Wawan Nurmansyah - UKSW

8

Transcript of Wawan Nurmansyah - UKSW

Page 1: Wawan Nurmansyah - UKSW
Page 2: Wawan Nurmansyah - UKSW

vi

Wawan Nurmansyah

A12 Pembangunan M-Konseling Psikologi Klinis Rita Wiryasaputra,

Rendra Gustriansyah,

Wawan Nurmansyah

74

A13 Perancangan Program Edugame Mini Zoo Land Untuk Siswa Taman

Kanak-Kanak

Jeanny Pragantha,

Helmy Thendean,

Sindy Kosasi

79

B. INFORMATION SYSTEM

B1 Pembelajaran Sistem Kolaboratif Online Berbasis Knowledge

Construction

Puspa Setia Pratiwi 1

B2 Social Network Analysis: Collaborative Network Penyuluh Pertanian

Dalam Mendukung Program Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan

Bentar Priyopradono 10

B3 Data Warehouse Sebagai Basis Analisis Data Akademik Perguruan

Tinggi

Mewati Ayub,

Tanti Kristanti,

Maresha Caroline

18

B4 Pemanfaatan Digital Technology Untuk Pembelajaran Matematika

Anak Usia Sekolah Dasar Menggunakan Teori TAM dan Otomatisasi

Sugeng Astanggo,

Jap Tji Beng,

Sri Tiatri

26

B5 Association Rules Untuk Mendukung Strategi Pelayanan Publik Dan

Sistem E-Government

Zyad Rusdi,

Dedi Trisnawarman

32

B6 Data Mart Model For Human Resources Department (Recruitment

Module)

Eka Miranda 37

B7 Perancangan E-Marketing Pada PT. Rajawali Nusindo Zulfiandri

Bayu Waspodo,

Budi Wibowo,

45

B8 Model Decision Support System Penetapan Kontribusi Pendapatan Asli

Daerah

Heru Soetanto Putra 51

B9 Perancangan Data Warehouse Pada Biro Travel PT. AKZ Dewi Wuisan,

Heru Soetanto Putra,

Evaristus Didik

Madyatmadja

59

B10 Studi Kelayakan Sistem Informasi Bank ASI berbasis Syariah di Jakarta Agung Sediyono,

Binti Solihah

64

Page 3: Wawan Nurmansyah - UKSW

vii

B11 Penerapan Framework Fast Pada Pengembangan Sistem Informasi Pola

Karir

Iwan Rijayana,

Dodo Prawira Pradana

69

B12 Pengembangan Sistem Informasi Akademik dengan menggunakan

Visualisasi Dashboard Sistem (SIAT)

Edi Setiawan 77

C. NETWORK, DISTRIBUTED, INSTRUMENTATION

C1 Implementasi Microcontroller Sebagai Detektor Asap Rokok Sederhana Syifaul Fuada,

Citta Anindya,

Faishol Badar,

Dian Shofiyulloh

1

C2 Perancangan Alat Pemberi Makan Binatang Otomatis Jimmy Agustian Loekito ,

Andrew Sebastian Lehman

8

C3 Pemodelan Helipad Menggunakan Microcontroller Andrew Sebastian Lehman 13

C4 Analisis Forensika Digital Pada Sony Playstation Portable Untuk

Mendukung Pembuktian Pelanggaran Hak Cipta Pada Game Console

Yudi Prayudi ,

Reza Febryan Alexandra

18

C5 Model Digital Forensic Readiness Index (DiFRI) Untuk Mengukur Tigkat

Kesiapan Institusi Dalam Menanggulangi Aktifitas Cyber Crime

Tri Widodo ,

Yudi Prayudi

24

C6 Analisis Dan Perancangan Sistem Absensi Berbasis Global Positioning

Sytem (GPS) Pada Android 4.x

Fransiskus Adikara 30

C7 Sistem Monitoring Pengatur Intensitas Cahaya, Suhu Dan Kelembaban

Ruangan Terintegrasi Berbasis Web Untuk Metode Manajemen Energi

Riki Ruli A Siregar,

Delinawati Manurung

37

C8 Analisis Perbandingan Qos Wireless Router Asus Wl-520gu, Tp Link Td-

W8101g, Dan Linksys Wrt54gl Pada Streaming Video On Demand

Reqi Rangga Raditya,

Agung Sediyono

45

C9 Pemanfaatan Cloud Computing dalam Google Maps Untuk Pemetaan

Informasi Alih Fungsi Lahan di Kabupaten Minahasa Tenggara

Leonardo Refialy,

Eko Sediyono,

Adi Setiawan

52

C10 Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan FTP dan E-Learning

Server

Kori Cahyono 59

Page 4: Wawan Nurmansyah - UKSW

A7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013

42

KOMPRESI DATA UNTUK MENGHEMAT BANDWIDTH

DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DEFLATE1

Angel Louren Paat 1) Eko Sediyono

2) Adi Setiawan

3)

1,2)

Magister Sistem Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, 50711- Indonesia email :

1)[email protected];

2)[email protected]

3) Fakultas Sain dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, 50711- Indonesia email :

3)[email protected]

1 Dibiayai dari Hibah Tim Pascasarjana DIKTI 2013

ABSTRACT Computer networks and the internet allow people to

communicate and share information. File can be easily

transmitted from one computer to another. The speed of

the file transfer process is affected by the speed of the

Internet and the file size. The larger the file is transmitted,

the longer the processing time, and become increasingly

busy the computer network. So it is needed an application

that compresses files to become smaller than the earlier

siz. The compression must not eliminate the meaning of the

file. Deflate compression algorithm is a lossless

compression, which means that the decompressed file

exactly the same with the original file, there is no part that

is removed from the file. In this study, an application is

implemented using Deflate compression algorithm, which

managed to save bandwidth and speed up the process of

file transmission.

Key words File Compression, Deflate Algorithm, transmission file

1. Pendahuluan

Jaringan komputer dan internet mempermudah orang

untuk berkomunikasi dan bertukar informasi. Suatu file

dapat dengan mudah ditransmisikan dari satu komputer ke

komputer yang lain. Kecepatan proses transfer file ini

dipengaruhi oleh kecepatan jaringan internet dan ukuran

file tersebut. Semakin besar file yang ditransmisikan,

semakin lama waktu proses, dan akan membuat jaringan

menjadi semakin sibuk [1]. Jenis file video dan audio yang

cenderung memiliki ukuran lebih besar dari file word,

excel atau pdf, akan membutuhkan waktu yang lama ketika

dikirimkan melalui jaringan komputer, apalagi melalui

jaringan internet.

Untuk menghemat pengiriman file, diperlukan sebuah

aplikasi yang berfungsi memampatkan ukuran file,

sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran sebelumnya.

Kompresi tersebut tidak menghilangkan makna dari file

tersebut. Dengan ukuran file yang lebih kecil, maka jika

file tersebut ditransmisikan melalui jaringan komputer

diharapkan menjadi lebih cepat dan hemat. Teknik

kompresi yang tidak menghilangkan makna dari file

disebut lossless compression, yang berlawanan dengan

teknik lossy compression yang menghilangkan beberapa

bagian dari file sehingga mencapai ukuran file yang lebih

kecil [2].

Algoritma kompresi Deflate merupakan algoritma

kompresi yang bersifat lossless, yang berarti ketika file

didekompresi, isi file sama dengan isi file semula, tidak ada

bagian yang dihilangkan dari file tersebut [3].

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut,

maka pada pada penelitian ini diimplementasikan suatu

aplikasi kompresi menggunakan algoritma Deflate, yang

dapat melakukan penghematan bandwidth dan

mempercepat proses transmisi file.

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang berjudul “Network performance

effects of HTTP/1.1, CSS1, and PNG”, dibahas tentang

kompresi pada implementasi HTTP client dan server.

Penggunan kompresi Deflate secara signifikan dapat

menghemat 16% ukuran paket data dan 12% waktu yang

diperlukan untuk mengirim paket data.[4].

Pada penelitian berjudul “Implementasi Kompresi

Data Pada Jaringan Komputer Menggunakan Algoritma

ZLib”, dibahas mengenai pengiriman data terkompresi

Page 5: Wawan Nurmansyah - UKSW

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 A7

43

melalui jaringan. Untuk proses kompresi digunakan

algoritma ZLib. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

untuk tipe data berformat BMP memiliki rasio paling

signifikan. Rata-rata perbedaan pengiriman data

terkompresi adalah 0.02 mili detik. Untuk file gambar

bertipe PNG dan JPG, nilai rasio tidak terlalu signifikan

[1].

Algoritma kompresi Deflate merupakan kombinasi dari

algoritma dari algoritma LZ77 dan Huffman coding.

Deflate digunakan pada zip dan gzip dan didukung oleh

software archiver yang lain. Deflate digunakan secara

internal pada gambar berformat PNG, dokumen PDF, dan

JAR archive file pada Java. Pada format Deflate, pointer

offset berkisar antara 1-32,786 dan panjang 3-258. 'Literal'

dan 'panjang' dikodekan pada 286 simbol alfabet yaitu

kode Huffman diikuti dengan 5 bit tidak terkompresi.

Suatu kode 'panjang' diikuti dengan sebuah offset dari 30

kode Huffman, dan diikuti dengan 13 ekstra bit tidak

terkompresi [3][5].

Lempel-Ziv-Markov chain algorithm (LZMA)

merupakan sebuah algoritma kompresi lossless,

dikembangkan dari tahun 1998. Algoritma ini pertama kali

dipakai pada aplikasi 7-zip archiver, sebuah aplikasi

kompresi, pada tahun 2001[6]. LZMA menggunakan

skema dictionary compression yang serupa dengan

algoritma LZ77 karya Abraham Lempel dan Jacob Liv

pada tahun 1977. LZMA memiliki rasio kompresi yang

tinggi (secara umum lebih tinggi dari bzip2), dan memiliki

ukuran kamus mencapai 4GB [7][8].

Deflate64 atau expanded deflate merupakan

pengembangan dari algoritma Deflate. Perbedaan utama

Deflate64 dengan Deflate adalah pada Deflate64

menggunakan 64KB sliding window, sedangkan Deflate

hanya 32KB. [9][10]

Pada penelitian ini algoritma Deflate

diimplementasikan dengan menggunakan bahasa

pemrograman C# .Net Framework 4.5. Transmisi data

lewat jaringan komputer dilakukan dengan cara

mengirimkan data asli dan data terkompresi, dari aplikasi

client (pengirim) ke aplikasi server (penerima), pada Local

Area Network. Waktu transmisi diukur dan dibandingkan

untuk data asli dan data setelah terkompresi.

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan

penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1)

Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, (2)

Perancangan sistem, (3) Perancangan aplikasi/program, (4)

Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil

pengujian, (5) Penulisan laporan hasil penelitian.

Gambar 1 Tahapan Penelitian [11]

3.1. Analisis Kebutuhan

Software yang digunakan untuk pengembangan adalah

.Net Framework 4.5 dengan bahasa pemrograman C#. File

yang digunakan sebagai input adalah berbagai file

multimedia dengan beragam format yaitu mp3, wav, wma,

bmp, gif, jpg, png, avi, mp4 dan wmv. Output dari aplikasi

adalah file yang terkompresi dengan ekstensi file .cmp.

Ekstensi ini digunakan sebagai penanda bahwa file tersebut

adalah file terkompresi, dan berguna pada saat proses

dekompresi, pada bagian aplikasi penerima.

3.2. Perancangan Sistem

Proses utama dibedakan menjadi dua yaitu proses

pengiriman file dan proses terima file. Dalam proses

pengiriman file terdapat proses kompresi, dan dalam

proses terima file terdapat proses dekompresi.

Gambar 2 Proses Pengiriman File

Analisis Kebutuhan dan Pengumpulan Data

Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses (Flowchart)

Kompresi dan Dekompresi

Perancangan Aplikasi/Program

Implementasi dan Pengujian Sistem,

Serta Analisis Hasil Pengujian

Penulisan Laporan Hasil Penelitian

Page 6: Wawan Nurmansyah - UKSW

A7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013

44

3.3. Perancangan Aplikasi

Dalam perancangan aplikasi ini dibuat menjadi dua

aplikasi yaitu aplikasi pengiriman file dan aplikasi terima

file

3.3.1 Aplikasi Pengiriman

Dalam aplikasi pengiriman ini dirancang untuk proses

kompresi di sisi client (Pengirim). Disini terdapat koneksi

server IP untuk menghubungkan Client dengan server,

server port, pilih file untuk menentukan file mana yang

akan dikompresi, kirim kompersi, kirim tanpa kompersi

dan info dari file.

Gambar 3 Rancangan Tampilan Aplikasi Pengirim

3.3.2 Aplikasi Penerima

Dalam aplikasi penerima dirancang untuk melihat hasil

data yang telah dikompresi dan yang belum dikompresi.

Gambar 4 Rancangan Tampilan Aplikasi Penerima

4. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini, dijelaskan hasil implementasi sistem

berdasarkan perancangan yang telah dibuat.

Aplikasi yang dibuat terdiri dari dua bagian, yaitu

Aplikasi Pengirim dan Aplikasi Penerima. Pada Aplikasi

Pengirim, terjadi proses kompresi, kemudian file hasil

kompresi dikirimkan ke Aplikasi Penerima.

Aplikasi Penerima berfungsi sebagai Server, menerima

file yang dikirim melalui jaringan. Pada Aplikasi

Penerima, terjadi proses dekompresi file (untuk file yang

terkompresi).

Gambar 5 Tampilkan Aplikasi Proses Kompresi di Sisi Client

(Pengirim)

Gambar 6 Tampilan Aplikasi Proses Dekompresi pada Sisi

Server (Penerima)

Pengujian Pengaruh Kompresi Terhadap Kecepatan

Transfer (Pengujian 1), dilakukan dengan cara melihat

perbedaan waktu transfer antara file tanpa kompresi

dengan file yang terkompresi. Pengujian ini juga dicatat

waktu proses kompresi dan waktu dekompresi. Hasil

pengujian 1 ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengujian Transmisi Data Asli dan Terkompresi

File

Rasio

Kompresi

(%)

Waktu

Kirim File

Terkompresi

Waktu Kirim

File Asli (ms)

Kalimba.mp3 98.449 5.0003 6.0004

Kalimba.wav 96.757 4.0002 4.0003

Kalimba.wma 93.809 45.0026 53.0030

Penguins.bmp 70.323 1.0001 2.0001

Penguins.gif 99.997 1.0001 1.0000

Penguins.jpg 99.658 1.0000 5.0003

Penguins.png 100.03 2.0001 1.0000

Wildlife.avi 97.852 47.0027 55.0031

Wildlife.mp4 99.653 17.0010 17.0010

Wildlife.wmv 99.6 23.0014 33.0019

Page 7: Wawan Nurmansyah - UKSW

Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013 A7

45

Gambar 5. Grafik Perbandingan Kecepatan Pengiriman File

Berdasarkan hasil pengujian 1, disimpulkan bahwa file

terkompresi memerlukan waktu transfer yang lebih sedikit

karena ukuran file terkompresi lebih kecil dari ukuran file

semula.

Pengujian Perbandingan Rasio dengan Algoritma yang

lain (Pengujian 2) dilakukan untuk melihat kelebihan

algoritma Deflate dibandingkan dengan algoritma yang

lain yang umum[12] dipakai yaitu LZMA [13] dan

Deflate64[14]. Hasil pengujian 2 ditunjukkan pada Tabel

2.

Tabel 2 Perbandingan Rasio antara Deflate, Deflate64 dan LZMA

File

Ukuran

Semula

Rasio Kompresi (%)

Deflate Deflate64 LZMA

Kalimba.mp3 8414449 98.45% 98.53% 98.62%

Kalimba.wav 61471620 93.81% 93.84% 101.67%

Kalimba.wma 5611011 96.76% 96.97% 96.92%

Penguins.bmp 2359350 70.32% 66.01% 127.79%

Penguins.gif 333787 100.00% 100.05% 100.05%

Penguins.jpg 777835 99.66% 99.69% 100.02%

Penguins.png 1639981 100.03% 100.01% 100.00%

Wildlife.avi 79017394 97.85% 97.36% 95.33%

Wildlife.mp4 28959051 99.65% 99.65% 102.71%

Wildlife.wmv 26246026 99.60% 99.69% 100.00%

Berdasarkan hasil pengujian 2 yang ditunjukan pada

Tabel 2, disimpulkan bahwa algoritma Deflate memiliki

hasil kompresi yang lebih baik dari 2 algoritma yang lain.

Dapat dilihat dengan file Kalimba.mp3 dengan nilai

deflate 98.45% memiliki nilai yang lebih kecil dari

Deflate64 dengan nilai rasio kompresi 98.53% dan LZMA

98.62%. Dengan asums bahwa nilai kompresi kecil

memiliki nilai yang lebih baik. Kecuali untuk file bertipe

bmp, dan mp4, algoritma Deflate64 memiliki hasil

kompresi yang lebih kecil. Untuk jenis file PNG,

algoritma LZMA tidak melakukan kompresi, karena pada

dasarnya di dalam file PNG, sudah terjadi kompresi [15].

Pengujian Integritas File (Pengujian 3) dilakukan

dengan cara menghitung nilai checksum integrity file

sebelum dikirimkan (sebelum dikompresi) dan setelah file

diterima (dan didekompresi). File dinyatakan identik

(tidak mengalami perubahan) jika nilai checksum integrity

yang dimiliki sama. Pada pengujian ini digunakan

software HashTab untuk membangkitkan nilai checksum

dengan algoritma SHA-256. Hasil pengujian 3

ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Pengujian Integritas File

Nilai Checksum

Awal Akhir

Pengu

ins.b

mp

DBF87D286676CA85A2

8C78272756165B5DF80

F852141A69A986F43C0

9E10EA56

DBF87D286676CA85A28

C78272756165B5DF80F8

52141A69A986F43C09E1

0EA56

Pengu

ins.gif

96CF35028FC8D9364C6

EAAD2216FD28672BF8

5285F4A40D67F5B6757

68B68A64

96CF35028FC8D9364C6E

AAD2216FD28672BF852

85F4A40D67F5B675768B

68A64

Pengu

ins.jp

g

7E5BDD023B6CF21EFE

42A8EC90BC1993FC853

980D4B564688E5AC2D

28C64223C

7E5BDD023B6CF21EFE4

2A8EC90BC1993FC8539

80D4B564688E5AC2D28

C64223C

Pengu

ins.pn

g

9F47627E0513165421A5

F81645126D83132228E

D1F9200A132D690E1FF

6388EF

9F47627E0513165421A5F

81645126D83132228ED1

F9200A132D690E1FF638

8EF

Kalim

ba.mp

3

23F02DB43918E36E4E5

014A8016D40A624B621

891C9F2FF9CC15E0429

3591B54

23F02DB43918E36E4E50

14A8016D40A624B62189

1C9F2FF9CC15E0429359

1B54

Kalim

ba.w

ma

40FA4820BA7EE7736F6

8E32592A22C64B00B36

ED1E5A9CD69EAB5478

98C1BA6D

40FA4820BA7EE7736F68

E32592A22C64B00B36E

D1E5A9CD69EAB547898

C1BA6D

Kalim

ba.wa

v

C82CFE83CE13E60EB1

232F21693827110C7D84

3C3AD8FACDB50DD11

E62317481

C82CFE83CE13E60EB12

32F21693827110C7D843

C3AD8FACDB50DD11E6

2317481

Wildli

fe.avi

AAEA622772BE44C854

9935B90E4CB98881DCF

EB2D65B6A2E3C09355

5BE90CBA1

AAEA622772BE44C8549

935B90E4CB98881DCFE

B2D65B6A2E3C093555B

E90CBA1

Wildli

fe.mp

4

8C6C91BA6A5C0AB9B

F33DA139EFE0E293C3

C59640B41BE6ABCC92

67DF8C8E104

8C6C91BA6A5C0AB9BF

33DA139EFE0E293C3C5

9640B41BE6ABCC9267D

F8C8E104

Wildli

fe.wm

v

05AEFC9502534CAC696

A25E5020AE40ABBC2A

2BC918A9902A6067384

9A0857B4

05AEFC9502534CAC696

A25E5020AE40ABBC2A

2BC918A9902A60673849

A0857B4

Berdasarkan hasil pengujian 3, disimpulkan bahwa

algoritma kompresi Deflate tidak mengubah isi file, yang

berarti bahwa nilai hash sebelum dan sesudah kompresi

bernilai sama.

Page 8: Wawan Nurmansyah - UKSW

A7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2013

46

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisa terhadap

sistem, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: (1)

Penghematan bandwidth pada proses pengiriman dapat

dilakukan dengan cara melakukan kompresi pada file yang

dikirimkan; (2) Semakin kecil angka rasio kompresi,

semakin cepat file ditransmisikan lewat jaringan komputer.

(3) File dengan format BMP memiliki rasio kompresi

paling signfikan; (4) Tidak terjadi perubahan isi pada file

kompresi yang ditransmisikan, hal ini berarti bahwa sifat

lossless pada algoritma Deflate telah terbukti.

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dirjen DIKTI

atas pendanaan yang diberikan melalui hibah penelitian

Tim Pascasarjana tahun anggaran 2013.

REFERENSI [1] Rahmat, H., Damiri, D. J., & Susanto, A., 2012.

Implementasi Kompresi Data Pada Jaringan Komputer

Menggunakan Algoritma Zlib. Jurnal Algoritma, 9(01).

[2] Storer, J. A., 1988. Data compression: methods and theory.

Computer Science Press, Inc.

[3] Deutsch, L. P., 1996. DEFLATE compressed data format

specification version 1.3.

[4] Nielsen, H. F., Gettys, J., Baird-Smith, A., Prud'hommeaux,

E., Lie, H. W., & Lilley, C., 1997. Network performance

effects of HTTP/1.1, CSS1, and PNG. In ACM SIGCOMM

Computer Communication Review (Vol. 27, No. 4, pp. 155-

166). ACM.

[5] Feldspar, A., 2011. An explanation of the deflate algorithm.

URL: http://www. gzip. org/zlib/feldspar. html.

[6] Pavlov, I., 2009. LZMA Software Development Kit.

[7] Collin, L., 2005. A quick benchmark: Gzip vs. Bzip2 vs.

LZMA.

[8] Klausmann, Tobias, 2008. "Gzip, Bzip2 and Lzma

compared". Retrieved 2013-06-16.

[9] Langiu, A., 2013. On parsing optimality for dictionary-

based text compression—the Zip case. Journal of Discrete

Algorithms

[10] Crochemore, M., Langiu, A., & Mignosi, F., 2012. The

rightmost equal-cost position problem. In Data

Compression Conference, IEEE Computer Society (pp. 421-

430).

[11] Hasibuan, Z. A., 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang

Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Fakultas Ilmu

Komputer Universitas Indonesia, Jakarta.

[12] Held, G., & Marshall, T., 1991. Data Compression;

Techniques and Applications: Hardware and Software

Considerations. John Wiley & Sons, Inc.

[13] Pavlov, I., 2009. LZMA Software Development Kit.

[14] Konecki, M., Kudelic, R., & Lovrencic, A., 2011.

Efficiency of lossless data compression. In MIPRO, 2011

Proceedings of the 34th International Convention (pp. 810-

815). IEEE.

[15] Boutell, T., 2000. PNG (Portable Network Graphics)

Specification Version 1.0.

Angel Lauren Paat, memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Teknik Informasi dari Universitas Negeri Manado tahun 2012.

Saat ini sedang menyelesaikan studi di Magister Sistem

Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Eko Sediyono, memperoleh gelar Sarjana Statistika dari Fakultas

MIPA Institut Pertanian Bogor pada tahun 1985. Kemudian

tahun 1993 memperoleh gelar Magister Komputer dari Fakultas

Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Jakarta. Doktor Ilmu

Komputer di peroleh tahun 2006 pada universitas yang sama.

Jabatan akademik Guru Besar di bidang Ilmu Informatika di

peroleh di UKSW pada tahun 2008. Saat ini menjabat sebagai

ketua program studi Magister Sistem Informasi, Universitas

Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Adi Setiawan, memperoleh gelar Sarjana Matematika dari

UGM tahun 1991, Master di bidang Matematika diperoleh di

Vrije Universiteit Amsterdam pada tahun 1997

dan doktor diperoleh di Vrije Universiteit pada tahun 2007. Saat

ini sebagai dosen pada prodi Matematika Fakultas Sains dan

Matematika UKSW