Wejangan Bhagavan Baba Tentang Bhajan

10
WEJANGAN BHAGAVAN BABA TENTANG BHAJAN “Lantunkan kemuliaan dan kebesaran Tuhan dengan suara yang lantang dan penuhilah suasana di sekitarmu dengan pemujaan kepada Tuhan… inilah alasan mengapa Aku bertekad dalam kelompok bhajan untuk melantunkan nama-nama Tuhan. Sabda Sathya Sai VI, halaman 239 “Bhajan adalah sebuah proses menyanyi yang muncul dari kedalaman relung hati, bukan dari bibir atau lidah. Ini merupakan ungkapan kebahagiaan yang menggetarkan hati

description

Kumpulan wejangan Bhagavan Baba tentang makna dan juga keampuhan dari Bhajan (kidung suci) dalam pelaksanaan kegiatan spiritual.

Transcript of Wejangan Bhagavan Baba Tentang Bhajan

WEJANGAN BHAGAVAN BABA TENTANG BHAJAN

“Lantunkan kemuliaan dan kebesaran Tuhan dengan suara yang lantang dan penuhilah

suasana di sekitarmu dengan pemujaan kepada Tuhan… inilah alasan mengapa Aku

bertekad dalam kelompok bhajan untuk melantunkan nama-nama Tuhan.

Sabda Sathya Sai VI, halaman 239

“Bhajan adalah sebuah proses menyanyi yang muncul dari kedalaman relung hati, bukan

dari bibir atau lidah. Ini merupakan ungkapan kebahagiaan yang menggetarkan hati

yang muncul dari hati ketika keagungan Tuhan diingat. Ini merupakan perwujudan yang

bersifat spontan dari kebahagiaan dari dalam diri. Tidak ada ruang dan kesempatan

untuk memperhatikan pujian dan kesalahan yang mungkin diberikan oleh yang lainnya.

Bhajan tidak bertujuan untuk mencari kekaguman atau penghargaan dari yang

mendengarkan.”

Sabda Sathya Sai X, halaman 84

“Bhajan adalah salah satu bentuk proses bagi kalian untuk dapat melatih pikiran untuk

berkembang dalam nilai-nilai keabadian. Ajarkan pikiran untuk bersuka ria dalam

kemuliaan dan kebesaran dari Tuhan; hentikan gerak pikiran dari daya tarik kenikmatan.

Melantunkan lagu bhajan menarik hatimu untuk memiliki sebuah keinginan dalam

mengalami kebenaran, menyaksikan keindahan yang merupakan Tuhan itu sendiri,

merasakan kebahagiaan yang merupakan bentuk dari jati diri. Kegiatan ini mendorong

manusia untuk menyelam ke dalam dirinya sendiri dan menjadi dirinya sendiri yang

sejati.”

Sabda Sathya Sai VII, halaman 497-498

“Bhajan (melantunkan lagu-lagu kebhaktian) adalah latihan spiritual (sadhana) bagi

semua orang yang bersama-sama ada di dalamnya.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Ingatlah bahwa setiap lagu yang dilantunkan untuk memuliakan keagungan Tuhan

adalah seperti sebuah pedang yang memotong tali kemalasan. Ini merupakan salah satu

bentuk pelayanan sosial yang baik untuk mengingatkan kembali semuanya tentang

kewajiban yang harus mereka miliki kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang tetap selalu

melindungi mereka.”

Holy Man dan Psychiatrist, halaman 134

“Orang-orang berkata bahwa ketika kalian pergi menemui Sai Baba, bahwa tidak ada

apapun disana kecuali lagu-lagu bhajan. Sadarilah bahwa tidak ada yang lebih hebat

daripada bhajan. Lihatlah kebahagiaan yang ada di dalam bhajan! Lihatlah juga wujud

dari kesatuan yang diperagakan ketika beribu-ribu suara bergabung menjadi satu dalam

melantunkan nama-nama Tuhan! Rasakanlah getaran yang berasal dari mereka yang

bisa membuat hati kita menjadi bergetar dan bersemangat. Jika kalian bernyanyi

sendirian di tempat suci, maka getaran itu kembali ke dirimu hanya sebagai sebuah

reaksi. Namun dalam bhajan dengan banyak orang, apa yang kalian dapatkan bukanlah

reaksi namun sebuah gelombang getaran. Gelombang getaran ini akan masuk ke dalam

atmosphere dan menyucikan kembali udara yang telah tercemar. Atmospher saat

sekarang telah dicemarkan dengan timbulnya ide-ide dan perasaan yang buruk. Ketika

kalian menyanyikan kemuliaan Tuhan, maka kuman-kuman penyakit yang tersebar di

udara akan dihancurkan dan udara mendapatkan penyucian oleh perawatan antibiotik

dari bhajan.”

“Ketika semua peserta dalam bhajan bernyanyi dalam kekompakan, betapa sucinya

getaran yang ditimbulkan dan betapa besarnya energi Tuhan yang dilepaskan! Ketika

getaran-getaran suci ini memenuhi dunia, perubahan apapun dapat terjadi di dunia!

Ketika seseorang melantunkan lagu bhajan hanya seorang diri, hati melebur ke dalam

lagu. Namun ketika banyak orang yang menyanyikan lagu bhajan, hal ini akan mampu

mendapatkan kekuatan Tuhan.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Bagi mereka yang menyanyikan lagu-lagu bhajan mendapatkan apa yang disebut

dengan “promosi ganda”, karena mereka mendapatkan kebahagiaan dan sekaligus

menyebarkannya.”

Sabda Sathya Sai X, halaman 101

”Tuhan hadir di setiap tempat. Beliau adalah penghuni di setiap hati sanubari dan semua

nama adalah nama Beliau. Jadi kalian bisa memanggil-Nya dengan berbagai nama yang

bisa memberikanmu kebahagiaan. Kalian seharusnya tidak bertengkar tentang nama

dan bentuk yang lain, tidak juga menjadi seorang yang fanatik, buta akan kebesaran

mereka. Ketika kalian harus melantunkan lagu bhajan, seraplah arti dari lagu itu dan

juga pesan dari setiap nama Tuhan yang dilantunkan dan gerakkanlah rasa manis dari

nama Tuhan diatas lidahmu.”

Holy man dan Psychiatrist, halaman 134

“Beberapa orang menanyakan tentang kesopanan dengan memanggil Tuhan dengan

menggunakan begitu banyak nama. Namun setiap nama menandai satu aspek dari

Tuhan. Ini menunjukkan satu bagian dari kepribadian Tuhan. Setiap nama hanyalah

sebuah segi, sebuah bagian, sebuah cahaya dari yang maha tinggi. Disiplin spiritual

terkandung dalam menyadari dan menjadi sadar akan yang Satu (Tuhan) yang

mendukung dan memelihara semuanya. Itu adalah permata kebijaksanaan yang sangat

bernilai yang seseorang harus amankan dan hargai.”

Sabda Sathya Sai X, halaman 87

“Pawai arak-arakan menuju ke kuburan dimulai segera pada saat kelahiran dan detak

dari jantung adalah dentuman gendang untuk mengiringi arak-arakan menuju ke tempat

itu. Beberapa mengambil jalan yang panjang, beberapa mengambil jalan yang cepat,

tapi semuanya sedang dalam perjalanan menuju ke sana. Maka dari itu, melantunkan

lagu bhajan harus dimulai dari masa anak-anak dan harus tetap dilanjutkan. Bhajan

harus menjadi sebagai sahabat, pelipur lara dan kekuatan bagi manusia. Jangan

menunggu hal ini sampai kita menapaki usia senja, karena bhajan adalah makanan yang

sangat mendasar bagi pikiran.”

Sabda Sathya Sai I, halaman 123

“Bhajan harus menjadi aliran arus kebahagiaan yang tidak terputus di lidah dan di dalam

hatimu; bhajan akan memberkatimu dengan kesadaran tentang soham yaitu kesatuan

antara Aku dan Dia yang tidak terputuskan.”

“Lidah adalah seperti tonggak, bhajan adalah talinya; dengan tali itu, kalian bisa

membawa Tuhan yang maha kuasa dekat denganmu dan mengikat-Nya sehingga

rahmat dan berkat-Nya dapat menjadi milikmu.”

Sabda Sathya Sai VII, halaman 52

“Keinginan dan kemarahan adalah dua musuh. Bhajan adalah sebuah proses disiplin

yang teratur yang dapat menyingkirkan kedua musuh tadi.”

Sabda Sathya Sai X, halaman 100

“Ambillah contoh ada sebuah pohon. Ada begitu banyak burung diatas pohon itu.

Burung-burung tadi membuat tempat dan pohon itu menjadi kotor. Lantas, bagaimana

caranya menyingkirkan burung-burung itu? Kalian harus menepuk tangan dengan keras.

Hal yang sama, di dalam pohon kehidupan ini, disana ada banyak burung keinginan,

sehingga hati menjadi kotor. Dalam upaya untuk membersihkannya, lakukanlah bhajan.

Wejangan di Kodaikanal, 12 April 1996

“Pikirkanlah tentang bhajan sebagai bagian dari latihan spiritual yang dilakukan secara

serius untuk mengurangi keterikatan terhadap objek-objek yang cepat berlalu,

menguatkan dirimu, membebaskan dirimu dari siklus kelahiran dan kematian dan juga

dari akibat-akibat yang akan menyengsarakan. Bhajan mungkin kelihatan seperti sebuah

penyembuhan yang sepele untuk penyakit yang begitu mengerikan. Meskipun demikian,

bhajan adalah obat yang sangat mujarab.”

Holy man dan Psychiatrist, halaman 132

“Di jaman sibuk yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan, mengingat Tuhan dan

mengucapkan secara berulang kali nama-Nya adalah salah satu sarana untuk meraih

kebebasan yang dapat diterima oleh semuanya.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Biarkan seluruh hidupmu menjadi nyanyian spiritual. Percayalah bahwa Tuhan ada

dimana-mana sepanjang waktu, dan dapatkanlah kekuatan, kesenangan dan

kebahagiaan dengan melantunkan keagungan-Nya dalam kehadiran-Nya.”

Sabda Sathya Sai X, halaman 94

DALAM MELAKSANAKAN BHAJAN

“Lakukanlah bhajan sesering mungkin atau setidaknya sekali dalam satu minggu.

Laksanakan bhajan di tempat yang semua orang dapat datang dan mudah

menjangkaunya.”

Holy man dan Psychiatrist, halaman 132

“Lagu kebhaktian apapun, dengan bahasa apapun dapat dinyanyikan asalkan semua

peserta dapat mengikutinya.”

Sai Bhajana Mala, halaman 29

“Nyanyikanlah lagu bhajan yang sudah lumrah diketahui, sehingga semua orang dapat

berbagai dalam anand (kebahagiaan).”

Sai Bhajana Mala, halaman 29

“Ketika kalian melantunkan lagu bhajan, resapilah makna dari lagu yang dinyanyikan dan

pesan dari setiap nama dan wujud Tuhan.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Kalian tidak bisa memaksakan bahwa dalam bhajan hanya lagu Sathya Sai saja yang

harus dinyanyikan! Kefanatikan yang seperti itu Aku sangat mengutuk dan tidak

menyukainya. Kalian memperlihatkan kebodohan kalian tentang kebenaran ketika kalian

hanya terikat pada satu nama dan menghindari yang lainnya.”

Sabda Sathya Sai VIII, halaman 75

“Bhajan harus dapat menjadi pengalaman yang menggetarkan hati, yang harus dapat

meninggalkan semua energi suci bagi para peserta dan meningkatkan semangat

mereka.”

Sai Bhajana Mala, halaman 29.

“Bhajan harus menyebarkan pikiran dan kehendak yang baik, kasih, kegembiraan yang

luar biasa; bhajan juga harus membersihkan udara yang telah tercemar; selain itu

bhajan juga harus mengundang semua untuk berbagi kebahagiaan dan kedamaian.

Nagarsankirtan (berkumpul untuk menyanyikan bhajan) harus memancarkan bhakti dan

kasih. Ananda yang Aku dapatkan dari bhajan tidak Aku dapatkan dari yang lainnya.

Itulah alasannya mengapa Aku menekankan hal ini. Isi dan penuhilah setiap moment

dengan energi, semangat dan usaha.”

Sabda Sathya Sai VIII, halaman 47-48

“Beberapa orang yang menghadiri bhajan tidak mengerakkan bibir mereka sama sekali.

Mereka mungkin berkata bahwa mereka melantunkan lagu bhajan di dalam hati. Ini

adalah tidak benar… kalian harus melantunkan nama Tuhan dengan keras, nada yang

tinggi, sejauh suara dapat meraihnya. Hanya dengan demikian Tuhan akan memberikan

respon dalam takaran yang penuh dan mencurahkan rahmat-Nya. Tidak ada seorangpun

yang akan memberikan bantuan ketika seseorang hanyut dan tenggelam jika dia

berteriak minta tolong dengan lemah.”

Wejangan Bhagavan, 35 April 1992, halaman 70

“Bersama-sama antara melodi dan irama, kalian harus memasukkan perasaan kalian ke

dalam lagu untuk membuat bhajan menjadi sebuah persembahan yang suci kepada

Tuhan. Sebuah nada tanpa adanya perasaan adalah penderitaan. Lupakanlah

kesombongan dan rasa suka pamer, kalian harus melantunkan lagu bhajan dalam

semangat kerendahan hati dan rasa bhakti. Ini adalah cara yang benar dalam melakukan

bhajan.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Bhajan harus menjadi pengalaman yang dapat dirasakan. Jangan menyanyi dengan satu

perhatian pada akibat lagu bagi para pendengar dan lagi satu akibat yang ditimbulkan

bagi Tuhan.”

Sabda Sathya Sai VIII, halaman 60

“Bhajan harus dinyanyikan dan dipersembahkan kepada Tuhan dalam sikap penuh

kerendahan hati; bhajan tidak dilakukan untuk latihan dalam upaya memamerkan bakat

atau bersaing untuk menguasai kemampuan bermain music. Bhajan dilakukan untuk

menyenangkan Tuhan, bukan untuk para penggemar.”

Sabda Sathya Sai IX, halaman 177

“Bhajan seharusnya dinyanyikan dengan benar-benar lupa akan tubuh. Kegairahan dan

semangat bhakti adalah lebih penting daripada kemampuan bermain musik.”

Wejangan Bhagavan, Juni 1996

“Berikanlah perhatian pada nada, arti, keseragaman, suara, raga (irama), tala (tempo)

dan point lain yang membuat bhajan itu menjadi semakin bagus.”

Sai Bhajana Mala, halaman 30

“Biarkanlah hatimu sangat berhasrat kepada Tuhan, kemudian raga (irama) dan tala

(tempo) akan secara otomatis menjadi menyenangkan dan benar.”

Sabda Sathya Sai VII, halaman 60

“Jangan memonopoli waktu dalam bhajan dengan menyanyikan satu lagu dengan waktu

enam atau sepuluh menit, sering mengulang baris yang sama. Ulangi setiap baris dua

kali dan tidak lebih. Milikilah hanya dua kecepatan dalam bhajan; pertama lambat dan

yang kedua cepat. Dengan cara seperti ini kalian dapat memiliki satu jam bhajan dengan

lebih banyak lagu dengan lebih banyak bentuk, lebih banyak nada dan banyak variasi,

member banyak kesempatan bagi yang lainnya.”

Sabda Sathya Sai VII, halaman 438

“Ijinkan mereka yang memiliki suara yang bagus dan kemampuan musik yang baik untuk

memimpin bhajan; Keertan (melantunkan nama Tuhan) haruslah menyenangkan dan

tidak membuat telingan menjadi terkejut dan bising. Jika suara kalian keluar dari tempo

dan tidak masuk ke dalam nada, jangan merusak melodi , namun ulangilah namavali

(lagu yang mengulang nama-nama Tuhan) dalam pikiranmu.”

Sabda Sathya Sai VII, halamn 177-178

“Jika suara kalian tidak menyenangkan atau indah, tenanglah dan diam; ini adalah

pelayanan yang terbaik yang dapat kalian lakukan.”

Sai Bhajana Mala, halaman 31

“Jangan menimbulkan perasaan tidak senang atau ketidakharmonisan dengan memaksa

untuk menyanyikan lagu bhajan karena kalian adalah petugas kantor.”

Sai Bhajana Mala, halaman 31

“Setelah bhajan harus ada meditasi selama lima atau sepuluh menit.”

Sai Bhajana Mala, halaman 31

“Orang-orang yang kembali dari bhajan harus membawa perasaan hati yang gembira,

senang dan luhur yang diciptakan oleh suasana dalam bhajan. Maka dari itu, setelah

bhajan orang-orang seharusnya bubar secara tenang, menjaga keheningan. Kemudian

kebahagiaan dan kedamaian yangdiperoleh dari bhajan akan melekat dan tinggal di

dalam hatimu.”

Sai Bhajana Mala, halaman 31

“Lakukanlah bhajan sesederhana mungkin tanpa adanya kecendrungan untuk

berkompetisi atau pamer; kurangi pengeluaran bhajan sampai batas minimum, karena

Tuhan hanya melihat pada kerinduanmu di dalam diri dan bukan jeratan yang ada di

luar. Bahkan pengeluaran yang kecil sekalipun yang tidak bisa dihindarkan harus dibagi

dengan tenang, secara spontan….dan bukan dengan sarana tagihan, pendaftaran atau

daftar sumbangan.”

Sabda Sathya Sai VI, halaman 220