prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W… · Web view4.3...
Transcript of prisma.fp.ub.ac.idprisma.fp.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/...Brawijaya_W… · Web view4.3...
Wo-Rambooo (Wonderfull Rainbow Bamboo): Implementasi Plasma Nutfah Bambu sebagai Upaya Pengembangan Wisata Alam Desa Sedulang Melalui Konsep Collaboration Colour of Bamboos dengan Strategi Pengembangan
Sociopreneur Tourism Berbasis AISAS
Diajukan untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah IT’S MEE 4TH 2017 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman
Diusulkan Oleh:Ratih Eka Santosa (145040200111021/2014)Cindy Diah Ayu Fitriana (155040201111043/2015)Putra Aji Pratama (165040200111030/2016)
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2017
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah berupa proposal karya tulis ilmiah
yang penulis buat dalam rangka berpartisipasi aktif pada lomba karya tulis ilmiah
IT’S MEE 4TH 2017 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas
Mulawarman.
Atas selesainya penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga pada pihak Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya, khususnya Ibu Dwi Retnoningsih SP., MP., MBA. sebagai
pembimbing. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat dan dapat
dijadikan sebagai solusi yang berguna untuk menyelesaikan masalah di Desa
Sedulang Muara Kaman Kutai Kartanegara.
Harapan penulis adalah dapat memberikan ide tentang Ekowisata baru yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta sebagai upaya konservasi
lingkungan di Desa Sedulang Muara Kaman Kutai Kertanegara. Kami berharap
agar karya kami dapat mengispirasi generasi muda untuk ikut berperan aktif
dalam penanganan masalah yang ada disekitar melalui karya tulis ilmiah.
Penulis berharap kepaada semua pembaca dari karya tulis ilmiah kami untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun. Atas berkenannya semua pihak
yang mendukung karya tulis ilmiah yang kami susun, kami mengucapakan
terimakasih.
Malang, 07 Mei 2017
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.1 Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Kondisi Aktual Desa Sedulang Kecamatan Muara Kaman Kalimantan
Timur....................................................................................................................4
2.2 Plasma Nutfah Bambu....................................................................................4
2.3 Ekowisata........................................................................................................5
2.4 Pemasaran Berbasis AISAS............................................................................6
BAB III METODOLOGI.........................................................................................8
3.1 Teknik Penulisan............................................................................................8
3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis Data..............................................................8
3.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)..................................................8
3.4 Kerangka Berfikir...........................................................................................9
BAB VI ISI...........................................................................................................10
4.1 Konsep Wisata Alam Wo-Ramboo dengan Collaboration of Bamboo........10
4.2 Stakeholder Wo-Ramboo..............................................................................11
4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISAS.................12
4.4 Analisis Biaya Implementasi Wo-Ramboo..................................................17
BAB V PENUTUP.............................................................................................19
5.1 Kesimpulan...................................................................................................19
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 1. Konsep Wo-Ramboo............................................................................14Gambar 2. Stakeholder Wo-Ramboo.....................................................................15
v
vi
RINGKASAN
Kalimantan timur terletak di ujung paling timur pulau Kalimantan dan
berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia yang terdiri dari 14 kabupaten dan
kota yang terbagi dalam 136 kecamatan dan terdiri 1.435 desa (BPBD, 2016).
Salah satu kabupaten dengan jumlah wisatawan yang cenderung meningkat setiap
tahunnya yaitu kabupaten kuati kartanegara yang terbagi menjadi 7 kecamatan
salah satunya yaitu kecaman Muara Kaman. Muara Kaman memiliki potensi
wisata yang besar khususnya di Desa Sedulang karena terdapat Cagar Alam
Muara Kaman Sedulang yang seharusya dapat dikelola dan dikembangkan dengan
baik sehingga dapat menjadi menjadi sumber perekonomian masayarakat
setempat, mengingat di kecamatan Muara Kaman khususnya Desa Sedulang
mayoritas masyarakatnya memiliki perekonomian yang terbilang rata-rata
menengah ke bawah dengan mata pencaharian utama yaitu nelayan, petani lahan
hutan dan buruh pertambangan. Selain itu, wialayah muara Kaman menjadi
daerah rawan banjir karena dampak dari luapan aliran sungai dan tingginya curah
hujan serta kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga kawasan hutan.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada maka Wo-
Rambo merupakan salah satu inovasi mengenai rencana dan pengolahan cagar
alam nuara Kaman di desa sedulag dalam proses rehabilitasi dan konservasi
melalui implementasi plasma nutfah bamboo sebagai upaya dalam pengembangan
wisata alam melalui konsep collaboration colour of bamboos yang memadukan
berbagai jenis bamboo dari seluruh Indonesia dengan tata letak yang indah
sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang menerapkan aspek
suistanable dan berwawasan linkungan serta Wo-Rambo menjadi salah satu
kawasan wisata yang berperan penting dalam upaya pencegahan banjir. Wo-
Rambo merupakan salah satu kawasan cagar alam yang dalam proses realisasi
pemasarannya dengan menggunakan strategi pemasaran digital berbasis AISAS
(Attention,Interest, Search, Action and Share) dalam mempromosikan kawasan
wisata alam terbaru kepada wisatawan local maupun mancanegara.
Metode penelitian yang digunakan sebagai landasan acuan penulisan proposal
ini yaitu dengan menggunakan Teknik penulisan deksriptif dan dengan melakukan
vii
Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka serta penelusuran digital yang
kemudian dianalisis dan sintesis menggunakan studi silang sehinga ditemukan
titik utama yang diolah menjadi beberapa kesimpulan.
Berdasarkan metode penelitian tersebut maka ditemukan salah satu inovasi
baru dalam pengolahan kawasan wisata cagar alam yang digagas sebagai upaya
pelestarian plasma nutfah bambu di seluruh Indonesia. Konsep wisata alam yang
baru dengan memanfaatkan tata letak 24 jenis bamboo di Indonesia dengan
berbagai ciri khas warna akan menghasilkan perpaduan layer warna yang
memiliki nilai estestika tinggi dan dapat menjadikan icon pada kecamatan Muara
Kaman khususnya di desa Sedulang Kalimantan timur. Wo-Rambo yang terdiri
dari 3 rangkaian wisata berupa Bamboo Art yang meruapakan titik point utama
dari Wo-Rambo yang dijadikan sebagai tempat wisata alam utama untuk
mengenal berbagai jenis bamboo di Indonesia, sebagai pusat research dan icon
fotogenik . Rambo’s homemade yang merupakan tempat pengolahan dan
produksi dari berbagai kerajanan khas Kalimantan timur dengan bahan dasar
pembuatan berupa bambu, selain itu keistimewaan di Rambo’s homemade
wisatawan boleh mempraktekkan langsung cara membuat kerajian dari bambu.
Kedai kado Rambo yang menjadi pusat oleh oleh kerajinan khas yang berbahan
baku bambu yang ditanam di lokasi cagar alam Wo-Rambo
Sebagai upaya realisasi diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak yang
meliputi Dinas Kehutanan dan Masyarakat, Kementerian lingkungan hidup dan
kehutanan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Timur, Arsitektur
Lansekap dan Masyarakat di Desa Sedulang Kecamtan Muara Kaman. Sedangkan
target pasar Wo-Rambo dibedakan menjadi dua yaitu jangka pendek dan jangka
panjang yang dijadikan acuan pada pemasarana digital berbasis AISAS. Disisi
lain analisis STP yang digunakan yaitu segmenting yang dibedakan menurut unit
geografi, targetingnya merupakan lapisan masyarakat terkhususnya usia 17-30
tahun dan seluruh lapisan masyarakat Kalimantan timur sehingga Wo-Rambo
dapat diposisikan sebagai inovasi wisata alam yang berpotensi dikembangkan
dalam lingkup nasional dan internasional. Sebagai salah satu upaya suistanability
viii
Wo-Rambo maka terdapat Quality control yang terbagi menjadi 3 yaitu proses
realisasi, SOP Pemasaran wisata dan SOP pada research and development.
Dilihat berdasarkan konsep mengenai pelestarian plasma nutfah bamboo
belum ditemui di Indonesia dan kancah international maka konsep wisata alam
yang memadukan kekayaan hayati yang dipadukan dengan tata konsep pelestarian
bamboo yang memiliki cirikhas maka akan bersatu padu menghasilkan nilai
estestika yang tinggi sebagai sasaran wisata yang di buru oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara. Sehingga jika dilihat dari trend pasar mengenai inovasi
wisata alam maka Wo-Rambo yang terbilang sebagai fresh innovation yang
menjadikan wisata Wo-Rambo mampu untuk bersaing dan bertahan secara
konsisten untuk menunjang perkembangan kawasan wisata di wilayah Kalimantan
Timur. Realisasi kawasan wisata ini memiliki efek jangka panjang yang multiply
karena secara menyeluruh dengan adanya Wo-Rambo memberikan keuntungan
bagi seluruh elemen masyarat.
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kalimantan timur terletak di ujung paling timur pulau Kalimantan dan
berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia yang terdiri dari 14 kabupaten dan
kota yang terbagi dalam 136 kecamatan dan terdiri 1.435 desa (BPBD, 2016).
Masing- masing wilayah di Kalimantan timur terkenal sebagai salah satu wilayah
dengan industri pertambangan yang maju dan memiliki potensi pariwisata yang
layak jual kepada para wisatawan local maupun mancanegara. Salah satu
kabupaten dengan jumlah wisatawan yang cenderung meningkat setiap tahunnya
yaitu kabupaten kuati kartanegara yang terbagi menjadi 7 kecamatan salah
satunya yaitu kecaman Muara Kaman. Muara Kaman menajadi salah satu
kecamatan yang memiliki berbagai potensi wisata yang masih belum terkelola
dengan baik padahal apabila lokasi tersebut dikelola dengan baik maka memiliki
potensi besar sebagai salah satu sumber penyumbang pendapatan Asli Daerah
(PDA) dan menjadi sumber perekonomian masayarakat setempat, mengingat di
kecamatan Muara Kaman khususnya Desa Sedulang mayoritas masyarakatnya
memiliki perekonomian yang terbilang rata-rata menengah ke bawah dengan mata
pencaharian utama yaitu nelayan, petani lahan hutan dan buruh pertambangan.
Padahal Desa Sedulang sebagai salah satu desa yang memiliki potensi wisata
yang besar karenaa memiliki Cagar Alam Muara Kaman Sedulang.
Cagar Alam Muara Kaman merupakan cagar alam dengan kekayaan dan
keanekaragaman hayari yang melimpah. Kawasan cagar alam muara Kaman
sadulang terletak di kecamatan Muara Kaman di Desa Sedulang. Namun terdapat
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan perkebunan kelapa sawi dan
aktifitas pertambangan yang bersifat merusak kawasan cagar alam. Selain itu,
belum adanya Rencana Pengolahan bagi kawasn Cagar Alam menyebabkan Balai
Konservasi Sumberdaya Aam (BKSDA) Kalimantan Timur tidak mempunyai
arah dan pegangan dalam mengelola kawasan tersebut (Bakrie, 2014).
Permasalahan lain di Muara Kaman yaitu salah satu daerah yang rawan akan
bencana banjir yang disebabkan oleh luapan aliran sungai serta didukung dengan
tingginya angka curah hujan di daerah ini menimbulkan genangan dalam waktu
1
lama di berbagai tempat di sekitar muara Kaman. Selain itu, bencana banjir yang
terjadi diprediksi karena akibat dari kerusakan lingkungan hutan yang diakibatkan
karena kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga kawasan hutan, serta
adanya fungsi alih lahan menjadi lahan pertanian dan pertambangan berdampak
pada berkurangnya jumlah plasma nutfah yang ada.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada maka Wo-
Ramboo merupakan salah satu inovasi mengenai rencana dan pengolahan cagar
alam nuara Kaman di desa sedulag dalam proses rehabilitasi dan konservasi
melalui implementasi plasma nutfah bamboo sebagai upaya dalam pengembangan
wisata alam melalui konsep collaboration colour of bamboos yang memadukan
berbagai jenis bamboo dari seluruh Indonesia dengan tata letak yang indah
sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang menerapkan aspek
suistanable dan berwawasan linkungan serta Wo-Ramboo menjadi salah satu
kawasan wisata yang berperan penting dalam upaya pencegahan banjir mengingat
tanaman yang di introduksi sebagai wisata meruapakn pohon bambu yang
memiliki kelebihan mampu mengikat air dalam jumlah yang banyak. Selain itu,
Wo-Ramboo merupakan salah satu kawasan cagar alam yang dalam proses
realisasi pemasarannya dengan menggunakan strategi pemasaran digital berbasis
AISAS (Attention,Interest, Search, Action and Share) dalam mempromosikan
kawasan wisata alam terbaru kepada wisatawan local maupun mancanegara.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah Wo-Ramboo
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep wisata Wo-Ramboo Sebagai salah satu wisata alam
yang mampu menjadi inovasi baru dalam pengolahan cagar alam Muara
Kaman di Desa Sedulang?
2. Baimana strategi dalam mempromosikan wisata Wo-Ramboo melalui
pemasaran digital berbasis AISAS?
3. Bagaimana langkah strategis dan peran masyarakat serta stakeholder
dalam pengembangan konsep wisata alam Wo-Ramboo ?
2
4. Bagaimanakah analisis biaya sebagai upaya implementasi konsep wista
Wo-Rambooo?
1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah di paparkan, maka tujuan penulisan
secara umum dan khusus adalah sebagai berikut:
Secara umum penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memberikan
alternatif baru dalam upaya konservasi dan rehabilitasi cagar alam melalui konsep
wisata Wo-Ramboo pada rancangan wisata alam di Desa Sedulang.
Tujuan khusus dari penulisan adalah untuk menawarkan konsep hutan
wisata alam di Cagar Alam yakni Wo-Ramboo untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Sedulang dengan menggunakan sistem pemasaran AISAS.
1.1 Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Dapat memberikan konstribusi positif melalui solusi konkret dakam
meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan Desa Sedulang
melalui konsep wisata alam Wo-Ramboo
2. Bagi masyarakat
Melalui konsep Wo-Ramboo dapat menjadikan solusi yang tepat dalam
mengangkat kembali potensi Cagar Alam Desa Sedulang sehingga
perekonomian masyarakat semakin meningkat
3. Mahasiswa atau Penulis
Memaksimalkan fungsi mahasiswa sebagai agent of change dan
social control dengan melakukan respon intelektual dalam bentuk karya
tulis yang bertujuan memberikan kontribusi dalam penyelesaian suatu
masalah melalui konsep terbaru untuk membawa perubahan yang lebih
baik
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Aktual Desa Sedulang Kecamatan Muara Kaman Kalimantan Timur
Desa Sedulang secara administrasi pemerintah terdapat di Kecamatan Muara
Kaman Kalimantan Timur. Desa Sedulang memiliki luas wilayah 373,33 Ha
dengan ketinggian 0-50 meter diatas permukaan laut dan kemiringan 20-50o. Desa
Sedulang dihuni oleh 350 Kepala Keluarga dengan total penduduk sebanyak 1560
jiwa, dengan jumlah laki-laki 834 jiwa dan perempuan 726 jiwa (Monografi Desa
Sedulang, 2013).
a. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Masyarakat Desa Sedulang bermata pencaharian sebagai nalayan. Namun
pada musim kemarau, karena pendapatan masyarakat berkurang drastis maka
masyarakat beralih profesi menjadi petani dengan membuka lahan di kawasan
Cagar Alam Muara Kanam. Masyarakat Desa edalung terdiri dari berbagai
macam etnis namun tidak pernah memunculkan konflik antara etnik. Interaksi
sosial multietnik nyaris tidak ada hambatan yang berarti.
b. Kondisi Geografi Wilayah
Kecamatan Muara Kaman tercatat merupakan kawasan yang terkena
bencana banjir dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Bencana banjir tersebut
diakibatkan karena meluapnya aliran sungai pada kawasan tersebut (BPPD, 2015).
2.2 Plasma Nutfah BambuBambu merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki keragaman tinggi di
Indonesia. Indonesia memiliki 159 jenis bambu dengan 88 jenis merupakan
endemik Indonesia dan 10 genus bambu terkenal di Indonesia antara lain:
Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna,
Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong
dalam famili Gramineae (rumput-rumputan) atau disebut juga Giant Grass
(rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh). Batang
bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruang berongga, berdinding
keras, pada setiap buku memiliki mata tunas atau cabang (Otjo dan Atmadja,
2006). Bambu yang tumbuh subur di Indonesia merupakan bambu yang
4
simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena
percabangan di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus et al., 2006).
Bambu memiliki peranan penting secara ekonomi, ekologi, lingkungan dan
budaya. Tumbuhan bambu dapat tumbuh dengan cepat serta memiliki batang yang
kuat sebagai material hijau (green material). Selain itu, tanaman bambu juga
mudah di budidayakan serta dapat menghasilkan berbagai macam produk seperti
keranjang, anyaman, tikar, bahan masakan (rebung), kertas, bahan konstruksi,
sumpit, arang, mebel, keranjang, pipa air, tanaman hias, furniture dan lain-lain.
Bambu merupakan komoditas yang menjanjikan yang sarat dengan unsur budaya
dan filosofi. Bambu juga dijadikan sebagai dasar pengembangan industri
kerakyatan untuk meningkatkan kesejahteraan (ITTO, 2013).
Manfaat ekologi dari penanaman bambu diantaranya bambu dapat
meningkatkan volume air bawah tanah. Bambu memiliki akar rimpang yang dapat
menyerap air hujan mencaai 90%. Hal tersebut sangat memungkinkan bambu
menjadi tanaman yang dapat menjaga ketersediaan air tanah, mecegah terjadinya
banjir dan longsor dalam suatu wilayah, serta mempertahankan kelestarian
lingkungan hidup. Selain itu Bambu dapat menyerap karbon lebih banyak dari
pada tanaman kayu-kayuan yang lain (BAPEDAL, 2010).
2.3 EkowisataEkowisata merupakan pengembangan dari konsep pariwisata yang
merupakan perjalanan yang bertanggung jawab ke areal yang masih alami untuk
menjaga lingkungan dan menopang kesejahteraan masyarakat (Hendarto, 2003).
Konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk upaya-
upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam pengelolaan yang konservatif sehingga memberikan manfaat
bagi masyarakat setempat (Dirjen Pariwisata, 1995). Konsep ekowisata
dikembangkan selain untuk melestarikan alam dan budaya juga ditujukan untuk
menopang ekonomi masyarakat setempat yang ikut serta dalam mengelola
ekowisata tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang
Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah tercantum prinsip Ekowisata
sebagai berikut:
5
1. Kesesuaian antara jenis dan karakteristik ekowisata
2. Konservasi, yang melindungi, mengawetkan dan memanfaatkan secara lestari
sumberdaya alam yang digunakan untuk ekowisata
3. Ekonomis, yang memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi
penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha
ekowisata dapat berkelanjutan
4. Edukasi, yang mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi
seseorang agar memiliki kepedulian , tanggung jawab, dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan dan budaya
5. Memberikan kepuasan dan pengalaman kepada pengunjung
6. Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ekowisata dengan menghormati
nilai-nilai sosial budaya dan keagamaan di masyarakat di sekitar kawasan
7. Menampung kearifan lokal.
2.4 Pemasaran Berbasis AISAS Pemasaran merupakan aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar
suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan,
pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari suatu barang, jasa maupun ide
(Marketing Association of Australia and New Zealand (MAANZ) dalam Alma,
Buchari, 2007). Seiring perkembangan jaman maka teknik pemasaran juga
semakin berkembang salah satunya internet marketing. Dengan adanya internet
marketing dapat mempermudah seseorang memperoleh informasi secara langsung
yakni salah satunya menggunakan media sosial. Tingkat efisiensi metode
penyebaran informasi dengan hal ini lebih efisien, sehingga muncullah suatu
konsep yaitu AISAS
AISAS merupakan kepanjangan dari Attention - Interest – Search – Action
– Share. AISAS ditujukan sebagai refleksi atas besarnya penggunaan internet
terhadap aktivitas manusia sekarang ini, dimana kegiatan search dan share
menjadi poin penting dalam surving internet sehingga dengan elemen yang sangat
transparan ini produsen dapat mengetahui informasi berupa pengalaman pemakai,
tingkat pelayanan, kepuasan akan produk atau jasa yang ditawarkan langsung dari
6
konsumen berupa testimoni dan WOM (Word of Mouth) (Sugiyama dan Tim
Andree, 2011).
Attention dalam AISAS bertujuan untuk meningkatkan perhatian
konsumen akan suatu produk, dengan adanya internet maka informasi tentang
produk dapat tersebar luas di masyarakat dan biaya untuk penyebaran ini
informasinya pun lebih murah sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.
Kemudian, Interest yang maksudnya adalah produsen harus memiliki kreatifitas
dalam menarik konsumen agar terjalin komunikasi yang baik sehingga konsumen
tertarik terhadap tawaran produsen. Selanjutnya, Search merupakan suatu proses
dan keadaan dimana konsumen melakukan pencarian informasi mengenai suatu
produk dengan memanfaatkan media sosial dan juga berbagai situs online . Action
merupakan tahap dimana konsumen membeli suatu produk yang ditawarkan.
Dalam hal ini produsen juga harus memberikan pelayanan yang baik agar
konsumen puas dan akan melakukan pembelian produk kedua kalinya. Setelah
melakukan action langkah selanjutnya yakni share, dimana konsumen akan
mengulas atau menceritakan kepada orang lain tentang sebuah produk yang
mereka beli kepada orang lain melalui internet dengan bantuan media sosial atau
forum online, konsumen ini akan memperkuat citra brand produk sehingga
konsumen lain menjadi ingin merasakan hal yang sama dengan pengalaman oleh
konsumen pertama, sehingga hal ini juga dapat membantu pihak produsen untuk
terus menggencarkan produknya (Sugiyama dan Andre, 2010).
7
BAB III METODOLOGI3.1 Teknik Penulisan
Teknik penulisan ialah deskriptif, yaitu dengan menguraikan, menjabarkan
dan merangkai variabel-variabel yang diteliti menjadi sebuah pembahasannya
yang runut dan sistematis. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan
mengambil studi kasus terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan ekologi di
wilayah Desa Sedalung Kecamatan Muara Kaman Kutai Kartanegara.
3.2 Teknik Pengumpulan dan Jenis DataTeknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi pustaka (library
research) dan penelusuran informasi digital dengan sasaran tujuan antara lain
studi literatur. Sumber pustaka studi yang didapatkan berasal dari membaca,
menganalis dan mengkaitkan informasi dari sumber bacaan dengan topik yang
diangkat. Studi pustaka ini meliputi buku,surat kabar cetak, online dan jurnal
penelitian yang dianggap relevan dengan pembahasan. Jenis data yang
digunakan dalam penulisan ini ialah data sekunder atau data pendukung yang
merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, atau
melalui media perantara.
3.3 Metode Analisis dan Sintesis (Pembahasan)Proses analisis dilakukan pada data-data yang terkumpul yang kemudian
dipaparkan dalam pembahasan. Sintesis dilakukan dengan menggunakan studi
silang (cross link) antara data yang terkumpul dengan teori dan konsep yang
relevan.Kemudian dapat diambil titik utama yang kemudian diolah menjadi
beberapa kesimpulan.Kesimpulan tersebut diperkuat dengan saran dan
rekomendasi yang terkait.
8
3.4 Kerangka Berfikir
9
Budaya
Konservasi lingkungan
Hutan Bambu
Kerajinan bambu
Meningkatkanperekonomian masyarakat Desa Sedulang dan sekitarnya
Mengatasi permasalahan banjir dan sebagai konservasi lingkungan Desa
Sedulang
Konsep Ekowisata Plasma Nutfah Bambu dengan strategi pengembangan
Sociopreneur tourism berbasis AISAS
Permasalahan banjir dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang kurang serta potensi alam yang belum dikelola dengan baik
Desa Sedulang memiliki potensi alam yang layak untuk wisata
Solusi
BAB VI ISI
4.1 Konsep Wisata Alam Wo-Ramboo dengan Collaboration of BambooWo-Ramboo merupakan salah satu inovasi baru dalam pengembangan
desa Sedulang yang digagas sebagai upaya pelestarian plasma nutfah bambu di
seluruh Indonesia. Konsep wisata alam yang baru dengan memanfaatkan tata letak
24 jenis bamboo di Indonesia dengan berbagai ciri khas warna akan menghasilkan
perpaduan layer warna yang memiliki nilai estestika tinggi dan dapat menjadikan
icon pada kecamatan Muara Kaman khususnya di desa Sedulang Kalimantan
timur. Keindahan wisata alam Wo-Ramboo yang ditawarkan berupa keindahan
plasma nutfah yang dirancang dengan melakukan introduksi jenis-jenis bamboo di
Indonesia sehingga memperkaya plasma nutfah yang ada di kawasan Cagar Alam
Mura Kaman desa Sedulang. Wo-Ramboo yang terdiri dari 3 rangkaian wisata
berupa Bamboo Art yang meruapakan titik point utama dari Wo-Ramboo yang
dijadikan sebagai tempat wisata alam utama untuk mengenal berbagai jenis
bamboo di Indonesia, sebagai pusat research dan icon photogenic, Rambo’s
homemade yang merupakan tempat pengolahan dan produksi dari berbagai
kerajanan khas Kalimantan timur dengan bahan dasar pembuatan berupa bambu,
selain itu keistimewaan di Rambo’s homemade wisatawan boleh mempraktekkan
langsung cara membuat kerajian dari bambu, dan adanya kedai kado Rambo yang
menjadi pusat oleh oleh kerajinan khas yang berbahan baku bambu yang ditanam
di lokasi cagar alam Wo-Ramboo. Berikut merupakan denah dari konsep wisata
alam Wo-Ramboo (Gambar 1.)
10
Gambar 1. Konsep Wo-Ramboo
Bambo art terdiri dari perpaduan 24 jenis bamboo yang memiliki 5 jenis
warna dasar yang meliputi warna hijau muda (Bambu ampel hijau, Bambu
Apus/Bambu Tali, Bambu Atter/Legi, Bambu Budha, Bambu Moso, bambu
lengka tabah), warna hijau tua ( Bambu Tutul, Bambu Sembilang, Bambu Peting,
Bambu Pagar Cina Hijau, Bambu Ori (duri), Bambu Lemang Hijau, Bambu balku,
Bambu tutul, Bambu mayan, Bambu manggong, Bambu gombong, Bambu batu) ,
warna putih ( Bambu putih), warna hitam (Bambu wulung hitam, Bambu petung
hitam, Bambu Magong) dan warna kuning ( Bambu ampel kuning, Bambu
kuning/gading, Bambu duri ). Impelmentasi 24 jenis bambu akan dilakukan sesuai
warna, yang mana masing masing spesies dengan warna dasar sama maka
disatupadukan menjadi satu sehingga terlihat keindahan dari bambu art.
Adapun keunggulan utama dari Wo-Ramboo ini yaitu dengan mengusung
konsep ekowisata yang mana selain melestarikan plasma nutfah bambu, dengan
adanya Wo-Ramboo maka kelestarian budaya Kalimantan timur semakin
terangkat. Sehingga Wo-Ramboo menjadi salah satu terobosan baru di bidang
wisata alam yang inovatif dan aplikatif.
4.2 Stakeholder Wo-Ramboo
Proses realisasi Kawasan Wisata Rainbow Forest membutukan managemen
SDM (Sumber Daya Manusia) dan kerjasama antara elemen masyarakat sehingga
diperlukan adanya strategi managemen sumber daya manusia yang berperan
penting sebagai stakeholder dalam pengembangan wisata alam di cagar alam Wo-
Ramboo. Berikut merupakan konsep Managemen SDM pada proses realisasi
kawasan Rainbow forest (Bagan 1.)
11
Gambar 2. Stakeholder Wo-Ramboo
4.3 Pengembangan Pemasaran dan pengembangan berbasis AISASStrategi pemasaran yang di induksi dalam perencanaan tata kelola Cagara
Alam wisata Wo-Ramboo yaitu dengan menerapkan konsep pemasaran digital
yang berbasis AISAS (Attention, Interest, Search, Action, and Share). Pemasaran
12
Pembangunan, pelaksanaan, dan pengembangan Wo-Ramboo
Memvisualisasikan konsep Wo-Ramboo
Pengelolaan Wo-Ramboo
Sarana promosi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Timur
Penjagaan Wo-Ramboo
Mendesain dan memperhitungkan peletakan pohon bambu dengan
Sarana promosi Wo-Ramboo
Masyarakat di Desa Sedulang Kecamtan Muara Kaman
Mempertajam konsep Wo-Ramboo
Arsitektur Lansekap
Mengelola Wo-Ramboo
Penyuluhan dan pengembangan sumber daya alam di kawasan hutan
Membuat kebijakan dalam penyelenggaraan pemantapan kawasan hutan dan lingkungan secara berkelanjutan
Pengawasan terhadap pembangunan dan rehabilitasi Wo-Rambooo
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Membantu proses rehabilitasi, konservasi dan evaluasi
Menyediakan bibit 24 jenis bambu dari berbagai daerah Dinas
Kehutanan dan Masyarakat
ini akan dilakukan setelah 5 tahun setelah masa tanam bibit. target pemasaranya
dibedakan menjadi dua yaitu target jangka pendek dan jangka panjang yang telah
di rinci pada tabel 1.
Tabel 1. Strategi Pemasaran Digital AISAS
ATTENTION
Strategi IklanEksekusi Jangka
Pendek Iklan melalui Instagram di (info.kaltim, explorekaltim.id ,
Kabar Kaltim, Kaltmku) Membuat Video Iklan di youtube Iklan Facebook Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kalimantan Timur Iklan di WEB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kalimantan timur Iklan di Stasiun TV LokalIklan di Berbagai Surat Kabar Lokal
Prediksi Hasil
Terdapat iklan di akun instagram info.kaltim, explorekaltim.id , Kabar Kaltim, Kaltmku
Terdapat video iklan di youtube tentang Wo-Ramboo Terdapat iklan Facebook Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
di Kalimantan Timur Terdapat iklan di WEB Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
diKalimantan Timur Terdapat iklan di Stasiun TV Lokal Terdapat iklan disurat kabar local
Jangka Panjang
Iklan melalui KEMENPAR (Kementerian Pariwisata) Indonesia
melalui web resmi pariwisata Indonesia dan menjadi salah satu scene pada iklan Wonderful Indonesia
Prediksi Hasil
Terdapat iklan Wo-Ramboo di Wonderful Indonesia
Strategi Festival (Kerjasama Dengan Berbagai PihakEksekusi Jangka
Pendek Lomba fotografi tingkat Nasional
Prediksi Hasil
Pelaksanaan lomba fotografi tingkat Nasional tiap tahun
Jangka Panjang
Lomba fotografi tingkat Asia
Prediksi Hasil
Pelaksanaan lomba fotografi tingkat Asia tiap tahun
INTERESTStrategi Update di Seluruh Website dan Media Sosial yang telah
menjadi media patnerEksekusi Jangka
Pendek Adanya peliputan dari berbagai media (stasiun Tv, majalah,
surat kabar, website)Prediksi Dilakukan penayangan khusus tentang wisata hutan
13
Hasil pelangi di tv nasional Dimuatnya Wo-Ramboo sebagai headline di majalah, surat
kabar dan website media partnerJangka Panjang
Adanya peliputan dari berbagai media internasional seperti The National Geographic
Prediksi Hasil
Adanya penayangan di stasiun Tv National Geographic yang terkait masalah lingkungan
SEARCHStrategi Informasi dari website dan media patner
Membuat akun youtube khusus untuk hutan pelangiEksekusi Jangka
Pendek Wisatawan akan mencari informasi tentang Wo-Ramb di
akun instagram, facebook, dan web site resmi media partner
Wisatawan melakukan repost pada akun instagram Wisatawan melakukan subscripe di akun youtube
Prediksi Hasil
Adanya repost dari berbagai akun instagram dan facebook lebih dari 500 repost
Pencarian melalui web Kediri dengan pengunjung lebih dari 500 pengunjung
Like pada akun instagram (info.kaltim, explorekaltim.id , Kabar Kaltim, Kaltmku) lebih dari 1000 likers
Dibuka dan dilihatnya akun youtube yang meliput tentang Wo-Ramboo dengan jumlah pengunjung lebih dari 50.000 pengunjung
Jangka Panjang
Wisatawan melakukan pencarian pada majalah dan menonton berita hutan pelangi di The National Geographic
Melakukan pencarian pada akun Wonderful Indonesia dengan tema dan objek wisata Wo-Ramboo
Prediksi Hasil
berita hutan pelangi dalam majalah serta stasiun Tv The National Geographic
Melakukan pencarian pada akun Wonderful Indonesia dengan tema dan objek wisata Wo-Ramboo dengan jumlah pengunjung 500 orang
ACTIONStrategi Pengunjung berdatangan untuk melakukan wisata ke Wo-
Ramboo Melakukan peliputan di kawasan Wo-Ramboo
Eksekusi Jangka Pendek
Jumlah pengunjung bertambah sebesar 50% dari jumlah pengunjung semula
Dilakukan peliputan oleh media tv, Koran dan media partner (instragram)
Prediksi Hasil
Jumlah pengunjung lebih dari 50% dari jumlah pengunjung semula
Tersebarnya informasi tentang Wo-Ramboo melalui media partner
Jangka Penambahan jumlah pengunjung mencapai 70% dari
14
Panjang jumlah semula Peliputan dari media asing seperti The National
geographic Diadakan Summer Camp
Prediksi Hasil
Jumlah pengunjung lebih dari 70% dari jumlah pengunjung semula
Dilakukan peliputan dari pihak The National Geographic Pelaksanaan Summer Camp tiap tahun
SHAREStrategi Melakukan publikasi pada akun media sosial (instragram,
facebook) Melakukan publikasi pada web site atau blog dan
ditayangkan di tvEksekusi Jangka
Pendek Publikasi pada akun pribadi instagram dan facebook
dengan hashtag Wo-Ramboo Publikasi berupa informasi dan cerita dari blog mencapai Penayangan peliputan Wo-Ramboo di stasiun Tv Lokal
Prediksi Hasil
Penggunaan hashtag Wo-Ramboo mencapai 50.000 tag pada akun instagram dan facebook
Tersebarnya informasi Wo-Ramboo melalui cerita blog hingga mencapai 50 blog dan peliputan Wo-Ramboo
Jangka Panjang
Penayangan peliputan di stasiun Tv Mancanegara
Prediksi Hasil
Peliputan oleh National Geographic
Disis lain analisis STP yang digunakan dalam strategi pemasaran Wo-Ramboo
yaitu dengan memperhatikan tiga aspek utama yaitu segmenting, targeting dan
positioning. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai 3 aspek utama
dalam perencanaan strategi pemasaran AISAS;
1. Segmenting: Segmentasi dalam jasa wisata Wo-Ramboo dibagi menjadi
dua yaitu segementasi geografis. Segemntasi geografi menurut (Yoeti,
2002) yaitu segemntasi yang membagi pasar ke dalam unit-unit geografi,
yang mana pasar dari wisata Wo-Ramboo dibagi menjadi 2 yaitu
segmentasi geografi jangka pendek yang meliputi (wilayah Kalimantan
timur dan seluruh kota di pulau kalimantan) sedangkan segmentasi jangka
panjangnya meliputi seluruh kota di indonesia dan asia.
2. Targetting: target pasar dari Wisata Wo-Ramboo yaitu lapisan masyarakat
khususnya usia 17-30 tahun dan seluruh lapisan masyarakat di Kalimantan
timur maupun pulau Kalimantan . Sedangkan target pasar yang akan
15
dicapai lima tahun setelah kawasan wisata Wo-Ramboo di buka yaitu
wisatawan dari seluruh indonesia dan wisatawan di asia.
3. Positioning: wisata Wo-Ramboo dapat diposisikan sebagai salah ssatu
inovasi wisata alam yang memanfaatkan Cagar Alam sebagai lokasi
pengembangan plasma nutfah bamboo dan berpotensi besar untuk
dikemabangkan baik lingkup nasional maupun internasional.
Adapun quality control yang harus dirancang sebagai panduan khusus dalam
proses realisasi dan pemasaran rainbow forest yang akan dijadikan sebagai
standart operating procedural terbagi menjadi 3 yaitu SOP dalam proses realisasi,
SOP Pemasaran wisata dan SOP pada research and development. Berikut
merupakan SOP dalam proses realisasi Wo-Ramboo terdiri dari 1) melakukan
kerjasama yang baik dari berbagai elemen yaitu elemen masyarakat dan
pemerintah 2) memastikan terpenuhinya bibit dalam proses penanaman 3)
memastikan pesiapan penanaman telah siap untuk dilakukan 4) bersama
arsitekstur lansekap memastikan penataan lokasi penanaman bibit sesuai dengan
design yang telah direncanakan 5) besama dinas perhutani dan seluruh elemen
masyarakat memastikan terjaminya perawatan 24 jenis bambu di Indonesia.
SOP yang menjadi quality control pada proses pemasaran wisata Wo-
Ramboo meliputi; 1) pemasaran dilakukan 5 tahun setelah waktu tanam bibit dan
penyebaran benih 2) pemasaran dilakukan secara digital sesuai dengan prinsip
AISAS 3) hasil pemasaran wisata Wo-Ramboo dikelola oleh masyarakat setempat
dan bersinergi dengan pemerintah daerah dan dinas parwisata 4) seluruh elemen
masyarakat, dinas perhutani dan wisatawan yang berkunjung wajib menjaga
kebersihan kawasan wisata alam Wo-Ramboo serta menjaga kelestariannya.
SOP yangmenjadi quality control pada prose Research and development
program (RnD) meliputi; 1)RnD mampu menjadi wadah alokasi riset dan
pengembangan untuk menjaga kelestarian kawasan Wo-Ramboo dan
dimungkinkan adanya inovasi baru yang mampu menambah nilai estestika dan
mampu menjadi lokasi riset yang bersinergi dengan dinas perhutani serta dapat
meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung; 2) RnD untuk pelayanan
adalah mengenai riset pemasaran dan pengembanggan wisatawan yang bertujuan
16
untuk mengetahu respon wisatawan lokal maupun mancanegara terhadap wisata
Wo-Ramboo yang ditawarkan, tingkat kepuasan ataupun kelemahan.
Dilihat berdasarkan konsep mengenai pelestarian plasma nutfah bambu
belum ditemui di Indonesia dan kancah international maka konsep wisata alam
yang memadukan kekayaan hayati yang dipadukan dengan tata konsep pelestarian
bamboo yang memiliki ciri khas maka akan bersatu padu menghasilkan nilai
estestika yang tinggi sebagai sasaran wisata yang di buru oleh wisatawan lokal
maupun mancanegara. Sehingga jika dilihat dari trend pasar mengenai inovasi
wisata alam maka Wo-Ramboo yang terbilang sebagai fresh innovation yang
menjadikan wisata Wo-Ramboo mampu untuk bersaing dan bertahan secara
konsisten untuk menunjang perkembangan kawasan wisata di wilayah Kalimantan
Timur. Realisasi kawasan wisata ini memiliki efek jangka panjang yang multiply
karena secara menyeluruh dengan adanya Wo-Ramboo memberikan keuntungan
bagi seluruh elemen masyarat.
4.4 Analisis Biaya Implementasi Wo-RambooPelaksanaan program ini membutuhkan dana dengan rincian sebagai
berikut:
Material Jumlah Harga (Rp) Total (Rp)
1. Plasma
Nutfah
3.000 rumpun 30.000 90.000.000
2. Kedai Kado 3 bangunan 50.000.000 150.000.000
3. Rumah
Produksi
2 bangunan 40.000.000 80.000.000
4. Sarana dan
Prasarana
1 200.000.000 100.000.000
Total 420.000.000
Berdasarkan perhitungan dana yang dibutuhkan untuk implementasi Wo-
Ramboo pada lahan seluas 100 ha yaitu sebesar Rp. 420.000.000. Material yang
dibutuhkan dalam implementasi Wo-Ramboo yaitu Plasma Nutfah bambu
sebanyak 3.000 rumpun yang terdiri dari 24 jenis bambu yang akan ditanam,
Kedai kado sebanyak 3 bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemasaran
17
kerajinan bambu oleh masyarakat Desa Sedulang, Rumah Produksi yang
berfungsi sebagai tempat produksi kerajinan, dan sarana prasarana yang
mendukung terwujudnya ekowisata Wo-Ramboo tersebut.
18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah kami lakukan, maka dapat tarik
kesimpulan sebagai berikut ;
1. Konsep wisata Wo-Ramboo mampu menjadi salah satu icon wisata di
Kalimantan Timur mengingat berdasarkan hasil analisis yang telah kami
lakukan, gagasan mengenai Wo-Ramboo ini merupakan inovasi terbaru
dan belum pernah direalisasikan sebelumnya. Sehingga, apabila gagasan di
realisasikan maka akan menggugah rasa penasaran masayarakat luas untuk
berkunjung sehingga bisa diprediksi bahwa pendapatan perekonomian
warga dapat meningkat.
2. Dengan menggunakan pemasaran digital berbasis AISAS maka dapat
diprediksi bahwa penyebaran informasi mengenai wisata alam baru akan
lebih mudah dan cepat. Jangka pendek dari pemasaran berbasis AISAS
adalah lingkup regional sedangkan dalam jangka panjangnya pemasaran
AISAS yaitu lingkup nasional dan asia
3. Pengembangan wisata Wo-Ramboo diperlukan kerjasama yang baik antar
elemen masyarakat meliputi; masyarakat kawasan Cagara Alam, dinas
kehutanan, dinas kementeri linkungan hidup, arsitekstur lansekap dan
dinas pariwisata da kebudayaan di Kalimantan Timur
4. Bedasarkan analisis biaya implementasi yang dilakukan maka Wo-
Ramboo merupakan salah satu rancangan konsep wisata yang
membutuhkan dana minimum sehingga berpotensi besar untuk di
realisasikan
5.2 Saran
Penulis dapat bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat terutama
Dinas Kehutanan, pemerintah daerah dan dinas pariwisata dan kebudayaan
Kalimantan Timur guna dalam upaya realisasi dan pembangunan serta
pengembangan kawasan wisata Wo-Ramboo guna mendukung adanya wisata
19
alam yang berpotensi dan berpeluang besar untuk dikembangan sehigga mampu
menjadi icon Wisata di Kalimantan Timur
DAFTAR PUSTAKA
Bakrie, I., D. Derita., dan N. Yudistira. 2014. Studi Tentang Rencana Dan Realisasi Pengelolaan Cagar Alam Muara Kaman Sedulang oleh BKSDA Kalimantan Timur Selama 3 Tahun Terakhir. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Samarinda.
Bapedal, 2010. Pelestarian Bambu dan Manfaatnya Terhadap Lingkungan Hidup http://members.fortunecity.com/
BPBD. 2015. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara.
ITTO. 2013. Model Peningkatan Kapasitas Pemanfaatan Bambu yang Efisien dan Berkelanjutan di Indonesia.Bogor.
Permen 33 Th 2009 Tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah.
20
LAMPIRAN1. Daftar Beberapa Jenis Bambu yang ada di Indonesia
Nama Ilmiah Nama Lokal Gambar
Bambusa vulgaris Scharader ex.
Wendland var vitata
Bambu Ampel Hijau
Bambusa vulgaris Scharader ex.
Wendland var striata
Bambu Ampel Kuning
Gigantochloa apus (J.A & J.H
Schultes)Kurz
Bambu Apus/Bambu Tali
Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz Bambu Atter/Legi
21
Schizostachyum brachycladum Kurz
Bambu Kuning/Gading
Bambusa balcoa Roxb Bambu Balku
Schizostachyum caudatum Bambu Batu
Bambusa vulgarus wamin-budha Bambu Budha
22
Phyllostachys aurea Bambu Cendani
Bambusa arundinacea (Retz.)
WildBambu Duri
Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steudel) Widjaja
Bambu Gombong/Andong
Schizostachyum brachycladum v
hijau
Bambu Lemang Hijau
23
Gigantochloa nigrocilliata
Bambu Lengka/Tabah
Gigantochloa manggong Widjaja Bambu Manggong
Gigantochloa robusta Kurz Bambu Mayan
Phyllostachys pubescens Bambu Moso
24
Bambusa blumeana spiny or thorny
bambooBambu Ori (duri)
Bambusa multiplex Alphonso Karr
yellow
Bambu Pagar Cina Hijau
Gigantochloa verticillata Bambu Peting
Dendrocalamus asper var Black
Bambu Petung Hitam
25
Bambusa glaucophylla Bambu Putih
Dendrocalamus giganteus Bambu Sembilang
Bambusa maculate Widjaja Bambu Tutul
Gigantochloa atrovilaceae
Bambu Wulung Hitam
26
2. Daftar Riwayat Hidup Biodata Ketua TimA. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ratih Eka Santosa2. Jenis Kelamin Perempuan3. Program Studi Agroekoteknologi4. NIM 1450402001110215. Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 22 Oktober 19966. Email [email protected]. No Telepon/HP 089669078776
B. Riwayat PendidikanSD SMP SMA
Nama Institusi SDN Katikan 2 SMPN 1 Kedunggalar
SMAN 1 Jogorogo
Jurusan - - IPATahun Masuk-
Keluar2002-2008 2008-2011 2011-2014
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)No Nama Pertemuan
Ilmiah/SeminarJudul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhirNo Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
PenghargaanWaktu
1. Juara 3 PKM MABA (PKM-K) Rektor Cup Universitas Brawijaya 2015
Universitas Brawijaya
2015
27
28
29