Week 6 perubahan struktur perekonomian yusinadia sekar sari 11140023 5 v-ma
Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
-
Upload
yusinadia-sekar-sari -
Category
Education
-
view
34 -
download
1
Transcript of Week 7 - kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yusinadia sekar sari 11140023
Kemiskinan &
KesenjanganPerekonomian Indonesia
Presented by :Yusinadia Sekar Sari
11140023
Sumber: BPS, 2013 (dalam Juta)
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia
Posisi dan Forchasting Perkembangan Penduduk Miskin di dunia
Persentase Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin daerah di Indonesia
Sumber: BPS, 2013 (dalam %)
Pertumbuhan Tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan cukup baik yoy hingga tahun 2013.
Tingkat kemiskinan dari masing-masing daerah di Indonesia terlihat bahwa kemiskinan tertinggi di Papua Barat dan Papua yaitu 31.9% & 32.0% di tahun 2013
Kemiskinan merupakan persoalan klasik yang kompleks dan menjadi persoalan aktual yang belum ditemukan suatu rumusan ataupun formula penanganan kemiskinan yang dianggap paling berdayaguna, signifikan, dan relevan, pengkajian konsep dan strategi penanganan kemiskinan.
Kajian Teori Kemiskinan
Ukuran Kemiskinan (Lincoin Arsyad, 2002)1. Kemiskinan Absolut,
“Dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan kebutuhan. Kemiskinan perkiraan kebutuhan dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum yg memungkinkan seseorang untuk hidup layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuhan minimum”
2. Kemiskinan Relatif“Orang yang sudah memiliki pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti “Miskin”. Walaupun pendapatan sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum, tetapi masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan keadaan masyarakat di sekitarnya”
Tingkat pendapatan minimum merupakan pembatas antara miskin dan tidak miskin atau sering disebut garis batas kemiskinan
Kajian Teori Kemiskinan
Untuk mengetahui jumlah penduduk miskin, sebaran, dan kondisi kemiskinan yang terdapat di dalam suatu wilayah, sehingga dapat melakukan evaluasi dampak dari pelaksanaan program-program yang dilakukan (World Bank, Introduction to Poverty Analysis, 2002).
Pengukuran Tingkat Kemiskinan
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang miskin. Berdasarkan World Bank ada tiga faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu: 1. Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti: makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan dan pendidikan. 2. Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan didepan institusi negara dan masyarakat. 3. Rentan terhadap guncangan ekonomi, terkait dengan ketidakmampuan menanggulanginya.
Kajian Indikator Kemiskinan
Indikator Kemiskinan:1. Kepemilikan tanah dan modal yang
terbatas2. Terbatasnya sarana dan prasarana
yang dibutuhkan3. Pembangunan yang bias di kota4. Perbedaan kesempatan diantara
anggota masyarakat5. Perbedaan sumber daya manusia
dan sektor ekonomi6. Rendahnya produktivitas7. Budaya hidup yang jelek8. Tata pemerintahan yang buruk9. Pengelolaan sumber daya alam
yang berlebihan
Kajian Indikator Kemiskinan di Indonesia
Headcount Index: mengukur persentase penduduk miskin terhadap total pendudukIndex Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index): merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai index, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.Index Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index): Semakin tinggi nilai index, maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Formula Foster-Greer-Thorbecke [FGT] yang digunakan BPS
P :Tingkat kemiskinan α : Kedalaman (Headcount index, α =0), (Poverty Gap Index, α=1), (Poverty Severity Index, α=2)Z : Garis kemiskinanYi : Pengeluaran per kapita sebulan penduduk miskinq : Jumlah penduduk hidup di bawah garis kemiskinann : Jumlah penduduk
α
Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 Ayat 1-4 :
Pandangan Landasan UU di Indonesia
Landasan yang berkaitan:UU No. 13 Tahun 2011 pasal 12 – 17 tentang Kemiskinan UU No. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Peraturan Presiden (Perpres) No. 15/ -2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi merupakan masalah besar di negara-negara berkembang (Dumairy, 1996).
Penyebab Ketimpangan:Ketidaksetaraan initial endowment (Sumber Daya Alam, keahlian, bakat, dan kapital).Strategi pembangunan yang tidak tepat yang berorientasi pada pertumbuhan (growth).
Penanggulangan Ketimpangan: Subsidi modal terhadap kelompok miskin. Peningkatan pendidikan (keterampilan) tenaga kerja. Menciptakan strategi pembangunan, yaitu modernisasi pertanian dengan melibatkan
sektor industri sebagai unit pengolahnya. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan jaringan pengaman
sosial untuk penduduk miskin yang tidak mampu mendapatkan keuntungan-keuntungan dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan SDM akibat ketidakmampuan fisik dan mental, bencana alam, konflik sosial, dan terisolasi secara fisik
Ketimpangan/ Kesenjangan Ekonomi
Sumber: BPS, 2013
Tingkat Ketimpangan/ Kesenjangan Ekonomi di Indonesia
Nilai Gini Ratio berkisar 0 dan 1, jika:G < 0,3 Ketimpangan Rendah0,3 ≤ G ≤ 0,5 Ketimpangan SedangG > 0,5 Ketimpangan Tinggi
Perkembangan tingkat kesenjangan ekonomi di Indonesia mengalami kemerosotan sejak krisis global 2007/2008 dengan nilai gini ratio lebih dari 0,41% pada akhir tahun 2013.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia tahun 2012-2014
Tingkat Penduduk yang bekerja berdasarkan pendidikan terakhir di Indonesia tahun 2012-2014
Perkembangan Kebijakan Pemerintah Penanggulan kemiskinan di Indonesia
Dari total APBN 2014 berkisar Rp. 47,2 Triliun digunakan melaksanakan program pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama kurun waktu beberapa tahun telah diterapkan dan dievaluasi berbagai macam program untuk mengentaskan kemiskinan khususnya di Indonesia. (http://nasional.kontan.co.id)
Beberapa program tersebut yaitu: OPK (Operasi Pasar Khusus), Raskin (Beras Miskin), JPS-BK (Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan), PKSPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM), ASKESKIN, JAMKESMAS, JPS-DBO (Jaringan Pengaman Sosial Bidang Pendidikan dan Dana Bantuan Operasional), BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), BSM (Bantuan Siswa Miskin), BOS (Bantuan Operasional Sekolah), BLT (Bantuan Langsung Tunai), PKH (Program Keluar Harapan)
Perkembangan Kebijakan Pemerintah Penanggulan kemiskinan di Indonesia
SINERGI LOKASI, TARGET, DAN WAKTU SINERGI LOKASI, TARGET, DAN WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINANKEMISKINAN
17
Komponen Saat ini MP3KI
2013 - 2014 2015 - 2025
A. Mekanisme Ekonomi
- Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan inklusif (MP3EI)
- Stabilitas Ekonomi Makro
Pengendalian inflasi dan kesinambungan fiskal untuk menjaga daya beli masyarakat
B. Afirmasi (Keberpihakan)
- Program 4 Klaster
Belum terpadu lokasi dan waktu
• Terpadu lokasi target dan waktu• Sinergi dengan program daerah
dan CSR
• Konsolidasi program bantuan sosial unified data base
- Sistem Jaminan Sosial
Sistem dan cakupan terbatas
• Sistem diperbaiki (BPJS Kesehatan) dan cakupan diperluas
• Sistem semakin lengkap dan universal coverage
- Sustainable Livelihood
Terbatas dalam meningkatkan daya tahan penduduk miskin
• Peningkatan income generating activities (wirausaha, financial inclusion dan supply chain MP3EI)
- Dukungan Data belum terpadu • Data sasaran terintegrasi (PPLS), bertahap menuju social security number (e-KTP)
GARIS
KEMISKINAN
Sangat Miskin
MiskinModerat
Non Miskin
Rentan
Tidak Miskin Sejahtera
SINERGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI TINGKAT INDIVIDU/KELUARGA
Program-program Perlindungan
Sosial
Program Keuangan Mikro dan
Pengembangan Penghidupan
• Penanganan kemiskinan harus lebih terintegratif dan proporsional. Pemberian bantuan memerlukan syarat sasaran, kriteria, dan mekanisme agar tidak membuat ketergantungan pada negara.
• Sinergi di tingkat wilayah dan rumah tangga/keluarga dimungkinkan saat ini dengan adanya Basis Data Terpadu (BDT).
Mulai Bulan ke-3
Bulanke-6
Bulanke-24
Bulanke-36
ANALISIS PASAR
PERTARGETAN
BANTUAN KONSUMSI/PENDAPATAN
TABUNGAN
TRANSFER ASET
PENDAMPING (COACHING)
Penghidupan Berkelanjutan
KemiskinanEkstrim
KOMPONEN UTAMA DALAM PENDEKATAN GRADUASI MENUJU PENGHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN
Sumber: Graduation model, CGAP
PELATIHAN KETRAMPILAN
Program- 2 penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.
Penyebab Kegagalan Program Penanggulan kemiskinan di Indonesia
1. Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi), tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal.
2. Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota, maupun di tingkat komunitas.
3. Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat dari kemiskinan itu sendiri, perlu dilakukan.
Strategi Mengatasi Kegagalan Program Penanggulan kemiskinan di Indonesia
Referensi
• http://rahmanelieser.blogspot.co.id/2011/03/kemiskinan-kesenjangan-pendapatan.html
• http://catatankuliahfethamrin.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-kemiskinan-dan.html
• http://www.slideshare.net/wisnuseptiangp/kemiskinan-dan-kesenjangan-pendapatan
• PPT “Kemiskinan dan Kesenjangan Perekonomian” By Drs. Agus Luthfi, M.Si
Terima Kasih