ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S
DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI
DI WILAYAH RT 10/02 KELURAHAN UTAN PANJANG
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
TANGGAL 12 April 2018 - 14 April 2018
Disusun Oleh :
BAGUS SADEWO
2015750006
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan segala puji dan Syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “asuhan
keperawatan pada keluarga Tn.P khususnya Ny.S dengan gangguan kebutuhan
dasar rasa nyaman nyeri : Hipertensi di wilayah RT 10/02 kelurahan utan panjang
kemayoran jakarta pusat pada tanggal 02 – 14 april 2018”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program
DIII Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan bimbingan, pengarahan, serta pengalaman dari berbagai
pihak, juga ilmu pengetahuan penulis yang didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di Program DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
dan motivasi dari semua pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menngucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini, terutama kepada:
1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu
memberikan nikmat kesehatan untuk dapat mengerjakan Karya Tulis Ilmiah
ini dan kemudahan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini serta
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di Program D III
Keperawatan FIK-UMJ.
2. Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
UMJ.
iii
3. Ns. Titin Sutini, M.kep., Sp.An selaku Ka Prodi Diploma III Keperawatan
Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Muhammadiah Jakarta.
4. Ns.Nuraenah M.Kes selaku wali Akademik tingkat III angkatan 33
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
5. Drs. Dedi Muhdiana, M. Kes, sebagai pembimbing penulis dalam menyusun
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ns. Fitrian Rayasari M.Kep., Sp.KMB yang senantiasa memberikan motivasi
untuk terus melangkah juga selalu menjadi tokoh inspirasional dalam hidup
penulis pribadi.
7. Ns. Lily Herlinah, M. Kep,.Sp.Kep.Kom sebagai penguji II dalam proses
sidang Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh Staff Dosen Akademi Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
9. Ibu RW 02 Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah banyak
membantu.
10. Ibu Ida selaku kader yang telah mempertemukan saya dengan keluarga Ny. S
11. Keluarga Ny. S yang telah banyak sekali memberi bantuan untuk terwujudnya
Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan moril maupun material
serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini selesai
pada waktunya.
13. Dea Nanda Nur Cholidah yang telah membantu saya untuk mempermudah
membuat Karya Tulis Ilmiah ini.
14. Serta teman-teman D III keperawatan angkatan 33 Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah berjuang bersama-sama selama 3 tahun ini.
iv
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya
penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu
pengetahuan dibidang keperawatan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 21 mei 2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………....i
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………....ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Tujuan Penulis...................................................................................3
1. Tujuan Umum................................................................................3
2. Tujuan Khusus...............................................................................3
C. Ruang Lingkup ................................................................................4
D. Metode Penulisan ............................................................................4
E. Sistematika Penulisan........................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep dasar Hipertensi……..…………….…………….…….…...6
1. Pengertian Hipertensi…..……………………………...……….6
2. Klasifikasi Hipertensi………………………………..……........6
3. Etiologi Hipertensi…...………………………………………....8
4. Patofisiologi Hipertensi………………………………….….....10
5. Tanda dan Gejala Hipertensi.……………………….….……....13
6. Komplikasi Hipertensi……..…………………………….…….15
7. Penatalaksanaan Hipertensi………..……………………….….16
vi
B. Pemenuhan Kebutuhan (rasa aman dan nyaman)……...…....….…18
1. Kebutuhan Keamanan.……………………………......…....….18
a. Pengertian…………………………………………...….....18
b. Lingkup Kebutuhan……………………………………….19
2. Kebutuhan Aman dan Nyaman Nyeri ………...………....…...20
a. Fisiologi Nyeri ……………………………….………...…20
b. Jenis Nyeri ………………………………………......…....21
c. Bentuk Nyeri….……………………………………….......21
d. Faktor Nyeri…………………………………………….....22
C. Asuhan Keperawatan Keluarga…………………………………...23
1. Konsep keluarga………………………………………………23
a. Pengertian…………………………………………………23
b. Tipe Keluarga……………………………………………..23
c. Struktur Keluarga………………………………………....25
d. Peran Keluarga……………………………………………26
e. Fungsi keluarga…………………………………………....26
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan keluarga……………..27
2. Konsep Keperawatan Keluarga……………………………….32
a. Pengkajian………………………………………………...32
b. Diagnosa keperawatan……………………………………34
c. Perencanaan Keperawatan………………………………...38
d. Pelaksanaan Keperawatan……………………………...…35
e. Evaluasi Keperawatan…………………………………….41
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian keperawatan …………………………………........….43
B. Diagnosa keperawatan………………………………….…………57
C. Perencanaan keperawatan………………………………….……...62
D. Pelaksanaan & Evaluasi Keperawatan………..…....…..………….70
vii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian keperawatan ……………………………………..…...74
B. Diagnosa keperawatan………………………………………….....75
C. Perencanaan keperawatan…………..……………………………..76
D. Pelaksanaan keperawatan ………………………………..……….77
E. Evaluasi keperawatan………………………………………..……78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...……………………………………………….……..79
B. Saran …………………………………………..………………….80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut Potter & Perry, 2010 dalam buku (Fundamental of Nursing)
Kebutuhan dasar yang terganggu pada seseorang penderita hipertensi salah
satunya kebutuhan rasa nyaman : nyeri, nyeri yang dirasakan dikarenakan
adanya peningkatan darah yang tinggi yang menimbulkan rasa nyeri pada
leher bagian belakang dan nyeri pada kepala. Nyeri adalah suatu keadaan
yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari
serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan di ikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan
emosional. Pada penderita hipertensi dapat mengakibatkan nyeri akut atau
sementara yang bersifat melindungi, memiliki sedikit kerusakan jaringan serta
respon emosional. Itu disebabkan karena nyeri akut dapat diprediksi waktu
penyembuhan dan penyebabnya dapat diidentifikasi.
Menurut Setiaati Siti, 2015 dalam buku (ilmu penyakit dalam edisi 6 jilid II)
Sekitar lebih dari 90% hingga 95% diantara mereka yang menderita penyakit
hipertensi esensial (primer) yang dapat menyebabkan kematian, dimana
sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Beberapa factor
yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi primer yaitu factor genetik,
stress, dan psikologis. Sedangkan diantara mereka yang menderita penyakit
hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab serta patofisiologis secara pasti
sehingga lebih mudah untuk dikendalikandengan obat-obatan.
Berdasarkan definisi menurut Riskesdas pada 2013 dalam buku (Penyakit
Degeneratif Cetakan I 2018) menunjukan bahwa penderita hipertensi yang
berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8% dari jumlah keseluruhan penduduk
Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipertensi perempuan lebih banyak
6% disbanding laki-laki. Sementara itu, yang terdiagnosis oleh tenaga
2
kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4%. Hal ini berarti masih banyak
penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan serta tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan definisi menurut Pricilia LeMone (2015) dalam buku ajar
(keperawatan medical bedah) penyakit pada sistem kardiovaskular termasuk
hipertensi telah menjadi penyakit yang membahayakan bagi setiap seseorang,
karena akan berdampak terhadap gagal jantung, stroke, nefosklerosis dan
insufiensi ginja. Hipertensi juga bukan sekedar penyakit kardiovaskular tetapi
akan berdampak kebagian orang lain seperti ginjal, otak dan mata.
Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)
Upaya untuk mencegah akibat dari hipertensi, maka keluarga mempunyai
peran besar. Tugas keluarga dalam kesehatan yaitu mengenal maslah penyakit
hipertensi, keluarga mampu mengambil keputusan bagian anggota keluraga
yang menderita hipertensi, keluarga mampu merawat anggota keluarga,
keluarga mampu memofifikasi lingkungan keluarga yang menderita hipertensi
dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehtan yang ada.
Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)
Peran perawat juga penting untuk mengatasi masalah hipertensi. Melalui
upaya promotif melakukan penyuluhan tentang hipertensi, preventif ialah
menganjurkan keluarga apabila pusing, nyeri pada bagian leher belakang
segera istirahat, kuratif ialah menganjurkan keluarga untuk berobat ke
puskesmas dan minum obat secara teratur.
Berdasarkan uraian data, maka penulis perlu untuk meningkatkan kemampuan
keterampilan melalui pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga secara
langsung serta mempelajari teori dan konsep-konsepnya secara mendalam
3
untuk membahas lebih lanjut tentang : Asuhan keperawatan keluarga dengan
gangguan hipertensi. Seperti data diatas mengenai definisi hipertensi, dampak
dari hipertensi, upaya penanganan hipertensi peran perawat dalam asuhan
keperawatan hipertensi.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran dan memperoleh pengalaman nyata tentang
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.
2. Tujuan khusus
Study kasus ini dapat menggambarkan dan dapat pengalaman nyata
memperoleh/diperoleh dalam:
a. Mampu menguraikan hasil pengkajian keluarga dengan hipertensi
b. Mampu menguraikan masalah keperawatan keluarga dengan hipetensi
c. Mampu menguraikan rencana tindakan keperawatan keluarga dengan
hipertensi
d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan keluarga dengan
hipertensi
e. Mampu menguraikan hasil evaluasi keperwatan keluarga dengan
hipertensi
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus dilapangan
g. Mampu memberikan saran ataupun guna meningkatkan mutu asuhan
keperawatan keluarga khususnya keluarga dengan hipetensi
h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperwatan dalam
bentuk narasi
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi
4
C. RUANG LINGKUP
Penulisan makalah ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian
asuhan keperawatan keluarga Tn.P khususnya Ny.S dengan hipertensi.
Mengingat banyaknya kasus hipertensi diwilayah ini, maka penulis hanya
membatasi pada keluarga Tn. P
D. METODE PENULISAN
Metode yang penulis gunakan dalam mnyusun karya tulis ilmiah adalah
melakukan pengalaman study kasus hipertensi secara deskriptif dengan
metode yang mempelajari, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan pendekatan studi kasus. Dan membandingkan dengan hasil study
kepustakaan. Adapun teknik yang digunakan adalah
1. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari dengan buku-buku, majalah, jurnal dan media
elektronika yang yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga
dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.
2. Studi kasus dengan cara:
a. Observasi partisipan
Melakukan observasi sekaligus memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan hipertensi
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan petugas kesehatan dan masyarakat
untuk memperoleh informasi atau data hpertensi.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun secara sistematis terdir dari 5 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan penulis, ruang lingkup,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
5
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari konsep dasar hipertensi meliputi: Pengertian,
etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik,
komplikasi, dan penatalaksanaan, serta proses keperawatan
keluarga (pengkajian, diagnosa keperawatan). Dan konsep
keluarga meliputi (pengertian, jenis/tipe keluarga, struktur
keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga)
BAB III : TINJAUAN KASUS
Merupakan laporan hasil asuhan keperwatan keluarga dengan
hipertensi yang meliputi pengkajian, diagnosa keperwatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menguraikan yang terjadi selama memberikan asuhan
keperawatan keluarga meliputi tahap, evaluasi, sekaligus
meganalisis masalah-masalah dan kesenjangan yang terjadi.
Kesenjangan kasus menguraikan tentang kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama melakukan asuhan keperawatan
melalui kegiatan observasi melakukan asuhan dan melakukan
wawancara guna keperluan pelaksana asuhan keperawatan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis meguraikan tentang kesimpulan dan
saran pada hasil pembahasan dan penyampaian saran-saran
yang diperlukan untuk perbaikan asuhan keperawatan
keluarga dengan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN
1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan
tekanan sitolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic diatas 90
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik > 160 mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg
(Brunner & Sudarth, 2001 dikutip Aspiani reny yuli 2014)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan
darah normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu >
140/90 mmHg (Sudoyo, 2006 dikutip Aspiani reny yuli 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian
(mortalitas) (Kushariyadi, 2008 dikutip Aspiani reny yuli 2014)
2. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan etiologi:
1) Hipertensi Primer
Hipertensi Primer merupakan lebih dari 95% yang menderita
penyakit hipertensi yang mendapat menyebabkan kematian,
dimana saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
primer yaitu factor genetic, sters, dan psikologi.
2) Hipertensi sekunder
Pada hipertensi sekunder ini penderita dapat diketahui
penyebab serta patofisiologi secara pasti sehingga lebih mudah
untuk dikendalikan dengan obat-obatan.
7
b. Klasifikasi berdasarkan derajat :
1) Kriteria hipertensi menurut JPC-V AS (Dalaimartha & Wijaya
2004)
No. Kriteria Sistolik Diastolik
1.
2.
3.
Normal
Perbatasan (high normal)
Hipertensi
Derajat 1: ringan
Derajat 2: sedang
Derajat 3: berat
Derajat 4: sangat berat
<130
130-139
140-159
160-179
180-209
> 210
<85
85-89
90-99
100-109
110-119
> 120
2) Jika penderita mempunyai tekanan sistolik dan diastolic yang
tidak termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk dalam
kriteria yang lebih tinggi. Misalnya, seseorang memiliki
tekanan darah 120/80 mmHg (dibaca sistolik 180 mmHg,
diastolik 120 mmHg). Berdasarkan ketentuan ini orang
penderita memiliki kerusakan atau risiko hipertensi, maka
risiko tersebut harus disebutkan. Misalnya, hipertensi derajat 4
dengan DM. (Aspiani reny yuni, 2014)
8
3. Etiologi
a. Usia
Tidak dapat dimungkiri factor usia merupakan salah satu penyebab
seseorang terkena tekanan darh tinggi. Semakin bertambah usia
seseorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya
sehingga tekanan darah didalam tubuh orang yang sudah lanjut
usia akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas
normalnya.
b. Keturunan
Orangtua yang mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi
ada kemungkinan dapat menurunkan kepada anaknya.
c. Factor Olahraga
Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga, akan lebih
beresiko terkena tekanan darah tinggi. Jika tidak pernah melakukan
olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat. Hal ini
berakibat jantung tidak bias memompa darah dan akan
mengakibatkan aliran darah di dalam tubuh tidak lancer.
d. Pola Makan
Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu
penyebab orang terkena tekanan darah tinggi. Seseorang yang
sering mengkonsumsi makanan-makanan yang mempunyai kadar
lemak tinggi akan berisiko terkena hipertensi. Makanan yang
berlemak tinggi akan membuat penyumbatan di pembuluh darah
sehingga tekanan darah akan menjadi naik.
9
e. Minum Alkohol
Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar trigliserida dalam
darah. Padahal, trigliserida adalah kolesterol yang jahat yang dapat
menyebabkan tekanan darah menjadi naik secara derastis.
f. Stres
Orang yang sering mengalami stress biasanya tekanan darhnya
akan menjadi naik. Jika orang sedang stress, hormone adrenalin
dalam tubuhnya akan meningkat sehingga akan menyababkan
tekanan darah dalam tubuh menjadi naik. (Anies, cetakan I 2018)
g. Berdasarkan penyebabnya hipetensi dibagi menjadai 2 golongan
1) Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Diperkirakan
disebabkan oleh factor berikut ini.
a) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan meiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.
b) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari
30 gram), kegemukan atau makan berlebihan, stress,
merokok, minum alcohol.
10
2) Hipertensi sekunder
Terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri
yang mengangkut darah menuju ginjal atau disebut stenosis
arteri renalis. (Aspiani reny yuli, 2014)
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda
spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut dapat terjadi.
11
Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal menyekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.
Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lannya, yang dapat
memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi
yang dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, vasokontriktor kuat, yang
pada akhirnya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravascular. Semua factor
tersebut cenderung mencetuskan hipertensi.
Data diatas merupakan patofisiologis mengenai bagaimana hipertensi
bisa terjadi dan dijelaskan secara teori menurut (Brunner & Suddarth,
2002 dikutip oleh Aspiani Reny Yuli, 2014)
12
Alur klinis
Faktor predisposisi
Merangsang pusat vasomotor
Merangsang neuron pre ganglion untuk melepaskan asetilkolin
Merangsang serabut pasca-ganglion ke pembuluh darah untuk
melepaskan norepinefrin
Kortisol dan steroid lainnya
disekresi oleh kelnjar
korteks adrenal
Kelenjar medulla adrenal
juga terangsang untuk
menyekresi epinefrin
Memperkuat
Vasokontriksi pembuluh darah
Penurunan aliran darah ke ginjal
Pelepasan renin
Merangsang pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II
Peningkatan resitensi terhadap pemompaan darah ventrikel
Peningkatan beban kerja jantung
Hipertrofi ventrikel kiri
13
5. Tanda dan Gejala
Klien yang menderita hipertensi terkadang tidak menampakan gejala
hingga bertahun-tahun. Gejala jika ada menunjukan adanya kerusakan
vascular, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang
divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia
(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan
nitrogen urea dan kreatinin).
Ginjal
Obstruksi/ruptur
pembuluh darah
otak
Stroke hemoragik
Nyeri kepala
Diagnosa
keperawatan:
nyeri akut
Disfungsi ginjal
Gagal ginjal
Vasokontriksi
Peningkatan
afterload
Penurunan suplai
O2 ke koroner
Iskemik miokard
Nyeri dada
Diagnosa
keperawatan: nyeri
akut dan intoleransi
aktivitas
Diagnosa keperawatan:
Penurunan curah jantung
Kerusakan vaskular
sistemik Koroner
Otak
14
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelianan apapun selain tekanan
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik transien (trancient ischemic attack, TIA) yang
bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia)
atau gangguan tajam penglihatan (Smetzer, 2002 dikutip Aspiani Reny
Yuli, 2014)
Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama
pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum
gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut.
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Seperti berputar sarasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung serasa cepat
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi, yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Novianti, 2006 dikutip
Aspiani reny yuli, 2014)
a. Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit
kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik
melebihi batas normal.
b. Wajah akan menjadi kemerahan
c. Pada sebahian orang akan mengalami detak jantung yang
berdebar-debar.
d. Orang yang mengalami tekanan darah tinggi akan mengalami
gejala seperti pandangan mata menjadi kabur atau menjadi tidak
jelas.
15
e. Sulit berkonsentrasi
f. Sering mudah mengalami kelelahan saat melakukan berbagai
aktivitas.
g. Sering terjadi perdarahan dihidung atau mimisan.
h. Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitive dan
mudah marah terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya.
(Anies, cetakan I 2018)
6. Komplikasi
Menurut Aspiani Reny Yuli, 2014 :
a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di
otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak
yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipetensi
kronis apabila arteri yang mendarahi otak mengalami hipetrofi dan
penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi
berkurang.
b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang
arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke
miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat
aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipetensi kronis dan
hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak
dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark.
c. Gagal ginjal apat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya
glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.
d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada
hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan
16
berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan
ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.
e. Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir
mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis
jika ibu mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan.
7. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipetensi adalah menurunkan
risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta mordibitas yang
berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan
tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90
mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (mansjoer,
2002 dikutip Apiani Reny Yuli, 2014).
a. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
atau dengan obat obatan yang menurunkan gejala gagal jantung
dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi
garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
17
b. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan caera
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan
dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup.
Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk
menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kh/minggu)
sangat dianjurkan.
c. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
keadaan jantung. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4
kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan
tekanan darah.
d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung. (Brunner & Suddarth, 2002 dikutip
Aspiani Reny Yuli, 2014)
e. Terapi relaksasi otot progresif
Terapi relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot yang
tidak menggunakan imajinasi, memusatkan perhatian pada suatu
aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian
menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks.
1) Tujuan terapi relaksasi progresif (Dossey et al, 2005 dikutip
Patricia dkk, 2010)
18
Mengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan efektif
dan mengurangi ketegangan pada tubuh. Individu belajar untuk
mendeteksi sensai ketegangan otot.
2) Indikasi terapi relaksasi progresif
a) Untuk yang mengalami gangguan tidur
b) Untuk yang mengalami stress
c) Untuk yang mengalami kecemasan
3) Teknik terapi relaksasi progresif
a) Menyediakan linkungan yang tenang
b) Membantu klien mendapatkan kenyamanan saat sedang
duduk atau berbaring, meminta klien untuk tetap diam
sebisa mungkin, dan bergerak jika perlu agar tetap merasa
nyaman.
c) Menginstrusikan klien untuk menutup mata
d) Menginstrusikan klien untuk bernapas kedalam dan keluar
secara perlahan
e) Ketika membantu klien, dapat memutuskan untuk memulai
dengan otot-otot pada wajah, diikuti dengan otot-otot pada
lengan, tanagn, perut, tungkai dan kaki.
f) Minta klien melakukan setiap jenis latihan selama 5-20
menit. Lakukan setiap hari untuk minimal satu jenis
latihan.
4) Kriteria evaluasi
a) Klien tidak mengalami gangguan tidur (insomnia) dan
tidak stress.
b) Kebutuhan dasar klien terpenuhi.
c) Tanda-tanda vital dalam batas normal.
19
B. Pemenuhan kebutuhan dasar (kebutuhan rasa nyaman dan nyeri)
Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan hipertensi adalah :
1. Kebutuhan keamanan
a. Pengertian
Perhatian perawat yang paling mendasar, mulai dari sisi tempat
tidur hingga dirumah sampai komunitas. Perawat harus waspada
terhadap factor yang mendukung lingkungan yang aman bagi
individu tertentu atau bagi sekelompok orang ditatanan rumah dan
komunitas. Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri
dari cedera dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti usia dan
perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan,
perubahan sensori, kesadaran kognitif, status psikosoial, kesadaran
terhaap keamanan, dan factor lingkungan.
b. Lingkup kebutuhan keamanan
1) Mobilitas dan status kesehatan
Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat
kelemahan otot dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk
sangat rentan terhadap cedera.
2) Faktor lingkungan
Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan
karpet yang terpasang dengan baik, permukaan lantai yang
tidak licin. Pencahayaan yang adekuat, baik didalam rumah
maupun di luar, meminimalkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
3) Kesadaran kognitif
Kesadaran merupakan kemampuan untuk merasakan stimulus
lingkungan dan reaksi tubuh serta untuk berespons secara tepat
lewat proses piker dan tindakan.
20
4) Status emosi
Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat
konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan penilaian, dan
penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal. Individu
yang mengalami depresi berat dapat berpikir dan bereaksi
terhadap stimulus lingkungan lebih lambat dari pada biasanya
(Kozier dkk, 2010)
2. Kebutuhan aman dan nyaman : nyeri
Nyeri adalah hal yang sangat tidak menyenangkan dan merupakan
sensasi yang sangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang
lain. Namun nyeri adalah konsep yang sulit didokumentasikan oleh
seorang klien, seorang perawat tidak dapat merasakan nyeri yang
dialami klien (Kozier dkk, 2010)
a. Fisiologi nyeri
1) Nosisepsi
Sisitem saraf tepi meliputi saraf sensorik primer yang khusus
mendeteksi kerusakan jaringan dan menimbulakn sensasi
sentuhan panas, dingin, nyeri dan tekanan. (Paice, 2002 dikutip
Kozier dkk 2010)
2) Transduksi
Selama fase transduksi, stimulus berbahaya (cedera jaringan)
memicu pelepasan mediator biokimia. Stimulasi menyakitkan
atau berbahaya juga meneybabkan pergerakan ion-ion
menembus membrane sel. Obat nyeri dapat bekerja selama fase
ini dengan menghambat produksi prostaglandin (mis., ibu
profen)
21
3) Transmisi
Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla
spinalis.
4) Persepsi
Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri.
Sehingga memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif
nyeri (McCaffery & Pasero, 1999 dikutip Kozier, 2010)
5) Modulasi
Fase ini disebut juga sebagai (sistem desndens) terjadi saat
neuron dibatang otak mengirimkan sinyal kembali ke medulla
spinalis. Serabut desenden melepaskan zat seperti opioid,
serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls
asenden yang membahayakan di bagian dorsal medulla
spinalis. (Paice, 2002 dikutip Kozier dkk 2010)
6) Teori gerbang kendali
Serabut saraf perifer yang membawa nyeri ke medulla spinalis
dapat memodifikasi inputnya ditingkat medulla spinalis
sebelum input tersebut ditansmisikan ke otak.
b. Jenis nyeri
1) Nyeri perifer di bagi 3 yaitu :
(a) Nyeri superfisial, nyeri yang muncul akibat rangsangan
pada kulit dan mukosa
(b) Nyeri fiseral, nyeri yang muncul akibat stimulasi pada
reseptor nyeri dirongga abdomen, cranium dan toraks
(c) Nyeri ahli, nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh
dari jaringan penyebab nyeri
22
2) Nyeri sentral
Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,
batang otak, dan thalamus.
3) Nyeri psikogenik
Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya, dengan kata lain
nyeri ini muncul karena factor psikologis, bukan fisiologis.
c. Bentuk nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri ini berlangsung tidak lebih dari 6 bulan, nyeri akut
ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan
yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis
Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan, nyeri cenderung
hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Selain itu
penginderaan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita
sukar menunjukan lokasinya.
d. Factor mempengaruhi nyeri
1) Nilai etnik dan budaya
Telah lama dikenal sebagai factor-faktor yang memengaruhi
reaksi seseorang terhadap nyeri dan ekspresi nyeri tersebut.
Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah bagian
dari proses sosialisasi. Contoh, individu dalam sebuah budaya
mungkin belajar untuk ekspresif terhadap nyeri, sementara
individu dari budaya lain mungkin belajar untuk menyimpan
perasaan nyerinya dan tidak menggangu orang lain.
23
2) Tahap perkembangan
usia dan tahap perkembangan seorang klien adalah variable
penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap
nyeri
3) Lingkungan dan orang pendukung
Lingkungan yang tidak dikenal seperti rumah sakit, dengan
kebisingan, cahaya, dan aktivitasnya, dapat menambah rasa
nyeri. Selain itu, orang kesepian yang tidak memeiliki orang
oendukung dapat mempersepsikan nyeri sebgai sesuatu yang
berat, sementara orang yang memiliki orang pendukung
disekitarnya dapat mempersiapkan nyeri sebagai sesuatu lebih
ringan.
4) Pengalaman nyeri di masa lalu
Pengalaman nyeri di masa lalu dapat mengubah sensitivitas
klien terhadap nyeri. Individu yang mengalami nyeri secara
pribadi atau yang melihat penderitaan orang terdekat sering
kali lebih terancam oleh kemungkinan nyeri dibandingkan
individu yang tidak memiliki pengalaman nyeri.
5) Ansietas dan stress
Ansietas seringkali menyertai nyeri. Ancaman dari sesuatu
yang tidak diketahui dan ketidak kemampuan mengontrol nyeri
atau peristiwa yang meyertai nyeri sering kali memperburuk
persepsi nyeri. Keletihan juga mengurangi kemampuan koping
seseorang, sehingga meningkatkan persepsi nyeri.
24
C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Konsep keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi, dan taip-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya umum; meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan social dari tiap anggota. (Mubarak
wahit iqbal dkk, 2009)
b. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesua dengan perkembangan
social, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat
mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui
berbagai tipe keluarga. (Mubarak wahit iqbal dkk, 2009)
1) Traditional Nuclear. keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Extended Family. Keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenk, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman bibi, dan sebagainya.
3) Reconstituded Nuclear. pembentukan baru dari keluarga inti
melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan ank-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru
25
4) Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri
dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5) Dyadic Nuclear. suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja diluar rumah
6) Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat
perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal dirumah/diluar rumah.
7) Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa
anak.
8) Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan
tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari
pada waktu-waktu tertentu.
9) Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri
dengan tidak adanya keinginan untuk menikah.
10) Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
11) Institusional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal
dalam satu panti.
12) Communal. Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang
manogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam
penyediaan fasilitas.
13) Group marriage. Satu perumahan terdiri atas orang tua dan
keturunannya didalm satu kesatuan keluarga dan tiap individu
adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua
dari anka-anak.
14) Unmarried Parent and child. Ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
15) Cohibing Couple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa pernikahan
26
c. Struktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya
adalah :
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa gnerasai dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu.
3) Mtrilokal
Mtrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4) Ptrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersamakeluarga sedarah suami.
d. Peran keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga, jadi peranan keluarga adalah
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap
anggota keluarga memiliki peran masing-masing, antara lain
adalah:
27
1) Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi
rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai
anggota masyarakat social tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat social tertentu.
3) Anak
anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, social dan spiritual.
e. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:
1) Fungsi afektif adalah berkaitan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan dari keluarga, berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
menggambarkan gambaran dir yang positif, perasaan yang
dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih
saying.
2) Fungsi sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau
perubahan yang dialami oleh individu sebagai hasil dari
interaksi social dan pembelajaran peran-peran social. Anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui
hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu
mampu berperan dimasyarakat
28
3) Fungsi perawatan kesehatan merupakan salah satu fungsi
keluarga yang memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan
fisik, seperti: makanan, pakaian tempat tinggal, dan perwatan
kesehatan. Jika dilihat dari perspektif masyatrakat, keluarga
merupakan system dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan.
4) Fungsi ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuahan keluarga
seperti: makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga
memerlukan sumber keungan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan. Perawat
bertangguang jawab untuk mencari sumber sumber
dimasyarakat yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
meningkatkan status kesehatan.
5) Fungsi reproduksi yaitu berfungsi untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia
f. Tahapan dan tugas perkembangan kelauraga
Menurut Iqbal Mubarak Wahit (2009) tahapan dan tugas
perkembangan terbagai menjadi 8 yaitu :
1) Pasangan baru atau keluarga baru (berginning family)
Suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara
psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua)
29
2) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan
sampai kelahiaran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan.
Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh
pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan
yang penting. Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
a) Persiapan menjadi orang tua.
b) Membagi peran dan tanggung jawab.
c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana
rumah yang menyenangkan.
d) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.
e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
f) Bertanggung jawab memnuhi kebutuhan bayi sampai
balita.
g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3) Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah (families with
preschool)
Tahap ini dimulai sat kelhiran anak 2,5 tahun dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi
terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat anak pra sekolah
dalam meningkatkan pertumbuhannya.
Tugas perkembangan pada masa ini anatara lain :
a) Memenuhi kebutuhan keluarga seperti: rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
b) Mensosialisasikan anak.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan antara orang tua dan
anak)
30
4) Tahap keluarga IV keluarga dengan anak usia sekolah (familie
with scool children)
Pada usia 6 tahun sampai 12 tahun, tahap ini keluarga (orang
tua) perlu belajar bepisah dengan anak, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas disekolah
maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain :
a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat.
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
5) Tahap V keluarga dengan anak reamaja (families with
teenagers)
Pada saat anak pertama berusia 13 tahun samapai 20 tahun.
Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan bertanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan ank-
anak.
6) Tahap VI keluarga dengan anak dewasa awal atau pelepasan
(launching center families)
31
Tahap ini dimulai saat anak terkahir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam
keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersam orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepas anaknya untuk hidup sendiri. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini antara lain :
a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan.
b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan.
c) Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari
pihak suami maupun istri.
7) Tahap VII kelurga usia petengahan (middle age families)
Tahapan ini beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan
sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak,
perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini anata lain :
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan
generasi tua.
c) Keakraban dengan pasangan.
d) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
8) Tahap VIII keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah
satu pasangan pension, proses usia lanjut dan pension
merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai
proses stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.
32
a) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik, dan pendapatan.
b) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling
merawat.
c) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social
masyarakat.
2. Konsep Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan seseorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. (Mubarak wahit Iqbal dkk, 2009)
Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.
1) Wawancara
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, pekerjaan,
pendidikan, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau
inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-
masing anggota keluarga dan genogram (dalam tiga
generasi).
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta
kenada atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe
keluarga tersebut.
c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji
asal suku bangsa keluarga tersebut. Tempat tinggal
keluarga bagaimana, kegiatan social budaya, rekreasi,
pendidikan, dan bahasa yang digunakan didalam keluarga.
Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga, apakah
keluarga terlibat dalam pelayanan kesehatan tradisional,
33
atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang
kesehatan.
d) Agama, mengkaji agama yang dianautoleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan sperti:
agama yang dianut keluarga, bagaimana keterlibatan
keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan,
kepercayaan dan nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.
e) Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya seperti: jumlah pendapatan per bulan
jumlah penegeluaran perbulan, apakah sumber pendapatan
mencukupi kebutuhan per bulan, bagaimana keluraga
mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi
kelaurga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersam-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan
waktu luang atau senggang keluarga.
2) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah. Dilakukan yang berkaitan dengan hal-
hal yang tidak perlu ditanyakan seperti: gambaran kondisi
rumah, tipe tempat tinggal, dapur, kamar mandi, air,
fasilitas toilet, kamar tidur, kebersihan, ventilasi dan
pencahayaan.
b) Karakteristik lingkungan. Tipe lingkungan tempat tinggal,
lembaga pelayanan kesehatan, kemudahan pendidikan
34
dilingkungan, fassilitas-fasilitas rekreasi yang ada,
transport umum
3) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada semua anggota
keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang
baik dengan keluarga dengan cara:
a) Perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b) Menjelaskan tujuan kunjungan
c) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah
untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada.
4) Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:
a) Data umum
b) Riwayat dan tahap perkembangan
c) Struktur keluarga
d) Fungsi keluarga
e) Stress dan koping keluarga
f) Kesehatan lingkungan
g) Fasilitas social dan kesehatan
h) Pemeriksaan fsik
i) Harapan keluarga
5) Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya
pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
35
kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa keperawatan
keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam
menghadapi masalah diantaranya:
a) Mengenal masalah
b) Mengambil keputusan
c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehtan yang ada
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan
dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan di mana perawat
bertangguang jawab untuk melaksanakannya.
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga meliputi :
1) Data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau
respon klien terhadap kesehatan dan masalahnya serta hal-hal
yang mencakup tindakan pelaksanaan terhadap klien.
2) Analisa data
Setelah data terkumpul dalam format pengkajian maka
selanjutnya dilakukan analisa data yaitu mengaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data
yaitu :
36
a) Validasi data.
b) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang
ditentukan.
3) Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran individu aatu keluarga. Berdasarkan hal
tersebut NANDA 1995 dalam Setiadi (2008) Komponen
diagnosis keperawatan kelaurga meliputi :
a) Problem atau masalah (P)
(1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan
gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi
:
(a) Ketidak efektifan pola nafas
(b) Nyeri akut
(c) Ketidak efektifan koping
(d) Intoleransi aktivitas
(2) Risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan
mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak
segera ditangani :
(a) Risiko injury (pecahnya pembuluh darah)
(b) Risiko penurunan curang jantung
(c) Risiko nyeri berulang
(d) Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
(e) Risiko kekurangan volume cairan dan elektrolit
37
(3) Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal.
(a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
(b) Potensial meningkat proses keluarga
(c) Potensial peningkatan koping keluaga
(d) Risiko terhadap tindakan kekerasan
b) Etiology atau penyebab (E)
Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5
tugas keluarga yaitu :
(1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
(2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat
(3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat
atau usianya terlalu muda
(4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan
(5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara
keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada)
c) Sign atau tanda (S)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan
objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang
mendukung masalah dan penyebab.
38
4) Prioritas maslah
Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih
dari satu masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber
daya yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-
masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu,
perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah
kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Magalaya (1978),
prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses
skoring sebagai berikut.
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah 1
Potensial
Risiko
Aktual
3
2
1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
2
Mudah
Sebagaian
Tidak dapat
2
1
0
3. Potensi masalah dapat dicegah 1
Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
4. Menonjolnya masalah 1
Segera ditanagani
Ada masalah, tetapi tidak perlu
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
39
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara berikut ini.
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
b) Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang
dikalikan bobot
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
c) Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi
adalah 5, sama dengan seluruh bobot
c. Perencanaan keperawatan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah
keperawatan yang telah diidentifikasi. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga
diantaranya.
1) Tujuan khusus
Tujuan khusus sifatnya adalah spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, realistis. Misalnya setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi
dapat menegrti/menyebutkan tentang cara pencegahan,
pengobatan hipertensi.
40
2) Tujuan umum
Merupakan tujuan akhir yang menyatakan pencapaian pada
waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3) Penetapan kriteria dan standar
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan
tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan
bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan
telah tercapai. Bentuk dan kriteria ini adalah:
No. Kriteria standar
1 Pengetahuan a. keluarga mampu menyatakan
pengertian hipertensi secara umum
b. keluarga mamapu menyebutkan
jenis makanan yang dapat
menurunkan hipertensi
c. keluarga dapat menyebutkan akibat
jika tekanan darah tidak terkontrol
secara rutin
d. keluarga mampu melakukan
pemeriksaan tekanan darah sendiri
2 Sikap a. keluarga mampu memutuskan
untuk membuat rencana kontrol
kepuskesmas atau ke dokter terdekat
b. kelurga mampu membuat rencana
agar tensinya normal
3 Psikomotor a. keluarga menyediakan jenis
makanan yang dapat mengurangi
41
darah tinggi
b. keluarga dapat mengolah makanan
yang dapat mengurangi darah tinggi
c. keluarga mampu melakukan
pengukuran tekanan darah sendiri
d. Pelaksanaan keperawatan
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Ada 3 tahap di antaranya :
1) Tahap I : Persiapan
a) Kontrak dengan keluarga
b) Mempersiapkan peralatan
c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d) Mengidentifikasi aspek hokum dan etik
2) Tahap II : Intervensi
a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga
mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara
memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah.
b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk
tidak melakukan tindakan dan mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga.
42
c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit sengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan dan menggunakan fasilitas yang ada dirumah.
d) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungn keluarga.
3) Tahap III : Dokumentasi
Pelaksaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawtan.
e. Evaluasi keperawatan
1) Perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi disusun
menggunakan SOAP secara operasional dengan tahap sumatif
dan formatif.
a) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir
asuhan keperawatan.
b) Evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evalusai yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan. Metode yang dipakai dalam
evaluasi ini antara lain :
(1) Observasi langsung
(2) Wawancara
(3) Memeriksa kondisi
(4) Latihan stimulasi
43
2) Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu : evaluasi
kuantitatif dan kualitatif.
a) Evaluasi kuantitatif
Dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau
kegiatan yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif
jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang
memuaskan.
b) Evaluasi kualitatif
Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada
salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
(1) Struktur atau sumber
Evalusai struktur atau sumber terkait dengan tenaga
manusia atau bahan-bahan yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan seperti minat atau dorongan,
waktu tebnaga yang digunakan, macam dan banyaknya
peralatan yang digunakan dan dana yang tersedia.
(2) Proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
(3) Hasil
Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya
kesangguapan keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas keperawatan.
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P bertempat
tinggal di Rt 10/Rw 02 Kelurahan Utan Panjang, untuk melengkapi dara
penulis mengadakan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan
pemerikasaan fisik. Asuhan keperawatan keluarga yang penulis yang
penulis lakukan dalam kasus ini berlangsung 5 hari terhitung dari 2-14
April 2018 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga
yang emliputi langkah-langkah sebgai berikut: pengumpulan data, analisa
data, perumusan masalah, prioritas maslah, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi keluarga.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas keluarga
Keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P dengan usia 68 tahun,
pendidikan STM, pkerjaan buruh, mempunyai seorang istri dan 2 orang
anak untuk memberikan gambaran lebih jelas maka penulis akan
memaparkan dalam bentuk susunan anggota dalam table.
2. Susunan keluarga
N
O
Nama
(inisial
)
Jenis
kelami
n
Hub
dg
KK
TTL/um
ur
Pendidiki
an
Pekerjaan Satatus
Imunisas
i
1.
2.
3.
Ny. S
Ny. Sn
Ny. Sr
P
P
P
Istri
Anak
Anak
65
43
40
SMEA
SMA
S1
IRT
Karyawan
Karyawan
Lengkap
Lengkap
Lengkap
45
a. Genogram Keluarga
: Laki -laki : Meniggal dunia
: Perempuan : Garis keturunan
: Tinggal serumah : Pasien
Ny.s
65th
Ny R Ny.y Tn. A Tn.S Tn. P
68th
Ny.sn
43th
Ny.sr
40th
46
b. Resume Keluarga
Ny. S mengalmi hipertensi sejak 6 bulan yang lalu, telah mendapat
pengobatan terapi obat oral amlodipine 1x sehari, Ny. S belum
mendapat penyuluhan tentang hipertensi dan penatalaksanaan
dirumah.
c. Suku bangsa
Tn. P berasal dari jawa dan Ny. S berasal dari sunda, bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tidak ada pantangan
makan apapun, dicurigai pola makan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehtan Ny. S.
d. Agama
Agama yang dianut oleh kelurga Ny. S adalah agama islam, anggota
keluarga tidak pernah meninggalkan solat wajib.
e. Status social ekonomi dan keluarga
Kondisi keuangan keluarga Ny. S didapat dari penghasilan anaknya,
Ny. S berperam sebagai pengatur dana untuk kebutuhan rumah tangga
dan kebutuhab sehari-hari.
f. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga jarang rekreasi diluar rumah karena minimnya waktu luang.
Keluarga Ny. S hanya sering berekreasi bersama keluarga dirumah
sambil menonton tv bersama.
3. Tipe keluarga
Keluarga Ny. S memiliki tipe keluarga The Nuclear Family, kelarga
yang terdiri dari suami, istri, dan anak
47
4. Struktur keluarga
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
1) Tahap perkembangan keluarga Ny. S adalah anak usia dewasa
(pelepasan)
2) Tugas perkembangan yang ditempuh atau dipenuhi keluarga
adalah
3) Mempertahankan keintiman pasangan, Ny. S dan Tn. P
berkomunikasi dengan baik, selalu melangkan waktu berdua
4) Membantu orang tua suami istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
5) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
b. Riwayat keluarga inti
Ny. S berasal dari sunda dan Tn. P dari jawa mereka bertem di
Jakarta lalu berpacaran dan saling menyayangi, setelah disetujui
oleh kedua orang tua mereka, akhirnya merekapun menikah dan
dikaruniai 2 orang anak, anak pertama dan kedua adalah
perempuan, hubungan keluuarga ini cukup harmonis dan saling
peduli satu sama lain.
c. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi atau
terlaksana
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
d. Pola interkasi
Dalam keluarga Ny. S waktu interaksi tidak menentu karena
aktivitas yang berbeda, biasanya mereka berinteraksi saat sudah
48
tidak ada pekerjaan dirumah, interaksi ibu dan anak terjalin dengan
baik, interaksi ayah dan anak kurang, interaksi anak dengan anak
cukup baik, jika ada masalah dalam keluarga biasanya anak
pertama yang akan mengambil keputusan yaitu Ny. Sr dengan cara
membicarakan baik – baik.
e. Cara berkomunikasi dalam keluarga
Komunikasi yang diterapkan oleh keluarga Ny. S adalah
komunikasi secara langsung (face to face). Sifat komunikasi yang
digunakan adalah terbuka, bahasa yang digunakan saat berbicara
adalah bahasa Indonesia.
f. Struktur nilai atau values
Keluarga Ny. S menerapkan aturan – aturan kepada anaknya sesuai
dengan ajaran islam, tidak ada yang menyimpang, nilai dalam keluarga
Ny. S jika ada yang sakit merawat, care dan saling menyayangi sampai
akhir hayat. Budaya yag paling dominana dalam keluarga Ny. S adalah
jawa. Jadi ketika salah satu anggota ada yag sakit maka akan dibawa
ke fasilitas kesehatan.
g. Struktur peran
1) Tn. P sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam
melindungi mendidik dan menjaga keluarga.
2) Ny. S sebagai istri dan sebagai ibu bertanggung jawab dalam
mengatur ruah tangga, mendidik dan mengawasi anak – anak
dalam masalah perilaku.
3) Ny. Sn sebagai kaka bertanggung jawab untuk membantu
keluarga memenuhi kebutuhan sehari – hari.
49
4) Ny. Sn dan Ny. Sr sebagai anak bertangguang jawab saling
membantu dan tolong menolong serta membantu kedua orang
tua nya dalam menghadapi masalah ataupun sakit.
5. Fungsi peawatan keluarga
a. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Ny. S saling menyayangi dan saling
membantu satu sama lain sesuai dengan kemampannya.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny. S bersosialisasi cukup baik dengan tetangganya, tidak
ada permusuhan dan berperilaku sopan.
c. Fungsi reproduksi
Ny. S sudah tidak menggunakan KB karena sudah faktor usia dan
tidak ingin memiliki anak lagi.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil, keluarga
dibantu oleh anak kedua mereka dari mulai pengeluaran bulanan dan
kebutuhan makan.
6. Fungsi pemeliharaan kesehatan
a. Yang akan dilakukan Ny. S jika ada anggota keluarga yang sakit
yaitu segera dibawa ke klinik atau puskesmas
b. Keluarga Ny. S dalam menyiapkan makanan sehari – hari yaitu
dengan memasak sendiri dirumah menyajikan makanan pokok dan
sayuran
c. Cara menyajikan makanan dalam keluarga Ny. S adalah dengan
tidak membuat makanan dengan kandungan tinggi garam karena
50
Ny. S mempunyai darah tinggi dan kebiasaan keluarga Ny. S
dalam mengelola air minum ialah dengan memasak air sendiri
dirumah.
d. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Keluarga Ny. S memiliki kebiasaan tidur siang kurang lebih 1
jam/hari, keluarga Ny. S mempunyai kaar tidur masing - masing.
e. Pemenuhan rekreasi dan latihan
Keluarga Ny. S jarang berekreasi karena kedua anak mereka sibuk
untuk bekerja dan hanya bias berkumpul pada malam hari sambil
menonton tv
7. Stressor dan koping
a. Stressor jangka pendek daan panjang
Sejak 2 tahun yang lalu Ny. S sakit dan Ny. Sn sedikit cemas karena
memikirkan kondisinya, sedangkan yang lainnya hanya bias bersabar
dan berusa semaksimal mungkin untuk membantu Ny. S atau anggota
keluarga yang sedang sakit.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga, keluarga Ny. S biasanya tidak
melakukan diskusi dengan keluarga yang lain tetapi langsung
membicarakannya dengan keluarga yang memiliki masalah
c. Strategi koping
Ny. Sn (anak pertama) biasanya kalau ada masalah dalam keluarganya
maka akan dibicarakan langsung tanpa melakukan musyawarah
8. Kesehatan lingkungan
a. Keluarga Ny. S memiliki rumah priadi dengan jenis rumah
paviliun, jenis bangunan permanen luas bangunan 10m2 dan luas
pekarangan 10m2 atap rumhnya terbuat dari genteng, ventilasi
rumahnya cukup sehingga pencahayaan dan udara di dalam rumah
51
baik, penerangan rumah mengguanakan listrik, lantai rumah
terbuat dari ubin, kebersihan rumahnya cukup bersih tetapi kurang
rapih
b. Pengelolaan sampah
Keluarga Ny. S mempunyai tempat pembuangan sampah yang
diletakan dihalaman rumahnya, dan nantinya aka diangkut oleh
petugas kebersihan.
c. Sumber air
Keluarga Ny. S mempunyai sumber air yaitu jenis pam kalau
masak air biasanya menggunakan air tersebut untuk dimasak dan
diminum
d. Jamban
Keluarga Ny. S mempunyai jamban yang tidak terpisah dengan
kamar mandi
e. Pembuangan air limbah
Keluarga Ny. S memiliki saluran pembuangan air limbah
f. Denah Rumah
g. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan
Keluarga Ny. S dilingkungan rumah jarang mengikuti kegiatan
kemasyarakatan misalnya pertemuan warga, di daerah wilayah rumah Ny.
Kamar 1
Kamar 2
Ruang tamu & Ruang TV
Pintu Masuk Rumah
Kamar
mandi
Dapur
52
S mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan dan dapat dijangkau dengan
menggunakan sepeda motor.
9. Pemeriksaan fisik
No PEMERIKSAAN Ny. S Tn. P Ny. Sn Ny. Sr
1 Kepala Rambut
tipis
beruban,
bersih,
tidak ada
benjolan
Rambut
tipis,
beruban,
tidak ada
benjolan
rambut
tebal,
bersih,
tidak ada
benjolan
rambut
tebal,
tidak
beruban,
tidak ada
benjolan
2 Tanda-tanda vital TD
:170/90
mmHg
N :
120x/mnt
RR :
18x/mnt
S : 36,5
oC
TD :
160/90
mHg
N :
115x/mnt
RR :
18x/mnt
S : 36,5 oC
TD :
120/80
mmHg
N :
95x/mnt
RR :
18x/mnt
S : 36,5 oC
TD :
115/70
N :
90x/mnt
RR :
18x/mnt
S : 36,5 oC
3 TB dan BB TB : 150
cm
BB : 80
kg
TB : 160
cm
BB : 60
kg
TB : 160
BB : 50
kg
TB : 160
BB : 55
kg
4 Mata konjungti
va
anemis,
tidak ada
kotoran,
konjungtiv
a anemis,
tidak ada
kotoran,
tidak
konjungtiv
a anemis,
tidak ada
kotoran,
tidak
konjungtiv
a anemis,
tidak ada
kotoran,
tidak
53
tidak
katarak
katarak katarak katarak
5 Hidung bersih,
tidak ada
cairan,
tidak ada
benjolan,
bersih,
tidak ada
cairan,
tidak ada
benjolan
bersih,
tidak ada
cairan,
tidak ada
benjolan
bersih,
tidak ada
cairan,
tidak ada
benjolan
6 Mulut bersih,
mukosa
bibir
lembab,
gigi
sudah
tidak
lengkap,
tidak ada
sariawan
bersih,
mukosa
bibir
lembab,
gigi sudah
tidak
lengkap,
tidak ada
sariawan
bersih,
mukosa
bibir
lembab,
gigi
lengkap,
tidak ada
sariawan
bersih,
mukosa
bibir
lembab,
gigi
lengkap,
tidak ada
sariawan
7 Leher tidak ada
pembesar
an
thyroid,
tidak ada
pembesar
an vena
jugularis
tidak ada
pembesara
n thyroid,
tidak ada
pembesara
n vena
jugularis
tidak ada
pembesara
n thyroid,
tidak ada
pembesara
n vena
jugularis
tidak ada
pembesara
n thyroid,
tidak adda
pembesara
n vena
jugularis
8 Dada simetris,
bunyi
ajntung
normal,
simetris,
bunyi
ajntung
normal,
simetris,
bunyi
ajntung
normal,
simetris,
bunyi
ajntung
normal,
54
penarikan
dinding
dada
normal
penarikan
dinding
dada
normal
penarikan
dinding
dada
normal
penarikan
dinding
dada
normal
9 Abdomen Nyeri
tidak ada,
distensi
abdomen
tidak ada
Nyeri
tidak ada,
distensi
abdomen
tidak ada
Nyeri
tidak ada,
distensi
abdomen
tidak ada
Nyeri
tidak ada,
distensi
abdomen
tidak ada
10 Keadaan umum baik baik baik baik
11 Kesadaran composm
entis
composme
ntis
composme
ntis
composme
ntis
10. Harapan keluarga
Keluarga Tn. P mengharapkan mahasiswa untuk membantu mengatasi
masalah penyakit hipertensi Ny. S yang dirasakan menjadi kendala, karena
keluarga Ny. S kurang mengerti tentang cara merawat keluarga dengan
hipertensi khususnya Ny. S
11. Penjajakan II
a. Masalah kesehatan keluarga : Hipertensi
1) Mengenal masalah
Menurut Ny. S hipertensi adalah darah tinggi dimana gejalanya
adalah pusing, badan lemas dan sakit di tengkuk leher, sudah
darah tinggi sejak 6 bulan yang lalu.
2) Mengambil keputusan
55
Menurut Ny. S sedang pusing dan tidak dapat ditahan maka
Ny. S akan memeriksakan ke puskesmas.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Menurut Tn. P bila Ny. S mengeluh pusing langsung dikasih
minum obat saja.
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny. S mengatakan lingkungan rumahnya agak sedikit
berisik karena berdekatan dengan jalan raya sehingga untuk
kegiatan aktifitas lebih baik didalam rumah.
5) Kemampuan mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada
Menurut Ny. S jika obatnya sudah habis atau sakitnya tidak
bisa ditahan maka langsung berobat di puskesmas terdekat
b. Masalah kesehatan keluarga : Diabetes Militus
1) Mengenal masalah
Menurut Ny. S diabetes militus adalah penyakit gula yang
disebabkan oleh makanan yang manis, dan dapat diturunkan ke
anaknya.
2) Mengambil keputusan
Keluarga Ny. S mengatakan jika badan lemas maka Ny. S akan
langsung beristirahat sebentar.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. S mengatakan cara merawat anggota keluarga
yang sakit gula adalah dengan membatasi gula atau
mengurangi nya.
56
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny. S mengatakan tidak menyajikan makanan yang
manis-manis.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Keluarga Ny. S mengatakan bulan kemarin baru saja kontrol
gula darah karena ada teman yang mengajak untuk kontrol ke
puskesmas.
12. Data fokus masalah hipertensi
a. Ny. S mengatakan bila merasa pusing atau nyeri tidak bisa ditahan
klien langsung minum obat.
b. Ny. S mengatakan hipertensi adalah darah tinggi dimana gejalanya
adalah pusing
c. Ny. S mengatakan suka sakit dibagian kepala, sering pusing, sulit
tidur, dan pusing bila beraktivitas berat.
d. Ny. S mengatakan suka memasak dengan menggunakan garam
yang agak banyak
e. Saat dilakukan Tensi Tekanan darah Ny. S 170/90 mmHg.
f. Ny. S mengatakan aktivitas fisik olahraga kurang dan hanya
melakukan pekerjaan rumah.
g. Ny. S mengatakan jika badannya lemas langsung istirahat saja
h. Ny. S mengatakan keluarga jarang menyajikan makanan yang
manis
i. Setelah di cek terlihat GDS 237 mg/dl
57
13. Analisa data
Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan
dalam data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun
analisa data yang disusun dalam table dibawah ini:
Nama keluarga : Ny. S
No Data fokus Masala
kesehatan
Diagnosa keperawatan
1 DS: Ny. S mengatakan
”hipertensi adalah darah
tinggi dimana gejalanya
adalah pusing”
“aktivitas fisik olahraga
kurang, hanya
mengerjakan pekerjaan
rumah”
“sudah merasa darah
tinggi sejak 6 bulan yang
lalu”
“suka sakit dibagian
kepala dan tengkuk
leher, sering pusing, sulit
tidur, dan pusing kalau
aktivitas berat”
“suka memasak dengan
menggunakan garam
yang agak banyak”
DO:
TD 170/90 mmHg
Hipertensi Nyeri akut b.d
peningkatan tekanan
vascular serebral
58
N 120x/mnt
RR 18x/mnt
S 36,5 oC
BB : 80 kg
2 DS: Ny. S mengatakan
“diabetes militus adalah
penyakit gula yang
disebabkan oleh
makanan yang manis,
dan dapat diturunkan ke
anaknya”
“bila badannya sedang
lemas maka Ny. S hanya
bisa beristirahat sambil
duduk”
“tidak menyajikan
makanan yang manis-
manis”
DO : DO:
TD 170/90 mmHg
N 120x/mnt
RR 18x/mnt
S 36,5 oC
BB : 80 kg
GDS : 237 mg/dl
Diabetes
Militus
ketidakmampuan
keluarga Tn. P dalam
mengambil keputusan
tentang
penatalaksanaan
pasien diabetes militus
b.d Ketidakmampuan
akibat dari penyakit
diabetes militus
59
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skoring Masalah
1. Nyeri akut pada keluarga Tn.P khususnya Ny.S b.d peningkatan
tekanan vascular serebral
No Kriteria Bobot Perhitungan Justifikasi
1. Sifat Masalah :
1. Potensial : 1
2. Resiko : 2
3. Aktual : 3
1 3/3 x 1 = 1 Berdasarkan
hasil pengkajian
tekanan darah
pada Ny. S
170/90 mmHg,
jika tidak
ditangani secara
segera akan
berlanjut pada
akibat yaitu
pecahnya
pembuluh darah
2. Kemungkinan
masalah untuk di
ubah :
1. Mudah : 2
2. Sebagian : 1
3. Tidak dapat :
0
2 1/2 x 2 = 1 Penyakit pasien
tentang
mengenal
hipertensi nya
baik, keluarga
memotivasi
untuk menjaga
pola makan,
pola kesehatan
dengan rutin
beristirahat dan
60
memeriksakan
kesehatannya di
puskesmas
terdekat
3. Potensial masalah
untuk dicegah :
1. Tinggi : 3
2. Cukup : 2
3. Rendah : 1
1 3/3 x 1 = 1 Masalah
hipertensi pada
Ny. S sulit di
cegah karena
pola makan
yang suka
mengkonsumsi
asin dan jarang
melakukan
olahraga fisik
4. Menonjolnya
masalah :
1. Segera
ditangani : 2
2. Masalah ada
tapi tidak
perlu : 1
3. Masalah tidak
dirasakan : 0
1 1/2 x 1 = 1/2 Ny. S
mengatakan jika
obatnya sudah
habis atau
sakitnya tidak
bisa ditahan
maka langsung
berobat di
puskesmas
terdekat
TOTAL 3 1/2
61
2. Ketidakmampuan keluarga Tn. P dalam mengambil keputusan tentang
penatalaksanaan pasien diabetes militus b.d ketidakmampuan akibat
dari penyakit diabetes militus.
No. Kriteria Bobot Perhitungan Justifikasi
1. Sifat Masalah :
1. Potensial : 1
2. Resiko : 2
3. Aktual : 3
1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga
mengatakan
Ny. S suka
minum yang
manis , badan
suka lemas, TD
170/90 mmHg,
Nadi
120x/menit,
Suhu 36,5o C,
RR 18x/menit,
GDS 237
mg/dl. Klien
belum terlihat
tanda-tanda
komplikasi DM
2. Kemungkinan
masalah untuk di
ubah :
1. Mudah : 2
2. Sebagian : 1
3. Tidak dapat :
0
2 1/2 x 2 = 1
3. Potensial masalah
untuk dicegah :
1 2/3 x 1 = 2/3
62
1. Tinggi : 3
2. Cukup : 2
3. Rendah : 1
4. Menonjolnya masalah
:
1. Segera
ditangani : 2
2. Masalah ada
tapi tidak
perlu : 1
3. Masalah tidak
dirasakan : 0
1 2/2 x 1 = 1
TOTAL 2 4/3
Dari hasil skoring diagnose keperawatan keluarga, maka prioritas
diagnoga keperawatan keluarga sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Skore
1. Nyeri akut pada keluarga Tn. P khususnya Ny.S
b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
3 2/3
2 Ketidakmampuan keluarga Tn. P dalam
mengambil keputusan tentang penatalaksanaan
pasien diabetes militus b.d ketidakmampuan
akibat dari penyakit diabetes militus
2 4/3
Dari data diatas dalam diagnosa keperawatan sudah ditentukan bahwa
prioritas masalah dalam kasus ini yaitu nyeri akut yang sudah
ditentukan dengan cara skoring. (Mubarak Wahit Iqbal, 2009)
63
C. PERENCANAN KEPERAWATAN
N
o
Diagnosis
Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standart
1 Nyeri akut
pada keluarga
Tn. P
khususnya
Ny. S b.d
peningkatan
tekanan
vascular
serebral
Setelah
dilakukan
kunjungan
keperawatan
selama 1
minggu,
diharapkan
nyeri berkurang
kepada keluarga
Tn. P khusunya
Ny. S
Setelah dilakukan
kunjungan selama
1 x 60 menit,
Keluarga dapat
mengenal
masalah
hipertensi dengan
cara
1. Menyebut
kan
pengertian
Verbal : a. Pengertian
hipertensi :
peningkatan
tekanan darah
baik sistolik
maupun diastolic
diatas normal dan
merupakan salah
satu faktor resiko
terjadinya
komplikasi
penyakit
kardiovaskuler.
1. Diskusikan bersama
keluarga pengertian
Hipertensi
2. Tanyakan kembali pada
keluarga tentang
pengertian hipertensi
3. Berikan pujian atas
jawaban yang tepat
64
2. Menyebut
kan
penyebab
hipertensi
Verbal b. Penyebab :
- Keturunan
- Kelelahan
- Kurang olah raga
-Penyakit tekanan
darah tinggi
-konsumsi garam
berlebihan
1. Diskusikan dengan
keluarga tentang
penyebab hipertensi
2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali penyebab
hipertensi
3. Beri reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
65
1. Menyebut
kan tanda
dan gejala
hipertensi
Verbal c. menyebutkan 3
dari 5 tanda – tanda
hipertensi :
- Rasa sakit kepala
- berat ditengkuk
- Mata berkunang
— kunang
- Gelisah sukar
tidur
- Keletihan, napas
pendek, terengah
engah, sesak napas
1. Diskusikan dengan
keluarga tentang tanda
– tanda hipertensi
2. Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali tanda – tanda
hipertensi
3. Beri reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
66
Setelah 1 x 30
menit kujungan
keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat anggota
keluarga yang
menderita
hipertensi dengan
cara :
Menyebutkan
takibat lanjut
tidak diobatinya
hipertensi
Verbal Menyebutkan 3 dari
5 akibat lanjut dari
hipertensi yang
tidak diobati :
- penyakit jantung
- Serangan otak/
stroke
- Penglihatan
menurun
- Gangguan gerak
dan
keseimbangan
- Kerusakan ginjal
1. Jelaskan pada
keluarga akibat
lanjut apabila
hipertensi telah
diobati
2. Motivasi untuk
menyebutkan
kembali akibat
lanjut dari
hipertensi yang
tidak diobati
3. Beri reinforcement
positif atas
jawaban keluarga
yang tepat
67
Setelah 1 x 30
menit kunjungan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi dengan
cara :
1. Menyebut
kan cara
perawatan
hipertensi
dirumah
Verbal
Menyebutkan 3 dari
6 pencegahan
hipertensi :
- jaga berat badan
ideal
- Kurangi konsumsi
garam
berlebiham
dalam makanan
seperti ikan
asing
- Batasi konsumsi
makanan
kolestrol tinggi,
seperti jeroan
- Jangan merokok
- Banyak makan
sayur dan buah
- Batasi minum
kopi
1. Diskusikan dengan
keluaraga tentang
pencegahan
hipertensi
2. Motivasi keluaraga
untuk
menyebutkan
pencegahan
hipertensi
3. Beri
reinforcememnt
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga
68
2. Melakuka
n tehnik
relaksasi
progresif
Psikomotor
Keluarga dapat
mendemonstrasikan
cara melakukan
tehnik relaksasi
progresif dengan
benar dan tepat
1. Demonstrasikan
pada keluarga Tn.
P khususnya Ny. S
cara melakukan
tehnik relaksasi
progresif
2. Berikan
kesempatan pada
keluarga untuk
mencoba
melakukan teknik
relaksasi napas
dalam
3. Beri reinforcement
positif atas usaha
keluarga
69
Setelah 1 x 30
menit kunjungan
keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan dengan
cara :
1. Menyebut
kan
kembali
manfaat
kunjungan
ke fasilitas
kesehatan
Verbal
Manfaat kunjungan
ke fasilitas
kesehatan :
- Mendapatkan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
hipertensi
- Mendapatkan
pendidikan
kesehatan
tentang
hipertensi
1. Informasikan
mengenai
pengobatan dan
pendidikan
kesehatan yang
dapat diperoleh
keluarga di balai
pengobatan
2. Motivasi keluarga
untuk
menggunakan
fasilitas kesehatan
terdekat
3. Beri reinforcement
positif atas hasil
yang dicapai
keluarga
70
2 Ketidak
mampuan
keluarga Tn. P
dalam
mengambil
keputusan
tentang
penatalaksanaan
pasien diabetes
militus b.d
ketidakmampuan
akibat dari
penyakit
diabetes militus
setelah
dilakukan
kunjungan
keperawatan,
keluarga Tn. P
khususnya Ny. S
mampu
memutuskan
tindakan tentang
penatalaksanaan
penyakit
diabetes militus
Setelah
dilakukan
kunjungan
selama 1 x 30
menit keluarga
Tn. P khususnya
Ny. S dapat
menyebutkan
akibat penyakit
diabetes militus
bila tidak segera
ditangani
Verbal
Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari
5 akibat penyakit
diabetes militus :
a. Kelainan
mata
b. Gangguan
aktivitas
c. Penyakit
ginjal dan
jantung
d. Komplikasi
ganggren
1. Diskusikan
dengan
keluaraga
tentang akibat
penyakit
diabetes militus
2. Motivasi
keluaraga untuk
menyebutkan
akibat dari
diabetes militus
3. Beri
reinforcememnt
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
71
D. PELAKSANAAN & EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah menyusun perencanaan, langkah berikutnya adalah melaksanakan
rencana tindakan bersama keluarga, adapun tindakan yang telah dilakukan
dalam bentuk tabel berikut.
Hari/Tanggal/Jam No
dx
Implementasi Evaluasai Paraf
RABU 4-04-18
11.30 wib
1 1. Mendiskusikan
dengan keluarga
pengertian
Hipertensi
2. Mendiskusikan
dengan keluarga
penyebab
Hipertensi
3. Memotivasi
keluarga untuk
mengungkapkan
lagi pengertian
hipertensi
S: Ny.s
Mengatakan
“Hipertensi
adalah darah
tinggi yang
membuat pusing
yang disebabkan
dari makanan
asin, dan
keturunan,
kelelahan
O: Ny. S tampak
menyimak
penjelasan
dengan baik, Ny.
S dapat menjawab
walaupun terbata-
bata
A: Masalah
belum teratasi
P: Lanjutkan
intervensi
-Diskusikan tanda
tanda hipertensi
-Motivasi
keluarga
menyebutkan
kembali tanda -
tanda hipertensi
Bagus
72
SENEN 9-04-18
10.00 wib
1 1. Diskusikan
dengan keluarga
tentang tanda
tanda hipertensi
2. Memotivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali tanda –
tanda hipertensi
3. Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
S: Ny. S
mengatakan
“kepala suka
pusing saat mau
tidur, badan pegal
O: Ny. S tampak
menyimak
penjelasan
dengan baik, Ny.
S dapat menjawab
walaupun terbata
– bata
A: Masalah
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
-Diskusikan
dengan keluarga
menegenai
pengobatan dan
pendidikan
kesehatan yang
dapat diperoleh di
fasilitas terdekat
Bagus
RABU 11-04-18
11.30 wib
1 1. Mendiskusikan
dengan keluarga
mengenai
pengobatan dan
pendidikan
kesehatan yang
dapat diperoleh
di fasilitas
kesehatan
terdekat
2. Memotivasi
keluarga agar
menggunakan
fasilitas
kesehtan
terdekat
3. Menjelaskan
kepada klien
akibat lanjut
S: Ny. S
mengatakan “jadi
tahu akibat dari
penyakit darah
tinggi bila tidak
ditangani yaitu
akan stroke”
O: klien tampak
kooperatif dan
mengikuti anjuran
perawat
A: masalah
teratasi
P: Pertahankan
intervensi
-Motivasi
keluarga agar
Bagus
73
dari penyakit
darah tinggi
4. Memotivasi
untuk
menyebutkan
kembali akibat
lanjut dari darah
tinggi
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
JUMAT 13-04-18
11.30 wib
1 1. Mendemonstrasi
kan cara
melakukan
teknik relaksasi
progresif
2. Memotivasi
keluarga untuk
redemonstrasi
3. Memberi pujian
atas apa yang
telah dilakukan
S: Ny. S
mengatakan
“Lebih rileks saat
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam, pusing
berkurang”
O: Ny. S dapat
melakukan teknik
relaksasi nafas
dalam dengan
baik, dan terlihat
rileks
A: Masalah
teratasi sebagian
P: Pertahankan
intervensi
-Motivasi
keluarga untuk
melakukan teknik
rileksasi progresif
Bagus
74
SABTU 14-04-18
11.30 wib
1. Mengkaji
pengetahuan
keluarga Tn. P
akibat penyakit
diabetes militus
2. Mendiskusikan
tentang akibat
penyakit
diabetes militus
bila tidak
ditangani
S: keluarga Tn. P
mengatakan
“diabetes militus
adalah penyakit
gula darah, akibat
dari makan
makanan yang
manis atau
keturunan, dan
tidak tahu apa
akibat lanjut dari
diabetes militus
bila tidak di
tangani segera”
O: keluarga Tn. P
tampak
memperhatikan
apa yang
dijelaskan oleh
perawat dan
kooperatif saat
diskusi, walaupun
masih terbata-
bata
A: masalah
teratasi sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
-Diskusian
tentang akibat
penyakit diabetes
militus bila tidak
ditangani
Bagus
75
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis
dengan laporan aksus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba
membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan
kebutuhan dasar pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan hipertensi di
wilayah RT 10/RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran,
dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dimana seorang
perawat mulai mengumpulakn informasi tentang keluarga yang dibinanya.
Dalam pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S penulis tidak
mendapatkan kendala karena sikap klien yang ramah dan kooperatif. Teknik
pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara, dengan pemeriksaan
fisik, dan observasi klien.
Pada tinjaun konsep, penyebab dari hipertensi yaitu genetic, usia, stress, pola
makan, aktivitas olahraga, dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di
tengkuk dan leher, dapat muncul pada saat ingin tidur atau aktivitas berlebih,
dan berkurang saat siang hari atau istirahat cukup. Sedangkan penyebab yang
di temukan pada Ny. S adalah pola makan yang kurang sehat, kurang aktivitas
olahraga. Ny. S di diagnosis hipertensi sejak 6 bulan yang lalu dengan tanda
dan gejala sakit dibagian kepala, sering pusing, dan merasa lelah setelah
melakuakan aktivitas yang berat.
76
Dalam genogram terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu keluarga
Tn. P khususnya Ny. S memiliki hipertensi bukan dari riwayat penyakit
keluarga, tetapi karena dari factor pola makan yang tidak sehat kurang
mengkonsumsi nutrisi yang seimbang, akibat dari factor status ekonomi
keluarga.
Dalam fungsi ekonomi terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang pangan papan, maka
keluarga memerlukan sumber keungan, dan sumber penghasilan keluarga Ny.
S dari anak-anak mereka yang sudah bekerja.
Dalam tahapan tugas perkembangan keluarga terdapat kesenjangan antara
teori dengan kasus, yaitu keluarga Ny. S sudah masuk pada tahap VI dengan
anak dewasa atau pelepasan, tahap ini memperluas siklus keluarga dengan
memasukan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan,
tetapi dalam kasus anak dari keluarga Ny. S belum mampu memperluas siklus
keluarga dengan melalui perkawinan karena terlalu sibuk dengan
pekerjaannya.
Dalam tahapan pengkajian lingkungan terdapat kesenjangan antara teori
dengan kasus, yaitu keluarga Ny. S memiliki lingkungan yang kurang baik
karena berdekatan dengan jalan raya yang sering dilewati kendaraan, dan
mengakibatkan polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan, beda dengan
yang berada dalam teori yaitu lingkungan harus bersih, sehat dan terhindar
dari bahaya apapun
Dalam penjajakan I terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
perawat mengumpulkan data-data melalui data umum, riwayat dan tahap
perkembangan, struktur keluarag, fungsi keluarga, kesehatan lingkungan, dan
pemeriksaaan fisik.
77
Dalam analisa data terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
perawat melakukan analisa data dengan melakukan penjajakan II terlebih
dahulu dan kemudian membuat data yang penting saja untuk mentukan
masalah yang harus difokuskan, dan setelaah itu dilakukanlah analisa data
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan NANDA 1995 dalam setiadi (2008), diagnosa yang muncul
terbagi menjadi 3 yaitu : Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan) adalah
masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas
mendukung bahwa benar-benar terjadi seperti ketidak efektifan pola nafas,
nyeri akut, ketidak efektifan koping, intoleransi aktivitas. Resiko (ancaman
kesehatan) masalahini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada
timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani seperti : Resiko
injury (pecahnya pembuluh darah), resiko nyeri berulang, resiko penurunan
curah jantung, resiko nyeri berulang, resiko nutria kurang dari kebutuhan
tubuh, resiko kekurangan volume cairan elektrolit. Potensial (keadaan
sejahtera atau wellness) status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin
meningkat lebih optimal seperti : potensial peningkatan pemeliharaan
kesehtan, potensial meningkat proses keluarga, potensial peningkatan koping
keluarga, resiko terhadap tindakan kekerasan.
Sedangkan pada kasus, penulis memunculkan diagnosa : Nyeri akut pada
keluarga Tn. P khususnya Ny. S berhubungan dengan peningkatan tekanan
vascular serebral. Diagnosa aktual karena masalah ini memberikan gambaran
berupa tanda dan gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.
Dalam proses skoring terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu
perawat melakukan skoring setiap diagnosis keperawatan dengancara
menentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat, selanjutnya skor
78
dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan bobot kemudian menjumlahkan
skor untuk semua kriteria,
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan
tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
pada semua diagnosa yang muncul.
Pada kasus ini untuk menetapkan tujuan dapat disusun sesuai denga tujuan
yaitu jangka pendek yang sifatnya spesifik, dapat dikur, memeberikan
motivasi kepada keluarga, sedangkan jangka panjang sifatnya tujuan akhir
yang dapat menyatakan pencapaian waktu yang telah ditentukan. Pada
penetapan kriteria dan standar berdasarkan pengetahuan seperti keluarga
mampu mampu mengenal pengertian, keluarga mamapu menyebutkan
penyebab, keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda hipertensi, keluarga
dapat mengetahui akibat lanjut, keluarga mampu menyebutkan pencegahan,
lalu sikap yang harus dimiliki seperti keluarga mampu mengambil keputusan,
keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, kemudian dari segi
psikomotor seperti keluarga dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi
progresif. Penulis melakuakan rencana tindakan ke klien sesuai TUK mulai
dari masalah seperti pengertian, tanda dan gejala, akibat lanjut dan cara
perawatan, kemudian melakukan kegiatan psikomotorik.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah ditentukan. Pelaksanaan dilakukan dengan
memperhatikan keadaan atau kondisi klien dan sarana yang tersedia,
pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis. Alat
79
yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan di sediakan oleh
penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan teknik relaksasi progresif,
saat setelah melakukan teknik relaksasi progresif perawat tidak melakukan
pengecekan kembali tensi Ny. S. Perawat dan keluarga memberikan motivasi
dan dukungan untuk kesembuhan Ny. S dengan mengingatkan untuk menjaga
pola kesehatan ataupun pola makan. Dalam kasus ini penulis melakukan
tindakan dengan TUK tentang Hipertensi mulai dari penegertian, tanda dan
gejala, akibat lanjut dan cara perawatan Hipertensi. Kemudian melakukan
kegiatan psikomotorik berupa teknik relaksasi progresif, dan memotivasi
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas.
Dalam pelaksanaan keperawatan memiliki kesamaan dengan perencanaan
keperawatan, yaitu melakukan pelaksanaan sesuai perencanaan yang dibuat
oleh perawat, dengan landasan dasar teori yang ditemukan oleh perawat yaitu
mendiskusikan dengan keluarga pengertian hipertensi, diskusikan dengan
keluarga tentang tanda-tanda hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga
mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh
difasilitas kesehatan tersekat, dan mendemonstrasikan cara melakukan teknik
relaksasi progresif.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap keliama dimana dilakukan pengukuran
keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis dari tanggal 04 – 14 April 2018. Adapun dalam evaluasi penulis
digabungkan dengan pelaksanaan keperawatan dan dengan menggunakan
SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning). Adapun hasil dari diagnosa
yang teratasi sebagian seperti : Nyeri akut pada keluarga Tn. P khususnya Ny.
S berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral. Diagnosa ini
dapat teratasi sebagian selama 5x pertemuan karena klien mengatakan pusing
berkurang dan lebih rileks.
80
Dalam tahapan evaluasi keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dengan
kasus, diteori terlihat antara pelaksanaan dengan evaluasi dipisah dan tiak
dijadikan satu, tetapi kalau dikasus perencanaan dengan evaluasi di gabung
dikarenakan menurut penulis itu adalah sesuatu yang sama saja apabila jika
digabung, dan lebih efisien jika di gabung antara perencanaan dengan evaluasi
keperawatan.
Tindak lanjut dari penulis menyarankan kepada keluarga Tn. T khususnya Ny.
S selalu menjaga kesehatan dan pola makan, serta melakukan teknik relaksasi
progresif yang telah diajarkan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
terdekat seperti puskesmas.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah membahas mengenai laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dengan
masalah hipertensi, dimana penulis melakukan perbandingan antara teori dengan kasus
dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
Pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan masalah Hipertensi dengan
mengguanakan teknik wawancara seperti menanyakan langsung kepada klien atau
keluarga, observasi seperti melihat langsung masalah apa yang terjadi pada klien tersebut,
studi dokumentasi seperti mencari informasi baik tulisan maupun lisan yang didapatkan
dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik shingga didapatkan data yang menegenai
keluhan klien.
Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan keluarga
dengan cara : menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dikeluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan. Dalam
pengkajian keluarga terdapat tahap tahap pengkajian yang disebut sebagai penjajakan
untuk mempermudah proses pengkajian, didapatkan penjajakan I antara lain :
1. Data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi
keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, data pemeriksaan fisik.
Kemudian didapatkan hasil pengkajian II seperti mengenal maslah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan yang baik
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas.
82
2. Dari hasil pengkajian, perumusan masalah analisa penentuan masalah, maka penulis
merumuskan diagnose keperawatan resiko sebagai berikut : Nyeri akut berhubungan
dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
3. Perencanaan keperawatan : perencanaan tindakan keperawatan tidak bersama
keluarga, perencanaan menggunakan skoring dan sesuai dengan teori. Penulis juga
berdasarkan dengan TUK dengan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, akibat.
Penulis juga mengajarkan teknik relaksasi progresif
4. Pelaksanaan keperawatan : pada tahap ini penulis melakukan pelaksanaan pada
diagnose yang muncul, yaitu mengkaji ulang tingkat pengetahuan keluarga,
mendiskusikan tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala penyakit, akibat lanjut,
melakukan teknik relaksasi progresif dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
seperti puskesmas.
5. Evaluasi keperawatan : pada tahap evaluasi harus sesuai dengan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang yaitu : evaluasi yang diperoleh pada Ny. S dengan hasil
teratasi sebagian dengan tindak lanjut, memotivasi keluarga agar merawat anggota
keluarga yang sakit dan memanfaat fasilitas kesehatan yang ada.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga yang tertera
diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk memperbaiki serta
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawtan pada keluarga dengan hipertensi :
1. Kepada petugas puskesmas : mampu melakukan kunjungan rutin secara terjadwal
untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya di daerah Utan Panjang RW 02
terutama pada penyakit hipertensi karena menunjukan angka kejadian yang cukup
tinggi dari penyakit hipertensi yang ada di RW 02.
2. Kepada keluarga : diharapkan mampu menjaga kesehatan tubuh dengan baik dengan
sedikit ilmu yang telah diberikan oleh mahasiswa, dan selalu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang terdekat.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Reny Yuli (2017) Buku Asuhan Keperawtan klien Gangguan Kardiovaskular
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta:EGC
Harmoko (2012) Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Pustaka Belajar
Iqbal Mubarak Wahit dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika
Kozier dkk (2010). Fundamental Keperawatan Edisi Tujuh.Jakarta:EGC
LeMone, P dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical bedah. Edisi 3. Jakarta:EGC
Nurafif Amin Huda. Dan Hardi Kusuma. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC.NOC.Jakarta: Medication.
Potter, Patricia A. dn Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Nursing Edisi Tiga Jilid
Tujuh. Jakarta:EGC
Riasmini Ni Made dkk (2017). Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok &
Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP< NOC, dan NIC.
Jakarta:Universitas Indonesia
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu
Setiati Siti. (2015.Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam JILID II. Jakarta:Interna
Publisi
84
SATUAN ACARA PENYULUHAB PADA GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan : Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala, Diet dan
Pencegahan
Sasaran : Ny. S
Jam : 11.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tanggal : 04 April 2018
Tempat : Rumah Ny. S
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Ny. S mampu memahami dan
mengerti tentang hipertensi.
B. Tujuan Khusus
Ny. S dapat:
1. Menjelaskan tentang Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
85
4. Diet hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
N
o
Tahap
Kegiatan
Wakt
u
Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pembukaan 5
Menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan
tentang tujuan
d. Menyampaikan pokok
pembahasan
e. Kontrak waktu
Menjawab salam
Mendengarkan dan
menyimak
Bertanya mengenai
perkenalan dan tujuan
jika ada yang kurang
jelas
2 Pelaksanaa
n
10
menit
a. Penyampaian materi
b. Menjelaskan tentang
pengertian hipertensi
c. Menjelaskan
penyebab hipertensi
d. Menjelaskan tanda
dan gejala
e. Menjelaskan tentang
diet hioertensi
- Mendengarkan
dan menyimak
- Bertanya
mengenai hal-hal
yang belum jelas
dan dimengerti
86
f. Menjelaskan
pencegahan hipertensi
g. Tanya jawab
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3 Penutup 5
menit
a. Melakukan evaluasi,
keluarga Tn. P
khususnya Ny. S
mampu :
1. Menjelaskan
tentang pengertia
hipertensi
2. Menjelaskan
tentang penyebab
hipertensi
3. Menjelaskan tanda
dan gejala
4. Menjelaskan
tentang diet
hipertensi
5. Menjelaskan
tentang
pencegahan
hipertensi
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Mengajukan kontrak
waktu yang akan
dating
d. Mengucapkan salam
- Sasaran dapat
menjawab tentang
pertanyaan yang
diajukan
- Mendengar
- Memperhatikan
- Menyetujui
kontrak yang
akan dating
- Menjawab salam
penutup
87
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal
seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90 mmHg (sudoyo,
2006 dikutip Aspiani reny yuli, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian
(morttalitas) (Kushariyadi, 2008 dikutip Aspiani reny yuli 2014)
B. Penyebab Hipertensi
1. Usia
2. Keturunan
3. Faktor olahraga
4. Pola makan
5. Minum alcohol
6. Stress
7. Asupan garam yang tinggi
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tenggkuk
3. Seperti berputar serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung serasa cepat
5. Sering marah-marah
6. Sulit berkonsentrasi
7. Mudah mengalami kelelahan
8. Sukar tidur
88
D. Diet hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a. Sumber berkarbohidrat seperti bikuit, singkong, roti, nasi
b. Sumber protein nabati seperti tahu dan tempe
c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat
2. Makanan yang dibatasi
a. Garam dapur
b. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin dan asinan
c. Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
E. Pencegahan hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari alcohol dan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari stress
7. olahraga
89
90
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Bagus Sadewo
Temapt, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 April 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Plumpang B No. 23 RT 13 RW 04 Kel. Rawa
Badak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara
No. Telepon : 08561947841
Email : [email protected]
DATA PENDIDIKAN
SDN Rawa Badak Selatan 03 Pagi : Tahun 2004 - 2010
SMPN 277 Jakarta : Tahun 2010 - 2012
SMAN 75 Jakarta : Tahun 2013 - 2015
DIII Keperawatan UMJ : Tahun 2015 - 2018
92
i
Top Related