Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

60
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS SKENARIO 2 KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT KELOMPOK B- 09 Ketua : Ratri Zahra Kirana (1102011222) Sekretaris : Raisa Desyta Adliza (1102011220) Anggota : Mandasari mansur (11020102) Nadia Fitrisia (1102011187) Nadira Danata (1102011188) Randy Prayogo (1102011222) Wenny Artha Mulia (1102011289) Widya Amalia Swastika (1102011290) Vicianty Meista Sari (1102011288) 1

Transcript of Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Page 1: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

SKENARIO 2

KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

KELOMPOK B- 09

Ketua : Ratri Zahra Kirana (1102011222)

Sekretaris : Raisa Desyta Adliza (1102011220)

Anggota : Mandasari mansur (11020102)

Nadia Fitrisia (1102011187)

Nadira Danata (1102011188)

Randy Prayogo (1102011222)

Wenny Artha Mulia (1102011289)

Widya Amalia Swastika (1102011290)

Vicianty Meista Sari (1102011288)

TAHUN AJARAN 2014/2015

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1

Page 2: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

SKENARIO II

KEJADIAN PENYAKIT DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pada tahun 2011, ditetapkan KLB (Kejadian Luar Biasa) Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru. Pernyataan resmi ini disampaikan Pejabat Walikota Pekanbaru setelah mendengar laporan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam rapat koordinasi. Pada bulan Februari tahun 2010 terdapat sebanyak 202 kasus dan bulan Februari tahun 2011 mencapai 450 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar kurang lebih dua kali lipat dari periode tahun sebelumnya. IR (Incidence Rate) DBD menurut WHO di Indonesia adalah sebesar <50 per 100.000 penduduk dengan CFR (Case Fatality Rate) 0,2. Kematian yang terjadi pada kasus DBD disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap gejala DBD. Seringkali pasien datang ke puskesmas dalam stadium lanjut, dimana terdapat perdarahan spontan dan syok. Pada stadium demam terdapat kebiasaan masyarakat yang cenderung untuk mengobati diri sendiri dengan cara membaluri badan dengan bawang merah yang dicampur minyak goreng terlebih dahulu kemudian membeli obat penurun panas di warung atau toko obat. Masyarakat tidak mengerti kalau pada saat mulai demam harus segera dibawa ke Puskemas.Karena adanya KLB tersebut, Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi (EP) ke lapangan untuk mengetahui penyebab terjadinya KLB. Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi tersebut, Puskesmas melakukan tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi KLB.Banyaknya penderita DBD di Puskesmas membutuhkan obat-obatan dan cairan infus bagi pasien yang jumlahnya sangat banyak, sementara persediaan di Puskesmas juga terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut Puskesmas melakukan rujukan kesehatan masyarakat ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.Program penanggulangan DBD yang berjalan seharusnya bukan hanya dikerjakan oleh Puskesmas sendiri secara lintas program, tetapi juga dikerjakan secara lintas sektoral demi untuk meningkatkan mutu pelayanan. Pada saat yang bersamaan, terjadi ledakan kasus Campak di Puskesmas setempat. Ternyata cakupan imunisasi Campak dalam 3 tahun terakhir selalu berada pada kisaran <50%.Dalam pertemuan lintas sektoral, tokoh agama juga terlibat dalam ikut urun rembuk penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat. Tokoh agama menyampaikan, bahwa dalam pandangan islam menciptakan kemaslahatan insani yang hakiki adalah merupakan salah satu tujuan syariat Islam dan hukum menjaga kesehatan dan berobat adalah wajib.

2

Page 3: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan menjelaskan tentang KLBLO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi tentang KLBLO 1.2 Memahami dan menjelaskan kriteria tentang KLBLO 1.3 Memahami dan menjelaskan Metode tentang KLBLO 1.4 Memahami dan menjelaskan Tujuan tentang KLBLO 1.5 Memahami dan menjelaskan Pencegahan tentang KLB

LI 2. Memahami dan menjelaskan tentang Penyelidikan EpidemiologiLO 2.1 Memahami dan menjelaskan Definisi penyelidikan epidemiologiLO 2.2 Memahami dan menjelaskan Tujuan penyelidikan epidemiologiLO 2.3 Memahami dan menjelaskan Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi

LI 3. Memahami dan menjelaskan tentang Aspek social budaya dalam perilaku pengobatan

LI 4. Memahami dan menjelaskan tentang Program Puskesmas

LI 5. Memahami dan menjelaskan tentang Rujukan Kesehatan

LI 6. Memahami dan menjelaskan Tujuam syariat islam dan hukum menjaga kesehatan dan berobat

3

Page 4: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

LI 1. Memahami dan menjelaskan tentang KLB

LO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi tentang KLB

KLB (Kejadian Luar Biasa) menurut Departemen Kesehatan RI (2004) adalah: “Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah”.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No . 949/ MENKES/SK/VII/2004.Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya kejadianKesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu

Undang-Undang Wabah , 1969: Wabah : adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang

meluas secara cepat baik dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.

Kejadian Luar Biasa (KLB) : adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu

KLB dapat terjadi dalam lingkup:1. penyakit menular, misalnya diare, kolera, meningitis, flu burung, dll.2. penyakit tidak menular, misalnya cedera/kecelakaan, intoksikasi bahan berbahaya,

bencana alam, gangguan kejiawaan dll

Batasan KLB meliputi arti yang luas, yang dapat diuraikan sebagai berikut : Meliput semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun

penyakit non infeksi. Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukan jumlah penderita

yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.

Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi dan Negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.

Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan maupun tahun.

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan kriteria tentang KLB

KLB meliputi hal yang sangat luas seperti sampaikan pada bagian sebelumnya, maka untuk mempermudah penetapan diagnosis KLB, pemerintah Indonesia melalui Keputusan Dirjen

4

Page 5: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

PPM&PLP No. 451-I/PD.03.04/1999 tentang Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB telah menetapkan criteria kerja KLB yaitu :

1. Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-

turut menurut jenis penyakitnya.3. Peningkatan kejadian/kematian > 2 kali dibandingkan dengan periode sebelumnya4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan >2 kali bila dibandingkan

dengan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya5. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikkan > 2 kali

dibandingkan angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya.6. CFR suatu penyakit dalam satu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikkan 50 % atau

lebih dibanding CFR periode sebelumnya.7. Proporsional Rate penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikkan > 2

kali dibandingkan periode yang sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya.Beberapa penyakit khusus : Kholera, DHF/DSSSetiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)Terdapat satu/lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit tersebutBeberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :a. Keracunan makananb. Keracunan pestisida

Suatu kejadian penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Timbulnya suatu penyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak ada/tidak diketahui.

2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, dst)

3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).

4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.

6. Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya.

7. Proporsional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yang sama dalam kurun waktu/tahun sebelumnya.

8. Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis)9. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu

sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan.

5

Page 6: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

10. Beberapa penyakit yang dialami 1 (satu) atau lebih penderita : keracunan makanan dan keracunan pestisida.

11. Dalam menentukan apakah ada wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu atau bulan sebelumnya.

12. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan.

Sumber informasi bervariasi :1. Catatan hasil surveilans2. Catatan keluar rumah sakit statistik kematian, register, dan lain-lain.3. Bila data local tidak ada dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data nasional4. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang

biasanya ada. Pseudo-epidemik :

1. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita2. Adanya cara diagnosis baru3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat4. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa5. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

Istilah-istilah yang sering terdapat dalam kejadian luar biasa :1. OUTBREAK adalah Suatu episode dimana terjadi dua atau lebih penderita suatu

penyakit yang sama dimana penderita tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.2. EPIDEMI adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang

ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat frekuensinya meningkat.3. PANDEMI adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit),

frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas.

4. ENDEMI adalah Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu.

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan Metode tentang KLB

1.UKURAN MORBIDITASUkuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan. Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan proporsi. Ukuran kesakitan dan kematian yang lazim dipakai dalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi disebut ‘rate’. Sebelumnya, perhatikan hal-hal berikut:

6

Page 7: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Untuk penyususnan rate diperlukan 3 elemen yakni, jumlah orang yang terserang penyakit atau yang meninggal, jumlah penduduk dari mana penderita berasal (reference population), dan waktu atau periode dimana orang-orang terserang penyakit.

Apabila pembilang terbatas pada umur, seks, atau golongan tertentu, maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks, atau golongan yang sama

Jika penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai risiko (population at risk)a) Incidence rate

Adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.

incidencerate= jumlahkasus barusuatu penyakit selama periode tertentupopulasi yg mempunyai resiko

x1000

b) attack rate

attack rate= jumlah kasus selamaepidemipopulasi ygmempunyai resiko

x1000

c) prevalence rate

prevalencerate= jml kasus−kasus penyakit pd suatutitik waktujml penduduk seluruhnya

x1000

d) period prevalence

period prevalence= jml kasus penyakit yg selama periodependuduk rata−rata periode tsb(mid period popuation)

x 1000

Period prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence) dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

e) cause disease spesific death ratecontoh: kematian karena TBC

Cause (TB ) spesific deathrate= jml kematian krnTBC di suatudaerah dlm1 thnjml penduduk rata2 ( pertengahan thn ) pddaerah danthn ygsama

x 1000

2.UKURAN MORTALITAS1.Case Fatality Rate (CFR) CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama\Rumus:

CFR= PT

xK

P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentuT = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama

7

Page 8: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Perhitungan ini dapat digunakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lain-lain

2.Crude Death Rate (CDR)Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-beda.U7

CDR= jmlkematian di penduduk suatu daerahdlm 1 thnjml penduduk rata−rata ( pertengahan thndi daerahdan thn yg sama )

x1000

Manfaat CDR:- Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat- Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat- Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi- Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis- Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

3.Age Spesific Death Rate (ASDR)contoh: ASDR pada golongan umur 20-30 tahun

ASDR= jmlkematian antaraumur 20−30 thndi suatu daerahdlm 1 thnjml penduduk berumur 20−30 thn pd daerahdan thn yg sama

x 1000

Manfaat ASDR sebagai berikut:- Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan

melihat kematian tertinggi pada golongan umur- untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah- untuk menghitung rata-rata harapan hidup

4.Under Five Mortality Rate (UFMR)Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.Rumus:

UFMR= MR

xK

M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahunR = Penduduk balita pada tahun yang samak = KonstantaAngka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak

5.Neonatal Mortality Rate (NMR)

8

Page 9: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Rumus:

NMR=diB

xK

di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hariB = Kelahiran hidup pada tahun yang samak = konstantaManfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut:

- untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal- Untuk mengetahui program Imuninsasi- Untuk pertolongan persalina- untuk mengetahui penyakit infeksi

6.Perinatal Mortality Rate (PMR)Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.

Rumus:

PMR=(P+ MR

)xK

P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 mingguM =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hariR = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.

Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:

- Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah- Status gizi ibu dan bayi- Keadaan sosial ekonomi- Penyakit infeksi terutama ISPA- Pertolongan persalinan

7.Infant Mortality Rate (IMR)Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun

yang diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Rumus:

IMR=d 0B

xK

d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahunB = Jumlah lahir hidup pada thun yang samak = Konstanta

9

Page 10: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikut:- Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang

berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi- Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal- Untuk mengetahui status gizi ibu hamil- Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

dan Program Keluaga berencana (KB)- untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi

8.Maternal Mortality Rate (MMR) Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan

masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Rumus:

MMR= IT

xK

I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifasT = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.k = konstantaTinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:

- Sosial ekonomi- Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas- Pelayanan terhadap ibu hamil- Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk: Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat

kelahiran ak

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan Tujuan tentang KLB

Setiap penyelidikan KLB selalu mempunyai tujuan utama yang sama yaitu mencegah meluasnya (penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian), dengan tujuan khusus :a. Diagnose kasus-kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakitb. Memastikan keadaan tersebut merupakan KLBc. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularand. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLBe. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang berisiko akan terjadi KLB (CDC, 1981; Bres, 1986).

Faktor yang mempengaruhi timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB)1. Herd Immunity yang rendah

10

Page 11: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya KLB/Wabah adalah Herd Immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit.Kemampuan mengadakan perlingangan atau tingginya herd immunity untuk menghindari terjadi epidemi bervariasi untuk tiap penyakit tergantung pada:

1. Proporsi penduduk yang kebal,2. Kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier, dan3. Kebiasaan hidup penduduk.

Pengetahuan tentang herd immunity bermanfaat untuk mengetahui bahwa menghindarkan terjadinya epidemi tidak perlu semua penduduk yang rentan tidak dapat dipastikan, tetapi tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya variola dibutuhkan 90%-95% penduduk kebal.

2. PatogenesitasKemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada pejamu sehingga timbul sakit.

3. Lingkungan Yang BurukSeluruh kondisi yang terdapat di sekitar organisme tetapi mempengaruhi kehidupan ataupun  perkembangan organisme tersebut.

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan Pencegahan tentang KLB

Upaya penanggulangan ini meliputi pencegahan penyebaran KLB, termasuk pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya. Upaya penanggulangan KLB yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB sehingga tidak berkembang menjadi suatu wabah (Depkes, 2000).Penanggulangan KLB dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi KLB secara mingguan sebagai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi (Dinkes Kota Surabaya, 2002).Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka penyakit DBD harus dilaporkan segera dalam waktu kurang dari 24 jam. Undang-undang No. 4 tahun 1984 juga menyebutkan bahwa wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat, yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Dalam rangka mengantisipasi wabah secara dini,

11

Page 12: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

dikembangkan istilah kejadian luar biasa (KLB) sebagai pemantauan lebih dini terhadap kejadian wabah. Tetapi kelemahan dari sistem ini adalah penentuan penyakit didasarkan atas hasil pemeriksaan klinik laboratorium sehingga seringkali KLB terlambat diantisipasi (Sidemen A., 2003).Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah mengembangkan suatu sistem surveilans dengan menggunakan teknologi informasi (computerize) yang disebut dengan Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS). EWORS adalah suatu sistem jaringan informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di seluruh Indonesia ke pusat EWORS secara cepat (Badan Litbangkes, Depkes RI). Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia (Sidemen A., 2003)

Upaya pencegahan perluasan KLB meliputi: Pengobatan penderita sebagai sumber penularan penyakit penyebab KLB Perbaikan kondisi lingkungan sebagai sumber penyebaran penyakit Meningkatkan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi dan imunisasi

Bahwa suatu wabah telah terjadi perlu dikonfirmasikan terlebih dahulu untuk kemudian perlu dicarikan cara atau langkah penanggulangannya yang efektif dan efisien.Secara garis besarnya langkah-langkahnya kurang lebih sebagai berikut :

1. Tegakkan diagnosa penyakit(atau masalah kesehatan) dengan benar.2. Menetapkan apakah kondisi (terutama frekwensi) sudah dapat dikategorikan mewabah

(epidemis)3. Deskripsikan penyebaran wabah menurut orang, tempat, dan waktu, atau menguraikan

pertanyaan  5W+1H.4. Apakah dari uraian pada tahap deskriptif tersebut dapat tersusun gambaran ‘Natural

History’ yang kemudian dapat dikenali ‘gaps of knowledge’ yang dapat dipakai untuk menyusun hipotesa tentang terjadinya dan penyebarannya wabah tersebut.

5. Menyusun strategi penanggulangannya dan menkankan pada upaya preventif dan diagnosa dini dengan cara pemutusan mata rantai penularan.

6. Menyusun laporan dari semua data menjadi hasil laporan. Stakeholder yang dapat berperan pada kasus penyakit ini adalah :1. Dinas Kesehatan Kota/kabupaten (DKK). Peranannya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Penentuan atau pengambilan keputusan sebagai kebijakan yang akan dilaksanakan terkait denganmasalah malaria. Misalnya, kebijakan DKK dalam penanggulangan dan pemberantasan malaria melalui pendekatan “roll back malaria” (RBM) yang dioperasionalkan melalui Gerakan Berantas Kembali atau “GEBRAK” malaria.

Penyebaran informasi yang terkait dengan di daerah rawan/berpotensi terjadinya atau munculnya kasus malaria dan daerah endemis malaria, serta langkah-langkah yang harus diambil pada saat kasus muncul.

2. Puskesmas; Peranan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

12

Page 13: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Menegaskan kembali program-program pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang tersendat atau tidak berjalan akibat adanya beberapa faktor tertentu.

Melakukan program-program yang bersifat teknis. Misalnya, deteksi dini melalui metode mass fever survey dan mass blood survey, fogging, melaksanakan program 3M++, penyuluhan, dan beberapa program pencegahan, penanggulangan, dan pemberantasan lainnya.

3. Stakeholder Kunci Stakeholder ini mempunyai peran yang tidak klalah penting. Adapun hal-hal yang dapat

dilakukan oleh stakeholder ini diantaranya adalah4. Key person dapat lebih meyakinkan masyarakat mengenai pentingnya program-program

dari puskesmas atau DKK.  Key person dianggap sebagai panutan atau contoh yang dianut masyarakat tersebut.

Sehingga adanya hubungan antara dinas atau lembaga kesehatan dengan key person mempermudah berjalannya program-program yang dijalankan

Pencegahan terjadinya wabah/KLB adalah :A.Pencegahan tingkat pertama1. Menurunkan faktor penyebab terjadinya wabah serendah mungkin dengan cara desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit dan menghilangkan sumner penularan.2. Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan, peningkatan lingkungan biologis seperti pemberntasan serangga dan binatang pengerat serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga.3. Meningkatkan daya tahan pejamu meliputi perbaikan status gizi,kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta peningkatan status psikologis.

B. Pencegahan tingkat keduaSasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas) dengan cara diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya komplikasi.

C. Pencegahan tingkat ketigaBertujuan untuk mencegah jangan sampai penderita mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut dengan dilakukannya rehabilitasi.

D. Strategi pencegahan penyakitDilakukan usaha peningkatan derajad kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan serta rehabilitasi lingkungan

13

Page 14: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

LI.2 Memahami dan menjelaskan tentang Penyelidikan Epidemiologi

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan tentang definisi Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi dalam bentuk laporan.

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan tentang tujuan Penyelidikan Epidemiologi

Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya, Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit, Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology, Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor, perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan dari penyakit itu.

LO 2.3 Memahami dan menjelaskan tentang Langkah langkah Penyelidikan Epidemiologi

A. Tahap survey pendahuluan :a. Memastikan adanya KLBb. Menegakkan diagnosec. Buat hypotesa sementara (penyebab, cara penularan, faktor yang mempengaruhi)

B. Tahap pengumpulan data :a. Identifikasi kasus kedalam variable epid (orang, tempat, waktu)b. Uji hipotesisc. Menentukan kelompok yang rentan

C. Tahap pengolahan data :a. Lakukan pengolahan menurut variable epid, menurut ukuran epid, dan nilai statistic.b. Lakukan analisa data menurut variable epid, ukuran epid, dan nilai statistic.

Bandingkan dengan nilai yang sudah ada.c. Buat interpretasi hasil analisad. Buat laporan hasil penanggulangan

D. Tentukan tindakan penanggulangan dan pencegahan :a. Tindakan penanggulangan :

- Pengobatan penderita- Isolasi kasus

b. Tindakan pencegahan :- Survailans yang ketat- Perbaikan mutu lingkungan- Perbaikan status kesehatan masyarakat

1. Indikasi a. Pencegahan dan penanggulanganb. Laporan masyarakat, politik, serta kepentingan legal aspekc. On the job training

14

Page 15: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

d. Penelitiane. Masalah program pemberantasan

LI.3 Memahami dan Menjelaskan tentang Aspek social budaya dalam perilaku pengobatan

1. Definisi Perilaku- Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas, contohnya berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

- Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

a. Perilaku tertutup (convert behavior)Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

2. Klasifikasi Perilaku KesehatanPerilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

b. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.

c. Perilaku kesehatan lingkunganAdalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.

3. Domain Perilaku

15

Page 16: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

a. Pengetahuan (knowlegde)Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

- Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.

- Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.- Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam

pembelajaran. Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

- Tahu (Know) : Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

- Memahami (Comprehension) : Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

- Aplikasi : Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

- Analisis : Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

- Sintesa : Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.

- Evaluasi : Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.

b. Sikap (attitude)Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

- Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek- Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek- Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :- Menerima (receiving) : Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).- Merespon (responding) : Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

16

Page 17: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Menghargai (valuing) : Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

- Bertanggung jawab (responsible) : Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Praktik atau tindakan (practice)Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

- Persepsi (perception) : Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

- Respon terpimpin (guide response) : Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

- Mekanisme (mecanism) : Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

- Adopsi (adoption) : Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

- Kesadaran (awareness) : Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

- Tertarik (interest) : Dimana orang mulai tertarik pada stimulus- Evaluasi (evaluation) : Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.- Mencoba (trial) : Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.- Menerima (Adoption) : Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.4. Asumsi Determinan Perilaku

Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut :

17

Page 18: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Bagan 5. Determinan perilaku Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

1. Teori Lawrence Green (1980)Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :

- Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

- Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.

- Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

2. Teori Snehandu B. Kar (1983)Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :

- Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention).

- Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).- Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan

(accesebility of information).- Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau

keputusan (personal autonomy).- Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

3. Teori WHO (1984)WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :

a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).- Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.- Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

18

Page 19: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

b. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

c. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.

d. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003).

LI.4. Memahami Dan menjelaskan tentang Program Puskesmas

1. Pelayanan kesehatanA. Sistem terdiri dari :a. Input : Subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah

sistem, seperti sistem pelayanan kesehatan :- Potensi masyarakat- Tenaga kesehatan- Sarana kesehatanb. Proses : Kegiatan yg berfungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah

hasil yg diharapkan dari sistem tersebut, yaitu berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.

c. Output : Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, Output pelayanan kesehatan : pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh & sehat optimal.

d. Outcome/Dampak : Akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, relative lama waktunya. Dampak sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan & kematian menurun.

e. Umpan balik (feedback) : Suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, berupa kualitas tenaga kesehatan

f. Lingkungan : Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.

B. Tingkat Pelayanan KesehatanMenurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yg akan diberikan, yaitu :

19

Page 20: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

a. Health promotion (promosi kesehatan) : Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan, Contoh : kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan.

b. Specifik protection (perlindungan khusus) : Masyarakat terlindung dari bahaya/ penyakit2 tertentu. Cth : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja

c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera) : Sudah mulai timbulnya gejala penyakit, Cth : survey penyaringan kasus.

d. Disability limitation (pembatasan cacat) : Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.

e. Rehabilitation (rehabilitasi) : Dilaksanakan setelah pasien didiagnosa sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan seperti latihan- latihan yang diberikan pada pasien.

C. Lembaga pelayanan kesehatan- Rawat jalan- Institusi- Hospice- Community Based Agency

D.  Lingkup sistem pelayanan kesehatan- Tertiary health service : tenaga ahli/subspesialis (RS tipe A atau B)- Secondary health care : RS yg tersedia tenaga spesialis- Primary health care : Puskesmas, balai kesehatan

Rumah sakit dapat dibagi dalam beberapa jenis menurut kategorinya :-  Menurut pemilik : pemerintah, swasta- Menurut filosofi yang dianut : profit hospital dan non profit hospital- Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan : General Hospital dan Specialty

Hospital- Menurut lokasi (pemerintah) : pusat, provinsi dan kabupaten

Menurut  kemampuan yang dimiliki rumah sakit di Indonesia dapat digolongkan dalam beberapa kategori :

- Rumah sakit tipe A : Specialis dan sub specialis lebih luas, Top referral hospital- Rumah sakit tipe B :  Specialis dan sub specialis terbatas, pelayanan rujukan dari

kabupaten- Rumah sakit tipe C : Spesialis terbatas, Pelayanan rujukan dari Puskesmas- Rumah sakit tipe D : Pelayanan rujukan dari Puskesmas- Rumah sakit tipe E : (rumah sakit khusus) : RS Jiwa, RS Jantung, RS Paru, kanker,

Kusta.

Puskesmas  dibina oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota terkait kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM)

Puskesmas dibina oleh rumah sakit kabupaten/kota terkait upaya kesehatan perorangan (UKP)

20

Page 21: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

Sedang  dalam proses untuk penggabungan UKM dan UKP

- UKMPemerintah dan peran serta aktif masyarkat dan swasta.Mencakup: promkes, pemeliharaan kes, P2M, keswa, pengendalian penyakit tdk menular, sanitasi dasar, gizi masyarakat.

- UKPdapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta dan Pemerintah .Mencakup: promkes, pencegahan, pengobatan rwt jalan, pengobt rwt inap, rehabilitasi

E. Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan- Ilmu pengetahuan & teknologi baru- Pergeseran nilai masyarakat- Aspek legal dan etik- Ekonomi- Politik

F. Masalah sistem pelayanan kesehatan- Upaya Kesehatan- Pembiayaan Kesehatan- Sumber Daya Manusia Kesehatan- Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan- Manajemen dan Informasi Kesehatan- Pemberdayaan Masyarakat

G. Undang- undang sistem pelayanan kesehatan- Landasan Adil, yaitu Pancasila- Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, setiap orang

berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.“Pasal 28 A ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan”

21

Page 22: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

PUSKESMAS1. Definisi

- Dr AZRUL AZWAR, MPH  (   1990  )Pusat Kesehatan Masyarakat  : adalah suatu keseatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok.

- DEPARTEMEN KESEHATAN   RI  1981Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas )  adalah : suatu kesatuan organisasi Kesehatan

yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok

- DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

- Menurut Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2. Visi, Misi, Tujuan, dan Fungsi puskesmas a. Visi

- Tercapainya kecamatan sehat  - Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

b. Misi - Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah

kerjanya.- Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakannya.- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

beserta lingkungannya.c. Tujuan

Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni; meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

d. Fungsi PuskesmasPusat pembangunan berwawasan kesehatan.Mengupayakan program-program pembangunan yang berwawasan kesehatan,yaitu :- Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya.

22

Page 23: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

- Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat :a. Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat.b. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan.c. Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.Yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan yang meliputi :

- Pelayanan kesehatan masyarakat (public goods)- Pelayanan kesehatan perorangan(private goods)

3. Program Pokok Puskesmas - Promosi Kesehatan- Kesehatan Lingkungan- Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular- Kesehatan Keluarga Dan Reproduksi- Perbaikan Gizi Masyarakat- Penyembuhan Penyakit Dan Pelayanan Kesehatan

3.1. Promosi KesehatanA. Pengertian

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

B. TujuanTercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

C. Sasarana. Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kaderb. Penyuluhan Kesehatan

- Penyuluhan dalam gedung- Penyuluhan luar gedung- Kelompok posyandu- Penyuluhan masyarakat- Anak sekolah- Penyuluhan perorangan : PHN

23

Page 24: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

c. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)d. Advokasi program kesehatan dan program prioritas

Kampanye program prioritas antara lain : vitamin A, narkoba, P2M DBD, HIV, malaria, diaree. Promosi kesehatan tentang narkobaf. Promosi tentang kepesertaan jamkesmasg. Pembinaan dana sehat/jamkesmas

3.2. Kesehatan LingkunganA. Pengertian

Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.

B. Tujuan a. Tujuan Umum

Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.

b. Tujuan Khusus- Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai

derajat kesehatan yang optimal- Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang

bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.

- Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan permukiman yang berlaku.

- Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.

- Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan tempat-tempat umum.

C. KegiatanKegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas meliputi:

- Penyehatan air- Penyehatan makanan dan minuman- Pengawasan pembuangan kotoran mannusia- Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah- Penyehatan pemukiman- Pengawasan sanitasi tempat umum- Pengamanan polusi industri - Pengamanan pestisida

24

Page 25: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Klinik sanitasi

3.3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit MenularA. Penyakit Menular

Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan.

B. Kejadian Luar Biasa (KLB)Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun tertentu.

C. Wabah Penyakit MenularAdalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang mennular)

D. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya:

a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk rujukan.

b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb.

c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.

d. Program PencegahanAdalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

e. Cara Penularan Penyakit MenularDikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:

- Penularan secara kontak- Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar- Penularan melalui vector- Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.

f. Surveilans Evidemiologi Penyakit MenularAdalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).

g. Program Pemberantasan Penyakit Menular- Program imunisasi- Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC- Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)

25

Page 26: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan pneumonia- Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare- Program rabies- Program Surveilans- Pemberantasan P2B2 demam berdarah

3.4. Kesehatan Keluarga dan ReproduksiA. Pengertian

Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan sejahtra dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no 23 th 1992)Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.(WHO)

B. Tujuana. Tujuan Umum

Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dan keluarganya dalam mengatur biologik keluarga termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam mencegah dan menyelesaikan masalah kesehatan keluarga serta meningkatkan kualitas hidup keluarga

b. Tujuan Khusus- Peran serta aktif wanita dan keluarganya dalam mencegah dan memecahkan

masalah kesehatan keluarga dan masalah reproduksi - Memberikan informasi, edukasi terpadu mengenai seksualitas dan kesehatan

reproduksi, manfaat dan resiko dari: obat, alat, perawatan, tindakan serta kemampuan memilih kontrasepsi dengan tepat

- Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas- Melaksanakan pelayanan kontrasepsi yang aman dan efektif- Kehamilan dap persalinan yang direncanakan dan aman- Pencegahan dan penanganan engguguran kandungan yang tidak dikehendaki- Pelayanan infertilitas- Informasi secara menyeluruh tentang pengaruh defisiensi hormon di usia lanjut

pada usia lanjut penapisan masalah malignasiC. Kebijaksanaan Penyelenggaraan Pembinaan Kesehatan Keluarga dan Reproduksi

Sesuai dengan intervensi nasional penanggulangan masalah kesehatan reproduksi di indonesia berdasarkan rekomendasi strategi regional WHO untuk negara-negara Asia Tenggara, maka kegiatan pelayanan reproduksi adalah:

- Kesehatan Ibu Dan Anak- Kesehatan Anak Usia Sekolah- Kesehatan Remaja, termasuk pencegahan serta penanganan PMS (Penyakit

Menular akibat Hubungan Seks, HIV/AIDS)- Keluarga Berencana- Kesehatan Usia Lanjut (Program Pengembangan Puskesmas)D. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan program di wilayah kerja dinilai dari:- Angka Kematian Bayi- Angka Kematian Ibu

26

Page 27: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Prosentase Ibu Hamil Yang Mempunyai Berat Badan Dan Tinggi Yang Normal- Prosentase Ibu Hamil Dengan Anemia- Prosentase Balita Dengan Berat Badan Dan Tinggi Sesuai Umur

3.4.1. Kesehatan ibu dan anakA. Pengertian

Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibbu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari :

a. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmasb. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah

B. Tujuana. Tujuan Umum

Terciptanya pelayanan berkualitas denagn partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade kuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.

b. Tujuan Khususa. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk KB

berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.

b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai kebutuhan

c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penagganan kedaruratan kebidanan neonatal

d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutane. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam

upaya KIAf. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir yang

meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal sakit

g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi

h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anak

i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

27

Page 28: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

C. SasaranAdalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan beraada di wilayah kerja Puskesmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.

3.4.2. Kesehatan Anak Usia SekolahA. Pengertian

Upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan perguruan agama. Anak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai proses tumbuh kembang di bagi 3 subkelompok yaitu:

- Pra-remaja (7-9 tahun)- Remaja (10-19 tahun)- Dewasa Muda (20-21 tahun)

B. Tujuan a. Tujuan Umum

Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya

b. Tujuan Khusus- Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinssip hidup

sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan sekolah, perguruan agama, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat

- Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalah gunaan narkotika dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan sebagainya

- Meningkatnya mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi peserta didik ddik sekolah dan diluar sekolah

- Terciptanya lingkungan kehidupan sehat di sekolahC. Sasaran

Masyarakat sekolah dari tingkat pendidik dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah termasuk perguruan agama,beserta lingkungannya, serta perguruan tinggi (tingkat 1 dan 2)

3.4.3. Kesehatan RemajaA. Pengertian

Adalah pembinaan yang meliputi perencanaan, penilaian, pembimbingan dan pengendalian segala upaya untuk meningkatkan status kesehatan remaja dan peningkatan peran serta aktif remaja dalam perawatan kesehatan diri dan kesehaatan keluarga, dengan dukungan kerjasama lintas program dan lintas ssektoral

B. Tujuan a. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan hidup sehat remaja sebagai unsur kesehatan keluarga, guna membina kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka meningkatkan ketahanan diri, prestasi dan peran aktifnya dalam pembangunan nasional

28

Page 29: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

b. Tujuan Khusus- Meningkatkan pengetahuan remaja tentang perkembangan biologik yang terjadi

pada dirinya- Menurunnya angka kehamilan dikalangan remaja- Menurunnya angka kematian bayi dan ibu akibat kehamilan remaja- Menurunnya angka kejadian Penyakit akibat hubungan seksual(PHS) di kalangan

remaja - Meningkatnya peran serta aktif keluarga dan masyarakat dalam upaya pembinaan

kesehatan remaja.C.Sasaran untuk wilayah Puskesmas

a. Sasaran Remaja- Remaja berusia 10-19 tahun dan belum kawin dalam institusi pendidikan formal

dan non formal di wilayah Puskesmas- Remaja berusia 10-19 tahun dan belum kawin dalam kelompok pekerja- Remaja berusia 10-19 tahun dalam kelompok masyarakat (Olahraga, Kesenian,

PMI Remaja, Pramuka, Karang Taruna)- Sasaran Pembina Remaja

3.4.4. Keluarga BerencanaA. Pengertian

Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional

B. Tujuana. Tujuan Umum

Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunya kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak antar kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtra.

b. Tujuan Khusus- Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada pasangan usia

subur dan keluarganya- Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan metode

kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai dengan kebutuhan

C.Sasaran- Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia subur- Calon pasangan usia subur- Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menoupaus- Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas- WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase intervensi

pelayanan KB.

29

Page 30: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

3.5. Perbaikan Gizi masyarakat A. Pengertian

Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat

B. ProgramUpaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:

a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)b. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)c. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:- Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)- Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)- Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan

Kurang Energi Kronis (KEK)- Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)- Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain- Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih

d.Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)

C.Tujuan a. Tujuan Umum : Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat

b. Tujuan Khusus- Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh

anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benarsesuai denagn gizi seimbang

- Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari berbagai institusi pemerintahan serta swasta

- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat

3.6. Penyembuhan Penyakit dan Pelayanan Kesehatan

1.Pelayanan Medik Rawat JalanA. Pengertian

Adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan (dokter) baik secara sendiri ataupun atas koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya, untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan penyakit yang ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan tidak memandang umur dan jenis kelamin, yang dapat diselenggarakan pada ruang praktek.

B. Tujuana. Tujuan Umum :

Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya pengguna jasa dan keluarganya yang partisipatif, sehat sejahtera, badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik

b. Tujuan Khusus

30

Page 31: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatannya sendiri, trutama melalui peningkatan kesehatan dasar dan pencegahan penyakit

- Meningkatkan kesehatan ‘pengguna jasa pelayanan, dan komunikasi yang dilayani oleh Puskesmas

C. SasaranSasaran pelayanan medik rawat jalan yang diselenggarakan Puskesmas adalah semua anggota masyarakat dengan tidak memandang umur, dan tidak membedakan strata sosial.

2. Pelayanan Kedaruratan MedikA. Pengertian

Adalah pelayanan medik terdepan yang merupakan penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik berkenaan dengan perubahan keadaan baik fisiologik, anatomik dan mental psikologikal dari pengguna jasa pelayanan, yang terjadi mendadak, yang tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan di mulai dari tempat kejadian sampai dengan pelayanan medik untuk menyelamatkan kehidupan.

B. TujuanTujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital tubbuh serta meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan.

C. Prinsip KerjaPelayanan kedaruratan medik mempunyai prinsip-prinsip kerja khusus yang harus dilaksanakan, yaitu:

- Pertolongan harus cepat dan tepat- Pertolongan harus memenuhi standar pelayanan tingkat primer

3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan MulutA. Pengertian

Adalah pelayanan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan medik ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, yang dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-masing, gguna mengantisifasi proses penyakit gigi dan mulut dan permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam prosedur pelayanan di kamar praktek dan dengan pembinaan kesehatan wilayah setempat.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi:

a. Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi dengan program-program lain di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi esensial yang terbanyak di butuhkan oleh masyarakat dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.

b. Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan khusus, tindakan, pengobatan dan pemulihan masalah kesehatan gigi dan mulut serta pelayanan asuhan sistemik kesehatan gigi dan mulut.

B. Tujuana. Tujuan Umum

Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal

31

Page 32: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

b. Tujuan Khusus- Meningkatnya kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat dalam kemampuan

pemeliharaan diri di bilang kesehatan gigi dan mulut dalam mencari pertolongan sedini mungkin

- Meningkatkan kesehatan gigi pengguna jasa pelayanan, keluarga dan komunikasinya

- Terselenggaranya pelayanan medik gigi dan mulut yang berkualitas serta melibatkan partisipasi keluarga terhadap perawatan untuk:

c. SasaranKelompok rentan untuk mendapatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut yaitu:

- Anak sekolah dasar (upaya kesehatan gigi sekolah)- kelompok ibu hamil dan menyusui- Anak pra sekolah- Kelompok masyarakat lain berpenghasilam rendah- Lansia

3.7. ImunisasiA. Definisi

Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan, kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005).

B. Tujuan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan.(A.Aziz, 2008)

C. Jenis Imunisasi Dasar, dan Pemberiana. Imunisasi pasif (passive immunization)

Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakitcampak (measles pada anak-anak). 

b. Imunisasi aktif (active immunization)Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :- BCG, untuk mencegah penyakit TBC- DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus- Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis- Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)- Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B (Notoatmodjo. 1997)

Keberhasilan pemberian imunisasi pada anak dipengerhui oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :

- Tingginya kadar antibodi pada saat dilakukan imunisasi- Potensi antigen yang disuntikkan- Waktu pemberian imunisasi- Status nutrisi terutama protein karena protein diperlukan untuk sintesis

antibodi

D. Jadwal Imunisasi TT ibu hamil

32

Page 33: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

a. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon pengantin) sudah mendapat TT sebanyak 2 kali, maka kehamilan pertama cukup mendapat TT 1 kali, dicatat sebagai TT ulang dan pada kehamilan berikutnya cukup mendapat TT 1 kali saja yang dicatat sebagai TT ulang juga.

b. Bila ibu hamil sewaktu caten (calon pengantin) atau hamil sebelumnya baru mendapat TT 1 kali, maka perlu diberi TT 2 kali selama kehamilan ini dan kehamilan berikutnya cukup diberikan TT 1 kali sebagai TT ulang

c. Bila ibu hamil sudah pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan sebelumnya, cukup mendapat TT 1 kali dan dicatat sebagai TT ulang.

E. Cara pemberian dan dosisa. Sebelum digunakan, vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi

homogen.b. Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang

disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan

terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periodetrimester pertama.

c. Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu

d. Di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya

33

Page 34: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

F. Efek Samping : Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang gejala demam. (Depkes RI, 2005).

G. Kontraindikasi Vaksin TT : Ibu hamil atau WUS yang mempunyai gejala-gejala berat (pingsan) karena dosis pertama TT. (Depkes RI, 2005).

H. Kerusakan Vaksin : Keterpaparan suhu yang tidak tepat pada vaksin TT menyebabkan umur vaksin menjadi berkurang dan vaksin akan rusak bila terpapar /terkena sinar matahari langsung. (Depkes RI, 2005).

I. Perencanaan Program VaksinansiPada program imunisasi menentukan jumlah sasaran merupakan suatu unsur yang paling penting. Menghitung jumlah sasaran ibu hamil didasarkan 10 % lebih besar dari jumlah bayi. Perhitungan ini dipakai untuk tingkat pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa.

J. Sasaran Imunisasi Ibu Hamil = 1,1 x Jumlah bayi

LI.5 Memahami dan menjelaskan tentang Rujukan kesehatan

1. DefinisiPenyerahan Tanggungjawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan lain. Secara lengkap : suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit/masalah kesehatan, secara vertikal dari unit yang berkemampuan kurang ke unit yang lebih mampu atau secara horizontal yaitu antar unit-unit yang setingkat kemampuannya. Jenis rujukan ada 2 :

1. rujukan medis berkaitan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan pasien. Hal ini berkaitan dengan pasien, pengetahuan dan bahan-bahan pemeriksaan.

2. rujukan kesehatan masyarakat berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Misalnya rujukan teknologi, sarana, operasional

2. Tujuan rujukan dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan dalam rangka penyelesaian masalah

kesehatan secara berdaya dan berhasil guna meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu

34

Page 35: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB

3. SyaratA. Syarat rujukan

Adanya unit yang mempunyai tanggung jawab baik yang merujuk maupun yang menerima rujukan :

a. Adanya pencatatan tertentu :- Surat rujukan- Kartu Sehat bagi klien yang tidak mampu- Pencatatan yang tepat dan benar- Kartu monitoring rujukan ibu bersalin dan bayi (KMRIBB)

b. Adanya pengertian timbal balik antar yang merujuk dan yang menerima rujukanc. Adanya pengertian tugas tentang system rujuikand. Sifat rujukan horizontal dan vertical (kearah yang lebih mampu dan lengkap).

B. Kriteria rujukana. Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan wewenang

untuk merujuk, mengetahui kompetensi sasaran/tujuan rujukan dan mengetahui kondisi serta kebutuhan objek yang dirujuk.

b. Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayanan medis Daerahc. Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai, maka suatu rujukan

hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :- Adanya unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baik yang merujuk

atau yang menerima rujukan. - Adanya Tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan

melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.- Adanya pencatatan/kartu/dokumen tertentu berupa :

Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh. Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu Assuransi lain. Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip mengirim ke

arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan lengkap.d. Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama

perjalanan menuju ketempat rujukan, maka :- sarana transportasi yang digunakan harus dilengkapi alat resusitasi, cairan infus,

oksigen dan dapat menjamin pasien sampai ke tempat rujukan tepat waktu;- pasien didampingi oleh tenaga kesehatan yang mahir tindakan kegawat daruratan;- sarana transportasi/petugas kesehatan pendamping memiliki sistem komunikasi;

e. Rujukan pasien/specimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan atau lengkap hanya dapat dilakukan apabila :

- dari hasil pemeriksaan medis, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak dapat diatasi;

35

Page 36: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

- pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan atau subspesialis yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;

- pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;

- pasien atau keluarganya menyadari bahwa rujukan dilaksanakan karena alasan medis;

- rujukan dilaksanakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang diketahui mempunyai tenaga dan sarana yang dibutuhkan menurut kebutuhan medis atau penunjang medis sesuai dengan rujukan kewilayahan;

- rujukan tanpa alasan medis dapat dilakukan apabila suatu rumah sakit kelebihan pasien ( jumlah tempat tidur tidak mencukupi);

- rujukan sebagaimana dimaksud huruf f dirujuk ke rumah sakit yang setara atau sesuai dengan jaringan pelayanannya;

- khusus untuk pasien Jamkesda dan pemegang Assuransi Kesehatan lainnya, harus ada kejelasan tentang pembiayaan rujukan dan pembiayaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Rujukan

- khusus untuk pasien Jamkesda hanya dapat dirujuk ke rumah sakit yang setara yaitu ke PPK1 atau PPK 2 lainnya yang mengadakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat;

f. Fasilitas Pelayanan Kesehatan/tenaga kesehatan dilarang merujuk dan menentukan tujuan rujukan atas dasar kompensasi/imbalan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4. Sistem lintas program dan sektoralKeterpaduan lintas program : upaya memadukan penyelenggaraaan berupa pelayanan kesehatan yang menjadi tanggungjawab Puskesmas. Contoh :

a. MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan

b. UKS (Upaya Kesehatan Sekolah) c. Puskesmas kelilingd. Posyandu

Keterpaduan lintas sektor : upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upaya Pusjesmas dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh :

a. Upaya kesehatan sekolah : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama

b. Upaya promosi kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama

c. Upaya kesehatan ibu dan anak : : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama

d. Upaya perbaikan gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, dunia usaha

e. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama

36

Page 37: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

f. Upaya kesehatan kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, tenaga kerja, dunia usaha

Jenis pelayanan kesehatan:a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)

Untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan. Bentuk pelayanan : puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, Balkesmas. Puskesmas pembantu : unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas

b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health care) diperlukan pasien yang rawat inap, yang sudah tidak bisa ditanganti tingkat pelayanan kesehatan sekunder. Bentuk pelayanan : Rumah Sakit tipe C, memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health care) diperlukan pasien yang tidak bisa ditangani pelayanan kesehatan sekunder, memerlukan tenaga-tenaga superspesialis. Bentuk pelayanan : Rumah Sakit A dan B

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan , disingkat “BAKSOKU” yang dijabarkan sebagai berikut :

c. B (bidang) : pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan

d. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop

e. K (keluarga) : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alas an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima Ibu (klien) ke tempat rujukan.

f. S (surat) : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah diterima ibu (klien)

g. O (obat) : bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujukh. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu

(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat

i. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan

5. Alur rujukan

37

Page 38: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

LI.6. Memahami dan Menjelaskan Tujuan syariat islam dan hukum menjaga kesehatan dan berobat

1. WabahIslam memandang konsep pencegahan tersebarnya penyakit dengan melakukan sistem karantina. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Jika kalian mendengar wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu." (HR. Bukhari Muslim). Selain itu, Nabi SAW juga bersabda, "Orang yang melarikan diri dari tempat wabah adalah seperti orang yang melarikan diri dari pertempuran di jalan Allah. Dan barangsiapa yang sabar dan tetap di tempatnya, maka dia akan diberi pahala dengan pahala seorang yang mati di jalan Allah".

A. Menjaga kesehatan dan berobatSudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat. Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Dalam kaidah ushuliyyat dinyatakan: “Dari Ibn ‘Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku. Nabi menjawab: “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat.” (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

a. Pertama Mengatur Pola Makan dan MinumDalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat

38

Page 39: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

“maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”.(QS. ‘Abasa : 24 ) Dalam 27 kali pembicaraan tentang perintah makan, al-Quran selalu menekankan dua sifat, yang halal dan thayyib, di antaranya dalam :

(Q.S Al-Baqarah : 168)“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu"

“dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-Nya”( Q.S. Al-Maidah: 88) 

Maka, makanlah dari rizki yang diberikan Allah kepadamu yang halal lagi baik, dan bersyukurlah atas nikmat Allah jika benar ibadah(pengabdian)-mu hanya kepada-Nya semata (An-Nahl :114) 

b. Kedua Keseimbangan Beraktivitas dan IstirahatPerhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat dalam al-Quran menganjurkan hal tersebut.“Nabi pernah berkata kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di sz’am? hari dan qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu, berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada lambungmujuga ada hak” (HR Bukhari dan Muslim). 

c. Ketiga Olahraga sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea atau deportore, dalam bahasa Itali disebut ‘deporte’ yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkanpadajalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al-Anfal :6o):

39

Page 40: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

  d. Keempat Anjuran Menjaga Kebersihan

Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan disebut dengan al-Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, al-thaharat merupakan salah satu bentuk upaya preventif, berguna untuk menghindari penyebaran berbagai jenis kuman dan bakteri. Imam al-Suyuthi, ‘Abd al-Hamid al-Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari ta’abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari ‘Ali ra., dari Nabi saw, beliau berkata: “Kunci shalat adalah bersuci”(HR Ibnu Majah, al-Turmudzi, Ahmad, dan al-Darimi)

2. BEROBATA. HUKUM BEROBAT

a. Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnya wajib, dengan alasan adanya perintah Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam  untuk berobat dan asal hukum perintah adalah wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafi’iyah, dan madzhab Hanabilah.

b. Pendapat kedua mengatakan sunnah/ mustahab, sebab perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena ada hadits yang lain Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafi’iyah.

c. Pendapat ketiga mengatakan mubah/ boleh secara mutlak , karena terdapat keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian lagi boleh memilih, (ini adalah  madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat madzhab Malikiyah).

d. Pendapat kelima mengatakan makruh, alasannya para sahabat bersabar dengan sakitnya, Imam Qurtubi rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud,  Abu Dardaradhiyallahu ‘anhum, dan sebagian para Tabi’in.

e. Pendapat ke enam mengatakan lebih baik ditinggalkan bagi yang kuat tawakkalnya dan lebih baik berobat bagi yang lemah tawakkalnya, perincian ini dari kalangan madzhab Syafi’iyah.

B. BEROBAT HUKUMNYA BERBEDA-BEDA1. Menjadi wajib dalam beberapa kondisi:

a. Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka menyelamatkan jiwa adalah wajib.

b. Jika penyakit itu menjadikan penderitanya meninggalkan perkara wajib padahal dia mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh, berobat semacam ini adalah untuk perkara wajib, sehingga dihukumi wajib.

c. Jika penyakit itu menular kepada yang lain, mengobati penyakit menular adalah wajib untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.

d. Jika penyakit diduga kuat  mengakibatkan kelumpuhan total, atau memperburuk penderitanya, dan tidak akan sembuh jika dibiarkan, lalu mudhorot yang timbul lebih banyak daripada maslahatnya seperti berakibat

40

Page 41: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

tidak bisa mencari nafkah untuk diri dan keluarga, atau membebani orang lain dalam perawatan dan biayanya, maka dia wajib berobat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.

2. Berobat menjadi sunnah/ mustahabJika tidak berobat berakibat lemahnya badan tetapi tidak sampai membahayakan diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak mematikan, dan tidak menular , maka berobat menjadi sunnah baginya.

3. Berobat menjadi mubah/ bolehJika sakitnya tergolong ringan, tidak melemahkan badan dan tidak berakibat seperti kondisi hukum wajib dan sunnah untuk berobat, maka boleh baginya berobat atau tidak berobat.

4. Berobat menjadi makruh dalam beberapa kondisi- Jika penyakitnya termasuk yang sulit disembuhkan, sedangkan obat yang

digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak berobat karena hal itu diduga kuat akan berbuat sis- sia dan membuang harta.

- Jika seorang bersabar dengan penyakit yang diderita, mengharap balasan surga dari ujian ini, maka lebih utama tidak berobat, dan para ulama membawa hadits Ibnu Abbas dalam kisah seorang wanita yang bersabar atas penyakitnya kepada masalah ini.

- Jika seorang fajir/rusak, dan selalu dholim  menjadi sadar dengan penyakit yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi rusak, maka saat itu lebih baik tidak berobat.

- Seorang yang telah jatuh kepada perbuatan maksiyat, lalu ditimpa suatu penyakit, dan dengan penyakit itu dia berharap kepada Alloh mengampuni dosanya dengan sebab kesabarannya.

Dan semua kondisi ini disyaratlkan jika penyakitnya tidak mengantarkan kepada kebinasaan, jika mengantarkan kepada kebinasaan dan dia mampu berobat, maka berobat menjadi wajib.

5. Berobat menjadi haramJika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka hukumnya haram, seperti berobat dengan khomer/minuman keras, atau sesuatu yang haram lainnya.

41

Page 42: Wrap Up Skenario 2 Kedkom Belom Fix

DAFTAR PUSTAKA

42