Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
TUGAS AKHIR
ANALISIS KINERJA KONEKSI JARINGAN SWITCH
ETHERNET PADA LOCAL AREA NETWORK (LAN)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
O
L
E
H
050402058
AMI FARINA
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
ANALISIS KINERJA KONEKSI JARINGAN SWITCH ETHERNET PADA
LOCAL AREA NETWORK (LAN)
Oleh :
050402058
AMI FARINA
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Teknik Elektro.
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing,
NIP : 131 945 356
IR. M. ZULFIN, MT.
Diketahui Oleh :
a.n. Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Sekretaris,
NIP : 131 161 239
Rahmad Fauzi, ST. MT.
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
ABSTRAK
Perkembangan jaringan telekomunikasi dewasa ini terus meningkat seiiring
dengan perkembangan zaman. Ada beberapa teknologi yang digunakan dalam
berkomunikasi melalui jaringan Local Area Network (LAN). Salah satunya adalah
Ethernet yang merupakan komoditas network yang paling luas digunakan. Saat ini
Ethernet telah diimplementasikan dengan penggunaan switch.
Dengan bertambahnya user-user yang terlibat dalam komunikasi jaringan
LAN, yaitu dalam bentuk segmen-segmen LAN yang semakin luas dan pemakaian
topologi yang berbeda jenis dalam satu jaringan, maka segmen-segmen ini harus
diperkecil dengan menggunakan switch, agar dapat lebih mudah dalam
menginterkoneksikannya. Selain itu, kecepatan transmisi data yang lebih cepat dan
pengiriman data yang akurat sangat dituntut di dalamnya.
Untuk menghasilkan transmisi data yang cepat dan akurat dari transmitter ke
receiver dengan menggunakan Switch Ethernet, maka trafik di jaringan harus diatur
sedemikian rupa, yaitu dengan memperbesar laju pelayanan frame di switch dan
memakai model sistem antrian M/M/1, yang memiliki satu server dan kapasitas
buffer tak berhingga, sehingga dapat menghasilkan delay end-to-end yang kecil.
Hasil analisa menunjukkan bahwa semakin tinggi intensitas trafik atau
utilisasi sistem ρ, maka delay end-to-end yang dihasilkan akan semakin besar seiring
dengan bertambahnya jumlah frame yang ditransmisikan dan juga seiring dengan
semakin kecilnya laju pelayanan yang diberikan.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena hanya
berkat rahmat, hidayah dan ridho-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasul tercinta
Muhammad SAW beserta keluarga suci, para Ahlulbait as. Tugas Akhir berjudul
“Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network
(LAN)” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Doa dan terima kasih kupersembahkan teristimewa untuk, Ayahanda dan
Ibunda tercinta, H. Natsir Lois dan Hj. Asmiyati atas segenap kasih sayang, limpahan
doa, didikan dan dukungan baik moral maupun materil yang telah mereka berikan,
yang tiada tergantikan oleh apapun selain bakti dan doaku. Abangku Natkia, Kakak-
kakak-ku, Ikva dan Ikma atas doa, motivasi, serta bantuan moral dan materil, juga
kak Santi atas doa dan motivasinya.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. M. Zulfin, MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan
dan memberikan saran kepada penulis hingga selesainya penulisan Tugas Akhir
ini.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2. Bapak Ir. Riswan Dinzi, MT, selaku Dosen Wali penulis atas bimbingan dan
arahan dalam menyelesaikan kuliah.
3. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik USU yang senantiasa membantu mahasiswa Teknik Elektro dan Bapak
Rahmad Fauzi, ST. MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Staf Pengajar, Bapak Ir. Arman Sani, MT., Bapak Ir. M. Zulfin, MT.,
Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT., Bapak Maksum Pinem, ST. MT., atas segala
ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama penulis menjalani perkuliahan di
Departemen Teknik Elektro, dan juga seluruh Staf Pegawai Departemen Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara atas segala bantuannya.
5. Sahabat-sahabatku di Elektro : Dewi, Diana, Harpen, Apry, Muti, Yona, Taci,
Nisa, Once, Chici, Gifari, Luthfi, Rizky, Dedy A, Megi, Suib, Putra, Bimbo,
Rifqi, terima kasih atas bantuan dan canda tawanya, serta seluruh teman-teman
lainnya Teknik Elektro Angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari isi, susunan maupun tata bahasanya, yang dikarenakan terbatasnya
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis terbuka atas
segala saran dan kritik dari pembaca untuk penyempurnaan pada masa yang akan
datang.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembacanya.
Amin ya Rabbal Alamin
Medan, Juli 2009
Penulis
AMI FARINA
NIM. 050402058
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................... 3
1.4 Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.5 Metodologi Penulisan ................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................ 4
BAB II JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) .............................. 6
2.1 Umum........................................................................................ 6
2.2 Standar Jaringan Local Area Network (LAN) ............................. 8
2.3 Layer Pada Jaringan Local Area Network (LAN) ....................... 9
2.3.1 Layer Fisik ..................................................................... 9
2.3.2 Layer Data Link ............................................................. 9
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.4 Arsitektur Jaringan Local Area Network (LAN) ....................... 11
2.4.1 Arsitektur Protokol ....................................................... 11
2.5 Media Transmisi ...................................................................... 14
2.5.1 Kabel Twisted Pair ....................................................... 14
2.5.2 Kabel Coaxial .............................................................. 15
2.5.3 Kabel Fiber Optic......................................................... 16
2.6 Topologi Jaringan Local Area Network (LAN)......................... 16
2.6.1 Topologi Bus ................................................................ 16
2.6.2 Topologi Ring .............................................................. 17
2.6.3 Topologi Star ............................................................... 18
2.7 Media Acces Control (MAC) ................................................... 21
2.7.1 CSMA/CD (Ethernet) ................................................... 21
2.7.2 Token ........................................................................... 22
2.7.3 FDDI ............................................................................ 24
2.8 Perangkat Local Area Network (LAN) ..................................... 24
BAB III SWITCH ETHERNET .................................................................... 30
3.1 Umum...................................................................................... 30
3.1.1 Jenis-Jenis Ethernet ...................................................... 31
3.1.2 Pengalamatan Ethernet ................................................. 34
3.1.3 Frame Ethernet ............................................................ 35
3.2 Prinsip Operasi Switch ............................................................. 37
3.2.1 Merele Frame ............................................................... 38
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3.2.2 Memfilter dan Merele Informasi ................................... 39
3.2.3 Manajemen Switch ....................................................... 40
3.3 Arsitektur Switch ..................................................................... 41
3.3.1 Model Arsitektur Switch ............................................... 42
3.4 Model Operasi Switch .............................................................. 44
3.4.1 Mempelajari Alamat (Address Learning) ...................... 44
3.4.2 Keputusan Forward / Filter .......................................... 46
3.4.3 Database Filtering ....................................................... 47
3.4.4 Menghindari Loop ........................................................ 47
3.5 Jenis-Jenis Switch .................................................................... 47
3.6 Kinerja Switch Ethernet ........................................................... 49
3.6.1 Model Sistem yang Dianalisis ...................................... 49
3.6.2 Delay End-to-End Suatu Frame Pada Jaringan
Switch Ethernet ............................................................ 51
BAB IV ANALISIS KINERJA KONEKSI JARINGAN SWITCH ETHERNET
PADA LOCAL AREA NETWORK (LAN) ..................................... 59
4.1 Umum ..................................................................................... 59
4.2 Parameter Kinerja Delay end-to-end Frame ............................. 60
4.3 Parameter Sistem ..................................................................... 60
4.4 Aktifitas Jaringan ..................................................................... 61
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
4.5 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet .................. 61
4.5.1 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet dengan
Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik............ 63
4.5.2 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet dengan
Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik............ 67
4.6 Hasil Analisis Kinerja Jaringan ................................................ 70
4.6.1 Hasil Analisis Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap
Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame
(µ) =15000 frame/detik ............................................... 71
4.6.2 Hasil Analisis Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap
Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame
(µ) =30000 frame/detik ............................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 76
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 76
5.2. Saran….. .................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Model Referensi OSI dan IEEE 802 .................................. 8
Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks ........................................................ 14
Gambar 2.3 Topologi Bus ..................................................................................... 17
Gambar 2.4 Topologi Ring .................................................................................... 18
Gambar 2.5 Topologi Star ..................................................................................... 19
Gambar 2.6 Internal Adapter / Internal Network Interface Card (NIC) ................. 26
Gambar 2.7 Repeater ............................................................................................ 27
Gambar 2.8 Hub.................................................................................................... 27
Gambar 2.9 Bridge ................................................................................................ 28
Gambar 2.10 Switch ................................................................................................ 29
Gambar 3.1 Pengalamatan Ethernet Menggunakan Alamat MAC ......................... 34
Gambar 3.2 Format Frame 802.3 dan Ethernet...................................................... 36
Gambar 3.3 Switch Cisco ...................................................................................... 41
Gambar 3.4 Arsitektur Switch ............................................................................... 42
Gambar 3.5 Proses Bagaimana Switch Mempelajari Lokasi Host-Host .................. 45
Gambar 3.6 Mode-Mode Switching yang Berbeda di dalam Sebuah Frame ........... 49
Gambar 3.7 Model Sistem Yang Dianalisis ........................................................... 50
Gambar 3.8 Model Antrian M/M/1........................................................................ 52
Gambar 3.9 Interval Waktu Kedatangan Paket pada Proses Poisson ...................... 53
Gambar 3.10 Distribusi Poisson dengan Interval Waktu T ...................................... 53
Gambar 3.11 Diagram Transisi Kondisi Sistem Antrian M/M/1 .............................. 58
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Gambar 4.1 Frame WAN ...................................................................................... 62
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end
dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik ..................... 72
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end
dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik ..................... 74
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Topologi Bus, Ring, dan Star ....................................... 20
Tabel 2.2 Jenis Topologi, Kabel, dan Protokol ................................................... 21
Tabel 4.1 Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end
Dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik .................... 71
Tabel 4.2 Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end
Dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik .................... 74
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
DAFTAR SINGKATAN
ANSI : American National Standard Institute
CRC : Cyclic Redudancy Check
CSMA/CD : Carrier Sense Multiple Acces with Collision Detection
FCFS : First Come First Served
FDDI : Fiber Distributed Data Interface
FIFO : First In First Out
FSC : Frame Check Sequence
GARP : Generic Attribute Registration Protocol
GMRP : Generic Multicast Registration Protocol
IEEE : Institute of Electrical Enginering
LLC : Logical Link Control
LSB : Least Significant Bit
MAC : Medium Acces Control
MAN : Metropolitan Area Network
NIC : Network Interface Card
OSI : Open System Interconection
OUI : Organizationally Unique Identifier
STP : Spanning Tree Protocol
STP : Shielded Twisted Pair
UTP : Unshielded Twisted Pair
WAN : Wide Area Network
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaringan telekomunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang
sangat cepat. Berbagai macam fasilitas teknologi telekomunikasi terus dikembangkan
agar user dapat melakukan komunikasi secara praktis, di manapun lokasi user
tesebut berada. Komunikasi dapat terjalin, baik di dalam area yang kecil seperti
gedung-gedung perkantoran, komunikasi antargedung, hingga komunikasi dalam
satu kota.
Untuk membangun komunikasi di area-area yang tidak begitu luas, dapat
digunakan jaringan Local Area Network (LAN). LAN digunakan untuk mentransfer
data antara PC, workstation, mainframe, dan data peripheral. Salah satu cara untuk
memperbaiki performansi end-user adalah dengan membagi single segmen LAN
yang luas ke dalam segmen-segmen LAN yang lebih kecil, yang disebut
“microsegment”. Oleh karena itu, kita dapat menggunakan perangkat switch agar
dapat membagi single segmen LAN yang luas ke dalam beberapa segmen. Salah satu
teknologi LAN yang diimplementasikan dengan switch adalah Ethernet.
Maraknya penggunaan Switch Ethernet pada sistem komunikasi real-time
mengakibatkan tuntutan keamanan dan pemakaian bandwith yang optimal dari
pengiriman frame pada jaringan tersebut. Dengan kata lain, dalam satuan unit waktu,
switch harus mampu memproses sejumlah frame yang ditransmisikan oleh entitas-
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
entitas yang bersebelahan dan sanggup menyediakan kapasitas bandwith yang cukup
besar untuk mensupport alamat trafik agar sampai ke tujuan.
Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan analisis perhitungan delay end-to-end
pada koneksi jaringan LAN Switch Ethernet terhadap pengaruh jumlah frame yang
berbeda. Proses analisa juga akan mencari tahu pengaruh bertambahnya laju
pelayanan rata-rata frame, yaitu 15000 frame/detik dan 30000 frame/detik terhadap
delay end-to-end frame, untuk kemudian membandingkan hasil yang diperoleh
keduanya. Dengan demikian, akan diketahui kinerja jaringan dengan laju pelayanan
yang manakah yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan,
yaitu :
1. Bagaimana prinsip kerja jaringan LAN.
2. Bagaimana pinsip kerja jaringan Ethernet menggunakan switch.
3. Bagaimana model sistem LAN menggunakan switch.
4. Apa saja parameter kinerja yang diukur dalam proses analisis.
5. Bagaimana cara menghitung besarnya waktu delay end-to-end sebuah frame
yang melalui jaringan Switch Ethernet pada model sistem dalam Tugas Akhir
ini.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisa
kinerja koneksi jaringan Switch Ethernet pada LAN yaitu dengan menghitung delay
end-to-end.
1.4 Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat pembatasan
masalah sebagai berikut :
1. Hanya membahas jaringan LAN secara umum.
2. Hanya membahas jaringan Switch Ethernet secara umum.
3. Tipe jaringan LAN yang digunakan adalah tipe jaringan peer-to-peer.
4. Hanya menganalisa koneksi jaringan Switch Ethernet dengan mnggunakan
topologi star.
5. Tidak membahas aplikasi-aplikasi yang digunakan pada jaringan Ethernet.
6. Spesifikasi switch yang digunakan adalah switch cisco.
7. Hanya menganalisa jaringan Ethernet yang menggunakan standar Fast Ethernet
tipe 100Base–Tx.
8. Hanya menganalisa delay end-to-end pada jaringan Switch Ethernet.
9. Analisa kinerja hanya menggunakan model sistem antrian M/M/1 dengan
disiplin antrian FIFO, dimana pada model ini kapasitas buffer diasumsikan tak
berhingga.
10. Lama waktu pengamatan yang digunakan dalam analisa adalah 20 detik.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
1.5 Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan Tugas
Akhir ini adalah :
1. Studi Literatur, yaitu berupa studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku dan
jurnal-jurnal pendukung, baik dalam bentuk hardcopy dan softcopy.
2. Studi Analisis, yaitu berupa melakukan pehitungan dengan menggunakan
parameter-parameter kinerja yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metode
penulisan, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini.
BAB II : JARINGAN LOCAL AREA NETWORK
Bab ini membahas tentang prinsip kerja, arsitektur, standard-
standar LAN, topologi, Media Acces Control (MAC) dari
jaringan LAN.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB III : SWITCH ETHERNET
Bab ini membahas tentang standar-standar Ethernet, prinsip
operasi, arsitektur, model, dan jenis-jenis switch.
BAB IV : ANALISIS KINERJA KONEKSI JARINGAN SWITCH
ETHERNET PADA LOCAL AREA NETWORK (LAN)
Bab ini menganalisis besarnya waktu delay end-to-end sebuah
frame dalam jaringan Switch Ethernet, terhadap jumlah frame
yang berbeda dan laju pelayanan yang berbeda.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari analisa Tugas Akhir ini dan
saran dari penulis.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB II
JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)
2.1 Umum
Berdasarkan standar IEEE, Local Area Network didefenisikan sebagai jaringan
komunikasi yang menghubungkan beberapa device, seperti Personal Computer,
workstation, printer, mainframe, dan data peripheral yang dapat mentransmisikan
data dalam area yang terbatas. Batasan daerah atau ”local area” adalah kurang dari
100 feet (< 30 m) hingga melebihi 6 mil (> 10 km). Jaringan LAN sangat cocok
dibangun pada daerah gedung perkantoran, kampus, rumah sakit, dan gedung-gedung
lainnya[1].
Ada dua jenis arsitektur jaringan LAN, jika dilihat dari hak akses yang
diberikan :
1. Peer To Peer Network
Peer to peer network merupakan salah satu model jaringan LAN dimana setiap
station atau terminal yang terdapat di dalam lingkungan jaringan tersebut bisa
saling berbagi. Setiap PC dapat mengakses semua peripheral yang tersambung
dengan LAN, seperti halnya printer, disk, drives, CD Drive dan semua PC yang
lain dapat menggunakan setiap peripheral yang tersambung dengan PC
tersebut. Setiap PC pada jaringan peer to peer dilengkapi dengan software yang
memungkinkan PC itu bertindak sebagai non-dedicated server. Dalam hal ini
setiap komputer berlaku sebagai PC untuk pemakainya dan sebagai server yang
bisa diakses oleh komputer lain. Keuntungan dari jaringan peer to peer ini
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
adalah tidak dibutuhkannya administrator khusus yang mengelola jaringan dan
tidak dibutuhkannya komputer yang khusus diberlakukan sebagai server. Jadi
jika salah satu komputer mati atau down, maka tidak akan mengganggu kinerja
komputer yang lain dan juga tidak memerlukan biaya implementasi jaringan
yang cukup mahal. Kelemahan sistem ini adalah pemakaian bersama yang
dapat mempengaruhi kestabilan kinerja komputer yang sedang diakses secara
bersama-sama tersebut serta keamanan data yang kurang terjamin karena pada
model ini tidak dapat dibuat hak akses yang bertingkat terhadap satu jenis
station. Peer to peer network ini lebih banyak digunakan untuk pemakaian
ringan dan dibatasi pada LAN skala kecil yang jumlah simpulnya terbatas.
2. Client-Server Network
Berbeda dengan model jaringan peer to peer, pada model client server network
ini dapat diberlakukan hak akses yang bertingkat pada setiap station-nya.
Sistem ini menggunakan satu atau lebih komputer yang khusus digunakan
sebagai server yang bertugas melayani kebutuhan komputer-komputer lain
yang berperan sebagai client/workstation. Komputer server menyediakan
fasilitas data dan sumber daya seperti harddisk, printer, CD Drive dan
sebagainya yang dapat diakses oleh komputer-komputer lain sebagai
workstation. Keunggulan model client server adalah kemampuan dalam
menjalankan database multiuser dan adanya hak akses bertingkat yang akan
lebih menjamin keamanan data dari setiap station-nya. Model client server ini
banyak digunakan untuk menangani data yang memiliki kapasitas besar dan
relatif lebih aman.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.2 Standar Jaringan Local Area Network (LAN)
Teknologi LAN dikembangkan pertama kalinya pada akhir 1970-an dan awal
1980-an. Sejumlah tipe jaringan yang berbeda diusulkan dan diimplementasikan.
Namun, karena adanya perbedaan itu, maka teknologinya hanya dapat diaplikasikan
pada peralatan milik vendor yang merancang teknologi LAN tersebut. Untuk
mengatasi hal ini, maka disusunlah suatu standar untuk LAN, sehingga ada
kompatibilitas antara produk-produk dari vendor berbeda. Kontributor terbesar
adalah Institute of Electrical Enginering (IEEE) yang merumuskan Model Referensi
802 (MR-IEEE802) dan diadopsi oleh International Standards Organization sebagai
standar internasional.
Standar LAN ini merupakan penggambaran yang sangat baik dalam
menunjukkan lapisan-lapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN.
Gambar 2.1[2] menunjukkan hubungan antara standar untuk komunikasi komputer
yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu Model Referensi Open System Interconection
(MR-OSI) dengan MR-IEEE 802 (Standar LAN).
Application Layer
Presentation Layer
Session Layer
Transport Layer
Network Layer
Data Link Layer
Physical Layer
MR.OSI
Original OSI
Model
Network Layer
Logical Link Control Sublayer
Medium Acces Control Sublayer
Physical Layer
MR- IEEE 802
New Sub
Layers
Gambar 2.1 Hubungan Model Referensi OSI dan IEEE 802
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.3 Layer Pada Jaringan Local Area Network (LAN)
Dari Gambar 2.1 di atas terlihat bahwa, standar LAN ditekankan pada dua
lapisan MR-OSI yang paling bawah, yaitu lapisan fisik dan data link. Lapisan fisik
mencakup spesifikasi media transmisi, topologi, serta fungsi pengkodean sinyal,
sinkronisasi, dan pengiriman/penerimaan bit. Sedangkan lapisan data link,
merupakan fungsi yang berhubungan dengan Logical Link Control (LLC) dan Media
Acces Control (MAC).
2.3.1 Layer Fisik
Layer fisik (Physical Layer) merupakan layer paling bawah dari konsep
model referensi pertukaran data jaringan. Tanggung jawab utama dari layer ini hanya
berkisar pada fungsi pengaturan interface, seperti bagaimana teknik transmisi dan
bagaimana bentuk-bentuk interkoneksi secara fisik. Layer fisik dalam setiap definisi
jaringan selalu berhubungan dengan karakteristik modulasi dan pensinyalan data
serta proses transmisi dari bit-bit dasar melalui kanal komunikasi.
Layer fisik berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel komunikasi.
Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu
sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit
pula, dan bukan 0 bit.
2.3.2 Layer Data Link
Layer ke 2 yaitu lapisan data atau data link layer, berisi ketentuan yang
mendukung sambungan fisik seperti penentuan biner 0 dan 1 , penentuan kecepatan,
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
penentuan biner tersebut dan lainnya agar sambungan jaringan komputer bisa
berjalan baik. Dengan kata lain data link layer menterjemahkan sambungan fisik
menjadi sambungan data.
Tugas utama data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan
mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi.
Sebelum diteruskan ke network layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan
memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame
(biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer
mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement
frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan
mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung
pada data link layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila
secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan perhatian
khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah dianggap sebagai
batas-batas frame.
Terjadinya noise pada saluran dapat merusak frame. Dalam hal ini, perangkat
lunak data link layer pada mesin sumber dapat mengirim kembali frame yang rusak
tersebut. Akan tetapi transmisi frame sama secara berulang-ulang bisa menimbulkan
duplikasi frame. Frame duplikat perlu dikirim apabila acknowledgement frame dari
penerima yang dikembalikan ke pengirim telah hilang. Tergantung pada layer inilah
untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan rusaknya, hilangnya dan
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
duplikasi frame. Data link layer menyediakan beberapa kelas layanan bagi network
layer. Kelas layanan ini dapat dibedakan dalam hal kualitas dan harganya.
Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data link layer (dan juga sebagian
besar layer-layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses pengiriman
data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan lalu-
lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang
dimiliki penerima pada suatu saat tertentu. Seringkali pengaturan aliran dan
penanganan error ini dilakukan secara terintegrasi.
Jaringan broadcast memiliki masalah tambahan pada data link layer.
Masalah tersebut adalah dalam hal mengontrol akses ke saluran yang dipakai
bersama. Untuk mengatasinya dapat digunakan sublayer khusus data link layer, yang
disebut medium access sublayer.
2.4 Arsitektur Jaringan Local Area Network (LAN)
Arsitektur LAN merupakan penggambaran yang sangat baik dalam hal
pelapisan protokol yang mengatur fungsi-fungsi dasar LAN. Bagian ini dimulai
dengan deskripsi arsitektur protokol standar untuk LAN, mencakup lapisan fisik,
lapisan medium acces control, dan lapisan logical logic control. Masing-masing
lapisan ini akan dijelaskan berturut-turut.
2.4.1 Arsitektur Protokol
Protokol ditetapkan secara spesifik untuk alamat transmisi LAN dan MAN
yang berkaitan dengan pentransmisian blok-blok data pada jaringan. Menurut
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
ketentuan OSI, pembahasan mengenai protokol LAN ditekankan pada lapisan-
lapisan yang lebih tendah dari model OSI yang berkaitan erat dengan arsitektur
jaringan LAN.
Gambar 2.1 menghubungkan protokol-protokol LAN dengan arsitektur OSI.
Arsitektur ini dikembangkan oleh Komite IEEE 802 dan telah diadopsi oleh seluruh
organisasi yang bekerja berdasarkan spesifikasi standar OSI, umumnya disebut juga
sebagai model referensi IEEE 802[2].
Lapisan terendah dari model referensi IEEE 802 bekerja dari yang paling
bawah, dan berhubungan dengan lapisan fisik model OSI serta mencakup beberapa
fungsi sebagai berikut :
a. Encoding / decoding sinyal
b. Permulaan / pelepasan pembangkitan (untuk sinkronisasi)
c. Transmisi bit / penerimaan
Selain itu, lapisan fisik dari model 802 juga mencakup spesifikasi media
transmisi serta topologinya. Umumnya, ini menunjukkan pada ”bagian bawah”
lapisan terendah dari model OSI. Bagaimanapun juga, pemilihan media transmisi dan
topologinya sangat penting dalam perancangan LAN dan mencakup pula spesifikasi
medianya.
Di atas lapisan fisik, adalah fungsi yang berhubungan dengan penyediaan
layanan untuk pemakai LAN, yang meliputi hal-hal sebagai berikut[2] :
a. Pada transmisi, mengasembling data menjadi sebuah frame dengan bidang-
bidang alamat dan pendeteksian kesalahan.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
b. Pada penerimaan, tidak mengasembling frame, dan menampilkan
kemampuan mengenali alamat dan pendektesian kesalahan.
c. Mengatur akses untuk media transmsi LAN.
d. Menyediakan interface untuk lapisan-lapisan yang lebih tinggi serta
menampilkan kontrol aliran dan kontrol kesalahan.
Hal-hal tersebut merupakan fungsi-fungsi yang biasanya dihubungkan dengan
lapisan 2 OSI. Susunan fungsi-fungsi dalam poin terakhir dikelompokkan ke dalam
lapisan Logical Link Control (LLC). Sedangkan fungsi dalam ketiga poin pertama
diperlakukan sebagai lapisan terpisah, yang disebut Medium Acces Control (MAC).
Pemisahan ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut[2] :
a. Logika yang diperlukan untuk mengatur akses untuk media akses-bersama
tidak ditemukan dalam lapisan 2 data link control tradisional.
b. Untuk LLC yang sama, tersedia beberapa pilihan MAC.
Gambar 2.2[2] mengilustrasikan keterkaitan di antara berbagai level
arsitektur. Data pada level yang lebih tinggi dilintaskan ke LLC, yang melampirkan
informasi kontrol sebagai header, menciptakan suatu Protokol Data Unit (PDU)
LLC. Informasi kontrol ini digunakan dalam pengoperasian protokol LLC.
Kemudian seluruh PDU LLC dilintaskan ke bawah menuju lapisan MAC, yang
melampirkan informasi kontrol pada bagian depan dan bagian belakang paket, dan
membentuk sebuah frame MAC. Lagi-lagi, informasi kontrol di dalam frame
diperlukan untuk operasi protokol MAC.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Gambar 2.2 Protokol LAN Menurut Konteks
2.5 Media Transmisi
Dalam suatu transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik di antara
pengirim dan penerima. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihan media transmisi, di antaranya adalah kapasitas, keandalan, tipe data yang
didukung dan jarak. Semakin tinggi kecepatan data dan semakin jauh jaraknya, akan
semakin baik. Ada tiga media kabel yang umum digunakan untuk transmisi data,
khususnya LAN, yaitu kabel twisted pair, coaxial, dan fiber optic.
2.5.1 Kabel Twisted Pair
Twisted pair adalah media transmisi guided yang paling hemat dan paling
banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
disusun dalam suatu pola spiral beraturan. Twisted pair terbagi atas dua jenis, yaitu
Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP). Kabel UTP berupa
kabel telepon biasa dan umumnya lebih banyak digunakan. Gangguan yang terjadi
pada UTP adalah interferensi elektromagnetik eksternal, meliputi interferensi twisted
pair yang berdekatan dan dari derau yang muncul akibat lingkungan sekitar. Salah
satu cara untuk meningkatkan karakteristik media ini adalah melapisi twisted pair
dengan suatu pelindung metalik agar bisa mengurangi interferensi. Sedangkan STP
memiliki kinerja yang lebih baik pada kecepatan data yang lebih tinggi namun
harganya lebih mahal dan lebih sulit mengoperasikannya dibanding UTP.
2.5.2 Kabel Coaxial
Kabel Coaxial seperti halnya dengan twisted pair terdiri dari dua konduktor,
namun disusun berlainan untuk mengatur pengoperasiannya melalui jangkauan
frekuensi yang lebih luas dan mampu digunakan dengan efektif pada kecepatan data
yang lebih tinggi. Terdiri dari konduktor silindris yang mengelilingi suatu kawat
konduktor dalam tunggal. Konduktor bagian dalam dibungkus baik dengan
konduktor kawat jaring maupun penyekat dalam. Konduktor terluar dilindungi oleh
suatu selubung atau pelindung. Sebuah kabel coaxial tunggal memiliki diameter
mulai dari 1 sampai 2,5 cm. Karena perlindungan ini, dengan konstruksi berbentuk
melingkar, kabel coaxial menjadi tahan terhadap interferensi dan crosstalk
dibandingkan dengan twisted pair. Gangguan-gangguan utama terhadap kinerja kabel
coaxial biasanya berupa attenuasi, derau suhu, dan derau intermodulasi.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.5.3 Kabel Fiber Optic
Salah satu terobosan terbesar dalam bidang transmisi data adalah
pengembangan sistem serat optik praktis. Sebuah kabel serat optik (fiber optic)
memiliki bentuk silindris dan terdiri dari tiga bagian konsentris, yaitu : inti, cladding,
dan selubung. Inti merupakan bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian,
atau serat, baik yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan bentuknya pun tipis
sekali. Inti memiliki diameter yang berkisar antara 8 sampai 100 µm. Masing-masing
serat dilkelilingi oleh cladding, yaitu berupa plastik atau kaca yang melapisi dan
memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan plastik atau kaca pada inti. Serat optik
dianggap handal digunakan dalam telekomunikasi jarak jauh, dan mulai
dimanfaatkan untuk keperluan militer. Peningkatan kerja dan penurunan harga serta
kemampuannya dalam membawa informasi dalam jumlah besar, membuat serat optik
juga diaplikasikan pada LAN.
2.6 Topologi Jaringan Local Area Network (LAN)
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara bagaimana
komputer terhubung dalam suatu jaringan. Ada tiga jenis topologi yang biasa
digunakan pada LAN yaitu bus, ring, dan star.
2.6.1 Topologi Bus
Topologi bus termasuk konfigurasi multipoint. Seluruh station terhubung
melalui suatu interface perangkat keras yang disebut tap yang langsung terhubung ke
suatu jalur transmisi linier, seperti yang terlihat pada Gambar 2.3. Informasi yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
dikirim akan melewati setiap terminal yang ada pada jalur tersebut. Jika alamat yang
tercantum dalam data atau informasi yang dikirim sesuai dengan alamat terminal
yang dilewati, maka data atau informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang
dilewatinya tersebut. Sampai di ujung bus, data atau informasi tersebut akan diserap
oleh terminator. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil.
Jumlah terminal dapat dikurang dan ditambah secara fleksibel. Keuntungan topologi
bus adalah mudah pada ”set-up” awal, sedangkan kerugiannya adalah jika kabel
terputus akan mempengaruhi keseluruhan LAN.
Gambar 2.3 Topologi Bus
2.6.2 Topologi Ring
Hubungan yang terdapat pada topologi ring (cincin) adalah hubungan point-
to-point dalam suatu lup tertutup seperti pada Gambar 2.4. LAN bertopologi cincin
menggunakan port fisik dan kabel terpisah untuk mentransmisikan data dan
menerima data. Setiap informasi yang diperoleh akan diperiksa alamatnya oleh
station yang dilewatinya. Jika informasi bukan ditujukan untuknya, maka informasi
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
akan terus dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap station dalam
jaringan lokal yang terhubung dengan topologi cincin, saling tergantung satu sama
lain sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu sistem, maka seluruh jaringan akan
terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin ganda dengan salah satu
cincin buck-up seperti yang dipakai pada jaringan cincin berteknologi FDDI.
Keuntungan topologi cincin hanya pada penggunaan panjang jaringannya yang lebih
pendek sehingga dapat menggunakan kabel yang lebih sedikit. Sedangkan
kerugiannya adalah jika kabel terputus di antara terminal, akan mempengaruhi
keseluruhan LAN (hanya untuk standar Token Ring). Topologi cincin biasanya
memerlukan biaya yang lebih mahal dalam penerapannya.
Gambar 2.4 Topologi Ring
2.6.3 Topologi Star
Dalam topologi bintang, sebuah elemen pusat (misalnya hub, bridge, atau
switch) bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
terjadi seperti Gambar 2.5. Station pusat merupkan titik kritis yang berfungsi sebagai
pengatur semua komunikasi data yang terjadi dan menyediakan jalur komunikasi
khusus antara dua station yang akan berkomunikasi. Banyaknya station yang dapat
terhubung tergantung jumlah port yang tersedia pada station pusat yang digunakan.
Topologi ini mudah untuk dikembangkan, baik penambahan maupun pengurangan
sistem. Keuntungan topologi bintang adalah jika kabel terputus, maka hanya satu
terminal yang terputus hubungannya. Terminal dapat ditambahkan dengan mudah,
tanpa mempengaruhi keseluruhan jaringan. Sedangkan kerugiannya hanya pada
penggunaan kabel yang terlalu banyak karena jarak fisik.
Gambar 2.5 Topologi Star
Pada saat pemilihan topologi jaringan, cukup banyak pertimbangan yang
harus diambil, tergantung pada kebutuhan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
adalah dari segi biaya, kecepatan, lingkungan, ukuran, konektivitas. Selain itu, yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
harus diperhatikan adalah keuntungan dan kerugian dari masing-masing jenis
topologi. Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan dari ketiga toplogi tersebut.
Tabel 2.1 Perbandingan Topologi Bus, Ring, dan Star
Topologi Keuntungan Kerugian BUS 1. Hemat kabel
2. Layout kabel sederhana 3. Mudah dikembangkan 4. Tidak butuh kendali pusat 5. Penambahan atau
pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan
1. Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas
2. Kepadatan lalu lintas transmisi data tinggi
3. Akan mengurangi kinerja jaringan
4. Keamanan data jika terjadi tubrukan kurang terjamin
5. Kecepatan akan menurun jika pemakai bertambah banyak
RING 1. Hemat kabel 2. Penataan kabel sederhana 3. Dapat melayani lalu lintas
yang padat
1. Peka terhadap kesalahan 2. Pengembangan jaringan lebih
kaku 3. Kerusakan pada media
pengirim atau media terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan
4. Lambat, karena pengiriman menunggu giliran token
STAR 1. Paling fleksibel karena pemasangan kabel mudah
2. Penambahan atau pengurangan station tidak mengganggu bagian yang lain
3. Hub juga berfungsi sebagai multiplexer
4. Memudahkan pengelolaan jaringan
1. Membutuhkan banyak kabel 2. Perlu penanganan khusus
bindel kabel 3. Hub jadi elemen kritis
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.7 Media Acces Control (MAC)
Media Access Control (MAC) adalah fungsi protokol untuk mengontrol akses
ke media transmisi agar bisa menggunakan kapasitas secara tepat dan efesien. Ada
beberapa jenis protokol MAC yang diaplikasikan pada LAN yang biasanya
dipasangkan dengan jenis topologi dan media transmisi yang sesuai seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jenis Topologi, Kabel, dan Protokol
Topologi Fisik
Jenis Media Transmisi
(Kabel)
Protokol
Ring Fiber Optic Twisted Pair
Token Ring, FDDI Token Ring, CDDI
Bus Linier Twisted Pair Coaxial Fiber Optic
Ethernet, Token Bus, Local Talk
Star Twisted Pair Fiber Optic
Ethernet, Local Talk
Tree Twisted Pair Coaxial Fiber Optic
Ethernet
2.7.1 CSMA/CD (Ethernet)
Standar yang digunakan untuk LAN dengan metode akses Carrier Sense
Multiple Acces with Collision Detection (CSMA/CD) adalah Standar IEEE 802.3
atau lebih dikenal dengan Ethernet. Prinsip kerja dari standar protokol ini adalah
sebagai berikut :
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
1. Sebelum mengirim, station “mendengarkan” dulu, apakah jalur transmisi
berisi data atau informasi yang sedang ditransmisikan atau tidak.
2. Jika jalur transmisi kosong, maka station mulai dapat mengirim data atau
informasi.
3. Jika terjadi tubrukan data, maka proses pengiriman dihentikan.
4. Masing-masing terminal menunggu dalam selang waktu yang acak (back
off).
5. Station kembali memeriksa jalur transmisi. Jika kosong, maka station mulai
dapat mengirimkan data atau informasi kembali.
2.7.2 Token
Cara lain untuk mengontrol akses ke media transmisi adalah dengan
menggunakan control token. Token merupakan suatu frame unik yang beredar
mengelilingi jaringan. Token control dilewatkan dari satu station ke station lain
sesuai dengan aturan tertentu. Pada jaringan yang memakai metode akses token ini,
setiap station yang ingin mentransmisikan data harus memiliki token ini. Dan setelah
transmisi selesai, station tersebut melepaskan token ke jaringan agar station yang lain
juga dapat melakukan transmisi. Prinsip kerja dari token ini adalah sebagai berikut :
1. Sebuah cincin logika dibangun untuk menghubungkan semua station ke
media fisik, dan sebuah token tunggal dilepaskan.
2. Token dilewatkan dari satu station ke station lain sampai diterima oleh station
yang ingin dilakukan transmisi data.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3. Station yang menerima token kemudian mengirimkan frame-frame data, lalu
melepaskan token kembali ke jaringan.
Jaringan yang menggunakan metode akses token ini tidak harus bertopologi
ring (cincin). Token juga dapat digunakan untuk mengontrol akses ke jaringan
bertopologi bus.
A. Token Bus
Standar untuk token bus adalah IEEE 802.4. Secara fisik, token bus adalah kabel
linier yang digunakan untuk menghubungkan station. Secara logika, station-station
tersebut diorganisasikan ke dalam suatu bentuk cincin, di mana setiap station
mengetahui alamat station yang berada di kanan atau dikirinya.
Apabila logika cincin mulai dibentuk, station yang memiliki alamat tertinggi
dapat mengirimkan frame data atau informasi pertama kali. Setelah selesai, station
pertama akan menyerahkan token ke station selanjutnya. Token ini akan merambat
dari station ke station yang lain dengan logika cincin. Karena hanya satu station
yang mendapatkan token yang dapat mengirimkan frame pada satu waktu, maka
tidak akan pernah terjadi tubrukan frame data.
B. Token Ring
Token Ring distandarisasikan dalam IEEE 802.5. Dalam satu Token Ring, suatu
pola bit khusus yang disebut token bergerak mengelilingi station-station kapan saja
walaupun station dalam keadaan diam. Ketika satu station ingin mentransmisikan
satu frame, maka station tersebut harus menangkap token itu. Dengan metode Token
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Ring, maka tidak akan terjadi tubrukan dalam pengiriman data. Pada metode ini,
suatu terminal harus menunggu giliran dalam waktu yang relatif lama bila akan
mengirimkan data.
2.7.3 FDDI
Fiber Distributed Data Interface (FDDI) merupakan teknologi yang biasa
diaplikasikan pada backbone, yang memiliki kecepatan 100 Mbps. Teknologi ini
dikembangkan oleh American National Standard Institute (ANSI) X3T9.5 dan juga
menerapkan algoritma Token Ring. Salah satu kelebihan utama teknologi ini adalah
fault tolerance yang tinggi karena menggunakan cincin ganda.
2.8 Perangkat Local Area Network (LAN)
Untuk membangun suatu LAN, ada dua jenis perangkat yang dibutuhkan, yaitu
perangkat lunak (sistem operasi jaringan) dan perangkat keras. Perangkat keras
standar untuk membangun LAN sederhana adalah server, station, kabel dan
konektor, adapter, repeater, serta hub. Sedangkan untuk LAN yang skalanya lebih
luas, biasanya dibutuhkan perangkat tambahan untuk menghubungkan segmen-
segmen jaringannya yaitu bridge, switch, dan router.
2.8.1 Server
Server merupakan komputer yang berfungsi sebagai penyedia layanan untuk
seluruh pemakai (user). Komputer ini memiliki spesifikasi yang lebih tinggi daripada
komputer lain yang menjadi workstation yang terhubung padanya. Spesifikasi yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
diterapkan untuk memilih sebuah server meliputi ketangguhan, keamanan,
berkecapatan tinggi, memiliki fault tolerance, dan dilengkapi dengan interface I/O
yang cepat.
2.8.2 Station
Dalam suatu rangkaian jaringan juga terdapat komputer-komputer yang
berfungsi sebagai station atau terminal akses (workstation). Komputer-komputer ini
akan menjadi sarana untuk memasukkan data dan memperoleh hasil pengolahannya.
2.8.3 Kabel dan Konektor
Kabel dan konektor merupakan komponen penting dalam jaringan. Kabel
berfungsi sebagai media transmisi yang menghubungkan antar komputer atau
periferal lainnya, kecuali jika menggunakan jaringan nirkabel (wireless). Ada tiga
jenis kabel, yaitu coaxial, twisted pair, dan fiber optic. Pada implementasi saat ini,
biasanya kabel fiber optic digunakan pada backbone sedangkan twisted pair pada
segmen-segmen jaringannya.
Konektor digunakan sebagai penghubung antar kabel atau antar kabel dengan
perangkat. Konektor harus disesuaikan dengan jenis kabel, karena masing-masing
kabel memiliki jenis konektor tertentu yang sesuai dengan kabel tersebut.
2.8.4 Adapter
Agar sebuah komputer dapat terhubung ke suatu jaringan, maka komputer
tersebut harus dilengkapi dengan sebuah perangkat berupa adapter atau yang biasa
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
disebut dengan Network Interface Card (NIC). Adapter ini berupa sebuah kartu
ekspansi yang dipasang pada salah satu slot ekspansi pada mainboard komputer.
Jenis adapter yang dipasang harus sesuai dengan teknologi jaringan yang akan
dihubungkan. Gambar 2.6 menunjukkan salah satu contoh adapter.
Gambar 2.6 Internal Adapter / Internal Network Interface Card (NIC)
2.8.5 Repeater
Repeater bekerja pada layer fisik jaringan, berfungsi menguatkan sinyal dan
mengirimkan data dari satu repeater ke repeater yang lain. Repeater tidak merubah
informasi yang ditransmisikan dan tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya
berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal
dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Perangkat repeater dapat dilihat pada
Gambar 2.7.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Gambar 2.7 Repeater
2.8.6 Hub
Hub merupakan perangkat penghubung dalam jaringan yang berfungsi
mengatur jalannya komunikasi dan transfer data dalam jaringan tersebut. Hub adalah
repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater) yang tidak mampu
menentukan tujuan. Hub hanya mentransmisikan sinyal ke setiap line yang
terkoneksi dengannya, menggunakan mode half-duplex. Ukuran hub ditentukan oleh
jumlah port jaringan yang tersedia. Ada hub 4 port, 8 port, 12 port, 16 port, dan
seterusnya. Penggunaan jumlah port tersebut tergantung pada besar kecilnya
jaringan. Semakin besar jaringan, maka dibutuhkan hub dengan jumlah port yang
lebih banyak. Perangkat hub dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Hub
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
2.8.7 Bridge
Bridge adalah perangkat yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa
jaringan yang terpisah sehingga perangkat-perangkat yang terdapat pada LAN-LAN
yang berbeda dapat terkoneksi dan berkomunikasi seolah-seolah perangkat-perangkat
tersebut berada di dalam satu LAN. Bridge dapat menghubungkan jenis jaringan
yang sama maupun berbeda, misalnya untuk menghubungkan jaringan Ethernet dan
Token Ring. Perangkat bridge dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Bridge
2.8.8 Switch
Switch LAN adalah perangkat yang secara tipikal mempunyai beberapa port
untuk menghubungkan beberapa segmen LAN lain yang berkecepatan rendah, switch
pada prinsipnya sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi
dengan mode half-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke
dan dari tujuan yang spesifik. Dengan kata lain, dapat menentukan jalur transfer data.
Ada dua jenis arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan
store-and-forward. Switch cut-through memiliki kelebihan di sisi kecepatan karena
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuannya sebelum
meneruskan paket ke segmen tujuan. Sedangkan pada switch store-and-forward,
ketika menerima paket, isi paket akan dianalisa terlebih dahulu sebelum
meneruskannya ke alamat tujuan, sehingga memungkinkan switch untuk mengetahui
adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak mengganggu kerja
jaringan. Adapun perangkat switch dapat diperlihatkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Switch
2.8.9 Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari switch. Perbedaannya, router
dapat menyaring lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan melihat paket
data, tapi dengan menggunakan protokol tertentu. Router menangani pembagian
jaringan secara logik, bukan secara fisik. Pada jaringan internet, sebuah router yang
dikenal sebagai Internet Protokol router (IP-router) dapat membagi jaringan menjadi
beberapa subjaringan sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk alamat IP
tertentu saja yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB III
SWITCH ETHERNET
3.1 Umum
Ethernet adalah sebuah metode akses jaringan, di mana semua host di jaringan
tersebut berbagi bandwith yang sama dari sebuah link. Ethernet menjadi populer
karena ia mudah sekali disesuaikan dengan kebutuhan (scalable), artinya cukup
mudah untuk mengintegrasikan teknologi baru seperti Fast Ethernet dan Gigabit
Ethernet, ke dalam instruktur network yang ada. Ethernet juga relatif mudah untuk
diimplementasikan dari awal, dan cara pemecahan masalahnya juga mudah. Ethernet
menggunakan spesifikasi layer Physical dan Data Link.
Jaringan Ethernet menggunakan protokol Carrier Sense Multiple Access with
Collision Detection (CSMA/CD), yaitu sebuah protokol yang membantu peralatan
jaringan untuk berbagi bandwith secara merata tanpa mengalami kejadian di mana
dua peralatan mengirimkan data pada saat bersamaan.
Dalam pentransmisian data, Ethernet umumnya memakai satu medium untuk
mentransmisikan frame-frame data dari komputer yang berbeda. Artinya, semua
komputer yang terlibat di dalam jaringan tersebut umumnya berbagi medium
transmisi untuk mengirimkan frame datanya ke tujuan. Hal ini akan mengakibatkan
dua komputer atau lebih dapat mengirimkan frame data pada waktu yang bersamaan,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya tubrukan antar-frame data tersebut.
Tubrukan ini juga akan mengakibatkan berkurangnya throughput. Selain itu,
komputer-komputer tersebut juga berbagi dalam penggunaan bandwith dengan total
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
bandwith yang dipakai sebesar 10 Mbps atau 100 Mbps. Dengan pembagian ini maka
masing-masing komputer akan memperoleh bandwith yang lebih sedikit dari yang
disediakan.
Switch Ethernet telah dikembangkan untuk mengurangi tubrukan antar-frame
yang terjadi di dalam jaringan dan untuk memperbaiki throughput. Dengan
menggunakan teknik switching, komputer tidak lagi berbagi medium transmisi dalam
mengirimkan datanya. Switch Ethernet bekerja secara store and forward atau secara
cut-through untuk mengirimkan data-data dari satu user ke user yang lainnya
berdasarkan alamat MAC yang dituju.
3.1.1 Jenis-Jenis Ethernet
Ethernet pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 di Xerox’s Palo Alto
Reasearch Center (PARC). Sejak itu, Ethernet telah melalui beberapa generasi, yaitu
Standard Ethernet (10 Mbps), Fast Ethernet (100 Mbps), Gigabit Ethernet (1 Gbps)
dan Ten-Gigabit Ethernet (10 Gbps).
A. Standard Ethernet
Semua standard Ethernet menggunakan kode Manchaster dalam mengirimkan
datanya melalui media transmisinya. Adapun pembagian standard Ethernet[2]
menurut media transmisinya adalah sebagai berikut :
1. 10Base5 : Thick Ethernet
10Base5 adalah spesifikasi media 802.3 yang asli dan secara langsung berbasis
Ethernet. 10Base5 menentukan penggunaan kabel koaksial 50 ohm serta
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
penggunaan pensinyalan digital Manchester. Panjang segmen kabel maksimum
ditetapkan sejauh 500 meter, sedangkan panjang jaringan bisa diperpanjang
dengan menggunakan repeater.
2. 10Base2 : Thin Ethernet
Untuk menyediakan suatu sistem dengan biaya lebih rendah daripada 10Base5
untuk LAN komputer pribadi, ditambahkan 10Base2. Thin Ethernet ini juga
menggunakan kabel koaksial 50 ohm. Perbedaan dasarnya dengan 10Base5
adalah 10Base2 menggunakan kabel yang lebih tipis, yang mampu mendukung
lebih sedikit tap pada jarak yang lebih pendek.
3. 10Base-T : Twisted-Pair Ethernet
Spesifikasi 10Base-T ini menggunakan topologi bintang, yaitu sebuah sistem
sederhana yang terdiri dari sejumlah station yang terhubung ke titik sentral,
yang disebut sebagai multiport repeater, melalui dua unshielded twisted pair.
Karena tingginya rate data dan rendahnya mutu transmisi unshielded twisted
pair, panjang jalur dibatasi sampai 100 meter.
4. 10Base-F : Fiber Ethernet
10Base-F menggunakan topologi star untuk menghubungkan station-station
melalui sebuah hub. Station-station tersebut dihubungkan ke hub menggunakan
dua kabel fiber optic.
B. Fast Ethernet
Fast Ethernet dirancang untuk bersaing dengan protokol LAN seperti FDDI
atau Fiber Channel. IEEE menciptakan Fast Ethernet dengan nama 802.3u. Fast
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Ethernet sangat compatible dengan Standar Ethernet, tapi Fast Ethernet dapat
mentrasmisikan data 10 kali lebih cepat pada laju 100 Mbps.
C. Gigabit Ethernet
Gigabit Ethernet dirancang dengan kecepatan 1000 Mbps, dengan tujuan[3]
sebagai berikut :
a. Meng-upgrade laju data hingga 1 Gbps.
b. Dibuat agar lebih compatible dengan Standard Ethernet.
c. Menggunakan bit alamat yang sama yaitu sebesar 48-bit.
d. Menggunakan format frame yang sama.
e. Tetap mempertahankan panjang frame minimum dan maksimum yang sama.
D. Ten-Gigabit Ethernet
Standar IEEE merancang Ten-Gigabit Ethernet dengan tujuan[3] sebagai
berikut :
a. Meng-upgrade laju data hingga 10 Gbps.
b. Agar lebih compatible dengan dengan Standard, Fast, dan Gigabit Ethernet.
c. Menggunakan bit alamat yang sama yaitu sebesar 48-bit.
d. Menggunakan format frame yang sama.
e. Tetap mempertahankan panjang frame minimum dan maksimum yang sama.
f. Dapat menginterkoneksikan LAN ke dalam jaringan yang lebih luas, seperti
Metropolitan Area Network (MAN), atau Wide Area Network (WAN).
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
24 bits 24 bits
g. Membuat teknologi Ethernet compatible dengan teknologi lainnya seperti
Frame Relay dan ATM.
3.1.2 Pengalamatan Ethernet
Pada bagian ini, akan dibahas mengenai cara pengalamatan Ethernet bekerja.
Ethernet menggunakan alamat Media Acces Control (MAC) yang telah ditanamkan
ke dalam setiap kartu adapter network (NIC, Network Interface Card) pada saat
pembuatan. Alamat MAC atau alamat perangkat keras, adalah sebuah alamat 48-bit
(6-byte) yang ditulis dalam format heksadesimal.
Gambar 3.1[6] menunjukkan alamat MAC yang 48-bit dan bagaimana
pembagian bit-bit di alamat tersebut.
47 46 I/G
G/L
Organizationally
Unique Identifier (OUI) (Ditetapkan oleh IEEE)
(Ditetapkan oleh vendor)
Gambar 3.1 Pengalamatan Ethernet Menggunakan Alamat MAC
Organizationally Unique Identifier (OUI) merupakan identifikasi yang
ditetapkan oleh IEEE (Insitute of Electrical and Electronics Engineers) dan
diberikan kepada sebuah organisasi (dalam hal ini yaitu organisasi atau vendor yang
membuat kartu network). OUI terdiri dari 24 bit, atau 3 byte. Organisasi yang
diberikan OUI ini kemudian akan menetapkan sebuah sistem pengalamatan yang
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
diadministrasinya secara global, terdiri dari 24 bit atau 3 byte, dan bersifat unik untuk
setiap kartu adapter yang dibuatnya. Perhatikan Gambar 3.1. Bit yang ada di depan
adalah bit Individual/ Group (I/G). Jika nilainya 0, kita bisa menganggap bahwa
alamat itu adalah alamat yang sebenarnya dari alat tersebut, dan alamat ini akan
muncul di MAC header. Jika nilainya 1, kita bisa menganggap bahwa alamat ini
mewakili alamat broadcast atau multicast di Ethernet. Bit berikutnya adalah bit G/L
juga dikenal sebagai U/L, di mana U berarti Universal). Jika bit ini diset ke-0, ia
mewakili alamat yang diadministrasi secara global (misalnya oleh IEEE). Jika bit ini
diset ke-1, ia mewakili alamat yang diadministrasi secara lokal (misalnya oleh
sebuah vendor). Ke-24 bit di bagian belakang dari sebuah alamat Ethernet mewakili
kode yang diadministrasi secara lokal (jika ada) atau biasanya kode yang ditetapkan
oleh perusahaan yang memanufaktur kartu network. Bagian ini dimulai dengan 24
buah bit 0 untuk kartu adapter pertama yang dibuat dan berlanjut sampai 24 buah bit
1 untuk kartu adapter terakhir (atau 16.777.216 buah kartu adapter). Biasanya
pembuat kartu adapter menggunakan ke-24 bit terakhir ini atau ke-6 digit
heksadesimal (kalau dikonversi ke heksadesimal) sebagai 6 karakter terakhir dari
nomor seri kartu adapter yang dibuatnya.
3.1.3 Frame Ethernet
Layer Data Link bertanggung jawab dalam menggabungkan bit menjadi byte
dan byte menjadi frame. Frame digunakan di Layer Data Link untuk membungkus
(encapsulate) paket yang diterima dari Layer Network. Sebuah host Ethernet
melewatkan frame data ke host lain menggunakan sejumlah bit yang disebut format
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
frame MAC (MAC frame format). Ini hanya memberikan deteksi error dari apa yang
disebut Cyclic Redudancy Check (CRC), bukan mengoreksinya. Frame 802.3 dan
frame Ethernet ditunjukkan pada Gambar 3.2[6].
Ethernet_II
Preamble 8 bytes
DA
6 bytes
SA
6 bytes
Type
2 bytes
Data
FCS
4 bytes
802.3_Ethernet
Preamble 8 bytes
DA
6 bytes
SA
6 bytes
Length 2 bytes
Data
FCS
Gambar 3.2 Format Frame 802.3 dan Ethernet
Berikut ini akan diberikan secara rinci field-field (bagian dari frame) di frame
802.3 dan frame Ethernet[6] :
a. Preamble. Field yang berisi bit dengan pola 1 dan 0 bergantian, yang
memberikan clock 5 MHz pada awal dari setiap paket, yang memungkinkan
alat penerima mengetahui bit-bit yang datang dan menguncinya.
b. Start Frame Delimiter (SFD)/Synch. Preamble terdiri dari 7 oktet (1 oktet = 8
bit), sedangkan SFD hanya 1 oktet, yaitu 10101011, di mana 2 bit terakhir
membuat penerima bisa melakukan sinkronisasi terhadap pola 1 dan 0 yang
bergantian tersebut dan mengetahui bahwa bit berikutnya adalah bit data.
c. Alamat Tujuan (Destination Address, DA), terdiri dari 48-bit dengan
menggunakan apa yang disebut dengan bit yang kurang penting (Least
Significant Bit, LSB) pada awalnya. DA digunakan oleh host penerima untuk
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
menentukan apakah paket yang datang ditujukan untuk sebuah host atau sebuah
titik tertentu di jaringan atau tidak. DA dapat berupa alamat individual, atau
alamat MAC broadcast atau multicast. Sebuah broadcast adalah semuanya 1
(atau F dalam bilangan heksadesimalnya) dan dikirim ke semua perangkat,
sedangkan sebuah multicast hanya dikirim ke sebuah subset atau kumpulan dari
beberapa titik atau di jaringan saja.
d. Alamat Asal (Source Address, SA), adalah alamat MAC yang terdiri dari 48-
bit yang digunakan untuk mengidentifikasikan alamat pengirim dan
menggunakan LSB (Least Significant Bit). Format alamat broadcast dan
multicast tidak boleh ada di field SA.
e. Field Panjang (Length) atau Type. Protokol 802.3 menggunakan field Length,
sedangkan Ethernet menggunakan field Type untuk mengidentifikasi protokol
Layer Network.
f. Data. Field ini berisi data yang dikirim turun dari layer Network ke layer Data
Link. Ukurannya bisa bervariasi dari 64 sampai 1500 byte.
g. Frame Check Sequence (FSC), adalah field di akhir frame yang digunakan
untuk menyimpan Cyclic Redudancy Error (CRC).
3.2 Prinsip Operasi Switch
Tugas-tugas utama dari pengoperasian switch adalah sebagai berikut[7] :
a. Merele dan memfilter frame.
b. Menjaga informasi yang dibutuhkan untuk memutuskan memfilter dan merele
frame.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
c. Mengatur proses-proses di atas.
3.2.1 Merele Frame
Sebuah MAC switch merele frame-frame data tiap MAC user antara MAC
yang terpisah dari LAN switch yang terhubung ke tiap-tiap port-nya. Fungsi-fungsi
yang mendukung relaying frame-frame dan menjaga QoS, dapat dituliskan sebagai
berikut[7] :
a. Penerimaan frame.
b. Membuang frame error yang diterima.
c. Membuang frame, jika jenis frame bukan termasuk data frame user.
d. Mengembalikan prioritas user, jika dibutuhkan.
e. Membuang frame untuk menghindari terjadinya loop-loop pada topologi fisik
jaringan.
f. Membuang frame untuk mendukung manajemen kontrol melalui topologi
fisik jaringan.
g. Membuang frame berdasarkan permintaan informasi filtering.
h. Membuang frame pada unit data layanan transmittable yang ukurannya
berlebih.
i. Meneruskan penerimaan frame-frame ke port-port switch lainnya.
j. Menyelidiki kelas trafik, berdasarkan permintaan informasi filtering.
k. Antrian frame oleh kelas trafik.
l. Membuang frame untuk menjamin terjadinya kelebihan delay switch
maksimum yang diteruskan.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
m. Menyeleksi antrian frame untuk ditransmisikan.
n. Menyeleksi pioritas akses yang menuju ke luar.
o. Merancang layanan unit data dan menghitung ulang Frame Check Sequence,
jika dibutuhkan.
p. Pentransmisian frame.
3.2.2 Memfilter dan Merele Informasi
Sebuah switch ketika sedang memfilter frame, tidak akan merele frame-frame
yang diterima oleh satu port switch ke port-port lainnya pada switch tersebut secara
berurutan, hal ini untuk mencegah terjadinya penduplikasian frame dan untuk
menghindari administrative control melalui sumber jaringan. Fungsi-fungsi yang
mendukung penggunaan dan pemeliharaan informasi untuk tujuan ini adalah sebagai
berikut[7] :
a. Menyusun dan menghitung pendistribusian dari Port State pada tiap-tiap port
switch dalam jaringan, menyediakan hubungan topologi aktif spanning tree
secara padat, simple, dan simetris.
b. Mengatur setingan dari MAC yang memungkinkan atau mengatur Port State
Switch untuk memisahkan port switch dari topologi aktifnya.
c. Mengurangi atau mengatur konfigurasi dari Rapid Spanning Tree Protocol
untuk mempengaruhi hal-hal yang termasuk dalam topologi aktif dari
parameter-parameter port switch yang spesifik dan dalam jaringan LAN
tempat port-port switch tersebut terhubung.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Sebuah switch juga memfilter frame-frame untuk mengurangi trafik dalam
bagian jaringan yang tidak terletak di dalam path antara sumber dan tujuan dari trafik
tersebut. Fungsi-fungsi yang mendukung penggunaan dan penjagaan informasi untuk
tujuan ini adalah sebagai berikut[7] :
a. Menetapkan konfigurasi dari alamat cadangan.
b. Menjelaskan konfigurasi dari informasi filtering yang statis.
c. Mempelajari secara otomatis informasi filtering yang dinamis untuk alamat
tujuan unicast melalui peninjauan alamat sumber dari trafik network.
d. Mengetahui usia dari informasi filtering dinamis yang telah dipelajari.
e. Penambahan otomatis dan pemindahan informasi filtering dinamis sebagai
hasil dari pertukaran GMRP (Generic Multicast Registration Protocol).
3.2.3 Manajemen Switch
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh MAC switch disesuaikan dengan
prinsip dan konsep dari OSI Management Framework. Fasilitas-fasilitas tersebut, di
antaranya adalah[7] :
a. Mengenalkan area-area fungsional dari Manajemen OSI untuk membantu
dalam pengidentifikasian dari penempatan yang dibutuhkan pada switch
untuk mendukung fasilitas-fasilitas manajamen.
b. Membangun hubungan antara proses-proses yang digunakan pada model
operasi switch dan pengaturan objek-objek dari switch itu sendiri.
c. Menspesifikasikan operasi manajemen switch yang didukung oleh tiap objek
pengaturan.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3.3 Arsitektur Switch
Para produsen terkemuka network komputer, banyak yang sudah mengeluarkan
produk switch, di antaranya D-Link, Cisco, 3Com, Compex dan lain-lain. Namun
yang memiliki sertifikasi untuk peralatannya dan menjadi standar dunia, adalah
produk Cisco. Cisco Certified Network Profesional (CCNP), Cisco Certified Network
Administrator (CCNA) dan lain-lain. Gambar 3.3[8] memperlihatkan contoh dari
Switch Cisco.
Gambar 3.3 Switch Cisco
Adapun secara detailnya, arsitektur Switch Cisco dapat dilihat dari sisi depan
dan dari sisi belakang pada Gambar 3.4[8].
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
(a) Switch dilihat dari sisi depan
(b) Switch dilihat dari sisi belakang
Gambar 3.4 Arsitektur Switch
3.3.1 Model Arsitektur Switch
Sebuah switch dapat dimodelkan dengan meliputi :
a. Memiliki sebuah Entitas Relay MAC yang menghubungkan port-port switch.
b. Switch memiliki banyak port.
c. Terletak pada lapis entitas yang lebih tinggi, dan paling dekat dengan Entitas
Spanning Tree Protocol.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
A. MAC Relay Entity
Entitas MAC relay menangani fungsi MAC yang bebas terhadap frame-frame
relaying antara port-port switch, frame-frame filtering, dan pembelajaran informasi
filtering. Entitas MAC relay menggunakan Layanan Tambahan Sublayer Internal
(Enchanced Internal Sublayer Service) yang diberikan oleh Entitas MAC terpisah
untuk tiap port. Frame-frame direlay di antara port-port yang terhubung ke setiap
LAN-LAN berbeda.
B. Port
Tiap-tiap port switch mentransmisikan dan menerima frame-frame ke dan dari
LAN yang saling berhubungan. Sebuah Entitas MAC individu secara permanen
terhubung dengan port yang menyediakan Layanan Tambahan Sublayer Internal
(Enchanced Internal Sublayer Service) yang digunakan untuk pengiriman dan
penerimaan frame. Entitas MAC menangani semua metode MAC yang bergantung
kepada fungsi-fungsi (protokol dan prosedur MAC) seperti yang telah
dispesifikasikan dalam standar yang relevan untuk teknologi MAC IEEE 802 LAN.
C. Lapis Entitas Yang Lebih Tinggi
Entitas Spanning Tree Protocol menangani perhitungan dan konfigurasi dari
topologi Switch LAN. Entitas Spanning Tree dan user-user lainnya yang terletak
pada lapis yang lebih tinggi, seperti manajemen switch dan entitas-entitas aplikasi
GARP (Generic Attribute Registration Protocol), membuat penggunaan dari
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
prosedur logical link control. Prosedur-prosedur ini diberikan secara terpisah untuk
tiap port dan penggunaan dari MAC service disediakan oleh Entitas MAC individu.
3.4 Model Operasi Switch
Model operasi dari switch merupakan dasar yang sederhana untuk
menggambarkan fungsi dari MAC switch. Frame-frame diterima untuk
ditransmisikan kepada penerima ke dan dari proses-proses dan entitas-entitas yang
berupa model operasi Entitas Relay MAC pada suatu switch, antara lain[6] :
3.4.1 Mempelajari Alamat (Address Learning)
Ketika sebuah alat melakukan transmisi dan sebuah interface menerima
sebuah frame, switch akan menempatkan alamat asal dari frame tersebut ke dalam
tabel forward/filter MAC, yang memungkinkan switch untuk mengingat interface
di mana alat pengirim berada. Switch tidak punya pilihan kecuali membanjiri
network dengan mengirimkan frame ini keluar dari semua port, kecuali port
darimana frame diterima, karena switch tidak punya ide di mana alat tujuan
tersebut berada.
Jika sebuah alat menjawab frame yang dikirimkan keluar dari semua port ini
(broadcast) dan mengirimkan sebuah frame kembali, maka switch akan mengambil
alamat asal dari frame dan menempatkan alamat MAC tersebut pada database
miliknya, dengan mengasosiasikan alamat ini dengan interface yang menerima
frame tersebut. Karena switch sekarang telah memiliki kedua alamat MAC yang
relevan di tabel filteringnya, maka kedua alat sekarang dapat membuat sebuah
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
koneksi point-to-point. Switch tidak akan membanjiri network dengan frame lagi
seperti pada saat pertama, karena sekarang frame hanya akan di-forward di antara
kedua alat itu saja. Gambar 3.5[6] memperlihatkan proses-proses yang terlibat
dalam pembangunan sebuah database MAC.
Gambar 3.5 Proses Bagaimana Switch Mempelajari Lokasi Host-Host
Dari Gambar 3.5 di atas dapat dijelaskan proses-proses dari switch dalam
mempelajari lokasi host-host, yaitu :
1. Host A mengirimkan sebuah frame ke Host B. Alamat MAC Host A adalah
0000.8c01.000A; Alamat MAC Host B adalah 0000.8c01.000B.
2. Switch menerima frame pada interface E0/0 dan menempatkan alamat asal ke
dalam tabel alamatnya.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3. Karena alamat tujuan tidak ada di database MAC, frame dikirimkan keluar
dari semua interface, kecuali port asal.
4. Host B menerima frame dan melakukan respon ke Host A. Switch menerima
frame ini pada interface E0/1 dan menempatkan alamat hardware asal ini ke
dalam database MAC.
5. Host A dan Host B sekarang dapat membuat sebuah koneksi point-to-point
dan hanya kedua alat yang akan menerima frame. Host C dan Host D tidak
akan melihat frame, dan alamat MAC keduanya juga tidak ditemukan di
database karena mereka belum mengirimkan sebuah frame ke switch.
Jika Host A dan Host B tidak berkomunikasi ke switch lagi selama waktu
tertentu, switch akan membuang entri mereka dari database untuk membuat database
tetap dengan kondisi terkini.
3.4.2 Keputusan Forwad/Filter
Ketika sebuah frame diterima pada sebuah interface switch, alamat hardware
tujuan dibandingkan dengan database, frame hanya akan dikirim ke interface exit
yang benar. Switch tidak akan mentransmisikan frame keluar dari interface lain
kecuali dari interface tujuan. Ini menghemat bandwith pada segmen network lain
dan ini disebut frame filtering.
Tetapi jika alamat hardware tujuan tidak terdaftar di database MAC, maka
frame akan dikirim ke semua interface yang aktif kecuali ke interface dari mana
frame itu diterima. Jika sebuah alat menjawab frame dikirim ke semua interface
itu, database MAC akan ter-upadate dengan lokasi (interface) alat tersebut.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Jika sebuah host atau server mengirimkan sebuah broadcast pada sebuah
LAN, switch secara default akan mengirimkan frame ke semua port yang aktif
kecuali port asal.
3.4.3 Database Filtering
Memegang informasi filtering dan mendukung perintah-perintah yang
dilakukan oleh proses forwading sebagaimana frame-frame dengan nilai yang
diberikan oleh alamat MAC field tujuan dapat di-forward ke port yang diberikan.
3.4.4 Menghindari Loop
Jika dibuat banyak koneksi antar-switch untuk tujuan redudancy (cadangan),
maka loop network dapat terjadi. Protokol yang disebut Spanning Tree Protocol
(STP) dapat digunakan untuk menghentikan loop-loop network tetapi dengan tetap
memperbolehkan redudancy.
3.5 Jenis – Jenis Switch
Jenis-jenis switch LAN menentukan bagaimana sebuah frame ditangani ketika
frame diterima pada sebuah port switch. Latency-waktu yang diperlukan untuk
sebuah frame dikirimkan keluar dari exit port setelah switch menerima frame
(bergantung pada mode switching yang dipilih). Terdapat tiga mode switching,
yaitu[6] :
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3.5.1 Cut-Through
Dengan metode switching cut-through, switch LAN membaca hanya alamat
tujuan (enam byte pertama yang mengikuti preamble) ke buffer onboard-nya (chip
memory di dalam sebuah switch). Setelah itu, switch akan melihat ke alamat tujuan
hardware di dalam tabel switching MAC, menentukan outgoing interface, dan
kemudian mem-forward frame menuju tujuannya melalui interface tersebut.
3.5.2 FragmentFree (Cut-Through yang Dimodifikasi)
FragmentFree adalah sebuah bentuk modifikasi dari switching cut-through di
mana switch menunggu apa yang disebut collision window (64-byte pertama dari
sebuah frame) lewat sebelum melakukan forwading. Ini karena jika sebuah paket
memiliki sebuah error collision, biasanya selalu terjadi dalam 64-byte pertama. Ini
berarti setiap frame akan di-cek sampai ke field data untuk memastikan tidak ada
fragmentasi yang terjadi. Mode ini menyedikan pengecekan error yang lebih baik
dibandingkan dengan mode cut-through.
3.5.3 Store-and-Forward
Pada mode store-and-forward, switch LAN menduplikasikan atau meng-copy
seluruh frame ke buffer onboard-nya dan kemudian menghitung Cyclic Redudancy
Check (CRC). Karena ia menduplikasi seluruh frame, latency melalui switch menjadi
bervariasi sesuai dengan panjang frame.
Gambar 3.6[6] menunjukkan titik-titik berbeda di mana mode switching
terjadi pada frame.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Up to 6 byte 1 byte 6 byte 6 byte 2 byte 1500 byte 4 byte
Preamble
SFD
Destination hardware addresses
Source hardware addresses
Length
DATA
FCS
Cut-through: Fragmen Free : Store-and-forward : tidak ada pengecek- mengecek collision semua error difilter; an error memiliki latency tertinggi
Gambar 3.6 Mode-Mode Switching yang Berbeda di dalam Sebuah Frame
3.6 Kinerja Switch Ethernet
Untuk menentukan kualitas jaringan Switch Ethernet pada jaringan LAN, maka
perlu dilakukan perhitungan kinerjanya. Dalam hal ini, kinerja yang dimaksud untuk
menghitungnya adalah delay end to end suatu frame dari jaringan tersebut. Untuk
menghitung kinerja ini, maka terlebih dahulu diperlukan membuat model sistem
jaringan yang akan di analisis.
3.6.1 Model Sistem Yang Dianalisis
Model sistem dari jaringan yang akan dianalisis dapa dilihat pada Gambar
3.7. Pada model sistem ini, jaringan Switch Ethernet dibuat dengan menggunakan
topologi star, yang merupakan topologi yang sederhana dan mudah dalam
pengkabelannya. Selain itu, topologi ini juga tidak mempengaruhi station-station
yang lain di dalam jaringan, jika salah satu station mengalami pemutusan hubungan.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
(a) Model Sistemnya Menggunakan 4 station dalam 1 segmen
(b) Model Sistem Delay end-to-end Pada Switch Ethernet
Gambar 3.7 Model Sistem Yang Dianalisis
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
3.6.2 Delay end-to-end Suatu Frame Pada Jaringan Switch Ethernet
Analisis delay pada komunikasi ini didasarkan oleh kestabilan operasi pada
jaringan Switch Ethernet yang merupakan suatu masalah yang patut untuk dianalisis,
guna terciptanya trafik yang lancar dalam pengiriman data. Kestabilan ini tergantung
kepada kondisi operasional yang dihubungkan ke switch dan kapasitas kanal yang
tersedia. Dengan kata lain, dalam satuan unit waktu, switch harus mampu untuk
memproses jumlah frame-frame yang dibangkitkan oleh entitas-entitas yang
bersebelahan dan dengan kapasitas bandwith yang cukup besar untuk mensupport
alamat trafik ke tujuan.
Analisis perhitungan kinerja Switch Ethernet pada Local Area Network
(LAN) menggunakan sistem antrian. Jenis sistem antrian yang digunakan adalah
M/M/1. Sistem antrian M/M/1 dibuat dari kedatangan Poisson, memiliki satu
eksponen (Poisson) server dengan disiplin antrian FIFO (First In First Out) yang
merupakan suatu peraturan dimana yang akan dilayani terlebih dahulu adalah frame
yang datang terlebih dahulu. FIFO ini sering disebut juga FCFS (First Come First
Served).
Sistem antrian M/M/1 merupakan single-server model antrian dengan satu
buffer, yang dapat digunakan untuk sistem yang sederhana. Namun, pada model ini,
buffer dianggap memiliki kapasitas tak berhingga.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Buffer
Server
KedatanganPaket Keberangkatan
Paket
Gambar 3.8 Model Antrian M/M/1
Pada Gambar 3.8[9] dapat dilihat sebuah model antrian pelayanan tunggal
(single server). Paket–paket tiba secara acak, kemudian paket antri di dalam buffer
sebelum dilayani oleh server. Setelah selesai dilayani, maka paket meninggalkan
sistem antrian.
Dalam suatu sistem antrian terdapat faktor–faktor yang harus diperhatikan
agar suatu fasilitas pelayanan dapat melayani paket yang berdatangan, yaitu bentuk
kedatangan paket, bentuk fasilitas pelayanan, kapasitas fasilitas pelayanan untuk
menampung paket, utilisasi sistem, dan disiplin antrian yang mengatur pelayanan
kepada paket.
Distribusi probabilitas yang sering digunakan adalah distribusi Poisson,
dimana kedatangan paket bersifat bebas, tidak terpengaruh oleh kedatangan sebelum
ataupun sesudahnya. Asumsi distribusi Poisson menunjukkan bahwa kedatangan
paket sifatnya acak dan mempunyai rata–rata laju kedatangan sebesar lamda (λ ).
Proses kedatangan paket–paket yang mengikuti distribusi Poisson dapat
dilihat pada Gambar 3.9[9].
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Waktut t + ∆t
∆t
Gambar 3.9 Interval Waktu Kedatangan Paket pada Proses Poisson
Pada Gambar 3.10 dapat dilihat bahwa sebuah interval waktu yang kecil ∆t
(∆t → 0), antara waktu t dan t + ∆t. Jika terdapat interval waktu terbatas yang
panjang T [9], seperti dilihat pada Gambar 3.10[9].
Waktu∆t ∆t ∆t ∆t
T
Gambar 3.10 Distribusi Poisson dengan Interval Waktu T
Pada interval waktu T, maka dapat diketahui probabilitas kedatangan p(k)
dari k kedatangan[9] yaitu :
!)()(k
eTkpTk λλ −
= (3.1)
dimana :
p(k) = probabilitas dari k kedatangan
T = interval waktu (detik)
λ = laju kedatangan paket (paket/detik)
k = 0, 1, 2…
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Poisson sering digunakan sebagai model untuk kedatangan paket yang acak
ke dalam sistem antrian. Pada analisa ini, perlu untuk menghasilkan suatu urutan
waktu kedatangan paket ...0 210 ≤≤≤= ttt dimana kejadian ke i terjadi pada saat ti
(i = 1, 2,…) dan distribusi dari waktu kejadian {ti} mengikuti pola tertentu.
):max()( ttitN i ≤= adalah jumlah kejadian yang terjadi pada saat atau sebelum t
untuk 0≥t [10]. Sebuah proses { 0),( ≥ttN } dikatakan proses Poisson jika :
1. Paket yang tiba sebanyak satu paket, pada suatu waktu.
2. N(t + s) – N(t) adalah jumlah kedatangan pada interval waktu (t, t + s), adalah
independen dari { tuuN ≤≤0),( }.
3. Distribusi dari N(t + s) – N(t) independen dari t untuk t, s ≥0.
Data-data asli yang berasal dari workstation sumber pada suatu LAN, akan
dikemas terlebih dahulu dalam bentuk frame dengan menambahkan header dan tailer
yang dibutuhkan oleh protokol untuk membawa frame LAN. Oleh karena itu, waktu
pemrosesan 1 frame dalam bit pada workstation adalah :
µtambahan
procNT = (3.2)
dimana :
Tproc = waktu pemrosesan 1 frame dalam bit pada workstation (detik).
Ntambahan = jumlah bit tambahan (header dan tailer) untuk tiap frame (bit).
µ = laju pelayanan frame dalam bit (bit/detik).
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Waktu perambatan tiap bit sepanjang kanal-kanal (Tprop)[11] adalah :
∑=
=k
cprop C
cLengT1
)( (3.3)
dimana :
Tprop = waktu propagasi frame (detik).
k = jumlah kanal yang digunakan.
Leng (c) = panjang tiap kanal (meter).
C = kecepatan sinyal propagasi pada medium transmisi (2 x 108 m/s).
Waktu yang diperlukan untuk mengirimkan semua bit data, disebut dengan
waktu transmisi (Ttrans)[11] diberikan oleh :
( )cRateSize
T ftrans = (3.4)
dimana :
Size f = ukuran frame dalam bit.
Rate (c) = laju kanal c (bps).
Untuk menjamin sistem menjadi stabil pada antrian dengan pelayanan ganda,
maka dapat dilihat bahwa λ < µ . Sehingga, akan didapat utilization ρ [9] dari
sistem sebesar :
µλρ = (3.5)
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
dimana :
ρ = utilisasi sistem.
λ = laju kedatangan frame (frame/detik).
µ = laju pelayanan frame (frame/detik).
Parameter ρ ini sering disebut juga dengan intensitas trafik. Untuk antrian
dengan satu pelayanan dan kapasitas buffer tak terbatas, jika nilai ρ mendekati dan
melampaui satu, maka akan dijumpai keadaan kongesti, jadi waktu tunggu dalam
antrian akan meningkat, dan paket–paket lain yang tiba sering diblok. Dengan
informasi ini, maka dapat ditemukan parameter-parameter kinerja dalam suatu sistem
antrian, yaitu :
Laju lalu lintas kedatangan frame merupakan rata-rata jumlah frame yang
ditransmisikan melalui switch per satuan waktu, parameter λ didapatkan dari hukum
Little[9] yaitu :
∑∞
=
==0
)()(k
TkkpkN λ
TkN λ=)(
TkN )(
=λ (3.6)
dimana:
λ = laju kedatangan frame (frame/detik).
N(k) = jumlah kedatangan frame (frame).
T = waktu total operasi (detik).
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Parameter ρo merupakan persentase dari utilisasi link atau intensitas trafik
dalam keadaan kosong atau probabilitas[9] bahwa server kosong adalah :
µλρ −= 10
ρ−= 1 (3.7)
Untuk model sistem antrian M/M/1, jumlah frame rata-rata[12] dalam sistem
N diberikan oleh persamaan :
ρρ−
=1sistemN (3.8)
Lamanya waktu total yang dibutuhkan sejumlah frame dalam sistem
merupakan penjumlahan waktu yang dibutuhkan frame untuk mengantri dengan
waktu yang dibutuhkan frame ketika dilayani dalam sebuah sistem. Berdasarkan
hukum Little[9] , persamaannya adalah :
sistemsistem tN ⋅= λ
λsistem
sistemN
t = (3.9)
di mana :
N = rata-rata jumlah pelanggan di dalam sistem antrian (frame).
λ = laju kedatangan frame (frame/detik).
sistemt = total waktu rata-rata yang dihabiskan sejumlah frame dalam sistem
(detik).
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Waktu yang dibutuhkan server untuk melayani frame[14] dapat diperoleh
dari persamaan :
µ1
=servicet (3.10)
Karena waktu service merupakan distribusi eksponensial dengan rata-rata
1/µ, maka probabilitas dari selesainya proses layanan dalam sebuah penambahan
interval adalah sebesar µδ. Hubungan kedatangan dengan kelahiran sama dengan
hubungan keberangkatan dengan kematian sehingga didapat parameter dari proses
tersebut yaitu, λn = λ dan µn = µ. Diagram transisi kondisi sistem antrian M/M/1
dapat digambarkan sebagai berikut[12] :
0 1 2 n
λ λ λ λ λ
µ µ µ µ µ
Gambar 3.11 Diagram Transisi Kondisi Sistem Antrian M/M/1
Waktu yang dialami frame dalam antrian[14] di switch, yaitu :
servicesistemqueue ttt −= (3.11)
Akhirnya, didapat delay end-to-end[13] dari model sistem jaringan ini sebesar :
Delay end-to-end procsistemtransprop TtTT 2+++= (3.12)
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB IV
ANALISIS KINERJA KONEKSI JARINGAN SWITCH ETHERNET PADA
LOCAL AREA NETWORK (LAN)
4.1 Umum
Switch Ethernet telah dikembangkan untuk mengurangi tubrukan antar-frame
yang terjadi di dalam jaringan dan untuk memperbaiki throughput. Dengan
menggunakan teknik switching, komputer tidak lagi berbagi medium transmisi dalam
mengirimkan datanya. Switch Ethernet bekerja secara store and forward untuk
mengirimkan data-data dari satu user ke user yang lainnya berdasarkan alamat MAC
yang dituju. Dengan menggunakan fungsi store and forward data tidak diteruskan
untuk dikirim, melainkan disimpan dahulu di switch sampai data yang lain telah
diterima dan diperiksa apakah terjadi kerusakan atau tidak. Dalam Tugas Akhir ini,
akan dianalisis kinerja jaringan Switch Ethernet dengan menggunakan standarisasi
Fast Ethernet jenis 100Base-Tx.
Setelah mendapatkan persamaan-persamaan yang menyatakan kinerja dari
jaringan Switch Ethernet di bab 3, maka dalam bab ini akan dilakukan analisis
terhadap kinerja jaringan untuk mendapatkan besarnya delay end-to-end dari jaringan
Switch Ethernet dan bagaimana pengaruhnya dengan jumlah frame yang
ditransmisikan. Proses analisis juga akan dilakukan dengan cara menganalisis kinerja
untuk laju pelayanan frame yang berbeda.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
4.2 Parameter Kinerja Delay end-to-end Frame
Dari model sistem yang telah dibuat pada bab 3, yaitu pada Gambar 3.7, maka
dapat diperoleh parameter kinerja yang akan dianalisis, yaitu :
a. Waktu pemrosesan frame di workstation.
b. Waktu propagasi frame.
c. Waktu transmisi frame.
d. Waktu yang dibutuhkan frame dalam antrian.
e. Waktu pelayanan frame.
f. Waktu delay end to end.
4.3 Parameter Sistem
Dalam proses analisis diperlukan beberapa parameter awal yang digunakan
sebagai dasar perhitungan. Untuk menganalisis kinerja delay end to end dari suatu
frame pada jaringan Switch Ethernet, maka terlebih dahulu dibuat beberapa asumsi
yang akan digunakan dalam analisis ini, yaitu :
a. Switch Ethernet memiliki 12 port yang dibagi menjadi tiga segmen, yaitu tiga
segmen LAN Ethernet, yang menggunakan Fast Ethernet tipe 100Base-Tx
dengan kecepatan 100 Mbps, dan memiliki 4 station per segmen dengan
panjang kabel 15 meter per station.
b. Panjang frame pada tiap segmen Ethernet minimal sebesar 576 bit (72 byte)
dan maksimalnya adalah 12240 bit (1530 byte), sudah termasuk bit-bit
preamble[11].
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
c. Panjang frame pada tiap segmen diasumsikan rata-rata 1250 byte/frame, dan
jumlah bit tambahan 25 byte/frame yang diasumsikan untuk panjang header
dan tailer, sehingga menjadi 1275 byte/frame.
d. Laju pelayanan rata-rata frame diasumsikan sebesar 15000 frame/detik dan
30000 frame/detik, serta waktu pengamatan diasumsikan selama 20 detik.
e. Switch Ethernet menggunakan topologi star dengan sistem antrian M/M/1,
yaitu sistem antrian yang memiliki satu server dan satu buffer sebagai tempat
antrian frame, dimana buffer pada sistem ini diasumsikan memiliki kapasitas
tak berhingga untuk menampung frame-frame yang ditransmisikan.
4.4 Aktifitas Jaringan
Aktifitas trafik model Local Area Network (LAN) dengan Switch Ethernet pada
Tugas Akhir ini adalah dimulai dari pengiriman 30000 frame untuk laju pelayanan
153 Mbps, dan 60000 frame untuk laju pelayanan sebesar 306 Mbps, hingga batas
maksimal kapasitas frame yang bisa dilewatkan. Rata-rata panjang frame
diasumsikan 1250 byte. Jumlah bit tambahan bagi frame yang dialokasikan pada
header dan tailer diasumsikan 25 byte, jadi rata-rata panjang frame untuk Wide Area
Network (WAN) adalah 1275 byte/frame, frame ditransmisikan selama 20 detik
waktu pengamatan.
4.5 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet
Kinerja dari jaringan Switch Ethernet yang akan dianalisis meliputi delay end-
to-end dari frame. Kedua laju pelayanan yang telah diasumsikan di atas akan
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
dianalisis berdasarkan jumlah frame yang ditransmisikan bervariasi, yaitu pada
µ = 15000 frame/detik, frame yang akan ditransmisikan sebesar : 30000 frame,
150000 frame, dan seterusnya sampai batas maksimal kapasitas frame yang bisa
dilewatkan. Sedangkan untuk µ = 30000 frame/detik, frame yang ditransmisikan
sebesar 60000 frame, 300000 frame, dan seterusnya sampai batas maksimal kapasitas
frame yang bisa dilewatkan.
Analisis kinerja jaringan dilakukan dengan menghitung delay end-to-end dari
suatu frame, yaitu ketika frame tersebut mulai diproses dalam workstation sumber
hingga ditransmisikan ke switch, dan frame mengalami antrian di buffer dan dilayani
di server pada switch, sampai akhirnya diteruskan ke workstation tujuan dan
diperiksa (diproses) kembali.
Data-data asli yang berasal dari workstation sumber pada suatu LAN, akan
dikemas terlebih dahulu dalam bentuk frame dengan menambahkan header dan tailer
yang dibutuhkan oleh protokol untuk membawa frame LAN, seperti yang tampak
pada Gambar 4.1. Oleh karena itu, panjang aktual frame WAN akan lebih panjang
dari frame LAN. Sebelumnya telah ditetapkan rata-rata panjang frame adalah 1250
byte, dan telah diasumsikan bahwa bit-bit tambahan bagi setiap frame adalah 25
byte/frame. Sehingga, rata-rata panjang frame untuk WAN menjadi 1275 byte/frame.
Gambar 4.1 Frame WAN
Header TailerLAN Frame
WAN Frame
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
4.5.1 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet dengan Laju
Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik
Dengan mengasumsikan laju pelayanan frame sebesar 15000 frame/detik,
maka waktu pemrosesan 1 frame dalam bit pada workstation dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (3.2), yaitu :
8127515000825
×××
=procT
= 0,13 × 10-5 detik
Dengan menggunakan persamaan (3.3), maka waktu propagasi dari ujung
kanal pengirim ke penerima pada model jaringan ini dapat dihitung, yaitu :
∑= ×
=2
18102
15c
propT
= 0,015 × 10-5 detik
Panjang frame yang telah ditetapkan sebelumnya adalah 1275 byte dan
kapasitas jalur koneksi switch dengan Protokol Ethernet adalah 100 Mbps. Sehingga,
waktu yang diperlukan untuk mengirimkan semua bit data dari ujung kanal pengirim
ke penerima dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.4), yaitu :
61010081275
⋅×
=transT
= 10,2 × 10-5 detik
Sehingga, waktu transmisi total dari pengirim ke switch dan dari switch ke
penerima adalah : ( ) ( ) 5552
1104,20102,10102,10 −−−
=
×=×+×=∑c
transT detik
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
1. Untuk Pengiriman 30000 frame
a. Pengiriman 30000 frame selama 20 detik waktu pengamatan dapat dilakukan
dengan mengalirkan frame dari satu segmen ke segmen yang lain. Sehingga,
laju rata-rata kedatangan frame di switch untuk diteruskan ke jaringan
tersebut dapat diperoleh dari persamaan (3.6), yaitu :
150020
30000==λ frame/detik
b. Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa laju rata-rata pelayanan melebihi laju
kedatangan. Namun, kadangkala laju kedatangan data melampaui kapasitas
switch untuk melayani frame tersebut. Dalam situasi ini, antrian harus
dialokasikan pada switch sehingga dapat menerima frame. Model ini dapat
diasumsikan sebagai model antrian single-channel dan single-phase atau
dalam model M/M/1. Dengan mengasumsikan laju pelayanan rata-rata frame
sebesar 15000 frame/detik, maka pemanfaatan fasilitas layanan atau utility
sistem dalam model ini dapat diperoleh dari persamaan (3.5), yaitu :
1,0 15000
1500==ρ
c. Hasil di atas menunjukkan bahwa dengan laju pelayanan switch sebesar
15000 frame/detik, maka kapasitas switch yang digunakan kira-kira hanya
10% dari kapasitas maksimumnya. Probabilitas bahwa server kosong dapat
diperoleh dari persamaan (3.7), yaitu :
1,010 −=ρ
= 0,9
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Jadi, kemungkinan tidak adanya frame dalam server pada switch adalah kira-
kira 90%.
d. Untuk model antrian M/M/1, jumlah frame rata-rata yang terdapat di dalam
sistem dapat diperoleh dari persamaan (3.8), yaitu :
1,011,0
−=sistemN
= 0,11 frame
e. Dalam menganalisa kinerja suatu sistem, maka dilakukan perhitungan waktu
untuk mengetahui lama waktu pelayanan dan lama frame mengantri di dalam
sistem tersebut, maka waktu rata-rata yang dihabiskan frame dalam sistem
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.9), yaitu :
150011,0
=sistemt
= 7,33 × 10-5 detik
f. Waktu pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan server untuk melayani frame
melintasi jaringan. Dengan mengasumsikan laju pelayanan rata-rata frame
sebesar 15000 frame/detik, maka waktu yang dibutuhkan server untuk
melayani frame dapat diperoleh dari persamaan (3.10), yaitu :
51067,615000
1 −×==servicet detik
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
f. Waktu yang dialami frame dalam antrian di buffer pada sistem dapat
diperoleh dari persamaan (3.11), yaitu :
55 1067,61033,7 −− ⋅−⋅=queuet
= 0,66 × 10-5 detik
g. Sehingga delay end-to-end dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(3.12), yaitu :
Delay end-to-end ( )555-5 1013,021033,7104,2010015 0, −−− ⋅×+⋅+⋅+⋅=
= 28,0 × 10-5 detik
2. Untuk pengiriman 150000 frame
a. Laju rata-rata kedatangan frame :
750020
150000==λ frame/detik
b. Pemanfaatan fasilitas layanan (utulity) sistem :
5,0150007500
==ρ
c. Hasil di atas menunjukkan bahwa dengan laju pelayanan switch sebesar
15000 frame/detik, maka kapasitas switch yang digunakan kira-kira hanya
50% dari kapasitas maksimumnya. Maka, probabilitas bahwa server kosong
adalah :
5,010 −=ρ
= 0,5
Jadi, kemungkinan tidak adanya frame dalam switch adalah kira-kira 50%.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
d. Jumlah frame rata-rata yang terdapat di dalam sistem :
5,015,0
−=sistemN
= 1 frame
e. Waktu rata-rata frame dalam sistem, adalah :
75001
=sistemt
= 13,3 × 10-5 detik
f. Waktu yang dialami frame dalam antrian, adalah :
( ) ( )55 1067,61030,13 −− ×−×=queuet
= 6,63 × 10-5 detik
g. Sehingga, delay end-to-end sejak bit pertama dikirim sampai bit terakhir
diterima adalah :
Delay end-to-end ( )555-5 1013,02103,13104,2010015 0, −−− ⋅×+⋅+⋅+⋅=
= 33,9 × 10-5 detik
4.5.2 Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet dengan Laju
Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik
Dengan mengasumsikan laju pelayanan frame sebesar 30000 frame/detik,
maka waktu pemrosesan 1 frame dalam bit pada workstation, adalah :
8127530000825
×××
=procT
= 0,07 × 10-5 detik
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
1. Untuk Pengiriman 60000 frame
a. Laju rata-rata kedatangan frame :
300020
60000==λ frame/detik
b. Dengan mengasumsikan laju pelayanan rata-rata frame sebesar 30000
frame/detik, maka pemanfaatan fasilitas layanan atau utility sistem dalam
model ini adalah :
1,0 30000
3000==ρ
c. Hasil di atas menunjukkan bahwa dengan laju pelayanan switch sebesar
30000 frame/detik, maka kapasitas switch yang digunakan kira-kira hanya
10% dari kapasitas maksimumnya. Probabilitas bahwa server kosong adalah :
1,010 −=ρ
= 0,9
Jadi, kemungkinan tidak adanya frame dalam server pada switch adalah kira-
kira 90%.
d. Untuk model antrian M/M/1, jumlah frame rata-rata yang terdapat di dalam
sistem adalah :
1,011,0
−=sistemN
= 0,11 frame
e. Waktu rata-rata yang dihabiskan frame dalam sistem adalah :
300011,0
=sistemt
= 3,67 × 10-5 detik
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
f. Dengan mengasumsikan laju pelayanan rata-rata frame sebesar 30000
frame/detik, maka waktu yang dibutuhkan server untuk melayani frame
adalah :
51033,330000
1 −×==servicet detik
g. Waktu yang dialami frame dalam antrian di buffer pada sistem adalah :
55 1033,31067,3 −− ⋅−⋅=queuet
= 0,34 × 10-5 detik
h. Sehingga delay end-to-end frame yang melalui jaringan ini adalah :
Delay end-to-end ( )555-5 1007,021067,3104,2010015 0, −−− ⋅×+⋅+⋅+⋅=
= 20,9 × 10-5 detik
2. Untuk pengiriman 300000 frame
a. Laju rata-rata kedatangan frame :
1500020
300000==λ frame/detik
b. Pemanfaatan fasilitas layanan (utulity) sistem :
5,03000015000
==ρ
c. Hasil di atas menunjukkan bahwa dengan laju pelayanan switch sebesar
30000 frame/detik, maka kapasitas switch yang digunakan kira-kira hanya
50% dari kapasitas maksimumnya. Maka, probabilitas bahwa server kosong
adalah :
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
5,010 −=ρ
= 0,5
Jadi, kemungkinan tidak adanya frame dalam switch adalah kira-kira 50%.
d. Jumlah frame rata-rata yang terdapat di dalam sistem :
5,015,0
−=sistemN
= 1 frame
e. Waktu rata-rata frame dalam sistem, adalah :
150001
=sistemt
= 6,67 × 10-5 detik
f. Waktu yang dialami frame dalam antrian, adalah :
( ) ( )55 1033,31067,6 −− ×−×=queuet
= 3,34 × 10-5 detik
g. Sehingga delay end-to-end frame yang melalui jaringan ini adalah :
Delay end-to-end ( )555-5 1007,021067,6104,2010015 0, −−− ⋅×+⋅+⋅+⋅=
= 23,9 × 10-5 detik
4.6 Hasil Analisis Kinerja Jaringan
Analisis ini dilakukan berdasarkan jumlah frame yang ditransmisikan bervariasi
dengan interval bertambahnya frame sebesar 30000 frame untuk µ = 15000
frame/detik dan interval sebesar 60000 untuk µ = 30000 frame/detik dengan lama
station beroperasi adalah 20 detik.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
4.6.1 Hasil Analisis Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-
end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik
Laju pelayanan frame diasumsikan sebesar 15000 frame/detik, dengan
pentransmsian frame dimulai dari 30000 frame, berdasarkan kenaikan jumlah frame
sebesar 30000 frame. Adapun tampilan data hasil analisis dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik
Frame (bit)
λ (frame/detik) ρ
( )510−
queuet
(detik) ( )510−
sistemt
(detik)
Delay end-to-end ( )510−
(detik) 30000 1500 0,1 0,66 7,33 28,0 60000 3000 0,2 1,66 8,33 29,0 90000 4500 0,3 2,88 9,55 30,2 120000 6000 0,4 4,53 11,2 31,9 150000 7500 0,5 6,63 13,3 33,9 180000 9000 0,6 10,0 16,7 37,4 210000 10500 0,7 15,5 22,2 42,9 240000 12000 0,8 26,6 33,3 53,9 270000 13500 0,9 60,0 66,7 87,4
Keterangan :
λ = rata-rata kedatangan frame di switch (frame/detik).
ρ = utilisasi sistem (dimana ρ <1).
queuet = waktu yang dialami frame di antrian (detik).
sistemt = waktu yang dihabiskan frame di sistem (detik).
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Delay end-to-end = waktu yang yang dibutuhkan oleh frame ketika mulai
diproses di workstation sumber, kemudian ditransmisikan
ke switch dan diteruskan sampai ke workstation tujuan
hingga diproses kembali.
Dari Tabel 4.1 di atas, maka dapat diperoleh data hasil analisa dalam bentuk
grafik yang menggambarkan kondisi kenaikan dari delay end-to-end terhadap jumlah
frame yang ditransmisikan, yaitu seperti yang tampak pada Gambar 4.2.
Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame = 15000 frame/detik
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
30000 60000 90000 120000 150000 180000 210000 240000 270000
Jumlah Frame
Delay
end-
to-e
nd
Delay end-to-end
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 15000 frame/detik
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa semakin banyak
frame yang ditransmisikan, maka akan semakin banyak pula frame yang mengalami
antrian di buffer, sehingga waktu antrian yang dialami frame akan semakin besar.
Oleh karena itu, frame akan menghabiskan lebih banyak waktu pada sistem. Hal ini
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
akan mengakibatkan delay end-to-end yang dialami oleh jumlah frame yang
ditransmisikan dari workstation sumber dan kemudian melalui switch sehingga
akhirnya sampai di workstation tujuan, akan semakin besar.
Pada grafik juga dapat dilihat bahwa pada titik dengan jumlah frame 240000
dan 270000, kenaikan delay end-to-end semakin tajam yaitu dari 42,9 berturut-turut
menjadi sebesar 53,9 dan 87,4. Hal ini disebabkan karena intensitas trafik (ρ)
semakin mendekati 1 yaitu 0,8 dan 0,9. Sehingga terjadilah keadaan kongesti pada
jaringan yang akan menyebabkan waktu tunggu dalam antrian semakin meningkat
dan frame-frame yang tiba akan sering diblok.
4.6.2 Hasil Analisis Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-
end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik
Laju pelayanan frame diasumsikan sebesar 30000 frame/detik, dengan
pentransmisian frame dimulai dari 60000 frame. Adapun tampilan data hasil analisis
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Tabel 4.2 Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik
Frame (bit)
λ (frame/detik)
ρ
( )510−
queuet
(detik) ( )510−
sistemt
(detik)
Delay end-to-end ( )510−
(detik) 60000 3000 0,1 0,34 3,67 24,2 120000 6000 0,2 0,84 4,17 24,7 180000 9000 0,3 1,45 4,78 25,3 240000 12000 0,4 2,25 5,58 26,1 300000 15000 0,5 3,34 6,67 27,2 360000 18000 0,6 5,00 8,33 28,9 420000 21000 0,7 7,77 11,1 31,7 480000 24000 0,8 13,4 16,7 37,3 540000 27000 0,9 29,9 33,3 53,9
Dari Tabel 4.2 di atas, maka dapat diperoleh data hasil analisa dalam bentuk
grafik yang menggambarkan kondisi kenaikan dari delay end-to-end terhadap jumlah
frame yang ditransmisikan, yaitu seperti yang tampak pada Gambar 4.3.
Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame = 30000 frame/detik
0
10
20
30
40
50
60
60000 120000 180000 240000 300000 360000 420000 480000 540000
Jumlah Frame
Delay
end-
to-e
nd
Delay end-to-end
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Kenaikan Jumlah Frame terhadap Delay end-to-end dengan Laju Pelayanan Frame (µ) = 30000 frame/detik
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
Dari grafik pada Gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa seiring
bertambahnya jumlah frame yang ditransmisikan selama 20 detik, maka akan
menyebabkan semakin besar pula delay end-to-end yang dialami oleh frame agar
sampai ke tujuan. Hal ini terjadi karena waktu yang dialami frame dalam antrian
semakin lama, sedangkan waktu yang dibutuhkan server untuk melayani frame
berada dalam kondisi yang konstan.
Pada grafik juga dapat dilihat bahwa pada titik dengan jumlah frame 540000,
kenaikan delay end-to-end semakin tajam yaitu dari 37,3 menjadi sebesar 53,9. Hal
ini disebabkan karena intensitas trafik (ρ) semakin mendekati 1 yaitu 0,9. Sehingga
terjadilah keadaan kongesti pada jaringan yang akan menyebabkan waktu tunggu
dalam antrian semakin meningkat dan frame-frame yang tiba akan sering diblok.
Dari perbandingan dua analisa kinerja di atas, maka dapat dilihat bahwa
dengan laju pelayanan yang lebih besar, akan mengakibatkan delay end-to-end yang
dialami frame akan semakin kecil.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisa yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan Switch Ethernet pada jaringan LAN akan menghindari tubrukan
antar-frame, ketika frame sedang ditransmisikan. Hal ini terjadi karena dengan
menggunakan teknik switching, komputer tidak lagi berbagi medium transmisi
dalam mengirimkan datanya dan adanya kemampuan switch untuk membaca
alamat MAC tujuan.
2. Dengan bertambahnya jumlah frame yang ditransmisikan dalam jaringan, maka
delay end-to-end frame yang melintasi jaringan akan semakin bertambah.
Semakin banyak frame yang berada dalam antrian mengakibatkan pertambahan
delay pada antrian.
3. Dengan bertambahnya laju pelayanan frame, maka akan mengakibatkan
besarnya delay end-to-end frame melintasi jaringan menjadi lebih kecil. Hal ini
terjadi karena waktu frame dalam antrian akan semakin kecil, seiiring dengan
bertambahnya laju pelayanan frame.
4. Bertambahnya laju pelayanan juga akan mengakibatkan waktu pemrosesan
frame pada workstation semakin kecil.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah :
1. Untuk pengembangan yang lebih lengkap dalam analisa kinerja switch Ethernet
ini, masih dapat dilakukan dengan mengikutsertakan parameter yang belum
dibahas pada Tugas Akhir ini, seperti throughput dan loss probability.
2. Analisa kinerja jaringan dapat dikembangkan dengan menambahkan perangkat
jaringan yang lain, seperti router.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Freeman, Roger L. 2005. Fundamentals Of Telecommunications, Second
Edition. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.
[2] Stallings, William. 2000. “Data And Computer Communications, 5th Edition”.
Prentice-Hall Inc. New Jersey.
[3] Forouzan, Behrouz A. 2007. “Data Communications and Networking, Fourth
Edition”. McGraw-Hill. New York.
[4] Dr. Schneider. 2001. “Data Communication and Distributed Processing : LAN
Switching Technologies and Virtual LAN”. INFS612.
[5] DCW. 24 Februari 2009. “Local Area Network”. www.pdf-search-engine.com.
[6] Lammle, Todd. 2005. “CCNA Cisco Certified Network Associate Study Guide”.
PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
[7] IEEE. 2004. “Standard 802.1D (Revision of IEEE Std 802.1D-1998) Local and
metropolitan area networks Media Access Control (MAC) Bridges”.
Piscataway. New York – USA.
[8] Budiono, N.W. 2005. “Konfigurasi Dasar Cisco Switch”. www.
Ilmukomputer.com.
[9] Schwartz, M. 1987. “Telecommunication Networks Protocols, Modeling and
Anaysis”. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. New York-USA. Hal. 21
– 56.
Ami Farina : Analisis Kinerja Koneksi Jaringan Switch Ethernet Pada Local Area Network (LAN), 2010.
[10] Law, A.M., Kelton W.D. 1991. “Simulation Modeling & Analysis, Edisi
kedua”. McGraw-Hill International Editions, Inc. Singapore. Hal. 420-512.
[11] Costa, Rafael Pinto, dkk. 8 Maret 2009. “Analysis of Traffic Differentiation on
Switched Ethernet”. Informatics Institute-Federal University of Rio Grande do
Sul. Brazil. Hal : 2.
[12] Hayes, Jeremiah F. 2004. “Modeling and Analysis of Telecommunications
Networks”. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. Hal : 86 – 87.
[13] Moningka, Johny. 12 Mei 2009. “Building a Network (Lecture 2)
Requirements : Performance Network Architecture”. Jaringan Komputer (IKI-
20240). Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
[14] Goh, Iqbal. 21 Februari 2009. ”Analisis Kinerja Sistem Teori Antrian Bab 5”.
http://209.85.173.132/search?q=cache:yvjWC2Nx_MUJ:ridha.staff.gunadarma.
ac.id/Downloads/files/6231/bab5.pdf.