BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pengguna.
Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal
dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non keuangan.
Dalam rangka penyajian laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, salah
satu pihak pengguna laporan yang harus dipertimbangkan adalah investor dan manajer
investasi. Pihak-pihak tersebut membutuhkan informasi dalam pengambilan keputusan
untuk membeli, menahan atau menjual investasi serta menilai kemampuan Emiten atau
Perusahaan Publik untuk membayar dividen. Sementara itu, akses yang dimiliki oleh
pihak-pihak tersebut terbatas untuk memperoleh informasi yang relevan untuk
kepentingan tersebut.
Dalam kaitan ini, investor dan manajer investasi mempunyai ekspektasi yang
sangat tinggi bahwa laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik menyediakan
informasi yang mereka butuhkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan transparansi
informasi dalam laporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dan memenuhi
ekspektasi para pengguna laporan keuangan, maka perlu disusun suatu pedoman
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan ini. Pedoman ini diharapkan dapat
memberikan panduan untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dan
transparan.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 1
B. Tujuan dan Ruang Lingkup
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan
Perusahaan Publik dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan
pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip
pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga dapat memberikan kualitas penyajian
dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna informasi yang disajikan dalam
pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan harus cukup
penting untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang pemakai yang
berpengetahuan. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengakui bahwa
penyajian jumlah dan sifat informasi dalam laporan keuangan harus memenuhi kaidah
keseimbangan antara biaya dan manfaat.
Penyusunan pedoman ini sejalan dengan tujuan pelaporan keuangan yaitu:
1. Pengambilan Keputusan Investasi dan Kredit
Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
investor, calon investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan yang rasional atas
investasi dan kredit yang dilakukan. Informasi harus dapat dipahami oleh pelaku bisnis
dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan dengan seksama.
a. Pihak investor meliputi:
1) Pemegang efek ekuitas
2) Pemegang efek hutang
b. Pihak kreditur meliputi:
1) Pemasok
2) Konsumen dan karyawan yang memiliki klaim atas perusahaan
3) Lembaga pemberi pinjaman
4) Pemberi pinjaman individual
5) Pemegang efek hutang
2. Menilai Prospek Arus Kas
Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat
mendukung investor, kreditor dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 2
dan ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan atas dividen, bunga dan hasil
dari penjualan, pelunasan (redemption) dan jatuh tempo dari efek ataupinjaman. Prospek
penerimaan kas tersebut sangat tergantung dari kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas guna memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo, kebutuhan
operasional, reinvestasi dalam operasi, serta pembayaran dividen. Persepsi investor dan
kreditor atas kemampuan perusahaan tersebut akan mempengaruhi harga pasar efek
perusahaan yang bersangkutan. Persepsi investor dan kreditor dipengaruhi oleh harapan
mereka atas tingkat pengembalian dan risiko dari dana yang mereka tanamkan. Investor
dan kreditor akan memaksimalkan pengembalian dana yang telah mereka tanamkan dan
akan melakukan penyesuaian terhadap risiko yang mereka persepsikan atas perusahaan
yang bersangkutan.
3. Informasi atas Sumber Daya Perusahaan, Klaim atas Sumber Daya Tersebut Serta
Perubahannya Pelaporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang
sumber daya ekonomis perusahaan, kewajiban perusahaan untuk mengalihkan sumber
daya tersebut kepada entitas lain atau pemilik saham, dampak transaksi dan peristiwa
yang mempengaruhi perubahan sumber daya tersebut. Pedoman ini menetapkan bentuk,
isi dan persyaratan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik yang harus disampaikan, baik untuk keperluan penyampaian kepada
masyarakat maupun kepada Bapepam dan LK, dan Bursa Efek. Dengan adanya Pedoman
ini, pemahaman dan daya banding laporan keuangan akan semakin meningkat karena
laporan keuangan disajikan dalam format yang seragam dan menggunakan deskripsi yang
sama untuk pos-pos sejenis. Pedoman ini merupakan acuan minimum yang harus
dipenuhi oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam menyusun laporan keuangan, baik
laporan keuangan interim maupun tahunan. Oleh karena itu, keseragaman penyajian
sebagaimana diatur dalam Pedoman ini tidak menghalangi Emiten atau Perusahaan
Publik untuk memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan sesuai kondisi
masing-masing Emiten atau Perusahaan Publik.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 3
C. Acuan Penyusunan
Pemilihan acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman untuk industri
pertambangan minyak dan gas bumi didasarkan pada acuan-acuan yang relevan dengan
industri pertambangan minyak dan gas bumi. Adapun acuan-acuan tersebut adalah:
1. Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) yang berhubungan dengan akuntansi dan laporan keuangan.
2. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 29 tentang Akuntansi Minyak dan Gas
Bumi dan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
3. International Accounting Standard (IAS)/International Financial Reporting
Standard (IFRS) No. 6 tentang Exploration for and Evaluation of Mineral
Resources.
4. Statement of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 69 tentang Disclosures
about Oil and Gas Producing Activities.
5. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan, antara
lain yaitu:
Undang-Undang (UU) RI No 22 Th 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi.
Peraturan Pemerintah (PP) RI No 75 Th 2001 Tentang Perubahan Kedua
Atas PP No 32 Th 1969 Tentang Pelaksanaan UU No 11 Th 1967 Tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan.
PP RI No 35 Th 2004 Tentang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi.
PP RI No 36 Th 2004 Tentang Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi.
PP RI No 51 Th 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 08 Tahun
2005 Tentang Insentif Pengembangan Lapangan Minyak Bumi Marginal
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral.
6. Praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum, kesepakatan antar negara,
kebiasaan industri yang baru, dan standar akuntansi negara lain. Dalam hal
terdapat perbedaan antara peraturan Bapepam dan LK, dan PSAK dalam
penyusunan laporan keuangan, maka acuan yang digunakan adalah peraturan
Bapepam dan LK.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 4
D. Lingkup Pedoman
Pedoman ini dibuat untuk Emiten dan Perusahaan Publik yang aktivitas utamanya
adalah industri pertambangan minyak dan gas bumi termasuk di dalamnya perusahaan
pemegang izin kuasa pertambangan dan atau kontraktor yang mengoperasikan suatu
wilayah pertambangan berdasarkan kerjasama dengan pemegang izin tersebut. Pedoman
ini dibuat dengan asumsi bahwa Emiten atau Perusahaan Publik tersebut tidak
mempunyai anak perusahaan yang dikonsolidasikan. Apabila Emiten atau Perusahaan
Publik memiliki anak perusahaan yang harus dikonsolidasikan, pedoman ini harus
digunakan bersama dengan Pedoman Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Perusahaan Investasi.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 5
BAB II
KARAKTERISTIK USAHA INDUSTRI PERTAMBANGAN
MINYAK DAN GAS BUMI
A. Gambaran Umum Aktivitas Industri Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi terdiri atas:
1. Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup:
a. Eksplorasi, dan
b. Eksploitasi
2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup:
a. Pengolahan,
b. Pengangkutan,
c. Penyimpanan, dan
d. Niaga/pemasaran.
Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerjasama,
sedangkan kegiatan usaha hilir dilaksanakan melalui pemberian izin usaha. Badan Usaha
atau Bentuk Usaha Tetap yang melakukan kegiatan usaha hulu dilarang melakukan
kegiatan usaha hilir, dan sebaliknya Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha hilir
dilarang melakukan kegiatan usaha hulu.
Sifat dan karakteristik industri minyak dan gas bumi berbeda dengan industri
lainnya. Pencarian (exploration) minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang
cenderung spekulatif, karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat dengan biaya
yang besar, tidak jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan
cadangan minyak.
Berbeda dengan pencarian atau eksplorasi, kegiatan pengolahan (refinery) tidak
banyak berbeda dengan kegiatan pengolahan pada industri manufaktur yang lain.
Sedangkan usaha pengangkutan tidak banyak berbeda dengan kegiatan pengolahan pada
industri transportasi yang lain. Berikut adalah definisi yang lebih jelas terkait dengan
istilah – istilah yang akan digunakan dalam P3LKEPP ini:
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 6
1. Minyak bumi adalah adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang
berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan
kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.
2. Gas bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses
penambangan Minyak dan Gas Bumi.
3. Minyak dan Gas Bumi adalah Minyak Bumi dan Gas Bumi.
4. Bahan bakar minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari
Minyak Bumi.
5. Kuasa pertambangan adalah wewenang yang diberikan Negara kepada
Pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi.
6. Survei umum adalah kegiatan lapangan yang meliputi pengumpulan, analisis, dan
penyajian data yang berhubungan dengan informasi kondisi geologi untuk
memperkirakan letak dan potensi sumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar
Wilayah Kerja.
7. Pengalihan area adalah kewajiban perusahaan untuk menyerahkan kembali
sebagian wilayah kontrak bagi hasil kepada BPMIGAS pada periode tertentu
sesuai dengan kesepakatan bersama. Kewajiban tersebut tidak berlaku untuk
bagian area permukaan yang minyaknya telah ditemukan.
8. Operated Acreage adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh hak
eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi pada suatu area of interest yang
memiliki cadangan terbukti.
9. Eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai
kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak
dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan.
10. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan
Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas
pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 7
penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas
Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
11. Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian,
mempertinggi mutu, dan mempertinggi nilai tambah Minyak Bumi dan/atau Gas
Bumi, tetapi tidak termasuk pengolahan lapangan.
12. Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau
hasil olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan
Pengolahan, termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan
distribusi.
13. Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan
pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi.
14. Niaga adalah kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi
dan/atau hasil olahannya, termasuk Niaga Gas Bumi melalui pipa. Bentuk
kerjasama dan kontrak dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi di
Indonesia berupa pemberian hak dan kewajiban kepada investor untuk
berinvestasi bersama dengan pemerintah dalam kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi. Tipe kontrak semacam itu adalah PSC (Product
Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract) dan JO (Joint
Operation). Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing tipe kontrak:
1. PSC (Product Sharing Contract)
Merupakan kontrak kerjasama untuk eksplorasi minyak dan gas bumi antara
BPMIGAS dengan investor swasta (termasuk di dalamnya perusahaan luar
maupun dalam negeri, seperti Pertamina)
BPMIGAS bertindak sebagai supervisor atau manajer dari PSC tersebut
Investor adalah pemegang hak penyertaan dan kontraktor
Pemerintah mendapatkan bagian berdasarkan perjanjian pembagian produksi,
dimana pemerintah dan kontraktor mendapatkan sebagian hasil produksi yang
berupa pendapatan berdasarkan persentase PSC yang telah disetujui kedua belah
pihak.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 8
Biaya operasi ditutup dari produksi dan penghitungannya didasarkan pada costoil-
formula yang dinyatakan dalam PSC
Kontraktor memiliki hak untuk mengambil dan menjual sendiri minyak dan
gasbumi yang menjadi bagiannya.
Kepemilikan hydrocarbons jatuh ke tangan kontraktor saat terjadinya ekspor atau
saat pengiriman.
2. TAC (Technical Assistance Contract)
Merupakan variasi dari PSC
Biasanya digunakan untuk area produksi yang sudah ada, sehingga hanya meliputi
kegiatan eksploitasi
Dalam tipe kontrak ini, yang bertindak sebagai supervisor adalah Pertamina
Biaya operasi ditutup dari produksi
Kontraktor tidak selalu mendapatkan bagian minyak dan gas bumi dalam semua
produksi
TAC dapat meliputi baik kegiatan eksploitasi dan eksplorasi apabila dilakukan di
wilayah yang ditunjuk pemerintah untuk dieksplorasi
3. JOB (Joint Operation)
a) Membentuk operasi atas nama para pemegang hak penyertaan dengan cara
pembentukan entitas non-hukum, yaitu JOB, untuk melaksanakan operasi
perminyakan
b) Perwakilan dari pihak pemegang hak penyertaan menunjuk perwakilan untuk JOB
c) JOB mempersiapkan program operasi kerja dan anggaran melaksanakan operasi
sesuai dengan kesepaatan JOB dan kontrak kerjasama
d) Para pemegang hak penyertaan tetap bertindak sebagai kontraktor
B. Risiko Industri
Risiko yang melekat pada perusahaan dalam kelompok industri pertambangan
minyak dan gas bumi, tidak terlepas dari karakteristik utama kegiatan perusahaan yaitu
kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi barang tambang. Oleh karena itu,
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 9
risiko risiko yang melekat pada industri pertambangan minyak dan gas bumi adalah
sebagai berikut
1. Risiko Umum
Risiko Pasar dan Ketidakstabilan Harga
Fluktuasi harga minyak dan gas dunia akan berpengaruh secara langsung terhadap
industri eksplorasi dan produksi yang dijalankan oleh perseroan. Seandainya harga
barang-barang tambang turun dan berkepanjangan, maka akan mengurangi tingkat
laba Perseroan sebagai akibat menurunnya pendapatan dari penjualan minyak dan gas
bumi tersebut.
Risiko Berfluktuasinya Nilai Tukar Rupiah
Berfluktuasinya nilai tukar rupiah dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu :
Depresiasi rupiah dapat berakibat buruk bagi perusahaan karena sebagian
besar perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas
bumi memerlukan peralatan berat serta teknologi pertambangan yang
diimpor.
Untuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi yang
mengandalkan pasar lokal sebagi konsumen utama, depresiasi rupiah
dapat menyebabkan menurunnya penjualan perusahaan sebagai akibat
melemahnya daya beli masyarakat.
Depresiasi rupiah dapat merugikan perusahaan yang memiliki hutang
dalam mata uang asing dalam jumlah yang material.
Pada sisi lain, depresiasi rupiah menguntungkan perusahaan yang
mengandalkan pasar ekspor.
Apresiasi rupiah pada sisi sebaliknya, berpengaruh negatif terhadap
perusahaan yang mengandalkan penjualannya pada pasar ekspor.
Risiko Persaingan
Dengan banyaknya pesaing pada bidang usaha ini dapat mengurangi pangsa pasar
Perseroan, yang pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan Perseroan.
Risiko Kebijakan Pemerintah
Perubahan kebijakan-kebijakan ekonomi Pemerintah dari waktu ke waktu yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional dapat mempengaruhi kegiatan usaha
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 10
Perseroan. Biaya tambahan yang harus ditanggung oleh Perseroan dapat bertambah
dengan berlakunya UU Otonomi Daerah.
Risiko Bencana Alam
Mengingat hampir keseluruhan aktifitas utama Perseroan dilakukan di alam
terbuka, maka kondisi alam tempat penambangan memiliki pengaruh langsung
terhadap aktifitas operasi Perseroan. Terjadinya bencana alam seperti tanah longsor,
banjir, gempa bumi, atau badai akan menimbulkan kerugian secara material pada
Perseroan. Kerugian yang mungkin timbul diantaranya adalah jatuhnya korban jiwa
serta rusaknya fasilitas penambangan.
Risiko Leverage
(Leverage Risk) yaitu risiko-risiko yang terkait pada kewajiban perusahaan
karena pendanaan yang berasal dari luar perusahaan (external financing)
Risiko Kapasitas yang Menganggur
Yakni risiko penggunaan sumber daya tidak pada kapasitasnya.
2. Risiko Khusus
Perseroan melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi, dan
operasi yang pada umumnya memiliki beberapa risiko yang dapat mempengaruhi
kemampuan Perseroan dalam menjalankan kegiatan tersebut
1) Risiko Eksplorasi
Aktivitas eksplorasi barang tambang yang dilakukan oleh Perseroan memiliki
risiko tinggi dimana kemungkinan tidak ditemukannya atau ditemukannya sumber
tambang baru. Walaupun ditemukan, cadangan pada sumber baru tersebut dapat
memberikan atau tidak memberikan tingkat keuntungan secara komersial kepada
Perseroan
2) Risiko Pengembangan dan Produksi
Aktivitas pengembangan dan produksi yang dilakukan oleh Perseroan memiliki
beberapa risiko yang harus dihadapi yang antara lain adalah risiko terhadap terjadinya
ledakan, kebocoran, pencemaran lingkungan, serta kerusakan fasilitas produksi yang
dijalankan oleh Perseroan.
3) Risiko Operasi
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 11
Pengoperasian dari penambangan atau pengeboran minyak dan gas sangat
dipengaruhi oleh beberapa risiko termasuk risiko ledakan, kebakaran sumur minyak dan
gas, runtuhnya situs pertambangan, pencemaran lingkungan, dan bencana lain yang dapat
merugikan Perseroan. Bila risiko-risiko itu terjadi, maka dapat menimbulkan korban
luka-luka atau korban jiwa, kerusakan lokasi penambangan, kerusakan rig pemboran,
kerusakan sumur minyak dan gas, bendungan, dan fasiliitas produksi lainnya.
b. Risiko Cadangan Bahan Tambang
Minyak dan gas bumi adalah sumber daya alam yang tidak memungkinkan untuk
diperbaharui sehingga salah satu risiko utama yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi adalah berkurangnya
cadangan yang ada sehingga diperlukan usaha yang berkelanjutan untuk menambah dan
menggantikan cadangan yang ada.
c. Risiko Sehubungan dengan Siklus Kontrak Penambangan
Perseroan menghadapi risiko tidak diperpanjangnya kontrak penambangan serta
izin terkait yang digunakan untuk dapat melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan,
dan produksi.
d. Risiko Dampak Lingkungan
Bisnis Perseroan sangat tergantung pada beberapa Undang-undang dan Peraturan
yang mengatur mengenai eksplorasi, pengembangan, produksi bahan tambang, serta
dampak lingkungan dan keselamatan kerja. Pembuangan sisa minyak dan gas atau limbah
bahan pertambangan lain dapat mengakibatkan pencemaran terhadap udara, tanah, dan air
yang dapat menimbulkan kerugian terhadap negara dan atau pihak ketiga dimana
Perseroan harus mengganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan.
e. Risiko Sehubungan dengan BPMIGAS
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,
BPMIGAS merupakan pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(Kontraktor KKS) didalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 12
migas Indonesia. BPMIGAS menandatangani kontrak bagi hasil dengan perusahaan
energi swasta seperti perusahaan eksplorasi, pengembangan, dan pemasaran minyak dan
gas pada area tertentu dimana BPMIGAS akan mendapat persentase dari hasil produksi
dari ladang pada area tertentu yang termaktub di dalam kontrak bagi hasil. Kontrak bagi
hasil berisi persyaratan-persyaratan yang spesifik yang antara lain adalah mengenai
kualitas dari jasa, capital expenditure, status hukum dari kontraktor. Bila perseroan gagal
memenuhi persyaratan yang telah disetujui di dalam kontrak, maka dapat mengakibatkan
kerugian material yang dapat berpengaruh kepada kinerja keuangan, yang pada akhirnya
juga dapat mempengaruhi operasi dan prospek perseroan. Untuk melakukan aktivitas
sehubungan dengan produksi bagi hasil, termasuk eksplorasi, pengembangan, produksi,
pemboran, dan operasional lainnya, penjualan minyak dan gas, pengangkatan tenaga
kerja serta pengakhiran perjanjian, perseroan harus mendapat persetujuan dari
BPMIGAS. Lebih jauh lagi, seluruh fasilitas, properti, dan peralatan yang dibeli dan
dipergunakan oleh perseroan dalam rangka kontrak merupakan milik BPMIGAS.
Kebijakan-kebijakan yang dibuat BPMIGAS dapat berupa tidak diberikannya wilayah-
wilayah kerja baru atau tidak diperpanjangnya lagi kontrak-kontrak pada wilayah-
wilayah kerja yang sekarang sehingga dapat mengurangi kegiatan pemboran serta
membatasi kegiatan eksplorasi dan produksi Migas oleh perusahaan-perusahaan swasta.
f. Risiko-risiko lain
Klaim asuransi, kemampuan untuk mengelola program ekspansi, tenaga kerja,
teknologi, tak tercapainya proyeksi, dan distribusi.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 13
BAB III
AUDIT PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI
“Perusahaan dalam industri minyak dan gas bumi dapat berbentuk usaha terpadu
(integrated) dalam arti bahwa perusahaan tersebut mempunyai usaha eksplorasi,
pengembangan, produksi, refinery, tanker dan pemasaran sebagai satu kesatuan usaha,
atau berbentuk usaha-usaha terpisah yang masing- masing berdiri sendiri.”
(PSAK 29 Akuntansi Minyak dan Gas Bumi, BAB I: 11).
A. Metode Akuntansi Perminyakan.
Di dalam industri minyak dan gas bumi dikenal dua metode akuntansi utama yang
berlaku dan dapat diterima secara umum yaitu metode Full Cost (FC) dan metode
Successful Efforts (SE). Kedua metode tersebut sangat berbeda satu sama lainnya dengan
perbedaan utama yang terletak pada perlakuan akuntansi terhadap sumur dry hole dan
biaya eksplorasi lainnya, Di samping itu terdapat juga perbedaan yang menyangkut
akuntansi untuk sebagian besar bentuk pemindahan hak penambangan dan dasar
perhitungan deplesi, depresiasi serta amortisasi.
1. Metode Full Cost.
Metode FC didasarkan pada teori 'Single Asset' yang memandang bahwa semua
kekayaan dari perusahaan minyak dan gas bumi sebagai satu kesatuan asset. Semua biaya
sebelum mencapai tahap produksi dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi secara
prorata. Dalam pelaksanaannya, definisi tersebut berkembang dari metode single asset
menjadi metode country by country (negara sebagai pusat biaya). Biaya-biaya yang
terjadi dikapitalisasi dan diamortisasi sesuai dengan cadangan minyak yang terdapat di
negara di mana perusahaan tersebut melakukan kegiatannya.
2. Metode Successful Efforts
Berbeda dengan metode FC yang didasarkan pada teori single asset, metode SE
didasarkan pada teori "Multiple Asset" yang menganggap kekayaan perusahaan yang
tertanam dalam setiap cadangan sebagai kesatuan asset.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 14
3. Perbandingan Metode FC dengan SE
Dalam metode FC semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh hak
pengusahaan, eksplorasi dan pengembangan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan baru
diamortisasi setelah cadangan minyak dan gas bumi berproduksi, dengan suatu batasan
bahwa kapitalisasi biaya yang dilakukan tidak melebihi nilai cadangan minyak dan gas
bumi yang ditemukan. Biaya hak pengusahaan dan eksplorasi yang ternyata gagal
menemukan cadangan minyak dan gas bumi dianggap merupakan biaya yang tak dapat
dihindarkan. Dengan demikian, metode FC mengkapitalisasi semua biaya yang
dikeluarkan termasuk biaya eksplorasi yang tidak berhasil menemukan cadangan,
menunggu sampai mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi.
Dalam metode SE semua biaya eksplorasi suatu cadangan minyak dan gas bumi
untuk sementara dikapitalisasi sampai pada suatu saat di mana diputuskan bahwa
eksplorasi minyak dan gas bumi tersebut gagal atau tidak komersil. Kalau eksplorasi
tersebut ternyata menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang komersil, maka
semua biaya yang telah terjadi serta biaya pengembangan selanjutnya akan dikapitalisasi.
Sebaliknya kalau pencarian tersebut gagal atau terbukti tidak komersil, maka semua biaya
yang telah terjadi akan diperlakukan sebagai beban.
Jenis biaya Full Cost (FC) Successful Efforts (SE)
Geologi dan Geofisika E CAkuisisi C CEksplorasi Dry Hole E CEksplorasi, Sukses C CPembangunan Dry Hole C CPembangunan, Sukses C CProduksi E EKet:E = ExpenseC = Capitalize
Perbandingan Full Cost dan Successful Efforts
B. Prosedur Pengauditan Perusahaan Minyak dan Gas Bumi.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 15
Perusahaan minyak dan Gas Bumi adalah perusahaan yang terintegrasi dalam artian mempunyai divisi eksplorasi sampai divisi pemasan ataupun perusahaan yang berdiri sendiri-sendiri, berikut ini adalah prosedur-prosedur yang harus dilakuakn untuk mengaudit Perusahaan Minyak dan Gas Bumi.
1. Pelajari dan evaluasi internal control perusahaan pertambangan mengenai Pengusahaan Minyak dan Gas Bumi yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan eksplorasi, pengembangan, produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran minyak dan gas bumi.
2. Periksa izin perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi.
3. Meminta dokumen dan atau berkas yang menyangkut Laporan Keuangan perusahaan.
4. Lakuakan wawancara awal terhadap operator lapangan dan karyawan tentang sistem perusahaan dari eksplorasi sampai ke tahap pemasarn.
5. Lakukan pemeriksaan lapangn terhadap area eksplorasi, hal ini dapat dibantu oleh tim ahli geologi dan geofisika.
6. Periksa seluruh peralatan pengembangan yang ada di lapangn, sesuaikan dengan data yang terdapat di laporan keuangn dan konfirmasi kebenaran tentang pengadaan peralatan tersebut kepada pihak ke-3.
7. Periksa lini produksi dalam artian produksi adalah pengangkatan minyak dan gas bumi kepermukaan sampai ketempat penimbunan. Periksa berapa besaran volume yang diangkat dan cocokkan dengan data yang ada di dokumen dan hasil wawancara dari operator lapanan tentang sistemnya.
8. Periksa dokume dan hasil wawancara untuk disamakan dengan jenis dan banyaknya minyak mentah yang akan diolah dan produk minyak yang akan dihasilkan dengan memperhatikan karakteristik dan kapasitas kilang, dan persediaan serta permintaan produk. Dalam hal ini perlu diperhatikan dan anaisis terhadap:
a. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan proses pengolahan pertama, pengolahan kedua dan pengolahan lain-lain.
b. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan prasarana pengolahanStorage handling dan bending facilities).
c. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan aktiva tetap tidak bergerak umum.
d. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan sarana pengankutan.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 16
e. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan kantor, wisma dan perumahan.
f. Harga perolehan ATP yang berhubungan dengan aktiva tetap umum bergerak.
9. Periksa biaya-biaya yang menyangkut penganakutan minyak mentah dan produk samakan dengan apa yang terjadi dilapangan dan hasi wawancara oleh operator lapangan dan atau karyawan perusahaan tersebut.
10. Periksa dalam segi pemasaran terhadap produk yang dipasarkan dan samakan dengan data yang terdapat di dokumen atau laporan keuangan perusahaan, aspek yang harus diperhatikan dalam pemeriksaaan ini adaah:
a. Analisis pasar.
b. Perencanaan penjuaan dan pemakaiannya sendiri.
c. Pengadaan yang mencakup antara lain pencampuran dan pengisisan produk ke dalam kemasan dan penyaurannya.
d. Peaksanaan penyalurannya.
e. Penyuluhan, pengendalian mutu, pembinaan saluran penjualan dan promosi
f. Pemeliharaan sarana penjualan.
11. Jika perusahaan mempunyai Pelabuhan Khusus, Telekomunikasi, Kontrak Bantuan Teknis, Unitiasi, Pengurasan Tahap Kedua dan Join Operation maka hal yang harus diperhatikan untuk diperiksan adalah penyediaan sarana, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian beserta izin dari setiap hal di atas dan samakan data terhadap biaya yang ada dilapangan dengan yang terdapat di laporan keuangan.
12. Analisa temuan yang ada dan lakukan pertemuan untuk menjelaskan temuan yang ada dan rekomendasikan dengan klien.
13. Buat Laporan Audit terhadap temuan yang ada.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 17
DAFTAR PUSTAKA
PSAK 29 Akuntansi Minyak dan Gas Bumi.
Peraturan Mentri Keuangan Nomor 164/PMK.07/2009
Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Pubik Industi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
Market Segment Specialization Program Oil and Gas Industry.
Pemeriksaan Keuangan II (Kelompok 6) 18
Top Related