Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014 … · 2019-11-01 · Winardi 135 - 150...
Transcript of Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014 … · 2019-11-01 · Winardi 135 - 150...
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
135
STRATEGI OPERASIONAL BISNIS KONSULTAN DI JAKARTA UNTUK
MERAIH PELUANG YANG LEBIH BAIK
Muhammad Aziz Winardi
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
Email: [email protected]
Abstract. This thesis aims to analyze the Cause Factors of ability decreased of the
Company to obtain of work packages (projects). Methods of data collection are
interviews and questionnaires. Tools of strategy used include: Matrix of External Factor
Evaluation (EFE), Matrix of Internal Factor Evaluation (IFE), Matrix of Competitive
Profile (CP), Matrix of Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths (TOWS), Matrix
of Strategic Position and Action Evaluation (SPACE), Matrix of Boston Consulting
Group (BCG), Matrix Internal-External (IE), Matrix of Grand Strategy (GS), Matrix of
Quantitative Strategic Planning (QSP). The results of the analysis of the Operational
Strategy of Business Consultants as follows: Conducting Market Penetration,
Development of Consultancy services, Retrenchment and Joint Venture.
Keywords: Operational Strategy of Business, Market Penetration, Development of
Consultancy Services, Retrenchment, Joint Venture.
Abstrak: Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa Faktor-faktor Penyebab
Menurunnya Kemampuan Perusahaan dalam memperoleh Paket-paket Pekerjaan
(proyek-proyek). Metode pengambilan data dengan wawancara dan pengisian
kuesioner. Perangkat atau Alat Analitis Strategi (Strategy Tools) yang digunakan
meliputi: Matriks EFE (External Evaluation Factor), Matriks IFE (Internal Evaluation
Factor), Matriks CP (Competitive Profile), Matriks TOWS (Threats-Opportunities-
Weaknesses-Strengths), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation),
Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks IE (Internal-External), Matriks GS
(Grand Strategy), dan Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning). Hasil dari
analisis tersebut berupa Strategi Operasional Bisnis Konsultan, yaitu: Melakukan
Penetrasi Pasar, Pengembangan Jasa Konsultansi, Penciutan Biaya (Retrenchment) dan
Usaha Patungan (Joint Venture).
Kata kunci: Strategi Operasional Bisnis, Penetrasi Pasar, Pengembangan Jasa
Konsultansi, Retrenchment, Joint Venture.
PENDAHULUAN
Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu
diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Hasil
atau produk dari jasa konsultansi biasanya tidaklah nyata berbentuk sebuah benda, namun
bersifat “intangible”. Hasil suatu proses konsultansi misalnya dalam meningkatkan
efisiensi produksi suatu produk, maka suksesnya suatu proses konsultansi adalah
meningkatkan efisiensi produk yang dihasilkan atau meningkatkan kepuasan pelanggan
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
136
terhadap suatu produk. Seperti yang dipaparkan dalam definisi konsultansi diatas, maka
konsultansi ini merupakan suatu proses olah pikir yang berupa pemberian alternatif suatu
solusi, pemberian ide-ide baru terhadap suatu proses atau produk, proses transfer
pengetahuan misalnya dengan mengadakan pelatihan terhadap penerapan sistem atau
teknologi baru, dan sebagainya.
Menurut data dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) bahwa di
Indonesia terdapat 6.500 perusahaan Jasa Konsultan Lokal yang tersebar di 33 Provinsi
dan 75 perusahaan Jasa Konsultan Asing berasal dari 14 negara, antara lain: Amerika
Serikat, Inggris, Perancis, Belanda dan Jepang. Adapun, spesifikasinya meliputi
perusahaan jasa konsultasi manajemen, komputer dan teknologi informasi, investasi,
keuangan, teknologi, pemasaran, perdagangan serta jasa konsultasi pertambangan.
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia pada Tahun 2012 masih akan bergerak positif
meski ditengah ketidakpastian ekonomi global, terbukti ekonomi Indonesia tetap tumbuh
diatas 6% kendati dibayangi krisis ekonomi dunia, saat ini pertumbuhan ekonomi
Indonesia kisarannya sekitar 6,3% - 6,7%.
Sementara itu, pertumbuhan pada sektor konstruksi diproyeksikan dapat mencapai
10% - 15% seiring dengan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dari Pemerintah hingga Tahun 2025, yang dimana saat ini
pertumbuhan sektor konstruksi kisarannya mencapai 6% - 7%, sebagaimana dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 1. Laju Pertumbuhan PDB per-Sektor Kuartal II Tahun 2012
No Sektor Pertumbuhan
1 Pertanian + 4,3 %
2 Pertambangan + 3,1 %
3 Industri Pengolahan + 5,4 %
4 Listrik, Gas & Air Bersih + 5,9 %
5 Konstruksi + 7,3 %
6 Perdagangan, Hotel & Restoran + 8,9 %
7 Pengangkutan & Komunikasi + 10,1 %
8 Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan + 7,0 %
9 Jasa-Jasa + 5,7 %
Sumber: BPS, (keterangan: dibandingkan dengan Kuartal II Tahun 2011)
Saat ini Perusahaan bergerak pada jasa konsultansi teknis, dimana ruang lingkupnya
bekerja dalam suatu riset pembangunan (construction research), seperti dimulai dari
membuat kajian atau studi kelayakan (feasibility study) ataupun rencana induk (master
plan), sampai pada tahap akhir, yaitu menyusun laporan akhir (final report) untuk
dijadikan acuan bagi pemberi kerja (owner) ataupun pelaksana (kontraktor). Berikut
adalah tabel dari perolehan jumlah paket pekerjaaan yang telah dilaksanakan oleh
Perusahaan dalam beberapa kurun tahun terakhir, seperti terlihat pada tabel 2.
Dilihat dari tabel diatas bahwa pada Tahun 2012 telah terjadi penurunan perolehan
jumlah paket-paket pekerjaan (proyek-proyek), perolehan pada Tahun 2012 cukup
signifikan apabila dibandingkan dengan perolehan pada tahun-tahun sebelumnya,
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
137
sehingga hal tersebut yang menjadi landasan untuk melakukan studi untuk membuat karya
akhir ini.
Tabel 2. Perolehan Jumlah Paket Pekerjaan per-Tahun
No Tahun Perolehan Jumlah Paket Pekerjaan (Proyek
yang Selesai)
1 2006 2
2 2007 4
3 2008 5
4 2009 8
5 2010 5
6 2011 5
7 2012 2
Sumber: Data Interen Perusahaan (2013).
Dilihat dari tabel diatas bahwa pada Tahun 2012 telah terjadi penurunan perolehan jumlah
paket-paket pekerjaan (proyek-proyek), perolehan pada Tahun 2012 cukup signifikan
apabila dibandingkan dengan perolehan pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga hal
tersebut yang menjadi landasan untuk melakukan studi untuk membuat karya akhir ini.
Kemudianakan dilakukan analisis berdasarkan data-data yang terkait dengan
menggunakan metodologi atau toolsmanajemen strategi, sehingga nantinya memberikan
solusi yang terbaik, dan diharapkan untuk tahun berikutnya Perusahaan dapat memperoleh
paket pekerjaan (proyek) yang lebih meningkat lagi.
Oleh karena hal tersebut diatas, maka untuk kedepannya prospek peluang jasa
konsultansi pada sektor konstruksi masih terbuka lebar, karena terkait dengan program
MP3EI dari pemerintah yang cukup berpotensi meningkatkan sektor konstruksi mencapai
10% - 15% hingga Tahun 2025.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis
faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh
paket-paket pekerjaan (proyek-proyek) tersebut.; (2) Menyusun suatu rencana operasional
bisnis ke depannya, agar perusahaan mampu memperoleh paket-paket pekerjaan (proyek-
proyek) yang lebih meningkat lagi.
Strategi Generik Menurut David. David (2009) berpendapat bahwa pada prinsipnya
strategi generik dapat dikelompokkan atas empat kelompok strategi, yaitu: (a) Strategi
Integrasi Vertikal, (b) Strategi Intensif, (c) Strategi Diversifikasi, dan (d) Strategy
Bertahan.
Tabel 3. Strategi Menurut David
Strategi Generik Strategi Utama
Strategi Integrasi Vertikal
(Vertical Integration
Strategy)
Strategi Integrasi ke Depan (Forward Integration Strategy)
Strategi Integrasi ke Belakang (Backward Integration Strategy)
Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal Integration Strategy)
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
138
Strategi Generik Strategi Utama
Strategi Intensif
(Intensive Strategy)
Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)
Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)
Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)
Strategi Diversifikasi
(Diversification Strategy)
Strategi Diversifikasi Konsentrik (Concentric Divers. Strategy)
Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Divers.
Strategy)
Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Divers. Strategy)
Strategi Bertahan
(Defensive Strategy)
Strategi Usaha Patungan (Joint Venture Strategy)
Strategi Penciutan Biaya (Retrenchment Strategy)
Strategi Penciutan Usaha (Divestiture Strategy)
Strategi Likuidasi (Liquidation Strategy)
Sumber: Data diolah (2014).
Tabel 4. Daftar Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Hasil Penelitian
David EM, David Forest
R, and David Fred R,
(2009)
Penelitian ini menggunakan QSPM untuk merumuskan strategi. Toko
Retail Komputer menggunakan QSPM untuk mengetahui manfaat dan
batasan-batasan penting rencana strategi yang dibahas.
Daniel, (2013) Hasil dari penelitian bahwa strategi perusahaan PT XYZ masih bisa
mengantisipasi perubahan kondisi ekstrenal dan internal dengan baik.
Perusahaan menerapkan Strategi Integrasi ke Belakang (Backward
Integration Strategy) dan Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration
Strategy)
Djatnika, (2009) Dari hasil penelitian bahwa perusahaan menjalankan Strategi
Perbaikan Internal yaitu dengan menjalankam Strategi CRM
(Customer Relationship Manager) dan menjalankan SDM berbasiskan
kompetensi.
Puspitasari NB, Rumita
R, dan Pratama GY,
(2013)
Penelitian ini membahas penurunan penjualan gerabah pada Industri
Gerabah Kasongan, Yogyakarta. Metode penelitian adalah analisis
lingkungan eksternal dan internal, analisis SWOT, matriks QSPM, dan
model MAUT. Hasil penelitian adalah agar Industri Gerabah
Kasongan melakukan strategi pengembangan produk dan penetrasi
pasar.
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
139
Nama dan Tahun
Hasil Penelitian
Shojaee, Taheri, and
Mighani, (2010)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kuadran
strategi agresif. Dari matriks QSPM dikonfirmasikan bahwa strategi
peningkatan dalam pangsa pasar internasional memiliki skor yang
tertinggi, sehingga menjadi prioritas utama, sedangkat model MAUT
memiliki hasil yang sedikit berbeda dengan matriks QSPM.
Torlak and Sanal, (2007) Penelitian ini menggunakan kerangka Rumusan Fred David dalam
proses manajemen strategi. Studi kasus pada Turkish Airline yang
menerapkan kerangka strategi David untuk mengoperasikannya, serta
merekomendasikan strategi yang paling tepat untuk Perusahaan
tersebut.
Sumber: Data diolah (2014)
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Perolehan Paket/Projek Meningkat
Sumber: Data diolah (2014).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
140
METODE
Jenis Penelitian. Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu fenomena yang ada, yaitu keadaan fenomena menurut apa adanya
saat penelitian dilakukan.
Variabel Penelitian
Tabel 5. Variabel, Sub Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian
Variabel Sub Variabel Dimensi Indikator
Faktor-faktor
Lingkungan
Faktor-faktor
Lingkungan
Eksternal
Kebijakan
Pemerintah
Perpres RI tentang Pengadaan Barang Dan
Jasa
LPJK Nasional
UU Ketenagakerjaan
Billing Rate
Perekonomian Pertumbuhan Ekonomi
Ketersediaan Proyek dari Pemerintah
Sosial Budaya Profesionalisme / Etos Kerja
Birokrasi
Nepotisme
Teknologi Pekembangan Teknologi
Sistem Elektronik (e-proc)
LPSE
Persaingan Negosiasi
Klasifikasi Perusahaan
Pengalaman Perusahaan
Faktor-faktor
Lingkungan
Faktor-faktor
Lingkungan
Internal
Promosi Metode Promosi
Interaksi dengan Owner
Keuangan Financial Plan
Neraca Perusahaan
Operasional Manajemen Operasional
Pembuatan Laporan
Teknologi Tenaga Ahli dan Karyawan
Dedikasi
Insentif
Sumber: Data diolah (2014).
Metode Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dan pengisian kuesioner. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2013.
Untuk wawancara dilakukan langsung kepada narasumber atau responden dengan
menanyakan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti,
sedangkan kuesioner adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada sebuah
lembaran kertas atau diktat yang telah dipersiapakan sebelumnya oleh penulis.
Populasi dan Sampel. Sampel diperoleh dari responden atau nara sumber yang diminta
opini atau pendapatnya dengan lisan melalui wawancara serta dengan tulisan melalui
pengisian kuesioner.
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
141
Responden yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang beraktifitas pada perusahaan
yang dimaksud serta masuk ke dalam struktur organisasi perusahaan.
Teknik Analisis Data
Tabel 6. Tahapan dan Strategy Tools Penelitian
No Tahapan Strategy Tools
1 Tahap Masukan
(The Input Stage)
Matriks EFE (External Factor Evaluation), Matriks IFE
(Internal Factor Evaluation), & Matriks CP (Competitive
Profile)
2. Tahap Pencocokan
(The Matching Stage)
Matriks TOWS (Threats-Opportunities-Weaknesses-
Strengths), Matriks SPACE (Strategic Position and Action
Evaluation), Matriks BCG (Boston Consulting Group),
Matriks IE (Internal-External), & Matriks GS (Grand
Strategy)
3. Tahap Keputusan
(The Decision Stage)
Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)
Sumber: Konsep Fred R. David (2013).
HASIL DAN PEMBAHASAN Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Tabel 7. Matriks EFE
Point Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunities)
a. Dengan adanya Billing Rate pendapatan terjamin sesuai
dengan tingkat kemampuan Tenaga Ahli
0,07 3 0,22
b. Pembangunan di berbagai sektor bergerak naik dan
beberapa sektor tersebut memerlukan keterlibatan
Konsultan
0,11 2 0,21
c. Dengan profesionalisme yang baik maka akan
meningkatkan etos kerja
0,11 3 0,32
d. Dengan adanya Program MP3EI maka semakin banyak
tersedianya Proyek dari Pemerintah
0,14 3 0,42
e. Dengan adanya Grade Konsultan merupakan peluang bisnis
untuk memperoleh proyek melalui tender
0,07 3 0,22
Ancaman (Threats)
a. Tenaga Ahli Perusahaan belum menjadi Anggota LPJK 0,07 2 0,13
b. Birokrasi Sulit dan Tidak Transparan 0,10 3 0,30
c. Untuk mendapatkan suatu proyek biasanya memberikan
persentase dari nilai proyek
0,10
2 0,20
d. Nepotisme dapat mempengaruhi perolehan pekerjaan
(proyek)
0,13 3 0,40
e. Persaingan untuk mendapatkan suatu proyek dengan
penawaran biaya terendah
0,11 2 0,22
Total 1,00 2,65
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
142
Jumlah Total Matriks EFE = (2,65), yang artinya adalah Perusahaan kurang merespon
terhadap Peluang dan Ancaman.
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Tabel 8. Matriks IFE
Point Faktor Kunci Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strengths)
a. Terdaftar dalam shortlist rekanan kerja 0,14 3 0,42
b. Interaksi dengan owner secara
berkesinambungan
0,22 3 0,67
c. Dedikasi karyawan yang cukup baik 0,08 3 0,25
d. Memiliki SDM yang handal dibidang LPSE (e-
procurement) untuk meperoleh pekerjaan
0,06 2 0,11
Kelemahan (Weaknesses)
a. Metode promosi belum baik 0,05 2 0,10
b. Perencanaan business plan kurang optimal 0,12 2 0,23
c. Neraca perusahaan tidak berimbang 0,10 1 0,10
d. Operasional belum berdasarkan business plan 0,12 2 0,23
e. Belum didukung oleh Tenaga Ahli yang cukup 0,12 2 0,23
Total 1,00 2,35
Sumber: Hasil Penelitian dan Diolah (2014).
Jumlah Total Matriks IFE = 2,35; yang artinya bahwa Perusahaan menunjukkan posisi
internal yang lemah.
Matriks CP. Matriks CP (Competitive Profile) membandingkan perusahaan dengan para
pesaing dengan cara membandingkan Faktor-faktor Kunci sukses (Critical Success
Factors), seperti pada tabel berikut:
Tabel 9. Matriks Competitive Profile
Point PT
XYZ
PT
DA
PT. TP
Critical Success Factor Wht Rt WR Rt WR Rt WR
a. Market Share 0.03 2 0.07 2 0.07 3 0.10
b. Kinerja Keuangan 0.23 2 0.47 2 0.47 2 0.47
c. Grade Perusahaan 0.10 2 0.20 2 0.20 2 0.20
d. Dukungan Tenaga Ahli 0.33 2 0.67 2 0.67 2 0.67
e. Kualitas Jasa Konstruksi 0.30 2 0.60 3 0.90 2 0.60
Total Weighted Score 1.00 2.00 2.30 2.03
Sumber: Hasil Penelitian diolah (2014).
Dari Analisis Persaingan dengan Matriks CP diketahui bahwa: (a).PT DA memiliki
Kualitas Jasa Konsultansi yang baik dibandingkan dengan PT XYZ. (b).PT TP memiliki
Market Share yang kuat dibandingkan dengan PT XYZ
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
143
Berarti bahwa Perusahaan (PT XYZ) memiliki Kualitas Jasa Konsultansi dan Market
Share yang lemah.
Matriks TOWS. Matriks TOWS (Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths) adalah
alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana Peluang dan Ancaman yg dihadapi perusahaan
yang disesuaikan dengan Kekuatan dan Kelemahan perusahaan.
Tabel 10. Matriks TOWS(Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths)
Strength (S) / Kekuatan
1. Terdaftar dalam shortlist
rekanan kerja
2. Interaksi dengan owner
secara berkesinambungan
3. Dedikasi karyawan yang
cukup baik
4. Memiliki SDM yang
handal di bidang LPSE (e-
procurement) untuk
memperoleh pekerjaan
secara elektronik
Weaknesses (W)/ Kelemahan
1. Metode Promosi belum
baik
2. Perencanaan Business Plan
kurang optimal
3. Neraca Perusahaan tidak
berimbang
4. Operasional belum
berdasarkan Bisnis Plan
5. Belum didukung oleh
Tenaga Ahli yang cukup
Opportunities (O) / Peluang
1. Dengan adanya Billing Rate
pendapatan terjamin sesuai
dengan tingkat kemampuan
Tenaga Ahli
2. Pembangunan diberbagai
sektor bergerak naik dan
beberapa sektor tersebut
memerlukan keterlibatan
konsultan
3. Dengan profesionalisme
yang baik maka akan
meningkatkan etos kerja
4. Dengan adanya Program
MP3EI maka semakin banyak
tersedianya proyek-proyek dari
Pemerintah
5. Dengan adanya grade
konsultan merupakan peluang
bisnis untuk memperoleh
proyek melalui tender
Strategi SO
1. Dengan interaksi terhadap
owner secara
berkesinambungan
diharapkan dapat
memperoleh paket pekerjaan
(proyek) yang lebih baik
(S2,O4)
Strategi WO
1. Dengan tersedianya
proyek-proyek dari
Pemerintah diharapkan
perencanaan business plan
akan optimal
(W2, O4)
2. Dengan tersedianya
proyek-proyek dari
Pemerintah diharapkan akan
memiliki Tenaga Ahli yang
cukup
(W5,O4)
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
144
Threats (T) / Ancaman
1. Tenaga Ahli Perusahaan
belum menjadi Anggota LPJK
2. Birokrasi sulit dan tidak
transparan
3. Untuk mendapatkan suatu
proyek biasanya memberikan
persentase dari nilai proyek
4. Nepotisme dapat
mempengaruhi perolehan
pekerjaan (proyek)
5. Persaingan untuk
mendapatkan suatu proyek
dengan penawaran biaya
terendah
Strategi ST
1. Dengan interaksi yang
berkesinambungan dengan
owner maka diharapkan
nepotisme dapat dihindari
(S2, T4)
Strategi WT
1. Agar perencanaan business
plan bisa optimal maka
sebaiknya menghindari
nepotisme
(W2, T4)
2. Agar operasional bisnis
plan bisa optimal maka
sebaiknya menghindari
nepotisme
(W4, T4)
Sumber: Hasil Penelitian diolah (2014).
Matriks SPACE. Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)digunakan
untuk memetakan kondisi perusahaan dengan model yang dipresentasikan menggunakan
diagram cartesius yang terdiri atas empat kuadran dengan skala kuadran yang sama.
Gambar 2. Koordinat Matriks SPACE(Strategic Position and Action Evaluation).
Sumber: Hasil Penelitian diolah (2014).
Dari analisis Matriks SPACE, bahwa arah vektor ( -1 ; -1,25 ) terletak pada kiri bawah
atau Kuadran Defensif dari Matriks SPACE, yang mengindikasikan bahwa Perusahaan
bermasalah secara finansial di dalam bisnis yang tidak stabil, dimana sebaiknya
Perusahaan melakuan strategi: Penciutan, Divestasi atau Likuidasi.
Matriks IE. Matriks IE (Internal-External) matriks yang menggunakan parameter
Kekuatan Internal perusahaan dan Pengaruh Eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan
model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail.
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
145
Gambar 3. Koordinat Matriks IE (Internal-External)
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Dari analisis Matriks IE, bahwa perusahaan berada pada koordinat (2,35 ; 2,65) di
Kuadran V, yaitu: Jaga dan Pertahankan (Hold and Maintain), dimana sebaiknya
Perusahaan melakukan strategi alternatif yaitu: Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk
(Pengembangan Jasa Konsultansi).
Matriks BCG. Matriks BCG (Boston Consulting Group) adalah Perangkat analitis
perumusan strategi yang secara grafis menggambarkan Posisi Pangsa Pasar Relatif
(Relative Market Share) pada Sumbu X dan Tingkat Pertumbuhan Industri (Industry
Growth Rate) pada Sumbu Y.
Gambar 4. Koordinat Matriks BCG (Boston Consulting Group)
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
146
Dari analisis Matriks BCG, bahwa Perusahaan berada pada koordinat (14 ; 43) di Kuadran
IV (Dogs), berarti bahwa perusahaan memiliki posisi internal dan eksternal perusahaan
yang lemah, sehingga sebaiknya melakukan strategi alternatif, dimana terdapat beberapa
strategi alternatif, yaitu: Penciutan, Diversifikasi, atau Likuidasi. Namun menurut David,
bila perusahaan berada pada posisi ini, strategi yang terbaik untuk dijalankan adalah
Penciutan (Retrenchment).
Matriks GS. Matriks GS (Grand Strategy) adalah Perangkat analitis perumusan strategi
yang merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan pada salah satu
dari 4 (empat) Kuadran Matriks Grand strategy. Dari analisis Matriks GS, bahwa
perusahaan berada pada koordinat (2 ; -10) di Kuadran IV, berarti bahwa perusahaan
memiliki tingkat arus kas yang tinggi dan kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas.
Pada kasus ini strategi yang terbaik adalah Usaha Patungan (Joint Venture).
Gambar 5. Koordinat Matriks GS (Grand Strategy)
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Matriks QSP. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) adalah Perangkat analitis
perumusan strategi yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan Faktor-faktor Kunci Sukses(Key Success
Factors) baik faktor Eksternal dan faktor Internal yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Pada tahapan Decision Stage atau Matriks QSP untuk alternatif strateginya menggunakan
Strategi Generik David (Tabel III.1), yaitu: Strategi Bertahan (Defensive Strategy),
Diversifikasi (Diversification Strategy), dan Intensif (Intensive Strategy).
Dari analisis Matriks QSP, bahwa terdapat 3 (tiga) strategi alternatif, yaitu: Strategi
Bertahan, Strategi Diversifikasi, dan Strategi Intensif. Dari ketiga strategi alternatif
tersebut yang memiliki skor tertinggi adalah Strategi Bertahan dengan nilai Total
Attractive Score (TAS) = (6,161).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
147
Tabel 11. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
148
Rekapitulasi dari Strategy Tools
Tabel 12. Resume Rencana Strategis
No. Strategy Tools Rencana Strategis
1 Matriks TOWS a. Penetrasi Pasar: Dengan memanfaatkan pangsa pasar (market
share) yang ada untuk mendapatkan proyek-proyek yang
nilainya lebih tinggi
b. Pengembangan Jasa Konsultan: Dengan melakukan
perencanaan ulang Business Plan terkait dengan proyek-proyek
yang akan diperoleh
2 Matriks IE
3 Matriks SPACE - Retrenchment
4 Matriks BCG - Retrenchment
5 Matriks GS - Joint Venture
6 Matriks QSP - Joint Venture
- Retrenchment
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Faktor-faktor Penyebab Menurunnya Kemampuan Perusahaan. Dari analisis data
sebelumnya yang menjadi faktor penyebab menurunnya kemampuan perusahaan dalam
memperoleh paket-paket pekerjaan (proyek-proyek), adalah sebagai berikut: (a). Business
Plan tidak optimal. (b). Kebutuhan jumlah Tenaga Ahli tidak sesuai atau relevan. (c).
Financial Plan bermasalah sehingga Cash Flow menjadi tinggi.
Strategi Operasional Bisnis Konsultan. Dari hasil analisis data sebelumnya, maka
Strategi Operasional Bisnis Perusahaan untuk meraih paket-paket pekerjaan (proyek-
proyek) yang lebih baik, adalah sebagai berikut:
Tabel 13. Strategi Operasional Konsultan
No Strategi Operasional Bisnis Konsultan Person in Charge
1 Penetrasi Pasar Direktur Bisnis
2 Pengembangan Jasa Konsultansi
a. Perencanaan Ulang Business Plan Sumber
Daya Manusia
b. Perencanaan Ulang Business Plan Keuangan
c. Pelaksanaan Pelatihan Karyawan
d. Penyusunan Rencana Keuangan Efektif
e. Pembuatan Kontrak Kerja kepada Tenaga
Ahli
f. Menaikkan Level Perusahaan
Direktur Pengembangan Bisnis
(Point a & b)
Corporate Secretary (Point c)
Direktur Keuangan (Point d)
Corporate Legal (Point e & f)
3 Strategi Penciutan Biaya
a. Pengetatan terhadap biaya-biaya Operasional
b. Penghematan dengan Skala Prioritas
Direktur Keuangan & Direktur
Operasional (Point a & b)
4 Strategi Usaha Patungan
a. Kerja Sama Operasional
b. Joint Venture
Direktur Operasional (Point a &
b)
Sumber: Hasil Penelitian Diolah (2014).
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
149
Kelebihan dan Kekurangan Penelitian. Kelebihan dari Penelitian ini adalah sebagai
berikut: (a). Menerapkan konsep formulasi strategi Fred R. David yang terdiri dari tiga
tahapan, yaitu: The input Stage, The Matching Stage, dan The Decision Stage. (b).
Memiliki variabel yang terstruktur secara hirarki sebagai sumber data yang terdiri dari:
Variabel, Sub-Variabel, Dimensi, dan Indikator.(c). Menggunakan teknik pengumpulan
data dengan pengisian kuesioner dan wawancara.
Kekurangan dari Penelitian ini adalah: (a). Kemungkinan kecil masih terdapat
kesalahan dalam pengambilan keputusan intuitif-emosional dalam pengisian kuesioner
untuk penentuan Attractive Score (AS) pada Matriks QSP (Quantitative Strategic
Planning). (b). Tidak menggunakan teknik pengumpulan data dengan Focus Group
Discussion.
PENUTUP
Kesimpulan. Faktor-faktor penyebab menurunnya kemampuan perusahaan dalam
memperoleh paket-paket pekerjaan (proyek-proyek), adalah: (a). Business Plan tidak
optimal, karena belum terlaksana dengan baik seperti dalam perencanaan sumber daya
manusia untuk kebutuhan proyek dan perencanaan keuangan dalam pelaksanaan proyek.
(b). Kebutuhan Tenaga Ahli yang tidak sesuai atau relevan, karena tenaga ahli tidak
direncanakan secara cermat dan tidak adanya ikatan kontrak yang jelas, sehingga sangat
mempengaruhi dedikasinya kepada perusahaan. (c). Pengelolaan keuangan yang tidak
terlaksana dengan baik, sehingga berakibat neraca perusahaan tidak berimbang dan
menyebabkan arus kas tidak terkendali.
Strategi Operasional Bisnis Konsultan yang dijalankan untuk meraih peluang yang lebih
baik guna memperoleh paket-paket pekerjaan, adalah: (a). Penetrasi Pasar, yaitu dengan
pemanfaatan pangsa pasar yang sudah ada.(b). Pengembangan Jasa konsultasi, yaitu
dengan melakukan peningkatan kualitas Jasa Konsultansi. (c). Penciutan Biaya
(Retrenchment), yaitu melakukan pengetatan terhadap biaya-biaya operasional secara
komprehensif sehingga penggunaan anggaran dapat menjadi efektif dan efesien. (d).
Penggabungan Usaha (Joint Venture), yaitu melakukan konsorsium bersama perusahaan
lain yang sejenis dengan maksud untuk memperkuat tenaga ahli, aset perusahaan, dan
dana untuk pelaksanaan suatu proyek.
Saran. Untuk Perusahaan: (a). Membentuk tim marketing yang lebih solid untuk
melakukan promosi perusahaan kepada si pemberi kerja (owner). (b). Menyusun
perencanaan keuangan yang jelas, yaitu: (1) Pengeluaran Jangka Pendek (short
term/operating expenditures), (2) Pengeluaran Jangka Panjang (long term/capital
expenditures), (3) Sumber Dana Jangka Pendek, dan (4) Sumber Dana Jangka Panjang.
(c). Menambah atau memperbaharui fasilitas-fasilitas yang sangat mendukung operasional
perusahaan, seperti: Komputer, Printer atau mesin Fotocopy. (d). Memberikan insentif
atau bonus kepada karyawan yang berprestasi.
Untuk Penelitian lebih lanjut, selain penggunaan Matriks QSP (Quantitative Stratgic
Planning) dapat juga ditambahan dengan menggunakan Model MAUT (Multi Attribute
Utility Theory) yang memperhitungkan 4 (empat) prioritas, yaitu: infrastruktur, waktu,
biaya, dan opini pengusaha.
Winardi 135 - 150 Jurnal MIX, Volume IV, No. 2, Juni 2014
150
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi
VI, PT Rineka Cipta.
Daniel, L.A. (2013). Rencana Strategis PT XYZ dalam Perspektif Kebijakan Feed in
Tariff Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, Tesis, Program Pasca Sarjana
Universitas Mercu Buana.
David, F.R. (2009). Konsep Manajemen Strategis, Edisi ke-12, Penerbit Salemba Empat
Jakarta.
David EM, David Forest R, and David Fred R. (2009). The Quantitative Strategic
Planning Matrix (QSPM) Applied to a Retail Computer Store.
http://strategyclub.com/CBJ%20Article.pdf. (Diunduh tanggal 15 Maret 2014).
Djatnika, Erwin. (2009). Perencanaan Strategi PT. Elnusa (Tahun 2010-2012), Tesis,
Program Pasca Sarjana Universitas Mercu Buana.
Kelly, P.K. (1999). Teknik Pembuatan Keputusan Dalam Tim, PT Pustaka Binaman
Presindo.
Pehiadang, Rissard. (1997). Konsultan Indonesia Dalam Perspektif, PT Gramedia Pustaka
Utama.
Pengadaan Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya. 2010. Penerbit Rineka Cipta Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 dan Nomor 70 Tahun
2012. Penerbit Citra Utama Media Jakarta.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II/2012 Capai 6,4%. 06 Agustus 2012.
http://www.bisnis.com/articles/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-kuartal-ii-slash-
2012-capai-6-4-percent. (Diunduh tanggal 20 Oktober 2012).
Pertumbuhan Sektor Konstruksi hingga 2025 diprediksi 10%-15%. 02 November 2011.
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/18774/Pertumbuhan-Sektor-Konstruksi-
hingga-2025-Diprediksi-10-15. (Diunduh tanggal 16 Oktober 2012)
Purwanto, Iwan. (2008). Manajemen Strategis, CV Yrama Widya Bandung.
Puspitasari NB, Rumita R, dan Pratama GY, (2013). Pemilihan Strategi Bisnis dengan
Menggunakan QSPM dan Model MAUT pada Studi Kasus di Sentra Industri Gerabah
Kasongan,Bantul,Yogyakarta.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/view/5
385. (Diunduh tanggal 16 Maret 2014).
Shojaee MR, Taheri NS, and Mighani. (2010). Strategic Planning for a Food Industry
Equipment Manufacturing Factory, Using SWOT Analyis, QSPM, and MAUT Model.
http://www.ipublishing.co.in/ajmrvol1no1/EIJMRS1059.pdf. (Diunduh tanggal 16
Maret 2014).
Torlak NG and Sanal M. (2007). David’s Strategy Formulation Framework in Action: The
Example of Turkish Airlines on Domestic Air Transportation.
http://www.iticu.edu.tr/uploads/kutuphane/dergi/f12/M00201.pdf. (Diunduh tanggal
16 Maret 2014).
Umar, Husein. (2001). Strategy Management in Action, PT. Gramedia Pustaka Utama.