X6 syadza adila putri
-
Upload
syadzaadila -
Category
Documents
-
view
484 -
download
3
description
Transcript of X6 syadza adila putri
HAZARD PENJUAL BAKSO
Syadza Adila Putri
X IPA 6
BAB IPENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan di Indonesia pada saat-saat belakangan ini terlihat semakin memburuk. Salah satu yang menyebabkan menurunnya kualitas kesehatan ini adalah kebiasaan orang Indonesia yang selalu ingin mendapatkan sesuatu dengan cara mudah. Contohnya: mayoritas penduduk Indonesia lebih suka membeli makanan dari pada membuat makanan sendiri.
Kebiasaan tersebut sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan, keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak-anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit-penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan tidak higienis.
Penjualan bakso sudah banyak ditemukan di Indonesia termasuk di Riau. Kita dapat menemukan banyak hal yang berpotensi untuk menyebabkan berbagai dampak negatif dalam proses pembuatannya.
RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan
permasalahannya adalah bagaimana penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non formal (pedagang bakso)?
TUJUANAdapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada industri non formal (pedagang bakso).
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
GAMBARAN LOKASIIndustri pedagang bakso ini terdapat di
Pekanbaru, tepatnya di Jalan Kinibalu. Disamping kanan lokasi terdapat percetakan dan fotocopy, disamping kirinya terdapat rumah penduduk dan di depannya adalah SMKN 1 Pekanbaru.
PROSES PRODUKSI Pemotongan daging
Khusus di penjual bakso ini langsung membeli daging yang siap digiling Penggilingan daging
Menggunakan mesin penggiling daging/meat mincer Pengolahan bumbu
Mengupas bawang putih, bawang merah, daun bawang dan yang lainnya Penghalusan daging giling
Sekaligus pencampuran dengan bahan pembantu dan bumbu, pencampuran dengan tepung tapioka.
Pencetakan
Manual maupun secara otomatis memakai Mesin Pencetak Bakso. Perebusan
Perebusan bakso dilakukan dalam dua tahap agar permukaan bakso yang dihasilkan tidak keriput dan tidak pecah akibat perubahan suhu yang terlalu cepat. Tahap pertama, bakso dipanaskan dalam panci berisi air hangat sekitar 60ºC sampai 80ºC, sampai bakso mengeras dan terapung. Tahap kedua, bakso direbus sampai matang dalam air mendidih.
NO KEGIATAN POTENSI HAZARDZ PENCEGAHAN
1 Pengolahan bumbu Luka / teriris Pakai sarung tangan atau tambahkan pencahayaan
Mata perih Usahakan tdk terlalu lama mengiris bumbunya karena dapat membuat mata iritasi /kecamata
Sakit punggung Pakai papan yang datar dan menghadap ke papan tidak membungkuk
Kaki kesemutan Gunakan tempat duduk yang baik, jangan jongkok
2 Penghalusan dan pencampuran
Tangan menjadi kaku Gunakan sarung tangan yang anti air
Terhirup tepung Gunakan maskerTangan lecet Berikan kain pada pengaduk adonan
3 Pencetakan Tangan pegal Bergantian dalam hal pencetakan
Kaki kesemutan Gunakan tempat dudukTangan terluka Gunakan sarung tangan
4 Perebusan Tangan melepuk Berikan kain pada pengangkat adonan
Terpapar panas Gunakan kipas anginTerkena asap panas Gunakan masker dan kecamata
TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN BAKSO
Bakso atau baso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge,tahu, terkadang telur, ditaburi bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia; dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran besar. Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual dipasar swalayan dan mall-mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai.( Wikipedia,2012)
ASAL MULABakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa
Indonesia hal ini ditunjukkan dari istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien yang secara harfiah berarti 'daging babi giling'. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, maka bakso lebih umum terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam. Seiring berkembangnya waktu, istilah bakso menjadi lebih dikenal dengan 'daging giling' saja.Kini, kebanyakan penjual bakso adalah orang Jawa dari Wonogiri dan Malang.Tempat yang terkenal sebagai pusat Bakso adalah Solo dan Malang yang disebut Bakso Malang. (Wikipedia,2012 )
JENIS BAKSO Bakso urat: bakso yang diisi irisan urat atau tendon dan daging
tetelan kasar Bakso bola tenis atau bakso telur: bakso berukuran bola tenis berisi
telur ayam rebus Bakso gepeng: bakso berbentuk pipih Bakso ikan: bakso berbahan daging ikan Bakso udang: bakso berbahan dari udang Bakso Malang: hidangan bakso dari kota Malang , Jawa Timur;
lengkap dengan mi kuning, tahu, siomay, dan pangsit goring Bakso keju: bakso resep baru berisi kejo Bakso Bakar: bakso yang diolesi bumbu khusus dan dibakar
langsung (tanpa arang) dan disediakan bersama potongan ketupat dan kuah kaldu yang hangat dan bumbu kacang. Biasanya bumbu oles sebelum dibakar merupakan salah satu yang menentukan enak atau tidaknya bakso bakar. ( Wikipedia,2012)
TINJAUAN UMUM BAHAN BAKU PEMBUATAN BAKSO Daging
Menurut Varnam dan Sutherland (1996), daging adalah pangan tinggi protein, kualitas proteinnya sangat tinggi, tipe dan perbandingan asam aminonya menyetarai kebutuhan pertahanan dan pertumbuhan jaringan tubuh manusia.Daging mengandung asam amino esensial seperti lisin dan treonin dalam jumlah substansial serta metionin dan triptofan dalam jumlah yang cukup.
Tepung tapioca
Bahan pengisi merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk membuat bakso yaitu tepung tapioka. Bahan pengisi yang digunakan pada produkbertujuan untuk memperbaiki stabilitas emulsi, meningkatkan rendemen, memperbaiki daya iris, memperbaiki flavor dan juga mengurangi biaya produksi.Bahan pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi dan protein rendah. Hal ini menyebabkan bahan pengisi mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, protein yang rendah dan menyebabkan bahan pengisi memiliki kemampuan mengikat air yang baik, tetapi tidak dapat mengemulsikan lemak (Sunarlim,1992).
Garam
Garam digunakan sebagai bahan pembuatan bakso. Garam dapur berfungsiuntuk memberi cita rasa, mengekstraksi miofibrial dan untuk meningkatkan dayasimpan karena dapat menghambat mikroorganisme pembusuk (Cross danOverby,1998). Menurut Sunarlim (1992), penambahan garam sebaiknya tidak kurangdari 2% dan lebih dari 4%, karena konsentrasi garam kurang dari 1,8%menyebabkan rendahnya protein terlarut
TINJAUAN UMUM TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Menurut Suma’mur, keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan kerja adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
3 FAKTOR UTAMA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJABeban kerja
Setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut memerlukan kekuatan otot atau pemikiran adalah merupakan beban bagi yang melakukan.Dengan sendirinya beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental, maupun beban sosial sesuai dengan jenis pekerjaan si pelaku.
Beban tambahan
Beban tambahan ini dapat dikelompokkan manjadi 5 faktor yakni : Faktor fisik, misalnya: penerangan/pencahayaan yang tidak cukup, suhu udara yang
panas, kelemahan yang tinggi atau rendah, suara yang bising dan sebaginya Faktor kimia, yaitu bahan-bahan kimia yang menimbulkan gangguan kerja, misalnya bau
gas, uap atau asap, debu dan sebagainya Faktor biologi, yaitu binatang atau hewan dan tumbuhan-tumbuhan yang menyebabkan
pendangan tidak enak atau menggangggu misalnya : nyamuk, kecoa, lumut, taman yang tidak teratur dan sebagainya
Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan (ergonomic), misalnya: meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek
Faktor sosial-psikologis, yaitu suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya: adanya klik, gossip, stress, cemas, cemburu dan sebagainya.
KEMAMPUAN KERJAKemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan
berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pengalamannya sama, dan bekerja pada suatu pekerjaan atau tugas yang sama. Kemampuan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain gizi dan kesehatan ibu, genetik dan lingkungan.
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Kelelahan (fatigue) Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan
yang tidak aman (unsafe working condition) Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai
penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan "pemanasan prosedural", beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).
Manajemen BahayaAktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu yang ada di tempat kerja atau berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensi menjadi sumber kecelakaan/cedera/penyakit/kematian disebut dengan Bahaya/ Resiko. Secara garis besar, bahaya/resiko dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
Bahaya/ resiko lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu, kualitas udara, kebisingan, panas/termal, cahaya dan pencahayaan.dll.
Bahaya/resiko pekerjaan
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, bahan/material kerja (PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain.
Bahaya/ resiko manusia
Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang berbahaya, umur pekerja, Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress dalam pekerjaan, pelatihan, dan sebagainya.
Menurut Mangkunegara, bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah:
Keadaan tempat lingkungan kerja Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang
berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada
tempatnya. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:
Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman
yang baik Pengaturan penerangan.
Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Pengendalian Lingkungan Kerja yaitu:
Desain dan tata letak yg adekuat (konstruksi bangunan dan tata letak peralatan/material yang baik dan sesuai) sehingga pekerja dpt bekerja efisien & efektif serta dapat memberikan perlindungan yang optimal dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja.
Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya, antara lain; penghentian proses, substitusi, isolasi, ventilasi, metode basah dan tata kerumahtanggaan yang baik
Upaya-Upaya yang dapat dilakukan dalam Pengendalian Perorangan yaitu Melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku serta disiplin kerja para pekerja dengan:
Cara kerja yang baik dan benar. Tersedianya Alat Pelindung Diri dan ketaatan dalam
pemakaiannya. Pembatasan waktu pajanan (Jam Kerja, Cuti, dll) Kebersihan perorangan. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja dan secara
berkala untuk penemuan dini gangguan kesehatan. Penerapan prinsip K3 dan ergonomi.
Selain pengendalian Lingkungan dan Perorangan, maka dalam menghadapi bahaya yang timbul ditempat kerja perlu diadakan Program Pelayanan Kesehatan kerja yang meliputi Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif.
BAB IIIPEMBAHASAN
PENGETAHUAN K3Dari hasil penelitian yang dilakukan,
peneliti mendapatkan bahwa ternyata pekerja yang ada di jalan poros sungguhminasa tidak mengetahui istilah kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 namun pekerjamengetahui sebagian tentang hal-hal yang harus dia lakukan untuk mencegah hal-hal yang kemungkinan akan terjadi di lingkungan kerja. Meski demikian masih ada beberapa hal yang belum mereka pahami sehingga penerapannya masih kurang.
KONDISI LINGKUNGAN KERJA Potensi hazardz pada lingkungan fisik
Dalam hal pencahayaan masih sangat kurang di bagian dapur sehingga potensi hazardznya sangat tinggi.
Potensi hasardz pada lingkungan kimia
Dalam hal ini peneliti tidak menemukan zat–zat kimia yang berbahaya. Namun jika dalam bahan tambahan makanan (BTM) diberikan secara berlebihan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan. Contohnya Sodium Tripolifosfat (STPP) yg berfungsi untuk meningkatkan daya mengikat air oleh protein daging, mereduksi pengerutan daging dan menghambat ketengikan.0,3%
Potensi hazardz pada lingkungan biologis
Yaitu Shaphylococus eureus (keracunan makanan) yang terdapat pada daging yang telah dimasak atau diolah.Pencegahan keracunan staphylococcus tindakan utama yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya kontaminasi makanan oleh staphylococcus dengan mengahmbat pertumbuhan atau membunauh bakteri yang telah terlanjur mencemari makanan. Kontaminasi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi yang baik dengan menggunakan bahan mentah yang tidak terkontaminasi. Shalmonella (tipus) Pencegahannya dengan cara memasak makanan yang dibuat dri daging dengan pemanasan yang sempurna, penyimpanan makanan pada suhu yang sesuai, melindungi makanan darikontaminasi lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang yang menangani makanan
Potensi hazardz pada lingkungan fisiologis
Di dalam ruangan itu terdapat gerobak tempat penyimpanan makanan. Meskipun demikian mereka masih tetap mengeluh jika sewaktu – waktu banyak pelanggang sehingga mereka pegal karena harus berdiri melayaninya.
Potensi hazardz pada lingkungan psikologis
Setiap pekerjaan akan ada perasaan psikologis terutama pada pedagang bakso. Pekerja atau pun pemilik stress jika sewaktu – waktu konsumen kurang sehingga makanan yang sudah di olah banyak yang tersisa.Dan hal ini mengakibatkan banyak kerugian bagi pemilik.Satu – satu jalan yang mereka lakukan adalah memanaskannya kembali.
PENGGUNAAN APDDari awal peneliti telah menjelaskan bahwa
pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja masih sangat kurang.Hal ini dibuktikan oleh peneliti ketika sedang melakukan observasi, terutama dibagian dapur.Namun dibagian luar tempat pelanggang menikmati makanan sudah cukup lumayan karena di lengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat membuat pelanggan nyaman.
FASILITAS KESEHATANSelama pekerja bekerja disana mereka
sering mengalami luka – luka ringan seperti luka teriris pisau dan itu terjadi karena mereka masih kurang mengetahui tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Tapi mereka selalu menanggapi luka – lukanya dengan melakukan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
Tingkat
Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang
Terjadi
(1)
Kurang
mungkin
terjadi
(2)
Mungkin
terjadi
(3)
Sangat
Mungki
n terjadi
(4)
Hampir
Pasti
terjadi
(5)
(1)
Tidak ada
pengaruh
(2)
Pengaruh
sangat
ringan
Jam kerja
yang lama/
istirahat
kurang.
(2)
Mata
menjadi
perih
karena
kurang
hati hati
dalam
membuka
bungkis
bumbu
(4)
*Kaki
kesemut
an
karena
terlalu
lama
berdiri
(3)
Pengaru
h
ringan
Terhirup
tepung karena
tidak memakai
masker
(3)
1.) Tangan menjadi kaku karena terlalu lama mengolah bakso
(9)
*Tangan
menjadi
pegal
karena
terlalu
lama
membungk
us bakso
*Terhirup
asap
kompor
karena
tidak
memakai
masker
(9)
Berdiri
membungku
k terlalu
lama pada
saat
mengolah
adonan
bakso.
(15)
(4)
Pengaru
h serius
Pengolahan
bakso yang
tidak memakai
sarung tangan
Kurang
baiknya
komunikasi
antara penjual
dengan
pembeli
(4)
Peralatan
pengolah
adonan
yang
kurang
steril yang
bisa
menyebar
kan
penyakit
(8)
1.) Karena
tidak
memakai
sarung
tangan
tangan bisa
teriiris.
(12)
* Bakteri menempel pada makanan karena tidak mencuci tangan dengan
bersih
(16)
(5)
Pengaru
h fatal
Jari
terpotong
saat
mengolah
bakso
EVALUASI RESIKON
O
.
HAZARD SK
O
R
TAFSIRAN
1
.
Virus, bakteri, jamur 16 Sangat mungkin terjadi
Pengaruh serius
2
.
Duduk membungkuk terlalu lama. 15 Hampir pasti terjadi
3
.
Pencahayaan yang kurang/terlalu
kontras
Suhu panas
9 Mungkin terjadi
Pengaruh ringan
4
.
Perangai pengguna jasa warnet
yang bermacam-macam
4 Kurang mungkin terjadi
Pengaruh sangat ringan
5
.
Jam kerja yang lama/ istirahat kurang.
2 Jarang terjadi
Pengaruh sangat ringan
PENGENDALIAN RESIKON
O
.
HAZARD PENGENDALIAN
1
.
Virus, bakteri,jamur Membersihkan semua
ruangan sehingga dapat
meminimalisir penyakit
akibat virus,bakteri,jamur
2
.
Duduk membungkuk terlalu lama. Wajib sesekali duduk
dengan tegak.
3
.
Pencahayaan yang kurang/terlalu kontras
Suhu panas
Dipasang lampu listrik yang
memadai dan mengatur
kontras pada komputer
secukupnya.
Minimal harus ada kipas
angin.
Perangai pengguna jasa warnet yang bermacam-
macam
Operator dan yang melayani harus
dibekali juga dengan ilmu
psikologi.
Jam kerja yang lama/ istirahat kurang. Buka warnet dengan memakai
jadwal, dan selalu ada jadwal
istirahat atau relaksasi.
BAB IIIPENUTUP
Kebiasaan membeli makanan cepat saji sebenarnya adalah kebiasaan yang tidak baik. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, yaitu: keaslian bahan mentah/baku pembuatan makanan, kebersihan cara pembuatan makanan, keselamatan kerjanya, serta tingkat nutrisi pada makanan tersebut.
Dari faktor-faktor tersebut menyebabkan banyak masalah di Indonesia dan Riau pada khususnya. Karena kebanyakan makanan cepat saji yang di tawarkan mengandung banyak zat kimia yang sangat membahayakan kesehatan. Kebanyakan remaja dan anak-anak zaman sekarang menderita penyakit yang seharusnya tidak di derita oleh anak-anak seumur mereka. Kebanyakan penyebab utama dari penyakit-penyakit ini adalah karena mereka memakan makanan yang mengandung banyak zat kimia dan tidak higienis.
SARANUntuk dapat meminimalisir risiko
terhadap pembuatan bakso, sebaiknya lakukan pengendalian di atas
THANK YOU