Download - Analisa trichoderma

Transcript
  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    1/21

    KARYA TULIS ILMIAH

    ANALISA PEMBERIAN Trichodermasp. TERHADAP

    PERTUMBUHAN KEDELAI

    Oleh :

    Lisa Marianah, SP.

    BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI

    2013

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    2/21

    KARYA TULIS ILMIAH

    ANALISA PEMBERIAN Trichodermasp. TERHADAP

    PERTUMBUHAN KEDELAI

    Oleh:

    Lisa Mariananh, SP.

    Disetujui,Kepala Balai Pelatihan Pertanian Jambi

    Dr. Ir. Teddy Rachmat Muliady, MMNIP. 19600511 198603 1 001

    BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI2013

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    3/21

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa atas

    rahmat, nikmat dan kesempatan yang telah diberikanNya, sehingga dapat

    merampungkan karya tulis ini yang berjudul Analisa Pemberian Trichoderma sp.

    Terhadap Pertumbuhan Kedelai

    Pembuatan karya tulis ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk

    mengimplementasikan ilmu sekaligus mengembangkan potensi yang ada pada sang

    penulis untuk Balai Pelatihan Pertanian Jambi.

    Dalam karya tulis ini dijelaskan bagaimana pengaruh pemberian pupuk

    organik yang mengandung jamur Trichodermasp terhadap pertumbuhan kedelai dan

    produksinya serta manfaat pupuk organik dalam budidaya tanaman sehingga dapat

    menjadi pupuk alternatif yang sangat potensial dan ramah lingkungan.

    Selanjutnya karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua untuk

    meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Masukan dari semua pihak sangat

    diharapkan supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan baik.

    Jambi, 23 September 2013Kepala Balai,

    Dr. Ir. Teddy Rachmat Muliady, MMNIP. 19600511 198603 1 001

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    4/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah untuk tujuan

    memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik khemis, fisis maupun

    biologisnya. Kesuburan kimia tanah dinilai dari kandungan ion mineral dan kapasitas

    pertukaran kationnya untuk menyediakan makanan siap saji bagi tanaman. Kesuburan

    fisis adalah keadaan tanah yang tidak kompak atau gembur sehingga menyediakan

    aerasi dan drainase yang baik dan tidak menyiksa akar tanaman. Sedangkan

    kesuburan biologis tanah juga sangat penting, kandungan mikroorganisme tanah yang

    mendukung proses penguraian bahan organik menjadi mineral anorganik adalah

    definisi kesuburan biologis tanah.

    Perbaikan kondisi kesuburan tanah yang paling praktis adalah dengan

    penambahan pupuk ke tanah. Namun perlu diperhatikan keseimbangan kesuburan

    tanah sehingga pupuk yang diberikan dapat efektif dan efisien. Penambahan pupuk

    anorganik yang menyediakan ion mineral siap saji saja akan merusak kesuburan fisis

    tanah, dimana tanah akan menjadi keras dan kompak. Dengan demikian,

    pengaplikasian pupuk organik akan sangat membantu dalam memperbaiki kondisi

    tanah. Akan tetapi pupuk organik lebih lambat terurai menjadi ion mineral, sehingga

    diperlukan penambahan mikroorganisme ke dalam tanah yang dapat mempercepat

    proses dekomposisi dan menjaga kesuburan tanah.

    Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk

    biologis tanah adalah jamur Trichodermasp. Jamur ini merupakan salah satu jenis

    mikroorganisme penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapang.

    Beberapa spesies Trichoderma yang sudah dilaporkan sebagai agensia hayati yaituseperti: T. Harzianum, T. Viridae, dan T. Koningi yang berspektrum luas pada

    berbagai tanaman pertanian. Biakan jamur Trichoderma dalam media aplikatif seperti

    dedak dapat diberikan ke areal pertanaman dan berlaku sebagai biodekomposer yang

    mendekomposisi limbah organik menjadi kompos yang bermutu. Serta dapat berlaku

    sebagai biofungisida, yang mana jamur ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa

    jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain: Rigidoporus lignosus, Fusarium

    oxysforum,Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, dll.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    5/21

    1.2Tujuan

    Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik yang mengandung

    TrichodermaSp. dan pemberian pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan

    produksi kedelai

    2. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme

    3. Memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada disekitar Balai untuk mengatasi

    kekurangan kebutuhan pupuk.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    6/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Kedelai (GlycineMax. L. Merril)

    Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan

    oleh manusia sejak 2500 SM. Tanaman kedelai menyebar ke beberapa negara

    sejalan dengan berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi di awal

    abad ke-19 yaitu Jepang, Korea, India, Australia dan Amerika. Di Indonesia

    sendiri tanaman mulai dikenal oleh masyarakat khususnya pulau jawa sekitar abad

    ke-16 yang dibawa oleh imigran Cina (Adisarwanto, T. 2005). Sedangkan

    menurut Rukmana, R. dan yuniarsih, Y (1996) Tanaman kedelai mulai di tanam di

    pulau Jawa dan Bali pada tahun 1750.

    Menurut Adisarwanto, T. (2005), pada awalnya kedelai dikenal dengan

    beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Pada tahun 1984 telah

    disepakati bahwa nama botani tanaman kedelai adalah Glycine max (L.) Merill

    dengan klasifikasi sebagai berikut:

    Kingdom : plantaeSubkingdom : CormobiontaDivisi : SpermatophytaSubdivisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeSubkelas : ArchichlamydaeOrdo : RosalesSubordo : Leguminosinae Famili : LeguminosaeSubfamili : PapilionaceaeTribe : PhaseoleaeSubtribe : Phaseolinae (Glycininae)Genus : Glycine

    Subgenus : GlycineSpesies : Glycine max(L.) Merill

    Kedelai merupakan komoditi pertanian salah satu bahan pangan utama

    setelah padi dan jagung, serta sebagai sumber protein nabati utama bagi

    masyarakat yang digunakan baik sebagai bahan makanan, pakan ternak, bahan

    baku industri maupun bahan penyegar. Bahkan dalam perdagangan pasar

    internasional, kedelai jga merupakan komoditas ekspor berupa minyak nabati.

    Selain itu kedelai juga berkhasiat sebagai obat beberapa jenis penyakit. Hasil

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    7/21

    penelitian di Inggris menunjukkan bahwa kedelai berkhasiat sebagai pencegah

    kanker dan jantung koroner, karena mengandung senyawa Phenolik da asam

    lemak tak jenuh yang dapat menekan terbentuknya senyawa Nitrosamin penyebab

    penyakit kanker. Di samping itu kadar letichin dalam kedelai dapat menhancurkan

    timbunan lemak dalam tubuh, sehingga secara tidak langsung dapat menekan

    penyakit darah tinggi dan diare (Rukmana, R. dan yuniarsih, Y, 1996).

    Perkembangan produksi kedelai tahun 1992 merupakan puncak produksi

    kedelai mencapai 1.8 juta ton. Sejak tahun 1993 produksi kedelai terus menurun,

    tahun 2003 tinggal 671.600 ton disebabkan gairah petani menanam kedelai turun

    dipicu masuknya kedelai impor dengan harga murah. Adanya kemudahan impor

    kedelai dengan bea masuk impor/tariff nol persen (0 %), membuat harga kedelai

    nasional tidak dapat bersaing dengan kedelai impor yang lebih murah. Tahun

    2004 s/d 2006 produksi mulai meningkat namun sangat lambat sebesar 723.483

    ton (2004), 808.353 ton (2005) dan 746.611 ton (2006). Tahun 2007 turun

    kembali 20 % dari 2006 menjadi 608.000 ton.(Press Release Mentan Pada Panen

    Kedelai[05-Feb-2008]http://ditjentan.deptan.go.id, Last Updated ( Monday, 04

    February 2008).

    Sebelum tahun 1990 impor kedelai hanya dibawah 500.000 ton dengan

    nilai rata-rata per tahun sebesar US$ 128 juta. Impor kedelai meningkat tajam dari

    tahun ke tahun pada tahun 2000 mencapai 1,3 juta ton dengan nilai US$ 300 juta.

    Impor kedelai dari tahun 20002005 rata-rata 1,1 juta ton dengan nilai US$ 358

    juta atau setara Rp. 3,58 triliun ( 1 US$ = Rp. 10.000,-). (Press Release Mentan

    Pada Panen Kedelai[05-Feb-2008]http://ditjentan.deptan.go.id, Last Updated

    ( Monday, 04 February 2008.)

    Syarat tumbuh tanaman kedelai sebagai berikut:

    a.

    Tanah

    Tanaman Karya tulis dapat tumbuh pada berbagai Jenis tanah dengan syarat

    Drainase dan aerasi tanah cukup baik serta ketersediaan air yang cukup selama

    masa pertumbuhan.

    Karya tulis dapat tumbuh pada jenis tanah :

    Alluvial, regosol grumosol, latosol dan andosol

    Podsolik Merah Kuning, dan tanah yang mengandung pasir kwarsa, perlu

    diberi pupuk organik, Fosfat dan pengapuran.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    8/21

    b. Iklim

    Curah Hujan :optimal 100 -200 ml/bulan hujan merata

    Temperatur : antara 2527 derajat celcius, dengan penyinaran penuh (min.

    10 jam/hari)

    Kelembaban suhu : Rata-rata 50%

    Tinggi dari permukaan laut : 0900 meter optimal 650 mdpl

    c. Air

    Masa vegetatif (pertumbuhan) : curah hujan cukup

    Masa generatif (Pembungaan) : curah hujan yang kurang saat pembungaan

    dan pematangan biji sangat berpengarruh terhadap peningkatan hasil karya

    tulis.

    2.2 Pupuk Bokashi

    Kata bokashi berasal dari bahasa Jepang yang artinya kira-kira bahan-

    bahan organik yang sudah diuraikan (difermentasi). Pupuk bokashi merupakan

    salah satu bentuk pupuk organik yang terbuat dari campuran antara bahan-bahan

    organik dan pupuk kandang yang difermentasi atau didekomposisi oleh

    mikroorganisme. Adapun bahan organik yang bisa digunakan dalam pembuatan

    bokashi adalah sebagai berikut: jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan,

    limbah organik pengolah pabrik jagung dan masih banyak lagi yang lainnya.

    Perlakuan yang umum dilakukan berupa penciptaan lingkungan makro yang

    dikondisikan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Perlakuan fermentasi dapat

    dipercepat dengan cara penambahan mikroorganisme dekomposer atau aktifator.

    Ada dua cara untuk mempercepat terjadinya pelapukan bahan organik

    yaitu pengaturan kondisi iklim mikro seperti suhu dan kelembapan sehingga

    sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme pengurai seperti penambahan atau

    pemberian mikroorganisme pengurai sebagai starter atau aktivator. Salah satunya

    adalah dengan penambahan jamur Trichodermasp.

    Faktor yang mempengaruhi pengomposan diantaranya:

    a.Nilai C/N bahan

    Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan

    semakin sedikit

    b.Ukuran bahan

    Bahan yang keras dicacah hingga ukuran 0,5-1 cm, sedangkan untuk bahan

    yang lunak/ tidak terlalu keras dicacah dengan ukuran sekitar 5 cm

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    9/21

    c.Komposisi bahan

    d.Jumlah mikroorganisme

    Dengan penambahan mikroorganisme diharapkan proses pengomposan akan

    lebih cepat

    e.Kelembapan dan aerasi

    Pada umumnya mikroorganisme dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40-

    60%. Kelembapan lebih rendah atau lebih tinggi dapat menyebabkan

    mikroorganisme tidak berkembang atau mati.

    f.Temperatur

    Temperatur optimal sekitar 30-50o C

    g.Keasaman (pH)

    Kisaran pH yang baik adalah sekitar 6-7 (netral)

    Pupuk bokashi memiliki banyak manfaat baik untuk tanah dan juga bagi

    pertumbuhan tanaman itu sendiri diantaranya membantu memperbaiki struktur

    tanah, meningkatkan permeabilitas tanah, mengurangi ketergantungan lahan pada

    pupuk anorganik, berperan sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tanah,

    meminimalkan penggunaan pupuk anorganik, memperbaiki kualitas tanaman

    (tanaman menjadi segar dan rasanya lebih enak), memperbaiki drainase dan tata

    udara dalam tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, mengandung

    hara yang lengkap walaupun dalam jumlah yang sedikit, membantu proses

    pelapukan bahan mineral, dan menurunkan aktifitas mikroorganisme yang

    merugikan.

    Tabel 1. Kandungan hara kompos secara umum

    Komponen Kandungan (%)

    Kadar air 41,00-43,00

    C Organik 4,83-8,00

    N 0,10-0,51

    P2O5 0,35-1,12

    K2O 0,32-0,80

    Ca 1,00-2,09

    Mg 0,10-0,19

    Fe 0,50-0,64

    Al 0,50-0,92

    Mn 0,02-0,04

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    10/21

    2.3 Jamur Trichodermasp.

    Jamur Trichoderma sp.merupakan salah satu agen antagonis yang bersifat

    saprofit dan bersifat parasit terhadap jamur lain. Jamur ini termasuk Eukariota,

    Divisi : Deuteromycota

    Kelas : Deuteromycetes

    Ordo : Moniliales

    Famili : Moniliaceae

    Genus : Trichoderma

    Pada umumnya jamur Trichoderma sp. hidup ditanah yang lembab, asam

    dan peka terhadap cahaya secara langsung. Pertumbuhan Trichoderma sp.yang

    optimum membutuhkan media dengan pH 4-5. Kemampuan jamur ini dalam

    menekan jamur patogen lebih berhasil pada tanah masam daripada tanah alkalis.

    Kelembaban yang dibutuhkan berkisar antara 80-90%. Pada media Potato

    dextrose Agar (PDA) akan terlihat koloni yang khas seperti obat nyamuk bakar

    seperti terlihat pada gambar 1. Dan jika diamati secara mikroskopis terlihat hifa

    dan konidiaspora berbentuk seperti buah anggur seperti pada gambar 2.

    Mekanisme kerja jamur Trichoderma sp. sebagai agen pengendalian

    hayati adalah antagonis terhadap jamur lain. Penekanan patogen berlangsung

    dengan proses antibiosis parasitisme, kompetisi O2 dan ruang yang dapat

    mematikan patogen tersebut.

    Jamur Trichoderma sp. memiliki banyak manfaat diantaranya adalah

    sebagai berikut sebagai organisme pengurai, membantu proses dekomposer

    dalam pembuatan pupuk bokashi dan kompos. Pengomposan secara alami akan

    memakan waktu 2-3 bulan akan tetapi jika menggunakan jamur sebagai

    dekomposer memakan waktu 14- 21 hari. Selain itu jamur Trichoderma sp.

    sebagai agensia hayati, sebagai aktifator bagi mikroorganisme lain di dalam

    tanah, stimulator pertumbuhan tanaman. Biakan jamur trichoderma dalam

    media aplikatif dedak bertindak sebagai biodekomposer yaitu mendekomposisi

    limbah organik menjadi kompos yang bermutu, serta dapat juga berlaku sebagai

    biofungisida yaitu menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab

    penyakit pada tanaman.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    11/21

    Gambar 1. Koloni jamur

    Trichoderma harzianum

    Gambar 2. Hifa dan Spora jamur

    Trichoderma harzianum

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    12/21

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Waktu dan Tempat

    Kajiwidya dilakukan di lahan palawija Balai pelatihan pertanian (BPP) Jambi,

    yang beralamat di Desa Pondok Meja< Kecamatan Mestong, Kab. Muaro jambi, Prov.

    Jambi pada tanggal 10 Juni s.d September 2009.

    3.2 Alat dan Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan di dalam kajiwidya ini disajikan di Tabel 2

    berikut.

    Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan kajiwidya

    No Bahan Jumlah

    1 Benih kedelai (varietas Anjasmoro) 40 Kg/Ha

    2 Trichoderma harzianum 400 gr/Ha

    3 Pupuk Kandang 5 Ton/Ha

    4 Dolomit 2000 Kg/Ha

    5 Pupuk Urea 50 Kg/Ha

    6 Pupuk SP-18 75 Kg/Ha

    7 Pupuk KCl 50 Kg/Ha

    3.3 Perlakuan dan Parameter Pengamatan

    Perlakuan yang digunkana sebagai berikut:

    P0 : Kontrol (Tanpa tambahan Trichoderma sp)

    P1 : Menggunakan tambahan Trichoderma sp

    Parameter yang diamati sebagai berikut:

    1. Persentase tumbuh

    2. Tinggi Tanaman

    3. Jumlah Daun

    4. Jumlah Cabang

    5. Jumlah Bunga

    6. Jumlah Polong

    7. Jumlah Polong Produktif

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    13/21

    3.4 Cara Kerja

    1. Persiapan Lahan

    Tanah diolah dangkal dan gulma dibenamkan. Pengolahan lahan dimulai

    sebelum jatuhnya hujan. Tanah diolah dengan bajak dan garu/cangkul hingga

    gembur. Lebar Bedengan : 1 meter . Untuk pengaturan air hujan perlu dibuat

    saluran drainase pada setiap dan di sekeliling petakan sedalam 30 cm dan lebar

    50 cm. Kedelai sangat terganggu pertumbuhannya bila air tergenang.

    2. Pemberian Pupuk Kandang dan Tr ichoderma sp

    Pemberian pupuk kandang saat pengolahan tanah sangat disarankan,

    karena dapat memperbaiki kondisi tanah selain dapat mengurangi pengunaan

    pupuk buatan. Dosis penggunaan pupuk kandang untuk tanah yang kurus 5

    ton/Ha.

    B.1.2. Pemberian Dolomit

    Tanaman kedelai menginginkan pH netral berkisar 5 6. sehingga

    perlu pengapuran pada tanah yang masam. Pemberian Dolomit dengan Dosis

    2.000 kg/Ha (200 gr/m) diharapkan mampu menciptakan pH tanah yang

    optimal.

    Gambar 3. Bedengan Untuk

    Penanaman Kedelai

    Gambar 4. Pemberian PupukKandang dan

    Trichoderma sp.

    Gambar 5. Pemberian Dolomit

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    14/21

    Pemberian Trichoderma dilakukan bersamaan dengan pupuk kandang dan

    dolomit. Trichoderma berfungsi sebagai agen antagonis dan aktifator

    mikroorganisme penting dalam tanah. Dosis Trichoderma: 400gr/Ha.

    3. Persiapan Benih

    Benih yang digunakan Varietas : ANJASMORO. Kebutuhan Benih : 40 kg/Ha.

    4. Penanaman

    Penanaman dilakukan pada tanggal 16 Juni 2009 di lahan palawija Balai

    Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi. Benih ditugal 3 biji perlubang dengan jarak

    tanam 30 X 30 cm.

    5. Pemeliharaan

    a. Pemupukan

    Dosis pupuk yang akan digunakan Urea 50 kg/ha, SP-18 75 kg/ha dan

    KCl 50 kg/ha. Pupuk diberikan 2 kali dalam satu musim

    b. Penyiangan gulma

    Penyiangan sebanyak 2-3 kali sebelum tanaman berbunga.

    c. Pengairan / Penyiraman

    Tanaman sebaiknya tidak mengalami kekeringan pada fase kritis karena

    akan sangat menurunkan hasil. Fase kritis, yaitu saat

    perkecambahan,berbunga,serta pembentukan dan pengisian polong.

    d. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dilakukan dengan

    menggunakan pestisida nabati. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga

    keseimbangan ekosistem yang ada.

    Gambar 6. Benih Varietas

    Anjasmoro

    Gambar 7. Penyiangan gulma

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    15/21

    Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida

    yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat

    dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena terbuat

    dari bahan alami / nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai

    (bio-degradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan

    relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah

    hilang (Rukmana, 1994 ).

    Aplikasi bahan organik selain dapat meningkatkan efisiensi

    pemupukan organik, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas tanah

    sehingga dapat menuju pertanian organik yang sehat.

    e. Panen

    Kedelai harus dipanen pada tingkat kemasakan biji yang tepat.

    Panen terlalu awal menyebabkan banyak biji keriput, panen terlalu akhir

    menyebabkan kehilangan hasil karena biji rontok. Ciri-ciri tanaman

    kedelai siap panen adalah : Daun telah menguning dan mudah rontok

    Polong biji mengering dan berwarna kecoklatan

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    16/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Kajiwidya

    Tabel 3. Data pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun

    No Parameterpengamatan

    Pengamatanke 1

    Pengamatanke 2

    Pengamatanke 3

    Pengamatanke 4

    Pengamatanke 5

    P1 P0 P1 P0 P1 P0 P1 P0 P1 P0

    1 Tinggitanaman 2.86 2.87 7.69 7.87

    12.25 11.77

    15.83 15.67 28.08

    26.17

    2 Jumlah daun 2 2 4 4 4 4 5 5 8 7

    Ket:

    P1: Perlakuan 1 (menggunakan trichoderma)P0: Kontrol

    Pengamatan ke 1 (tgl 20-06-2009)

    Pengamatan ke 2 (tgl 27-06-09)

    Pengamatan ke 3 (tgl 2-07-09)

    Pengamatan ke 4 (tgl 6-07-09)

    Pengamatan ke 5 (tgl 16-07-09)

    Tabel 4. Hasil pengamatan Jumlah polong dan Jumlah polong produktif

    No Perlakuan

    Parameter Pengamatan

    Tinggitanaman

    Jumlah daun Jumlah polong Jumlah polongproduktif

    1 Perlakuan (P1) 28.08 7 78.87 71.45

    2 Kontrol (P0) 26.17 7.53 69.36 64.77

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    17/21

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    0 1 2 3 4 5

    Tinggitanam

    an(cm)

    Pengamatan

    P1

    P0

    Gambar 8. Grafik hubungan antara waktu pengamatan dengan tinggi tanamankedelai

    Dari gambar 8 juga dapat dilihat bahwa pemberian pemberian

    trichoderma sp.berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai pada umur 3

    MST. Mikroba jamur tanah (trichoderma sp.) berpengaruh tidak nyata sampai

    kedelai berumur 2 MST. Hal ini diduga karena sampai umur kedelai 2 MST

    trichoderma sp.masih melakukan proses dekomposisi bahan organik tanah pada

    media tanah masam. Pada umur 3 MST, pemberian trichoderma sp.berpengaruh

    nyata terhadap tinggi tanaman, dimana perlakuan P0 berbeda nyata terhadap P1

    sampai pada 5 MST. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Arifin Z., et. al.(2012)

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 1 2 3 4 5

    JumlahDaun(H

    elai)

    Pengamatan

    P1

    P0

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    18/21

    Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah daunkedelai

    Gambar 9 memperlihatkan bahwa Trichoderma sp. berpengaruh tidak

    nyata terhadapjumlah daun. Hal ini terlihat pada gambar 9, yaitu pada umur

    tanaman 1, 2, 3, dan 4 MST tidak ada perbedaan jumlah daun, baik pada P1 dan

    P0. Sedangkan pada tanaman umur 5 MST terdapat perbedaan jumlah daun yaitu

    jumlah daun pada perlakuan P0 sebanyak 8 helai sedangkan pada P1 sebanyak 7

    helai. Hal ini diduga karena sampai umur kedelai 1 sampai 2 MST trichoderma

    sp.masih melakukan proses dekomposisi bahan organik tanah pada media tanah

    masam. Sedangkan translokasi hara pada 3 MST mengutamakan batang dari

    pada daun kedelai.

    Selain itu, pada pengamatan ke-5, jumlah polong total dan polong

    produktif P1 lebih tinggi dibandingkan dengan P0. Jumlah polong total dan

    polong produktif pada P1 sebesar 78.87 polong dan 71.45 polong. Sedangkan

    pada perlakuan P0 sebesar 69.36 polong dan 64.77 polong seperti terlihat pada

    gambar 10.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    Tinggi

    tanaman

    Jumlah daun Jumlah polong Jumlah polong

    produktif

    P1

    P0

    Gambar 10. Grafik Perbandingan antara tanaman yang diberi JamurTrichoderma sp. dan tanaman yang tidak diberi.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    19/21

    4.2 Pembahasan

    Trichoderma sp. berpengaruh nyata untuk meningkatkan tinggi

    tanaman pada umur 3 MST, sedangkan jumlah daun pada 5 MST. Hal ini diduga

    berkaitan erat dengan peranan mikroba jamur tanah pada msam. Trichoderma

    merupakan jamur tanah yang berperan dalam menguraikan bahan organik tanah,

    dimana bahan organik tanah ini mengandung beberapa komponen zat seperti N, P,

    S dan Mg dan unsur hara lain yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya.

    Trichoderma sp.berrfungsi untuk memecah bahan-bahan organik seperti N yang

    terdapat dalam senyawa kompeks dengan demikian Nitrogen ini akan

    dimanfaatkan tanaman dalam merangsang pertumbuhan di atas tanah terutama

    tinggi tanaman dan memberikan warna hijau pada daun.

    Trichoderma dapat menguraikan posfat dari Al, Fe dan Mn. Pada pH

    rendah ion P akan mudah bersenyawa dengan Al, Fe dan Mn, sehingga sering

    mengalami keracunan Al dan Fe. Keracunan Al akan menghambat pemanjangan

    dan pertumbuhan akar primer serta menghalangi pembentukan akar lateral dan

    bulu akar. Selain itu pada pH rendah aktifitas mikroba sangat rendah sehingga

    mekanisme penyediaan unsur hara melalui proses penguraian bahan organik

    terhambat dan bahan organik tanah sulit terurai. Pada tanah masam P dapat

    terikat dengan Al dan Fe serta mungkin Mn membentuk ikatan tidak larut di

    dalam tanah masam dengan kepekatan ion Fe dan Al jauh melebihi H 2PO4-,

    akibatnya akan membentuk lebih banyak senyawa Posfor tidak larut. Dengan

    demikian hanya sejumlah kecil H2PO4- tersisa dan merupakan bagian yang

    tersedia bagi tanaman.

    Jumlah biji pada perlakuan P1 lebih tinggi dari pada P0 disebabkan

    tinggi tanaman dan jumlah daun P1 yang lebih tinggi, sehingga proses

    pengambilan dan translokasi hara menjadi lebih efisen dan efektif. Trichoderma

    sp.dapat menguraikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga mudah

    diambil oleh tanaman.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    20/21

    BAB V

    KESIMPULAN

    Pemberian Trichoderma sppada tanaman kedelai berpengaruh nyata terhadap

    tinggi tanaman dan mulai terlihat pada tanaman berumur 3 (tiga) MST. Berpengaruh

    tidak nyata terhadapjumlah daun, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah polong

    dan jumlah polong produktif. Jumlah polong tanaman kedelai yang diperlakukan

    dengan tambahan Trichoderma sp. 78 polong, sedangkan yang tidak mendapat

    tambahan Trichoderma sp. hanya 69 polong. Penambahan Trichoderma sp. terbukti

    dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu tanaman dalam menyerap unsur hara

    yang ada dalam tanah.

  • 8/10/2019 Analisa trichoderma

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin Z., et. al.2012. Pengaruh Pemupukan Organik Terhadap Pertumbuhan danHasil Kedelai di Lahan Kering. BPTP Jatim.

    Ismail, N., Andi, T. 2011.Potensi agens Hayati Trichoderma sp. Sebagai PengendaliHayati.BPTP Sulut.

    Nurahmi, E, et al. 2012. Pengaruh trichoderma terhadap Perkecambahan danPertumbuhan Bibit kakao, Tomat dan Kedelai. Universitas Syak KualaBanda Aceh.

    Bertham, Y. H. 2002. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Pemupukan Fospor danKompos Jerami pada Tanah Ultisol. Universitas Bengkulu.

    Adisarwanto, T, 2006, Kedelai, Penebar Swadaya, Jakarta.http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html tanggal 2 Desember

    2011

    http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html%20tanggal%202%20Desember%202011http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html%20tanggal%202%20Desember%202011http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html%20tanggal%202%20Desember%202011http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html%20tanggal%202%20Desember%202011http://extension.agron.iastate.edu/soybean/diseases_sds.html%20tanggal%202%20Desember%202011