Asuhan Keperawatan Bronchiolitis, Abses Paru, dan
Atelektasis
Arina Qona’ah
BRONCHIOLITIS • Inflamasi akut pada bronkiolis
terminalis yang dikarakeristik oleh edema, nekrosis pada epitel bronkus, bronkospasme, peningkatan produksi mukus obstruksi saluran nafas (Turner dkk, 2008; Chung dkk, 2003)
• Etiologi RSV (Respiratory Syncytial Virus)
Manifestasi kLinis • Batuk • Takipnea • Wheezing • Demam • Hipoksia • Retraksi interkosta
(Turner dkk, 2008; Chung dkk, 2003)
Pemeriksaan Penunjang
• Bronchiolitis didiagnosa berdasarkan gejala klinis
• Rongten • Virologic test (tidak direkomendasikan)• Pemeriksaan darah • Kultur urin • Analisa gas darah
Pentalaksanaan
Farmakologi 1. Adrenalin nebuliser 2. β2 Bronkodilator
3. Kortikosteroid 4. Analgesik 5. Antipiretik
Non Farmakologi 1. Oksigen 2. Hidrasi dan feeding 3. Fisioterapi dada4. Nebuliser 5. Suction
ABSES PARU
• Lesi nekrotikan setempat pada parenkim paru yang mengandung bahan purulen, lesi mengalami kolaps dan membentuk ruang
(Smeltzer & Bare, 2002)
Faktor Resiko Abses Paru
• Aspirasi (hidung/mulut) Staphylococcus aureus, organisme anaerob
• Alkoholisme • Gangguan SSP (CVA, kejang)• Trauma kepala • General anastesi • Sekunder obstruksi mekanik/fungsional
bronkus,
Manifestasi Klinis
• Batuk produktif sputum banyak dan berbau
• Nyeri dada• Dispnea • Kelemahan • Anoreksia• BB ↓
Pemeriksaan Diagnostik
• Perkusi pekak pada daerah yang sakit • Auskultasi bunyi napas me↓, krekels • Rongten dada • Kultur sputum • Bronkoskopi (jika perlu)
Penatalaksanaan
1. Antibiotik tergantung hasil kultur, mis : klindamisin, penisilin, metronidazol ; pertama diberikan IV KU membaik oral
2. Drainase adekuat postural drainage, fisioterapi dada
3. Diet TKTP4. Lobektomi jika terjadi hemoptisis masif,
malignansi dan tdk berespon thd pengobatan
Pencegahan Abses Paru
1. Pemberian antibiotik sebelum prosedur pencabutan gigi (jika gigi dan gusi dalam kondisi terinfeksi)
2. Higiene mulut yang adekuat (mencegah berkembangnya bakteri anaerobik)
3. Antibiotik yang tepat untuk pasien pneumonia
ATELEKTASIS PARU
• Atelektasis pengembangan paru yang tidak sempurna (Price & Wilson, 2006)
• Incomplete expansion of a lung or portion of a lung, occurring congenitally as a primary or secondary condition, or as an acquired condition
Etiologi Atelektasis
1. Atelektasis absorpsi sekunder akibat obstruksi bronkus/bronkiolus
2. Atelektasis tekanan 3. Kelemahan otot pernapasan
Atelektasis Absorpsi
• Obstruksi menghambat udara masuk ke dalam alveoli
• Terjadi akibat obstruksi bronkus intrinsik (sekret/eksudat) atau ekstrinsik (neoplasma, pembesaran KGB, aneurisma, jar.parut)
• Pencegahan silia, ventilasi mekanis• Jika berlangsung lama jar.paru normal
akan menjadi jar.fibrosis
Atelektasis Tekanan
• Akibat tekanan ekstrinsik pada semua bagian paru efusi pleura, pneumothoraks, peregangan abdomen
• Tekanan mengakibatkan udara keluar paru kolaps
Manifestasi Klinis
• Gangguan pernapasan • Gejala infeksi pernapasan • Ekspansi paru menjadi tertahan • Perkusi resonansi menurun pada paru yang
sakit • Auskultasi suara paru menurun pd paru
yang sakit • Atelektasis luas pergeseran jantung dan
mediastinum (rongten)
Pemeriksaan Penunjang
• Berdasarkan penyakit yang mendasari • Rongten volume jar. Paru me↓, elevasi
diafragma, pergeseran mediastinum, ICS menyempit
• CT scan • MRI • Bronkoskopi
Dampak Atelektasis Paru
1. Komplien paru ↓2. Kegagalan oksigenasi 3. Resistensi pembuluh darah paru 4. Lung injury
(Duggan & Kavanagh, 2005)
Penatalaksanaan • Tujuan memperbaiki ventilasi dan
membuang sekresi – Aspirasi jarum efusi pleura, pneumothoraks, – Bronkoskopi, intubasi endoktrakeal, ventilasi
mekanik obstruksi
Pencegahan Atelektasis
1. Napas dalam dan batuk efektif 2. Sering mengubah posisi 3. Tingkatkan ekspansi paru 4. Gunakan dg bijaksana obat yg dapat
mengakibatkan depresi pernapasn (opioid, sedatif)
5. Suction 6. Postural drainage dan perkusi dada
Mekanisme Pertahanan Paru
• Atelektasis dapat dicegah dengan mekanisme pertahanan paru yang meliputi :– Mukus dan kerja silia – Batuk – Ventilasi kolateral – Pembersihan laring (Price & Wilson, 2006)
Asuhan Keperawatan - pengkajian -
• Pemeriksaan fisik • Keluhan utama • RPS • RPD • Pemeriksaan penunjang
-diagnosa keperawatan-
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 2. Gangguan pola napas 3. Gangguan pertukaran gas 4. Intoleransi aktivitas 5. Resiko kekurangan volume cairan
-intervensi keperawatan-
1. Fisioterapi dada memudahkan drainase 2. Nafas dalam dan batuk efektif
membantu pengembangan paru 3. Hidrasi memudahkan drainase 4. Diet TKTP 5. Batasi aktifitas 6. Pantau terapi farmakologis yg diberikan
Referensi 1. Chung, K. F., Widdicombe, J. G., dan Boushey, H. A. (2003). Cough:
Causes, Mechanisms and Therapy. Australia: Blackwell Publishing2. Duggan, M. dan Kavanagh, B.P. (2005). Pulmonary atelectasis.
Anesthesiology. 102 (4). Pp. 838-8503. Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC4. Smeltzer, S. C., dan Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Volume 1. Edisi 8. jakarta: EGC5. Turner, T., Wilkinson, F., Harris, C. dan Mazza, D. (2008). Evidanced
based guidelines for the management of bronchiolitis. AFP. 37 (6). Pp. 6-12
Top Related