7/21/2019 Antenatal Bleeding
1/64
Perdarahan Antenatal
Perdarahan antenatal merupakan perdarahan yang terjadi selama masa
kehamilan. Biasanya, perdarahan per vaginam ini terjadi sejak pertama
kehamilan hingga sebelum persalinan dimulai. Perdarahan antenataldiklasifkasikan menjadi dua, yaitu perdarahan antenatal dini dan perdarahan
antenatal lanjut. Perdarahan antenatal dini adalah perdarahan per vaginam yang
terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Biasanya termasuk abortus,
kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa. Sementara itu, perdarahan antenatal
lanjut adalah perdarahan yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
Biasanya termasuk plasenta previa, abruptio plasenta, dan ruptura uteri.
Abortus
Defnisi dari abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum embrio atau
janin dapat hidup di luar kandungan saat usia gestasi kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 00 gram.
Klasifkasi untuk abortus
Abortus !minensAbortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman terjadinya abortus
ditandai dengan perdarahan per vaginam, ostium uteri masih tertutup dan
hal konsepsi masih baik dalam kandungan."iagnosis abortus iminens biasanya dia#ali dengan keluhan perdarahan
per vaginam pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu. Penderita
mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali
perdarahan per vaginam. $stium uteri masih tertutup, besarnya uterus
masih sesuai dengan usia kehamilan, dan tes kehamilan urin masih positi%.
Abortus !nsipiensAbortus yang mengancam, yang ditandai dengan serviks yang telah
mendatar dan ostium uteri telah terbuka, tetapi hasil konsepsi masih
dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.Penderita akan merasa mulas karena kontraksi yang sering dan kuat,
perdarahannya bertambah sesuai dengan pembukaan serviks uterus dan
7/21/2019 Antenatal Bleeding
2/64
umur kehamilan. Besar uterus masih sesuai dengan usia kehamilan
dengan tes urin kehamilan yang juga masih positi%.
Abortus kompletusSeluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada usia kehamilan
yang masih kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 00 gram.Semua hasil konsepsi telah dikeluarkan, ostium uteri telah menutup,
uterus sudah mengecil, sehingga perdarahan yang keluar sedikit dan
besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Abortus inkompletusSebagian hasil dari konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada
yang tertinggal. Batasan ini juga masih terpancang pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 00 gram. Sebagian
jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di dalam uterus di mana pada
pemeriksaan vagina, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan
pada kavum uteri atau menonjol pada ostium uteri eksternum.Perdarahan biasanya masih terjadi, jumlahnya pun bisa banyak atau
sedikit, bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan
sebagian placental site masih terbuka sehingga perdarahan tetap
berjalan. Pasien dapat jatuh dalam keadaan anemia atau syok hemoragik
jika sisa jaringan konsepsi belum dikeluarkan.
&issed abortionAbortus yang ditandai dengan embrio atau %etus yang telah meninggal
dalam kandungan sebelum kehamilan usia 20 minggu dan hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan di dalam kandungan.Penderita missed abortion biasanya tidak mengalami keluhan apa'apa
kecuali merasakan pertumbuhan kehamilannya tidak seperti yang
diharapkan. Bila kehamilan di atas () minggu sampai 20 minggu,
biasanya penderita jurtru merasakan rahimnya semakin mengecil dengan
tanda'tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang.
*adangkala, missed abortion juga dia#ali dengan abortus iminens yang
kemudian dirasa sembuh, tetapi pertumbuhan janin terhenti. Pada
pemeriksaan urin kehamilan biasanya negati% setelah satu minggu dari
terhentinya pertumbuhan kehamilan.
Abortus habitualis&erupakan abortus spontan yang terjadi + kali berturut'turut atau lebih.
Penderita abortus habitualis pada umumnya tidak sulit untuk menjadihamil kembali, namun kehamilannya berisiko untuk berakhir kembali
7/21/2019 Antenatal Bleeding
3/64
dengan keguguranabortus secara berturut'turut. Bishop melaporkan
kejadian abortus habitualis sekitar 0,)(- dari seluruh kehamilan.
Abortus in%eksiosus, abortus sepsis&erupakan abortus yang disertai dengan in%eksi pada alat genitalia.
Abortus sepsis adalah abortus yang disertai penyebaran in%eksi pada
peredaran darah tubuh atau peritoneum. *ejadian ini merupakan salah
satu komplikasi tindakan abortus yang paling sering terjadi apalagi bila
dilakukan kurang memperhatikan asepsis dan antiseptis.Abortus in%eksiosus dan abortus sepsis perlu segera mendapatkan
pengelolaan yang adekuat karena dapat menyebabkan terjadinya in%eksi
yang lebih luas selain di sekitar alat genitalia, juga ke rongga peritoneum,
bahkan dapat ke seluruh tubuh sepsis, septikemia/ dan dapat jatuh ke
dalam keadaan syok sepsis.
Epidemiologi dari abortus
Angka kejadian abortus sulit untuk ditentukan karena abortus provokatus banyak
yang tidak dilaporkan, kecuali jika sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan
tidak jelas umur kehamilannya hanya sedikit memberikan gejala atau tanda
sehingga biasanya ibu tidak melaporkannya ataupun berobat. Sementara itu,
dari kejadian yang diketahui, ('20- merupakan abortus spontan atau
kehamilan ektopik. Sekitar - dari pasangan yang mencoba hamil akan
mengalami 2 kali keguguran yang berurutan, dan sekitar (- dari pasangan akan
mengalami + atau lebih keguguran yang berurutan.
ata'rata terjadi (() kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan antara ('20- dari semua kehamilan. *alau dikaji
lebih jauh kejadian abortus, sebenarnya bisa mendekati 0-. 1al ini dikarenakan
tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2')
minggu setelah konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan
kegagalan gamet misalnya sperma dan dis%ungsi oosit/.
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut'
turut. *ejadiannya sekitar +'-. "ata dari beberapa studi menunjukkan bah#a
setelah ( kali abortus spontan, pasangan memiliki risiko (- untuk mengalami
keguguran lagi, sedangkan bila pernah 2 kali abortus, maka risiko akan
meningkat 2-. Beberapa studi meramalkan bah#a risiko abortus setelah + kaliabortus sebelumnya secara berurutan adalah +0')-.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
4/64
7/21/2019 Antenatal Bleeding
5/64
Faktor risiko terjadinya abortus
sia. 3anita yang berusia lebih dari + tahun memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk mengalami abortus dibanding #anita yang berusia lebihmuda. Saat berusia + tahun ke atas, seorang #anita akan memiliki risiko
sebesar 20-, pada usia )0 tahun ke atas, risikonya sekitar )0-, dan usia
) tahun ke atas adalah sekitar 40-. i#ayat abortus sebelumnya. isiko abortus lebih tinggi pada #anita
dengan ri#ayat lebih dari satu kali keguguran. Setelah satu keguguran,
risiko untuk terulang kembali keguguran adalah sama dengan #anita yang
belum pernah mengalaminya, 20-. Setelah keguguran sebanyak dua klai,
maka risiko akan meningkat menjadi sekitar 24-. *ondisi kronis. 3anita dengan kondisi kronis tertentu seperti diabetes atau
penyakit tiroid, memiliki risiko terjadinya abortus yang lebih tinggi. &asalah pada uterus atau pada serviks. Beberapa ketidaknormalan pada
uterus atau kelemahan atau serviks yang pendek dapat meningkatkan
risiko abortus. &erokok, alkohol, dan obat'obatan lainnya. 3anita yang merokok ataupun
mengonsumsi alkohol selama kehamilan memiliki risiko yang besar untuk
terjadinya keguguran dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok
dan yang menghindari alkohol selama kehamilan.
Maniestasi klinis dari abortus
Perdarahan per vaginam bisa berupa bercak maupun yang sudah benar'
benar perdarahan/ 5yeri atau kram di daerah abdomen atau punggung belakang Adanya jaringan yang mungkin keluar dari vagina
Adanya dilatasi serviks Adanya tanda'tanda in%eksi pada abortus sepsis
Pemeriksaan diagnostik untuk abortus
Anamnesis. 6erdapat hal'hal yang menunjukkan kehamilan tidak
mengalami menstruasi, mual, muntah, dan nyeri pada payudara/ diikuti
oleh kram dan bercak perdarahan atau perdarahan yang seringkali disertai
keluarnya jaringan. Semua pasien dengan perdarahan yang cukup untuk
7/21/2019 Antenatal Bleeding
6/64
memenuhi satu pembalut per jam atau dengan gejala penurunan tekanan
darah ortostatik pusing jika berdiri, pingsan/ harus diperiksa. Pasien
lainnya mungkin dapat dipantau ketat melalu telepon. !ngat bah#a pasien
harus diperiksa ho7A& dalam )4 jam jika diindikasikan. Pemeriksaan. Antara lain kestabilan tanda'tanda vital, tanda vital
ortostatik, pemeriksaan panggul untuk melihat mulut serviks yang terbuka
atau tertutup, adanya jaringan, penyebab perdarahan per vaginam yang
lainnya misalnya eversi serviks, polip, in%eksi, lesi vagina, janin ektopik/.
Pemeriksaan ukuran uterus, pemeriksaan tonus jantung janin dengan cara
scan doppler dalam usia kehamilan minggu ke'(0 sampai minggu ke'(2. ji laboratorium
ji kehamilan positi% pada 8- kasus, sehingga uji kehamilan yang
negati% tidak menyingkirkan kemungkinan abortus spontan. 1itung darah lengkap, golongan darah, dan uji tapis antibodi pada
semua pasien untuk memeriksa status h. ho7A& diindikasikan
pada semua #anita h'negati% dan antibodi negati%. ltrasonograf S7/ uterus atau pemeriksaan patologi jaringan lainnya
jika diindikasikan.
Penatalaksanaan untuk pasien dengan abortus
9ika terdapat hipertensi ortostatik, obati dengan larutan garam normal
atau inger :actate !;. Pikirkan untuk dilakukannya trans%usi darah jika 1b
kurang dari 4 gd:. Abortus imminens. 6irah baring jika memungkinkan< gunakan
asetamino%en untuk nyeri, jangan memasukkan apapun ke dalam vagina
tampon, pencucian, senggama/, pikirkan untuk melakukan pemeriksaan
dengan ultrasonograf untuk mencari kantong gestasi, aktivitas jantung,
atau untuk menyingkirkan kehamilan ektopik. Aktivitas jantung yang
positi% meramalkan bah#a kehamilan dapat dilanjutkan =>0-. Pikirkan
untuk melakukan pemantauan terhadap beta'h?7 kuantitati% untuk
menentukan prognosisnya, yang dengan peningkatan kurang dari @@-
dalam )4 jam meramalkan abortus atau kehamilan ektopik. Abortus inkomplet dan insipiens. a#at inap jika terdapat hipovolemik,
anemik, atau kehamilan lanjut lebih dari (2 minggu. 9aringan yang terlihat
di mulut serviks harus diangkat perlahan'lahan dengan %orseps cincin
sehingga memungkinkan kontraksi uterus, tetapi memperkecil manipulasi
untuk mengurangi risiko in%eksi. Pasien dengan abortus inkomplet
7/21/2019 Antenatal Bleeding
7/64
terdapat jaringan yang keluar dengan perdarahan terus'menerus/
seringkali memerlukan kuretase isap atau dilatasi dan kuretase.
Pertimbangan pemberian tetes oksitosin sebagai alternati% 20 ! dalam
(000 m: cairan kristaloid dengan kecepatan 0 sampai (00 m:jam/. 9ika
tidak berhasil, maka dilanjutkan dengan dilatasi dan kuretase. Abortus komplet. Pulangkan jika tanda'tanda vital stabil, 1b stabil, dan
perdarahan berkurang. Pertimbangkan pemberian metilergonovin
&etergin/ 0,2 mg P$ + sehari selama + hari jika diagnosisnya pasti atau
setelah evakuasi uterus. &issed abortion. :akukan pemeriksaan hitung darah lengkap dengan
di%erensial, hitung trombosit, P6 dan P66, serta panel "!? jika
diindikasikan. a#at inap jika terdapat tanda'tanda in%eksi, "!?, atau jika
janin belum keluar lebih dari ) minggu. Persiapkan untuk melakukan
dilatasi dan kuretase, penatalaksanaan pasien ra#at jalan dapat dipikirkan
jika janin belum keluar ) minggu, jika kadar fbrinogen mingguan telah
diperoleh, dan jika pasien dipantau ketat untuk "!?. *adar fbrinogen
(0 mgd: memerlukan evakuasi uterus segera. Abortus septik. :akukan pemeriksaan hitung darah lengkap, urinalisis,
biakan sekret dari uterus, biakan darah, radiograf dada untuk diagnosis
emboli septik, radiograf abdomen untuk mendiagnosis adanya per%orasi
uterus udara bebas/ atau benda asing dalam uterus. Clektrolit dan gas
darah arteri juga perlu diperiksa. a#at inap, obati sepsis, dilatasi dan
kuretase, serta pemberian antibiotik !;D "oksisiklin ditambah se%oksitin
atau imipenem atau tikarsilin< atau diberikan klindamisin ditambah
se%alosporin generasi ketiga atau gentamisin. Pulangkan dengan diberikan
klindamisin atau doksisiklin per oral. 1indari aktivitas seksual untuk menghindari risiko in%eksi hingga
perdarahan berhenti dan kondom pun harus digunakan jika tetap
melakukannya.
Asuhan keperawatan untuk pasien dengan abortus
Pengkajian
Adapun hal'hal yang perlu dikaji adalah D
BiodataD mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi < nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perka#inan,perka#inan ke' , lamanya perka#inan dan alamat.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
8/64
Keluhan utamaD *aji alasan penyebab klien datang mencari bantuan
medis. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas D
(. i#ayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
umah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.2. i#ayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahanD *aji adanya pembedahan yang pernah dialami
oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung. Riwayat penyakit yang pernah dialamiD *aji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya "&, jantung, hipertensi, masalah
ginekologiurinari, penyakit endokrin, dan penyakit'penyakit lainnya. Riwayat kesehatan keluargaD Eang dapat dikaji melalui genogram dan
dari genogram tersebut dapat diidentifkasi mengenai penyakit turunan
dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. Riwayat kesehatan reproduksiD *aji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, si%at darah, bau, #arna dan adanya
dismenorrhae serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifasD *aji bagaimana keadaananak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya. Riwayat seksualD *aji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi
yang digunakan serta keluahn yang menyertainya. Riwayat pemakaian obat D *aji ri#ayat pemakaian obat'obatan
kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya. Pola aktivitas sehari-hariD *aji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi BAB dan BA*/, istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik
sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fsik, meliputi D
Inspeksiadalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas
pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain
mengobservasi kulit terhadap #arna, perubahan #arna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola perna%asan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh,
7/21/2019 Antenatal Bleeding
9/64
pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan ffk, dan
seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
!entuhanD merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajatkelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
"ekananD menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor. Pemeriksaan dalamD menentukan tegangantonus otot atau respon nyeri
yang abnormal
Perkusiadalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan in%ormasi tentang organ atau
jaringan yang ada diba#ahnya.
Menggunakan jariD ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi. Menggunakan palu perkusiD ketuk lutut dan amati ada tidaknya
reFeksgerakan pada kaki ba#ah, memeriksa reFeks kulit perut apakah
ada kontraksi dinding perut atau tidak
Auskultasiadalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop
dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yangterdengar. &endengar D mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah,
dada untuk bunyi jantungparu abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin.9ohnson G 6aylor, 200 D +>/
Pemeriksaan laboratorium D
"arah dan urine serta pemeriksaan penunjang D rontgen, S7, biopsi, pap
smear. *eluarga berencana D *aji mengenai pengetahuan klien tentang *B,
apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan
menggunakan *B jenis apa. S7
Data lain#lain
*aji mengenai pera#atan dan pengobatan yang telah diberikan selamadira#at di S.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
10/64
*aji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam
keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping
yang digunakan. Status sosio'ekonomi D *aji masalah fnansial klien
"ata spiritual D *aji tentang keyakinan klien terhadap 6uhan E&C, dankegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
!ntervensi
"iagnosisD *ekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan akti%
6ujuanD
*eseimbangan cairan tubuh klien adekuat setelah 2 2) jam Status hidrasi klien adekuat setelah 2 2) jam.
*riteria hasilD
*ekurangan volume cairan terliminasi, ditandai dengan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam'basam, dan hidrasi yang adekuat. *lien akan memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
1bD (2'(@ gd:, sementara 1ctD +4-')4-.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. Cvaluasi adanya vertigo maupun postural hipotensi.
asionalD terjadinya sakit kepala seperti postural hipotensi menandakan
penurunan tekanan darah akibat berkurangnya jumlah darah dalam tubuh
yang disebabkan oleh perdarahan. &onitor status hidrasi seperti mukosa membran, keadekuatan pulsasi, dan
tekanan darah ortostatik.asionalD agar pera#at bisa #aspada jika suatu ketika terjadi perubahan
akibat perdarahan yang terjadi.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
11/64
7/21/2019 Antenatal Bleeding
12/64
asionalD agar jika in%eksi pada akhirnya tetap terjadi pada klien, keluarga
maupun klien bisa segera melaporkannya sebelum komplikasi lebih lanjut
terjadi. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik jika diperlukan.
asionalD antibiotik biasa digunakan untuk menekan terjadinya in%eksi. 7unakan teknik universal precaution setiap kali berhadapan dengan klien.
asionalD untuk mencegah penyebaran in%eksi dan mengurasi risiko
terjadinya in%eksi.
"iagnosisD isiko syok
6ujuanD
Syok pada klien tidak terjadi setelah ( 2) jam.
*riteria hasilD
*lien menunjukkan status hidrasi yang baik seperti mukosa membran
yang lembab dan mampu berkeringat dengan baik. *lien memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. "engan saran dokter, lakukan trans%usi darah pada klien jika diperlukan.
asionalD syok bisa terjadi akibat status hipovolemik yang terjadi yang
disebabkan oleh perdarahan yang dialami oleh klien. &onitor tanda'tanda in%eksi dari klien.
asionalD jika terjadi in%eksi bahkan sepsis pada klien, perdarahan yangterjadi bisa menjadi semakin parah yang mungkin akan menyebabkan
syok hipovolemik terjadi. Anjurkan klien untuk banyak minum.
asionalD untuk membantu hidrasi secara oral dan meningkatkan volume
darah dalam tubuh klien.
Kehamilan Ektopik
Defnisi dari kehamilan ektopik
7/21/2019 Antenatal Bleeding
13/64
*ehamilan ektopik *C/ adalah suatu keadaan di mana hasil konsepsi
berimplantasi, tumbuh, dan berkembang tidak pada dinding endometrium kavum
uteri. Bila kehamilan tersebut mengalami proses pengakhiran abortus/, maka
disebut dengan kehamilan ektopik terganggu *C6/. Sementara itu, kehamilan
yang berimplantasi di luar uterus disebut kehamilan ekstrauterin. "engan
pengertian seperti itu, maka kehamilan pada pars interstitial tuba dan kehamilan
pada servikal termasuk kehamilan intrauterin, namun memiliki si%at kehamilan
ektopik yang sangat berbahaya. Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada
tuba, jarang terjadi pada ovarium atau pada rongga abdomen.
Klasifkasi untuk kehamilan ektopik
Berdasarkan tempat implantasinyaD
*ehamilan pada tuba:ebih dari >- kehamilan ektopik terjadi pada tuba. 6anda dan gejalanya
bervariasi pada masing'masing #anita, tetapi pada umumnya hampir
sama dengan aborsi atau ruptur tuba. $vum yang dibuahi dapat
berkembang di setiap bagian oviduktus yang menyebabkan kehamilan
tuba di ampula, ismus, maupun di interstisium kornu/. Ampula adalah
tempat tersering terjadinya kehamilan tuba, sedangkan kehamilaninterstisium terhitung hanya sekitar +- dari seluruh gestasi tuba.
*ehamilan di dalam ovarium*ehamilan jenis ini jarang ditemukan. Pada kehamilan ovarial biasanya
terjadi ruptur pada kehamilan muda dengan akibat perdarahan di dalam
abdomen. 1asil konsepsi dapat pula mengalami kematian sebelumnya,
sehingga tidak terjadi ruptur, ditemukan benjolan dengan berbagai
ukuran, yang terdiri atas jaringan ovarium yang mengandung darah, vili
korialis, dan mungkin juga selaput mudigah.
*ehamilan di daerah serviks*ehamilan servikal pun sangat jarang terjadi. Bila ovum berimplantasi
dalam kanalis servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa rasa nyeri
pada kehamilan muda. 9ika kehamilan berlangsung terus, maka serviks
akan membesar dengan ostium uteri eksternum yang terbuka sebagian.
*ehamilan servikal jarang mele#ati usia kehamilan(2 minggu dan
biasanya diakhiri secara operati% karena adanya perdarahan. Pengeluaran
hasil konsepsi per vaginam dapat menyebabkan banyak perdarahan,
7/21/2019 Antenatal Bleeding
14/64
sehingga untuk menghentikan perdarahan diperlukan histerektomia
totalis.
*ehamilan di dalam abdomen*ehamilan di dalam abdomen hampir selalu diakibatkan oleh ruptur dini
kehamilan pada tuba atau aborsi ke dalam rongga peritoneum. Pada
beberapa kasus yang jarang terjadi, sel telur yang telah dibuahi memilih
abdomen sebagai tempat untuknya menanamkan diri.
Epidemiologi dari kehamilan ektopik
*ehamilan tuba meliputi =>- yang terdiri dariD pars ampularis -/, pars
ismika 2-/, pars fmbriae (8-/ dan pars interstisialis 2-/. "i Amerika Serikat
pada tahun (>>('(>>>, kehamilan ektopik menjadi penyebab kematian yang
berhubungan dengan kehamilan di antara #anita berkulit gelap sebesar 4-,
dibanding dengan )- untuk #anita berkulit cerah.
Semua #anita yang memiliki gangguan dengan ovariumnya berpotensi
mengalami kehamilan ektopik, termasuk #anita sejak menarche hingga
menopause. 3anita yang berusia lebih dari )0 tahun juga memiliki prevalensi
yang lebih tinggi. *ehamilan ektopik lainnya seperti yang terjadi pada serviks,
abdomen, maupun ovarium memiliki prevalensi sebesar - dari semua
kehamilan.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
15/64
Patofsiologi dari kehamilan ektopik
Patofsiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering adalah karena ovum yang
sudah dibuahi dalm perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga
embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya
tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian nidasi tersebut tidak dapat
menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan, maka akan terjadi ruptura
dan menjadi kehamilan ektopik yang terganggu.
Faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik
Haktor tubaAdanya peradangan atau in%eksi pada tuba menyebabkan lumen tuba
menyempit atau buntu.*eadaan uterus yang mengalami hipoplasia dan saluran tuba yang
berkelok'kelok panjang dapat menyebabkan %ungsi silia tuba tidak
ber%ungsi dengan baik. 9uga pada keadaan pasca operasi rekanalisasi tuba
dapat menjadi predisposisi terjadinya kehamilan ektopik.Haktor tuba yang lainnya adalah kelainan endometriosis tuba atau
divertikel saluran tuba yang bersi%at kongenital.Adanya tumor di sekitar saluran tuba, misalnya mioma uteri atau tumor
ovarium yang menyebabkan perubahan bentuk dan patensi tuba, jugadapat menjadi etiologi kehamilan ektopik.
Haktor abnormalitas dari IigotApabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka
Iigot akan tersendat dalam perjalanannya saat melalui tuba, kemudian
terhenti dan tumbuh di saluran tuba. Haktor ovarium
Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang
kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau #aktu yang lebih
panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik jauh lebihbesar.
Haktor hormonalPada akseptor, pil *B hanya mengandung progesteron yang dapat
mengakibatkan gerakan tuba melambat. Apabila terjadi pembuahan,
dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Haktor lain
Eang termasuk di sini adalah pemakaian !" di mana proses peradangan
yang dapat timbul pada endometrium dan endosalping dapat
menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik. Haktor umum penderita yang
7/21/2019 Antenatal Bleeding
16/64
sudah menua dan %aktor perokok juga sering dikaitkan dengan terjadinya
kehamilan ektopik.
Maniestasi klinis dari kehamilan ektopik
(. Amenorea :amanya amenorea bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa
bulan "engan amenorea, dapat ditandai tanda'tanda hamil muda, yaitu
emesis gravidarum, mual, dan terjadi perasaan mengidam.
2. 6erjadi nyeri abdomen 5yeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah.
asa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen, bergantung padaperdarahan di dalamnya.
Bila rangsangan darah dalam abdomen mencapai dia%ragma, dapat
terjadi nyeri di daerah bahu. Bila darahnya membentuk hematokel, yaitu timbunan di daerah
kavum "ouglas, akan terjadi rasa nyeri di bagian ba#ah dan saat
buang air besar.+. Perdarahan
6erjadinya abortus atau ruptura kehamilan tuba terdapat
perdarahan ke dalam kavum abdomen dalam jumlah yangbervariasi.
"arah yang tertimbun dalam kavum abdomen tidak ber%ungsi
sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum yang
menyebabkan nadi meningkat, tekanan darah menurun hingga
jatuh ke dalam keadaan syok. 1ilangnya darah dari peredaran darah umum yang mengakibatkan
penderita tampak anemis, daerah ujung ekstremitas dingin,
berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada abdomenterdapat hematoma.
Setelah kehamilannya mati, desidua dalam kavum uteri dikeluarkan
dalam bentuk desidua spuria, seluruhnya dikeluarkan bersama dan
dalam bentuk perdarahan hitam seperti menstruasi.
Pemeriksaan diagnostik untuk kehamilan ektopik
(. Anamnesa tentang trias kehamilan ektopik terganggu 6erdapat amenorea terlambat menstruasi atau tidak menstruasi/
7/21/2019 Antenatal Bleeding
17/64
6erdapat rasa nyeri mendadak diserai rasa nyeri di daerah bahu dan
seluruh abdomen. 6erdapat perdarahan melalui vagina.
2. Pemeriksaan fsikHisik umumD
Penderita tampak anemis dan sakit *esadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar "aerah ujung ekstremitas dingin Pemeriksaan nadi meningkat, tekanan darah turun hingga syok Pemeriksaan abdomen, perut kembung, terdapat cairan bebas'
darah, nyeri saat perabaan.
Pemeriksaan khusus melalui vagina
5yeri goyang pada pemeriksaan serviks
*avum "ouglas menonjol dan nyeri &ungkin terasa tumor di samping uterus Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
+. Pemeriksaan laboratoriumD kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan,
dilatasi dan kuretase.). Pemeriksaan ultrasonograf S7/D dijumpai kantong kehamilan
gestational sac/ di luar kavum "ouglas untuk *C6.. Pemeriksaan *uldosentesisD ditemukan adanya darah cair di kavum
"ouglas, dengan karakteristik hallo'sign, namun pemeriksaan ini sangat
tidak nyaman bagi pasien dan dapat dile#ati jika telah terdapat keyakinandiagnosis khususnya dengan pemeriksaan S7/
@. Pemeriksaan laparoskopi jika perlu
Penatalaksanaan untuk pasien dengan kehamilan ektopik
Segera diba#a ke rumah sakit. 6rans%usi darah dan pemberian cairan alkaloid untuk koreksi anemia dan
hipovolemia. $perasi laparotomi/ segera setelah diagnosis dipastikanD
a. Salpingektomi untuk kehamilan tuba.b. $o%orektomi atau salpingo'oo%orektomi untuk kehamilan kornu.c. Pada kehamilan kornu yang ibunya berusia lebih dari + tahun
dapat dilakukan histerektomi, atau %undektomi bila usia masih
muda, atau hanya insisi dan reparasi bila kerusakan pada kornu
kecil saja.d. *ehamilan abdominal dilakukan laparotomi lalu produk kehamilan
diambil seluruhnya, jika kehamilan tersebut kecil. 6etapi pada
kehamilan abdominal lanjut, tali pusat dipotong sedekat mungkin
dengan plasenta, dan plasenta tersebut ditinggalkan secara utuh
7/21/2019 Antenatal Bleeding
18/64
dalam rongga abdomen lalu dinding abdomen ditutup pasang drain
jika perlu/. paya untuk mengangkat plasenta pada kehamilan
abdominal lanjut dapat berakhir dengan bencana, yaitu perdarahan
yang tidak dapat dikendalikan maupun diatasi.
Asuhan keperawatan untuk pasien dengan kehamilan ektopik
Pengkaian
(. Biodata &eliputi identitas pasien, identitas penanggung ja#ab dan
identitas masuk.2. i#ayat kesehatan, meliputi keluhan utama, ri#ayat kesehatan sekarang,
ri#ayat kesehatan dahulu, ri#ayat kesehatan keluarga dan ri#ayat sosial
ekonomi.+. Status $bstetrikus, meliputi D
&enstruasi D menarche, lama, siklus, jumlah, #arna dan bau i#ayat perka#inan D berapa kali menikah, usia perka#inan i#ayat persalinan i#ayat *B
). Pengkajian pasca operasi rutin, menurut !ngram, Barbara, (>>>/ *aji tingkat kesadaran kur tanda'tanda vital Auskultasi bunyi na%as
*aji turgor kulit Pengkajian abdomen !nspeksi ukuran dan kontur abdomen Auskultasi bising usus Palpasi terhadap nyeri tekan dan massa' 6anyakan tentang perubahan pola de%ekasi' *aji status balutan *aji terhadap nyeri atau mual
. "ata penunjang pemeriksaan laboratorium D pemeriksaan darah lengkap 5B, 16,
S"P/ 6erapi D terapi yang diberikan pada post operasi baik injeksi
maupun peroral S7
7/21/2019 Antenatal Bleeding
19/64
!ntervensi
"iagnosisD isiko syok
6ujuanD
Syok pada klien tidak terjadi setelah ( 2) jam.
*riteria hasilD
*lien menunjukkan status hidrasi yang baik seperti mukosa membran
yang lembab dan mampu berkeringat dengan baik.
*lien memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. "engan saran dokter, lakukan trans%usi darah pada klien jika diperlukan.
asionalD syok bisa terjadi akibat status hipovolemik yang terjadi yang
disebabkan oleh perdarahan yang dialami oleh klien. &onitor tanda'tanda in%eksi dari klien.
asionalD jika terjadi in%eksi bahkan sepsis pada klien, perdarahan yang
terjadi bisa menjadi semakin parah yang mungkin akan menyebabkan
syok hipovolemik terjadi. Anjurkan klien untuk banyak minum.
asionalD untuk membantu hidrasi secara oral dan meningkatkan volume
darah dalam tubuh klien.
"iagnosisD 5yeri akut b.d agen cedera fsik *C6/
6ujuanD
6ingkat nyeri klien bisa diturunkan dalam + 2) jam. 6ingkat kenyamanan klien bisa ditingkatkan setelah 2 2) jam.
*riteria hasilD
*lien akan melaporkan kesejahteraan fsik dan psikologisnya.
*lien mampu melaporkan rasa nyeri yang dirasakannya lagi.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
20/64
*lien mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi yang e%ekti% untuk
mengurangi rasa nyerinya.
!ntervensiD
6anyakan pada klien terkait tingkat atau skala nyeri dalam rentang 0
sampai (0 dengan 0 adalah tidak nyeri sama sekali dan (0 adalah sangat
nyeri.asionalD untuk mengetahui apakah pera#at perlu memberitahukan pada
dokter terkait kebutuhan analgesik jika nyeri klien sudah mele#ati skala
ke atas. :akukan pengkajian menyeluruh terhadap nyeri yang dirasakan klien
seperti lokasi nyeri, karakteristik, a#itan dan durasi, %rekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri, serta %aktor presipitasi.asionalD dapat membantu pera#at dan dokter untuk menentukan
intervensi yang sesuai untuk mengatasi nyeri klien. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik jika dibutuhkan.
asionalD analgesik mampu membantu mengurangi rasa nyeri yang
muncul. Bantu pasien untuk mengidentifkasi metode yang dapat mengurangi rasa
nyeri di masa lalu seperti teknik distraksi, relaksasi, atau penggunaan alat
bersuhu hangat atau dingin.asionalD jika di masa lalu, klien mampu mengatasi nyerinya dengan
e%ekti% setelah menggunakan cara yang sama, ada kemungkinan metode
tersebut bisa digunakan kembali untuk mengurangi rasa nyeri. A#asi %aktro lingkungan yang mungkin mampu meningkatkan
ketidaknyamanan klien sepeti suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan.asionalD lingkungan yang tenang dan membuat nyaman klien bisa
membantu klien lebih relaks dan hal tersebut mampu mengurangi rasa
nyeri yang diderita klien.
"iagnosisD Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup.
6ujuanD
Status sirkulasi klien adekuat setelah ( 2) jam. Per%usi jaringan peri%er klien adekuat setelah ( 2) jam.
*riteria hasilD
7/21/2019 Antenatal Bleeding
21/64
*lien akan memiliki urin output, B5, dan plasma kreatinin dalam rentang
normal. *lien akan memiliki #arna kulit yang normal. *lien mampu mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas fsik.
!ntervensiD
kur tekanan darah klien, periksa adanya sianosis, status respirasi, dan
status mental.asionalD penurunan curah jantung dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah, status mental, dan status respirasi. &onitor pulsasi peri%er, ?6, suhu dan #arna pada ekstremitas.
asionalD jika #arna ekstremitas pucat, ?6 = + detik, suhu dingin, dan
pulsasi lemah, menandakan per%usi ke jaringan peri%er tidak e%ekti% akibat
penurunan curah jantung yang disebabkan oleh perdarahan yang terjadi. !nstruksikan pada klien terkait penetapan intake dan output selama
perdarahan masih terjadi.asionalD agar status hidrasi klien bisa tetap adekuat dan menjaga curah
jantung dalam rentang normal. :akukan administrasi !; jika terjadi hipotensi mendadak dan parah.
asionalD untuk membantu meningkatkan tekanan darah klien.
!ola hidatidosa
Defnisi dari mola hidatidosa
Eang dimaksuda dengan mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang
berkembang tidak #ajar di mana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili
korialis mengalami perubahan berupa degenarasi hidropik. Secara makroskopik,
mola hidatidosa mudah dikenal, yaitu berupa gelembung'gelembung putih,
tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa
mililiter sampai ( atau 2 cm.
7ambaran histopatologik yang khas dari mola hidatidosa adalah edema stroma
vili, tidak ada pembuluh darah pada vilidegenerasi hidropik dan proli%erasi sel'
sel tro%oblas.
Klasifkasi dari mola hidatidosa
6erdapat dua tipe mola hidatidosa yang berbeda'bedaD mola komplet dan mola
parsial.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
22/64
Pada mola komplet, kromosomnya bisa )@JJ atau )@ JE, tetapi diberikan
hanya pada satu orang tua dan material kromosomnya diduplikasi. 6ipe ini
biasanya mengarah pada koriokarsinoma. &ola parsial memiliki @> kromosom. 6erdapat tiga kromosom untuk setiap
pasang dan bukannya dua. 6ipe mola ini jarang menyebabkan terjadinya
koriokarsinoma.
Epidemiologi dari mola hidatidosa
Angka insidensi kejadian mola hidatidosa secara keseluruhan mencapai lebih
kurang (, dalam (000 kehamilan. isiko akan meningkat pada #anita Asia.
9epang memiliki insidensi kehamilan paling tinggi yaitu 2,0 per (000 kehamilan
vs. 0,@'(,( untuk Cropa dan Amerika tara. ;ariasi rata'rata insidensi di seluruh
dunia menyebabkan perbedaan antara data berbasis populasi dengan data yangberbasis rumah sakit.
Angka insidensi ini akan meningkat (0 kali lebih tinggi pada #anita hamil yang
berusia lebih dari ) tahun. 1al ini mengindikasikan bah#a kehamilan mola lebih
sering terjadi pada kehamilan menjelang akhir siklus masa subur. 3anita yang
memiliki ri#ayat dengan kehamilan mola sebelumnya juga memiliki angka
rekurensi yang cukup tinggi.
Patofsiologi untuk mola hidatidosa
&ola hidatidosa adalah tumor plasenta yang berkembang setelah terjadi
kehamilan< tumor ini bisa jinak atau ganas. isiko keganasan lebih besar terjadi
pada mola komplet. Cmbrio akan mati dan sel'sel tro%oblastik akan terus tumbuh
untuk membentuk tumor yang invasi%. Penyakit ini ditandai dengan proli%erasi vili
plasenta yang menjadi edema dan membentuk kumpulang menyerupai anggur.
;esikel'vesikel yang berisi cairan ini akan tumbuh dengan cepat danmenyebabkan uterus menjadi lebih besar dari yang seharusnya untuk usia
kehamilan. *emudian pembuluh'pembuluh darah menghilang atau tidak ada,
demikian pula dengan janin dan kantung amnion.
Faktor risiko untuk mola hidatidosa
Penyebab pasti mola hidatidosa tidak diketahui. Haktor'%aktor penyebab
kehamilan ini meliputiD
7/21/2019 Antenatal Bleeding
23/64
$vumD ovum yang sudah patologis sehingga mati, namun terlambat untuk
dikeluarkan. !munoselekti% dari tro%oblas. *eadaan sosio'ekonomi yang rendah. Paritas tinggi. *ekurangan protein. !n%eksi virus dan %aktor kromosom yang belum jelas.
Maniestasi klinis dari mola hidatidosa
&ual dan muntah yang menetap, sering kali menjadi parah. Perdarahan uterus yang terlihat pada minggu ke'(2< bercak darah ataupun
perdarahan hebat mungkin terjadi, tetapi biasanya hanya berupa rabas
yang bercampur darah, cenderung ber#arna merah dibanding coklat,
yang terjadi secara intermiten atau terus'menerus. kuran uterus besar untuk usia kehamilan terjadi pada kurang lebih
sepertiga kasus/. Sesak na%as. $varium biasanya mengalami nyeri tekan dan membesar theca lutein
cysts/. 6idak ada denyut jantung janin. 6idak ada aktivitas janin. Pada palpasi tidak ditemukan bagian'bagian janin. 1ipertensi akibat kehamilan, preeklamsia atau eklamsia sebelum usia
kehamilan 2) minggu.
Pemeriksaan diagnostik untuk mola hidatidosa
Pemeriksaan ultrasonograf S7/. Pada pemeriksaan S7, dapat
dipastikan ba#ah mola hidatidosa akan tampak seperti 6; rusak, tidak
terdapat janin, muncul tampak sebagian plasenta dan kemungkinan dapat
tampak janin. Pemeriksaan laboratorium. Beta h?7 urin lebih tinggi dari (00.000
m!m:. Beta h?7 serum di atas )0.000 !m:. Pemeriksaan %oto abdomen dengan kontras secara intrauteri akan tampak
gambaran seperti sarang lebah.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
24/64
Pemeriksaan &! akan menunjukkan tidak adanya janin dan jaringan mola
hidatidosa akan terlihat jelas.
Penatalaksanaan untuk pasien dengan mola hidatidosa
Berikan caira !; dekstrosa - dan normal saline dengan perbandingan (D2
bersama (0 mCK *?l dan (00 mg Piridoksin B@/. ( liter pertama dialirkan
secara cepat pada kisaran 20 cc per jam. *aji ulang dalam 2) jam. 9angan berikan apapun melalui oral selama 2)')4 jam. Berikan diet setelah 2)')4 jamD
?airan jernihD mulai dengan L cangkir setiap ( menit dan meningkat
secara bertahap sesuai dengan kemampuan pasien. "iet BrattlunalD mulai dengan roti panggang kering, biskuit, nasi, atau
kentang rebus dan tingkatkan sesuai dengan kemampuan pasien. AntiemetikD
PhenerganD 2 mg per !&, !; atau oral. Mo%ranD )'4 mg !;, per oral, atau dititrasi per S?. eglanD (0 mg !;, per oral, atau dititrasi per S?.
Adapun pengelolaannya dengan + tahap, yaituD
Perbaikan keadaan umum
Eang termasuk usaha ini adalah misalnya memberikan trans%usi darahuntuk memperbaiki syok atau anemia dan menghilangkan atau
mengurangi penyulit seperti preeklamsia atau tirotoksikosis. Pengeluaran jaringan mola
Ada dua cara, yaituD ;akum kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki, dilakukan vakum kuretase tanpa
pembiusan. ntuk memperbaiki keadaan kontraksi diberikan pula
uterotonika. ;akum kuretase dilanjutkan dengan kuretase dengan
sendok kuret biasa yang tumpul. 6indakan kuret cukup dilakukan satukali saja, asal bersih. *uret kedua hanya dilakukan jika ada indikasi.Sebelum tindakan kuret, lebih baik disediakan darah untuk menjaga
apabila terjadi perdarahan yang banyak. 1isterektomi
6indakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur dan
cukup memiliki anak. Alasan untuk melakukan histerektomi adalah
karena umur tua dan paritas tinggi merupakan %aktor predisposisi
untuk terjadinya keganasan. Batasan yang dipakai adalah umur +
tahun dengan anak hidup tiga. 6idak jarang bah#a pada sediaan
7/21/2019 Antenatal Bleeding
25/64
histerektomi bila dilakukan pemeriksaan histopatologis, sudah tampak
adanya tanda'tanda keganasan berupa mola invasi%koriokarsinoma. Pemeriksaan tingkat lanjut
1al ini perlu dilakukan mengingat kemungkinan adanya keganasan setelah
mola hidatidosa. 6es h?7 harus mencapai nilai normal 4 minggu setelahevakuasi. :ama penga#asan berkisar satu tahun. ntuk tidak
mengacaukan pemeriksaan, selama periode ini pasien dianjurkan untuk
tidak hamil terlebih dulu dengan penggunaan kondom, dia%ragma, atau
pantang berkala dengan pasangannya.
Asuhan keperawatan pada pasien dengan mola hidatidosa
Pengkajian
Biodata
&engkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi D nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perka#inan,
perka#inan ke', lamanya perka#inan dan alamat *eluhan utamaD *aji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang. i#ayat kesehatan, yang terdiri atas D
i#ayat kesehatan sekarangD yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
umah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
i#ayat kesehatan masa lalu yaitu ri#ayat pembedahan. *aji adanya
pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung. i#ayat penyakit yang pernah dialami.
*aji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya "&,
jantung, hipertensi, masalah ginekologiurinari, penyakit endokrin, dan
penyakit'penyakit lainnya. i#ayat kesehatan keluarga yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifkasi mengenai penyakit turunan dan
penyakit menular yang terdapat dalam keluarga. i#ayat kesehatan reproduksi. *aji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, si%at darah, bau, #arna dan adanya dismenorhoe
serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang
menyertainya
7/21/2019 Antenatal Bleeding
26/64
i#ayat kehamilan, persalinan dan ni%as. *aji bagaimana keadaan anak
klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan
kesehatan anaknya. i#ayat seksual. *aji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi
yang digunakan serta keluhan yang menyertainya. i#ayat pemakaian obat. *aji ri#ayat pemakaian obat'obatankontrasepsi
oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya. Pola aktivitas sehari'hari. *aji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi BAB dan BA*/, istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik
sebelum dan saat sakit.
Pemeriksaan fsik
!nspeksiD
&uka dan kadang'kadang badan terlihat pucat kekuningan yang disebut
muka mola mola %ace/. 9ika gelembung mola yang sudah keluar dapat dilihat dengan jelas.
PalpasiD
terus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, terasa lembek. 6idak teraba bagian'bagian janin dan balotemen, juga pergerakan dari
janin. Adanya %enomena harmonica, yaitu darah dan gelembung mola keluar dan
%undus uteri turun, lalu naik lagi karena berkumpulnya darah baru.
AuskultasiD
6idak terdengar denyut jantung janin. 6erdengar bising dan bunyi khas.
Pemeriksaan dalamD
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian janin,
terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina
serta evaluasi keadaan serviks. ji sondeD sonde dimasukkan pelan'pelan dan hati'hati ke dalam kanalis
servikalis dan kavum uteri. 9ika tidak ada tahanan, sonde diputar serta
ditarik sedikit. 9ika tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
!ntervensi
"iagnosisD *ekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan akti%.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
27/64
6ujuanD
*eseimbangan cairan tubuh klien adekuat setelah 2 2) jam Status hidrasi klien adekuat setelah 2 2) jam.
*riteria hasilD
*ekurangan volume cairan terliminasi, ditandai dengan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam'basam, dan hidrasi yang adekuat. *lien akan memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
1bD (2'(@ gd:, sementara 1ctD +4-')4-.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. Cvaluasi adanya vertigo maupun postural hipotensi.
asionalD terjadinya sakit kepala seperti postural hipotensi menandakan
penurunan tekanan darah akibat berkurangnya jumlah darah dalam tubuh
yang disebabkan oleh perdarahan. &onitor status hidrasi seperti mukosa membran, keadekuatan pulsasi, dan
tekanan darah ortostatik.
asionalD agar pera#at bisa #aspada jika suatu ketika terjadi perubahanakibat perdarahan yang terjadi.
*olaborasikan dengan dokter untuk melakukan trans%usi darah jika
diperlukan.asionalD pada abortus yang menyebabkan perdarahan terus'menerus,
klien bisa berisiko untuk mengalami syok hipovolemik jika tidak diberikan
trans%usi untuk menggantikan perdarahan yang keluar. !nstruksikan pada keluarga klien agar memberitahukan pada pera#at jika
klien mulai merasa haus.
asionalD haus merupakan mekanisme tubuh untuk memberitahu bah#astatus hidrasi klien sedang tidak baik.
"iagnosisD *etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mencerna makanan.
6ujuan D
Status nutrisi klien terpenuhi dalam ( 2) jam
*riteria hasilD
7/21/2019 Antenatal Bleeding
28/64
*lien akan mengungkapkan nutrisi terpenuhi dengan kriteria D na%su
makan meningkat, porsi makan dihabiskan. *lien melaporkan keadekuatan tingkat energinya.
!ntervensi D
Cvaluasi status nutrisi klien dan tentukan kebutuhan nutrisi yang dapat
dipenuhi klien sesuai dengan kebutuhannya.asionalD sebagai langkah a#al bagi pera#at untuk menetapkan rencana
intervensi selanjutnya. Anjurkan pada klien untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
asionalD makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk
meminimalkan rasa mual yang akan menyebabkan malas untuk makan. Anjurkan untuk makan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi
asionalD makanan yang hangat dan bervariasi dapat membantu untuk
membangkitkan na%su makan klien. 6imbang berat badan klien sesuai indikasi.
asionalD mengevaluasi kee%ekti%an atau kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi pada klien. 6ingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk sosialisasi saat makan,
anjurkan orang terdekat untuk memba#a makanan yang disukai klien.asionalD sosialisasi #aktu makan dengan orang terdekat atau teman
dapat meningkatkan pemasukan dan menormalkan %ungsi makanan.
"iagnosisD isiko in%eksi
6ujuan D
6idak terjadi in%eksi pada klien setelah ( 2) jam.
*riteria hasilD
*lien akan terbebas dari in%eksi dengan kriteria D
6idak tampak tanda'tanda in%eksi
;ital sign dalam batas normal
!ntervensi D
7/21/2019 Antenatal Bleeding
29/64
Cvaluasi dan monitor adanya tanda'tanda in%eksi pada klien
asionalD agar pera#at bisa mengetahui adanya gejala a#al dari proses
in%eksi dan segera melaporkannya pada dokter.
$bservasi tanda'tanda vital klien seperi nadi dan status respirasi.
asionalD perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari
terjadinya proses in%eksi dalam tubuh.
$bservasi dan evaluasi daerah yang mengalami kerusakan akibat
kuretase.
asionalD deteksi dini perkembangan in%eksi memungkinkan untuk
melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan komplikasi
selanjutnya.
*olaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antibiotik
asionalD antibiotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri,
sehingga proses in%eksi tidak terjadi. "i samping itu antibiotik juga dapat
langsung membunuh sel bakteri penyebab in%eksi
Plasenta Previa
Defnisi dari plasenta pre$ia
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen ba#ah rahim
sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. &eskipun
separuh dari #anita berada pada tahap aterm saat perdarahan pertama kali
terjadi, persalinan prematur masih tetap merupakan masalah besar bagi separuh
lainnya karena tidak semua #anita dengan plasenta previa dan janin prematurdapat ditangani dengan cara menunggu. "ari sudut pandang ibu, trans%usi darah
yang memadai serta prosedur sesar telah banyak mengurangi angka kematian
akibat plasenta previa.
Klasifkasi
(. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
30/64
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium
uteri internum.+. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.). Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bagian ba#ah rahim sedemikian rupa sehingga tepi ba#ahnya berada pada
jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. 9arak yang lebih dari 2
cm dianggap plasenta letak normal.
Epidemiologi dari plasenta pre$ia
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada
usia ibu di atas +0 tahun. 9uga lebih sering terjadi pada kehamilan gandadibandingkan dengan kehamilan tunggal. terus yang cacat juga ikut
7/21/2019 Antenatal Bleeding
31/64
mempertinggi angka kejadiannya. Pada beberapa rumah sakit umum
pemerintah dilaporkan insidennya berkisar (,8- sampai dengan 2,>-. "i
negara maju, insidensinya lebih rendah, yaitu kurang dari (-. 1al itu mungkin
disebabkan oleh berkurangnya perempuan hamil paritas tinggi.
Sementara itu, usia juga berhubungan dengan prevalensi kejadian dari plasenta
previa. isiko terjadinya plasenta previa pada ibu usia (2'(> tahun adalah (-,
usia 20'2> tahun adalah 0,++-, usia +0'+> tahun adalah (-, dan di atas )0
tahun adalah 2-.
Patofsiologi dari plasenta pre$ia
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan mungkin
juga lebih a#al, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen ba#ah rahim,
tapak plasenta akan mengalami perlepasan. Sebagaimana telah diketahui
bah#a tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal, yaitu bagian desidua
basalis yang tumbuh menjadi bagian dari uri. "engan melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen ba#ah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di sana akan
sedikit banyak mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai
tapak plasenta. "emikian pula pada #aktu serviks mendatar eNacement/ dan
membuka dilatation/ ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat
laserasi itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal, yaitudari ruangan intervillus dari plasenta. $leh karena %enomena pembentukan
segmen ba#ah rahim itu, perdarahan pada plasenta previa berapapun pasti
akan terjadi unavoidable bleeding/.
Perdarahan di tempat itu relati% dipermudah dan diperbanyak oleh karena
segmen ba#ah rahim dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat
karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh
darah pada tempat itu tidak akan tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan
berhenti apabila terjadi pembekuan dan akan berlangsung lebih banyak dan
lebih lama apabila terdapat laserasi yang mengenai sinus yang besar dari
plasenta. *arena pembentukan segmen ba#ah rahim akan berlangsung lama
dan bertahap, maka adanya laserasi yang baru akan mengulangi kejadian
perdarahan.
"arah yang keluar akan ber#arna merah segar tanpa rasa nyeri. Pada plasenta
yang menutupi seluruh ostium uteri internum, perdarahan terjadi lebih a#al
dalam kehamilan karena segmen ba#ah rahim terbentuk lebih dulu pada bagianyang paling ba#ah ostium uteri internum/. Sebaliknya, pada plasenta previa
7/21/2019 Antenatal Bleeding
32/64
parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada #aktu mendekati atau
dimulainya persalinan.
Perdarahan pertama sudah bisa terjadi di ba#ah usia kehamilan +0 minggu,
tetapi lebih dari separuh kejadiannya terjadi pada usia kehamilan +) minggu ke
atas. Berhubung tempat perdarahan dekat dengan ostium uteri internum, maka
perdarahan akan lebih mudah mengalir ke luar rahim dan tidak membentuk
hematoma retroplasenta yang mampu merusak jaringan lebih luas dan
melepaskan tromboplastin ke dalam sirkulasi maternal. "engan demikian,
sangat jarang terjadinya koagulopati pada plasenta previa.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
33/64
Faktor risiko terjadinya plasenta pre$ia
Haktor predisposisi untuk plasenta previaD
(. &elebarkan pertumbuhan plasenta akibatD
*esuburuan endometrium kurang *ehamilan gemelli
6umbuh'kembang plasenta tipis.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
34/64
2. *urang suburnya endometrium akibatD
Pada grandemultipara 9arak kehamilan terlalu pendek &alnutrisi ibu hamil
&elebarnya plasenta oleh karena kehamilan gemelli sia ibu yang sudah lanjut
+. 6erlambatnya implantasi akibatD
Cndometrium %undus kurang subur 6erlambatnya tumbuh'kembang hasil konsepsi dalam bentuk blastula siap
untuk nidasi
). i#ayat plasenta previa sebelumnya
. i#ayat persalinan dengan pembedahan sesar sebelumnya
@. &ultiparitas
Maniestasi klinis dari plasenta pre$ia
Perdarahan per vaginam ber#arna merah cerah tanpa rasa nyeri, Biasanya baru terjadi pada akhir trimester kedua ke atas Perdarahan biasanya berlangsung tidak banyak serta berhenti sendiri
sebelum nanti terjadi lagi. Pada setiap pengulangan perdarahan maka darah yang keluar akan lebih
banyak bahkan seperti mengalir. Seringnya terjadi pada saat malam hari ketika pembentukan segmen
ba#ah rahim SB/.
Pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan plasenta pre$ia
ltrasonograf S7/.
S7 merupakan pemeriksaan yang akurat untuk mendiagnosis plasentaprevia. 1anya - plasenta previa yang diidentifkasi melalui S7 pada
trimester kedua yang bertahan hingga kehamilan cukup bulan aterm/.
Penatalaksanaan untuk pasien dengan plasenta pre$ia
7/21/2019 Antenatal Bleeding
35/64
6ujuan dari penatalaksanaan terhadap plasenta previa adalah untuk
memaksimalkan pematangan janin dan meminimalkan risiko terhadap ibu dan
janin.
(. 6ata laksana secara ra#at jalan mungkin menjadi pilihan bagi ibu yang
mengalami perdarahan tunggal dalam jumlah sedikit jika mereka dapat
mematuhi instruksi untuk membatasi aktivitas dan berada di sekitar rumah
sakit.2. 9ika kehamilan berusia +8 minggu atau lebih, atau jika janin sudah matur,
seksio sesaria merupakan indikasi kecuali jika hanya terdapat plasenta previa
derajat minimal.+. 9ika perdarahan cukup membahayakan ibu atau janin meskipun telah
diberikan trans%usi, seksio sesaria merupakan indikasi tanpa memandang
usia kehamilan. 3alau demikian, sebagian besar episode perdarahan tidak
bersi%at mengancam nya#a. "engan pemantauan seksama, persalinan dapat
ditunda dengan aman pada sebagian besar kasus ibu dengan plasenta
previa.). Pada kehamilan preterm, penatalaksanaan diindikasikan pada pasien tanpa
perdarahan yang nyata, uji tanpa tekanan reakti%, hematokrit yang stabil,
dan mengeluh akan perintah dokter. Sebagian besar pasien memerlukan
penga#asan bangsal, aktivitas fsik dibatasi. 9angan memasukkan apapu ke
dalam vagina, termasuk pemeriksaan dalam vagina. 1ematokrit
dipertahankan pada +0- atau lebih. Persalinan prematur dapat dikelola
dengan magnesium sul%at. Penggunaan agen beta'adrenergik dapat
menyebabkan takikardia dan menutupi tanda'tanda perdarahan. 9ika usia
kehamilan telah mencapai +@'+8 minggu, dengan maturitas janin yang
ditunjukkan dengan amniosentesis, pasien dipersiapkan untuk pemeriksaan
double'setup elekti%.. Periksa adanya perdarahan janinD untuk m: air ledeng ditambahkan @ tetes
*$1 dan + tetes darah vagina pada tabung yang lain. "arah ibu akan
berubah #arna menjadi coklat hijau kekuningan setelah 2 menit. 9ika
terdapat sel eritrosit janin, larutan ini akan berubah menjadi merah muda.
Persalinan segera merupakan indikasinya.@. !ngat bah#a plasenta akreta dapat menjadi penyulit plasenta previa pada
#anita dengan ri#ayat seksio sesaria sebelumnya. Perdarahan dapat
mengharuskan dilakukannya histerektomi.8. 1indari pelaksanaan seual intercourse agar tidak memperparah terjadinya
perdarahan.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
36/64
Asuhan keperawatan untuk pasien dengan plasenta pre$ia
Pengkajian
(. Pengumpulan data !dentifkasi klien D nama klien, jenis kelamin, status perka#inan,
agama, suku atau bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat. !dentitas Penanggung 9a#ab Pasien
*eluhan utama dan ri#ayat kesehatan sekarang dan masa lalu*eluhan utama Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri. ahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang
plasenta, sehingga rahim tegang. Perdarahan yang berulang'ulang.
i#ayat penyakit sekarang"arah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darah,
darah yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari
perdarahan pasien lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya pasien
pernah mengalami hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat
pendek trauma, uterus yang sangat mengecil hydroamnion gameli/
dll. i#ayat penyakit masa lalu
*emungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi, tali pusat
pendek, trauma, uterus rahim %eulidli. i#ayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.2. Pemeriksaan fsik
*eadaan umum *esadaran D compos mentis sd koma Postur tubuh D biasanya gemuk ?ara berjalan D biasanya lambat dan tergesa'gesa aut #ajah D biasanya pucat 6anda'tanda vital
6ensi D normal sampai turun syok/ 5adi D normal sampai meningkat = >0menit/
Suhu D normal meningkat = +8O?/ D normal meningkat = 2)menit/
7/21/2019 Antenatal Bleeding
37/64
Anamnesa plasenta previa
(. 6erjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 24 minggu.
2. Shi%t perdarahan D
6anpa rasa sakit terjadi secara tiba'tiba 6anpa sebab yang jelas "apat berulang
+. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu atau janin dalam
rahim Pada inspeksi dijumpaiD
(. Perdarahan pervagina encer sampai menggumpal
2. Pada perdarahan yang banyak ibu tanpa anemis
+. Pemeriksaan fsik ibuD
"ijumpai keadaan bervariasi dari keadaan normal
sampai syok. *esadaran penderita bervariasi dari kesadaran baik
sampai koma.). Pada pemeriksaan dapat dijumpai D
6ekanan darah, nadi dan perna%asan dalam batas
normal. 6ekanan darah tuirun, nadi dan perna%asan meningkat. 6anpa anemis
+. Pemeriksaan khusus
(. Pemeriksaan palpasi abdomen 9anin belum cukup bulan, tinggi %undus uteri sesuai dengan
umur hamil. *arena plasenta di segmen bah#a rahim, maka dapat
dijumpai kelainan letak janin dalam rahim dan bagianterendah masih tinggi.
2. Pemeriksaan denyut jantung janin Bervariasi dari normal sampai ke ujung asfksia dan kematian dalam
rahim. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk
segera mengambil tindakan, 6ujuan pemeriksaan dalam untuk D &enegakkan diagnosa pasti. &empersiapkan tindakan untuk melakukan operasi persalinan
atau hanya memecahkan ketuban.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
38/64
1asil pemeriksaan dalam teraba plasenta sekitar osteum, uteri,
internum.
!ntervensiD
"iagnosisD *ekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan akti%
6ujuanD
*eseimbangan cairan tubuh klien adekuat setelah 2 2) jam Status hidrasi klien adekuat setelah 2 2) jam.
*riteria hasilD
*ekurangan volume cairan terliminasi, ditandai dengan keseimbangancairan, elektrolit dan asam'basam, dan hidrasi yang adekuat.
*lien akan memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
1bD (2'(@ gd:, sementara 1ctD +4-')4-.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. Cvaluasi adanya vertigo maupun postural hipotensi.
asionalD terjadinya sakit kepala seperti postural hipotensi menandakan
penurunan tekanan darah akibat berkurangnya jumlah darah dalam tubuh
yang disebabkan oleh perdarahan. &onitor status hidrasi seperti mukosa membran, keadekuatan pulsasi, dan
tekanan darah ortostatik.asionalD agar pera#at bisa #aspada jika suatu ketika terjadi perubahan
akibat perdarahan yang terjadi.
*olaborasikan dengan dokter untuk melakukan trans%usi darah jikadiperlukan.asionalD pada abortus yang menyebabkan perdarahan terus'menerus,
klien bisa berisiko untuk mengalami syok hipovolemik jika tidak diberikan
trans%usi untuk menggantikan perdarahan yang keluar. !nstruksikan pada keluarga klien agar memberitahukan pada pera#at jika
klien mulai merasa haus.asionalD haus merupakan mekanisme tubuh untuk memberitahu bah#a
status hidrasi klien sedang tidak baik.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
39/64
7/21/2019 Antenatal Bleeding
40/64
kur tekanan darah klien, periksa adanya sianosis, status respirasi, dan
status mental.asionalD penurunan curah jantung dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah, status mental, dan status respirasi.
&onitor pulsasi peri%er, ?6, suhu dan #arna pada ekstremitas.asionalD jika #arna ekstremitas pucat, ?6 = + detik, suhu dingin, dan
pulsasi lemah, menandakan per%usi ke jaringan peri%er tidak e%ekti% akibat
penurunan curah jantung yang disebabkan oleh perdarahan yang terjadi. !nstruksikan pada klien terkait penetapan intake dan output selama
perdarahan masih terjadi.asionalD agar status hidrasi klien bisa tetap adekuat dan menjaga curah
jantung dalam rentang normal. :akukan administrasi !; jika terjadi hipotensi mendadak dan parah.
asionalD untuk membantu meningkatkan tekanan darah klien.
Abruptio Plasenta
Defnisi dari abruptio plasenta
Abruptio plasenta atau yang memiliki nama lain sebagai solusio plasenta,
ablatio placentae, dan accidental hemorrhage ini merupakan suatu keadaan
di mana terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium
sebelum #aktunya, yaitu sebelum anak lahir.
Klasifkasi untuk abruptio plasenta
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja ruptur sinus
marginalis/, dapat pula terlepas lebih luas solusio plasenta parsialis/, atau
bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas solusio plasenta totalis/.
Perdarahan yang terjadi dalam banyak kejadian akan merembes antara
plasenta dan miometrium untuk seterusnya menyelinap di ba#ah ketuban
dan akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan ke luar melalui
vagina revealed hemorrhage/. Akan tetapi, ada kalanya #alaupun jarang,
perdarahan tersebut tidak keluar melalui vagina concealed hemorrhage/
jikaD
Bagian plasenta sekitar perdarahan masih melekat pada dinding rahim Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim
7/21/2019 Antenatal Bleeding
41/64
Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban
pecah karenanya Bagian terba#ah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada
segmen ba#ah rahim
"alam klinis, solusio plasenta dibagi ke dalam berat'ringannya gambaran
klinis sesuai dengan luasnya permukaan plasenta yang terlepas, yaitu
solusio plasenta ringan, solusio plasenta sedang, dan solusio plasenta berat.
Eang ringan, biasanya baru diketahui setelah plasenta lahir dengan adanya
hematoma yang tidak luas pada permukaan maternal atau adanya ruptura
sinus marginalis. Pembagian secara klinik ini baru defniti% bila ditinjau
retrospekti% karena solusio plasenta si%atnya berlangsung progresi% yang
berarti solusio plasenta ringan bisa berkembang menjadi yang lebih beratdari #aktu ke #aktu. *eadaan umum penderita bisa menjadi buruk apabila
perdarahannya cukup banyak pada kategori concealed hemorrhage.
Solusio plasenta ringan:uas plasenta yang terlepas tidak sampai 2-, atau ada yang
menyebutkan kurang dari (@ bagian. 9umlah darah yang keluar
biasanya kurang dari 20 m:. 6umpahan darah yang keluar terlihat
seperti haid bervariasi dari sedikit sampai seperti menstruasi yang
banyak. 7ejala'gejala perdarahan sukar dibedakan dari plasentaprevia kecuali #arna darah yang kehitaman. *omplikasi terhadap ibu
dan janin belum ada pada saat ini.
Solusio plasenta sedang:uas plasenta yang terlepas telah melebihi 2-, tetapi belum
mencapai separuhnya 0-/. 9umlah darah yang keluar lebih banyak
dari 20 m: tetapi belum mencapai (000 m:. mumnya,
pertumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama'sama.
7ejala'gejala dan tanda'tanda sudah jelas seperti adanya rasa nyeri
pada perut yang terus'menerus, denyut jantung janin menjadi cepat,
hipotensi, dan takikardia.
Solusio plasenta berat:uas plasenta yang terlepas sudah mencapai 0- dan jumlah darah
yang keluar telah mencapai (000 m: atau lebih. Pertumpahan darah
bisa terjadi ke luar dan ke dalam secara bersama'sama. 7ejala'gejala
dan tanda'tanda klinik jelas, keadaan umum penderita buruk disertaisyok, dan hampir semua janinnya telah meninggal. *omplikasi
7/21/2019 Antenatal Bleeding
42/64
koagulopati dan gagal ginjal yang ditandai dengan oliguri biasanya
telah muncul.
Epidemiologi dari abruptio plasenta
&elihat latar belakan yang sering dianggap sebagai %aktor risiko diyakini
bah#a insidensi solusio plasenta semakin menurun dengan semakin baiknya
pera#atan antenatal sejalan dengan semakin menurunnya jumlah ibu hamil
di usia dan paritas tinggi, serta membaiknya kesadaran masyarakat untuk
berperilaku lebih higienis. 6ransportasi yang lebih mudah memberi peluang
pasien untuk cepat sampai ke tujuan sehingga keterlambatan dapat dihindari
dan solusio plasenta tidak sampai berat dan mematikan bagi janin.
"alam kepustakaan dilaporkan insidensi solusio plasenta ( dalam (sampai ( dalam 22 persalinan yang berarti 0,-/ di negara'negara Cropa
untuk solusio plasenta yang tidak sampai mematikan janin. ntuk solusio
yang lebih berat sampai mematikan janin, insidensinya lebih rendah yaitu (
dalam 4+0 persalinan (>8)'(>4>/ dan turun menjadi ( dalam (0
persalinan (>44'(>>>/. 5amun, insidensi solusio plasenta diyakini masih
lebih tinggi di tanah air dibanding dengan negara'negara maju.
Patofsiologi untuk abruptio plasenta
7/21/2019 Antenatal Bleeding
43/64
Sebenarnya, solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang
bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili'vili korialis
plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi
perdarahan. $leh karena itu, patofsiologinya bergantung pada etiologi. Pada
trauma abdomen, etiologinya jelas karena terjadinya robek pada pembuluh
darah di desidua.
"alam banyak kejadian, perdarahan berasal dari kematian sel apoptosis/
yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit ibu yang dapat
menyebabkan pembentukan trombosis dalam pembuluh darah desidua atau
dalam vaskular vili dapat berujung pada iskemia dan hipoksia setempat yang
menyebabkan kematian sejumlah sel dan mengakibatkan perdarahan
sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut menyebabkan desidua basalisterlepas kecuali selapis tipis yang tetap melekat pada miometrium. "engan
demikian, pada tingkat permulaan sekali, proses terdiri atas pembentukan
hematoma yang bisa menyebabkan pelepasan yang lebih luas, kompresi,
dan kerusakan pada bagian plasenta sekelilingnya yang berdekatan. Pada
a#alnya mungkin belum ada gejala kecuali terdapat hematoma
retroplasenta yang disebabkan oleh putusnya arteria spiralis dalam desidua.
1ematoma retroplasenta akan mempengaruhi penyampaian nutrisi dan
oksigen dari sirkulasi maternalplasenta ke sirkulasi janin.
1ematoma yang terbentuk, dengan cepat akan meluas dan melepaskan
plasenta lebih luasbanyak sampai ke pinggirnya sehingga darah yang keluar
merembes antara selaput ketuban dengan miometrium untuk selanjutnya ke
luar melalui serviks ke vagina revealed hemorrhage/. Perdarahan tidak bisa
berhenti karena uterus yang sedang mengandung tidak mampu berkontraksi
untuk menjepit pembuluh darah arteria spiralis yang terputus. 3alaupun
jarang, dapat terjadi pula perdarahan yang terperangkap di dalam uterusconcealed hemorrhage/.
Faktor risiko terjadinya abruptio plasenta
(. 6rauma langsung pada abdomen, seperti jatuh atau ada tekanan
mendadak lainnya yang mengenai langsung ke bagian abdomen, akan
meningkatkan risiko abruptio plasenta.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
44/64
2. 1ipertensi pada kehamilan, entah yang bersi%at kronis maupun akut
akibat adanya kehamilan, akan meningkatkan risiko terjadinya
abruptio plasenta+. sia ibu saat kehamilan. Abruptio plasenta lebih sering terjadi pada
#anita hamil yang berusia lebih dari )0 tahun.). i#ayat solusio plasenta terdahulu. 9ika ibu pernah mengalami
abruptio plasenta sebelumnya, maka ibu akan berisiko tinggi untuk
mengalaminya lagi.. *ehamilan gemelli. 9ika ibu ternyata mengalami kehamilan ganda,
maka kelahiran bayi yang pertama berisiko untuk menyebabkan
beberapa perubahan pada uterus yang mungkin dapat berakibat
terjadinya abruptio plasenta pada bayi yang masih berada dalam
rahim.@. 7angguan pembekuan darah. *ondisi apapun yang mengganggu
kemampuan pembekuan darah pada ibu dapat menjadi risiko
terjadinya abruptio plasenta.8. Penyalahgunaan bahan kimia. Abruptio plasenta sering terjadi pada
#anita yang merokok, meminum alkohol, maupun yang mengonsumsi
kokain selama kehamilan.4. *etuban pecah dini. Selama kehamilan, janin dilindungi oleh cairan
yang bernama cairan ketuban. isiko abruptio plasenta akan
meningkat apabila terjadi ruptur pada ketuban atau bahkan ketubanpecah sebelum #aktunya kelahiran.
Maniestasi klinis dari abruptio plasenta
&ani%estasi klinis dari penderita solusio plasenta bervariasi sesuai dengan
berat ringannya atau luas permukaan maternal plasenta yang terlepas.
Belum ada uji coba yang khas untuk menentukan diagnosisnya. 7ejala dan
tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahanyang ber#arna tua yang keluar dari vagina 40- kasus/, rasa nyeri perut dan
uterus menegang terus'menerus mirip his partus prematurus. Sejumlah
penderita bahkan tidak menunjukkan tanda dan gejala klasik, karena hanya
menunjukkan tanda'tanda yang mirip dengan persalinan prematur saja. $leh
sebab itu, ke#aspadaan atau kecurigaan yang tinggi diperlukan oleh pihak
pemeriksa.
Solusi plasenta ringan
7/21/2019 Antenatal Bleeding
45/64
7/21/2019 Antenatal Bleeding
46/64
terminasi persalinan terlambat atau %asilitas pera#atan intesi%
neonatus tidak memadai, kematian perinatal dapat dipastikan terjadi.
Solusio plasenta beratPerut terasa sangat nyeri dan tegang serta keras seperti papan
de%ance musculaire/ disertai perdarahan yang ber#arna hitam. $leh
karena itu, palpasi pada bagian'bagian janin tidak mungkin lagi untuk
dilakukan. Hundus uteri lebih tinggi daripada yang seharusnya karena
telah terjadi penumpukan darah di dalam rahim pada kategori
concealed hemorrhage. 9ika dalam masa observasi tinggi %undus
bertambah lagi, maka perdarahan baru masih berlangsung. Pada
inspeksi rahim, terlihat seperti membulat dan kulit di atasnya
mengencang serta berkilat. Pada auskultasi, denyut jantung janintidak terdengar lagi akibat gangguan anatomik dan %ungsi dari
plasenta. *eadaan umum ibu menjadi sangat buruk dan disertai syok.
Ada kalanya keadaan umum ibu lebih buruk lagi dibandingkan
perdarahan yang tidak seberapa yang keluar dari vagina.
1ipofbrinogenemia dan oliguria boleh jadi telah ada sebagai akibat
komplikasi pembekuan darah intravaskular yang luas disseminated
intravascular coagulation/, dan gangguan %ungsi ginjal. *adar
fbrinogen darah rendah yaitu kurang dari (0 mg- dan telah adatrombositopenia.
Pemeriksaan diagnostik untuk abruptio plasenta
&onitoring keadaan lebih lanjut untuk ibu dan janin. Pemeriksaan lab darah. ltrasonograf S7/
Pemeriksaan dengan ultrasonograf ber%ungsi untuk membedakannya
dengan plasenta previa, tetapi pada solusio plasenta, pemeriksaan
dengan S7 tidak memberikan kepastian karena kompleksitas
gambaran retroplasenta yang normal mirip dengan gambaran
perdarahan retroplasenta pada solusio plasenta. *ompleksitas
gambaran normal retroplasenta, kompleksitas vaskular rahim sendiri,
desidua dan mioma, semuanya bisa mirip dengan solusio plasenta dan
memberikan hasil pemeriksaan positi% palsu. "i samping itu, solusio
plasenta sulit dibedakan dengan plasenta itu sendiri. Pemeriksan
ulang pada perdarahan baur sering bisa membantu karena
7/21/2019 Antenatal Bleeding
47/64
ultrasonograf dari darah yang telah membeku akan berubah menurut
#aktu menjadi lebih ekogenik pada )4 jam kemudian dan menjadi
hipogenik dalam #aktu ( sampai 2 minggu kemudian.
Penatalaksanaan untuk pasien dengan abruptio plasenta
(. 9ika solusio plasenta ringan dan janin belum matur, dapat
diindikasikan penatalaksanaan kehamilan, dengan pemantauan
denyut jantung janin, pemeriksaan ultrasonograf, dan laboratorium
serial. *adang'kadang, terjadi pemisahan kecil tanpa masalah lebih
lanjut. Pada pasien ini tidak terdapat gejala uterus, namun
pengamatan masih tetap dilakukan, hanya saja, jika tidak terjadi
ga#at janin dalam 2 hari selanjutnya, maka pasien dapat dipulangkan.2. Pada semua kasus lainnya, persalinan merupakan indikasi. Persalinan
per vaginam lebih dipilih jika tidak terdapat ga#at janin atau janin
tidak lagi dapat hidup. Seksio sesaria merupakan indikasi jika terdapat
ga#at janin. Seksio sesaria juga dilakukan jika nya#a ibu terancam
atau percobaan persalinan gagal.+. Syok harus diobati dengan penggantian darah yang mencukupi. :ebih
baik diberikan darah lengkap segar. Sambil menunggu darah, pasien
dapat diberikan koloid ( m: koloid yaitu albumin, PlasmanateQ/ untuk
setiap mililiter perkiraan kehilangan darah atau + m: kristaloid yaitu
5S atau :/ per setiap mililiter darah. *eluaran urin harus
dipertahankan 2 sampai +0 m:jam. 9alur tekanan vena sentral atau
kateter S#an'7anI akan membantu pemantauan status hemodinamik.). *oagulopati harus diobati dengan darah lengkap segar. Plasma beku
segar Hresh HroIen Plasma/ digunakan sebagai alternati%. Satu unit
HHP meningkatkan kadar fbrinogen sebesar 2 mgd:. 6rans%usi
trombosit diperlukan jika hitung trombosit kurang dari 0.000. 1eparintidak digunakan pada "!? akibat solusio plasenta.
Asuhan keperawatan untuk pasien dengan abruptio plasenta
Pengkajian
(. BiodataPada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta
antara lain5ama
7/21/2019 Antenatal Bleeding
48/64
5ama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan
identitas untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari
kemungkinan tertukar nama dan diagnosa penyakitnya.
9enis kelaminPada solusio plasenta diderita oleh #anita yang sudah menikah dan
mengalami kehamilan.
murSolusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut = ) tahun/ karena
terjadi penurunan kontraksi akibat menurunnya %ungsi hormon estrogen/
pada masa menopause.
PendidikanSolusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka
tidak mengetahui cara pera#atan kehamilan dan penyebab gangguan
kehamilan.
AlamatSolusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan,
karena mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan
untuk kehamilan.
i#ayat persalinan
i#ayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami
pelepasan plasenta.
Status perka#inan
"engan status perka#inan apakah pasien mengalami kehamilan *C6/
atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya
dengan kehamilan.
Agama
ntuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan
dalam memberikan bimbingan kegamaan.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
49/64
5ama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung ja#ab dalam pembiayaan dan
memberi persetujuan dalam pera#atan.
Pekerjaan
ntuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama
istrinya dira#at.
2. *eluhan utama Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri ahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim
bertambah dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta,
sehingga rahim tegang. Perdarahan yang berulang'ulang.
+. i#ayat penyakit sekarang"arah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah
yang keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien
lemas dan pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami
hypertensi esensialis atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus
yang sangat mengecil hydroamnion gameli/ dll.
). i#ayat penyakit masa lalu*emungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi pre eklampsi,
tali pusat pendek, trauma, uterus rahim %eulidli.. i#ayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.
@. Pemeriksaan fsik*eadaan umum *esadaran D composmetis sd coma Postur tubuh D biasanya gemuk ?ara berjalan D biasanya lambat dan tergesa'gesa aut #ajah D biasanya pucat
6anda'tanda vital
6ensi D normal sampai turun syok/ 5adi D normal sampai meningkat = >0menit/
Suhu D normal meningkat = +80c/ D normal meningkat = 2)menit/
7/21/2019 Antenatal Bleeding
50/64
7/21/2019 Antenatal Bleeding
51/64
asionalD untuk mengetahui apakah pera#at perlu memberitahukan pada
dokter terkait kebutuhan analgesik jika nyeri klien sudah mele#ati skala
ke atas. :akukan pengkajian menyeluruh terhadap nyeri yang dirasakan klien
seperti lokasi nyeri, karakteristik, a#itan dan durasi, %rekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri, serta %aktor presipitasi.asionalD dapat membantu pera#at dan dokter untuk menentukan
intervensi yang sesuai untuk mengatasi nyeri klien. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik jika dibutuhkan.
asionalD analgesik mampu membantu mengurangi rasa nyeri yang
muncul. Bantu pasien untuk mengidentifkasi metode yang dapat mengurangi rasa
nyeri di masa lalu seperti teknik distraksi, relaksasi, atau penggunaan alat
bersuhu hangat atau dingin.asionalD jika di masa lalu, klien mampu mengatasi nyerinya dengan
e%ekti% setelah menggunakan cara yang sama, ada kemungkinan metode
tersebut bisa digunakan kembali untuk mengurangi rasa nyeri. A#asi %aktro lingkungan yang mungkin mampu meningkatkan
ketidaknyamanan klien sepeti suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan.asionalD lingkungan yang tenang dan membuat nyaman klien bisa
membantu klien lebih relaks dan hal tersebut mampu mengurangi rasa
nyeri yang diderita klien.
"iagnosisD *ekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan akti%
6ujuanD
*eseimbangan cairan tubuh klien adekuat setelah 2 2) jam Status hidrasi klien adekuat setelah 2 2) jam.
*riteria hasilD
*ekurangan volume cairan terliminasi, ditandai dengan keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam'basam, dan hidrasi yang adekuat. *lien akan memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
1bD (2'(@ gd:, sementara 1ctD +4-')4-.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
52/64
asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. Cvaluasi adanya vertigo maupun postural hipotensi.
asionalD terjadinya sakit kepala seperti postural hipotensi menandakanpenurunan tekanan darah akibat berkurangnya jumlah darah dalam tubuh
yang disebabkan oleh perdarahan. &onitor status hidrasi seperti mukosa membran, keadekuatan pulsasi, dan
tekanan darah ortostatik.asionalD agar pera#at bisa #aspada jika suatu ketika terjadi perubahan
akibat perdarahan yang terjadi. *olaborasikan dengan dokter untuk melakukan trans%usi darah jika
diperlukan.
asionalD pada abortus yang menyebabkan perdarahan terus'menerus,klien bisa berisiko untuk mengalami syok hipovolemik jika tidak diberikan
trans%usi untuk menggantikan perdarahan yang keluar. !nstruksikan pada keluarga klien agar memberitahukan pada pera#at jika
klien mulai merasa haus.asionalD haus merupakan mekanisme tubuh untuk memberitahu bah#a
status hidrasi klien sedang tidak baik.
"iagnosisD isiko syok
6ujuanD
Syok pada klien tidak terjadi setelah ( 2) jam.
*riteria hasilD
*lien menunjukkan status hidrasi yang baik seperti mukosa membran
yang lembab dan mampu berkeringat dengan baik. *lien memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam rentang normal.
!ntervensiD
&onitor jumlah, dan %rekuensi dari perdarahan yang terjadi pada klien.asionalD jumlah dan %rekuensi yang meningkat dari perdarahan bisa
berisiko untuk menyebabkan klien jatuh ke dalam kondisi syok
hipovolemik. "engan saran dokter, lakukan trans%usi darah pada klien jika diperlukan.
asionalD syok bisa terjadi akibat status hipovolemik yang terjadi yang
disebabkan oleh perdarahan yang dialami oleh klien. &onitor tanda'tanda in%eksi dari klien.
7/21/2019 Antenatal Bleeding
53/64
asionalD jika terjadi in%eksi bahkan sepsis pada klien, perdarahan yang
terjadi bisa menjadi semakin parah yang mungkin akan menyebabkan
syok hipovolemik terjadi. Anjurkan klien untuk banyak minum.
asionalD untuk membantu hidrasi secara oral dan meningkatkan volumedarah dalam tubuh klien.
Ruptura "teri
Defnisi
uptura uteri adalah kerobekan diskontinuitas/ dinding rahim yang terjadi
saat kehamilan atau persalinan. Bila peritoneum viserale tidak ikut robek,
disebut dengan ruptura uteri inkompleta. 5amun, jika peritoneum viserale
ikut robek dan dengan demikian terdapat hubungan langsung antara kavum
uteri dengan kavum abdomen, maka disebut dengan ruptura uteri kompleta.
Sementara itu, ruptura uteri imminens kerobekan uteri yang mengancam/
adalah suatu keadaan di mana rahim telah menunjukkan adanya tanda'
tanda yang jelas akan mengalami ruptur, yaitu dengan dijumpainya
lingkaran retraksi Bandl yang semakin tinggi mele#ati batas pertengahan
antara simfsis pubis dengan pusat.
Klasifkasi dari ruptura uteri
Berdasarkan bentuk rupturaD
*ompletusD seluruh lapisan uterus terbuka. !nkompletusD luka jaringan uterus masih tertutupi oleh peritoneum
yang cukup.
Berdasarkan terjadinya rupturaD
6erjadi spontanD umumnya dari bekas luka pada uterus. 6rauma persalinanD
6indakan pertolongan dukun Pada operasi persalinan vaginal
Epidemiologi
uptura uteri di negara berkembang masih jauh lebih tinggi jikadibandingkan dengan di negara maju. Angka kejadian ruptura uteri di negara
7/21/2019 Antenatal Bleeding
54/64
maju dilaporkan juga semakin menurun. Sebagai salah satu contoh,
penelitian di negara maju melaporkan bah#a kejadian ruptura uteri dari (
dalam (240 persalinan (>+('(>0/ menjadi ( dalam 220 persalinan (>8+'
(>4+/. "alam tahun (>>@, kejadiannya menjadi ( dalam (000 persalinan.
"alam masa yang hampir bersamaan, angka tersebut untuk berbagai tempat
di !ndonesia dilaporkan berkisar ( dalam 2&g
Top Related