BAB IV
PENGUKURAN NILAI VSWR DAN DTF MENGGUNAKAN
SITE MASTER TYPE ANRITSU S331D
DALAM RANGKA TROBLESHOOTING BTS
4.1 Deskripsi VSWR dan DTF
VSWR dan DTF merupakan salah satu parameter BTS dalam bentuk
gelombang sinusoida yang dipakai untuk mengetahui kemampuan perangkat BTS
dalam bekerja pada frekuensi tertentu. Di PT. Indosat Tbk telah menentukan limit
nilai VSWR berada pada amplitude under 1.2 sedangkan DTF berada pada
amplitude under 1.03 .
4.1.1 Pengertian VSWR
VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) adalah perbandingan tegangan
maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada system transmisi.
Atau bisa diartikan kemampuan suatu antenna untuk bekerja pada frekuensi yang
diinginkan.
High VSWR terjadi ketika ada sebuah penghalang yang tidak cocok pada
alat sistem RF. "Mismatched" dalam konteks ini, berarti bahwa satu bagian alat
mempunyai penambah atau pengurang dari penghalang daripada bagian dari
peralatan yang disambungkan. VSWR bisa disebabkan oleh sinyal RF yang
direfleksikan pada suatu poin impedance mismatch pada alur sinyal. VSWR
menyebabkan kehilangan titik balik, dimana dapat diartikan sebagai kehilangan
energi penerus melalui suatu sistem untuk mematikan energi yang direfleksikan
kembali menuju transmitter. Bila akhir dari penghalang pada sebuah koneksi tidak
48
49
cocok, maka jumlah maximum dari energi yang ditransmisikan tidak akan
diterima oleh antena. Ketika bagian dari sinyal RF direfleksikan kembali menuju
transmitter, level sinyal pada berbagai variansi garis lainnya akan tetap. Variansi
ini merupakan indikator dari VSWR.
4.1.2 Pengertian DTF
DTF (Distance To Fault) adalah titik- titik kerusakan atau pelemahan
pada kabel saluran transmisi. Jika kabel atau konektor pada saluran transmisi
mengalami kerusakan maka penetrasi signal yang dihasilkan akan semakin lemah
dan daya pancar tidak optimal sehingga performance BTS akan mengalami
degraded.
Beberapa penyebab terjadinya High VSWR dan DTF adalah
Konektor kabel feeder kendor atau tidak presisi
Konektor dan feeder kemasukan air
Kabel feeder rusak atau penyok
Faktor alam (hujan, panas, terbakar)
4.2 Site Master
Site master adalah alat yang berfurngsi untuk mengukur nilai
kerusakan dan nilai pelemahan pada sistem transmisi pemancar frekuensi
(antenna, konektor, feeder) .
Di dalam alat ini terdapat beberapa instrument pendukung untuk melakukan
pengukuran di antaranya kabel jumper, kalibrator, konektor dan kunci pas.
50
4.2.1 Kalibrasi Site Master
Gambar 4.1 Site master dan Tools pendukung
Adapun cara melakukan kalibrasi dan men-setting site master :
1. Tekan tombol ON untuk menghidupkan site master. Di display akan
muncul perintah : PRESS ENTER TO CONTINUE.
2. Tekan tombol ENTER.
3. Pasang calibrator di port RF out.
4. Tekan tombol MODE untuk memilih “Measurement Mode” ( FREQ-
SWR)/(DTF-SWR) misal kita memilih menu FREQ-SWR lalu tekan
ENTER.
5. Atur frekuensi yang ditentukan dengan cara tekan tombol F1 dan F2
untuk menentukan nilai batasan.
51
Frekuensi Indosat dapat dilihat pada table dibawah :
Tabel 4.1 Frekuensi Band Indosat
6. Tekan tombol Amplitudo untuk menentukan limit frequency
untuk Indosat VSWR = 1.20.
7. Tekan tombol "START CAL" untuk memulai kalibrasi
Di layar akan muncul perintah :
CONNECT OPEN TO RF Out PORT, PRESS ENTER
8. Tekan ENTER
Di layar akan muncul perintah. CONNECT SHORT TO RF Out PORT,
PRESS ENTER
9. Tekan ENTER
Di layar akan muncul perintah. CONNECT LOAD TO RF Out PORT,
PRESS ENTER
10. Tekan ENTER
Setelah itu di layar akan muncul indikasi bahwa kalibrasi
sudah CAL ON
11. Tekan tombol SAVE SETUP untuk menyimpan settingan yg
telah dikalibrasi
52
12. Beri nama settingan kalibrasi tadi sesuai freq yang di kalibrasi
(informatif ). Misal beri nama “890MHz-960MHz”
13. Tekan ENTER, proses kalibrasi selesai
Cara peng-kalibrasian DTF hampir sama dengan kalibrasi VSWR , hanya
dibedakan ketika memilih mode kalibrasinya.
4.2.2 Pengukuran VSWR
Sebelum melakukan pengukuran , maka Block BTS yang akan dilakukan
pengukuran site master.
Berikut beberapa tahapan dalam pengukuran VSWR :
1. Lepas konektor BTS yang akan dilakukan pengukuran VSWR/DTF
2. Pasang konektor pada port RF Out site master (sesuai type konektor
BTS).
3. Hidupkan site master dengan menekan tombol ON
4. Tekan tombol RECALL SETUP untuk memilih frequensi mana yang
akan diukur. Di layar akan mencul MODE PARAMETERS
Dimana, didalamnya terdapat menu settingan dar hasil kalibrasi yang
sudah ON. Misal : Memilih H OSL SWR 890.00-960.00MHz tekan
ENTER. Berarti kita sudah memilih frequency GSM Indosat untuk
pengukuran.
5. Amati layar , disitu akan muncul gelombang frequency 890-960MHz
Frequency GSM adalah Uplink (890MHz-900MHz) Downlink
(935MHz-945MHz).
6. Setelah frequency gelombang tampil di layar.
Beri tanda (marker) untuk nilai uplink dan downlink serta limit untuk
amplitudonya.
53
7. Tekan tombol Amplitudo untuk memberi marker amplitudo VSWR
kemudian pilih menu SINGLE LIMIT ketik 1.20 lalu ENTER
8. Tekan tombol MARKER untuk menandai limitan frequency gelombang
GSM.
M1 = 890MHz M5 = Marker to Peak for Uplink
M2 = 900MHz M6 = Marker to Peak for Downlink
M3 = 935MHz
M4 = 945MHz
9. Setelah pe-marker-an selesai, simpan hasil pengukuran tersebut dengan
cara tekan tombol SAVE DISPLAY . Misal yang diukur adalah site
Ngrembel1 maka dapat diberi nama: “Ngrembel1A”
10. Tekan ENTER, hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat
dengan cara tekan tombol RECALL DISPLAY dan di layar akan
muncul list dari hasil pengukuran yang telah disimpan.
4.2.3 Pengukuran DTF
1. Tekan tombol RECALL SETUP
untuk memilih menu untuk pengukuran DTF. Di layar akan mencul
MODE PARAMETERS. Dimana, didalamnya terdapat menu settingan
dar hasil kalibrasi yang sudah ON.
Misal memilih : DTF 80 , itu bearrti batasan nilai DTF untuk kabel feeder
hanya muncul sampai nilai 80 meter.
2. Tekan ENTER
Di layar akan muncul gelombang sinusoida dari pngukuran. Pastikan
nilai D1=0, D2 80 untuk tower yang tingginya 80 Misal tinggi tower
hanya 50m dapat diatur denga menekan tombol FREQ/DIST
3. Tekan AMPLITUDO
54
Untuk memberi limit amplitudonya ketik 1.03 lalu ENTER
4. Tekan tombol MARKER untuk menandai gelombang per connector-nya
dan nilai DTF yang melebihi limit 1.03
M1 = konektor di Anritsu ( 0 m )
M2 = konektor setelah M2
M3 = konektor setelah M3
M4 = konektor setelah M3 (konektor antenna)
M5 & M6 untuk memarker nilai DTF yang melebihi limit 1.03
5. Setelah me-marker limit DTF, M1-M4 maka simpan hasil pengukuran
DTF dengan cara tekan tombol SAVE DISPLAY Misal yang dikur site
Karangawen 2A Bisa kita beri nama “KARANGAWEN2A
6. Tekan ENTER
Hasil pengukuran yang telah disimpan dapat dilihat dengan cara tekan
tombol RECALL DISPLAY, Di layar akan muncul list dari hasil
pengukuran yang telah disimpan.
4.3 Pengukuran VSWR Dan DTF BTS GEBANGSARI_PL
Berikut salah satu contoh hasil pengukuran dan penanganan problem BTS
GEBANGSARI_PL1.
Pada tanggal 29 April 2012, performance BTS GEBANGSARI_PL1 mengalami
degraded yaitu adanya penurunan nilai KPI Call Drop Rate (CDR )dan Call Setup Succes
Rate (CSSR). Sebagaimana yang telah disepakati dan ditetapkan KPI CDR sebesar ≤ 2%
dan CSSR sebesar ≥ 98%.
Diamati pada daily statistic, gambarnya sebagai berikut :
55
Gambar 4.2 Performance BTS GEBANGSARI PL 29 April 2012
Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF sebelum dilakukan perbaikan :
VSWR GEBANGSARI_PL1 :
Gambar 4.3 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki
56
DTF GEBANGSARI_PL1 :
Gambar 4.4 Nilai DTF BTS GEBANGSARI_PL1 Sebelum Diperbaiki
Gambar diatas menunjukan bahwa nilai VSWR dan DTF BTS GEBANGSARI_PL1
berada diatas limit VSWR 1,2 dan DTF 1,03 sehingga berkontribusi dalam penurunan
performance BTS GEBANGSARI_PL1.
4.4 Trobleshooting BTS GEBANGSARI_PL1
Setelah didapat hasil pengukuran VSWR dan DTF berada diatas limit, maka
selanjutnya melakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya problem. Analisa
menyimpulkan problem terjadi akibar konektor feeder yang kemasukan air.
Lihat gambar dibawah ini :
57
Gambar 4.5 Feeder Kemasukan Air
Untuk memperbaiki konektor feeder tersebut dapat dilakukan dengan cara membuka
konektor feeder kemudian dibersihkan dengan air spirtus dan dikeringkan. Setelah 1 jam
pengeringan konektor dipasang kembali kemudian dilakukan kembali pengukuran VSWR
dan DTF
Berikut hasil pengukuran VSWR dan DTF setelah dilakukan perbaikan :
VSWR GEBANGSARI_PL1 :
Gambar 4.6 Nilai VSWR BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki
58
DTF GEBANGSARI_PL1 :
Gambar 4.7 Nilai DTF BTS GEBANGSARI_PL1 Setelah Diperbaiki
Setelah didapat pengukuran VSWR dan DTF kembali normal, maka selanjutnya
melakukan monitoring performance BTS untuk mengetahui KPI CDR dan CSSR pada
tanggal 1 Mei 2012.
Berikut gambar performance BTS GEBANGSARI_PL1 pada tanggal 30 April 2012 :
Gambar 4.6 Performance BTS GEBANGSARI PL 30 April 2012
59
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa performance BTS
GEBANGSARI_PL1 sudah kembali pada standart KPI yang sudah ditentukan (CDR
sebesar ≤ 2% dan CSSR sebesar ≥ 98%. ). Dengan demikian problem HIGH VSWR
pada BTS GEBANGSARI_PL sudah solving.
Top Related