yuly tugas tumor jinak.docx

34
SISTEM RESPIRASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR PARU Oleh : 1. Sri Yulyanti. H 2. HENDRIK SUSANTO 3. ATIKAH SITTI FATIMAH 4.MULIANI 5. LA ODE ARDIN 6.RIA ANRIANI KELAS : m5 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI

Transcript of yuly tugas tumor jinak.docx

SISTEM RESPIRASIASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR PARU

Oleh :1. Sri Yulyanti. H2. HENDRIK SUSANTO3. ATIKAH SITTI FATIMAH4. MULIANI5. LA ODE ARDIN6. RIA ANRIANI

KELAS : m5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI2015

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. WbPuji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul TUMOR JINAK PARU PADA ORANG DEWASA. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah SISTEM RESPIRASI di Stikes Mandala Waluya Kendari.Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah Askep ini.Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan kelompok yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Waalaikumsalam Wr. Wb

Daftar Isi

Kata PengantarDaftar IsiBab I Pendahuluan1. Latar Belakang2. Rumusan Masalah3. Tujuan Penulisan

Bab II Pembahasan1. Definisi 2. Etiologi3. Patofisiologi4. Manifestasi klinik5. Perneriksaan 6. Diagnosis7. Perawatan8. Pengobatan

Bab III Konsep Dasar Asuhan Keperawatan tumor Jinak pada oorang dewasa

Bab IV Penutup1. Kesimpulan2. Saran Dafatar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangSebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Menurut Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2001, penyakit saluran napas merupakan penyakit penyebab kematian terbanyak kedua di Indonesia setelah penyakit gangguan pembuluh darah. Penyakit tumor paru ini merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan, baik di rumah sakit maupun di rumah. Namun demikian, tumor paru dapat dimulai pada segala usia, mempengaruhi pria dan wanita tanpa kecuali, dan bisa terjadi pada setiap orang pada segala etnis. Dari insiden ini maka kami mengambil asma sebagai topik yang patut untuk diunggah.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dapat penulis rumuskan suatu permasalahan yakni apa yang dimaksud dengan tumor paru dan bagaimana patofisiologi gangguan pernafasan tumor jinak paru pada arang dewasa?

3. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan paper ini adalah1. Agar mahasiswa mampu menguraikan tentang gangguan patofisiologi gangguan pernafasan khususnya mengenai tumor paru.2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai gangguan patofisiologi gangguan pernafasan khususnya mengenai tumor paru.3. Mengetahui karakteristik tentang gangguan patofisiologi gangguan pernafasan khususnya mengenai tumor paru.

BAB IIPEMBAHASAN1. PengertianTumormerupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari bahasa latin, yang berarti bengkak. Istilah Tumor ini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan biologikal jaringan yang tidak normal. Menurut Brooker, 2001 pertumbuhan tumor dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995).Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkanmutasidi gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, 1991).Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. ( Hood Al sagaff, dkk 1993 )Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )

2. EpidemiologiKanker pembunuh terbesar adalah tumor/kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya atau hampir 30% dari seluruh kematian akibat kanker.Jumlah penderita kanker paru adalah 170.000 orang dengan jumlah kematian 149.000 orang. Persen kematian orang dengan kanker paru paru dari seluruh kanker mencapai 28%.Insiden tertinggi terjadi pada usia antara 55-65 tahun.

3. Etiologi / PenyebabMeskipun etiologi sebenarnya dari tumor paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:

a. Merokok.Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

b. Iradiasi.Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.

c. Kanker paru akibat kerja.Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru paru hematite) dan orang orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.

d. Polusi udara.Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.

e. Genetik.Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni : Proton oncogen. Tumor suppressor gene. Gene encoding enzyme.

f. DietDari beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vit. A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru.

4. Faktor Predisposisia. Perokok aktifb. Wanita lebih suseptible terhadap carsinogen tobacco.c. Perokok pasifd. Pekerja radioaktife. Asbestos workerf. Pekerja yang terpapar debu yang mengandung : arsen, chromium, uranium, nikel, vinyl clorida, dan gas mustard.

5. PatofisiologiDari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka

6. Manifestasi KlinisManifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu :a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjanganb. Napas pendek-pendek dan suara parauc. Batuk berdarah dan berdahakd. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalame. Hilang nafsu makan dan berat badan

7. Klasifikasia. Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)merupakan tipe histologik karsinoma bronkogenik yang paling sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus.b. Adenokarsinoma. Memperlihatkan susunan karsinoma seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucusc. Karsinoma sel bronchial alveolarmerupakan sub tipe adenokarsinoma yang jarang ditemukan dan berasal dari epitel alveolus/bronkiolus terminalis.d. Karsinoma sel besar: sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam.e. Karsinoma sel kecil: seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak di tengah disekitar percabangan utama bronki.

8. Pemeriksaan Diagnostika. Radiologi1) Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.

2) Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

b. Laboratorium. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma. Pemeriksaan fungsi paru dan GDADapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi. Tes kulit, jumlah absolute limfositDapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).

c. Histopatologi.1) BronkoskopiMemungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).2) Biopsi Trans Torakal (TTB).Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran3) Torakoskopi.Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.4) Mediastinosopi.Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.5) Torakotomi,Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.

d. Pencitraan. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

9. Penatalaksanaana. Penatalaksanaan MedikPembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bisa dioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun. Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi1) Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit diantaranya.2) Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local3) Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai dengan histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.4) Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan5) Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan

b. Penatalaksanaan Keperawatan1) Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya2) Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk3) Mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan.

10. Komplikasi Hematorak Pneumotorak Empiema Endokarditis Abses paru Atelektasis

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGANTUMOR PARU PADA ORANG DEWASA

A. Pengkajian1. Identitas Identitas klienMerupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa / ras, pendidikan, bahasa yang dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat.Perlu juga di kaji identitas penanggung jawab yang meliputi : nama, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat.

2. Riwayat Keperawatana. Riwayat penyakit sekarangKeluhan utamaKeluhan yang biasa muncul pada klien Kanker paru paru biasanya batuk terus menerus, dahak berdarah, sesak nafas dan pendek pendek, sakit kepala.

b. Riwayat kesehatan terdahuluKemungkinan yang muncul pada riwayat kesehatan terdahulu pada pasien dengan Ca Paru antara lain, perokok berat, lingkungan tempat tinggal di daerah yang tercemar polusi udara, pernah menglami bronchitis kronik, pernah terpajan bahan kimia seperti asbestos.

c. Riwayat penyakit keluargaDi keluarga pasien ada yang pernah mengidap penyakit kanker paru paru. Biasanya di sajikan dengan genogram.

d. Riwayat psikososial, budaya dan spiritualKaji adanya emosi kecemasan, pandangan klien terhadap dirinya, serta interaksi social yang mungkin terhambat akibat gejala penyakit seperti batuk yang berkepanjangan. Kaji juga budaya yang di ikuti oleh pasien aktifitasnya dan keberatan dalam mengikuti suatu prosedur. Kaji aktifitas ibadah yang biasa di lakukan.

e. Pola pola fungsi kesehatan1) Aktivitas/istirahat.: Kelemahan, ketidakmampuan, mempertahankan kebiasaan rutin, dispnoe karena aktivitas , kelesuan biasanya tahap lanjut.2) Sirkulasi Peningkaran Vena Jugulari, Bunyi jantung: gesekan perikordial ( menujukan efusi) tachycardia,disritmia, jari tabuh.3) Integritas Ego : Ansietas, takut akan kematian, menolak kondisi yang berat, gelisah, insomnia, pertanyan yang diulang-ulang.4) Eliminasi ; Diare yang hilang timbul ( ketidakseimbngan hormonal,)Peningkatan frekuesnsi/jumlah urine ( Ketidakseimbngan Hormonal ).5) Makanan/cairan : Penurunan Berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan cairan.Kurus, kerempeng, atau penampilan kurang bobot ( tahap lanjut 0, Edema wajah, periorbital ( ketidakseimbangan hormonal ), Glukosa dalam urine .6) Ketidaknyamanan/nyeri: nyeri dada, dimana tidak/dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.Nyeri bahu/tangan, nyeri tulang/sendi, erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan hormon pertumbuhan.Nyeri abdomen hilang/timbul\7) Pernafasan : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya , peningkatan produksi sputum, nafas pendek, pekerja terpapar bahan karsinogenik, serak, paralisis pita suara, dan riwayat merokok.Dsipnoe, meni gfkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil, krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi ( ganguan aliran udara ).Krekels/mengi yang menetap penyimpangan trakeal( area yang mengalami lesi ) Hemoptisis.8) Keamanan : Demam, mungkin ada/tidak, kemerahan, kulit pucat.9) Seksualitas : Ginekomastia, amenorea, atau impoten.10) Penyuluhan/pembelajaran : Faktor resiko keluarga, : adanya riwayat kanker paru, TBC. Kegagalan untuk membaik.

f. Pemeriksaaan Fisik1. Inspeksi Pola, frekuensi, kedalaman,jenis nafas, durasi inspirasi ekspirasi. Kesimetrisan dada, Retraksi otot-otot dada, penggunaan otot-otot bantu pernafasan Penggunaan otot bantu napas, yang terlihat dengan mengangkat bahu, menunjukan peningkatan kerja pernapasan. Kaji postur tubuh, Pasien dengan penyakit paru obstruktif sering duduk dan menyangga diri dengan tangan atau menyangga dengan siku di meja sebagai upaya untuk tetap mengangkat klavikula sehingga memperluas kernampuan ekspansi dada. Sianosis (kebiruan) Pada pasien dengan kanker paru paru biasanya terjadi sianosis akibat dari gangguan pola nafas yang menyebabkan terjadinya hipoksia bentuk kuku pada pasien dengan kanker paru paru biasanya memiliki kuku berbentuk tabuh kaji adanya edema Biasanya terjadi edema pada muka, leher,dan lengan\ kulit pucat akibat kesulitan bernafas frekuensi batuk batuk biasanya terus-menerus karakteristik sputum

2. Palpasi Nyeri pada dada Ketika pemeriksa menekan bagian dada, pasien akan merasa nyeri Taktil fremitu Pada pasien normal vibrasi taktil fremitus ada. Ini dapat menurun atau tidak ada bila terdapat sesuatu dintara tangan pemeriksa dan paru pasien serta dinding dada. Sebagai contoh, bila ada efusi pleural, penebalan pleural atau pnemotorak akan menyebabkan pemeriksa tidak mungkin merasakan vibrasi ini atau vibrasi menurun Denyut nadi,frekuensi,irama dan kekuatan Capillary refill

3. Perkusi Mengetuk dada memastikan adanya pembesaran organ paru Ada penumpukan cairan (sekret)

4. Auskultasi Suara nafas Pada obstruksi jalan napas seperti penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) atau atelektasis, intensitas bunyi napas menurun. Pada penebalan pleural, efusi pleural, pneumotoraks, dan kegemukan ada substansi abnormal Jaringan fibrosa, cairan, udara, atau lemak) antara stetoskop dan paru di bawahnya; substansi ini menyekat bunyi napas dari stetoskop, membuat bunyi napas menjadi tidak nyaring. Suara tambahan nafas Bunyi napas bronkial, selain terdengar pada trakea orang normal, juga terdengar pada beberapa situasi dimana ada konsolidasi-contohnya pneumonia. Bunyi napas bronkial juga terdengar di atas efusi pleural dimana paru normal tertekan. Bunyi crackles terjadi pada pneumonia, gagal jantung kongestif, dan fibrosis pulmonalis. Baik crackles inspirasi maupun ekspirasi dapat terauskultasi pada bronkiektaksis. Bunyi ekstra seperti mengi berarti adanya penyempitan jalan napas. Ini dapat disebabkan oleh asma, benda asing, mukus di jalan napas, stenosis, dan lain-lain. Tekanan darah Denyut jantung

g. Data Penunjang Foto dada, PA dan lateral CT scan/MRI Bronchoscope Sitologi

h. Pengelompokan Data 1) Data Subjektif Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia, disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut .

2) Data Objektif Batuk produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, Demam Gelisah.

3. Diagnosa Keperawatana. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.b. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan paru.d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum.e. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru.f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea.

4. Intervensi Keperawatan

NoDiagnosa keperawatanTujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

Definisi : Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi

Batasan Karakteristik:- Perubahan kedalaman bernafas- Perubaham ekskursi dada- Mengambil posisi tiga titik- Bradipneu- Penurunan tekanan ekspirasi- Penurunan ventilasi se menit- Penurunan kapsitas vital- Dipneu- Peningkatan diameter anterior posterior- Pernapasan cuping hidung- Ortopneu- Fese ekspirassi memanjang- Pernapasan bibir- Takipneu- Penggunaan otot eksesorius untuk bernapasFaktor faktor yang berhubungan :- Ansietas- Posisi tubuh- Defomitas tulang- Defomitas dinding dada- Keletihan- Hiperventilasi- Sindrom hipoventilasi- Gangguan muskuloskeletal- Kerusakan neurologis- Imaturitas neurologis- Disfungsi neuromuskular- Obesitas- Nyeri - Keletihan otot pernafasan cedera medula spinalisNOC: Respiratory status: ventiolation Respiratory status: Airway patency Vital sign statusKriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dengan suara nafas yang besih, tidak ada sianosis dan dyspneu ( mamou mengeluarkan septum,mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Menunjukkan jalan nafas yang paten ( klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara abnormal) Tanda- tanda vital dalam rentang normal(tekanan darah, nadi, pernafasan)NIC :Airway Management Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identivikassi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi bila perlu Kluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultassi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakulkan suction pada mayo Berikan brinkodilator bila perlu Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2Oxygen Therapy Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Atur peralatan oksigen Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi pasien Observasi adanya tanda tanda hiperventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadan oksigenasi

Vital Sign Monitoring Monitor TD,nadi,suhu,dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor Vs saat pasien berbaring, duduk n, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR,sebelum,selama,dan setelah aktivitass Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernafasan Monitor suara paru Monitor pola pernafasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad(tekanan nadi yang melebar, bradikardi,peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kiebersihan jalan nafas.Batasan Karakteristik :- Tidak ada batuk- Suara napas tambahan- Perubahan frekuensi napas- Perubahan irama napas- Sianosis- Kesulitan berbicara atau mengeluarakan suara- Penurunan bunyi napas- Dipsneu- Sputum dalam jumlah yang berlebihan - Batuk yang tidak efektif- Orthopneu- Gelisah - Mata terbuka lebarFaktor Yang berhubungan: Lingkungan:- Perokok pasif- Pengisap asap- Merokok Obstruksi jalan nafas:- Spasme jalan nafas - Mokus dalam jumlah berlebihan - Eksudat dalam jalan alveoli- Mareti asing dalam jalan nafas- Adanya jalan nafas buatan - Sekresi bertahan/sisa sekresi- Sekresi dalam bronki Fisiologis:- Jalan nafas alergik- Asma - Penyakit paru obstruktif kronik - Hiperplasihiperplasi dinding bronkial- Infeksi- Disfungsi neuromuskularNOC: Respiratory Status: Ventilation Respiratory status: Airway patency

Kriteria Hasil: Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu(mampu mengelurkan sputum,mampu bernafas dengan mudah,tidak ada suara nafas abnormal) Menunjukkan jalan nafas yang paten ( klien tidak merasa tercekik, irama nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal,tidak ada suara nafas abnormala) Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang dapat menghambat bjalan nafasNIC:Airway Suction Pastikan kebutuhan oral / trakeal suctioning Auskultassi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning Informasikan pada klien dan kluarga tentang suctioning Minta pasien nafas dalam sebelum suction dilakukan Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitassi suction nasotrakeal Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan Anjurkan passien untuk istirahat dan nafass dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal Monitor status oksigen pasien Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi,peningkatan saturassi O2 ,dll.

Airway Management Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultassi suara nafass , catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan Monitor rspirasi dan status O2

3Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia kronik pada jaringan paru.Definisi : Kelebihan atau defisit pada oksigenasi atau eleminassi karbon dioksida pada membran alveolar - kapilerBatasan karakteristik :- PH darah arteri abnormal- PH arteri abnormal- Pernafasan abnormal(mis,pucat,kehitaman)- Konfusi- Sianosis(pada neonatus saja)- Penurunan karbondioksida- Diaforesis- Dispneu- Sakit kepala saat bangun - Hiperkapnia- Hipoksemia- Hipoksia - Iritabilitas - Nafas cuping hidung - Gelisah - Samnolen- Takikardigangguan penglihatanFaktor-faktor yang berhubungan :- Perubahan membran alveolar kapiler- Ventilasi - perfusiNOC : Respiratory Status:Gas exchange Respiratory status: Ventilation Vital Sign statusKriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilassi dan oksigenassi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,tidak ada sianosis dan dyspneu ( mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normal NOC:Airway Management Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan passien untuk mamaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultassi suara nafass , catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan Monitor rspirasi dan status O2Respiratory Monitoring Monitor rata rata ,kedalaman, irama, dan usaha respirasi Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,pengguanaan otot tambahan,retraksi otot supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas,seperti dengkur Monitor pola nafas:bradipneu,takipneu, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot Catat lokassi trakea Monitor kelelahan otot diafragma(gerakan paradoksis) Auskultassi suara nafas ,catat area penurunan/ tidak adaventilasi dan suara nafas tambahan Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan rocki pada jalan nafs trauma Auskultassi suara paru setelah tindakan untuik mengetahui hasilnya.

4Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum.NOC: Energy Consevation Activity tolerance SelfCare: ADlsKriteria Hasil :- Berpartisipassi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah , nadi dan RR- Mampu melakukan aktifitass sehari - harib (ADLs)secara mandiri- Tanda tanda vital normal- Energy psikomotor- Level kelemahan- Mampu berpindah:dengan atau tanpa bantuan alat- Status kardiopulmonari adekuat- Sirkulassi status baik- Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuatNIC :Activity Therapy Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan Bantu untuk memilih aktivitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik , psikologi dan sosial Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang di inginkan Banytu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek, Bantu untuk mengidentivikasi kegiatan yang disukai Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang Bantu pasien / keluarga untuk ,mengidentifikasi kekurangan dalam beraktifitas Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diridan penguatan Monitor respon fisik,emosi,sosial dan spiritual

5. IMPLEMENTASIDari hasil entervensi yang telah tertulis implementasi / pelaksanaan yang dilakukan disesuaikan dengan keadaan pasien dirumah sakit pekasanaan perupakan pengelolahan dan perwujudan, dan rencana tindakan yang meliputi beberapa bagina, yaitu validasi, rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data. 6. EVALUASI1. Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang keresahan klien dengan berdasar tujuan yang telah ditetapkan.2. Dalamevaluasi tujuan tersebut terdapat 3 alternatif yaitu :- Tujuan tercapai:Pasien menunjukkan perubahan dengan standart yang telah ditetapkan.

- Tujuan tercapai sebagian:Pasien menunjukkan perubahan sebagai sebagian sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.

- Tujuan tidak tercapai:Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali.

BAB IVPENUTUP1. KesimpulanKarsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas.Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.Manifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu batuk yang terus menerus dan berkepanjangan, napas pendek-pendek dan suara parau, batuk berdarah dan berdahak,nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam, hilang nafsu makan dan berat badan2. SaranPenulis menyadari masih banyakterdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKABehrman E Richar. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 2. Edisi 15. Jakarta: EGCCarpenito Moyet, Lynda Juall. 2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : PenerbitBuku Kedokteran EGCDoenges E Mailyn,1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta, EGCMansjoer, A,.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid 2. Jakarta : Media AesculapiusPrice, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Klinis Proses- Proses Penyakit . Jakarta :EGChttp:\\asuhan-keperawatan-tumor-paru-ca-paru.htmlDiposkan olehhahadihttp://serbaserbi02.blogspot.com/2011/11/askep-tumor-paru.html