library.binus.ac.id · Web viewDalam pengertian yang lain (Tjiptoherijanto, 2000) urbanisasi juga...
Transcript of library.binus.ac.id · Web viewDalam pengertian yang lain (Tjiptoherijanto, 2000) urbanisasi juga...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Topik/Tema
Topik atau tema pada penelitian ini adalah SOCIAL DEVELOPMENT.
Topik tersebut akan dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut:
Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Struktur sosial, urutan derajat
kelas
Development yang artinya pengembangan
2.2 Definisi Judul
Judul pada penelitian ini adalah RUMAH SUSUN RAMAH ANAK.
Judultersebut akan dijabarkan dan didefinisikan sebagai berikut:
Rumah dalam KBBI memliki arti bangunan untuk tempat tinggal.
Susun menurut seperangkat barang yang (diatur) bertingkat-tingkat
Sehingga dapat disimpulkan rumah susun berarti gedung atau bangunan
bertingkat terbagi atas beberapa tempat tinggal (masing-masing untuk satu keluarga).
Ramah artinya dalam KBBI adalah baik hati dan menarik budi bahasanya;
manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam
pergaulan
Anak menurut Wikipedia adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum
dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan
keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua,
orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah
dewasa. Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini
biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara
dengan tahun tahun sekolah dasar.
Sehingga ramah anak bisa disimpulkan adalah suatu lingkungan maupun hunian
yang dapat menyatu dengan anak. Tidak hanya menyatu tetapi juga memberikan
kenyamanan, ketenangan, dan keamanan bagi anak.
Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi di pusat Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Pada zaman Hindia Belanda disebut Batavia Centrum.
9
10
Jakarta Pusat adalah administrasi terkecil Provinsi DKI Jakarta. Menurut BPS
provinsi DKI Jakarta, Jakarta Pusat merupakan kota terpadat pada tahun
2013 dengan kepadatan penduduk 18.924 jiwa/km² yang melebihi kepadatan
penduduk rata-rata DKI Jakarta, yakni 15.234 jiwa/km².
2.3 Tinjauan Umum
Tinjauan umum ini menggambarkan penjelasan lingkup penelitian secara
garis besar atau secara umum. Teori-teori yang ada diharapkan dapat mendukung
penelitian dan mungkin dapat diterapkan pada proyek ini. Adapun tinjauan umum
yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain:
2.3.1 Pengertian Rumah Susun
Menurut UU No.16 tahun 1985 tentang rumah susun. Rumah Susun diartikan
sebagai berikut :
Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat
hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama
Jadi bisa dikatakan bahwa rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis
arti bangunan gedung bertingkat yang senantiasa mengandung sistem kepemilikan
perseorangan dan hak bersama, yang penggunaannya bersifat hunian atau bukan
hunian. Secara mandiri ataupun terpadu sebagai satu kesatuan sistem pembangunan
atau Rumah Susun adalah bangunan yang dibangun untuk menampung sekumpulan
manusia yang terorganisir kedalam suatu wadah dengan pertimbangangan kehidupan
manusia hidup secara layak secara horizontal dan vertikal dengan sistem pengelolaan
yang menganut konsep kebersamaan.
Klasifikasi Rumah Susun
Berdasarkan Ketentuan Umum pada Pasal 1 Undang-undang nomor 20 tahun
2011 tentang Rumah Susun, Presiden Republik Indonesia, 2011, ada 4 tipe rusun
yaitu sebagai berikut:
Rumah susun umum adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
11
Rumah susun khusus adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan khusus.
Rumah susun negara adalah rumah susun yang dimiliki Negara dan berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian, sarana pembinaan keluarga, serta penunjang
pelaksanaan tugas pejabat dan/atau pegawai negeri.
Rumah susun komersial adalah rumah susun yang diselenggarakan untuk
mendapatkan keuntungan.
Menurut PERMENPUNO 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis
Pembangunan Rusun, rusun diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Fungsi:
- Rumah Susun Hunian
Rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat tinggal
- Rumah Susun Bukan Hunian
Rumah susun yang seluruhnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan
sosial
- Rumah Susun Campuran
Rumah susun yang sebagian berfungsi sebagai tempat tinggal dan sebagian
lainnya berfungsi sebagai tempat usaha dan atau kegiatan sosial
2. Berdasarkan Sistem Pengolahan
- Rumah Susun Sewa
Dikelola oleh pengelola profesional, hak milik pembeli yang kemudian disewakan
dalam jangka waktu panjang
- Rumah Susun Milik
Dikelola oleh perhimpunan penghuni setelah seluruh unit terjual, hak milik
pribadi
Rumah susun di Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu sebagai berikut:
1. Rumah Susun Sederhana (Rusuna), pada umumnya dihuni oleh golongan yang
kurang mampu. Biasanya dijual atau disewakan oleh Perumnas (BUMN).
Misalnya Rusuna Klender di Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta.
2. Rumah Susun Menengah (Apartemen), biasanya dijual atau disewakan oleh
Perumnas atau Pengembang Swasta kepada masyarakat konsumen menengah ke
bawah. Misalnya, Apartemen Taman Rasuna Said, Jakarta Selatan.
12
3. Rumah Susun Mewah (Condominium), selain dijual kepada masyarakat konsumen
menengah ke atas juga kepada orang asing atau expatriate oleh Pengembang
Swasta. Misalnya, Casablanca, Jakarta.
Karakteristik Rumah Susun
Berdasarkan peraturan pemerintah, karakteristik rumah susun di Indonesia
memiliki ketetapan standar sebagi berikut (Teddy, 2010 : 11) :
1) Satuan Rumah Susun
Mempunyai ukuran standar minimum 18 m2, lebar muka minimal 3 meter.
Dapat terdiri dari satu ruang utama (ruang tidur) dan ruang lain ruang
penunjang) di dalam dan/atau diluar ruang utama.
Dilengkapi dengan sistem penghawaan dan pencahayaan buatan yang cukup,
sistem evakuasi penghuni yang menjamin kelancaran dan kemudahan, serta
penyediaan daya listrik yang cukup, serta sistem pemompaan air.
Batas pemilikan satuan rumah susun dapat berupa ruang tertutup dan/atau
sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.
2) Benda Bersama
Benda bersama dapat berupa prasaran lingkungan dan fasilitas lingkungan.
3) Bagian Bersama
Bagian bersama dapat berupa ruang untuk umum, struktur, dan kelengkapan
rumah susun, prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan yang menyatu dengan
bangunan rumah susun.
2.3.2 Pengertian Anak
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan
antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa
seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan
tetap dikatakan anak.
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang
merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi
pembangunan Nasional. Anak adalah aset bangsa. Masa depan bangsa dan Negara
dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik keperibadian
anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa.Begitu pula
sebaliknya, Apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula
13
kehidupan bangsa yang akan datang. Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa
kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan.
Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya,
sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari
masyarakat bahwa mereka bukan lagi anak-ank tapi orang dewasa.
Menurut Hurlock (1980), manusia berkembang melalui beberapa tahapan
yang berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan
yang tertentu, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang tertentu dan bisa
berlaku umum. Untuk lebih jelasnya tahapan perkembangan tersebut dapat dilihat
pada uraian tersebut: – Masa pra-lahir: Dimulai sejak terjadinya konsepsi lahir –
Masa jabang bayi: satu hari-dua minggu. – Masa Bayi : dua minggu-satu tahun. –
Masa anak: – masa anak-anak awal: 1 tahun-6 bulan, Anak-anak lahir: 6 tahun-12/13
tahun. – Masa remaja: 12/13 tahun-21 tahun – Masa dewasa: 21 tahun-40 tahun. –
Masa tengah baya: 40 tahun-60 tahun. – Masa tua: 60 tahun-meninggal.
Dalam pemaknaan yang umum mendapat perhatian tidak saja dalam bidang ilmu
pengetahuan (the body of knowledge) tetapi dapat di telaah dari sisi pandang
sentralistis kehidupan.
Misalnya agama, hukum dan sosiologi menjadikan pengertian anak semakin
rasional dan aktual dalam lingkungan social. Untuk meletakan anak kedalam
pengertian subyek hukum maka diperlukan unsur-unsur internal maupun eksternal di
dalam ruang lingkup untuk menggolongkan status anak tersebut.
Lingkungan Bermain Anak
Anak merupakan bagian dari warga kota. Prediksi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mencatat, diperkirakan hingga tahun 2025, separuh dari 6,5 milyar
penduduk dunia akan hidup di daerah perkotaan. Kota yang ideal menurut Lynch,
adalah kota yang menyediakan berbagai fasilitas penghuninya agar tidak ‘sakit’
termasuk yang dibutuhkan anak-anak. Untuk itu kehadiran anak dalam suatu kota,
perlu dipertimbangkan keberadaannya.
Namun pada kenyataannya sebagai negara yang sedang berkembang,
pembangunan yang dijalankan di desa dan di kota mengalami perbedaan yang
mencolok. Kebanyakan pembangunan masih terpusat di kota-kota besar sehingga
menimbulkan angka urbanisasi yang cukup tinggi. Dalam pengertian yang lain
14
(Tjiptoherijanto, 2000) urbanisasi juga berarti persentase penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan.
Kecenderungan ini memberikan dampak negatif terhadap lingkungan bermain
anak sebagaimana terjadi dan dialami oleh negara-negara berkembang dalam proses
perkembangan kotanya. Lingkungan bermain yang baik dan memadai adalah penting
sebagai bagian dari lingkungan pendukung pertumbuhan yang anak sehat. Bermain
merupakan sarana bagai anak-anak untuk belajar mengenal lingkungan
kehidupannya. Pada saat bermain, anak-anak mencobakan gagasan-gagasan mereka,
bertanya serta mempertanyakan berbagai persoalan, dan memperoleh jawaban atas
persoalan-persoalan mereka.
Bermain tidak sekedar bermain-main. Bermain memberikan kesempatan pada
anak untuk mengembangkan kemampuan emosional, fisik, sosial dan nalar mereka.
Melalui interaksinya dengan permainan. Secara fisik, bermain memberikan peluang
bagi anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Dalam bermain, anak
juga belajar berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling berbagi dengan orang
lain, meningkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif untuk memberikan
kontribusi sosial bagi kelompoknya.
Kebutuhan Bermain pada Anak dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan
Dunia anak adalah dunia bermain. Menurut Conny R. Semiawan (2002),
bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan
karena hadiah atau pujian. Froebel dalam Brewer (2007 : 41) mengatakan bahwa
permainan dalam pendidikan anak usia dini merupakan pondasi bagi pembelajaran
anak sehingga dapat menjembatani anak antara kehidupan di rumah dan kehidupan
anak di sekolah.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi suatu
kesenangan, tanpa ada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai. Jadi, apapun
kegiatannya bila dilakukan dengan senang bisa dikatakan bermain. Bermain dapat
berpengaruh terhadap perkembangan fisik, kreativitas, pengetahuan, tingkah laku
sosial dan nilai moral anak. Menurut Aase Erikse dalam bukunya yang berjudul
Playground Design,Outdoor Environments for Learning and Development, (1985)
mengatakan bahwa fungsi bermain adalah sebagai proses pembelajaran mengenai
aturan tertentu, sarana pelepasan emosi dan cara anak memahami dunia dengan
melakukan eksplorasi sebanyak-banyaknya dan tujuan bermain bagi anak adalah
15
untuk mengeluarkan energi yang berlebihan, melatih dan menyempurnakan insting,
persiapan bagi anak untuk kehidupan masa depannya dan untuk memulihkan tenaga,
penyegaran setelah kegiatan belajar secara formal.
Macam-macam bentuk permainan:
Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya yang berjudul Perkembangan
Anak Jilid I, Erlangga, Jakarta 1978, ada dua jenis macam permainan, yaitu :
Permainan aktif
Bermain aktif dapat diartikan sebagai kegiatan yang banyak melibatkan
aktivitas tubuh, pemain dalam permainan ini membutuhkan energi yang besar.
Contoh : bermain bebas dan spontan (eksplorasi) yaitu anak dapat melakukan segala
hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut; bermain
drama; bermain musik; mengumpulkan atau mengkoleksi sesuatu; permainan olah
raga; permainan dengan balok; permainan lukis tempel dan menggambar.
Permainan pasif/hiburan
Dalam bermain pasif/hiburan, kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain.
Pemain menghabiskan sedikit energi.
Contoh : menonton adegan lucu, membaca buku, mendengarkan cerita, menonton
televisi dan mengingat nama-nama benda adalah bermain tanpa mengeluarkan
banyak tenaga, tetapi tingkat kesenangannya hampir seimbang dengan anak yang
menghabiskan sejumlah besar tenaganya di tempat olah raga atau tempat bermain.
Mitsuru Senda mengemukakan beberapa jenis ruang bermain anak, yaitu:
( Aryanti, 2004, halaman 93 )
a. Natural space
Menggunakan lingkungan alam sebagai elemen permainan. Di sini unsur-unsur
alam digunakan secara maksimal.
b. Play structure space
Ruang tertutup dengan menggunakan alat permainan artifisial.
c. Open space
Ruang terbuka yang tidak sepenuhnya alami. Beberapa bagian dan beberapa
elemen permainan menggunakan barang-barang artifisial.
d. Hide out space
Tempat bermain yang memungkinkan anak memiliki rahasia dalam sebuah
kelompok atau untuk dirinya sendiri.
e. Street space
16
Jalanan dapat menjadi ruang bermain anak dimana mereka mengenal sosialisasi.
Orang-orang yang lalu lalang dan rambu-rambu lalu lintas yang bertebaran di
sekelilingnya, mengajarkan anak bersikap untuk selalu menghargai peraturan dan
orang lain.
f. Anarchy space
Anak terbukti menyukai tempat-tempat yang tak tertata, seperti pipa bekas,
tumpukan jerami dan lain-lain. Di tempat ini mereka dapat berandai-andai dengan
‘dunia lain’ yang mereka temukan.
2.3.3 Konsep Ramah Anak
Upaya penyediaan fasilitas bermain yang nyaman, aman, menarik,
menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan bermain anak usia 6–12 tahun menjadi
hal yang sangat penting karena pada usia ini anak-anak mulai lepas dari pengawasan
orang tua. Aktifitas bermain anak di rumah susun adalah aktifitas yang juga harus
diperhatikan pengadaan ruangnya (Sulistyawati, 2010). Ruang bermain anak yang
baik sebaiknya memenuhi faktor-faktor kenyamanan fisik, kenyamanan psikologis,
dan keamanan (Karim, 2008). Beberapa faktor kunci yang harus diperhatikan saat
membuat layout atau tata ruang bermain anak (Handbook for Public Playground
Safety, 2010), antara lain:
1. Akesibilitas.
2. Perbedaan usia anak.
3. Aktifitas-aktifitas yang bersinggungan.
4. Garis pembatas area permainan.
5. Penanda atau petunjuk permainan.
6. Penjaga atau Pengawas.
Berdasarkan ketentuan yang ditetap pada SNI 03-7013-2004 tentang Tata
cara perencanaan fasilitas lingkungan rumah susun sederhana, tempat bermain
dibedakan menjadi 2 yaitu:
(1) Tempat bermain untuk anak usia 1-5 tahun;
(2) Tempat bermain untuk anak usia 6-12 tahun.
Setiap ruang bermain dilengkapi oleh elemen:
- Tanaman rumput, tanaman berbunga, semak, tanaman pelindung, dan tanaman
peneduh;
- Keran air, bangku duduk dan meja.
17
- Alat permainan aktif dan pasif, seperti bak pasir, ayunan, luncuran, panjatan serta
papan jungkit;
- Penanda atau rambu-rambu.
Menurut Ir.J.F. Bobby Saragih dalam seminar Nasional “Kota Ramah Anak”
Anak yang tinggal di perumahan Rumah Sederhana juga lebih mengenal jenis
permainan aktif, baik itu berupa games ataupun olahraga. Untuk dapat menampung
kegiatan tersebut maka diperlukan tempat bermain yang mampu mewadahi kegiatan
bermain tersebut. Bila dikaitkan dengan kelompok umur dan jenis kelamin, maka
dalam permainan games, tidak begitu terlihat. Perbedaan terlihat jelas pada
permainan olah raga.
Oleh sebab itu hal yang penting diperhatikan dalam mendesain tempat
bermain adalah kemampuan tempat untuk dapat menampung kegiatan bermain anak,
dalam hal ini ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Dimensi ruang yang mencukupi (bagian dari Comfortibility)
2. Pemisahan ruang tidak berdasarkan jenis kelamin dan umur tetapi berdasarkan
jenis permainan, yaitu tempat permainan games dan tempat permainan olahraga
(Disscitiation Activity ).
Bila dikaitkan dengan kondisi ruang maka hal yang perlu diperhatikan adalah
1.Posisi
Posisi tempat bermain sebaiknya dapat dijangkau dengan mudah, mengingat yang
menjadi pengguna adalah anak-anak, maka faktor keselamatan didalam menjangkau
tempat bermain merupakan faktor yang penting (Physical Accesibility). Disamping
itu
faktor keamanan juga menjadi hal yang dominan, oleh sebab itu sebaiknya tempat
bermain tersebut dapat di jangkau dengan mudah oleh orang tua ataupun dapat di
pantau oleh orang tua (Visual Accesibility).
2.Dimensi
Dimensi merupakan hal yang penting untuk dapat menampung aktivitas kegiatan
bermain anak. (dikaitkan dengan Jenis Permainan)
3.Tekstur
Dalam hal ini yang dimaksud dengan testur adalah finishing dari tempat bermain,
agar penggunaan tempat bermain tersebut dapat digunakan pagi, siang dan sore hari
maka sebaiknya finishing tersebut tidak membuat kondisi menjadi panas dan
berdebu, karena hal tersebut sangat mengganggu kegiatan bermain anak. Anak
18
sangat menyukai tempat bermain yang nyaman, misalnya ditumbuhi oleh rumput,
dan teduh (Comfortibility)
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka desain tempat bermain di perumahan Rumah
Sederhana sebaiknya memenuhi syarat berikut :
1. Dapat dilihat dari berbagai sisi sehingga terjamin keamannya (Visual Accesibility)
2. Dapat dijangkau dengan mudah dan terjamin keselamatannnya dari gangguan
kendaraan (Phisical Accesibility). Hal ini sesuai dengan teori Elizabeth Chace dan
George Ishmael dalam makalahnya yang berjudul Outdoor Play in Housing Areas
(dalam Innovation in Play Environment, Paul F. Wilkinson, 1980). Sementara itu
dalam kaitannya dengan perilaku bermain anak di Perumahan Sederhana maka
diperlukan juga adanya :
1. Dimensi yang cukup dan finishing yang membantu kenyamanan (comfortibility)
2. Pemisahan zona yang jelas antar jenis permainan anak dan pemisahan tempat
kegiatan lainnya (Dissocation activity).
2.3.4 Child Friendly City
Kerangka yang lebih luas ini ditangkap oleh satu set sementara dari kriteria yang
diusulkan untuk mengevaluasi seberapa baik kota yang cocok bagi kebutuhan anak-
anak dan untuk menginformasikan kebijakan CFC dan program-program lainnya.
Menurut kriteria ini, sebuah CFC meliputi berikut ini.
(a) lingkungan fisik yang menanggapi kebutuhan khusus dan kekhawatiran anak-
anak, misalnya, persimpangan zona aman didalam perjalanan ke sekolah, ruang
bermain yang aman, toilet untuk anak. Bahkan, semua aspek rumah sakit, sekolah,
sistem transportasi, lalu lintas manajemen, taman, ruang umum, pasokan air, limbah
penghapusan, dan sebagainya yang membantu untuk membuat kota lebih ramah
anak.
(b) Informasi, komunikasi dan mobilisasi sosial untukmempromosikan konsep CFC
dan meningkatkan kesadaranpersyaratan anak-anak berkaitan dengan fisiklingkungan
hidup.
(c) Metode untuk melibatkan anak-anak dalam menilai dan meningkatkan mereka
lingkungan sendiri dan memberi mereka suara dalam pengambilan keputusan lokal
proses.
19
(d) Rencana aksi dengan dan tanpa partisipasi anak yang bertujuan untuk
meningkatkan lingkungan fisik anak-anak.
(e) Paket pelatihan/metodologi untuk kelompok sasaran yang berbeda (pengambil
keputusan, perencana, guru sekolah, orang tua, anak-anak,dan lain-lain) berfokus
pada pembuatan perbaikan dari anak-anak fisiklingkungan.
(f) Undang-undang, aturan, peraturan dan norma perencanaan yang
mengambilkebutuhan dan pandangan ke rekening anak-anak.
(g) Lembaga Municipal tingkat berfokus pada hak-hak anak (misalnya Unit khusus
atau anak orang dalam sebuah kotamadya seperti ombudsman anak-anak).
(h) Sistem pemantauan untuk menilai kualitas lingkungan untuk anak-anak.
(i) Perencanaan dan dampak indikator untuk mengevaluasi dampak dari tindakan
kota atau komunitas pada anak-anak.
2.4 Tinjauan Khusus
Tinjauan khusus ini merupakan penjelasan lingkup penelitian secara
mendetail atau spesifik sesuai dengan proyek penelitian ini. Teori-teori yang ada
diharapkan dapat mendukung penelitian dan mungkin dapat diterapkan pada proyek
ini. Adapun tinjauan khusus yang akan dibahas dalam penelitian ini, antara lain:
2.4.1 Landed House
Landed House adalah bangunan rumah yang bagian huniannya berada
langsung di atas permukaan tanah atau dibangun secara horizontal di atas permukaan
tanah. Bangunan rumah terdiri dari 1 lantai atau 2 lantai, dengan kepemilikan dan
dihuni oleh pihak yang sama.
Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan dan Suparno (2006), landed house dapat digolongkan
berdasarkan wujud arsitektural dan perletakkan unit rumah dan berdasarkan luas
rumah dan keterjangkauan harga atau daya beli masyarakat.
Landed houseberdasarkan wujud arsitektural dan perletakan unit rumah
diklasifikasikan sebagai berikut: rumah tunggal, rumah gandeng dua (couple), dan
rumah deret. Landed houseberdasarkan luas rumah dan keterjangkauan harga atau
daya beli masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut: rumah sederhana, rumah
menengah, dan rumah mewah.
20
Tabel 3 Landed House Berdasarkan Luas dan Harga
Sumber: Suparno Sastra M. (2206) dan Data Perumahan yang Diolah
Masyarakat Indonesia, terutama di Ibukota, dinilai masih menyukai landed
house sebagai pilihan investasi properti mereka. Kenyamanan masih menjadi
keunggulan landed house yang membuat konsumen menentukan pilihannya.
Menurut Aan selaku Direktur Era Real Institute Indonesia, konsumen Era
mengatakan lebih memilih landed house karena dinilai lebih aman dan nyaman bagi
mereka. Selain itu, para konsumen juga mengatakan landed house mudah dijual-
belikan di masa depan. Berikut ini kelebihan tinggal di rumah tapak atau landed
house:
1. Dari tingkat kenyamanan, rumah tapak lebih nyaman dibandingkan dengan
apartemen, salah satu kelebihan rumah tapak ialah Anda bisa memiliki teras,
halaman belakang bahkan taman anda sendiri. Selain itu, dari segi bangunan,
rumah tapak lebih aman.
2. Jika dikemudian hari Anda memiliki rencana dan dana untuk melakukan
perluasan bangunan kebagian depan, atau ke belakang, atau mungkin menambah
lantai hal ini sangat mungkin dilakukan.
3. Rumah tapak lebih mudah untuk dijadikan jaminan utang di Bank
4. Tingkat sosialisasi lebih tinggi.
Disamping kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga
kekurangan-kekurangan tinggal di rumah tapak atau landed house. Adapun
kekurangan tinggal di rumah tapak ialah:
1. Keamanan yang kurang terjamin
2. Tingkat privasi yang rendah
3. Pada zaman sekarang sulitnya mendapatkan hunian rumah tapak di lokasi yang
strategis.
4. Fasilitas yang ada hanya sebatas untuk hunian, tidak selengkap di perumahan
vertikal.
2.4.2 Vertical House
21
Rumah Vertikal adalah rumah bertingkat banyak atau dibangun secara
vertikal dan biasa disebut rumah susun (rusun). Bangunan rumah ini terdiri dari > 2
lantai dimana setiap lantainya terdiri dari beberapa hunian dengan kepemilikan dan
dihuni oleh pihak yang berbeda, selain itu juga terdapat ruang serta fasilitas bersama
untuk mengakomodasi kegiatan dari penghuninya.
Minat keluarga dan eksekutif muda untuk tinggal di hunian vertikal seperti
rusun, apartemen, atau kondominium semakin meningkat. “Tinggal di hunian
vertikal memang sudah mengalami pergeseran. Jika sebelumnya banyak dilakukan
kalangan atas kini mulai mengalami pergeseran ke kalangan menengah,” kata Ketua
Umum Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Rumah Susun Indonesia Madani
(P3RISMA) dikutip dari tribunnews.com.
2.5 Contoh Kasus
Gambar 9 Anak-anak Bermain di Taman Bermain pada Rusun di JakartaSumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2015/01/28/13392021/
Veronica.Ahok.Resmikan.Taman.Bermain.di.Rusun.Cakung.Barat. diakses pada 8 Oktober 2015
Di Taman Ceria Merries, Rusun Albo, Cakung Barat, Jakarta Timur.
Taman bermain seluas 8 x 12 meter yang digunakan ketiga anak-anak itu diresmikan
oleh istri Gubernur DKI Jakarta, Veronica Tjahaja Purnama, beberapa minggu
sebelumnya. Taman diperuntukan bagi penghuni rusun sekaligus sebagai bentuk
22
dukungan kepada pemerintah untuk program Kota Layak Anak.
Beberapa fasilitas bermain tersedia di taman tersebut.
Di antaranya, ayunan dan perosotan dengan rumput hijau yang makin
mempercantik tempat terbuka tersebut. Tidak mengherankan bila anak-anak betah
berlama-lama bermain di taman tersebut. Keberadaan taman di tengah bangunan
rumah susun (rusun) bahkan bukan hanya memberi keceriaan kepada anak-anak yang
tinggal di sana. Para orang tua pun menyambut dengan sukacita kehadiran fasilitas
itu."Saya senang sekali disediakan taman di sini. Sebelum ada taman, anak-anak
hanya bisa berlari-lari di sekitar bangunan rusun," kata Zulfah, 29, ibunda Rian,
penghuni Rusun Albo. Menurutnya, sejak taman tersebut hadir, setiap siang atau
seusai jam sekolah, dan sore hari, taman itu selalu dipadati anak-anak.
Kehadiran taman, lanjutnya, juga menambah nyaman kehidupan baru para
penghuni rusun setelah direlokasi dari permukiman mereka sebelumnya yang
merupakan kawasan tidak layak huni. "Hidup di sini (rusun) menjadi semakin
nyaman. Ibu-ibu yang punya anak juga jadi sering kumpul sambil menjaga anak
mereka bermain," ucap ibu dua anak itu. Penghuni Rusun Albo sebelumnya
merupakan warga yang tinggal di Waduk Ria-Rio, Pedongkelan, Pulo Gadung,
Jakarta Timur, yang direlokasi pada 2013. Di tempat tinggal mereka yang lama,
jangankan fasilitas taman, hidup pun harus berimpitan dalam bangunan semi-
permanen. Bahkan, pada musim hujan, tanah di sekitar tempat tinggal mereka selalu
becek lantaran selain akibat diguyur hujan juga kerap terendam luapan air waduk.
Butuh 8 taman Veronika dalam sambutannya saat meresmikan Taman Ceria
Merries menyatakan taman tersebut juga dibangun untuk menunjang visi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta sebagai Kota Layak Anak. Selain itu, ia juga berharap
kehadiran taman bisa memberikan dampak positif bagi anak. Kepada penghuni
rusun, ia berpesan untuk ikut bertanggung jawab dengan selalu merawat fasilitas itu.
Selain di Rusun Albo, taman serupa juga terdapat di Rusun Komarudin,
Penggilingan, Jakarta Timur.
Namun, taman tersebut belum dibuka secara resmi karena belum diberi
rumput dan pagarnya juga masih dikunci. Meski demikian, beberapa fasilitas
bermain anak sudah disiapkan. Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III DKI
Jakarta, Sayid Ali mengatakan masih ada delapan rusunawa di Jakarta Timur yang
membutuhkan taman bagi anak-anak. Di setiap rusun tersebut selama ini baru
tersedia sejumlah pelayanan umum mendasar, antara lain klinik kesehatan, mushola,
23
dan posko pelayanan kependudukan. "Dari total 11 rusunawa di Jakarta Timur, rusun
yang telah memiliki taman ialah Rusun Albo di Cakung Barat. Dua taman lainnya
kini sedang dibangun di Rusunawa Cipinang Besar Selatan dan Rusunawa
Komarudin," ucapnya.
24
2.6 Studi Banding
Tabel 4 Hasil Studi BandingNama
RUSUN TANAH ABANG
RUSUN KEMAYORAN
Tapak Luas tanah sebesar 4,5 ha terletak di Jalan K.H. Mas
Mansyur, Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan
Tanah Abang, Jakarta Pusat
Terletak di Jl. Landas Pacu Timur, Kemayoran, Jakarta
Pusat.
Jumlah Blok 64 blok @16 unit = 1024 unit 48 blok @20 unit = 960 unit
Jumlah Lapis 4 lapis 5 lapis
RUSUN TANAH ABANG RUSUN KEMAYORAN
25
Gubahan Massa Keseluruhan massa dengan sistem terpusat pada
gedung serbaguna dan lapangan serta sistem cluster
untuk unit huniannya.
Keseluruhan massa dengan sistem terpusat pada
lapangan dan tempat parkir.
Unit Hunian Tinggi plafond pada tiap unit adalah 2,6 m
Tipe 36 yang terdiri dari:
2 kamar tidur yang masing-masing luasnya
3x2,5m
Ruang tamu atau keluarga
Dapur 3x1,5m
Kamar mandi 1x1
RUSUN TANAH ABANG
Tempat jemur teras 1,5x1
Tinggi plafond pada tiap unit adalah 2,6 m
Tipe 42
Zoning Unit
RUSUN KEMAYORAN
26
Tipe 21
RUSUN TANAH ABANG RUSUN KEMAYORAN
27
Pencahayaan dan
Penghawaan
Utilitas
Menggunakan air bersih yang berasal dari PAM. Tiap
blok memiliki reservoir atas yang akan menyalurkan
air bersih ke tiap unit.
- Saluran pembuangan air hujan
RUSUN TANAH ABANG
Melalui floor drain yang terdapat di atap dan dari atap
Jaringan air bersih
Menggunakan air dari PAM dan sumur resapan. Air
PAM disalurkan ke tiap unit dengan menggunakan
pompa. Rusun ini tidak memiliki reservoir atas.
- Saluran air hujan
RUSUN KEMAYORAN
Air hujan dialirkan melalui selokan kemudian dialirkan
28
air hujan disalurkan melalui talang air menuju selokan.
- Saluran pembuangan air limbah
Pada unit terdapat saluran air limbah yang akan
menyalurkan air limbah dari tiap unit ke penampungan
limbah yang kemudian disalurkan ke riol kota
- Jaringan pemadam kebakaran
Pada rusun ini tidak terdapat jaringan pemadam
kebakaran
RUSUN TANAH ABANG
- Jaringan listrik
menuju riol kota.
- Saluran pembuangan air limbah
Air limbah dialirkan melalui selokan kemudian
dialirkan menuju riol kota.
- Jaringan tempat pembuangan sampah
RUSUN KEMAYORAN
Rusun ini memiliki tempat pembuangan sampah yang
diletakan jauh dari hunian dan tempat penampungannya
29
Di tiap lantai dasar terdapat kumpulan panel-panel
listrik
- Jaringan gas
-
Saluran gas tertanam pada tanah kemudian disalurkan
pada tiap blok dan tersambung
RUSUN TANAH ABANG
langsung pada kompor yang digunakan untuk
yang tertutup.
- Jaringan listrik
Rusun ini memiliki tiang listrik yang menyalurkan
listrik dari gardu ke tiap-tiap blok dan unit.
- Jaringan gas
Pipa-pipa gas terdapat di tiap blok dan disalurkan ke
tiap unit untuk kebutuhan memasak.
-
RUSUN KEMAYORAN
30
memasak.
- Jaringan telepon
Tiap unit terdapat saluran telepon dan penghuni dapat
meminta saluran telepon pada TELKOM
- Jaringan telepon
Tiap unit terdapat saluran telepon
Material Bangunan - Material yang digunakan pada bangunan rusun
ini yaitu batubata. Dengan plesteran dinding,
bagian dalam di cat dan bagian lar di expose
batubata.
RUSUN TANAH ABANG
- Plat lantai beton tidak dilapisi keramik pada
baguan luar (koridor) sedangkan
- Material bangunan menggunakan batubata yang
dicat.
- Pada bagian dalam dinding juga dicat.
RUSUN KEMAYORAN
- Plat lantai beton dilapisi keramik pada bagian
luar (koridor) sedangkan pada bagian dalam
31
-
- pada bagian dalam unit lantai dilapisi keramik.
- Plafond hanya difinishing dengan beton yang
dcat.
- Tangga terbuat dari beton.
unit dilapisi keramik.
- Plafond menggunakan triplek yang dicat.
- Tangga terbuat dari beton yang dilapisi
keramik.
Fasilitas Penunjang Gedung serbaguna Musholla
RUSUN TANAH ABANG
Lapangan terbuka Puskesmas
Tempat makan
Lapangan olahraga
Tempat usaha/kios
Musholla
Posyandu
RUSUN KEMAYORAN
Kantor PPRS (Persatuan Penghuni Rumah
Susun)
32
Pos Keamanan
Sekolah Said Naum
Kantor RW
Depot air minum
Area parkir
Pos keamanan
Area parkir
33
Kelemahan RUSUN TANAH ABANG
1. Kurangnya pencahayaan dan pengudaraan
alami sehingga kondisi thermal pada ruang
sangat terasa lembab
2. Sirkulasi gerak yang terbatas karena jarak
antar blok sangat dekat.
RUSUN KEMAYORAN
1. Kurangnya penghijauan atau area hijau yang
dialihkan menjadi lahan parkir
2. Estetika yang sedikit terganggu karena teras
yang dijadikan tempat menjemur pakaian.
Kesimpulan:
Berdasarkan perbandingan kedua rumah susun diatas maupun rumah susun lainnya di Jakarta belum ada yang mendekati ramah anak
dari segi keselamatan maupun kenyamanan, sehingga diperlukan lah dibangun rumah susun yang ramah bagi anak di Jakarta.
34
35