ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP
PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH
CIKARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana (S1)
Disusun oleh :
KUSMINANTO
NIM:111511545
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI – 2019
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA
Nama : KUSMINANTO
NIM : 111511545
Kelas : MA.15.D1
Konsentrasi : Produksi
Judul Skripsi :“ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM
PENERAPAN ENTERPRISE RESOUCE PLANNING (ERP)
BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING
BRANCH CIKARANG”
Bekasi, 20 September 2019
Dosen Pembimbing
Ir. KURBANDI. SBR., M.M
NIDN : 0406046703
ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP
PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH
CIKARANG
KUSMINANTO
NIM : 111511545
Telah dipertahankan di depan dewan Penguji pada hari Jum’at tanggal 20
Bulan September tahun 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
diterima sebagai Skripsi Jurusan Manajemen Universitas Pelita Bangsa
Ketua Tim Penguji Tanda Tangan
Nama : Hamdan Amaruddin, S.E., M.M
NIDN : 0417107101
.....................................
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : Nasrun Baldah, S.E., M.M
NIDN : 0403118304
.......................................
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : Ir. Kurbandi. SBR., M.M
NIDN : 0406046703 .......................................
Menyetujui,
Ketua Program Studi Manajemen Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Dan Ilmu Sosial
Yunita Ramadhani RDS, S.E., M.Sc Preatmi Nurastuti, S.E., M.M
NIDN: 0406068402 NIDN: 0404046508
ABSTRAK
“ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN ENTERPRISE
RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL
FORWARDING BRANCH CIKARANG”
Oleh:
KUSMINANTO
NIM: 111511545
Keberhasilan suatu perusahaan dalam bersaing dapat didukung oleh perangkat sistem
informasi manajemen yang terintegrasi. Aplikasi program berbasis Enterprise
Resource Planning (ERP) seperti SAP adalah salah satu aplikasi program terintegrasi
yang mampu memberikan solusi pengelolaan transaksi bisnis. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat kematangan operasional gudang dalam penerapan
Enterprise resource Planning (ERP) berbasis SAP pada PT DHL Global Forwarding
branch Cikarang berdasarkan COBIT 4.1 dengan menggunakan maturity model. Saat
ini PT DHL Global Forwarding menggunakan SAP LOGON 730 sebagai sistem ERP-
nya. Peneliti menemukan adanya beberapa kekurangan yang harus di perbaiki oleh
PT DHL Global Forwarding. Kekurangan tersebut antara lain masih tingginya request
incident ticket yang didalamnya meliputi sistem aplikasi kurang fleksible dengan
aktual pengerjaan dilapangan, lamanya proses menggunakan pemindai RF
menghambat proses tercetaknya shipping label, membutuhkan waktu yang lama
tercetaknya shipping label karena memori penyimpanan data yang cukup besar.
Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut; 1) Bagaimana tingkat kematangan
operasional gudang dalam menerapkan Enterprise Resource Planning berbasis SAP
berdasarkan COBIT 4.1 pada PT DHL Global Forwarding branch Cikarang?; 2)
Bagaimanakah hasil skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1?
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode
kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data model Miles
dan Hubberman. Situasi sosial dalam penelitian ini adalah PT DHL Global
Forwarding branch Cikarang sebagai tempat penelitian (place), seluruh karyawan
sebagai pelaku (actor), dan semua kegiatan yang dilakukan di dalam PT DHL Global
Forwarding branch Cikarang sebagai aktifitas (activity).
Secara keseluruhan maturity level COBIT 4.1 operasional gudang dalam menerapkan
ERP berbasis SAP berada pada level ditetapkan yang berarti bahwa seluruh proses
yang distandarisasikan selalu mengalami perbaikan yang berkelanjutan dan
dilaksanakan dengan pengembangan sistem komputerisasi yang baik serta proses
evaluasi telah dilakukan secara menyeluruh, tetapi tidak menjamin bahwa tidak ada
permasalahannya.
Kata Kunci: Enterprise Resource Planning (ERP), SAP
ABSTRACT
Analysis of warehouse operations in the implementation of SAP-based enterprise
resource planning at PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang
The success of a company in competing can be supported by an integrated
management information system. Enterprise Resource Planning (ERP) based
programs such as SAP are one of the integrated program applications that are able
to provide business transaction management solutions. This study aims to analyze the
maturity level of warehouse operations in the implementation of SAP-based
Enterprise Resource Planning (ERP) at PT DHL Global Forwarding Cikarang
branch based on COBIT 4.1 using the maturity model. Currently PT DHL Global
Forwarding uses SAP LOGON 730 as its ERP system. Researchers found that there
are some deficiencies that must be corrected by PT DHL Global Forwarding. These
shortcomings include the high number of incident ticket requests which include
application systems that are less flexible with actual processing in the field, the
length of the process using an RF scanner impedes the printing label printing
process, requiring a long time to print shipping labels because of the large amount of
data storage memory. The researcher formulated the problem as follows; 1) How is
the maturity level of warehouse operations in implementing SAP-based Enterprise
Resource Planning based on COBIT 4.1 at PT DHL Global Forwarding branch in
Cikarang?; 2) How do you score using COBIT 4.1 maturity?
This research approach uses a descriptive approach with qualitative methods. Data
analysis in this study uses the data analysis of the Miles and Hubberman models. The
social situation in this study is PT DHL Global Forwarding branch in Cikarang as a
place of research (place), all employees as actors (actors), and all activities carried
out in PT DHL Global Forwarding branch in Cikarang as activities.
The overall maturity level of COBIT 4.1 warehouse operations in implementing SAP-
based ERP is at a set level which means that all standardized processes always
experience continuous improvement and are carried out with the development of a
good computerized system and the evaluation process has been carried out
thoroughly, but does not guarantee that no There is a problem.
Keywords: Enterprise Resource Planning (ERP), SAP
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “ANALISIS OPERASIONAL
GUDANG DALAM PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
BERBASIS SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH
CIKARANG”. Proposal Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas pengajuan ujian
skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Kurbandi. SBR., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, ilmu dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Ibu Preatmi Nurastuti.,SE.,MM Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita
Bangsa.
3. Ibu Yunita Ramadhani DS.,SE.,M.Sc Ketua Jurusan Manajemen Universitas Pelita
Bangsa.
4. Seluruh jajaran Manajemen dan karyawan PT. DHL Global Forwarding
5. Civitas Akademika Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita Bangsa
6. Teman-teman kampus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Pelita Bangsa yang
selama ini menjadi semangat dan motivasi untuk penulis.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan pada penyelesaian skripsi ini yang
disebabkan oleh adanya keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
penyelesaian penulisan pada skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga proposal
penelitian ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi siapapun yang
memerlukannya.
Cikarang, 20 September 2019
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10
2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP) ......................................... 10
2.1.2 System Application and Product in Data Processing (SAP) ...... 12
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ................................... 13
2.1.4 Sistem Pendukung Pengambil Keputusan (Decision Support
System) ........................................................................................ 15
2.1.5 Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam
Perusahaan .................................................................................. 16
2.1.6 Control Objective for Information and Related Technology
(COBIT) ....................................................................................... 18
2.1.7 Maturity Model COBIT 4.1 ......................................................... 19
2.1.8 COBIT Framework ...................................................................... 20
2.2 Penelitian Terdahulu (Dibuat Berdasarkan Metode Mapping) .............. 22
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 25
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................... 25
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 29
3.3 Kerangka Konsep ................................................................................. 30
3.3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 30
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 31
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................ 32
3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 33
3.6 Metode Analisis Data ........................................................................... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ........................................ 38
4.1 Sejarah Obyek Penelitian ..................................................................... 38
4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian .................................................. 40
4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian .............................................. 41
4.4 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan ..................................................... 45
4.5 Modul SAP LOGON 730 DHL Global Forwarding ............................ 46
BAB V HASIL PENELITIAN .................................................................................. 48
5.1 Analisis Data Penelitian....................................................................... 48
5.2 Interprestasi Data/Pembahasan ............................................................ 51
iii
5.2.1 Plan and Organise (PO) ................................................................ 53
5.2.1.1.Define a strategic IT plan (PO 1) .............................................. 53
5.2.1.2 Define The Information Architure (PO 2) .................................. 54
5.2.1.3 Determine Technological Direction (PO 3) ............................... 55
5.2.1.4 Define the IT Process, Organization and Relationship (PO 4) .. 55
5.2.1.5 Manage the IT Investment (PO 5) .............................................. 56
5.2.1.6 Communicate Management Aims and Direction (PO 6) ........... 56
5.2.1.7 Manage IT Human Resources (PO 7) ....................................... 57
5.2.1.8 Manage Quality (PO 8) .............................................................. 57
5.2.1.9 Access and Manage IT Risk (PO 9) ........................................... 58
5.2.1.10 Manage Projects (PO 10) ........................................................ 58
5.2.2 Acquire and Implementatin (AI) ...................................................... 60
5.2.2.1 Identify Automated Solutions (AI 1) ........................................... 60
5.2.2.2. Acquire and Maintain Application Software ( AI 2) ................. 60
5.2.2.3. Acquire and Maintain Technology (AI 3) ................................. 61
5.2.2.4. Enable Operation and Use (AI 4) ............................................. 62
5.2.2.5. Procure IT Resources (AI 5) ..................................................... 62
5.2.2.6. Manage Changes (AI 6) ............................................................ 63
5.2.2.7. Install and Accredit Solutions and Changes (AI 7) ................... 63
5.3.3. Deliver and Support (DS) ............................................................... 65
5.3.3.1. Define and Manage Service Levels (DS 1) ................................ 65
5.3.3.2. Manage Third-Party Service (DS 2) ......................................... 65
5.3.3.3. Manage Performance and Capacity (DS 3) .............................. 66
5.3.3.4. Ensure Continuous Service (DS 4) ............................................ 66
5.3.3.5. Ensure System Security (DS 5) .................................................. 67
5.3.3.6. Identify and Allocate Cost (DS 6) ............................................. 67
5.3.3.7. Educate and Train User (DS 7) ................................................. 68
5.3.3.8. Manage Service Desk and Incidents (DS 8) .............................. 68
5.3.3.9. Manage the Configuration (DS 9) ............................................. 69
5.3.3.10. Manage Problem (DS 10) ....................................................... 70
5.3.3.11. Manage Data (DS 11) ............................................................. 70
5.3.3.12. Manage the Physical Environment (ME 12) ........................... 71
5.3.3.13. Manage Operations (DS 13) ................................................... 71
5.3.4. Monitor and Evaluate (ME) ........................................................... 73
5.3.4.1. Monitor and Evaluate (ME 1) ................................................... 73
5.3.4.2. Monitor and Evaluate Internal Control (ME 2) ........................ 74
5.3.4.3. Ensure Compliance with External Requirement (ME 3) ........... 75
5.3.4.4. Provide IT Governance (ME 4) ................................................. 75
BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 75
6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 76
6.2 Saran ................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 81
LAMPIRAN .............................................................................................................. 82
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.01 Generic Maturity Model.......................................................................... 20
Tabel 3.01 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................................... 30
Tabel 5.01 Ringkasan Poin-Poin Wawancara ............................................................. 49
Tabel 5.02 Skala Indeks Maturity dan Maturity level ................................................. 51
Tabel 5.03 Rekapitulasi Hasil Poin-Poin Wawancara Maturity Level ....................... 52
Tabel 5.04 Tabel Plan and Organise (PO) ................................................................. 59
Tabel 5.05 Tabel Acquire and Implement (AI)............................................................ 64
Tabel 5.06 Tabel Deliver and Support (DS) ............................................................... 72
Tabel 5.07 Tabel Monitor and Evaluate (ME) ............................................................ 76
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.01 Incident Ticket 2017- Juli 2019 ............................................................... 3
Gambar 1.04 Total Incident Ticket 2017-Juli 2019 ..................................................... 3
Gambar 1.03 Incident Ticket ........................................................................................ 4
Gambar 2.01 Graphic Representation of Maturity Models ....................................... 19
Gambar 2.02 COBIT Framework ............................................................................... 21
Gambar 3.01 Macam Metode Penelitian ..................................................................... 27
Gambar 3.02 Desain Penelitian .................................................................................. 30
Gambar 3.03 Analisis Data Model Miles dan Huberman .......................................... 36
Gambar 4.01 Struktur Organisasi PT. DHL Global Forwarding Indonesia Branch
Cikarang ................................................................................................ 41
Gambar 4.02 Alur Inbound Process .......................................................................... 42
Gambar 4.03 Total Barang Inbound ........................................................................... 43
Gambar 4.04 Alur Outbound Process ........................................................................ 44
Gambar 4.05 Total Barang Outbound ........................................................................ 44
Gambar 4.06 Physical Inventory ................................................................................ 45
Gambar 4.07 Parameter SAP LOGON 730 ................................................................ 47
Gambar 5.01 Kerangka Kerja COBIT Cube ............................................................... 51
Gambar 5.02 Chart Maturity Level Plan and Organise (PO) .................................... 59
Gambar 5.03 Chart Acquire and Implement (AI)........................................................ 64
Gambar 5.04 Chart Deliver and Support (DS) ........................................................... 73
Gambar 5.05 Chart Monitor and Evaluate (ME) ........................................................ 76
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01: Daftar Literatur .................................................................................... 83
Lampiran 02: Surat Izin Penelitian ............................................................................ 85
Lampiran 03: Email Persetujuan Penelitian ............................................................... 86
Lampiran 04: Pertanyaan dan Hasil Wawancara ....................................................... 86
Lampiran 05: Hasil Skoring Wawancara ................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling
ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal diseluruh dunia melalui
intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas batas.
Perkembangan zaman dan teknologi membuat persaingan di dunia bisnis semakin
ketat, setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya saing agar bisa
bertahan. Perusahaan yang mampu bertahan dalam persaingan adalah perusahaan
yang bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi di dunia bisnis.
DHL adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang
express international, transport darat , dan transport udara. Dalam bisnis sehari-
hari PT DHL Global Forwarding menangani berbagai kebutuhan logistik
pelanggan, dari operasi logistik standard dan solusi transportasi multi mode
hingga proyek-proyek industri khusus. Untuk memenuhi segala kebutuhan dan
persaingan dari kompetitor salah satu cara yang bisa perusahaan lakukan adalah
,memanfaatkan sistem informasi.
Penggunaan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja karena informasi-informasi
yang tersedia dan dibutuhkan dapat dikelola dengan optimal untuk mendukung
aktifitas perusahaan, dengan demikian profitabilitas dan nilai perusahaan
diharapkan mengalami peningkatan. Salah satu sistem informasi yang dapat
membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan adalah
2
Enterprise Resource Planning (ERP). Menurut O’Brien , J. A., & Marakas, G. M.
(2010) Enterprise Resource Planning adalah sistem perusahaan yang meliputi
semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan yang didorong oleh beberapa
modul software yang terintegrasi untuk mendukung proses bisnis internal
perusahaan.
Sistem ERP berfungsi mengintegrasikan berbagai sistem informasi yang
tersebar pada departemen atau unit fungsional perusahaan. Dengan adanya sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) tersebut, maka unit fungsional terkait dapat
saling berbagi informasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan sinergi
perusahaan.Salah satu perusahaan logistik di Indonesia yang sudah menerapkan
sistem informasi Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP adalah PT
DHL Global Forwarding. Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) karena
saat itu perusahaan sedang menjalankan proyek penyimpanan dan pengiriman
barang salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia dalam skala
besar pada tahun 2015 dan aplikasi sistem informasi sebelumnya yang dimiliki PT
DHL Global Forwarding belum menunjang kelancaran penyedian informasi yang
dibutuhkan konsumen, kemudian dilanjutkan dengan penerapan Enterprise
Resource Planning (ERP) yang diharapkan bisa memperbaiki dan menunjang
sistem informasi manajemen perusahaan. Enterprise Resource Planning (ERP)
yang diterapkan PT DHL Global Forwarding yaitu SAP LOGON 730.
Sistem informasi SAP digunakan disetiap cabang PT DHL Global
Forwarding yang tersebar diseluruh Indonesia salah satunya adalah branch
Cikarang. PT DHL Global Forwarding branch Cikarang mulai menggunakan
sistem SAP dari Desember 2016 sampai saat ini, tetapi dalam penggunaan sistem
3
informasi ini belum maksimal karena masih tingginya request incident ticket yang
diterima tim IT. Data tingginya request incident ticket tersebut dapat dilihat dari
gambar berikut:
Gambar 1.01
Incident Ticket 2017- Juli 2019
Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang
Gambar 1.02
Total Incident Ticket 2017-Juli 2019
Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang
0
5
10
15
20
25
Januari
Februar
i
Maret
April
Mei Juni Juli Agustus
September
Oktobe
r
November
Desember
Incident Ticket 2019 9 11 5 11 6 5 8
Incident Ticket 2018 2 8 6 4 4 3 3 2 2 4 4 11
Incident Ticket 2017 10 2 6 8 6 8 9 10 3 8 5 4
Incident Ticket 2017- Juli 2019
020406080
Jumlah Incident Ticket 2017-Juli2019
Jumlah Incident Ticket 2017-Juli 2019
Incident Ticket 2017 78
Incident Ticket 2018 53
Incident Ticket Jan-Juli 2019 55
Total Incident Ticket
4
Gambar 1.03
Incident Ticket
Sumber: PT DHL Global Forwarding Cikarang
Dari request incident ticket terlihat dari awal tahun 2017 sampai April 2019 yang
paling tinggi jumlah permintaan incident ticket adalah pada tahun 2017 dengan 78
kali permintaan. Pada tahun 2018 terdapat penurunan permintaan incident ticket
sebanyak 25 kali lebih sedikit dari tahun sebelumnya menjadi 53 kali permintaan.
Akantetapi pada tahun 2019 sampai bulan Juli permintaan incident ticket sudah
mencapai angka 55 kali permintaan, berbeda dengan bulan Januari-Juli 2017
permintaan incident ticket hanya 49 kali dan Januari-Juli 2018 permintaan
incident ticket sebanyak 30 kali permintaan. Tingginya jumlah permintaan
incident ticket bisa diasumsikan adanya tidak kelancaran dalam penerapan
penggunaan Enterprise Resource Planning (ERP) yang nantinya bisa
mengganggu profitabilitas perusahaan karena adanya ketidakpuasan pelanggan
dalam penerimaan sistem informasi yang berakibat ditinggalnya pelanggan.
5
Setiap penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi dunia bisnis yang kompetitif. Sistem informasi memerlukan suatu
perencanaan dan penerapan yang matang untuk menghindari kegagalan dalam
sistem yang dikembangkan. Dalam penerapan sistem informasi perlu adanya
sebuah pedoman untuk memastikan kinerja yang diharapkan dalam prosesnya.
Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) adalah
sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat
membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap
antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis informasi
teknologi. Dalam melakukan evaluasi diperlukan sebuah standar yang bisa
membantu agar terjadi pengukuran yang valid dan reliable. Dalam penelitian ini
standar yang digunakan adalah standar COBIT 4.1. Standar COBIT versi 4.1
dipilih karena memberikan kerangka kerja yang paling detail mengenai strategi
dan pengawasan dalam pengaturan proses sistem informasi yang mendukung
keselarasan strategi bisnis dan tujuan sistem informasi.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) sehingga tertarik
mengambil judul penelitian “ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM
PENERAPAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS
SAP PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH CIKARANG”.
Dalam penelitian ini ada batasan-batasan untuk menghindari penyimpangan dan
melebarnya pokok pikiran. Batasan penelitian ini meliputi sistem informasi yang
menjadi objek penelitian adalah SAP LOGON 730, periode penelitian tahun 2019,
6
dan ruang lingkup penelitian ini adalah PT DHL Global Forwarding branch
Cikarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka pertanyaan peneliti
yang diajukan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana tingkat kematangan operasional gudang dalam menerapkan
Enterprise Resource Planning berbasis SAP berdasarkan COBIT 4.1 pada PT
DHL Global Forwarding branch Cikarang?
2. Bagaimanakah hasil skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
1. Menganalisis tingkat kematangan operasional gudang dalam menerapan
Enterprise Resource Planning berbasis SAP berdasarkan COBIT 4.1 pada PT
DHL Global Forwarding branch Cikarang.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang nyata
mengenai keadaan yang sesungguhnya berkaitan dengan judul yang penulis ambil.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dibagi menjadi manfaat
teoritis dan manfaat praktis
1. Manfaat Teoritis
• Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana
penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) berbasis SAP pada PT
DHL Global Forwarding.
7
• Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi illmu
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu
ekonomi, khususnya ilmu manajemen serta studi aplikasi dengan teori-
teori serta literature-literatur lainnya dengan keadaan sesungguhnya
yang ada di perusahaan.
1. Manfaat Praktis
• Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan pengalaman berharga yang dapat menambah
wawasan pengetahuan serta memberikan gambaran tentang aplikasi
ilmu teori yang penulis peroleh di bangku perkuliahan dengan keadaan
yang sebenarnya di lapangan.
• Bagi Perusahan
Dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam proses pengambilan
keputusan terutama pada aktifitas yang berkaitan dengan penggunaan
sistem informasi khususnya Enterprise Resource Planning (ERP).
• Bagi Pihak Lain
Memperoleh masukan yang diharapkan dapat memperkaya ilmu
pengetahuan serta dapat ,menjadi bahan masukan dan referensi dalam
penelitian sejenis.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam setiap penulisan karya ilmiah selalu ada panduan atau sistematika
penulisan sebagai acuan agar lebih terstruktur. Sistematika penulisan dalam
penyusunan skripsi ini pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh
Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa adalah sebagai berikut:
8
• BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang penelitian
yang akan menjadi dasar dilakukan penelitian ini , kemudian dilanjutkan dengan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan diakhiri dengan
sistematika penulisan.
• BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilakukan untuk dijadikan sebagai landasan pelaksanaan penelitian dalam
pembuatan skripsi. Dalam bab ini berisikan tentang landasan teori, penelitian
terdahulu.
• BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menjabarkan tentang metode penelitian yang
digunakan peneliti, isi dari bab ini adalah jenis penelitian, jadwal dan lokasi
penelitian, kerangka konsep penelitian,populasi dan teknik pengambilan sampel,
metode pengumpulan data, dan metode analisa data.
• BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang sejarah DHL yang meliputi struktur
organisasi yang terdiri dari gambar struktur organisasi, kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan operasional perusahaan yang meliputi proses inbound dan
outbound, visi, misi, dan strategi perusahaan, dan modul SAP yang digunakan
DHL Global Forwarding Cikarang.
• BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini menjelaskan dan membahas data-data atau informasi yang
diperoleh selama melakukan penelitian.
9
• BAB VI PENUTUP
Bab VI adalah bab penutup yang terdiri dari kesimpulan penelitian dan
saran. Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Enterprise Resource Planning (ERP)
Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari
istilah bahasa Inggrisnya, enterprise resource planning, adalah sistem informasi
yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan
aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Menurut
Raymond Mcleod,Jr and George P.Schell (2012) Enterprise Resource Planning
(ERP) adalah sistem berbasis komputer yang memungkinkan manajemen seluruh
sumber daya perusahaan dalam basis keseluruhan organisasi. Sedangkan menurut
O’Brien , J. A., & Marakas, G. M. (2010) Enterprise Resource Planning adalah
sistem perusahaan yang meliputi semua fungsi yang terdapat di dalam perusahaan
yang didorong oleh beberapa modul software yang terintegrasi untuk mendukung
proses bisnis internal perusahaan.
Pertumbuhan piranti lunak ERP yang luar biasa pesat diakhir tahun 1990-
an dapat dikaitkan pada beberapa faktor , diantaranya adalah faktor Y2K,
kesulitan dalam mendapatkan sistem yang meliputi keseluruhan usaha,
membanjirnaya penggabungan usaha korporasi, dan strategi kompetitif. Masalah
Y2K adalah kesulitan yang dihadapi oleh program-program komputer yang
menyimpan tahun dalam format 2 digit, seperti menyimpan tahun 2000 sebagai
00. Ketika suatu aplikasi mengurangkan tahun 2000 dari tahun 1998, sistem ini
11
akan menghitung 00 dikurangi 98 sehingga memperoleh -98, yang dapat
menyebabkan aplikasi tersebut memberikan jawaban yang salah atau berhenti
bekerja.
Piranti lunak ERP dipasarkan dengan telah memenuhi persyaratan Y2K
untuk memastikan perusahaan-perusahaan bahwa sistem informasi yang
digantikan tidak akan mengalami kesalahan yang diakibatkan oleh perubahan
tanggal tahun 1999 ke tahun 2000. Teori bahwa Y2K adalah kekuatan pendorong
dibalik implementasi piranti lunak ERP semakin terbukti dengan melambtanya
tingkat pertumbuhan penjualan para penjual ERP besar pada tahun 1999.
Hanya sedikit penjual yang menjual piranti lunak ERP. Dua perusahaan
piranti lunak terbesar di dunia Microsoft dan IBM tidak membuat piranti lunak
ERP, namun mereka menjalankan sebagian besar bisnis mereka dengan
menggunakan piranti lunak dari penjual ERP. Satu penyedia ERP adalah SAP
perusahaan multinasional besar yang berbasis di Jerman tetapi mayoritas
penjualan ERP-nya ada di Amerika Serikat.
Industri ERP tidak hanya terdiri atas penjual ERP. Organisasi harus
membayar tiga hingga tujuh kali lipat dari harga piranti lunak untuk biaya
konsultasi, pelatihan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan ERP. Suatu sistem
ERP membutuhkan adanya komitmen keuangan yang sangat besar dari organisasi.
Software ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sebuah konsep
untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan meliputi dana,
manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh
luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah perusahaan
agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
12
seluruh pihak yang berkepentingan. Konsep tersebut bertujuan untuk
mengintegrasikan aktivitas perusahaan agar menjadi lebih responsif terhadap
berbagai kebutuhan perusahaan seperti penghapusan proses-proses yang tidak
perlu (process elimination), penyederhanaan proses-proses yang rumit atau
bertele-tele (process simplification), penyatuan proses-proses yang redundan
(process integration), dan pengotomatisasian proses-proses yang manual (process
automation).
2.1.2. System Application and Product in Data Processing (SAP)
Penggunaan SAP di Indonesia sudah lebih dari 10 tahun, diawali dari PT
Krakatau Steel yang mengimplementasikan SAP mainframe (R2 sistem pada awal
tahun 1990-an) kemudian diikuti group astra pada akhir tahun 1990-an dan hingga
kini sudah dipakai oleh berbagai tipe industry. Diterapkan pada perusahaan-
perusahaan skala besar, SAP saat ini sukses menjadi aplikasi pendukung ERP
nomor satu paling banyak digunakan di Indonesia. SAP sendiri di samping sebagai
software pembantu dalam manajemen perusahaan juga menggunakan konsep
penyajian data secara Real-Time supaya nantinya keputusan-keputusan bisnis
perusahaan tersebut bisa sesuai dengan target yang diinginkan.
System Application and Product in Data Processing (SAP) adalah
software yang berbasis ERP (Enterprise Resources Planning) yang digunakan
sebagai alat untuk membantu manajemen perusahaan, perencanaan, hingga
melakukan operasionalnya secara lebih efektif dan efisien. SAP mendukung multi-
tugas tingkat tinggi untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Kemampuan tersebut dikarenakan SAP sendiri tersusun dari banyak modul untuk
menjalankan semua fungsinya secara otomatis dan terintegrasi. SAP memiliki
13
beberapa modul , dan disetiap modulnya mempunyai fingsi dan kegunaan masing
masing, berikut daftar modul beserta fungsinya yang ada di SAP.
1. S&D – Sales & Distribution
Membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan
proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing).
2. MM – Materials Management
Membantu menjalankan proses pembelian (procurement) dan pengelolaan
inventory.
3. PP – Production Planning
Membantu proses perencanaan dan kontrol daripada kegiatan produksi
(manufacturing) suatu perusahaan.
4. FI – Financial Accounting
Mencakup standard accounting cash management (treasury), general
ledger, account payable, account receiveable dan konsolidasi untuk tujuan
financial reporting.
5. CO – Controlling
Mencakup cost accounting, mulai dari cost center accounting, cost
element accounting, dan analisa profitabilitas.
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Dengan telah terbentuk dan berjalannya sistem pemrosesan transaksi, baik
spesialis informasi perusahaan maupun produsen komputer ingin terus
melanjutkan peningkatan dalam aktifitas komputasi, sehingga mereka mencari
area-area aplikasi yang baru. Tidak dibutuhkan waktu lama bagi mereka untuk
menyadari bahwa output informasi dari sistem pemrosesan transaksi ternyata
14
masih jauh dari sempurna. Sistem ini pada umumnya tidak mampu mengubah
volume-volume data menjadi informasi yang telah teragregat, tersortir,
terorganisasi, dan terproses yang dibutuhkan oleh perusahaan. Seiring dengan
meningkatnya pengetahuan para manajer mengenai komputer, para manajer
menjadi paham akan logika yang mendasari proses yang mereka ikuti dalam
memecahkan masalah, dan menjadi lebih mampu menjelaskan kebutuhan
informasi yang dimiliki. Spesialis informasi juga mempelajari dasar-dasar
manajemen dan bagaimana cara bekerja sama dengan manajer dalam merancang
sistem informasi. Sistem informasi kemudian dirancang ulang sehingga sistem
tersebut dapat lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sistem-sistem seperti
ini pada akhirnya mencapai kemapanan sebagai area aplikasi komputer yang
utama.
Menurut Stair dan Reynolds (2010) bahwa sistem informasi merupakan
suatu perangkat elemen atau komponen yang saling terkait satu sama lain, yang
dapat mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan juga menyebarkan data dan
juga informasi, serta mampu memberikan feedback untuk memenuhi tujuan suatu
organisasi. Sedangkan menurut Raymond Mcleod,Jr dan George P.Schell (2012)
mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki
kebutuhan serupa. Para pengguna sistem informasi manajemen biasanya terdiri
atas entitas-entitas organisasi formal perusahaan atau sub unit anak
perusahaannya. Informasi yang diberikan oleh sistem informasi manajemen
menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya dilihat dari apa yang
telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi, dan apa yang kemungkinan
15
akan terjadi di masa depan. Sistem informasi manajemen akan menghasilkan
informasi melalui penggunaan perangkat lunak. Output informasi yang dihasilkan
akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan memecahkan masalah dalam
mengambil keputusan guna memecahkan masalah perusahaan.
2.1.4. Sistem Pendukung Pengambil Keputusan (Decision Support System)
Beberapa sistem informasi manajemen mengalami kegagalan, dan
kegagalan-kegagalan ini telah menyakinkan para spesialis informasi bahwa harus
ada cara lain yang dapat membantu para pihak pencari pemecahan masalah
mengambil keputusan. Pada tahun 1971 istilah sistem pendukung pengambil
keputusan dicetuskan oleh G.Anthony Gorry dan Michael S.Scott Morton,
keduanya professor MIT. Mereka yakin bahwa suatu sistem seharusnya dibuat
untuk pemecahan masalah. Suatu sistem pendukung pengambil keputusan adalah
suatu sistem yang membantu seorang manajer atau sekelompok kecil manajer
memecahkan satu masalah.
Output sistem pendukung pengambil keputusan awalnya dihasilkan dari
suatu basis data relasional dan mencakup laporan berkala dan khusus serta output
dari model-model matematis. Berikutnya ditambahkan kemampuan dukungan
keputusan kelompok melalui piranti lunak yang berorientasi pada kelompok yang
disebut groupware. Groupware memungkinkan sistem pendukung pengambil
keputusan bertindak sebagai suatu sistem pendukung pengambil keputusan
kelompok (Group decision support system).
Tambahan terakhir pada sistem pendukung pengambil keputusan meliputi
keceerdasan buatan dan pemrosesan analitis secara online. Kecerdasan buatan
adalah ilmu yang memberikan kemampuan bagi komputer untuk menunjukkan
16
perilaku yang sama dengan seorang manusia yang memiliki kecerdasan.
Kecerdasan buatan terdapat dalam sistem pendukung pengambil keputusan
melalui bentuk basis pengetahuan akan informasi mengenai suatu area masalah,
dan suatu mesin deduksi yang dapat menganalisis isi dari basis pengetahuan.
Pemrosesan analitis decara online meliputi penyimpanan data dalam suatu bentuk
multidimensional guna memfasilitasi penyajian dari jumlah data yang hampir
tidak terhingga jumlahnya.
2.1.5. Penerapan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dalam
Perusahaan
Penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tergantung pada
ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan peran serta pelanggan.
Perusahaan membutuhkan jasa konsultasi, kustomisasi dan jasa pendukung.
Migrasi data adalah salah satu aktifitas terpenting dalam menentukan kesuksesan
dari penerapan Enterprise Resource Planning (ERP), migrasi data merupakan
aktifitas terakhir sebelum fase produksi. Faktor-faktor kesuksesan dalam
penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) antara lain:
1. Management; meliputi komitmen, edukasi, keterlibatan, pemilihan tim,
pelatihan, serta peran dan tanggung jawab.
2. Proses; meliputi dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses.
3. Teknologi; meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface.
4. Data; meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance
dan integrasi data.
5. Personel; meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan
pengembangan pengetahuan.
17
Sebelum melakukan penerapan Enterprise Resource Planning (ERP),
perusahaan harus terlebih dahulu melakukan pemilihan aktivitas dalam pemilihan
Enterprise Resource Planning (ERP) antara lain:
1. Analisis Strategis Bisnis
• Level kompetisi di pasar dan harapan dari konsumen.
• Keuntungan kompetitif yang ingin dicapai.
• Strategi bisnis perusahaan dan objectif yang ingin dicapai.
• Proses bisnis yang sekarang berjalan dan proses bisnis yang
diinginkan.
• Proses bisnis yang harus diperbaiki.
• Prioritas bisnis yang ada dan adakah rencana kerja yang disusun untuk
mencapai objektif dan prioritas tersebut.
• Target bisnis yang harus dicapai.
2. Ananlisis Sumber Daya Manusia
• Komitmen top manajemen dalam penerapan Enterprise Resource
Planning (ERP).
• Komitment dari tim implementasi.
• Harapan dari calon user ERP.
• Konsultan dari luar yang dipersiapkan untuk membantu proses
persiapan.
3. Analisis Infrastruktur
• Kelengkapan infratrukstur yang sudah ada seperti overall network,
permanent office system, communication system.
• Besarnya anggaran untuk infratrukstur.
18
• Infratrukstur yang harus disiapkan.
4. Analisis Perangkat Lunak
• Perangkat lunak yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi
perusahaan.
• Dukungan layanan dari penyedia, tidak hanya secara teknis tapi juga
untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari.
• Perangkat lunak memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis
perusahaan.
2.1.6. Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)
COBIT merupakan a set of best practices (framework) bagi pengelolaan
sistem informasi (IT management). COBIT dikeluarkan oleh IT Governance
Institute (ITGI) dan Information System and Control Association (ISACA). COBIT
merupakan IT Governance best practices yang membatu auditor, manajemen,
pengguna (user) untuk menjembatani aspek bisnis, kebutuhan kontrol, dan aspek
teknis TI. COBIT memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis,
dan business process owners dan manajer, termasuk auditor, dan user, diharapkan
dapat memanfaatkan (guidelines) dengan baik. COBIT memiliki 4 cakupan
domain, yaitu:
1. Perencanaan dan organisasi (Plan and Organise)
2. Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)
3. Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Supprot)
4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)
Tujuan utama COBIT adalah menyediakan kebijakan yang jelas dan good
practice untuk IT Governance, membantu manajemen senior dalam memahami
19
dan mengelola resiko-resiko yang berhubungan dengan informasi teknologi.
COBIT menyediakan kerangka IT Governance dan petunjuk control objektif yang
detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
2.1.7. Maturity Model COBIT 4.1
Penilaian kemampuan proses berdasarkan maturity model COBIT adalah
bagian kunci dari implementasi pengelolaan sistem informasi. Maturity model
digunakan untuk mengukur proses-proses sistem informasi dengan menggunakan
penilaian atau skoring sehingga organisasi dapat menilainya. Hasil yang diperoleh
dapat digunakan dalam uraian manajemen, yaitu dengan cara menampilkannya
sebagai pendukung untuk rencana ke depan dari business case yang akan
dihadapi. Secara grafik metode presentasi yang dibutuhkan untuk menjelaskan
level tingkat kematangan perusahaan di dalam pengelolaan sistem informasinya
dapat dilihat dalam gambar berikut.
Gambar 2.01
Graphic Representation of Maturity Models
Sumber:IT Governance Institute
Maturity Model telah ditentukan untuk ke-34 IT process COBIT 4.1 dan juga
disediakan pengukuran tambahan dari skala 0 (non existent) hingga skala 5
(optimised). Pengmbangan berdasarkan penjelasan maturity model secara umum
dapat dilihat dari table berikut
20
Tabel 2.01
Generic Maturity models
Level Keterangan
0: Non
Existent
Tidak ada proses yang dikenali. Perusahaan bahkan tidak
mengakui bahwa ada masalah yang harus diatasi.
1:Initial/ Ad
Hoc
Ada bukti bahwa perusahaan telah mengakui bahwa masalah ada
dan perlu ditangani. Namun, tidak ada proses standar; sebaliknya,
ada pendekatan ad hoc yang cenderung diterapkan pada individu
atau kasus per kasus. Pendekatan keseluruhan untuk manajemen
tidak terorganisir
2:Repeatable
But Intuitive
Proses telah berkembang ke tahap di mana prosedur serupa diikuti
oleh orang yang berbeda melakukan tugas yang sama. Tidak ada
pelatihan formal atau komunikasi prosedur standar, dan tanggung
jawab diserahkan kepada individu tersebut. Ada tingkat
ketergantungan yang tinggi pada pengetahuan individu dan, oleh
karena itu, kesalahan mungkin terjadi
3:Defined
process
Prosedur telah distandarisasi dan didokumentasikan, dan
dikomunikasikan melalui pelatihan. Diamanatkan bahwa proses
ini harus diikuti; namun, kecil kemungkinan penyimpangan akan
terdeteksi. Prosedurnya sendiri tidak canggih tetapi merupakan
formalisasi dari praktik yang ada.
4:Managed
and
Maesurable
Manajemen memantau dan mengukur kepatuhan terhadap
prosedur dan mengambil tindakan di mana proses tampaknya tidak
berfungsi secara efektif. Proses sedang dalam perbaikan konstan
dan memberikan praktik yang baik. Otomasi dan alat digunakan
secara terbatas atau terfragmentasi
5:Optimised Proses telah disempurnakan ke tingkat praktik yang baik,
berdasarkan hasil peningkatan berkelanjutan dan pemodelan
kematangan dengan perusahaan lain. TI digunakan secara terpadu
untuk mengotomatisasi alur kerja, menyediakan alat untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas, membuat perusahaan cepat
beradaptasi. Sumber:IT Governance Institute
2.1.8. COBIT Framework
COBIT merupkan kerangka panduan tata kelola sistem informasi atau bisa
disebut sebagai toolset pendukung yang bisa menjembatani gap antara kebutuhan
dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan dalam suatu organisasi.
COBIT memiliki 4 cakupan domain dan mengidentifikasi 34 proses sistem
informasi. Untuk masing-masing 34 proses ini dibuat untuk tujuan bisnis dan
21
sistem informasi yang didukung. IT resource dengan 4 domain dan 34 high level
control objectives dideskripsikan dalam gambar berikut.
Gambar 2.02
COBIT Framework
Sumber:IT Governance Institute
Empat domains dan 34 high level control objectives menyangkut seluruh
sumberdaya informasi (IT resources) yaitu orang (people, user, maupun
brainware teknisi TI lainnya), aplikasi TI, teknologi, fasilitas dan
infrastruktur lainnya, data menuju ke ukuran atau kriteria IT governance.
22
2.2 Penelitian Terdahulu (Dibuat Berdasarkan Metode Mapping)
Penelitain terdahulu merupakan hasil dari penelitian yang lebih dahulu
dilakukan peneliti untuk memberikan informasi terkait dengan metode penelitian,
hasil, pembahasan yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian
yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sri Setyowati Utami, Heru Susilo, Riyadi, dalam artikel yang berjudul
Analisis penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) (Studi pada PT
Domusindo Perdana) terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33
No.1 April 2016 menghasilkan kesimpulan bahwa terjadinya integrasi data
dengan penerapan ERP di PT Domusindo Perdana, masih terdapat
beberapa masalah dalam penerapan ERP antara lain program yang crash
atau error process, SAP R/3 yang tidak user friendly, kurang cocoknya
SAP R/3 dengan proses produksi di PT Domusindo Perdana.
2. Eka Novianti dalam artikel Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard
Pada SAP-B1 Sesuaikah Dengan IFRS terbit di Jurnal Binus Business
Review Vol.2 No. 1 Mei 2011 menghasilkan kesimpulan bahwa modul
inventory transaction pada SAP-B1 cukup dapat diandalkan dalam
pengelolaan perlakuan akuntansi terhadap inventory.
3. Putu Wuri Handayani dan Ultary Haryaty dalam artikel Analisi
Fungsionalitas Open Source Software ERP Untuk Pengembangan Modul
Pembelajaran ERP terbit di Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2,
Oktober 2011 menghasilkan kesimpulan bahwa Compiere 3.3 Community
Edition direkomendasikan sebagai aplikasi pendukung kegiatan
pembelajaran ERP di universitas yang ada di Indonesia.
23
4. Santo Fernandi dan Felicia Maria Cynthia Damayanti dalam artikel
Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise
Resource Planning (ERP):Studi Kasus Pada PT Astra Graphia terbit di
Jurnal Comtech Vol.2 No. 2 Desember 2011 menghasilkan kesimpulan
bahwa untuk bagian orientasi pengguna dan orientasi masa depan perlu
ditingkatkan khususnya yang berhubungan dengan pengembangan user
dan pengimplementasikan teknologi baru.
5. Santo Fernandi Wijaya dan Yustina Handoyono dalam artikel Evaluasi
Implementasi SAP Modul Material Management: Studi Kasus Pada PT
Bumitama Gunajaya Agro terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni 2012
menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan SAP pada modul material
management saat ini masih mengalami beberapa kendala berkaitan dengan
penyesuaian kebiasaan user dan kemampuan aplikasi mendukung
pekerjaan.
6. I Gusti Made Karmawan dalam artikel Dampak Implementasi ERP Dalam
Perbaikan Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik terbit di Jurnal
Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013 menghasilkan kesimpulan bahwa
implementasi ERP pada PT Semen Gresik mampu menghasilkan
perbaikan pada proses distribusi yang sangat kompleks, karena tersebar di
berbagai daerah di Indonesia menjadi lebih efektif dan efisien.
7. I Gde Uma Darmapramita, I M. Alit K. Salain, Mayun Nadiasa dalam
artikel Analisis Tingkat Kematangan (Maturity Leves) Unit Layanan
Pengadaan Kabupaten Badung terbit di Jurnal Spektran, Vol.3, No. 2, Juli
2015 menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat kematangan (maturity level)
24
Kabupaten Badung yang diperoleh berdasarkan variable yang diberikan
terhadap persepsi dan klaim responden terhadap tingkat kematangan ULP
Kabupaten Badung dilakukan dalam tingkat compliance.
8. Andi Haslindah,Muh. Fadhli, Adrianto, dan Rahmat Mansyur dalam
artikel Pengaruh Implementasi Warehose Management System Terhadap
Inventory Control Finish Good Berbasis Barcode PT Dharana Inti Boga
terbit di Jurnal ILTEK, Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017
menghasilkan kesimpulan bahwa Warehouse Management System
menyediakan satu set prosedur komputerisasi untuk menangani
penerimaan dan pengiriman barang, mengelola fasilitas penyimpanan
(misalnya racking, dll), mengelola stock barang untuk picking, packing,
dan shipping.
9. Przemyslaw Lech dalam artikel Implementation of an ERP system: A case
study of a full-scope SAP project terbit di jurnal Zarzadzanie I Finanse
Journal of Management and Finance Vol. 14, No. 1/2016 menghasilkan
kesimpulan bahwa implementasi ERP bisa dikembangkan disetiap fase
proyek dan produk.
10. Vieroslav MOLNAR dalam artikel SAP Warehouse Management System
For A Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected Company terbit
di Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech Republic,EU menghasilkan
kesimpulan bahwa pembuatan Warehouse Management System teregulasi
dengan sirkuit Kanban menunjukkan nilai terbaik yang berkaitan dengan
penyederhanaan penerimaan material yang tidak diproduksi, serta
kejelasan tentang keadaan dan posisi material.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mencari, memperoleh , dan
menyimpulkan atau mencatat suatu data dari masalah yang diteliti. Data yang
digunakan dalam penelitian dapat berupa data primer maupun data sekunder.
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian tersebut diperlukan suatu metode yang
relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Menurut Sugiyono (2017) metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
yang masuk akal sehingga terjangkau dengan penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti
proses yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang
mempunyai kriteria tertentu yang valid. Valid menunjukkan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam
26
penelitian sering sulilt dilakukan, data yang telah terkumpul sebelum diketahui
validitasnya dapat diuji melalui pengujian reabilitas dan obyektifitas. Pada
umumnya kalua data itu reliabel dan obyektif, maka terdapat kecenderungan data
tersebut valid.
Data yang valid pasti reliabel dan obyektifitas. Reliable berkenaan derajat
konsistensi/keajegan dan dalam interval waktu tertentu. Obyektifitas berkenaan
dengan interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang). Setiap
penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan
pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh peneliti adalah data yang
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap
informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Jenis metode penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan
tingkat kealamiahan (Natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan,
metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic
research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan
(research and development). Selanjutnya beerdasarkan tingkat kealamiahan,
metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode peneltian eksperimen,
survey, dan naturalistic.
Gay (1977) dalam sugiyono (2017) menyatakan bahwa sebenarnya sulit
untuk membedakan antara penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah,
karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan
27
untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung
bersifat praktis. Penelitian dasar pada umumnya dilakukan pada laboratorium
yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan
tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Jadi penelitian
murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu
tersebut digunakan untuk memcahkan masalah, maka penelitian tersebut akan
menjadi penelitian terapan. Hal ini bisa digambarkan sebagai berikut
Gambar 3.01
Macam Metode Penelitian
Sumber: Sugiyono (2017)
28
Dalam bidang pendidikan, Borg and Gall (1989) dalam Sugiyono (2017)
menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan, merupakan metode penelitian
yang yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk
yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian dan
pengembangan merupakan jembatan antara penelitian dasar (basic research)
dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian dasar bertujuan
untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dan dapat diaplikasikan.
Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk.
Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk.
Metode penelitain eksperimen, survey, dan naturalistik juga dapat
ditempatkan dalam satu garis kontinum. Metode penelitian eksperimen merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)
tertentu. Metode survey yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah, tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan
data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan
sebagainya. Metode penelitian naturalistik digunakan untuk meneliti pada tempat
yang alamiah, dan penelitain tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam
mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data,
bukan pandangan peneliti.
Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa yang termasuk dalam
metode kuantitatif adalah metode penelitian eksperimen dan survey, sedangkan
yang termasuk dalam metode kualitatif yaitu metode naturalistik. Penelitian untuk
basic research pada umumnya menggunakan metode eksperimen dan kualitatif,
29
applied research menggunakan eksperimen dan survey, dan penelitian dan
pengembangan dapat menggunakan survey, kualitatif, dan eksperimen.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode
kualitatif. Menurut Sugiyono (2017) menyatakan bahwa metode kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalaha
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu
cara untuk memperoleh dan mencatat suatu data dari masalah, baik dari data
primer maupun sekunder untuk mencapai tujuan dari penelitian yang ingin
dicapai. Pendekatan deskriptif yang digunakan dalam pengumpulan data misalnya
wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Hal tersebut berdasarkan pada pada
judul yang diteliti yaitu “Analisis Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
Berbasis SAP Pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang”.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan swasta multinasional
yaitu PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang yang beralamat di jalan
Ramin Raya Blok G8 No. 2C Gudang Genesis Delta Silikon 6 Cikarang Selatan
Kabupaten Bekasi Jawa Barat dan untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai
dengan obyek yang diteliti maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu
30
yang telah ditentukan pada bulan Maret sd Agustus 2019 dengan tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.01
Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber:Peneliti (2019)
3.3. Kerangka Konsep
3.3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan abstraksi dari fenomena yang sedang diteliti.
Dalam penelitian ini sesuai dengan judul skripsi “ Analisis Operasioanl Gudang
Dalam Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP) Berbasis SAP Pada PT
DHL Global Forwarding Branch Cikarang”, maka desain penelitian yang dapat
digambarkan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.02
Desain Penelitian
Sumber: Peneliti (2019)
31
Tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu menyusun proposal penelitian, melakukan
pengumpulan data, melakukan analisis data, menulis hasil penelitian dan menarik
kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
wawancara dan dokumentansi dengan informan atau responden. Setelah
wawancara dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data, kemudian
menganalisis data berdasarkan maturity level COBIT 4.1 dan menarik kesimpulan
3.3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017) arti variable adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa variable adalah
konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan
bahwa variable dapat dikatakan sebagai suatu dari suatu nilai yang berbeda.
Denga demikian variable itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder
(1981) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa variable adalah suatu kualitas
dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
2. Diskripsi Operasional Variable penelitian
Informasi akurat dan tepat waktu dihasilkan dari aktifitas perusahaan yang
dirancang agar menjadi alat yang dapat diandalkan dalam proses pengambilan
keputusan. Untuk mendapatkan informasi yang akurat maka dibutuhkan suatu
sistem informasi. Salah satu konsep yang cukup dikenal dan mengintegrasikan
setiap lini bisnis dalam proses manajemen perusahaan secara transparasi dan
memiliki akuntabilitas yang cukup tinggi yaitu enterprise resource planning
32
(ERP). ERP merupakan suatu sistem di mana pada bagian dalam terdapat software
yang memiliki fungsi yang saling berkaitan dan bersifat lebih memudahkan
pengguna karena adanya standarisasi yang hanya menggunakan satu sistem yang
terintegrasi dalam suatu perusahaan dan adanya satu database yang sama untuk
penyimpanan data utama.
Sebuah proses pengimplementasian sistem perlu adanya sebuah pedoman
untuk memastikan kinerja yang diharapkan pada prosesnya. Control Objectives
for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat pedoman
umum (best practice) untuk manajeman Technology Information (TI) yang dibuat
oleh Information System Audit and Control Association (ISACA) dan Information
Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. COBIT memberi
manajer, auditor, dan pengguna TI serangkaian langkah yang diterima secara
umum, indikator, proses, dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam
memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan
pengembangan tata kelola TI yang sesuai serta pengendalian perusahaan. COBIT
mempunyai model maturity untuk mengontrol proses-proses TI, dengan
menggunakan metode penilaian/skoring perusahaan dapat menilai sejauh mana
proses-proses TI yang dimilikinya. Metode penilaian/scoring dalam maturity level
terbagi atas 0 sampai 5 antara lain: tidak ada (0), awal (1), dapat diulang (2),
ditetapkan (3), dikelola (4), dan dioptimalisasi (5).
3.4. Populasi dan Sampel
Terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara “populasi dan
sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif,
menurut Sugiyono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
33
obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. Dalam penelitian kualitatif
tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley (1980) dalam Sugiyono
(2017) dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen
yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi
secara sinergis. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat
mengamati secara mendalam aktifitas (activity) orang-orang (actor) yang ada pada
tempat (place) tertentu.
Menurut Sugiyono (2017) dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada situasi
sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi
ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan
situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,
informan,teman, dan guru dalam penelitian. Berdasarkan uraian di atas yang
menjadi situasi sosial dalam penelitian ini adalah PT DHL Global Forwarding
branch Cikarang sebagai tempat penelitian (place), seluruh karyawan sebagai
pelaku (actor), dan semua kegiatan yang dilakukan di dalam PT DHL Global
Forwarding branch Cikarang sebagai aktifitas (activity).
3.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data disetiap penelitian merupakan salah satu tahap yang
sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan
menghasilkan data yang memiliki kredibilitas yang tinggi dan sebaliknya. Pada
34
tahap ini tidak boleh salah dan dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur
dan ciri-ciri penelitian yang digunakan. Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam
pengumpulan data akan berakibat data yang tidak credible, sehingga hasil
penelitian tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pengumpulan data dalam penelitian
terbagi menjadi dua teknik yaitu penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan. Penelitian lapangan ini
dapat dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumen.
Marshall (1995) dalam Sugiyono (2017) menyatakan bahwa, melalui
observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian karena
peneliti juga sebagai karyawan PT DHL Global Forwarding. Dalam penelitian
kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi dengan wawancara mendalam.
Selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan interview kepada beberapa
narasumber.
Menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2017) mendefinisikan
interview sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Selanjutnya untuk melengkapi metode pengumpulan data dengan cara observasi
dan wawancara dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumen agar penelitian
lebih kredibel. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
35
1. Observasi, mengobservasi/pengamatan yang dilakukan secara langsung di
PT DHL Global Forwarding branch Cikarang sebagai objek penelitian mengenai
analisis operasional gudang dalam penerapan enterprise resource planning (ERP)
berbasis SAP.
2. Wawancara, melakukan tanya jawab dengan narasumber agar
mendapatkan data yang lebih mendalam.
3. Studi Dokumen , dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel- artikel,
teori yang relevan, dan literatur lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif. Penelitian secara
deskriptif analisis dimaksudkan untuk mendiskripsikan data penelitian sesuai
dengan fokus-fokus yang diteliti, tanpa melakukan pengujian hubungan antar
variabel melalui pengujian hipotesis, karena dalam penelitian ini penulis tidak
membuat hipotesis. Disamping melakukan analisis hasil penelitian diterjemahkan
dan diuraikan secara kualitatif sehingga diperoleh gambaran mengenai situasi-
situasi atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan.terkait dengan kebutuhan
analisis data penelitian.
Pada penelitian ini digunakan analisis data di lapangan model Miles dan
Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) mengemukakan
bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktifitas dalam analisis data ini yaitu: data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada
gambar berikut.
36
Gambar 3.03
Analisis Data Model Miles dan Huberman
Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono 2017)
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka
jumlah data semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera
dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, Chart, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017) menyatakan yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
37
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkanapa tang telah dipahami.
c. Conclusion Drawing/Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Obyek Penelitian
DHL Global Forwarding sebelumnya dikenal sebagai Danzas Air &
Ocean yang merupkan divisi dari Deutsche Post DHL yang menyediakan layanan
pengiriman barang melalui udara dan laut. Danzas didirikan pada tahun 1815 oleh
Louis Danzas dan pada awalnya berbasis di Saint Louis, Alcase, Prancis. Louis
Danzas bertempur di Waterloo untuk Napoleon. Setelah pertempuran itu , Louis
Danzas bergabung dengan perusahaan transportasi milik Michel I’Eveque dan
pada tahun 1840 menjadi pemilik bersama. Perusahaan Danzas dan I’Eveque
memperoleh waralaba pengiriman surat dari Le Havre ke New York City pada
tahun 1846 dan membuka cabang Basel pada tahun 1854. Perusahaan mulai
menggunakan transportasi udara pada tahun 1920 antara Prancis dan Inggris, dan
membuka terminal angkutannya sendiri di Paris pada tahun 1962.
Pada tahun 2000, Deutsche Post World Net (DPWN) mengakuisisi Danzas.
Ketika Deutsche Post AG mengakuisisi 100% dari DHL International pada tahun
2002. DPWN sepenuhnya mengintegrasikan Danzas, DHL, dan EuroExpress di
bawah merek DHL, sehingga mengubah nama Danzas menjadi DHL Danzas Air
& Ocean. Pada tahun 2005, Deutsche Post tidak lagi menggunakan merek Danzas
dan mengganti nama unit bisnis menjadi DHL Global Forwarding/DHL Freight.
Pada Tahun 2006 seluruh bagian dari Danzas dan anak perusahaan pengangkutan
berbasis darat dan lainnya di divisi Global Forwarding. DHL Global Forwarding
adalah pemimpin pasar di udara, ekspedisi laut, dan sebagai penyedia layanan
39
logistik proyek untuk seluruh dunia. Suatu layanan dengan nilai tambah dalam
produk dan layanan portofolio yang memberikan posisi pasar yang memuaskan
dan memberikan pelayanan bagi pelanggan dalam skala global. Untuk
mengembangkan bisnis dan lebih dekat dengan konsumen, DHL Global
Forwarding juga membuka cabang di Indonesia dengan nama PT. DHL Global
Forwarding Indonesia yang berkantor pusat di Soewarna Business Park, A8
Soekarno Hatta International Airport, Tangerang 15126. DHL Global Forwarding
Indonesia tidak hanya bergerak di bidang jasa pengiriman barang saja, tetapi juga
bergerak di bidang warehouse management system.
DHL Global Forwarding Indonesia memiliki beberapa warehouse yang
terletak di Cikarang, Cibitung, Marunda, Surabaya, Balikpapan, Medan, Batam,
Palembang, dan Sorong. Ada beberapa perusahaan besar yang mempercayakan
penyimpanan dan pengiriman barang kepada DHL Global Forwarding Indonesia,
diantaranya yaitu Dowell Anadrill Schlumberger, Gree Electric Appliances,
Changhong Electric Indonesia, Hung A Indonesia, Synthetic Rubber Indonesia,
Hilti Indonesia, Petrosea, Nokia Siemens Networking, Max Power Indonesia.
Hung A Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur ban kendaraan
bermotor dan sepeda yang berlokasi di kawasan industri Bekasi International
Industrial Estate atau biasa dikenal dengan sebutan kawasan Hyundai. Pada tahun
2016 Hung A Indonesia memberikan kepercayaan kepada DHL Global
Forwarding Indonesia untuk mengelola seluruh penyimpanan dan pengiriman
barang hasil produksi. Sebagai upaya memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen khususnya Hung A Indonesia dan meninjau dari segala aspek,
DHL Global Forwarding memilih Central Warehouse yang terletak di kawasan
40
industri Delta Silikon 6 Cikarang untuk memudahkan segala komunikasi dan
mobilisasi barang dari factory Hung A Indonesia ke Central Warehouse DHL
Cikarang. Central Warehouse DHL Cikarang memiliki luas ± 7.000 m² , 4
loading dock, dan 7614 lokasi racking. Sebagai penunjang kegiatan operasional di
Central Warehouse Cikarang, DHL Global Forwarding menyediakan 5 electrik
forklift, 5 pallet mover, 8 hand pallet manual, 4 RFID, dan 2 printer shipping
label.
4.2 Struktur Organisasi Obyek Penelitian
Setiap perusahaan selalu memiliki struktur organisasi yang dibentuk sesuai
dengan posisi dan tugas dalam perusahaan. Struktur organisasi dalam setiap
perusahaan tentunya berbeda-beda tergantung dari jenis usaha perusahaan.
Membuat suatu struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan perusahaan, karean dapat mempengaruhi perusahaan dalam
mencapai tujuan. Struktur organisasi perusahaan sangat penting karena dapat
mengetahui segala tugas, tanggungjawab, dan wewenang setiap unit kerja di
dalam perusahaan. Struktur oranisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya apabila
ada pembagian tugas dan posisi dari setiap unit kerja serta pelaksanaan program
kerja dari setiap unit kerja.
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan juga memiliki fungsi yang
penting dalam menjalankan setiap aktifitas agar tujuan perusahaan yang telah
direncanakan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan harapan perusahaan .
Bentuk struktur organisasi PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang adalah
organisasi lini dan staff, hal ini terlihat jelas dari adanya garis wewenang yang
berlangsung dari pimpinan sampai bawahan. Dengan demikian hubungan antara
41
pemimpin dan bawahan bersifat langsung. Pemimpin memberikan intruksi kerja
dan bawahanya bertanggungjawab langsung terhadap pekerjaan yang diberikan
atasannya.
Berikut ini merupakan struktur organisasi PT. DHL Global Forwarding
branch Cikarang seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.01
Struktur Organisasi PT. DHL Global Forwarding Indonesia Branch Cikarang
Sumber: PT. DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
4.3 Kegiatan Operasional Obyek Penelitian
Kegiatan operasional yang dilakukan DHL Global Forwarding Cikarang
hanya terbagi menjadi dua alur operasional saja yaitu Inbound Process atau
penerimaan barang dan Outbound Process atau pengiriman barang serta kegiatan
penunjang operasional untuk menjaga akurasi antara data dan aktual fisik barang
yang disimpan di Central Warehouse Cikarang seperti daily cycle count dan stock
opname. Seluruh kegiatan operasional central warehouse Cikarang dilakukan
dengan menggunakan sistem informasi aplikasi SAP LOGON 730. Berikut ini
adalah beberapa gambaran alur kegiatan operasional yang dilakukan di PT. DHL
Global Forwarding branch Cikarang:
42
1. Inbound Process (Penerimaan Barang)
Barang yang masuk ke central warehouse DHL Global Forwarding
Cikarang terlebih dahulu ada pemberitahuaan dari customer dan proses upload
data barang yang akan dikirim dilakukan oleh customer. Setelah barang sampai ke
central warehouse kemudian diproses ke sistem SAP sampai barang siap masuk
lokasi racking. Rata-rata pengiriman barang ke central warehouse Cikarang setiap
harinya sekitar 40.200 pcs. Alur proses Inbound Process (Penerimaan Barang )
pada PT DHL Global Forwarding branch Cikarang dapat dilihat dari gambar di
bawah ini.
Gambar 4.02
Alur Inbound Process
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
Rata-rata jumlah pengiriman setiap harinya dari tahun 2017 sampai juli 2019
dapat dilihat dari tabel berikut ini.
43
Gambar 4.03
Total Barang Inbound
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
2. Outbound Process (Pengiriman Barang)
Untuk kegiatan operasional outbound process atau pengiriman barang
terlebih dahulu ada intruksi dari customer. Intruksi pengiriman barang biasanya
dalam bentuk DO (Delivery Order). Setelah ada delivery order kemudian operator
warehouse melakukan proses picking sesuai list delivery order dan selanjutnya
semua barang di packing. Setelah proses picking dan packing selesai selanjutnya
tinggal menunggu schedule pengiriman dari customer. Untuk pengiriman jumlah
barang rata-rata 41.022 pcs setiap harinya. Alur proses Outbound process
(pengiriman Barang) dan rata-rata jumlah pengiriman setiap harinya dari tahun
2017 sampai juli 2019 dapat dilihat dari gambar dan tabel di bawah ini.
44
Gambar 4.04
Alur Outbound Process
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
Gambar 4.05
Total Barang Outbound
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
Kegiatan penunjang operasional untuk menjaga akurasi antara data di
sistem SAP dan actual stock biasanya setiap hari melakukan daily cycle count
45
dengan minimal 10 item yang di check dan melakukan stock opname setiap
minggu pertama awal bulan.
Gambar 4.06
Physical Inventory
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
4.4 Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan
Setiap perusahaan pasti memiliki visi dan misi yang sudah direncanakan
terlebih dahulu, seperti dengan DHL yang mempunyai visi menjadi perusahaann
logistik untuk dunia. Sedangkan misi DHL adalah Excellence, Simply Delivered.
Visi, misi, dan tujuan DHL untuk masa depan pertama kali dicanangkan dalam
strategi 2015 dan belum lama ini difokuskan dan ditekankan kembali dalam
“Strategi 2020: Fokus, Terhubung, Berkembang”. Suatu strategi yang sederhana
tetapi bukan biasa-biasa saja. Dibangun di atas tiga pilar Fokus, Terhubung, dan
Berkembang. DHL tetap fokus dalam bidang logistik sebagai inti usaha dan terus
berkontribusi bagi dunia yang lebih baik.
46
4.5 Modul SAP LOGON 730 DHL Global Forwarding
Penggunaan modul sistem informasi aplikasi SAP setiap perusahaan
tentunya berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhan dan jenis operasional
masing-masing perusahaan. Jenis modul SAP yang digunakan DHL Global
Forwarding Indonesia adalah S&D (Sales & Distribution) yang berfungsi untuk
membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional yang berkaitan dengan
proses pengelolaan customer order (proses sales, shipping dan billing). Ada 4
parameter yang terdapat di dalam SAP LOGON 730 yang digunakan DHL Global
Forwarding yaitu:
1. Development
Development adalah parameter yang didalamnya terdapat menu-menu
yang digunakan untuk proses pengembangan agar pengoperasian sistem SAP
sesuai dan terintegrasi dengan pengelolaan barang atau produk pelanggan.
2. Quality
Quality adalah parameter yang selanjutnya digunakan setelah proses
pengembangan. Dalam proses quality ini biasanya lebih menekankan proses uji
coba untuk menyesuaikan data pengelolaan barang atau produk pelanggan yang
sudah selesai dalam proses pengembangan SAP.
3. Pre-Production
Tahap selanjutnya setelah proses development dan quality adalah proses
pre-production. Proses pre-production merupakan proses sebelum penerapan
pengelolaan segala jenis barang atau produk pelanggan dengan SAP LOGON 730.
47
4. Production
Production merupakan tahap akhir dari 4 paramater yang dimiliki SAP
LOGON 730. Parameter production adalah proses penerapan langsung segala
jenis pengelolaan barang atau produk pelanggan dari tahap masuknya barang
sampai barang itu keluar dan menyediakan data informasi yang diperlukan
pelanggan.
Gambar 4.07
Parameter SAP LOGON 730
Sumber: PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang 2019
48
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Analisis Data Penelitian
Tingkat kematangan (maturity level) bukan hanya menggambarkan
pengukuran sejauh mana perusahaan telah memenuhi standar proses pengolahan
sistem informasi yang baik. Tingkat kedewasaan seharusnya dapat digunakan
untuk peningkatan kesadaran akan kepentingan peningkatan pengolahan sistem
informasi sekaligus mengidentifikasikan prioritas dalam peningkatan yang
dilakukan. Tingkat kematangan yang dimaksud merupakan respresentasi
kematangan/kedewasaan proses sistem informasi yang berlangsung di perusahaan
(dalam bentuk nilai/angka).
Penentuan tingkat kematangan akan dilakukan pada tiap proses sistem
informasi dan dilakukan terhadap semua level, mulai dari 0 (nol) atau non
existence, hingga level 5 optimized, melalui wawancara langsung perihal
pelaksanaan proses sistem informasi khususnya penerapan enterprise resource
planning berbasis SAP dengan karyawan yang berkompeten dibidang ERP pada
PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang. Di dalam penelitian ini penulis
menjelaskan setiap proses dan level menurut COBIT 4.1 pada PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang untuk kemudian diambil kesimpulannya. Untuk
narasumber penelitian diambil yang berkompeten dalam bidang ERP yaitu user
ERP 8 orang dan dari middle manajemen yang berhubungan langsung dengan
ERP sebanyak 2 orang. Berikut ini ringkasan wawancara langsung dengan
49
narasumber dalam menyatakan pendapat tentang maturity level COBIT 4.1 pada
PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang.
Tabel 5.01
Ringkasan Poin-Poin wawancara
Proses Pertanyaan Skoring
1 2 3 4 5
Plan and Organise (PO), mencakup perencanaan dan pengaturan serta
masalah pengidentifikasian ERP untuk memberikan kontribusi yang
maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan
PO 1 Perencanaan jangka panjang dalam penerapan ERP
PO 2 Proses up date data ERP secara berkala.
PO 3 Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP.
PO 4 Pembentukkan staf khusus control ERP
PO 5 Penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP)
PO 6 Penetapan kebijakan dalam penerapan ERP
PO 7 Proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan
dan pengalaman.
PO 8 Standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan
inspeksi).
PO 9 Perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP
PO 10 Penetapan basis tugas dan tanggung jawab para staf.
Acquire and Implement (AI), domain ini menitikberatkan pada
pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta
pengintegrasian ERP ke dalam proses bisnis perusahaan,
AI 1 Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,
infrastruktur)
AI 2 Penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data
AI 3 Penjadwalan maintenance ERP secara rutin
AI 4 Penyediaan prosedur manual sebagai pengembangan
proses ERP
AI 5 Proses verifikasi pembaharuan ERP
AI 6 Perubahan implementasi ERP
AI 7 Peninjauan kelayakan ERP secara kontinue
Deliver and Support (DS), domain ini menitikberatkan pada dukungan
teknis yang meliputi hal keamanan ERP, kesinambungan informasi,
pelatihan dan pendidikan untuk pengguna ERP, dan pengelolaan data
yang sedang berjalan
DS 1 Pendokumentasian informasi yang dihasilkan
DS 2 Jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga
DS 3 Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya.
DS 4 Pengembangan informasi secara terus menerus
DS 5 Penerapan pengujian informasi yang dihasilkan secara
berkala
DS 6 Pengukuran biaya dalam pengoperasian ERP
DS 7 Orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi
50
karyawan.
DS 8 Perencanaan dalam penanganan masalah ERP
DS 9 Pengelolahan konfigurasi (pengumpulan data awal,
penetapan baseline, verifikasi informasi, dan
pembaharuan repository)
DS 10 Pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap
informasi yang dihasilkan,
DS 11 Proses pengelolaan data ERP (library,back up,
recovery data)
DS 12 Pengelolahan lingkungan kerja
DS 13 Penentuan kebijakan proses operasi (pengawasan
infrastruktur)
Monitor and Evaluate (ME), domain ini menitikberatkan pada proses
pengelolahan ERP pada perusahaan, kendali-kendali yang diterapkan, dan
pengawasan serta penilaian kelayakan secara berkala.
ME 1 Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP
ME 2 Pengawasan dan pengevaluasian control internal ERP
ME 3 Jaminan kesesuain informasi ERP untuk pihak
eksternal
ME 4 Tata kelola ERP
Keterangan :
0 (Non Existent): Perusahaan tidak mengetahui bahwa hal tersebut perlu
dilakukan.
1 (Initial/Ad Hoc) : Tidak terdapat standar proses, akan tetapi dilakukan sesuai
kebutuhan.
2 (Repeatable but Intuitive): Terdapat standar proses dalam hal tersebut, tetapi
masih secara umum.
3 (Defined Process): Terdapat prosedur yang telah distandarisasikan/ditetapkan
dan didokumentasikan.
4 (Managed and Measurable): Pihak manajer mengawasi dan mengukur
kepatuhan karyawan terhadap prosedur
5 (Optimised) Proses yang distandarkan selalu mengalami upaya perbaikan
berkelanjutan.
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Kerangka kerja COBIT menjelaskan bagaimana proses sistem informasi
menyampaikan informasi bahwa kebutuhan bisnis untuk mencapai tujuannya.
Untuk mengendalikan pengiriman ini, COBIT menyediakan 3 komponen
utama,masing-masing membentuk dimensi kubus COBIT. Berikut ini adalah
kerangka kerja COBIT.
51
Gambar 5.01
Kerangka Kerja COBIT Cube
Sumber:IT Governance Institute
Untuk menghitung nilai masing-masing level maturity model dengan cara
membagi jumlah jawaban dengan jumlah narasumber setiap proses sistem
informasi, rumus dituliskan sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟𝑖𝑡𝑦 =(Total Jawaban × Bobot)
Jumlah Responden
Indeks maturity yang didapatkan kemudian dibuat ke dalam skala yang akan
dipetakan lagi kedalam maturity level untuk mengetahui tingkat kematangan.
Skala indeks maturity dan maturity level ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 5.02
Skala Indeks Maturity dan Maturity Level
Skala Indeks Maturity Tingkat Model
Maturity
Keterangan
4,51-5,00 5 Optimised
3,51-4,50 4 Managed and Measurable
2,51-3,50 3 Defined Process
1,51-2,50 2 Repetable but Intuitive
0,51-1,50 1 Initial/Ad hoc
0,00-0,50 0 Non Existent
Sumber:IT Governance Institute
52
Secara keseluruhan, inilah hasil rekapitulasi hasil poin-poin wawancara tingkat
kematangan.
Tabel 5.03
Rekapitulasi Hasil Poin-Poin Wawancara Maturity Level
Aktifitas Maturity Level
Skor Jawaban Indeks Maturity 0 1 2 3 4 5
PO 1 4 6 46 4,6
PO 2 10 50 5,00
PO 3 10 30 3,00
PO 4 10 30 3,00
PO 5 10 30 3,00
PO 6 10 30 3,00
PO 7 4 4 2 38 3,80
PO 8 10 30 3,00
PO 9 2 4 4 32 3,20
PO 10 10 30 3,00
AI 1 10 50 5,00
AI 2 1 9 49 4,90
AI 3 2 6 2 40 4,00
AI 4 2 4 4 42 4,20
AI 5 3 4 3 40 4,00
AI 6 10 50 5,00
AI 7 10 50 5,00
DS 1 10 30 3,00
DS 2 10
30
3,00
DS 3 10
30
3,00
DS 4 10
30
3,00
DS 5 10
30
3,00
DS 6 10
30
3,00
DS 7 10
30
3,00
DS 8 10
30
3,00
DS 9 10
30
3,00
DS 10 10
30
3,00
DS 11 10
30
3,00
DS 12 10
30
3,00
53
DS 13 10
30 3,00
ME 1 10 30 3,00
ME 2 10
30
3,00
ME 3 10
30
3,00
ME 4 10
30
3,00
Rata-rata 3,46 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
5.2. Interprestasi Data/Pembahasan
Pada hasil rekapitulasi poin-poin wawancara indeks maturity tabel 5.03
terdapat 34 pertanyaan yang merupakan bagian dari proses maturity level COBIT
4.1 dalam analisis penerapan enterprise resource planning berbasis SAP pada PT.
DHL Global Forwarding branch Cikarang. Berikut ini peneliti berusaha
membahas satu persatu setiap proses maturity level COBIT 4.1 dalam analisis
penerapan enterprise resource planning berbasis SAP pada PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang sesuai dengan tabel 5.03.
5.2.1. Plan and Organise (PO)
5.2.1.1.Define a strategic IT plan (PO 1)
Parameter ini untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki rencana
perubahan sistem baru dalam rencana jangka panjang, perubahan ini bertujuan
agar sistem yang ada selalu update berdasarkan perkembangan teknologi yang
ada, sehingga peningkatan kepuasan konsumen serta proses kerja yang dapat
berlangsung lebih baik dan lebih lancar. Perencanaan jangka panjang yang
dilakukan PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang dalam hal penerapan
enterprise resource planning telah masuk tahap pengoptimalan (Level 5 maturity
level COBIT 4.1), semua perencanaan strategis telah terdokumentasi dengan baik
dan terstruktur. Hal tersebut dilandasi oleh adanya perusahaan khusus yang
54
bertanggungjawab apabila ada permintaan perubahan atau pengembangan sistem
informasi SAP dari pelanggan yaitu perusahaan software Bashan Technologies
yang berpusat di Chennai India.
5.2.1.2. Define The Information Architure (PO 2)
Paramenter ini berguna untuk mengetahui apakah pihak perusahaan selalu
melakukan update informasi, baik dari segi aplikasi, infrastruktur maupun kualitas
karyawan selama periode tertentu. Tolak ukur yang dapat digunakan pada
parameter ini adalah banyaknya aplikasi yang dijalankan, serta frekuensi dari
validitas data. Pada proses define the information architure di PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang telah masuk tahap pengoptimalan (Level 5 maturity
level COBIT 4.1). Orang-orang yang bertanggungjawab sistem informasi PT.
DHL Global Forwarding branch Cikarang memiliki kompetensi yang benar-benar
mampu untuk mengembangkan dan memlihara kekuatan arsitektur informasi yang
responsif terhadap semua keperluan bisnis, hal ini dikarenakan proses pelatihan
yang dilakukan sesuai kebutuhan, serta proses perekrutan yang sesuai kebutuhan
subjek sistem informasi. Proses update data pada SAP diperbaruhi secara terus
menerus dan dilakukan back up data untuk menghindari hal yang tidak terduga
dimasa yang akan dating. Pada database juga dilakukan proses update data secara
terus menerus untuk mendukung terciptanya informasi yang akurat bagi
perusahaan.
5.2.1.3. Determine Technological Direction (PO 3)
Determine Technological Direction maksudnya adalah apakah perusahaan
melakukan perencanaan dalam menyediakan infrastruktur, baik hardware maupun
software sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih cepat dan lebih akurat. Tolak
55
ukur yang dapat digunakan pada parameter ini adalah banyaknya penyimpangan
aplikasi terhadap perencanaan yang telah disepakati, dan frekuensi dari update
perencanaan terhadap infratruktur teknologi.
Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP telah ditetapkan
(Level 3 maturity level COBIT 4.1). Pihak manajemen telah menyadari tentang
betapa pentingnya infratruktur teknologi di PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang dalam hal ini hardware dan software. Perusahaan telah melakukan
perencanaan yang matang serta pengembangan infrastruktur teknologi yang cukup
baik dan selaras dengan strategi informasi teknologi perusahaan. Hal tersebut
sesuai dengan pembaharuan infrastruktur teknologi yang digunakan pada masing-
masing bagian.
5.2.1.4. Define the IT Process, Organization and Relationship (PO 4)
Parameter ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat suatu bagian
khusus di perusahaan yang bertugas mengawasi pelaksanaan sistem informasi
yang telah disepakati dengan harapan pelaksanaan sistem informasi yang telah
disepakati dengan harapan pelaksanaan sistem informasi dapat berjalan seutuhnya.
Kondisi ini dapat dilihat dari persentase dari jumlah peraturan yang
didokumentasikan serta banyaknya proses kerja yang seharusnya didukung oleh
sistem informasi.
Pada proses define the IT process, organization and relationship PT. DHL
Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan (Level 3 maturity level
COBIT 4.1). Peran dan tanggungjawab staff kontrol yang ada telah ditetapkan dan
memiliki deskripsi tugas pada staff kontrol telah dikembangkan,
56
didokumentasikan, dikomunikasikan, dan diarahkan sesuai dengan strategi
perusahaan.
5.2.1.5. Manage the IT Investment (PO 5)
Pengelolaan investasi akan terlihat dengan terdapatnya anggaran biaya
tahunan, seperti anggaran pengadaan fasilitas dan peralatan, anggaran pelatihan
bagi karyawan, sehingga pelaksanaan TI dapat berjalan dengan lancar tanpa
mengganggu anggaran biaya untuk hal lain. Penentuan anggaran tahunan dalam
sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan
(Level 3 maturity level COBIT 4.1) yang sebelumnya telah berkordinasi antara top
manajemen dengan pihak ketiga yaitu perusahaan yang bertanggungjawab atas
sistem informasi di PT. DHL Global Forwarding Indonesia.
Penentuan anggaran untuk sistem informasi PT. DHL Global Forwarding
branch Cikarang memiliki tahapan-tahapan tersendiri yang dimulai dari
perencanaan, kordinasi, verifikasi dan penetapan.
5.2.1.6. Communicate Management Aims and Direction (PO 6)
Proses ini menjelaskan tentang penginformasian kebijakan perusahaan
kepada seluruh karyawan. Tujuannya agar karyawan mengetahui kondisi
perusahaan secara keseluruhan. Program komunikasi yang terus menerus
diimplementasikan untuk tercapainya misi perusahaan, service objectives,
kebijakan dan prosedur telah disetujui serta didukung oleh pihak manajemen.
Penentuan kebijakan dalam penerapan ERP PT. DHL Global Forwarding
branch Cikarang telah masuk pada tahap ditetapkan (Level 3 maturity level
COBIT 4.1). Penetapan kebijakan yang diambil perusahaan sistem informasi yang
bertanggungjawab atas sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch
57
Cikarang yang awalnya menggunakan produk LWMS LOGIS beralih ke SAP. Hal
ini diambil atas persetujuan top manajemen dengan perusahaan sistem informasi
tersebut dengan maksud menyamakan sistem informasi yang dipakai pelanggan
5.2.1.7. Manage IT Human Resources (PO 7)
Proses ini menjelaskan bahwa penetapan, pemeliharaan dan motivasi yang
kompeten untuk menetapkan pelayanan sistem informasi yang baik bagi
perusahaan. Hal ini dicapai dengan cara mengikuti praktik-praktik pendukung
yang telah ditentukan dan disetujui, seperti pelatihan, evaluasi kinerja, dan
promosi. Proses-proses ini sangatlah kritikal, jika sumber daya manusia dianggap
sebagai asset penting, serta lingkungan pengendalian internal akan sangat
tergantung pada motivasi dan kompetensi dari setiap personil.
Manage IT human resources Pada PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang telah diatur (Level 4 maturity level COBIT 4.1). Proses perekrutan
karyawan untuk bidang yang berkaitan langsung dengan ERP diotorisasi dengan
PT. DHL Global Forwarding Indonesia. Manajemen sumber daya manusia telah
ditentukan dan didokumentasikan serta diperbaharui sesuai kebutuhan yang ada.
5.2.1.8. Manage Quality (PO 8)
Manage quality menjelaskan bahwa quality management system
seharusnya dikembangkan dan dipelihara, termasuk didalamnya standard proses-
proses pengembangan. Hal ini dapat membantu perencanaan, implementasi, dan
pemeliharaan quality management system dengan memberikan kebijakan,
prosedur dan keperluan kualitas yang jelas. Quality management system pada PT.
DHL Global Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan (Level 3 maturity level
COBIT 4.1) secara baik dengan adanya pemisahan kualitas yang disesuaikan
58
dengan kemampuan dan kebutuhan. Pengevaluasian dijalankan secara
berkelanjutan supaya menghindari kesalahan yang ada serta jaminan untuk
menjaga kualitas.
5.2.1.9. Access and Manage IT Risk (PO 9)
Pada proses ini menjelaskan tentang sebuah kerangka kerja manajemen
resiko yang dibuat dan dipelihara. Dokumen kerangka kerja yang umum yang
disepakati, strategi pencegahan serta resiko residu. Dampak potensial pada tujuan
perusahaan yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang tidak direncanakan
diidentifikasi, dianalisai, dan dinilai.
Dalam hal manajemen resiko telah ditetapkan (Level 3 maturity level
COBIT 4.1) sebaik mungkin untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi dan
pada proses ini perusahaan mempunyai standar operation procedur tersendiri.
5.2.1.10. Manage Projects (PO 10)
Proses ini menjelaskan bahwa program dan framework manajemen proyek
telah ditetapkan untuk seluruh manajemen proyek sistem informasi. Framework
yang ada seharusnya dapat menjamin koreksi kordinasi yang digunakan untuk
memprioritaskan semua proyek yang ada. Sebuah framework seharusnya berisi
masterplan, penetapan sumber daya, definisi dari tools yang akan dikirim dan
telah disetujui oleh pengguna, pemdekatan fase untuk pengiriman, jaminan
kualitas, rencana percobaan yang resmi serta tinjauan terhadap percobaan dan
pasca implementasi setelah diadakan pemasangan yang bertujuan untuk menjamin
manajemen resiko proyek dan nilai pengiriman bagi proses bisnis.
Penetapan basis tugas dan tanggungjawab PT. DHL Global Forwarding
branch Cikarang dalam penerapan ERP sudah ditetapkan (Level 3 maturity level
59
COBIT 4.1). Penetapan basis tugas sesuai dengan masing-masing bidang dalam
penerapan ERP.
Tabel 5.04
Tabel Plan and Organise (PO)
Aktifitas Indeks
Maturity Nilai Maksimal
PO 1 4,60 5,00
PO 2 5,00 5,00
PO 3 3,00 5,00
PO 4 3,00 5,00
PO 5 3,00 5,00
PO 6 3,00 5,00
PO 7 3,80 5,00
PO 8 3,00 5,00
PO 9 3,20 5,00
PO 10 3,00 5,00
Rata-rata 3,46 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Gambar 5.02
Chart Maturity Level Plan and Organise (PO)
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.04 Plan and Organise (PO) berasal
dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh narasumber
4,605,00
3,00
3,00
3,00
3,003,80
3,00
3,20
3,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00PO 1
PO 2
PO 3
PO 4
PO 5
PO 6
PO 7
PO 8
PO 9
PO 10
Plan and Organise (PO)
60
dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang menjelaskan
mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat pada Chart
gambar 5.02. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai rata-rata
skala indeks maturity plan and organise sebesar 3,40 yaitu ditetapkan.
5.2.2. Acquire and Implement (AI)
5.2.2.1 Identify Automated Solutions (AI 1)
Proses ini menjelaskan bahwakebutuhan akan aplikasi atau fungsi baru
yang memerlukan analisis sebelum memperoleh atau membuatnya yang mapu
digunakan untuk menjamin bahwa keperluan bisnis akan terpenuhi didalam
pendekatan yang efektif dan efisien. Proses ini mencakup definisi dari kebutuhan,
pertimbangan dari beberapa sumber alternatif, tinjauan terhadap kemungkinan
secara ekonomi dan teknologi, pemutusan analisis resiko dan analisis cost benefit.
Kebutuhan pembaharuan ERP baik software ataupun infrastruktur sistem
informasi dalam lingkup PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah
dikelola secara baik dan terstruktur oleh perusahaan serta dapat digolongkan pada
tahap dioptimalkan (Level 5 maturity level COBIT 4.1). Usulan-usulan tentang
kebutuhan pembaharuan selalu terkomunikasi dengan baik melalui tahap
perencanaan, penentuan, verifikasi, dan penetapan anggaran. Pihak manajemen
bisa melakukan perubahan jika solusi pembaharuan sistem informasi yang diambil
tidak berdasarkan atas pertimbangan alternatif teknologi yang ada maupun
kebutuhan bisnis yang ada.
5.2.2.2. Acquire and Maintain Application Software ( AI 2)
Pada proses ini mengemukakan tentang aplikasi-aplikasi yang telah
tersedia sesuai dengan kebutuhan bisnis. Proses ini mencakup rancangan dari
61
aplikasi, pencantuman yang tepat dari kontrol aplikasi dan kebutuhan keamanan,
pengembangan dan konfigurasi telah sesuai dengan standar. Hal ini
memungkinkan perusahaan menggunakan aplikasi terotomatisasi dengan tepat.
PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang berkaitan dengan
penentuan prosedur untuk pengintegrasian data dalam aplikasi telah diatur
langsung oleh perusahaan. Dalam hal maturity level COBIT 4.1 tergolong
kedalam level 4 atau diatur yang berarti pihak manajemen mengawasi dan
mengatur kepatuhan karyawan terhadap prosedur yang ada. Pengintegrasian data
yang ada pada perusahaan dapat dilihat dari terkordinasinya semua bidang pada
lini kerja yang ada.
5.2.2.3. Acquire and Maintain Technology (AI 3)
Proses ini menjelaskan bahwa perusahaan seharusnya telah memiliki
proses-proses untuk memperoleh, mengimplementasikan, dan memperbaharui
infrastruktur teknologi yang dimiliki. Proses ini memerlukan pendekatan yang
terencana dalam hal untuk memperoleh, merawat dan melindungi infrastruktur
agar sesuai dengan strategi teknologi dan ketentuan pengembangan serta
percobaan terhadap lingkungan sekitarnya yang telah disetujui. Hal ini menjamin
bahwa teknologi secara terus menerus akan dapat mendukung aplikasi bisnis.
Dalam hal penjadwalan maintenance yang dilakukan PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang dalam hal penerapan ERP telah diatur (Level 4
maturity level COBIT 4.1). Perusahaan sistem informasi yang bertanggungjawab
penuh tentang sistem informasi ERP PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang telah melakukan proses penetapan prosedur pemeliharaan infrastruktur
TI di perusahaan yang dapat dipahami dengan baik. Proses pemeliharaan
62
maintenance telah direncanakan, dijadwalkan, dan dikordinasikan serta terdapat
pengujian untuk menilai sejauh mana infrastruktur TI yang ada sudah digunakan
secara tepat sesuai tujuan.
5.2.2.4. Enable Operation and Use (AI 4)
Proses ini menjelaskan bahwa pengetahuan yang berkaitan dengan sistem
yang baru harus tersedia. Proses ini memerlukan dokumentasi dan standar manual
yang akan digunakan oleh pengguna dan programmer IT, serta training perlu
diadakan untuk menjamin aplikasi dan infrastruktur digunakan serta dijalankan
dengan tepat.
Pada proses ini perusahaan penyedia sistem informasi yang
bertanggungjawab terhadap sistem informasi di PT. DHL Global Forwarding
branch Cikarang telah diatur dalam penyediaan prosedur tambahan atas
pengembangan aplikasi yang terjadi (Level 4 maturity level COBIT 4.1).
5.2.2.5. Procure IT Resources (AI 5)
Sumber daya sistem informasi seperti orang, perangkat keras, perangkat
lunak dan jasa perlu disediakan, pengadaan sumberdaya TI membutuhkan suatu
ketentuan dan tata cara pelaksanaan, seperti membuat prosedur pengadaan,
melakukan seleksi vendor, menyusun persetujuan berdasarkan kontrak dan proses
pengadaan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa perusahaan mendapatkan
semua keperluan sumberdaya TI dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan
efisiensi biaya.
Pada semua proses ini, semua pengadaan maupun pembaharuan yang
terjadi dalam penerapan ERP PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang yang
dilakukan untuk menjamin terpenuhinya semua keperluan sumberdaya TI telah
63
diatur perusahaan sistem informasi (Level 4 maturity level COBIT 4.1). Hal ini
didokumentasikan dan dikomunikasikan secara menyeluruh baik dalam skala
besar maupun skala kecil serta kebijakan dan prosedurnya.
5.2.2.6. Manage Changes (AI 6)
Proses ini menjelaskan bahwa semua perubahan meliputi penambahan dan
perawatan darurat, yang menghubungkan infrastruktur dan aplikasi dalam
lingkungan produksi telah diatur secara jelas sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan. Perubahan meliputi prosedur, proses-proses, sistem dan parameter
harus dikunci dinilai dan diotorisasi terlebih dahulu sebelum diimplementasikan
dan dilakukan peninjauan terhadap hasil implementasi yang akan dilakukan dan
yang telah direncanakan. Hal ini dapat meringankan resiko yang secara negatif
dapat mempengaruhi kestabilan dan integritas dari lingkungan produksi.
PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah berkordinasi dengan
perusahaan sistem informasi berkaitan dengan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam penerapan ERP, semuanya telah dioptimalkan baik terhadap masalah
sistem, masalah kebijakan, prosedur dan standar.
5.2.2.7. Install and Accredit Solutions and Changes (AI 7)
Proses ini menjelaskan bahwa ketika pengembangan sistem yang baru
telah selesai dilakukan maka akan dibutuhkan sistem operasional. Sistem tersebut
memerlukan percobaan yang tepat, sehingga akan tercipta penyesuaian antara
lingkungan dengan data percobaan yang berkaitan serta akan ditentukan suatu
pemaparan dan intruksi tentang keringanan resiko dan akan dikeluarkan suatu
perencanaan dan promosi yang digunakan untuk produksi serta meninjau pasca
implementasi.
64
Peninjauan ERP yang dilakukan PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang dilakukan secara kontinue atau telah masuk tahap pengoptimalan (Level
5 maturity level COBIT 4.1). Peninjauan ini dilakukan setiap bulannya khususnya
pada informasi yang dihasilkan dari ERP.
Tabel 5.05
Tabel Acquire and Implement (AI)
Aktifitas Indeks
Maturity
Nilai
Maksimal
AI 1 5,00 5,00
AI 2 4,90 5,00
AI 3 4,00 5,00
AI 4 4,20 5,00
AI 5 4,00 5,00
AI 6 5,00 5,00
AI 7 5,00 5,00
Rata-rata 4,59 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Gambar 5.03
Chart Acquire and Implement (AI)
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.05 Aqcuire and Implement (AI)
berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh
narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang
5,00
4,90
4,00
4,204,00
5,00
5,00
0,001,002,003,004,005,00
AI 1
AI 2
AI 3
AI 4AI 5
AI 6
AI 7
Aqcuire and Implement (AI)
65
menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat
pada Chart gambar 5.03. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai
rata-rata skala indeks Aqcuire and Implement sebesar 4,44 yaitu dioptimal.
5.3.3. Deliver and Support (DS)
5.3.3.1. Define and Manage Service Levels (DS 1)
Proses ini menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif antara manajemen
TI dan konsumen mengenai jasa yang diperlukan akan dibantu dengan adanya
dokumentasi. Proses ini juga meliputi pengawasan dan adanya laporan yang tepat
waktu mengenai pencapaian services level. Proses ini dapat membantu untuk
menyesuaikan antara jasa TI dan keperluan bisnis yang berkaitan.
Informasi yang dihasilkan dari sistem ERP pada PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang telah didokumentasikan secara baik dalam hal ini
berada pada level 3 maturiry level COBIT 4.1. Proses verifikasi validitas data
dilakukan oleh perusahaan setiap bulannya untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan. Komunikasi antara pihak manajemen perusahaan dengan stakeholder
sangatlah membantu terhadap kebijakan-kebijakan yang mungkin akan
diambiluntuk informasi yang dihasilkan oleh sistem ERP.
5.3.3.2. Manage Third-Party Service (DS 2)
Proses ini menjelaskan bahwa suatu kebutuhan untuk menjamin bahwa
jasa yang disediakan oleh pihak ketiga sesuai dengan keperluan bisnis, selain itu
juga diperlukan proses manajemen dari pihak ketiga yang lebih efektif. Proses ini
dilakukan dengan cara membuat perjanjian dengan pihak ketiga, perjanjian berisi
tentang peraturan, tanggungjawab, serta keinginan yang jelas dari masing-masing
66
pihak. Jaminan yang diberikan perusahaan penyedia jasa sistem informasi kepada
PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah terjamin dengan baik.
5.3.3.3. Manage Performance and Capacity (DS 3)
Proses ini menjelaskan bahwa keperluan untuk mengatur kebutuhan dan
kapasitas sumber daya sistem informasi memerlukan tinjauan proses secara
berkala untuk menilai kinerja dan kapasitas sumber daya sistem informasi saat ini.
Proses ini menyediakan jaminan bahwa sumber daya informasi dapat mendukung
keperluan bisnis yang akan disediakan secara berkesinambungan.
Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang telah ditetapkan sebaik mungkin. Pengelolaan
kapasitas telah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada untuk menjamin
kapastitas optimal dapat tercapai dengan biaya yang rendah.
5.3.3.4. Ensure Continuous Service (DS 4)
Proses ini menjelaskan bahwa kebutuhan untuk menyediakan jasa sistem
informasi yang berkesinambungan akan memerlukan pengembangan, perawatan,
dan percobaan rencana kelancaran sistem informasi, serta rencana pelatihan yang
dilaksanakan secara berkala. Proses service berkelanjutan yang efektif akan dapat
meminimalkan kemungkinan dan pengaruh gangguan services sistem informasi
yang utama pada fungsi dan proses-proses bisnis.
Pengembangan ERP oleh perusahaan sistem informasi yang
bertanggungjawab atas sistem informasi PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang dilakukan secara terus menerus dan ditetapkan. Pelatihan-pelatihan
dilakukan dalam rangka sharing knowledge terhadap perkembangan terbaru ERP.
67
5.3.3.5. Ensure System Security (DS 5)
Proses ini menjelaskan bahwa kebutuhan untuk merawat integritas
informasi dan melindungi asset-aset sistem informasi memerlukan proses
manajemen pengamanan. Proses ini meliputi penetapan dan perawatan terhadap
peraturan dan tanggungjawab, kebijakan, standar, dan prosedur pengaman sistem
informasi. Manajemen keamanan juga termasuk pengawasan terhadap sistem
keamanan yang dilakukan dan percobaan serta implementasi tindakana korektif
untuk menentukan kelemahan.
Pengamanan sistem informasi pada PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang telah ditetapkan serta dilaksanakan oleh perusahaan penyedia jasa sistem
informasi. Analisa resiko dan pengaruh keamana sistem informasi juga telah
dilakukan. Kebijakan dan praktek keamanan sistem informasi yang dilakukan
telah dibantu dengan adanya tools yang mendukung. Dalam hal pengamanan
terhadap data yang berada dalam jaringan sistem telah terjaga dengan baik, karena
perusahaan tekah menggunakan aplikasi SAP yang dimana hanya user yang dapat
mengaksesnya.
5.3.3.6. Identify and Allocate Cost (DS 6)
Kebutuhan untuk mengadakan sistem yang adil dan pantas dengan
mengalokasikan biaya-biaya sistem informasi bagi bisnis , maka akan diperlukan
pengukuran yang akurat dan adanya persetujuan business user terhadapa biaya-
biaya sistem informasi yang akan dialokasikan dengan adil. Proses ini meliputi
membangun dan mengoperasikan sistem yang dapat menyimpan, mengalokasikan
dan melaporkan biaya-biaya sistem informasi untuk jasa yang dilakukan oleh
pengguna. Sistem yang adil akan membantu bisnis untuk lebih banyak
68
menginformasikan keputusan berhubungan dengan penggunaan jasa sistem
informasi.
Pengukuran dan penbgalokasian biaya dalam pengoperasian ERP yang
dilakukan perusahaan telah memenuhi level 3 maturity level COBIT 4.1 yaitu
ditetapkan. Pada proses ini perusahaan sistem informasi mempunyai ketentuan
dan dokumentasi tentang informasi biaya, alokasi biaya yang disesuaikan dengan
kebutuhan pelaksanaan yang juga harus sesuai dengan perencanaan.
5.3.3.7. Educate and Train User (DS 7)
Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya pendidikan untuk seluruh
pengguna dari sistem informasi meliputi segala hal yang ada dan keperluan untuk
menetukan pelatihan yang dibutuhkan oleh setiap kelompok pengguna. Sebagai
tambahan untuk menentukan suatu kebutuhan, maka dalam proses ini akan
ditentukan dan diputuskan suatu kebutuhan, maka dalam proses ini juga akan
ditentukan dan diputuskan suatu strategi yang efektif untuk pelatihan dan
pengukuran terhadap hasil yang diperoleh.
Pelatihan dan pendidikan karyawan pengguna ERP pada perusahaan pada
awal penerapannya sangat intens dilakukan untuk mempercepat proses penerapan
sistem informasi. Pada proses ini telah masuk ke level 3 maturity level COBIT 4.1
yaitu ditetapkan. Program-program pelatihan telah direncanakan dan
dikomunikasikan antara pihak perusahaan sistem informasi dengan PT. DHL
Global Forwarding sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis yang ada.
5.3.3.8. Manage Service Desk and Incidents (DS 8)
Proses ini menjelaskan bahwa respon yang tepat dan efektif dari pengguna
sistem informasi dan masalah yang timbul memerlukan perancangan serta
69
pelaksanaan yang baik dari service desk dan proses manajemen resiko. Proses ini
meliputi pemasangan fungsi dari service desk yaitu registrasi, proses terjadinya
kecelakan, analisis trend an akar masalah serta penyelesaiannya. Manfaat bisnis
meliputi peningkatan produktifitas melalui penyelesaian yang cepat dari
pengguna.
Dalam hal penanganan masalah yang terjadi akibat kesalahan sistem
maupun kesalahan teknis oleh pengguna telah ditetapkan dan diorganisir secara
baik yang berorientasi pada perusahaan sistem informasi. Pada level maturity
COBIT 4.1 telah masuk pada level 3 yaitu ditetapkan. Tools-tools yang tersedia
telah terukur secara sistematis dalam memberikan report serta mempermudah
pengguna atau user untuk mendiagnosa dan memperbaiki kesalahan yang
mungkin akan terjadi.
5.3.3.9. Manage the Configuration (DS 9)
Pada proses ini mengemukakan tentang jaminan integritas dari konfigurasi
perangkat keras dan perangkat lunak yang membutuhkan pembentukan dan
pemeliharaan tempat penyimpanan konfigurasi yang akurat dan lengkap. Proses
ini meliputi pengumpulan konfigurasi awal informasi, pembentukan dasar-dasar,
memverifikasi dan memeriksa informasi konfigurasi, dan memperbaharui tempat
penyimpanan jika dibutuhkan. Manajemen konfigurasi yang efektif memfasilitasi
ketersediaan sistem yang lebih baik, meminimalisir masalah produksi dan
menyelesaikan masalah secara cepat.
Pengolahan konfigurasi meliputi pengumpulan data awal, penetapan,
verifikasi informasi, dan pembaharuan. PT. DHL Global Forwarding telah
memfasilitasi pengolahan konfigurasinya secara baik terbukti diterapkannya
70
modul-modul dalam penerapan ERP. Pada proses ini level maturity COBIT 4.1
tergolong pada level 3 yaitu ditetapkan.
5.3.3.10. Manage Problem (DS 10)
Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya mengelola suatu masalah akan
memerlukan identifikasi dan klarifikasi dari masalah yang ada, menganalisis akar
masalah dan adanya penyelesaian terhadap masalah tersebut. Proses mengelola
masalah juga meliputi identifikasi terhadap rekomendasi yang diberikan untuk
melakukan peningkatan, melakukan perawatan terhadap catatan permasalahan dan
meninjau status dari tindakan korektif yang diambil. Efektifitas dari proses untuk
mengatur masalah akan dapat meningkatkan service level, mengurangi biaya dan
memingkatkan kepuasan serta memudahkan konsumen.
Pengidentifikasian dan penyelesaian masalah yang dilakukan perusahaan
sepenuhnya berkordinasi dengan perusahaan sistem informasi. Pencatatan dan
penelusuran serta penyelesaian terhadap masalah telah dituangkan kedalam
beberapa tools dan modul yang tersedia dalam SAP. Pada proses ini level maturity
COBIT 4.1 tergolong pada level 3 yaitu ditetapkan. Modul yang diterapkan oleh
perusahaan pada sistem informasi sangat membantu pengguna untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses operasionalnya.
5.3.3.11. Manage Data (DS 11)
Proses ini menjelaskan bahwa efektifnya pengelolaan data akan
memerlukan penentuan data yang diperlukan. Proses pengelolaan data juga
meliputi penetapan prosedur yang efektif untuk mengelola media, backup, dan
recovery data serta media penyelesaian yang tepat. Pengelolaan data yang efektif
akan menjamin kualitas, timelines dan ketersediaan data bisnis.
71
Manajemen data pada PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah
ditetapkan dan diatur secara jelas oleh perusahaan sistem informasi serta diketahui
oleh perusahaan yang sewaktu-waktu dapat diperbaharui. Maturity level COBIT
4.1 telah masuk ketahap ditetapkan (Level 3). Kebutuhan atas manajemen data
dan pemahaman untuk tindakan-tindakan yang diperlukantelah dipahami oleh
perusahaan. Prosedur, standar serta tools diterarapkan dalam otomatisasi
manajemen data disesuaikan dengan tujuan bisnis dan secara konsisten terus
diawasi dengan proses yang diatur dengan baik.
5.3.3.12. Manage the Physical Environment (ME 12)
Proses ini menjelaskan bahwa manajemen data yang efektif membutuhkan
pengidentifikasian kebutuhan data. Proses manajemen data juga meliputi
pembentukan prosedur yang efektif untuk mengelola media, cadangan, dan
pemulihan data dan penyelesaian yang benar terhadap media. Manajemen data
yang efektif membantu dalam menjamin kualitas, ketepatan waktu dan
ketesediaan dari data bisnis.
Dalam hal prosedur dan kebijakan dalam penerapan ERP pada konteks
pengelolaan lingkungan kerja pada PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang
telah terkordinasi secara baik dengan perusahaan sistem informasi. Maturity level
pada proses ini yaitu ditetapkan. Lingkungan kerja yang baik dapat bermanfaat
untuk hasil kerja yang lebih baik.
5.3.3.13. Manage Operations (DS 13)
Pada proses ini mengemukakan tentang pemrosesan yang lengkap serta
akurat terhadap terhadapa data yang membutuhkan prosedur pemrosesan
manajemen data yang efektif dan pemeliharaan perangkat keras yang tepat. Proses
72
ini meliputi penetapan aturan dan prosedur operasi untuk penjadwalan pemrosesan
yang efektif, melindungi output yang sensitife, mengawasi infrastruktur dan
menjamin pemeliharaan terhadap perangkat keras. Manajemen operasi yang
efektif membantu dalam memelihara integritas data dan mengurangi resiko bisnis
dan biaya operasi sistem informasi.
Pada proses maturity level COBIT 4.1 yaitu ditetapkan (level 3). Operasi
pendukung dalam penerapan ERP di PT. DHL Global Forwarding branch
Cikarang telah dilakukan secara efektif dan efisien. Proses pengaturan operasional
telah menjadi standard an didokumentasikan sebagai dasar demi peningkatan
perbaikan secara berkelanjutan. Dalam menetapkan operasi, baik yang mencakup
data dan infrastruktur telah ditetapkan, dimana seluruh permasalahan yang terjadi
dianalisis untuk mengidentifikasikan penyebab permasalahan yang terjadi.
Tabel 5.06
Tabel Deliver and Support (DS)
Sumber: Data Primer yang diolah
(2019)
Aktifitas Indeks
Maturity
Nilai
Maksimal
DS 1 3,00 5,00
DS 2 3,00 5,00
DS 3 3,00 5,00
DS 4 3,00 5,00
DS 5 3,00 5,00
DS 6 3,00 5,00
DS 7 3,00 5,00
DS 8 3,00 5,00
DS 9 3,00 5,00
DS 10 3,00 5,00
DS 11 3,00 5,00
DS 12 3,00 5,00
DS 13 3,00 5,00
Rata-rata 3,00
73
Gambar 5.04
Chart Deliver and Support (DS)
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.06 Deliver and Support (DS)
berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh
narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang
menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat
pada Chart gambar 5.04. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai
rata-rata skala indeks Deliver and Support sebesar 3,00 yaitu dioptimal.
5.3.4. Monitor and Evaluate (ME)
5.3.4.1. Monitor and Evaluate (ME 1)
Proses ini menjelaskan bahwa manajemen kinerja sistem informasi yang
efektif memerlukan proses pengawasan. Proses ini meliputi penentuan hubungan
antara indikator kinerja, sistem pelaporan kinerja sistematik dan tepat waktu serta
tindakan yang cepat terhadap penyimpangan yang terjadi. Proses pengawasan
3
3
3
3
3
33
3
3
3
3
3
3
5
5
5
5
5
55
5
5
5
5
5
5
0
1
2
3
4
5 DS 1
DS 2
DS 3
DS 4
DS 5
DS 6
DS 7
DS 8
DS 9
DS 10
DS 11
DS 12
DS 13
Delivery and Support (DS)
Indeks Maturity Nilai Maksimal
74
perlu diyakinkan bahwa sesuatu yang benar akan dilakukan dan akan sejalan
dengan arah dan kebijakan yang ada.
Monitor and Evaluate PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah
ditetapkan dan saling bersinergi langsung dengan perusahaan pengembang sistem
informasi. Pada proses ini berada pada level 3 maturiry level COBIT 4.1,
peningkatan kualitas secara terus menerus dilakukan dan dikembangkan oleh
pihak manajemen dengan pihak pengembang sistem informasi untuk
memperbaharui standar dan kebijakan pengawasan di perusahaan serta
penggabungan praktek-praktek bisnis. Setiap 6 bulan dilakukan dilakukan
pertemuan yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja serta mendiskusikan
rencana perbaikan dimasa yang akan dating.
5.3.4.2. Monitor and Evaluate Internal Control (ME 2)
Pada proses ini mengemukakan tentang pembentukan sebuah program
kontrol internal untuk sistem informasi yang membutuhkan proses pengawasan
yang telah ditetapkan dengan baik. Proses ini meliputi pengawasan dan pelaporan
terhadap terhadap kontrol serta hasil dari penilaian dan peninjauan pihak ketiga.
Keuntungan dari pengawasan internal adalah untuk menyediakan jaminan
mengenai operasi yang efektif dan efisien dan pemenuhan standard an regulasi
yang berlaku.
Pengawasan dan pembentukan internal kontrol dalam kerja SAP PT. DHL
Global Forwarding branch Cikarang sudah ditetapkan. Pada proses ini berada
pada level 3 maturiry level COBIT 4.1 telah masuk pada tahap ditetapkan.
Pengendalian internal kontrol memungkinkan perusahaan menangani secara lebih
75
efektif dengan perusahaan lingkungan ekonomi yang kompetitif, kepempimpinan,
prioritas, dan perkembangan model bisnis.
5.3.4.3. Ensure Compliance with External Requirement (ME 3)
Proses ini mengemukakan tentang pengawasan yang efektif membutuhkan
pembentukan standar peninjauan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan yang
ada. Proses ini meliputi pengidentifikasian pemenuhan kebutuhan, pengoptimalan
dan evaluasi serta proses untuk mendapatkan jaminan bahwa kebutuhan telah
terpenuhi dan mengintegrasikan laporan pemenuhan kebutuhan sistem informasi
bisnis.
Pembentukan standar peninjauan informasi ERP PT. DHL Global
Forwarding branch Cikarang sudah ditetapkan pada level 3 maturity level COBIT
4.1. Hal tersebut berarti pihak manajemen perusahaan telah mengawasi dan
mengukur kepatuhan karyawan terhadap standar prosedur yang ada. Peneliti
belum bisa membahas secara dalam mengenai pembentukan standar peninjauan
sistem informasi ERP di PT. DHL Global Forwarding
5.3.4.4. Provide IT Governance (ME 4)
Proses ini menjelaskan bahwa menetapkan sebuah kerangka pengelolaan
yang efektif meliputi struktur organisasi, proses-proses, kepemimpinan, peraturan-
peraturan dan tanggungjawab untuk menjamin bahwa investasi sistem informasi
perusahaan tetah disesuaikan dan dikirimkan sesuai dengan strategi dan tujuan
perusahaan.
Level maturity pada proses ini yakni level 3 atau ditetapkan yang berarti
proses yang distandarisasikan selalu mengalami upaya perbaikan berkelanjutan.
Tata kelola ERP di PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang telah berjalan
76
dengan baik, kepentingan dan kebutuhan pengelolaan telah dipahami oleh pihak
manajemen. Pengelolaan telah dikembangkan dengan menghubungkan antara
hasil dengan kinerja yang telah ditentukan dan didokumentasikan. Prosedur
standard an pelatihan juga telah dikomunikasikan sesuai dengan yang ditetapkan
perusahaan.
Tabel 5.07
Tabel Monitor and Evaluate (ME)
Aktifitas Indeks
Maturity Nilai Maksimal
ME 1 3,00 5,00
ME 2 3,00 5,00
ME 3 3,00 5,00
ME 4 3,00 5,00
Rata-rata 3,00 Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Gambar 5.05
Chart Monitor and Evaluate (ME)
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5.07 Monitor and Evaluate (ME)
berasal dari nilai yang didapat dari hasil poin-poin wawancara yang diisi oleh
3
33
3
5
55
5
1
2
3
4
5
ME 1
ME 2ME 3
ME 4
Monitor and Evaluate (ME)
Indeks Maturity Nilai Maksimal
77
narasumber dari perusahaan. Setiap domain mempunyai poin kontrol yang
menjelaskan mengenai domain tersebut dengan nilai maksimal 5 dan dapat dilihat
pada Chart gambar 5.05. Dari perhitungan nilai tingkat kematangan terdapat nilai
rata-rata skala indeks Monitor and Evaluate sebesar 3,00 yaitu dioptimal.
78
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, kesimpulan
yang dapat diambil oleh peneliti dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis informasi yang diperoleh bahwa sebagian besar
maturity level COBIT 4.1 operasional gudang dalam menerapkan ERP berbasis
SAP berada pada level ditetapkan yang berarti bahwa seluruh proses yang
distandarisasikan selalu mengalami perbaikan yang berkelanjutan dan
dilaksanakan dengan pengembangan sistem komputerisasi yang baik serta proses
evaluasi telah dilakukan secara menyeluruh, tetapi tidak menjamin bahwa tidak
ada permasalahannya.
2. Terkait dengan skoring dengan menggunakan maturity level COBIT 4.1,
perusahaan masih harus melakukan banyak proses perbaikan secara
berkesinambungan terhadap operasional gudang yang menerapkan ERP berbasis
SAP.
6.2. Saran
Pada penelitian ini peneliti berusaha memberikan saran kepada PT. DHL
Global Forwarding branch Cikarang dan penelitian selanjutnya, adapun saran
peneliti sebagai berikut.
1. Secara keseluruhan kegiatan operasional gudang PT. DHL Global
Forwarding dalam menerapkan sistem informasi ERP berbasis SAP telah
terintegrasi dan berjalan dengan baik, akantetapi perbaikan baik teknis maupun
80
nonteknis harus terus ditingkatkan untuk meminimalisir segala resiko yang bisa
menghambat kegiatan operasional perusahaan.
2. Perlu diadakan pelatihan berkelanjutan khusus untuk meningkatkan
kemampuan user dalam menggunakan dan mengatasi segala kendala dalam
menjalankan seluruh kegiatan operasional dengan aplikasi SAP.
3. Penelitian yang akan datang dapat dikembangkan dengan meneliti
beberapa peusahaan yang menggunakan sistem informasi berbeda.
4. Penelitian berikutnya dapat menggali pembahasan lebih dalam lagi serta
dapat menyentuh langsung departemen sistem informasi ada pada perusahaan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Bintarti Surya, Buku Pedoman Pembimbingan, Penulisan, dan Ujian Skripsi
Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa 2018-2019
Fernandi Wijaya , Santo dan Yustina Handoyono 2012. Evaluasi
Implementasi SAP Modul Material Management: Studi Kasus Pada PT
Bumitama Gunajaya Agro, terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni
2012
Fernandi, Santo dan Felicia Maria Cynthia Damayanti 2011. Evaluasi Dan
Rencana Pengembangan Penerapan Aplikasi Enterprise Resource
Planning (ERP):Studi Kasus Pada PT Astra Graphia, terbit di Jurnal
Comtech Vol.2 No. 2 Desember 2011
Gondodiyoto Sanyoto, Audit Sistem Informasi+Pendekatan COBIT, Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2017
Handayani Putu Wuri dan Ultary Haryaty 2011. Analisis Fungsionalitas Open
Source Software ERP Untuk Pengembangan Modul Pembelajaran ERP,
terbit di Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2, Oktober 2011
Haslindah Andi,Muh. Fadhli, Adrianto, dan Rahmat Mansyur 2017. Pengaruh
Implementasi Warehose Management System Terhadap Inventory Control
Finish Good Berbasis Barcode PT Dharana Inti Boga ,terbit di Jurnal
ILTEK, Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017
Karmawan, I Gusti Made 2013. Dampak Implementasi ERP Dalam
Perbaikan Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik, terbit di Jurnal
Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013
Lech , Przemyslaw 2016. Implementation of an ERP system: A case study of a
full-scope SAP project, terbit di jurnal Zarzadzanie I Finanse Journal of
Management and Finance Vol. 14, No. 1/2016
McLeod,Jr., Raymond; Schell, George P, Sistem Informasi
Manajemen/Raymond McLeod,Jr., George P. Schell. Jakarta: Salemba
Empat, 2012
MOLNAR ,Vieroslav 2012.SAP Warehouse Management System For A
Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected Company, terbit di
Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech Republic,EU
Novianti,Eka 2011. Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard Pada SAP-
B1 Sesuaikah Dengan IFRS, terbit di Jurnal Binus Business Review Vol.2
No. 1 Mei 2011
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung :
Alfabeta,2017
Utami Sri Setyowati, Heru Susilo, Riyadi, 2016. Analisis penerapan
Enterprise Resource Planning (ERP) (Studi pada PT Domusindo
Perdana), terbit di Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April
2016
82
LAMPIRAN SKRIPSI
ANALISIS OPERASIONAL GUDANG DALAM PENERAPAN
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS SAP
PADA PT DHL GLOBAL FORWARDING BRANCH
CIKARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menjadi Sarjana (S1)
Disusun oleh :
KUSMINANTO
NIM:111511545
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI – 2019
83
Lampiran 01 :Daftar Literatur
No Nama Belakang Pengarang, Tahun Judul Literatur
Variabel / Teori
1 Fernandi Wijaya , Santo dan Yustina
Handoyono 2012
(Jurnal)Evaluasi Implementasi SAP Modul Material
Management: Studi Kasus Pada PT Bumitama Gunajaya
Agro, terbit di Jurnal Comtech Vol.3 No. 1 Juni 2012
Evaluasi,
implementasi,ERP,SAP,
module material
management
2 Fernandi, Santo dan Felicia Maria
Cynthia Damayanti 2011
(Jurnal)Evaluasi Dan Rencana Pengembangan Penerapan
Aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP):Studi Kasus
Pada PT Astra Graphia, terbit di Jurnal Comtech Vol.2 No.
2 Desember 2011
Evaluasi proses bisnis,
ERP,SAP,IT balanced
scorecard
3 Handayani Putu Wuri dan Ultary
Haryaty 2011
(Jurnal) Analisi Fungsionalitas Open Source Software ERP
Untuk Pengembangan Modul Pembelajaran ERP, terbit di
Jurnal Sistem Informasi, Volume 7, Nomor 2, Oktober
2011
ERP, OSS ERP, modul
pembelajaran ERP
4 Haslindah Andi,Muh. Fadhli,
Adrianto, dan Rahmat Mansyur 2017
(Jurnal)Pengaruh Implementasi Warehose Management
System Terhadap Inventory Control Finish Good Berbasis
Barcode PT Dharana Inti Boga ,terbit di Jurnal ILTEK,
Volume 12, Nomor 24, Oktober 2017
Warehouse management
system,barkode
5 Karmawan, I Gusti Made 2013 (Jurnal)Dampak Implementasi ERP Dalam Perbaikan
Sistem Distribusi Pada PT Semen Gresik, terbit di Jurnal
Comtech Vol.4 No.2 Desember 2013
ERP, sistem distribusi,
efisiensi,dan efektifitas
84
6 Lech , Przemyslaw 2016 (Journal)Implementation of an ERP system: A case study
of a full-scope SAP project, terbit di jurnal Zarzadzanie I
Finanse Journal of Management and Finance Vol. 14, No.
1/2016
ERP Implementation, SAP
7 MOLNAR ,Vieroslv 2012 (Journal) SAP Warehouse Management System For A
Warehouse Of Auxiliary Material In The Selected
Company, terbit di Jurnal 7.-9.11.2012, Jesenik,Czech
Republic,EU
SAP WMS, System Kanban,
Auxiliary material
8 Novianti,Eka 2011 (Jurnal) Revaluasi Inventory Dengan Menu Standard Pada
SAP-B1 Sesuaikah Dengan IFRS, terbit di Jurnal Binus
Business Review Vol.2 No. 1 Mei 2011
SAP-B1, inventori revaluasi,
transaksi akuntansi, IFRS
9 I Gde Uma Darmapramita, I M. Alit
K. Salain, Mayun Nadiasa 2015
(Jurnal) Analisis Tingkat Kematangan (Maturity Leves)
Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Badung Sejahtera ,
terbit di Jurnal Spektran, Vol.3, No. 2, Juli 2015
Maturity Level, Analisis
Faktor
10 Utami Sri Setyowati, Heru Susilo,
Riyadi, 2016
(jurnal) Analisis penerapan Enterprise Resource Planning
(ERP) (Studi pada PT Domusindo Perdana), terbit di Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol.33 No.1 April 2016
ERP, SAP
85
Lampiran 02: Surat Izin penelitian
86
Lampiran 03: Email Persetujuan Penelitian
Lampiran 04: Pertanyaan dan Hasil Wawancara
Pertanyaan Wawancara:
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practise untuk tata kelola sistem
informasi yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna untuk
menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan control, dan permasalahan
87
teknis. COBIT mendefinisikan aktifitas-aktifitas TI dalam suatu model
kematangan (maturity model) yang mencakup 4 bidang/domain antara lain: Plan
and Organise, Acquire and Implement, Deliver and Support dan Monitor and
Evaluate.
1. Pada bidang/domain Plan and Organise mencakup perencanaan dan pengaturan
serta masalah pengidentifikasiani ERP untuk memberikan kontribusi yang
maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan. Parameter-parameter
yang ada pada domain Plan and Organise ada 10 yaitu: Perencanaan jangka
panjang dalam penerapan ERP, proses up date data ERP secara berkala,
penyediaan hardware dan software dalam proses ERP, pembentukkan staf khusus
control ERP, penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP), penetapan kebijakan
dalam penerapan ERP, proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan dan
pengalaman, standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan inspeksi),
perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP dan penetapan basis tugas dan
tanggung jawab para staf.
a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Plan and Organise dalam penerapan
ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?.
2. Pada bidang/domain Acquire and Implement menitikberatkan pada pelaksanaan
strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta pengintegrasian ERP
ke dalam proses bisnis perusahaan. Parameter-parameter yang ada pada domain
Acquire and Implement yaitu: Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,
infrastruktur), penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data,
penjadwalan maintenance ERP secara rutin, penyediaan prosedur manual sebagai
pengembangan proses ERP, proses verifikasi pembaharuan ERP, perubahan
implementasi ERP dan peninjauan kelayakan ERP secara kontinu.
a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Acquire and Implement dalam
penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?
3. Pada bidang/domain Deliver and Support menitikberatkan pada pelaksanaan
strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta pengintegrasian ERP
ke dalam proses bisnis perusahaan. Parameter-parameter yang ada pada domain
Deliver and Support antara lain: Pendokumentasian informasi yang dihasilkan,
jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga, pengelolaan kapasitas dan
kinerja sumber daya, pengembangan informasi secara terus menerus, penerapan
pengujian informasi yang dihasilkan secara berkala, pengukuran biaya dalam
pengoperasian ERP, orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan,
perencanaan dalam penanganan masalah ERP, pengelolahan konfigurasi
(pengumpulan data awal, penetapan baseline, verifikasi informasi, dan
pembaharuan repository), pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap
informasi yang dihasilkan, proses pengelolaan data ERP (library,back up,
recovery data), pengelolahan lingkungan kerja dan penentuan kebijakan proses
operasi (pengawasan infrastruktur).
a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Deliver and Support dalam
penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?
88
4. Monitor and Evaluate mencakup proses pengelolahan ERP pada perusahaan,
kendali-kendali yang diterapkan, dan pengawasan serta penilaian kelayakan secara
berkala. Parameter-parameter yang ada pada domain Monitor and Evaluate ada 4
antara lain: Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP, pengawasan dan
pengevaluasian control internal ERP, jaminan kesesuain informasi ERP untuk
pihak eksternal dan tata kelola ERP.
a. Bisakah bapak jelaskan bagaimana proses Monitor and Evaluate dalam
penerapan ERP pada PT DHL Global Forwarding Branch Cikarang?
Hasil Wawancara:
1. Enterprise Resource Planning berbasis SAP mulai diimplementasikan pada
tahun 2015 sampai sekarang dan masih dalam perbaikan dan pengembangan.
2. Perusahaan telah berupaya mengoptimalkan perkembangan ERP tetapi harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan jika ada lagi kebutuhan maka dilakukan proses
up to date atau dikembangkan lagi.
3. Staff kontrol ERP SAP telah dibentuk karena memang ada yang menangani hal
tersebut.
4. ERP SAP PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang sudah diatur dan
ditangani oleh perusahaan dari Chennai India yaitu Bashan Technologies.
5. Bashan Technologies yang menjembatani dan memaintence semua kebutuhan
untuk proses perbaikan dan pengembangan ERP SAP.
6. Pembagian tugas dalam penerapan ERP SAP sudah ada pada masing-masing
bagian.
7. PT. DHL Global Forwarding branch Cikarang banyak menggunakan modul-
modul dalam penerapannya.
8. Seluruh pengembangan ERP SAP dikelola oleh Bashan Technologies
9. Untuk masalah pendokumentasian dan keakuratan data dilakukan proses
verifikasi lanjutan.
10. Proses verifikasi data dilakukan setiap bulan untuk menghindari kesalahan-
kesalahan sistem.
11. Jika proses verifikasi telah dilakukan maka ada sebuah proses peninjauan
kembali terhadap sistem tersebut.
12. Jika ada kesalahan yang terjadi maka dilakukan proses pengkoreksian untuk
mengetahui dengan pasti apa yang terjadi,
13. Pelatihan-pelatihan tentang penerapan ERP SAP sudah dilakukan untuk
menunjang kelancaran operasional gudang.
14. Pelatihan-pelatihan sering dilakukan pada awal penerapan ERP SAP supaya
semua user memahami penggunaannya.
15. Semua kegiatan operasional gudang menggunakan ERP SAP
16. ERP SAP sangat membantu semua kegiatan operasional gudang
17. ERP SAP sudah terintegrasi ke semua bagian.
18. Adanya kebijakan dari manajemen perusahaan dalam penggunaan hardware
dan software sistem informasi.
19. Dalam penganggaran untuk penerapan ERP SAP dari manajemen perusahaan
telah menetapkan dan mengawasi.
20. Pihak manajemen dan perusahaan pengembang sistem informasi berupaya
membuat kesesuaian informasi ERP untuk pihak eksternal.
89
Lampiran 05: Hasil Skoring wawancara
Proses Pertanyaan Skoring
1 2 3 4 5
Plan and Organise (PO), mencakup perencanaan dan pengaturan serta
masalah pengidentifikasian ERP untuk memberikan kontribusi yang
maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis perusahaan
PO 1 Perencanaan jangka panjang dalam penerapan ERP ×
PO 2 Proses up date data ERP secara berkala. ×
PO 3 Penyediaan hardware dan software dalam proses ERP. ×
PO 4 Pembentukkan staf khusus control ERP ×
PO 5 Penentuan anggaran tahunan (terkhusus ERP) ×
PO 6 Penetapan kebijakan dalam penerapan ERP ×
PO 7 Proses perekrutan karyawan berdasarkan pendidikan
dan pengalaman.
×
PO 8 Standar dalam menjamin kualitas (review, audit, dan
inspeksi).
×
PO 9 Perkiraan terjadinya resiko dalam penerapan ERP ×
PO 10 Penetapan basis tugas dan tanggung jawab para staf. ×
Acquire and Implement (AI), domain ini menitikberatkan pada
pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan dan pengimplementasian serta
pengintegrasian ERP ke dalam proses bisnis perusahaan,
AI 1 Kebutuhan pembaharuan ERP (software, data,
infrastruktur)
×
AI 2 Penentuan prosedur ERP untuk mengintegrasikan data ×
AI 3 Penjadwalan maintenance ERP secara rutin ×
AI 4 Penyediaan prosedur manual sebagai pengembangan
proses ERP
×
AI 5 Proses verifikasi pembaharuan ERP ×
AI 6 Perubahan implementasi ERP ×
AI 7 Peninjauan kelayakan ERP secara kontinue ×
Deliver and Support (DS), domain ini menitikberatkan pada dukungan
teknis yang meliputi hal keamanan ERP, kesinambungan informasi,
pelatihan dan pendidikan untuk pengguna ERP, dan pengelolaan data
yang sedang berjalan
DS 1 Pendokumentasian informasi yang dihasilkan ×
DS 2 Jaminan pengelolaan informasi terhadap pihak ketiga ×
DS 3 Pengelolaan kapasitas dan kinerja sumber daya. ×
DS 4 Pengembangan informasi secara terus menerus ×
DS 5 Penerapan pengujian informasi yang dihasilkan secara
berkala
×
DS 6 Pengukuran biaya dalam pengoperasian ERP ×
DS 7 Orientasi program pendidikan dan pelatihan bagi
karyawan.
×
DS 8 Perencanaan dalam penanganan masalah ERP ×
DS 9 Pengelolahan konfigurasi (pengumpulan data awal,
penetapan baseline, verifikasi informasi, dan
×
90
pembaharuan repository)
DS 10 Pengidentifikasian dan tindakan korektif terhadap
informasi yang dihasilkan,
×
DS 11 Proses pengelolaan data ERP (library,back up,
recovery data)
×
DS 12 Pengelolahan lingkungan kerja ×
DS 13 Penentuan kebijakan proses operasi (pengawasan
infrastruktur)
×
Monitor and Evaluate (ME), domain ini menitikberatkan pada proses
pengelolahan ERP pada perusahaan, kendali-kendali yang diterapkan, dan
pengawasan serta penilaian kelayakan secara berkala.
ME 1 Pengawasan dan pengevaluasian kinerja ERP ×
ME 2 Pengawasan dan pengevaluasian control internal ERP ×
ME 3 Jaminan kesesuain informasi ERP untuk pihak
eksternal
×
ME 4 Tata kelola ERP ×
Keterangan :
0 (Non Existent): Perusahaan tidak mengetahui bahwa hal tersebut perlu
dilakukan.
1 (Initial/Ad Hoc) : Tidak terdapat standar proses, akan tetapi dilakukan sesuai
kebutuhan.
2 (Repeatable but Intuitive): Terdapat standar proses dalam hal tersebut, tetapi
masih secara umum.
3 (Defined Process): Terdapat prosedur yang telah distandarisasikan/ditetapkan
dan didokumentasikan.
4 (Managed and Measurable): Pihak manajer mengawasi dan mengukur
kepatuhan karyawan terhadap prosedur
5 (Optimised) Proses yang distandarkan selalu mengalami upaya perbaikan
berkelanjutan.
Sumber: Data Primer yang diolah (2019)
Top Related