Download - Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Dyspepsia

Transcript

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Dyspepsia

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan DyspepsiaKelompok IAgustina RandunganElsa NoviantyFitria NingsihAbang ZulImam IsmatSamsul HadiSeptian Eka SandiIswandi

DefinisiDyspepsia adalah keadaan tidak nyaman pada perut bagian atas (epigastric) yang bersifat akut, kronik atau rekuren(Berulang) dengan gejala sebagai berikut : perasaan perut penuh, mual, muntah, cepet kenyang, sering bersendawa, dan perut kembung.dyspepsia menurut Rome II adalah perasaan nyeri atau ketidaknyamanan yang terjadi di bagian atas abdomen.Patofisilogi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

Etiologi Perubahan pola makanPengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang lamaAlkohol dan nikotin rokokStresTumor atau kanker saluran pencernaan

Manisfestasi klinis

Nyeri Perut (Abdominal Discomfort)Rasa Perih Di Ulu HatiMual, Kadang-kadang Sampai MuntahNafsu Makan BerkurangRasa Lekas Kenyang Perut KembungRasa Panas Di Dada Dan PerutRegurgitasi (Keluar Cairan Dari Lambung Secara Tiba-tiba)Komplikasi Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun, dapat memicu adanya komplikasi yang tidak ringan seperti: - Ulkus Peptikum - Pendarahan saluran cerna - Tukas ElianaPemeriksaan Penunjang1. Laboratorium2. Radiologis3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)4. USG (ultrasonografi)5. PCR (Polymerase Chain Reaction)6. Entero test PenatalaksanaanPenatalaksanaan non farmakologisMenghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres.Atur pola makanPenatalaksanaan farmakologis yaitu:Obat-obat yang digunakan untuk kondisi dyspepsia antara lain :Antacid (menetralkan asam lambung) Contohnya : Al, Mg, Ca, OH, Almagate, HidrotalciteGolongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) Contohnya : Pirenzepin,Golongan obat antagonis reseptor H2 Contohnya : Ranitidin, Simetidin, Famotidin,Golongan Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) Contohnya : Omeprazole, Esomeprazole, pantoprazole, Lansoprazole, RabeprazoleGolongan Sitoprotektif Contohnya : Sucralfat, koloid bismuth

Klasifikasi DyspepsiaDispepsia terbagi atas dua yaitu:Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebab atau adanya kelainan sistemik yang jelas misalnya ( tukak peptik, gastritis,pankriatitis,kolesitis dan lain-lainnya )Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).

Adapun klasifikasi klinis berdasarkan gejala yang ditimbulkan, antara lain: 1.Dyspepsia tipe refluks yakni adanya rasa terbakar pada epigastrium, dada atau regurgitasi dengan gejala perasaan asam di mulut. 2.Dyspepsia tipe dismotilitas yakni nyeri epigastrium yang bertambah setelah makan,disertai kembung, mudah kenyang, dan banyak flatus. 3.Dyspepsia tipe ulkus yaitu nyeri epigastrium yang reda setelah makan atau minum antacid, biasanya nyeri dirasakan sebelum makan.

Kasus Tn. H berusia 27 tahun dengan status sudah menikah, bersuku bugis makasar dan beragama Islam. Tn. H sebagai pekerja swasta dan bertempat tinggal jln.veteran 10, No.103 RT. 02 RW.13. Tn. H datang ke RS Suka Menolong Tanggal 22 Agustus 2010 dengan keluhan Nyeri ulu hati. Klien tidak nyaman dengan kondisi sekarang karena adanya rasa nyeri dan rasa mual. Klien mengatakan pada saat berbuka puasa meminum penyegar berupa adam sari (cairan yang asam). Di RS.Suka Menolong klien diperiksa dengan diagnosa medis Dyspepsia. PengkajianIdentitas KlienNama : Tn. HUsia : 27 tahunTTL : Makasar, 21 Maret 1986Masuk RS: 22 Agustus 2010 Jenis Kelamin: laki-lakiPekerjaan: SwastaAlamat: Jln. Veteran 10, No.103 RT. 02 RW.13Agama: IslamSuku: Bugis MakasarStatus: MenikahIdentitas Penanggung JawabNama: Tn. MJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 38 tahunPekerjaan: SwastaAlamat: Jl. Sungai lulutHubungan dengan klien: kakak klien

Keluhan Utama: Nyeri pada daerah epigastrium/ulu hati dan rasa mual.Riwayat Penyakit Dahulu: Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya juga pernah mengalami nyeri pada abdomennya, namun tidak terlalu lama dan tidak sampai dibawa ke Rumah Sakit.Riwayat Penyakit Keluarga: Keluarga klien mengatakan ibu klien juga pernah mengalami hal seperti apa yang dirasakan klien, tapi tidak sampai masuk Rumah Sakit dan tidak separah klien.TTV TD : 110/ 60 mmHg N : 100 x/menit R : 20 x/menit S : 38C

LANJUTAN........Aktifitas dan IstirahatKlien merasa terganggu dengan kondisi sekarang dan tidur tidak pernah nyenyak akibat nyeri ulu hati dan rasa mual.NutrisiKlien mengatkan makan 2x sehari, nafsu makan menurun karena mual.Eliminasiklien mengatakan tidak ada BAB dan BAK hanya 1 kali.PsikososialPsikologi klien tampak ramah dan sopan, hubungan klien dengan keluarga, perawat, dokter dan tim medis lainnya baik.SpiritualKlien beragama Islam dan klien selalu berdoa untuk kesembuhannya.

ANALISA DATA DATA ETIOLOGIMASALAHDS : Klien mengatakan nyeri pada abdomen atas (epigastrium)Klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tidak ada makanKlien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusukKlien mengatakan nyerinya bisa berjam-jamKlien mengatakan nyeri saat abdomennya ditekan

DO :Klien tampak meringis kesakitanSkala nyeri 8 (berat)Iritasi pada mukosa lambungNyeri akutLANJUTAN...............DATAETIOLOGIMASALAHDS :Klien mengatakan tidak nafsu makanKlien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makanKlien mengatakan mual

DO :Mukosa bibir klien tampak keringAbdomen terdengar hipertimpaniAnoreksiaKetidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhLANJUTAN.................DATAETIOLOGIMASALAHDS :Keluarga klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas sendiri

DO :Klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidurTirah baring/ imobilisasIntoleransi aktivitasDiagnosa KeperawatanDiagnosa Prioritas :Nyeri akut berhubungan dengan iritsi pada mukosa lambung.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anoreksia.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Tirah baring/ imobilisasi.

NoDxTujuanIntervensiImplementasiEvaluasi2Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia ditandai denganDS:Klien mengatakan tidak nafsu makanKlien mengatakan hanya menghabiskan 5 sendok makanKlien mengatakan mual.DO:Mukosa bibir klien tampak keringAbdomen terdengar hipertimpani

Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria hasil:Klien mengatakan menghabiskan porsi makanan yang disediakan RSKlien mengatakan tidak mual lagiMukosa bibir tampak lembabAbdomen terdengar timpani Kaji status nutrisiTimbang BB tiap hariAjarkan makan sedikit tapi seringKaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi

Mengkaji status nutrisi Menimbang BB tiap hari Menganjurkan makan sedikit tapi seringMengobservasi penyebab tidak nafsu makan.S :Nafsu makan klien meningkat dan tidak merasa mual.O :Mukosa bibir lembabA : Masalah sudah teratasi.P : Stop Dx

IntervensiNoDxTujuan IntervensiImplementasiEvaluasi1Nyeri b.d Iritasi pada mukosa lambung ditandai denganDS:Klien mengatakan nyeri pada abdomen atas (epigastrium) Klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tidak ada makan Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk-tusukDO:Klien tampak meringis kesakitan Klien tampak memegang bagian yang nyeriSkala nyeri 8 (berat)

Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan nyeri berkurang dan dapat tidur nyenyak.Kriteria Hasil : Klien tidak lagi merasa adanya nyeriKlien tidak lagi tampak meringis kesakitanSkla nyeri 0

Kaji status nyeriObservasi TTVBerikan kompres hangatBerikan posisi nyamanKolaborasi dengan pemberian obat analgetik

Mengkaji status nyeriMengobservasi TTVMemberikan kompres hangat Memberikan posisi yang nyaman Lakukan kolaborasi

S : Klien tidak mengekspresikan nyeri dan tidur nyenyak.O : Klien nampak tidak gelisah dan tingkat nyeri berkurang.A : Masalah sudah teratasi.P : Stop Dx

NoDxTujuanIntervensiImplementasiEvaluasi3Intoleransi aktivitas b.d Tirah baring/ imobilisasi ditandai dengan DS:Keluarga klien mengatakan klien tidak dapat beraktivitas sendiriDO:Klien tampak lemah dan terbaring ditempat tidurSkala aktivitas 2

Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 2x24 jam diharapakan kriteria hasil:Klien dapat beraktivitas secara mandiriKlien tidak lagi tampak lemahSkala aktivitas 0

Kaji tingkat toleransi aktivitas Berikan lingkungan yang tenangAnjurkan untuk membatasi aktivitas dan melakukan perawatan sesuai kebutuhan Meningkatkan periode istirahat klien shingga meminimalisis kelelahanMengkaji tingkat toleransi aktivitas Memberikan lingkungan yang tenangMenganjurkan untuk membatasi aktivitas dan melakukan perawatan sesuai kebutuhan Meningkatkan periode istirahat klien shingga meminimalisis kelelahan

S :Klien dapat beraktivitas secara mandiri.O :Klien tidak tampak lemahA : Masalah sudah teratasi.P : Stop Dx

Any Question?