Download - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

Transcript
Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian Sistem

Menurut Brett Considine pada bukunya (Accounting Information Systems

understanding business processes, 2012) mendefinisikan sistem sebagai “something that take

inputs, applies a set of rules or processes to the inputs and generates outputs”. Sesuatu yang

menerima input, menerapkan serangkaian aturan atau proses terhadap input tersebut lalu

menghasilkan outputnya.

Menurut James A.Hall dalam bukunya (Hall, Accounting Information Systems 6e,

2008) mennyatakan “a system is a group of two or more interrelated components or

subsystems that serve a common purpose” Sistem adalah sekumpulan dari dua atau lebih

komponen-komponen yang saling terkait atau subsistem yang bekerja untuk sebuah tujuan.

Berdasarkan Satzinger dalam bukunya (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 6),

berpendapat bahwa sistem adalah “a collection of interrelated components that function

together to achieve some outcome” Sebuah kumpulan komponen-komponen terkait satu sama

lain yang berfungsi secara bersama untuk mencapai sebuah hasil.

Dari ketiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan

dari dua atau lebih komponen-komponen atau subsistem saling terkait yang menerima input

lalu menerapkan serangkaian proses terhadap input tersebut untuk menghasilkan output dalam

rangka mencapai sebuah tujuan / hasil.

Pengertian Input, Proses, Output, dan Umpan balik

Berdasarkan (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, pp. 10-11), input

adalah data atau sumber lain yang menjadi titik awal dari sebuah sistem. Proses adalah

serangkaian aktivitas yang dilakukan terhadap input dalam sistem. Output adalah sesuatu yang

dihasilkan dari sebuah sistem atau hasil dari apa yang dikerjakan sistem. Sedangkan umpan

balik merupakan metode yang menggunakan peringatan untuk memastikan sistem berjalan 9

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

10

normal (sesuai dengan yang dikehendaki) dan tidak ada masalah / kondisi pengecualian yang

terjadi.

Pengertian Sistem Informasi

O’Brien dalam bukunya (O'Brien, 2005) menyatakan “Sistem Informasi dapat berupa

kombinasi teratur apapun dari orang-orang, perangkat keras, piranti lunak, jaringan

komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan

informasi dalam sebuah organisasi”.

Menurut Gelinas (Dull, Gelinas, & Wheeler, 2012), Sistem Informasi adalah sistem

yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen-komponen berbasis komputer yang

terintegrasi dan juga komponen-komponen manual yang dibentuk untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya.

Menurut Satzinger, Sistem Informasi adalah sebuah kumpulan komponen-komponen

saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, serta menghasilkan output

berupa informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan bisnis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah serangkaian komponen-

komponen yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah data sehingga

dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan dan dapat digunakan untuk mendukung proses

pengambilan keputusan dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu oleh organisasi atau

perusahaan ataupun menyelesaikan tugas bisnis.

Tujuan Sistem Informasi

Berdasarkan buku James A. Hall (Hall, 2008, p. 14) terdapat 3 tujuan dasar yang umum dari

sistem informasi:

1) Untuk mendukung fungsi pelayanan / kinerja pihak manajemen. Pihak manajemen

organisasi / perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk mengelola sumber daya

yang dimiliki perusahaan dengan baik. Sistem informasi menyediakan utilisasi

informasi sumber daya kepada pengguna eksternal.

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

11

2) Untuk mendukung pengambilan keputusan oleh manajemen. Sistem informasi

memudahkan pihak manajemen dengan menyediakan informasi yang dibutuhkan

dalam pengambilan keputusan.

3) Untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari. Sistem informasi menyediakan

informasi yang dibutuhkan kepada staff operasional perusahaan / organisasi untuk

mendukung tanggung jawab operasionalnya.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Gelinas (Dull, Gelinas, & Wheeler, 2012), sistem informasi akuntansi adalah

sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan,

memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap aspek keuangan dari aktivitas

bisnis.

Menurut Brett Considine pada bukunya (2012, p. 12) mendefinisikan sistem

Informasi Akuntansi sebagai “The Application of Technology to the capturing, verifying,

storing, sorting, and reporting of data relating to an organisation’s activities” Teknologi

aplikasi untuk menangkap, memverifikasi, menyimpan, menyortir, dan melaporkan data

terkait aktivitas organisasi.

Dari kedua pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah sebuah subsistem dari sistem informasi dan dapat berupa aplikasi yang bertujuan untuk

menangkap, memverifikasi, menyimpan, dan melaporkan informasi keuangan terkait dengan

aktivitas bisnis oleh organisasi.

Subsistem dalam Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (Hall, Accounting Information Systems 6e, 2008), sistem informasi

akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama:

a) Transaction Processing System (TPS), sistem yang mendukung operasi bisnis

perusahaan sehari-hari denga berbagai laporan, dokumen, dan pesan untuk user di

dalam organisasi.

b) General Ledger / Financial Reporting System (GL/FR), sistem yang menghasilkan

laporan keuangan, seperti: laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, pengembalian

pajak, dan laporan yang dibutuhkan lainnya sesuai dengan standar / regulasi yang

berlaku.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

12

c) Management Reporting System (MRS), sistem yang menyediakan laporan keuangan

khusus dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh

manajemen internal.

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut (Rama & Jones, 2006), Sistem Informasi Akuntansi memberikan lima

manfaat, yakni:

1. Menghasilkan laporan eksternal, sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk

membuat laporan khusus untuk pihak-pihak yang membutuhkan (misalnya: investor,

kreditur, dan sebagainya);

2. Mendukung aktivitas rutin, pihak manajemen membutuhkan sistem informasi

akuntansi untuk menangani operasional rutin pada siklus operasional perusahaan;

3. Mendukung proses pengambilan keputusan, informasi hasil sistem informasi akuntansi

dibutuhkan sebagai bahan pengambilan keputusan non-rutin pada semua level dalam

organisasi;

4. Perencanaan dan Pengendalian, sebuah sistem informasi akuntansi dibutuhkan untuk

perencanaan dan mengontrol aktivitas operasional perusahaan.

5. Implementasi pengendalian internal, sistem informasi akuntansi dapat membantu

melindungi aset perusahaan dari resiko kehilangan atau penggelapan aset dan

membantu mempertahankan akurasi data keuangan perusahaan.

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

13

Model Umum dari Sistem Informasi Akuntansi

Gambar 2.1 Model Umum AIS

Sumber: (Hall, Introduction to Accounting Information Systems, 2008, p. 11)

Berdasarkan buku (Introduction to Accounting Information Systems, 2008) gambar di

atas merupakan model umum dari sistem informasi akuntansi karena gambar mendetugas

akhirkan semua sistem informasi, terlepas dari arsitektur teknologinya.

Menurut James A. Hall, terdapat 7 elemen dari model umum sistem informasi

akuntansi tersebut, elemen-elemen tersebut adalah:

1) Pengguna Akhir (End Users)

Pengguna akhir sistem informasi akuntansi terbagi dalam 2 jenis: pengguna internal

dan pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal misalnya: kreditor, pemegang

saham, pemasok, pelanggan, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh untuk pengguna

internal misalnya: pihak manajemen perusahaan di semua level manajerial, staff

operasional, dan lain sebagainya.

2) Sumber Data (Data Sources)

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

14

Sumber data disini adalah transaksi keuangan yang masuk ke dalam sistem informasi

melalui sumber transaksi keuangan internal maupun sumber transaksi keuangan

eksternal. Contoh transaksi keuangan eksternal meliputi penjualan barang dan jasa,

pembelian persediaan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas (termasuk pembayaran

gaji). Transaksi keuangan internal dapat berupa perpindahan / pertukaran sumber daya

di dalam organisasi, misalnya: pengolahan bahan baku menjadi work-in-process

(WIP), biaya overhead pabrik, pengolahan WIP menjadi barang jadi, serta depresiasi

aset tetap.

3) Pengumpulan data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan tahap awal dari operasional pada sistem informasi.

Tujuannya adalah untuk memastikan data aktivitas yang masuk ke dalam sistem

adalah valid, lengkap, dan bebas dari kesalahan materi. Terdapat 2 prinsip dalam

perancangan pengumpulan data yakni relevansi dan efisiensi.

Prinsip relevansi dalam perancangan sistem diupayakan dengan wawancara dengan

pengguna terkait sehingga sistem yang dirancang nantinya akan mempunyai

penyaringan data untuk memastikan data yang masuk ke dalam sistem adalah data

terkait yang dibutuhkan. Prinsip efisiensi dalam perancangan diterapkan dengan

menghindari redudansi data dalam sistem sehingga pemrosesan dan penyimpanan data

yang terbatas dalam sistem menjadi lebih efisien.

4) Pengolahan Data (Data Processing)

Tugas yang ada dalam engolahan data mempunyai rentang tahap mulai dari yang

sederhana hingga pengolahan yang kompleks. Contohnya adalah pemrograman linear

yang digunakan dalam aplikasi penjadwalan produksi, statistika untuk perkiraan

penjualan, dan prosedur penjumlahan yang digunakan dalam aplikasi akuntansi.

5) Pengelolaan Tempat Penyimpanan Data (Database management)

Di dalam elemen Database Management terdapat 3 tingkat hirarki, yakni:

a) Atribut Data (Data Attribute)

Sebuah Atribut data merupakan karakteristik yang relevan dan logis dari sebuah

entitas yang dicatat oleh organisasi. Atribut-atribut data ini kemudiam

digabungkan dalam sebuah record berdasarkan keterkaitannya.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

15

b) Catatan (Record)

Record adalah sebuah set yang terdiri dari kumpulan-kumpulan atribut data di

dalam suatu kelas entitas. Setiap record memiliki primary key untuk

membedakannya dengan record yang lain.

c) Berkas (File)

File merupakan suatu set yang terdiri dari kumpulan record dari kelas yang sama.

File-file ini kemudian dikumpulkan menjadi sebuah database organisasi.

6) Pembuatan Informasi (Information Generation)

Pembuatan Informasi adalah proses mengkompilasi, mengatur, membuat format,

hingga penyajian informasi kepada pengguna. Agar informasi yang dihasilkan

berguna, informasi tersebut harus memenuhi keempat karakteristik berikut:

a) Relevansi (Relevance)

Sebuah laporan disajikan untuk tujuan tertentu. Untuk itu informasi-informasi

yang terdapat didalamnya harus dapat mendukung tujuannya tersebut dengan

hanya menyajikan data / informasi yang relevan. Selain itu, isi informasi yang

tidak relevan dapat menimbulkan bias / bersifat ambigu.

b) Tepat Waktu (Timeliness)

Umur dari sebuah informasi merupakan faktor vital dalam menilai kegunaannya.

Umur informasi tidak boleh lebih tua daripada aktivitas organisasi yang

didukungnya.

c) Akurasi (Accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan material. Bagaimanapun juga materialitas

merupakan hal konsep yang sulit untuk diukur karena merupakan hal yang tidak

mempunyai nilai absolut. Ketepatan waktu pun menjadi salah satu faktor kendala

yang dapat mengurangi akurasi informasi karena terkadang kita harus

mengorbankan akurasi absolut untuk mendapatkan informasi yang tepat waktu.

Tetapi di sisi lain, informasi harus disajikan akurat dan tepat waktu. Oleh sebab

itu, perancang sistem harus menemukan keseimbangan dalam informasi yang

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

16

dihasilkannya, buat informasi yang seakurat mungkin & diupayakan untuk

diserahkan dengan tepat waktu agar informasi tersebut berguna.

d) Kelengkapan (Completeness)

Tidak boleh ada satu bagian pun dari informasi penting untuk pengambilan

keputusan ataupun tugas yang boleh kurang/tidak ada. Hal ini penting untuk

diperhatikan supaya dapat menyampaikannya secara jelas dan untuk menghindari

ambiguitas.

e) Penyederhanaan (Summarization)

Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pihak

manajemen yang berada pada tingkat yang lebih rendah cenderung membutuhkan

informasi yang lebih detail. Seiring dengan meningkatnya level manajerial, pihak

manajemen yang berada pada tingkat yang lebih tinggi membutuhkan informasi

penting yang lebih sederhana dan mudah dicerna.

7) Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik merupakan bentuk output yang dikirim balik ke dalam sistem sebagai

sumber data. Umpan balik dapat bersumber dari internal maupun eksternal dan

digunakan untuk mengubah atau menambah proses berjalan. Contoh umpan balik

internal misalnya pada kontrol persediaan. Sistem persediaan memberikan umpan

balik berupa peringatan kepada staff persediaan bahwa jumlah persediaan sudah

menipis sehingga ia akan menambah/mengadakan order pemesanan untuk mengisi

persediaan yang kurang. Demikian juga ada umpan balik eksternal, misalnya: terdapat

umpan balik berupa laporan bahwa jumlah piutang tak tertagih dari pelanggan

meningkat. Umpan balik ini akan mengubah kebijakan pemberian kredit yang

diberikan oleh perusahaan / organisasi.

2.2 Unified Process (UP)

Metode pengembangan sistem atau Systems Development Life Cycle (SDLC) yang

digunakan dalam pembuatan sistem informasi akuntansi ini adalah Unified Process.

Pengertian SDLC menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 39) adalah keseluruhan

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

17

proses dari membangun, menggelar, menggunakan, dan memperbarui sebuah sistem

informasi.

Unified Process dipilih sebagai metodologi pengembangan sistem ini karena

merupakan jenis metodologi pengembangan sistem yang paling berpengaruh dalam

pengembangan berorientasi objek pada masa kini serta memiliki banyak variasi dalam

penggunaannya.

Berdasarkan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 50), Unified Process adalah sebuah

metodologi pengembangan sistem berorientasi objek yang dikembangkan oleh Grady Booch,

James Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. Mereka bertiga bekerja bekerja pada perusahaan

Rational Software pada saat menemukan / mengembangkan Unified Process.

Gambar 2.2 Model Siklus Pengembangan Unified Process

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 54)

Walaupun pada siklusnya unified process memiliki 9 bidang / disiplin, pembuatan

tugas akhir ini hanya mengacu kepada bidang / disiplin Business Modeling, Requirements,

dan Design. Untuk melakukan ketiga disiplin tersebut maka dilakukan perancangan diagram-

diagram UML.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

18

2.2.1 Konsep-konsep berorientasi objek (Object Oriented Concepts)

Berikut adalah uraian teori-teori konsep yang dipakai dalam perancangan sistem ini

berdasarkan buku Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005):

Pendekatan Berorientasi Objek (Object Oriented Approach)

“Object oriented approach is a system development approach that Views an

information system as a collection of interacting objects that work together to accomplish the

tasks.” Pendekatan berorientasi objek adalah sebuah pendekatan pengembangan sistem yang

memandang sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang saling berinteraksi & bekerja

satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Analisa Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)

Analisa berorientasi objek adalah proses pendefinisian semua objek yang terkait di

dalam sistem dan memperlihatkan interaksi user yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

Perancangan berorientasi Objek (Object Oriented Design)

Perancangan berorientasi Objek merupakan proses pendefinisian semua objek penting

yang berkomunikasi dengan orang maupun perangkat yang terkait dengan sistem,

memperlihatkan bagaimana objek-objek saling berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, serta

menyempurnakan pendefinisian dari masing-masing tipe objek sehingga dapat

diimplementasikan dengan kondisi yang sudah ditentukan.

Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programming)

Pemrograman Berorientasi Objek adalah penulisan pernyataan di dalam bahasa

pemrograman untuk mendefinisikan semua aktivitas / kegiatan dari setiap objek, termasuk

pesan yang dikirim dalam interaksi antar objek.

Keuntungan dengan menggunakan pengembangan berorientasi objek:

Konsep orientasi objek mirip dengan kehidupan sehari-hari

Kelas objek dapat dipakai ulang

Objek, Atribut, dan Metode

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

19

Objek dapat dikatakan sebagai hal / sesuatu yang berada dalam sistem dan dapat

merespon pesan. Sebuah Objek memiliki attribute dan behavior. Attribute adalah karakteristik

objek yang mempunyai nilai, misalnya bentuk objek, ukuran objek, dan sebagainya.

Sedangkan metode, sering disebut juga sebagai behavior, adalah sebuah operasi yang

menjelaskan apa yang dilakukan objek tersebut.

Kelas, Identitas, Superclass, dan Subclass

Kelas merupakan pembagian / pengklasifikasian terhadap objek-objek yang serupa di

dalam sistem. Sebuah kelas berisi atribut-atribut objek dan metode yang menjadi aktivitas

kelas tersebut. Kelas merupakan abstraksi dari entitas di dunia nyata. Identitas adalah

referensi unik terhadap sebuah objek yang membuat objek lain dapat menemukannya dan

mengirimkan pesan. Superclass adalah kelas umum dalam hirarki generalisasi / spesialisasi

yang dapat dibagi / dipecah lagi menjadi subclass. Subclass adalah kelas khusus dalam hirarki

generalisasi / spesialisasi yang berisi atribut-atribut dan metode tambahan yang

membedakannya dari kelas induknya (superclass).

Polymorphism dan Inheritance

Polymorphism adalah karakteristik dari objek yang membuat ojek menghasilkan

respon yang berbeda terhadap pesan yang sama. Dan Inheritance merupakan sebuah konsep

dimana sebuah kelas objek mewariskan beberapa karakteristik untuk kelas lain (kelas induk

dengan kelas anak).

2.2.2 Prinsip-Prinsip Perancangan Berorientasi Objek

Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan pedoman dalam merancang sistem

berorientasi objek. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

Enkapsulasi, Pemakaian kembali, dan Penyembunyian Informasi (Encapsulation

and Information Hiding)

Menurut Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 306), enkapsulasi

(Encapsulation) adalah prinsip perancangan objek yang menggabungkan /

mengkombinasikan data dan logika program menjadi satu unit. Pemakaian kembali

adalah prinsip perancangan dimana suatu set objek standar dapat dipakai berulang kali

di dalam sebuah sistem. Sedangkan Penyembunyian Informasi adalah prinsip

perancangan yang menyatakan bahwa asosiasi data dengan objek tidak boleh dapat

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

20

dilihat secara sembarangan / umum tetapi harus menggunakan metode yang

mengakses dan merubah data.

Visibilitas Navigasi dan Pemasangan (Navigation Visibility dan Coupling)

Menurut buku Satizinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 307), visibilitas

navigasi adalah prinsip perancangan yang mengatur visibilitas dan interaksi suatu

objek terhadap objek lainnya. Pemasangan (Coupling) adalah ukuran kualitatif yang

menunjukan hubungan antar kelas dalam design class diagram.

Kohesi dan Pembagian tanggung jawab (cohesion and separation of

responsibilities)

Menurut buku Satizinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 308~309), kohesi

adalah sebuah ukuran kualitatif yang menyatakan konsistensi fungsi yang terdapat di

dalam sebuah kelas. Sedangkan, Pembagian tanggung jawab merupakan prinsip

perancangan yang membagi kelas menjadi kelas-kelas yang lebih kohesif.

Tanggung Jawab Objek (Object Responsibility)

Menurut buku Satizinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 312), tanggung jawab

objek merupakan sebuah prinsip perancangan dalam mengindikasikan objek mana

yang bertanggung jawab untuk melakukan proses sistem.

2.2.3 Unified Modelling Languange (UML)

Satzinger dalam bukunya (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 48) mendefinisikan

UML dengan “a standar set of model constructs and notations developed specially for object-

oriented development”. UML adalah sebuah set standar pembuatan model dan notasi yang

dikembangkan secara khusus untuk pengembangan yang menggunakan konsep berorientasi

objek.

Berikut adalah uraian tipe-tipe diagram UML yang digunakan dalam tugas akhir ini

berdasarkan buku Satzinger (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005):

Permodelan Business Modeling dan Requirements

Diagram UML yang dibuat dalam permodelan Business Modeling dan Requirements

adalah Activity Diagram, Use case diagram, Use case description, domain class diagram,

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

21

system sequence diagram, dan Statechart diagram. Event Table bersifat tidak wajib tetapi

dibuat guna mendukung / membantu mempermudah pembuatan diagram UML lainnya.

Berikut adalah uraian penjelasannya:

1. Activity Diagram

Activity Diagram merupakan diagram alur kerja yang mendetugas akhirkan aktivitas-

aktivitas user secara urut. Uraian penjelasan komponen Activity Diagram dapat

ditemukan pada halaman berikutnya.

Gambar 2.3 Simbol-simbol Activity Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 145)

Berikut adalah keterangan penjelasan dari gambar 2 (di atas):

Swimlane: Area persegi panjang dalam Activity Diagram yang menggambarkan

keseluruhan aktivitas yang ada di dalam area tersebut dilakukan oleh seorang agen

tunggal / user yang namanya tercantum pada sisi atas Swimlane tersebut.

Starting Activity: Notasi yang menunjukan awal dari alur kerja.

Transition Arrow: Notasi yang menunjukan rangkaian urutan aktivitas.

Activity: Notasi yang berisi aktivitas user.

Ending Activity: Notasi yang menunjukan akhir dari alur kerja.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

22

Synchroniztion Bar (Split): Simbol yang digunakan untuk membagi sebuah alur kerja

menjadi beberapa alur

Synchroniztion Bar (Join): Simbol yang digunakan untuk menyatukan beberapa alur

kerja menjadi satu alur

Decision Activity: Simbol yang digunakan untuk merepresentasikan seleksi untuk

beberapa kondisi kemungkinan yang muncul pada alur kerja.

2. Use case Diagram

Use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem sebagai respon atas permintaan

(request) user. Berdasarkan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 213), Use case diagram

adalah diagram yang menunjukan peran-peran user terkait dengan sistem beserta berbagai

cara interaksinya dengan sistem. Use case Diagram mengindentifikasikan bagaimana

sistem akan dipergunakan dan actor-aktor mana saja yang terkait dengan sistem tersebut.

Gambar 2.4 Contoh Use case Diagram sederhana

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 215)

3. Use case Description

Use case Description merupakan daftar penjelasan dari sebuah Use case yang telah

digambarkan pada Use case diagram. Terdapat 3 jenis Use case Description:

a) Brief Description

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

23

Penjelasan singkat (Brief Description) tentang Use case digunakan pada pengembangan

sistem aplikasi berskala kecil dan mudah dimengerti.

Gambar 2.5 Contoh Use case Brief Description

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 221)

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

24

b) Intermediate Description

Penjelasan Use case yang bersifat menengah merupakan penjabaran lebih lanjut dari jenis

penjelasan sebelumnya. Pada penjelasan bersifat menengah ini ditambahkan alur internal

dari aktivitas Use case beserta kondisi pengecualiannya (Exception Conditions).

Gambar 2.6 Contoh Use case Intermediate Description

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 221)

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

25

Fully Developed Description

Penjelasan secarah penuh (Fully Developed Description) adalah metode yang paling baku

dari dokumentasi Use case karena memberikan definisi secara menyeluruh tentang

komponen-komponen yang terkait pada sebuah Use case.

Gambar 2.7 Contoh Use case Fully Developed Description

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 223)

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

26

Dari ketiga jenis penjelasan Use case yang sudah dijelaskan di atas, pengerjaan tugas

akhir ini dibuat menggunakan Use case fully developed description karena dapat

memberikan pemahaman yang mendalam tentang proses bisnis yang ditangani oleh sistem

kepada pihak pengembang aplikasi.

4. Domain Model Class Diagram

Dalam buku (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 184), Domain Model Class Diagram

didefinisikan sebagai jenis UML Class Diagram yang menunjukan hal-hal penting

terdapat dalam pekerjaan user, seperti: kelas domain, relasi antar kelas tersebut, beserta

atributnya.

Gambar 2.8 Contoh Domain Class Diagram Order Barang

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 310)

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

27

Pada gambar di atas, terdapat angka-angka di setiap ujung garis relasi. Angka-angka

tersebut merupakan bagain dari multiplicity. Multiplicity mendetugas akhirkan asosiasi

antar kelas yang terkait dengan garis relasi.

Multiplicity terbagi dalam 6 jenis, keenam jenisnya akan dijabarkan dalam table berikut:

Jenis Asosiasi Makna Notasi

0…1 Nol ke satu

0…* Nol ke banyak

1 Satu

* Banyak

1…1 Satu ke satu

1…* Satu ke banyak

Tabel 2.1 Asosiasi Multiplicity

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 186)

Hirarki di dalam Domain Model Class Diagram ada 2 jenis yakni generalization /

specialization dan whole-part hierarchies. Generalization / specialization merupakan jenis

hirarki yang mengelompokan kelas-kelas yang ada berdasarkan kesamaan karakteristik.

Terdapat 2 jenis kelas dalam Generalization / specialization, yakni Superclass dan Subclass.

Superclass adalah kelas yang dapat dipecah menjadi kelas-kelas yang lebih spesifik,

sedangkan Subclass adalah kelas pecahan yang lebih spesifik dari sebuah superclass.

Whole-part hierarchies merupakan jenis hirarki yang mengelompokan kelas-kelas

yang ada berdasarkan komponen-komponen terkait. Di dalam Whole-part hierarchies terdapat

2 jenis kelas, yakni Aggregation dan Composition. Aggregation adalah jenis relasi antar kelas

dimana kelas yang menjadi komponen tidak memiliki ketergantungan kepada kelas objek /

Page 20: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

28

induknya. Sedangkan Composition adalah adalah jenis relasi antar kelas dimana kelas yang

menjadi komponen memiliki ketergantungan kepada kelas objek / induknya.

Gambar 2.9 Contoh Generalisasi / Spesialisasi Domain Model Class Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 190).

Pada gambar di atas, kelas Car menjadi Superclass dari kelas SportCar, Sedan, dan

SportUtility sekaligus menjadi Subclass dari kelas MotorVehicle.

Gambar 2.10 Contoh Agregasi & Komposisi Domain Model Class Diagram

Sumber: (Scott W. Ambler + Associates)

Page 21: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

29

Keterangan Simbol:

Agregasi

Komposisi

5. Statechart Diagram

Dapat dikatakan bahwa Statechart Diagram adalah diagram yang menunjukan transisi-

transisi state suatu objek yang terdapat dalam sistem.

Gambar 2.11 Contoh Statechart pada Invoice

Sumber: (Campbell, 2007)

Statechart Diagram memiliki beberapa komponen. Komponen-konponen tersebut adalah:

Titik Awal (initial State / pseudostate), merupakan simbol dimulainya Statechart,

biasanya disimbolkan dengan titik hitam;

Transisi, pergerakan objek dari suatu state ke state lain;

State, kondisi di dalam masa hidup objek saat memenuhi kriteria tertentu,

melakukan suatu aksi, ataupun menunggu sebuah event lain

Page 22: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

30

Titik akhir (Destination State / Final State), merupakan simbol berakhirnya

Statechart.

Event, hal yang menjadi pemicu transisi dan menyebabkan objek berpindah dari

state awalnya;

Guard-condition, kondisi yang harus diisi dengan input boolean tertentu agar

transisi dapat berjalan;

State awal (origin state), state yang dimiliki objek sebelum terjadinya transisi;

Sate akhir (destination state), sate yang dimiliki objek setelah terjadinya transisi.

Permodelan Design

Diagram UML yang dibuat dalam permodelan Business Modeling dan Requirements

adalah Design Class Diagram (Updated Design Class Diagram), Completed Three-Layer

System Sequence Diagram sebagai diagram interaksi, dan Package Diagram. Untuk bagian

User Interface, penjelasan akan dilakukan dengan penggunakan screenshot aplikasi beserta

uraian detugas akhir.

1. Design Class Diagram

Berdasarkan (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 309), Design Class Diagram

merupakan perluasan dari Domain Model Class Diagram yang dibuat selama tahap Object

Oriented requirement. Perancangan design class diagram dikerjakan melalui dari 2 tahap:

a. First Cut Design Class Diagram

First Cut Design Class Diagram merupakan pengembangan perancangan dari

Domain class Diagram. Pengembangan perancangannya melalui dengan 2 tahap:

i. Menguraikan tiap atribut berdasarkan tipenya & menginisialisasi

nilainya

ii. Menambahkan tanda panah visibilitas navigasi

Page 23: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

31

Gambar 2.12 Contoh First Cut Class Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 311)

b. Updated Design Class Diagram

Updated Design Class Diagram dibuat dengan menambahkan first cut design class

diagram yang sudah dibuat dengan metode-metode terkait di setiap kelasnya.

Page 24: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

32

Gambar 2.13 Simbol-simbol yang digunakan dalam Design Class

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 304)

Gambar 2.14 Contoh Design Class

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 305)

Page 25: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

33

Gambar 2.15 Contoh Updated Design Class Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 340)

Page 26: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

34

2. Completed Three-Layer System Sequence Diagram

Terdapat 2 jenis diagram yang dapat dibuat sebagai diagram interaksi, yakni Completed

Three-Layer System Sequence Diagram dan Communication Diagram. Completed Three-

Layer System Sequence Diagram dipilih dan dibuat sebagai diagram interaksi dalam tugas

akhir ini karena Use case description dan desain dialog mengacu pada urutan langkah-

langkah proses bisnis yang terjadi sehingga lebih mirip dengan Completed Three-Layer

System Sequence Diagram. Completed Three-Layer System Sequence Diagram merupakan

sequence diagram yang telah dilengkapi dengan tambahan beberapa layer lainnya yang

terkait hingga layer database.

Gambar 2.16 Contoh Completed Three-layer Sequence Diagram

Sumber: (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 325)

3. Rancangan User Interface

Page 27: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

35

Pengertian User Interface menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 442) adalah

bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi user untuk membuat input dan

output.

Berikut terdapat beberapa pedoman dari para ahli tentang perancangan user interface pada

aplikasi secara umum maupun yang berbasis web:

10 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendesain Situs Web

Menurut Jacob Nielsen dalam buku (Object Oriented Analysis & Design with the unified

proses, 2005), terdapat 10 langkah yang harus dilakukan untuk membuat sebuah desain

web yang baik. Kesepuluh langkah tersebut terdiri dari:

1. Letakan nama dan symbol organisasi pada setiap halaman & membuat link yang

merujuk pada homepage pada symbol tersebut.

2. Menyediakan fungsi pencarian jika web site tersebut terdiri lebih dari 100 halaman

web.

3. Buat judul & kepala halaman web yang dapat mencerminkan isi halaman web

tersebut.

4. Buat struktur halaman web yang mudah dimengerti user.

5. Gunakan hypertext agar halaman web lebih terstruktur & jelas.

6. Gunakan foto produk untuk mempermudah penjelasan & membuat user tertarik.

7. Gunakan detail gambar yang penting dari gambar produk.

8. Gunakan judul tautan untuk menyediakan pratinjau bagi user.

9. Pastikan bahwa semua halaman web yang vital dapat diakses oleh user.

10. Buat User Interface Web yang cara kerjanya sama dengan halaman-halaman web

yang terkenal.

Prinsip-prinsip Perancangan Situs Web

Menurut Joel Sklar dalam buku (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 470~471),

mengungkapkan bahwa ada 3 prinsip penting dalam perancangan situs web.

Ketiga prinsip perancangan web tersebut adalah:

1. Perancangan untuk Media Komputer. Langkah-langkah yang dilakukan dalam prinsip

ini:

Page 28: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

36

a. Pelajari halaman web yang akan dibuat dengan baik agar dapat mengambil

keuntungan dari media yang akan digunakan

b. Usahakan untuk membuat desain yang dapat dijalankan pada media IT yang

popular

c. Rancang desain untuk dapat dijalankan pada bandwith yang rendah

d. Rencanakan presentasi yang jelas & akses informasi yang mudah agar dapat

mempermudah navigasi user pada situs.

e. Format ulang informasi jika sumber informasinya berubah

2. Perancangan Situs secara keseluruhan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam prinsip

ini:

a. Pelajari halaman web yang akan dibuat dengan baik supaya sesuai dengan

harapan organisasi / user.

b. Ciptakan transisi yang halus diantara halaman-halaman web

c. Susun setiap halaman web dengan pola grid agar dapat menyediakan tampilan

yang terstruktur & detail tentang grup informasi terkait.

d. Buat jarak kosong yang cukup diantara grup-grup informasi di dalam halaman

web.

3. Perancangan untuk user. Langkah-langkah yang dilakukan dalam prinsip ini:

a. Rancang web untuk berinteraksi karena pengguna web menginginkan halaman

web yang interaktif & dinamis.

b. Desain informasi-informasi penting dalam halaman web dengan tampilan yang

menarik mata pengunjung.

c. Jangan menggunakan hirarki informasi yang terlalu kompleks.

d. Menggunakan tautan hypertext untuk mempermudah user dalam menjelajahi

situs web.

e. Menentukan batas seberapa banyak isi yang dapat dimuat dalam 1 halaman

web.

f. Merancang aksesbilitas situs untuk berbagai macam user.

Desain antarmuka pengguna

Dalam buku (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005, p. 454), terdapat cuplikan pendapat Ben

Shneiderman, seorang ahli HCI (Human Computer Interaction) . Menurutnya terdapat 8

pedoman yang harus dijadikan pedoman dalam perancangan antarmuka pengguna.

Kedelapan pedoman tersebut terkenal dengan sebutan “Eight Golden Rules”:

Page 29: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

37

1. Berjuang untuk konsistensi

Berusaha membuat pola yang sama pada urutan perintah, istilah pada menu,

urutan tindakan, istilah yang digunakan, serta layar bantuan. Sehingga ketika kita

membuka aplikasi hari ini atau pun besok, urutan-urutan langkah yang harus

dilakukan tetap sama. Misalnya ketika kita ingin log in di binusmaya, maka kita

harus selalu log in dengan mengisi username dan password terlebih dahulu.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah terbiasa aplikasi untuk meningkatkan

kecepatan interaksi sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, simbol-simbol,

perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

3. Menawarkan umpan balik yang informatif

Untuk beberapa tindakan tertentu dari pengguna sebaiknya disertakan suatu sistem

umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting dapat

diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal

yang penting, maka sebaiknya diberikan umpan balik yang cepat & mudah

dipahami user. Misalnya muncul laporan konfirmasi setelah kita menggunakan

fungsi replace pada Ms.word.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian

pembuka, isi, dan penutup. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi

bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok

tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin aplikasi dirancang agar pengguna tidak sampai melakukan

kesalahan yang fatal. Jikalau ada kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi

kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah

dipahami untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Merancang fungsi yang dimana jika pengguna mengalami kesalahan maka si

pengguna dapat kembali keadaan sebelumnya. Hal ini mengurangi kekhawatiran

pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan ternyata dapat

Page 30: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

38

dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan

lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal

Menempatkan pengguna sebagai pusat dari interaksi daripada sistem karena

pengguna adalah pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang

dilakukan pengguna. Hal ini lebih baik daripada pengguna merasa bahwa sistem

mengontrol pengguna.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Perancangan tampilan antarmuka idealnya sederhana dan menarik serta dapat

membantu si pengguna untuk mengerti sehingga tidak perlu mengingat terlalu

banyak langkah, dan juga dapat menghindari terjadinya kebingungan pada

pengguna.

Page 31: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

39

Pedoman Perancangan Layar

Untuk menentukan tampilan layar, pertimbangannya adalah :

• Jenis informasi berupa filtering, seleksi, kombinasi atau rangkuman data

• Bentuk informasi, berupa teks, tabel, grafis atau kombinasinya

• Menampilkan perubahan data dengan warna, bentuk dan komentar/penjelasan

• Oleh karena itu diperlukan wawancara dengan eksekutif yang hasilnya digunakan

untuk menentukan jenis screen, preferensi dan tampilannya.

Berdasarkan (Shneiderman & Plaisant, 2005, p. 75), terdapat beberapa pedoman untuk

merancang navigasi antarmuka, diantaranya:

Standarisasi urutan tugas, memungkinkan user untuk melakukan perintah melalui

rangkaian prosedur yang sama.

Menggunakan tautan yang deskriptif, nama tautan harus dapat mencerminkan tujuan

tautan.

Menggunakan heading yang deskriptif & unik, gunakan heading yang berbeda-beda

dari satu ke yang lainnya serta harus bisa mencerminkan isi / informasi yang akan

didetugas akhirkan.

Menyediakan radio button untuk pilihan, sediakan komponen radio button untuk

memfasilitasi user memilih jawabannya pada pertanyaan pilihan ganda (jika ada).

Mengembangkan halaman yang dapat dicetak dengan baik, usahakan halaman layar

dapat terlihat dengan jelas pada saat dicetak

Menyediakan gambar pratinjau, memungkinkan user untuk melihat gambar pratinjau

disamping harus melihat gambar dari sebuah hal secara ukuran penuh.

2.3 Sistem Aset Tetap

Tujuan Sistem aset tetap

Menurut James A. Hall dalam bukunya (Hall, 2008, p. 281). Terdapat 5 tujuan dari

sistem aset tetap:

Page 32: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

40

1) Memproses pengadaan aset tetap yang dibutuhkan dan sesuai dengan prosedur dan

persetujuan pihak manajemen.

2) Menyediakan pencatatan akuntansi memadai yang terdiri dari perolehan aset, biaya,

penjelasan, lokasi fisik di dalam organisasi.

3) Menyediakan pencatatan penyusutan yang akurat untuk aset terdepresiasi sesuai

dengan standar ketentuan yang berlaku.

4) Mendukung pihak manajemen dengan informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan

investasi aset tetap di masa yang akan datang.

5) Mencatat dengan baik proses penghapusan atau pembuangan aset tetap.

Kontrol Sistem Aset Tetap

Di dalam bukunya (Hall, 2008, p. 286), James A. Hall menyatakan bahwa ada 3 fokus

area di dalam sistem aset tetap. Ketiga hal tersebut adalah:

1. Kontrol Otoritas (Authorization Control)

Perolehan aset tetap harus bersifat formal dan terotorisasi dengan jelas. Setiap transaksi

aset tetap harus diawali dengan permintaan tertulis dari user / bagian departemen terkait

dan diproses dengan pertimbangan pihak yang memiliki otoritas.

2. Kontrol Pengawasan (Supervision Control)

Aset modal (aset tetap) lebih rentan terkena resiko pencurian & penyalahgunaan karena

aset tersebut didistribusikan ke seluruh bagian perusahaan. Oleh karena itu harus ada

pengawas yang dapat memastikan penggunaan aset tetap tersebut digunakan sesuai

dengan kebijakan perusahaan.

3. Kontrol Verifikasi Independen (Independent Verification Controls)

Kontrol verifikasi biasanya dilakukan oleh auditor internal perusahaan. Internal auditor

harus mengecek kembali proses perolehan aset dan prosedur persetujuan untuk

menentukan faktor-faktor yang digunakan dalam analisa. Faktor-faktor tersebut meliputi

umur manfaat aset, tingkat diskon metode penganggaran modal, penghematan biaya yang

diusulkan terkait dengan pengadaan aset, serta biaya perolehan aset tersebut.

Page 33: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

41

Sistematika Sistem Aset Tetap

Gambar 2.17 Data Flow Diagram Sistem Aset Tetap

Sumber: (Hall, Introduction to Accounting Information Systems, 2008, p. 282)

Berdasarkan gambar di atas yang terdapat dalam buku (Introduction to Accounting

Information Systems, 2008), proses-proses yang ada di dalam sistem aset tetap dapat

dikelompokan menjadi 3 tahapan kategori, yakni:

Perolehan Aset (Asset Acquisition)

Page 34: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

42

Perolehan aset biasanya diawali oleh manajer departemen selaku user yang

membutuhkan suatu produk untuk dijadikan aset tetap baru atau untuk menggantikan

aset tetap yang lama. Prosedur persetujuan & otorisasi yang akan ditempuh oleh

permintaan pembelian aset tersebut bergantung pada nilai aset yang diminta. Manajer

departemen biasanya hanya memiliki otoritas untuk menyetujui permohonan

pembelian aset baru di bawah batas yang telah ditentukan, jika lebih dari batas

tersebut, permohonan pembelian aset tersebut harus diproses dengan persetujuan

manajer di tingkat yang lebih tinggi. Setelah melalui proses persetujuan aset yang baru

dibeli tersebut akan disimpan dibawah pengawasan manajer user baru kemudian

perolehan aset baru tersebut dicatat oleh bagian yang berwenang.

Pemeliharaan Aset (Asset Maintenance)

Pemeliharaan Aset meliputi penyesuaian nilai aset dan penyusutan nilai aset tetap

terhadap penggunaannya. Metode dan pengakuan penyusutan yang dipakai harus

sesuai dengan standar yang berlaku, seperti yang tercantum dalam PSAK 16. Kalkulasi

penyusutan merupakan hal yang wajib pada tahap ini, sehingga dibuat daftar

penyusutan (depreciation schedule). Daftar penyusutan ini berisi kalkulasi penyusutan

suatu aset secara matematis hingga akhir umur manfaatnya sehingga dapat

menyediakan informasi bagi pihak manajemen kapan aset tersebut harus dihapus /

diganti dengan yang baru. Penyesuaian nilai aset tetap juga harus mencerminkan biaya

dari perbaikan / peningkatan fisik aset yang menyebabkan penambahan nilai aset

maupun umur manfaatnya.

Sistem aset tetap juga harus dapat menjaga prinsip akuntabilitas dengan mencatat

keberadaan fisik dari setiap aset tetap. Pelacakan aset tetap ini penting mengingat aset

tetap didistribusikan ke semua bagian di dalam organisasi sehingga rentan terhadap

resiko penyalahgunaan ataupun pencurian. Kemampuan untuk melacak dan

memverifikasi keberadaan fisik aset tetap oleh sistem aset tetap merupakan hal yang

penting dalam jejak audit.

Penghapusan Aset (Asset Disposal)

Saat suatu aset dihapuskan dalam pencatatan saat telah mencapai akhir dari masa umur

manfaatnya atau pihak manajemen berkeputusan untuk membuangnya. Penghapusan

Page 35: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

43

aset dilakukan setelah mendapat persetujuan manajer yang berwenang. Penghapusan

aset dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan dijual, disumbangkan,

dibuang, dipindahkan ke tempat yang berbeda.

Gambar 2.18 Contoh flowchart Sistem Aset Tetap Berbasis Komputer

Sumber: (Hall, 2008, p. 285)

2.4 Aset Tetap

Pengertian Aset

Page 36: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

44

Menurut Godfrey (2010, p. 228), “an asset is a resource controlled by the entity as a

result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the

entity”. Aset adalah sumber daya yang dikontrol oleh perusahaan atau organisasi sebagai

akibat dari kejadian lampau serta memiliki keuntungan ekonomis di masa depan bagi

perusahaan / organisasi.

Pengertian Aset Tetap

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012), Aset tetap adalah aset berwujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan

kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama

lebih dari satu periode.

Pengelompokan Aset Tetap Berwujud berdasarkan Perpajakan

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor

144/PMK.011/2012 pada (Observation & Research of Taxation), pengelompokan aktiva tetap

berwujud adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Pengelompokan Aktiva Tetap Berdasarkan PMK

Kelompok Aktiva Tetap Berwujud

Masa Manfaat Menjadi

Tarif Penyusutan dan Amortisasi Berdasarkan Metode

Garis Lurus Saldo Menurun

I Bukan Bangunan      

  Kelompok I 2 50% 100% (dibebankan sekaligus)

  Kelompok II 4 25% 50%

  Kelompok III 8 12,5% 25%

  Kelompok IV 10 10% 20%

II Bangunan:      

  Permanen 10 10% -

  Tidak Permanen 5 20% -

Page 37: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

45

2.4.1 Pengakuan Aset Tetap

Pengakuan Biaya Saat Perolehan untuk Aset Tetap

Menurut PSAK No.16 paragraf ke-2 di dalam (Standar Akuntansi Keuangan Per 1

Juni 2012), biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan

atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan pada aset ketika

pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Menurut PSAK No.16 paragrafnya yang ke-7 dalam (Standar Akuntansi Keuangan Per

1 Juni 2012), biaya perolehan aset tetap diakui sebagai aset jika dan hanya jika :

a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari

aset tersebut; dan

b) biaya perolehannya dapat diukur secara andal.

Menurut PSAK No. 16 paragraf ke-15 sampai 17 (Standar Akuntansi Keuangan Per 1

Juni 2012), aset tetap yang memenuhi syarat pengakuan sebagai aset diukur pada biaya

perolehan. Biaya Perolehan aset tetap meliputi:

a) Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat

dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;

b) Setiap biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan

kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud

manajemen;

c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset

tetap.

Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:

Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;

Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;

Biaya penanganan dan penyerahan awal;

Biaya perakitan dan instalasi;

Page 38: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

46

Biaya pengujian aset, apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi neto penjualan

setiap produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut;

Komisi professional.

Berdasarkan (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011), pencatatan akuntansi (jurnal)

ketika masa perolehan asset tetap adalah:

Fixed asset xxxxx

Cash xxxx

Menurut PSAK No. 16 paragraf 12 (Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012),

entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap

tersebut. Biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya perawatan sehari-

hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang

kecil.Tujuan pengeluaran ini sering disebut sebagai “pemeliharaan dan perbaikan” aset tetap.

2.4.2 Penyusutan Aset Tetap

Menurut PSAK No. 16 paragraf ke-2 (Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni 2012),

penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya.

Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lainnya yang dapat menjadi

pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. Nilai residu dari aset adalah estimasi

jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi

biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diperkirakan pada akhir

umur manfaatnya.

Berdasarkan PSAK 16 paragraf ke-63 di dalam (Standar Akuntansi Keuangan Per 1

Juni 2012), berbagai metode penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah

tersusutkan dari aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut antara lain

metode garis lurus, metode saldo menurun, metode unit produksi.

Metode garis lurus menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset

jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang

menurun selama umur manfaat aset. Metode unit produksi menghasilkan pembebanan

berdasarkan pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset. Metode penyusutan aset

dipilih berdasarkan ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset. Metode

Page 39: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

47

tersebut diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, kecuali terdapat perubahan

dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonomi masa depan aset tersebut.

a) Metode Garis lurus

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 565) Formula yang dipakai untuk

menghitung beban penyusutan per tahun / periode dalam metode garis lurus (Straight-Line

Method) adalah:

b) Metode Pembebanan Menurun

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 566), metode pembebanan menurun

menghasilkan biaya depresiasi yang tinggi di periode awal & akan terus menurun di periode-

periode pembebanan berikutnya Metode saldo menurun ini dibagi dalam 2 jenis, yakni:

Metode jumlah angka tahun dan Metode penyusutan berganda.

I. Metode Jumlah angka tahun

Formula yang dipakai untuk menghitung beban penyusutan per tahun/periode dengan

metode jumlah angka tahun adalah:

Jumlah angka tahun di sini didapat dari rumus dimana “n” adalah umur manfaat

dari aset tersebut. Sedangkan Sisa umur manfaat didapat dari umur ekonomis aset

dikurangi berapa lama aset tersebut sudah terpakai.

II. Metode penyusutan berganda

Formula yang dipakai untuk menghitung beban penyusutan per tahun/periode dengan

metode penyusutan berganda adalah:

Page 40: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

48

c) Metode unit produksi

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 565), metode unit produksi

menghasilkan pembebanan berdasarkan pada ekspektasi penggunaan atau keluaran dari aset.

Formula yang dipakai untuk menghitung beban penyusutan per periode:

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011), pencatatan akuntansi (jurnal) ketika

penyusutan aset tetap adalah:

Depreciation Expense xxxxx

Accumulated Depreciation Expense xxxxx

2.4.3 Pemeliharaan Aset Tetap

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, pp. 532-534), terdapat 4 tipe

pengeluaran terkait dengan aset yang ada sekarang, yakni:

1. Additions , adalah penambahan aset tetap yang ada.

2. Improvements and Replacements, Improvements adalah penggantian aset yang lebih

baik dari aset yang sekarang digunakan. Sedangkan Replacememnts adalah penggantian

aset tetap dengan aset tetap sejenis.

3. Rearrangement and Reorganization, adalah relokasi / pemindahan aset ke lokasi lain.

4. Repairs, adalah pengeluaran untuk menjaga aset dalam kondisi siap beroperasi.

Repairs terdiri dari 2 jenis yaitu:

Page 41: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

49

1. Ordinary Repairs : pemeliharaan aset dalam kondisi pengoperasian. Biaya yang

dikenakan dalam pemeliharaan ini adalah penggantian bagian yang bukan bagian

utama, pembersihan, pengecatan ulang, dan sebagainya. Biasanya beban Ordinary

Repairs dikategorikan sebagai OpEx (Operation Expenditure).

2. Major Repairs : Pemeliharaan aset yang menyangkut seluruh perbaikan pada

bagian-bagian utama aset. Contohnya seperti perusahaan kapal yang pemeliharaan

asetnya berhubungan langsung dengan kapal tersebut. Biasanya beban Major

Repairs dikategorikan sebagai CapEx (Capital Expenditure).

Tabel 2.3 Tabel Perlakuan Akuntansi Terhadap Setiap Jenis Pengeluaran

Tipe Pengeluaran Perlakuan Akuntansi

Additions Mengkapitalisasi biaya penambahan ke

dalam akun aset

Contoh Jurnal Akuntansinya:

(Db)Fixed Asset xxx

(Kr)Cash xxx

Improvements and Replacements Menghapus beban dan akumulasi depresiasi

aset tetap lama, mengakui laba / rugi yang

terjadi. Mengkapitalisasi biaya

Improvements / Replacements.

Contoh Jurnal yang digunakan untuk

mencatatnya jika penggantian aset

mengalami rugi:

(Db)Fixed Asset xxx

(Db)Accumulated Depreciation Expense

xxx

(Db)Loss on Disposal of Plant Assets

Page 42: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

50

xxx

(Kr)Fixed Asset xxx

(Kr)Cash xxx

Rearrangement and Reorganization Biaya yang dikeluarkan untuk perpindahan

aset dicatat sebagai beban.

Contoh Jurnal Akuntansinya:

(Db)Operational Expense xxx

(Kr)Cash xxx

Repairs Ordinary Repair: biaya dicatat sebagai

beban saat terjadi.

Contoh Jurnal Akuntansinya:

(Db)Operational Expense xxx

(Kr)Cash xxx

Major Repair: Menghapus beban dan

akumulasi depresiasi aset lama, mengakui

laba / rugi yang terjadi. Mengkapitalisasi

biaya Repairs (perbaikan).

Contoh Jurnal yang digunakan untuk

mencatatnya jika penggantian aset

mengalami rugi:

(Db)Fixed Asset xxx

(Db)Accumulated Depreciation Expense

xxx

(Db)Loss on Disposal of Plant Assets

xxx

Page 43: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

51

(Kr)Fixed Asset xxx

(Kr)Cash xxx

2.4.4 Revaluasi & Penurunan Nilai (Impairment) Aset Tetap

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 583), revaluasi digunakan dalam

akuntansi agar perusahaan dapat memilih untuk penilaian hanya untuk satu kelas dari aset,

seperti gedung, dan tidak merevaluasi aset lainnya seperti tanah dan peralatan. Sebuah kelas

aset adalah pengelompokkan dari jenis-jenis aset, yang memiliki kesamaan dengan alam atau

digunakan perusahaan untuk operasional.

Revaluasi untuk Tanah

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 581), jurnal untuk revaluasi tanah

adalah:

Land xxxxx

Unrealized Gain on Revalution-Land xxxxx

Revaluasi untuk Aset yang Dapat Disusutkan

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 582), jurnal untuk revaluasi aset

yang dapat disusutkan adalah:

Untuk mencatat biaya penyusutan:

Depreciation expense xxxxx

Accumulated Depreciation xxxxx

Untuk mencatat Revaluasinya:

Accumulated Depreciation xxxxx

Equipment xxxxx

Page 44: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

52

Unrealized Gain on Revaluation xxxxx

Impairments

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 571), masa manfaat yang panjang

dari aset berwujud diturunkan nilainya ketika perusahaan tidak dapat menutup jumlah nilai

dari aset, baik dari segi penggunaan ataupun dengan penjualan aset tersebut. Aset diturunkan

nilainya berdasarkan dasar tahunan, perusahaan memeriksa indikator dari aset yang

mengalami penurunan nilainya, penurunan nilai ini mengurangi pembaharuan nilai kas aset

melalui penggunaan ataupun penjualan aset.

2.4.5 Pelepasan Aset Tetap

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 534), perusahaan biasanya melepas

aset tetap melalui penjualan aset, tukar tambah, disumbangkan, atau bahkan dibuang. Secara

umum, nilai buku dari aset tetap tertentu tidak sama dengan nilai pelepasannya. Sebagai

hasilnya, akan muncul yang namanya laba rugi. Ini terjadi karena penyusutan adalah sebuah

estimasi dari alokasi biaya dan bukan merupakan proses valuasi.

Penjualan Aset Tetap

Menurut (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2011, p. 535), pada penjualan aset tetap,

perusahaan mencatat penyusutan untuk periode waktu antara tanggal terakhir pengentrian

penyusutan dan tanggal penjualan. Jurnal yang digunakan adalah:

Pencatatan penyusutan pada saat tanggal jual:

Depreciation expense xxxxx

Accumulated Depreciation xxxxx

Jurnal akuntansi saat penjualan aset untung:

Cash xxxxx

Accumulated Depreciation xxxxx

Page 45: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

53

Fixed asset xxxxx

Gain on Disposal of Fixed asset xxxxx

Jurnal akuntansi saat penjualan aset rugi:

Cash xxxxx

Accumulated Depreciation xxxxx

Loss on Disposal of Fixed asset xxxxx

Fixed asset xxxxx

Penghapusan/Penghentian Pengakuan Aset Tetap

Jurnal akuntansi yang digunakan untuk mencatat pembuangan aset tetap pada saat

habis masa manfaatnya dengan tidak ada nilai residu (nilai residu = 0):

Accumulated Depreciation xxxxx

Fixed Asset xxxxx

Jurnal akuntansi yang digunakan untuk mencatat pembuangan / penghapusan aset

tetap sebelum habis masa manfaatnya:

Accumulated Depreciation xxxxx

Loss on Disposal of Fixed Asset xxxxx

Fixed Asset xxxxx

Page 46: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

54

Page 47: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

55

2.5 Kerangka Berpikir

Gambar 2.19 Kerangka Berpikir

Page 48: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewLANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Brett Considine pada

56

Kerangka Berpikir terdiri dari 4 tahapan:

1. Fase Inisiasi & Analisis

Fase ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang / gambaran umum perusahaan, baik dari visi, misi, maupun struktur beserta job description. Dilanjutkan dengan membuat visualisasi proses bisnis ke dalam sebuah diagram, baru kemudian melakukan analisis untuk menemukan penyebab masalah sistem berjalan & kemudian membuat usulan sistem solusi.

2. Fase Perancangan & Desain

Di dalam fase ini, solusi berupa usulan sistem mulai dikembangkan. Diawali dengan pembuatan Activity Diagram untuk visualisasi proses binis yang baru, Use case diagram & Use case Description untuk memberikan informasi tentang aktivitas yang dilakukan oleh para actor terkait di dalam sistem yang diusulkan, Domain Class Diagram untuk mendeskripsikan struktur awal database sistem, Statechart Diagram untuk menjabarkan status-status yang dialami setiap entitas terkait selama berada dalam sistem, Three-layer Sequence Diagram untuk penjabaran detail mengenai interaksi aktor dengan kelas-kelas entitas terkait, Updated Class Diagram untuk mendeskripsikan struktur akhir database sistem, serta rancangan User Interface untuk memberikan gambaran antar muka sistem dengan pengguna sistem.

3. Fase Pengembangan

Pengembangan Peracangan sistem yang diusulkan berbasis web & menggunakan bahasa permrograman PHP, Javascript, HTML, CSS, & JQuery, beserta MYSQL untuk databasenya dan Reportico untuk Reporting tools-nya.