DOSIS MAINTENANCE(DOSIS PEMELIHARAAN)
Arifah Sri Wahyuni, M.Sc, Apt
IKHTISAR
Dosis Maintenance : pemberian obat agar kadar obat di dalam darah selalu berada di dalam kisaran terapeutiknya sehingga dapat menimbulkan efek terapi (Wagner, 1993)
Kadar obat harus diatur >= KEM dan < KTMFaktor yang mempengaruhi kadar obat di dalam darah :
Variasi antar individu Formulasi dan Teknologi sediaan Adanya alternative farmasetika (aminofilin merupakan garam etilen
diamin teofilin, teofilin yang terkandung hanya 80%). Untuk obat-obat dalam bentuk garam K, Na, Cl atau nitrat diabaikan mengingat kecilnya BM anion/kation tsb.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KADAR OBAT DLM DARAH
Perubahan Ekskresi urin, misal pH urin , Clcr
Perubahan klirens hepatic , misal adanya saturasi system metabolism
Adanya inhibisi dan induksi enzimTerjadinya farmakokinetik tergantung dosis
DOSIS MAINTENANCE INTRAVENA
2 cara : Secara Infusi dengan kecepatan (dosis tetap)
Secara iv bolus berulang
DEFINISI
Infusi Intravena Adalah pemberian secara intravena yang diberikan perlahan dengan laju tertentu
IV bolus :Dosis diberikan secara cepatCp sama dengan dosis yang digunakan
KEUNTUNGAN INFUSI INTRAVENA
Plasma Drug Concentration (Cp) lebih terkontrol
Drug with a narrow therapeutic window (IT) (eg : Heparin) dapat diatur fluktuasi Cpmaks dan Cmin.
Obat (eg : antibiotik) dapat diberikan bersama elektrolit dan Nutrisi
Durasi terapi obat dapat diatur sesuai kebutuhan
ASUMSI
Obat masuk kecepatannya mengikuti orde nol (konstan) dan eliminasi obat mengikuti orde satu.
Laju infus digambarkan sebagai orde 0 (nol) dengan
R merupakan kecepatan infus dalam satuan mg/menit.
Pada saat Cp mencapai steady state (plateau) : Kecepatan obat masuk (infusion rate) = Kecepatan obat keluar (elimination rate)
Cp(ss) : steady state (keadaan plateau / tunak)
)1(Vd.k
RCp
Cp.VdD
Substitusidan Integrasi
K.DRdt
dD
.
B
BB
tke
Perubahan jumlah obat
dalam badan (DB) pada waktu t adalah dDB/dt, tergantung :
• R = Kecepatan pemberian obat
• K = Kecepatan Eliminasi obat
R merupakan kecepatan / laju infus yang diberikan (Shargel, 1988). Laju infus yang diberikan dapat juga dinyatakan dengan k0 (Bourne, 2001).
Laju infus = K0 = R = mg/menit
INFUSI IV Selama Infusi IV, obat diberikan dengan kecepatan konstan (orde nol) R,
Konsentrasi obat dalam plasma dan kecepatan eliminasinya naik tergantung konsentrasi (k.Cp). Cp naik sampai tercapai keadaan tunak/steady state .
Pada keadaan tunak dengan laju eliminasi obat = laju obat yang masuk dalam tubuh, persamaan menjadi (Bourne, 2001; Makoid, 1996, )
elDss
kV
RCp
.
TCl
RCp ss
atau
STEADY STATE/TUNAK
Waktu untuk mencapai steady state tergantung t1/2 (Waktu paro eliminasi)
tidak bergantung pada laju infus
(Bourne,2001; Makoid, 1996; Shargel 1988).
2/1%95
2/1%95
%95
.
.
.
32.4
/693.0
05.0ln
05.0ln.
195.0
)1(..
%95
)1(.
%95
.
%95
%95
%95
tt
tt
tk
e
ekVd
R
kVd
R
ekVd
RCss
kVd
RCss
tk
tk
tk
WAKTU UNTUK MENCAPAI 90-99% CSS DAPAT DIKALKULASI SBB :
Angka t1/2 untuk mencapai fraksi dari Css
% Css* yang tercapai X t1/2 eliminasi
90 3.32
95 4.32
99 6.65
* Css adalah konsentrasi tunak
Bila K kecil, maka untuk mencapai keadaan tunak (Css) dibutuhkan waktu lebih lama (t1/2 obatnya panjang / lama)
BILA R DINAIKKAN, WAKTU UNTUK MENCAPAI CSS TETAP, TETAPI KONSENTRASI CSS NAIK
Cp
R
2R
time
Untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapetik dalam pemberian infus intravena dapat dilakukan pemberian loading dose(Bourne, 2001).
Pemberian loading dose dapat dilakukan dalam bentuk :Pemberian bolus intravenaPemberian fast infusion
15
LOADING DOSE
Arifah Sri Wahyuni
LOADING DOSE
Loading Dose (DL) IV atau Dosis Muat IV : Dosis IV Bolus awal, diperlukan untuk tujuan mempercepat keadaan tunak (Css)
DL= Css.VdDL=R/k
dg R = Kecepatan infusK = Konstanta kecepatan eliminasi
Diasumsikan obat diberikan IV Bolus dan Infus IV dalam waktu yang hampir sama, maka, total konsentrasi obat dalam plasma pada waktu ttt adalah :
Cp = C1+C2
)e(1Vd.k
Re
Vd
DCp ktktL
Infus IV
DL IV Bolus
Css = steady state level
Infus IV + DL
time
Cp
Infus IV naik secara eksponensial
DL IV Bolus turun secara eksponensial
Ketepatan pemberian DL
Keterangan
a. DL > R/K
b. DL = R/K
c. DL < R/K
d. Infusi intravena tanpa DL
a
b
c
d
Cp
time
Css
Css dalam literatur konsentrasi obat terapeutik efektif
Infus IV
DL IV BolusDL = R/K
Infus IV + DL
time
Cp
Jika infus dihentikan, obat di dalam plasma (Cp) akan turun secara eksponensial mengikuti orde satu, sehingga e-k.t mendekati nol (0)
Waktu yang dibutuhkan mencapai Css tergantung pada k dan t1/2 eliminasi.
Pada t = ∞, e-k.t≈0, maka
TCl
R
Vd.k
RCss
Cp
time
A
Slope=-k/2,3
Cp setelah dihentikan, sebesar Cpt=Cp0.e-k.t
CONTOH SOAL
1. Suatu antibiotik yang diberikan secara infusi iv diinginkan konsentrasi tunaknya 10 mg/L. Diketahui obat ini mempunyai Vd 10 L dan k =0.2 jam-1.Pertanyaan :
Pertanyaan : a. Berapakah kecepatan infus yang harus diatur ?
b. Bila pasien mengalami uremia dan k turun menjadi 0.1 jam-1, perlukah kecepatan infusnya disesuaikan ?
JAWABAN No 1.
a. kecepatan infus yang harus diatur
mg/jam 20 R
L.0,2/jam g/L.10 10R
Jam .0,2 L 10
Rmg/L 10
Vd.k
RCss
1
m
1.b
• Pada kondisi uremia kemungkinan akan mengubah clearance, dan gambaran kadar obat di dalam darahnya adalah :
• Cpss = R/vd.k• Cpss = 20 mg/jam : (10 L x 0,1 jam-1) • = 20 mg/L• Cpss kondisi uremia degan kecapatan
infus 20 mg/jam adalah 20 mg/L (meningkat 2 kalinya). Jadi perlu disesuaikan.
Kecepatan infusnya harus di atur menjadi :
mg/jam 10R
L.0,1jam 10
R10mg/L
Vd.k
RCss
1
R diubah menjadi 10 mg/jam.
Perlu disesuaikan kecepatan infus, karena jika tidak akan terjadi akumulasi obat yang toksik didalam tubuh
2. Seorang pasien diberikan antibiotik (t1/2=8 jam) secara infus IV. Dengan kecepatan pemberian 2 mg/jam. Setelah 2 hari diukur konsentrasi obat ditemukan 10 mg/L. Hitunglah klirens total obat tersebut ?.
Cp
Time (jam)4834,
56Tunak, 4,32 x t1/2
JAWABAN NO 2
L/jam 0,2mg/L 10
mg/jam 2ClT
Konsentrasi obat dalam plasma pada hari ke 2 (48 jam) ini menggambarkan 6 x t1/2nya. Keadaan tunak tercapai minimal 95% Css (4,32xt1/2)
Sehingga pada jam itu sudah tercapai tunak, maka
Css=R/ClT
ClT=R/Css
3, Suatu produk infus diketahui kadar tunak = 2 μg/ml, Vd=10 L, k = 0,1/jam. Berapa laju tetesan permenit untuk mempertahan Cp tunak? (diketahui 1 ml = 20 tetes). Tersedia produk 500 mg/100 mL
JAWABAN NO 3 Css =R/Vd.k
R = Css . Vd . k
R = 2 mg/L x 10 L x 0,1/jam
R = 2 mg/jam
Untuk mendapatkan dosis 2 mg/jam dari produk 500 mg/100 mL maka volume yang harus diteteskan sebesar :
= 2 mg/jam
500 mg/100 mL
= 0,4 mL/jam = 80 tetes/jam = 0,13 tetes/menit
Contoh Soal
4. Dokter ingin memberikan suatu anestesi secara infus IV dengan kecepatan 2 mg/jam. Kecepatan eliminasi obat diketahui k=0,1/jam dan Vd = 10L (satu kompartemen). Berapakah loading dose yang saudara sarankan bila konsentrasi 2 μg/ml segera dapat tercapai ?
Jawaban No 4.
mg 20DL
0,1/jam
2mg/jam.
K
RDL
maka tercapai,segera Css Supaya
g/mL22mg/Lm10L.0,1/ja
2mg/jam
Vd.K
RCss
Contoh soal
5. Berapakah konsentrasi obat pada jam ke-6 setelah pemberian loading dose 10 mg bersamaan dengan infus kecepatan 2 mg/jam ?. Diketahui obat mempunyai t1/2=3 jam dan Vd=10L)
Jawaban No5.
DL = 10 mg, t1/2 = 3 jam, maka k= 0,231/jam R= 2 mg/jam, Vd = 10 L
mg/L 0,90Cp
)e(1jam10L.0,231/
mg/jam 2e
10L
mg 10Cp
)e.(1Vd.k
R.e
Vd.
DLCp
0,231.60.231.6
ktkt
Soal No6.
6. Seorang pasien diinfus selama 6 jam dengan suatu obat (k=0,01/jam dan Vd=10 L) dengan kecepatan 2 mg/jam. Berapakah konsentrasi obat setelah 2 jam infus dihentikan?
Jawaban No.6
Cp
time6 8
Infus dihentikan
Cp0
Cp
K= 0,01/jam, maka t1/2 =0,693/0,01 =69,3 jam
95% Css = 4,32x69,3 =299,4 jam
Jadi jam ke 6 belum tercapai keadaan tunak.
Cp0=R/Vd.k(1-e-kt)2 mg/jam . (1-e-0,01.6)10 L.0,01/jam
Cp0=1,16 mg/LCp 2 jam setelah
dihentikan Cp=Cp0.e-kt
= 1,16.e-0,01.(8-6)
= 1,14 mg/L
7. Seorang Pasien pria (43 th, 80kg) diberi suatu antibiotik secara infus IV. Menurut literatur t1/2=2 jam, Vd=1,25L/Kgbb. Konsentrasi efektif 14mg/L. Obat tersedia dalam ampul 5 ml dengan konsentrasi 150 mg/ml.
a. Rekomendasikan berapa kecepatan infus (satuan mg/jam atau L/jam)
b. Sampel darah diambil pada jam 12, 16 dan 24 setelah infus dimulai, dan dihitung konsentrasi obatnya : 16,1; 16,3 dan 16,5 mg/L. Hitung ClT pasien
c. Hitung t1/2 eliminasi pasien
d. Berdasar evaluasi diatas, perlukah perubahan kecepatan infus ?
Jawaban no8.
a. t1/2 = 2 jam, maka k=0,347/jamR = Css.Vd.K = 14 mg/L . 1,25 L/Kgbb.80
Kg.0,347/jamR=485,1mg/jam
Karena obat tersedia dalam ampul 5 ml dg konsentrasi 150mg/mLMaka R = (485,8/150)ml/jam
R = 3,24 ml/jam
b. t1/2 = 2 jam, pada T =12 jam (sudah tercapai Css kah ?
95% Css = 4,32xt1/2 = 4,32x 2 jam = 8,64 jam. Berarti jam ke 12 sudah tercapai keadaan tunak (Css)
ClT = R/Css = 485,1 mg/jam : 16,1 mg/L
= 30,17 L/jam
c. Estimasi t1/2 dari harga ClTK = ClT/Vd
= 30,17/(1,25 x 80)/jamK =0,301/jam, maka t1/2= 2,3 jam
d. Untuk memutuskan perubahan kec. Infus, harus dipertimbangkan pharmakodinamik dan toksisitas obat. Jika obat ini diasumsikan memiliki jendela terapeutik yg lebar, estimasi didasarkan pada harga par. Farmakokinetik sesuai literatur.
Karena t1/2 literatur =2 jam, sementara t1/2 pasien 2,3 jam (hampir mendekati), sehingga tidak perlu penyesuaian kecepatan infus
it tetes/men333,3
tetes/mLx20menit 60
mL 1000 infus Kec
(tts/mL)faktor xdrop(menit)waktu
(mL)dittskan yg infus Vinfus Kec
Sx M
P infus Kec
Top Related