Makalah Pendidikan IPS SD II
“Bahan Ajar Audio”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby
Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua, M.Pd
Di susun oleh:
Kelompok 6
Diah Ayu Puspita Sarie 15.601050.004
Rismawati 15.601050.006
Rahma Nur R 15.601050.008
Kasmi 15.601050.010
Agnesia Leny Perada 15.601050.038
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016
Bahan Ajar Audio | ii
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kita panjatan atas kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang masih memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya kepada kami sehingga
bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bahan Ajar Audio”
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang di bimbing oleh Roby Zulkarnaen Noer, M.Pd dan
Mety Toding Bua, M.Pd selain itu juga sebagai pengembangan wawasan tentang media
pembelajaran berbasis audio, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan juga
orang lain.
Akhirnya kami menyadari bahwa dalam makalah ini memilik banyak kesalahan dan
kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini
dapat menjadi lebih sempurna.
Tarakan, 17 Oktober 2016
Penulis
Bahan Ajar Audio | iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................
A. Konsep Media Pembelajaran ......................................................... 2
B. Konsep Media Audio..................................................................... 3
C. Peralatan Audio ............................................................................. 4
D. Produksi Audio .............................................................................. 8
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................. 19
Daftar pustaka ................................................................................................
Bahan Ajar Audio | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat melihat fakta di sekolah-sekolah terdengar keluhan bahwa pelajar yang ada
disekolah dirasa amat membosankan, tidak menarik, bahkan penuh misteri, sehingga
berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut diantaranya
disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru sebagai pengajar dalam menyajkan
media pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dekat dengan dunia siswa.
Sebagaimana Arsyad (2006:15) mengemukakan dua unsur yang amat penting dalam
proses pembelajaran di kelas yaitu model/strategi dan media pembelajaran
Suasana pembelajaran dikelas akan lebih terasa menarik jika guru mau
mengeksplorasi kreatifitasnya untuk menyampaikan materi melalui media
pembelajaran. Dengan melalui media audio yang sesuai dengan pokok bahasan yang
sedang disampaikan. Sehingga ide yang disampaikan guru lebih mudah untuk
ditangkap oleh para siswa dan berakibat pada hasil pembelajaran maksimal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep media pembelajaran?
2. Bagaimana Konsep Media Audio?
3. Apa saja peralatan audio?
4. Bagaimana Produksi Audio?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep media pembelajaran
2. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Media Audio
3. Untuk mengetahui apa saja peralatan audio
4. Untuk menegetahui bagaimana Produksi Audio
Bahan Ajar Audio | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Media Pembelajaran
Maria Goretti Sri Wahyuningsih, Haris Mudjiman dan Samsi Haryanto (2014)
mengatakan istilah belajar merupakan suatu proses integral antara peserta didik,
pendidik dan materi yang diajarkan dalam lingkungan belajar. Proses belajar itu
terjadi karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu bertanda seseorang itu
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin
disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan
sikapnya dimanapun dan kapanpun. Pendidik dituntut agar mampu menerapkan alat-
alat yang ada, dan juga adanya kemungkinan beberapa alat tersebut sesuai dengan
perubahan zaman. Teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang
menggunakan alat-alat tehnologi dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam sebuah
pendidikan saat pembelajaran. Seperti, radio, dan tape recorder. Alat-alat ini dalam
metodologi pengajaran biasa disebut alat peraga dan atau alat pengajaran audio.
Dalam teknologi pendidikan alat-alat tersebut disebut dengan hardware dan software
(Nasution, 2005:2). Vilma Tafani (2009) dalam Teaching English Through Mass
Media menyebutkan: Radio plays an important part in developing people’s
imagination, in creating pictures in the mind through the power of words, it
stimulates the imagination to fill in the visuals, etc. The listeners see the drama in
their heads. Thus, when radio is used in the classroom it helps students to promote
their imagination, to voice their creativity. Dalam pembelajaran, guru sangat dituntut
agar mampu menjadikan proses pembelajaran itu berlangsung secara kondusif. Salah
satunya adalah penggunaan metode belajar yang tepat. Dalam pemilihan metode
pembelajaran, tentunya seorang pendidik membutuhkan suatu media pembelajaran
yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa, agar
pesan yang disampaikan bisa lebih jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang begitu pesat,
terutama dalam hal berkembangnya teknologi komunikasi, media pembelajaran yang
digunakan guru pada saat ini tidak hanya media pembelajaran konvensional yang
berupa papan tulis, gambar, poster. Dengan adanya teknologi komunikasi yang berupa
Bahan Ajar Audio | 3
media audio seperti tape recorder, radio, disc dan sebagainya juga dapat
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran audio.
B. Konsep Media Audio
Banyak jenis ICT yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Ada
yang berbasis komputer (baik yang bersifat offline maupun yang bersifat online), ada
yang berbasis telefon dan ada yang berbasis audio ataupun radio. Audio dan radio
merupakan media pembelajaran yang berbasis suara atau bunyi. Audio berasal dari
kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga
manusia. Kemampuan mendengar telinga manusia berada pada daerah frekuensi
antara 20 sampai dengan 20.000 Herts. Di luar batas itu, manusia tidak mampu
mendengarkannya.
Kaitan audio sebagai media pembelajaran adalah suara-suara ataupun bunyi
direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali
kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar. Jika suara/bunyi tadi
diperdengarkan ke peserta didik melalui stasiun pemnacar Radio, maka disebut media
tersebut dikatakan sebagai Radio.
Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh jika guru memanfaatkan media audio
ataupun radio sebagai media pembelajaran. Salah satunya sebagai ilutrasi. Guru-guru
bidang studi seperti guru Bahasa, Guru Seni musik, dan guru-guru lainnya yang ingin
mengajarkan materi tentang aneka suara binatang, suara halilintar, suara gunung
meletus dan lain-lain dapat menggunakan media audio atau radio. Media ini sangat
cocok untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran yang erat kaitannya dengan
masalah ceritera dan bunyi juga dapat mengembangkan daya imajinasi peserta didik.
Beberapa materi pembelajaran yang cocok untuk disampaikan melalui media
audio/radio antara lain Sejarah, PPKn, Sosiologi, Musik, Aneka suara binatang,
Ceritera dan lain-lain. Media ini juga sangat membantu guru dalam menyajikan materi
pembelajaran Bahasa, baik Bahasa Indonesia, Bahasa daerah maupun Bahasa asing.
Ada beberapa kelebihan dari media radio antara lain daya jangkaunya begitu luas
hingga mampu menembus seluruh pelosok tanah air. Harganya pun relatif murah
sehingga pesawat radio telah dimiliki hampir setiap keluarga di Indonesia serta dapat
dioperasikan menggunakan baterai. Namun media radio merupakan media searah
yang mana bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka peserta didik tidak bisa bertanya.
Maka dari itu harus diprogramkan siaran jumpa pendidik yang dapat dilakukan
melalui telefon, e-mail, SMS, dan lain-lain.
Bahan Ajar Audio | 4
Untuk mengatasi kelemahan media ini, maka perlu diperhatikan hal-hal seperti
materi. Materi yang ada di program audio/radio hendaknya mampu memotivasi agar
peserta didik tertarik mendengarkannya sampai selesai. Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan antara lain:
Adanya jadwal atau acara tatap muka antara pendidik dengan peserta didik.
Piringan Hitam (PH) yaitu alat penyimpanan file audio yang pertama ditemukan.
Alat ini memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara
dari sebuah disc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah
Gramophone.
Kaset-kaset adalah alat penyimpanan audio yang berbentuk pita kaset yang
mampu menyimpan file audio berdurasi satu jam dengan kualitas yang cukup
baik. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck ataupun
Walkman.
C. Peralatan Audio
Pelatan yang digunakan untuk menyajikanprogram audio ataupun untuk
menerima siaran radio (program audio yang dipancarkan lewat pemancaran radio),
ada beberapa jenis. Masing-masing jenis dibuat untuk tujuan tertentu, baik untuk
pemakaian ruangan yang sempit (individu/kelompok kecil) maupun untuk ruangan
yang luas (kelompok besar). Apabila dikelompokkan, peralatan penyaji program
audio ataupun penerima siaran radio tersendiri dari dua kelompok.
1. Radio Perekam Kaset Audio (Radio Cassette Recorder Portable)
Radio perekam kaset audio ini menguntungkan dalam pemakaian karena
dapat menerima siaran yang dpancarkan dari stasiun pemancar radio. Dapat
digunakan pula untuk memutar program audio dalam bentuk kaset. Dengan
begitu, radio perekam kaset audio ini bisa digunakan untuk memutar kaset suara
program film bingkai pada saat penyajian film bingkai bersuara. Keuntungan
lainnya ialah radio perekam kaset audio ini bisa untuk merekam siaran radio yang
sedang didengarkan, sehingga dapat diputar ulang pada kesempatan yang lain
apabila diperlukan.
Radio perekam kaset audio ini pada umumnya mempunyai beberapa
wilayah frekuensi (frequency range), antara lain:
FM : 87,5 –n108 MHz;
SW2 : 7,0 – 22 MHz;
Bahan Ajar Audio | 5
SW1 : 2,3 – 7,0 MHz;
MW : 530 – 1650 KH;
Yang paling banyak di gunakan di Indonesia adalah wilayah frekuensi
MW dan SW1. Radio perekam kaset audio ini bisa menggunakan tenaga baterai
9 V (DC) ataupun sumber listrik PLN 110/220 V. karena tenaga output (suara
yang dihasilakan) kecil, yaitu sekitar 4,5 W maksimum, radio kaset ini hanya
ideal dipergunakan untuk keperluan individu atau kelompok kecil. Penetapannya
juga tidak terlalu jauh dari si pendengar.
a. Nama-nama bagian dan kegunaan radio cassete revorder keterangan
1) Tombol pause, untuk menghentikan sementara kaset yang sedang
dimainkan (play back)
Bahan Ajar Audio | 6
2) Tombol stop/eject, untuk menghentikan putaran kaset, baik pada posisi:
play, rec, fast forward maupun rewind; sekaligus sebagai tombol
pembuka rumah kaset.
3) Tombol fast forward, untuk memutar maju kaset secara cepat.
4) Tombol play, untuk memainkan kaset (play back).
5) Tombol rewind, untuk memutar mundur kaset secara cepat.
6) Tombol record, digunakan apabila akan merekam.
7) Saklar pemilih wilayah frekuensi (FM, MW, SW1, dan lain-lain).
8) Saklar radio, untuk memilih mode pemakaian, sebagai radio atau sebagai
cassette rekorder.
9) Kenob pengatur tone, untuk mengatur nada tinggi dan rendah.
10) Kenob pengatur voleme, untuk mengatur volume suara (keras atau
lemahnya suara)
11) Kenob penala, untuk memilih frekuensi pemancar radio yang dikendaki.
12) Mikropon terpasang, apabila diinginkan merekam pembicaraan, dapat
menggunaka mikropon ini.
13) Soket sumber listrik AC, untuk menghubungkan radio cassette recorder
dengan sumber listrik (sumber listrik dari PLN)
14) Soket sumber listrik DC dari luar, digunakan apabila memakai sumber
listrik dari baterai (accu).
15) Speaker nada tinggi (tweeter)
16) Speaker nada rendah (woofer)
17) Penghitung putaran pita dan tombol pembesarnya.
18) VU (Volume unit) meter dan penunjuk kapasitas baterai
19) Rumah kaset, tempat memasang kaset yang akan diputar
20) Antena radio, digunakan apabila mendengarkan siaran pada FM atau SW1
dan SW2
21) Dan 22 soket untuk memasang mikropon yang mempunyai saklar remote
ON/OFF. Digunakan pada waktu merekam suara.
22) Soket AUX, digunakan apabila radio cassette recorder digunakan sebagai
penguat suara.
23) Soket earphone, digunakan menghubungkan earphone (mendengarkan
secara pribadi)
Bahan Ajar Audio | 7
24) Saklar Beat Cencel, apabila saat merekam siaran radio terdengar suara
mendengking, pindahkanlah saklar ini ke posisi lain.
25) Tempat baterai (UM 1) 6 buah
26) Saklar penyusuai tegangan peralatan dengan tegangan sumber listrik
(110/120 V)
27) Kenob penala halus, untuk memilih dua buah pemancar yang
berdempetan.
b. Pengoperasian
1) Penggunaan sebagai radio penerima
a) Hubungkan peralatan dengan listrik
b) Set saklar radio pada posisi radio
c) Tempatkan saklar pemilih wilayah frekuensi sesuai yang dikehendaki
(FM, MW, dan lain-lain)
d) Putarlah kenob penala pada posisi pemancar yang dikehendaki
e) Untuk siaran pada gelombang FM dan SW, tarik lah antenna
f) Aturlah tombol volume dan tone sehingga didapatkan suara yang
dikehendaki
g) Untuk mematikan, pndahkan saklar radio pada posisi tape.
2) Sebagai perekam kaset audio (main ulang)
a) Seperti pada posisi (g) di atas saklar radio pada kedudukan tape
b) Tekan tombol eject dan masukkanlah kaset yang akan dimainkan ke
dalam tempat kaset, kemudian dorong tempat kaset yang terbuka tadi
hingga pada posisinya yang benar.
c) Tekan tombol play.
d) Apabila telah selesai tekan tombol stop.
e) Untuk mengeluarkan kaset, tekan tombol eject dan kembalikan rumah
kaset keposisi yang besar.
3) Merekam siaran radio
a) Saklar radio dipasangkan pada posisi radio
b) Tempatkan saklar pemilihi wilayah frekuensi sesuai yang dikehendaki.
c) Putarlah kenob penala untuk memilih pemancar yang dikehendaki
d) Masukan kaset kosong yang akan digunakan untuk merekam
e) Tekan rec dan play secara serenatak
f) Apabila telah selesai tekanlah tombol stop.
Bahan Ajar Audio | 8
Catatan: karena radio perekan kaset audio ini menggunakan ALC
(sutomatil level control) pada waktu proses perekam tidak perlu mengatur
kenob volume
2. Radio dan Perekam Kaset Audio dengan tambahan penguat suara amplifier dan
outspeaker
Untuk keperluan pemakian di sebuah ruangan yang besar maka diperlukan
sebuah sistem tata suara yang mempunyai daya besar. Satu unit peralatan ini
terdiri dari :
a. Peralatan reproduksi suara yaitu:
- Tuner
- Open reel
- Perekam kaset audio
b. Peralatan penguat suara yaitu:
- Amplifier
c. Peralatan pengeras suara yaitu:
- Loud speaker
D. Produksi Audio
1. Studio Produksi
Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau sering juga
disebut studio rekaman. Studio ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang kontrol
dan studionya, yang keduanya dibatasi dinding berjendela kaca sehingga orang
yang ada di dalam kedua ruangan itu dapat saling melihat.
Ruang control dilengkapi alat rekam. Ruangan ini biasanya terdiri dari alat
rekam audio, alat pemutar audio, alat pemandu suara, dan tombol pengatur suara
dan alat penyunting suara.
Ruangan studio adalah sebuah ruangan kedap suara. Ruang ini dilengkapi
dengan berbagai mikropon, tempat untuk duduk pemain, alat musik, misalnya
piano, perlengkapan untuk membuat FX, dan pengeras suara. Kedua ruangan
tersebut dihubungkan dengan interkom yang memudahkan orang di ruang control
berkomunikasi dengan orang-orang di dalam studio.
a. Pembagian tugas dalam produksi
1) Sutradara
Sutradara adalam pemimpin produksi. Tanggung jawab baik atau
buruknya hasil produksi ada pada sutradara. Sebelum produksi dimulai,
Bahan Ajar Audio | 9
seorang sutradara harus mempelajari naskah dengan teliti. Setelah itu, ia
mempunyai interpretasi yang baik terhadap setiap adegan dari naskah itu.
Ia juga harud dapat menghayati benar perwatakan yang dibawakan
oleh masing-masing pelaku dalam naskah itu. Ia juga harus
membayangkan musik dan sound effect yang bagaimana yang diperlukan
untuk mendukung terciptanya suasana seperti yang dihendaki oleh naskah
itu.
Setelah naskah dipelajari, sutradara bertugas mengatur perbanyakan
naskah yang akan diproduksi. Kertas yang digunakan adalah kertas yang
agak tebal supaya tidak mudah terlipat dan tidak menimbulkan suara
dalam waktu produksi nanti.
Sutradara harus memilih pemain yang akan membawakan naskah
sesuai perwatakan tiap pelakunya. Sutradara yang telah biasa memimpin
produksi biasaynya telah mempunyai koleksi pemain dan, sudah mengenal
benar kemampuan masing-masing pemain sehingga ia dapat memilih
pemain yang paling sesuai untuk memegang peran tertentu. Bila ia belum
mengenal pemainnya ia harus memilih pemain tersebut melalui audisi atau
seleksi.
Bila ia telah menentukan pemain untuk tiap peran, sutradara harus
segera membagikan naskah kepada mereka supaya mereka dapat
mempelajarinya. Dalam program audio pemain tidak dituntut untuk
menghapal naskahnya. Karena dalam rekaman nanti mereka dapat
membacanya. Yang penting mereka harus dapat menghayati perwatakan
yang harus dibawakannya, dan dapat membaca naskah sesuai perwatakan
itu.
Sutradara harus memesan studio rekaman sesuai dengan prosedur
yang berlaku supaya pada saatnya nanti, studio tersebut tidak dipakai oleh
orang lain dan dalam keadaan siap untuk digunakan. Setelah studio
rekaman diperoleh dengan pasti, sutradara menyampaikan undangan
tertulis kepada semua pemain dan kerabat kerja dengan menyebut secara
jelas jam, tanggal dan tempat rekaman itu. Undangan ini jangan diberikan
dalam waktu yang sangat mendesak.
Sutradara bertugas memilih musik yang sesuai dengan suasana yang
akan diciptakan. Dia perlu dating ke perpustakaan lagu dan mencoba lagu
Bahan Ajar Audio | 10
yang dicarinya satu persatu untuk mendapatkan lagu yang benar-benar
sesuai dengan naskahnya. Bila ia telah menemukan lagu, naskahnya harus
ditandai dengan tinta yang jelas mencantumkan nama lagu, nomor
piringan hitamnya, track ke berapa, berapa panjangnya.
Sutradara juga harus mencari sound effect yang sesuia dengan suasana
naskahnya. Bila naskahnya ingin menggambarkan seorang direktur yang
pergi nik mobil, tentunya ia harus memilih suara mobil sedan yang baik
dan bukannya suara truk atau pick-up. Seperti halnya dalam memilih lagu,
setelah FX tadi ditemukan ia harus memberi tanda pada naskahnya dengan
nama FX, nomor piringan hitam, track ke berapa, berapa panjangnya. Jika
FX itu tidak diambil dari rekaman atau harus diciptakan sendiri, ia harus
mencoba bunyi yang akan diciptakannya itu, misalnya ketukan-ketukan
pintu, langkah kaki, dering telpon. Ia harus menyediakan peralatan yang
diperlukan untuk menciptakan suara-suara itu, mentukan tempat dalam
studio itu dimana bunyi-bunyi itu akan diciptakan, berapa jarak mikropon
dari sumber bunyi itu dan sebagainya.Sutradara harus dapat bekerja sama
dengan teknisi dengan baik. Teknisi adalah orang yang akan
membantunya dalam rekaman. Betapapun bagusnya gagasan sutradara
tentang program yang akan diproduksi bila teknisi atau operator yang
akan merekam tidak paham tentu hasilnya kurang baik. Karena itu. Ia
harus membicarakan naskahnya dengan teknisi atau operator yang akan
membantunya itu. Ia juga harus membicarakan ke luar masuknya musik,
keluar masuknya FX, efek apa yang ingin diperoleh dari music dan FX
itu, berapa lama musik dan FX itu diperlukan dan sebagainya. Ia harus
membicarakan bagaimana FX itu akan diperoleh, serta menunjukkan
bagian-bagian musik dan FX yang akan digunakan. Ia juga harus
memberitahukan kepada teknisi berapa mikropon yang akan digunakan
dan jenis mikropon yang bagaimana yang diperlukan.
2) Kerabat kerja
Dalam produksi audio, kerabat kerja yang diperlukan hanya dua orang
operator. Seorang operator melayani pengaturan tombol rekaman serta
bertugas mengatur jalannya pita rekaman pada alat perekam. Ia juga
bertanggung jawab membuat saluran yang menghubungkan mikropon
dengan mesin perekam.
Bahan Ajar Audio | 11
Seorang operator lainnya bertugas menyiapkan music dan sound
effect yang akan digunakan dalam rekaman. Ia harus memasang piringan
hitam pada meja putar dan memasang jarum tepat pada track musik atau
FX yang diperlukan. Kedua teknisi atau operator itu bekerja sesuai dengan
petunjuk sutradara.
3) Pemain
Pemain ialah orang-orang yang ditunjuk untuk membacakan naskah.
Biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja dalam suatu
naskah tertentu.
Seorang pemain yang telah menyanggupi untuk ikut rekaman
berkewajiban mempelajari naskahnya. Ia harus menghayati benar peran
yang akan dibawakannya. Ia harus melatih diri membaca naskah supaya
dalam rekaman nanti tidak terdengar kesan bahwa naskah itu dibaca,
melainkan terdengar seperti orang yang bercakap atau bercerita. Dalam
latihan membaca ini bila perlu ia dapat memberi tanda-tanda baca pada
naskahnya.
Sutradara memberi petunjuk tanda-tanda yang digunakan dalam
memimpin produksi. Pada umumnya petunjuk dilakukan dengan
menggunakan tangan, pemain melihat tanda-tanda itu melalui jendela kaca
tembus pandang yang membatasi ruang audio dan ruang kontrol. Tanda
yang biasa digunakan misalnya, sutradara menunjuk seorang pemain
artinya pemain itu harus mulai membaca teks naskahnya, meletakkan
tangan di leher seolah-olah menggorok leher berarti rekaman terhenti
karena ada kesalahan dan harus diulang, mendekatkan kedua tangannya
berarti pemain harus lebih dekat dengan mikropon, menggerakkan
tangannya naik turun berarti membacanya harus di perlambat, dan
sebagainya.
Langkah berikutnya ialah mengadakan tes suara. Setiap pemain
diminta membaca didepan mikropon secara bergantian. Tinggi rendahnya
suara diatur supaya tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras. Dalam
mengukur level suara ini sutradara dan operator mengecek suara itu
melalui jarum di alat rekaman. Setelah level suarannya ditentukan, pemain
bersangkutan harus mengingat-ingat jarak mulutnya ke mikropon dan
volume suara yang digunakan waktu tes suara tadi. Dalam rekaman nanti
Bahan Ajar Audio | 12
level suaranya harus diusahakan supaya sama dengan level waktu tes
suara.
Sekarang semua pihak telah siap untuk melakukan latihan basah.
Pemain diminta membaca peran masing-masing sesuai naskah, didepan
mikropon. Dalam latihan ini musik dan FX sudah digunakan benar-benar.
Dalam latihan ini sutradara bertindak sangat kritis, setiap ada kesalahan
atau kejanggalan sutradara menghentikan latihan dan memberi petunjuk
untuk perbaikan. Adegan itu kemudian diulang kembali. Latihan seperti
ini biasanya lebih lama dari rekaman sesungguhnya.
2. Dubbing
Dubbing (sulih suara) adalah bagian dari kesenian pada media ekspresi
audio visual. Dubbing merupakan proses mengisi atau memperbarui suara dalam
suatu klip, bisa klip audio saja maupun klip audio visual. Dubbing bisa digunakan
dalam pentas drama sehingga pemainnya hanya melakukan gerak-gerik tanpa
perlu mengeluarkan suara. Selain itu, Dubbing diartikan sebagai berikut:
a. Penggantian suara percakapan asli dari suatu rekaman gambar pada pita
video atau film yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain, atau dengan
suara orang lain yang tidak sama seperti yang tampak pada gambar.
b. Penggantian suara aktor / aktris baik dalam film maupun video akibat
dalam pelaksanaan shooting ada gangguan suara-suara lainnya (noise yang
berlebihan misalnya).
c. Pengisian suara (voice over) ataupun pengulangan proses perekaman suara
presenter (reporter, komentator, dan lain-lain) dari suatu paket acara
tentang isi dari acara tersebut.
d. Mengisi narasi atau illustrasi ke dalam pita video ataupun film.
e. Pengisian suara penyanyi (vocal), melodi, musik pengiring (tiup/gesek)
dan lainnya pada track berikutnya dalam pelaksanaan rekaman suara.
1. Teknik Dubbing
Ada dua teknik dalam dubbing yang akan membantu pada saat lipsync,
yaitu:
Teknik Dubber Basah
Teknik ini merupakan penyusunan animasi gerakan mulut
dengan file suara yang sudah ada dibuat terlebih dahulu sehingga
Bahan Ajar Audio | 13
penulis hanya menyesuaikan gerakan mulut dengan suara yang sudah
ada.
Teknik Dubber Kering
Teknik ini merupakan penyusunan animasi gerakan mulut
dengan file suara yang belum dibuat, sehingga penulis harus
menentukan berapa lama animasi mulut tersebut diperlukan.
2. Cara Membuat Dubbing
Ada beberapa cara dalam pembuatan dubbing seperti menggunakan
Software Adobe Audition. Software Adobe Audition merupakan software
multimedia yang memiliki berbagai fasilitas pengolah suara yang biasa
digunakan untuk recording, mixing dan editing. Dengan Adobe Audition kita
dapat dengan mudah merekam suara, menambahkan efek suara,
menggabungkan suara dalam satu track, memperbaiki kualitas suara, merubah
suara dan menyimpannya kedalam berbagai format.
1. Alat yang dibutuhkan
Laptop yang sudah terinstall software Adobe Audition
Microphone, agar suara yang dihasilkan terdengar lebih jelas.
2. Cara merekam suara menggunakan Adobe Audition
a. Buka software Adobe Audition.
Bahan Ajar Audio | 14
b. Klik File lalu pilih New dan pilih Multitrack Session.
c. Maka akan muncul multitrack seperti dibawah ini.
Bahan Ajar Audio | 15
d. Untuk merekam suara pada track 1, klik icon R seperti gambar
nomor
Keterangan:
M yang berarti Mute = proses menghentikan agar suara yang di
track tersebut tidak menyala.
S yang berarti Solo = Jika icon S aktif maka yang akan kita
dengar ketika di play hanya suara yang aktif icon S nya saja.
R yang berarti Record = Agar suara yang kita rekam terekam di
track yang kita klik tanda R
e. Setelah itu klik icon record yang berbentuk bulat berwarna merah
untuk memulai proses rekam. Jika sudah merekam suara maka akan
menghasilkan track suara seperti dibawah.
Bahan Ajar Audio | 16
f. Untuk mendengarkan hasilnya bisa kita play atau menekan tombol
space, dan jika volume suara yang dihasilkan terlalu pelan kita bisa
edit volumenya dengan cara double klik hasil rekamannya dan akan
muncul icon volume yang bisa kita atur.
Sumber: http://www.sheliciouss.com/2015/10/cara-membuat-dubbing-kabaret.html
3. Hal Yang Harus Diperhatikan
1. Tingkat Kebisingan
Pastikan tempat anda dubbing bebas dari suara-suara gaduh, misalnya
suara motor, kipas angin atau anak-anak. Suara gaduh akan mengganggu
hasil dubbing anda. Namun bila tempat anda memang bising, bisa siasati
dengan menurunkan level mikrofon dan suara anda harus lebih kuat.
2. Mixer
PC memiliki mixer terintegrasi didalamnya. Yang anda butuhkan
hanyalah set input mixer ke mikrofon saja, supaya suara-suara dari PC
tidak ikut terekam.
3. Mikrofon
Lebih bagus dalam hal ini anda menggunakan dynamic microphone
karena ruang respon mic tipe ini lebih sempit sehingga suara-suara di
background bisa diminimalisir. Kalau tidak ada, maka anda bisa gunakan
condenser mic yang ada di headphone. Usahakan jarak mikrofon ke mulut
sejauh 4 cm, jarak yang terlalu dekat akan menyebabkan suara kurang
jelas.
4. Check Noise
Sebelum memulai semuanya, anda bisa cek besar noise yang ada dengan
cara merekam dan mic dalam kondisi hidup. Berikut perbandingan antara
idle (input off) dan ready (input mic on) di adobe audition. Noise memang
bisa direduksi saat editing, namun alangkah baik kalau anda mereduksinya
sebelum memulai proses rekam.
Bahan Ajar Audio | 17
Idle: tidak ada sinyal masuk
Bisa dilihat kuat sinyal sekitar -60dB
Ready: sinyal dari mikrofon
Suasana hening, kuat sinyal sekitar -30dB
Jika tidak terdengar dengung atau suara desis yang berlebihan, maka cek noise selesai.
Anda bisa lanjut ke proses berikutnya.
5. Atur Kekuatan Suara
Cobalah anda mengatur volume di mic sambil berbicara dengan suara
keras. Usahakan rekaman suara tidak mencapai puncak atas dan bawah
dari workspace.
Bahan Ajar Audio | 18
Rekaman yang bagus adalah rekaman dengan volume yang tidak
terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Jadi usahakan untuk tetap normal
levelnya.
Rekaman yang tidak bagus menyebabkan suara overloud (pecah) sehingga
sangat sulit diperbaiki. Perlu diingat volume rekaman yang terlalu kecil
juga tidak bagus, walaupun bisa anda kuatkan (gain) sekian dB namun
noisenya juga akan ikut dikuatkan.
6. Perhatikan Desahan Napas
Hal lain yang harus diperhatikan adalah desahan napas ketika berbicara.
Hal ini kerap terjadi dalam rekaman. Jika terjadi, jangan segan-segan
untuk mengulang rekam. Masalah ini bisa dihindari dengan meletakkan
posisi mikrofon agak menyamping dari mulut pembicara.
Bahan Ajar Audio | 19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media audio adalah media yang mempunyai unsur suara. Jenis media ini
mempunyai kemampuan kemampuan yang lebih baik, karena memiliki jenis media
auditif (mendengar). Media audio merupakan sebuah alat bantu yang dipergunakan
dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam
menularkan pengetahuan, sikap dan ide.
B. SARAN
Diharapkan guru menggunakan media audio sebagai bahan ajar untuk
meningkatkan memanfaatkan pembelajaran yang efektif dalam kelas.
Bahan Ajar Audio | 20
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Shella Damayanti. 2015. http://www.sheliciouss.com/2015/10/cara-membuat-
dubbing-kabaret.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.
Maria Goretti Sri Wahyuningsih, Haris Mudjiman, Samsi Haryanto, Maret 2014,
“PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
INGGRIS (Studi Kasus di SMPN 3 Bawen)”. Vol.2, No.1, hal 79 – 92,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Top Related