Download - adherensi dan korkondansi pengobatan tb

Transcript
  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    1/14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

    Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis paru adalah tuberculosis

    yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.1Penyakit tuberculosis paru

    (Tb paru) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yang

    biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara dan menyebar dari paru ke

    bagian tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfe, saluran

    nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.1

    2.2. Faktor Risiko

    Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah

    kondisi lingkungan rumah, status gii, minuman beralkohol, merokok, penyakit

    penyerta, kontak dengan penderita dan sosial ekonomi.!"ejalan dengan penelitian

    yang menyatakan bah#a faktor$faktor yang mempunyai hubungan bermakna

    dengan kesembuhan % ketidaksembuhan orang yang sedang berobat tuberkulosis

    paru adalah merokok, penghasilan, pengetahuan tentang tuberkulosis paru, sikap

    terhadap proses pengobatan tuberkulosis paru, perilaku, keadaan rumah, program

    &'T (&bat 'nti Tuberkulosis), P& (Penga#as inum &bat), dan keadaan gii

    penderita.

    *eterpaparan penyakit T+ pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa

    faktor seperti - status sosial ekonomi, status gii, umur, jenis kelamin dan faktor

    sosial lainnya, untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut-

    1. Faktor "osial /konomi - 0isini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan

    hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat kerja yang

    buruk dapat memudahkan penularan T+. Pendapatan keluarga sangat erat

    juga dengan penularan T+, karena pendapatan yang kecil membuat orang

    tidak dapat layak dengan memenuhi syarat$syarat kesehatan.

    . "tatus gii - *eadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, 2itamin, at

    besi dan 3ain$lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga

    3

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    2/14

    rentan terhadap penyakit termasuk T+ paru. *eadaan ini merupakan faktor

    penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada orang de#asa maupun

    anak$anak.

    4. 5mur - Penyakit T+ paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia

    produktif 16$67 tahun . 0engan terjadinya transisi demografi saat ini

    menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut

    lebih dari 66 tahun system imunolosis seseorang menurun, sehingga sangat

    rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit T+$paru.

    8. 9enis kelamin- Penderita T+$paru cenderung lebih, tinggi pada laki$laki

    dibandingkan perempuan. enurut :is#ani yang dikutip dari ;:&,

    sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang

    meninggal akibat T+ paru, dapat disimpulkan bah#a pada kaum perempuan

    lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh T+$paru dibandingkan

    dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki$laki

    penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol

    sehingga dapat menurunkan system pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah

    terpapar dengan agent penyebab T+$paru.

    2.3. Patogenesis

    Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman yang hidup sebagai parasit

    intraselular dan berkembang biak di dalam tubuh. Penularannya dapat terjadi dari

    penderita ke orang lain melalui percik renik. Percik renik terhisap dan

    menginfeksi paru. Percik renik di keluarkan oleh penderita sebagai sumber infeksi

    pada saat bicara atau batuk dan menular ke orang lain saat terjadi kontak dan

    dapat bertahan di udara selama berjam$jam bahkan beberapa hari sampai akhirnya

    ditiup angin. 3nfeksi terjadi apabila orang menghirup percik renik yang

    mengandung . tb. eaksi yang mulanya terjadi pada indi2idu yang terinfeksi basil T+ sama

    seperti reaksi jika terdapat benda asing di saluran pernapasan. Proses fagositosis

    oleh makrofag dan basil T+ berkembang biak dengan bebas, baik ekstraseluller

    4

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    3/14

    maupun intraselluler. Tubuh hanya membatasi fokus infeksi primer dengan

    mekanisme peradangan. "etelah 4$17 minggu tubuh mengupayakan pertahanan

    imunitas selular (delayed hypersensitivity), timbul reakti2itas dan peradangan

    spesifik. +asil T+ yang difagositosis akan dicerna oleh makrofag dan umumnya

    basil T+ akan mati, basil T+ yang 2irulen akan bertahan hidup, dan basil Tb yang

    tidak begitu 2irulen juga akan hidup jika pertahanan tubuh lemah.11

    +asil T+ membelah diri di al2eolus dan tempatnya menjadi lesi inisial

    (fokus primer) tempat pembentukan granuloma yang kemudian akan mengalami

    nekrosis dan perkijuan (kaseasi) di tengahnya dan agar tidak menyebar maka

    dikelilingi dengan fibrosis. Fokus primer yang meradang bersama kelenjar limfa

    yang meradang disebut kompleks primer dan bila telah mengalami kalsifikasi

    disebut kompleks

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    4/14

    pemeriksaan fisik terdapat kelainan paru yang terletak di daerah lobus superior

    terutama daerah apex dan segmen posterior , serta daerah apex lobus inferior.

    Pada pemeriksaan fisikdapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, suara

    napas melemah, dan ronki basah.1

    +ahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak,

    cairan pleura, li@uor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan

    bronkoal2eolar (bronchoal2eolar la2age%+'A), urin, faeces dan jaringan biopsi.

    ara pengambilan dahak 4 kali yaitu se#aktu, pagi, se#aktu. Pemeriksaan

    dilakukan dengan cara mikroskopik dan biakan. elakukan biakan dimaksudkan

    untuk mendapatkan diagnosis pasti seperti egg base media (Ao#enstein$9ensen,

    &ga#a, *udoh).1

    lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 4 kali pemeriksaan ialah

    bila -1

    kali positif, 1 kali negatif B ikroskopik positif

    1 kali positif, kali negatif B ulang +T' 4 kali , kemudian

    bila 1 kali positif, kali negatif B ikroskopik positif

    bila 4 kali negatf B ikroskopik negatif atau

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    5/14

    2.5. Penataaksanaan

    &bat anti T+ lini pertama adalah isoniaid (:), etambutol (/),

    streptromisin ("), pirainamid (C), rifampisin (>), sedangkan yang termasuk obat

    lini kedua adalah etionamide, sikloserin, amikasin, kanamisin, kapreomisin,

    siprofloksasin, ofloksasin, P'". Pengobatan T+ memakan #aktu minimal D bulan

    dibagi dalam dua fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Prinsip pengobatan T+

    adalah menggunakan multidrugs regimen, hal ini bertujuan untuk mencegah

    terjadinya resistensi basil T+ terhadap obat.11

    3E: merupakan obat bakterisidal yang poten. 3E: dapat membunuh 7

    populasi basil pada permulaan pengobatan. >ifampisin juga merupakan obat

    bakterisidal yang penting. >ifampisin dan Pirainamid adalah &'T dengan efek

    sterilisasi yang tinggi oleh karena mempunyai kemampuan untuk membunuh

    kuman yang semi$dormant dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efek

    bakterisidal dari 3E:. /fek bakterisidal yaitu kemampuan untuk membunuh

    kuman tuberculosis secara cepat. /fek sterilisasi yaitu kemampuan untuk

    membunuh populasi khusus kuman tuberkulosis.1

    5paya penanggulangan penyakit T+ sudah dilakukan melalui berbagai

    program kesehatan di tingkat Puskesmas, berupa pengembangan strategi

    penanggulangan T+ yang dikenal sebagai strategi 0&T" (directly observed

    treatment Short course G penga#asan langsung menelan obat jangka pendek),

    yang telah terbukti dapat menekan penularan, juga mencegah perkembangannya

    0> (multi drugs resistance G kekebalan ganda terhadap obat )$T+.6

    7

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    6/14

    8

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    7/14

    2.!. "fek sa#$ing o%at

    2.!Adherency &A'(erensi)

    Adherence diartikan sejauh mana perilaku pasien setuju dengan resep

    yang telah direkomendasikan. 0engan meningkatnya adherence penderita,

    diharapkan tidak timbul resistensi obat yang dapat merugikan penderita itu sendiri

    maupun lingkungan, kambuh maupun kematian. 'dherensi berhubungan dengan

    9

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    8/14

    perilaku penderita untuk mengikuti anjuran dokter atau petugas kesehatan secara

    konsisten.14

    'dherensi adalah perilaku kepatuhan pasien terhadap anjuran dokternya,

    yang disertai pemahaman tentang seluk beluk penyakitnya berkaitan dengan

    penatalaksanaan penyakitnya, sehingga ia mengikuti anjuran dokter secara

    konsisten. Pada konsep adherensi ini ditekankan komitmen yang tinggi di antara

    dokter dan pasien dalam mencapai perilaku pengobatan yang maksimal.18

    'dherensi pada pengobatan T+ merupakan faktor yang penting dalam

    menentukan apakah pengobatan tersebut berhasil atau tidak.16

    Pada standar !

    3"T dijelaskan penyedia layanan kesehatan seperti dokter, harus meresepkan

    obat yang tepat, memonitor adherensi dari regimen obat, dan jika diperlukan

    memantau faktor$faktor yang membuat pasien putus berobat atau berhenti minum

    obat$obatan T+. 0engan adherensi yang baik diharapkan pasien mengikuti penuh

    pengobatan T+ sehingga terhindar dari resistensi obat, efek samping obat yang

    tidak diharapkan, komplikasi, dan terapi yang berkepanjangan akibat putus

    berobat.16

    2.* Faktor+faktor ,ang #e#$engar-(iAdherency &A'(erensi)

    +eberapa factor yang bisa dikaji pengaruhnya dalam adherensi adalah

    sebagai berikut-1D

    Faktor struktural- *emiskinan,

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    9/14

    pasien untuk mematuhi harus ditanamkan pada pasien untuk meningkatkan

    tingkat kepatuhan. Pada systematic re2ie# telah menemukan bah#a bahkan di

    mana pasien bersedia untuk mengikuti pengobatan T+, faktor struktural seperti

    kemiskinan dan diskriminasi gender dapat mencegah mereka dari melakukan hal

    itu. 0alam systematic re2ie#, salah satu faktor struktural yang paling penting dari

    ini adalah kemiskinan, terutama bila dikaitkan dengan faktor pelayanan kesehatan,

    seperti akses, kurangnya peralatan, dan klinik yang kurang memadai. inter2ensi

    untuk meningkatkan kepatuhan harus fokus tidak hanya pada pasien tetapi juga

    pada konteks yang lebih luas dan pada sistem pera#atan kesehatan. 'da

    kebutuhan untuk perubahan cara pandang untuk memberikan perhatian yang lebih

    besar baik terhadap lingkungan sosial dan ekonomi dalam kaitannya dengan

    infeksi T+, yang dari a#al sudah bisa dilihat di arena kebijakan internasional.

    Faktor pasien- oti2asi, Pengetahuan, *eyakinan, dan "ikap dan

    3nterpretasi Penyakit dan kesembuhan

    Pilihan Pasien dalam mengambil pengobatan dipengaruhi oleh dampak

    fisiologis dan psikologis dari penyakit dan juga oleh struktur sosial dan budaya di

    mana orang tersebut tinggal. oti2asi pasien dan kemauan, dan efek insentif pada

    mengambil pengobatan, telah menjadi perhatian sekarang ini, Eamun masih

    belum jelas apakah insentif, atau perhatian yang diterima oleh pasien, berfungsi

    sebagai sumber utama moti2asi. karenanya harus dilakukan ketika

    menghubungkan kepatuhan semata$mata untuk moti2asi pribadi. Pada penelitian

    ini ditemukan bah#a faktor$faktor personal dan sosial, termasuk kemiskinan dan

    marginalisasi sosial, dapat digunakan oleh beberapa operator untuk

    mengidentifikasi pasien yang berisiko nonadherensi terhadap rejimen pengobatan

    mereka. Eamun, tidak dapat diasumsikan bah#a semua indi2idu mempunyai

    hambatan yang sama akan adherensi. nonadherensi dapat menjadi produk dari

    gagalnya program, seperti pasokan obat yang tidak memadai dan bukan masalah

    pasien yang berhubungan atau kegagalan. Pada siystematic re2ie# kami juga

    menemukan bah#a pengetahuan pasien, sikap, dan keyakinan tentang T+

    penyakit, pengobatan T+, dan interpretasi pasien tentang sakit dan sembuh, dapat

    11

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    10/14

    bertindak sebagai II filter II untuk informasi dan pera#atan yang dita#arkan oleh

    layanan kesehatan. Pengaruh interpretasi pasien dari berbagai penyakit pada

    perilaku kepatuhan mereka didokumentasikan dengan baik, dan diakui bah#a

    pasien mungkin menafsirkan tema penyakit, kesehatan, dan penyakit berbeda dari

    para profesional kesehatan, menyoroti perbedaan antara a#am dan pemahaman

    biomedis T+.

    *onteks sosial

    Pengaruh konteks sosial pada adherensi pengobatan jelas dalam semua studi.

    asyarakat, rumah tangga, dan pelayanan kesehatan membantu dalam mela#an

    rasa malu pasien dengan T+, dan juga mena#arkan dukungan dalam menjaga

    mengambil pengobatan. 0ukungan sosial dapat membantu pasien mengatasi

    hambatan struktural dan personal, dan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap,

    dan keyakinan. "ebaliknya, masyarakat dan sikap anggota keluarga dapat

    mempengaruhi keputusan pasien untuk berhenti saat pengobatan T+. 0alam

    keadaan seperti itu, program pengobatan T+ berbasis masyarakat dan keterlibatan

    kuat jaringan sosial lokal untuk mendukung pasien T+ dapat dibenarkan.

    Faktor Pera#atan *esehatan Aayanan

    Fleksibilitas dan pilihan dalam pengobatan, dan pilihan yang mempertahankan

    otonomi pasien dalam mengambil pengobatan, tampaknya berjalan bertentangan

    dengan organisasi tertentu layanan T+. asalah ini diperburuk oleh kegagalan

    program, seperti pasokan obat yang tidak memadai dan kesulitan dalam

    penyediaan konsultasi. 0&T di fasilitas pelayanan kesehatan sering berarti bah#a

    pasien harus dating ke fasilitas kesehatan pada saat dijam kerja. Eamun, tanggung

    ja#ab di rumah, termasuk menjadi tulang punggung untuk keluarga tetap

    dianggap prioritas di atas pengobatan pasien. Faktor pelayanan kesehatan lainnya,

    seperti #aktu tunggu yang panjang dan klinik yang tidak nyaman, menambah

    ketidaknyamanan ekonomi dan gangguan sosial bagi pasien, dan hal$hal tersebut

    membuat pengaruh negati2e pada adherensi. "tudi menunjukkan bah#a pasien

    sering menghadapi pilihan antara pekerjaan dan minum obat untuk T+.

    12

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    11/14

    0an juga faktor$faktor yang dapat meningkatkan adherensi adalah

    Pada penelitian yang dilakukan oleh 0aniel ;eiand yang mengaplikasikan

    adherensi pada pengobatan lepra menyimpulkan pada penelitiannya bah#a

    adherensi sangat penting pada pengobatan Aepra dan pengobatan umum lainnya.

    'dherensi yang dibarengi dengan saran balik yang membangun dan konseling

    dari pasien hasilnya akan sangat bermanfaat. Program$program lepra dapat bejar

    dari adherensi yang dikembangkan oleh T+ dan :3J.1!

    2. Concordancy &Konkor'ansi)

    *onkordansi secara definisi adalah proses yang berfokus pada konsultasi

    dimana dokter dan pasien setuju membuat keputusan terhadap proses pengobatan

    yang menggabungkan masing$masing pandangan, salah satunya dalam pemberian

    resep dan pengambilan obat berdasarkan padapartnership.14

    'danya persetujuan antara pasien dan dokter, yang dicapai setelah ada

    komunikasi dengan respect kepercayaan dan kebijaksanaan dari pasien dalam

    menentukan apakah obat dimakan dan bila obat dimakan dan dapat membuat

    keputusan terbaik. *onkordansi berarti bah#a keduanya baik pasien dan dokter

    ada dalam satu keselarasan atau harmoni dengan apa yang terjadi saat konsultasi.1

    Pada penelitian yang dilakukan clerk dinyatakan konkordansi pada terapi

    jangka pendek yaitu 4 bulan dibandingkan jangka panjang D bulan, ditemukan

    13

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    12/14

    pada terapi jangka panjang lebih banyak pasien yang menyelesaikan penuh

    pengobatannya. :al ini diskusikan dan disimpulkan kemungkinan dari adherensi

    yang kurang dari beberapa kelompok dipenelitian tersebut, berbeda dengan

    penelitian$penelitian yang dilakukan lainnya yang menyimpulkan terapi jangka

    pendek lebih banyak yang menyelesaikan pengobatannya dibandingkan terapi

    jangka panjang1

    5ntuk membuat konkordansi yang baik, disini dokter harus bisa

    mengkomunikasikan penyakit pasien mulai dari arti penyakit, penyebab penyakit,

    pengobatan penyakit, efek samping obat, dan komplikasi secara baik. 0isinilah

    diperlukan komunikasi efektif antara dokter dan pasien.

    *omunikasi efektif dokter dan pasien adalah pengembangan hubungan

    dokter$pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama

    penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka

    membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. *omunikasi yang baik

    adalah bila berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior$inferior) sangat

    diperlukan agar pasien mau%dapat menceritakan sakit%keluhan yang dialaminya

    secara jujur dan jelas.

    0engan komunikasi efektif 0okter dapat mengetahui dengan baik kondisi

    pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.

    *ondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.

    Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh

    menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bah#a semua yang

    dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bah#a dokter

    tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya

    "ecara ringkas *onsil *edokteran 3ndonesia membagi D (enam) hal

    penting yang diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien,

    yaitu-7

    14

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    13/14

    1) ateri 3nformasi apa yang disampaikan

    a) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak

    nyaman%sakit saat pemeriksaan).

    b) *ondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.

    c) +erbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,

    termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek samping%komplikasi.

    d) :asil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk

    menegakkan diagnosis.

    e) 0iagnosis, jenis atau tipe.

    f) Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan

    masing masing cara).

    g) Prognosis.

    h) 0ukungan (support) yang tersedia.

    ) "iapa yang diberi informasi

    a) Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.

    b) *eluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.

    c) *eluarganya atau pihak lain yang menjadi #ali%pengampu dan bertanggung

    ja#ab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk

    berkomunikasi sendiri secara langsung

    4) +erapa banyak atau sejauh mana

    a) 5ntuk pasien- sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu

    untuk disampaikan, dengan memperhatikan kesiapan mental pasien.

    b) 5ntuk keluarga- sebanyak yang pasien%keluarga kehendaki dan sebanyak

    yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.

    15

  • 7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb

    14/14

    8) *apan menyampaikan informasi segera, jika kondisi dan situasinya

    memungkinkan.

    6) 0i mana menyampaikannya

    a) 0i ruang praktik dokter.

    b) 0i bangsal, ruangan tempat pasien dira#at.

    c) 0i ruang diskusi.

    d) 0i tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien%keluarga dan

    dokter.

    D) +agaimana menyampaikannya

    a) 3nformasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui

    telephone, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui

    pos,faximile, sms, internet.

    b) Persiapan meliputi-

    materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis

    sudah disepakati oleh tim)H

    ruangan yang nyaman, memperhatikan pri2asi, tidak terganggu orang lalu

    lalang, suara gaduh dari t2%radio, teleponH

    #aktu yang cukupH

    mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh

    keluarga%orang yang ditunjukH bila hanya keluarga yang hadir sebaiknyalebih dari satu orang).

    c) 9ajaki sejauh mana pengertian pasien%keluarga tentang hal yang akan

    dibicarakan.

    d) Tanyakan kepada pasien%keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan

    amati kesiapan pasien%keluarga menerima informasi yang akan diberikan.

    16