ANALISIS RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) AGRIBISNIS JAGUNG
(KASUS : DESA TIGABINANGA, KEC. TIGABINANGA
KAB. KARO)
SKRIPSI
M. RAIHAN AUFAR
120304044
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
ANALISIS RANTAI PASOK (SUPPLY CHAIN) AGRIBISNIS JAGUNG
(KASUS : DESA TIGABINANGA, KEC. TIGABINANGA
KAB. KARO)
SKRIPSI
OLEH:
M. RAIHAN AUFAR
120304044
AGRIBISNIS
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK M. RAIHAN AUFAR (120304044) dengan judul skripsi “Analisis Rantai Pasok
(Supply Chain) Agribisnis Jagung (Kasus : Desa Tigabinanga, Kecamatan
Tigabinanga, Kabupaten Karo)”. Penelitian ini dibimbiing oleh Ibu Sri Fajar Ayu
SP, MM, DBA. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si
selaku Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017
bertujuan yang pertama untuk menganalisis kondisi rantai pasok (supply chain)
jagung di daerah penelitian, tujuan kedua untuk menganalisis besar biaya pemasaran,
price spread, dan share margin setiap saluran dan tujuan ketiga untuk menganalisis
kinerja rantai pasok (supply chain) jagung di daerah penelitian. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara purposive (sengaja). Jenis data yang digunakan adalah
data primer melalui wawancara langsung dengan petani dan data sekunder dari
instansi maupun lembaga yang terkait. Metode analisis data menggunakan analisis
deskriptif, analisis tabulasi sederhana dan menghitung efisiensi pemasaran. Hasil
penelitian yang pertama adalah rantai pasok komoditas jagung di daerah penelitian
sudah baik. yang kedua adalah price spread pada saluran pemasaran komoditas
jagung yaitu ditingkat petani dengan harga jual Rp 3.000/Kg. Di tingkat kilang
menjual dengan pabrik pengolahan/penggilingan sebesar Rp 4.000/Kg. Di tingkat
pabrik pengolahan/penggilingan menjual ke pedagang pengecer sebesar Rp 7.500/Kg.
Di tingkat pedagang pengecer menjual ke konsumen sebesar Rp 8.000/Kg. Jumlah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan kilang, pabrik pengolahan/penggilingan dan
pedagang pengecer adalah Rp 2.495/Kg, sedangkan harga jual petani adalah Rp
3.000/Kg dan harga beli konsumen adalah Rp 8.000/Kg. Dengan demikian margin
pemasaran jagung melalui saluran tersebut adalah Rp 5.000, profit pedagang
perantara sebesar Rp 2.505/Kg atau rata-rata nisbah margin keuntungan sebesar Rp
835/Kg. Dan yang ketiga adalah Kinerja rantai pasok komoditas jagung di daerah
penelitian sudah baik.
Kata Kunci: Rantai Pasok, Agribisnis, Jagung.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT M. RAIHAN AUFAR (120304044) with the title of thesis "Supply Chain Analysis
of Corn Agribusiness (Case: Tigabinanga Village, Tigabinanga Subdistrict,
Karo Regency)". Led by Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA. as the head of the supervising
commision and Ir. M. Jufri, M. Si as a member of the supervising commission. The
research conducted in 2017 purposing the first to analyze the condition of the corn
supply chain in the research location, the second objective is to analyze the marketing
cost, the price spread, and the share margin of each channel and the third goal to
analyze supply chain of performance corn in the study location. Purposive technique
was used to determine the research location. The type of data used is primary data
through direct interviews with farmers and secondary data from relevant agencies nor
institutions. Methods of data analysis using descriptive analysis, simple tabulation
analysis and calculate marketing efficiency. The first result of the research is corn
supply chain in the research location is good. the second is the price spread on the
corn marketing commodity channel that is at the farm level with the selling price of
Rp 3.000 / Kg. At the refinery level it sells with a processing / milling factory of Rp
4,000 / Kg. At the milling / processing factory level sells to a retailer of Rp 7,500 /
kg. At the merchant retailer level sells to the consumer Rp 8.000 / Kg. The total cost
incurred by refineries, processing plants / mills and retailers is Rp 2.495 / Kg, while
the selling price of farmers is Rp 3,000 / Kg and the purchase price of consumers is
Rp 8.000 / Kg. Then, the corn marketing margin through the channel is Rp 5.000, the
profit of the intermediary trader is Rp 2,505 / kg or the average profit margin of Rp
835 / kg. And the third is the performance of the corn supply chain in the research
location is good.
Keyword: Supply Chain, Agribusiness, Corn.
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
M. Raihan Aufar, lahir di Medan pada tanggal 2 September 1995, sebagai anak ke-1
dari Bapak Dr. Hendra Alfan dan Ibu Nony Evita.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 2000 masuk Taman Kanak-kanak As-Saadah di Medan lulus tahun 2001.
2. Tahun 2001 masuk SD Al-Ulum di Medan lulus tahun 2007.
3. Tahun 2007 masuk SMP Al-Azhar di Medan lulus tahun 2009.
4. Tahun 2009 masuk SMA YPSA di Medan lulus tahun 2012.
5. Tahun 2012 masuk di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.
Kegiatan yang pernah diikuti selama kuliah :
1. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Nagori Darma Kitang
Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada
bulan Agustus tahun 2015.
2. Melaksanakan penelitian skripsi pada tahun 2017 di Desa Tigabinanga,
Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya
serta nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Agribisnis
Jagung (Kasus : Desa Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten
Karo)”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA. selaku ketua komisi pembimbing, serta Bapak
Ir. M. Jufri, M.Si selaku anggota komisi pembimbing dan seketaris Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah
memebimbing dan memberikan masukan yang sangat berharga kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Ibu Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3. Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya
Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu seluruh proses
administrasi.
4. Seluruh instansi yang terkait dalam penelitian ini yang telah membantu penulis
dalam memperoleh data dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
5. Para sahabat yang memberikan penulis motivasi dan membantu dalam
penyelesaian skripsi ini seperti Nana, Dina, Anggi, Febri, Imam, Ira, Wanul,
Adhy, Alfitra, Fira, Alfredo, Max, Faiz, Ade, Bakti, Andre, Fauzy serta seluruh
angkatan 2012 Program Studi Agribisnis ataupun teman-teman lainnya yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
6. Kedua orang tua, Bapak Dr. Hendra Alfan dan Ibunda Nony evita juga kepada
saudara kandung Nabila, Bayu dan Rizky yang selalu memberi dukungan,
perhatian, serta materi dalam melakukan kegiatan apapun yang bersifat positif
dari awal penulis masuk pendidikan formal sehingga penulis menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dari skripsi ini,
maka dari itu penulis akan menerima segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2018
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
1.4 Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 5
2.1.1 Jagung ...................................................................................................... 5
2.1.2 Rantai Pasok (Supply Chain) ................................................................... 7
2.1.3 Pemasaran ................................................................................................ 9
2.1.4 Lean Thinking .......................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori ................................................................................................ 10
2.2.1 Manajemen Rantai Pasok ...................................................................... 10
2.2.2 Biaya Pemasaran.................................................................................... 10
2.2.3 Margin Pemasaran ................................................................................. 11
2.2.4 Kinerja Rantai Pasok ............................................................................. 14
2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 16
2.4 Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian .............................................................. 21
3.2 Metode Pengambilan Sampel .......................................................................... 22
3.2.1 Untuk Produsen ..................................................................................... 22
3.2.2 Pedagang atau Lembaga Pemasaran ...................................................... 23
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 23
3.4 Metode Analisis Data ...................................................................................... 23
3.5 Definisi dan Batasan Operasional .................................................................... 26
Universitas Sumatera Utara
3.5.1 Definisi .................................................................................................. 26
3.5.2 Batasan Operasional .............................................................................. 28
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
SAMPEL
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................................... 29
4.1.1 Penggunaan Tanah ................................................................................. 29
4.1.2 Keadaan Penduduk ................................................................................ 30
4.1.3 Perekonomian Kelurahan ...................................................................... 31
4.1.4 Sarana dan Prasarana ............................................................................. 32
4.2 Karakteristik Petani Sampel ............................................................................ 33
4.2.1 Petani Jagung di Desa Tigabinanga ....................................................... 33
4.2.2 Kilang .................................................................................................... 34
4.2.3 Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung............................................... 35
4.2.4 Pedagang Pengecer ................................................................................ 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kondisi Rantai Pasok Komoditas Jagung ........................................................ 37
5.1.1 Pemasok Bahan Baku ............................................................................ 37
5.1.2 Petani Produsen ..................................................................................... 42
5.1.3 Kilang .................................................................................................... 44
5.1.4 Pabrik Pengolahan/Penggilingan ........................................................... 45
5.1.5 Pedagang Pengecer ................................................................................ 46
5.2 Biaya Pemasaran, Price Spread dan Share Margin pada Saluran (Petani-
Kilang-Pabrik Pengolahan-Pedagang Pengecer-Konsumen) ........................... 46
5.3 Kinerja Rantai Pasok ....................................................................................... 50
5.3.1 Efisiensi Pemasaran ............................................................................... 51
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 53
6.2 Saran ................................................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Hal
1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Jagung di Sumatera
Utara Tahun 2013-2015 .......................................................................... 2
2. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 16
3. Luas Pertanaman, Produksi dan Produktivitas Jagung Per
Desa/Kelurahan di Kecamatan Tigabinanga Tahun 2016 ....................... 21
4. Distribusi Penggunaan Tanah di Desa Tigabinanga Tahun 2016 ........... 30
5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa
Tigabinanga Tahun 2016......................................................................... 31
6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa
Tigabinanga Tahun 2016......................................................................... 31
7. Sarana dan Prasarana di Desa Tigabinanga Tahun 2016 ........................ 32
8. Karakteristik Petani Sampel di Desa Tigabinanga .................................. 33
9. Karakteristik Kilang (Gudang) Pemipil Jagung di Desa
Tigabinanga ............................................................................................. 34
10. Karakteristik Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung .......................... 35
11. Karakteristik Pedagang Pengecer ............................................................ 35
12. Rata-Rata Biaya Penggunaan Benih Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................ 38
13. Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................ 39
14. Rata-Rata Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................ 40
15. Rata-Rata Biaya Upah Penggunaan Tenaga Kerja
Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga .................................................. 41
16. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................ 42
17. Rata-Rata Jumlah Produksi dan Harga Usahatani Jagung
Universitas Sumatera Utara
di Desa Tigabinanga ................................................................................ 44
18. Komponen Biaya Pemasaran, Price Spread, Share Margin
dan Profit Margin Jagung Pipil Kering per Kilogram
Menjadi Ransum Ternak ......................................................................... 49
19. Efisiensi Saluran Pemasaran di Desa Tigabinanga ................................. 51
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Hal
1 Skema Kerangka Pemikiran………………....................... 20
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan
1. Karakteristik Petani Sampel Jagung di Desa Tigabinanga .....................
2. Karakteristik Kilang (Gudang) Pemipil Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
3. Karakteristik Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung ..........................
4. Karakteristik Pedagang Pengecer ............................................................
5. Jumlah dan Biaya Penggunaan Benih Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
6. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
7. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
8. Jumlah dan Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani
Jagung di Desa Tigabinanga ...................................................................
9. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
10. Biaya Sewa Traktor Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga .................
11. Jumlah Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
12. Total Biaya Saluran Pemasaran Rantai Pasok Usahatani Jagung di
Desa Tigabinanga ....................................................................................
13. Biaya Pemasaran, Price Spread dan Share Margin Jagung
di Desa Tigabinanga ................................................................................
14. Efisiensi Rantai Pasok Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga .............
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah untuk memenuhi kebutuhan pangan. Pangan merupakan kebutuhan pokok
bagi manusia untuk melangsungkan hidupnya pada saat ini.
Di Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di
beberapa tempat, jagung merupakan bahan makanan pokok utama sebagai pengganti
beras atau sebagai campuran beras. Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini cukup
besar yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering per tahun. Adapun konsumsi jagung
terbesar yaitu untuk pangan dan industri pakan ternak. 51% bahan baku pakan ternak
yaitu jagung (Purwono dan Hartono, 2011).
Produksi jagung terbesar di Indonesia terdapat di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur dan
Jawa Tengah, masing-masing lima juta ton per-tahun. Setelah itu menyusul beberapa
daerah di Sumatera, antara lain Sumatera Utara dan Lampung, sehingga produksi
Indonesia mencapai 16 juta ton pertahun
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Provinsi Sumatera Utara diharapkan menjadi sentra produsen jagung terbesar di
Indonesia. Hal ini diupayakan untuk menjawab tantangan kekurangan jagung di
Sumatera Utara. Untuk berbagai kepentingan, Sumatera Utara masih kekurangan
jagung. Kebutuhan jagung Sumatera Utara mencapai 2000 ton per hari sementara
kebutuhan ini hanya dipenuhi sebesar 700 ton. Akibatnya kekurangan itu harus
dipenuhi dengan cara mengimpor. Agar impor itu bisa dikurangi, Sumatera Utara
terus berupaya mengembangkan produksi jagung. Diantaranya Kabupaten Toba
Samosir dengan melakukan kerjasama dengan investor Singapura dengan
mengembangkan lahan jagung seluas 40.000 ha, di Tapanuli Utara 52.000 ha serta di
Tapanuli Selatan 41.000 ha (Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Jagung di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki peranan penting bagi pemerintahan,
produsen jagung, dan konsumen jagung. Jagung berguna dalam meningkatkan
ketahanan pangan, menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Provinsi Sumatera
Utara, dan sebagai sumber pendapatan bagi produsen. Penggunaan lahan untuk
tanaman jagung di Sumatera Utara yang cukup besar dapat dilihat pada Tabel 1
berikut:
Tabel 1. Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Jagung di Sumatera
Utara tahun 2013-2015
Tahun Luas Lahan
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kw//Ha)
2013 211.750 1.182.928 55,86
2014 200.603 1.159.795 57,82
2015 243.772 1.519.407 62,33
Sumber : Badan Pusat Statistik (2016)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa luas lahan jagung dari tahun 2013 – 2015 meningkat
secara signifikan, produksi dan produktivitas jagung juga meningkat setiap tahunnya.
Adapun konsumsi jagung terbesar untuk pangan dan industri pakan ternak. Hal ini
dikarenakan sebanyak 51% bahan baku pakan ternak adalah jagung. Hal ini dapat
dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan
meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran bahan pakan ternak
(Budiman, 2011).
Untuk memenuhi kebutuhan jagung di berbagai daerah, maka diperlukan penyaluran
yang baik dari tingkat produsen ke tingkat konsumen, penyaluran itu dinamakan
rantai pasok (supply chain). Penyaluran dimulai dari petani sebagai produsen yang
kemudian menjual barangnya kepada pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul
kemudian menyalurkan jagung tersebut ke pasar maupun kepabrik pakan ternak.
Penyaluran tersebut dinilai baik apabila tiap saluran/perantara memperlancar proses
kegiatan tataniaga dan selisih harga yang dibayarkan ke produsen dan harga beli
Universitas Sumatera Utara
konsumen tidak terlalu jauh. Namun pada kenyataan di lapangan, harga beli
konsumen antara Rp.3500-7000 sedangkan harga jual produsen kepada pedagang
pengumpul antara Rp.2000-2500. Harga tersebut tergolong rendah untuk diperoleh
produsen. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti rantai pasok jagung di
daerah penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka berikut ini adalah beberapa
permasalahan yang akan di teliti:
1. Bagaimana kondisi rantai pasok (supply chain) jagung di daerah penelitian?
2. Berapa besar biaya pemasaran, price spread dan share margin pada setiap
saluran?
3. Bagaimana kinerja rantai pasok (supply chain) jagung di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1 Untuk menganalisis kondisi rantai pasok (supply chain) jagung di daerah
penelitian.
2 Untuk menganalisis besar biaya pemasaran, price spread dan share margin pada
setiap saluran.
3 Untuk menganalisis kinerja rantai pasok (supply chain) jagung di daerah
penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki rantai pasok (supply
chain) di daerah penelitian.
2. Sebagai referensi bagi pihak yang membutuhkan dalam melakukan penelitian
tentang rantai pasok (supply chain).
Universitas Sumatera Utara
3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Jagung
Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah beras. Selain
sebagai bahan pangan, jagung juga banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak.
dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan juga semakin
meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi sehingga terjadi
kekurangan setiap tahunnya sebesar 1,3 juta ton yang harus dipenuhi melalui impor.
Untuk menutupi kebutuhan pasokan jagung perlu diupayakan melalui peningkatan
produksi (Bakhri. 2007).
Menurut Purwono dan Hartono (2011), secara umum klarifikasi dan sistematika
tanaman jagung sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae (Graminae)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Tanaman jagung termasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Susunan tubuh
(morfologi) tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar, yaitu akar utama, akar
cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai
alat untuk mengisap air serta garam-garam yang terdapat dalam tanah, mengeluarkan
zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan, dan alat pernafasan. Sistem
perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara.
Universitas Sumatera Utara
Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah dengan
sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif. Akar-akar seminal ini
tumbuh pada saat biji berkecambah. Pertumbuhan akar seminal pada umumnya
menuju arah bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar. Akar
koronal merupakan akar yang tumbuh dari bagian dasar pangkal batang, akar-akar ini
tumbuh ke arah atas dari jaringan batang setelah plumula muncul. Akar udara
berfungsi sebagai akar pendukung untuk memperkokoh batang terhadap kerebahan
dan juga berperan dalam proses asimilasi.
Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas bervariasi
antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang, kecuali pada jagung
manis sering tumbuh beberapa cabang (beranak) yang muncul dari pangkal batang.
Panjang batang jagung berkisar antara 60-300 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-
ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang telah
berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Bagian tengah batang terdiri atas sel-
sel parenchyma, yaitu seludang pembuluh yang diselubungi oleh lapisan keras,
termasuk lapisan epidermis.
Daun jagung tumbuh melekat pada ruas-ruas batang. Struktur daun jagung terdiri atas
tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun (ligula), dan helaian daun. Bagian
permukaann daun berbulu, dan terdiri atas sel-sel bullifor. Bawah daun pada
umumnya tidak berbulu. Jumlah daun tiap tanaman (pohon) bervariasi antara 8-48
helai. Ukuran daun berbeda-beda, yaitu panjang antara 30-150 cm, dan lebar
mencapai 15 cm. Letak daun pada batang termasuk daun duduk bersilangan.
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina
berada pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun
bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 dan ke-8 dari bunga jantan
(Purwono dan Hartono, 2011).
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis. Tergantung dari
tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat
Universitas Sumatera Utara
dibedakan dalam empat tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak
kering/masak mati. Ciri jagung siap di panen adalah: umur panen adalah 86-96 hari
setelah tanam, jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering
yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga, biji kering,
keras dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010)
Teknik panen jagung pada umumnya dilakukan secara manual dengan tangan.
Penanganan lepas panen terdiri dari pengumupulan hasil, pewadahan, pengangkutan,
pengeringan, pemipilan, pengeringan ulang, dan penyimpanan.
2.1.2 Rantai Pasok (Supply Chain)
Menurut Pujawan (2005) rantai pasok (supply chain) adalah jaringan beberapa
perusahaan atau organisasi yang bekerja sama dalam menciptakan dan menyalurkan
suatu produk sampai ke tangan konsumen atau pemakai akhir. Rantai pasok tidak
hanya terdiri dari pemasok (supplier) dan pabrik, tetapi juga distributor, transportasi,
pergudangan, toko dan konsumen sendiri. Dalam rantai pasok terdapat tiga aliran
yang harus dikelola yaitu: aliran barang dari pemasok ke konsumen, aliran uang dari
konsumen ke pemasok dan aliran informasi yang bergerak dua arah sepanjang rantai.
Melihat definisi tersebut dapat dikatakan bahwa supply chain adalah logistic network.
Dalam hubungan ini, ada beberapa pelaku utama yang mempunyai kepentingan yang
sama yaitu:
1. Suppliers (Chain 1)
Supplier adalah penyedia bahan pertama, dimana rantai penyaluran barang
dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, suku
cadang dan sebagainya.
2. Supplier – Manufacturer (Chain 1-2)
Manufacturer adalah tempat pengolahan barang dari supplier menjadi barang jadi
atau setengah jadi.
Universitas Sumatera Utara
3. Supplier – Manufacturer – Distribution (Chain 1-2-3)
Distribution adalah penyalur barang yang dihasilkan oleh supplier kepada
pelanggan. Barang dari pabrik disalurkan ke pedagang besar dan pada waktunya
nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retail
atau pengecer.
4. Supplier – Manufacturer – Distribution – Retail (Chain 1-2-3-4)
Retail adalah penyaluran barang kepada pedagang eceran dengan adanya proses
penghematan biaya gudang.
5. Supplier – Manufacturer – Distribution – Retail – Costumer (Chain 1-2-3-4-5)
Para pengecer (retailers) menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan
atau pembeli. Dipasarkan melalui toko, warung, pasar, swalayan, mall dan
sebagainya (Indrajit dan Djokopranoto, 2006).
2.1.3 Pemasaran
Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manejerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan
dan pertukaran timbale balik produk dan nilai dengan orang lain
(Sunarto, 2003).
2.1.4 Lean Thinking
Lean Thinking adalah analisis yang digunakan untuk membantu perusahaan atau
organisasi atau rantai pasok dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan proses
yang cepat dan fleksibel, memberikan yang diinginkan pelanggan tepat waktu,
kualitasnya tinggi dan biayanya terjangkau (Linker, 2004).
Efisiensi dalam pendekatan Lean Thinking adalah keberhasilan dalam menghilangkan
keborosan. Munculnya pemborosan akan menurunkan kualitas dan kuantitas produk
yang akan berhubungan dengan berkurangnya pendapatan dan turunnya loyalitas
pelanggan jika dihubungkan dengan kepuasan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Saat ini, konsep lean thinking telah diimplementasikan diberbagai sektor industri.
Tujuan dari Lean Thinking adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat
memenuhi konsumen dan melakukan perbaikan secara terus menerus (continuous
improvement).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Manajemen Rantai Pasok
Manajemen rantai pasok (supply chain management) adalah aktivitas pengadaan
bahan dan pelayanan, pengubah menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta
pengiriman ke pelanggan. Tujuan manajemen rantai pasok adalah untuk membangun
sebuah rantai pasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi
pelanggan (Heizer and Render, 2005).
Rantai pasok merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan
dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau barang.
Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok pertama-tama yang harus
diketahui adalah gambaran sesungguhnya mengenai seluruh mata rantai yang ada.
Supply chain atau rantai pasok adalah semua kegiatan atau usaha yang melibatkan
pihak baik yang memproduksi dan atau yang menghasilkan barang atau jasa, mulai
dari produsen atau penyedia bahan baku sampai pada konsumen akhir. Supply chain
management atau manajemen rantai pasok adalah kegiatan mengelola penawaran dan
permintaan, termasuk di dalamnya pengadaan bahan baku, input produksi, kegiatan
atau proses produksi dan perakitan, kegiatan penyimpanan hasil produksi dan
pengelolaan, proses pengiriman serta distribusi sampai kepada konsumen
(Lokollo, 2012).
2.2.2 Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran adalah semua biaya yang terjadi dalam memasarkan produk atau
barang dagangan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjual produk atau barang dagangan sampai
ke tangan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Secara sistematis biaya pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 + Bp4 + ... + Bpn
Keterangan:
Bp : Biaya pemasaran
Bp1………………. Bpn : Biaya ditiap – tiap lembaga
(Sudiyono, 2002)
2.2.3 Margin Pemasaran
Margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima petani. Komponen margin pemasaran ini terdiri dari
biaya – biaya yang diperlukan lembaga – lembaga pemasaran untuk melakukan
fungsi – fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran (Sudiyono, 2002).
Margin pemasaran dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu: 1) margin pemasaran
merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
diterima petani, 2) margin pemasaran merupakan biaya dari jasa – jasa pemasaran
yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan penawaran dari jasa – jasa penawaran
(Ramadhan, 2009).
Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan konsumen akhir dengan
harga yang diterima petani. Margin pemasaran juga merupakan biaya yang
dikeluarkan anggota rantai pasok selama kegiatan pemasaran untuk menciptakan nilai
tambah dan keuntungan (Zetira, A, 2013).
Sr
Sf
Dr
Gambar 1. Margin Pemasaran
Keterangan:
Pr : Harga di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani
Df
Pr
Pf MP
P
0 QrF Q
Universitas Sumatera Utara
Dr : Permintaan di tingkat pengecer
Df : Permintaan di tingkat petani
Sr : Penawaran di tingkat pengecer
Sf : Penawaran di tingkat petani
Qrf : Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan pengecer
MP : Margin pemasaran
Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa kurva permintaan primer yang berpotongan
dengan kurva penawaran turunan membentuk harga di tingkat pengecer (Pr),
sedangkan kurva permintaan turunan berpotongan dengan kurva penawaran primer
membentuk harga di tingkar petani (Pf). Margin pemasaran merupakan selisih harga
di tingkat pengecer dengan harga di tingkat petani (M = Pr – Pf) dengan asumsi
jumlah produk yang ditransaksikan di tingkat petani sama dengan jumlah produk di
tingkat pengecer yaitu sebesar QrF (Sihombing, 2011)
Menurut Soekartawi (2002) bahwa konsep dasar margin pemasaran yakni:
- Dari aspek harga produk
Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang
diterima oleh petani produsen. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
M = Pr – Pf
Keterangan:
M : Margin Pemasaran
Pr : Harga di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat petani
- Dari aspek biaya pemasaran
Margin pemasaran terdiri atas biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran. Secara
sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mp = Bp + Kp
Keterangan:
Mp : Margin pemasaran
Kp : Keuntungan pemasaran
Bp : Biaya pemasaran
Universitas Sumatera Utara
Besarnya margin pemasaran bukan hanya disebabkan biaya pemasaran, tetapi
disebabkan pula oleh keuntungan yang diambil oleh pedagang. Pedagang menetapkan
harga penjualan yang dapat memberikan sejumlah keuntungan tertentu atau harga
penjualan.
Persamaan matematis komponen margin pemasaran yakni:
M ∑ ∑
∑
Keterangan:
M : Margin pemasaran
Cij : Biaya pemasaran untuk melakukan fungsi pemasaran ke i oleh
lembaga ke J
j : Keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran ke j
m : Jumlah jenis biaya pemasaran
n : Jumlah lembaga pemasaran
2.2.4 Kinerja Rantai Pasok
Menurut Ferdinand (2000) bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang
seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan
perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja
pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Kinerja pemasaran yang
baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan
penjualan dan porsi pasar.
Terdapat 3 model yang dilakukan untuk menganalisis kinerja rantai pasok, yaitu:
- Inspection analysis
Dilakukan dengan memetakan rantai pasok yang ada dan memeriksa apakah
terjadi masalah pemborosan, kesenjangan dan kemampuan.
- Baselining analysis
Dilakukan dengan memberikan data internal performance pada inspeksi analisis,
untuk dibandingkan dengan pencapaian tujuan, indentifikasi masalah dan
perhitungan untung rugi.
Universitas Sumatera Utara
- Benchmarking analysis
Dilakukan dengan membandingkan operasi perusahaan dengan proses – proses
dan operasi – operasi yang hampir sama. Metode benchmarking adalah tolak ukur
yang memusatkan perhatian pada masalah pengadaan dan kinerja vendor.
Perusahaan benchmark kelas dunia merupakan hasil dari rantai pasokan yang
dikelola dengan baik untuk menurunkan biaya, waktu tunggu, keterlambatan
pengiriman dan kekosongan persediaan sementara juga untuk meningkatkan
kualitas (Heizer dan Render, 2010).
Menurut Schroeder (2007) bahwa mengukur performa supply chain adalah
langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan awal yang perlu ditetapkan
dan ditentukan untuk dapat mencapai tujuan perbaikan. Pada umumnya ada lima
poin penting yang dapat diukur dalam performa supply chain management, yaitu:
- Pengiriman
Mengacu pada ketepatan waktu pengiriman, persentase pesanan dikirimkan secara
lengkap dan tidak melewati pada tanggal yang diminta oleh pelanggan.
- Kualitas
Ukuran langsung daei kualitas adalah kepuasan pelanggan dan dapat diukur
melalui beberapa cara. Salah satunya, dapat diukut terhadap apa yang pelanggan
harapkan. Pengukuran ini erat kaitannya dengan loyalitas pelanggan.
- Waktu
Waktu pengisian total dapat dihitung langsung dari tingkat persediaan. Jika kita
mengasusmsikan ada tingkat penggunaan konstan dari persediaan hanya tingkat
persediaan dibagi dengan tingkat penggunaan.
Universitas Sumatera Utara
- Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah volume atau bauran
produk dengan persentase tertentu atau jumlah.
- Biaya
Ada dua cara untuk mengukur biaya. Pertama, perusahaan dapat mengukur total
biaya pengiriman, termasuk manufacture, distribusi, biaya persediaan tercatat dan
biaya rekening membawa piutang.
2.3 Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah tabel mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki
keterkaitan dengan penelitian ini.
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Rumusan
Masalah
Metode
Analisis
Kesimpulan
1 Siska
Yulianita
Lubis
(2011)
Analisis
Pemasaran
Jagung
(Studi
Kasus:
Kelurahan
Tigabinanga
Kecamatan
Tigabinanga
Kabupaten
Karo)
a.
bagaimana
saluran
pemasaran
jagung di
daerah
penelitian?
b. fungsi-
fungsi
saluran
pemasaran
jagung di
daerah
penelitian?
c. berapa
besar
biaya
pemasaran
Analisis
deskriptif
dan
analisis
tabulasi
sederhana
1. terdapat 4
jenis saluran
pemasaran
jagung yang
terdapat di
daerah
pemasaran
2. setiap lembaga
pemasaran
melaksanakan
minimal 5 fungsi
pemasaran dalam
melakukan
pemasaran
jagung antara
lain fungsi
pembelian,
Universitas Sumatera Utara
, price
spread dan
share
margin
pada
setiap
saluran
pemasaran
jagung
yang ada
di daerah
penelitian?
penjualan,
tranportasi,
financing dan
fungsi resiko
dimana setiap
lembaga yang
dilakukan
mengeluarkan
biaya pemasaran
3. profit tertinggi
pada saluran IV
yaitu Rp.
721,40/Kg dan
yang terendah
yaitu Rp.
431,40/Kg
4. saluran
pemasaran yang
paling efisien
adalah
pemasaran
jagung bulat
karena biaya
pemasarannya
yang terkecil
2 Annisa
Zetira
(2013)
Analisis
Supply
Chain dan
Lean
Thinking
Komoditi
Brokoli di
1.
Bagaiman
a kondisi
dan
kinerja
rantai
pasok
Analisis
dekstiptif,
analisis
margin
pemasara
n dan root
cause
1. rantai pasok
terbentuk dari 3
pelaku yang
pertama petani
mitra, SFO dan
ritel yang
menjalankan
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan
Cipanas
Kabupaten
Cianjur,
Jawa Barat
brokoli
dan simple
fresh
organic?
2. Faktor
apa saja
yang
mempenga
ruhi
pemborosa
n yang
sering
terjadi dan
paling
berpengar
uh pada
efisiensi
rantai
pasok
brokoli?
3.
Bagaiman
a cara
menguran
gi
pemborosa
n pada
rantai
pasok
brokoli
guna
memenuhi
permintaa
n
anaylysis perannya
masing-masing
2. proses belum
berjalan dengan
baik, kinerja
belum efisien,
komunikasi tidak
lancar antara
petani dan
perusahaan,
akses menuju
lahan petani
mengalami
kerusakan,
pengiriman
brokoli ke ritel
mengalami
hambatan.
3. alternative
sosial yang
direkomendasika
n untuk
mengembangkan
rantai pasok
brokoli adalah
pengadaan
pelatihan
terhadap tenaga
kerja dibidang
pemasaran dan
keuangan.
Universitas Sumatera Utara
konsumen
?
Sumber : Perpustakaan Agribisnis (2017)
2.4 Kerangka Pemikiran
Petani jagung mengelola usaha taninya, kemudian hasil panen dijemur di kilang
karena petani tidak memiliki tempat penyimpanan yang cukup. Umumnya petani
ataupun produsen jagung tidak menjual langsung hasil panennya kepada konsumen.
Petani menjual hasil panen ke agen ataupun pedagang pengumpul. Agen kemudian
menjualnya kepada pedagang pengumpul yang ada. Dari pedagang pengumpul,
jagung ini dijual kepada pedagang besar yang akan menjualnya ke pabrik pengolahan
ataupun pabrik penggilingan. Hasil pengolahan/penggilingan jagung dijual kepada
pedagang pengecer untuk dijual langsung ke konsumen. Panjang pendeknya saluran
pemasaran suatu barang niaga ditandai oleh berapa banyaknya pedagang perantaran
yang dilalui oleh barang niaga tersebut sejak dari produsen hingga konsumen akhir.
Untuk mengefisiensikan rantai pasok maka dibutuhkan manajemen rantai pasok.
Manajemen rantai pasok mengatur setiap saluran yang terkait. Biaya pemasaran
komoditi pertanian biasanya diukur secara kasar dengan share margin dan price
spread. Istilah price spread digunakan untuk menyatakan perbedaan tingkat harga
dan menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk menutupi biaya barang-barang
diantara dua tingkat pasar.
Dalam hal rantai pasok juga penting untuk memperhatikan lean thinking. lean
thinking berhubungan langsung dengan kinerja rantai pasok. Hal ini dilakukan untuk
mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk
yang dihasilkan produsen dan aktifitas pada saluran rantai pasok.
Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema kerangka
pemikiran sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
: Pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran
: Dalam Lingkup Pemasaran
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
Petani
Jagung Kilang
Pabrik
Penggilingan
Pedagang
Pengecer Konsumen
Manajemen
Rantai Pasok
Biaya Pemasaran
Harga Penjualan
Marjin Pemasaran
Share Margin
Kinerja
Rantai Pasok
Pemasok
bahan baku
Lean
Thinking
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditetapkan di Desa Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga
Kabupaten Karo. Daerah penelitian ini ditetapkan secara purposive dengan
pertimbangan bahwa desa ini merupakan wilayah sentra produksi jagung dengan luas
pertanaman terbesar di Kabupaten Karo. Berikut ini ditampilkan data luas lahan
jagung per desa di Kecamatan Tigabinanga.
Tabel 3. Luas Pertanaman, Produksi dan Produktivitas Jagung Per
Desa/Kelurahan di Kecamatan Tigabinanga Tahun 2016
No Desa Luas Pertanaman Produksi Produktivitas
(Ton/Ha) Ha % Ton %
1 Tigaberingin 525 6,23 5.005,5 6,94 9,53
2 Kutagaloh 210 2,49 2.177,5 3,02 10,36
3 Kutaraja 286 3,39 3.216 4,46 11,24
4 Bunga Baru 405 4,81 3.600 4,99 8,88
5 Pergendangan 425 5,05 3.283 4,51 7,72
6 Tigabinanga 845 10,05 6.300 8,74 7,45
7 Gunung 300 3,56 3.072 4,26 10,24
8 Perlamben 320 3,80 3.250 4,51 10,15
9 Kuala 310 3,68 4.647,5 6,45 14,99
10 Kuta Buara 260 3,09 1.890 2,62 7,26
11 Lau Kapur 285 3,38 3.200 4,44 11,22
12 Kem-kem 308 3,66 2.800 3,88 9,09
13 Kuta Bangun 787 9,35 5.915 8,21 7,51
14 Simolap 260 3,09 1.500 2,08 5,76
Universitas Sumatera Utara
15 Suka Julu 375 4,45 1.625 2,25 4,33
16 Kuta Mbaru 680 8,08 4.724,5 6,58 6,83
17 Perbesi 838 9,95 6.095 8,46 7,27
18 Limang 610 7,24 5.460 7,57 8,95
19 Kuta Great 385 4,57 4.200 5,83 10,90
Jumlah 8414 100 72.041 100 8,56
Sumber :Dinas Pertanian Kabupaten Karo 2017.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa desa Tigabinanga merupakan desa dengan luas
pertanaman sebesar 845 ha dan dengan produksi sebesar 6.300 ton.
3.2 Metode Pengambilan Sampel
3.2.1 Untuk Produsen
Jumlah populasi petani jagung yang terdapat di desa Tigabinanga berjumlah 520 KK,
dari jumlah tersebut ditetapkan besar sampel sebanyak 41 sampel. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah Metode Snowball Sampling dengan
pertimbangan sampel penelitian bersifat homogen atau rata rata memiliki karakter
yang sama.
Besar sampel dapat diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin :
41 Sampel
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
e2 : Taraf Kesalahan (15%)
(Supranto, 2010).
Dari hasil Slovin diatas, besar petani jagung yang menjadi sampel adalah 41 orang
dengan e = 15%.
3.2.2 Pedagang atau Lembaga Pemasaran
Pedagang adalah orang-orang yang terlibat dalam mendistribusikan jagung hasil
produksi petani hingga ke konsumen akhir. Pedagang perantara ditentukan dengan
metode penelusuran yaitu dengan menelusuri semua pedagang yang terlibat dan yang
mengambil jagung hasil produksi produsen sampel didaerah penelitian mulai dari
agen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pabrik pengolahan/penggilingan dan
pedagang pengecer.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara
langsung dengan petani jagung. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas
Pertanian Tingkat I Propinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Dinas
Pertanian Kecamatan Tigabinanga, Kantor Kepala Desa Tigabinanga serta literatur
yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara sederhana dan
selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode analisis yang sesuai.
Untuk identifikasi masalah 1 (saluran pemasaran) diuji dengan analisis deskriptif
berdasarkan survey dan pengamatan yang dilakukan di daerah penelitian.
Untuk identifikasi masalah 2 dihitung dengan menggunakan analisis tabulasi
sederhana yaitu menghitung besar volume penjualan, biaya pemasaran, price spread
dan share margin untuk setiap saluran pemasaran. Dari hasil tersebut dapat diketahui
besar margin keuntungan yang diterima masing-masing lembaga pemasaran.
Untuk menghitung biaya pemasaran digunakan rumus:
Bp = Bp1 + Bp2 + Bp3 + Bp4 + … + Bpn
Keterangan:
Bp : Biaya Pemasaran
Bp1…………….Bpn : Biaya ditiap – tiap lembaga pemasaran
Untuk menghitung margin pemasaran digunakan rumus:
Mji = Cij + πi…....…………………. (1)
atau
Mji = Psi – Pbi……………………... (2)
Maka akan diperoleh margin pemasaran total adalah:
Mj = Σ Mji.............................. (3)
Keterangan:
Mj = Margin pemasaran total
Universitas Sumatera Utara
Mji = Margin pada lembaga pemasaran ke-i
Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i
Pbi = Harga pembelian pada pemasaran ke-i
Cij = Biaya pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j
πi = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
(Soekartawi, 2002)
Margin pemasaran ini terdiri dari biaya-biaya untuk melakukan fungsi pemasaran dan
keuntungan lembaga pemasaran. Margin pemasaran yang tinggi tidak selalu
mengindikasikan keuntungan yang tinggi, tergantung berapa besar biaya-biaya yang
harus dikeluarkan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan fungsi pemasaran.
Sedangkan untuk menghitung bagian yang diterima oleh masing-masing lembaga
pemasaran atau share margin digunakan rumus:
Sm = Pp/Pk x 100%
Keterangan :
Sm : Share margin (%)
Pp : Harga yang diterima produsen dan pedagang (Rp)
Pk : Harga yang dibayar oleh konsumen (Rp)
(Soekartawi, 2002)
Price spread dapat diperoleh dengan mengelompokkan biaya-biaya pemasaran
menurut kelompok biaya yang sama.
Untuk indentifikasi masalah 3 digunakan dengan menghitung efisiensi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pengukuran kinerja rantai pasok dapat dilihat dari efisiensi pemasaran yang
mencerminkan efesiensi rantai pasok. Perhitungan efisiensi (ɛ) dapat dirumuskan :
Keterangan :
ε = Efisiensi
= Keuntungan lembaga
= Keuntungan petani produsen
= Ongkos lembaga
= Ongkos produksi yang dikeluarkan petani
Syarat dikatakan efisien :
A. Jika nilai efisiensi ≥ 1 maka rantai pasok dikatakan efisien
B. Jika nilai efisiensi ≤ 1 maka rantai pasok dikatakan belum Efisien
(Soekartawi,2002)
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan penelitian ini. Berikut
beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut:
3.5.1 Definisi :
1. Rantai pasok adalah jaringan beberapa perusahaan atau organisasi yang bekerja
sama dalam menciptakan dan menyalurkan suatu produk sampai ke tangan
konsumen akhir.
ε = 𝜸+ 𝜸𝝆
𝜷+ 𝜷𝝆
)+
Universitas Sumatera Utara
2. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
3. Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan konsumen akhir
dengan harga yang diterima petani.
4. Share margin adalah persentase dari komponen biaya.
5. Harga penjualan adalah kesepakatan kompensasi yang dibuat oleh dua lembaga
atau lebih.
6. Lean Thinking adalah analisis yang digunakan untuk membantu rantai pasok
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan proses yang cepat dan fleksibel,
tepat waktu, kualitas tinggi dan biaya terjangkau.
7. Manajemen rantai pasok adalah aktivitas pengadaan barang dan pelayanan,
pengubah menjadi barang setengah jadi dan produk akhir serta pengiriman ke
konsumen akhir.
8. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang terjadi dalam memasarkan produk
atau barang dagangan.
9. Price spread adalah sebaran harga yang dikelompokkan berdasarkan komponen
biaya yang sama.
10. Kinerja rantai pasok adalah ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses
pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi.
11. Petani adalah orang yang melaksanakan dan mengelolah usahatani pada sebidang
tanah dan lahan.
12. Pedagang adalah orang yang terlibat dalam mendistribusikan hasil usaha tani
hingga ke konsumen akhir.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Desa Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten
Karo.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman jagung,
pemasok bahan baku, kilang, pabrik penggilingan dan pedagang pengecer.
3. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Tigabinanga Kecamatan Tigabinanga Kabupaten
Karo, dengan luas wilayah 1820 Ha. Desa Tigabinanga terletak pada ketinggian 600
M DPL, dengan suhu rata-rata 18˚ - 27˚ C. Secara administratif desa Tigabinanga
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Uruk Biru
Sebelah Selatan : Desa Gunung
Sebelah Barat : Desa Kuala
Sebelah Timur : Desa Kuta Galuh
Jarak desa Tigabinanga dengan kecamatan ± 200 M, jarak dengan kabupaten 33 Km
dan jarak dengan ibukota provinsi 113 Km.
4.1.1. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah dapat memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan suatu
masyarakat memanfaatkan alam demi kesejahteraannya.
Luas wilayah desa penelitian, menurut fungsinya dibagi menjadi areal persawahan,
tanah kering/lading, perumahan/perkantoran, tanah wakaf, bangunan umum dan lain-
lain. Tabel 4 berikut ini menggambarkan penggunaan tanah di Desa Tigabinanga:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Distribusi Penggunaan Tanah di Desa Tigabinanga Tahun 2016
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Sawah 55 3,02
2 Ladang 1350 74,17
3 Tanah Wakaf 6 0,32
4 Pemukiman 135 7,41
5 Bangunan Umum 4 0,21
6 Empang (kolam) 2 0,10
7 Jalan Desa 7 0,38
8 Tanah Belum Dikelola 261 14,34
Total 1820 100
Sumber : Kantor Kelurahan Tigabinanga 2017
Tabel 4 menunjukkan bahwa, penggunaan lahan yang paling banyak diusahakan
adalah perladangan dengan luas 1350 Ha (74,17%), tanah untuk pemukiman seluas
135 Ha (7,41%), sawah 55 Ha (3,02%), tanah wakaf 6 Ha (0,32%), bangunan umum
4 Ha (0,21%), empang (kolam) 2 Ha (0,10%), jalan desa 7 Ha (0,38%), sedangkan
tanah yang belum dikelola sekitar 261 Ha (14,34%).
4.1.2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk desa Tigabinanga sebanyak 4094 jiwa dengan jumlah kepala rumah
tangga sebanyak 1105 KK, yang terdiri 1885 jiwa laki-laki dan 2209 jiwa perempuan.
Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Desa Tigabinanga dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Tigabinanga
Tahun 2016
No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 0-4 219 5,35
2 5-9 237 5,78
3 10-14 278 6,79
4 15-29 860 21,00
5 30-34 1109 27,08
6 35-49 935 22,83
7 >60 456 11,13
Total 4094 100
Sumber : Kantor Kelurahan Tigabinanga 2017
Tabel 5 menunjukkan bahwa kelompok usia produktif (15-60) adalah sebanyak 2904
jiwa (70,91%), usia 0-4 sebanyak 219 jiwa (5,35%), usia 5-9 sebanyak 237 jiwa
(5,78%), usia 10-14 sebanyak 278 jiwa (6,79%), usia 15-29 sebanyak 860 jiwa
(21,00%), usia 30-34 sebanyak 1109 jiwa (27,08%), usia 35-49 sebanyak 935 jiwa
(22,83%) dan usia >60 sebanyak 456 jiwa (11,13%). Hal ini memberikan gambaran
ketersediaan tenaga kerja di desa Tigabinanga masih cukup besar.
4.1.3 Perekonomian Kelurahan
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Tigabinanga
Tahun 2016
No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Universitas Sumatera Utara
1 Petani 839 61,51
2 Pegawai Negeri Sipil (PNS),
ABRI, Polisi, Swasta
183 13,41
3 Wiraswasta 89 6,52
4 Pensiunan 44 3,22
5 Pertukangan 25 1,83
6 Buruh Tani 141 10,33
7 Lain-lain 43 3,15
Total 1364 100
Sumber : Kantor Kelurahan Tigabinanga 2017
Tabel 6 menunjukkan penduduk kelurahan Tigabinanga mempunyai sumber mata
pencaharian utama dari pekerjaan sebagai petani dengan persentase 61,51%,
PNS(ABRI, Polisi, Swasta) dengan persentase 13,41%, wiraswasta dengan persentase
6,52%, pensiunan dengan persentase 3,22%, pertukangan dengan persentase 1,83%,
buruh tani dengan persentase 10,33% dan lain-lain dengan persentase 3,15%.
4.1.4 Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di kelurahan Tigabinanga dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Desa Tigabinanga Tahun 2016
No Uraian Jumlah (Unit)
1 Fasilitas Pendidikan:
- SDN dan Swasta 3
- SLTPN dan Swasta 3
- SMUN dan Swasta 3
Universitas Sumatera Utara
2 Fasilitas Kesehatan:
- Rumah Sakit Umum 1
- Rumah Sakit Swasta 2
- Balai Pengobatan 1
- Apotik 2
3 Alat Transportasi:
- Bus Umum (Angkot) 64
- Becak 15
- Mobil Dinas 3
- Mobil Pribadi 54
- Truk 22
4 Kios Pertanian 2
5 Kilang Pemipilan Jagung/Gudang 3
6 Kantor Kelurahan 1
Sumber : Kantor Kelurahan Tigabinanga 2017
Tabel 7 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana sudah cukup lengkap di kelurahan
Tigabinanga. Sudah terdapat sarana pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai
tingkat menengah. Sarana kesehatan juga sudah lengkap, dimana sudah terdapat
rumah sakit umum dan swasta serta pengobatan lainnya. Begitu juga dengan
transportasi, bus umum (angkot) sudah tersedia, tempat ibadah juga sudah ada. Untuk
memudahkan komunikasi antara sesama masyarakat baik dekat maupun jauh, sudah
tersedia telepon umum maupun telepon rumah serta HP pun sudah ada di daerah
penelitian.
4.2 Karakteristik Petani Sampel
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Petani Jagung di Desa Tigabinanga
Petani jagung adalah orang yang melakukan kegiatan produksi dari mengolah tanah
sampai pada kegiatan panen usahatani jagung. Yang termasuk karakteristik petani
sampel adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, jumlah tanggungan dan
luas lahan. Dimana jumlah sampel pada penelitian ini adalah 41 KK. Karakteristik
petani sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel di Desa Tigabinanga
No Uraian Rentang Rata-Rata
1 Umur (Tahun) 31-64 49,90
2 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6-15 10,15
3 Pengalaman Bertani (Tahun) 4-15 10,22
4 Jumlah Tanggungan (Orang) 1-4 3
5 Luas Lahan (Ha) 0,5-2 1,28
Sumber: Lampiran 1
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata umur petani sampel 49,90 Tahun. Tingkat
pendidikan petani sampel rata-rata adalah 10,15 tahun. Rata-rata pengalaman bertani
jagung di daerah penelitian yaitu 10,22 tahun. Rata-rata jumlah tanggungan petani
sampel adalah sebesar 2,88 orang. Rata-rata luas lahan petani sampel yaitu 1,28 Ha.
4.2.2 Kilang
Hasil panen jagung petani terlebih dahulu dibawa ke kilang untuk dipipil kemudian
dijual kepada pabrik penggilingan. Kilang digunakan sebagai tempat penampungan,
jasa pemipil dan tempat penyimpan jagung. Berdasarkan hasil survey terdapat 3
kilang (gudang) pemipil jagung yang ada di desa Tigabinanga. Karakteristik kilang
Universitas Sumatera Utara
pemipil jagung antara lain: Umur, Lama Usaha, Inventaris Kilang, Jasa Pipil Kilang
dan Jumlah Tenaga Kerja. Karakteristik kilang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9. Karakteristik Kilang (Gudang) Pemipil Jagung di Desa Tigabinanga
No Uraian Rentang Rataan
1 Umur Pemilik (Tahun) 51-63 57
2 Lama Usaha (Tahun) 20-30 23,33
3 Inventaris Kilang :
Mesin Pipil 1-2 1,33
Truk 2-5 3,33
Jeep 1-2 1,67
Timbangan 1 1
4 Jasa Pipil Kilang (Rp/Kilang) 125 125
5 Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 8-15 11
Sumber: Lampiran 2
Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata umur pemilik kilang adalah 57 tahun. Rata-rata
lama usaha kilang yaitu 23,33 tahun dengan rentang 20-30 tahun. Inventaris kilang
terdiri dari mesin pipil, truk, jeep dan timbangan dengan masing-masing memiliki
rata-rata 1,33 untuk mesin pipil, 3,33 untuk truk, 1,67 untuk jeep dan 1 untuk
timbangan. Jasa pipil kilang rata-rata adalah Rp.125/Kg dengan rata-rata jumlah
tenanga kerja sebesar 11 orang.
4.2.3. Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung
Hasil pembelian jagung oleh kilang dijual kepada pabrik pengolahan/penggilingan.
Berdasarkan hasil survei di pabrik ini jagung diolah menjadi ransum ternak.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik pabrik jagung antara lain : lama pabrik beroperasi, harga beli dan harga
jual. Karakteristik kilang dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10. Karakteristik Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung
No Nama Sampel Lama Beroperasi
(Tahun)
Harga Beli
(Rp/Kg)
Harga Jual
(Rp/Kg)
1 PT. Charoen Pokphand
Indonesia TBK
30 4000 7500
Sumber: Lampiran 3
Tabel 10 menunjukkan bahwa lama beroperasi pabrik pengolahan/penggilingan
jagung adalah 30 tahun. Harga beli dari kilang adalah Rp 4000/Kg dan harga jual dari
pabrik ke pedagang pengecer adalah Rp 7500/Kg
4.2.4. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli pakan ternak dari pabrik
pengolahan/penggilingan. Pedagang pengecer kemudian menjualnya langsung kepada
konsumen dengan harga Rp.8000/Kg. Karakteristik pedagang pengecer antara lain:
umur, tingkat pendidikan, pengalaman usaha dan harga beli. Karakteristik pedagang
pengecer dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Karakteristik Pedagang Pengecer
No Nama Sampel Umur
(Tahun)
Tingkat
Pendidikan
Pengalaman
Usaha
(Tahun)
Harga Jual
(Rp/Kg)
1 Lm Sebayang 35 S1 10 8000
Sumber: Lampiran 4
Tabel 11 menunjukkan bahwa umur pedagang pengecer adalah 35 tahun. Tingkat
pendidikan pedagang pengecer yaitu universitas. Pengalaman usaha pedagang
Universitas Sumatera Utara
pengecer adalah 10 tahun dan harga jual pedagang pengecer kepada konsumen
berkisar Rp 8000/Kg.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Rantai Pasok Komoditas jagung
Rantai pasok (Supply chain) adalah semua kegiatan atau usaha yang melibatkan
berbagai pihak baik yang memproduksi atau yang menghasilkan barang/jasa mulai
dari pemasok bahan baku sampai dengan konsumen akhir. Sistem agribisnis
merupakan satu kesatuan dari subsistem pengadaan input produksi, subsistem proses
produksi, subsistem pasca panen dan pemasaran yang didukung oleh subsistem
penunjang. Sesuai dengan rencana penelitian, maka rantai pasok pada penelitian ini
difokuskan hanya membahas mengenai struktur rantai pasok dan manajemen rantai
pasok.
Struktur rantai pasok komoditas jagung di daerah penelitian melibatkan pelaku-
pelaku dimulai dari pemasok bahan baku, petani jagung, kilang, agen, pedagang
pengumpul, pedagang besar, pabrik penggilingan dan pedagang pengecer sampai ke
tangan konsumen.
5.1.1. Pemasok Bahan Baku
Pemasok bahan baku pada rantai pasok komoditas jagung merupakan pelaku yang
tidak terlibat langsung dalam produksi jagung namun berperan serta dalam proses
produksi sebagai penyedia bahan baku dan alat-alat pertanian. Bahan baku dalam hal
ini meliputi benih, pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian yang digunakan untuk
menunjang kegiatan usahatani jagung. Pemasok bahan baku di daerah penelitian juga
berperan sebagai petani.
Universitas Sumatera Utara
Benih merupakan bahan baku yang sangat penting karena berpengaruh besar terhadap
hasil produksi. Benih jagung di daerah penelitian ada 2 jenis yakni NK 22 dan
Pioneer. Benih jagung NK 22 digunakan pada musim kemarau, sedangkan benih
jagung Pioneer digunakan pada musim hujan. Apabila benih yang ditanam tidak
sesuai dengan cuaca yang sedang dialami maka hal tersebut dapat mempengaruhi
kadar air pada jagung dan hasil produksi jagung.
Pemasok benih di daerah penelitian merupakan PT. Syngenta yang meletakkan
produk mereka ke toko-toko pertanian. Ketersediaan benih di daerah penelitian masih
cukup, baik penggunaan benih jagung NK22 untuk musim kemarau maupun
penggunaan benih jagung Pioneer untuk musim hujan. Harga untuk benih jagung
NK22 dan Pioneer masing-masing adalah Rp 70.000/Kg dan Rp 72.000/Kg. Rata-rata
biaya penggunaan benih dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini:
Tabel 12. Rata-Rata Biaya Penggunaan Benih Usahatani Jagung di Desa
Tigabinanga
Kategori Penggunaan
Benih
Kg Harga (Rp/Kg) Biaya (Rp)
Per Petani 25 70.488 1.784.878
Per Hektar 20 55.153 1.390.458
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 5
Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata harga benih di Desa Tigabinanga adalah Rp
70.488/Kg. Di daerah penelitian penggunaan rata-rata benih yaitu NK22, karena
benih tersebut sesuai dengan musim tanam penelitian, sedangkan penggunaan benih
Pioneer tetap berproduksi namun hasil produksi nya tidak lebih banyak dari NK22.
Universitas Sumatera Utara
Pupuk merupakan unsur hara baik organik maupun anorganik yang diberikan petani
untuk tanaman. Pemupukan yang baik adalah jika petani memberikan pupuk dengan
tepat waktu dan tepat dosis namun terkadang petani tidak melakukan pemupukan
yang sesuai dosis karena terkendala pada biaya. Tujuan pemberian pupuk adalah
untuk meningkatkan unsur hara pada lahan dan juga meningkatkan produktivitas
tanaman.
Pemasok pupuk di daerah penelitian merupakan toko-toko pertanian. Toko-toko
pertanian ada yang menjual pupuk bersubsidi dengan harga yang jauh lebih murah
dan ada yang menjual pupuk non subsidi. Pupuk yang digunakan petani adalah pupuk
Urea, Phonska, KCL, NPK, TSP, SP36 dan Amaposs. Rata-rata biaya penggunaan
pupuk dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:
Tabel 13. Rata-Rata Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Jagung di Desa
Tigabinanga
Jenis Pupuk Per Petani Per Hektar
Jumlah (Kg) Biaya (Rp) Jumlah (Kg) Biaya (Rp)
Urea 411 884.390 322 691.985
Phonska 167 508.293 131 397.710
KCL 35 194.390 28 152.099
NPK 65 530.244 51 414.886
TSP 63 363.781 50 284.637
SP36 69 165.122 54 129.199
Amaposs 13 76.463 11 59.828
Total 2.722.682 2.130.344
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata biaya penggunaan pupuk per petani adalah Rp
2.722.682 dan per hektar adalah Rp 2.130.344. Penggunaan pupuk yang dianjurkan
yakni 1 ton/ha, tetapi ada juga penggunaan pupuk yang belum sesuai anjuran yaitu
mereka menggunakan pupuk dibawah 1 ton/ha.
Pestisida merupakan pembasmi gulma, hama dan penyakit pada tanaman jagung yang
dapat menganggu pertumbuhan tanaman jagung dan menyebabkan petani menjadi
gagal panen. Tanaman jagung yang terserang hama dan penyakit juga dapat
menyebabkan menurunnya hasil dan kualitas produksi jagung sehingga dapat
merugikan petani. Di daerah penelitian, petani menggunakan pestisida pada saat
tanam.
Pemasok Pestisida di daerah penelitian merupakan toko-toko pertanian. Pestisida
yang digunakan oleh petani adalah Kruiser, Gliposat, Hamistartop, Alika, Parakuat,
Sitop, Alphomin dan Convai. Rata-rata biaya penggunaan pestisida dapat dilihat pada
Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14. Rata-Rata Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Jagung di Desa
Tigabinanga
Jenis
Pestisida
Per Petani Per Hektar
Jumlah
(Liter)
Biaya (Rp) Jumlah
(Liter)
Biaya (Rp)
Kruiser 0,50 33.171 0,39 25.954
Gliposat 0,56 33.659 0,44 26.336
Hamistartop 0,0004 20.732 0,0003 16.221
Alika 0,04 18.293 0,03 14.313
Parakuat 0,7 45.122 0,6 35.303
Sitop 0,6 57.073 0,5 44.657
Universitas Sumatera Utara
Alphomin 0,26 19.317 0,21 15.115
Convai 0,19 56.585 0,15 44.275
Total 283.951 222.176
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 7
Tabel 14 menunjukkan bahwa biaya rata-rata biaya pestisida per petani adalah Rp
283.951 dan per hektar adalah Rp 222.176. Penggunaan rata-rata pestisida per hektar
oleh petani belum sesuai anjuran dosis yang tertera pada botol kemasan pestisida
kecuali Alika dan Hamistartop.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu usahatani karena
tenaga kerja merupakan penunjang terhadap keberlangsungan dari usahatani di daerah
penelitian. Tenaga kerja di daerah penelitian menggunakan sistem borongan. Tenaga
kerja yang dilakukan adalah menanam, memupuk, memompa, penyiangan dan panen.
Rata-rata biaya upah penggunaan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini:
Tabel 15. Rata-Rata Biaya Upah Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Jagung
di Desa Tigabinanga
Jenis Kegiatan Jumlah Upah (Rp) Rata-Rata Upah (Rp)
Menanam 44.710.000 1.090.488
Memupuk 12.550.000 306.098
Memompa 3.950.000 96.342
Penyiangan 5.034.000 129.366
Panen 65.560.000 1.599.024
Total 132.074.000 3.221.317
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 8
Tabel 15 menunjukkan bahwa rata-rata biaya penggunaan tenaga kerja adalah
Rp.3.221.317. Tenaga kerja sistem borongan di daerah penelitian mampu
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu satu hari. Upah yang diberikan
berdasarkan jenis kegiatan dan luas lahan yang dikerjakan. Untuk pembagian orang
yang bekerja pada sistem borongan bervariasi, menggunakan sedikit tenaga kerja
akan menerima upah yang besar dan menggunakan banyak tenaga kerja akan
menerima upah yang kecil.
Alat-alat pertanian adalah sarana dalam usahatani untuk melakukan kegiatan
usahatani mulai dari persiapan lahan sampai panen. Alat-alat pertanian dikatakan
penting karena peralatan tersebut digunakan untuk mempermudah kegiatan usahatani
jagung. Petani mendapatkan peralatan tersebut di toko-toko pertanian di daerah
penelitian.
Pada umumnya permintaan terhadap peralatan tersebut tidak banyak karena
pemakaian peralatan tersebut bisa dipakai dalam waktu yang lama dan petani lebih
memilih pemborong karena pemborong membawa peralatannya sendiri tanpa
disediakan petani. Peralatan yang digunakan petani adalah cangkul, sprayer, babat,
gubuk, garpu, seng, ember, tong air/drum dan mesin air. Rata-rata biaya penyusutan
peralatan dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini:
Tabel 16. Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Jagung di Desa
Tigabinanga
Jenis Alat Jumlah (Unit) Penyusutan (Rp/Tahun)
Cangkul 1,34 8.024
Sprayer 0,44 30.500
Babat 0,39 30.939
Gubuk 0,22 20.732
Garpu 0,12 512
Universitas Sumatera Utara
Seng 0,5 1.220
Ember 0,88 9.512
Tong Air/Drum 0,17 2.390
Mesin Air 0,04 18.293
Total 114.037
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 9
Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata biaya penyusutan peralatan per petani adalah
Rp 114.037. biaya penyusutan tersebut dikatakan per tahun karena sebagian besar
petani menggunakan jasa pemborong yang membawa peralatan mereka sendiri
sehingga untuk biaya penyusutan peralatan usahatani dihitung per tahun. Pemasok
bahan baku di daerah penelitian selalu menyediakan kebutuhan produksi usahatani
jagung sehingga kebutuhan produksi terpenuhi.
5.1.2. Petani Produsen
Petani produsen merupakan pelaku yang melakukan kegiatan usahatani dalam rantai
pasok komoditas jagung. Petani memiliki peran penting karena kualitas, kuantitas dan
kontinuitas pasokan jagung ke tingkat pengecer sangat ditentukan oleh petani.
Dengan kata lain, proses produksi menjadi kegiatan penentu keberhasilan usahatani
jagung, sehingga perlu dijalankan secara efektif dan efisien.
Efektifitas pada proses produksi dalam hal yang dimulai dari alokasi sumberdaya
yang tepat, perencanaan proses produksi yang baik, hingga implementasi dengan baik
dan benar. Efisiensi produksi dapat dicapai dengan melakukan perencanaan dan
proses produksi dengan tepat dan meminimumkan pemborosan yang terjadi selama
proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses produksi petani sudah melaksanakan kegiatan proses produksi yang
baik secara teknis. Pada pengolahan lahan petani sudah menggunakan traktor, pada
waktu penanaman petani menggunakan benih bersertifikat, pengaturan jarak tanam,
pemupukan 1-2 kali sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tanaman jagung. Dalam hal
ini berarti petani sudah mulai berpikir dalam meningkatkan hasil produksinya agar
dapat berproduksi dengan baik.
Penyiangan yang dilakukan oleh orang borongan di daerah penelitian sudah sesuai
keperluan, berupa pembersihan lahan secara berkala dan pemberantasan hama atau
penyakit dengan menggunakan pestisida. Petani tidak melakukan penyiraman
dikarenakan lahan yang diusahakan adalah lahan yang menggandalkan air dari hujan.
Kegiatan panen pada umumnya dilakukan petani telah berumur kurang lebih 4 bulan
setelah masa tanam. Ciri tanaman jagung yang siap dipanen yaitu batang, daun dan
kelobot jagung mengering atau berwarna kekuningan. Pengeringan dilakukan dengan
dijemur dalam waktu kurang lebih 7 hari. Setelah itu hasil panen dimasukkan ke
dalam goni dan diantarkan ke kilang untuk proses pemipilan. Berikut ini adalah rata-
rata jumlah produksi dan harga usahatani jagung yang dapat dilihat pada Tabel 17:
Tabel 17. Rata-Rata Jumlah Produksi dan Harga Usahatani Jagung di Desa
Tigabinanga
Kategori Jumlah Produksi (Kg) Harga Jual (Rp/Kg)
Per Petani 8.476 3.093
Per Hektar 6.632 2.420
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 11
Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata hasil produksi di Desa Tigabinanga adalah
8.476 Kg dengan harga jual sebesar Rp 3.093/Kg. Dapat dilihat juga rata-rata
Universitas Sumatera Utara
pendapatan petani sampel di Desa Tigabinanga adalah Rp 26.324.390. Akan tetapi
produksi dipengaruhi oleh penggunaan benih, sehingga penggunaan benih yang salah
menyebabkan produksi menjadi tidak optimal. Petani di daerah penelitian sudah
melaksanakan proses produksi dengan kualitas dan kuantitas yang baik namun
sebaiknya lebih ditingkatkan jumlah produksi agar memperoleh keuntungan yang
optimal.
5.1.3. Kilang
Kilang atau gudang merupakan tempat yang memiliki peran dalam menampung,
memipil, menyimpan dan menjual hasil panen dalam rantai pasok komoditas jagung.
Kilang di daerah penelitian mampu mengangkut seluruh hasil panen jagung dan
memipilnya. Proses pemipilan dilakukan dengan mesin pipil yang tersedia di kilang,
kemudian dikeringkan kembali. Hasil pipil jagung tersebut kemudian dikemas dalam
karung goni.
Peran kilang (gudang) dalam rantai pasok jagung didaerah penelitian adalah:
1. Sebagai tempat penampung jagung
2. Sebagai jasa pemipilan jagung
3. Sebagai jasa penyimpanan
4. Sebagai jasa pengangkut dan penjual
Ketika sedang panen, kilang membeli hasil panen jagung dan menyediakan jasa
angkut jagung dengan biaya Rp 3.000/goni untuk daerah pinggir jalan. Rp 8.000/goni
untuk daerah gunung dan Rp 12.000/goni untuk daerah dengan infrastuktur terbatas.
Jagung yang telah diangkut kemudian dibawa ke kilang untuk proses pemipilan dan
hasil pemipilan dikemas dalam goni lalu diangkut ke truk untuk diantar ke pabrik
Universitas Sumatera Utara
penggilingan. Kapasitas truk bekisar 16-30 ton sehingga sisa pipil yang tidak
diangkut disimpan di tempat penyimpanan. Kilang melakukan fungsi nya sebagai
pengangkut, pemipil dan pengiriman dengan sangat baik sehingga mampu
mengurangi biaya rantai pasok di saluran daerah penelitian.
5.1.4. Pabrik Pengolahan/Penggilingan
Pabrik pengolahan/penggilingan adalah badan usaha yang mengolah hasil pipil
jagung menjadi barang jadi, mengolah tersebut mengalami perubahan baik fisik atau
kimia. Tujuan pengolahan ini adalah untuk menambah nilai guna suatu barang
komoditas jagung.
Dari kilang jagung dijual ke PT. Charoen Pokphand di Mabar. Di pabrik ini jagung
pipil kering diolah menjadi ransum atau pakan. Pada pabrik pengolahan jagung
pipilan kering tersebut diolah dengan bahan tambahan lain (suplemen) seperti dedak
10%, kedelai 21,5%, bungkil kelapa 3%, tepung ikan 10%, mineral 0,5%, namun
jagung merupakan komposisi utama sebanyak 55%. Selanjutnya pabrik melakukan
pengemasan terhadap pakan ternak dan menjualnya kepada pedagang pengecer.
Pabrik penggiling di saluran rantai pasok mampu memproses bahan setengah menjadi
pakan ternak serta menghasilkan produksi dengan kualitas yang baik.
5.1.5. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli hasil produk olahan untuk dijual
kembali kepada konsumen. Hasil produk olahan dari pabrik diterima pedagang
pengecer dalam kemasan goni. Pakan ternak biasanya dijual oleh pedagang pengecer
di toko pertanian. Pedagang pengecer juga mengalami proses pengepakan karena
Universitas Sumatera Utara
pakan ternak tersebut dapat dijual per kilogram. Pedagang pengecer pada saluran
rantai pasok di daerah penelitian mampu menyediakan kebutuhan pakan ternak untuk
peternak di sekitar daerah jual dengan kualitas baik.
5.2. Biaya Pemasaran, Price Spread dan Share Margin Pada Saluran (Petani –
Kilang – Pabrik Pengolahan – Pedagang Pengecer – Konsumen)
Dalam melakukan usahatani jagung, petani mengeluarkan biaya produksi. Dalam
proses produksi petani terdapat beberapa kegiatan seperti pembelian bahan baku
produksi, pemberian upah tenaga kerja dan pembelian sarana produksi. Bahan baku
yang dibeli petani yaitu benih, pupuk dan pestisida. Upah tenaga kerja menggunakan
sistem borongan. Sarana produksi petani adalah alat-alat pertanian seperti cangkul,
sprayer, babat, gubuk, garpu, seng, ember, tong air/drum dan mesin air. Setelah panen
petani biasanya menjual jagung ke kilang. Harga yang dijual bervariasi tergantung
kepada kualitas jagung yang dijual. Rata-rata harga yang dijual petani ke kilang
adalah Rp 3.000/Kg
Dalam setiap periode panen, kilang membeli jagung dari petani sekitar 350 ton
hingga 450 ton. Dengan rata-rata pembelian 400 ton. Harga beli kilang dari petani
bervariasi, tinggi rendahnya harga jagung dipengaruhi oleh kadar air jagung. Kadar
air jagung saat dibeli berkisar 18-20%, kadar air tersebut dapat mempermudah kilang
untuk memipil dan mempercepat proses pemipilan. Setelah proses pemipilan selesai,
jagung pipil dikeringkan kembali, hal tersebut dilakukan agar mendapatkan kadar air
jagung sebesar 13%. Jagung yang sudah dikeringkan kemudian melalui proses
pengemasan dan di angkut ke truk untuk dikirim ke pabrik pengolahan/penggilingan.
Biaya transportasi dilakukan dua kali yaitu ketika pengangkutan dari petani dan yang
Universitas Sumatera Utara
kedua proses pengiriman ke pabrik pengolahan/pengilingan. Harga yang dijual kilang
ke pabrik pengolahan/penggilingan adalah Rp 4.000/Kg.
PT Charoen Pokphand sebagai pabrik pengolahan/penggilingan yang dikirim oleh
kilang. Jagung pipil kering diolah menjadi ransum atau pakan ternak. dalam
pemasaran yang dikeluarkan pabrik pengolahan/penggilingan terdiri dari biaya
transportasi, biaya bongkat muat, biaya pengolahan, biaya bahan tambahan dan biaya
pengepakan. Bahan tambahan di pabrik pengolahan/penggilingan antara lain: dedak
10%, bungkil kelapa 3%, kedelai 21,5%, tepung ikan 10% dan mineral 0,5%. Pakan
ternak yang telah dikemas kemudian dijual ke pedagang pengecer. Harga jual pabrik
pengolahan ke pedagang pengecer adalah Rp 7.500/Kg.
Pada umumnya pedagang pengecer tidak menyediakan stok pakan ternak terlalu
banyak. Hal ini dikarenakan pembelian dalam jumlah besar yang dilakukan
konsumen melalui pemesanan atau menghubungi pedagang pengecer terlebih dahulu.
Dimana pedagang pengecer menghubungi pabrik pengolahan/penggiling untuk
menyediakan permintaan konsumen tanpa harus menyediakan pakan ternak di toko
pertanian dalam jumlah besar. Dalam pedagang pengecer terdapat biaya pemasaran
yang terdiri dari biaya transportasi, biaya upah bongkat muat dan biaya pengepakan.
Ada nya biaya pengepakan karena pedagang pengecer menjual pakan ternak per
kilogram. Harga yang dijual pedagang pengecer kepada konsumen adalah Rp
8.000/Kg.
Dari uraian diatas dapat dibuat biaya pemasaran, price spread, share margin dan
profit margin per kilogram jagung pada saluran pemasaran tersebut sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Komponen Biaya Pemasaran, Price Spread, Share Margin dan Profit
Margin Jagung Pipil Kering per Kilogram Menjadi Ransum Ternak
No Uraian Price Spread
(Rp/Kg)
Share Margin
(%)
1 Petani
Biaya Produksi 1.101,9 13,8
Harga Jual 3.000 37.5
Margin Keuntungan 1.898,1 23,7
Nisbah Margin Keuntungan 1,72
2 Kilang
Harga Beli 3.000
Harga Jual 4.000
Biaya Pemasaran 755 9,4
a. Biaya Bongkar Muat 20 0,3
b. Biaya Transportasi 210 2,6
c. Biaya Pipil 125 1,6
d. Biaya Marketing Loss 400 5
Margin keuntungan 245 3
Nisbah Margin Keuntungan 0,32
3 PT. Phokphan Charoen (Ransum
Ternak)
Harga Beli 4.000
Harga Jual 7.500
Biaya Pemasaran 1.580 19,8
a. Biaya Transportasi 125 1,6
b. Biaya Bongkar Muat 15 0,2
c. Biaya Pengolahan 500 6,3
d. Biaya Bahan Tambahan 900 11,3
e. Biaya Pengepakan 40 0,5
Margin Keuntungan 1.920 24
Nisbah Margin Keuntungan 1,22
5 Pedagang Pengecer
Harga Beli 7.500
Harga Jual 8.000
Biaya Pemasaran 160 2
a. Biaya Transportasi 120 1,5
b. Biaya Upah Bongkar Muat 25 0,3
c. Biaya Pengepakan 15 0,2
Margin Keuntungan 340 4,3
Nisbah Margin Keuntungan 2,13
4 Konsumen
Harga Beli 8.000 100
Sumber: Analisis Data Primer Lampiran 12
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa ditingkat petani dengan harga jual Rp 3.000/Kg
dan biaya produksi Rp 1.101,3/Kg (13,8% dari harga konsumen akhir). Di tingkat
kilang menjual dengan pabrik pengolahan/penggilingan sebesar Rp 4.000/Kg dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 755/Kg (9,4% dari harga konsumen akhir).
Di tingkat pabrik pengolahan/penggilingan menjual ke pedagang pengecer sebesar Rp
7.500/Kg dengan biaya yang ditanggung adalah Rp 1.580/Kg (19,8% dari harga
konsumen akhir). Di tingkat pedagang pengecer menjual ke konsumen sebesar Rp
8.000/Kg dengan biaya yang dikeluarkan adalah Rp 160/Kg (2% dari harga
konsumen akhir). Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan kilang, pabrik
pengolahan/penggilingan dan pedagang pengecer adalah Rp 2.495/Kg, sedangkan
harga jual petani adalah Rp 3.000/Kg dan harga beli konsumen adalah Rp 8.000/Kg.
Dengan demikian margin pemasaran jagung melalui saluran tersebut adalah Rp
5.000, profit pedagang perantara sebesar Rp 2.505/Kg atau rata-rata nisbah margin
keuntungan sebesar Rp 835/Kg.
5.3 Kinerja Rantai Pasok
Kinerja rantai pasok merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses
rantai pasok secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu
kinerja rantai pasok juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan
untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi rantai pasok yang telah dicapai oleh
suatu produk yang dihasilkan perusahan. Untuk mengetahui kinerja rantai pasok
digunakan dengan menghitung efisiensi pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
5.3.1. Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem
pemasaran. Analisis efisiensi pemasaran dapat diukur untuk mengetahui efisiensi
rantai pasok karena dalam rantai pasok terdapat kegiatan pemasaran. Berdasarkan
metode Soekartawi, penentuan efisiensi dapat dihitung dengan cara membandingkan
besarnya keuntungan petani dan seluruh pedagang perantara yang terlibat dengan
seluruh biaya produksi serta ongkos pemasaran yang dikeluarkan oleh petani dan
ongkos pemasaran yang dikeluarkan oleh seluruh pedagang perantara. Saluran
dikatakan efisien apabila tingkat efisiensi lebih besar sama dengan satu (ε≥1).
Tingkat efisiensi pemasaran jagung di Desa Tigabinanga dapat diketahui pada tabel
22 berikut ini:
Tabel 22. Efisiensi Saluran Pemasaran di Desa Tigabinanga
Saluran
Keuntungan
Petani
(Rp)
Keuntungan
Pedagang
Perantara
(Rp)
Biaya
Produksi
Petani
(Rp)
Biaya
Pemasaran
Pedagang
Perantara
(Rp)
Efisiensi
Pemasaran
(Petani – Kilang
- Pabrik
Pengolahan /
Penggilingan –
Pedagang
Pengecer -
Konsumen)
1.898,1 2.505 1.101,9 2.495 1,2
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 22 pada saluran ini dapat dilihat jumlah keuntungan dan biaya
yang didapatkan petani dan pedagang perantara. Jumlah keuntungan yang didapatkan
petani dan pedagang perantara adalah Rp 4.403,1. Jumlah biaya yang dikeluarkan
petani dan pedagang perantara adalah Rp 3.596,9. Untuk mengetahui nilai efisiensi,
Universitas Sumatera Utara
jumlah keuntungan dibagi dengan jumlah biaya. Hasil dari pembagian tersebut
merupakan nilai efisiensi saluran permasaran di daerah penelitian. Dapat diketahui
bahwa saluran pemasaran jagung di Desa Tigabinanga sudah efisien karena nilai
efisiensinya lebih besar sama dengan 1 (ε≥1).
Jika dilihat pada umumnya, rantai pasok di daerah penelitian memiliki saluran yang
lebih kecil. Siska (2011) menjelaskan bahwa rantai pasok pada daerah penelitian pada
saat itu dimulai dari petani – agen - pedagang pengumpul - pedagang besar - pabrik
penggilingan/pengolahan - pedagang pengecer. Perbandingan rantai pasok sekarang
ini sangat jauh berbeda dimana rantai pasok tersebut dimulai dari petani – kilang –
pabrik penggilingan/pengolahan – pedagang pengecer. Hal ini tentu mempengaruhi
efesiensi rantai pasok karena biaya yang dikeluarkan semakin sedikit.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rantai pasok komoditas jagung di daerah penelitian sudah baik tergambar dari
setiap lembaga sudah melakukan fungsi rantai pasok dengan efektif dan efisien,
sehingga biaya pemasaran yang dikeluarkan lebih sedikit.
2. Besar biaya pemasaran, price spread dan share margin sudah baik, tergambar dari
total biaya pemasaran yang lebih kecil, sebaran harga atau price spread yang
memiliki keuntungan di setiap saluran dan total share margin pada saluran
tersebut sudah 100%.
3. Kinerja rantai pasok komoditas jagung di daerah penelitian sudah baik, tergambar
dari jumlah keuntungan yang lebih besar dari jumlah biaya, sehingga saluran rantai
pasok sudah efisien.
6.2 Saran
1. Kepada petani
Sebaiknya menggunakan benih dalam musim tanam yang benar, sebab
penggunaan benih yang salah pada musim tanam dapat mempengaruhi produksi
jagung dan harga pada rantai pasok.
2. Kepada pemerintah
Dalam hal ini pemerintah untuk menerapkan kebijakan ekspor agar rantai pasok
jagung dapat sesuai dengan yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kepada peneliti
Melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan menelusuri lebih lanjut
saluran pemasaran selain pakan ternak, misalnya menjadi gula, tepung dan lain-
lain.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2016. Bagian Pertanian Tanaman Pangan
Sumatera Utara
Bakhri, S. 2007. Budidaya Jagung dengan Konsep Pengolahan Tanaman Terpadu.
Sulawesi Tengah: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Budiman, H. 2011. Sukses Bertanam Jagung. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik.
Semarang: Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Heizer Jay., Render Barry. 2005. Operations Management. Jakarta: Salemba Empat
Heizer Jay., Render Barry. 2010. Operations Management. Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat
Indrajit dan Djokopranoto. 2006. Konsep Manajemen Supply Chain. Jakarta:
PT. Grasindo
Lokollo, Erna Maria. 2012. Rantai Pasok Komoditas Pertanian di Indonesia.
Bogor: IPB Press
Linker, JK. 2004. The Toyota Way: 14 Prinsip Manajemen dari Perusahaan
Manufaktur Terhebat di Dunia. Jakarta: Erlangga
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 2007. Impor Jagung. Medan: Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara
Pujawan, IN. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Wijaya
Purwono dan Hartono, R. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya
Ramadhan, W. 2009. Analisis Margin Pemasaran Sapi Potong. Jawa Timur:
http://www.deptan.go.id
Saifuddin, A. 2016. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Schroeder, R.G. 2007. Operations Management: Contemporary Concept and Cases.
Edisi 2. Singapura: McGraw Hill
Universitas Sumatera Utara
Sihombing, Luhut. 2011. Tata Niaga Hasil Pertanian. Medan: USU
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Survei. Bandung: PT. Refika Aditama
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian
Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Sunarto. 2003. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: AMUS
Supranto, J. 2010. Statistika. Jakarta: Erlangga
Tim karya tani mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Bandung: Nuansa Aulia
Zetira, A, 2013. Analisis Supply Chain dan Lean Thinking Komoditi Brokoli di
Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Usia
(Tahun)
Tingkat Pendidikan
(Tahun)
Pengalaman Bertani (Tahun)
Jumlah Tanggungan
(Jiwa) Luas Lahan yang Ditanami
Jagung (Ha) Status Kepemilikan
1 54 15 15 2 0,5 Milik Sendiri
2 40 9 15 3 1,5 Milik Sendiri
3 33 6 10 3 2 Milik Sendiri
4 35 9 10 2 1 Milik Sendiri
5 31 15 5 2 1,5 Milik Sendiri
6 57 15 10 3 2 Milik Sendiri
7 48 12 5 4 0,5 Milik Sendiri
8 59 12 10 5 1,5 Milik Sendiri
9 45 6 10 3 1 Milik Sendiri
10 42 9 4 2 2 Milik Sendiri
11 46 12 12 2 1 Milik Sendiri
12 56 12 10 4 1 Milik Sendiri
13 52 9 8 3 1,5 Milik Sendiri
14 61 6 10 2 2 Milik Sendiri
15 59 12 13 5 1 Milik Sendiri
16 41 12 9 4 1,5 Milik Sendiri
17 53 12 12 2 1,5 Milik Sendiri
18 52 12 15 3 1 Milik Sendiri
19 53 12 10 3 1,5 Milik Sendiri
20 55 9 8 4 0,5 Milik Sendiri
21 57 12 5 4 0,4 Milik Sendiri
22 47 9 10 2 1,5 Milik Sendiri
23 55 9 8 1 1 Milik Sendiri
24 46 12 15 3 2 Milik Sendiri
25 43 6 5 3 1.5 Milik Sendiri
26 64 12 11 4 1 Milik Sendiri
27 55 9 9 3 1 Milik Sendiri
28 46 9 10 3 1 Milik Sendiri
29 51 12 8 2 1,5 Milik Sendiri
30 56 12 10 2 1 Milik Sendiri
31 59 12 10 4 0,5 Milik Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (Lanjutan)
Sampel Usia
(Tahun)
Tingkat Pendidikan
(Tahun)
Pengalaman Bertani (Tahun)
Jumlah Tanggungan
(Jiwa) Luas Lahan yang Ditanami
Jagung (Ha) Status Kepemilikan
32 45 9 10 2 1 Milik Sendiri
33 40 9 5 4 1,5 Milik Sendiri
34 58 12 10 3 0,5 Milik Sendiri
35 54 6 15 2 2 Milik Sendiri
36 64 9 12 2 1,5 Milik Sendiri
37 48 9 15 3 1,5 Milik Sendiri
38 51 12 12 2 1 Milik Sendiri
39 47 6 15 2 2 Milik Sendiri
40 43 9 8 3 1 Milik Sendiri
41 45 6 15 3 2 Milik Sendiri
Rata-Rata 49,90 10,15 10,22 2,88 1,27 Milik Sendiri
Lampiran 2. Karakteristik Kilang (Gudang) Pemipil Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Usia
(Tahun) Lama Usaha
(Tahun)
Inventaris Kilang
Jasa Pipil Killang (Rp/Kg)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Mesin
Pipil Truk Jeep Timbangan
1 51 20 1 5 2 1 125 10
2 63 30 2 3 2 1 125 15
3 57 20 1 2 1 1 125 8
Rata-Rata 57 23,33333 1,333333 3,333333 1,666667 1 125
11
Lampiran 3. Karakteristik Pabrik Pengolahan/Penggilingan Jagung
Sampel Lama Beroperasi
(Tahun) Harga Beli
(Rp/Kg) Harga Jual
(Rp/Kg)
1 30 4.000 7.500
Rata-Rata 30 4.000 7.500
Lampiran 4. Karakteristik Pedagang Pengecer
Sampel Nama
Sampel
Umur Sampel (Tahun)
Tingkat Pendidikan
Pengalaman Usaha
(Tahun)
Harga Jual
(Rp/Kg)
1 Lm
Sebayang 35 Universitas 10 8.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5 Jumlah dan Biaya Penggunaan Benih Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Luas Lahan(ha) Varietas Jumlah(Kg) Harga(Rp/Kg) Jumlah (Rp)
1 0,5 nk 22 15 70.000 1.050.000
2 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
3 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
4 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
5 1,5 pioneer 30 72.000 2.160.000
6 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
7 0,5 nk 22 15 70.000 1.050.000
8 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
9 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
10 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
11 1 pioneer 20 72.000 1.440.000
12 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
13 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
14 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
15 1 pioneer 20 72.000 1.440.000
16 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
17 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
18 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
19 1,5 nk 22 30 72.000 2.160.000
20 0,5 pioneer 15 72.000 1.080.000
21 0,4 nk 22 10 72.000 720.000
22 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
23 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
24 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
25 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
26 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
27 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
28 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
29 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
30 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
31 0,5 pioneer 10 72.000 720.000
32 1 pioneer 20 72.000 1.440.000
33 1,5 pioneer 30 72.000 2.160.000
34 0,5 pioneer 15 72.000 1.080.000
35 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
36 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
37 1,5 nk 22 30 70.000 2.100.000
38 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
39 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
40 1 nk 22 20 70.000 1.400.000
41 2 nk 22 35 70.000 2.450.000
Jumlah 52,4
1.035 2.890.000 72.860.000
Rata-Rata Per Petani 1,28
25 70.488 1.784.878
Rata-Rata Per Hektar
20 55.153 1.390.458
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Urea Phonska Kcl Npk TSP SP 36 Amaposs Jumlah Biaya Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga
1 0,5 300 600.000 200 520.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.120.000
2 1,5 600 1.440.000 400 2.000.000 50 480.000 100 800.000 100 660.000 0 0 0 0 5.380.000
3 2 800 1.600.000 500 1.250.000 0 0 0 0 100 660.000 300 790.000 0 0 4.300.000
4 1 200 400.000 100 250.000 50 250.000 150 1.260.000 100 500.000 100 230.000 50 285.000 3.175.000
5 1,5 750 1.500.000 500 1.250.000 100 360.000 0 0 150 835.000 0 0 0 0 3.945.000
6 2 750 1.500.000 200 500.000 50 250.000 0 0 0 0 150 345.000 0 0 2.595.000
7 0,5 300 720.000 200 500.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.220.000
8 1,5 250 500.000 100 260.000 50 250.000 0 0 100 500.000 150 345.000 100 570.000 2.425.000
9 1 200 480.000 100 500.000 0 0 0 0 100 550.000 100 230.000 0 0 1.760.000
10 2 200 400.000 100 250.000 50 250.000 150 1.260.000 0 0 0 0 0 0 2.160.000
11 1 200 400.000 0 0 0 0 100 840.000 100 500.000 0 0 0 0 1.740.000
12 1 200 480.000 100 250.000 50 480.000 150 1.200.000 100 660.000 0 0 0 0 3.070.000
13 1,5 600 1.200.000 400 1.040.000 50 180.000 100 840.000 100 660.000 0 0 0 0 3.920.000
14 2 400 800.000 200 520.000 100 500.000 200 1.600.000 150 990.000 200 460.000 100 570.000 5.440.000
15 1 200 400.000 100 250.000 50 250.000 150 1.260.000 0 0 100 230.000 0 0 2.390.000
16 1,5 500 1.200.000 0 0 50 250.000 100 800.000 0 0 0 0 0 0 2.250.000
17 1,5 600 1.200.000 400 1.000.000 100 500.000 100 800.000 100 550.000 0 0 0 0 4.050.000
18 1 200 400.000 100 250.000 50 250.000 150 1.260.000 100 500.000 0 0 50 285.000 2.945.000
19 1,5 700 1.680.000 500 1.250.000 0 0 150 1.200.000 0 0 0 0 0 0 4.130.000
20 0,5 300 600.000 0 0 50 400.000 0 0 200 1.320.000 0 0 0 0 2.320.000
21 0,4 250 600.000 0 0 0 0 0 0 50 250.000 0 0 0 0 850.000
22 1,5 600 1.200.000 400 1.000.000 50 250.000 100 800.000 100 660.000 0 0 0 0 3.910.000
23 1 150 300.000 50 250.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 550.000
24 2 750 1.800.000 200 500.000 0 0 0 0 200 1.000.000 200 460.000 0 0 3.760.000
25 1,5 200 400.000 100 250.000 50 250.000 150 1.260.000 100 500.000 0 0 50 285.000 2.945.000
26 1 200 400.000 0 0 50 250.000 0 0 100 660.000 10 230.000 0 0 1.540.000
27 1 200 480.000 100 250.000 50 250.000 150 1.200.000 0 0 0 0 0 0 2.180.000
28 1 200 480.000 0 0 0 0 150 1.200.000 100 500.000 0 0 0 0 2.180.000
29 1,5 750 1.500.000 0 0 50 250.000 150 1.260.000 0 0 100 230.000 0 0 3.240.000
30 1 200 400.000 100 250.000 0 0 0 0 100 500.000 0 0 50 285.000 1.435.000
31 0,5 300 720.000 0 0 0 0 0 0 0 0 200 460.000 50 285.000 1.465.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. (Lanjutan)
Sampel
Luas Lahan(Ha)
Urea Phonska KCL NPK Tsp Sp 36 amaposs
Jumlah BIaya Kg Harga kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga Kg Harga
32 1 200 400.000 100 250.000 0 0 0 0 100 500.000 0 0 0 0 1.150.000
33 1,5 300 600.000 0 0 100 360.000 0 0 0 0 100 230.000 0 0 1.190.000
34 0,5 300 600.000 0 0 0 0 100 840.000 50 250.000 0 0 0 0 1.690.000
35 2 800 1.920.000 500 1.250.000 0 0 0 0 100 550.000 300 690.000 0 0 4.410.000
36 1,5 600 1.200.000 400 2.000.000 0 0 100 800.000 0 0 0 0 0 0 4.000.000
37 1,5 600 1.440.000 0 0 100 500.000 0 0 0 0 200 460.000 0 0 2.400.000
38 1 200 400.000 100 250.000 0 0 150 1.260.000 0 0 0 0 50 285.000 2.195.000
39 2 800 1.920.000 0 0 100 960.000 0 0 0 0 300 690.000 0 0 3.570.000
40 1 200 400.000 100 250.000 50 250.000 0 0 0 0 0 0 50 285.000 1.185.000
41 2 800 1.600.000 500 2.500.000 0 0 0 0 100 660.000 300 690.000 0 0 5.450.000
Jumlah 52,4 16.850 36.260.000 6.850 20.840.000 1.450 7.970.000 2.650 21.740.000 2.600 14.915.000 2.810 6.770.000 550 3.135.000 111.630.000
Rata-Rata Per Petani 1,28 411 884.390 167 508.293 35 194.390 65 530.244 63 363.781 69 165.122 13 76.463 2.722.683
Rata-Rata Per Hektar
322 691.985 131 397.710 28 152.099 51 414.886 50 284.637 54 129.199 11 59.828 2.130.344
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Jumlah dan Biaya Penggunaan Pestisida Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel luas
lahan(ha)
Kruiser Gliposat Hamistartop Alika Parakuat Sitop Alphomin Convai Jumlah Biaya Liter Harga Liter Harga Liter Harga Liter Harga Liter Harga Liter Harga Liter Harga Liter Harga
1 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 450.000 1,2 88.000 0 0 538.000
3 2 1,8 120.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 120.000
4 1 1,2 80.000 3 180.000 0,03 170.000 0,3 150.000 3 200.000 0 0 0 0 0 0 780.000
5 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 870.000 870.000
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 1,2 80.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 80.000
10 2 1,8 120.000 4 240.000 0,03 170.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 530.000
11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 580.000 580.000
12 1 1,2 80.000 3 180.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 260.000
13 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 450.000 0 0 0 0 450.000
14 2 2,1 140.000 4 240.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 380.000
15 1 1,2 80.000 0 0 0 0 0 0 4 250.000 0 0 0 0 0 0 330.000
16 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,2 88.000 0 0 88.000
17 1,5 1,5 100.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,5 110.000 0 0 210.000
18 1 1,2 80.000 3 180.000 0 0 0,3 150.000 4 250.000 0 0 0 0 0 0 660.000
19 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 4 250.000 0 0 0 0 0 0 250.000
20 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1,5 0,9 60.000 0 0 0 0 0 0 0 0 6 540.000 1,5 110.000 0 0 710.000
23 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 2 2,4 160.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 160.000
25 1,5 0 0 3 180.000 0,03 170.000 0,3 150.000 3 200.000 0 0 0 0 0 0 700.000
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 360.000 0 0 0 0 360.000
27 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,2 88.000 0 0 88.000
28 1 1,2 80.000 0 0 0 0 0 0 4 250.000 0 0 0 0 2 580.000 910.000
29 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 1 1,2 80.000 3 180.000 0,03 170.000 0 0 3 200.000 0 0 0 0 0 0 630.000
31 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. (lanjutan)
Sampel
Luas lahan(ha)
Kruiser Gliposat Hamistartop Alika Parakuat Sitop Alphomin Convai
Jumlah biaya liter harga liter harga liter harga liter harga Liter harga liter harga liter harga liter Harga
32 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,2 88.000 0 0 88.000
33 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 290.000 290.000
35 2 1,5 100.000 0 0 0 0 0 0 0 0 6 540.000 0 0 0 0 640.000
36 1,5 0 0 0 0 0 0 0,3 150.000 4 250.000 0 0 0 0 0 0 400.000
37 1,5 0 0 0 0 0,03 170.000 0,3 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 320.000
38 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,2 88.000 0 0 88.000
40 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,8 132.000 0 0 132.000
Jumlah 52,4 20,4 1.360.000 23 1.380.000 0,15 850.000 1,5 750.000 29 1.850.000 26 2.340.000 10,8 792.000 8 2.320.000 11.642.000
Rata-Rata Per
Petani 1,28 0,50 33.171 0,56 33.659 0,004 20.732 0,04 18.293 0,7 45.122 0,6 57.073 0,26 19.317 0,19 56.585 283.951
Rata-Rata Per
Hektar
0,39 25.954 0,44 26.336 0,003 16.221 0,03 14.313 0,6 35.303 0,5 44.657 0,21 15.115 0,15 44.275 222.176
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Jumlah dan Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Luas
Lahan(ha)
Menanam Memupuk Memompa Penyiangan Panen
Jumlah Biaya Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp)
1 0,5 600.000 0 0 0 500.000 1.100.000
2 1,5 1.500.000 150.000 400.000 0 2.800.000 4.850.000
3 2 1.400.000 800.000 0 600.000 3.150.000 5.950.000
4 1 880.000 350.000 140.000 490.000 980.000 2.840.000
5 1,5 1.200.000 600.000 0 100.000 2.100.000 4.000.000
6 2 2.100.000 460.000 0 259.000 3.600.000 6.419.000
7 0,5 450.000 70.000 0 0 200.000 720.000
8 1,5 1.800.000 210.000 225.000 0 2.800.000 5.035.000
9 1 1.500.000 150.000 140.000 0 1.950.000 3.740.000
10 2 1.400.000 180.000 0 300.000 2.800.000 4.680.000
11 1 1.200.000 400.000 100.000 0 560.000 2.260.000
12 1 1.500.000 300.000 350.000 0 1.950.000 4.100.000
13 1,5 1.700.000 500.000 0 0 2.800.000 5.000.000
14 2 2.000.000 300.000 280.000 500.000 3.750.000 6.830.000
15 1 700.000 100.000 0 100.000 960.000 1.860.000
16 1,5 900.000 180.000 0 0 2.800.000 3.880.000
17 1,5 1.800.000 650.000 400.000 0 2.800.000 5.650.000
18 1 900.000 450.000 140.000 180.000 1.080.000 2.750.000
19 1,5 1.200.000 540.000 0 80.000 2.450.000 4.270.000
20 0,5 280.000 80.000 0 0 560.000 920.000
21 0,4 600.000 50.000 0 0 450.000 1.100.000
22 1,5 1.800.000 625.000 360.000 0 3.000.000 5.785.000
23 1 100.000 0 0 0 900.000 1.000.000
24 2 2.400.000 400.000 300.000 300.000 3.200.000 6.600.000
25 1,5 780.000 250.000 75.000 450.000 860.000 2.415.000
26 1 600.000 70.000 0 0 640.000 1.310.000
27 1 700.000 280.000 0 0 1.000.000 1.980.000
28 1 560.000 140.000 0 315.000 800.000 1.815.000
29 1,5 1.440.000 360.000 0 0 1.400.000 3.200.000
30 1 630.000 175.000 120.000 270.000 720.000 1.915.000
31 0,5 200.000 50.000 0 0 630.000 880.000
32 1 720.000 140.000 0 100.000 640.000 1.600.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8 (lanjutan)
Sampel Luas Lahan
(Ha)
Menanam Memupuk Memompa Penyiangan Panen
Jumlah Biaya Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp) Upah (Rp)
33 1,5 700.000 200.000 0 280.000 1.000.000 2.180.000
34 0,5 140.000 180.000 0 100.000 490.000 910.000
35 2 1.800.000 560.000 0 0 2.100.000 4.460.000
36 1,5 700.000 350.000 360.000 280.000 1.400.000 3.090.000
37 1,5 1.500.000 400.000 420.000 0 640.000 2.960.000
38 1 840.000 140.000 140.000 140.000 960.000 2.220.000
39 2 1.600.000 1.000.000 0 320.000 1.680.000 4.600.000
40 1 490.000 70.000 0 140.000 640.000 1.340.000
41 2 1.400.000 640.000 0 0 1.820.000 3.860.000
Jumlah 52,4 44.710.000 12.550.000 3.950.000 5.034.000 65.560.000 132.074.000
Rata-Rata 1,28 1.090.488 306.098 96.342 129.366 1.599.024 3.221.317
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Cangkul Sprayer
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/tahun)
jumlah (unit)
umur ekonomis
(tahun) Harga
Awal (Rp) Nilai
Sisa (Rp) Penyusutan (Rp/tahun)
1 0,5 1 5 100.000 0 20.000 0 0 0 0 0
2 1,5 3 10 80.000 0 8.000 1 5 300.000 0 60.000
3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 0 0 0 0 1 10 650.000 0 65.000
5 1,5 0 0 0 0 0 1 5 450.000 0 90.000
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,5 1 5 80.000 0 16.000 0 0 0 0 8 1,5 2 5 85.000 0 17.000 1 5 650.000 0 130.000
9 1 2 10 80.000 0 8.000 1 10 650.000 0 65.000
10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 2 10 50.000 0 5.000 1 10 300.000 0 30.000
12 1 2 10 80.000 0 8.000 1 10 650.000 0 65.000
13 1,5 3 5 50.000 0 10.000 0 0 0 0 0
14 2 4 10 80.000 0 8.000 1 5 650.000 0 130.000
15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1,5 1 5 100.000 0 20.000 0 0 0 0 0
17 1,5 4 5 80.000 0 16.000 1 10 300.000 0 30.000
18 1 0 0 0 0 0 1 10 650.000 0 65.000
19 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0,5 1 5 100.000 0 20.000 0 0 0 0 0
21 0,4 2 5 80.000 0 16.000 0 0 0 0 0
22 1,5 3 10 80.000 0 8.000 0 0 0 0 0
23 1 1 10 100.000 0 10.000 0 0 0 0 0
24 2 4 10 80.000 0 8.000 1 10 650.000 0 65.000
25 1,5 2 5 100.000 0 20.000 1 5 450.000 0 90.000
26 1 0 0 0 0 0 1 5 650.000 0 130.000
27 1 1 5 80.000 0 16.000 0 0 0 0 0
28 1 2 10 80.000 0 8.000 0 0 0 0 0
29 1,5 3 5 100.000 0 20.000 0 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Cangkul Sprayer
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
30 1 0 0 0 0 0 1 10 300000 0 30000
31 0,5 1 10 100.000 0 10.000 0 0 0 0 0
32 1 1 10 100.000 0 10.000 0 0 0 0 0
33 1,5 2 5 80.000 0 16.000 0 0 0 0 0
34 0,5 3 10 50.000 0 5.000 1 10 350.000 0 35.000
35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1,5 2 10 60.000 0 6.000 1 10 500.000 0 50.000
37 1,5 0 0 0 0 0 1 15 450.000 0 30.000
38 1 0 0 0 0 0 1 10 600.000 0 60.000
39 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1 2 5 100.000 0 20.000 0 0 0 0 0
41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 52,4 55 195 2.155.000 0 329.000 18 155 9.200.000 0 1.220.000
Rata-Rata Per
Petani 1,28 1,34 4,8 52.561 0 8.024 0,44 3,8 224.390 0 30.500
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Babat Gubuk
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/tahun)
jumlah (unit)
umur ekonomis
(tahun) Harga
Awal (Rp) Nilai
Sisa (Rp) Penyusutan (Rp/tahun)
1 0,5 1 2 1.000.000 0 500.000 0 0 0 0 0
2 1,5 1 5 40.000 0 8.000 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
5 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,5 1 5 30.000 0 6.000 0 0 0 0 0
8 1,5 1 10 45.000 0 4.500 0 0 0 0 0
9 1 1 5 45.000 0 9.000 0 0 0 0 0
10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
13 1,5 1 5 40.000 0 8.000 0 0 0 0 0
14 2 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1,5 1 5 40.000 0 8.000 0 0 0 0 0
17 1,5 1 10 40.000 0 4.000 0 0 0 0 0
18 1 0 0 0 0 0 1 20 1.000.000 0 50.000
19 1,5 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
20 0,5 1 5 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 0
21 0,4 1 5 40.000 0 8.000 0 0 0 0 0
22 1,5 1 10 40.000 0 4.000 0 0 0 0 0
23 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 2 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
25 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 1 10 1.000.000 0 100.000 0 0 0 0 0
27 1 1 5 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 0
28 1 1 5 1.000.000 0 200.000 1 10 1.000.000 0 100.000
29 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Babat Gubuk
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
30 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 1 10 40.000 0 4.000 0 0 0 0 0
33 1,5 1 10 50.000 0 5.000 0 0 0 0 0
34 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 1,5 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
38 1 0 0 0 0 0 1 10 1.000.000 0 100.000
39 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 52,4 16 107 5.450.000 0 1.268.500 9 100 9.000.000 0 850.000
Rata-Rata Per
Petani 1,28 0,39 2,6 132.927 0 30.939 0,22 2,44 219.512 0 20.732
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Garpu Seng
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/tahun)
jumlah (unit)
umur ekonomis
(tahun) Harga
Awal (Rp) Nilai
Sisa (Rp) Penyusutan (Rp/tahun)
1 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1,5 1 10 25.000 0 2.500 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 0 0 0 0 0 5 10 200.000 0 20.000
5 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 1,5 1 5 25.000 0 5.000 0 0 0 0 0
14 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 1,5 1 5 25.000 0 2.500 0 0 0 0 0
17 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 0 0 0 0 0 5 10 200.000 0 20.000
19 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Garpu Seng
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
30 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 1 10 30.000 0 3.000 0 0 0 0 0
33 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 1 1 5 40.000 0 8.000 10 10 100.000 0 10.000
39 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 52,4 5 35 145.000 0 21.000 20 30 500.000 0 50.000
Rata-Rata Per
Petani 1,28 0,12 0,85 3.537 0 512 0,5 0,73 12.195 0 1.220
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Ember Tong Air/Drum
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/tahun)
jumlah (unit)
umur ekonomis
(tahun) Harga
Awal (Rp) Nilai
Sisa (Rp) Penyusutan (Rp/tahun)
1 0,5 1 2 20.000 0 10.000 0 0 0 0 0
2 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 2 5 30.000 0 6.000 1 10 200.000 0 20.000
5 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0,5 1 5 15.000 0 3.000 0 0 0 0 0
8 1,5 2 2 30.000 0 15.000 0 0 0 0 0
9 1 2 3 30.000 0 10.000 0 0 0 0 0
10 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 1 2 5 30.000 0 6.000 0 0 0 0 0
13 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 2 4 3 15.000 0 5.000 0 0 0 0 0
15 1 2 10 20.000 0 2.000 0 0 0 0 0
16 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 2 5 20.000 0 4.000 1 20 200.000 0 10.000
19 1,5 2 10 30.000 0 3.000 0 0 0 0 0
20 0,5 1 5 20.000 0 4.000 0 0 0 0 0
21 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 1,5 2 5 20.000 0 4.000 0 0 0 0 0
23 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 2 4 10 30.000 0 3.000 0 0 0 0 0
25 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 1,5 2 5 30.000 0 6.000 0 0 0 0 0
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Ember Tong Air/Drum
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
30 1 2 10 20.000 0 2.000 1 10 200.000 0 20.000
31 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 1 2 5 15.000 0 3.000 0 0 0 0 0
33 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 1,5 0 0 0 0 0 2 10 180.000 0 18.000
37 1,5 0 0 0 0 0 1 10 100.000 0 10.000
38 1 0 0 0 0 0 1 10 200.000 0 20.000
39 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1 3 5 15.000 0 3.000 0 0 0 0 0
41 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 52,4 36 95 390.000 9 89.000 7 70 1.080.000 0 98.000
Rata-Rata Per
Petani 1,28 0,88 2,31 9.512 0,22 2.171 0,17 1,7 26.342 0 2.390
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel Luas
Lahan(Ha)
Mesin Air Total Biaya Penyusutan
(Rp) jumlah (unit)
umur ekonomis
(tahun) Harga
Awal (Rp) Nilai Sisa
(Rp) Penyusutan (Rp/tahun)
1 0,5 1 10 2.500.000 0 250.000 780.000
2 1,5 0 0 0 0 0 78.500
3 2 0 0 0 0 0 0
4 1 0 0 0 0 0 211.000
5 1,5 0 0 0 0 0 90.000
6 2 0 0 0 0 0 0
7 0,5 0 0 0 0 0 25.000
8 1,5 0 0 0 0 0 166.500
9 1 0 0 0 0 0 92.000
10 2 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 0 0 35.000
12 1 0 0 0 0 0 179.000
13 1,5 0 0 0 0 0 23.000
14 2 0 0 0 0 0 243.000
15 1 0 0 0 0 0 2.000
16 1,5 0 0 0 0 0 30.500
17 1,5 0 0 0 0 0 50.000
18 1 0 0 0 0 0 149.000
19 1,5 0 0 0 0 0 103.000
20 0,5 1 5 2.500.000 0 500.000 724.000
21 0,4 0 0 0 0 0 24.000
22 1,5 0 0 0 0 0 16.000
23 1 0 0 0 0 0 10.000
24 2 0 0 0 0 0 176.000
25 1,5 0 0 0 0 0 110.000
26 1 0 0 0 0 0 230.000
27 1 0 0 0 0 0 216.000
28 1 0 0 0 0 0 308.000
29 1,5 0 0 0 0 0 26.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. (lanjutan)
Sampel
Luas Lahan (Ha)
Mesin Air Total Biaya Penyusutan
(Rp) Jumlah (Unit)
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga Awal (Rp)
Nilai Sisa (Rp)
Penyusutan (Rp/Tahun)
30 1 0 0 0 0 0 52.000
31 0,5 0 0 0 0 0 10.000
32 1 0 0 0 0 0 20.000
33 1,5 0 0 0 0 0 21.000
34 0,5 0 0 0 0 0 40.000
35 2 0 0 0 0 0 0
36 1,5 0 0 0 0 0 74.000
37 1,5 0 0 0 0 0 140.000
38 1 0 0 0 0 0 198.000
39 2 0 0 0 0 0 0
40 1 0 0 0 0 0 23.000
41 2 0 0 0 0 0 0
Jumlah 52,4 2 15 5.000.000 0 750.000 4.675.500
Rata-Rata Per
Petani 1,28 0,05 0,37 121.951 0 18.293 114.037
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Biaya Sewa Traktor Usahatani di Desa Tigabinanga
Sampel Luas Lahan(Ha) Biaya Sewa Traktor (Rp)
1 0,5 0
2 1,5 1.500.000
3 2 2.000.000
4 1 1.000.000
5 1,5 1.500.000
6 2 2.000.000
7 0,5 0
8 1,5 1.500.000
9 1 1.000.000
10 2 2.000.000
11 1 1.000.000
12 1 1.000.000
13 1,5 1.500.000
14 2 2.000.000
15 1 1.000.000
16 1,5 1.500.000
17 1,5 1.500.000
18 1 1.000.000
19 1,5 1.500.000
20 0,5 500.000
21 0,4 0
22 1,5 1.500.000
23 1 1.000.000
24 2 2.000.000
25 1,5 1.500.000
26 1 1.000.000
27 1 1.000.000
28 1 1.000.000
29 1,5 1.500.000
30 1 1.000.000
31 0,5 0
32 1 1.000.000
33 1,5 1.500.000
34 0,5 0
35 2 2.000.000
36 1,5 1.500.000
37 1,5 1.500.000
38 1 1.000.000
39 2 2.000.000
40 1 1.000.000
41 2 2.000.000
Jumlah 52,4 50.000.000
Rata-Rata Per Petani 1,28 1.219.512
Rata-Rata Per Hektar
954.199
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 11. Jumlah Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Sampel Luas Lahan(Ha) Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp)
1 0,5 4.000 3.000 12.000.000
2 1,5 8.000 3.000 24.000.000
3 2 14.000 3.000 42.000.000
4 1 8.000 3.300 26.400.000
5 1,5 11.000 3.200 35.200.000
6 2 16.000 3.000 48.000.000
7 0,5 3.500 3.200 11.200.000
8 1,5 12.000 3.000 36.000.000
9 1 7.500 3.200 24.000.000
10 2 7.000 3.100 21.700.000
11 1 6.500 3.000 19.500.000
12 1 7.500 3.100 23.250.000
13 1,5 10.000 3.000 30.000.000
14 2 14.000 3.000 42.000.000
15 1 7.500 3.200 24.000.000
16 1,5 7.000 3.000 21.000.000
17 1,5 9.500 3.200 30.400.000
18 1 8.000 3.200 25.600.000
19 1,5 12.000 3.200 38.400.000
20 0,5 4.000 3.000 12.000.000
21 0,4 3.000 3.000 9.000.000
22 1,5 9.000 3.200 28.800.000
23 1 6.000 3.000 18.000.000
24 2 15.000 3.300 49.500.000
25 1,5 9.000 3.000 27.000.000
26 1 7.000 3.100 21.700.000
27 1 8.000 3.000 24.000.000
28 1 7.500 3.100 23.250.000
29 1,5 10.000 3.100 31.000.000
30 1 7.000 3.000 21.000.000
31 0,5 3.000 3.000 9.000.000
32 1 7.000 3.000 21.000.000
33 1,5 8.500 3.000 25.500.000
34 0,5 3.500 3.000 10.500.000
35 2 15.000 3.200 48.000.000
36 1,5 11.000 3.300 36.300.000
37 1,5 10.000 3.200 32.000.000
38 1 8.000 3.200 25.600.000
39 2 12.000 3.100 37.200.000
40 1 7.000 3.000 21.000.000
41 2 13.000 3.100 40.300.000
Jumlah 52,4 347.500 126.800 1.079.300.000
Rata-Rata Per Petani 1,28 8.476 3.093 26.324.390
Rata-Rata Per Hektar
6.632 2.420 20.597.328
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. Total Biaya Saluran Rantai Pasok Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
No.
Sampel
Luas Lahan
(ha)
Produksi Per Petani
(Kg) Harga (Rp/Kg)
Total Penerimaan Per Petani
(Rp)
Total Biaya Per
Petani (Rp)
Total Pendapatan
Per Petani (Rp)
Produktivitas
(Ton/Ha)
1 0,5 4.000 3.000 12.000.000 4.050.000 7.950.000 8
2 1,5 8.000 3.000 24.000.000 14.446.500 9.553.500 5,3
3 2 14.000 3.000 42.000.000 14.820.000 27.180.000 7
4 1 8.000 3.300 26.400.000 9.406.000 16.994.000 9
5 1,5 11.000 3.200 35.200.000 12.565.000 22.635.000 7,3
6 2 16.000 3.000 48.000.000 13.464.000 34.536.000 8
7 0,5 3.500 3.200 11.200.000 3.015.000 8.185.000 7
8 1,5 12.000 3.000 36.000.000 11.226.500 24.773.500 8
9 1 7.500 3.200 24.000.000 8.072.000 15.928.000 7,5
10 2 7.000 3.100 21.700.000 11.820.000 9.880.000 3,5
11 1 6.500 3.000 19.500.000 7.055.000 12.445.000 6,5
12 1 7.500 3.100 23.250.000 10.009.000 13.241.000 7,5
13 1,5 10.000 3.000 30.000.000 12.993.000 17.007.000 6,7
14 2 14.000 3.000 42.000.000 17.343.000 24.657.000 7
15 1 7.500 3.200 24.000.000 7.022.000 16.978.000 7,5
16 1,5 7.000 3.000 21.000.000 9.848.500 11.151.500 4,7
17 1,5 9.500 3.200 30.400.000 13.560.000 16.840.000 6,3
18 1 8.000 3.200 25.600.000 8.904.000 16.696.000 8
19 1,5 12.000 3.200 38.400.000 12.413.000 25.987.000 8
20 0,5 4.000 3.000 12.000.000 5.544.000 6.456.000 8
21 0,4 3.000 3.000 9.000.000 2.694.000 6.306.000 7,5
22 1,5 9.000 3.200 28.800.000 14.021.000 14.779.000 6
23 1 6.000 3.000 18.000.000 3.960.000 14.040.000 6
24 2 15.000 3.300 49.500.000 15.146.000 34.354.000 7,5 Universitas Sumatera Utara
Lampiran 12. (lanjutan)
25 1,5 9.000 3.000 27.000.000 9.770.000 17.230.000 6
26 1 7.000 3.100 21.700.000 5.840.000 15.860.000 7
27 1 8.000 3.000 24.000.000 6.864.000 17.136.000 8
28 1 7.500 3.100 23.250.000 7.613.000 15.637.000 7,5
29 1,5 10.000 3.100 31.000.000 10.066.000 20.934.000 6,7
30 1 7.000 3.000 21.000.000 6.432.000 14.568.000 7
31 0,5 3.000 3.000 9.000.000 3.435.000 5.565.000 6
32 1 7.000 3.000 21.000.000 5.298.000 15.702.000 7
33 1,5 8.500 3.000 25.500.000 7.051.000 18.449.000 5,7
34 0,5 3.500 3.000 10.500.000 4.010.000 6.490.000 7
35 2 15.000 3.200 48.000.000 13.960.000 34.040.000 7,5
36 1,5 11.000 3.300 36.300.000 11.164.000 25.136.000 7,3
37 1,5 10.000 3.200 32.000.000 9.420.000 22.580.000 6,7
38 1 8.000 3.200 25.600.000 7.013.000 18.587.000 8
39 2 12.000 3.100 37.200.000 12.708.000 24.492.000 6
40 1 7.000 3.000 21.000.000 4.948.000 16.052.000 7
41 2 13.000 3.100 40.300.000 13.892.000 26.408.000 6,5
Total 52,4 347.500 126.800 1.079.300.000 382.881.500 696.418.500 284,7
Rata-
Rata 1,278049 8.475,6 3.092,7 26.324.390,2 9.338.573 16.985.817,1 6,9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 13. Biaya Pemasaran, Price Spread dan Share Margin Jagung di Desa Tigabinanga
No Uraian Price Spread
(Rp/Kg)
Share Margin
(%)
1 Petani
Biaya Produksi 1.101,9 13,8
Harga Jual 3.000 37.5
Margin Keuntungan 1.898,1 23,7
Nisbah Margin Keuntungan 1,72
2 Kilang
Harga Beli 3.000
Harga Jual 4.000
Biaya Pemasaran 755 9,4
e. Biaya Bongkar Muat 20 0,3
f. Biaya Transportasi 210 2,6
g. Biaya Pipil 125 1,6
h. Biaya Marketing Loss 400 5
Margin keuntungan 245 3
Nisbah Margin Keuntungan 0,32
3 PT. Phokphan Charoen (Ransum
Ternak)
Harga Beli 4.000
Harga Jual 7.500
Biaya Pemasaran 1.580 19,8
f. Biaya Transportasi 125 1,6
g. Biaya Bongkar Muat 15 0,2
h. Biaya Pengolahan 500 6,3
i. Biaya Bahan Tambahan 900 11,3
j. Biaya Pengepakan 40 0,5
Margin Keuntungan 1.920 24
Nisbah Margin Keuntungan 1,22
5 Pedagang Pengecer
Harga Beli 7.500
Harga Jual 8.000
Biaya Pemasaran 160 2
d. Biaya Transportasi 120 1,5
e. Biaya Upah Bongkar Muat 25 0,3
f. Biaya Pengepakan 15 0,2
Margin Keuntungan 340 4,3
Nisbah Margin Keuntungan 2,13
4 Konsumen
Harga Beli 8.000 100
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 14. Efisiensi Rantai Pasok Usahatani Jagung di Desa Tigabinanga
Saluran Keuntungan Petani (Rp)
Keuntungan Pedagang
Perantara (Rp) Biaya Produksi
Petani (Rp)
Biaya Pemasaran Pedagang
Perantara (Rp) Efisiensi
Pemasaran
(Petani-Kilang-Pabrik Pengolahan/Penggilingan-Pedagang Pengecer-Konsumen) 1.898,1 2.505 1.101,9 2.495 1,2
Universitas Sumatera Utara
Top Related