Download - Apoptosis Pertama Diidentifikasikan Sebagai Bentuk Kematian Sel Berdasarkan

7/21/2019 Apoptosis Pertama Diidentifikasikan Sebagai Bentuk Kematian Sel Berdasarkan

http://slidepdf.com/reader/full/apoptosis-pertama-diidentifikasikan-sebagai-bentuk-kematian-sel-berdasarkan 1/35



dibahas secara bermakna dalam potensial onkologi dan telah melampaui jauh

melengkapi suatu penjelasan mekanik dari penghapusan sel tumor. hususnya,

penemuan bahwa apoptosis dapat diatur oleh produk proto#oncogen dan tumor

supresosgen p&3 telah membuka jalan untuk penelitian masa depan.

'sulan bahwa apoptosis adalah suatu enomena yang berlainan terhadap

perbedaan undamental dari degenerati kematian sel atau nekrosis berdasarkan

pada morologi, biokimia, dan insiden.(

)alam tiga dekade teakhir ini, dua bentuk sel mati berbeda secara mendasar,

apoptosis dan nekrosis. *elah didefnisikan dalam istilah morologi, biokimia dan

insidennya. )alam keadaan normal, sel#sel tubuh dapat memberikan respon atau

adaptasi terhadap lingkungannya. +ila akti%itas yang dilakukan sel tersebut

meningkat, atau stimulus yang diterimanya meningkat, maka untuk mencapai

keseimbangan dalam merespon hal tersebut, sel akan mengalami hipertropi.



2

ebaliknya bila stimulus berkurang atau terjadi penurunan akti%itas sel, maka sel

tersebut akan mengalami atropi. 2,3

--. )/-0-- )A0 P0+A+

Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram, diatur secara

genetik, bersiat akti, ditandai dengan adanya kondensasi chromatin, ragmentasi

sel dan pagositosis sel tersebut oleh sel tetangganya. 2.3 resno dalam tulisannya,

apoptosis adalah kematian sel terprogram yang merupakan proses penting dalam

pengaturan homeostasis normal, proses ini menghasilkan keseimbangan dalam

jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan prolierasi

fsiologis dan dengan demikian memelihara agar ungsi jaringan normal.

)eregulasi apoptosis mengakibatkan keadaan patologis, termasuk prolierasi sel

secara tidak terkontrol seperti dijumpai pada kanker. Ada berbagai bukti yang



menyatakan

berlangsungnya siklus sel, diantaranya gen p&3, b, yc, 1A dan keluarga

+cl#2. 4angguan regulasi dan prolierasi sel baik akibat akti%itas onkogen

dominan maupun inakti%asi tumor suppressor genes ada hubungannya dengan

kontrol apoptosis. +eberapa jenis %irus onkologik melaksanakan proses

transormasi sel dengan cara mengganggu ungsi apoptosis dalam sel., misalnya

5(", herpes dan adeno%irus, polioma maupun %irus pstein +arr 6+57.

)alam literatur lain menyebutkan apoptosis merupakan suatu bentuk kematian

sel yang didesain untuk menghilangkan sel#sel host yang tidak diinginkan melalui

akti%asi serangkaian peristiwa yang terprogram secara internal melalui

serangkaian produk gen. Adapun terjadinya penyebab diatas sebagai berikut8

A. elama proses perkembangan

+. ebagai suatu mekanisme homeostatik untuk memelihara sel di jaringan.



9. ebagai suatu mekanisme pertahanan seperti reaksi imun

). Apabila sel#sel dihancurkan oleh penyakit atau agent#agent yang berbahaya.

. Proses Penuaan.

kontrol

apoptosis

dikaitkan

dengan

gen

yang

mengatur

:

3

/aktor#aktor yang bertanggungjawab dari serangkaian peristiwa apoptosis baik



fsiologis, adapti maupun patologis adalah8

A. erusakan sel yang terprogram selama embriogenesis termasuk implantasi,

organogenesis, in%olusi perkembangan dan metamorosis yang tidak selalu

didefnisikan secara ungsional sebagai kematian sel yang terprogram, ;leh

ahli mbriologi terminologi ini sering digunakan.

+. Proses in%olusi yang tergantung hormon pada orang dewasa seperti penurunan

sel endometrium selama siklus menstruasi, atresia olikuler o%arium pada

menopause, regresi payudara setelah menyapih dan atropi prostat setelah

katrasi.

9. )elesi sel pada populasi sel#sel yang berprolierasi seperti epitel kripta usus

6intestinum7.

). ematian sel pada tumor paling sering selama regresi tapi juga pada tumor

dengan pertumbuhan sel yang akti.



. ematian netropil selama respon respon in<amasi akut.

/. ematian sel#sel imun baik limosit + = *, setelah de<esi sitokin, seiring

dengan delesi sel#sel * autoreakti pada timus yang sedang berkembang.

4. ematian sel yang diinduksi oleh sel#sel * itotoksik, seperti pada penolakan

imum seluler.

>. Atropi patologis pada organ parenkim setelah obtruksi duktus, seperti yang

terjadi di pankreas, kelenjer parotis = ginjal.

-. !esi sel pada penyakit %irus tertentu, misalnya pada hepatitis %irus, dimana

sel#sel yang mengalami apoptosis dihepar yang dikenal sebagai badan

9ouncilman

?. ematian sel akibat berbagai stimulus lesi yang mampu menyebabkan

nekrosis, kecuali bila diberikan dosis rendah, contohnya panas, radiasi, obat#

obat anti kanker sitotoksik = hipoksia dapat menyebabkan apoptosis jika



kerusakan ringan, tapi dosis besar dengan stimulus yang sama menyebabkan

kematian sel nekrotik.2

(

---. ;/;!;4-

4ambaran morologi dapat dilihat dengan mikroskop elektron yang

menggambarkan 8

A. Pengerutan sel

el berukuran lebih kecil , sitoplasmanya padat, meskipun organella masih

normal tetapi tampak padat.

+. ondensasi romatin 6piknotik7

-ni gambaran apoptosis yang paling khas. romatin mengalami agregasi

diperier dibawah selaput dinding inti menjadi massa padat yang terbatas

dalam berbagai bentuk dan ukuran. -ntinya sendiri dapat pecah



membentuk 2 ragmen atau lebih 6 karyorhe@is7

9. Pembentukan tonjolan sitoplasma dan apoptosis.

el apoptotik mula#mula menunjukkan blebbingB permukaan yang luas

kemudian mengalami ragmentasi menjadi sejumlah badan apoptosis yang

berikatan dengan membran yang disusun oleh sitoplasma dan organella

padat atau tanpa ragmen inti.

). /agositosis badan Apoptosis

+adan apoptosis ini akan diagotosis oleh sel#sel sehat disekitarnya, baik

sel#sel parenkim maupun makropag. +adan apoptosis dapat didegradasi di

dalam lisosom dan sel#sel yang berdekatan bermigrasi atau berprolierasi

untuk menggantikan ruangan sebelumnya diisi oleh sel apoptosis yang

hilang.2

arakteristik apoptosis mempengaruhi sel tunggal yang terpencar tidak ada



kelompok sel yang bergabung. Pada nekrosis pengenalan lebih awal perubahan

morologi adalah tersusun padat 6kompak7 dan agregasi kromatin inti, dengan

terbentuk gambaran yang jelas, masa granular yang seragam dengan jelas menjadi

kecil membungkus inti dan pemadatan sitoplasma. elanjutan pemadatan itu

didampingi oleh lilitan 6kekusutan7 gambaran baru inti dan sel ini diikuti oleh

&

pemecahan inti kedalam ragmen berlainan yang dikelilingi oleh lapisan

pembungkus double 6gambar 27 dan tunas sel secara keseluruhan 6gambar 3 = (7

menghasilkan apoptosis bodies yang dikelilingi membran 6gambar &7, sedangkan

yang lain kekurangan komponen inti. ebagai tambahan, tingkatanCluas dari inti

dan tunas seluler ber%ariasi dari tipe sel, sering secara relati%e dibatasi pada selD

sel kecil dengan rasio inti sitoplasma yang tinggi seperti limosit. ;rganel

sitoplasma terbentuk pada apoptosis bodies yang baru tetap terpelihara dengan



baik. 6gambar ( = &7.

Apoptotic bodies yang muncul di jaringan secara cepat diserap 6ingested7 oleh

sel di dekatnya dan dihancurkan oleh sel lisosomnya 6gambar :7. *idak ada

hubungan in<amasi dengan adanya agosit khusus dalam jaringan seperti terjadi

dengan nekrosis dan tipe sel yang beragam dari sel tetangga, termasuk sel epitel

6 gambar : 7 yang berpartisipasi dalam sipatnya. Pada tumor#tumor, sel#sel

neoplastis yang %iabel biasanya terlibat adalah makroak sekitarnya. Akan tetapi

bentukan apoptotic bodies pada kultur sel kebanyakan hilang oleh ogositosis dan

bahkan degenerasi. Awal kejadian seluler dalam apoptosis diselesaikan dengan

cepat dengan hanya beberapa menit berlalu antara perjalanan proses dan

pembentukan suatu kelompok apoptosic bodies. ;leh karena itu tunas#tunas sel

dan garis besar yang kusut jarang diamati pada potongan jaringan. 'kuran kecil

dari apoptosis



mikroskop cahaya 6gambar E7. etelah agositosis, pencernaan mereka lengkap

dalam beberapa jam. enyataan ini telah melahirkan pikiran kapan apoptosis

dapat ditentukan secara histologi.

Perbedaan antara apoptosis dan nekrosis dengan tegas terlihat pada penelitian

dengan mikroskop elektron 6gambar 17 dan secara praktis, dua proses dapat

dikenali dengan memakai mikroskop cahaya. Pemadatan kromatin inti terjadi

pada stadium awal nekrosis, tetapi kromatin tidak secara radikal terdistribusi

kembali, sebagai mana dalam apoptosis, dan sudut gumpalan kromatin cenderung

irregular dan terlihat dengan jelas 6gambar F7. ebagai tambahan, inti sel nekrotik

bodies membuat

mereka secara relati

tak dikenal dangan

:



tidak pernah terpisah menjadi berlainan, membran disertai ragmen#ragmen.

0ekrosis berlanjut sampai kromatin menghilang. itoplasma sel nekrotik menjadi

pembengkakan yang mencolok, plasma dan membran organella secara progresi

disintegrasi 6gambar F7. $alaupun ini konfgurasi sel secara keseluruhan

cenderung diawetkan sampai dipindahkan oleh agosit mononuklear. eterlibatan

kelompok sel berdekatan dan adanya suatu eksudat in<amasi biasanya didapatkan

tambahan konfrmasi bukti#bukti kategorisasi kematian sel yang ada disekitarnya

sebagai nekrosis. )alam tumor, seperti okus#okus dari nekrosis cenderung

terlokasi di pusat nodul, sedangkan sel# sel indi%idual yang berlangsung apoptosis

diamati pada jaringan tumor %iabel 6gambar E7.(

enurut 'nderwood, perbedaan apoptosis dan nekrosis telihat seperti pada

tabel di bawah ini8 :

4ambaran



Penyebab

eterlibatan

Proses biokimia

eutuhan sel membran

orologi

Proses peradangan

Proses kematian sel

Apoptosis

/isiologi dan Patologi

atu sel

nergi oleh )0A

)iperbaiki

el mengkerut dan pecah



*idak ada

)iserap atau pagositosis )iserap

sel tetangganya

0ekrosis

Patologi

ekelompok sel

>omeostasis

!isis

>ilang

ering

oleh

netropil

P0 dan makropag



Pada penelitian histologi, pada jaringan yang dicat dengan hemato@ylin#eosin,

apoptosis melibatkan sel tunggal dan kelompok sel kecil, sel#sel apoptosis tampak

sebagai massa bulat atau o%al dari sitoplasma eosinopilik yang terlibat dengan

ragmen kromatin inti yang padat. arena penyusutan dan pembentukan sel dari

badan apoptosis berlangsung cepat dan ragmennya cepat dipagositosis, dirusak

E

atau dilepas ke dalam lumen, apoptosis pada jaringan dapat terjadi sebelum

kelihatan jelas pada pemeriksaan histologis. ebagai tambahan, proses apoptosis

berlawanan dengan nekrosis karena apoptosis tidak menimbulkan in<amasi

sehingga lebih sulit untuk dideteksi secara histologis.2

-5. PA0A0 AP;P*;- (

Apoptosis memainkan peranan penting dalam perkembangan sel normal

%ertebrata. ebagai contoh, hal yang bertanggungjawab untuk regresi dari ekor



tadpole 6berudu7 yang mengambil tempat selama metamorosis menjadi seekor

kodok dan untuk memindahkan interdigital webs selama pertumbuhan anggota

gerak pada embrio mamalia.

Pada mamalia dewasa, apoptosis terjadi secara berkesinambungan dalam

polulasi sel yang berprolierasi lambat seperti epitel hati, prostat dan korteks

adrenal dan dalam populasi yang berprolierasi cepat seperti epitel intestinal yang

membentukkan kripta dan deerensiasi spermatogonia. $alaupun banyak sel yang

hilang dalam populasi pada tipe yang lebih lambat secara jelas adalah hasil dari

kumpulan selDsel dijaringan, dalam kenyataannya, mitosis dan apoptosis

seimbang satu sama lain dibawah kondisi yang siap. Ada yang sedang tumbuh

membuktikan bahwa apoptosis diatur dalam suatu mode resiprokal ke mitosis

oleh aktor pertumbuhan 6growth actor7 dan hormon # hormon tropik. aG telah

menegaskan bahwa kebanyakan sel#sel pada binatang yang lebih tinggi mungkin



memerlukan simulasi tropik yang terus menerus untuk kehidupan. aG juga

menyatakan bahwa suatu peningkatan dalam jumlah sel

khusus dapat memimpin kompetisi seluler yang lebih besar untuk aktor tropik

yang menstimulasi mitosis dan menghambat apoptosis,

temporer terhadap keseimbangan antara kedua proses, mengakibatkan populasi

sel kebentuk le%elnya. $alaupun demikian, terdapat bukti bahwa substansi yang

akti menstimulasi apoptosis juga mungkin terlibat didalam hemostatis populasi

sel normal. )alam kultur primer sel endokrin kelinci, aktor yang menginduksi

pada tempat#tempat

ini berbalik secara

F

mitosis dan apoptosis telah ditemukan disekresi ke dalam siklik kecuali model

reciprocal, dengan hasil bahwa sejumlah sel menunjukkan <uktuasi pada dasar



harian tetapi relati tetap konstan untuk berlanjut ke periode waktu tertentu.

ejumlah proses in%olusi tumor dalam mamalia dewasa normal telah

ditunjukkan berhubungan dengan peningkatan apoptosis. )okumentasi yang baik

mencontohkan termasuk re%ersi mamae laktasi menjadi keadaan istirahat setelah

menyapi, atresia olikel o%arium dan in%olusi olikel rambut. *anggung jawab

triger untuk peningkatan apoptosis yang terjadi selama in%olusi mamae tepatnya

hormonal, tetapi dalam contoh lain secara alamiah stimulasi awal dapat

ditentukan.

Pada sistem imun, apoptosis memiliki aturan fsiologi spesifk yang eksklusi

untuk kebutuhan ungsi sistem tersebut. ebagai contoh tanggung jawab untuk

penghapusan sel#sel * autoreakti dalam thymus bertanggungjawab untuk batas

toleransinya sendiri dan untuk seleksi sel#sel + dalam pusat germinal limoid

selama respon imune humoral. /ungsi spesialis lain adaptasi dalam hewan normal



adalah menghapus sel#sel yang tak berguna, seperti leukosit netropil yang tua dan

megakaryosit yang telah menumpahkan sitoplasmanya

platelet.

selama pembentukan

AP;P*;- P;0*A0 )A!A *';

Apoptosis dapat ditemukan pada semua tumor ganas yang tidak diterapi dan

walaupun terdapat beberapa penelitian kwantitati yang ringkas, penilaian

histologik mengindikasikan bahwa luasnya pendekatan beberapa tumor manusia

yang terlihat didalam in%olusi yang cepat mengindikasikan bahwa kemaknaan

kinetik kadang dapat dipertimbangkan.

el didalam daerah stemsel secara hirarki mengatur prolierasi populasi yang

cepat seperti kripta usus, diGrensiasi spermatogonia, prolierasi yang cepat dijanin

dan limosit mempunyai kepekaan khusus dan telah diargumentasikan secara



teologikal, bahwa ditandai dengan berlangsungnya destruksi sel setelah induksi

H

kerusakan )0A sebagai re<ikasi yang berpotensi berbahaya yang berhubungan

penetapan dalam bentuk mutan. ;leh karenanya, menetapnya sel#sel stem dengan

kerusakan )0A yang tak diperbaiki dalam abnormalitas genetik, satu sel mutan

hidup didalam suatu Iona prolierasi pada janin akan memberikan banyak asal#

usul mutan dalam menghasilkan jaringan matur, spermatogonia mutan yang

sur%i%e akan menimbulkan gamet#gamet mutan, dan beberapa limosit dengan

mutasi pada reseptor gennya mungkin mempunyai kapasitas untuk menjadi

penyakit autoimum.

+agian yang mana radiasi menstimulasi apoptosis pada sel#sel normal =

neoplastik secara lengkap belum diketahui sampai sekarang, dan kemungkinan

bahwa gen#gen supresor tumor p&3 terlibat. *elah ditegaskan bahwa produk p&3



bereaksi sebagai polisi molekuler memantau integritas genome jika )0A

dirusak, produk p&3 bertumpuk melalui suatu mekanisme stabilisasi dan

mengistirahatkan siklus sel di 41 memberikan waktu untuk perbaikan. ?ika

perbaikan gagal, p&3 boleh memicu penghapusan sel dengan apoptosis. 9ogent

membuktikan keterlibatan gen p&3 dalam induksi apoptosis oleh radiasi telah

terdapat didalam penemuan bahwa thymocyte kekurangan p&3 adalah resisten

terhadap eek letal dari radiasi tetapi mempertahankan kenormalannya untuk

terjadi apoptosis setelah pengobatan dengan glukokortikoid. $alaupun demikian,

perlu dicatat bahwa langkah teakhir dalam deretan usulan, induksi apoptosis oleh

sutu

peningkatan

didemonstrasikan hanya pada deri%at sel tumor.

le%el



normal

6wild#tepy7.

4en

p&3

tampak

telah

-0)'- AP;P*;- ;!> ;+A* ;*AP- A0

+ermacam obat kanker telah menunjukkan penginduksian apoptosis secara

luas dalam populasi sel yang berprolierasi normal, jaringan limoid dan tumor.

;leh karenanya peningkatan apoptosis bertanggung jawab dari berbagai kerugian

eek dari kemoterapi dan regresi tumor.

1"

9ara obat#obat anti kanker menginduksi apoptosis tidak diketahui. Pengertian



yang lebih baik dari proses keterlibatan secara jelas mungkin dipakai untuk

memperbaiki regimen terapi. $alaupun demikian, terdapat suatu tambahan

penting

menengahi eek terapinya

apoptosis adalah suatu enomena pengaturan yang mampu dihambat dan dan

diaktikan. )i dalam hepar mungkin terletak suatu penjelasan

tertentu resistensi obat. *erdapat bukti bahwa stimulasi beberapa lapisan sel oleh

sitokine tropik atau peningkatan le%el ekspresinya dari proto#oncogen bcl#2 6gen

bcl#2 menghambat terjadinya apoptosis dalam suatu %ariasi keadaan7 dapat

meningkatkan secara besar restensi mereka terhadap eek induksi apoptosis dari

obat anti kanker.

emoterapi sekarang diketahui yang membunuh sel dengan menginduksi

apoptosis dimana ada suatu proses yang memerintahkan program kematian sel.



aat sel hematopotik merupakan deri%at

/actor7 merupakan hal yang penting, mereka juga mati dengan cara apoptosis.

Percobaan pada laboratorium kemoterapi dapat mempengaruhi growth actor.

abagai contoh8 bekerja pada reseptor growth aktor epidermis di sel#sel >ela

dan 3*3. Akti%asi sinyal protein kinase 9 intrasel meningkatkan pembunuhan sel

oleh cisplastin tanpa meningkatkan uptake obat.

sebagai konsekuensi dari realisasi

bahwa obat#obat anti kanker

dengan mentriger apoptosis. *elah ditekankan

untuk contoh

dari aktor pertumbuhan 64rowth

-0)'- AP;P*;- ;!> >;;0 $-*>)A$A! A*A' *A+A>A0

Apoptosis



seperti prostat dan adrenal yang mengikuti withdrawal stimulasi hormonal tropik

dan mungkin

hormonal dependen setelah berhasil diterapi.

glukokortikoid menginduksi apoptosis timosit dan eek yang sama diamati pada

banyak leukimia limositik dan limoma maligna.

terlibat dalam proses atrof dari organ endokrin independent,

diharapkan juga mempertinggi tumor yang disebabkan oleh

ebaliknya peningkatan le%el

11

4ambaran kemungkinan peranan peningkatan ekspresi bcl#2 proto oncogen

di dalam pertumbuhan resistensi tumor terhadap obat anti kanker, ketertarikan

yang besar bahwa laporan baru baru ini mengindikasikan bahwa mungkin juga

terlibat dalam resistensi terapi hormonal. ;leh karena itu, walaupun ekspresi



bcl#2 telah ditemukan secara %irsuali tidak dapat dideteksi oleh imunohistokimia

pada kanker prostat manusia yang merupakan androgen#dependent pada bungkus

13#1H, semua kanker androgen#independen yang diteliti dengan kekecualian

jaringan yang didapat dari metatasis sumsum tulang, terpajang pengecatan positi

untuk protein bcl#2. ebagai tambahan, ekspresi bcl#2 terlihat dihubungkan

dengan resistensi untuk menginduksi apoptosis oleh glukokotikoid pada beberapa

sel limoid.

-0)'- AP;P*;- ;!> A0*-+;)- AP;#1 A*A' /A A0*-40

Antigen AP;#1 telah didefnisikan dari penelitian antibodi monoklonal yang

meningkat pada sel limoblast + manusia. atu dari antibodi yang telah

ditemukan menginduksi apoptosis yang diaktikan imosit + dan * manusia dan

bermacam#macam sel dari deri%at sel tumor limoid manusia. Antigen membran

sel dimana antibodi ini melekat dibari nama AP;#1. Antigan /A, didefnisikan



sebagai suatu antibodi monoklonal kedua yang dikembangkan oleh kelompok

kerja lain, telah menemukan identitas antigen AP;#1. olekul ini memiliki

reseptor aktor nekrosis tumor manusiaC reseptor aktor pertumbuhan syara yang

merupakan amili dari protein permukaan sel.

-njeksi anti#antibodi monoklonal AP;#1 menyebabkan regresi yang cepat

murime @enograt dari AP;#1, ekspresi dari turunan sel limoid manusia, dengan

regresi yang didampingi

didorong. *idak diketahui apakah eek anti#antibodi AP;#1 pada sel#sel normal

akan mencegah pengaturan sel pada manusia.

oleh apoptosis

meningkat cepat dari sel#sel yang

12

-0)'- AP;P*;- ;!> !-/;-* -*;-



Penelitian D penelitian in%itro telah menunjukkan bahwa target kematian sel

diinduksi oleh sel * dan sel dan sel 0, dan peningkatan apoptosis telah

diamati secara in%itro pada penolakan imunitas selular dari alograp dan penyakit#

penyakit grat#%ersus host. Penghapusan sel sel terineksi %irus oleh imosit

sitotoksik berperan penting dalam pengaturan eliminasi %irus dari tubuh, dan

keterlibatan apoptosis dalam penghapusan ini secara jelas menunjukkan ungsi

hemostatik. -nduksi apoptosis oleh sel#sel * sitotoksin tidak dihambat oleh

penghambat sintesis protein atau oleh ekspresi bcl#2. ekanisme akti%asi itu

sendiri kemungkinan terlihat.

5. A0- *?A)-0A AP;P*;- 1,2,3

)engan memeriksa kondisi dimana apoptosis terjadi, dapat disimpulkan bahwa

apoptosis dapat diaktikan oleh beberapa sinyal yang mencetuskan kematian,

berkisar dari kurangnya aktor atau hormon pertumbuhan, sampai interaksi



!igand Dreseptor positi dan agent#agent lesi spesifk sebagai tambahan ada

koordinasi tapi sering pula ada hubungan yang berlawanan antara pertumbuhan

sel dan apoptosis sebenarnya.

A. Peran akti%itas

ekanisme terjadinya apopotosis untuk tiap sel berbeda#beda. Akti%asi

mekanisme apoptosis untuk tiap sel tertentu disebabkan oleh akti%itas yang

berbeda#beda pula.

+. adar ion kalsium

Apabila terjadi akti%itas stimulus terhadap sel dan akti%itas apoptosis , akan

terjadi peningkatan kadar

mengaktikan enIim alsium dependen 0uklear -ndo 0uklease yang terdiri

dari ndonoklease , Protease *ransglutaminase.

ion 9aJJ didalam inti sel. -on 9aJJ ini



13

9. eseptor akroag.

Proses /agositosis terhadap apoptotic bodies atau sel lain ditentukan oleh

reseptor yang ada di permukaan makroag atau sel agosit tersebut8 contoh sel

makroag yang mengandung %iktonektin reseptor, suatu beta 3 integrin,

memudahkan agositas apoptotic netropil.

). egulasi genetik

+eberapa gen bila distimulasi akan menyebabkan apoptosis, seperti >eta

shock protein dan proto onkogen. *etapi stimulasi gen ini tidak berhubungan

langsung dengan proses mulainya apoptosis.

5-. P; +-;--A$- 2,(

/ragmentasi inti )0A yang cepat dan teratur sudah sejak lama dianggap

pertanda utama dari apoptosis. Perubahan biokimia yang utama adalah terjadinya



double strand break dari )0A. *erbentuknya ragmen gen yang terdiri dari 1F"#

2"" pasang basa. Pragment ini dengan pemeriksaan agoroIe gel elektrooresis

dapat diketahui. itogenetik proteinase seperti interleukin - + con%erting enIyme

6-97 dan granIime + terlihat dalam memproduksi perubahan yang bermakna

dari sel pada apoptosis, sedangkan tranglutaminase jaringan yang terakti%asi pada

akhir apoptosis menghasilkan hubungan silang yang erat dari protein

suplasmalemal, yang mencegah pelepasan enIim intraseluler yang berpotensi

merusak badan apoptotic sebelum diagosit. /agositosis yang cepat dari badan

apoptotik oleh sel yang berdekatan ini nampaknya tergantung pada perubahan

kimiawi yang spesifk dalam badan apoptotic.

Pengaturan genetik dari apoptosis sampai saat ini belum dapat dijelaskan

secara lengkap. 4en yang sudah diketahui berhubungan dengan pengaturan p#&3

dan bcl#2. Pada nekrosis, degradasi )0A terdiri dari 3""#&"" kilo pasangan basa.



)egradasi ini diketahui disebabkan oleh enIyme endonuklease, yang akti bila

kadar ion 9a JJ dan g JJ meningkat, dan dihambat bila kadar KnJJ meningkat.

1(

ingkasnya perubahan kimia pada apoptosis dimulai dengan aktinya 9aJJ

dependent enIymes yaitu endonuclease, protease dan tranglutaminase.

5--. -P'!A0

>al yang penting dari apoptosis adalah masalah stimulasi dan inhibisi

apoptosis. Penelitian mendalam tentang inhibisi +cl#2 terhadap apoptosis pada

suatu saat akan memungkinkan ditemukannya metode pengobatan terhadap

tumor#tumor resisten. Apoptosis adalah kematian sel

merupakan proses penting dalam pengaturan homeostasis normal, proses ini

menghasilkan keseimbangan dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui

eliminasi sel yang rusak dan prolierasi fsiologis dengan demikian memelihara



agar ungsi jaringan normal. Pengaturan genetik dari apoptosis sampai saat ini

belum dapat dijelaskan secara lengkap. 4en yang sudah diketahui berhubungan

dengan pengaturan p#&3 dan bcl#2.

terprogram yang

5---. '?'A0

1. 9arson )A, iberto ?. Apoptosis and disease. *he !ancet 1HH3 8 3(1L

12&1#12&(

2. 9otran , et al. obbins patologic basis o disease. :th ed. $+ aunders

9ompany. *okyo#!ondon#ydney8 1HHHL 1F#2&

3. )Mamico A5, cenna $4. Apoptosis and re#in%estigation o the biologic

basis o cancer therapy, radiotherapy and oncology, 1HH(L 338 3#1"

(. ani . inopsis onkologi ginekologi. ub bagian ;nkologi 4inekologi

+agian ;bstetri dan 4inekologi /'-C'P0 dr. 9ipto angun kusumo.



?akarta. 2""1 L (&#:3

&. resno +. -lmu onkologi dasar. +agian patologi klinik /'-. 2""1 L 13#1&

:. 4oepel ?. esponses to celluler injury. -n 8 'nderwood ?9. 4eneral and

systematic pathology. 2nd ed. 9hurchill li%ingstone. 0ework#!ondon#

adrid8 1HH: L 11E#11H