8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
1/66
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur
kehadirat
Tuhan
yang
Maha
Esa
atas
segala
berkat
dan karunia-
Nya
sehingga
penelitian
ini
dapat
terselesaikan
walaupun
masih
dijumpai
kekurangan-
kekurangan.
Penelitian
ini
membahas
tentang
bagaimana
fungsi pengendalian
persediaan
bahan
baku
dilakukan pada
pr.
Karya
Mumi
perkasa
Medan.
peneliti
menyadari
bahwa
masih
banyak kelemahan
dalam
penelitian
ini,
oleh
karena
itu
sangat
diharapkan
kritik
dan
saran
yang
membangun
dari
pihak
pembaca
untuk
perbaikan
di
masa yang
akan
datang.
Pada
kesempatan
ini, peneriti
mengucapkan
banyak
terima
kasih
kepada
pihak-
pihak
yang
ikut
membantu
dalam
penyelesaian
penelitian
ini, yaitu
.
1.
Rektor
Universitas
HKBp
Nommensen
Medan
2.
Dekan
Fakultas
Ekonomi
Universitas
HKBp
Nommensen
Medan
3.
Ketua
Lembaga
Penelitian
Universitas
HKBp
Nbmmensen
Medan
4.
Ketua
Jurusan
Manajemen
Fakultas
Ekonomi
universitas
HKBp
Nommensen
Medan
5. Pihak
Manajemen
perusahaan
pT.
Karya
Mumi
perkasa
Medan.
6.
Rekan-rekan
dosen
di
Fakultas
Ekonomi
Universitas
HKBp
Nommensen
Medan.
MedarL
Peneliti,
Ba
Tampubolon,
SE,
h.GA.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
2/66
DAF'TAR
ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar
Isi
Daftar
Tabel
dan
Gambar.......
Ringkasan
I.
PENDAHULUAN
...........
I
ii
iv
I
1.1. LatarBe1akang.....................
I
L2.
Identifikasi
Masalah
2
1,3.
Hipotesis
2
1.4.
Tuj
uan
Penelirian
..,.................,........
3
1.5.
Kontribusi
Penelitian
3
II.
TTNJAUAN
PUSTAKA
4
2,l.
Manajcmen
Produksi,
Persediaan
dan
Manfaat
persediaan
,................,.
4
2.2. Fungsi
dan Tujuan
Pengendalian
persediaan
6
2.3.
Jenis-jenis
Persediaan
I l
2.4.
Biaya-biaya
Persediaan
16
2.5.
Metode
Pengendalian persediaan Bahan
Baku.................
19
rrl,
METODOLOGI
PENELTTIAN..................
24
3.1.
Lokasi
Penelitian
.................
24
3.2.
Metode
Pengumpulan
Data........
. .. ...
24
3.3. Luas
dan Cakupan
Penelitian.........._.........
24
3.4. Metode
Ana|sis
...................
25
IV.
HASIL
DAN
PEMBAIIASAN
27
4.
1.
Hasil
27
4.1.1.
Jenis Persediaan
Bahan
Baku
dan
pemakaian
Bahan
Baku
......
27
4.1.2.
Metode
dan
Teknik
pengendalian
Bahan
Baku
....,........,........._.
.
3l
4.1.3.
Proses
Produksi
pada
perusahaan
...............
32
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
3/66
4.2.
Pembahasan
............,..........
4.2.1.
Perbandingan
Pemakaian Bahan
Baku
Dengan
produksi
Hasil
Jadi
Hotmix
.............
4.2.2. Perhitungan
Dengan
Regresi
Linier
Sederhana
4.2.3.
Penggunaan
Rumus
EOQ
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
JI
39
5l
59
59
59
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
4/66
DAFTARTABEL
DANGAMBAR
Daftar
Tabel
Tabel
1-
)
4.
6.
5.
Teks
I lalaman
Data Pemakaian
Bahan
Baku tahun
2001
-
2003
...
29
Data
Pembelian
Bahan
Baku
tahun
200i
-
2003
30
Data
Produksi
Hasil
Jadi
Hotmix
tahun
2001
-2003
36
Perbandingan
Total
Pemakaian
Bahan Baku
Dengan
Total
Hasil Produksi
Pada
PT.
Karya
Murni
perkasa
Medan
tahun
2001
*
2003
.............
........
.
....
.
,.....
37
Perbandingan
Pemakaian
Bahan
Baku
Dengan
Hasil
produksi
Pada
PT.
Karya
Murni
perkasa
Medan
tahun
2001
-
2003
.........,....
.............................
38
Analisis
Pemakaian
Bahan-Baku
pada
pT.
Karya
Mumi
PerkasaMedan
tahun
2001
-
2003
............,................................
+O
Analisis
Produksi
Hasil
Jadi
Hotmix
pada
pT.
Karva
Mumi
Perkasa
Medan
tahun
2001
-
2003 ..,.............. ......,................
...
+Z
Analisis
Pemakaian
Bahan
Baku
tahun
2001
-
2003
...............
. 49
7.
L
Daftsr
Gambar
Gambar
1.
Grafik
Regresi
Pemakaian
Bahan
Baku dan
Barang
Jadi
Hotmix............,
........................
44
lv
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
5/66
RINGKASAN
Penelitian
ini
bertujuan
untuk mengetahui
:
l)
bagaimanakah pelaksanaan
pengendalianpersediaan
bahan
baku
pada
perusahaan
pT.
Karya
Mumi
perkasa
Medan,
2)
faktor-fakor
apakah
yang
menyebabkan
tidak
tepatnya
penggunaan
persediaan
bahan
baku
pada
PT.
Karya
Mumi
Perkasa
Medan
selama
tahun
2001
sampai
dengan
tahun
2003.
Masalah
yang
dikemukakan
adalah
penggunaan
bahan
baku
selalu
lJbih
besar
daripada output
(
hotmix
)
yang
dihasilkan
tahun
2001 sampai
dengan
tahun
2003.
Sedangkan
hipotesis
yang
diajukan
adalah
belum
diterapkarurya
metode
pengendalian
persediaan
yang
tepat
yang
dapat menekan
biaya
dalam
jumlah
pemesanan
yang
ekonomis.
Data
dianalisis
dengan
menggunakan
metode
regresi
linier
sederhana
dan
analisis
EoQ.
Hasil
analisis
r5renunjukkan
:
l). pr.
Karya
Mumi
perkasa belum
menyelenggarakan
suatu sistem pengendalian
persediaan
yang
tepat yang
dapat menekan
biaya
dalam
jumlah
pemesanan
yang
ekonomis,
2) dalam
menetapkin
liebuiuhan
bahan,
PT.
Karya
Mumi
Perkasa
Medan
belum mempunyai
dasar
perhitungan
tertentu
sehingga
sering
terjadi
selisih
yang
cukup besar antara pemakaian
bahan
baku dengan
hiiil
produksr,
3)
sistem
pengawasan
persediaan
merupakan
serangkaian
kebrlaksarian
yang
perludilaksanakan
oleh
perusahan
untuk
mengendalikan
tingkat
persediaan
yang
harui
dijaga
bila
persediaan
akan
diisi
kembali,
4)
pr.
Karya
Mumi
perkasa
beluri
oapat
menekan
biaya
persediaan
mengingat
frekuensi
pemesanan
yang
cukup
tinggi
uniuk
pengada"n
persediaan
tersebut.
._
Sebagai
dasar
pertimbangan
untuk
mengatasi
masalah yang
dihadapi,
maka
diberikan
saran sebagai
berikut
:
l)
dalam rangka pengendalian kebuiuhan
bairan
baku
sebaiknya
perusalnan
melakutan
berdasarkan
;umlah
-pesan
yang
ekonomis,
sehingga
dapat mengantisipasi
flukruasi
kebutuhan
bahar
baku
untut
piosei
produksi
yang
lel-in
1ry'
2)
perusahaan
dianjurkan
untuk
menerapkan
formula
economic
order
qLntity
(EoQ)
ager
biaya-biaya yang
dikeluarkan
lebih
ekonomis,
3)
perusahaan
henoatnya
dapat menerapkan
sistem
perencanaan
dan
pengendalian
bahan
baku
yang
baik
sebelum
dilakukannya proses
produksi,
4)
perusahaan
sebaiknya
mengurangi
frekuensi
pemesanan,
misalnya
dari 11-
12
kali
menjadi
8-9
kali
dalam
setahun.
Hal ini
dimaksudkan
agar
perusahaan
dapat
menghemat
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
pengadaan
bahan
baku tersebut.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
6/66
L PI,NDAEULUAN
1.
1.
Latar
Belakang
Setiap
perusahaan,
baik
perusahaan
dagang
maupun
perusahaan
industri,
dapat
mengadakan
persediaan.
Tanpa
adanya
persediaan
maka
perusahaan
dapat
menghadapi resiko bahwa
perusahaan
tersebut
pada
suatu
saat
tidak
dapat
memenuhi
kebutuhan
dan
keinginan
pasar.
Demikian
juga
dengan
perusahaan
PT.
Karya
Murni
Perkasa
Medan,
saat
ini
berusaha
untuk menyediakan
bahan baku
yang
diperlukan
perusahaan
agar
perusahaan
dapat
menghasilkan
produk
sesuai
dengan
permintaan
pasar
yang
semakin
meningkat.
Manajernen
produksi
perusahaan
dihadapkan
pada
usaha
untuk
mengendalikan
persediaan,
sebab
pengendalian
sangat
penting
artinya
untuk
menjamin
kelancaran
produksi.
Oleh
karena
itu,
maka
perlu
diusahakan
pemakaian
dana
untuk
penyediaan
bahan
baku
yatrg
tepat
sehingga
dapat tercapai
efisiensi
dan
efektifitas sesuai
dengan
tujuan
perusahaan,
Apabila
persediaan
bahan
baku
kurang,
maka
perusahaan
tidak
dapat
beke{a
dengan
luas
produksi
yang
optimal,
sehingga
terdapat
penganggwan
mesin-mesin
dan
tenaga
kerja
langsung.
Hal ini
dapat mengakibatkan
tingginya
biaya
produksi
yang pada akhirnya akan
menekan keuntungan
yang akan diperoleh
perusahaan
dalam
suatu
periode
tertentu.
Pada
sisi
lain,
jika
perusahaan
mengadakan
persediaan
bahan baku
yang
terlalu
besar
dibandingkaa
dengan
kebutuhannya,
maka
hal
ini
akan
mengakibatkan
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
7/66
besarnya
biaya
penyimpanan
di
gudang,
terjadi
kerugian karena
kerusakan,
turunnya
kualitas barang
serta
hilangnya
penggunaan
dana
kepada
hal-hal
lain
karena
dana
terlalu
lama
terikat
dalam
persediaan
bahan
baku.
Hal
ini
dapat
mengakibatkan
menurunnya
keuntungan
yang
diperoleh
perusahaan
dalam suatu
periode
tertentu.
Berdasarkan
alasan
yang
telah dikemukakan di
atas,
dapat
dilihat betapa
pentingrya
pengendalian persediaan
bahan baku
dalam
usaha untuk melancarkan
proses
produksi.
Untuk itu
penelitian
ini
dilakukan untuk
mengadakan
penelitian
lebih lanjut
guna
memperoleh
gambaran
tentang
pengendalian
persediaan
bahan
baku
pada
perusahaan
PT.
Karya
Mumi
Perkasa Medan".
1. 2. ldentifikssi
Masalah
Dalam
penelitian
ini,
masalah
yang
dikemukakan
adalah
penggunaan
bahan
baku selalu lebih
besar
daripada output (
hotmix
) yang
dihasilkan tahun
200
t
sampai
dengan tahun 2003.
1.
3. Hipotesis
Sedangkan
hipotesis
yang
diajukan
adalah
belum
diterapkannya
metode
pengendalian
persediaan
yang
tepat
yang
dapat
menekan
biaya
dalam
jumlah
pomesanan
yang
ekonomis.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
8/66
1,4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian
adalah
untuk mengetahui
:
1.
Bagaimanakah
pelaksanaan
pengendalian
persediaan
bahan
baku
pada
perusahaan
PT. Karya
Murni
Perkasa Medan.
2.
Fakfor-tbktor
apakah
yang
menyebabkan
tidak
tepatnya
pengguluan
persediaan
bahan
baku
pada
PT.
Karya
Murni
perkasa
Medan
selama tahun
2001 sampai
dengan
tahun
2003.
1.5.
Kontribusi
Penelitian
Kontribusi
penelitian
ini
adalah
:
1.
Sebagai bahan
informasi
untuk
perusahaan-pe
rusahaan
industri
untuk
lebih
memahami pentingnya
pengendalian
persediaan
bahan
baku
dalam
proses
produksi.
2.
Sebagai
bahan masukan
bagi
peneliti
lain yang
berminat pada
bidang
pengendalian
persediaan
bahan
baku.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
9/66
IL
TINJAUAN
PUSTAKA
2.
1. Manajemen
Produksi,
Persediaan,
dan
Manfaat
persediaan
Assauri (1993)
memberikan
pengertian
manajemen
produksi
dan
operasi
sebagai
suatu
aktiva
yang
meliputi
barang-barang
milik
penxahaan
dengan
malsud
untuk
dijual
dalam
suatu
periode
usaha
yang
normal,
atau
persediaan
barang.barang yang
masih
dalam
pengerjaan
/
proses
prodursi,
ataupun
persediaanbarang
baku yang
menunggu
penggunaannya
dalam
suatu
proses
produksi.
pada
dasamya persediaan
diadakan
rurtuk
mempermudah
kerancaran
jalannya
proses
produksi
daram
suatu
perusahaan,
Menurut
Flandoko (1999)
ist
ah
persediaan
(
inventory
)
adar.ah
suatu
istilah
umum
yang
menunjukkan
segala
sesuatu
atau
sumber
daya_sumber
daya
organisasi
yang
disimpan
dalam antisipasinya
terhadap
pemenuhan
pennintaan.
Sumber
daya organisasi dapat
meliputi
bahan mentah, barang
dalam
proses,
barang
jadi
atau
produk
akhir,
bahan
pembantu
atau
pelengkap
dan
komponen*
ko'rponen
lain
yang
menjadi
bagian
dari
keluaran
produk
perusahaan.
Jenis
perusahaan
ini
sering
disebut
dengan istilah
"keluaran
pkok"
(
product
output
),
dimana
hampir
semua
orang
mengidentifikasikan
secara
cepat
persediaan.
Akan
Telapi
pengertian
persediaan
tidak
terbatas
hanya
di
situ
saja,
banyak
organisasi
menyimpan persediaan
lain,
seperti
uang,
ruangan (bangunan
pabrik),
peralatan
tenaga
kerja
untuk
memenuhi permintaan
akan produk
datr
jasa.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
10/66
Menurut
Pardede
(2003),
sediaan
(
inventory)
adalah sejumlah
bahan
atau
barang
yang
tersedia
untuk
digunakan
sewaklu-wak:tu
di
masa
yang
akan
datang.
Pendapat
lain
yang
juga
merlelaskan
tentang
arti
dari
persediaan
yaitu
kekayaan
lancar yang
terdapat
dalam
perusahaan
dalam
bentuk
persediaan
bahan
mentah
(bahan
baku
I raw
material
),
barang
setengah
jadi
(work
in
process),
dan
barang
jadi
(finished
goods) (Priwirosentono,
2001).
Jadi
persediaan
merupakan
sejumlah
bahan-bahan yang
disediakan
dan
bahan-
bahan
dalarn
proses
yarg
terdapat
dalam
perusahaan
urtuk proses
produksi,
serta
barang-barang
jadi
/
produk
yang
disediakan
untuk
memenuhi permintaan
konsumen
atau langganan
setiap
wattu.
Menurut
Assauri (1993),
ada
beberapa
manfaat yang
diperoleh
perusahaan
dengan
adanya
sistem
pengadaan
persediaan
mulai
dari
bahan
baku
sampai
barang
jadi,
yaitu
:
l.
Menghilangkan
resiko
keterlambatan
datangnya
barang
atau
bahan-bahan
yang
dibutuhkan perusahaan
2
Menghilangkan
resiko
dari materiar yang
dipesan
tidak
baik
sehingga
harus
dikernbalikan.
3.
untuk
menumpukan
bahan-bahan yang
dihasilkan
secara
musiman
sehingga
dapat
digunakan
bila
bahan
itu
tidak
ada
dalam
pasaran.
Mempertahankan
stabilitas
operasi
perusahaan
atau
menjamin
ke
lancaran
arus
produksi.
Memprcepat
penggunaan
mesin
yang
optimal.
4.
5.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
11/66
Memberikan
pelayanan (
semice
)
kepada
pelanggan
dengan
sebaikibaiknya
di
mana keinginan
pelanggan
pada
suatu waktu
dapat dipenuhi
atau
memberikan
jaminan
tetap tersedianya
barang
jadi
tersebut.
Membuat
pengadaan
atau
produksi
barang
tidak
perlu
sesuai
dengan
penggunaan
atau
penj
ualannya.
2. 2.
Fungsi
dan
Tujuan
Pengendrlian
Perseiliaan
Pengendalian persediaan
merupalan
fungsi manajerial yang
sangat
penting,
karena
persediaan
fisik
perusahaan
melibatkan
investasi
rupiah
terbesar
dalam
pos
akliva lancar.
Bila
perusahaan
menanamkan
terlalu banyak
dananya
dalam
persediaan,
menyebabkan
biaya
penyimpanan
yang
berlebihan,
dan
mungkin
mernpunyai
persediaan
opportunity
cost.
Dengan
demikian
pula
bila
perusahaan
tidak
mempunyai
persediaan
yang
mencukupi, dapat
mengakibatkan
biaya-biaya
dari
te{adinya
kekurangan
bahan.
Dalam
suatu
perusahaan
pabrik,
kelancaran proses
pengolahan
bertahap
dari
produk
yang
dike{akan
harus
didukung oleh
beberapa
kegiatan
yang penting,
yang
sangat mempengaruhi
kelancaran
seluruh
kegiatan
operasi
perusahaan.
pengawasan
persediaan
merupakan
salah satu
kegiatan
dari
kegiatan-kegiatan
yang
bertautan
erat
satu sama
lain
dalam
seluruh
operasi
produksi
perusahaan
tersebut
sesuai
dengan
apa
yang
telah
direncanakan
lebih
dahulu
baik
waktu,
jumlalr,
kualitas
maupun
biayanya.
Oleh karena
itu
penting
bagi semua
jenis
perusahaan
untuk
mengadakan pengawasan
atas
persediaan,
karena
kegiatan
itu
penting
bagi semua
jenis
perusahaan
untuk
6,
7.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
12/66
mengadakan
pengawasan
atas
persediaan,
karena
kegiatan ini
dapat membantu
agar
tercapai
suatu
tingkat efisiensi
penggunaan
persediaan.
Pengawasan
persediaan
dapat
membantu mengurangi
tet'adinya
resiko
yang
timbul
akibat
adanya
persediaan
menjadi
sekecil mungkin.
Assauri
(1993)
mengemukakan
fi.mgsi
utama
pengendalian persediaan
yang
efektif
adalah
:
1.
Memperoleh
(
procure
)
bahaniaharL yaitu
menetapkan
prosedur
unhrk
memperoleh
suatu
suplai
yang
cukup
dari
bahan
bahan
yang
dibutuhkan
baik
kuantitas
maupun
kualitas.
2. Menyimpan
dan memelihara (
maintain
)
bahan-bahan
dalam
persediaan,
yaitu
mengadakan
suatu
sistem
penyimpanan
untuk
memelihara
dan
melinduungi
bahan-bahan
yang
telah
dimasukkan
dalam
persediaan.
3.
Pengeluaran
bahan-bahan,
yaitu
menetapkan
suatu
pengaturan
atas
pengeluararr
dan
penyampaian
bahan-bahan
dengan
tepat
pada
saat
serta
tempat
di
mana
dibutul*an.
4.
Meminimalisasi
investasi
dalam
bentuk
bahan
atau
baang
(mempertahankan
persediaan
dalam
jumlah
yang
optimum
setiap waktu).
Berdasarkan
uraian
di
atas dapat
diketahui
bahwa kelancaran
proses
produksi
dari
suatu
perusahaan
antara lain
ditentukan
oleh be{alan
tidaknya
fungsi
pengendalian
persediaan
tersebut.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
13/66
Tujuan
pengendalian
persediaan
adalah
untuk
menyeimbangkan
manfi*
memiliki
persediaan
dengan
kerugian
yang
ditimbulkan
persediaan,
sehingp
kebutuhan
produksi
dan
pelanggan
dapat
dipenuhi
dengan
memadai,
tetapi
dengan
resiko
dan
biaya
minimum
bagi
perusahaan.
weber
(lgg9)
mengemukakan
bahwa
pesan
dari
pengendalian
persediaan
adalah
untuk
meminimisasi
biaya
persediaen
total.
I)aIatn
pertgad.a.an
perseahaa
t>eku uatak
kepcacin5an
pl6,tt.s
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
14/66
5.
Peraturan-peraturan
pemerintah
yang
menyangkut
persediaan
material
6. F{arga
pembelian
bahan mentah.
7.
Biaya
penyipanan
dan
risiko
penyimpanan
digudang.
8.
Tingkat
kecepatan
material menjadinya
rusak
atau
turun kualitasnya.
Sedangkan
menurut
Usry dan lawrence (1995)
mengemukakan
agar
pengawasan
persediaan
dapat
berjalan
dengan
baik,
sistem
dan
teknik
pengendalian
persediaan
harus didasarkan
pada
prinsipprinsip
sebagai
berikut
:
l.
Persediaan
diciptakan
dari
pembelian
(a)
bahan dan
suku
cadang
dan
(b)
tambahan
biaya
pekerja
dan
overhead
untuk
mengolah
bahan
menjadi
barang
jadi.
5,
Persediaan
berkurang
melalui
penjualan
dan
kerusakan.
Prakiraan yang
tepat atas
skedul
penjualan
dan
produksi
merupakan
hal
yang
esensial
bagi
pembelian,
penanganan,
dan
investasi
bahan yang ehsien.
Kebijakan
manajemen,
yang
berupaya menciptakan
keseimbangan
antara
keragaman
dan
kuantitas
persediaan
bagi
operasi
yang
efisien
dengan biaya
pemilikan
persediaan
tersebut
merupakan
faktor
yang
paling
utama
dalam
nenentukan
investasi
persediaan.
Pemesanan
bahan
merupakan
tanggapan
terhadap
prakiraan,
penluguruln
rencana
pengendalian
produksi.
Pencatatan
pe$ediaan
saja
tidak
akan mencapai pengendalian
atas
persediaan.
Pengendalian
bersifat
komperatif
dan relatif,
tidak
mutlak.
Ini
dilaksanakan
oleh
manusia
dengan
berbagai
pengalaman
dan
pertimbangan.
z.
J.
4.
6.
7.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
15/66
Selanjutnya,
Sumayang
(2003)
mengatakan
bahwa
ada
lima tata
cara
penetapan pengendalian
dengan menggunakan
system,
yang
meliputi:
1.
Pencataian
semua
transaksi.
Ini
merupakan
pencatatan
yang
akan mendukung
perhitungan
tentang
posisi
inventori.
2.
Keputusan
pengelolaan
inventori
yaitu
keputusan
tentang
kapan
pemesanan
dilakukan
dan
berapa
banyak
pesanan.
Keputusan
dengan bantuan
komputer
lebih,
lebih cepat
dan
letiih
murah.
3.
Laporan
tentarg
kasus
atau hal-hal
penyimpangan
lainnya
seperti
antara lain:
-
Peramalan yang
tidak
akurat
-
Pembelian yang
terlalu
banyak
-
Kehabisan persediaan
4.
Semua
keputusan
pada
pengelolaan
inventori
di
dasarkan
pada
peramalan
pe
rmintaan
Sering digunakan
metde
peramalan
time
series
(exponential
smoothing),
jangan
birkan
keputusan
berdasarkan
fungsi
pemasaran
atau
fungsi
keuangan.
5.
Saluran
laporan
ke manajemen
puncak.
Sistem
pengendalian
harus
mempunyai
saluran
laporan
ke
manajemen
puncak,
laporan
ini
meliputi
kinerja
inventori
secara
keseluruhan
yang
meliputi
antara lain:
-
Service
level
-
Biaya pengelolaan
dan investasi.
10
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
16/66
2, 3.
Jenivjenis
Persedia*n
Istilah
persediaan
(
inventory
)
adalah
suatu
istilah
umum
yang
menunjukkan
segala sesuatu
sumberdaya-sumberdaya
organisasi
yang
disimpan
dalam
atisipasinya
terhadap pemenuhan
permintaan.
Permintaan
akan
sumberdaya
meliputi
persediaan
bahan
mentah,
barang
dalam
proses,
barang
jadi
atau
produk
akhir,
bahan-bahan
pembantu
atau
pelengkap,
dan
komponen-komponen
lain
yang
menjadi
bagian
keluaran
produk
perusahaan.
Jenis
persediaan
ini
sering
disebut
dengan istilah
persediaan
keluaran
produl
tetapi
banyak
organisasi
menyimpan
jenis
persediaan
lain
seperti
wmg,
ruangan
(bangunan
pabrik),
peralatan
dan
tenaga
kerja,
untuk
memenuhi permintaan
akan
produk
dan
jasa.
Pengendalian persediaan
adarah
bagian
dari
kegiatan pengawasan
produksi
di
dalam
suatu
perusahaan.
Dari
sekian
banyak
persediaan
yang
digunakan
dalam
suatu
perusahaan,
dapat
digolongkan
atas beberapa
jenis,
tergantung dari
jenis
perusahaan
tersebut.
Misalnya
kulit
dapat
dikatakan
dengan
barang
jadi
perusahaan
dagang
yang
bergerak
dalam
jual
beli
kulit,
tetapi bagi
perusahaan
industri
penghasil
tas,
sepatu
dan
lain-lainnya,
kulit
merupakan
bahan
baku.
Menurut
jenis
operasi perusahaan,
persediaan
dapat
dibedakan
atas
:
a. Persediaan pada
perusahaan
dagang
@iyanto,
1993)
:
Dalam
perusa}aan
dagang,
persediaan
biaya
disebut
dengan
istilah
m
erchandise
inyentory.
Persediaan
ini
dalam
perusahaan
dagang
tidak
mengalami
perubahan
yang
prinsipil,
baik
dalam
bentuk
maupun
manfaatnya.
perusahaan
dagang
hanya
melakukan
pembelian
dari
produsen
lain
kemudian
menjualnya
atau
11
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
17/66
memasarkannya
kepada
konsumen.
Merchandise
inventoryadalah
persediaan
barang
yang
selalu
dalarn
perputaren,
yang
selalu
dibeli
dan
dijual,
yang
tidak
mengalami
proses
lebih
lanjut
didalam
perusahaan
tersebut yang
mengakibatkan
perobahan
bentuk
dari barang
yang
bersangkutan.
b. Penediaan
pada
perusahaan
industri (Handoko,
1999)
:
Perusahaan
industri yang
mempunyai
kegiatan
proses
yang
mengubah
bentuk
suatu
barang
lain
yang
lebih
tinggi
tingkat
kegunaannya
dan
lebih
bermutu,
mempunyai
persediaan
yang
dapat dibedakan
atas
:
L
Persediaan
bahan
mentah
(raw
materials)
2. Fersediaan
komponen-kompon
en rakitan
Qrurchased
parts
/
component)
3.
Persediaan
bahan
pembantu
at6u
penolong
(supplies)
4.
Persediaan
barang
dalam
proses
(work
in process\
5.
Persediaan
baran
gjadi
(finishei
goods).
1)
Persediaan
bahan
mentah
(rcrw
materials),
yaifu persediaan
barang-barang
berwujud
seperti
baja, kayu,
dan
komponen-komponen
lainnya
yang
digunakan
dalam
proses
produksi.
Bahan
mentah
dapat
diperoleh
dari
sumber-
sumber
alam
atuu
dibli dari
para supplier
dan/atau
dibuat
sendiri
oleh
perusahaan
untuk
digunakan
dalam
proses
produksi
selaajuhrya.
Persediaan
komponen-komponen
rakitan
Qturchased
parts/components),
yaitu
persedian
barang-barang
yang
terdiri
dari
komponen-komponen
yang
2)
t2
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
18/66
diperoleh
dari
perusahaan
lain,
dimana
secara
langsung
dapat
dirakit
menjadi
suatu
produk.
3)
Persediaan
bahan
pembantu
atau
penolong
(supplies),
yaitu
persediaan
barang-barang
yang
diperlukan
dalam
proses,
tetapi
tidak
merupakan
bagian
atau
komponen
barang
jadi.
4)
Persediaan
barang
dalam
proses
(wor&
in
process),
yaitu
persediaan
barang-
barang
yang
merupakan
keruaran
dari
tiaptiap
bagian
daram
proses
produksi
atau yang
telah
diolah menjadi
suatu
bentuk,
tetapi
masih
perlu
diproses
rebih
lanjut
menjadi
barang
jadi.
5)
Persediaan
barang
jadi
(/inished
goods).
yaitu
persediaan
barang-barang yang
telah
selesai
diproses
atau
diolah
dalam
pabrik
dan siap
untuk
dijual
atau
dikirim
kepada
langganan.
Kelima
jenis
persediaan
ini
saring berhubungan satu dengan
lainnya
daram
siklus proses
produksi
normal.
Bahan
mentah
merupakan
sarah
satu
faktor yang
utama
yang
sangat
penting
dalam
proses
produksi,
karena tanpa
tersedianya
bahan
mentah
dalam
jumlah
tertentu
sesuai
dengan
kebutuhan
produksi
akan
berakibat
terganggunya proses
produksi.
Assauri (1993)
mengemukakan
ada
dua
alasan
mengapa
persediaaan
diperlukan
oloh
perusahaan
industri,
karena:
1"
Dibutuhkannya
waktu
untuk
menyelesaikan
operasi produksi
.untuk
memindahkan
produk
dari
suatu
tingkat
ke
tingkat
proses
yang
lain,
yang
disebut persediaan
dalam
proses
dan
pemindahan.
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
19/66
2.
Alasan organisasi,
untuk
memungkinkan
satu
unit
atau bagian
membuat
skedul
operasinya
secara bebas,
tidak
tergantung dari yang lainnya.
Berdasarkan
fungsinya, Assauri
(1993)
menggolongkan
persediaan
dalam
3 bentuk,
yaitu
:
a.
Batch stock
atzu
lot
size
inventory
adalah persediaan
yang
diadakan
karena
kita
membeli
atau
membuat
bahan-bahan/barang-barang
dalam
jumlah
yang
lebih
besar daripada
jumlah
yang dibutuhkan
pada
saat
itu.
Jadi dalam
hal
ini
pembelian
atau
pembuatan
yang
dilakukan
untuk
jumlah
besar,
sedang
penggunaan
atau
pengeluaran
dalam
jumlah
kecil.
Terjadinya
persediaan
karena
pengadaan
bahan/barang
yang
dilakukan
lebih
banyak
daripada yang
dibutuhkan.
Persediaan
ini
timbul
dimana
bahan/barang
yang
dibeli,
dikerjakail
dibuat
alau
diangkut
dalam
jumlah
besar
(
brlft
),
sehingga
barang-barang
diperoleh
lebih banyak
dan
cepat
dari
pada
penggunaan
atau
pengeluarannya,
dan
untuk
sementan
tercipta
persediaan.
perlu
kita ketahui
bahwa adalah
relatif lebih
menguntungkan
apabila
kita
melakukan pembelian
dalam
jumlah
besar,
karerra
kemungkian
untuk
mendapatkan potongan
harga
pembelian,
biya
pengangkutan
yang
lebih
murah
per
mitnya
dan
penghematan dalam
biaya-biaya lainnya
yang
mungkin diperoleh.
Untuk
ini
kita
perlu
membandingkan
antara
penghematan-
penghematan
karena mengadakan pembelian
secara
besar-besarafi
dengan
biaya-biaya yang
timbul karena
besamya persediaan
tersebut,
seperti
biaya
l4
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
20/66
b.
sewa
gudang,
biaya
investasi,
resiko
penyimpanan
dan sebagainya.
Jadi
keuntungan
yang
akan diperoleh
dari
adanya batch
stock
ini
antara
lain
:
1.
Memperoleh
potongan
harga
pada
harga
pembelian.
2.
Memperoleh
efisiensi
produksi
(manafacturing
economies)
karena
adanya
proses
pro&tksi
atau
prMuction
run
yanglebihlama.
3.
Adanya penghematan
dalam
biaya
pengangkulan.
Fluctuation
stok
adalah
persediaan
yang
diadakan
untuk
menghadapi
fluktuasi
permintaan konsumen
yahg
tidak
dapat
diramalkan.
Dalam
hal
ini
perusahaan
mengadakan
persediaan
untuk
dapat
memenuhi
permintaan
konsumen,
apabila
tingkat
permintaan
menunjukkan
keadaan
yang
tidak
beratwan
atau
tidak
tetap
dan
fluktuasi
permintaan
tidak
dapat
diramalkan
lebih
dahulu.
Jadi
apabila
terdapat
fluktuasi
pemintaan
yang
sa
gat
besar, maka
persediaan
ini
(luctuation
stoclc)
dibutuhkan
sangat besar
untuk menjaga kemungkinan
naik
turunnya
permintaan
trsebut.
Anticipation
stoc&
adalah
persediaan
yang
diadakan
untuk
menghadapi
flukuasi permintaffi
yang
dapat
diramalkan,
berdasarkan
pola
musiman
yang
terdapat
dalam
satu tahun
dan
untuk
menghadapi penggunaan
atau
penjualan
perminlaan
yang
meningkat.
Disarrping
itu
anticipation
srocft
dimaksudkan
pula
untuk
menjaga
kemungkinan
sukamya
diperoleh
bahan-bahan
sehingga
tidak
mengganggu
j
alannya
produk
atau menghindari
kemacetan
produltsi.
c.
15
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
21/66
2,
4. Biaya-biaya
Penediaan
Dari
pembahasan
sebelumnya
dapat
dipahami bahwa
salah
satu
tujuan dari
pengendalian
persediaan
adalah berusaha
untuk
menghindari
adanya
pembentukan
persediaan
yang
terlalu
besar
yang
dapat menimbulkan
tingginya
biaya-biaya
yang
harus
dikeluarkan
perusahaan
dan sebaliknya
menghindari
persediaan
yang
terlalu
kecil
yang
dapat menimbulkan
kerugian
bagi
perusahaan
akibat kekwangan
yang
dapat mmyebabkan
macetnya
proses
produksi.
Sehubungan
dengan
tujuan
di
atas,
maka
perlu
diketahui
jenis-jenis
biaya
yang
timbul
dengan
adanya
persediaan.
Weston
dan
Brigham
(1999)
mengemukakan
bahwa
biaya-biaya
yang
berkaitan
dengan
persediaan
adalah :
a. Biaya yang
berkaitan
dengan
peyimpanan
persediaan.
b.
Biaya
yang
terkait
dengan
pemesanan
dan
penerimaan
barang
yang
dipesan.
c. Biaya
yang
timbul
sebagai akibat
kekurangan
persediaan.
Sedangkan
Assauri
(1993)
mengemukakan,
biaya-biaya
yang
timbul
dail
adanya
persediaan
yaitu
:
l.
Biaya
pemesan
an
(ordering
cost).
2.
Biaya yang
terjadi
dari adanya
persediaan
(invsntlry
aayOing
cost).
3
. Biaya
kekurangan
persediaan
(
out of stock
cost)
4.
Biaya
yang
berhubungan
dengan
kapasitas
(capacity
associated
cosr)".
1)
Biaya
pemesanan
(ordering
cost)
l6
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
22/66
Yang
dimaksud
dengan
biaya
pemesanan
adalah
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
berkenaan
dengan
pemesanan
barang-barang
atau
bahan-bahan
dari
penjual,
sejak
dari
pesanan
dibuat,
dikirim
ke
penjual,
sampai
barang-barang
tersebut
dikirimka:r
serta
diserahkan
di
gudang
atau
daerah
pengolahan.
Biaya
ini
sifatnya
konstan,
di
antaranya
:
biaya
administrasi pembelian,
biaya
telepon,
biaya
pemeriksaan.
Secara
normal
biaya
pemesanan
(d.i
luar
biaya
bahan
dan
potongan
kuantitas)
tidak
naik
bila
kuantitas
pesanan
bertambah,
tetapi
semakin
hanyak
komponen-komponen
yang
dipesan
setiap
kali
pesanan
per periode
turun,
maka
biaya
pesanan
total
akan turun.
2) Biaya yang
terjadi
adanya
persedi
aan
(inventory
carrying
cost)
Yang dimaksud
dengan
inventury
carrying
cosl
adalah
biaya
yang
diperlukan
berkenaan
dengan persediaan
yang
meliputi
seluruh
pengeruaran
sebagai
akiba
akibat
adanya
sejumlah
persediaan.
Biaya
yang
berhubungan
dengan persediaan
disebut
juga
dengan
biaya
pengadaan
persediaan
(stock
holding
cosr).Besamya
biaya
ini
bervariasi
terganhmg
besar
kecilnya
persediaan
yang
ada,
Biaya
penyimpanan
per
periode
akan
semakin
besar
apabila
kuantitas
barang yang
semakin
tinggi.
Yang
dimaksud
cu rrying
cost
adalah
:
'
Biaya
pergudangan
atav
storage
cosr,
biaya
ini
tidak
ada
apabila
tidak
ada
persediaan.
Biaya
ini
terdiri
dari
biaya
sewa
gudang
upah
dan
gaji
tenaga
pngawas'
biaya
peralatan
material
handring
di
gudang
dan
biaya
fdsilitas
penlmpanan
(termasuk
penerangan,
pemanas,
dan
pendingin
ruangan)
-
Asuransi
atas
persediaan
yang
dimiliki
t7
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
23/66
-
Bunga
atas
modal diinvestasikan
Biasanya
inventory
cdrrying
cosl
ditentukan
sebagai
suatu
persentase
dan
nilai
uang
persediaan
tersebut per
unitnya
dalam
setahun
3)
Biaya
kekurangan
persediaan
(out
ofstock
cost)
Yang
dimaksud
dengan
biaya
kekurangan
persediaan
adalah
biaya
yang
timbur
akibat
terjadinya
persediaan
yang
lebih
kecil
dari
jumlah
yang
diperlukan
dalarn
sUatu
proses
produksi,
seperti
:
-
Biaya
tambahan
yang
diperlukan
karena
seorang
langganan
meminta
atau
memesan
suatu
barang
atau
bahan
sedangkan
barpng
tersebut
tidak
tersedia.
-
Terganggunya
proses
produksi
-
Kehilangan
langganan
Biaya
ini
paling surit diperkirakan dalam
praktek, terutama karena
kenyataan
bahwa
biaya
ini
merupakan
opportunity
cost
yang
surit
diperkirakan
secara
objektif.
4)
Biaya yang
berhubungan
dengankapasitas
(capacity
associared
cost)
Yang
dimaksud
denga'.
cqpacity
associated
cosr
adalah
biaya
yang
terdiri
biaya
kerja
lembur,
biaya
latihan,
biaya
pemberhentian
kerja
dan
biaya
pengangguran.
Biaya
ini terjadi
karena
adanya
penambahan
atau
pongurangan
kapasitas,
bira
terlalu
banyak
atau
sedikit
kapasitas
yang
digunakan
pada
suatu
waktu
tertentu.
l8
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
24/66
2.
5. Metode
Pengendalian
Persediaan
Bahan
Baku
Persediaan
bahan
baku merupakan
faktor
utama dalam
kegiatan
produksi.
Kegiatan
produksi
perlu
direncanakan
sedemikian
rupa
sehingga dengan
demikian
dapat
mencerminkan
keadaan
dan kemampuan perusahaan.
Rencana
produksi
dibuat
berdasarkan
jumlah
produksi
yang
dijual
pada periode-periode
yang
lalu,
sehingga
dengan
demikian
dapat
ditentukan
jumlah
bahan
baku
yang
dibutuhkan
pada
proses
produksi.
.Perkembangan-perkembangan
yang
menyangkut
efisiensi
dengan
adanya
persediaan
yang
perlu
diperhatikan
di
dalarn
penentuan
jumlah
persediaan
bahan
baku. Pertimbangan
ini
merupakan
suatu kebijaksanaan
dalam
pengawasan
maup'n
mengenai penentuan
tingkat
persediaan
yang
optimum.
Mengenai
pemasaran
bahan
baku
perlu
ditentukan
bagaimana
cara
pemesananny4
berapa
j
umlah
dipesan
dan
kapan
pemesanan
itu
dilakukan.
Sedangkan
mengenai
persediaan
perlu
ditentukan
besamya
jumlah
persediaan
penyelamal
yang
merupakan persediaan
minimum,
besarnya
jumlah
persediaan
pada
suatu
titik
tertentu
untuk kemudian
mengadakan
pemesanan
kembali,
dan
besamya
persediaan
maksimum.
Berdasarkan
uraian
di
atas
penulis
dapat mengetahui
betapa
menentukannya
pengendalian
persediaan
bahan
baku.
untuk menentukan
keputusan
mengenai
pengendalian
persediaan
bahan
baku
diperlukan
alat
analisa
/
metode
yang
digunakan,
untuk
kemudian
hasilnya
merupakan
suatu
keputusan.
Metode
analisis
yang
dipergunakan
antara
lain
adalah
:
19
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
25/66
a. Metode
perhifungan
regresi
linear
sederhana
b. Economic
order
quantiry
OQ)
a).
Metode
perhilungan
regresi
linear
sederhanq
Pemakaian
dan
pembelian
bahan baku
dalam
hubungannya
dengan
perencanaan produksi
dapat
diperkirakan
dengan rnelihat
pada
waltu
sebelumnya
dan
pada
saat sekarang ini
dimana kebutuhan
jumlah
bahan baku masa
mendatang
dapat
diperkirakan
jumlahnya.
Menurut
Handoko (1999),
bentuk dari
persamaan
regresi
linear
sederhana
dari
kebutuhan
bahan
baku
yang
ditetapkan
oleh
tingkat
produksi
adalah
sebagai
berikut
:
Y:
a
+
b.X.......
dimana :
Y
:
kebutuhan
bahan
baku
a = konstanta
b
:
koefisien
regesi
X = wakru
(bulan)
Sedangkan
nilai
a dan b
dapat
dicari
dengan
menggunakaa
rumus
berikut
:
IY
n
Syv
" Tr.,2
L'\
20
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
26/66
b.
Economic
Order
Quantity
(EOQ
Pemakaian persediaan
yang
dilakukan
secara
terus menerus
untuk
diproduksi,
maka
bahan
yang
akan
dipakai
harus
dipesan
kembali
untuk
dapat rnenjaga
kelangsungan
produksi
dalam
usaha
mencapai
target
hasil
produksi.
pemesanan
petsediaan
diharapkan
mencapai
jumlah
yang
ekonomis.
Persediaan
ekonomis
dapat
dicapai
dengan
menggunak
an Economic
order
Quanrity
(EoQ)
yang
merupakan penentuan
jumlah
pesanan
persediaan
kembari
oleh
perusahaan
dengan maksud mencapai
pesanan
yang
ekonomi.
Sedangkan
pengertian
economic
order quantity
itu
menurut
Riyanto (
1996)
adalah
jumlah
kwantitas
barang
yang
dapat
diperoleh
dengan
biaya yang
minimal,
atau
sering
dikatakan
sebagai
jumlah
pembelian
yang
optimal.
Cara
penentuan
jumlah
pemesanan
yang
ekonomis
dengan
menurunkan
di
dalam rumus'rumus
matematika
dapat
dilakukan
dengan
memperhatikan
bahwa
jumlah
persediaan
yang
minimum
terdapat
Ordering
Cos,
sama
dengan
Carrying
Cost.
Rumus-rumus
matematika
yang
akan
digunakan
adalah
dengan
menggunakan
simbol-simbol
atau
notasi
sebagai
berikut
:
A
:
Jumlah kebutuhan
bahan
dalam
satuan
(unit)
per
tahun
R
:
Harga bahan
per
unit
P
:
Biaya pemesanan
(order
cost)
per
ortler
C
=
Biaya
penyimpanan/penahanan
(Order
Costs)
yang
dinyatakan
sebagai
suatu
persentasi
dari
persediaan
rata_rata
2l
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
27/66
N
=
Jumlah
pemesanan
yang
ekonomis
TOC
:
Total
biaya
pemesanan
TIC
:
Total
biaya
penyimpanan
Dengan
simbol
atrau
notasi-notasi
di
atas,
dapatlah
ditetapkan
bahvta
ordering
cost
per
tahun
adalah
: A/N
x P.,
dwr carrying
cosl
adalah
(Assauri,
1993)
:
AR
j-x0,5xO=0,5RCN
.
/N
Rumus-rumus
yang
dapat dipergunakan adalah
untuk
memecahkan
j
umlah
optimum
unit
per
order,
jumlah
optimum
order per
tahun
dan
jumlah
optimum
han
supply
per
order.
a).
Jumlah
optimum
unit
per
order.
Dalam
hal
ini
N
menyatakan
jumlah
optimum
unit
per
order,
yang
dapat
ditentukan
bila total
ordefing
cosr per
tahun
sama
dengan
carryingcost
per
tahua.
Dengan
demikian
maka
dapat
ditentukan
:
A.rNxP
=0,5RCN
zAP
=N2Rc
nt
*
2AP
RC
6
tp
N
=
-/-'^'
YRC
22
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
28/66
Cara
perhitungan
lain
adalah
dengan
memperkirakan
biaya
pemilikan
per
unit
secara
langsung
dengan
merinci
setiap komponen
biaya
pernilikan
sebagai
biaya
per
unit
dari
persediaan,
dan
bukan
sebagai
persentase
rata-rata investasi
persediaan.
Dengan
demikian,
penyebut
dalam rumus EOQ menjadi
hiaya
pemilikan
per
unit
yang
disajikan
secara langsung,
bukan
dalam
bentuk
biaya
bahan
per
unit dikali
persentase
biaya
pemilikan
(Usry
dan
Lau,rence,
1995).
b)
.lunlah oplimum
order
per
tahun
Dalam hal
ini
N menunjukkan
jumlah
optimum
order
per
tahun,
yang
dapat
ditentukan
bila
total ordering
cott
Wr
tahun
sama dengan
carrying
corl
per
tahun.
Dengan
demikian
dapat
ditentukan
(Usry
dan
Lawrence, 1993):
NxP=4x0.5xC
P
NP
-AC2N
2N2P
=
Ac
N2
=AC
2P
AC
JD
23
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
29/66
Itr. Mf,TODOLOGI PtrNELITIAN
3.
1.
Lokasi dan
Objek
Penelitian
Lokasi
pene
litian
ditetapkan
secaru
purposive
(sengaja)
yaitu
P'l'.
Karya
Murni
Perkasa
Medan
yang
berpusat
di
Jalan Jalan Sei
Musi
No.
12
Medan
dan
lokasi
Base
Camp
berada
di
KM. t 8
Tanjung Morawa.
Psrusahaan
ini
bergerak
di bidang
usaha
jasa
konstnrksi
jembatan,
irigasi
dan
jalan
raya.
Adapun
aktivitas-aktivitas yang
dike{akan
perusahaan
meliputi
pembangunan
gedung
sekolah,
jalan
raya,
saluran
parit
dan
lainlain.
Yang
menjadi
objek
penelitian
adalah
unit
pengendalian
persediaan
bahan baku
pada
departemen
produksi.
3.
2.
Metode Pengumpulan
Data
Data
yang
dikumpulkan
adalah data
primer
yang
langsung
diperoleh
dari
objek
penelitian
dengan melakukan
observasi lapangan
dan
wawancara
dengan
pimpinan
departemen-departemen
dan unit-unit
dalam
perusahaan.
Data-data
yang
dikumpulkan
adalah data
yang
berhubungan
dengan
:jenis
persediaan
bahan
baku,
penggunaan
bahan
baku,
proses
produksi
dan sistim
pengendalian persediaan
bahan
baku.
3.3.
Luas
dan
Cakupan Penelitian
Berhubung
karena
banyak
dan luasnya
bidang
produksi
perusahaan,
se(a
untuk
menghindari
kesimpangsiuran,
maka
peneliti
perlu
melakukan pembatasan
terha
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
30/66
3.
4,
Metode
Analisis
Metode
analisis
yang
digunakan adalah
:
a.
Metode deskiptif
dan metode
deduktif.
Metode
deskriptif
dilakukan
dengan
merumuskan
dan mengumpulkan
data,
menglasifikasikan
data
serta
menginterpretasikannya
sehingga
memberikan
suatu
gambaran
yang
jelas
tentang
masalah
yang
diperoleh.
Sedangkan
metocle
deduktif
dilalokan
untuk
menarik
kesimpulan
berdasarkan
teori-teori
yang
diterma
sebagai
sualu
kebenaran
umum
mengenai
gejala
yang
timbul serta
membandingkannya
dengan
kenyataan
dan
teori,
sehingga
dikbtahui
penyimpangan
yang
ada
untuk
sampai
pada
suatu
pendapat
yang
dipergunakan
untuk
menyelesaikan
masalah yang
dihadapi
Metode
Analisis
Regresi
Linear
Sederhana
Metode
ini
digunakan
untuk
mengetahui
trend
besamya
kebutuhan
bahan
baku
yang
sesuai
dengan
proses
produksi
beberapa
tahun ke
depan
berdasarkan data
pengamatan
tahun-tahun
sebelumnya.
Bentuk
dari
ptsamaan
regresi
linear
sederhana
adalah
sebagai
berikut
:
Y= a+ bX
II
n
Ixr
=
..-l
"
Zx'
dimana :
Y=
kebutuhan
bahan
baku
2s
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
31/66
a: intersp
b= koefisien
regresi
X:
waktu
(bulan
)
n:
jumlah
tahun
pengamatan
c.
Metode
Analisis
Economic
Order
Quantity
(EOe)
Metode
ini digunakan
untuk
mengetahui
jumlah
pemesanan
yang
ekonomis
yang
dapat
dilakukan
untuk menekan
biaya
sesuai
dengan
proses
produksi.
Bentuk dari
persamaan
economic
oriler quantity
adalah
sebagai
berikut :
N:
-E-
a,,u N:
linc'
dimana :
4=
jumlah
kebutuhan
bahan
baku
P=
biaya
pemesanan
per
pesanan
R: harga
bahan
baku
per
ton
C= biaya
penyimpanan
di
gudang
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
32/66
rv. HASIL
DAN
PEMBAHASAN
4,
1. HASIL
4.
1.. 1.
Jenis
Persediaan Bahan Baku
dan
Penggunaan
Bahan
Baku
PT. Karya Murni
Perkasa
Medan
memproduksi
aspal
hohnix
yang
menggunakan bahan baku
seperti
:
I
.
Bahan Baku Utama
a.
Aspal
Cair
Aspal
cair
(cutbdck
asphalt) adalah camputan aspal
semen dengan
bahan
pencair
dari
minyak bumi,
misalnya bensin,
minyak
tanah dan
minyak
solar.
Jenis aspal
cair
ditentukan oleh
jenis
bahan
pencair yang
dipakai.
Cepatnya
penguapan
dan
perubahan
kekentalannya
akibat
perubahan
temperatur.
Aspal cair dibagi
atas
3
jenis,
tergantung
dari
cepat lambatnya
bahan
pencair
ini
menguap,
yaitu
:
1) Rapid curing
cutback
atau
RC,
dengan
bahan
pencair
yang
sangat
encer
seprli minyak bensin.
Medium
curing
cutback atau
MC,
dengan bahan
pencair yang
lebih
kental
seperti
minyak
tanah.
Slow curing cutback
atau
SC,
dengan bahan
pencair
yang paling
kental
sepeni
minyak solar.
2)
3)
L
rl
I
1l
27
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
33/66
Untuk
keperluan
lapis
resep
pengikat
(prime
cost),
pnggunaan
aspal
cair
sangat
dibutuhkan,
yang
mana
tidak
ada bahan
lain
yang
dapat
beke{a
sebaik
aspal
cair.
b. Abu
Batu
Merupakan
bahan-bahan
halus
hasil
pemecahan
batu
atau
kombinasi
dari
bahan
-
bahan
tersebut
dalam
keadaan
kering.
Abu
batu
memenuhi
persyaratan
sebagai
berikut
:
1)
Nilai sand
equvalen
(AAS
HTO.T-76),
dari abu
batu
minimum
50%
2)
Berat
jenis
semu
Apparent(
pB
0203-76),
minimum
2,5%
3)
Dari
pemeriksaan
Atterberg
(pB
0109-i6),
abu
batu
bersifat
non
prastis.
4)
Peresapan
abu
batu terhadap
air
(pB
0202-76),
minimum
3%.
c- Pasir
Pasir yang
dibutuhkan
harus
berbidang
kasar,
bersudut
tajam
dan
bersih
dari
kotoran
*
kotoraa
atau
bahan
-
bahan
lain
yang
tidak
dikehendaki.
Dan
keadaan
pasir
harus dalam
keadaan
kering.
Bahan
Baku
Penolong
a.
Splect
Digunakan
sebagai pencampur
dalam
pmbuatan
abu
batu
b.
Minyak
Lampu
28
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
34/66
Digunakan
sebagai
bahan
pencampur
dalam
pembuatan
Medium
Caring
Cutback atau
MC
c.
Batu
Kerikil
Digunakan
sebagai
bahan
pencampur
abu
batu.
Data
pembelian
bahan
baku
selama
tahun
2001
s/d
tahun
2003
disajikan
pada
Tabel
1 berikut
:
Tabel
1
Data
Pembelian
Bahan
Baku Tahun
2001
_
Tahun
2003
Biaya
pemesanan
dan
biaya
penyimpanan
yang
dilakukan
oleh
pT.
Karya
Mumi
Perkasa
Medan
terhadap
bahan
baku
seperti
aspal
cair,
abu
bahr,
pasir,
minyak
lampu,
batu
kerikil
dan
splect
selama
tahun
2001
sampai
dengan
tahun 2003
adalah
sebagai
berikut:
Biaya
Pemesanan
:
Tahun2001
:
Rp,
76.094.598,-
Tahun
2002
:
Rp.
78.023.222,_
Tahun
2003
:
Rp.
76.649.960,-
183.516
Rp.
311.666,7
Rp.
57.195.826.12Q
Rp
322592
Rp.
59.176.276.480
Rp.
326.337
"9
Rp.
59.754.101.180
Sumber
: PT.
Karya
Murni
Perkasa
Medan
29
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
35/66
Biaya
Penyimpanan
:
Tahun
2001
: Ftp.49.866,672
/ton
Tahun
2002
:
Rp. 58.066,56
/
ton
Tahun
2003
: Rp.
65.267,58
/
ton
sedangkan
data
pemakaian
bahan
baku
selama
tahun
2001
s/d tahun
2003
disajikan
pada
Tabel
2
berikut
:
Tabel
2.
Data
Pemakaian
Bahan
Baku
Tahun
2001
*
Tahun
2003
Jaauari
15.399
15.399.000
15.249
15.249.000
15.09t
l
-1.091.000
Pebrurei
15.270
15.255.000
t5.342
15.242.000
14.950
14.950.000
Maret
15.306
15.306
000
15.242
t5.242.000
15.000
1i.000
000
Apnl
15.302
15.302.000
15.209
15.3209.000
l4-q9{5
t
4.996.000
Mei
15.271
15.271.000
t5.24t
15.241.000
14.966
I4.966 000
Juri
15.266
15.266.A00 15.235
15.235.000
i4.961
14.96L000
Juli
t 5.271
15.292.000
t5.265
15.265
00r)
14.986
14.986 000
Agutus
15.306
15.306.000
15.2't3
15.273.000
15.000
15.000.000
September
15.289
15.293 m0
15.305
t5.305.000
14.983
14.993.000
ia.tio.ooo
ktober
t5.2'16
15.276.000
l5
38r
l5.fEt
000
14
97(t
Nopernber
15.271
15.261 000
15.329
15.329.000
14.966
14.956.000
DessDrbcr
15.283
15.283.000
15.369
15.469.000
14.977
t4.977.000
Total I83.516
183.516.000
183.440
183.440.000
t79.846
179.846.000
Pcrtasa
Medan
30
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
36/66
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
37/66
semata
-
mata
berdasarkan
kepada
jumlah
kebutuhan
bahan
baku
pada
suatu
periode
tertentu,
misalnya
untuk
kebutuhan
satu
bulan tanpa
memperhitungkan
kemungkinan
-
kemungkinan
lain
yang
mengganggu
kelancaran pengadaan
bahan
baku,
kemungkinan
adanya
stock
oar
/ kehabisan
balan
baku
di
tempat
penyimpanan
karena
keterlambatan
datangnya
bahan
bakq
dan kemungkinan penggunaan
bahan
-
baku
yang
lebih
banyak
dari
perkiraan
rencana
semula.
4.
1.
3.
Proses
Produksi
Pada
Pi:rusahaan
Secara
garis
besar
proses
produksi
pada
pT.
Karya
Murni
perkasa
medan
adalah
sebagai
berikut
:
t.
Penentuan
perbandingan
bahan
baku
Sebelum
dilakukan pencampuren
bahan
baku,
terlebih
dahulu
diukw
perbandingan
bahan
baku
yang
akan
digunakan.
Dalam
hal
ini
dinvatakan
dalam
persen
(%)
sebagai
berikut
:
Abu
batu
sebanyak 25%
Pasir
sebanyak
13%
Aspal
cair
sebanyak
7%
Minyak
lampu
sebanyak
25%
Batu
kerikil
sebanyak
20%
Splect
sebanyak
107o
a.
b.
c.
d.
e.
f.
32
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
38/66
2.
Pencampuran
bahan
baku
Mencampw
dan
menyediakan
bahan
aspal
dibuat
pada
salah
satu
pusat
instalasi.
Setelah
djbuat
job
mix
formula
untuk
adukan
yang
direncanakan,
maka
bahan
*
bahan boleh
diolah dalam
satu
alat
pencarrlpur
bahan
yaitu
mesin
AMp
(Asphalt
Mixing
plants).
Dalam
AMP
(Asphalt
Mixing
Plants), keenam
bahan baku
yang
telah
disebutkan diatas
dicampur dan
dimasak.
Agregat kasar
dan halus, terlebih
dahulu
dikeringkan
pada
suatu
alat
pengering.
Yang
dimaksud derigan agregat adalah
pasir bersih.
Lalu
agregat
ini
disaring
menurut
ukuran
butimya
dan
dimasukkan
kedalam
bims
pemanas
untuk
di
panaskan
dan dari
bims
ini
diteruskan ketempat
pencsmpuran
asal, sehingga
akhimya
akan
diperoleh
suatu adukan
aspal beton.
Temperatur pada
saat
pencampuran
adalah
(250-325)oF
atau
(
I
2
l-163)oc.
Agar dapat
menempatkan/menghamparkan
dan
memadatkan
bahan,
harus
mempunyai
suhu
yang
benar
-benar
tepat.
Kerusakan
akibat
suhu
yang
tidak
tepat
dapat
te{adi, sehingga
dapat
menimbulkan
:
i)
Campuran
yang
terlampau
panas,
akan
mengakibatkan
kerusakan
pada
saat
dilakukannya
pengerasan.
2) Campwan
yang
terlalu
dingin,
akan
menlulitkan
pemadatan
sehingga
kepadatan
yang
diharapkan
tidak
tercapai.
Langkah
kerja yang
dilakulon
adalah
:
a.
Penghamparan
33
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
39/66
Pekeijaan penghamparan
dapat
dimulai
setelah
finisher
distel
/
diatur
sedemikian
rupa,
dengan
tujuan
agar
didapatkan
tebal
aspal
seperti
yang
dikehendaki,
Tebalnya penghamparan
sebelum
dipadatkan
biasanya
diampar
.r
25%
dari
tebal
yang
diperlukan.
Aspal
beton
dapat
langsung
dihampar
di
lapangan,
jika
kondisi
lapangair
dalam
keadaan
utuh
/
tidak
basah.
Jadi
dump
truck
pengangkat
diusahakan
ditututpi
agar
bira
datang
hujan
tidaklah
basah.
campuran
harus
diampar
pada
temperatur
minimum
I
150C.
b,
Pemadatan
Pemadatan
adalah
tahapan pekerjaan
akhir,
yang
dirangkaikan
dengan
kegiatan
pembuatan
rapisan
konstruksi
jaran,
yang
mana
didaram
tahapan
ini
harus
dilakukan
pengawasan
yang
teliti.
Ketika penghamparan
dilakukan,
mungkin
terjadi
permukaan
yang
tidak
rata
pada
tempat
-
tempat tertentu.
Untuk
mengatasi
hal
ini,
penghamparan
dapat
dilakukan
dengan
tenaga
manusia
saja.
setetlah
bagian
*
bagian
yang
tidak
sempurna
ditiadakan,
maka
proses
pemadatan
dapat
dilatukan.
Urutan pekeqjaan
pemadatan
yang
dilakukan
adalah
:
1.
Pemadatan
awal
(break
down
rolling),
dilakukan pada temperatur
1100C
dengan
menggwrakan
tandem
roller
pada
kecepatan
(2
_
4)
km
/jam.
2.
Sesudah
pmadatan
prtama
selesai,
dilakukan
pemadatan
antara
(inter
mediate
rolling)
dengan
menggunakan
mesin
gilas
roda
karet
(pneumatic
34
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
40/66
tyred roller)
yang
beratnya
berkisar
antara
(10,12)
ton
dengan
kecepatan
(15_
l0)
km/jam.
3'
Pemadatan
akhir (finishing rolring)
dilakukan
dengan
randem
roller (8-r0)
ton.
Sesudah
pemadatan
antara selesai
dilakukan
sampai
alur
_
alur
roda
pemadat
hilang (rata),
dilakukan
pemadatan
akhir
dengan
kecepatan
(j-g)
km/jam,
dengan
temperatur
minimum
600C.
Cara
-
cara
pemadatan
yang
dilakukan
antara
lain
:
l.
Pada
jalan
yang
lurus, pemadatan
dilakukan
dengan
memulai
dari
tepi
perkerasan
yang
sejajar
dengan
arah menuju
kebahagian
tengah
jalan.
2.
Pada
daerah
tikungan,
pemadatan
mulai
dilakukan
dari
bagian
yang
rendah
dan
sejajar
dengan
arah
menuju
kebagian
yang
tinggi.
3.
Untuk
menoegah
perekatan
campuran pa.da
masing
_
masing
gilas,
maka
roda
mesin
gilas
perlu
dibasahi
dengan
air.
c.
Sambungan
-
Sambungan
sambmgan
-
sambungan
diusahakan
tidak
terlalu
banyak.
Bila
sambmgan
harus
diadakan,
perlu
diupayakan
agar
dapat
dicapai
pelekatan
yang
sempuma
pada
seluruh
bagian
tebalnya.
Dalam
menempatkan
adukan yang
baru
dengan
terdpatnya
lapiran
yang telah
dig'as,
maka
hendaknya diusahakan agar bidang
kontaknya
vertikal
(dengan
cara
lapisan
yang
lama
dipotong
tegak
lurus).
dan
perlu
disiram pada
bidang
vertikal
tersebut
lapis pengikat
(tack
coat) yang
berfungsi
sebagai
penambah
kelekatan pada
sambungan.
35
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
41/66
Lapisan
aspal beton
dapat
dibuka
untuk
lalu
rintas
dengan
kecepatan
rendah.
setelah selesai
pemadatan
akhir
pada
temperatur
yang
sudah
dibawah
titik
lembab
aspal
(biasanya
+
2
jam
setelah
pemadatan
akhir).
Setelah
4
jam
kemudian,
jalan
dapat
dibuka
untuk
pemakai
jalan
atau
lalu
lintas.
Data
produksi
hotmix
selama
tahun
2001
vd
tahun
2003
disajikan
pada
Tabel
3
berikut
:
Tabel
3. Data
produksi
Hasil
Jadi
Hounix
Tahun
2001
_
Tahun 2003
Januari
Pebruari
ts.376
t5.269
l5-248
1s.306
15.068
14.963
Maret
15.294
15.224
14.988
April
15.285
15. l6l
14.979
Mei
15.271
15.296
14.966
Jutri
r5.256
15.238
14.951
Juli
15.277
15.246
14.971
Agustus
l5_245
15.266
14.940
September
15.257
15.288
t4.9s2
Okober
15.255
15.317
14.950
Nopernber
15.266
15.256
14.961
Desember 15.283
15.27s
14.971
Toul
183.334
l83.
t4r
179.667
Sumber
:
PT.
Karya
tuturni
Ferkasa
VeAan
36
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
42/66
Data tentang
perbandingan
pemakaian
bahan
baku
dengan
hasil
produksi
disajikan
pada
Tabel 4
berikut
:
Tabel
4.
Perbandingan
Total
Pemakaian
Bahan
Baku Dengan
Total
Ftasil
produksi
Pada
PT. Karya
Mumi
Perkasa Medan
Tahun
2001
-.
Tahun
2003
dalam
Ton
2001
183.516
183.334
182
2002
183.440
I83.t4r
299
2003
t79.846
179.667
179
Sumber
:
PT. Karya
Mumi
Perkasa
Medan
(diolah)
Dari tabel di
atas
dapat
kita lihat
bahwa
pemakaian
bahan baku
lebih
banyak
dibandingkan
dengan
produk
yang
dihasilkan,
sehingga
menyebabkan
terjadinya
pemborosan
pemakaian
bahan
baku.
4.2.
PEMBAHASAN
4.
2. l.
Perbandingan
Pemakaian
Bahan
Baku
dengan
prod'ksi
Easil
Jsdi
getmix
Peneliti
menggunakan
perbandingan
antara pemakaian
bahan
baku
dengan
produksi
hasil
jadi
hotmix
untuk
mengetahui
seberapa
besar
selisih
pemakaian
bahan
baku
dengan
produksi
hasil
jadi
hotmix
sesuai
dengan
proses
procluksi
yang
terus
-
menerus
digunakan.
Dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan
data
pemakaian
bahan
baku
dan
produksi
hasil
jadi
hotmix
dari
tahun
2001
sampai
dengan
tahun
200i
yang
disajikan
dalam
Tabel
5,
sebagai
berikut:
JI
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
43/66
Tabel
5.
Perbandingan
Pemakaian
Bahan
Baku
Dengan
Hasil
produksi
pada
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
15.399
15.270
l5.306
15.302
15.27
|
15.266
t5.27',1
15.306
l5.289
15.276
15.271
15.283
t5.376
15.269
15.294
15.285
ts.2't
I
15.256
|
5
.277
15.245
rs .257
15.255
12.566
I
1t
17
0
10
0
6l
32
21
5
0
0,149
0,006
0,078
0,111
0
0,066
0
0,4
0,209
0,137
0,o32
0
Pebruari
Maxet
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
15.249
15.342
15.242
15,209
t5.241
15,235
15.265
t5.273
15.305
15.381
15329
15.369
ls.248
l5.306
15.224
l5.16l
15.296
15.238
ts.246
t5.266
15,288
t5.317
1s.256
t5.2'.15
I
36
18
48
55
3
l9
7
1'l
64
73
94
0,006
0,235
0,007
0,317
0,359
0,019
0,125
0,045
0,lll
0,417
Q,479
Januari
Pebruari
Marst
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septernbcr
Oktober
Nopember
15.091
14.950
15.000
14.996
t4.966
14.961
14.986
I5.000
14.983
14.910
't4.966
t4.977
15.068
14.963
14.988
14.979
14.966
14.951
14.940
14.952
14.950
14.96t
13
12
t7
0
l0
IJ
60
3l
5
0
0,153
0,087
0,080
0,113
0
0,669
0,r
0,1
0,207
0,134
0,033
0
Murni
Perkasa
Medan
Tahun
2001
- Tahun
2003
Sumber
: PT.
Karya
Mumi
Medar
(diolah)
38
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
44/66
Dari Tabel
5
di
atas dapat
dilihat
bahwa
pemakaian
bahan
baku
lebih
banyak
dibandingkan dengan
produk
hasil
jadi
hotmix
yang
di
hasilkan,
meskipun
pada
bulan
tertentu seperti bulan Agustus dan Desember
pada
tahun 2001,
bulan Mei
dan
Desember
pada
tahun
2003 selisih
pemakaian
bahan
baku
adalah
nol
yang
berarti
pada pada
bulan
-
bulan
tersebut
tidak
tcrdapat
pemborosan pemakaian
bahan
baku,
namun
secara
keseluruhan
seperti
yang
ada
pada
Tabel 5
bahwa
pemakaian
bahan
baku iebih banyak
dibandingkan dengan
produk yang
di
hasilkan,
sehingga
menyebabkan
terjadinya
pembbrosan
pemakaian
bahan
baku
yaitu
sebesar
681
ton
atau
0,125
7o.
Dimana
hal
ini
akan
mengakibatkan
pemborosan
dana
sebesar :
681 x
Rp. 320.166
=
Rp.
218.033.046,-
Berdasarkan perbandingan
antara
pemakaian
bahan
baku
dengan
produk
hasil
jadi
hotrnix
ini
terlilrat
bahwa dalam tahun
2001
sampai
dengan
tahun 2003
perusahaan
masih
belum
menggunakan
pemakaian
persediaan
bahan
baku
dengan
baik.
I{al
im
dapat
di lihat dari
besamya selisih
yang
terjadi. Dalam
hal
ini
sering
terjadi
bahwa
kebutuhan bahan
baku
yang
di tentukan
terlalu
besar ataupun
terlalu
kecil
sehingga
menyulitkan
pihak
perusahaan
dalam
mengawasi
persediaan
bahan
baku hotrnix.
Dalam
hal ini,
sebaiknya
perusahaan
mengambil
suatu
kebijakan
tlalam
penefltuan
kebutuhan
bahan
baku,
sehingga
selisih
yang
te{iadi
tidak terlalu
besar.
Hal
ini
akan
memudahkan
perusahaan
dalam
mengendalikan
persediaan
bahan
bakunya.
39
8/11/2019 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
45/66
4.2.2.
Perhitungan
dengan
Regresi
Linier
Sederhana
Selanjutnya
untuk mengetahui trend
besarnya
kebutuhan
bahan
baku
dan
produksi
hasil
jadi
hotmix
untuk
beberapa
tahun kedepan penulis
menggunakan
regrsi
linier
sederhana.
Untuk
menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
trend
besarnya
kebutuhan
bahan
baku
dan
produksi
hasil
jadi
hotmix,
penulis
menggunakan
dua
variabel
yaitu
tingkat
pemakaian
bahan baku
/
produksi
hasil
-iadi
hofinix
sebagai
variabel
Y
dan
prediksi
waktu
sebagai variable
X.
Pada
Tabel
6
disajikan
data
yang
digurakan
untuk
mengetahui
nilai
a dan
b
dari
persamaan
regresi
linier
sederhana.
Dalam
hal
ini
peneliti
menganalisis
berdasarkan pemakaian
bahan
baku
utama
dalam
produksi
hotmix.
Berikut ini
adalah
data
mengenai
pemakaian
bahan
baku
Top Related