ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT...

13
ZONASI KAWASAN PERLINDUNGAN AIR TANAH PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BAUBAU PROPINSI SULAWESI TENGGARA ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT WATERSHED BAUBAU SOUTHEAST SULAWESI La Ode Nasrun, Muhammad Ramli, Rohaya Langkoke Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: La Ode Nasrun Jl. Hayam Wuruk 141 Baubau HP: 085255860925 Email: [email protected]

Transcript of ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT...

Page 1: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

ZONASI KAWASAN PERLINDUNGAN AIR TANAH PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BAUBAU PROPINSI

SULAWESI TENGGARA

ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT WATERSHED BAUBAU SOUTHEAST SULAWESI

La Ode Nasrun, Muhammad Ramli, Rohaya Langkoke

Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi:

La Ode Nasrun Jl. Hayam Wuruk 141 Baubau HP: 085255860925 Email: [email protected]

Page 2: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

ABSTRAK

Kebutuhan air utamanya di perkotaan sangatlah penting. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis zonasi resapan air tanah untuk kawasan perlindungan air tanah di DAS baubau, penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk memperoleh data-data secara faktual di lapangan. Populasi dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana lokasi sampel dipilih di daerah-daerah yang berpeluang memberi kontribusi terhadap resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi resapan air tanah memakai Sistem Informasi Geografis dengan metoda tumpang susun menggunakan data-data dan peta-peta antara lain Peta Topografi, Geologi, Hidrogeologi, sistem lahan dan landsat sehingga terbentuk zonasi daerah resapan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor Topografi, Geologi dan Hidrogeologi sangat berpengaruh terhadap penentuan zona resapan air pada daerah penelitian, sedangkan faktor-faktor infiltrasi, permeabilitas, curah hujan, tutupan lahan dan pengelolaan lahan memberi kontribusi terhadap kuantitas daerah resapan air pada daerah penelitian. Faktor infiltrasi dengan nilai antara 9,540 cm/jam – 15,095 cm/jam menunjukan infiltrasi baik setelah pengamatan 1 jam di lapangan. Permeabilitas dengan nilai antara 0,38 cm/jam – 19,36 cm/jam menunjukkan permeabilitas sedang sampai baik, sedangkan tutupan lahan dan pengelolaan lahan berdasarkan analisis peta landsat masih baik. Kata kunci : Analisis Pemetaan, Zonasi Perlindungan Air tanah, Air Tanah, Baubau, Sulawesi

Tenggara

ABSTRACT

Requerement of waters is very important in the city. This research is conducted to zonation analysis of groundwater diffusion for area of groundwater resources protection in Baubau area. It uses descriptive method for getting the datas in factual at the site. Population and intake technique sampel use “purposive sampling method” where location sample are selected in area that give contribution to groundwater diffusion in research location. Zonation analysis of groundwater diffusion wears Geographical Information System with “over lays method” use datas and maps like map of Topografi, Geology, Hidrogeology, Land System, landsat until formed zonation of water diffusion area. Research result indicates that factors Topografy, Geology and Hidrogeology has an effect to determination of water diffusion zone at research area, where as factors infiltrate, permeability, precipitation, land cover and land use give contribution to amount of water diffusion area at research place. Factor infiltrate by value between 9,540 – 15,095 cm/hour after perception 1 hour shows good infiltrate. Permeability by value between 0,38 – 19,36 cm/hour of laboratory test result shows permeability till good, while land cover and land use base map analysis landsat still good. Keyword : Mapping Analisys, Zonation Water protection, Groundwater, Baubau, Southeast

Sulawesi

Page 3: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

PENDAHULUAN

Air merupakan faktor terpenting dalam kehidupan di muka bumi ini. Dari

air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Logika

sederhananya, tanpa air peradaban akan surut dan bahkan kehidupan akan musnah

karena planet bumi akan menjadi sebuah bola batu dan pasir raksasa yang luar

biasa panas, masif dan mengambang di alam raya menuju kemusnahan. Air

menopang kehidupan manusia, termasuk kehidupan dan kesinambungan rantai

pangan makhluk di muka bumi. Karena itulah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

mendeklarasikan bahwa air merupakan hak asazi manusia; artinya setiap manusia

di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air.

Pemanfaatan air terutama air tanah yang terus meningkat dapat

menimbulkan dampak negatif terhadap air tanah itu sendiri maupun lingkungan

disekitarnya, diantaranya berkurangnya kualitas dan kuantitas air tanah,

penyusupan air laut dan amblesan tanah (Rahayu dkk., 2009). Berkurangnya

daerah hijau terkait mengenai penggunaan lahan di daerah perkotaan juga menjadi

pemicu rendahnya kualitas air. Penggunaan lahan diartikan sebagai setiap bentuk

intervensi manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya

baik materil maupun spiritual (Arsyad, 2010). Menurunnya kualitas dan kuantitas

air tanah akan menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan hidup, agar

pemanfaatan air tanah dapat optimal tanpa menimbulkan dampak negatif, maka

dalam pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan panduan perencanaan

pendayagunaan air tanah sebagai acuan dalam perencanaan pendayagunaan air

tanah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan yang meliputi kegiatan

penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan air

tanah (Tamim, 2012).

Penggunaan air bersih sebagai sarana kehidupan di daerah Kota Baubau

semakin meningkat, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk industri.

Peningkatan pemanfaatan air ini dapat kita jumpai pada daerah-daerah yang padat

penduduk, daerah pemukiman baru, daerah-daerah industri dan daerah areal

pertanian. Sehubungan dengan tingginya pemakaian air tanah di Kota Baubau

Page 4: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

maka daerah resapan air tanah tersebut harus diatur sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Kehutanan yang menetapkan jenis dan

kriteria penetapan kawasan lindung termasuk di dalamnya ketentuan untuk

kawasan resapan air dan juga mengacu Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang, dimana Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota harus

membuat zonasi di beberapa kawasan sebagai daerah resapan air untuk

keberlangsungan sumber air tanah pada masa yang akan datang.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Baubau, maka dapat

menetapkan zonasi kawasan perlindungan air tanah pada Aliran Sungai Kota

Baubau sebagai kawasan yang harus dilindungi dan diprioritaskan sebagai

kawasan resapan air tanah dalam perencanaan yang berkelanjutan. Penelitian ini

dilakukan dalam upaya menjaga dan melestarikan sumberdaya air yang sangat

bermanfaat untuk kelangsungan hidup manusia, agar tidak terjadi penurunan

kuantitas air tanah dengan membuat batasan-batasan zonasi pemanfaatan lahan.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh litologi dan struktur batuan, pengaruh morfologi, pengaruh curah hujan

dan faktor hidrologi/geohidrologi terhadap analisis zonasi kawasan perlindungan

air tanah.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang mengkombinasikan antara

penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini mengambil populasi pada

kawasan DAS Baubau Pemilihan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan

metoda Purposive Sampling yaitu dengan mengambil sampel di beberapa titik

yang dianggap presentatif (Nasir, 2011). Data dikumpulkan secara

observasi/pengukuran di lapangan menyangkut parameter: data geologi yaitu

litologi, struktur batuan, Geomorfologi, data hidrologi/hidrogeologi, jarak,

koordinat, infiltrasi (infiltration), dan pengelolaan lahan (Land use), sedangkan

data permeabilitas (permeability) didapat dari hasil uji analisis laboratorium. Data

pendukung penelitian meliputi : peta topografi, peta geologi, peta hidrogeologi,

Page 5: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

peta sistem lahan, peta penggunaan lahan dan peta landsat dengan menggunakan

metode penomoran analisis GIS (Geographical Information System), dan data

curah hujan (precipitation) untuk memperkuat analisis resapan air di lokasi

penelitian.

Kajian dalam penelitian ini memberi gambaran mengenai situasi yang

berkaitan dengan bentang alam (land scape) berdasarkan letak topografi wilayah

untuk menentukan batas-batas alami dari suatu kawasan daerah resapan (recharge

area), sebaran batuan berdasarkan peta geologi dan sebaran vegetasi (tutupan

lahan) berdasarkan peta landsat yang diperkirakan dapat memberi kontribusi atau

pengaruh terhadap resapan air tanah. Pada dasarnya bersifat penelitian deskritif

analisis dengan teknik survey lapangan, pengambilan sampel tanah, pemeriksaan

laboratorium dan melakukan upaya mendeskripsikan zonasi kawasan air tanah

dengan menggunakan beberapa data dan peta-peta yang menggunakan aplikasi

SIG (System Informasi Geografi) dengan teknik tumpang susun (overlay)

sehingga menghasilkan peta analisis zonasi perlindungan air tanah.

Pengukuran Infiltrasi

Pengukuran dilakukan dengan infiltrometer silinder ganda dengan diameter

30 cm dan silinder luar diameter 50 cm. Kedua silinder tersebut dibenamkan ke

dalam tanah dengan kedalaman antara 5 cm sampai 50 cm. Air dimasukan ke

dalam ke dua silinder tersebut dengan ketinggian 1 cm sampai 2 cm di atas

permukaan, dan terus dipertahankan dengan cara mengalirkan air ke dalam

silinder tersebut dari suatu bejana yang diketahui volumenya. Dilakukan

pencatatan terhadap waktu yang diperlukan untuk meresapkan sejumlah volume

tertentu dan air yang dituangkan ke dalam silinder. Pengukuran dilakukan

terhadap penurunan air pada silinder yang lebih kecil, air pada silinder yang besar

berfungsi sebagai penyangga untuk menurunkan efek batas yang timbul oleh

adanya silinder (Knapp 1978).

Analisis Laboratorium

Penelitian laboratorium merupakan kegiatan analisis sampel yang diperoleh

di lokasi daerah penelitian. Sampel dianalisis dengan analisa petrografi untuk

Page 6: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

mengetahui secara lebih detail komposisi penyusun mineral dan mengetahui

permeabilitas di lokasi penelitian.

HASIL

Keadaan topografi DAS Baubau dianalisis dalam GIS berdasarkan kelas

kelerengan. Kelas kelerengan yang ada di wilayah DAS Baubau cukup bervariasi

akan tetapi kelas kelerengan V (sangat curam) menempati area terluas (gambar

1).

Analisis citra satelit dan GIS menunjukkan, bahwa pola penggunaan lahan

(land use) di DAS Baubau terdiri dari atas hutan, ladang/tegalan, lahan terbuka,

pemukiman, rumput, sawah dan semak/belukar. Hutan merupakan penggunaan

lahan yang terluas (tabel 1).

Berdasarkan tatanan stratigrafinya, daerah penelitian dibagi atas empat

satuan batuan dari yang termuda hingga yang tertua, yakni: satuan Batugamping,

satuan Tufa, Satuan Batupasir, dan Satuan Ultrabasa. Luas pola litologi batuan

pada DAS Baubau dari hasil pemetaan geologi diperoleh luasan untuk satuan jenis

batuan. Satuan batupasir merupakan satuan batuan terluas (gambar 2).

Setelah dilakukan delineasi zonasi daerah resapan air dengan proses Sisten

Informasi Geografis dengan metoda tumpang susun (overlay) menggunakan data-

data dan peta-peta (peta kelerengan, peta geologi, peta penggunaan lahan dan peta

curah hujan) dan faktor infiltrasi dan permeabilitas, maka hasil akhir adalah

terbentuknya peta zonasi kawasan perlindungan air tanah (gambar 3). Sedangkan

luas zonasi perlindungan air tanah pada DAS Baubau disajikan pada gambar 4.

Faktor-faktor infiltrasi, permeabilitas, memberi kontribusi terhadap

kuantitas daerah resapan air pada daerah penelitian. Faktor infiltrasi di daerah

penelitian dengan nilai antara 9,540 cm/jam – 15,095 cm/jam menunjukan

infiltrasi baik setelah pengamatan 1 jam di lapangan. Permeabilitas dengan nilai

antara 0,38 cm/jam – 19,36 cm/jam menunjukkan permeabilitas sedang sampai

baik

Dari hasil analisis zona 1 merupakan zona perlindungan air tanah yang

didominasi oleh kemiringan lereng sangat curam dan penggunaan lahan sebagai

Page 7: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

hutan yang memberikan kontribusi yang besar terhadap air tanah dan air

permukaan DAS Baubau dan menjadi kawasan potensial untuk daerah resapan air,

zona 2 merupakan kawasan pemukiman dan pada bagian hulu zona ini digunakan

sebagai lahan pertanian terbatas dengan memperhatikan ekologi kawasan.

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa zonasi kawasan resapan air tanah di

DAS Baubau harus difokuskan pada faktor litologi (geologi), kelerengan

(topografi) dan penggunaan lahan serta kemampuan tanah untuk meloloskan air

(infiltrasi). Litologi merupakan faktor yang urgen dimana menyangkut

kemampuan suatu batuan untuk menyimpan dan meloloskan air. Kelerengan juga

hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penentuan zonasi karena terkait

tentang kebencanaan yang rentan terhadap terjadinya erosi atau banjir yang dapat

berakibat pada buruknya kualitas air. Sedangkan penggunaan lahan juga harus

dikontrol karena terkait aktivitas manusia dalam pengalihan fungsi lahan dan

infiltrasi merupakan data pendukung untuk mengetahui secara real nilai

permeability kawasan yang ditetapkan untuk menjadi zonasi air tanah.

Pembagian dan banyaknya zonasi dari sebuah daerah resapan air sangat

tergantung pada sifat dan karakteristik kawasan daerah resapan itu sendiri,

misalnya jenis dan karakteristik batuan penyusun kawasan, penggunaan dan

peruntukan lahan, kondisi topografi dan lainnya.

Pulau Buton yang letaknya di ujung tenggara Sulawesi Tenggara termasuk

dalam kelompok pulau-pulau diantaranya pulau Muna, Pulau Wawoni dan Pulau

Kabaena. Pulau-pulau ini dipisahkan oleh selat-selat yang sempit. Dari gugusan

kepulauan Buton ini yang tersebar ketenggara, selatan dan barat daya. Terutama

pada bagian selatan Pulau Buton tertutupi oleh rangkaian karang yang berumur

Plistosen hingga ketinggian mencapai 703m. Rangkaian karang ini membentang

dengan bentuk morfologi undak (morphology terrace).

Pulau Buton membujur selaras dengan pulau lainnya dimana tingkat

morfologinya berelief sedang sampai tinggi, yang tersusun oleh batugamping,

terumbu koral, napal, serpih, batulempung dan konglomerat. Batuan beku dan

Page 8: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

batuan metamorf ditemukan menyebar secara setempat-setempat, serta bongkah-

bongkah andesit sepanjang sungai di daerah ini. Struktur-struktur geologi yang

cukup kompleks di daerah Busur Banda terbentuk pada kala Eosen (Katili, 1980).

Struktur-struktur ini merupakan dampak dari pergerakan-pergerakan lempeng,

sebagai akibat dari pergerakan lempeng-lempeng pasifik dan lempeng Australia.

Berdasarkan letak topografi wilayah untuk menentukan batas-batas alami

dari suatu kawasan daerah resapan (recharge area), maka faktor kelerengan perlu

mendapat perhatian khusus. Aliran permukaan (run off) pada wilayah ini

merupakan yang tertinggi sehingga alih fungsi lahannya pun harus diperhatikan

secara serius.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah faktor fisik

dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi, dan faktor kelembagaan. Faktor fisik

dan biologis mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah,

air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan kependudukan. Faktor pertimbangan

ekonomi dicirikan oleh hukum pertanahan, keadaan politik, dan keadaan sosial

(Young, 1998).

Berdasarkan hal tersebut, dikenal bermacam-macam tipe penggunaan

lahan seperti perladangan, tanaman semusim campuran, sawah, perkebunan

rakyat, perkebunan besar, hutan produksi, hutan lindung, cagar alam, padang

penggembalaan, dan lain-lain (Sparovec et al, 2002). Sustainabilitas penggunaan

lahan dapat dipengaruhi oleh jenis pengelolaan lahan yang diterapkan serta sifat-

sifat lahan tersebut dalam merespon pengelolaan yang diberikan (Baja, 2002),

memaparkan peran sistem penggunaan lahan pada suatu bentang lahan. Peran

sistem penggunaan lahan pada suatu bentang lahan dapat dinilai dari sudut

perubahan tingkat evapotranspirasi yang berhubungan dengan keberadaan pohon,

laju infiltrasi tanah hubungannya dengan kondisi fisik tanah, dan laju drainase

yang berhubungan dengan jaringan drainase dan skala bentang lahan.

Penutupan lahan berbeda dengan penggunaan lahan. Tutupan lahan

berkaitan dengan jenis penutup yang terdapat pada suatu lahan, sedangkan

penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada sebidang lahan. Asdak

(2002), membagi dua jenis penutupan lahan yaitu jenis non vegetasi dan jenis

Page 9: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

vegetasi. Dalam Glosarry Penggunaan Lahan (2003), penutupan lahan jenis non

vegetasi disebut juga sebagai tutupan buatan yaitu bentuk-bentuk tutupan hasil

konstruksi seperti gedung, teracering, jalan, pertambangan, dan lain-lain.

Sedangkan tutupan jenis vegetasi terdiri dari berbagai jenis pohon, alang-alang,

rerumputan, dan lain-lain (Posthumus et al, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil analisis topografi menggunakan peta kontur skala 1 : 50.000 dari peta rupa

bumi indonesia yang dideliniasi menjadi zona resapan diperoleh luas 6.932,60 ha

dengan pembagian 1 zona yaitu zona 1 memiliki luas 4.420,38 ha dan zona 2

dengan luas 2.512,22 ha. Dari analisis tersebut zona 1 merupakan zona

perlindungan air tanah dengan didominasi tingkat kemiringan lereng sangat curam

dan penggunaan lahan sebagai hutan dan zona 2 merupakan penyangga dan

kawasan budidaya dan pemukiman. Dari analisis Sistem Informasi Geografis,

berdasarkan peta geologi yang terdapat di dalam zona resapan air maka potensi

terbesar sebagai daerah resapan air terdapat pada zona I dan zona 2 dengan

didominasi oleh satuan Batupasir. Upaya-upaya yang dilakukan dalam usaha

perlindungan air tanah pada zona 1 adalah dengan cara konservasi tanah dengan

pendekatan cara vegetatif. Konservasi tanah dilakukan dalam upaya

mempertahankan, merehabilitasi dan meningkatkan daya guna lahan sesuai

dengan peruntukkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan air. IPB Press. Bogor. Asdak, C. (2002). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta; Gajah Mada University Press. Baja, S. (2002). Metode Sistematis Penggunaan GIS dan Analytic

Hierarcy Process Dalam Evaluasi Lahan Dengan Pendekatan Paralel. Jurnal Informatika Pertanian. Volume 11. Desember 2002. P 619 – 635. (Online). (http;//www.litbang.deptan.go.id.

Katili, J.A., (1980) Geotectonic of Indonesia a Modern View. Department of Geology, Bandung Institute of Technology.

Knapp, B.J, (1978). Infiltration and stotage of soil water. Dalam Hillslope Hydrology, M.J. Kirkby (ed). John Wiley & Sons 389 hal.

Nasir, M. (2011). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Page 10: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

Posthumus, H., Deeks, H.K., Fenn, I., and Rickson, R.J. (2011). Soil conservation in two English catchments: Linking soil management with policies. Land Degradation & Development, 22 (1): 97–110.

Rahayu, S, Widodo, RH, van Noordwijk, M, Suryadi, I dan Verbist, B. (2009). Air Di Daerah Aliran Sungai. Bogor, Indonesia. World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office. 104 p.

Sparovec, G., Beatriz, S., Ranieri L., Gasner, A., deMaria, I.C., Schnug, E., and Joubert, A. (2002). A conceptual framework for the definition of the optimal width of riparian forests Agriculture, Ecosystems and Environment, 90: 169–175.

Tamim, MZ. Amirul. 2012. Model Rekayasa Sumber Daya Alam Dan Buatan Secara Terintegrasi Berbasis Kinerja Das Baubau. Universitas Hasanuddin.

Young, A. (1998). Land Resources: Now and for the Future. Cambridge University Press, Cambridge.

Page 11: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

Gambar 1. Diagram persentase (%) luas DAS Baubau berdasarkan kelas kemiringan lereng

Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di DAS Baubau

No PenggunaanLahan Luas(ha)

1 Hutan (htn) 2.765,75

2 Ladang (ldg) 1.167,59

3 Lahan terbuka (ltbk) 1.142,14

4 Pemukiman (pm) 698,01

5 Rumput (rpt) 68,27

6 Sawah (sw) 41,44

7 Semak/belukar (smk/b) 1.049,40

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

0 - 8 % 8 - 15 % 15 - 25 % 25 - 45 % > 45 %

23.35

13.00

6.68 5.36

51.61

Page 12: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

Gambar 2. Diagram persentase (%) pola litologi batuan DAS Baubau.

Gambar 3. Peta kelerengan untuk zonasi kawasan perlindungan air tanah DAS Kota Baubau

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

batugamping ultrabasa tufa batupasir

18.94

8.50

1.76

70.80

Page 13: ZONATION GROUNDWATER PROTECTION AREA AT …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b7fc9498c4ce4f9a780b26ca4cb5e021.pdf · resapan air tanah di lokasi penelitian. Analisis zonasi ... sebaran

Gambar 4. Diagram persentase (%) zonasi kawasan pada DAS Baubau

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2

63.76

36.24

Pers

enta

se (%

)

Zona