II - 1
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
B A B KETENTUAN UMUM
2.1 ISTILAH DAN DEFINISI
Istilah dan definisi dalam Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi
Kawasan Strategis Perkotaan Samawa Rea di Kawasan Strategis Kabupaten Samawa Rea
Kabupaten Sumbawa, meliputi :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Sumbawa;
2. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan
3. Kawasan strategis kabupaten (KSK) merupakan kawasan yang dapat didorong
pertumbuhannya atau dilindungi kelestariannya agar nilai strategis kawasan tersebut
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat kabupaten. KSK telah
ditetapkan dalam RTRW Kab/Kota
4. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea adalah Kawasan Strategis
Kabupaten Sumbawa berfungsi Ekonomi perkotaan mecangkup 5 Kecamatan.
5. Kecamatan adalah yang tercakup dalam KSK Samawa Rea yaitu Kecamatan
Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Unteriwes, Kecamatan Moyo
Hilir, Kecamatan Moyo Utara;
II
II - 2
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
6. Desa adalah Desa yang tercakup pada kecamatan dalam KSK Samawa Rea
7. Kawasan perkotaan Samawa Rea adalah bagian dari kawasan Strategis Kabupaten
Samawa Rea yang memiliki ciri perkotaan dan merupakan gabungan dari 5
kecamatan yang ada di KSK Samawa Rea;
8. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk uang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
9. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
10. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
11. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
12. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
13. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
14. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
15. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan
pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
16. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
17. Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan
ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang.
18. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang
ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil.
19. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata ruang yang
bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang merupakan penjabaran dari RTRW
provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah
kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah
kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
II - 3
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
20. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten yang dilengkapi dengan peraturan
zonasi kabupaten.
21. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang selanjutnya disingkat RTBL adalah
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta
memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum
dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan
pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.
22. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
23. Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah bagian dari
kabupaten dan/atau kawasan strategis kabupaten yang akan atau perlu disusun
rencana rincinya, dalam hal ini RDTR, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam
RTRW kabupaten yang bersangkutan, dan memiliki pengertian yang sama dengan
zona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
24. Sub Bagian Wilayah Perkotaan yang selanjutnya disebut Sub BWP adalah bagian
dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan
memiliki pengertian yang sama dengan subzona peruntukan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
25. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi.
26. Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
27. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
28. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
II - 4
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
29. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
30. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari pemukiman, baik perkotaan
maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
31. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi
standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan
nyaman.
32. Jaringan adalah keterkaitan antara unsur yang satu dan unsur yang lain.
33. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik
yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara
tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti rencana jaringan
jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis sesuai dengan rencana kota,
dan memiliki pengertian yang sama dengan blok peruntukan sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
34. Subblok adalah pembagian fisik di dalam satu blok berdasarkan perbedaan subzona.
35. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik spesifik.
36. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan karakteristik
tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan karakteristik pada zona yang
bersangkutan.
37. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas
lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata
ruang dan RTBL.
38. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang
diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
39. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan RTBL.
40. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah sempadan yang
membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan; dihitung dari batas terluar
saluran air kotor (riol) sampai batas terluar muka bangunan, berfungsi sebagai
II - 5
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa
bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa
bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan
pipa gas, dsb (building line).
41. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang/jalur
dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
42. Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah ruang terbuka di
bagian wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan
yang diperkeras atau yang berupa badan air, maupun kondisi permukaan tertentu
yang tidak dapat ditumbuhi tanaman atau berpori.
43. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang
selanjutnya disebut UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.
44. Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak
lalu lintas.
45. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang
ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan
pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
2.2 KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN
SAMAWA REA
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW Kabupaten harus menentapkan bagian
dari wilayah kabupaten yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dan wilayah yang akan
disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten.
Kawasan strategis kabupaten dapat disusun RDTR apabila merupakan :
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan
perkotaan; dan
b. Memenuhi kreteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam
pedoman Peraturan Menteri Perkerjaan Umum No 20. Tahun 2011.
Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan RDTR dalam sistem perencanaan tata
ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional dapat dilihat pada gambar 2.1.
II - 6
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
Gambar 2.1
Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea disusun apabila sesuai kebutuhan,
RTRW Kabupaten perlu dilengkapi dengan acuan lebih detail pengendalian pemanfaatan
ruang kabupaten. Dalam hal ini RTRW Kabupaten Sumbawa memerlukan Rencana Rinci
Tata Ruang Kawasan StrategisKabupaten (KSK) Samawa Rea yang memuat materi lengkap
termasuk peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan
ruang dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada Rencana
Rinci Tata Ruang Kawasan StrategisKabupaten (KSK) Samawa Rea ditentukan sebagai
zona yang penanganannya diprioritaskan.
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan StrategisKabupaten (KSK) Samawa Rea
merupakan rencana yang menentapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran
kegiatan ke dalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam
kawasan fungsional agar tercipta lingkungan yan harmonis antar kegiatan utama dan
kegiatan penujang dalam kawasan fungsional.
2.3 FUNGSI DAN MANFAAT RDTR DAN PERATURAN ZONASI KAWASAN
PERKOTAAN SAMAWA REA
Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan StrategisKabupaten (KSK) Samawa Rea
Tahun 2013-2033, berfungsi sebagai:
II - 7
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berdasarkan RTRW Kabupaten
Sumbawa;
b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan
ruang yang diatur dalam RTRW Kabupaten Sumbawa;
c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
e. Acuan dalam penyusunan RTBL.
2.4 KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RDTR DAN
PERATURAN ZONASI KAWASAN PERKOTAAN SAMAWA REA
Rencana Detail Tata Ruang disusun apabila:
a. RTRW kabupaten dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian
petanya belum mencapai 1:5.000; dan/atau
b. RTRW kabupaten sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun
RDTR-nya.
c. Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tidak terpenuhi, maka
dapat disusun peraturan zonasi, tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang
lengkap.
2.4.1 Analisa Lingkup Wilayah Perencanaan
Aturan mengenai RTR KSK diatur oleh UU Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Dalam Pasal 14 ayat 3 UU 26/2007 disebutkan bahwa RTR KSK
merupakan rencana rinci dari RTRW Kabupaten yang disusun sebagai perangkat
operasional RTRW Kabupaten. Hal ini mengandung arti bahwa RTR KSK
bermanfaat dalam membantu perwujudan rencana struktur dan pola ruang yang
diarahkan oleh RTRW Kabupaten.
Kawasan strategis kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Penetapan KSK bisa
dilakukan pada saat penyusunan RTRW, tepatnya ketika menyusun “Rencana
Kawasan yang Diprioritaskan Penanganannya” atau dilakukan setelah RTRW selesai
ditetapkan. Pada kasus kedua, RTR KSK ditetapkan dengan tidak merubah fungsi
kawasan yang diatur oleh RTRW yang melingkupinya.
II - 8
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
KSK merupakan kawasan yang dapat didorong pertumbuhannya atau
dilindungi kelestariannya agar nilai strategis kawasan tersebut memberikan manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat kabupaten. Penyusunan rencana rinci pada
KSK didahulukan agar potensi kawasan dapat segera dirasakan oleh masyarakat
melalui kegiatan pembangunan. Mengingat KSK biasanya adalah kawasan yang
diminati oleh masyarakat untuk dikembangkan, keberadaan RTR KSK juga
bermanfaat dalam memastikan bahwa pembangunan dilakukan sesuai dengan asas
penataan ruang, yaitu menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan.
Bentuk KSK memiliki keunikan, yaitu bentuknya yang tidak selalu berbentuk
kawasan. Umumnya, sebuah rencana rinci berupa sebuah kawasan yang didelineasi dengan
pertimbangan batas administrasi atau fungsi tertentu. Namun untuk KSK, ada alternatif
bentuk kedua, yaitu KSK berbasis obyek strategis. RTR KSK dapat dibuat hanya untuk
sebuah obyek yang dianggap memiliki nilai strategis. Dengan adanya RTR KSK pada obyek
strategis tersebut, maka pembangunan di wilayah penyangga dapat diselaraskan untuk
menunjang perwujudan fungsi obyek yang bersangkutan. Penjelasan umum mengenai
bentuk KSK adalah sebagai berikut:
1) KSK berbasis kawasan
KSK berbasis kawasan dicirikan oleh keberadaan wilayah yang direncanakan relatif luas
dalam satu kesatuan entitas kawasan fungsional, dapat meliputi satu atau lebih wilayah
administrasi kecamatan. RTR KSK jenis ini disusun untuk mewujudkan fungsi tertentu
yang diarahkan oleh RTRW Kabupaten yang melingkupinya. Delineasi untuk RTR KSK
jenis ini disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan fungsi tersebut di masa
mendatang.
2) KSK berbasis obyek strategis
KSK berbasis obyek strategis dicirikan oleh keberadaan obyek strategis, berkaitan
dengan fungsi strategis obyek yang ditetapkan sebagai KSK. RTR KSK jenis ini disusun
untuk mendukung optimalisasi kinerja dari obyek strategis yang direncanakan. Delineasi
untuk RTR KSK jenis ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk mempertahankan dan
mengembangkan fungsi dari obyek yang bersangkutan.
II - 9
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
Dalam menentukan lingkup wilayah perencanaan (Bagian Wilayah Perkotaan)
Samawa Rea perlu diidentifikasi fungsi dalam Kawasan Strategis Kabupaten Samawa Rea
yaitu dengan melihat luas wilayah KSK yang sangat LUAS KSK : 840,69 Km2 = 84.069 Ha.
Wilayah Perencanaan RRTR KSK adalah BASIS KAWASAN (GABUNGAN PERKOTAAN 5
KECAMATAN) yang memiliki ciri perkotaan maka ditentukan fungsi perkotaan sebagai area
pengembangan dan fungsi penyangga, dengan gambar sebagai berikut :
II - 10
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
2.4.2 Batas Administrasi KSK Samawa Rea (Makro) dan Perkotaan Samawa Rea
(Mikro)
Wilayah Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea terdiri dari 5
kecamatan, dan meliputi 39 Desa/ Kelurahan. Ke-5 Kecamatan tersebut adalah Kecamatan
Sumbawa, Kecamatan Unter Iwes, Kecamatan Labuhan Badas, Kecamatan Moyo Utara
dan Kecamatan Moyo Hilir dengan luas keseluruhan KSK Samawa Rea 84.069 Ha = 840.69
Km2.
Wilayah perencanaan RRTR KSK Samawa Rea atau RDTR kawasan Perkotaan
Samawa Rea disebut sebagai BWP Samawa Rea. Lingkup ruang BWP Samawa Rea
berdasarkan aspek fungsional dengan luas kurang lebih 9713,232 hektar beserta ruang
udara diatas dan ruang udara di dalam bumi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dan peta
berikut :
Tabel 2.1 Luasan Wilayah Perkotaan Samawa Rea Tahun 2013
II - 11
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 12
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 13
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
2.4.3 Karakteristik Fisik Kawasan Strategis Samawa Rea
2.4.3.1 Kondisi Fisik Dasar
Dalam uraian mengenai kondisi fisik dasar dibatasi hanya menyangkut kondisi
topografi dan hidrologi. Hal ini dikaitkan dengan relevansi kebutuhan data dan informasi
dalam tahap analisa. Peranan topografi dalam perencanaan sangat penting, sebab faktor ini
akan sangat berpengaruh pada jenis guna lahan yang akan dilokasikan.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea merupakan daerah dataran
rendah berupa persawahan dan daerah berbukit dengan ketinggian ± 0 – 40 meter diatas
permukaan laut dengan kemiringan relatif datar antara 2 – 15 % dengan relief permukaan
bergelombang. Jenis tanah yang ada di kecamatan ini adalah komplek litosol, mediteran
coklat kemerahan dan alluvial dengan tekstur sedang dan kedalaman lebih dari 60 - 90 cm
dan tidak ada erosi sehingga cocok untuk lahan pertanian .
Kondisi sawahnya sebagian besar merupakan sawah irigasi. Curah hujan berkisar
antara ± 800 - 1300 mm per tahun. Musim penghujan berlangsung antara Desember s/d
April dan musim kemarau antara Mei s/d November.
Kualitas air tanah untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Samawa Rea cukup baik oleh karena itu sumur-sumur gali banyak
terdapat di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea. Kebutuhan air juga diperoleh
dari adanya sumur pompa dengan kedalaman sedang dan mata air yang didistribusikan
melalui perpipaan oleh PDAM yang dialirkan dari Bendung Pungka. Umumnya debit air
berkurang pada musim kemarau mengingat curah hujan yang cukup rendah, namun tidak
sampai habis sehingga pemanfaatannya secara optimal perlu dilakukan. Kondisi fisik Dasar
KSK Samawa Rea dapat dilihat pada PETA 2.2 – PETA 2.6
II - 14
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 15
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 16
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 17
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 18
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 19
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 20
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 21
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 22
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 23
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
2.4.3.2 Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea secara
umum masih didominasi oleh daerah untuk peruntukan pertanian seperti persawahan
sederhana dan tegalan produktif yang sekaligus berfungsi sebagai sumber mata
pencaharian utama penduduk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea dan juga
merupakan penunjang utama sistem perekonomian di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Samawa Rea. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea memiliki areal daerah
terbangun sekitar 679,32 ha dan kondisi ini mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Luas
penggunaan lahan untuk perladangan relatif lebih besar, yaitu 3348,20 ha. Sementara
penggunaan lahan yang dominan lainnya adalah sawah sederhana yaitu sekitar 950 ha.
Selanjutnya perkembangan pola penggunaan lahan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Samawa Rea dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Peta 2.7.
Tabel 2.1Pola Penggunaan Lahan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea
Tahun 2011 (Ha)
Kecamatan Desa/ Kelurahan
Lahan Tanah Ladang Tambak Lain-
JumlahTerbangun
Sawah Tegalan /Kolam Lain
Sumbawa
Samapuin 29.00 118.00 118.00 0.02 842.98 1,108.00
Brang Bara 56.89 50.00 - 0.20 132.91 240.00
Pekat 30.60 4.00 120.20 - 75.20 230.00
Seketeng 58.00 43.00 454.00 - 245.00 800.00
Bugis 56.00 - 2.00 - 142.00 200.00
Lempeh 48.00 82.00 20.00 0.50 504.50 655.00
Br. Biji 43.40 138.00 166.00 - 702.60 1,050.00
Uma sima 60.00 6.00 36.00 0.10 97.90 200.00
Unter Iwes
Pelat 17.60 133.00 574.00 - 1,075.40 1,800.00
Kerekeh 21.00 133.00 638.00 - 1,508.00 2,300.00
Boak 8.50 588.00 825.00 - 1,280.50 2,702.00
Jorok 16.00 93.50 146.00 0.75 221.75 478.00
Kerato 35.00 132.25 337.00 1.06 178.69 684.00
Uma Beringin 27.00 25.25 19.00 - 294.75 366.00
Pungkak 8.43 45.00 6.00 - 250.57 310.00
Persiapan nijang*) - - - - - -
Labuhan Badas
Labuahan Badas 28.00 - 1,249.00 5.00 1,518.00 2,800.00
Karang Dima 64.00 168.00 675.00 3.00 2,304.00 3,214.00
Labuhan Sumbawa 147.00 45.00 4.00 434.00 630.00
Labuhan Aji 27.00 57.00 3,476.00 -25,620.0
0 29,180.00
Sebotok 14.00 - 579.00 - 4,407.00 5,000.00
Bajo Medang 27.00 - 514.00 - 324.00 865.00
Bugis Medang 22.00 - 503.00 - 1,375.00 1,900.00
Kecamatan Desa/ Kelurahan Tanah sawah Tanah Kering Jumlah
Moyo Utara**) Sebewe 172.00 921.00 1,093.00
Pungkit 211.48 1,597.52 1,809.00
Kukin 137 963 1,100.00
II - 24
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
Baru Tahan 550 417 967.00
Penyaring 556 2122 2,678.00
Songkar 167.52 1265.48 1,433.00
Moyo Hilir**) Serading 1225 1410 2,635.00
Kakiang 378 710 1,088.00
Moyo 347 353 700.00
Poto 670 690 1,360.00
Berare 370 394 764.00
Ngeru 262 472 734.00
Olat Rawa 367.5 518.5 886.00
Batu Bangka 318 477 795.00
Moyo Mekar 275 240 515.00
Pers.Lab.Ijuk - 50 50.00
*) Data belum tersedia
**) Data Tersaji Hanya Berupa Lahan Kering dan Tanah Sawah
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012
Apabila ditinjau di lapangan, maka pola penggunaan lahan di Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Samawa Rea juga masih memiliki kondisi yang prototype, yaitu
berkembang secara linear di sepanjang jalan kolektor primer dalam lingkungan kota.
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea merupakan daerah yang
perkembangannya mengarah pada pola wilayah urban dengan dominasi penggunaan lahan
pada wilayah perkotaan berupa kawasan terbangun yang terdiri atas perumahan, fasilitas
umum dan lainnya. Perkembangan kawasan terbangun yang paling pesat terdapat di
wilayah kelurahan Pekat, Kelurahan Seketeng dan Kelurahan Bugis karena wilayah –
wilayah tersebut merupakan kawasan pusat kota.
Secara spasial pola penggunaan lahan di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Samawa Rea dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Sebagai pusat kegiatan dan orientasi utama Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Samawa Rea dalam hal ini dapat dikategorikan menjadi dua, berdasarakan fungsi
kegiatannya yaitu:
Pusat Kegiatan Ekonomi dan Jasa yaitu terkonsentrasi di Kelurahan Seketeng,
tepatnya di kawasan pasar Seketeng, kegiatan – kegiatan yang ada di kawasan
berupa kegiatan perdagangan dan jasa.
Pusat Pemerintahan, dimana dalam kawasan ini terdapat kantor Bupati dan
Bappeda Kabupaten Sumbawa, Rumah Sakit Umum Sumbawa, Polres
Sumbawa, dan sepanjang Jalan Garuda
b. Sub Pusat pelayanan dapat mengurangi terjadinya pemusatan kegiatan komersial
pada wilayah pusat kota, dimana sub pusat pelayanan yang berkembang yaitu sub
pelayanan Kerato di Desa Sering, Kelurahan Brang Biji yaitu di Jalan Cendrawasih,
desa Labuan Sumbawa yaitu di Pertigaan pasar Labuan,
II - 25
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 26
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 27
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
c. Kawasan terbangun lainnya berupa perumahan, yang akhir – akhir ini mulai
berkembang dengan pesat dengan lokasi menyebar dan cenderung mengarah
kebagian timur di wilayah Kelurahan Seketeng yaitu di perempatan BTN Bukit Permai
dan Raberas. Sedangkan untuk permukiman keberadaannya menyebar diseluruh
wilayah Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea.
d. Untuk kegiatan pendidikan yaitu disekitar Kelurahan Bugis, Kelurahan Labuan
Sumbawa dimana pada wilayah ini terdapat beberapa sarana pendidikan berupa
TK, SD, SMP, dan SMU. Disamping itu juga terdapat perguruan tinggi yaitu
Universitas Samawa yang berada di Desa Jorok.
Selama empat tahun terakhir pola penggunaan lahan di wilayah Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Samawa Rea mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini
terutama dipacu oleh fungsi Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea sebagai
pusat Kegiatan dalam lingkup wilayah Sumbawa secara keseluruhan.
Secara efektif dari 10.165 ha luas wilayah Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Samawa Rea maka hanya sekitar 679,32 ha atau sekitar 7 % saja yang merupakan
daerah terbangun sedangkan sisanya merupakan areal persawahan sederhana
sekitar 9% dan tegalan produktif dengan persentase sekitar 21%.
2.4.4 Karakteristik Kependudukan
Jumlah penduduk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea dari tahun
2007 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan. Jumlah penduduk sampai ahir tahun 2005
sebesar 111.041 jiwa, kemudian pada tahun 2006 mengalami peningkatan dengan jumlah
penduduk mencapai 122.578 jiwa, pada tahun 2007 sebesar 126.699, tahun 2008 sebesar
128.776 jiwa dan pada tahun 2009 sebesar 130.949 jiwa. Dilihat dari kondisi kependudukan
tersebut maka untuk Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea terdapat laju
perkembangan penduduk secara total adalah sebesar 1.71 % dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir. Jika dilihat per wilayah kelurahan maka laju pertumbuhan penduduk tertinggi
terdapat di Kelurahan Uma Beringin yaitu sebesar 4,83 % sedangkan laju pertumbuhan
penduduk terendah terdapat di Kelurahan Kerato yang mengalami penurunan yaitu sebesar -
8,25%.
Kepadatan penduduk diperoleh dari perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah. Selanjutnya perkembangan kepadatan penduduk di wilayah Perkotaan Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) Samawa Rea Besar dapat dilihat pada Tabel 2.2.
II - 28
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
Tabel 2.2Kepadatan Penduduk Perkotaan
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Samawa ReaTahun 2011
Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
(ha) 2011 jiwa/ha
1 Samapuin 240 3.954 162 Brang Bara 230 6.498 273 Pekat 800 5.278 224 Seketeng 200 10.801 455 Bugis 655 7.874 336 Lempeh 1.108 5.086 217 Br. Biji 200 11.642 498 Uma sima 1.050 6.477 279 Boak 2.300 1.753 710 Jorok 478 1.173 511 Kerato 457 3.774 1612 Labuahan Badas 2.800 3.994 1713 Karang Dima 3.214 7.130 3014 Labuhan Sumbawa 630 12.487 5215 Sebewe 1.093 1.453 616 Pungkit 1.809 1.305 517 Penyaring 2.678 2.495 1018 Kakiang 3.769 2.774 1219 Moyo 1.130 2.024 820 Poto 1.367 2.550 1121 Berare 531 2.905 1222 Ngeru 2.314 1.543 6
29.053 104.970 4
Moyo Utara
Moyo Hilir
Jumlah
No. Kecamatan Desa
Sumbawa
Unteriwes
Labuhan Badas
Sumber : Hasil Analisa
5 15 25 35 45 55Samapuin
Brang Bara
Pekat Seketeng
Bugis Lem-peh
Br. Biji
Uma sima
Boak Jorok Ker-ato
Labuahan
Badas
Karang
Dima
Labuhan
Sum-bawa
Se-bewe
Pungkit
Pen-yaring
Kakiang
Moyo Poto Be-rare
Ngeru
Series1
16.475
27.075
21.991666666666
7
45.004166666666
7
32.808333333333
3
21.191666666666
7
48.508333333333
3
26.9875
7.3041666666666
7
4.8875
15.725
16.641666666666
7
29.708333333333
3
52.029166666666
7
6.0541666666666
7
5.4375
10.395833333333
3
11.558333333333
3
8.4333333333333
3
10.625
12.104166666666
7
6.4291666666666
7
II - 29
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 30
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
II - 31
LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Rinci Tata Ruang KSK Samawa Rea (5 Kecamatan)Kabupaten Sumbawa
2.5 MASA BERLAKU RDTR KAWASAN PERKOTAAN SAMAWA REA
Dalam hal ini penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK) Samawa Rea dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Samawa Rea
memiliki demensi waktu perencanaan. Dimensi waktu perencanaan akan dijelaskan pada
uraian dibawah ini
1. RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Samawa Rea berlaku 20 (dua puluh)
tahun.
2. RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Samawa Rea ditinjau kembali
setiap 5 (lima) tahun.
3. RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Samawa Rea dapat ditinjau kembali
kurang dari 5 (lima) tahun apabila:
a. Terjadi perubahan RTRW Kabupaten yang mempengaruhi BWP RDTR; atau
b. Terjadi perubahan lingkungan strategis beruapa bencana alam skala besar yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan/atau perubahan batas
teritorial Negara atau batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-
undang.
c. RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Samawa Rea dapat ditinjau
kembali dengan mengacu pada hasil peninjauan kembali RTRW Kabupaten
Sumba Tengah.
Top Related