i
ANALISIS SITUASI TUBERKULOSIS
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Tahun 2014
Kerja sama Community TB Care Aisyiyah dan
Majelis Dikti DIKTI PP Muhammadiyah/Aisyiyah
ii
Tim Penyusun
Dr. Agus Sutanto, M.Si
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Dr. Agus Sujarwanta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Suharno Zen, M.Sc
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Satrio Budi Wibowo, S.Pi.,PhD (Cand)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Metro
Suyanto, S.E.,M.Si.,Akt.CA
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Metro
Kontributor
Tim Quality Control
Ahmad Muttaqin, PhD
iii
RINGKASAN
Penemuan kasus Tuberculosis (TB) di kabupaten Lampung Timur cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Studi ini dilakukan untuk menganalisis situasi
perkembangan kasus TB pada masyarakat di Kabupaten Lampung Timur dan faktor risiko yang
mempengaruhi penyebaran TB, diantaranya pengetahuan, sikap, perilaku dan karakteristik
demografis responden. Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle
(Siklus Pemecahan Masalah). Analisis situasi terdiri dari, analisis profil, analisis akar
masalah, dan analisis kesenjangan. Analisis situasi dilakukan sekitar 1 bulan dalam 3 tahap,
yaitu tahap pertama (10 hari) untuk mendapatkan data sekunder dari dinas kesehatan Lampung
Timur dan SSR sebagai bahan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan. Tahap ke dua (10
hari) untuk analisis dan verifikasi di lapangan dan tahap ke tiga atau terakhir (10 hari) untuk
pelaporan, seminar dan rekomendasi.
Hasil analisis awal, menunjukkan masih fluktuatifnya insiden penyakit TBC baik
suspect maupun BTA + dari tiga tahun secara berturut turut (2011-2013) di Kabupaten
Lampung Timur disebabkan karena masih adanya faktor penularan. Faktor pengetahuan,
sikap responden sangat berpengaruh terhadap perilaku penularan TB di Kabupaten Lampung
Timur sebesar 51,9%. Pada beberapa responden Pengetahuan yang masih rendah didukung
keengganan untuk berobat meskipun sudah positip TB dan menghentikan pengobatan jika
merasa badan sudah enak menjadi salah satu penyebab masih adanya insiden TB. Jika
dianalisis dari keadaan rumah dimana responden tinggal maka masih belum memenuhi
standar hunian/rumah sehat. Berdasar hasil observasi dan wawancara, ketidakmampuan
responden memenuhi standar hunian sehat disebabkan karena sebagian besar responden
berada pada taraf ekonomi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari WHO (2003) yang
menyebutkan bahwa 90% penderita tuberkulosis paru di dunia menyerang kelompok dengan
sosial ekonomi lemah atau miskin.
Perlu adanya kebijakan yang konsisten dan komitmen politik dalam menangani TB,
apakah itu berupa perda tentang TB, pendanaan khusus TB sehingga rantai siklus TB dapat
diputus. Alokasi pendanaan TB diharapkan dapat membantu menuntaskan hambatan
pengobatan karena biaya transportasi, pendaftaran di fasilitas kesehatan dan biaya layanan
laboratorium dan radiologi. Beberapa rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini ditujukan
pada pemerintah Kabupaten Lampung Timur, Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur,
Perangkat Kecamatan, Puskesmas, dan bagi lembaga kemitraan (LSM, KMP-TB).
Kata Kunci : Tuberculosis, Lampung Timur, Analisis Situasi, Rekomendasi
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayat, dan taufik-Nya, sehingga proses penyusunan laporan penelitian dengan tema
“Analisa Situasi Tuberkulosis Di Kabupaten Lampung Timur” ini dapat selesai tanpa
hambatan yang berarti.
Penelitian ini berlatar-belakang keprihatinan terhadap penyebaran Tuberkulosis (TB)
di Kabupaten Lampung Timur. Ironisnya masalah ini kurang mendapatkan perhatian dari
pihak pemerintah. Global fund dan TB Care Aisyiyah, telah berkolaborasi melakukan
beberapa gerakan dalam upaya membantu pemerintah dalam menangani masalah TB di
Kabupaten Lampung Timur. Universitas Muhammadiyah Metro, sebagai kepanjangan tangan
Majelis DIKTI PP Muhammadiyah, berusaha ikut membantu dalam penganan TB dengan
melakukan analisis situasi, sebagai upaya untuk memberikan rekomendasi yang konstruktif
bagi pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur terkait penanganan TB.
Dalam penulisan laporan ini, kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak berupa
dukungan pendanaan, dorongan, bimbingan, saran dan kerjasama sehingga laporan ini dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu dengan tulus peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Community TB Care Aisyiyah.
2. Global Fund.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.
4. SSR dan Kader TB Care Aisyiyah Kabupaten Lampung Timur.
5. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Metro.
6. Serta kepada seluruh stakeholder terkait
Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penulisan tesis ini. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmatNya
yang limpah untuk membalas semua kebaikkan yang telah diberikan.
Metro, 20 Juni 2014
Peneliti
v
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
AAK : Akademi Analisis Kesehatan
AAM : Analisis Akar Masalah
ADHK : Atas Dasar Harga Konstan
ADHB : Atas Dasar Harga Berlaku
AIDS : Aquired Immuno Deficiency Syndrome
Askes : Asuransi Kesehatan
APBD : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Negara
APN : Asuhan Persalinan Normal
Askeskin : Asuransi Kesehatan Penduduk Miskin
ATM : Aids, TB dan Malaria
BBKPM : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
BKPM : Balai Kesehatan Paru Masyarakat
BLN : Bantuan Luar Negeri
BTA+ : Basil Tahan Asam Positif
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
BPS : Badan Pusat Statistik
BAPPEDA : Badan Perencana Pembangunan Daerah
BCG : Bacillus Calmette Guerin
CDR : Case Detection Rate
DAK : Dana Alokasi Khusus
DAU : Dana Alokasi Umum
DBD : demam Berdarah Dengue
Dinkes : Dinas Kesehatan
vi
Ditjen : Direktorat Jenderal
DOTS : Daily Observed Treatment Shortcourse
Fasyankes : Fasilitas Layanan Kesehatan
Gerdunas : Gerakan Terpadu Nasional Pengendalian TB
GF ATM : Global Fund AIDS, TB, Malaria
GF : Global Fund
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IMS : Infeksi Menular Seksual
IPM : lndeks Pembangunan Manusia
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
ISO : International Organization for Standardization
ISTC : International standard for Tuberculosis Care
Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat
Jampersal : Jaminan Persalinan
Japeti : Jaringan Peduli Tuberkulosis
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa
KMP : Komunitas Masyarakat Peduli
Lam-teng : Lampung Tengah
LSM : Lembaga Swadaya Mayarakat
MDGs : Millennium Development Goals
MANOVA : Multivariate Analysis Of Variance
MENKES : Menteri Kesehatan
MDR : Multi Drugs Resistance
OAT : Obat Anti Tuberculosis
vii
PP : Peraturan Pemerintah
PAD : Pendapatan Asli Daerah
PKK : Pendidikan Kesehatan Keluarga
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perpres : Peraturan Presiden
PDB : Product Domestic Bruto
PITC : Providing Initiated HIV and Counseling
PDRB : Product Domestic Regional Brutto
Pemda : Pemerintah Daerah
PMO : Pengawas Minum Obat
PNS : Pegawai Negeri Sipil
POSTU : Pusat Kesehatan Masyarakat pembantu
PTT : Pegawai Tidak Tetap
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
RCA : Root Cause Analysis
RSD : Rumah Sakit Daerah
RSD-DSR : Rumah Sakit Daerah Demang Sepul Raya
Ro.+ : Rontgen Positif
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
QC : Quality Control
QA : Quality Assurance
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SMAK : Sekolah menengah Analisis Kesehatan
viii
SLTA : Sekloah Lanjutan Tingkat Atas
SPK : Sekolah Perawat Kesehatan
SPRG : Sekolah Perawat Gigi
SPSS : Statistical Package for Social Science
SSR : Sub-Sub Recipient
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
SJSN : Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
SR : Sub Recipient
TB : Tuberculosis
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
UKBM : Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
UGD : Unit Gawat Darurat
UPT : Unit Pelaksana Teknis
UPK : Unit Pelayanan Kesehatan
UUD : Undang-Undang Dasar
WHO : World Health Organizations
ix
Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Wilayah Kabupaten Lampung Timur xi
2 Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA + di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011 2
3 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011 4
4 Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2006-2011 5
5 Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur 8
6 Pendidikan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2011 12
7 Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA +di Kabupaten
Lampung
Timur Tahun 2006-2011
14
8 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011
15
9 Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2006-2011
16
10 Konsep Hl. Blum tentang lingkungan sehat. 26
11 . Analisis Akar Masalah 37
12 Mata rantai penularan TBC 41
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Data Pasien Terbaru Triwulan Pertama Tahun 2014 2
2 Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur 21
3 Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur 30 4 Karakteristik Demografis Responden 31
5 Karakteristik Perilaku, Pengetahuan, dan Sikap Responden Terhadap
TB
32
6 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan
Perilaku, Pengetahuan dan Sikap
33
7 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan
Perilaku. 34
8 Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan
Pengetahuan
34
9 Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Sikap. 35
10 Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap
Perilaku
36
11 Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap
Perilaku
36
12 Kesenjangan, solusi dan kegiatan/rekomendasi yang harus
dilakukan
42
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Surat Tugas 48
2 Daftar Nama Kader Tb Komunitas Ssr Tb 'Aisyiyah Kabupaten
Lampung Timur 49
3 Komunitas Masyarakat Peduli Tb (Kmp Tb “Mandiri”)
Kabupaten Lampung Timur 53
4 Kuisioner 58
5 Workplan 66
6 Log Book 69
7 Uji statistika 75
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul i
Tim Penyusun
Ringkasan
ii
iii
Kata Pengantar iv
Daftar Istilah v
Peta Wilayah ix
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
Daftar Isi xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 5
C. Prose Penyusunan 6
D. Manfaat
BAB II A. Gambaran Umum Daerah 7
A. Kondisi Geografis Wilayah
1. LuasWilayah dan Letak Geografis
7
7
2. Topografi 8
3. Hidrologi dan Klimatologi 9
4. Luas dan sebaran kawasan budidaya 9
B. Perekonomian dan Kependudukan 10
1. PDRB
2. Pendapatan perkapita
10
3. Penduduk dan Sosial Budaya Daerah 10
a. Kependudukan 10
b. Pendidikan 11
4. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Timur 12
a. Jumlah SDM Kesehatan 13
b. Pengendalian Penyakit TB Paru 13
c. Kader TB Kabupaten Lampung Timur 20
d. Profil Peran Serta Kelompok Masyarakat Peduli Tb
Kabupaten Lampung Timur
20
5. Anggaran Kesehatan Kabupaten Lampung Timur 21
6. Kebijakan dan Peraturan (kesehatan & TB)
7. Prevalensi Penderita Tb/ Tb-Hiv/ Tb-Mdr
21
21
8. Analisis Kesenjangan 22
BAB III
METODE ANALISIS SITUASI
A. Tinjauan situasi
24
B. Analisis 24
1.Analisis Profil 26
2.Analisis Akar Masalah 27
BAB IV.
HASIL ANALISIS SITUASI KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN TB
A. Tinjauan Situasi
29
29
xiv
B Analisis
1 Analisis Profil
a. Analisis Univariat
31
21
31
3. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku
Beresiko Responden
33
C. Analisis Kesenjangan 42
BAB V.
REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI
A. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur
44
44
B. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.
3. Perangkat Kecamatan
4. Puskesmas
5. Kemitraan (LSM, KMP-TB)
44
45
45
BAB VI. PENUTUP 46
DAFTAR PUSTAKA 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB Paru bertujuan untuk mencapai angka
kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta
tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari perkiraan semua
penderita baru BTA positif.
Pelaksanaan program TB Paru menggunakan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment, Shortcourse chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen
yaitu :
1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan dana
2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat ( PMO).
4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
program penanggulangan TBC.
Perkembangan penemuan kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung Timur dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
2
Gambar 2. Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA + di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2006-2011
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa penemuan kasus TB Paru BTA + cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mendukung pencapaian target TB Paru
BTA + di Kabupaten Lampung Timur telah dilakukan kerja sama dengan Aisyah dalam
penemuan secara aktif kasus BTA + melalui kader-kader Aisyah yang sudah dilatih.
Kerjasama ini cukup berhasil, terlihat dari peningkatan cakupan penemuan TB Paru BTA +
yang cukup signifikan di 17 Puskesmas yang telah melakukan kegiatan tersebut. Meskipun
demikian jika dibandingkan dengan target penemuan TB Paru BTA + ( CDR : 70 % )
cakupan penemuan ditingkat Kabupaten masih jauh dari target. Masih rendahnya penemuan
ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang penyakit TB Paru kepada
masyarakat, kurang maksimalnya penjaringan di sarana pelayanan kesehatan ( puskesmas ), di
beberapa puskesmas penemuan kasus masih bersifat pasif ( passive case finding ), banyak
kasus yang berobat ke sarana pelayanan kesehatan swasta sehingga laporan tidak terekam,
3
kerja sama lintas program yang masih kurang sehingga setiap ada suspeck TB Paru tidak
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kasus TB Paru, dan terbatasnya tenaga analis di
puskesmas. Upaya kedepan perlu ditingkatkan capaian penemuan dengan lebih meningkatkan
sosialisasi program TB ke masyarakat, meningkatkan bimbingan teknis program TB Paru ke
puskesmas dan jaringannya, melakukan feedback penemuan kasus secara berkala,
meningkatkan ketersediaan logistic TB Paru dan menjaring dari praktek kesehatan swasta,
pemberdayaan kader peduli TB Paru serta meningkatkan operasional TB Paru di Puskesmas.
Indikator pelaksanaan Pengendalian penyakit TB Paru yang lain adalah angka konversi
yang merupakan pemeriksaan dahak pada setiap akhir pengobatan intensif. Untuk
mengetahui capaian angka konversi kasus TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
4
Gambar 3. Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2006-2011
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun angka konversi
menunjukkan adanya peningkatan, pada tahun 2011 angka konversi mencapai 98,2 %, angka
tersebut melebihi target (80 %). Hal ini menunjukkan bahwa managemen kasus TB Paru juga
semakin baik.
Indikator program TB Paru selanjutnya adalah angka kesembuhan, untuk mengetahui
capaian angka kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
5
Gambar 4.. Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2006-2011
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa angka kesembuhan penderita TB Paru di
Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006-2011 cukup baik melebihi target yaitu > 85 %.
Kondisi ini kedepan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
B. Tujuan
Studi ini dilakukan untuk menganalisis situasi perkembangan kasus TB paru, TB HIV,
TB MDR, TB pada anak dan faktor risiko yang berpengaruh terhadap ekonomi, pendidikan,
pengetahuan, dll.
6
C. Proses Penyusunan
Analisis situasi akan dilakukan sekitar 1 bulan dalam 3 tahap, yaitu tahap pertama (10
hari) untuk mendapatkan data sekunder dari dinas kesehatan Lampung Timur dan SSR
sebagai bahan analisis untuk mengidentifikasi kesenjangan. Tahap ke dua (10 hari) untuk
analisis dan verifikasi di lapangan dan tahap ke tiga atau terakhir (10 hari) untuk pelaporan,
seminar dan rekomendasi.
D. . Manfaat
Hasil analisis situasi ini diharapkan akan dapat memberikan masukan atau
rekomendasi lebih lanjut kepada Pemda Kabupaten Lampung Timur untuk mendukung
keberhasilan penanggulangan kasus TB paru, TB HIV dan TB MDR.
7
BAB II
GAMBARAN UMUM DAERAH
A. Kondisi Geografis Wilayah
1. LuasWilayah dan Letak Geografis
Kabupaten Lampung Timur membentang pada posisi 105 15’ BT - 106 20’ BT dan
4 37’ LS - 5 37’ LS. Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah 5.325,03
km2, ± 15 % dari luas wilayah Propinsi Lampung (35.376 km2).Kabupaten Lampung Timur
terdiri dari 24 kecamatan dan 257 desa. Kabupaten Lampung Timur sebelumnya merupakan
wilayah Pembantu Bupati Lampung Tengah Wilayah Sukadana. Ibukota Kabupaten
Lampung Timur berkedudukan di Sukadana.
Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kecamatan Rumbia, Kecamatan Seputih Surabaya
dan Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten
Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala
Kabupaten Tulang Bawang.
Sebelah Selatan :Kecamatan Tanjung Bintang, Kecamatan Ketibung,
Kecamatan Palas dan Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
Lampung Selatan.
Sebelah Timur : Laut Jawa
Sebelah Barat : Kecamatan Bantul dan Kecamatan Metro Raya Kota
Metro dan Kecamatan Punggur dan Kecamatan Seputih
Mataram Kabupaten Lampung Tengah
8
Gambar 5. Peta Wilayah Kabupaten Lampung Timur
2. Topografi
Berdasarkan topografinya, Kabupaten Lampung Timur dapat dibagi ke dalam 5 (lima)
satuan ruang : (a) daerah topografi berbukit sampai bergunung ; (b) berombak sampai
bergelombang; (c) dataran alluvial; (d) dataran pasang surut; (e) daerah aliran sungai (river
basin).
Daerah topografi berbukit sampai bergunung terdiri dari lereng-lereng yang curam
atau terjal dengan kemiringan berkisar 25% dan ketinggian rata-rata 300m di atas permukaan
laut (dpl). Daerah ini terdapat di Kecamatan Jabung, Sukadana, Sekampung Udik dan
Labuhan Maringgai.
Daerah topografi berombak sampaibergelombang memiliki ciri-ciri khusus, terdiri dari
bukit-bukit sempit dengan kemiringan antara 8-15% dan ketinggian antara 50-200 m
dpl.Daerah dataran Alluvial merupakan daerah yang cukup luas meliputi kawasan pantai pada
bagian timur Kabupaten Lampung Timur dan daerah-daerah pada sepanjang sungai,
9
merupakan sebagian hilir dari Way seputih dan Way Pangubuan. Ketinggian rata-rata daerah
ini berkisar antara 25-75 m dpl.Daerah dataran rawa pasang surut terletak di sepanjang pantai
timur dengan ketinggian 0,5-1 m dpl yang pengendapan airnya menurut perubahan pasang
surut air laut. Daerah aliran sungai meliputi Way Seputih, Way Sekampung dan Way Jepara.
Selain itu terdapat 6 buah pulau-pulau besar dan kecil, yaitu Pulau Segama Besar,
Pulau Segama kecil, Pulau Basa, Pulau Gosong Serdang, Pulau Gosong Layang-layang dan
Pulau Karang Pematang.
3. Hidrologi dan Klimatologi
Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk kategori
iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama 6 bulan yaitu pada bulan Desember sampai
Juni dengan temperatur rata-rata 24 sampai 34 C. Curah hujan merata tahunan sebesar 2000-
2500 mm.
Jenis tanah di Kabupaten Lampung Timur umumnya adalah tanah jenis podsolik
merah kuning, podsolik kekuning-kuningan, latosol coklat kemerahan, latosol merah,
hidromorf kelabu, alluvial hidromorf, regosol coklat kekuningan, alluvial coklat kelabu dan
latosol merah.
4. Luas dan sebaran kawasan budidaya
Berdasarkan data LTDA tahun 2010, luas wilayah Kabupaten Lampung Timur adalah
5.325,03 km2.Adapun penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah seluas 52.601 ha atau
9,88%. Perkebunan seluas 51.481,36 ha atau 9,67 %. Kawasan hutan lindung seluas 22.292,5
ha atau 4,19%. Kawasan hutan suaka margasatwa seluas 125.621,3 ha atau 23,59%. Kawasan
hutan produksi seluas 14.663,36 ha atau 2,75% dan penggunaan lainnya seluas 260.518,33 ha
atau 49,92%.
10
B. Perekonomian Daerah dan Kependududkan
.1. PDRB
Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Timur tahun 2001-2004 berdasarkan
gambaran PDRB Kabupaten Lampung Timur atas harga konstan tahun 2000 tanpa minyak
bumi mengalami peningkatan dari Rp. 2,51 trilyun tahun 2002 meningkat menjadi Rp. 2,83
trilyun tahun 2003 dan Rp. 2,98 trilyun tahun 2004.
Laju pertumbuhan ekonomi tanpa minyak bumi tahun 2001 sebesar 3,81%, tahun 2002
menurun sedikit menjadi 3,77%, kemudian meningkat kembali tahun 2003 menjadi 4,52%
dan kembali menurun tahun 2004 menjadi4,17%.
2. Pendapatan perkapita
Selama kurun waktu 1999-2004, PDRB per kapita Kabupaten Lampung Timur baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan peningkatan.
PDRB per kapita dengan minyak bumi atas dasar harga berlaku 1999 mencapai Rp.
2.642.440,00 dan pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp. 5.897.732,00. Sedangkan PDRB
per kapita tanpa minyak bumi tahun 1999 sebesar Rp. 2.315.812,00 dan pada tahun 2004
meningkat menjadi Rp. 4.398216,00.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku maupun atas harga konstan
2000menggambarkan peningkatan pendapatan per penduduk, dengan indikator ekonomi ini
antara lain dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai upaya pembangunan ekonomi oleh
pemerintah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum.
3. Penduduk dan Sosial Budaya Daerah
a. Kependudukan
Kabupaten Lampung Timur mempunyai persebaran penduduk yang tidak merata
secara geografis. Hal ini berkaitan dengan aspek kultural, historis dan ekologis serta
dukungan kualitas dan kuantitas insfrastruktur. Persebaran penduduk Kabupaten Lampung
11
Timur berorientasi pada potensi pertanian dan bergeser sedikit ke agro industri. Akibatnya
terjadi pola pergeseran yang kurang ideal dengan kepadatan penduduk tertinggi pada daerah
pusat industri dan akses yang baik.Pada tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Lampung
Timur sebanyak 961.971 jiwa (BPS Lampung).
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Lampung Timur dari tahun 2007 s/d 2011
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 5.. Trend perkembangan penduduk Kabupaten Lampung Timur Tahun 2007 – 2011
Sumber : BPS Propinsi Tahun 2011
Berdasarkan kepadatannya, kepadatan penduduk di Kabupaten Lampung Timur
sebesar 178 jiwa/km2, dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Pekalongan sebesar 433
jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Way Bungur sebesar 57 jiwa /km2.
Mayoritas penduduk Kabupaten Lampung Timur bekerja di sektor pertanian yaitu
sebanyak 54,84 % , sektor perdagangan 16,28%, Industri 11,82 %, sektor jasa sebanyak 6,37
%, sektor transportasi dan komunikasi sebanyak 4,83 %, konstruksi sebanyak 4,77 %, dan
lainnya 1,09 %.
12
Sementara itu angka beban ketergantungan di Kabupaten Lampung Timur sebesar
55,92 (artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 56 penduduk usia tidak
produktif).
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2010 adalah
tidak / belum pernah sekolah5,81 %, tidak / belum tamat SD sebanyak 19,47%; Tamat SD
sebanyak 34,79 %; Tamat SLTP sebanyak 23,83 %, Tamat SLTA sebanyak 13,17 %;dan
Akademi/ Perguruan Tinggi sebanyak 2,93 %.Untuk lebih jelasnya, proporsi penduduk
Kabupaten Lampung Timur berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dari grafikdibawah
ini:
Gambar 6.Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Lampung TimurTahun 2011
Sumber : BPS Propinsi Tahun 2011
Berdasarkan grafik 2.3 di atas, menunjukan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di
kabupatebupaten lampung timur masih cukup rendah. Rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan.
13
Selain itu tingkat pendidikan yang rendahakan berpengaruh juga pada pengetahuan
masyarakat yang rendah, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang program kesehatan
akan berdampak pada tingkat prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Oleh karena itu dalam
mengatasi permasalahan tesebut diperlukan perhatian yang intensif dalam hal pendidikan dan
penyuluan kesehatan.
4. Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Timur
a. Jumlah SDM kesehatan.
Dokter 62 orang, dokter spesialis 2 orang, dokter gigi 7,perawat 315, bidan 497, ahli
gizi 27, tenaga sanitasi 31, tenaga farmasi (apoteker & tenaga kefarmasian) 29,ahli kesehatan
masyarkat 52,tenaga teknis medis 24, tenaga fisioterapi 2. Total tenaga kesehatan 1.048
orang. Puskesmas 33,puskesmas pembantu 88 (61baik,17 kondisi rusak ringan,10 rusak
berat). rasio puskesmas terhadap penduduk 1;33.579 orang. Target 1;20.000 artinya 1
puskesmas melayani lebih dari 20.000 penduduk di wilayah kerjanya. Berdasarkan Indikator
Indonesia Sehat 2010 yaitu 40 dokter umum per 100.000 penduduk.1 dokter melayani 2500
orang dan seharusnya 1 puskesmas 3000 orang.(Profil Kesehatan Lamtim, 2012)
b. . Pengendalian Penyakit TB Paru
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB Paru bertujuan untuk mencapai
angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan
serta tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari perkiraan
semua penderita baru BTA positif.
Pelaksanaan program TB Parumenggunakan strategi DOTS(DirectlyObserved
Treatment, Shortcourse chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen
yaitu :
1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan dana
2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan
pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat ( PMO).
4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
14
5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
program penanggulangan TBC.
Perkembangan penemuan kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung Timur dapat
dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 7. . Perkembangan Penemuan kasus TB Paru BTA +di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2006-2011
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penemuan kasus TB Paru BTA + cenderung
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk mendukung pencapaian target TB Paru
BTA + di Kabupaten Lampung Timur telah dilakukan kerja sama dengan Aisyah dalam
penemuan secara aktif kasus BTA + melalui kader-kader Aisyah yang sudah dilatih.
Kerjasama ini cukup berhasil, terlihat dari peningkatan cakupan penemuan TB Paru BTA +
yang cukup signifikan di 17 Puskesmas yang telah melakukan kegiatan tersebut. Meskipun
demikian jika dibandingkan dengan target penemuan TB Paru BTA + ( CDR : 70 % )
cakupan penemuan ditingkat Kabupaten masih jauh dari target. Masih rendahnya penemuan
ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi tentang penyakit TB Paru kepada
masyarakat, kurang maksimalnya penjaringan di sarana pelayanan kesehatan ( puskesmas ), di
15
beberapa puskesmas penemuan kasus masih bersifat pasif ( passive case finding ), banyak
kasus yang berobat ke sarana pelayanan kesehatan swasta sehingga laporan tidak terekam,
kerja sama lintas program yang masih kurang sehingga setiap ada suspeck TB Paru tidak
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kasus TB Paru, dan terbatasnya tenaga analis di
puskesmas. Upaya kedepan perlu ditingkatkan capaian penemuan dengan lebih meningkatkan
sosialisasi program TB ke masyarakat, meningkatkan bimbingan teknis program TB Paru ke
puskesmas dan jaringannya, melakukan feedback penemuan kasus secara berkala,
meningkatkan ketersediaan logistic TB Paru dan menjaring dari praktek kesehatan swasta,
pemberdayaan kader peduli TB Paru serta meningkatkan operasional TB Paru di
Puskesmas.Indikator pelaksanaan Pengendalian penyakit TB Paru yang lain adalah angka
konversi yang merupakan pemeriksaan dahak pada setiap akhir pengobatan intensif. Untuk
mengetahuicapaian angka konversi kasus TB Paru di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Gambar 8 Persentase Penderita TB Paru yang melakukan konversi di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2006-2011.
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
16
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun angka konversi
menunjukkan adanya peningkatan, pada tahun 2011 angka konversi mencapai 98,2 %, angka
tersebut melebihi target (80 %). Hal ini menunjukkan bahwa managemen kasus TB Paru juga
semakin baik.Indikator program TB Paru selanjutnya adalah angka kesembuhan, untuk
mengetahui capaian angka kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur
dapat dilihatpada grafik berikut ini :
Gambar 9. Kesembuhan penderita TB Paru di Kabupaten Lampung Timur Tahun
2006-2011.
Sumber : Seksi P2 Bidang P2&PL Dinkes Lamtim Tahun 2011
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa angka kesembuhan penderita TB Paru di
Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2006-2011 cukup baik melebihi target yaitu > 85
%.Kondisi ini kedepan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan.
17
Tabel 1. Data Pasien Terbaru Triwulan Pertama Tahun 2014
No Kecamatan Nama Kader Nama Pasien L/P Usia Nama UPK BTA
PARU+ Tgl positip
1 Sekampung Udik Ratri Rusdianingsih Misdi L 50 PKM Pugung Raharjo Ya 23 April 2015
2 Sekampung Udik Yosepin Saringatun P 33 PKM Pugung Raharjo Ya 23 April 2014
3 Sekampung Udik Yosepin Umar L 52 PKM Pugung Raharjo Ya 03 April 2014
4 Marga Tiga Rini Astuti Sukilan L 39 PKM Sukaraja Tiga Ya 08 April 2014
5 Marga Tiga Rini Astuti Jamiatul P 29 PKM Sukaraja Tiga Ya 25 April 2014
6 Marga Tiga Rini Astuti Samini P 50 PKM Sukaraja Tiga Ya 25 April 2014
7 Marga Tiga Nurjanah Sutiro L 70 PKM Sukaraja Tiga Ya 02 April 2014
8 Marga Tiga Nurjanah Sugito L 60 PKM Sukaraja Tiga Ya 08 April 2014
9 Marga Tiga Parmi Ismiasih P 45 PKM Tanjung Harapan Ya 15 April 2014
10 Marga Tiga Umiati Idhan L 40 PKM Tanjung Harapan Ya 22 April 2014
11 Sukadana Imam Hambali Bardiyanto L 30 PKM Sukadana Ya 02 May 2014
12 Sukadana Zaitun Komsiah P 33 PKM Sukadana Ya 11 April 2014
13 Batanghari Nuban Ida DS Suyadi L 70 PKM Sukaraja Nuban Ya 19 March 2014
14 Batanghari Nuban Imam S Abdurrohman Trinomo wati P 29 PKM Sukaraja Nuban Ya 07 March 2014
15 Sukadana Shabkie Tn. Bustani L 50 PKM Sukadana Ya 05 March 2014
16 Sukadana M. Arif Ny. Mulyani P 40 PKM Sukadana Ya 20 March 2014
17 Braja Selebah Suhermanto Tn. Kasran L 55 PKM Braja Harjo Sari Ya 14 March 2014
18 Sekampung Udik Yosepin Dedi Junaidi L 39 PKM Pugung Raharjo Ya 11 March 2014
19 Sekampung Udik Ratri Rusdianingsih Sutinah P 70 PKM Pugung Raharjo Ya 19 March 2014
20 Sekampung Udik Suprapti Herman Subandi L 26 PKM Pugung Raharjo Ya 17 March 2014
21 Mataram Baru Subardi Supiati P 55 PKM Mataram Baru Ya 14 March 2014
22 Mataram Baru Subardi Nuraini P 44 PKM Mataram Baru Ya 20 February 2014
18
23 Mataram Baru Subardi Rohayati P 30 PKM Mataram Baru Ya 04 March 2014
24 Mataram Baru Subardi Zamani L 39 PKM Mataram Baru Ya 06 March 2014
25 Mataram Baru Subardi Mantinah P 65 PKM Mataram Baru Ya 11 March 2014
26 Mataram Baru Subardi Jahri L 60 PKM Mataram Baru Ya 17 March 2014
27 Labuhan Maringgai Yuliana Istiqomah P 36 PKM Lab. Maringgai Ya 07 March 2014
28 Labuhan Maringgai Yuliana M. Wawid L 21 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014
29 Labuhan Maringgai Yuliana Supriyatin P 40 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014
30 Labuhan Maringgai Sutarmi Mustofa L 39 PKM Lab. Maringgai Ya 14 March 2014
31 Labuhan Maringgai Taufik Akbar M. Yusuf L 60 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014
32 Labuhan Maringgai Taufik Akbar Novitasari P 19 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014
33 Labuhan Maringgai Taufik Akbar Solirin L 60 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014
34 Labuhan Maringgai Rahayu Purwaningsih Suwardi L 70 PKM Lab. Maringgai Ya 19 March 2014
35 Labuhan Maringgai Rahayu Purwaningsih Rohati P 40 PKM Lab. Maringgai Ya 28 March 2014
36 Labuhan Maringgai Thohirin Sumidiem P 50
PKM Lab.
Maringgai/KT Ya 28 March 2014
37 Labuhan Maringgai Thohirin Suryanto L 35
PKM Lab.
Maringgai/KT Ya 28 March 2014
38 Way Bungur Siti Makrifatun Kosim L 40 PKM Tambah Subur Ya 23 January 2014
39 Way Bungur Siti Makrifatun Partiyem P 35 PKM Tambah Subur Ya 08 February 2014
40 Way Bungur Siti Makrifatun Robaingah P 40 PKM Tambah Subur Ya 05 March 2014
41 Way Bungur Yuni Purnawati Muji L 70 PKM Tambah Subur Ya 28 February 2014
42 Way Bungur Yuni Purnawati Tuminah P 60 PKM Tambah Subur Ya 13 March 2014
43 Batanghari Nuraini Jumaiyah P 62 PKM Batanghari Ya 09 February 2014
44 Sukadana Amir Abraham Mujakir L 50 PKM Sukadana Ya 27 March 2014
45 Bumi Agung/Lehan Ikhwanudin Kuswanto L 35 PKM Dono Mulyo YA 18 February 2014
46 Raman Utara/Rejokaton Winarni Lasmin L 35 PKM Rejokaton YA 04 February 2014
47 Batanghari Nuban/Kedaton 1 Imam S Abdhu Hartini P 37 PKM Sukaraja Nuban YA 04 March 2014
19
Rohman
48 Batanghari Nuban/Tulung Balak Ida Diana Sari Heri Susanto L 51 PKM Sukaraja Nuban YA 18 February 2014
49 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Tn.Arifin L 62 PKM Sukadana YA 23 January 2014
50 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Gusti Marsandro L 65 PKM Sukadana YA 06 February 2014
51 Sukadana/Pasar Sukadana M.Arif Ketut Sundarsih P 63 PKM Sukadana YA 24 February 2014
52 Sukadana/Rantau Jaya Udik II Jaitun Jumadi L 30 PKM Sukadana YA 13 January 2014
53 Sukadana/Sukadana Amir Abraham Astiana P 24 PKM Sukadana YA 17 February 2014
54 Braja Selebah/Braja Muya Yayuk Pinasih Sugianto L 47 PKM Braja Harjosari YA 03 February 2014
55
Labuhan Maringgai/Muara
Gading Mas Yuliana A.Fadillah P 15
PKM Labuhan
Maringgai YA 24 January 2014
56
Labuhan Maringgai/Muara
Gading Mas Yuliana Sridepi P 15
PKM Labuhan
Maringgai YA 20 February 2014
57
Labuhan Maringgai/Labuhan
Maringgi Taufik Akbar Hidayati P 23
PKM Labuhan
Maringgai YA 20 February 2014
58 Labuhan Maringgai/Sriminosari Sutarmi Sagoni L 55
PKM Labuhan
Maringgai YA 04 January 2014
59
Labuhan Maringgai/Karya
Makmur Rahayu Purwaningsih Dayang L 61
PKM Labuhan
Maringgai YA 20 January 2014
60
Labuhan Maringgai/Karya
Makmur Rahayu Purwaningsih Eko Purwanto L 23
PKM Labuhan
Maringgai YA 13 February 2014
61
Labuhan Maringgai/Labuhan
Maringgai Thohirin Desi Susanti P 21
PKM Labuhan
Maringgai YA 05 February 2014
62 Way Jepara/Braja Asri Asriyah Saimo L 61 PKM Way Jepara YA 27 February 2014
63 Labuhan Ratu/Rajabasa Lama Fitri Yuliana Tn. Suyadi L 37 PKM Rajabasa Lama YA 07 February 2014
64 Mataram Baru/Mataram Baru Soebardi Sartiman L 60 PKM Mataram Baru YA 09 January 2014
65 Mataram Baru/Mataram Baru Soebardi Imam L 50 PKM Mataram Baru YA 22 January 2014
SUMBER ; SSR Lampung Timur,2014
20
Distribusi penderita TB + tahun 2014 sebanyak 65 orang. Pada triwulan
pertama terbanyak terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai sebanyak 17 orang,
diikuti kecamatan Sukadana 10 orang, kecamatan Mataram Baru 8
orang,kecamatan Margatiga sebanyak 7 orang, kecamatan Batanghari Nuban 4
orang, kecamatan Sekampung Udik 6 orang, Kecamatan Way Bungur 5 orang,
kecamatan Bandar Sribhawono 2 orang, kecamatan Braja Selebah 2 orang,
kecamatan Batanghari 1 orang, kecamatan Raman Utara 1 orang, kecamatan
Labuhan ratu 1 orang, kecamatan Way Jepara 1 orang dan kecamatan Bumi
Agung 1 orang.
c. Kader TB Kabupaten Lampung Timur
Penanggulangan TB membutuhkan waktu yang relatif lama dan perlu
didukung oleh berbagai pihak termasuk peran aktif dari kader. Jumlah kader TB
di Kabupaten Lampung Timur sebanyak kurang lebih 80 orang. Jumlah tersebut
secara lengkap disajikan dalam lampiran 1.
d. Profil Peran Serta Kelompok Masyarakat Peduli Tb
Kabupaten Lampung Timur
Ada dua kelompok masyarakat peduli TB ( KMP-TB) di Kabupaten
Lampung Timur yaitu KMP-TB MANDIRI di desa Brajaasri Ke. Way jepara
yang terdapat di balai pengobatan Pekalongan bekerjasama dengan Kelompok
Belajar Masyarakat dan KMP-TB ASSYIFA yang terdapat di Balai Pengobatan
kecamatan Pekalongan (lampiran 2).
5. Anggaran Kesehatan Kabupaten Lampung Timur
Menurut data dinas kesehatan Kabupaten Lampung Timur tahun 2012,
untuk anggaran kesehatan tahun 2012 terdiri dari :
a. Dana alokasi khusus sebesar 7.910.080.000
b. Jamkesmas-jampersal sebesar 11.342.433.000
c. BOK 2.702.550.000
21
Total anggaran kesehatan Kabupaten Lampung Timur untuk tahun 2012
sebesar Rp. 1.206.400.225.474, sedangkan APBD sebesar Rp 59.577.010.788,
sayangnya dari total anggaran kesehatan tersebut, belum diketahui rincian atau
detail untuk penanggulangan penyaki TB. (profil kesehatan Lamtim,2012)
6. Kebijakan dan Peraturan (kesehatan & TB)
Kebijakan dan Perautan khusus kesehatan dan TB belum ada.
7. Prevalensi Penderita Tb/ Tb-Hiv/ Tb-Mdr
Tabel 2. Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur
Data
PENDERITA TB
2011 2012 2013
Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total
suspect 1626 1802 1531 1592 6551 1555 1625 1922 2061 7164 2102 2013 1922 190 6227
BTA + 166 158 134 111 569 145 169 173 164 651 184 200 200 8 592
BTA-/ Ro.+ 64 53 59 49 225 22 37 32 36 127 49 29 18 0 96
ekstra paru 4 7 7 7 25 6 8 4 3 21 3 3 0 0 6
kambuh 3 4 3 1 11 2 0 5 2 9 0 6 0 0 6
gagal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TB anak 22 29 33 19 103 22 24 25 27 32 29 21 15 0 65
TB-HIV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TB MDR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Defaulter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Sumber : TB Elektronik Dinas Kesehatan, 2013
Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat jumlah suspect TB
untuk tiga tahun berturut-turut (2011sampai 2013) fluktuatif. Pada tahun 2011
berjumlah 6551 orang dan naik pada tahun 2012 sebanyak 7164 orang. Tetapi
terjadi penurunan kembali pada tahun 2013 sebanyak 6227 orang.
Jumlah penderita BTA + pada tahun 2011 sebanyak 569 penderita dan
naik pada tahun 2012 sebanyak 651 penderita. Pada tahun 2013 terjadi penurunan
kembali sebanyak 592 penderita.
22
Jumlah BTA -/Ro + cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011
sebanyak 225 orang, tahun 2012 sebanyak 127, dan tahun 2013 sebanyak 96
orang.
Penderita ekstra paru cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun
2011 sebanyak 25 orang, tahun 2012 sebanyak 21 orang, dan tahun 2013
sebanyak 6 orang.Penderita yang kambuh tahun 2011 sebanyak 11 orang, tahun
2012 sebanyak 9 orang, dan tahun 6 orang.TB-anak cenderung menurun dari 3
tahun terakhir. Default 1 orang sedangkan penderita TB-HIV dan TB-MDR tidak
ditemukan.
8. Analisis Kesenjangan
1. Birokrasi: Data yang sudah ada (profil kesehatan 2013) dari BAPPEDA
dan Dinas Kesehatan Lampung Timur belum bisa didapatkan karena
belum di verifikasi BPS (Badan Pusat Statistik) sehingga data yang
diperoleh profil kesehatan tahun 2011, 2011, dan 2012.
2. Pelayanan Kesehatan :
Jumlah SDM kesehatan : Dokter 62 orang,dokter spesialis 2 orang, dokter
gigi 7 orang, perawat 315 orang, bidan 497 orang, ahli gizi 27 orang,
tenaga sanitasi 31 orang, tenaga farmasi (apoteker & tenaga kefarmasian)
29 orang, ahli kesehatan masyarkat 52 orang, tenaga teknis medis 24
orang, tenaga fisioterapi 2 orang. Total tenaga kesehatan 1.048 orang.
Puskesmas ada 33, puskesmas pembantu 88 buah (61baik,17kondisi rusak
ringan,10 rusak berat).rasio puskesmas terhadap penduduk 1;33.579
orang.target 1;20.000. artinya 1 puskesmas melayani lebih dari 20.000
penduduk diwilayah kerjanya.
a. Kesenjangannya : Ratio tenaga sanitasi di Lampung Timur per
seratus ribu penduduk baru ditangani 31 orang tenaga sanitasi,
seharusnya 40 tenaga sanitasi.
b. Satu puskesmas seharusnya melayani 3000 jiwa.
c. Seharusnya 40 dokter menangani 100,000 penduduk, idealnya 1
dokter 2500 orang.
23
3. Penyuluhan : Dari Profil kesehatan tahun 2012 tidak ada program
penyuluhan khusus untuk TB.
4. Kemitraan. Memerangi TBC adalah memerangi kemiskinan. Oleh
karenanya, diperlukan kemitraan untuk strategi pengentasan kemiskinan
atau kelompok yang bergerak di bidang pengembangan sosial, disamping
dengan penderita dan masyarakat. Dalam satu kabupaten hanya ada 2 - 3
saja kemitraan kelompok masyarakat peduli TBC. KMP di Lampung
Timur baru 2 KMP, masih tergantung dengan pendanan swadana.
5. Kebijakan : Perda Khusus TB belum ada.
6. Anggaran : Anggaran kesehatan sudah ada tetapi yang dikhususkan untuk
TB belum ada.
7. Aksesibilitas jalan : Menemui penderita jauh dan sulit karena terkendala
jalan yang rusak, dan rawan kriminalitas. Keterbatasan akses terhadap
pelayanan kesehatan di beberapa wilayah di Kabupaten Lampung Timur.
Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dibawah UMR menghadapi
hambatan akses secara sosioekonomi. Jarak menuju unit pelayanan
kesehatan menjadi hambatanbagi masyarakat pedesaan, sehingga perlu
mendekatkan pelayanan TBC ke masyarakat. Pada saat yang bersamaan,
masyarakat dan penderita perlu diberi informasi mengenai TBC dan
penanganannya dengan metode yang mudah dimengerti dan simpel.
8. Keterbatasan informasi. Informasi mengenai strategi dan prioritas ekspansi
DOTS ke seluruh penyedia layanan kesehatan masih terbatas. Demikian
pula halnya dengan metode yang tepat dan mudah diterima oleh
masyarakat, dan penelitian khusus mengenai pola epidemiologi TBC.
Kesadaran masyarakat umum terhadap gejala TBC masih rendah, dan
pemahaman yang kurang mengenai pengobatan TBC.
9. Biaya pengobatan penderita TBC. Penderita juga mempunyai hambatan
dalam menuntaskan pengobatan karena biaya transportasi, pendaftaran di
fasilitas kesehatan dan biaya layanan laboratorium dan radiologi. Obat
TBC gratis, akan tetapi pengobatan TBC tidaklah gratis. Berbagai
hambatan tersebut memerlukan strategi khusus untuk mengatasinya,
terutama pada kelompok masyarakat di bawah garis kemiskinan.
24
BAB III
METODE ANALISIS SITUASI
A. Tinjauan situasi
Analisis situasi merupakan langkah awal dalam Problem Solving Cycle
(Siklus Pemecahan Masalah). Dalam proses pemecahan masalah selalu dimulai
dari analisis situasi. Proses pemecahan masalah diharapkan benar-benar
memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Semua itu memerlukan
dukungan informasi yang tepat dari proses analisis situasi.Tujuan analisis situasi
adalah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan
di suatu daerah yang akan berguna untuk menetapkan permasalahan (identifikasi
masalah). Analisa situasi juga dapat digunakan dalam rangka perencanaan
program dan analisis hambatan. Dengan dilakukan analisis situasi kita dapat
memotret kondisi kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi suatu daerah serta
determinan-determinannya atau faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Sehingga dapat diperkirakan secara tidak langsung derajat
kesehatan masyarakat atau masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
Analisis Situasi merupakan proses pengamatan situasi kini (present condition atau
the existing condition) dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan dan mengumpulkan informasi atau data dari laporan-aporan atau
publikasi melalui metode observasi dan wawancara. Menurut Hendrick L.
Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,
yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.
1. Faktor Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat
kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku
dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan
diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi,
stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku atau kebiasaan
mencuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari
penyakit saluran cerna.
25
2. Faktor Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit TBC
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan tidak bersih, ventilasi
rumah, lantai rumah dll yang tidak sesuai dengan kriteria standar rumah
sehat. Hal ini menyebabkan penduduk memiliki risiko mengidap TBC.
3. Faktor keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko
penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan.
Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk
menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya.
Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju.
Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk
meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
4. Faktor ketersediaan pelayanankesehatan yang baik akan mempercepat
perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan
meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Ketesediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga
kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetensi di
bidangnya.
Upaya meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
langsung juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan
(Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi
dengan program pemerintah laiinya seperti Program bantuan langsung tunai
(BLT), Wajib belajar dan ain-lain.Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka
pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit
program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit.
Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri
sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus
dilaksanakn secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang
26
dilaksanakan harus bersifat komperhensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan
harus mencakup upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat
regulasi, dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan. Dengan menerapkan
pelayanan kesehatan 24 Jam untuk masyarakat dengan penuh ikhlas dan
tangggungjawab, diusahakan jangan sampai menghilangkan culture atau budaya
bangsa Indonesia dimana mahluk hidup saling membutuhkan satu sama lain.
Sumber: Hendrick L. Blumm;dengan bukunya The Environment of Health.
Gambar 10. Konsep Hl. Blum tentang lingkungan sehat.
B. Analisis
1. Analisa Profil
Menggunakan pendekatan Analisis profil : merupakan model analisis
univariatdanmultivariat. Analisis univariate, dilakukan untuk mendapatkan profil
dalam bentuk deskripsi terhadap karakteristik demografis responden, serta
paparan deskrips ivariabel sikap, pengetahuan dan prilaku. Penggunaan analisis
27
univariate bertujuan untuk mengetahui ciri sebuah populasi.Analisis multivariate
digunakan untuk menganalisa data dengan lebih dari dua variabel secara bersama-
sama.Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis
pengaruh beberapa variable bebasterhadap beberapavariabel tergantungdalam
waktu yang bersamaan. Analisis multivariate yang digunakanadalahmultivariate
analysis of variance (MANOVA), dananalisisregresiberganda.Sebagai contoh,
jika dilakukan analisis regresi sederhana, dengan satu variabel Y dan satu variabel
X, maka analisis seperti itu dikatakan bivariat, karena ada dua (bi) variabel, X dan
Y. Sedangkan jika dilakukan analisis regresi berganda, dengan satu variabel Y
dan dua variabel X (X1 dan X2), maka analisis sudah bisa dikatakan multivariat,
karena ada tiga variabel (termasuk X1 dan X2).
2 Analisa Akar Masalah
Root Cause Analysis (RCA) : adalah metode analisa terstruktur yang
digunakan untuk menemukan dan mengkoreksi penyebab akar masalah yang
mendasar, prinsipnya ialah bukan hanya analisis situasi ansich, namun juga
menemukan solusinya.
Teknik pengumpulan data :
Angket/Skala
wawancara langsung
pengamatan/ observasi lingkungan
Analisa data sekunder
3. AnalisisKesenjangan
Analisis kesenjangan atau Gap analysis merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari instansi pemerintahan, khususnya
dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil
analisistersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan
penentuan prioritasanggaran di masa yang akan datang. Selain itu, gap
28
analisis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat
penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Analisis
gap itu sendiri tidak hanya diterapkan dalam manajemen internal suatu
lembaga/instansi, akan tetapi dapat juga diterapkan dalam evaluasi kinerja dari
pemerintah. Oleh karenanya analisis gap ini dapat dikatakan sebagai alat analisis
yang mempunyai pendekatan bottom-up yang dapat memberikan input berharga
bagi pemerintah, terutama dalam perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan
kepada masyarakat.Penyebaran kuisioner atau wawancara terhadap masyarakat
dan instansi pemerintahan.Penganalisaan data dengan menggunakan statistik
deskriptif. (kuisioner lampiran 3)
29
BAB IV.
HASIL ANALISIS SITUASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TB
A. Tinjauan Situasi
Penyakit TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang telah menginfeksi hampir sepertiga
pendudukdunia dan pada sebagian besar negara di dunia tidak dapat
mengendalikan penyakit TBC ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak
berhasildisembuhkan. WHO dalam Annual Report on Global TB Control
2003menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high burden countris
terhadap TBC , termasuk Indonesia. Indonesia menduduki urutan ke 3 dunia
setelah India dan Cina untuk jumlahpenderita TBC di dunia. Dari hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)Tahun 2001, menunjukkan bahwa penyakit
TBC merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan
penyakit pernafasan pada semuakelompok usia, dan nomor 1 dari golongan
penyakit infeksi.2) Tahun 1999 WHO memperkirakan, setiap tahun terjadi
583.000 kasus baru tuberkulosis, dengankematian karena tuberkulosis sekitar
140.000, secara kasar diperkirakan setiap100.000 penduduk Indonesia terdapat
130 penderita baru tuberkulosis paru BTApositif.Upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit TBC bertujuan untuk mencapai angka kesembuhan
minimal 85 % dari semua penderita baru BTA positif yang ditemukan serta
tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap hingga 70 % dari
perkiraan semua penderita baru BTA positif. Pelaksanaan program TBC
menggunakan strategi DOTS(DirectlyObserved Treatment, Shortcourse
chemotherapy ), sesuai rekomendasi WHO terdiri dari 5 komponen yaitu :
1) Komitmen politis dari para pengambil keputusan,termasuk dukungan
dana
2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.
3) Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas menelan obat (
PMO).
4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
30
5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulangan TBC.
Perkembangan prevalensi kasus TB Paru BTA + di Kabupaten Lampung
Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.: Data Prevalensi Penderita TB Di Lampung Timur
Data
PENDERITA TB
2011 2012 2013
Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total Q1 Q2 Q3 Q4 total
suspect 1626 1802 1531 1592 6551 1555 1625 1922 2061 7164 2102 2013 1922 190 6227
BTA + 166 158 134 111 569 145 169 173 164 651 184 200 200 8 592
BTA-/ Ro.+ 64 53 59 49 225 22 37 32 36 127 49 29 18 0 96
ekstra paru 4 7 7 7 25 6 8 4 3 21 3 3 0 0 6
kambuh 3 4 3 1 11 2 0 5 2 9 0 6 0 0 6
gagal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TB anak 22 29 33 19 103 22 24 25 27 32 29 21 15 0 65
TB-HIV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TB MDR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Defaulter 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Sumber : TB Elektronik Dinas Kesehatan Lampung Timur, 2013
Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, dapat dilihat jumlah suspect TB
untuk tiga tahun berturut-turut (2011sampai 2013) fluktuatif. Pada tahun 2011
berjumlah 6551 orang dan naik pada tahun 2012 sebanyak 7164 orang. Tetapi
terjadi penurunan kembali pada tahun 2013 sebanyak 6227 orang.
Jumlah penderita BTA + pada tahun 2011 sebanyak 569 penderita dan
naik pada tahun 2012 sebanyak 651 penderita. Pada tahun 2013 terjadi penurunan
kembali sebanyak 592 penderita.
Jumlah BTA -/Ro + cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011
sebanyak 225 orang, tahun 2012 sebanyak 127, dan tahun 2013 sebanyak 96
orang.
31
Penderita ekstra paru cenderung menurun dari 3 tahun terakhir. Tahun 2011
sebanyak 25 orang, tahun 2012 sebanyak 21 orang, dan tahun 2013 sebanyak 6
orang. Penderita yang kambuh tahun 2011 sebanyak 11 orang, tahun 2012
sebanyak 9 orang, dan tahun 6 orang. TB-anak cenderung menurun dari 3 tahun
terakhir. Default 1 orang sedangkan penderita TB-HIV dan TB-MDR tidak
ditemukan.
B Analisis
1 Analisis Profil
a. Analisis Univariat
Peneliti menggunakan 59 sampel yang berasal dari 15 kecamatan di
Lampung Timur. Sampel dipilih berdasarkan data penderita TB 2014 yang
dikumpulkan oleh para kader SSR Aisyah Lampung Timur. Kecamatan yang
digunakan terdiri dari Sekampung Udik, Marga Tiga, Sukadana, Batanghari
Nuban, Braja Selebah, Mataram Baru, Labuhan Maringgai, Way Bungur,
Batanghari, Bumi Agung, Raman Utara, Batanghari Nuban, Way Jepara, Labuhan
Ratu dan Mataram Baru. Sampel paling banyak berasal dari kecamatan Marga
Tiga , yang merupakan kecamatan yang memiliki penderita TB terbayak di antara
kecamatan yang lainnya.
Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, status
pernikahan, jumlah keluarga, dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Karakteristik Demografis Responden Kriteria f Prosentase
JenisKelamin Laki-Laki 32 54,2%
Perempuan 27 45,8%
Total 59 100%
Usia
< 15 th 1 1.7 %
15 th - 45 th 32 54.2 %
> 45 th 26 44.1 %
Total 59 100 %
Pendidikan
TidakTamat SD 5 8,5%
TidakTamat SMA 49 83,1%
Tamat SMA 5 8,5%
Total 59 100%
Status
Tidak /
BelumMenikah
6 10,2%
Menikah 53 89,8%
32
Total 59 100%
JumlahKeluarga 0 – 4 Orang 40 67,8%
5 Orang – 10 Orang 19 32,2%
Total 59 100%
Pekerjaan
TidakBekerja 8 13.6%
Petani 47 79.7%
PengawaiSwasta 4 6.8%
PNS 0 0%
Total 59 100%
Peneliti juga menyebarkan angket untuk mengukur perilaku beresiko
responden terhadap TB, sikap responden terhadap TB dan tingkat pengetahuan
responden terhadap TB. Pada skala perilaku TB, semakin tinggi skor subyek,
mengindikasikan semakin beresiko perilaku subyek dalam menularkan TB. Pada
skala sikap, semakin tinggi skor subjek, menunjukkan semakin positif sikap
responden terhadap TB. Pada skala pengetahuan, semakin tinggi skor subyek,
menunjukkan semakin tinggi pengetahuan responden terhadap TB. Berdasarkan
perhitungan analisis deskriptif, didapatkan hasil sebagaimana pada tabel 2 berikut
:
Tabel 5 . Karakteristik Perilaku, Pengetahuan, dan Sikap Responden Terhadap
TB
Kriteria F Persentase
Perilaku
Buruk 28 47.5%
KurangBaik 31 52.5%
Baik 0 0%
Total 59 100%
Pengetahuan TidakBaik 56 94.9%
Baik 3 5.1%
Total 59 100%
Sikap
Buruk 3 5.1%
KurangBaik 14 23.7%
Baik 42 71.2%
Total 59 100%
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perilaku responden sebanyak
52,7% berada pada kategori kurang baik, 47,5% sisanya berada pada kategori
buruk, dan tidak terdapat satu responden pun yang memiliki perilaku yang baik.
Hasil ini mengindikasikan bahwa responden memiliki perilaku yang sangat
beresiko dalam menularkan TB kepada orang lain. Padahal responden yang
dijadikan sampel penelitian adalah para penderita TB+, hasil ini mengindikasikan
pemahaman responden tentang bahaya TB masih terbatas. Hasil ini didukung
33
dengan hasil analisis deskriptif pada variabel pengetahuan, mayoritas responden
(94,9%) memiliki pengetahuan yang kurang baik. Namun demikian, pada variabel
sikap, mayoritas responden (71,2%) memiliki sikap yang baik terhadap TB. Hasil
ini mengindikasikan bahwa sikap responden terhadap TB sudah baik, walaupun
tingkat pengetahuan dan perilakunya masih belum baik.
2. Pengaruh Faktor Demografis Responden terhadap Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku
Peneliti melihat lebih lanjut apakah karakteristik demografis responden
berpengaruh terhadap sikap, pengetahuan dan perilaku responden terhadap TB.
Analisis dilakukan dengan mengunakan analisis MANOVA (Multivariate
Analysis Of Variance) dengan bantuan SPSS. Hasil yang didapatkan terangkum
pada tabel 3 berikut ini
Tabel 6. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Perilaku, Pengetahuan
dan Sikap.
SumberVariasi F p Kriteria
JenisKelamin, usia, pendidikan, status, jumlahanggotakeluarga,
danjenispekerjaan* Perilaku
58,241 0,000 SangatSignifikan
Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota
keluarga, dan jenis pekerjaan* Sikap
304,811 0,000 SangatSignifikan
JenisKelamin, usia, pendidikan, status, jumlahanggotakeluarga,
danjenispekerjaan* Pengetahuan
72,123 0,000 SangatSignifikan
Hasil analisis dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis
pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan
terhadap perilaku beresiko responden dalam menularkan TB (F=58,241,
p<0,01)
2. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis
pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan
terhadap sikap responden (F=304,811, p<0,01)
3. Jenis Kelamin, usia, pendidikan, status, jumlah anggota keluarga, dan jenis
pekerjaan secara bersama-sama memberikan pengaruh sangat signifikan
terhadap pengetahuan responden terhadap TB (F=72,123, p<0,01)
34
Berdasarkan hasil di atas ditemukan bahwa karakteristik demografis
responden secara bersama-sama memberikan pengaruh yang sangat signifikan
terhadap sikap, pengetahuan dan perilaku. Peneliti melakukan analisis lebih lanjut
untuk melihat karakteristik demografis spesifik yang memiliki perilaku paling
beresiko menularkan TB, sikap negatif terhadap TB, dan pengetahuan yang
rendah terhadap TB. Hasil analisis pada variabel prilaku dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 7.. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Perilaku.
SumberVariasi F P Kriteria
JenisKelamin 0,691 0,411 TidakSignifikan
Usia 0,886 0,353 TidakSignifikan
Pendidikan, 1,040 0,364 TidakSignifikan
Status 6,766 0,014 Signifikan
Jumlahanggotakeluarga 1,407 0,244 TidakSignifikan
Jenispekerjaan 1,809 0,179 TidakSignifikan
*) Variabel tergantung Perilaku
Hasil analisis mengindikasikan, hanya status pernikahan yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap perilaku responden (F=6,766, p=0,014), responden
yang belum menikah (M=4,167) memiliki perilaku lebih beresiko dalam
menularkan TB dibandingkan dengan responden yang telah menikah (M=5,830).
Sedangkan aspek demografis lain tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap
perilaku.
Hasil analisis pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Pengetahuan.
SumberVariasi F P Kriteria
JenisKelamin 2.029 .163 TidakSignifikan
Usia .230 .635 TidakSignifikan
Pendidikan, 2.502 .048 Signifikan
Status 1.688 .202 Signifikan
Jumlahanggotakeluarga .156 .695 TidakSignifikan
Jenispekerjaan 1.339 .275 TidakSignifikan
*) Variabel tergantung Pengetahuan
Hasil analisis mengindikasikan, hanya pendidikan yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap pengetahuan responden (F=2,502, p=0,048).
35
Responden yang memiliki pendidikan tidak tamat SD memiliki pengetahuan yang
lebih rendah dibandingkan responden yang tidak tamat SMA (Selisih rerata = -
4,861, p=0,038) dan dengan responden yang tamat SMA (Selisih rerata = 6,800,
p=0,030). Sedangkan antara responden yang tidak tamat SMA dengan responden
yang tamat SMA tidak memiliki perbedaan tingkat pengetahuan yang berbeda
(Selisih rerata = 1,938, p=0,906). Sedangkan aspek demografis lain tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap pengetahuan.
Hasil analisis pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Hasil Analisis Keterkaitan antara Karakteristik Demografis dengan Sikap.
SumberVariasi F P Kriteria
JenisKelamin .210 .650 TidakSignifikan
Usia 2.110 .155 TidakSignifikan
Pendidikan, 2.357 .110 Signifikan
Status 2.378 .132 Signifikan
Jumlahanggotakeluarga 3.690 .031 TidakSignifikan
Jenispekerjaan .331 .720 TidakSignifikan
*) Variabel tergantung Sikap
Hasil analisis mengindikasikan, hanya jumlah anggota yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap sikap responden (F=3,690, p=0,031). Hasil analisis
menunjukkan semakin banyak jumlah anggota keluarga, semakin positif sikap
responden terhadap TB. Sedangkan aspek demografis lain tidak memberikan
pengaruh signifikan terhadap sikap.
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan, mengindikasikan bahwa
karakteristik demografis responden baru memberikan pengaruh yang signifikan
jika dianalisis secara bersama-sama. Namun, jika dianalisis terpisah hanya
sebagian variabel yang memberikan pengaruh signifikan. Maka dapat disimpulkan
bahwa faktor demografis harus dilihat secara keseluruhan dalam melihat penyebab
dari perilaku, sikap dan pengetahuan responden terhadap TB.
36
3. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Beresiko Responden
Peneliti ingin melihat lebih lanjut apakah tingkat pengetahuan responden
terhadap TB dan sikap responden terhadap TB memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku beresiko penderita TB dalam menularkan TB.
Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 10. . Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap
Perilaku .
SumberVariasi R F P Kriteria
Sikap, Pengetahuan * Perilaku 0,720 30,164 0.000 SangatSignifikan
*) Variabel tergantung Perilaku
Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap dan pengetahuan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku responden. Besarnya pengaruh kedua
variabel sebesar 51,9% (R2=0,519). Pengaruh masingmasing variabel terhadap
perilaku responden dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 11. Hasil Analisis Keterkaitan antara Sikap dan Pengetahuan Terhadap Perilaku .
SumberVariasi T P Kriteria
Sikap 4.129 0.000 SangatSignifikan
Pengetahuan 4.122 0.000 SangatSingnifikan
*) Variabel tergantung Perilaku
Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap memberikan pengaruh yang
sangat signifikan terhadap perilaku responden. Besarnya pengaruh sikap terhadap
perilaku responden sebesar 25,9% (β = 0,425, Rzero order= 0,610). Pengetahuan
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perilaku responden.
Besarnya pengaruh sikap terhadap perilaku responden sebesar 25,9% (β = 0,425,
Rzero order= 0,610).
37
4. Analisis akar masalah
Gambar 11. Analisis Akar Masalah
Akar masalahnya
Penyebab tidak
langsung
Penyebab
langsung
INSIDEN TBC YANG FLUKTUATIF
(DATA TAHUN 2011 – 2013)
Penduduk sebagian besar petani
dan informasi tentang kesehatan
belum sepenuhnya diterima
Standar rumah sehat belum
terpenuhi. Dilihat dari
kelembaban,temperatur,kelembab
an lantai,jumlah anggota keluarga
dan ventilasi responden
PENULARAN. Dikarenakan
perilaku,sikap,pengetahuan yang
rendah tentang TB. Penyuluhan
dan sosialisasi masih belum
maksimal
DAMPAK
PENYEBAB
Birokrasi tentang perda khusus
TB,anggaran dana khusus untuk
TB,dan komitmen politik belum ada
38
KETERANGAN;
Masih fluktuatifnya insiden penyakit TBC baik suspect maupun BTA +
dari tiga tahun secara berturut turut (2011-2013) di Kabupaten Lampung Timur
disebabkan karena masih adanya faktor penularan. Penularan biasanya melalui
udara, yaitu secara inhalasi “ droplet nucleus “ yang mengandung bakteri TB.
Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau
droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan, kuman TB Paru tersebut
dapat menyebardari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah,
sistem saluranlimfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya.
Faktor pengetahuan,sikap dan perilaku responden sangat berpengaruh
terhadap penularan TB di Kabupaten Lampung Timur, hal ini dapat dilihat dari
hasil uji analisis profil dimana faktor tersebut signifikan berturut-turut sebesar
51,9%,25,9%, 25,9%. Pada beberapa responden Pengetahuan yang masih rendah
didukung keengganan untuk berobat meskipun sudah positip TB dan
menghentikan pengobatan jika merasa badan sudah enak menjadi salah satu
penyebab masih adanya insiden TB. Sudah adanya penyuluhan dalam rangka
memberikan informasi,pengetahuan yang dilakukan oleh beberapa petugas dan
KMP-TB di Kabupaten Lampung Timur ternyata tidak sertamerta setiap
masyarakat bisa menangkap isi materi yang disampaikan, sehingga Diperlukan
adanya suatu metode yang tepat mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat
dan simpel tentang TB baik berupa program penyuluhan/sosialisasi efektif
melalui media komunikasi TV,radio,brosur,spanduk dll.
Jika dianalisis dari keadaan rumah dimana responden tinggal maka masih
belum memenuhi standar hunian/rumah sehat. Kelembaban rumah yang tinggi,
ventilasi kurang dan intensitas cahaya yang kurang menjadi penyebab bakteri TB
berkembangbiak di dalam rumah tersebut. Beberapa rumah responden bahkan
antara dapur dengan bahan bakar kayu menjadi satu dengan ruang makan,
sehingga asapnya ikut terhirup. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor
39
yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya.
Menurut Azwar (1995) syarat-syarat yang dipenuhi oleh rumah sehat secara
fisiologis yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru antara lain :
a. Kepadatan Penghuni Rumah
Ukuran luas ruangan suatu rumah erat kaitannya dengan kejadian TB.
Semakin padat penghuni rumah akan semakin cepat pula udara di dalamrumah
tersebut mengalami pencemaran. Karena jumlah penghuni yangsemakin banyak
akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalamruangan tersebut, begitu juga
kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan
meningkatnya kadar CO2 di udara dalam rumah, maka akan memberikesempatan
tumbuh dan berkembang biak lebih bagi bakteri Mycobacteriumtuberculosis.
Dengan demikian akan semakin banyak kuman yangterhisap oleh penghuni rumah
melalui saluran pernafasan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,1994) .
b. Kelembaban Rumah
Hal ini perlu diperhatikan karena kelembaban dalam rumah akan
mempermudahberkembangbiaknya mikroorganisme antara lain bakteri
spiroket,ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalamtubuh
melalui udara ,selain itu kelembaban yang tinggi dapatmenyebabkan membran
mukosa hidung menjadi kering seingga kurang efektif dalam menghadang
mikroorganisme. Kelembaban udara yangmeningkat merupakan media yang baik
untuk Bakteri-Bakteri termasukbakteri tuberkulosis.
c. Ventilasi
Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar masuknyaudara
juga sebagai lubang pencahayaan dari luar, menjaga aliran udaradi dalam rumah
tersebut tetap segar. Beberapa rumah responden hanya ada 3-4 ventilasi rumah
sehingga ruangan terlalu pengap dan lembab. Kelembaban ruangan yan tinggi
akan menjadi mediayang baik untuk tumbuh dan berkembangbiaknya bakteri-
bakteri patogen termasuk kuman tuberkulosis.
40
d. Pencahayaan Sinar Matahari
Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang juga mempunyai
daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Koch (1843-
1910). Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit
tuberkulosis paru, dengan mengusahakan masuknya sinar matahari pagi ke dalam
rumah. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah melalui jendela atau genteng
kaca. Diutamakan sinar matahari pagi mengandung sinar ultraviolet yang dapat
mematikan kuman (Depkes RI, 1994). Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup
bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari , sabun, lisol, karbol
dan panas api.
e. Jenis lantai tanah
Responden masih ada yang lantai rumahnya tanah. Lantai tanah cenderung
menimbulkan kelembaban, pada musim panas lantai menjadikering sehingga
dapat menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya, sedangkan bila hujan
menjadi becek dan lembab.
f. Dinding
Masih ada responden yang kondisi dinding rumahnya kayu/papan. Hal ini
disebabkan karena banyak yang memiliki profesi sebagai petani dan buruh.
Faktor ketidakmampuan responden untuk membangun rumah yang layak sesuai
standar rumah sehat inilah sesuai dengan pernyataan dari WHO (2003)
menyebutkan 90% penderita tuberkulosis paru di duniamenyerang kelompok
dengan sosial ekonomi lemah atau miskin.
Disinilah perlunya adanya pemangku kebijakan/birokrasi yang dapat
konsisten dan memiliki komitmen politik terhadap masalah yang timbul di
wilayahnya, apakah itu berupa perda tentang TB, pendanaan khusus TB sehingga
rantai siklus TB dapat diputus. PUTUSKAN MATA RANTAINYA, MAKA
KEJADIAN TB AKAN MENURUN/TIDAK ADA. Inilah akar masalahnya.
41
Gambar 12. Mata rantai penularan TBC
KETERANGAN ;
Adanya fluktuatif insiden kejadian penyakit TB di Kabupaten Lampung Timur
dikarenakan 3 faktor utama;
1. Penyakit TB
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini dapat diputuskan rantainya
dengan cara pengobatan. Jika tidak ada agen penyakit dan maka penderita
akan sehat.
2. Penderita
Adanya sosialisasi/penyuluhan/informasi dengan metode & media yang
tepat,mudah diterima akan menambah pengetahuan, sikap dan perilaku
penderita sehingga penularan penyakit TB tidak tinggi. Adanya alokasi
Pendanaan dan Perda khusus tentang TB diikuti komitmen politik yang
kuat dari pengambil kebijakan akan menambah semangat ingin sembuh
penderita karena merasa dirinya diperhatikan. Alokasi pendanaan TB
diharapkan dapat membantu menuntaskan hambatan pengobatan karena
biaya transportasi, pendaftaran di fasilitas kesehatan dan biaya layanan
laboratorium dan radiologi. Obat TBC memang gratis, akan tetapi
pengobatan TBC tidaklah gratis. Berbagai hambatan tersebut memerlukan
PENYAKIT TB
(AGENT)
LINGKUNGAN
(ENVIRONMENT)
PENDERITA
(HOST)
42
strategi khusus untuk mengatasinya, terutama pada kelompok masyarakat
di bawah garis kemiskinan.
3. Lingkungan
Jika lingkungan sehat,rumah sesuai dengan standar rumah sehat maka
bakteri TB tidak akan berkembang biak dengan baik sehingga prevalensi dan
jumlah penderita TB akan menurun. Hal ini tentunya didukung juga oleh Akses
jalan menuju tempat pelayanan kesehatan yang aman dan baik akan mempercepat
proses check up dan pengambilan obat.
C. Analisis Kesenjangan
Tabel 12. kesenjangan, solusi dan kegiatan/rekomendasi yang harus dilakukan
No KESENJANGAN SOLUSI KEGIATAN/REKOMENDASI
YANG HARUS DILAKUKAN
1. PASIEN
Pada beberapa penderita
ketika badan sudah
merasa sehat lalu
menghentikan minum
obat (Pasien Margatiga)
Didukung oleh hasil
analisis deskriptip;
pengetahuan responden
tentang TB kurang baik
(94,9%)
Penderita merasa bahwa
dirinya tidak sakit dan
cukup hanya dengan
berobat di
akupuntur/tusuk
jarum/shinshe (Pasien
Braja Selebah)
.
- Memberikan informasi
manfaat minum obat untuk
mempercepat kesembuhan
dan mencegah penularan.
- Memberikan informasi
akibat minum obat tidak
teratur kuman jadi kebal
(resistance) dan muncul kasus
TB-MDR dimana tahap
pengobatannya lebih lama.
- Memberikan informasi
tentang TB dan bahaya
penularan kepada orang lain.
- Sosialisasi tentang fungsi obat oleh
PMO
- Sosialisasi tentang bahaya resistensi
(kekebalan). Memberikan pengertian
bahwa perasaan sembuh merupakan
hal yang wajar tetapi jangan
memutuskan pengobatan karena
merugikan diri sendiri.
2. DANA
-Biaya pengobatan dan
Terbatasnya biaya pasien
-Khusus pasien gakin
mendapat fasilitas uang
transportasi dari rumah ke
Pemberian uang transportasi untuk
mengambil obat khusus penderita TB
dan Pembagian kartu Jamkesmas atau
43
untuk transport dari rumah
kepuskesmas.
- Biaya Khusus untuk TB
belum ada
puskesmas dan mendapat
kartu jamkesmas atau SKTM
(surat keterangan tidak
mampu) sehingga dapat
kemudahan pelayanan di
puskesmas.
- ada rincian khusus untuk
TBC
SKTM
Informasi anggaran TB dari DPRD
sangat dibutuhkan
3. Birokrasi;
- Data yang sudah ada
(profil kesehatan 2013)
dari BAPPEDA dan Dinas
Kesehatan Lampung Timur
belum bisa didapatkan
karena belum di verifikasi
BPS (Badan Pusat
Statistik) sehingga data
yang diperoleh profil
kesehatan tahun 2011,
2011, dan 2012.
- Perda khusus TB belum
ada
- Data up date profil
kesehatan tahun 2013.
- Ada perda khusus TB
- BPS Segera memverifikasi data
profil kesehatan tahun 2013
- DPRD membuat perda khusus TB
4. Pelayanan Kesehatan&
Penyuluhan Kesehatan ;
SDM;rasio tenaga
kesehatan tidak berimbang
dengan jumlah penduduk
Jumlah prasarana
(puskesmas) ada 33 buah
dan pustu 88 buah.
Penyuluhan khusus tentang
TB pada profil kesehatan
2012 belum ada
Menambah jumlah SDM
tenaga kesehatan dan
prasarana
Berapa jumlah tenaga
penyuluh TB, materi
penyuluhan, waktu
penyuluhan perlu dituliskan
di profil kesehatan 2012
Pemda mengalokasikan rekrutmen
tenaga kesehatan, khususnya ahli
epidemiologi
Menyiapkan tenaga penyulu TB
5 Kemitraan ; Dalam satu
kabupaten hanya ada 2 - 3 saja
kemitraan kelompok
masyarakat peduli TBC. KMP
di Lampung Timur baru 2
KMP, masih tergantung dengan
pendanan swadana
Membentuk kelompok
kemitraan yang sinergis antara
petugas dan masyarakat
LSM, KMP-TB, KELOMPOK
BELAJAR MASYARAKAT
6. Aksesibilitas ;
Menemui penderita jauh dan
sulit karena terkendala jalan
yang rusak, dan rawan
kriminalitas. Pada saat yang
bersamaan, masyarakat dan
penderita perlu diberi informasi
mengenai TBC dan
penanganannya dengan metode
yang mudah dimengerti dan
simpel.
Keamanan wilayah dan akses
sarana transportasi diperbaiki
Dinas LLAJ mengecek titik titik
kerusakan dan perbaikan jalan.
Polisi disiagakan dititik yang
rawan
44
BAB V.
REKOMENDASI RENCANA ADVOKASI
A. Pemerintah Kabupaten Lampung Timur
Program GERDUNAS TB mulai digalakkan lagi dari tingkat pusat hingga
tingkat kabupaten, Sehingga GERDUNAS TB benar-benar merupakan Gerakan
Terpadu Nasional Tuberkulosa, Adanya Perda tentang TB dan Alokasi dana
khusus untuk kegiatan penaggulangan TB. Paru merupakan jalan yang perlu
dijalankan Pemerintah Kabupaten sehingga pembangunan disemua bidang di
Kabupaten Lampung Timur menjadi lancar. Terlebih lagi pembangunan kesehatan
akan turut menentukan Indek Pembangunan Kesehatan Manusia (IPM) di
Kabupaten Lampung Timur.
B. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur.
a. Perencanaan anggaran yang dilakukan ditingkat Puskesmas masih perlu
dukungan dari tingkat kabupaten khususnya Dinas Kesehatan yang lebih
spesifik untuk kegiatan pemberantasan penyakit menular. Didukung
perencanaan anggaran, perencanaan kegiatan yang baik akan membantu
keberhasilan pelaksanaan penanggulangan pemberantasan penyakit menular
khususnya TB di Kabupaten Lampung Timur.
b. Peningkatan sarana Promosi Kesehatan. Pemilihan Jenis metode dan media
yang efektif yang dapat menjangkau daya serap tiap kalangan masyarakat
merupakan alat dalam penyelenggaraan penyuluhan. Dengan adanya media-
media yang mendukung tersalurnya informasi penyakit menular terhadap
masyarakat, maka masyarakat akan lebih mandiri dalam kesehatan khusunya
dalam menghadapi masalah penyakit menular.
3. Perangkat Kecamatan
a. Aktif Promotif. Peran yang diharapkan dari pihak kecamatan sebagai
pemerintan paling dekat dengan masyarakat setelah Desa adalah adanya peran
45
nyata dalam promosi (penyuluhan) dalam penanggulangan penyakit menular
khusunya pemberantasan penyakit menular TB dilingkungan kerja kecamatannya.
b. Sosialisasi. Sosialisasi pencegahan penyakit di tingkat kecamatan akan lebih
efektif dan lebih luas jangkauannya dibandingkan dengan sosialisasinya hanya di
tingkat desa yang dilakukan oleh bidan desa dan Puskesmas Pembantu di desa.
Sosialisasi dapat diselipkan pada acara posyandu, kegiatan PKK, senam sehat dll
4. Puskesmas
Adanya dokter umum selain perawat/mantri yang turut serta dalam
pengobatan Karena ini juga merupakan faktor penunjang keberhasilan dari
program TB di wilayah kerjanya.
5. Kemitraan (LSM, KMP-TB)
Ikut aktif dalam memberikan informasi tentang kepada masyarakat
terutama pada penderita TB selain mengajukan proposal pendanaan untuk
kegiatan sosialisasi dan santunan kepada penderita.
46
BAB VI.
PENUTUP
Perencanaan penanggulangan penyakit TBC di Kabupaten Lampung Timur
dengan mengkhususkan pada 3 masalah utama yang harus diputus mata rantainya. Hal ini
merupakan salah satu jalan dalam menempuh terciptanya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dengan adanya kemandirian masyarakat dalam penanggulangan penyakit
menular. Sesuai dengan amanat Rencana Strategis atau Renstra Kementerian
KesehatanTahun 2010-2014
Tentang perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat program-program pembangunan
kesehatan dengan penekanan pada pencapaian sasaran prioritas nasional dan Millenium
Development Goals atau MDGs.Tentunya semua ini sangat memerlukan dukungan semua
pihak sehingga jalan menuju kearah Tujuan tersebut dapat dicapai sebagaimana yang
diharapkan
47
DAFTAR PUSTAKA
Azwar A, 1995, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara , Jakarta
Bappeda Lampung Timur. 2011. Profil Daerah Kabupaten Lampung Timur.
Bappeda Lamtim: Sukadana.
Bappeda Lamtim. 2011. Profil Daerah Lampung Timur 2011 (VCD).
BPS Kabupaten Lampung Timur. 2913.Lampung Timur dalam Angka 2013. BPS
Kab. Lamtim.
Depdagri BPPN. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Situasi Ibu dan Anak (Asia) di
Daerah. Pngembangan dan Penyusunannya. Kantor Meng. Bapenas.
Jakarta.
Depkes. 2006. Kerangka Kerja Pengendalian TB Indonesia. Depkes: Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 1994, Pengawasan Kualitas Kesehatan
Lingkungan dan Pemukiman, Dirjen P2M & PLP, Jakarta
Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur. 2012. Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Lampung Timur 2012. Dinkes Lamtim: Lampung Timur.
Dirjen Dikti Kemendikbud. 2011. Potret Ketersidiaan dan Kebutuhan Tenaga
Dokter, Ditjen Dikti Kemendikbud: Jakarta.
KMP TB Mandiri. 2013. Proposal Komunitas Masyarakat Peduli Tuberculosis
Mandiri (KMP TB Mandiri). Kab. Lamtim Prop. Lampung
KMP TB AsSyifa. 2012. Kelompok masyarakat peduli tuberculosis (KMP-TB)
AS SYIFA Dengan ruang belajar masyaraka (RBM PNPM-MP)
Kabupaten Lampung Timur.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS). 2012. Laporan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Millenium di Indonesia 2011.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
Tahun 2010 – 2014. Jakarta
Notoatmodjo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta
Pemkab. Lamtim. 2012. Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Lampng Tengah
Tahun 2011.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2011. Data dan Informasi Propinsi
Lampung. Kepala Pusat data dan Informasi. Kemenkes RI: Jakarta.
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas
49
Lampiran 2. Daftar Nama Kader Tb Komunitas Ssr Tb 'Aisyiyah Kabupaten Lampung Timur
NO NAMA KADER L/P Umur ALAMAT NO. HP.
1 Nur'aini P 31 Desa Nampirejo, Kec. Batanghari 085840775711
2 Salbiyah P 43 Desa Banjarejo Kec. Batanghari 082379170877
3 Ida Dana Sari P 41
Desa Tulung Balak, Kec. Batanghari
Nuban 081279023053
4
Imam S
Abdurrohman L 41 Desa Kedaton 1 Kec. Batanghari Nuban 082185178268
5 Saminem P 41
Desa Gunung Tiga, Kec. Batanghari
Nuban 085664394743
6 Evi Septiana P 26 Desa Kota Raman Kec. Raman Utara 085368131043
7 Evita Septiana P 21 Desa Raman Fajar Kec. Raman Utara 085758879843
8 Mudmainah P 36 Desa Raman Aji Kec. Raman Utara 085368865836
9 Winarni P 36 Desa Rejo Katon, Kec. Raman Utara 082374862916
10 Siti Lailiah P 31 Desa Rejo Binangun, Kec. Raman Utara 085366879054
11 Poniran L 40 Desa Tegal Gondo, Kec. Purbolinggo 085669645372
12 Tri Siwi Susilowati P 33 Desa Tambah Dadi Kec. Purbolinggo 085669924639
13 Sumarsih P 42 Desa Toto Harjo Kec. Purbolinggo 085769420156
14 Siti Makrifatun P 35 Desa Tanjung Tirto, Kec. Way Bungur 085367201607
15 Atik Sunarsih P 38 Desa Tegal Ombo, Kec. Way Bungur 082306580065
16 Yuni Purnawati P 29 Desa Tanjung Qencono, Kec. Way Bungur 085367616796
17 Remalia Muda P 26 Desa Tegal Ombo, Kec. Way Bungur 085768137125
18 Shabkie L 41 Desa Mataram Marga, Kec. Sukadana 081272882199
19 Ponijan L 32 Desa Putra Aji I Kec. Sukadana 085269855049
50
20 Imam Hambali L 34 Desa Sukadana Timur, Kec. Sukadana 085378068676
21 Tumiran L 48 Desa Terbanggi Marga, Kec. Sukadana 082377157450
22 Amir Abraham L 51 Desa Sukadana, Kec. Sukadana 081369188380
23 Siti Zaitun P 43 Desa Rantau Jaya Udik II Kec. Sukadana 082375181712
24 M. Arif L 45 Desa Pasar Sukadana, Kec. Sukadana 085208286767
25 Tatik Nurhayati P 39 Desa Labuhan Ratu IX, Kec. Labuhan Ratu 085279650872
26 Jumaroh P 25 Desa Rajabasa Lama I, Kec. Labuhan Ratu 085279235030
27 Fitri Yuliana P 30 Desa Rajabasa Lama, Kec. Labuhan Ratu 085269268545
28 Heru Pranoto L 38
Desa Labuhan Ratu Induk, Kec. Labuhan
Ratu 081369948466
29 Susiati P 38 Desa Braja Asri, Kec. Way Jepara 085269163058
30 Asriyah P 40 Desa Braja Asri, Kec. Way Jepara 082377893644
31 Siti Zainab P 42 Desa Braja Sakti, Kec. Way Jepara 085269039255
32 Marfuah P 37 Desa Sumberjo, Kec. Way Jepara 085366165336
33 Walinem P 45
Desa Labuhan Ratu Baru, Kec. Way
Jepara 085380271607
34 Suhermanto L 27 Desa Braja Kencana, Kec. Braja Selebah 085357855624
35 Winarsih P 43 Desa Braja Yekti, Kec. Braja Selebah 085279599226
36 Yayu Pinasih P 45 Desa Braja Mulya, Kec. Braja Selebah 085269898776
37 Sunarni P 45 Desa Braja Indah, Kec. Braja Selebah 081279252010
38 Subardi L 58 Desa Lebung, Kec. Mataram Baru 085381043355
39 Sri utaminingsih P 38 Desa Mandala Sari, Kec. Mataram Baru 082372008909
40 Budi Tripandoyo L 45 Desa Kebon Damar, Kec. Mataram Baru 081314782712
41 Muhadi L 40
Desa Sri Pendowo, Kec. Bandar
Sribhawono 085227443095
42 Imawan L 38
Desa Sri Menanti, Kec. Bandar
Sribhawono 085357387277
51
43 Dhani P. L 36
Desa Sri Pendowo, Kec. Bandar
Sribhawono 085380271110
44 Muhtarom L 32 Desa Margasari, Kec. Labuhan Maringgai 085269712616
45 Yuliana P 27
Desa Muara Gading Mas, Kec. Lab.
Maringgai 081279796300
46 Rahayu P 28
Desa Karya Makmur, Kec. Labuhan
Maringgai 082183364838
47 Tohirin L 49
Desa Muara Gading Mas, Kec. Lab.
Maringgai 085279326813
48 Sutarmi P 39
Desa Sri Mino Sari, Kec. Labuhan
Maringgai 081379370771
49 Taufik Akbar L 28
Desa Labuhan Maringgai, Kec. Lab.
Maringgai 082379484454
50 Yulia P 37 Desa Sido Makmur, Kec. Melinting 082374177373
51 Siti Aliyah P 30 Desa Wana, Kec. Melinting 085210613952
52 Hadiyah P 40 Desa Tebing, Kec. Melinting 082374181809
53 Nurjanah P 41 Desa Tanjung Aji, Kec. Melinting 082376769983
54 Sulistya Wardani P 34 Desa Way Mili, Kec. Gunung Pelindung 085213956805
55 Siti Muniroh P 35 Desa Nibung, Kec. Gunung Pelindung 082373780575
56 Siti qoidah P 36
Desa Pelindung Jaya, Kec. Gunung
Pelindung 085279788475
57 Sudaryatmi P 41
Desa Negeri Agung, Kec. Gunung
Pelindung 0852758555
58 Sriyatun P 34 Desa Gunung Mekar, Kec. Jabung 081379062965
59 Rubiyani P 43 Desa Sambi Rejo, Kec. Jabung 081369540363
60 Arbangati P 36 Desa Mumbang Jaya, Kec. Jabung 085267262644
61 siti saudah P 31 Desa Beteng Sari, Kec. Jabung 085368339827
62 Ratri Rusdiya P 30
Desa Purwokencono, Kec. Sekampung
Udik 085838323319
52
63 Yosepin P 38
Desa Pugung Raharjo, Kec. Sekampung
Udik 085841158413
64 Suprapti P 43
Desa Mengandung Sari, Kec. Sekampung
Udik 085381770728
65 Bariyah P 36 Desa Toba, Kec. Sekampung Udik 081369631708
66 Rini Astuti P 35 Desa Gedung Wani, Kec. Marga Tiga 085669627538
67 Suparni P 46
Desa Gedung Wani Timur, Kec. Marga
Tiga 085367077273
68 Umiati P 40 Desa Negeri Katon, Kec. Marga Tiga 085658874752
69 Parmi P 50 Desa Tanjung Harapan, Kec. Marga Tiga 085840846353
70 Nurjanah P 45 Desa Sukaraja Tiga, Kec. Marga Tiga 082178100940
71 Nur Hidayati P 28 Desa Negeri Tua, Kec. Marga Tiga 085840499700
72 Ahmad Sahri L 37 Desa Negeri Jemanten, Kec. Marga Tiga 085269688071
73 Ida Susilawati P 32 Desa Nyampir, Kec. Bumi Agung 085669692883
74 Ihwanudin L 32 Desa Lehan, Kec. Bumi Agung 082380934938
75 Tampi P 29 Desa Catur Swako, Kec. Bumi Agung 085378532810
76 Sri Wahyuni P 32 Desa Mulyo Asri, Kec. Bumi Agung 085369775369
77 Novian Kemillianto L 21 Desa Margamulya, Kec. Bumi Agung 085768693779
78 Umi Maimunah P 42 Desa Sumbergede, Kec. Sekampung 081541443377
79 Sugondo L 36 Desa Giri Klopo Mulyo, Kec. Sekampung 085658801464
80 A. Muhiban L 33 Desa Sumbergede, Kec. Sekampung 085658883067
.
53
Lampiran 3.
KOMUNITAS MASYARAKAT PEDULI TB
(KMP TB “MANDIRI”)
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
1. Latar belakang
KMP TB Mandiri berdiri pada tanggal 7 Juni 2013 di Braja Asri dengan anggota
sebanyak 15 orang. Terdiri dari tiga perwakilan wilayah yakni braja selebah, way
jepara dan labuhan ratu. Masing-masing perwakilan wilayah mencakup semua
lapisan masyarakat baik tokoh agama, tokoh masyarakat serta simpatisan yang
peduli tentang TB.
2. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya KMP TB ini adalah ;
a. Untuk menjaga kesehatan supaya tidak terjangkit penyakit TB paru positif.
b. Untuk meminimalisir terjadinya penularan penyakit tb.
c. Untuk mensejahterakan masyarakat umumnya.
d. Mempererat tali silaturahi antar warga dengan KMP TB Mandiri
3. Dasar pemikiran
Dasar dilaksanakannya KMP TB ; Al Quran surat Al Maidah 5;32
Artinya; Dan barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah meelihara kehidupan manusia semuanya.
4. Sasaran KMP TB Mandiri
Seluruh lapisan masyarakat.
5. Susunan kepengurusan KMP TB Mandiri
Ketua ; Asriyah,S.Pdi
Wakil ketua ; Jumaroh
Bendahara ; Tutik
Sekretaris ; Suhermanto
Seksi bidang kegiatan ;
SEKSI PENYULUHAN DAN ADVOKASI ;
1. Siti rohani
2. Ngatini
3. Suparni
4. Susianti
5. Jatmiko
6. Reidi
7. Muh.ilyas
SEKSI PENDANAAN ;
54
1. Tri hardani
2. Surajio
3. Walinem
4. Umi muslimah
5. Imronah
6. Suparman
SEKSI HUMAS DAN LEMBAGA SOSIAL
1. Darusman
2. Haryanto
3. Sarnubi
4. Anton sujarwo
5. Eka sukandar
6.Pemasukan
a. Iuran anggota (15 orang x @ Rp 20.000 ) = Rp 300.000
b. Donatur = Rp 200.000
7. Pengeluaran
a. pemberian bantuan penderita tb paru positif
- beras 5 kg selama seminggu (5 x @ Rp 7.500) = Rp 37.500
- pemberian susu mild ( 1 x 7 hari x Rp 9.500 = Rp 66.500
- pemberian uang tunai (7 x Rp 70.000) = Rp 210.000
b. Pemberian bantuan kepada keluarga penderita TB = Rp 200.000
Dana yang dibutuhkan ; Rp 300.000.000
Perkiraan dana yang tersedia ; Rp 500.000
Kekurangan dana ; Rp 2.500.000
Pemasukan lain yang diharapkan adalah donatur dari Instansi Pemerintah
Way Jepara 23 Juni 2013
KETUA KMP TB MANDIRI SEKRETARIS
ASRIYAH,S.PdI SUHERMANTO
55
56
HASIL KESEPAKATAN ANTARA KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI TUBERKULOSIS (KMP-TB) AS SYIFA
DENGAN RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM PNPM-MP)KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
1. Bekerja sama dalam pemberian informasi bahaya TB kepada masyarakat.
2. Memberikan advokasi kepada pihak-pihak (stakeholder) dalam Program
Pemberantasan TB di Kabupaten Lampung Timur.
3. Melakukan koordinasi secara intensif dalam rangka memberikan
informasi terkait penanggulangan TB di masyarakat.
4. KMP TB ‘Assyifa dan RBMLampung Timur bersepakat saling mendukung
dalam kegiatan dan mengupayakan keterlibatan bersama.
5. Sharing anggaran dalam mencapai tujuan bersama.
Lampung Timur, 11 Desember 2012
KMP TB ‘AS-SYIFA Kabupaten Lampung Timur
AHMAD THOLIB, S.Ag.
RBM PNPM-MP Kabupaten Lampung Timur
S U D I B Y O, S.IP
57
STRUKTUR ORGANISASI RUANG BELAJAR MASYARAKAT (RBM)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
Ketua : SUDIBYO Sekretaris : ARIESTOTELES Wakil Sekretaris : MEIWAN FATHONI Bendahara : EJA WULANSARI I. Pokja perempuan:
1. Arifah Trisyanti 2. Andi Kurniawan 3. Diana Ambarwati 4. Sri Gumila
II. Pokja hukum HAM
1. Abdurrahman soleh 2. MS. Taufiq 3. Misdiyono
III. Pokja CBM
1. Tukasno 2. Maryadi 3. Drs. H. Misdar, MM 4. Fuad
IV. Pokja ekonomi
1. Mujoko 2. Purwianto 3. Chamim 4. Rajif
V. Pokja media
1. Afrizal 2. Nurrahmat 3. Ari Vanzona 4. Wahyu Niarto
58
Lampiran 4. Kuisioner
LEMBAR KUESIONER PENDERITA TB KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
& LAMPUNG TENGAH TAHUN 2014
NAMA PETUGAS : WILAYAH KERJA :
Petunjuk :
1. Sampaikan maksud dan tujuan penelitian
2. Bagi responden yang berkeberatan, walaupun sudah diberi penjelasan, jangan
dipaksa.
3. Bacakan pertanyaan yang ada pada kuisioner dan isi jawaban yang diberikan oleh
responden pada kuisioner.
4. Interview boleh menggunakan tambahan kata / kalimat dengan maksud untuk lebih
memperjelas pertanyaan , tetapi tidak boleh keluar dari isi pertanyaan.
5. Interview tidak diperbolehkan mengarahkan responden untuk memilih salah satu
jawaban, baik sengaja / tidak.
6. Ucapkan terima kasih kepada semua pihak responden yang telah membantu
wawancara ini.
A. IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama / Kode :
b. Umur :
c. Pendidikan terakhir :
d. Status Pernikahan :
d. Jumlah anggota Keluarga :
e. Pendidikan terakhir
1. Tidak Tamat SD/Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Tamat Akademi / Sarjana
f. Pekerjaan :
1. Tidak Bekerja / Ibu ruah tangga
59
2. Petani
3. Pegawai Swasta / Wiraswasta
4. Pegawai Negeri Sipil
B. PENGETAHUAN RESPONDEN
1. Menurut saudara apa penyebab dari TB Paru?
a. Kuman TB (Microbacterium Tuberculosis) (1)
b. Kuman Basil Tahan Basa (0)
60
c. Virus (0)
d. Tidak tahu (0)
2. Menurut saudara kuman TB paru dapat berada pada? a. Dahak penderita TB paru Positif (1)
b. Ludah penderita TB Paru Positif (1)
c. Alat makan penderita TB Paru positif (1)
d. Bekas Makanan TB Paru Positif (1)
e. Bekas Minuman TB Paru Positif (1)
f. Tidak Tahu (0)
3. Gejala utama pada tuberkulosis yang saudara ketahui adalah;
a. Batuk terus menerus dan bardahak selama 1 minggu (0)
b. Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 minggu (0)
c. Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih (1)
d. Tidak Tahu (0)
4. Gejala tambahan yang sering dijumpai pada gejala TBC adalah :
a.Dahak bercampur darah (1)
b. Batuk darah (1)
c. Sesak napas dan rasa nyeri dada (1)
d. Badan lemah dan napsu makan menurun (1)
e. Berat badan turun dan rasa kurang enak badan (1)
f. Berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan (1)
g. Tidak Tahu (0)
5. Menyakit Tuberkulosis merupakan jenis penyakit ?
a. Sangat Menular (1)
b. Tidak Menular (0)
c. Tidak Tahu (0)
6. Melalui apa yang saudara ketahui cara penularannya adalah :
a. Pada waktu batuk atau bersin (1)
b. Peredaran darah (1)
c. Berbicara terlalu dekat (1)
d. Saluran napas (1)
e. Melalui alat makan (1)
f. Tidak Tahu (0)
7. Menurut saudara yang dimaksud dengan perilaku membuang dahak di sembarang tempat
adalah :
a. Membuang dahak sembarangan di tempat-tempat umum (1)
b. Perilaku batuk menutup mulut (0)
c. Menampung dahak dalam wadah/pot dengan cairan lisol (0)
8. Menurut saudara tempat pembuangan dahak terakhir adalah :
a. Saluran pembuangan kamar mandi (0)
Penilaian :
Jawaban > 4 = 3
Jawaban 2- 4 = 2
Jawaban < 2 = 1
Penilaian :
Jawaban > 4 = 3
Jawaban 2- 4 = 2
Jawaban < 2 = 1
Penilaian :
Jawaban > 4 = 3
Jawaban 2- 4 = 2
Jawaban < 2 = 1
61
b. Mengubur (0)
c. Toilet dan disiram dengan air lisol (1)
9. Apakah saudara tahu riwayat terjadinya TBC ?
a. Tahu (1)
b. Tidak tahu ( lanjut ke no.11) (0)
10. Kalau tahu melalui apa yang saudara ketahui :
a. Tubuh yang tidak mempunyai daya kekebalan (1)
b. Penyakit kambuh kembali karena daya tahan tubuh menurun (0)
c. Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati (0)
11. Tujuan pengobatan TBC yang saudara ketahui adalah :
a. Menyembuhkan penderita (1)
b. Mencegah kematian (1)
c. Mencegah kekambuhan (1)
d. Menurunkan tingkat penularan (1)
e. Mencegah penularan terhadap keluarga (1)
f. Tidak Tahu (0)
12. Berapa tahap ada pengobatan TBC yang saudara ketahui
a. 1 Tahap (0)
b. 2 Tahap (1)
c. 3 Tahap (0)
13. Tahap apa saja yang saudara ketahui?
a. Tahap Intensif dan tahap lanjutan (1)
b. Tahap awal dan tahap lanjutan (0)
14. Penyuluhan TBC dapat dilakukan melalui :
a.. Penyuluhan langsung perorangan (1)
b. Penyuluhan kelompok (1)
c. Penyuluhan Massa (1)
d. Kemitraan dalam penanggulangan TBC (1)
e. Penyuluhan terhadap organisasi kesehatan (1)
f. Tidak Tahu (0)
C. SIKAP RESPONDEN
Keterangan pilihan jawaban : SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
Penilaian :
Jawaban > 4 = 3
Jawaban 2- 4 = 2
Jawaban < 2 = 1
Penilaian :
Jawaban > 4 = 3
Jawaban 2- 4 = 2
Jawaban < 2 = 1
62
STS = Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan Jawaban
5 4 3 2 1
SS S N TS STS
1. Penyakit TBC merupakan
penyakit yang sangat menular
2. Penderita TB Paru Positif
sebaiknya tidak membuang
dahak di sembarang tempat
3. Setiap orang batuk terus
menerus lebih dari 3 minggu
sebaiknya melakukan
pemeriksaan dahak
4. Penderita TB Paru Positif tidak
menularkan penyakit TB paru
kepada orang lain
5. Untuk menghindari risiko
penularan, saat batuk sebaiknya
menutup mulut dengan tissue,
sapu tangan
6. Agar orang lain tidak tertular
penyakit TB Paru, penderita TB
Paru sebaiknya berbicara tidak
terlalu dekat
7. Penderita TB Paru Positif tidak
perlu mempunyai alat makan
tersendiri
8. Pembuangan dahak sebaiknya
dalam pot khusus dan diberi
cairan lisol
9. Setuju kalau penderita TBC
dapat disembuhkan
63
D. PERILAKU RESPONDEN
1. Apakah saudara ketika batuk menutup mulut?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
2. Jika menutup mulut, jenis penutup mulut yang digunakan adalah :
a. Tissu atau Sapu Tangan (1)
b. Telapak tangan (0)
3. Apabila menggunakan penutup mulut ketika batuk maka :
a. Tissu di buang sembarang tempat (0)
b. Sapu Tangan dicuci dan direndam dengan larutan deterjen (1)
4. Apabila menggunakan penutup mulut, apa alasan saudara ?
a. Mencegah penyebaran kuman penyakit (1)
b. Terbiasa bila batuk menutup mulut (0)
5. Apakah saudara membuang dahak di wadah khusus?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
6. Bila dalam wadah khusus, wadah yang saudara gunakan adalah?
a. Pot bertutup dengan larutan lisol (1)
b. Pot biasa (0)
7. Apakah alat makan saudara terpisah dengan anggota keluarga lainya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
8. Apakah saudara tidur terpisah dengan anggota keluarga lainya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
9. Apakah saudara menjemur kasur pada terik matahari setiap harinya?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
10. Apakah saudara segera memeriksakan diri ke tempat pengobatan
ketika ada gejala sering Batuk-batuk, sesak nafas
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
11. Apakah saudara berhenti minum obat yang diberikan oleh petugas
kesehatan setelah gejala TB tidak muncul lagi ?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
64
E. PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)
1. Selama minum obat TB, apakah ada yang mengawasi saudara minum obat ?
a. Ada b. Tidak ada (langsung ke No. 4)
2. Siapa yang mengawasi saudara minum obat ?
a. Pet. Kesehatan 2. Anggota keluarga 3. Lainnya, sebutkan
……...................
3. Apakah PMO selalu mengawasi saudara waktu menelan obat ?
a. Ya 2. Tidak
4. Bila tidak ada PMO apa alasan saudara ?
a. Tidak tahu harus punya PMO
b. Malu penyakit diketahui orang lain
c. Tidak merasa perlu karena niat mau sembuh
d. Takut penyakit menular pada orang
e. PMO tidak pernah datang
f. Lainnya, sebutkan …
………………
F. PENYULUHAN OLEH PETUGAS KESEHATAN
1. Siapa yang melayani saudara berobat ataupun kontrol penyakit di Puskesmas selama
menelan obat ?
a. Dokter 2. Perawat/mantri 3. Kadang dokter, kadang
perawat/mantri
2. Berapa kali saudara dilayani langsung oleh dokter selama berobat TB ?
a. Tidak pernah
b. Satu sampai tiga kali dokter, selebihnya perawat/mantri
c. Empat kali atau lebih dilayani dokter
3. Apakah saudara diberikan penyuluhan tentang TB dan pengobatannya oleh
petugas kesehatan ?
a. Ya 2. Tidak ( Langsung ke pertanyaan F)
4. Apakah penyuluhan yang diberikan petugas pernah bersama-sama dengan pengawas
menelan obat saudara?
a. Ya b. Tidak
5. Berapa kali diberikan penyuluhan tentang TB dan pengobatannya oleh petugas
kesehatan ? ………….kali
6. Apakah saudara mengerti isi materi penyuluhan tersebut?
a. Ya. 2. Tidak (Langsung ke pertanyaan F)
Bila saudara mengerti, coba saudara jawab pertanyaan berikut:
7. Apa akibat TB tidak diobati ? (jawaban: Parah, menular, meninggal)
a. Betul b. Salah
8. Apa tujuan berobat TB paru teratur ? (Jawaban: Sembuh)
a. Betul b. Salah
9. Berapa lama harus minum obat ? ( Jawaban : 6
bulan)
65
a. Betul b. Salah
10. Apakah penyakit TB paru bisa menular (Jawaban : Ya)
a. Betul b. Salah
G. FAKTOR LINGKUNGAN
1. Kepadatan hunian rumah
Berapa orang yang tinggal menetap di rumah ini ?............................. orang
Luas lantai rumah/bangunan ............................ m2
Kepadatan hunian = jumlah Luas lantai rumah/bangunan
Jumlah orang yang tinggal menetap di rumah
= .......................................... m2/orang
2. Berapa jumlah ventilasi udara/jendela ........................................ buah
Ruang apa yang tidak ada ventilasi/jendela ................................
3. Pencahayaan ruangan ................................................................. lux
(matikan lampu saat mengukur pencahayaan)
4. Berapa kelembaban udara ruangan ............................................ %
5. Berapa suhu ruangan .................................................................. C
6. Apakah kondisi lantai dan dinding .............................................. lembab/tidak lembab
7. Jarak rumah dengan tempat pengobatan (puskesmas, dokter, mantri, dll
....................................... m.
TIM RISET TB LAMTIM & LAMTENG
UM METRO
2014
66
Lampiran 5. Workplan
WORK PLAN RISET ANALISIS SITUASI TB-HIV KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH DAN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2014
Tahapan Tujuan Capaian Sumber Data Tahapan
Pelaksanaan
PIC Waktu
Pelaksa
naan
Assesme
nt
19-25
mei
2014
Penyamaan presepsi dengan
semua anggota tim peneliti
Satu tujuan Dari orientasi di
yogyakarta
Rapat dengan
semua tim peneliti
Agus
Sutanto dan
Achyani
12-18
mei
2014
(7
Hari)
Pengumpulan data sekunder
Angka prevalensi (Kematian
dan kesakitan) penderita
TB, TB HIV, TB MDR dan
TB Anak
Data prevalensi
(Kematian dan
kesakitan) penderita
TB: TB HIV, TB
MDR, TB Anak
SR, SSR, PKBI,
Dinas
Kesehatan,
Puskesmas,
DPR, Bapeda,
NGO (KPA,
KMP)
Surat izin
Koordinasi tim
Kunjungan
lapangan
Singkronisasi dan
verifikasi data
Satrio dan
Sabdo
19-25
Mei
2014
(6
Hari)
Pengumpulan data sekunder
Data Demografi dan
Kepadatan Penduduk
Data Demografi dan
Kepadatan
Penduduk
Dinas
kepedudukan,
Kesra, Dinas
Kesehatan
Pengumpulan data sekunder
Sumber Daya Daerah
Data Sumber Daya
Daerah
Bappeda,
Susena
(pendidikan),
Surat izin
Koordinasi tim
Kunjungan
Rasuane
dan
Suharno
19-25
mei
2014
Nama Perguruan Tinggi/ Lembaga Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Metro
Nama Penanggung Jawab/Ketua
LEMLIT Prof. Dr. Juhri AM. M.Pd.
Alamat, telephone dan email
Perguruan Tinggi/ Lembaga anda
Jl. Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 15A Metro. Telp/Fax (0725)
42445-42454
HP.
Nama Ketua Tim Penelitian Dr. Agus Sutanto, M.Si dan Dr. Achyani, M.Si
Contak Person dan Email Ketua Tim 081540926645 email : [email protected] dan 081221257788 email :
Anggota Tim
Tim 1 : Dr. H. Agus Sujarwanta, M.Pd., Suyatno, S.E., M.Si., Akt., Suharno
Zen, M.Sc., Satrio Budi Wibowo, S.Psi., M.A
Tim 2 : Rasuane Noor, M.Sc., Dwi Irawan, ST., MT., Agil Lepiyanto,
S.Pd., M.Pd. Drs. Sabdo, M.Sos.I
67
Survei Rumah
Tangga (DHS)
lapangan
Singkronisasi dan
verifikasi data
Zen (6
Hari)
Pengumpulan data sekunder
Data Kebijakan dan
Peraturan
Perda kesehatan /TB Bappeda, Dinas
Kesehatan
Pengumpulan data sekunder
Profil layanan kesehatan
Profil layanan
kesehatan
Dinas
Kesehatan,
PKBI
Pengumpulan data sekunder
Anggaran TB (termasuk
diantaranya TB HIV dan TB
MDR) untuk tahun
anggaran 2014
data Anggaran TB
(APBD
DPA(daftar
pelaksanaan
anggaran))
DPRD,
Bappeda, Dinas
Kesehatan
Surat izin
Koordinasi tim
Kunjungan
lapangan
Singkronisasi dan
verifikasi data
Suyatno
dan Dwi
Irawan
19-25
mei
2014
(6
Hari)
Pengumpulan data sekunder
Anggaran tahun sebelumnya
tiga tahun terakhir
data Anggaran
tahun sebelumnya
tiga tahun terakhir
(APBD
DPA)
DPRD,
Bappeda, Dinas
Kesehatan
Informasi penganggaran
kesehatan, khususnya
AIDS-TB
data Anggaran
AIDS-TB (APBD
DPA)
APBD
DPA
Informasi peran stakeholder
dalam kebijakan AIDS-TB
Data Peran
stakeholder
PKK, Kader,
Puskesmas,
RSUD,
perusahaan,
media massa.
Surat izin
Koordinasi tim
Kunjungan
lapangan
Singkronisasi dan
verifikasi data
Suyatno
dan Agil
19-25
mei
2014
(6
Hari)
Analysis
26 mei
-10 juni
2014
Menyusun Instrumen ke
lapangan (proses re-check
dari data sekunder)
Lembar wawancara
Intrumen
pengamatan ke
lapangan
Data hasil
Assesment
Menyiapkan
instrumen
Memetakan lokasi
Pembagian lokasi
tim
Tim 1 dan
tim 2
26 mei
– 30
mei
(5 hari
)
Penelitia
n
Lapanga
n
(proses
re-check
dari data
sekunder
)
Mendapatkan kondisi
layanan kesehatan TB di
lapangan
Profil layanan
kesehatan TB di
lapangan
Pusat layanan
Kesehatan di
daerah
Surat izin
Penetapan lokasi
kunjungan dan
pelaksanaan
kunjungan
Tim 1 dan
tim 2
1 – 6
juni
(6 hari)
Mendapatkan data
prevelansi TB dengan me
re-check dari lapangan
data prevelansi TB
hasil re-check dari
lapangan
Tempat tinggal
dan Lingkungan
penderita
Mendapatkan hambatan
lapangan dalam penanganan
TB.
Profil hambatan
lapangan dalam
penanganan TB.
Penderita /
Masyarakat dan
Pusat layanan
Kesehatan
Mendapatkan temuan-
temuan baru dari proses
penanganan TB di lapangan.
Pofil proses
penanganan TB di
lapangan
Penderita /
Masyarakat dan
Pusat layanan
Kesehatan
Dampak dari kebijakan/
proses dan yang terjadi dari
penerapan penanganan TB
di wilayah
Profil Dampak dari
kebijakan/ proses
dan yang terjadi dari
penerapan
penanganan TB di
wilayah
Penderita /
Masyarakat,
Dinas
kesehatan,
puskesmas,
RT/RW, NGO
68
Analisis
Data
Lapanga
n
Analisis Profil Rumusan profil akar
masalah, prevalensi
AIDS-TB dan
tindakan aksi kunci
kemitraan
Data hasil
Assesment dan
data re-check
dari data
sekunder
Analisis data
Hasil analisis
disusun profil akar
masalah,
prevalensi AIDS-
TB
Tindakan aksi
kunci kemitraan
Tim 1 dn
tim 2
7-8
Juni
2014
(2 hari)
Analisa akar masalah
Mendapatkan gambaran
prevelansi kondisi AIDS-TB
di lapangan
Pilihan tindakan /aksi kunci
kemitraan
Action
9 - 20
juni
2014
Draft Awal menuliskan data
yang sudah didapatkan,
proses analisa atas situasi
yang telah dilakukan, dan
gambaran rekomendasi yang
muncul dari proses analisa.
Daft Laporan hasil
analisis situasi TB-
AIDS kabupaten
Lampung Tengah
dan Lampung Timur
Hasil Analisis
Data
Menyusun laporan
hasil
Tim 1 dan
Tim 2
9 juni
(1 hari)
Seminar di internal tim
peneliti dan Tim Quality
Control
Masukan dan
penyempurnaan
laporan
Draft Laporan
hasil
Melakukan
seminar di internal
internal di
rencanakan di UM
lampung di bandar
lampung
Tim 1 dan
tim 2
10 Juni
2014
(1 hari)
Seminar ekternal perguruan
tinggi untuk mendapatkan
input rekomendasi lintas
stake-holder
Masukan dan
meyakinkan stake-
holder bahwa
masalahn TB-AIDS
menjadi tanggung
jawab bersama yang
akan ditindaklanjuti
di unit masing
Draft Laporan
hasil seminar
internal
Menentukan dan
mengundang
stake-holder
Melakukan
seminar eksternal
Tim 1 dan 2 17 juni
2014
(1 hari)
Laporan akhir disamping
menampilkan hasil
keseluruhan proses
penelitian, terdiri dari :
Menjelaskan latar belakang
kondisi umum
Menjelaskan kondisi
struktur dan relasinya
Kondisi umum Penanganan
AIDS-TB
Laporan Akhir Draft Laporan
hasil seminar
ekternal
Penyusunan dan
pengiriman
laporan hasil akhir
Tim 1 dan
tim 2
18-20
juni
2014
(3 hari)
Ket :
TIM 1 : riset di wilayah Lampung Timur
TIM 2 : riset di wilayah Lampung Tengah
Qc (Quality Control) : Ahmad Muttaqin, M.Ag., Ma., Ph.D (Yogyakarta)
Sr (Sub Resifient): Antonius S.Ie (Bandar Lampung)
SSR (Sub Resifient): Jarwo
69
Lampiran 6. Log Book
LOG BOOK
(Buku Catatan Harian Penelitian)
Judul Penelitian
ANALISIS SITUASI TB-HIV KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN
2014
Peneliti
Dr. Agus Sutanto, M.Si
Tahun Anggaran 2014
70
Keterangan Penelitian
Judul Penelitian
: Analisis Situasi TB-HIV Kabupaten
Lampung Timur Tahun 2014
Skim Penelitian :
Ketua Majelis DIKTI
PPM/Konsultan*)
:
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat dan Golongan d. Jabatan Fungsional e. Fakultas/Program Studi
: . Agus Sutanto, M.Si
: Laki-Laki
:
: Lektor Kepala
: FKIP / Pendidikan Biologi
Anggota Peneliti : Dr. H. Agus Sujarwanta, M.Pd., Suyatno, S.E., M.Si.,
Akt., Suharno Zen, M.Sc., Satrio Budi Wibowo, S.Psi.,
M.A
: Kabupaten Lampung Tengan dan Lampung Timur
: 40.000.0000
: Rekomendasi
Lokasi Penelitian
Biaya Penelitian
Sasaran Akhir Penelitian
Lampung , ……………………….2014
Menyetujui: *)
Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,
…………………………….. ……………………………...
MBM. MBM
71
Bulan : .................................
Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)
No. Tanggal
(dan jam) Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data, sketsa,
gambar, analisis singkat dsb)
Metro , …… ……………………..
Menyetujui: *)
Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,
…………………………….. ………………………………
MBM. MBM
72
Bulan : .................................
Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)
No. Tanggal
(dan jam) Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Metro, …… ……………………..
Menyetujui: *)
Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,
…………………………….. ……………………………….
MBM. MBM
73
Bulan : .................................
Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)
No. Tanggal
(dan jam) Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
Metro, …… ……………………..
Menyetujui: *)
Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,
…………………………….. ……………………………….
MBM. MBM
74
Bulan : .................................
Catatan Kemajuan Penelitian (tambah halaman sesuai kebutuhan)
Metro , …… ……………………..
Menyetujui: *)
Ketua Majelis DIKTI PPM Ketua Peneliti,
…………………………….. ……………………………….
MBM. MBM
No. Tanggal
(dan jam) Kegiatan
Catatan Kemajuan
(berisi data yg diperoleh, keterangan data,
sketsa, gambar, analisis singkat dsb)
75
Lampiran 7. Uji statistika
FILE='C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav'.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
GRAPH
/HISTOGRAM=JK .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
JK
2.502.001.501.000.50
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Mean =1.54Std. Dev. =0.502
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Umur .
76
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
Umur
3.503.002.502.001.501.000.50
Freq
uenc
y
40
30
20
10
0
Mean =2.42Std. Dev. =0.532
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Pendidikan .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
77
Pendidikan
2.502.001.501.000.500.00-0.50
Fre
qu
en
cy
50
40
30
20
10
0
Mean =1.00Std. Dev. =0.415
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Status .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
78
Status
1.501.000.500.00-0.50
Fre
qu
en
cy
60
50
40
30
20
10
0
Mean =0.90Std. Dev. =0.305
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Jumlah_Keluarga .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
79
Jumlah_Keluarga
10.008.006.004.002.000.00-2.00
Fre
qu
en
cy
20
15
10
5
0
Mean =3.95Std. Dev. =1.898
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Pekerjaan .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
80
Pekerjaan
2.502.001.501.000.500.00-0.50
Fre
qu
en
cy
50
40
30
20
10
0
Mean =0.93Std. Dev. =0.45
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Prilaku_k .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
81
Prilaku_k
1.501.000.500.00-0.50
Fre
qu
en
cy
40
30
20
10
0
Mean =0.53Std. Dev. =0.504
N =59
GRAPH
/HISTOGRAM=Sikap_K .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
Sikap_K
2.502.001.501.000.500.00-0.50
Fre
qu
en
cy
50
40
30
20
10
0
Mean =1.66Std. Dev. =0.576
N =59
82
GRAPH
/HISTOGRAM=Pengetahuan_K .
Graph
[DataSet1] C:\Users\Satrio Budi\Documents\Data TB\New folder
(2)\Data.sav
asilAnalisisDeskriptif
Frequencies
Statistics
59 59 59 59 59 59 59 59 59
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Valid
Missing
N
JK Umur Pendidikan Status
Jumlah_
Keluarga Pekerjaan Prilaku_k Sikap_K
Pengetah
uan_K
Frequency Table
JK
27 45.8 45.8 45.8
32 54.2 54.2 100.0
59 100.0 100.0
Wanita
Laki-Laki
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Umur
1 1.7 1.7 1.7
32 54.2 54.2 55.9
26 44.1 44.1 100.0
59 100.0 100.0
< 15
15 - 45
> 46
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
83
Pendidikan
5 8.5 8.5 8.5
49 83.1 83.1 91.5
5 8.5 8.5 100.0
59 100.0 100.0
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Status
6 10.2 10.2 10.2
53 89.8 89.8 100.0
59 100.0 100.0
Belum Menikah
/ Janda / Duda
Menikah
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Jumlah_Keluarga
3 5.1 5.1 5.1
2 3.4 3.4 8.5
6 10.2 10.2 18.6
13 22.0 22.0 40.7
16 27.1 27.1 67.8
6 10.2 10.2 78.0
8 13.6 13.6 91.5
3 5.1 5.1 96.6
1 1.7 1.7 98.3
1 1.7 1.7 100.0
59 100.0 100.0
.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pekerjaan
8 13.6 13.6 13.6
47 79.7 79.7 93.2
4 6.8 6.8 100.0
59 100.0 100.0
Tidak Bekerja
Petani
Pegawai Swasta
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
84
Prilaku_k
28 47.5 47.5 47.5
31 52.5 52.5 100.0
59 100.0 100.0
Buruk
Kurang Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sikap_K
3 5.1 5.1 5.1
14 23.7 23.7 28.8
42 71.2 71.2 100.0
59 100.0 100.0
Buruk
Kurang Baik
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pengetahuan_K
56 94.9 94.9 94.9
3 5.1 5.1 100.0
59 100.0 100.0
Tidak Baik
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
HasilAnalisis MANOVA (Multivariate Analysis Of Variance)
General Linear Model
85
Between-Subjects Factors
Wanita 27
Laki-Laki 32
< 15 1
15 - 45 32
> 46 26
Tidak
Tamat SD5
Tidak
Tamat SMA49
Tamat SMA 5
Belum
Menikah /
Janda /
Duda
6
Menikah 53
3
2
6
13
16
6
8
3
1
1
Tidak
Bekerja8
Petani 47
Pegawai
Swasta4
1.00
2.00
JK
1.00
2.00
3.00
Umur
.00
1.00
2.00
Pendidikan
.00
1.00
Status
.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
Jumlah_Keluarga
.00
1.00
2.00
Pekerjaan
Value Label N
Tests of Between-Subjects Effects
Source Dependent Variable
Type III Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Partial Eta Squared
Corrected Model
Prilaku 193.067(b) 23 8.394 1.333 .217 .467
Sikap 2040.186(c) 23 88.704 1.770 .062 .538 Pengetahuan 435.282(d) 23 18.925 1.218 .293 .445 Intercept Prilaku 366.850 1 366.850 58.241 .000 .625 Sikap 15275.253 1 15275.253 304.811 .000 .897 Pengetahuan 1120.313 1 1120.313 72.123 .000 .673 JK Prilaku 4.352 1 4.352 .691 .411 .019 Sikap 10.515 1 10.515 .210 .650 .006 Pengetahuan 31.518 1 31.518 2.029 .163 .055 Umur Prilaku 5.579 1 5.579 .886 .353 .025 Sikap 105.752 1 105.752 2.110 .155 .057
86
Pengetahuan 3.571 1 3.571 .230 .635 .007 Pendidikan Prilaku 13.102 2 6.551 1.040 .364 .056 Sikap 236.200 2 118.100 2.357 .110 .119 Pengetahuan 77.733 2 38.867 2.502 .096 .125 Status Prilaku 42.617 1 42.617 6.766 .014 .162 Sikap 119.157 1 119.157 2.378 .132 .064 Pengetahuan 26.224 1 26.224 1.688 .202 .046 JumlahKeluarga
Prilaku 8.862 1 8.862 1.407 .244 .039
Sikap 184.912 1 184.912 3.690 .063 .095 Pengetahuan 2.421 1 2.421 .156 .695 .004 Pekerjaan Prilaku 22.794 2 11.397 1.809 .179 .094 Sikap 33.184 2 16.592 .331 .720 .019 Pengetahuan 41.600 2 20.800 1.339 .275 .071 Error Prilaku 220.458 35 6.299 Sikap 1753.983 35 50.114 Pengetahuan 543.667 35 15.533 Total Prilaku 2293.000 59 Sikap 71523.000 59 Pengetahuan 6661.000 59 Corrected Total
Prilaku 413.525 58
Sikap 3794.169 58 Pengetahuan 978.949 58
a Computed using alpha = .05
b R Squared = .467 (Adjusted R Squared = .117)
c R Squared = .538 (Adjusted R Squared = .234)
d R Squared = .445 (Adjusted R Squared = .080)
Post Hoc Tests
Pendidikan
87
Multiple Comparisons
Bonferroni
-1.6939 1.17827 .478 -4.6567 1.2689
-2.8000 1.58730 .259 -6.7913 1.1913
1.6939 1.17827 .478 -1.2689 4.6567
-1.1061 1.17827 1.000 -4.0689 1.8567
2.8000 1.58730 .259 -1.1913 6.7913
1.1061 1.17827 1.000 -1.8567 4.0689
-7.8082 3.32348 .074 -16.1652 .5489
-9.4000 4.47722 .129 -20.6582 1.8582
7.8082 3.32348 .074 -.5489 16.1652
-1.5918 3.32348 1.000 -9.9489 6.7652
9.4000 4.47722 .129 -1.8582 20.6582
1.5918 3.32348 1.000 -6.7652 9.9489
-4.8612* 1.85032 .038 -9.5139 -.2085
-6.8000* 2.49266 .030 -13.0679 -.5321
4.8612* 1.85032 .038 .2085 9.5139
-1.9388 1.85032 .906 -6.5915 2.7139
6.8000* 2.49266 .030 .5321 13.0679
1.9388 1.85032 .906 -2.7139 6.5915
(J) Pendidikan
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
(I) Pendidikan
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Tidak Tamat SD
Tidak Tamat SMA
Tamat SMA
Dependent Variable
Prilaku
Sikap
Pengetahuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval
Based on observed means.
The mean difference is significant at the .05 level.*.
Pekerjaan
Multiple Comparisons
Bonferroni
-.7473 .95988 1.000 -3.1610 1.6663
1.1250 1.53690 1.000 -2.7396 4.9896
.7473 .95988 1.000 -1.6663 3.1610
1.8723 1.30718 .483 -1.4146 5.1593
-1.1250 1.53690 1.000 -4.9896 2.7396
-1.8723 1.30718 .483 -5.1593 1.4146
-3.5718 2.70749 .587 -10.3799 3.2363
-2.3750 4.33505 1.000 -13.2757 8.5257
3.5718 2.70749 .587 -3.2363 10.3799
1.1968 3.68710 1.000 -8.0746 10.4682
2.3750 4.33505 1.000 -8.5257 13.2757
-1.1968 3.68710 1.000 -10.4682 8.0746
-.4787 1.50737 1.000 -4.2691 3.3116
1.0000 2.41350 1.000 -5.0689 7.0689
.4787 1.50737 1.000 -3.3116 4.2691
1.4787 2.05276 1.000 -3.6830 6.6405
-1.0000 2.41350 1.000 -7.0689 5.0689
-1.4787 2.05276 1.000 -6.6405 3.6830
(J) Pekerjaan
Petani
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Petani
Petani
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Petani
Petani
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Petani
(I) Pekerjaan
Tidak Bekerja
Petani
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Petani
Pegawai Swasta
Tidak Bekerja
Petani
Pegawai Swasta
Dependent Variable
Prilaku
Sikap
Pengetahuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval
Based on observed means.
88
Lampiran 8. Foto penderita TB +
Foto 1. Penderita di Braja Selebah
89
Foto 2. Keadaan kamar penderita
90
Foto 3. Penderita di marga tiga
91
Foto 5. Keadaan rumah penderita di marga tiga
Foto 6. Ruang dapur yang jadi satu dengan ruang makan
92
Foto 7. Pasien di sekampung udik
93
Foto 8. KMP TB WAY JEPARA
Foto 9. Kegiatan wawancara dengan penderita
94
Foto 10. Wawancara dengan kader dan penderita
95
Foto 11. Akses jalan menuju rumah penderita
96