BAB II
PEMBAHASAN
Skenario Tutorial :
Pilek Lagi Deh……
Luci, 19 tahun seorang mahasiswi Kedokteran yang sedang menyelesaikan tahap akhir
perkuliahan preklinik. Proses pembelajaran yang cukup padat membuatnya kelelahan, akibatnya
ia menderita pilek yang disertai demam. Luci sudah tiga minggu ini menderita pilek yang tidak
kunjung sembuh. Awalnya luci bersin – bersin kemudian disusul rhinore, demam dan sakit
kepala. Setelah minum obat, Luci merasakan gejalanya berkurang, tetapi belum sama sekali
sembuh. Luci memang sering bersin – bersin dan mengeluarkan cairan dari hidung terutama pada
pagi hari atau saat bersih – bersih rumah, tapi jarang disertai demam dan sakit kepala. Sekarang
Luci merasakan pipi kirinya agak nyeri terutama bila ditekan.
STEP 1
Definisi Istilah
1. Rhinore : berasal dari bahasa. yunani, yakni rhinos yang berarti hidung, dan rhoia
yang berarti suatu aliran. Menurut WHO adalah penyakit dengan gejala
hidung tersumbat dll oleh karena sensitisasi IgE.
2. Bersin : mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan iritan dari saluran
napas atas.
3. Pilek : sama dengan rhinore
STEP 2
Sintesis Masalah
1. Mekanisme pilek, demam dan sakit kepala.
2. Mekanisme bersin – rhinore dan mekanisme nyeri pada pipi. Apa bersin harus selalui
diikuti rhinore ?
3. Hubungan kelelahan – pilek dan demam.
4. Mengapa sudah 3 minggu tidak sembuh walaupun sudah minum obat ?
5. Hubungan pagi hari, bersih – bersih dengan rhinore.
6. Mengapa pada riwayat penyakit terdahulu jarang sakit kepala dan demam ?
7. Mengapa riwayat penyakit dan keluhan yang sekarang berbeda ?
8. Hubungan dengan umur dan jenis kelamin.
9. Apa yang dilakukan dokter umum untuk mendiagnosis Luci ?
10. Differential Diagnosa keluhan Luci.
11. Bagaimana penatalaksanaan secara umum oleh dokter.
STEP 3
Analisa Masalah
1.
2.
Benda asingVirusBakteri
toksin
Lelah imun Rada
ng Lokal
Histamin,d
kk
Pirogen
endogen
permeabilitasHipersekr
esi mukus
PG hipotalamus
Rhinore
edema
Suhu
Sakit kepala
Metabolisme anaerob
Penumpukan as.laktat
Kurang O2
Reffered
Pain
N. V
vasodilatasipencetus Pusat Pengatur ReflekN.X Afferent Reflek Bersin
Inspirasi dalam, paru terisi udara,
Epiglotis menutup,Tekanan paru meningkat,
Ekspulsi udara cepat melalui rongga hidung akibat posisi uvula yang menutup kearah rongga mulut.
pencetusReaksi inflamasi
Pada MukosaCavum Nasi
Hipersekresi Sel Goblet
kotoran di keluarkan bersama mukus
RhinoreHingus dikeluarkan
Melalui hidung
Awalnya saat ada benda asing, respon awal tubuh adalah bersin. Apabila dengan bersin
benda asing tersebut belum berhasil dikeluarkan, maka akan mencetuskan respon inflamasi
pada mukosa cavum nasi sehingga terjadi hipersekresi mucus yang dikenal sebagai rhinore.
Rhinore terbagi menjadi dua jenis :
a. Rhinore fisiologis : berupa proses fisiologis seperti saat kita menangis, maka air mata
yang dihasilkan oleh kelenjar lakrimal pada palpebra lateral superior akan dialirkan ke
hidung tepatnya pada meatus konka inferior melalui duktus nasolakrimal dan akan
tampak rhinore.
b. Rhinore patologis : berupa proses patologis seperti pada proses inflamasi pada cavum
nasi, Rhinitis baik yang akut sebagai akibat infeksi bakteri dan virus maupun yang kronik
akibat alergi.
Untuk mekanisme nyeri tekan pada pipi kiri dapat disebabkan karena proses inflamasi.
Nyeri pada pipi kiri ini juga menunjukkan adanya kemungkinan sinusitis maksilaris akut.
Adanya peradangan pada rongga sinus maksilaris menyebabkan bertumpuknya mucus pada
rongga sinus yang dapat meningkatkan tekanan intrasinus dan menyebabkan nyeri akibat
penekanan pada saraf perifer didaerah sinus tersebut.
3. Kelelahan dapat menurunkan system imunitas tubuh manusia. Selain itu stress emosional
juga dapat menyebabkan penekanan terhadap system imunitas.
4.
kelelahan Imun
Sakit
Virusbakteri
Minum obat Tidak sembuh
Obat hanya simptomatikSalah diagnosa
Adanya resistensiJika alergi, pasien masih terpapar terus dengan alergen
Tidak menjaga kesehatanAdanya infeksi sekunder
5. Rhinitis terdiri dari :
a. Rhinitis Alergic : karena alergi kutu, debu, pollen,dsb. Sesuai dengan scenario
bahwa rhinore muncul pada saat bersih – bersih.
b. Rhinitis Non Alergic
Ada juga yang mengatakan bahwa adanya rhinore pada pagi hari merupakan hal yang
fisiologis akibat dari perubahan suhu.
6. Dengan etiologi yang berbeda, maka mekanismenya pun akan berbeda.
7. Sama dengan no.6
8. Ada hubungan antara gejala dengan jenis kelamin terutama pada wanita akibat pengaruh dari
hormonal melalui persarafan parasimpatis memicu terjadinya hipersekresi. Salah satu
contohnya Rhinore karena kehamilan.
9. Anamnesa :
a. Riwayat penyakit sekarang seperti rhinore, demam, sakit kepala. Diperhatikan
SOCRATESnya ( Site, Onset, Characteristic, Reffered, Asosiated, Time, Exacerbation,
Severity ).
b. Riwayat penyakit terdahulu
c. Riwayat penyakit keluarga -> alergi
Pemeriksaan Fisik :
a. Rhinoskopi atau speculum hidung, inpseksi warna mukosa, edema, warna sekret,
hiperemis, pemukaan
b. Transiluminasi Sinus
c. Palpasi nyeri tekan daerah sinus
d. Pemeriksaan kepatenan jalan napas
Pemeriksaan Penunjang :
a. Radiologi
b. Endoskopi rongga hidung
c. Kultur
10. Differential Diagnosa
a. Rhinitis alergika
b. Rhinitis non alergika
c. Sinusitis maksilaris akut
11. Antipiretik, analgesik, antihistamin, antibiotic spectrum luas, dekongetan, obat tetes hidung,
cuci hidung dengan normal saline, vitamin, bed rest.
STEP 4
Strukturisasi Konsep
STEP 5
Faktor pencetus(Virus,bakteri,alergen.dll)
sistem imunitas
rhinore, demam, sakit kepala
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Differential Diagnosis
rhinitis
alergika
non alergika
vasomotor, medikamentosa,
inkeksi akut, infeksi kronik
sinusitis
akut kronik
pemeriksaan penunjang
diagnosis
penatalaksanaan
Learning Objective :
1. Anatomi dan fisiologi hidung dan sinus.
2. Definisi – Prognosis dari :
a. Rhinitis alergika
b. Rhinitis non alergika (vasomotor, medikamentosa, infeksi akut, infeksi kronik)
c. Sinusitis akut
d. Sinusitis kronik
STEP 6
Belajar Mandiri
Mempelajari materi yang ada dalam learning objective hasil dkk 1 sesuai dengan refrensi yang
disarankan dalam buku modul.
STEP 7
Top Related