Workshop tewe damae untuk m2net

19
MENULIS PERJALANAN APA DAN BAGAIMANA?

description

workshop tewe untuk m2net. Benda, 27 Mei 2012. Untuk M2net, tetap berkarya meski asa pun telah di ujung senja.

Transcript of Workshop tewe damae untuk m2net

Page 1: Workshop tewe damae untuk m2net

MENULIS PERJALANAN

APA DAN BAGAIMANA?

Page 2: Workshop tewe damae untuk m2net

Disajikan oleh Hai, sobat. Saya Damae

Wardani, nama pena dari gadis berkacamata kelahiran lembah

Paris Van Java, Siti Dzarfah Maesaroh. Aktif di dunia kata

melalui kegiatan blogging, komunitas menulis, dan

jurnalistik online. Seuntai senyum persahabatan merekah

lewat jabat hati, pertanda pintu saling berbagi terbuka

lebar untuk Anda. Welcome to LEARNING BY DOING.

Page 3: Workshop tewe damae untuk m2net

MENULIS, APA ITU?

Saya sering ditanya ,"bagaimana cara memulai tulisan?", "bagaimana agar tulisan kita dimuat

dimedia?", atau yang paling gampang ,"ajarin saya nulis dong"

Page 4: Workshop tewe damae untuk m2net

Saya balik bertanya, "bukankah sejak sekolah dasar sampai

perguruan tinggi setiap orang sudah diajari tentang menulis?"

Page 5: Workshop tewe damae untuk m2net

Jadi, MENULIS ITU APA?

• Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang dan membuat surat dengan tulisan

• Sapardi (2005) menulis adalah menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip dan menerjemahkan

• Sunardi Rinakit (2008) menulis adalah suatu pekerjaan yang melelahkan, karena si penulis tidak tahu barometer pengaruh tulisan tersebut.

Page 6: Workshop tewe damae untuk m2net

Pertanyaan selanjutnya,

Apa definisi tersebut yang Anda maksud? Lalu, apakah definisi tersebut membantu Anda dalam

menulis?

Page 7: Workshop tewe damae untuk m2net

Nah, apa pendapat Anda tentang definisi menulis?

• profesi / pekerjaan yang harus dilakukan setiap hari sebagaimana wartawan;

• kewajiban untuk mendapatkan gelar akademik melalui penulisan skripsi, tesis atau disertasi;

• cara untuk mendapatkan duit; • alat untuk meningkatkan karier, • media untuk mengkampayekan diri atau

program, • dan lain sebagainya

Page 8: Workshop tewe damae untuk m2net

The main point

"menulis pada prinsipnya hanyalah permainan bahasa

dengan merangkai kata-kata menjadi kalimat,

menyusun kalimat menjadi paragraf, dan kumpulan-kumpulan paragraf. Itulah yang

disebut dengan tulisan"

Page 9: Workshop tewe damae untuk m2net

Bagi saya, menulis sebagai bentuk ekspresi diri melalui media tulisan agar pikiran/gagasan/pengalaman bisa sampai ke khalayak dengan

beragam maksud dan tujuan.

Page 10: Workshop tewe damae untuk m2net

LALU, APA ITU MENULIS PERJALANAN?

• Pernah melakukan perjalanan?

• Apa yang Anda dapat dari perjalanan itu?

• Sudahkah kita berbagi apa yang kita dapat itu untuk orang lain?

Page 11: Workshop tewe damae untuk m2net

MENULIS PERJALANAN ITU APA?

“Menulis apa pun yang Anda dapat sepanjang perjalan agar dapat tersampaikan kepada khalayak, denan beragam maksud dan tujuan”

Penulisnya disebut Travel Writer

Page 12: Workshop tewe damae untuk m2net

Bagaimana Cara Menulisnya?

1. Tentukan tujuan perjalanan2. Riset Pustaka3. Pilih rute yang tidak biasa4. Jeli mengamati setiap stimulus yang

ditangkap panca indera5. Ambil angel yang menarik untuk ditulis

Page 13: Workshop tewe damae untuk m2net

Ciri-ciri Penulis Perjalanan:

1. Ramah Sosial2. Tidur di pos ronda, ok. Di hotel berbintang

juga bukan masalah besar3. Menjunjung tinggi toleransi4. Semakin asing daerah persinggahan, semakin

menantang baginya5. Tak pernah melecehkan negaranya sendiri

Page 14: Workshop tewe damae untuk m2net

Bagaimana cara memulainya?

“Mulailah menulis. Sementara waktu, lupakan sejenak bahwa kita tidak bisa menulis.

Persetankan rumus-rumus menulis yang baik"-Nukman Lutfie-

"Tulislah apa yang Anda pikirkan, jangan pikirkan apa yang Anda tuliskan"

Page 15: Workshop tewe damae untuk m2net

Menulislah, Jika kau ingin sejarah tahu namamu

Sebenar-benar merdekanya jiwa dan ragaTak beku di pengap waktu

Tak mati tanpa artiTak fana meski jasadmu telah tiada

Menulislah,

Meski penamu tak setajam pujangga tintaMeski kata-katamu tak seindah penyair cinta

Meski kertasmu tak seputih kanvas lukisCukuplah sepuluh jemarimu menari

Menulislah,

Hidupmu lebih sastrawi dari novelLebih bermajas dari puisiLebih indah dari pelangi

Tunggu apa lagi?

Menulislah, Ayat-ayat alam semesta

MenunggumumenyapanyaBisiknya, belainya, peluknya,

Begitu hangat dan dekatMereka mengharapmu lebih peka

Menulislah,

Jika racau jiwamu tak lagi dimengertiJika teriakan nuranimu tak lagi didengar

Teriakan yang membahana semestaSayup-sayup sirna termakan usia

Tapi tidak untuk tulisanmuIa abadi sepanjang ketidakabadian bumi

Menulislah,

Meski kaki tanganmu tersandraTapi hati dan pikiranmu tak bisa dipenjaraMereka tak kenal batas ruang dan waktu

Mereka perekat jiwa dan nyatamuBerdesir,Mengalir

Mengembara sudut dunia

Page 16: Workshop tewe damae untuk m2net

Packing: Kesiapan Mental

Pagi masih buta. Jika di rumah, biasa kita dengar kokok ayam saling bersahutan, atau kicau burung riang menyambut senyum mentari dari ufuk timur. Tapi disini, di sebuah syurga ilmu yang kerap diidentikan dengan penjara suci, sama sekali beda dengan keseharian di komplek perumahan. Di pesantren yang konon terbesar se-Jawa Tengah, terbitnya fajar selalu diiringi dengan alunan merdu ayat-ayat kitab suci dan senandung nasyid khas Timur Tengah-an. Sayup-sayup membahana bumi Benda, begitu sapaan akrab untuk sebuah desa yang masih termasuk kawasan kaki gunung Slamet. Membisiki jiwa-jiwa yang masih terkulai diatas kasur lantai. Mengajak mereka bangun dan bersegera antri untuk mensucikan diri.

Jarum jam belum tepat menunjuk angka 3. Tapi hampir semua pengurus pesantren yang mendapat jadwal membangunkan santri pagi ini, sudah siaga berkeliling asrama dengan sebilah kayu (bentong_red) ditangan. Mereka menggedor setiap pintu kamar dan membangunkan satu per satu pemilik mata yang masih terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali kamar EDS (English Department Student). Kamar yang lebih dikenal dengan sebutan 'Komplek Bahasa' ini mendapat predikat 'Kamar Tertelat' lantaran selalu kesiangan dan ada saja dua empat yang terlambat berjama'ah subuh di masjid An-Nur. Tak heran jika petugas piket yang menggedor pintu kamar 08 dalam asrama Ummu Sulaim Bawah ini acap kali kesal sendiri atau lebih memilih mencatat nama-nama mereka yang terlambat untuk ditindaklanjuti siang harinya. Jika sudah demikian, ketua pondok pasti turun tangan. Ia tak segan memukul dan membangunkan dengan emosi jika masih ada mata yang terpejam di atas jam 4 pagi. Sedikit menyeramkan . Fenomena ini seperti kisah penjajahan Belanda yang semena-mena terhadap bangsa kita. Meski sejatinya hal ini tidak perlu terjadi jika saja santri bisa bangun bersamaan dengan raung sirine berkali-kali sampai adzan subuh selesai bergema.

"Dog! Dog! Dog! Dog! Bangun.. Bangun… !" Bentong dan teriakan pengurus terdengar dari luar. Mengagetkan. Sembari mengelus dada, saya bukakan pintu kamar yang masih terkunci dari dalam.

"Damae? Tumben, biasanya kamu baru saja tidur jam segini" Sudah saya duga, hari ini pasti jadwal dia, teman satu kelas yang paling rajin bertanya soal Matematika. Meski kadang tampak sedikit bengis jika sedang memberi hukuman, tapi itu tak pernah ia tunjukan dihadapan saya. Pantas saja ia selalu menyapa.

"Iya. Malam ini belum bisa memejamkan mata sama sekali. Aku bingung soal SOP."

"Bingung kenapa? Bukankah semua perbekalan sudah siap? Coba lihat, sebanyak apa barang bawaanmu?" tanyanya dengan kedua bola mata tertuju pada deretan tas yang tersusun rapi di sudut selatan kamar.

Huhf.. Beres dari mana, kawan? Aku sama sekali belum packing. Baju saja masih menggantung di jemuran belakang. Perbekalan aneka makanan pun belum terbeli semua. Terlebih, tas. Aku belum dapat pinjaman tas yang cukup untuk mengangkut semua perbekalan itu. Sudah barang tentu, tasku takkan kau temui di deretan pojok sana. Jerit hati ini, namun mulut seolah enggan menyuarakan.

Belum packing dan melengkapi perbekalan, bukan berarti saya terlalu santai atau malah menyepelekan persiapan SOP ini. Melainkan kebimbangan hati saya seolah menghambat langkah untuk bersegera. Tak peduli semua tas, ransel, koper, dan segenap perbekalan teman lainnya sudah siap dan tetata rapi di depan mata. Karena sejatinya, bukan banyaknya isi tas yang paling saya butuhkan saat SOP nanti. Tapi kesiapan mental dan kesehatan fisik yang benar-benar harus dipastikan 'fix' sebelum kaki ini melangkah ke kota tujuan agenda setengah bulan ke depan, Jogjakarta.

Ya, mental. Mental yang kuat, kata salah seorang pembimbing, akan membingkai kekuatan hati dan pikiran. Jika ketiganya kuat, maka segala hal yang akan terjadi setibanya di tempat SOP, takkan menjadi hambatan berat yang bisa menghalangi langkah. Juga tak gentar saat dilanda bertubi-tubi masalah. Namanya bukan dirumah sendiri, siapa bisa mengira apa yang akan terjadi nanti.

Kekuatan mental inilah yang masih saya ragukan keberadaannya dalam diri saya. Hal ini pula yang membuat saya tampak sangat santai dihadapan kawan-kawan, lantaran belum satu tas pun barang bawaan di packing. Bahkan sehari sebelum pemberangkatan, saya masih menghandle 3 rapat organisasi di tiga tempat yang berbeda. Sayang, kesiapan mental justru seringkali mereka lupakan. Tak sedikit pula yang menyepelekan.

"Allohu Akbar, Allohu Akbar…" Panggilan solat subuh membuyarkan kebingungan yang telah memaksa mata ini terjaga semalaman. Agaknya hari ini justru saya yang akan terlambat, karena lima menit pasca adzan akan ditutup gerbang menuju ke masjid. Sedang saya belum mandi bahkan wudhu sekalipun. Ah, dasar Damae...

Page 17: Workshop tewe damae untuk m2net

LET’S WRITE!INGAT-INGAT, TING!

“Tulis apa yang Anda pikirkan, jangan pikirkan apa yang akan Anda tuliskan”

Page 18: Workshop tewe damae untuk m2net

Tips Menulis Catatan PerjalananAla Martin Li

1. Segar2. Personal3. Jenaka4. Kejutan5. Seimbang6. Kutipan

Page 19: Workshop tewe damae untuk m2net