7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
1/14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex. Tuberkulosis paru adalah tuberculosis
yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.1Penyakit tuberculosis paru
(Tb paru) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yang
biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara dan menyebar dari paru ke
bagian tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfe, saluran
nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.1
2.2. Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah
kondisi lingkungan rumah, status gii, minuman beralkohol, merokok, penyakit
penyerta, kontak dengan penderita dan sosial ekonomi.!"ejalan dengan penelitian
yang menyatakan bah#a faktor$faktor yang mempunyai hubungan bermakna
dengan kesembuhan % ketidaksembuhan orang yang sedang berobat tuberkulosis
paru adalah merokok, penghasilan, pengetahuan tentang tuberkulosis paru, sikap
terhadap proses pengobatan tuberkulosis paru, perilaku, keadaan rumah, program
&'T (&bat 'nti Tuberkulosis), P& (Penga#as inum &bat), dan keadaan gii
penderita.
*eterpaparan penyakit T+ pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti - status sosial ekonomi, status gii, umur, jenis kelamin dan faktor
sosial lainnya, untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut-
1. Faktor "osial /konomi - 0isini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan
hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat kerja yang
buruk dapat memudahkan penularan T+. Pendapatan keluarga sangat erat
juga dengan penularan T+, karena pendapatan yang kecil membuat orang
tidak dapat layak dengan memenuhi syarat$syarat kesehatan.
. "tatus gii - *eadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, 2itamin, at
besi dan 3ain$lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga
3
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
2/14
rentan terhadap penyakit termasuk T+ paru. *eadaan ini merupakan faktor
penting yang berpengaruh di negara miskin, baik pada orang de#asa maupun
anak$anak.
4. 5mur - Penyakit T+ paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif 16$67 tahun . 0engan terjadinya transisi demografi saat ini
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 66 tahun system imunolosis seseorang menurun, sehingga sangat
rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit T+$paru.
8. 9enis kelamin- Penderita T+$paru cenderung lebih, tinggi pada laki$laki
dibandingkan perempuan. enurut :is#ani yang dikutip dari ;:&,
sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang
meninggal akibat T+ paru, dapat disimpulkan bah#a pada kaum perempuan
lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh T+$paru dibandingkan
dengan akibat proses kehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki$laki
penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol
sehingga dapat menurunkan system pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah
terpapar dengan agent penyebab T+$paru.
2.3. Patogenesis
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman yang hidup sebagai parasit
intraselular dan berkembang biak di dalam tubuh. Penularannya dapat terjadi dari
penderita ke orang lain melalui percik renik. Percik renik terhisap dan
menginfeksi paru. Percik renik di keluarkan oleh penderita sebagai sumber infeksi
pada saat bicara atau batuk dan menular ke orang lain saat terjadi kontak dan
dapat bertahan di udara selama berjam$jam bahkan beberapa hari sampai akhirnya
ditiup angin. 3nfeksi terjadi apabila orang menghirup percik renik yang
mengandung . tb. eaksi yang mulanya terjadi pada indi2idu yang terinfeksi basil T+ sama
seperti reaksi jika terdapat benda asing di saluran pernapasan. Proses fagositosis
oleh makrofag dan basil T+ berkembang biak dengan bebas, baik ekstraseluller
4
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
3/14
maupun intraselluler. Tubuh hanya membatasi fokus infeksi primer dengan
mekanisme peradangan. "etelah 4$17 minggu tubuh mengupayakan pertahanan
imunitas selular (delayed hypersensitivity), timbul reakti2itas dan peradangan
spesifik. +asil T+ yang difagositosis akan dicerna oleh makrofag dan umumnya
basil T+ akan mati, basil T+ yang 2irulen akan bertahan hidup, dan basil Tb yang
tidak begitu 2irulen juga akan hidup jika pertahanan tubuh lemah.11
+asil T+ membelah diri di al2eolus dan tempatnya menjadi lesi inisial
(fokus primer) tempat pembentukan granuloma yang kemudian akan mengalami
nekrosis dan perkijuan (kaseasi) di tengahnya dan agar tidak menyebar maka
dikelilingi dengan fibrosis. Fokus primer yang meradang bersama kelenjar limfa
yang meradang disebut kompleks primer dan bila telah mengalami kalsifikasi
disebut kompleks
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
4/14
pemeriksaan fisik terdapat kelainan paru yang terletak di daerah lobus superior
terutama daerah apex dan segmen posterior , serta daerah apex lobus inferior.
Pada pemeriksaan fisikdapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, suara
napas melemah, dan ronki basah.1
+ahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak,
cairan pleura, li@uor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoal2eolar (bronchoal2eolar la2age%+'A), urin, faeces dan jaringan biopsi.
ara pengambilan dahak 4 kali yaitu se#aktu, pagi, se#aktu. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara mikroskopik dan biakan. elakukan biakan dimaksudkan
untuk mendapatkan diagnosis pasti seperti egg base media (Ao#enstein$9ensen,
&ga#a, *udoh).1
lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 4 kali pemeriksaan ialah
bila -1
kali positif, 1 kali negatif B ikroskopik positif
1 kali positif, kali negatif B ulang +T' 4 kali , kemudian
bila 1 kali positif, kali negatif B ikroskopik positif
bila 4 kali negatf B ikroskopik negatif atau
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
5/14
2.5. Penataaksanaan
&bat anti T+ lini pertama adalah isoniaid (:), etambutol (/),
streptromisin ("), pirainamid (C), rifampisin (>), sedangkan yang termasuk obat
lini kedua adalah etionamide, sikloserin, amikasin, kanamisin, kapreomisin,
siprofloksasin, ofloksasin, P'". Pengobatan T+ memakan #aktu minimal D bulan
dibagi dalam dua fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan. Prinsip pengobatan T+
adalah menggunakan multidrugs regimen, hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya resistensi basil T+ terhadap obat.11
3E: merupakan obat bakterisidal yang poten. 3E: dapat membunuh 7
populasi basil pada permulaan pengobatan. >ifampisin juga merupakan obat
bakterisidal yang penting. >ifampisin dan Pirainamid adalah &'T dengan efek
sterilisasi yang tinggi oleh karena mempunyai kemampuan untuk membunuh
kuman yang semi$dormant dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efek
bakterisidal dari 3E:. /fek bakterisidal yaitu kemampuan untuk membunuh
kuman tuberculosis secara cepat. /fek sterilisasi yaitu kemampuan untuk
membunuh populasi khusus kuman tuberkulosis.1
5paya penanggulangan penyakit T+ sudah dilakukan melalui berbagai
program kesehatan di tingkat Puskesmas, berupa pengembangan strategi
penanggulangan T+ yang dikenal sebagai strategi 0&T" (directly observed
treatment Short course G penga#asan langsung menelan obat jangka pendek),
yang telah terbukti dapat menekan penularan, juga mencegah perkembangannya
0> (multi drugs resistance G kekebalan ganda terhadap obat )$T+.6
7
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
6/14
8
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
7/14
2.!. "fek sa#$ing o%at
2.!Adherency &A'(erensi)
Adherence diartikan sejauh mana perilaku pasien setuju dengan resep
yang telah direkomendasikan. 0engan meningkatnya adherence penderita,
diharapkan tidak timbul resistensi obat yang dapat merugikan penderita itu sendiri
maupun lingkungan, kambuh maupun kematian. 'dherensi berhubungan dengan
9
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
8/14
perilaku penderita untuk mengikuti anjuran dokter atau petugas kesehatan secara
konsisten.14
'dherensi adalah perilaku kepatuhan pasien terhadap anjuran dokternya,
yang disertai pemahaman tentang seluk beluk penyakitnya berkaitan dengan
penatalaksanaan penyakitnya, sehingga ia mengikuti anjuran dokter secara
konsisten. Pada konsep adherensi ini ditekankan komitmen yang tinggi di antara
dokter dan pasien dalam mencapai perilaku pengobatan yang maksimal.18
'dherensi pada pengobatan T+ merupakan faktor yang penting dalam
menentukan apakah pengobatan tersebut berhasil atau tidak.16
Pada standar !
3"T dijelaskan penyedia layanan kesehatan seperti dokter, harus meresepkan
obat yang tepat, memonitor adherensi dari regimen obat, dan jika diperlukan
memantau faktor$faktor yang membuat pasien putus berobat atau berhenti minum
obat$obatan T+. 0engan adherensi yang baik diharapkan pasien mengikuti penuh
pengobatan T+ sehingga terhindar dari resistensi obat, efek samping obat yang
tidak diharapkan, komplikasi, dan terapi yang berkepanjangan akibat putus
berobat.16
2.* Faktor+faktor ,ang #e#$engar-(iAdherency &A'(erensi)
+eberapa factor yang bisa dikaji pengaruhnya dalam adherensi adalah
sebagai berikut-1D
Faktor struktural- *emiskinan,
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
9/14
pasien untuk mematuhi harus ditanamkan pada pasien untuk meningkatkan
tingkat kepatuhan. Pada systematic re2ie# telah menemukan bah#a bahkan di
mana pasien bersedia untuk mengikuti pengobatan T+, faktor struktural seperti
kemiskinan dan diskriminasi gender dapat mencegah mereka dari melakukan hal
itu. 0alam systematic re2ie#, salah satu faktor struktural yang paling penting dari
ini adalah kemiskinan, terutama bila dikaitkan dengan faktor pelayanan kesehatan,
seperti akses, kurangnya peralatan, dan klinik yang kurang memadai. inter2ensi
untuk meningkatkan kepatuhan harus fokus tidak hanya pada pasien tetapi juga
pada konteks yang lebih luas dan pada sistem pera#atan kesehatan. 'da
kebutuhan untuk perubahan cara pandang untuk memberikan perhatian yang lebih
besar baik terhadap lingkungan sosial dan ekonomi dalam kaitannya dengan
infeksi T+, yang dari a#al sudah bisa dilihat di arena kebijakan internasional.
Faktor pasien- oti2asi, Pengetahuan, *eyakinan, dan "ikap dan
3nterpretasi Penyakit dan kesembuhan
Pilihan Pasien dalam mengambil pengobatan dipengaruhi oleh dampak
fisiologis dan psikologis dari penyakit dan juga oleh struktur sosial dan budaya di
mana orang tersebut tinggal. oti2asi pasien dan kemauan, dan efek insentif pada
mengambil pengobatan, telah menjadi perhatian sekarang ini, Eamun masih
belum jelas apakah insentif, atau perhatian yang diterima oleh pasien, berfungsi
sebagai sumber utama moti2asi. karenanya harus dilakukan ketika
menghubungkan kepatuhan semata$mata untuk moti2asi pribadi. Pada penelitian
ini ditemukan bah#a faktor$faktor personal dan sosial, termasuk kemiskinan dan
marginalisasi sosial, dapat digunakan oleh beberapa operator untuk
mengidentifikasi pasien yang berisiko nonadherensi terhadap rejimen pengobatan
mereka. Eamun, tidak dapat diasumsikan bah#a semua indi2idu mempunyai
hambatan yang sama akan adherensi. nonadherensi dapat menjadi produk dari
gagalnya program, seperti pasokan obat yang tidak memadai dan bukan masalah
pasien yang berhubungan atau kegagalan. Pada siystematic re2ie# kami juga
menemukan bah#a pengetahuan pasien, sikap, dan keyakinan tentang T+
penyakit, pengobatan T+, dan interpretasi pasien tentang sakit dan sembuh, dapat
11
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
10/14
bertindak sebagai II filter II untuk informasi dan pera#atan yang dita#arkan oleh
layanan kesehatan. Pengaruh interpretasi pasien dari berbagai penyakit pada
perilaku kepatuhan mereka didokumentasikan dengan baik, dan diakui bah#a
pasien mungkin menafsirkan tema penyakit, kesehatan, dan penyakit berbeda dari
para profesional kesehatan, menyoroti perbedaan antara a#am dan pemahaman
biomedis T+.
*onteks sosial
Pengaruh konteks sosial pada adherensi pengobatan jelas dalam semua studi.
asyarakat, rumah tangga, dan pelayanan kesehatan membantu dalam mela#an
rasa malu pasien dengan T+, dan juga mena#arkan dukungan dalam menjaga
mengambil pengobatan. 0ukungan sosial dapat membantu pasien mengatasi
hambatan struktural dan personal, dan dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap,
dan keyakinan. "ebaliknya, masyarakat dan sikap anggota keluarga dapat
mempengaruhi keputusan pasien untuk berhenti saat pengobatan T+. 0alam
keadaan seperti itu, program pengobatan T+ berbasis masyarakat dan keterlibatan
kuat jaringan sosial lokal untuk mendukung pasien T+ dapat dibenarkan.
Faktor Pera#atan *esehatan Aayanan
Fleksibilitas dan pilihan dalam pengobatan, dan pilihan yang mempertahankan
otonomi pasien dalam mengambil pengobatan, tampaknya berjalan bertentangan
dengan organisasi tertentu layanan T+. asalah ini diperburuk oleh kegagalan
program, seperti pasokan obat yang tidak memadai dan kesulitan dalam
penyediaan konsultasi. 0&T di fasilitas pelayanan kesehatan sering berarti bah#a
pasien harus dating ke fasilitas kesehatan pada saat dijam kerja. Eamun, tanggung
ja#ab di rumah, termasuk menjadi tulang punggung untuk keluarga tetap
dianggap prioritas di atas pengobatan pasien. Faktor pelayanan kesehatan lainnya,
seperti #aktu tunggu yang panjang dan klinik yang tidak nyaman, menambah
ketidaknyamanan ekonomi dan gangguan sosial bagi pasien, dan hal$hal tersebut
membuat pengaruh negati2e pada adherensi. "tudi menunjukkan bah#a pasien
sering menghadapi pilihan antara pekerjaan dan minum obat untuk T+.
12
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
11/14
0an juga faktor$faktor yang dapat meningkatkan adherensi adalah
Pada penelitian yang dilakukan oleh 0aniel ;eiand yang mengaplikasikan
adherensi pada pengobatan lepra menyimpulkan pada penelitiannya bah#a
adherensi sangat penting pada pengobatan Aepra dan pengobatan umum lainnya.
'dherensi yang dibarengi dengan saran balik yang membangun dan konseling
dari pasien hasilnya akan sangat bermanfaat. Program$program lepra dapat bejar
dari adherensi yang dikembangkan oleh T+ dan :3J.1!
2. Concordancy &Konkor'ansi)
*onkordansi secara definisi adalah proses yang berfokus pada konsultasi
dimana dokter dan pasien setuju membuat keputusan terhadap proses pengobatan
yang menggabungkan masing$masing pandangan, salah satunya dalam pemberian
resep dan pengambilan obat berdasarkan padapartnership.14
'danya persetujuan antara pasien dan dokter, yang dicapai setelah ada
komunikasi dengan respect kepercayaan dan kebijaksanaan dari pasien dalam
menentukan apakah obat dimakan dan bila obat dimakan dan dapat membuat
keputusan terbaik. *onkordansi berarti bah#a keduanya baik pasien dan dokter
ada dalam satu keselarasan atau harmoni dengan apa yang terjadi saat konsultasi.1
Pada penelitian yang dilakukan clerk dinyatakan konkordansi pada terapi
jangka pendek yaitu 4 bulan dibandingkan jangka panjang D bulan, ditemukan
13
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
12/14
pada terapi jangka panjang lebih banyak pasien yang menyelesaikan penuh
pengobatannya. :al ini diskusikan dan disimpulkan kemungkinan dari adherensi
yang kurang dari beberapa kelompok dipenelitian tersebut, berbeda dengan
penelitian$penelitian yang dilakukan lainnya yang menyimpulkan terapi jangka
pendek lebih banyak yang menyelesaikan pengobatannya dibandingkan terapi
jangka panjang1
5ntuk membuat konkordansi yang baik, disini dokter harus bisa
mengkomunikasikan penyakit pasien mulai dari arti penyakit, penyebab penyakit,
pengobatan penyakit, efek samping obat, dan komplikasi secara baik. 0isinilah
diperlukan komunikasi efektif antara dokter dan pasien.
*omunikasi efektif dokter dan pasien adalah pengembangan hubungan
dokter$pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama
penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. *omunikasi yang baik
adalah bila berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior$inferior) sangat
diperlukan agar pasien mau%dapat menceritakan sakit%keluhan yang dialaminya
secara jujur dan jelas.
0engan komunikasi efektif 0okter dapat mengetahui dengan baik kondisi
pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter.
*ondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.
Pasien merasa tenang dan aman ditangani oleh dokter sehingga akan patuh
menjalankan petunjuk dan nasihat dokter karena yakin bah#a semua yang
dilakukan adalah untuk kepentingan dirinya. Pasien percaya bah#a dokter
tersebut dapat membantu menyelesaikan masalah kesehatannya
"ecara ringkas *onsil *edokteran 3ndonesia membagi D (enam) hal
penting yang diperhatikan agar efektif dalam berkomunikasi dengan pasien,
yaitu-7
14
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
13/14
1) ateri 3nformasi apa yang disampaikan
a) Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak
nyaman%sakit saat pemeriksaan).
b) *ondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis.
c) +erbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosis,
termasuk manfaat, risiko, serta kemungkinan efek samping%komplikasi.
d) :asil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis.
e) 0iagnosis, jenis atau tipe.
f) Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
masing masing cara).
g) Prognosis.
h) 0ukungan (support) yang tersedia.
) "iapa yang diberi informasi
a) Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan.
b) *eluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
c) *eluarganya atau pihak lain yang menjadi #ali%pengampu dan bertanggung
ja#ab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi sendiri secara langsung
4) +erapa banyak atau sejauh mana
a) 5ntuk pasien- sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu
untuk disampaikan, dengan memperhatikan kesiapan mental pasien.
b) 5ntuk keluarga- sebanyak yang pasien%keluarga kehendaki dan sebanyak
yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.
15
7/24/2019 adherensi dan korkondansi pengobatan tb
14/14
8) *apan menyampaikan informasi segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan.
6) 0i mana menyampaikannya
a) 0i ruang praktik dokter.
b) 0i bangsal, ruangan tempat pasien dira#at.
c) 0i ruang diskusi.
d) 0i tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien%keluarga dan
dokter.
D) +agaimana menyampaikannya
a) 3nformasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui
telephone, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui
pos,faximile, sms, internet.
b) Persiapan meliputi-
materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis
sudah disepakati oleh tim)H
ruangan yang nyaman, memperhatikan pri2asi, tidak terganggu orang lalu
lalang, suara gaduh dari t2%radio, teleponH
#aktu yang cukupH
mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh
keluarga%orang yang ditunjukH bila hanya keluarga yang hadir sebaiknyalebih dari satu orang).
c) 9ajaki sejauh mana pengertian pasien%keluarga tentang hal yang akan
dibicarakan.
d) Tanyakan kepada pasien%keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan
amati kesiapan pasien%keluarga menerima informasi yang akan diberikan.
16
Top Related