyadi (2000)Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sistem akuntansi yang dikaitkan dengan struktur organisasi perusahaan dengan tujuan
agar masing-masing unit pertanggungjawaban dalam organisasi dapat melaporkan
dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatannya, kemudian
dibandingkan dengan standar yang ada yaitu anggaran, serta dianalisis
penyimpangan-penyimpangannya. Jadi, akuntansi pertanggungjawaban merupakan
bagian dari sistem akuntansi manajemen di mana bentuk formal yang dihasilkannya
adalah informasi yang mengacu pada pusat-pusat pertanggungjawaban dalam
organisasi. Pusat pertanggungjawaban merupakan salah satu alat pengendalian atau
pengawasan yang dapat digunakan oleh manajemen dalam suatu perusahaan, dimana
setiap pusat pertanggungjawaban ini akan dipimpin oleh seorang manajer. Pusat
16
pertanggungjawaban dapat meliputi semua kegiatan yang ada dalam perusahaan,
karena itu pusat-pusat pertanggungjawaban pada suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya dapat berbeda, ini tergantung kepada bidang mana pusat-pusat
pertanggungjawaban ini ditetapkan.
Salah satu pusat pertanggungjawaban adalah pusat biaya (cost centre). Biaya
yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban merupakan tanggung jawab manajer
pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, sejauh mana biaya-biaya tersebut
dapat dikendalikannya bukanlah bagian dari tanggung. Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan suatu sistem dan dalam hal ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak manajemen. Sebelum akuntansi
pertanggungjawaban dapat diterapkan pada suatu perusahaan ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi oleh perusahan, yaitu:
a. Struktur organisasi yang menetapkan secara tugas wewenang dan tanggung
jawab tiap tingkatan manajemen.
b. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen.
c. Penggolongan Pendapatan dan biaya, yaitu dapat dikendalikan tidaknya oleh
manajemen tertentu dalam organisasi
d. Sistem akuntansi yang disesuaikan dengan kode rekening.
e. Sistem pelaporan akuntansi kepada manajer yang bertanggung jawab.
Dari pendapat tersebut di atas maka akan lebih jelas lagi bila diperinci satu
persatu antara lain:
17
2.2.5.1 Struktur Organisasi
Joseph W. Wikinson (1999) pengertian dari struktur organisasi adalah sebagai
berikut: ” Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai susunan hirarkis tugas suatu
perusahan serta wewenang untuk memastikan bahwa tugas-tugas tersebut terlaksana.
Jadi struktur ini menetapkan hubungan diantara berbagai tugas dan wewenang yang
dilimpahkan kepada bebagai tingkat manajerial.”
Berdasarkan pendapatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa struktur
organisasi merupakan susunan hirarkis tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Penyusunan struktur organisasi dan penyusunan sistem akuntansi merupakan
pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Dengan adanya
struktur organisasi yang jelas akan mempertegas tugas dan wewenang dan tanggung
jawab tiap-tiap bagian. Wewenang perintah bergerak dari atas ke bawah, sedangkan
tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. Struktur organisasi yang jelas akan
mempermudah penarapan akuntansi pertanggungjawaban dilaksanakan karena
adanya pendelegasian wewenang.
2.2.5.2 Anggaran yang disusun dengan baik
Charles T.Horngren (2000) pengertian Anggaran adalah sebagai berikut: ”
anggaran adalah suatu pernyataan kuantitatif tetang rencana tidakan dan alat bantu
untuk koordinasi dan implementasi. Anggaran dapat dirumuskan untuk organisasi
secara keseluruhan ataupun untuk suatu organisasi.”
18
Joseph W. Wilkinson (1999) adalah sebagai berikut. ” Anggaran adalah suatu
penyataan atau rencana operasional tertulis dari perusahaan yang digunakan sebagai
dasar suatu proses pengawasan dan anggaran suatu rencana yang dinyatakan dalam
satuan uang dan kuantitas lainnya.”
Munandar (2000) adalah sebagai berikut: ” Anggaran adalah suatu rencana
yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
ditanyakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil garis besar bahwa anggaran
merupakan rencana operasional yang menggunakan satuan uang atau bersifat
kuantitatif dan digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan operaasional sebenarnya.
Sedangkan proses kegiatan yang tercangkup dalam penyusunan anggaran adalah:
1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan anggaran.
2. Penggolongan dan penganalisaan dan informasi tersebut untuk mengadakan
taksiran-taksiran dalam rangka menyusun anggaran.
3. Menyusun anggaran serta menyajikan secara teratur dan sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja, yaitu untuk
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan anggaran.
6. Pengolongan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan penilaian
(evaluasi) terhadapa kerja yang telah dilaksanakan, serta menyusun kejaksanaan-
19
kebijaksanaan sebagai tidak lanjut (follow-up) dari kesimpulan-kesimpulan
tersebut.
Adapun syarat-syarat untuk anggaran yang baik menurut R.A Supriyono (1999)
1. Organisasi yang sehat: organisasi yang membagi tugas fungsional dengan
jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas.
2. Sistem akuntansi yang memadai adalah sistem akuntansi yang meliputi
a. laporan yang didasarkan kepada akuntansi pertanggung jawaban.
b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran.
c. Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasisnya
sehingga dapat diperbandingkan dan dihitung penyimpangannya.
3. Penilaian dan analisa laporan diperlukan untuk menetapkan alat pengukur
prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisa prestasi.
4. Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada
dukungan aktif dari para pelaksana dari tingkat atas maupun bawah.
2.2.5.3 Penggolongan Pendapatan dan biaya
Biaya terkendali adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi
oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Biaya tak terkendali adalah biaya
yang tidak dapat secara langsung dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka
waktu tertentu. Pendapatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya
operasional perusahaan yang menghasilakan laba. Akuntansi pertanggung jawaban
hanya dapat digunakan pada fokus biaya-biaya yang dapat dikendalikan. Biaya
20
terkendali merupakan biaya-biaya yang dapat dikendalikan dan
dipertanggungjawabkan oleh seorang manajer yang bertanggungjawab.
Didalam akuntansi pertanggungjawaban tiap manajer dituntut
partisipasinya dalam menyusun anggaran biaya menurut bagianya masing-masing dan
nantinya akan dimintai pertanggung jawaban mengenai realisasi anggaran tersebut.
Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat
dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang
bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan sehingga
dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus
dipisahkan antara biaya yang terkendalikan dengan tidak terkendalikan. Pemisahan
biaya ke dalam biaya terkendali dan biaya tak terkendali selalu berhubungan dengan
tindakan manajemen dan jangka waktu.
2.2.5.4 Kode Rekening
Menurut Mulyadi (1999) mengatkan bahwa: sistem akuntansi pertanggung
jawaban merupakan suatu sistem pengumpulan biaya, untuk kepentingan
pengendalian biaya, yaitu dengan cara menggolongkan, mencatat dan meringkas
biaya-biaya dalam hubungannya dengan tingkat-tingkat manajemen yang
bertanggung jawab.
Dari pengertian diatas berarti seluruh biaya yang dikeluarkan akan
digolongkan atau dikelompokkan serta diberi kode yang disesuaikan dengan tingkat
21
manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Untuk kepentingan pengumpulan
informasi akuntansi pertanggungjawaban, setiap pusat pertanggungjawaban yang
terdapat dalam struktur organisasi diberi kode (kode organisasi) dengan struktur kode
sebagai berikut:
a. Jenjang organisasi dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkat direksi, tingkat departemen
dan tingkat bagian, oleh karena itu jenjang organisasi diberi kode dengan
memakai 3 angka yang setiap posisi angka mencerminkan jenjang organisasi.
b. Angka kesatu menunjukkan jenjang direksi, angka kedua menunjukkan jenjang
departemen, sedangkan ke 3 menunjukkan jenjang bagian.
1 2 3
Tingkat Direksi Tingkat Departemen Tingkat Bagian
2.2.5.5 Sistem Pelaporan
Laporan pertanggung jawaban biaya secara total dibuat oleh bagian akuntansi
biaya dan laporan pertanggung jawaban biaya departemen atau biaya lainya dibuat
oleh bagian-bagian yang berwenang.
Laporan prestasi pelaksanaan berasal dari bawah bergerak menuju ke atas,
yang masing-masing manajer menerima informasi mengenai prestasi
pelaksanaannya sendiri maupun informasi yang berada dibawahnya menurut
rangkaian pertanggung jawaban.
22
Bagian/Departemen/Direktur
Laporan pertanggungjawaban
Kode
Rek
Jenis
Biaya/Pusat laba
Bulan Ini Sampai dengan bulan ini
Realisasi Anggaran Penyimpangan Realisasi Anggaran Penyimpangan
2.2.6 Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba
Pusat pertanggung jawaban pusat laba merupakan suatu pusat
pertanggungjawaban yang kinerja manajernya diukur prestasinya atas dasar laba yang
diperoleh. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Kinerja keuangan pusat
laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurangan antara pendapatan dan
biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilai efisiensi dan efektifitas pusat laba. Laba
yang diperoleh suatu pusat laba perlu dibandingkan dengan anggarannya. Hal ini
diperlukan oleh manajer puncak sebagai langkah pengendalian pusat laba.
Ada dua arah pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba. Pertama adalah
dengan mengukur kinerja manajer manajemen (manajement performance),
menekankan pada penilaian seberapa baik manajer suatu pusat pertanggungjawaban
bekerja. Pengukuran ini digunakan untuk proses perencanaan, pengkoordinasian,
pengendalian kegiatan, dan pemotivasi kerja para manajer pusat laba. Dalam
23
pengukuran ini, prestasi laba suatu pusat laba hanya dibatasi pada laba yang dapat
dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur. Dalam pengukuran ini
dibandingkan prestasi suatu pusat laba dengan standart atau anggarannya sehingga
penyimpangan yang terjadi menunjukkan seberapa baik manajer pusat laba tersebut
memenuhi komitmen yang telah disetujui. Kedua, dengan mengukur kinerja ekonomi
pusat laba, menitikberatkan pada seberapa baik suatu pusat laba bekerja sebagai suatu
kesatuan ekonomi. Dalam pengukuran ini, prestasi laba suatu pusat laba tidak hanya
ditentukan oleh laba yang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manajer pusat
laba yang diukur tetapi juga meliputi pendapatan dan biaya dari alokasi.
Proses pengukuran pusat laba dibutuhkan elemen-elemen berikut:
1. Terjadinya anggaran atau rencana.
2. Pemahaman dan penerimaan logika pengukuran oleh manajer divisi.
3. Delegasi pengendalian yang konsisten dengan tanggung jawab yang dibebankan.
4. Adanya konsistensi pengukuran diantara divisi-divisi dalam perusahaan.
2.2.7 Hubungan Antara Pusat PertanggungJawaban dengan Menilai Prestasi
Kerja General Manajer PDAM Jember
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab dari pimpinan perusahaan kepada manajer bagian atau pusat
pertanggungjawaban. Pengukuran kinerja suatu pusat laba digunakan untuk proses
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan harian pusat laba dan juga
sebagai alat untuk merangsang motivasi kerja para manajernya. Kinerja suatu unit
24
organisasi dinilai berdasarkan tujuan standart yang telah ditetapkan. Sebuah
perusahaan diasumsikan bertujuan memperoleh laba yang memuaskan.
PDAM Jember merupakan salah satu kantor daerah yang mengelola air
minum bagi masyarakat Jember, dimana pelanggannya untuk area Jember Sangat
banyak sehingga penilaian akuntansi pertanggungjawaban pusat laba sangatlah
penting bagi pengendalian dan penilaian prestasi kerja general manajer PDAM
Jember.
25
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter, sedang untuk sumber data
menggunakan:
1. Data Primer
Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat diperoleh
langsung dari pegawai perusahaan bagian keuangan dengan jalan wawancara
langsung tentang segala sesuatu berhubungan dengan penelitian.
Ex: Data Keuangan tahun 2008
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melaui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder diperoleh dari puplikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan
sumber-sumber lain yang berhubungan.
Ex: biaya operasional tahun 2008
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian dengan cara:
26
1. Dokumentasi
Adalah metode pengumpulan data dengan mempelajari, mengklasifikasikan dan
menggunakan data sekunder berupa catatan-catatan, laporam-laporan maupun
formulir.
2. Observasi atau pengamatan
Adalah metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek penelitian.
3. Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan, karyawan
dengan harapan memperoleh data dan penjelasan lebih lanjut mengenai:
a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, serta sejarah perusahaan.
b. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
c. Sistem pengambilan keputusan dalam menentukan anggaran pendapatan dan
biaya.
4. Studi pustaka
Studi ini terutama sekali diarahkan untuk memperoleh landasan teori dengan
maksud untuk digunakan didalam anlisis teori. Dasar-dasar teoritis ini diperoleh
dari literatur-literatur, catatan kuliah ini dan tulisan-tulisan lain yang banyak
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
27
3.3 Metode Analisis Data
1. Menurut Slamet (1999) Mengevaluasi akuntansi pertanggungjawaban pada
General Manajer PDAM Jember dengan syarat akuntansi pertanggungjawaban
a. Struktur Organisasi
struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis pembagian
wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing bagian.
b. Penyusunan Anggaran
Anggaran digunakan sebagai bahan dasar untuk rencana dalam kegiatan
operasi perusahaan sebagai pembanding untuk mengetahui apakah realisasi
operasional sesuai dengan tujuan positif dari perusahan.
c. Penggolongan Pendapatan dan Biaya
Penggolongan Pendapatan dan Biaya harus dipisahkan antara yang terkendali
dan tidak terkendali.
d. Sistem Akuntansi dan Kode Rekening
Merupakan sistem pengumpulan biaya, untuk kepentingan pengendalian biaya
dengan cara menggolongkan, mencatat, meringkas biaya-biaya yang
berhubungan dengan tingkat-tingkat manajemen yang bertanggung jawab
e. Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan merupakan sistem pertanggungjawaban yang disajikan
dalam bentuk tertulis yang digunakan sebagai dasar untuk melaporkan prestasi
kerja seorang manajer dengan format sebagai berikut:
28
Bagian/Departemen/Direktur
Laporan pertanggungjawaban
Kode
Rek
Jenis
Biaya/Pusat laba
Bulan Ini Sampai dengan bulan ini
Realisasi Anggaran Pentimpangan Realisasi Anggaran Pentimpangan
2. Menganalisa laporan akuntansi pertanggungjawaban yang dibuat untuk menilai
prestasi kerjanya, untuk menganalisa kinerja tersebut diperlukan analisa rasio
efisiensi dan efektifitas seperti yang dikemukakan oleh Slamet Sugiri (1999) untuk
manajer yaitu:
a. Efisiensi
Perbandingan antara anggaran biaya dan biaya sesungguhnya. Selisih
menguntungkan (laba) jika biaya sesungguhnya lebih kecil dari pada anggaran
biaya dan tidak menguntungkan (rugi) apabila jika terjadi sebaliknya. Berikut
rumus dari pengertian diatas:
Anggaran Biaya Terkendali
Efisiensi = X 100 %
Biaya Terkendali Sesungguhnya
Apabila hasil dari perhitungan > 100% maka akan terjadi efisiensi, sebaliknya
jika hasil perhitungan < 100% maka akan terjadi inefisiensi.
29
b. Efektifitas
Perbandingan antara realisasi pendapatan yang dicapai dan pendapatan yang
menjadi target (anggaran pendapatan). Dikatakan efektif apabila realisasi
pendapatan yang dicapai sama atau lebih besar dari anggaran pendapatan. Berikut
rumus dari pengertian diatas:
Realisasi Pendapatan Terkendali
Efektifitas = X 100 %
Anggaran Pendapatan Terkendali
Apabila hasil efektifitas > 100% berarti dapat dikategorikan efektif.
Apabila hasil efektifitas < 100% berarti dikategorikan tidak efektif.
Top Related