library.binus.ac.id · Web viewSelain itu, jumlah wisatawan nusantara dimana menurut kajian...

35
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor yang menjadi peran penting dalam usaha meningkatkan pendapatan indonesia dan menjadi kunci dalam mengenalkan negara Indonesia yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya, dan sejarah bangsa Indonesia kepada mata internasional dan maupun bangsa Indonesia sendiri, sehingga perlu menjaga dan meningkatkan sektor pariwisata ini. Hal ini dikarenakan pariwisata menjadi sektor penting yang dapat dikembangkan sebagai salah satu potensi kekayaan bangsa Indonesia. Menurut undang – undang No.10 tahun 2005 bab 1 pasal 1 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Destinasi adalah tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan. (Pitana 2009 dalam jurnal Hary Hermawan 2017) Sedangkan menurut Philip Kotler (2017:510) destinasi adalah tempat dengan beberapa bentuk batas nyata atau yang dirasakan, seperti batas fisik sebuah pulau, batas-batas politik, atau bahkan batas-batas yang dibuat oleh pasar.

Transcript of library.binus.ac.id · Web viewSelain itu, jumlah wisatawan nusantara dimana menurut kajian...

PAGE

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan sektor yang menjadi peran penting dalam usaha meningkatkan pendapatan indonesia dan menjadi kunci dalam mengenalkan negara Indonesia yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya, dan sejarah bangsa Indonesia kepada mata internasional dan maupun bangsa Indonesia sendiri, sehingga perlu menjaga dan meningkatkan sektor pariwisata ini. Hal ini dikarenakan pariwisata menjadi sektor penting yang dapat dikembangkan sebagai salah satu potensi kekayaan bangsa Indonesia.

Menurut undang – undang No.10 tahun 2005 bab 1 pasal 1 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Destinasi adalah tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan. (Pitana 2009 dalam jurnal Hary Hermawan 2017) Sedangkan menurut Philip Kotler (2017:510) destinasi adalah tempat dengan beberapa bentuk batas nyata atau yang dirasakan, seperti batas fisik sebuah pulau, batas-batas politik, atau bahkan batas-batas yang dibuat oleh pasar.

Wisata merupakan suatu kegiatan bepergian dari suatu tempat ke tempat tujuan lain di luar tempat tinggalnya, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah, melainkan untuk menciptakan kembali kesegaran baik fisik maupun psikis agar dapat berutinitas kembali. (Fandeli 1995 dalam jurnal Riwayatiningsih 2017)

Pemasaran pariwisata adalah sistem yang dijalankan oleh suatu organisasi yang berorientasi bisnis pariwisata baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional untuk melakukan identifikasi wisatawan yang mempunyai potensi untuk melakukan konsumsi pariwisata. (Yoeti 2008 dalam jurnal Faisal Akbar 2017)

Tabel 1. 1 Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha

Sumber: BPS dan Pusdatin Kementerian Pariwisata Indonesia 2015

Pada masa sekarang ini pariwisata Indonesia dihidupkan kembali dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian negara. Menurut Tabel1.1 Perolehan Devisa Indonesia Menurut Lapangan Usaha, dalam laporan kerja bersama [Kemenpar] Kementerian Pariwisata Indonesia, hasil data menunjukan pariwisata sebagai salah satu tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2016, pariwisata memperoleh USD 13.568 juta, Di tahun 2019 Industri Pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa terbesar, USD 24 Miliar, melampaui sektor migas, batubara dan minyak kelapa sawit.

Munculnya sektor pariwisata, pastinya mendatangkan beberapa dampak diberbagai aspek antara lain dampak lingkungan, dampak ekonomi, dampak sosial dan budaya. Dari segi ekonomi menurut Menteri Pariwisata Indonesia Arief yahya sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan devisa bagi pemerintah sejak tahun 2016 mengalahkan industri migas dibawah pemasukan dari minyak sawit mentah, segi kebudayaan memberikan dampak positif dalam promosi wisata Indonesia dimata masyarakat indonesia dan internasional dalam laporan kerja Kementerian Pariwisata Indonesia, Indonesia mendapatkan 21 penghargaan di 10 negara dibilang promosi selain itu promosi pariwisata indonesia sudah tersebar dengan munculnya gerakan promosi penayangan media ruang di beberapa negara seperti di Paris dan Times square New York USA. (Finance.detik.com ,2017)

Menurut presiden Indonesia Joko Widodo, pariwisata sebagai sektor yang strategis dan menjadi kegiatan antar sektor pembangunan, sehingga pariwisata dapat menggerakkan perekonomian bangsa karena berhasil meningkatkan intensitas kunjungan pariwisata pada Agustus 2015 sebesar 2,87% atau sebesar 850.000. (BeritaSatu.com 2015)

Tabel 1. 2 Laporan Perkembangan Pariwisata 2017: Asia and the Pacific

Sumber: World Economic Forum 2017

Menurut Tabel 1.2 Laporan Perkembangan Pariwisata 2017: Asia and the Pacific, dalam data survei The Travel & Tourism Competitiveness Report 2017 Indonesia menempati urutan 42 dengan nilai 4.16 dalam peringkat dunia dibidang persaingan sektor pariwisata, meningkat 8 peringkat dari tahun 2015 diatas Sri Langka dan Vietnam. Saat ini negara- negara di dunia secara terus-menerus mempromosikan objek-objek wisatanya melalui pesona keindahan alam, budaya, dan pelayanan untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung, selain itu media promosi turut digunakan oleh pemerintah sebagai sebuah strategi pemasaran dalam menarik perhatian para wisatawan dalam memberikan informasi mengenai keindahan yang ada di objek wisata tersebut.

Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata di Indonesia menggunakan berbagai strategi dalam meningkatkan sektor pariwisata setiap daerah karena pada dasarnya daerah yang mempunyai sisi pariwisata yang baik dapat meningkatkan jumlah wisatawan.

Gambar 1. 1 Pencapaian Pariwisata Indonesia Tahun 2015

Sumber: Kementerian Pariwisata Indonesia

Perkembangan Indonesia yang cukup baik dalam meningkatkan sektor pariwisata Indonesia. Pada Gambar 1.1 Pencapaian Pariwisata Indonesia Tahun 2015, Indonesia memperoleh banyak pencapaian antara lain Wonderful Indonesia menempati peringkat 47 branding terbaik dunia, dan didalam the travel & Tourism Competitiveness Report 2017, Indonesia telah berhasil membuat sebagian besar sumber daya alamnya diakui secara global (peringkat 14, skor 4.75). Untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Menurut Sekretariat Kabinet Republik Indonesia M. Arief Khumaedy, Indonesia telah mengutamakan sektor pariwisata sebagai pendorong penting pengembangan ekonomi dan menjadi negara dengan kebijakan visa terkuat kedua. Jumlah wisatawan internasional sebesar 10,406,759 wisatawan dengan total pendapatan USD 10.761,0 juta. Dalam bidang ekonomi, PDB industri pariwisata dan perjalanan adalah sebesar USD 28,208.9 juta dan terdapat 3.468.400 pekerjaan di sektor pariwisata. Sehingga saat ini pariwisata mewakili 6% dari ekspor negara, pemerintah mengakui potensi pariwisata dan perjalanan dan menginvestasikan sekitar 9% dari anggaran Negara untuk sektor pariwisata. (Setkab.go.id, 2017)

Tabel 1. 3 Perkembangan Wisatawan di Indonesia 2013-2017

Jenis Wisatawan

Tahun

Total

2014

2015

2016

2017

Wisatawan Mancanegara

(Juta Kunjungan)

9,4

10,4

12

15

55,6

Wisatawan Nusantara

(Juta Kunjungan)

251

255

260

265

1.281

Sumber: Pusdatin dan Kementerian Pariwisata 2017

Menurut Tabel 1.3 Perkembangan Wisatawan di Indonesia 2014 - 2017, secara nasional jumlah wisatawan mancanegara sampai akhir tahun 2017 meningkat sebesar 55,6 juta kunjungan serta diikuti oleh wisatawan nusantara meningkat sebesar 1.281 juta kunjungan. Wisatawan mancanegara adalah setiap pengunjung yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, wisatawan nusantara sendiri adalah warga negara yang melakukan perjalanan di dalam negeri dengan tujuan untuk berwisata / bertamasya. Kementerian pariwisata Indonesia sendiri telah memberikan informasi mengenai keindahan keanekaragaman pariwisata indonesia untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat mengenai informasi tempat pariwisata tersebut baik secara kondisi lingkungan alam yang indah, maupun kebudayaan masyarakat lokal sekitar objek wisata tersebut, pilihan akses transportasi baik melalui udara, darat ataupun transportasi laut, serta ekonomi kreatif kerajinan lokal yang dipamerkan dalam bentuk pertunjukan atau pameran juga dapat menjadi potensi daya tarik masyarakat untuk mendukung promosi pariwisata Indonesia, dengan tujuan wisatawan yang akan berkunjung ke suatu destinasi memiliki suatu gambaran pengalaman tersendiri akan destinasi tersebut, selain itu pemerintah memberikan harapannya wisatawan dapat merasa dimudahkan dalam berwisata dan merasa puas maupun loyal.

Gambar 1. 2 10 Destinasi Pariwisata Prioritas

Sumber: Kementerian Indonesia

Bangsa Indonesia memiliki banyak potensi wisata untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata tingkat dunia, karena bangsa Indonesia memiliki keindahan alam, kekayaan budaya dan keramahan penduduk lokal yang mendukung kenyaman wisatawan asing untuk berkunjung. Demi memenuhi target kunjungan wisatawan padatahun 2019, yaitu sebesar 275.000 wisatawan domestik dan 20 juta wisatawan mancanegara, kementerian Indoneisa membuat program yang disebut sebagai 10 Bali Baru karena Bali merupakan ikon pariwisata bahkan menjadi destinasi nomor satu menurut TripAdvisor, mengalahkan London, Paris, dan NewYork. Selain itu program tersebut dibuat karena hanya 10% wisatawan mengunjungi tempat wisata selain Bali, DKI Jakarta, Kep. Riau dan 10 destinasi tersebut dipilih karena memiliki potensi dapat dikelola dan pada akhirnya memiliki performa seperti Bali. Menurut Tabel 1.4 10 Destinasi Pariwisata Prioritas, saat ini Kementerian pariwisata Indonesia sedang mengembangkan 10 destinasi prioritas yang diharapkan menarik wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, yaitu destinasi Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di NTB, Gunung Bromo di Jawa Timur, Labuan Bajo di NTT, Tanjung kelayang di Bangka Belitung, Kepulauan seribu di DKI Jakarta, Tanjung lesung di Jawa Barat, Moratai di Maluku Utara. Begitu pentingnya sektor pariwisata ini, sehingga presiden Jokowi selalu mengingatkan untuk mengembangkan pariwisata, terutama 10 destinasi pariwisata Indonesia. Menurut Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya, pariwisata adalah kunci pembangunan dan kesejahteraan, sehingga sektor pariwisata patut di dorong perkembangannya. (Setkab.go.id ,2017)

Sektor pariwisatapun diharapkan menjadi penghasil devisa terbesar negara dan dapat terus berkembang memajukan perekonomian Indonesia saat ini. Industri pariwisata merupakan dampak baik bagi perekonomian nasional maupun daerah, hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia dengan tujuan liburan. Nilai yang diharapkan oleh wisatawan yang berkunjung kesuatu destinasi, sangatlah menentukan potensi destinasi tersebut ke depannya.

Tabel 1. 4 Analisa Performansi 10 Destinasi Pariwisata Prioritas

Sumber: Kementerian Pariwisata Indonesia 2017

Tabel 1. 5 Perjalanan penduduk Indonesia Menurut Provinsi Tujuan 2016

Sumber: Kementerian Pariwisata Indonesia 2016

Menurut Pusdatin Kemenparekraf dalam Tabel 1.5 Perjalanan Penduduk Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2016, perkembangan jumlah perjalanan wisatawan nusantara mengalami penurunan selama 6 bulan terakhir, wisatawan nusantara sendiri adalah wisatawan yang melalukan perjalanan atau berwisata didalam negeri sendiri. Berdasarkan laporan Kementerian Pariwisata Indonesia, jumlah wisatawan yang berkunjung menurut provinsi tujuan utama, yaitu NTT sebesar 2,712,365 untuk mengunjungi provinsi tersebut dengan tujuan pariwisata. Keinginan untuk berwisata dan kemudahan informasi dan perkembangan internet dalam membantu para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut yang mengantarkan Labuan Bajo menuju salah satu tujuan yang cukup diminati saat ini sehingga hal ini mempengaruhi seseorang untuk melakukan kegiatan wisata.

Kementerian Pariwata Indonesia adalah kementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada presiden, dimana kementerian pariwisata mempunyai tugas menyelanggarakan urusan pemerintahan di bidang pariwisata untuk membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan negara. Dalam menjalankan tugas kementerian pariwisata mempunyai beberapa fungsi yaitu perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata, pengembangan pemasaran pariwisata nusantara dan mancanegara, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik wisata dalam pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan pengembangan serta peningkatan kualitas daya saing pariwisata Indonesia.

Demi memenuhi target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia meluncurkan program “10 Destinasi Prioritas” dengan tujuan untuk mengembangkan 10 destinasi wisata di tanah air, sehingga dapat menarik perhatian wisatawan. Ke-10 destinasi pariwisata tersebut yang menjadi prioritas ialah Candi Borobudur, Kepulauan Seribu, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Moratai. Dan menurut Kementerian Pariwisata Indonesia, destinasi – destinasi inilah yang dianggap siap untuk memenuhi keinginan para wisatawan untuk melihat keindahan alam Indonesia yang diharapkan dapat menjadi “Bali Baru”. (Okezone.com ,2017)

Tabel 1. 6 Rekaptulasi pengunjung Labuan Bajo 2014 - 2017

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo, NTT 2017

Menurut Tabel1.6 Rekaptulasi Pengunjung Labuan Bajo Tahun 2014-2017, menunjukan bahwa pertumbuhan jumlah wisatawan terus meningkat yang membuktikan bahwa minat wisatawan dalam berkunjung ke Labuan Bajo cukup diminati dengan peningkatan fasilitas serta promosi oleh pemerintah yang memudahkan akses para wisatawan dalam berwisata ke objek wisata tersebut, dari informasi mengenai perjalanan dan budaya lokal, akses transportasi dan penginapan, serta kegiatan yang dapat dilakukan di objek wisata tersebut. Perkembangan wisatawan nusantara sangat penting untuk menjadi koreksi dan bekal sebelum menetapkan rencana pembangunan sektor pariwisata kedepannya. Menurut menteri pariwisata Indonesia, Arief Yahya pergerakan wisatawan nusantara telah berkontribusi dalam menempatkan Indonesia ke dalam posisi 20 besar negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat dalam kurun waktu 3 tahun dengan pertumbuhan 24%. (Marketeers.com ,2017)

Kendati terdapat kenaikan jumlah pengunjung Labuan Bajo, namun secara luas, kunjungan terhadap Labuan Bajo masih rendah, terutama wisatawan nusantara yang masih lebih rendah daripada kunjungan wisatawan asing. Dari hasil preliminary research, didapatkan bahwa kunjungan wisatawan nusantara ke Labuan Bajo masih rendah di mana sebanyak 85,7% mengetahui objek wisata Labuan Bajo seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.3. Sedangkan menurut Gambar 1.4 hanya 4,1% yang pernah mengunjunginya, Labuan Bajo diharapkan dapat menjadi salah satu pariwisata unggulan untuk menjadi 10 destinasi pariwisata prioritas yang diharapkan dapat sejajar dengan Bali dan menghasilkan devisa besar untuk negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa tourist ntention terhadap Labuan Bajo merupakan hal yang penting untuk diteliti lebih lanjut.

Gambar 1. 3 preliminary research 1

Sumber: Peneliti

Gambar 1. 4 preliminary research 2

Sumber: Peneliti

Visit Intention mengacu pada kemungkinan yang dirasakan untuk mengunjungi tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu. (Hwang, Yong, & Ko, 2015) Namun, ada perbedaan antara pengambilan keputusan wisatawan dan pengambilan keputusan pada produk lain, karena wisatawan tidak dapat mengalami produk perjalanan sebelum membelinya. Oleh karena itu, keputusan wisatawan selalu memiliki risiko dan kebutuhan yang lebih besar untuk pencarian informasi yang lebih luas. Pengambilan keputusan harus dilakukan hanya dengan mengandalkan penilaian subjektif wisatawan apakah tujuan memenuhi kebutuhan mereka atau tidak.

Visit Intention merupakan konsekuensi dari dua faktor , yaitu karakteristik wisatawan asing dan pengaruh kegiatan pemasaran (Woodside and Lysonski, 1989 dalam junal Kartini, 2015). Dari Gambar 1.5 diketahui hasil preliminary research menunjukan bahwa tourist intention terhadap Labuan bajo cukup tinggi, yaitu sebesar 67,4%, tetapi yang pernah mengunjunginya baru 4,1 %. Untuk itu, diperlukan usaha untuk mendorong tourist intention terhadap Labuan Bajo agar dapat menjadi the next Bali.

Gambar 1. 5 preliminary research 3

Sumber: Peneliti

Destination Image dapat didefinisikan sebagai kombinasi variasi produk, atraksi, dan atribut yang ditambahkan kedalam presepsi seseorang dari proses seleksi berdasarkan informasi yang diterima (Whang, Yong, & Ko, 2016 dalam jurnal Rangga Restu Prayogo 2017)

Selain itu, Destination Image juga diasumsikan sebagai persepsi seseorang tentang produk, objek, perilaku, dan peristiwa yang didorong oleh keyakinan, perasaan, dan beberapa tujuan yang memiliki ide dan harapan untuk sebuah tempat atau perjalanan tertentu (Stylos et.al, 2016 dalam jurnal Rangga Restu Prayogo 2017)

Destination image telah memberi banyak kontribusi pada visit intention, keputusan yang dilakukan kepada visit intention sangat mempengaruhi brand image yang dimiliki oleh tempat wisata tertentu. (Abubakar & Ilkan, 2016 dalam jurnal Rangga Restu Prayogo 2017) yang kemudian visit intention secara langsung dipengaruhi oleh destination image yang dimiliki oleh seorang wisatawan (Whang et al., 2016 dalam jurnal Rangga Restu Prayogo 2017)

Dari hasil preliminary research yang disajikan oleh Gambar 1.6 didapatkan bahwa attitude towards destination pada Labuan Bajo sebagai objek wisata yang layak dikunjungi sangat baik, dimana 98,9% mengatakan bahwa Labuan Bajo memiliki pemandangan dan wisata alam yang indah. Menurut Gambar 1.7 didapatkan bahwa 91% mengatakan bahwa Labuan Bajo menawarkan objek dan aktivitas yang menarik untuk dikunjungi, sera dari Gambar 1.8 diketahui bahwa sebesar 93,3% mendapati bahwa Labuan Bajo memberikan nilai atau value yang sesuai dengan harga yang di tawarkan.

Gambar 1. 6 preliminary research 4

Sumber: Peneliti

Gambar 1. 7 preliminary research 5

Sumber: Peneliti

Gambar 1. 8 preliminary research 6

Sumber: Peneliti

Menurut data Accenture Consulting Millennial sebagai potensi besar di berbagai industri, termasuk pariwisata. Millennial merepresentasikan 45% dari populasi di Asia Pasifik. Di tahun 2020, 60% populasi millennial secara global akan berada di Asia, millennial menggunakan teknologi digital untuk mengatur perjalan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Accenture Consulting, lebih dari 50% millennial diseluruh dunia menggunakan peralatan digital untuk berinteraksi sejak perjalanan hingga akhir perjalanan dimana millennial mengutamakan kemudahan. Perkembangan teknologi saat ini membuat semua orang terhubung dengan internet dan menjadikan hal tersebut sebagai aktivitas sehari – hari mereka dan sudah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat saat ini. (kompas.com, 2016)

Dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa, meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 132,7 juta jiwa. Serta berdasarkan usia, sebanyak 16,68 % pengguna berusia 13-18 tahu, dan 49,52% berusia 19 – 34 tahun. Sementara itu pengguna internet berusia 35-54 tahun mencapai 29,55% dan berusia 54 tahun ke atas mencapai 4,24%. (ekonomi.kompas.com ,2017).

Aktifitas – aktifitas yang terhubung dengan internet begitu beraneka raham, salah satunya yaitu penggunaan pada media, dari hasil survei Expedia Millennial Traveller Report, 43% millennials mengatur kehidupan pribadi mereka dengan smart phone dalam sehari, selain itu penggunaan social media dapat dipergunakan untuk berbagi informasi salah satunya dengan membagikan pengalaman dalam bentuk artikel ataupun foto saat melakukan sebuah perjalanan sangat membantu dalam menentukan sebuah destinasi wisata untuk dikunjungi.

Menurut Penelitian terdahulu Zarrad & Debabi M. (2015) menyatakan bahwa E-word of mouth yang dilakukan secara online berpengaruh terhadap travel intention. Penelitian terdahulu ini juga menyatakan Informasi yang diposkan di beberapa komunitas online travel adalah bentuk komunikasi eWOM yang berpengaruh dan digunakan oleh wisatawan saat ini dalam pengambilan keputusan perjalanan mereka.

Selain itu menurut Kotaro Sugiyama & Tim Andree dalam laporan The Dentsu Way (2010), menyebutkan bahwa konsumen mengalami perubahan perilaku dimana konsumen pada saat ini mulai memiliki kebiasaan mencari informasi sebelum memutuskan membeli dan mulai berbagi informasi mengenai produk yang sudah pernah digunakan ini. Dari Gambar 1.9 hasil preliminary research, didapatkan bahwa sebesar 92,1% mengumpulkan informasi dari online review wisatawan lain dan hasil Gambar 1.10 86,5% membaca online review perjalanan wisatawan lain untuk memilih objek wisata yang tepat, serta dari Gambar 1.11 sebesar 68,5% merasa khawatir apabila dalam melakukan perjalanan kesebuah destinasi tidak membaca terlebih dahulu online review dari wisatawan lain.

Gambar 1. 9 preliminary research 7

Sumber: Peneliti

Gambar 1. 10 preliminary research 8

Sumber: Peneliti

Gambar 1. 11 preliminary research 9

Sumber: Peneliti

Menurut hasil survei Expedia Millennial Traveller Report yang dibagikan kepada 1000 online responden berumur 18 - 64 tahun di 2016, sebanyak 42% millennials dipengaruhi oleh foto liburan yang di upload dalam social media dalam memutuskan tujuan liburan. Selain itu menurut data Singapore Tourism Board 31% wisatawan millennial Indonesia cenderung mengambil wisata secara mendadak, wisatawan Indonesia sering terpengaruh oleh pengalaman orang lain secara online ataupun offline baik forum online dan wisatawan yang berbagi pengalaman melalui media sosial mereka. (mix.co.id ,2016). selain itu ada indikator yang mempengaruhi yaitu tourist motivation.

Seseorang dalam motivasi menjadi khusus atau selektif apabila wisatawan terdorong untuk mengunjungi suatu objek, daerah atau negara tertentu atau untuk memilih suatu paket wisata atau acara perjalanan wisata yang spesifik. Motivasi berdasarkan pendekatan push yaitu keinginan melakukan perjalanan (kebutuhan psikologis), dan pull yaitu pilihan tempat tujuan (daya tarik destinasi) (Menurut Kim,et al., 2013 didalam jurnal Ketwadee, 2016)

Travel Motivation mengacu pada seperangkat kebutuhan yang menyebabkan seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan wisata ( Pizam et al., 2012 didalam jurnal Kartini Dwi, 2015). Berdasarkan survei yang menargetkan para backpacker di komunitas online, mereka menemukan enam faktor motivasi, yaitu pertumbuhan pribadi / sosial, pengalaman, relaksasi, pengetahuan budaya, perjalanan anggaran, dan kemandirian.

Dalam motivasi untuk mengunjungi sebuah objek wisata, sebagian besar wisatawan mungkin awalnya tidak berpikir untuk pergi melakukan perjalanan ke tujuan tertentu, tetapi karena mendapatkan informasi mengenai keindahan alam, wisata budaya, keramahan penduduk lokal, wisatawan akan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke wisata tujuan tersebut. Wisatawan akan bersedia mengunjungi sebuah objek wisata apabila mereka mendapat pengalaman yang baik pada kunjungan pertama mereka atau karena mereka mendengar cerita menarik dari orang lain tentang tujuan wisata tersebut, alasan lain adalah karena mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan perjalanan, dan mereka memilih sebuah objek wisata sebagai tujuan wisata utama untuk dikunjungi jika mereka memiliki kesempatan untuk berpergian. (Kartini Dwi, 2015).

Menurut Tabel 1.7 Tujuan wisatawan melakukan perjalanan wisata, dari hasil preliminary research, didapatkan bahwa 3 tujuan utama melakukan sebuah perjalanan wisata yaitu 61,5% untuk mencari pengalaman baru, dan 43,8% untuk relaksasi menenangkan diri, 36,5% untuk beristirahat dari rutinitas kerja.

Tabel 1. 7 Tujuan wisatawan melakukan perjalanan wisata

Sumber: Peneliti

Generasi milenial Indonesia suka sekali melakukan wisata. Hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan adanya peralihan konsumsi di masyarakat. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, kalangan usia produktif kini lebih senang membelanjakan uangnya untuk mencari pengalaman ketimbang memiliki barang. (Beritagar.id)

Menurut kepala bandara Komodo, Djarot Subiyanto mengatakan bahwa jumlah pengguna transportasi udara meningkat sebesar 20% dimana setiap hari bandara Komodo dapat menerima 14 kali penerbangan dimana penerbangan tersebut berasal dan tujuan dari Jakarta, Denpasar dan Kupang. (Kupang.tribunnews.com, 2017)

Gambar 1. 12 Penduduk Domestik

Sumber: Peneliti

DKI Jakarta sendiri adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia, DKI Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. pada tahun 2017 DKI Jakarta Memiliki kepadatan penduduk sebesar 15.366.87 jiwa. Berdasarkan data Susenas BPS Maret 2017, 48,1 persen penduduk Yogyakarta suka berwisata, disusul penduduk DKI Jakarta yang mencapai 43 persen. Namun, tentu saja, jika membicarakan jumlah, DKI menjadi nomor satu karena provinsi ini memiliki populasi mencapai 10,18 juta jiwa (sensus 2014), nyaris tiga kali lipat dibandingkan penduduk Yogya (3,59 juta jiwa). (Beritagar.id)

Untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, penelitian ini bermaksud untuk meneliti bagaimana tanggapan millennial di DKI Jakarta untuk menentukan intention untuk berwisata dengan citra terhadap sebuah destinasi, motivasi untuk berkunjung, dan rekomendasi secara online dapat mempengaruhi keputusan mereka.

Dengan adanya masalah pada upaya untuk penyebaran destinasi pariwisata meskipun mengalami pertumbuhan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun domestik saat ini, penyebaran wisatawan terbanyak masih menumpuk di Bali, Jakarta dan Kepulauan Riau, tetapi menurut Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia Hiramsyah S. Thalib mengatakan, 50 persen wisatawan lokal datang ke Bali, 30 persen ke Jakarta dan sekitarnya, dan 20 persen ke Kepulauan Riau, hanya 10 persen wisatawan yang berkunjung ke tempat selain Bali, Jakarta dan Riau. Padahal Indonesia dengan lebih dari 17 ribu pulau, keragaman sumber daya, dan budaya, membuat para wisatawan juga mengunjungi destinasi wisata selain Bali. (viva.co.id, 2017)

Selain itu, jumlah wisatawan nusantara dimana menurut kajian statistik profil wisatawan nusantara 2016, wisatawan nusantara mempengaruhi keputusan Kementerian Pariwisata Indonesia dalam menentukan kebijakan maupun strategi perkembangan sektor pariwisata yang menjadi salah satu komponen permintaan dalam ekonomi pariwisata. Pergerakan wisatawan nusantara menjadi bekal sebelum menetapkan peta jalan pembangunan sektor pariwisata, salah satunya dapat digunakan untuk mengembangkan objek wisata Labuan Bajo yang mempunyai potensi dalam program 10 destinasi “Bali Baru” yang menjadi program prioritas kementerian pariwisata Indonesia.

Berdasarkan data dan asumsi di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul : “ANALISA PENGARUH TRAVEL MOTIVATION DAN E-WOM TERHADAP DESTINATION IMAGE DAN DAMPAKNYA TERHADAP VISIT INTENTION PADA OBJEK WISATA LABUAN BAJO”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka identifikasi masalah dapat diformulasikan sebagai berikut:

1. Apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Destination Image Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta ?

2. Apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Destination Imge Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta ?

3. Apakah Destination Image memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta ?

4. Apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta ?

5. Apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta ?

6. Apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Visit Intention melalui Destination Image ?

7. Apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Visit Intention melalui Destination Image ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Destination Image Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta

2. Untuk mengetahui apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Destination Imge Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta

3. Untuk mengetahui apakah Destination Image memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta

4. Untuk mengetahui apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta

5. Untuk mengetahui apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Visit Intention Labuan Bajo pada milennial di DKI Jakarta

6. Untuk mengetahui apakah Travel Motivation memiliki pengaruh terhadap Visit Intention melalui Destination Image

7. Untuk mengetahui apakah E-WOM memiliki pengaruh terhadap Visit Intention melalui Destination Image

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Perusahaan

1. Membantu perusahaan untuk mengukur penggunaan Travel Motivation sehingga memudahkan mereka menentukan perencanaan strategi marketing yang efektif.

2. Membantu perusahaan untuk mengukur penggunaan E-WOM sehingga memudahkan mereka menentukan perencanaan strategi marketing yang efektif.

3. Membantu perusahaan untuk mengukur penggunaan destination image sehingga memudahkan mereka menentukan perencanaan strategi marketing yang efektif.

4. Membantu perusahaan untuk meningkatkan Visit Intention sehingga memudahkan mereka menentukan perencanaan strategi marketing yang efektif.

5. Membantu perusahaan untuk meningkatkan target achievement yang dicapai sebuah objek wisata dengan hasil Visit Intention yang diterima.

6. Membantu membuat strategi Customer Behavior sehingga dapat mengukur tingkat Visit Intention yang diperlukan perusahaan.

1.4.2 Bagi Penulis

1. Mendapat pembelajaran mengenai bagaimana Travel Motivation dapat berpengaruh terhadap Destination image dan dampaknya pada Visit Intention wisatawan objek wisata.

2. Mendapat pembelajaran mengenai bagaimana E-WOM dapat berpengaruh terhadap Destination Image dan dampaknya pada Visit Intention wisatawan objek wisata.

3. Mendapat pembelajaran mengenai bagaimana Tourism Motivation dapat berpengaruh terhadap Visit Intention dan dampaknya pada jumlah wisatawan objek wisata.

4. Mendapat pembelajaran mengenai bagaimana E-WOM dapat berpengaruh terhadap Visit Intention dan dampaknya pada jumlah wisatawan objek wisata.

5. Mendapat pembelajaran mengenai bagaimana Destination Image dapat berpengaruh terhadap Visit Intention dan dampkanya pada jumlah wisatawan objek wisata.

1.4.3 Bagi Pembaca

1. Mendapat informasi mengenai penggunaan Travel Motivation dan apa dampak pentingnya pada marketing.

2. Mendapat informasi mengenai penggunaan E-WOM dan apa dampak pentingnya pada marketing.

3. Mendapat informasi mengenai penggunaan Destination Image dan apa dampak pentingnya pada marketing.

4. Mendapatkan informasi mengenai penggunaan Visit Intention dan apa dampak pentingnya pada marketing

5. Mengetahui bagaimana membuat Customer Behavior Marketing Strategy yang efektif dan berdampak baik terhadap jumlah target achievement.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah travel motivation, E-WOM, Destination Image, dan Visit intention

2. Objek penelitian ini adalah destinasi wisata Labuan Bajo yang terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

3. Responden pada penelitian ini adalah millennial ( usia 20 – 39 ) yang berdomisili di DKI Jakarta karena keterbatasan data yang dimiliki.

4. Penulis melakukan penelitian tersebut melalui penyebaran kuisioner.

1

_1594976742.xls

Chart1

201420142014

201520152015

201620162016

201720172017

Wisatawan Nusantara
Wisatawan Mancanegara
Total
WISATAWAN
PENGUNJUNG LABUAN BAJO 2014 - 2017
13537
67089
80626
19215
76195
95410
29094
78617
107711
48457
76612
125069

Sheet1

Wisatawan NusantaraWisatawan MancanegaraTotal

201413,53767,08980,626

201519,21576,19595,410

201629,09478,617107,711

201748,45776,612125,069

_1594976743.xls

Chart1

Mencari Pengalaman Baru

Pergi ke tempat dimana teman - teman saya belum pernah kunjungi

Relaksasi menenangkan diri

Mempelajari budaya lokal setempat

Beristirahat dari rutinitas kerja

%
Tujuan saya melakukan perjalanan wisata
61.5
22.9
43.8
15.6
36.5

Sheet1

%

Mencari Pengalaman Baru61.5

Pergi ke tempat dimana teman - teman saya belum pernah kunjungi22.9

Relaksasi menenangkan diri43.8

Mempelajari budaya lokal setempat15.6

Beristirahat dari rutinitas kerja36.5