ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL
SKRIPSI
Oleh EKA HAMRIANI 105731113116
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
i
HALAMAN JUDUL
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL
SKRIPSI
Oleh EKA HAMRIANI 105731113116
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku bapak dan ibu
tercinta terimakasih atas inspirasi, motibasi, perhatian, kasih sayang dan doa
yang tulus dalam hidup saya, terima kasih untuk keluarga saya yang selalu
mendukung dan memberikan dorongan kepada saya, dan saya terima kasi juga
kepada sahabatku yang banyak membantu saya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak hal yang ingin saya ucapkan,
tetapi tidak dituliskan satu persatu. Semoga hasil dan perjuangan saya selama
ini dapat berbuah hasil yang manis. Terima kasih untuk teman-teman yang
selalu membantu.
MOTTO HIDUP
“Tidak ada kemudahan kecuali yang engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Allah kehendaki pasti akan menjadi mudah”.
“EKA HAMRIANI”
vi
vii
viii
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya.
Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW besserta para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya. Ini merupakan
nikmat yang tiada ternilai manakala dalam penulisan skripsi yang berjudul
„Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Konvensional..
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua
penulis Bapak Abd. Razak dan Ibu Nirmawati yang senantiasa memberi harapan,
semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan doa restu yang telah diberikan
demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu juga dalam proses penyelesaian
ini. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah juga
cahaya penerang di dunia dan di akhirat. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Begitupula penghargaan
yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis
sampaikan dengan hormat kepada ;
x
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., AK.CA.CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda,.M.M, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Agusdiwana Suarni,.SE,.M.Acc, selaku pembimbing II yang telah
berkenan membimbing dan membantu dalam penyusunan Skripsi Hingga
Ujian Skripsi.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak
menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan
hingga akhir.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Kedua Orang Tua, kakak dan adikku, dan semua keluarga yang saya Cintai
Karena Allah SWT, Terkhusus kedua Orang Tuaku Terimah Kasih atas
pengorbanan materi, Do‟a dan dukungan moral yang kalian berikan kepada
ananda selama ini.
xi
9. Kepada Teman-teman pengurus Galery Investasi Bursa Efek Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
10. Teman-teman kelas AK D 2016 yang selama ini telah menjadi teman baik
dan mulai dari awal perkuliahan hingga penyelesaian akhir.
11. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu, memberikan semangan, dorongan dan dukungannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kepada semua
pihak, penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun
demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis berharap, apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan
dalam penulisan kripsi ini mohon dimaafkan dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi diri saya Pribadi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, November 2020
Eka Hamriani
xii
ABSTRAK
Eka Hamriani tahun, 2020. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing Oleh Pembimbing I H. Sultan Sarda dan Pembimbing II Agusdiwana Suarni.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat kinerja dari bank konvensional dengan bank syariah, mana yang lebih baik dan sehat dilihat dari kinerja keuangan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriktif pendekatan kuantitatif. Sampel yang gunakan sebanyak enam bank mewakili bank syariah dan bank konvensional dengan Pengelolaan data yang digunakan berdasarkan analisis rasio keuangan.
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA pada Bank Konvensional memiliki rasio lebih tinggi daripada Bank Syariah. Karena, bank konvensional memiliki laba yang jauh lebih besar. bank konvensional menerapkan sistem bunga pada setiap transaksi kredit yang menyebabkan laba yang didapat lebih besar Sedangkan bank syariah yang mengharapkan riba dalam hal sistem bunga hanya menerapkan sistem bagi hasil yang apabila terjadi kerugian maka pihak bank tetap bertanggung jawab. BOPO pada Bank Konvensional memiliki rasio lebh tinggi dari Bank Syariah. pendapatan operasional diperoleh dari kegiatan operasional masing-masing bank. Sedangkan kegiatan operasional bank konvensional dan bank syariah memiliki prinsip yang berbeda. NPF bank syariah dan bank konvensional berdasarkan hasil penelitian bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah. Bank syariah memiliki rasio rata-rata lebih besar karena bisa disebabkan oleh kemampuan perusahaan untuk melunasi utang masih tinggi daripada bank konvensional. Selain dari ukuran perusahaan yang lebih besar, bank syariah juga lebih meningkatkan kinerja untuk melunasi utang perusahaan. NIM bank syariah dan konvesional berdasarkan penelitian pendapatan bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah karena pendapatan bunga yang diterima dibank konvensional lebih tinggi dari pada bank syariah disebabkan penyaluran kredit bank konvensional menerapkan sistem bunga sedangkan bank syariah hanya menerapkan sistem bagi hasil.
Kata kunci: bank umum syariah, bank konvensional, ROA, BOPO, NPF dan NIM
xiii
ABSTRACT
Eka Hamriani, 2020. Analysis comparison performance financial bank common sharia and the bank conventionality. The thesis courses akuntansi, fakulty economic and business, the university muhammadiyah makassar. Mentored by counselors I H. Sultan Sarda and counselors II Agusdiwana Suarni. Of This study aims to see the performance of conventional banks with Islamic banks, which is better and healthier in terms of financial performance based on the financial ratios used. This type of research is a descriptive quantitative approach. The sample used is six banks representing Islamic banks and conventional banks. The data management used is based on financial ratio analysis. Based on research suggests that the ratio ROA at the bank conventional have higher ratio than the bank sharia because the bank conventional had far bigger profit. The bank conventional implement the system of flowers in every tarnsaction credit cause profit obtained bigger while the bank islamic expect usury in terms of the system of flowers only implement the system for the results of that if there is a loss, the bank remain responsible. BOPO at the bank conventional have higher ratios pf the bank sharia imcome operations obtained from the activities operations each bank while operational activities bank in and the bank sharia have the principle of different. NPF bank sharia and the bank conventional based on the results of research bank in higher than the bank islamic sharia have bank ratio average because can be caused by the ability of the company to pay off the debt still higher than the bank conventional aside from the size of the company is the bank sharia also futher increase their performance to pay off the debt.
Keywords: the bank of the public sharia, the bank conventional, ROA, BOPO, NPF and NIM
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
PERSEMBAHAN ................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................... ix
ABSTRACT .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Mamfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6
A. Akuntansi Syariah ...................................................................... 7
B. Prinsip Akuntansi Syariah ........................................................ 7
C. Bank Umum Syariah .................................................................. 8
D. Bank Konvensional ................................................................... 13
E. Persamaan dan Perbedaan Bank Syariah dengan bank
Konvensional ............................................................................. 14
F. Laporan Keuangan .................................................................... 15
G. Analisis Laporan Keuangan .................................................... 19
H. Kinerja Keuangan ..................................................................... 23
I. Penelitian Terdahulu ................................................................. 24
J. Kerangka Fikir ............................................................................ 27
xv
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 29
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 29
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
E. Teknik Analisis .......................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 32
A. Gambaran umum objek penelitian ........................................... 32
B. Sejarah dan Milestone PT Bursa Efek Indonesia ................... 33
C. Struktur Organisasi .................................................................. 36
D. Hasil Penelitian .......................................................................... 38
E. Pembahasan .............................................................................. 43
BAB V PENUTUP ................................................................................... 47
A. Kesimpulan ................................................................................ 47
B. Saran ........................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 49
LAMPIRAN ............................................................................................. 51
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Konvensional ............... 14
Tabel 3.1 Bank Konvensional Berdasarkan BEI ............................... 30
Tabel 3.3 Bank Syariah Berdasarkan BEI .......................................... 30
Tabel 4.1 Rasio Keuangan ROA .......................................................... 39
Tabel 4.2 Rasio Keuangan BOPO ....................................................... 40
Tabel 4.3 Rasio Keuangan NPF ........................................................... 41
Tabel 4.4 Rasio Keuangan NIM ............................................................ 42
Tabel 4.5 Rasio Bank Syariah dan Bank Konvensional ................... 43
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Fikir .................................................................. 27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia .................... 36
Gambar 4.2 Grafik Rasio keuangan ..................................................... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Laporan Keuangan Bank Central Asia Tbk ................... 52
Lampiran 2 : Laporan Keuangan Bank BRI Tbk ................................. 60
Lampiran 3: Laporan Keuangan Bank Ganesha Tbk ......................... 73
Lampiran 4: Laporan Keuangan Bank Bukopin Tbk ......................... 77
Lampiran 5: Laporan Keuangan Bank Danamon Tbk ...................... 86
Lampiran 6: Laporan Keuangan Bank BRISyariah ............................ 98
Lampiran 7: Surat Balasan Penelitian ................................................ 105
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank umum ialah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan ketentuan syariah, yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan Undang-undang
perbankan pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 tentang perbankan. Mengenai perbankan syariah didalam Undang-
undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 belum spesifik sehingga perlu
diatur secara khusus dalam suatu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
(OJK, 2020)
Sistem ekonomi konvensional mengutamakan sistem bunga sebagai
pendapatannya, sedangkan dalam sistem ekonomi syariah pendapatannya
berupa sistem bagi hasil. Besarnya bunga ditetapkan sejak awal, baik pada
keuntungan dan rugi, sehingga besarnya bunga yang akan dibayar sudah
diketahui sejak awal. Adapun sistem bagi hasil, penentuan jumlah besarnya bagi
hasil tidak ditetapkan sejak awal, karena pembagian hasil didasarkan kepada
untung atau rugi dengan pola bagi hasil, sehingga jumlah bagi hasil baru
diketahui setelah ataupun sesudah ada untungnya. (Djoko Muljono, 2015).
2
Beberapa hal yang mendasari, baik itu Bank Syariah maupun Bank
Konvensional kedua bank tersebut memiliki persamaan terutama pada sisi
pengakuan secara nasional, kedua bank merupakan badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, memberikan
bantuan jasa pembayaran dalam artian mempermudah proses pembayaran
misalnya: pembayaran listrik, air dll dengan menggunakan transfer dari ATM.
Perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang dilihat dari
tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Diantara keberhasilan Bank
Syariah yang dapat kita lihat secara nyata dari kinerja keuangan yang diberikan
oleh Bank Syariah Indonesia. Ditinjau dari rasio keuangan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah pada tahun 2015 menunjukkan perbankan syariah
masih dinilai dengan baik. (Amanah:2:2015)
Pemerintah juga secara resmi meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah di
Indonesia (MEKSI) 2019-2024 sebagai pembuka jalan untuk Bank Syariah
berpeluang memasuki jajaran 10 bank terbesar di indonesia. Berikut ini adalah
sejumlah perbankan syariah yang sudah beroperasional aktif di indonesia
diantaranya PT Bank Muamalat, PT Bank BCA Syariah, PT Bank BNI Syariah,
PT Bank BRI Syariah, PT Bank Jabar Banten Syariah, PT Bank Maybank
Syariah Indonesia, PT Bank Panin Dubai Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT
Bank syariah Mandiri,PT Bank Mega Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, PT Bank Aceh Syariah, PT Bank
BPD Nusa Tenggara Barat Syariah. sehingga terjadi persaingan antar bank,
untuk memperebutkan pangsa pasar.g
Asas operasional bank syariah diatur dalam pasal 2 UU No. 21 tahun 2008
mengenai perbankan syariah dalam melakukan tugas dan kegiatan usahanya
3
berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian
berdasarkan hukum islam, dimana salah satu tujuan dari pendirian bank adalah
untuk mendukung pembangan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Bank Umum Syariah dan
Bank Konvensional berdasarkan Undang-undang Perbankan, Bank disebutkan
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam
kegiatannya, Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah juga
memberikan jasadalam lalu lintas. Otoritas Jasa Keuangan melakukan
pengaturan dan pengawasan terhadap Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan. Adapun berikut ini sejumlah Perbankan Umum Persero
berdasarkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 diantaranya PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Berdasarkan dari uraian yang ada diatas ingin melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank
Konvensional” dalam rangka untuk melihat perbandingan dari bank
konvensional dengan bank syariah, manakah yang lebih baik dan sehat dilihat
dari kinerja keuangan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian yang
akan dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Konvensional yang terdaftar berdasarkan BEI?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui mengenai kinerja
keuangan bank umum syariah dengan Bank konvensional.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, yakni:
1. Kegunaan secara teoritis
a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dalam bidang akuntansi
keuangan khususnya tentang perbankan syariah
b. Bagi penulis berikutnya, sebagai bahan penelitian sejenis dan
sebagai bahan pengembangan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi tentang perbandingan
kinerja keuangan bank umum syariah dengan perbankan
konvensional
2. Kegunaan secara praktis
a. Bagi bank syariah, dapat dijadikan sebagai masukan atau saran
untuk mempertahankan dan meningkatkan kerjanya, sekaligus
memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangannya.
b. Bagi bank konvensional, hasil dari penelitian diharapkan dapat
dijadikan sebagai masukan untuk membentuk atau menambah unit
usaha syariah atau bahkan mengkonversi menjadi bank syariah.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Lembaga keuangan bank di indonesia telah terbagi menjadi
dua jenis yaitu bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah.
Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang dalam pelaksanaan
operasionalnya menjalankan sistem bunga, sedangkan bank yang bersifat
syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan
prinsip-prinsip syariah islam. (Agusdiwana, A. Dan Sri Astika : 2018)
A. Akuntansi Syariah
Akuntansi syariah sebagai ideologi masyarakat islam menerapkan ekonomi
Islam dalam kehidupan sosial ekonomi, ditunjukkan dari persyaratan mendasar
yang harus dipenuhi dan tujuan di selenggarakannya akuntansi syariah.
Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dalam akuntansi syariah, yaitu benar
(Truth), sah (Valid), adil (justice), dan mengandung nilai-nilai kebaikan atau
ikhsan. (Djoko Muljono: 39)
Tujuan akuntansi syariah ialah memberikan informasi secara lengkap untuk
mengetahui nilai dan tugas ekonomi yang bertentangan serta yang
diperbolehkan secara syariah dan meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan
syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha, menentukan hak dan
kewajiban pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu entitas ekonomi syariah
7
berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan, dan kepatuhan
terhadap nilai-nilai dan etika bisnis islami. (Djoko Muljono:40)
B. Bank
Definisi bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 adalah
badan usaha yang memperoleh dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan mutu hidup rakyat banyak.
Kegiatan menghimpun dana yang dimaksud merupakan kegiatan
menghimpun berupa tabungan, deposito dan giro. Untuk menarik masyarakat
agar lebih banyak menabung. Bank memberikan alasan jasa yang menarik
seperti bunga atau hadiah. Sedangkan kegiatan menyalurkan dana yaitu
memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.
Menurut undang-undang No 14 tahun 1967 pasal 1 tentang pokok-pokok
perbankan dalah, “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit
dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”.
Menurut teori-teori perbankan dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan
dalam badan keuangan, dana ditarik dari masyarakat dan menyalurkannya
untuk kesejahteraan masyarakat.
C. Bank Umum Syariah
1. Pengertian Bank Umum Syariah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah pasal 1 ayat 8 Bank Umum Syariah adalah
8
bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
Pasal 1 ayat 1 tentang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
dapat menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Dari beberapa pendapat diatas mengenai bank syariah dapat
disimpulkan yakni bank syariah adalah bank yang melakukan aktivitas
sesuai kaidah ajaran islam. Maksudnya bank syariah menggunakan
landasan berdasarkan pedoman al-qur‟an dan as-sunnah, bank syariah
tidak mengutamakan seberapa besar keuntungan atau bunga yang
didapatkan tetapi lebih mengutamakan bagi hasil. Oleh sebab itu,
akuntansi syariah harus mendukung kegiatan sesuai kaidah syariah tidak
memungkinkan menerapkan akuntansi sesuai kaidah syariah ketika
pencatatan digunakan tidak sesuai dengan syariah.
Ayat Allah yang mejelaskan dilarang riba:
Al-baqarah: 278-279
ها الذين آمنوا ات با إن كنتم مؤمنين )يا أي وذروا ما بقي من الر( فإن لم تفعلوا فأذنوا 872قوا الل
ورسوله وإن تبتم فلكم رءوس أموالكم ل (872ول تظلمون ) تظلمون بحرب من الل
Artinya: “hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasulnya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).
9
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (orang yang berbuat demikian)
itulah orang-orang yang meliputi gandakan (pahalanya).
Dari penjelasan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa:
1) Orang yang melakukan riba tidak mendapat pahala tambahan oleh
Allah swt.
2) Jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan perintah Allah maka
akan terjadi perang dahsyat dari Allah dan rasulnya/
3) Diajurkan untuk tidak memakan riba, akan tetapi dianjurkan untuk
bertakwa kepada Allah swt agar kita menjadi orang-orang yang
beruntung.
4) Riba tidak menambah pada sisi Allah swt, akan tetapi ketika kita
mengeluarkan zakta dengan niat mencapai keridhaan allah swt maka
akan mendapat pahala yang berlimpah.
Mencari nafkah atau bekerja merupakan sebuah persyaratan dalam
kelangsungan hidup manusia akan tetapi dalam mencari nafkah harus
sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul yang
terdapat dalam al-qur‟an dan as-sunnah tidak boleh terlalu banyak
keuntungan yang diambil (riba) pada saat melakukan transaksi harus
dilakukan secara stransparan adil dan suka sama suka.
10
2. Prinsip-prinsip dasar bank syariah
Hal yang mendasar mengenai batasan-batasan bank syariah dalam
melaksanakan segala kegiatan/ aktivitas sesuai dengan syariat Islam
sehingga bank syariah harus menetapkan prinsip-prinsip yang sejalan
dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Ada 5 prinsip dasar bank syariah yaitu:
a. Prinsip titipan/ wadi‟ah
Al-wadiah adalah titipan atau simpanan, yang dalam lembaga
keuangan syariah/ bank syariah merujuk pada perjanjian, dimana
nasabah menyimpan uang di lembaga keuangan syariah termasuk bank
dengan tujuan agar bank syariah bertanggung jawab menjaga uang yang
di simpannya dan menjamin pengembalian uang tersebut bila nantinya
akan diminta kembali (Djoko Mulyono : 55)
b. Prinsip bagi hasil (profit-sharing)
Al-mudharabah adalah perjanjian di awal antara penyedia modal
dengan pengusaha, bahwa setiap keuntungan yang diraih, akan dibagi
menurut rasio tertentu yang disepakati. Rasio kerugian ditanggung penuh
oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian yang diakibatkan oleh
kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah
seperti penyewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan. (Djoko
Muljono: 67)
c. Prinsip jual beli (Murabahah)
murabahah merupakan dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti
penjualan. Penjualan pada murabahah secara jelas memberi tahu kepada
pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan
11
yang diperoleh pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa
nominal keseluruhan atau berdasarkan persentase. (Djoko Muljono: 143)
suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengankat
nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama
bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan
harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). (Djoko
Muljono:2015:145)
d. Prinsip sewa/ lease (ijaroh)
Al-ijarah adalah belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka
barang akan dikembalikan kepada pemilik. (Djoko Muljono:2015:245)
e. Prinsip pinjaman (Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat
ditagih akan diminta kembali, atau sebagai pinjaman tanpa mengharap
imbalan. Akad Qardh dimaksudkan untuk berlemah lembut terhadap
sesama manusia, untuk tolong menolong.
Al-Qardh pada lembaga keuangan syariah adalah suatu akad
pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah, dengan ketentuan bahwa
nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimannya kepada lembaga
keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati antara nasabah
dengan bank syariah. (Djoko Mulyono:2015:195)
D. Bank Konvensional
1. Pengertian Anak Konvensional
12
Konvensional sebenarnya berasal dari bahasa inggris “convention”,
dalam bahasa indonesia berarti pertemuan, jadi bank konvensional
adalah bank yang operasinya berdasarkan sistem kesepakatan dalam
suatu pertemuan.
Definisi kata “konvensional” berdasarkan kamus besar bahasa
Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.
Sementara itu, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah
“berdasarkan kesepakata umum” seperti budaya dan kebiasaan.
Menurut definisi diatas, bank konvensional ialah lembaga keuangan
yang bertugas menyalurkan dan menyimpan dana yang terdapat di
masyarakat, untuk mendapatkan keuntungan dan melaksanakan
administrasi bank tersebut menerapkan sistem bunga pada kredit yang
diambil oleh langsung nasabah. Penetapan suku bunga ditetapkan
dengan pedoman yang selalu menguntungkan pihak bank.
2. Tujuan Bank Konvensional
Mencari keuntungan dari selisih laba dan beban, pendapatan
diperoleh dari kegiatan pemberian pinjaman dan pembelian surat-surat
berharga, biaya berasal dari bunga dan pembayaran lain-lainnya saat
menarik dana dari masyarakat.
E. KARAKTERISTIK BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL
Tabel 2.1 Karakteristik Bank Syariah dan Bank Konvensional
Bank syari‟ah Bank Konvensional
1. Berinvestasi pada usaha yang halal
2. Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee
3. Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha
1. Bebas nilai 2. Sistem bunga 3. Besaran bunga tetap 4. Profit oriented
(kebahagiaan dunia) 5. Hubungan debitur-
13
4. Profit dan falah oriented (kebahagiaan akhirat dan dunia)
5. Pola hubungan: a. Kemitraan (musyarakah dan
mudharabah) b. Penjual-pembeli (murabahah,
salam dan istishna) c. Sewa menyewa (ijarah) d. Debitur-kreditur; dalam
pengertian equity holder (qard)
6. Ada dewan pengawas syariah (DPS)
kreditur 6. Tidak ada lembaga
sejenis dengan dewan pengawas Syariah
Perbankan Syariah. Source: Ojk, 2020
Persamaan bank konvensional dan bank syariah sebagai mana yang
dijabarkan dalam pasal 6 UUP sebagai berikut (Sembiring 2001:5) yaitu:
a. Memperoleh dana dari masyarakat berbentuk simpanan yakni berupa
giro, deposito berjangak, sertifikan deposito, tabungan serta bentuk
lainnya.
b. Menyerahkan pinjaman
c. mengeluarkan surat pengakuan utang
d. Membeli, menjual atau mejamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya
F. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis
bisnis merupakan evaluasi atas prospek dan resiko perusahaan untuk
tujuan pemgambilan keputusan bisnis. Keputusan bisnis ini meluas
sampai ekuitas dan penilaian utang, penilaian risiko kredit, prediksi laba,
pengujian audit, negoisasi konpensasi, dan keputusan bisnis lain yang tak
terhitung jumlahnya. Analisis bisnis membantu dalam membuat
keputusan berdasarkan informasi dengan membantu struktur tugas
14
keputusan melalui evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan,
strateginya, serta posisi dan kinerja keuangan (Subramanyam:4:2014)
laporan keuangan dapat dikatakan sebagai suatu penyajian yang
terstruktur tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Dimana tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermamfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam
membuat keputusan ekonomi. Dan laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari komponen berikut:
1. Laporan posisi keuangan
Persamaan akuntansi (accounting equation) juga disebut dengan
identitas laporan posisi keuangan, merupakan dasar sistem
akuntansi: aset = liabilitas + ekuitas. Sisi kiri persamaan terkait
dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau asset
(assets). Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan
menghasilkan laba masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk
menjalankan aktivitas operasi, perusahaan memerlukan pendanaan
untuk mendanainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi
sumber pendanaan. Liabilitas adalah pendanaan dari kreditor dan
mencerminkan kewajiban dari perusahaan, atau klaim kreditor atas
aset perusahaan. Ekuitas adalah total dari pendanaan yang di
investasikan atau dikontribusikan oleh pemilik modal dan akumulasi
laba yang melebihi distribusi kepada pemilik.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode (statement of
comprehensif/income). PSAK 1 memperkenalkan laba laporan laba
15
rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi
mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah
ekuitas entitas, yang bukan berasal dari transaksi dengan atau
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya
setoran modal atau pembagan dividen. Laba rugi konfrehensif teridir
dari:
a. Laba rugi
Laba rugi memberikan informasi mengenai pendapatan, beban,
dan laba rugi suatu entitas selama suuatu periode tertentu.
Laporan ini memberikan informasi mengenai hasil bersih entitas,
sama dengan jumlah laba bersih yang dilaporakan dalam laporan
laba rugi yang selama ini dikenal.
b. Penghasilan Komprehensif lain\
Penghasilan komprehensif lain atau biasa disebut OCT (Other
Comprehensif income) berisi pos-pos pendapatan dan beban
yang tidak diakui dalam laba rugi. Komponen penhasilan
komprehensif lainnya adalah:
1) Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak
berwujud, karena entitas menggunakan metode revaluasi
untuk satu atau lebih, kelompok aset tetapnya dan aset tak
berwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 16 aset tetapnya
dan PSAK 19 aset tak berwujud.
2) Keuntungan dan kerugian akturial atas program mamfaat
pasti, sebagaimana diatur dalam PSAK 24 imbalan kerja.
16
3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan
keuanga, sebagaimana diatur dalam PSAK 10 pengaruh
perubahan kas valuta asing.
4) Keuntungan dan kerugian pengukuran kembali aset keuangan
yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual,
sebagaimana diatur dalam PSAK 55 instrumen keuangan,
pengukuran dan pengakuan yang digantikan PSAK 71 saat ini
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode. Untuk suatu entitas
usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT), laba yang
ditahan dan tidak atau belum dibagikan sebagai dividen disajikan
dalam neraca sebagai dari ekuitas, selain itu sering kali terjadi
macam-macam transaksi dan kejadian yang menyebabkan terjadinya
perubahan saldo awal entitas sehingga sampai pada saldo akhir
ekuitas, agar para pemangku kepentingan dapat mengikuti
perubahan yang terjadi atas setiap komponen ekuitas dari masa ke
masa secara transparan, maka perlu disusun laporan tersendiri
dalam suatu laporan perubahan ekuitas. Laporan ini disusun dapat
melakukan analisis atas kelompok ekuitas serta dokumen dan ekuitas
serta dokumen dan catatan yang berkaitan dengan ekuitas, antara
lain keputusan rapat umum pemegang saham tentang pembayaran
dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal dan
perubahan pada komponen ekuitas lainnya, seperti penghasilan
komprehemsif lainnya.
4. Laporan arus kas sebelum periode (statement of cash flow).
Informasi tentang kas dan setara kas serta arus penerimaan dan
17
penggunaan dana kas dan setara kas adalah informasi yang sangat
penting dan berguna untuk di laporkan dan dipahami oleh para
pemangku kepentingan. Penyusunan laporan arus kasdapat
dilakukan berdasarian metode langsung dan metode tak langsung.
Metode langsung disusun berdasarkan jurnal penerimaan kas dan
bank, serta data pendukung lainnya. Sedangkan metode tak
langsung menyusun laporan arus kas dengan membandingkan
neraca awal dan neraca akhir, laporan laba rugi, serta data
pendukung lainnya. Laporan arus kas diatur dalam PSAK 2 laporan
arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain. Dan informasi komparatif
mengenai periode terdekat sebelumnya.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, yang
disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrosfektif dan membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
G. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Djoko Muljono (2015) laporan keuangan adalah
penggunaan laporan keuangan untuk menganlisis posisi dan kinerja
keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa
18
depan. Dengan tujuan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk
mencapai kinerja keuangan yang diharapkan.
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
adapun tujuan dan mamfaat analisis laporan keuangan yaitu
sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui posisi keuangan perubahan dalam satu
periode tertentu, baik harta, kewajban, modal, maupun hasil
usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
b) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya saja yang menjadi
kekurangan perusahaan.
c) Untuk mengtahui kekuatan-keuatan yang dimiliki.
d) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang
perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan saat ini.
e) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan, apakah
perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil
atau gagal.
f) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan
sejenis laporan hasil yang mereka capai.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kedua pendapat
memiliki maksud dan tujuan yang sama mengenai analisis laporan
keuangan dimana analisis laporan keuangan adalah suatu penelitian
laporan keuangan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja
keuangan dan membuat keputusan mengenai rencana perusahaan
19
kedepannya dengan menutupi kelemahan-kelemahan yang ada,
tetap mempertahankan yang sudah sesuai dengan keinginan
perusahaan dan menyusun strategi untuk menguatkan kekuatan
pada perusahaan. Dengan adanya analisis laporan keuangan kita
mampu mengetahui posisi keuangan (harta, modal, kewajiban),
kelemahan, kekuatan, langkah-langkah kedepannya, penilaian kinerja
dan perbandingan yang sejenis.
3. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah salah satu alat yang digunakan untuk
analisis keuangan. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan
penting dan dasar perbandingan dalam mengungkapnkan kondisi
yang sulit di deteksi dengan memeriksa setiap komponenyang
membentuk rasio. (Subramanyam:2014:36)
Rasio keuangan merupakan pengevaluasian terhadap keuangan
dan kinerja perusahaan dapat dilihat dimana titik kelemahan maupun
kekuatan dan bagian mana yang harus dipertahankan bahkan diubah
sesuai dengan target perusahaan. Dengan adanya hasil dari rasio
keuangan maka meihat keadaan kesehatan perusahaan. Adapun
rasio sebagai berikut:
a. Rasio Rentabilitas (Earning)
ROA (Return On Assets) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
penggunaan seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya.
Semakin tinggi atau baik rasio ROA yang dimiliki perusahaan
maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaan dalam
20
menghasilkan laba. Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia
(BI) adalah 1,5%.
ROA =
x 100%
Ket : ROA (Return On Asset) untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan.
b. Rasio BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
adalah rasio perusahaan yang membandingkan beban
operasional dengan pendapatan operasional. BOPO dapat melihat
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola beban
operasionalnya. Makin banyak beban operasional berarti makin
buruk pengelolaan perusahaan tersebut. Standar terbaik BOPO
menurut Bank Indonesia (BI) adalah 80%
BO/PO =
x 100%
Ket : BO/PO: rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional
c. Rasio Non Performing Financing
NPF (Non Performing Financing) adalah kredit bermasalah yang
terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan
macet. NPF ini menunjukkan kemampuan sebuah bank dalam
mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai
lunas. Standar terbaik NPF menurut Bank Indonesia (BI) adalah
NPF berada dibawah 5%. NPF digunakan dalam rumus adalah
21
NPF =
x 100%
Ket:
NPF : pembiayaan yang meliputi kredit kurang lancar, kredit
diragukan dan kredit macet.
d. Rasio Net Interest margin
NIM (Net Interest Margin) adalah untuk menunjukkan
kemanmpuan bank dalam menghasilkan pemdapatan dari bunga
dengan melihat kinerja dalam menyalurkan kredit. NIM dalam
suatu bank sehat bila memiliki nilai diatas 2%.
NIM =
x 100%
Ket:
NIM : pendapatan bunga bersih pada rata-rata aktiva
H. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan
bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan
dana maupun penyaluran dananya. Kepercayaan dan loyalitas pemilik
dana terhadap bank merupakan paktor yang sangat membantu dan
mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis
yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang memberi
kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka kepuasannya
menipis, hal ini sangat mengguntungkan bagi bank yang bersangkutan
22
kepada para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan
memindahkannya ke bank lain. (Amanah:2015)
Kinerja keuangan adalah gambaran baik buruk perusahaan
mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai suatu perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan
makan perusahaan tersebut akan semakin sehat. (Amanah:4:2015)
Definisi diatas kinerja keuangan menurut pendapat saya disimpulkan
bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi sebuah
perusahaan pada suatu periode yang dapat dilihat pada balance sheet
(neraca), income statement (laporan laba rugi), dan cash flow statement
(laporan arus kas) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai
penguat penilaian financial performance tersebut.
I. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Suhendro (2018) dengan judul
analisis perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah dan bank
umum konvensional di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
untuk mengetahui bank yang memiliki kinerja lebih baik 2007-2017. Pada
rasio CAR diketahui bahwa bank umum konvensional lebih tinggi
daripada bank umum syariah. Pada rasio NPL diketahui bank umum
syariah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Pada rasio ROA
diketahui bahwa bank umum konvensional lebih tinggi dibandingkan
dengn bank umum syariah. Pada BOPO diketahui bank umum syariah
lebih tinggi dibandingkan bank umum konvensional. Pada LDR diketahui
23
bahwa bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum
konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Kurniasari (2015) dengan judul
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Bank Umum
Syariah dengan Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional. Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja
keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang
mempunyai unit usaha syariah, dilihat dari rasio kinerja keuangan
perbankan syariah secara keseluruhan ada perbedaan siginifikan antara
kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang
mempunyai unit usaha syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Luh Dita Dian Wijaya (2017) dengan
judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Umum
Konvensional dan Perbankan Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kinerja perbankan syariah secara umum lebih baik dibandingkan
perbankan umum konvensional. Oleh karena itu, perbankan umum
konvensional dapat mempertimbangkan untuk membuka atau
mengkonversi menjadi bank umum syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh Abdus Samad (2017) dengan judul
Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Umum Konvensional dan
Bank Umum Syariah di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriktif dan uji hipotesis maka
kesimpulan dan penelitian menujukkan terdapat perbedaan pada ospek
likuiditas antara bank konvensional dan bank umum syariah dengan
24
demikian, bank umu konvensional lebih baik dari bank umum
konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Dwi Rahmawati (2018)
dengan judul Konsentrasi pasar dan Pertumbuhan Aset Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
konsentrasi pasar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
Peneltian yang dilakukan oleh Balgis Thayib (2017) dengan judul
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensional. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pada masing-masing rasio keuangan bank konvensional
dan bank syariah. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa bank
syariah lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio CAR,DER,LDR.
Sedangkann bank konvensional lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio
ROA,ROE,dan NPL.
Peneltian yang dilakukan oleh Abraham Muchlish (2016) dengan
judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank
Konvensional di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa rasio
keuangan bank syariah lebih tinggi dibandingkan rasio-rasio bank
konvensional. Rasio CAR bank umum syariah dapat ditingkatkan
kualitasnya dengan menambahan modal pada ROA dapat meningkatkan
laba dan menekan biaya operasional kinerja bank syraiah secara umum
dari segi penyaluran kredit dan profitabilitas lebih baik dibandingkan
kinerja bank konvensional.
Peneltian yang dilakukan oleh Yogie Yunanto (2019) dengan judul
Analisis Rasio Keuangan Perbankan terhadap Profitabilitas. Peneliti
25
dapat menyimpulkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA.
Karena LDR merupakan kemampuan bank untuk menyalurkan kredit agar
bankdapat meningkatkan ROA sehingga LDR harus ditingkatkan yang
disertai dengan pengelolaan kredit yang lebih baik.
Peneltian yang dilakukan oleh Rosmini dan Agusdiwana Suarni
(2019) dengan judul Analisis Perbandingan Rasio Keuangan antara Bank
Konvensional dan Bank Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dilihat dari rasio CAR, ROA, ROE, terdapat perbedaan rasio keuangan
antara bank konvensional dan bank syariah. Dilihat dari persentase rasio
keuangan bank konvensional lebih baik dari bank syariah sehingga bank
syariah perlu meningkatkan nilai ROA dan ROE nya belum sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga adanya kehati-
hatian dalam melakukan perluasan usaha.
Peneltian yang dilakukan oleh Ni Putu Lia Victoria (2015) dengan
judul Pengaruh Rasio Keuangan dan Non-Keuangan pada Kinerja
Keuangan Perbankan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa menemukan
bahwa variabel perputaran kas, efektivitas, pengelolaan hutang, tingkat
kredit yang disalurkan dan biaya CSR berpengaruh positif pada kinerja
keuangan dimana ini berarti terdapat peningkatan pada kinerja keuangan
dalam perusahaan.
26
J. Kerangka Pikir
Laporan keuangan
Bank syariah bank konvensional
Kinerja keuangan
1. Rasio ROA
2. Rasio BOPO
3. Rasio NPF
4. Rasio NIM
Gambar 2.1 Kerangka pikir
Pada gambar 2.1 diatas menunjukkan bahwa Penelitian ini
memberikan gambaran kinerja keuangan antara bank syariah dan bank
konvensional di indonesia periode 2016-2019 . berdasarkan tinjauan
pustaka mengenai kinerja keuangan bank yang terdiri dari rasio Return
On Asset, Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Rasio
Non Performing Financing, dan Rasio Net Interest Margin yang akan
dihitung, maka dapat disusun suatu model konsep untuk melihat kinerja
keuangan bank syariah dengan bank konvensional dilihat berdasarkan
rasio keuangan yang digunakan diatas.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Jenis data yang digunakan penulis ialah jenis deskriktif pendekatan
kuantitatif. Data kuantitatif ialah data berupa laporan keuangan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder berupa
dokumen yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui dari
internet, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
Data yang digunakan pada penelitian ini dari laporan keuangan bank
umum syariah dengan bank konvensional selama periode 2016-2019.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia
(BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar, Jalan Sultan Alauadin No.
259 Kota Makassar . Penelitian ini dillakukan juli sampai oktober 2020.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum
konvensional dan bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Ada 51 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Penulis menggunakan purposive sampling untuk menentukan sampel
dalam penelitian ini. Dimana penentuan sampel tersebut berdasarkan
kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah:
30
1. Bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Bank Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Mempublikasikan laporan keuangan periode 2016-2019
Adapun bank konvensional yang memenuhi kriteria yaitu 20 bank dan
bank konvensional hanya 3 bank yang memenuhi kriteria. Maka 3 bank
mewakili bank konvensional dan 3 bank mewakili bank syariah untuk
dijadikan sampel.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, Bank Syariah yang
memenuhi kriteria hanya 3 Bank sehingga penulis menggunakan 3 Bank
Syariah dan Bank Konvensional mewakili 3 bank sebagai sampel
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Bank Konvensional berdasarkan BEI
No Kode Nama Bank
1 BBCA Bank Capital Indonesia Tbk
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3 BGTG
Bank Ganesha Tbk
Source: BEI, 2020
Tabel 3.2 Bank Syariah berdasarkan BEI
No Kode Nama Bank
1 BBKP Bank Bukopin Tbk
2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
3 BRIS Bank BRIsyariah Tbk
Source: BEI, 2020
31
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode
pengumpulan data berupa dokumentasi data-data yang sudah jadi dan
diolah kembali oleh penulis. Penulis akan memanfaatkan data tersebut,
dokumentasi bisa dilakukan dengan cara mencatat ulang, memotret,
fotocopy atau membeli. Dalam hal ini penulis langsung memperoleh data
laporan keuangan tahunan yang di unduh dari dari website resmi Bursa
Efek Indonesia.
E. Teknik Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriktif pendekatan kuantitatif yaitu hasil rasio keuangan bank umum
syariah dengan bank konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat
fakta-fakta persamaan atau perbedaan yang terdapat dalam penelitian.
Adapun rasio yang digunakan adalah rasio keuangan:
a. Rasio Rentabilitas (Earning)
ROA =
x 100%
b. Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasonal
BOPO =
x 100%
c. Rasio Non Performing Financing
NPF =
x 100%
d. Rasio Net Interest Margin
NIM =
x 100%
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya.
Perusahaan perbankan memiliki beberapa karakteristiknya diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Bank adalah lembaga yang berperan penting sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (Surplus Spending Unit) dengan pihak yang
membutuhkan dana (Deficit Spending Unit), serta berfungsi untuk
memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
2. Perbankan merupakan industri yang mengandalkan kepercayaan
sehingga harus selalu menjaga kesehatannya dengan pemeliharaan
kecukupan modal, kualitas aktiva, manajemen, pencapaian profit dan
kecukupan likuiditas.
3. Pengelolaan bank harus selalu menjaga keseimbangan likuiditas
dengan kebutuhan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup
sesuai dengan penanamannya.
Bank dapat dipandang sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan
bagian dari system monoter yang mempunyai kedudukan strategis sebagai
penunjang pembagunan.
33
B. Sejarah dan Milestone Pt Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek hadir pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal didirikan oleh penmerintah belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Perkembangan dan pertumbuhan pasar
modal tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena pasar
modal sempat mengalami kevakuman. Kevakuman bursa efek disebabkan
oleh terjadinya perang dunia I yang mengharuskan bursa efek ditutup.
Pada tahun 1925-1942 bursa efek sempat dibuka kembali tetapi harus
ditutup lagi pada awal tahun 1939 karena adanya isu politik perang dunia
ke II. Perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia adalah penyebab operasi bursa efek tidak berjalan
semestinya sehingga pada tahun 1956-1977 perdagangan di bursa efek-
efek harus vakum.
Pada tahun 1977 Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal dan diresmikan kembali oleh presiden Soeharto pada tanggal 10
Agustus 1977 di BEI dijalankan dibawah naungan BAPEPAM (Badan
Pelaksanaan Pasar Modal). Emiten pertama pada saat pengaktifan
kembali pasar modal adalah PT Semen Cibinong. Namun pada tahun
1977-1987 perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat lesu, hingga pada
tahun 1987 jumlah emiten baru mencapai 24 emiten. Hal itu disebabkan
karena pada saat itu masyarakat lebih memilih instrumen perbankan di
bidangkan instrumen pasar modal. Pada tahun 1987 BEI menghadirkan
paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan perawatan umum dan investor asing.
34
Pada tahun 1988 Bursa Paralei Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikeola oleh perdagangan Uang dan Efek (PPUE) dengan organisasinya
yang terdiri dari broker dan dealer. Ditahun yang sama pemerintah
mengeluarkan paket Desember 88 (PAKDES 88) dengan tujuan untuk
mempermudah bagi perusahaan untuk go public. Pada tahun 1989 Bursa
Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh perseroan
terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 12 Juli
1992, telah ditetapkan sebagai HUT BEJ telah resmi menjadi perusahaan
swasta (swatanisasi) dan BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal yang sebelumnya Badan Pelaksana Pasar Modal.
Pada tanggal 21 Desember 1993, didirikan PT Pemeringkat Bursa
Efek Indonesia (PEFINDO). Sedangkan pada tahun 1995 Bursa Efek
Jakarta melunsurkan sistem operasi perdagangan yang dilaksanakan
dengan sistem operasi perdagangan yang dilaksanakan dengan sistem
komputer JATS (Jakarta Automated Trading System). Ditahun yang sama
pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1995
tentang pasar modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari
1996 Bursa Parael Indonesia kemudian merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
Pada tanggal 30 November 2007, Bursa Efek Surabaya (BES) dan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) digabungkan dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI). Setelah lahirnya BEI, pada tahun 2008 suspensi
perdagangan di berlakukan dan dibentuk penilai Harga Efek Indonesia
(PHEI) pada tahun 2009. Selain itu, ditahun yang sama PT Bursa Efek
Indonesia mengubah sistem perdagangan yang sama (JATS) dan
35
meluncurkan sistem perdagangan barunya yaitu JATS-nextG yang
digunakan sampai sekarang. Pada tahun 2011 badan lain yang didirikan
oleh BEI adalah PT indonesia Capital Market Elektronik Library (ICaMEL),
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2012, dan di akhir tahun 2012
BEI mendirikan Securitas Investor Protection Fund (SIPF), dan prinsip
syariah dan mekanisme perdagangan syariah juga diluncurkan.
Bursa Efek Indonesia membuat suatu kampanye yang disebut “Yuk
Nabung Saham” yang ditunjukkan kepada seluruh masyarakat indonesia
untuk mau memulai berinvestasi di pasar modal. Kampanye ini mulai di
perkenalkan pertama kali pada tanggal 12 November 2015 sampai
sekarang. Di tahun yang sama doresmikan LQ-45 Index Futures.
Kemudian pada tahun 2016, Tiack Size dan batas Autorojection kembali
disesuaikan, IDX Channel di luncurkan pada tahun 2017, IDX Incubator
diresmikan, relaksasi margin, dan New Data Center telah diperbaharui,
launching penyelesaian transaksi T+2 dan penambahan tampilan informasi
notasi khusus kode perusahaan yang tercatat.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia).
1. Visi dan Misi Perusahaan Bursa Efek Indonesia
a. Visi menjadi Bursa Efek yang konpetitif dengan kredibilitas tingkat
dunia.
b. Misi menyediakan infrastruktur untuk mendukung
terselenggarahnya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan
efisiensi serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan
(stakrholders).
36
C. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
1. Job Description
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) : orang yang memiliki
kewenangan khusus yang tidak diberikan kepada dewan komisaris
dan direksi terkait penetahan keputusan-keputusan penting yang
berhubungan dengan kebijakan bursa.
b. Dewan Komisaris : bertugas mengarahkan pengelolaan tersebut
sesuai dengan visi dan misi Bursa yang telah digariskan, serta
kebijakan dan paduan tata kelola perusahaan yang berlaku, dalam
rangka mengupayakan pertumbuhan nilai jangka panjang yang
berkesinambungan bagi segenap pemangku kepentingan.
37
c. Direktur Utama : bertanggung jawab untuk mengkoordinasi para
direktur serta kegiatan-kegiatan satuan pemeriksa internal,
Sekretaris perusahaan termasuk hubungan masyarakat, dan Divisi
Hukum.
d. Direktur Penilaian Perusahaan : bertanggung jawab atas kegiatan
operasional yang terkait dengan penilaian pendahuluan
perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian keterbukaan
perusahaan, penelahan aksi korporasi perusahaan, pembinaan
emiten termasuk edukasi perusahaan.
e. Direktur Perdagangan dan Pengaturan anggota Bursa :
bertanggung jawab atas kegiatan operasional perdagangan
saham, perdagangan informasi pasar data feed, perdagangan
surat utang dan derivatif serta pelaporan transaksi surat utang.
f. Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan : bertanggung
jawab untuk memastikan dan mengkoordinasi kegiatan
pengawasan dan analisis terhadap aktivitas perdagangan efek di
bursa untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan
wajar, sehingga dapat menjaga integritas dan kredibilitas bursa
efek dan pasar modal.
g. Diektur Pengembangan : bertanggung jawab atas kegiatan
operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal
dan ekonomi, pengembangan produk dan usaha, kegiatan
pemasaran, kegiatan edukasi dan sosialisasi Direktur
Pengembangan.
h. Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko : bertanggung jawab
atas kegiatan operasional yang terkait dengan pengembangan
solusi bisnis teknologi informasi, operasional teknologi informasi,
38
manajemen resiko, dan pengelolaan data database management
direktur teknologi informasi dan manajemen direktur teknologi
informasi dan manajemen resiko.
i. Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia : bertanggung
jawab atas kegiatas operasional yang terkait dengan pengelolaan
keuangan perusahaan, pengelolaan dan pengembangan sumber
daya manusia, pengelolaan administrasi dan kegiatan umum
lainnya direktur keuangan dan sumber daya manusia.
D. Hasil Penelitian
Dalam menganalisis bank syariah dan bank konvensional dapat
dilakukan menggunakan beberapa rasio yaitu ROA untuk menilai
kemampuan perusaahan dalam memperoleh keuntungan, BOPO
digunakan untuk melihat pendapatan operasional terhadap beban
operasional, NPF untuk melihat kemampuan perusahaan melunasi utang,
dan NIM digunakan untuk memperoleh pendapatan bunga bersih.
Selanjutnya bisa dilihat berdasarkan tabel dibawah mengenai analisis bank
syariah dengan bank konvensional periode 2016-2019.
Tabel 4.1 Rasio Keuangan ROA
No Tahun Bank
Konvensional
ROA
(%)
Bank Syariah ROA
(%)
1 2016
Bank Central Asia
Tbk
3,05
Bank Bukopin Tbk
1,3
2017 3,1 0,2
2018 3,2 0,4
2019 3,4 0,3
39
2
2016
Bank Rakyat
Indonesia
(persero) Tbk
1,51
Bank Danamon
Indonesia Tbk
1,6
2017 0,2 2,1
2018 2,2 2,2
2019 2,8 2,2
3
2016
Bank Ganesha
Tbk
1,74
Bank BriSyariah Tbk
0,6
2017 1,1 0,3
2018 0,2 0,3
2019 0,3 0,2
Rata-rata 1,9 1,6
Sumber: data diolah (2020) Berdasarkan tabel 4.1 diatas dilihat bahwa pengolahan data diatas
dengan menghitung rasio ROA menunjukkan bahwa bank konvensional
mempunyai rasio rata-rata sebesar 1,9% lebih besar daripada bank syariah
mempunyai rata-rata sebesar 1,6%. Sehingga dapat dilihat kemampuan
perusahaan bank konvensional dalam menghasilkan laba lebih baik
dibandingkan dengan bank syariah.
Tabel 4.2 Rasio Keuangan BOPO
No Tahun Bank Konvensional
BOPO (%)
Bank Syariah BOPO (%)
1 2016
Bank Central
Asia Tbk
33,7
Bank Bukopin Tbk
70,20
2017 23 75,97
2018 65,4 75,87
2019 57,3 87,82
2 2016 Bank Rakyat 69,5 Bank Danamon 57,84
40
2017 Indonesia
(persero) Tbk
69,9 Indonesia Tbk 53,66
2018 69,3 55,33
2019 71,3 69,75
3
2016
Bank Ganesha
Tbk
82,4
Bank BriSyariah Tbk
53,85
2017 83,7 55,4
2018 97,4 53,47
2019 101,6 58,75
Rata-rata 68,70 57,84
Sumber: data diolah (2020)
berdasarkan tabel 4.2 diatas dilihat bahwa pengolahan data diatas
dengan menghitung rasio BOPO menunjukkan bahwa bank konvensional
bahwa Bank konvensional memiliki rasio rata-rata sebesar 68,70% dan
bank syariah memiliki rasio rata-rata sebesar 57,84%. Sehingga dapat
dilihat kemampuan perusahaan bank konvensional mengelola beban
operasionalnya lebih baik daripada bank syariah.
Tabel 4.3
Rasio Keuangan NPF
No Tahun Bank
Konvensional
NPF Bank Syariah NPF
1 2016
Bank Central
Asia Tbk
1,3
Bank Bukopin Tbk
2,8
2017 1,5 6,4
2018 1,5 7,9
41
2019 1,4 4,5
2
2016
Bank Rakyat
Indonesia
(persero) Tbk
1,1
Bank Danamon
Indonesia Tbk
3,2
2017 1,1 3
2018 1,2 2,8
2019 1,3 3,6
3
2016
Bank Ganesha
Tbk
1,3
Bank BriSyariah Tbk
1,3
2017 0,8 0,1
2018 4,4 0,1
2019 2,3 0,3
Rata-rata 1,6 3,2
Sumber: data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dilihat bahwa pengolahan data diatas
dengan menghitung rasio NPF menunjukkan bahwa bank konvensional
memiliki rasio rata-rata sebesar 1,6% dan bank syariah memiliki rasio
rata-rata sebesar 3,2%. Sehingga dapat dilihat kemampuan perusahaan
bank konvensional untuk melunasi utang sudah cukup baik daripada bank
syariah.
Tabel 4.4
Rasio Keuangan NIM
No Tahun Bank
Konvensional
NIM
(%)
Bank Syariah NIM
(%)
1 2016
Bank Central
Asia Tbk
12
Bank Bukopin Tbk
18
2017 25 18
2018 11 17
42
2019 11 15
2
2016
Bank Rakyat
Indonesia
(persero) Tbk
18
Bank Danamon
Indonesia Tbk
17
2017 18 17
2018 17 15
2019 17 15
3
2016
Bank Ganesha
Tbk
7
Bank BriSyariah Tbk
1
2017 9 1
2018 9 0
2019 8 0
Rata-rata 13 11
Sumber: data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dilihat bahwa pengolahan data diatas
dengan menghitung rasio NIM menunjukkan bahwa bank konvensional
memiliki rasio rata-rata sebesar 13% dan bank syariah memiliki rasio rata-
rata sebesar 11%. Sehingga dapat dilihat kemampuan perusahaan bank
konvensional menghasilkan pendapatan dari bunga dalam penyaluran
kredit.
E. Pembahasan
Penelitian ini untuk melihat kinerja keuangan bank konvensional
dengan bank syariah dilihat dari rasio Return On Asset (ROA),Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing
Financing (NPF), dan Net Interest Margin (NIM). Agar lebih jelas maka
hasil dari pengukuran kinerja keuangan dilihat pada tabel dibawah ini:
43
Tabel 4.5 Rasio Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah
NO
Bank Konvensional Bank Syariah
ROA (%)
BOPO (%)
NPF (%)
NIM (%)
ROA (%)
BOPO (%)
NPF (%)
NIM (%)
1
2016 3,05 33,7 1,3 12 1,3 70,20 18 9,1
2017 3,1 23 1,5 25 0,2 75,97 18 9,0
2018 3,2 65,4 1,5 11 0,4 75,87 17 8,3
2019 3,4 57,3 1,4 11 0,3 87,82 15 7,7
2
2016 1,51 69,5 1,1 18 1,6 57,84 17 8,3
2017 0,2 69,9 1,1 18 2,1 53,66 17 8,3
2018 2,2 69,3 1,2 17 2,2 55,33 15 7,6
2019 2,8 71,3 1,3 17 2,2 69,75 15 7,5
3
2016 1,74 82,4 1,3 7 0,6 53,85 1 0,5
2017 1,1 83,7 0,8 9 0,3 55,4 1 0,5
2018 0,2 97,4 4,4 9 0,3 53,47 0 8,2
2019 0,3 101,6 2,3 8 0,2 58,75 0 7,8
Rata-rata 1,9 68,70 1,6 13 1,6 57,84 3,2 11
Sumber: data diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa kinerja keuangan
bank konvensional masih lebih tinggi daripada bank syariah secara nilai
rata-rata. Karena, pendapatan bank konvensional masih lebih tinggi
daripada bank syariah meskipun keduanya memperoleh pendapatan tetapi
laba yang diperoleh bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah.
02
44
Gambar 4.2 Grafik Rasio Keuangan
Sumber: data diolah (2020)
Rasio ROA Bank syariah dan bank konvensional, tentunya terdapat
gap yang sangat tinggi, karena seperti yang kita ketahui bank
konvensional dipastikan memiliki laba yang jauh lebih besar karena bank
konvensional sistem bunga pada setiap transaksi kredit yang
menyebabkan laba yang didapat lebih besar. Sedangkan bank syariah
yang mengharapkan riba dalam hal sistem bunga, hanya menerapkan
sistem bagi hasil yang apabila terjadi kerugian maka pihak bank tetap
bertanggung jawab. Itulah mengapa rata-rata laba yang dihasilkan bank
syraiah tergolong kecil jika dibandingkan dengan bank konvensional.
Rasio BOPO bank syariah dan bank konvensional berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa BOPO bank
konvensional masih lebih tinggi walaupun keduanya memiliki pendapatan
operasionalnya lebih tinggi daripada beban operasional. Alasan mengapa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
bank syariah bank konvensional
ROA
BOPO
NPF
NIM
45
BOPO bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah karena
pendapatan operasional diperolah dari kegiatan operasional masing-
masing bank. Sedangkan kegiatan operasional bank konvensional dan
bank syariah memiliki prinsip yang berbeda. Karena bank syariah itu
mengenal prinsip wadiah dan mudharabah. yang pada penerapannya
prinsip wadiah dimana pihak bank hanya ditipkan amanah oleh nasabah
dan harta titipan tersebut tidak boleh dimamfaatkan oleh pihak bank dan
hanya bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan. Untuk prinsip
mudharabah pihak bank bertindak sebagai (mudharib) pengelola dan
pemilik modal sebagai sahibul maal keuntungan yang didapat bank syariah
dalam akad ini hanya didasarkan dari proses bagi hasil.
Bisa kita lihat dari prinsip yang digunakan oleh bank syariah tersebut
menyebabkan mengapa pendapatannya lebih sedikit daripada bank
konvensional karena prinsip yang digunakan mengharamkan bentuk
keuntungan yang termasuk dalam kategori riba Berbeda dengan bank
konvensional yang pendapatannya diperoleh dari hasil bunga yang masih
mengandung unsur riba.
Rasio NPF bank syariah dan bank konvensional berdasarkan hasil
penelitian bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah. Bank
syariah memiliki rasio rata-rata lebih besar karena bisa disebabkan oleh
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang masih tinggi daripada bank
konvensional. Selain dari ukuran perusahaan yang lebih besar, bank
syariah juga lebih meningkatkan kinerja untuk melunasi utang perusahaan
Rasio NIM bank syariah dan konvesioanal berdasarkan penelitian
pendapatan bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah karena
46
pendapatan bunga yang diterima dibank konvensional lebih tinggi dari pada
bank syariah disebabkan penyaluran kredit bank konvensional menerapkan
sistem bunga sedangkan bank syariah hanya menerapkan sistem bagi
hasil.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan dari
bank umum syariah dan bank konvensional manakah yang lebih baik dan
sehat dilihat dari kinerja keuangan berdasarkan rasio rasio keuangan
yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. ROA pada Bank Konvensional memiliki rasio lebih tinggi daripada
Bank Syariah. Karena, bank konvensional memiliki laba yang jauh
lebih besar. bank konvensional menerapkan sistem bunga pada
setiap transaksi kredit yang menyebabkan laba yang didapat lebih
besar Sedangkan bank syariah yang mengharapkan riba dalam hal
sistem bunga hanya menerapkan sistem bagi hasil yang apabila
terjadi kerugian maka pihak bank tetap bertanggung jawab.
2. BOPO pada Bank Konvensional memiliki rasio lebh tinggi dari Bank
Syariah. Karena BOPO bank konvensional lebih tinggi daripada bank
syariah. pendapatan operasional diperoleh dari kegiatan operasional
masing-masing bank. Sedangkan kegiatan operasional bank
konvensional dan bank syariah memiliki prinsip yang berbeda.
3. NPF bank syariah dan bank konvensional berdasarkan hasil penelitian
bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah. Bank syariah
memiliki rasio rata-rata lebih besar karena bisa disebabkan oleh
48
kemampuan perusahaan untuk melunasi utang masih tinggi daripada
bank konvensional. Selain dari ukuran perusahaan yang lebih besar,
bank syariah juga lebih meningkatkan kinerja untuk melunasi utang
perusahaan
4. NIM bank syariah dan konvesional berdasarkan penelitian
pendapatan bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah
karena pendapatan bunga yang diterima dibank konvensional lebih
tinggi dari pada bank syariah disebabkan penyaluran kredit bank
konvensional menerapkan sistem bunga sedangkan bank syariah
hanya menerapkan sistem bagi hasil.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka adapun saran yang dapat
diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya agar dapat menambah beberapa variabel rasio yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Penelitian selanjutnya bisa memperbanyak populasi dan sampel
penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena terdiri dari
banyaknya perusahaan perbankan.
3. Diharapkan perbankan syariah bisa dijangkau hingga pelosok agar
masyarakat bisa menjangkau dan menabung di bank syariah
4. Diharapkan kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja untuk
mencapai target perusahaan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Amanah. (2015 ). Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah negara vs Swasta.
Jurnal Islaminomic, Vol.6 No.2, 1-13.
Donald, K. (2018). Akuntansi Keuangan Menengah Intermediate Accounting.
Jakarta: Salemba Empat.
Kurniasari, W. (2015). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah Bank Umum Syraiah dengan Unit Usaha Syariah pada Bank
Konvensional. Jurnal Muqtasid. Volume 6, Nomor 1, 81-103.
Muchlish, A. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan
Bank Konvensional Di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Pemasaran
Jasa Vol. 9 No.1, 129-156.
Muljono, D. (2015). Buku Pintar Akuntansi Perbankan dan Lembaga Keuangan
Syariah. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Nurfahmi, H. A. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja
Bank. Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 4, 1-11.
Rahmawati, H. D. (2018). Konsentrasi Pasar dan Pertumbuhan Aset terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah dan
Filantropi Islam Vol. 2, No.2, 165-170.
Rosmini, & Suarni, A. (2019). Analisis Perbandingan Rasio Keuangan antar Bank
Konvensional dan Bank Syariah. Jurnal Ar-Ribh Fakultas Ekonomi dan
Islam. Vol 2. No 1, 102-113.
Samad, A. (2017). Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum Syariah Di Indonesia. Ebbank Vol.8, No.1,
67-88.
Suarni, A., & Astika, S. (2018). Analisis Penerapan Akuntansi Syariah
Berdasarkan PSAK 102 Pada Pembiayaan Murabahah Di PT.Bank BNI
Syariah Di Cabang Makassar. Jurnal Ar-Ribh Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Volume 1 No 1, 92-110.
Subramanyam, K. R. (2017). Analisis Laporan Keuangan Financial Statement
Analysis. Jakarta: Salemba Empat.
Suhendro, D. (2018). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum
Syariah dan Bank Umum Konvensional Di Indonesia. Jurnal Masharif al-
syariah Vol.3, no.1, 1-26.
50
Thayib, B. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan
Bank Konvensional. Jurnal Emba Vol.5 No.2, 1759-1768.
Victoria, N. L. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan dan Non-Keuangan pada
Kinerja Keuangan Perbankan. E-Jurnal Akuntansi Vol.13 No.2, 625-642.
Wijaya, L. D. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja keuangan Perbankan Umum
Konvesional dan Perbankan Syariah. E-jurnal Akuntansi Unversitas
Udayana Vol.20.3, 2217-2243.
Yunanto, Y. (2019). Analisis Rasio Keuangan Perbankan terhadap Profitabilitas.
e-Jurnal akuntansi Vol.29 N0.2, 716-726.
https://www.sahamok.com/Bank/daftar-bank-syariah/amp/ (diakses hari minggu
tgl 12 April 2020 jam 11:47)
file:///E:/referensi/UU No 21 Tahun 2008 perbankan syariah.pdf (diakses hari
minggu tgl 12 April 2020 jam 10:03)
http://rivankurniawan.com/2019/07/17/perkembangan-perbankan-syariah/diakses
hari minggu tgl 12 April 2020 jam 12:24)
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/pages/daftar-alamat-
kantor-pusat-bank-umum-dan-syariah.aspx. diakses hari kamis tgl 16 April 2020
jam 17:10
https://www.edusaham.com/2019/04/daftar-perusahaan-perbankan-terdaftar-di-
bei.html. diakses hari jum'at tgl 26 Juni 2020 jam 10:17
https://www.google.com/amp/s/www.simulasikredit.com/amp/apa-perbedaan-npf-
Non-Performing-financing-vs-npl-npn-peforming-loang/ diakses hari senintgl 21
September 2020 jam 19:08
www.idx.co.id
www.ojk.go.id
51
L A M P I R A N
52
Lampiran 1: Laporan Keuangan
53
54
55
56
57
58
59
60
Lampiran 2: Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia Tbk
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Lampiran 3: Laporan Keuangan Bank Ganesha Tbk
74
75
76
77
Lampiran 4: Laporan Keuangan Bank Bukopoin Tbk
78
79
80
81
82
83
84
85
86
Lampiran 5: laporan Keuangan Bank Damanon Tbk
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
Lampiran 6: Laporan Keuangan Bank BRISyariah
99
100
101
102
103
104
105
Lampiran 7: Surat Balasan Penelitian
106
BIOGRAFI PENULIS
Eka Hamriani, lahir di Caramming pada tanggal 25
Mei 1998 dari pasangan Bapak Sarifuddin dan Ibu
Nirmawati. Peneliti adalah anak pertama dari empat
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di
Borongloe, Jln. Poros malino Kabupaten Gowa,
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu TK
Nurul hidayah lulus tahun 2004, SDN 291 Lobi lulus
tahun 2010, SMP Negeri 31 Bulukumba lulus tahun
2013, SMK Negeri 9 Bulukumba lulus tahun 2016
dan pada tahun 2016 penulis mengikuti program
studi Akuntansi di Universitas Muhammadiyah
Makassar sampai sekarang. Sampai menulis skripsi ini penulis masih
terdaftar sebagai mahasiswa aktif di jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.
Top Related