Download - Askep Dyspepsia

Transcript

LP &ASKEP DISPEPSIA

LP &ASKEP DISPEPSIAOleh :Kelompok 11

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap /mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi. (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488). Patofisiologi DispepsiaSoeparman dan Waspadji (1990 : 125)Manisfetasi Klinis Dispepsiaa.nyeri perut(abdominal discomfort)b.Rasa perih di ulu hatic.Mual, kadang-kadang sampai muntahd.Nafsu makan berkurange.Rasa lekas kenyangf.Perut kembungg.Rasa panas di dada dan peruth.Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

Klasifikasi Dispepsia : 1.Dispepsia Organik :penyebab ditemukan melalui endoskopi , antara lain berupa Ulkus peptikum dan GERD (Gastroesofageal Reflux Dissease)2.Dispepsia Fungsional / anorganik :penyebab tidak didapatkan pada pemeriksaan endoskopi

Penatalaksanaan MedikPenatalaksanaan non farmakologis1)Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung2)Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres3)Atur pola makan

Penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan pemberian :Antasid 20-150 ml/hariAntikolinergikAntagonis reseptor H2Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)SitoprotektifPemeriksaan Diagnostik/PenunjangPemeriksaan LaboratoriumBarium EdemaEndoskopiPemeriksaan RadiologisAsuhan Keperawatan DispepsiaPengkajian : Kaji tanda dan gejala dispepsiaApakah klien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat makan, mual atau muntah.Kapan gejala tersebut terjadi, apakah terjadi sebelum/ sesudah makan, setelah mencerna makanan pedas/ pengiritasi/ setelah mencerna obat tertentu/ alkohol.Apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stres, alergi, makan/ minum terlalu banyak.Kaji terhadap riwayat penyakit lambung sebelumnyaKaji nutrisi klien.Kaji tanda yang diketahui pada saat pemeriksaan fisik meliputi nyeri tekan abdomen dehidrasi (perubahan turgor kulit, membran mukosa).Kaji terhadap tindakan klien untuk mengatasi gejala dan efek-efeknya.(Mansjoer A, 2000, Hal. 488).Diagnosa Keperawatan Menurut Inayah (2004) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan dispepsia.a.Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.b.Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan.c.Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntahd.Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menangulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.(contoh) dx1 :Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.Tujuan:Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri

INTERVENSIRASIONAL1.Kaji tingkat nyeri, beratnya(skala 0 10)2.Berikan istirahat dengan posisi semifowler3.Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung4.Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya5.Observasi TTV tiap 24 jam6.Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi7.Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik1.Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan2.Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang3.dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik4.mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium5.sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya6.Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol7.Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lainImplementasiTujuan utama mencakup mempertahankan keseimbangan cairan, menghindari makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrisi adekuat, menghilangkan nyeri, mengurangi ansietas, meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.

EvaluasiTahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi

TERIMA KASIHDaftar PustakaCarpenito, L.J. (2000). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 8. Volume 2. Jakarta :EGC

Corwin, E.J. (2000). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., dan Geissler, A.C. (1999). Rencana asuhan keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan asien. Edisi 3. Jakarta: EGC

Gale, D. dan Charette, J. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta : EGC

Hadi, S. (1995). Gastroenterolog i. Edisi 4. Bandung : Alumni

Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.L, dan Setiowulan, W. (1999). Kapita selekta kedokteran. Jilid 1. Edisi 1. Jakarta: Media Aesculapius

NANDA. (2001). Diagnosa keperawatan NANDA : Defmisi dan klasifikasi 2001/2002. Alih bahasa mahasiswa PSIK BFK UGM angkatan 2002. Yogyakarta

NN. (2001). Dispepsia, g_angguan lambung_ Terdapat pada http://www.minggupagi.com.( 9 Juli 2005 )

. (2002). Sindrom dispepsia. Terdapat pada : http://www.ipteknet.com. (9 Ju1i2005)

..(2004). Gastroesophageal refluks disease. Terdapat pada http://www.interna.or.id. (9 Juli 2005)

.. (2004). An kg_a kejadian dispepsia. Terdapat pada : http://www.ina-ghic.or.id. (9 Juli 2005)

Selamihardja, Nanny. (1997). Keluhan sakit perut cian penyembuhannya. Terdapat pada : http://www.indomedia.com. (9 Juli 2005)

Soeparman dan Waspadji. (1990). Ilmu penyakit dalam. Jilid 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Tucker, S.M., Canobbio, M.M., Paquette, E.V., dan Wells, M.F. (1998). Standar perawatan Qasien : Proses keperawatan , diagnosis, dan evaluasi. Volume 2. Alih bahasa Yasmin.Asih. Jakarta: EGChttp://keperawatansarahsahera.blogspot.com/2013/03/asuhan-keperawatan-syndrom-dispepsia.html?m=1