Warta Bea Cukai Edisi 398

81
PROFIL HENGKY TP ARITONANG BERUSAHA MENJADIKAN KENDALA SEBAGAI PELUANG KPU YANG LAIN SECARA BERTAHAP SEGERA DIIMPLEMENTASIKAN TAHUN 2008 WAWANCARA ANWAR SUPRIJADI JANUARI 2008 TAHUN XXXIX EDISI 398 KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok IMPLEMENTASI PELAYANAN PRIMA DAN PENGAWASAN EFEKTIF

Transcript of Warta Bea Cukai Edisi 398

MENUNGGU IMPLEMENTASIPROFILHENGKY TP ARITONANGBERUSAHA MENJADIKAN KENDALASEBAGAI PELUANG

KPU YANG LAIN SECARA BERTAHAP SEGERADIIMPLEMENTASIKAN TAHUN 2008

WAWANCARAANWAR SUPRIJADI

JANUARI 2008TAHUN XXXIX EDISI 398

KPU Bea dan CukaiTanjung Priok

IMPLEMENTASI PELAYANAN PRIMADAN PENGAWASAN EFEKTIF

1WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

DARI REDAKSI

IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNGDirektur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Direktur Jenderal Bea dan Cukai:Drs. Anwar Suprijadi, MSc

PENASEHATDirektur Penerimaan & PeraturanKepabeanan dan Cukai:Drs. Hanafi UsmanDirektur Teknis KepabeananDrs. Teguh Indrayana, MADirektur Fasilitas KepabeananDrs. Kusdirman IskandarDirektur CukaiDrs. Frans RupangDirektur Penindakan & PenyidikanHeru Santoso, SHDirektur AuditDrs. Thomas Sugijata, Ak. MMDirektur Kepabeanan InternasionalDrs. M. Wahyu Purnomo, MScDirektur Informasi Kepabeanan & CukaiDr. Heri Kristiono, SH, MAKepala Pusat Pendidikan danPelatihan Bea dan CukaiDrs. Endang TataInspektur Bea dan CukaiEdy SetyoTenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &Penerimaan KCDrs. Bambang PrasodjoTenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &Penegakan Hukum KCDrs. Erlangga Mantik, MATenaga Pengkaji Bidang PengembanganKapasitas & Kinerja Organisasi KCDrs. Joko Wiyono

KETUA DEWAN PENGARAHSekretaris Direktorat JenderalBea dan Cukai:Drs. Kamil Sjoeib, MA

WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bagian Umum:Sonny Subagyo, S.Sos

DEWAN PENGARAHDrs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,Dra. Cantyastuti Rahayu, Ariohadi, SH, MA.Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.Hendi Budi Santosa,Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.

PEMIMPIN REDAKSILucky R. Tangkulung

REDAKTURAris Suryantini,Supriyadi Widjaya,Zulfril Adha Putra

FOTOGRAFERAndy Tria Saputra

KORESPONDEN DAERAH` Hulman Simbolon (Medan),

Abdul Rasyid (Medan), Ian Hermawan (Pontianak)Donny Eriyanto (Makassar)Bambang Wicaksono (Ambon)

KOORDINATOR PRACETAKAsbial Nurdin

SEKRETARIS REDAKSIKitty Hutabarat

PIMPINAN USAHA/IKLANPiter Pasaribu

TATA USAHAMira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,Untung Sugiarto

IKLANWirda Renata Pardede

SIRKULASIH. Hasyim, Amung Suryana

BAGIAN UMUMRony Wijaya

PERCETAKANPT. BDL Jakarta

ALAMAT REDAKSI/TATA USAHAKantor Pusat Direktorat JenderalBea dan Cukai,Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta TimurTelp. (021) 47865608, 47860504,4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353E-Mail : - [email protected]

- [email protected] GIRO a/n :

MIRA PUSPITA DEWIBANK BNI 1946 CABANG CIPINANGRAWAMANGUN, JAKARTA TIMURNomor Rekening : 131339374

Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968MELAYANI DENGAN TULUS

Salam jumpa di tahun yang baru.pa yang Anda ingat di tahun 2007 lalu yang belum lama usai ?Saya percaya, setiap individu pasti melewati dan mengalamibanyak kejadian di dalam satu tahun perjalanan hidupnya,both in personal and/or professional life. Perjalanan hidupsering diibaratkan seperti menaiki roller coaster Halilintar di

Dunia Fantasi. Naik turun begitu cepat, mencampur adukkan berbagaimacam emosi dan perasaan. Dalam konteks yang lebih luas, negara inimisalnya, sepanjang tahun lalu melewati beragam pergulatan di berbagaibidang, sosial, politik, hukum, keamanan, lingkungan hidup, kebudayaan,serta yang sangat penting: ekonomi.

Tidak mudah memang mengurusi ekonomi Indonesia, negara dengan200 juta lebih penduduk tersebar dari Sabang hingga Merauke. Refleksiakhir tahun di bidang ekonomi pada sebuah harian nasional memuat sebuahartikel dengan judul tulisan yang sangat simpatik yaitu: “Mulailah tulusmelayani masyarakat”. Judul dan tulisan di dalamnya memang lebih menitikberatkan kepada aparatur pemerintahan yang tugas sehari-harinyaberhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat.

Pertanyaannya kemudian adalah, apakah petugas Direktorat JenderalBea dan Cukai (DJBC) telah dengan tulus melayani masyarakat?

Transparency International Indonesia setiap awal tahun selalu merilisdaftar institusi pemerintah yang dipersepsikan korupsi, dan DJBC dalambeberapa tahun terakhir selalu masuk 5 besar. Tidak hanya soal korupsi,DJBC sering dipersepsikan sebagai instansi yang banyak hambatan danbirokrasi yang rumit.

Tentu saja tidak adil bila mempersepsikan seluruh pegawai DJBCbermental korup. Upaya untuk memperbaiki pelayanan terus dilakukan.Pertengahan tahun 2007, DJBC meluncurkan Kantor Pelayanan Utama(KPU) Bea Cukai di Tanjung Priok yang akan mempraktekkan pelayananprima dengan pengawasan yang efektif. Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadiketika diwawancarai WBC mengatakan (lihat rubrik wawancara),pembentukan KPU adalah jawaban atas tuntutan masyarakat penggunajasa terhadap peningkatan citra dan kinerja DJBC.

Tentunya diharapkan tidak hanya di KPU bisa didapatkan pelayananyang prima, di kantor-kantor bea cukai lainnya yang non-KPU banyakharapan digantungkan untuk bisa mendapatkan pelayanan sekelas KPU.Tinggal sekarang kembali ke masing-masing individu sebagai abdi negara,apakah mau dengan tulus melayani masyarakat ? Atau tetap dengan jargonlama, “Kalau bisa dipersulit, buat apa dipermudah”.

Albert Einstein pernah bilang begini, Everything should be made assimple as possible, but not simpler.

Melayani dengan tulus bisa jadi merupakan salah satu resep cesplengbagi kesembuhan ekonomi Indonesia yang sedang meriang. Memangmudah mengucapkan, tapi sejujurnya agak susah untuk mulai menjalankan.Pilihannya ada pada diri kita masing-masing, either talk the talk or… start towalk the talk.

Selamat berkarya, selamat melayani, Selamat Tahun Baru 2008.

Lucky R. Tangkulung

A

1WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

D A F T A R I S I

Laporan Utama4-17

Wawancara18-20

Daerah ke Daerah60-63

Pengawasan39-43Diklat PPNS dan penggagalaneksportasi illegal produk hasilhutan yang berhasil digagalkanaparat Bea dan Cukai, dapatdisimak pada rubrikpengawasan kali ini.Disamping berita mengenaiRakor BNN dan juga kegiatanoperasi Cukai hasil tembakaudi daerah Jawa Tengah.

“Ada tantangan tersendiri disetiap penempatan tugas,”demikian dikatakan HengkyTP Aritonang ketikamemaparkan kisah perjalanankarirnya di DJBC. Selengkap-nya mengenai perjalanankarirnya, rubrik profil kali iniakan memaparkannya untukpara pembaca.

Keberadaaan Kantor PelayananUtama Bea Cukai di TanjungPriok yang menjanjikanpelayanan prima pada penggunajasa dan pengawasan efektifuntuk kepentingan negara,menjadi topik pembahasan WBCkali ini. Selengkapnya liputanmengenai KPU dapat disimaklaporan utama WBC kali ini.

1 DARI REDAKSI3 KARIKATUR21 PUSDIKLAT

DJBC dan Pusdiklat DJBCSelenggarakan DTSS dan DiklatPCA

23 DAERAH KE DAERAH- Kanwil DJBC Jawa Barat

Serahkan Berkas Perkara TindakPidana ke Kejaksaan Tinggi

- Upacara Pembukaan PatkorKastima 13/2007, Kanwil DJBCSumatera Utara

26 PPKC- Target Bea Masuk dan Cukai

2007 Tercapai- Website DJBC, Dari Peraturan

Terbaru Hingga PengumumanMutasi

32 SELAKBratislava - Slovakia

36 SIAPA MENGAPA- Agus Supriyanto- Kapitan Hendrik- Syamsuddin

38 INFO PEGAWAI44 SEPUTAR BEACUKAI46 PERISTIWA

- CCC Jelajahi Magelang -Boyolali

- Inkado Buka Ranting Baru DariKalangan Pondok Pesantrendan Armed

48 OPINIGak Ada Loe.... Mana MungkinGua Ikutan jadi Bos ?!

50 KOLOMPenjualan ke DPIL Dari KawasanBerikat

52 KEPABEANANINTERNASIONALPertemuan Komisi Teknis HSWCO

54 INFO PERATURAN55 RUANG KESEHATAN

Memperlancar ASI56 RENUNGAN ROHANI

Makna-makna Ibadah haji danQurban

58 RUANG INTERAKSITahun baru, harapan baru, VisiBaru

64 APA KATA MEREKA- Ferry salim- Didi Petet

“Tuntutan organisasi secarainternal serta eksternal akanpeningkatan kinerja DJBC,merupakan salah satu halyang melatarbelakangiterbentuknya KPU,” demikiandisampaikan Dirjen Bea danCukai Anwar Suprijadi ketikamemaparkan konsep sertaevaluasi pelaksanaan KPU.

3WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

KARIKATUR

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

LAPORAN UTAMA

ilayah kerja pelayanan dan pengawasan KPUBea dan Cukai Tanjung Priok saat ini masih te-tap menggunakan status wilayah kerja eksKPBC Tanjung Priok I, II, III setelah dikurangioleh wilayah kerja KPPBC Tipe A4 Sunda Kela-

pa dan KPPBC Tipe A2 Jakarta (berdasarkan KEP-68/BC/2007). Mengenai ketentuan wilayah kerja, dalm hal ini harusmenunggu keputusan dari Direktur Jenderal sebagai pengam-bil keputusan final.

Berjalannya KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, barumemasuki 6 bulan serta masa transisi dari Kanwil biasamenjadi KPU, tentu-nya menemui berba-gai kendala. MenurutKepala KPU Bea danCukai Tipe A TanjungPriok, Ir AgungKuswandono, M.A,hambatan yang terja-di dalam masa tran-sisi tersebut antaralain;

Pertama, masa-lah sistem dan pro-sedur. Beberapa sis-dur yang mengaturpelaksanaan tugas diKPU baru ditetapkansetelah KPU di-laun-ching, sehingga ma-sih tetap mengguna-kan prosedur yanglama dalam kinerjapelayanan dan peng-awasan.

Kedua, masalahSDM. Pegawai DJBCyang bekerja di Tanjung Priok pada masa transisi masih terdi-ri dari SDM yang telah lulus saringan KPU dan sebagian lain-nya adalah pegawai yang berasal dari eks kantor lama, yangdilanjutkan dengan program mutasi para pegawai yang meng-gantikan pegawai eks kantor lama.

Ketiga, masalah anggaran. Mekanisme anggaran masihmenggunakan anggaran eks Kantor Wilayah dan KPBC Tan-jung Priok I,II,III sedangkan anggaran KPU sampai saat inimasih menggunakan anggaran dropping dari Kantor Pusat.

Keempat, masalah sarana dan prasarana. Kegiatan reno-vasi dan pembangunan gedung kantor sedang dilakukansejak saat launching KPU di Tanjung Priok hingga saat ini,disamping belum terpenuhinya sarana-prasarana lain sepertikomputer, telepon, faksimili, serta internet juga menjadiperhatian utama untuk dapat segera dipenuhi supaya tidakmengganggu optimalitas pelaksanaan kinerja pegawai seha-ri-hari.

Kelima, masalah budaya kerja organisasi. Untuk merubahbudaya tidaklah mudah, memerlukan waktu, tidak sekedarmembalik telapak tangan karena terkait dengan sikap dan pe-

rilaku individu yangmungkin telah bera-kar sejak lama. Halinilah yang menjadicritical success fac-tor terpenting dalamimplementasi KPU diTanjung Priok yangingin diwujudkan.

“ Selain kendalayang telah adasejak masa transisiyang masih belumselesai dipecahkanseperti masalah sis-tem dan prosedur,SDM, sarana danprasarana, dan jugamasalah anggaran,juga masih dirasa-kan adanya conflictof interest yang ber-asal baik dari inter-nal maupun ekster-nal institusi dimanamereka (pihak in-

ternal dan eksternal.red) masih berharap dan mencari ce-lah untuk dapat mempertahankan ’budaya lama’ yang se-dang kita usahakan untuk dihilangkan di KPU,” demikianungkap Agung Kuswandono.

KINERJATarget penerimaan bea masuk yang dibebankan kepa-

da KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok untuk tahun 2007adalah sebesar Rp 7.750 milyar. Sampai dengan tanggal

KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok:

TERUS BERUSAHASUKSESKAN

PROGRAM KPUKantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok

terus melakukan pembenahan. Perubahan secara sistemik yang dimanifestasikanmelalui KPU ini dilakukan seiring dengan upaya peningkatan citra

dan kinerja Bea dan Cukai melalui pembenahan di segala bidang, baik itu pelayanan,sistim dan prosedur, pengawasan, sumber daya manusia (SDM),

organisasi dan adanya dukungan bagi peningkatan kesejahteraan pegawai.

KPU BEA DAN CUKAI TIPE A TANJUNG PRIOK, saat peluncurannya pada Juli 2007.

WFOTO-FOTO : DOK. WBC

5WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

4 Desember 2007, telah terpenuhi targetpenerimaan dari bea masuk sejumlah Rp7.673,63 milyar, denda administrasi danbunga sebesar Rp. 196,85 milyar, totalpenerimaan pabean sebesar Rp. 7.870,49milyar atau 101,2 persen dari total targetpenerimaan.

Dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat, KPU menawarkan pelayananyang lebih cepat, tidak ada pungli dan trans-paran. Untuk melaksanakan semua itu, ko-mitmen yang kuat merupakan modal utama-nya, demikian menurut Agung Kuswandono.Hal ini tentunya harus dan telah disadari olehseluruh pegawai yang ditempatkan di KPUBea dan Cukai Tanjung Priok.

“Amanah yang diberikan oleh institusidan publik kepada kami untuk dapat mem-berikan pelayanan yang lebih cepat, tidakada pungli dan transparan selalu menjadidasar motivasi dalam pelaksanaan tugas.Tentu harapan kami bagi pihak stake-holder juga dapat membantu dengan tidakmemberikan peluang serta mau untukbekerja lebih baik, bersih, jujur, dan meng-ikuti segala aturan serta prosedur yang te-lah ditetapkan,” imbuh Agung Kuswandono.

Saat ini jumlah total pegawai dari level pejabat sampaidengan pelaksana di KPU Tipe A Tanjung Priok adalahsebanyak 1.027 orang dengan komposisi sebagai berikut :

No J e n j a n g Jumlah

1. Eselon II 1 orang2. Eselon III 11 orang3. Eselon IV 42 orang4. Pejabat Fungsional 80 orang5. Pelaksana Pemeriksa 466 orang6. Pelaksana Administrasi 427 orang

Dari jumlah tersebut nantinya sebagian pegawai KPU akandilimpahkan ke KPPBC Tipe A2 Jakarta dan KPPBC Tipe A4Sunda Kelapa setelah ketetapan mengenai Tempat Penim-bunan Sementara (TPS) yang menjadi daerah wewenang di-tetapkan oleh Direktur Jenderal.

SUMBER DAYADengan jumlah personil yang ada di KPU Bea dan Cukai

Tanjung Priok sebanyak 1.027 orang menurut AgungKuswandono, dirasakan sudah cukup memadai untuk menja-lankan tugas pelayanan dan pengawasan kepabeanan. Jum-lah dirasakan sudah cukup memadai karena dalam formasidan penempatan pegawai didasarkan pada tingkat kebutuhanriil tiap unit, volume, serta jam kerja pelayanan dan pengawas-an. Tentunya juga mempertimbangkan latar belakangpendidikan dan pelatihan yang pernah diterima oleh pegawai.

Sebelum menduduki posisi masing-masing di KPU, lanjutAgung Kuswandono, para pegawai telah mendapatkan pem-bekalan dari Tim Percepatan Reformasi DJBC dan juga telahmendapat pendidikan teknis terkait dengan bidangnya masing-masing. Selain itu materi maupun training pengembangan dirijuga telah mereka dapatkan dari konsultan independen/swasta.

Sedangkan pembinaan pegawai, yang dilakukan untukmeningkatkan spirit para pegawai juga dilakukan. Pertemuan,baik berupa briefing dari atasan langsung maupun pertemuanlain yang bersifat informal diusahakan untuk selalu dapat di-lakukan secara rutin guna meningkatkan spirit dalam bekerjadan mengingatkan pada komitmen pegawai dalam pelaksana-an tugas sehari-hari.

“Selain itu pemberian motivasi juga kita lakukan melaluimediasi konsultan manajemen dari luar institusi dalam rang-ka menciptakan SDM yang berkualitas, mempunyai integritas,

dan tentunya kompeten di bidangnya,” imbuh-nya.

Sedangkan untuk sarana dan prasaranaoperasional pendukung di KPU, selarasdengan adanya perubahan tatalaksana impordi KPU serta dalam mewujudkan kecepatankinerja kepabeanan yang diharapkan olehseluruh stakeholder maka diperlukan adanyapenambahan dan updating terhadap sarana-prasarana yang ada. Hal ini telah ditindaklan-juti dengan pengadaan atas keperluan terse-but serta permintaan penambahan saranadan prasarana operasional kepada DirektoratJenderal dalam rangka kelancaran pelaksa-naan tugas.

PENEGAKAN DISIPLIN DAN PEMBERIANREWARD

Tentunya atas kerja keras, loyalitas dan in-tegritas dari pegawai KPU patut untuk diberi-kan reward sebagai penghargaan dari pimpin-an. Mengenai hal itu Agung Kuswandono me-nyatakan bahwa dalam hal pemberian peng-hargaan/reward kepada pegawai, sampai sa-at ini sedang disiapkan konsep dan metode-nya supaya lebih objektif, adil, dan sesuaidengan fungsi dari tiap-tiap unit kerja di KPU.

Sebaliknya untuk penegakan disiplin bagi pegawai yangdinilai lalai menjalankan tugasnya, sampai dengan saat inidata penegakan disiplin pegawai dari Bidang Kepatuhan In-ternal adalah sebagai berikut :l 1 Pejabat Fungsional Pemeriksa Dokumen dalam proses

penjatuhan hukuman disiplin berat;l 6 orang staf hanggar dan 1 orang Pejabat Pemeriksa Ba-

rang dalam proses pemeriksaan terkait pungli;l 1 orang staf administrasi dalam proses penjatuhan hukum-

an terkait tindakan indisipliner;l 17 orang Pejabat Pemeriksa Barang dalam proses

penjatuhan hukuman disiplin, terkait kasus sebelum KPU.

Sebenarnya yang menjadi obsesi Agung Kuswandono se-bagai kepala kantor dalam peningkatan disiplin pegawaiadalah adanya perilaku mental terpuji yang timbul langsungdari tiap individu, bukan dari hasil pengawasan BidangKepatuhan Internal. Hal ini bukan bermaksud mengecilkanarti dari unit Kepatuhan Internal, karena disiplin pegawai bu-kan hanya merupakan faktor kuantitatif dan kualitatif (kapasi-tas dan kualitas kinerja) namun juga termasuk hal yangnormatif (berhubungan dengan code of conduct yang menjadidasar pegawai dalam bekerja) sehingga hanya akan dapatterwujud jika individu yang berbuat benar-benar melakukansecara konsisten dan tergerak atas dasar kesadaran pribadimasing-masing.

Hal tersebut tidaklah mudah untuk diwujudkan, makadengan adanya Bidang Kepatuhan Internal dirasakan sangatmembantu dan diperlukan sebagai alat manajemen yangpenting dalam rangka penegakan disiplin pegawai supayadapat sesuai dengan aturan dan koridor yang berlaku.

INSTANSI TERKAIT DAN PENGGUNA JASAUntuk menjalankan tugas KPU tanpa disertai image ’me-

langkahi wewenang’ instansi terkait lainnya maka dilakukankoordinasi yang rutin serta terpadu. Hal itu selalu dilakukandalam setiap kegiatan yang menyangkut tugas dan wewenangkepabeanan di lingkungan pelabuhan Tanjung Priok denganinstansi terkait untuk lebih menyelaraskan serta menciptakansinergi dalam pelaksanaan tugas masing-masing instansi.

Sedangkan dengan para pengguna jasa, pertemuan, baikyang bersifat formal maupun non formal kerap dilakukanantara pihak KPU dengan para pengguna jasa kepabeananmaupun yang diwakili oleh asosiasi atau kelompoknya.

“Dalam hal peningkatan dan kelancaran pelayanan kepa-

AGUNG KUSWANDONO. Amanah yangdiberikan oleh institusi dan publikkepada kami untuk dapat memberi-kan pelayanan yang lebih cepat, tidakada pungli dan transparan selalumenjadi dasar motivasi dalam pelak-sanaan tugas.

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

LAPORAN UTAMA

beanan terkadang kita melibatkan pihak pengusaha dalamkoordinasi pelaksanaan supaya dapat tercipta hubungan dankinerja yang sinergis dan harmonis. Contohnya dalam halperijinan TPS, pelayanan form A, pelayanan jalur MITAPrioritas dan Non Prioritas, pelayanan yang terkait denganinstitusi lain seperti karantina hewan, tumbuhan dan BadanPOM,” ungkap Agung Kuswandono.

“Sementara tanggapan pengguna jasa atas perbaikan layan-an kepabeanan, yang jelas sejauh ini masukan dan komplainyang ada selalu kita usahakan untuk dapat segera ditindaklanjutidan diberikan pelayanan sesuai dengan kapasitas yang dimilikidan tentunya sesuai dengan aturan yang ada,” tambahnya.

Memang, tidak mudah untuk dapat mengubah persepsiyang telah berkembang selama ini tentang kinerja aparat DJBCkhususnya yang ada di Tanjung Priok, apalagi untuk dapat

mengubah budaya lama yang telah subur berkembang di Tan-jung Priok. “Untuk itu dukungan penuh dari institusi khusus-nya DJBC dan pemerintah secara keseluruhan mutlak diper-lukan untuk dapat selalu mengikuti perkembangan dan mem-berikan asistensi terhadap upaya kami dalam mewujudkansuksesnya KPU yang merupakan tanggung jawab dan harap-an yang ingin kita capai bersama,” demikian harapan AgungKuswandono kepada Direktorat Jenderal bagi suksesnya KPU.

REMUNERASI DI KPUStrategi yang dilakukan dalam rangka tercapainya kantor pe-

layanan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme yangdidukung oleh SDM yang profesional dan berintegritas tinggi sa-lah satunya adalah dengan melakukan perbaikan remunerasipegawai, namun masih ada berbagai pendapat mengenai hal ini.Di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, pegawai telah menerimaremunerasi per bulan Juli 2007.

Mengenai masalah remunerasi di KPU Bea dan Cukai Tan-jung Priok, Agung Kuswandono menyatakan pendapatnya.Menurutnya, memang ada banyak pendapat mengenai hal ini,baik yang positif atau yang menyatakan remunerasi yang diterimasudah merupakan suatu nominal yang layak, maupun pendapatyang menyatakan bahwa nominal remunerasi tersebut belumcukup untuk hidup di kota besar seperti Jakarta.

Pendapat-pendapat negatif mengenai remunerasi di KPU ju-ga timbul dari selisih yang sedikit atau tidak signifikan jika diban-dingkan dengan remunerasi yang didapat oleh pegawai yangbertugas di kantor Bea dan Cukai non KPU. Hal tersebut,tentunya terpulang kepada pribadi masing-masing pegawai KPUdalam menyikapi hal tersebut.

“Namun jika kita mau berpikir lebih objektif dan membanding-kan dengan perusahaan swasta atau institusi pemerintah lain dikota yang sama maka sudah seharusnya kita harus lebihbersyukur dan menerima kondisi yang ada sekarang dan tetapmenjaga komitmen secara sungguh-sungguh dalam bekerja,”ujar Agung Kuswandono.

Mengenai besarnya remunerasi, mulai dari pimpinan hingga

KOORDINASI rutin serta terpadu selalu dilakukan dalam setiap kegiatan yang menyangkut tugas dan wewenang kepabeanan di lingkungan pelabuhanTanjung Priok dengan instansi terkait untuk lebih menyelaraskan serta menciptakan sinergi dalam pelaksanaan tugas masing-masing instansi.

JUMLAH PERSONIL yang ada di KPU Bea dan Cukai Tanjung Prioksebanyak 1.027 orang dirasakan sudah cukup memadai untukmenjalankan tugas pelayanan dan pengawasan kepabeanan.

FOTO-FOTO : DOK. WBC

7WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

level terbawah apakah sudah memenuhi standar kesejahtera-an, mengingat volume dan beban kerja yang cukup berat,menurut Agung Kuswandono, hal itu tergantung dari sisi ma-na menilainya. Kalau hanya menuruti hawa nafsu, tidak akanpernah cukup. Tapi kalau dibandingkan dengan sebelumnya,remunerasi tersebut sudah signifikan bagi peningkatan kese-jahteraan pegawai.

“Untuk menjawab keluhan mengenai hal itu saya rasa bu-kan merupakan porsi dan tanggung jawab kami sebagaipimpinan disini. Seluruh pegawai yang diterima dan masuk diKPU merupakan pegawai yang seharusnya sudah siap dansadar pada konsekuensi yang berupa prioritas suksesnyapelaksanaan tugas dan amanah pemerintah dan masyarakatuntuk dapat menciptakan institusi kepabeanan yang lebihbaik. Sedangkan hal remunerasi yang telah diterima sudahbersifat final dan harus dapat diterima apapun kondisinya,”ujar Agung Kuswandono menanggapi adanya keluhan pega-wai tentang masalah remunerasi.

“Sebagai pimpinan kami hanya bisa mencoba untuk dapatmenularkan virus ’positive attitude’ yang perlu untuk terusdiperjuangkan dan diimplementasikan dalam kondisi apapundan bagaimanapun. Jika kita sudah menaburkan sifat dansikap yang positif dan dapat menjadi teladan, diharapkanseluruh komponen di KPU dapat selalu melakukan introspeksidiri dan selalu mensyukuri pada apa yang telah kita terima,”tambahnya.

Sebagai Kepala Kantor, yang ia lakukan untuk memberisemangat kepada anak buah agar masalah remunerasi yangbelum sesuai harapan tidak mengganggu kinerja organisasiyang telah diprogramkan adalah dengan menghimbau untukselalu bersyukur dan senantiasa melihat ke bawah, bahwaapa yang telah didapatkan masih lebih baik dibandingkandengan saudara-saudara lainnya sesama PNS selain DJBCatau di Departemen Keuangan.

Dalam himbauan itu ia tekankan, bahwa remunerasi bu-kan segala-galanya, namun kerjasama tim, perhatian kepadaindividu, pemenuhan sarana dan prasarana, dan masih ba-nyak yang lainnya akan dapat mengobati harapan yang tidaksesuai terutama mengenai masalah remunerasi tersebut. In-sentif-insentif lain yang didasarkan pada kinerja sedang di-upayakan untuk dapat direalisasikan dan diterima oleh pega-wai sesuai dengan hak-haknya, misalnya mengenai pembe-rian uang lembur untuk pegawai yang bertugas di luar jamkerja yang telah ditentukan maupun pemberian uang premisesuai dengan prestasi atau temuan pengawasan.

Hasil dari pemberian semangat dan pengertian kepadaanak buah memang memerlukan waktu untuk dapat melihathasil, karena ini terkait dengan sesuatu yang tidak terlihat dansangat tergantung dari individu yang bersangkutan.

“Dengan menunjukkan komitmen kinerja yang baik,sudah menjadi usulan yang sangat efektif untuk pimpinanDJBC karena dengan begitu kita telah membuktikan pro-ses reformasi memang betul-betul ada serta kita laksana-kan di sini, bukan sekedar janji belaka. Kami tidak maumenjadi makhluk yang tidak bersyukur. Kami sadarsemua ini memerlukan proses, dan saat ini menurut sayalangkah-langkah yang diambil pimpinan sudah tepat,” de-mikian jawab Agung Kuswandono ketika ditanya adakahusulannya sebagai Kepala Kantor untuk memperbaiki re-munerasi tersebut kepada pimpinan DJBC.

Bahwa kebutuhan sebagai manusia akan senantiasakurang jika tidak pandai bersyukur apalagi jika dibanding-kan dengan sebelum KPU. “Saya kira kita harus tetap be-kerja dengan baik dengan terpenuhi atau tidaknya remu-nerasi, karena sebenarnya tidak tepat mengukur kinerjadengan remunerasi. Kalau suatu saat nanti misalnya re-munerasi dicabut, apakah kemudian pegawai boleh pung-li? Jadi remunerasi merupakan faktor penunjang penting,namun bukan satu-satunya. Kami akan terus berusahakeras untuk mewujudkan Bea dan Cukai yang bersih danberwibawa,” demikian tanggapannya mengenai pengaruhremunerasi dikaitkan dengan kinerja pegawai KPU. ris

ang membedakan KPU dengan Kantor Wilayahlainnya dalam hal pelaksanaan pelayanankepabeanan adalah adanya konsep pelayananyang didasarkan pada tingkat kepatuhan atastiap kelompok pengguna jasa tertentu yang

selanjutnya menimbulkan implikasi pembedaan perlakuanpada sistem pelayanan yang hanya ada dan dikenal diKPU, yaitu:- Jalur MITA (Mitra Utama) Prioritas;- Jalur MITA Non Prioritas;- Jalur Hijau;- Jalur Kuning; dan- Jalur Merah.

KPU Bea dan Cukai merupakan salah satu unit eselon IIdi DJBC yang menggabungkan fungsi pelayanan dan penga-wasan yang terdapat pada Kantor Wilayah dan Kantor Pela-yanan sekarang ini. Penggabungan fungsi pelayanan, fungsiaudit, fungsi pengawasan, fungsi perijinan dan fasilitas, fung-si keberatan, serta fungsi umum dan pengendalianmerupakan pengembangan strategi untuk mewujudkan suatustruktur organisasi yang efektif dan efisien.

Salah satu program dalam pelayanan yang diberikan KPUadalah penyederhanaan prosedur dan diberikannyapelayanan prima, salah satunya adalah penunjukan ClientCoordinator (CC) untuk melayani konsultasi dan pembinaankepada stakeholders. Lantas pertanyaannya, apakah hal inimenjamin tidak akan terjadi Kolusi Korupsi Nepotisme (KKN)di lingkungan KPU ?

Menurut Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Infor-masi, Harry Mulya, tidak ada yang bisa menjamin 100 persentidak akan terjadi KKN di KPU. Seperti diketahui bahwa KKNtimbul karena adanya budaya, peluang dan pola pikir yangsalah. Dengan adanya KPU yang commit untuk memberikanpelayanan prima dan pengawasan yang efektif kepada peng-guna jasa kepabeanan dan cukai, dengan mengimplementa-sikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan dan respon-sif terhadap pengguna jasa, diharapkan peluang, budaya danpola pikir yang salah tadi dapat dihilangkan.

Berkaitan dengan adanya layanan Client Coordinatordi KPU, diharapkan dapat memberikan citra yang positif

PELAYANANKEPABEANAN

DAN CUKAIDI KPU

Konsep pelayanan yang diterapkan diKPU Bea dan Cukai Tipe A1 TanjungPriok pada dasarnya hampir samadengan yang diterapkan di Kantor

Pelayanan Bea dan Cukai yang lain,namun dalam rangka mengoptimalkanpelayanan kepada masyarakat usaha,

serta meningkatkan efektifitaspengawasan untuk meminimalkan

potensi kerugian negara, pada sistempelayanan dan pengawasan di KPU

disesuaikan dengan tingkat kepatuhan(compliance level) atas tiap pengguna

jasa kepabeanan dan cukai.

Y

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

LAPORAN UTAMA

dan kepastian pelayanan,dengan mekanisme konsul-tasi dan pembinaan kepadapengguna jasa. Peran CCdalam hal ini adalah mem-berikan bimbingan dan pe-nyuluhan kepada penggunajasa agar patuh kepadaperaturan yang ada, danCC juga senantiasa meng-informasikan bahwa Beadan Cukai sedang berbenahdalam menerapkan “goodgovernance”, untuk ituperan pengguna jasa sangatpenting dalam mendukunglangkah Bea dan Cukai,khususnya KPU, dengancara tidak memberikan im-balan dalam bentuk apa-pun, baik diminta maupuntidak oleh petugas KPU.

“Dalam hal penggunajasa merasa dipersulit atau

dimintai sesuatu oleh petugas KPU, mereka bisamenyampaikan kepada CC untuk ditindaklanjuti oleh BidangKepatuhan Internal,” demikian saran Harry Mulya.

SISTEM DAN MEKANISME KERJA BIDANG CCLebih lanjut disampaikan Harry Mulya, unit CC berada pa-

da Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi di-mana untuk KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok bidangini mempunyai struktur yang terdiri atas 3 Seksi BimbinganKepatuhan (BK) dan 1 Seksi Layanan Informasi (LI).

Pada Seksi BK dikhususkan untuk dapat memberikan de-dicated services kepada pengguna jasa yang masuk dalamkategori MITA baik Prioritas maupun yang Non Prioritas.Disini MITA dapat melakukan kegiatan konsultasi dan segalakebutuhan informasi yang diinginkan dapat langsung diakses

kepada CC yang ditunjuk untuk menangani tiap-tiap MITA.Selain itu sejalan dengan fasilitas pelayanan kepabeananyang tidak lagi memerlukan dokumen (paperless) yangdiberikan kepada MITA, maka mereka juga diwajibkan untukmelaporkan kegiatan kepabeanannya secara periodik kepadaCC masing-masing.

Sedangkan Seksi LI mempunyai fungsi untuk melakukankegiatan pemberian layanan informasi serta kegiatanpenyuluhan dan publikasi di lingkungan KPU BC. CC yangberada di Seksi LI juga melakukan kegiatan konsultasi danlayanan informasi secara langsung baik berupa menjawabpertanyaan mengenai kepabeanan dan cukai sertapenanganan komplain serta menerima saran dan masukandari pengguna jasa selain yang dikategorikan sebagai MITA.

Mengenai pelayanan yang diberikan kepada stakeholderyang telah terakreditasi AEO (Authorized Economic Opera-tors) dimana di KPU dikenal sebagai MITA, diberikanpelayanan prima yang diantaranya adalah penyederhanaanprosedur layanan dan disediakannya berbagai fasilitas yangberupa pelayanan antara lain:- pelayanan dokumen kepabeanan yang bersifat paperless;- tidak dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik

barang sebagaimana dilakukan terhadap jalur merah danjalur hijau, kecuali terhadap barang impor sementara,barang re-impor, barang yang terkena Nota Hasil Intelijen(NHI), barang tertentu yang ditetapkan oleh DirekturJenderal (Pemeriksaan fisik barang dapat dilakukan di gu-dang importir);

- SPPB akan terbit setelah sistem berhasil melakukanrekonsiliasi atas pelunasan SPKPBM;

- penyederhanaan birokrasi permohonan beberapa fasilitasseperti penangguhan, reimpor, dan impor sementara;

- pembayaran berkala (untuk MITA Prioritas).

Selain itu, seperti telah dijelaskan di atas, terhadap peng-guna jasa kepabeanan dan cukai yang telah terakreditasi ju-ga ditawarkan hubungan yang bersifat kemitraan dengan Beadan Cukai berupa penunjukan petugas khusus (client coordi-nators) untuk melayani konsultasi dan layanan informasi

terhadap perusahaan-perusahaan tersebutsehingga respon DJBCterhadap semuapermasalahan terkaitkepabeanan dan cukaiakan cepat tertangani.Sedangkan untuk peng-guna jasa kepabeanandan cukai yang tidakatau belum terakredita-si akan dilayani dengansistim pelayanan pabe-an dan cukai sebagai-mana yang berlaku sa-at ini.

“Dengan pemisah-an sistim pelayanantersebut selain diha-rapkan dapat mengop-timalkan pengalokasi-an sumber daya untuklebih fokus kepadalayanan-layanan yangberisiko, juga diharap-kan dapat mendorongpara pengguna jasakepabeanan untukmemperbaiki tingkatkepatuhannya terha-dap ketentuan perun-dang-undangan yangberlaku guna menda-

HARRY MULYA. Peran pengguna jasasangat penting dalam mendukunglangkah Bea dan Cukai, khususnya KPU,dengan cara tidak memberikan imbalandalam bentuk apapun, baik dimintamaupun tidak oleh petugas KPU.

ADANYA LAYANAN CLIENT COORDINATOR (CC) DI KPU, diharapkan dapat memberikan citra yang positif dan kepastianpelayanan, dengan mekanisme konsultasi dan pembinaan kepada pengguna jasa.

WBC/ATS

WBC/ATS

9WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

patkan fasilitas dan layanan yang lebih baik dari Bea danCukai,” imbuh Harry Mulya.

Dalam hal ini untuk dapat menjadi AEO (MITA KPU) makasuatu perusahaan harus memenuhi syarat berikut:1. dapat berkomunikasi secara elektronik dengan Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai;2. mempunyai sifat bisnis (nature of bussiness) yang jelas;3. memiliki sistem pengendalian yang memadai untuk

menjamin keakuratan data yang disajikan;4. memiliki rekam jejak keakuratan pemberitahuan pabean

dan/atau cukai yang baik;5. telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang menyatakan

bahwa perusahaan tersebut mendapatkan opini wajartanpa pengecualian; dan

6. selalu dapat memenuhi ketentuan tentang perijinan danpersyaratan impor/ekspor dari instansi teknis terkait.

Untuk lebih jelasnya mengenai hal tersebut telah diaturdalam Peraturan Dirjen BC Nomor P-24/BC/2007 tentangMitra Utama.

Dalam hal ini AEO (MITA KPU) terdiri dari importirMITA (Mitra Utama) Prioritas dan Non Prioritas, jadi im-portir jalur prioritas adalah AEO, sedangkan importir jalurhijau ditetapkan bagi importir yang berisiko menengahyang mengimpor komoditi berisiko rendah dan importirberisiko rendah yang mengimpor komoditi berisiko rendahatau menengah.

Konsep AEO atau MITA di KPU, lanjut Harry Mulya, sebe-narnya merupakan pengembangan dari sistem manajemenresiko yang dapat digunakan untuk memberikan fasilitaskepabeanan sebesar-besarnya secara aman dan terkendali,kepada perusahaan-perusahaan tertentu yang telah terakre-ditasi.

Metode atau standar ini telah diterapkan di beberapa ne-gara maju dan direkomendasikan oleh World Customs Orga-nization (WCO) untuk diterapkan kepada anggota-anggota-nya dengan program Authorized Economic Operators (AEO).Pada sistem ini, analisis resiko tidak diterapkan transaksi pertransaksi sebagaimana penerapan manajemen resiko kon-vensional, melainkan diterapkan secara sistematis terhadapperusahaan sebagai entitas dimana identifikasi resiko dilaku-kan berdasarkan pada perilaku dan sistem pengendalian in-ternal perusahaan.

WAKTU PELAYANANKPU menjanjikan pelayanan yang cepat. Waktu yang di-

perlukan dalam pengurusan barang impor mulai penyampai-an PIB sampai pengeluaran barang (terbit SPPB) bervariasisesuai jenis penjaluran pelayanan impor melalui KPU Beadan Cukai Tanjung Priok :1. Jalur MITA Prioritas, pelayanan tanpa intervensi dari petu-

gas Bea dan Cukai, setelah pengiriman PIB lewat sistemEDI, sistim layanan KPU langsung merespon denganSPPB setelah dilakukan rekonsiliasi pembayaran SSPCP,kecuali untuk barang impor yang terkena NHI, barangimpor sementara dan barang reimpor, dilakukan pemerik-saan fisik barang (dapat dilaksanakan di gudang importir);Bagi Importir MITA Prioritas dengan pembayaran berkala,tidak dilakukan rekonsiliasi SSPCP per pengiriman PIB.Pelayanan bagi Importir MITA memungkinkan dalamhitungan menit terbit SPPB;

2. Jalur MITA Non Prioritas sama dengan layanan MITAPrioritas;

Untuk kedua jalur MITA di atas, pada saat pengiriman PIBdipersyaratkan sudah memenuhi ketentuan perijinan olehinstansi terkait.

Waktu pelayanan impor atau dapat disebut dengan ImportClearance pada KPU Tanjung Priok secara umum dapatdikategorikan menjadi 2 (dua) pelayanan, yaitu:a. Pelayanan kepabeanan (Customs Clearance) danb. Pelayanan Non Customs Clearance.

Waktu pelayanan kepabeanan impor Customs Clearanceadalah phase waktu pelayanan yang dilakukan oleh PetugasBea dan Cukai atau disebut dengan pemeriksaan pabean,yang meliputi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen.Untuk pemeriksaan dokumen terbagi menjadi dua hal, yaitupemeriksaan Analyzing Point serta Pemeriksaan NilaiPabean dan Klasifikasi HS, dan sebagainya.

Waktu Customs Clearance dapat dikategorikan berdasar-kan jenis jalur pemeriksaan pabean sebagaimana chart diba-wah ini, sebagai berikut:a. Jalur MITA Prioritas dan Non Perioritas;b. Jalur Hijau;c. Jalur Kuning; dand. Jalur Merah.

Untuk mengukur real waktu pelayanan pabean di KPUBea dan Cukai Tanjung Priok, dihitung hanya waktu CustomsClearance, yaitu waktu pemeriksaan pabean yang meliputireal waktu pemeriksaan fisik barang oleh petugas pemeriksafisik barang dan waktu pemeriksaan dokumen yang dilakukanoleh PFPD, dengan Sistem Aplikasi Impor sebagaimana chartdibawah ini.

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Namun pelayananyang cepat yang diharap-kan kadang mengalamikendala, hal ini disebab-kan adanya faktor-faktoreksternal yang mempe-ngaruhi waktu pelayananimpor. DiungkpakanHarry Mulya, kendala da-lam pemeriksaan fisikyang sering dijumpai di-antaranya, barang yangakan diperiksa fisik 43,23persen tidak siap dan sa-rana dan prasarana untukpergerakan barang imporbelum optimal

Sementara itu dalamhal pemeriksaan dokumen,kendala eksternal yangkerap dijumpai diantara-

nya; respon mengenai kekurangan data dan informasi dariimportir dalam rangka penetapan nilai pabean dan klasifikasiHS. Dan mengenai persetujuan dan konfirmasi dari instansiterkait yang menyangkut barang larangan dan pembatasan.

Peningkatan pelayanan yang diberikan KPU Bea danCukai Tanjung Priok, umumnya mendapat sambutan sangatpositif bari para pengguna jasa. Seperti yang diutarakan OrryWorotikan, Direktur PT. Surya Kamangta. Menurutnya,pelayanan kepabeanan yang diberikan aparat bea dan cukai,mengalami perubahan yang baik setelah menjadi KPU. Pela-yanan yang cepat, tranparans dan pelayanan yang ramahdari para petugas CC.

Orry merasakan sebagai pengguna jasa, ia dibimbinguntuk menjalankan prosedur sesuai aturan. Meski selama inipihaknya sudah menjalankan sesuai dengan prosedurkepabeanan, namun jika menemui kesulitan kadang mestikesulitan dulu mencari tempat dimana ia bisa menanyakankendala yang sedang dihadapi.

“Ibaratnya, kalau dulu saya seperti kebingungan mencarialamat, namun hal itu sekarang sudah tidak lagi saya jumpai,karena petugas CC siap membantu setiap kami menemui ke-sulitan dan waktu pelayanannya pun menjadi lebih cepat. Un-tuk itu harapan saya, semoga ini bisa terus berjalan dan sema-kin bisa ditingkatkan kualitasnya,” demikian masukan Orry.

Tanggapan serupa juga disampaikan W. Purindriayoga,selaku export-import coordinator PT. Sanggar Sarana Baja.Menurutnya, kepastian waktu yang diberikan KPU telah mem-berikan keuntungan bagi pihaknya, artinya ia bisa segeramemprediksikan langkah-langkah selanjutnya setelah urusankepabeanannya selesai. Begitu juga dengan pelayanan yang

diberikan oleh petugasCC yang semakin mem-perlancar tugasnya da-lam mengurus dokumenkepabeanan.

“Sepanjang ini saya ti-dak pernah menemui ken-dala, karena kepastian di-berikan oleh KPU TanjungPriok. Yang jelas pihakkami menyambut dengansenang atas perbaikankinerja aparat bea cukaidi KPU khususnya menge-nai pelayanan kepabean-an karena memberidampak positif yang luasbagi usaha kami khusus-nya, dan industri lain pa-da umumnya,” imbuh W.Purindriayoga.

ORRY WOROTIKAN. Semoga bisa terusberjalan dan semakin bisa ditingkatkankualitasnya.

W. PURINDRIAYOGA. Pihaknya me-nyambut senang atas perbaikan kinerjayang dilakukan aparat bea dan cukai diKPU Bea dan Cukai Tanjung Priok.

LAPORAN UTAMA

ris

DOK. WBC

DOK. WBC

umber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupa-kan ujung tombak bagi kesuksesan Kantor PelayananUtama (KPU) untuk memberikan suatu pelayanan yangprima kepada para pengguna jasa kepabeanan dancukai. Untuk mendapatkan SDM berkualitas tersebut,

serangkaian proses rekrutmen pun dilakukan oleh DJBCbekerjasama dengan akademisi. Setelah menjadi pegawai KPU,SDM itu masih harus perlu dikontrol agar mereka menjalankantugasnya dengan baik dan sesuai dengan peraturan kepabeanandan cukai.

Sedangkan pengawasan eksternal bertujuan untuk meyakin-kan bahwa pengguna jasa telah menjalankan aturan kepabean-an, sehingga aparat pengawas KPU Bea dan Cukai mampu me-ncegah masuknya barang-barang yang dilarang impornya teru-tama barang yang dapat merusak mental dan moral masyarakatserta mengganggu keamanan nasional sebagai akibatpelanggaran aturan kepabeanan yang dilakukan pengguna jasa.

PENGAWASAN SDM KPU (INTERNAL)Mekanisme pengawasan bagi SDM KPU dilakukan sepenuh-

nya oleh Bidang Kepatuhan Internal (KI) dipimpin oleh KepalaBidang KI. Pimpinan bidang ini melakukan penilaian terhadap se-tiap unsur satuan kerja dan pelaku organisasi melalui suatu me-kanisme yang sistematik untuk mengevaluasi dan meningkatkanefektifitas dari risk management, kontrol dan proses bisnis dalamrangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Kepala Bidang Kepatuhan Internal, KPU Bea danCukai Tanjung Priok, Oza Olavia, dalam menjalankan fungsi pe-ngawasan internal, KPU melalui Bidang Kepatuhan Internal me-lakukan suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesi-nambungan melalui lima tahapan sebagai berikut :

Pertama penanganan informasi, disini Bidang KepatuhanInternal melakukan penanganan analisis informasi yang dapatdiperoleh dari empat sumber yaitu :l Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan (LHPK),l Sistem Manajemen Pengaduan dan Pujian Masyarakat

(SMPP),l Hasil pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan,

pengawasan dan administrasi kepabeanan dan cukai, danl perintah tertulis Direktur Jenderal dan/atau Kepala kantor.

Kedua, analisis informasi, merupakan proses pengukuranatau penilaian kinerja pegawai dan/atau unit bidang kerja melaluiinformasi yang diperoleh. Proses penilaian kinerja di dalam tahapanalisis informasi ini dilakukan dengan membandingkan tingkat

TINGKATKEPATUHAN

PENGAWASAN EFEKTIF,BERDASARKAN

Pegawai KPU dan para pengguna jasamenjadi obyek pengawasan. Pengawasanbagi pegawai KPU atau disebut pengawas-an internal dilakukan untuk memastikanpegawai menjalankan tugasnya sesuai

dengan peraturan kepabeanan dancukai, serta kode etik pegawai. Sedang-

kan bagi pengguna jasa atau disebutpengawasan eksternal adalah meyakin-kan bahwa pengguna jasa telah menja-

lankan kegiatannya sesuai dengan aturankepabeanan dan Cukai yang berlaku.

S

11WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

performance yang ditunjukkan dari hasil pelak-sanaan kerja dan perilaku yang ditampilkan olehpegawai dibandingkan dengan semua standaryang berupa Program Layanan Unggulan(Quick Win), Key Performance Indicator (KPI),peraturan perundang-undangan di bidangkepabeanan dan cukai, serta peraturan kodeetik dan perilaku DJBC.

Ketiga pemeriksaan kepatuhan internal. Di-sini tindak lanjut dari simpulan hasil analisis in-formasi suatu kinerja atau perilaku pegawai atauunit kerja yang kedapatan tidak memenuhi stan-dar atau kriteria tertentu tertulis, akan dilakukanpemeriksaan kepatuhan internal jika terdapatdugaan kuat telah terjadinya penyimpangandan/atau penyalahgunaan wewenang pegawaidan/atau unit kerja di lingkungan KPU.

Keempat adalah pelaporan dan tindak lanjut.Hasil pemeriksaan kepatuhan internal disampai-kan kepada kepala kantor dengan nota dinastindak lanjut laporan untuk diteruskan kepadapimpinan unit terkait yang berwenang.

Kelima mengenai pemantauan tindak lanjutlaporan kinerja. Pemantauan tindak lanjut hasilpemeriksaan yang dilakukan oleh Bidang Kepatuhan Internal me-rupakan salah satu fungsi control demi terciptanya efektivitaspelaksanaan sistem pengendalian internal pada KPU. Laporankinerja hasil pelaksanaan sistem pengendalian internal yangmerupakan tugas pokok dari Bidang Kepatuhan Internal berfungsisebagai bahan evaluasi dan penilaian bagi pimpinan terhadapefektivitas kinerja Bidang Kepatuhan Internal.

Mengenai metode yang digunakan tersebut apakah membe-rikan dampak yang cukup baik bagi perubahan paradigma diTanjung Priok, Oza menyatakan bahwa perubahan paradigmapegawai KPU yang telah terasa selama ini bukan sebagai akibatdari adanya Bidang KI. Ini merupakan sebuah komitmen bersamadan individual pada saat menjadi pegawai KPU Tanjung Priok. Inidibuktikan dengan telah ditandatanganinya Pakta Integritas olehsemua pegawai pada awal berdirinya KPU.

Bidang KI berikut dengan mekanisme kerjanya lebih berfungsisebagai “Sado Delman yang bertugas untuk mengendalikan kudasupaya baik jalannya, “ demikian imbuh Oza. Dan perlu ditegas-kan bahwa untuk menjamin perubahan paradigma di TanjungPriok tidak bisa hanya dilakukan oleh Bidang KI semata karenasangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal maupuneksternal. Internal berpulang pada diri pribadi dan komitmen dandukungan pimpinan. Sedangkan lingkungan ekternal perludukngan dari pengguna jasa untuk turut meningkatkan kepatuhandan budaya kerjanya.

FUNGSI PENGENDALIAN YANG BERSIFAT PREVENTIFLebih lanjut disampaikan Oza, keberadaan Bidang Kepatuhan

Internal di KPU sangat penting, mengingat dengan adanyaBidang KI, maka diharapkan kinerja, baik dari sisi profesionalismemaupun integritas pegawai, unit kerja dan organisasi KPU dapatmemenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga diharapkantujuan, visi dan misi KPU khususnya dan DJBC pada umumnyadapat tercapai.

“Perlu diketahui bahwa Bidang KI dibentuk bukan sebagai“pemadam kebakaran (whistle blower)” yang baru bertindak sete-lah ada penyimpangan atau pelanggaran, melainkan lebih kepa-da fungsi pengendalian yang bersifat preventif melalui mekanis-me yang sistematis dalam menjaga tingkat kinerja dan kepatuhanpelaksanaan tugas,” imbuh Oza.

Penciptaan good government KPU melalui Bidang KI tidaklahsemudah membalikkan tangan, namun, tetap optimis bahwadengan adanya Bidang KI dan peningkatan pengawasan melekatpada setiap pegawai, manfaat bidang KI akan lebih terasa danmakin besar pengaruhnya ke arah penciptaan tujuan KPU. Padagilirannya, keberhasilan KPU dapat menjadi ujung tombak pem-baharuan sekaligus menjadi pilot project reformasi kepabeananDJBC yang pada akhirnya diharapkan mampu mengembalikan

kepercayaan masyarakat, investor, dunia usahadan pemerintah.

Mengenai parameter keberhasilan, Ozamenjelaskan, secara umum tingkat keberhasilanbidang ini akan ditunjukkan dari dua hal,pertama: makin tingginya tingkat pencapaiankinerja terhadap standard yang ada oleh seluruhpegawai dan unit kerja KPU dan yang keduamakin tingginya tingkat kepuasan masyarakatterhadap kinerja pelayanan KPU.

Yang menjadi tolok ukur bagi bidang ini da-lam menilai tingkat kepatuhan atau kinerjapegawai atau organisasi adalah standar yangterukur dan applicable (measurable), yang me-liputi: Program Layanan Unggulan (Quick Win),Key Performance Indicator (KPI), peraturankode etik dan perilaku DJBC dan peraturan tatalaksana / tatacara pelaksanaan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai.

Berdasarkan data pemeriksaan KI yang telahdan sedang dilakukan oleh Bidang KI, terdapat 3jenis pelanggaran atau kepatuhan, yaitu pungli/gratifikasi, kelalaian prosedur kerja dan kurangoptimalnya pelayanan kepada masyarakat.

Disamping itu juga, terdapat 2 kasus yang melibatkan pega-wai terkait dengan kasus kolusi . Atas 2 kasus tersebut, satukasus telah diselesaikan pemeriksaan kepatuhan internalnya dansekarang sudah dilimpahkan penyelesaiannya ke Direktur Jende-ral. Sedangkan 1 kasus lainnya sedang dalam pengembanganinformasi guna pemeriksaan kepatuhan internal.

Dalam kaitannya dengan ini, langkah yang akan diambil olehBidang KI jika dari hasil pemeriksaan kepatuhan internal terbuktimelakukan pelanggaran: maka akan diberikan rekomendasi se-suai jenis dan tingkat pelanggarannya. Misalnya, pelanggaran ter-kait dengan kode etik pegawai, maka berupa pengenaan sanksiatau hukuman sebagaimana yang ditetapkan dalam ketentuanPP Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PegawaiNegeri Sipil dan peraturan pelaksanaannya. Rekomendasi akanditeruskan kepada Kepala Kantor untuk ditindaklanjuti kepadaunit atau pihak yang berwenang sesuai jenis pelanggarannya.

Mengenai Metode apa yang digunakan Bidang KI dalampengungkapan kasus yang melibatkan pegawai yangberhubungan dengan kepatuhan, menurut Oza, dapat berupa :1. Melakukan peninjauan dan pengamatan terhadap pegawai

yang bersangkutan untuk memperoleh pembuktian yangdilakukan secara berkelanjutan selama kurun waktu tertentu;

2. Melakukan wawancara yang dilakukan secara lisan atautertulis dengan pegawai yang bersangkutan dan sumber lainyang independen untuk memperoleh pembuktian;

3. Melakukan konfirmasi baik secara lisan maupun tertulisdengan mengusahakan memperoleh informasi dari sumberlain yang independen untuk pengungkapan kasus;

4. Melakukan pengujian dengan memeriksa hal-hal atau sam-pel-sampel yang representatif dengan maksud untuk menca-pai simpulan, sehubungan dengan pengungkapan kasus;

5. Melakukan analisis dengan memecah atau menguraikan ka-sus untuk dihubungkan dengan keseluruhan atau dibanding-kan dengan yang lain dalam rangka pengungkapan kasus;

6. Melakukan pembandingan untuk mencari kesamaan danperbedaan antara dua atau lebih gejala/fenomena kasus yangdihadapi;

7. Melakukan pemeriksaan bukti/keotentikan dengan meme-riksa otentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti yang men-dukung suatu pengungkapan kasus;

8. Melakukan rekonsiliasi dengan penyesuaian antara duagolongan data yang berhubungan tetapi masing-masingdibuat oleh pihak-pihak yang independen (terpisah) dalamrangka pengungkapan kasus;

9. Melakukan penelusuran melalui pemeriksaan dengan jalanmenelusuri proses suatu kasus kepada sumber atau bahanpembuktiannya; dan/atau

10. Melakukan penelaahan pintas dengan melakukan penelaah-

OZA OLAVIA. Hasil kerja Bidang KIsebenarnya bukan seberapa banyaktemuan pelanggaran yang diperoleh,tetapi seberapa besar peningkatantingkat kepatuhan yang diukurdengan meningkatnya kinerja.

DOK. WBC

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

an secara umum dan cepat untuk menemu-kan hal-hal yang memerlukan pemeriksaanlebih lanjut.

Kemudian, hal penting yang Oza tekankanberkaitan dengan hasil kerja Bidang KI, bahwayang perlu dipahami terlebih dahulu, hasil kerjaBidang KI sebenarnya bukan seberapa banyaktemuan pelanggaran yang diperoleh, tetapi se-berapa besar peningkatan tingkat kepatuhanyang diukur dengan meningkatnya kinerja. Ka-laupun keberhasilan pelaksanaan tugas, dapatdiukur dengan tanggap tidaknya bidang ini meng-identifikasi terjadinya atau potensi akan terjadi-nya pelanggaran serta tingkat penyelesaian tin-dak lanjut atas pelanggaran yang terjadi.

BUKAN UNTUK MENAKUTI PEGAWAIMengenai tingkatan sanksi yang diberikan

kepada pegawai yang terbukti melakukanpelanggaran, menurut Oza tentunya berdasar-kan pada tingkat dan jenis pelanggaran yang di-lakukan. Tingkatan pelanggaran dan sanksikepegawaian didasarkan pada aturan kepega-waian yang berlaku (PP Nomor 30 Tahun 1980Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil). Selainsanksi diatas, ada pula rekomendasi lain sesuaidengan jenis dan tingkat pelanggarannya kepada unit terkait ataukepala kantor.

Di samping itu, yang paling penting adalah pemberian reko-mendasi berupa langkah-langkah perbaikan atau tindak lanjutyang perlu dilakukan oleh pejabat unit terkait yang berwenang ter-masuk di antaranya saran kepada atasan langsung dari pihakyang terlibat.

Ditegaskan Oza, tugas kepatuhan internal bukan untuk mena-kut-nakuti pegawai tapi dalam arti menjamin semua proses berja-lan sesuai prosedur dan ketentuan. Harus dapat dipahami olehsemua pegawai KPU bahwa Bidang KI menjalankan tugas untukmelakukan pengawasan, penilaian, evaluasi kerja serta penegak-kan pelaksanaan kode etik dan integritas atau menjamin pegawaibekerja secara efisien dan efektif.

“Bidang KI harus dipandang se-bagai partner kerja dalam mencapaitujuan KPU. Namun, KI perludukungan dari semua pegawai dilingkungan KPU dan DJBC agar bi-dang ini tetap amanah dalam menja-lankan tugas serta mampu melaku-kan kerja secara objektif dan trans-paran,” imbuh Oza.

Bidang KI dipimpin oleh KepalaBidang yang membawahi tiga seksiyaitu: Seksi Kepatuhan PelaksanaanTugas Pelayanan, Seksi KepatuhanPelaksanaan Tugas Pengawasan,dan Seksi Kepatuhan PelaksanaanTugas Administrasi. Sedangkan pe-laksana Bidang Kepatuhan Internalada sebanyak 24 orang pelaksanapemeriksa dan 4 orang pelaksanaadministrasi.

“Untuk saat ini jumlah personilyang ada di Bidang KI sudah sesuaidengan yang diinginkan dan diharap-kan pegawai yang bersangkutanmempunyai karakteristik objective,integrity, confidentiality dan compe-tency dalam menjalankan tugasnya,”ujar Oza.

Sebagai suatu bidang baru di su-atu kantor yang juga baru tentu adabanyak kendala yang dihadapi kare-

na suatu perubahan tentu perlu proses dan pe-mahaman dari seluruh pegawai KPU, bahwatugas Bidang KI adalah melakukan pengawasandan mengevaluasi kerja semua pegawai KPU.

Kendala yang terbesar adalah masalah per-ubahan budaya. Dari yang sebelumnya merasabebas bekerja tanpa harus diawasi oleh pihaklain, sekarang ada petugas KI yang memiliki tu-gas untuk itu. Pada masa-masa awal KPUmungkin beberapa pegawai merasa “risih” apa-bila aktivitas mereka diawasi pekerjaanya.

Kendala lainnya yang dihadapi bidang ini ada-lah penetapan pengukuran dan standar yangmenyangkut kinerja pegawai. Mengingat semuapenilaian yang ada berbasis kinerja dan SOP,maka perlu waktu untuk dikoordinasikan dan di-sepakati bersama sebagai kesepakatan organi-sasi. Hal ini untuk menjamin semua pegawaimengerti apa yang akan dinilai dan denganmenggunakan standard mana diukur kinerjanya.

Karena itu ungkap Oza, untuk menyikapi-nya ada dua hal (kedalam dan keluar) yangtelah dan sedang dilakukan. Kedalam: denganmenanamkan sikap amanah dan bertanggung-jawab, obyektif dan tegas. Sementara Keluardilakukan dengan sosialisasi dan pemberianpengertian baik secara formal maupun informal.

Koordinasi dan komunikasi dengan unit-unit dilingkungan KPUdalam menetapkan penetapan pengukuran dan standard kinerjaserta Internalisasi mengenai penegakan disiplin dan kode etikpegawai. Kedua hal tersebut harus dilakukan secara konsistendan berkelanjutan.

PENGAWASAN KEPADA PENGGUNA JASA (EKSTERNAL)Wilayah pengawasan KPU meliputi bekas wilayah pengawas-

an Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 Tanjung Priok I, Tan-jung Priok II dan Tanjung Priok III meliputi Area Dalam PelabuhanTanjung Priok dan wilayah mulai dari Kawasan Berikat Nasional(KBN) Marunda sampai dengan Pelabuhan Sunda Kelapa.

Dalam hal melakukan pengawasan maka konsep pengawas-an yang digunakan oleh BidangPenindakan dan Penyidkan (P2 )adalah dengan menerapkan konseppengawasan proaktif, pengawasanmelalui infomasi intelijen (Surveil-lance) dan kegiatan patroli rutin ataskegiatan bongkar dan muat kapal.

Mengenai konsep pengawasanproaktif, menurut Kepala Bidang P2Tanjung Priok, Heru Sulastyono,yaitu pengawasan yang dilakukandengan melakukan analisa data im-portasi atau eksportasi dari importiratau eksportir untuk menentukan ke-biasaan impor dan ekspor perusaha-an tersebut. “Pengawasan inibiasanya dilakukan terhadap importir-importir jalur hijau dan importir MITA,”imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Heru, di KPUBea dan Cukai Tg. Priok, Bidang P2terdiri dari Satu Kepala Bidang yangmembawahi 2 Seksi Intelijen (SeksiIntelijen I dan Seksi Intelijen II) , 3Seksi Penindakan (Seksi Penindak-an I, Seksi Penindakan II dan SeksiPenindakan III) dan 2 Seksi Penyidik-an. (Seksi Penyidikan I dan Seksi Pe-nyidikan II) .

Untuk Seksi Penindakan yangterdiri dari 3 Seksi ini memiliki wilayahkerja masing-masing : (1) Seksi

HERU SULASTYONO. Salah satu kendalayang juga masih dihadapi adalahpengawasan terhadap barang impor,ekspor dan antar pulau (barangstrategis) masih sulit dilakukanmengingat bercampurnya penumpukanbarang-barang tersebut dalam gudangyang sama di Pelabuhan Tanjung Priok.

KASUS PELANGGARAN KEPABEANAN yang berhasil diungkap olehKPU, sejak awal launching KPU Bidang P2 sudah melakukanpenegahan sebanyak 20 (dua puluh) kali meliputi pelanggaranterhadap ketentuan Impor dan Ekspor.

FOTO-FOTO : DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

13WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

Penindakan I mempunyai wilayah pengawasan eks. penga-wasan KPBC Tipe A1 Tanjung Priok I. (2) Seksi Penindakan IImempunyai wilayah pengawasan eks. pengawasan KPBCTipe A1 Tanjung Priok II. (3) Seksi Penindakan III mempunyaiwilayah pengawasan eks. pengawasan KPBC Tipe A1Tanjung Priok III.

Mengenai kasus pelanggaran kepabeanan yang berhasildiungkap oleh KPU, seperti diungkap Heru bahwa sejak awallaunching KPU Bidang P2 sudah melakukan penegahansebanyak 20 (dua puluh) kali meliputi pelanggaran terhadapketentuan Impor dan Ekspor.

Sedangkan total kerugian negara yang berhasil diselamat-kan belum dapat dikalkulasikan secara pasti karena sampaidengan saat ini sebagian pelanggaran tersebut masih dalamproses penyidikan. Yang jelas dari pelanggaran tersebutdisamping merugikan secara material tetapi juga merugikansecara imaterial yaitu merugikan industri kecil dalam negeri,mencegah potensi penyebaran virus berbahaya, danpenyalahgunaan fasilitas dengan tidak dipenuhinya kewajibankepabeanan.

Lebih lanjut disampaikan Heru, beberapa komoditi yangberhasil digagalkan dari berbagai upaya pelanggaran terha-dap ketentuan kepabeanan impor yaitu diantaranya alat berat,truk, mobil mewah, tepung daging/ tulang (Meat Bone Meal),kompor gas, katup tabung gas, tabung gas, mobil dan kabel.Sedangkan untuk ekspor komoditi yang dapat digagalkan ya-itu kayu ebony dan rotan.

SDM DAN SARANA OPERASIONALUntuk sarana operasi pendukung pelaksanaan pengawa-

san yang dilakukan Bidang P2, menurut Heru dirasakancukup, mengingat nantinya wilayah pengawasan KPU hanyaberada di daerah pelabuhan Tanjung Priok, sedangkanwilayah lainnya akan diawasi oleh Kanwil VIII Jakarta dalamhal ini KPPBC Sunda Kelapa.

“Mungkin yang perlu diperbaiki sarana pengawasan beru-pa database informasi baik yang berasal dari media internetmaupun media lain agar dapat mengoptimalkan informasiuntuk keakuratan analisa pelanggaran impor dan ekspor,” ujarHeru..

Sementara itu untuk SDM yang ada di Bidang P2 KPUBea dan Cukai Tanjung Priok saat ini terdiri dari 120 orangpersonil. Yang terdiri dari satu orang Kepala Bidang, 7 orangKepala Seksi dan 112 pelaksana yang ditugaskan padamasing-masing seksi.

Mengingat konsep dari KPU yang menuntut adanya efisi-ensi dan efektifitas yang tinggi, maka jumlah pelaksana yangada dirasakan cukup karena telah dilakukan optimalisasitugas sesuai Key Perfomance Indicator (KPI) yang dibeban-kan kepada Bidang P2. Akan tetapi akan lebih berdaya danberhasil guna apabila petugas bea dan cukai yang melakukanpengawasan ditambah jumlah personilnya, mengingat jamkerja dari petugas bea dan cukai pada Bidang P2 cukup pan-jang (terkadang sampai 24 jam), sehingga dilakukanpergantian petugas yang telah melaksanakan tugas seharianpenuh.

Mengenai kendala yang dihadapi oleh bidang ini dalammelakukan fungsi pengawasan menurut Heru, salah satunyaadalah pemutakhiran data importir dan eksportir besertanature of business (NOB) yang dirasakan kurang karena padasaat ini masih dibentuk sistem database impor dan eksporKPU yang belum berjalan secara penuh.

Disamping itu juga jam kerja petugas bea dan cukaiBidang P2 yang cukup panjang dapat mengakibatkan kurang-nya efektifitas pengawasan karena kelelahan yang dialamipegawai, sehingga dirasakan perlu ditambah petugas untukdilakukan pergantian pegawai secara rutin (piket).

Kendala lain yang juga masih dihadapi adalah peng-awasan terhadap barang impor, ekspor dan antar pulau(barang strategis) masih sulit dilakukan mengingat ber-campurnya penumpukan barang-barang tersebut dalamgudang yang sama di Pelabuhan Tanjung Priok. ris

asalah remunerasi hanyalah salah satu bagiandari program Reformasi Birokrasi PusatDepartemen Keuangan (Depkeu) dan bukanmerupakan tujuan dari reformasi birokrasi.Demikian disampaikan Drs. Eddy Abdurach-

man, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang HubunganEkonomi Keuangan Internasional yang juga Wakil KetuaTim Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan. “Jadi reform-nya akan bisa berjalan baik kalau dilakukandengan langkah yang lain, misalnya perbaikan remune-rasi. Namun yang sering disalahartikan orang bahwa re-formasi birokrasi is remunerasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut menurut Eddy, tujuan diberikannya remu-nerasi adalah karena pimpinan Depkeu ingin memberikansuatu imbalan terhadap kinerja yang diberikan oleh pega-wai Depkeu. Jadi, pegawai Depkeu yang di dalam melak-sanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan-aturan, sesuai dengan Perpu, kemudian juga dibatasi ko-de etik, performance-nya tinggi, harus amanah, bersih,profesional dan mempunyai kompetensi yang tinggi dansebagainya, harus diimbangi dengan pemberian remune-rasi yang seimbang.

Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai soal re-munerasi, Eddy menjelaskan secara garis besar menge-nai tujuan dan langkah-langkah strategis di dalam Refor-masi Birokrasi Pusat Departemen Keuangan. Menurutnya,latar belakang dilakukannya Reformasi Birokrasi PusatDepkeu yang pertama adalah, Depkeu merupakan satudepartemen yang sangat strategis karena hampir semuakebijakan-kebijakan yang dikeluarkan atau diterbitkan

oleh Depkeu selalu mem-punyai dampak yang luas.

Hal ini dikarenakan ling-kup daripada tugas Dep-keu, khususnya menyang-kut Anggaran Pendapatandan Belanja Negara(APBN) mulai dari penda-patan, perpajakan, kepa-beanan dan cukai, peneri-maan negara bukan pajakhingga alokasi budget(penganggaran) untuk pe-laksanaan program-prog-ram kerja pemerintah. Baikitu bersifat rutin atau yangberkaitan dengan masalahpembangunan.

Kemudian yang keduamenyangkut masalah pem-biayaan dalam rangkamenutup defisit seandainyaAPBN mengalami defisit.Jadi, Depkeu merupakansalah satu institusi atau de-partemen yang dimana

REMUNERASIIDEALNYA MENGIKUTI

GRAFIK GENERAL MARKETAda lima langkah strategis yang

menjadi program utama dalam reformasibirokrasi yang dilakukan Depkeu,

yang salah satunya adalah mengenaiperbaikan remunerasi.

Drs. EDDY ABDURACHMAN. Tujuandiberikannya remunerasi adalahkarena pimpinan Depkeu inginmemberikan suatu imbalan terhadapkinerja yang diberikan oleh pegawai.

M

DOK. WBC

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

setiap kebijakannya pasti akan mempunyaidampak bagi perekonomian Indonesia.

Disamping itu juga, Depkeu merupakanholding company yang artinya organisasinyaterdiri dari beberapa unit organisasi dibawah-nya yang masing-masing mempunyai disiplinyang berbeda-beda mulai dari pendapatan,pajak, bea cukai, penganggaran, perbend-aharaan, pembiayaan, pengelolaan hutang,kekayaan negara hingga pasar modal, yangjika dilihat dari jumlah pegawai Depkeu ada-lah yang paling besar yaitu 62.000 pegawai.

“Semua ini yang melatarbelakangi Men-teri Keuangan untuk melakukan reformasibirokrasi. Sebab bagaimanapun juga apayang menjadi tujuan Depkeu akan sulit dica-pai tanpa didukung birokrasi di Depkeu yangprofesional, bersih dan bisa bekerja secaraefektif dan efisien,” ungkap Eddy.

Reformasi yang dilakukan Depkeu bertu-juan untuk meningkatkan kinerja, pengelola-an keuangan Negara dan kekayaan negar,termasuk pasar modal, secara terencanadan bertahap. Menurut Eddy, ada dua aspekyang yang hendak dicapai dari reformasibirokrasi yang dilakukan oleh Depkeu, pertama, dilihat dariaspek birokrasi yaitu sebagai suatu sistim birokrasi, Departe-men Keuangan bisa menjadi suatu birokrasi yang efektif danefisien. Kemudian yang kedua, dari aspek birokratnya ataupenyelenggara negara itu sendiri bagaiamana menjadi birok-rat yang profesional, bersih dan amanah. Kedua hal inilahyang sebenarnya menjadi tujuan akhir dari reformasi khusus-nya di lingkup Depkeu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, ada lima langkah strate-gis yang menjadi program utama dalam reformasi birokrasiyang dilakukan Depkeu, yaitu, pertama, dari aspekperundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan tugasDepkeu. Kedua, penataan organisasi, ketiga, perbaikanbusiness process ,keempat, peningkatan manajemen SDM,kelima, perbaikan remunerasi. (Lebih lanjut mengenaiProgram Reformasi Birokrasi Pusat Departemen Keuanganakan dibahas pada WBC edisi 2008).

REMUNERASI DI DEPKEUDidalam program reformasi, tim reformasi melakukan

penilaian kembali remunerasi yang saat ini berlaku, apa-kah sudah sesuai dengan praktek-praktek yang berlakusecara umum dalam bidang remunerasi. Di dalam prosespenentuan remunerasi, yang dilakukan tim reformasiadalah dengan melakukan benchmark terhadap generalmarket. Misalnya, untuk jabatan yang sama di lingkunganDepkeu di-benchmark dengan general market, sebabidealnya mengikuti grafik yang berlaku di market.

Seperti di negara maju, misalnya Singapura, ingin men-dudukkan posisi birokrasi di pemerintahan sama dengandi pasaran atau market (swasta), sehingga bisa salingdipertukarkan. “Nah itu sebetulnya yang ideal, bisa ter-jadi suatu pergerakan tenaga kerja antara pemerintah de-ngan swasta. Bahkan rekrutmen pegawai, baik itu untuklevel bawah atau atas dapat diambil dari market, misal-nya untuk jabatan Dirjen tidak harus dari pegawai karir,tetapi bisa diambil dengan menawarkan, misalnya mela-lui iklan lowongan, hal itu bisa dilakukan karena levelnyasudah sama, sehingga betul-betul bisa mendapatkanSDM yang qualified dan betul-betul memiliki kompetensiyang tinggi,” ujar Eddy.

Di Indonesia, untuk masalah remunerasi, berdasarkankeputusan presiden, remunerasi tetap harus mempertim-bangkan kemampuan keuangan negara. Untuk mencapaike arah itu (seperti Singapura) keuangan negara harussiap. Maka yang dilakukan saat ini adalah caranya dengancoba mendekatkan dengan pasaran (general market).

Pada saat penyusunan remunerasi, jikadi level bawah di Depkeu sampai padagrade 13 (ada 27 grade di Depkeu), makaremunerasinya sudah berada di atas hargapasar. Justru yang perbandingannya sangatjauh ada di level atas, misalnya DirekturJenderal dibandingkan dengan Direktur Uta-ma suatu bank swasta, akan sangat jauhsekali.

“Maka itu didalam penyusunan remu-nerasi kemarin yang di level atas ini kitadekatkan jangan sampai menyamai gene-ral market, sekitar 50 persen dari yangberlaku di general market. Yang di levelbawah kita naikan bahkan akhirnya kitasamakan dengan harga yang di pasar ,jadi kalau kita lihat sarjana baru yang ma-suk di Depkeu, mungkin gajinya imbangdengan sarjana baru yang masuk di bank,bahkan mungkin lebih tinggi kalau dia itubekerja di kantor-kantor modern, misalnyadi Kantor Pajak Modern atai KPU BeaCukai. Tetapi di level atas masih jauh dariharga pasar. Jadi itu ukurannya,” tambahEddy, yang menurutnya, seharusnya tidak

ada alasan lagi bagi pegawai yang berada di level bawahmengatakan bahwa remunerasinya masih kecil.

Berkaitan dengan remunerasi di Kantor PelayananUtama (KPU) Bea dan Cukai, Eddy mengemukakan, bah-wa KPU merupakan hasil dari penataan organisasi, yaitumelalui pembentukan unit kerja atau kantor yang lang-sung berhubungan dengan pelayanan masyarakat yangdibentuk dengan menggunakan prinsip-prinsip perkantor-an modern, artinya dilengkapi dengan sistim informasidan teknologi di dalam proses pelaksanaan tugasnya.

KPU, harus didukung oleh SDM yang mempunyai kompe-tensi tinggi di dalam jabatannya sehingga harus melaluiasesment dan sebagainya. Ini yang kemudian akan dijadikankantor percontohan sehingga penerapan suatu sistim dansebagainya betul-betul strict, bahkan ada unit kepatuhan in-ternal supaya benar-benar mengawasi, melihat dan meng-evaluasi kepatuhan pegawai bea cukai dalam melaksanakantugasnya.

Karena tuntutannya begitu tinggi, dalam kaitannya de-ngan remunerasi Menkeu mempunyai suatu kebijakanuntuk membedakan remunerasi yang diberikan dalambentuk tunjangan khusus pengelolaan keuangan negara.Mengenai tunjangan, terdapat tiga jenis, yaitu; tunjang-an pokok, tunjangan tambahan dan tunjangan tambahankhusus.

Tunjangan pokok diberikan sama kepada seluruh pe-gawai Depkeu sesuai dengan peringkatnya (grade-nya),sementara tunjangan tambahan dan tunjangan khususdiberikan kepada unit-unit kerja yang dipandang olehpimpinan memiliki satu kelebihan dibandingkan unit-unityang lain, contohnya kalau di DJBC ada KPU . Sehinggapegawai di KPU, disamping memperoleh tunjangan pokoksebagaimana diterima oleh semua pegawai di Depkeu,juga ada tunjangan lainnya, yaitu tunjangan tambahandan tunjangan tambahan khusus,. Tunjangan tambahankhusus KPU tidak diberikan kepada semua pegawai yangada di KPU, tetapi hanya diberikan kepada pegawai-pegawai tertentu saja, contohnya Client Coordinator, unitdi X-ray dan sebagainya.

Kalau ada yang menyatakan bahwa remunerasi pega-wai di KPU dengan yang non KPU perbedaannya sedikit,Eddy memiliki alasan, bahwa pegawai di KPU selainmendapatkan tunjangan pokok, juga mendapat tunjangantambahan dan tunjangan tambahan khusus. Dalambeberapa hal, pegawai di KPU memiliki grade lebih tinggi,katakanlah Kepala KPU, grade-nya tertinggi di eselon II.Kepala KPU grade-nya lebih tinggi dibandingkan Kakan-

Drs. KAMIL SJOEIB, MA. Tidak hanyamemikirkan besar kecilnyaremunerasi, tetapi bagaiamana parapegawai menyikapi remunerasi secarabenar dan professional.

FOTO-FOTO : DOK. WBC

LAPORAN UTAMA

15WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

wil atau direktur tertentu dan otomatis penerimaannya ju-ga lebih tinggi dan ini akan diikuti oleh level-level dibawah-nya.

Ideal atau tidaknya suatu remunerasi memang sifatnyasubyektif. Pastinya semua orang menginginkan remune-rasi yang lebih tinggi , maka itu menurut Eddy, yang idealadalah mengikuti general market untuk suatu jabatan-jabatan yang bisa diperbandingkan karena bisa saling di-pertukarkan.

GRADING DAN REMUNERASIDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai

unit eselon I di lingkungan Depkeu mempunyai pedomankhusus untuk mengatur masalah remunerasi atau peng-gajian yang diperoleh para pegawainya. MenurutSekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Drs. KamilSjoeib MA, penetapan remunerasi bagi para pegawai di-lingkungan DJBC, menjadi kewenangan Depkeu sebagaiinduk dari unit eselon dibawah Depkeu, termasuk didalam-nya DJBC.

Menentukan remunerasi bagi para pegawai, lanjutnya,haruslah memperhatikan berbagai aspek dan tidak hanyamelihatnya dari satu aspek saja. Volume kerja, tingkatrisiko dan lain sebagainya yang berkaitan dengan suatujabatan, merupakan beberapa hal yang dipaparkan Kamiluntuk menetapkan tingkat remunerasi para pegawai, khu-susnya yang berada pada DJBC. “Hal-hal tadi tidak diaturoleh DJBC,melainkan oleh Depkeu, jadi kami (DJBC.red)hanya menjalankan saja aturan mengenai remunerasiyang dikeluarkan oleh Depkeu (Departemen Keuangan),”papar Kamil.

Untuk menentukan tingkat remunerasi, Depkeu mene-rapkan sistem grading atau peringkat, dimana gradingtersebut diditetapkan bedasarkan job-nya. Kamil mencon-tohkan, jika seorang pejabat eselon II ketika ia menjabatdi Kantor Pusat, kemudian dia pindah menjadi KepalaKantor Wilayah, maka grading-nya akan mengikuti jobbarunya. “Jadi yang di- grading adalah job-nya, bukanindividunya!,” tegas Kamil kembali.

Mengenai grading tersebut, semuanya diatur dalam Pera-turan Menteri Keuangan (PMK)Nomor 289 tentang PeringkatJabatan di lingkungan Departe-men Keuangan, dimana padaPMK tersebut diatur mengenaiposisi grade para pegawai.Kamil mencontohkan, untuk pe-gawai non struktural atau pelak-sana, maka grade-nya ditentu-kan antara grade 1 hingga 12.Jika seorang pegawai pelaksanayang ditunjuk sebagai timperumus, maka grade-nya dilihatantara 1 hingga 12, danditentukan oleh kepala kantor.

Penentuan grade lanjutKamil, juga ditetapkan berdasar-kan pangkat. Jika seorang pega-wai dengan pangkat IIIb sampaiIIId hanya sebagai pelaksana,maka grade pegawai tersebutdisesuaikan untuk tingkat pelak-sana.

PMK tersebut lanjut Kamilmemang masih perlu disempur-nakan, untuk mengantisipasisuatu kejadian yang berada diluar ketentuan PMK tersebut. Iamencontohkan, pangkat tertinggiuntuk pegawai pelaksana yangdiatur dalam PMK tersebut ada-lah IVA, tetapi dalam prakteknya

ada juga pelaksana berpangkat diatas IV A (IV B misalnya).Maka itu, untuk sementara pegawai berpangkat diatas IV A iniberada pada grade 12, yaitu grade untuk pelaksana.

“Ini yang menurut saya harus disempurnakan. Penen-tuan grade untuk pangkat IV A keatas yang menjadi pelak-sana tidak diatur dalam PMK, sehingga untuk sementarapelaksana untuk pangkat IV A keatas grade-nya disama-kan dengan pangkat IV A pelaksana , yaitu 12,”ujarnyakembali.

Menurut Kamil, walaupun jabatannya sama, misalnyajabatan Sekditjen, pada unit eselon I di lingkungan Depar-temen Keuangan, tetapi grade-nya belum tentu sama.Bisa saja, jabatan Sekditjen di DJBC lebih tinggi dari ja-batan Sekditjen di Direktorat Anggaran, atau sebaliknya(Jabatan eselon I grade-nya 24-27). Begitu juga untukpejabat eselon II yang grade-nya berkisar antar 20-23yang berlaku pada unit eselon I atau badan yang beradadi lingkungan Departemen Keuangan belum tentu samagrade-nya.

MENSYUKURI DAN MENJAGA REMUNERASIDengan adanya grade yang ditentukan oleh PMK ter-

sebut, maka akan berdampak pada jumlah remunerasiyang diterima oleh para pegawai sesui dengan gradeyang dimiliki dan telah ditetapkan oleh pimpinannya, ber-dasarkan PMK Nomor 289 tentang Peringkat Jabatan dilingkungan Departemen Keuangan. Dengan adanya re-munerasi berdasarkan grade tadi papar Kamil, diharap-kan akan meningkatkan kinerja.

Bagi pejabat yang menduduki suatu jabatan dengangrade yang lebih tinggi dengan pegawai yang tanpa jabat-an, apabila kehilangan jabatannya karena suatu hal makadia akan turun grade-nya dan menjadi pelaksana lagi. Makintinggi jabatannya semakin jauh grade-nya turun. “Sepertisaya misalnya, dengan pangkat sudah maksimal lalu kehi-langan jabatan maka saya bisa jadi pelaksana dan grade-nya jadi 12, anjlok sekali khan ? Oleh karena itu hal iniperlu menjadi perhatian bagi para pejabat supaya tidak ke-hilangan jabatannya” ujar Kamil yang menyatakan banyakfaktor penyebab pejabat bisa kehilangan jabatannya.

VOLUME KERJA, tingkat risiko dan lain sebagainya yang berkaitan dengan suatu jabatan, merupakanbeberapa hal untuk menetapkan tingkat remunerasi pegawai. Dok.WBC.

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Mengenai selisih jumlah remunerasi yang diterima pega-wai menurut Kamil janganlah hal itu dijadikan alasan untuktidak meningkatkan kinerja. Dengan adanya remunerasi saatini seharusnya para pegawai dapat bekerja dengan nyamantanpa memikirkan lain-lain dan hal ini patut disyukuri. Dandijaga. “Jadi tidak hanya memikirkan besar kecilnya remune-rasi, tetapi bagaiamana para pegawai menyikapi remunerasisecara benar dan professional.”

Dengan adanya pemberian remunerasi menurutKamil, ada tiga hal yang mesti dipahami, yaitu; Pertama,ada peningkatan pendapatan yang cukup subtansial. Ha-rusnya dengan remunerasi yang cukup besar, maka kon-tribusinya harus lebih besar lagi dari sebelumnya misal-nya bekerja lebih baik, lebih berkualitas, lebih giat, mini-mal ia mengharapkan pegawai tidak membuat satu halyang sifatnya negatif, seperti, sudah dibayar remunerasi-nya tetapi tidak ada ada perubahan, masih suka membo-los, terlibat masalah dan sebagainya.

Kedua, seharusnya dari semua yang telah didapat, pega-wai mestinya terus mengembangkan diri. Jangan mengharappengembangan diri hanya melalui diklat atau kursus saja.Mestinya dari dalam diri pegawai harus ada kesadaran untukterus mengembangkan diri karena telah begitu banyak dibe-rikan kesempatan dalam hal ini, misalnya mencari sekolahuntuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi. “Banyakjuga yang kita kirim sekolah kemudian mengundurkan diri.Menurut saya harusnya tidak begitu,” ujar Kamil.

Ketiga, pemberian remunerasi baru merupakan awal, se-bab jika suatu saat pemerintah melihat lebih rinci lagi bahwaada pegawai atau job yang tidak penting dan kemudian diga-bung, maka yang telah ada sekarang (baik pegawai maupunjob-nya) bisa dihilangkan.atau dikurangi dengan pertimbang-an, negara terlalu banyak mengeluarkan biaya.

Untuk level pejabat terutama kepala kantor, semestinyadengan remunerasi ini harus lebih melihat padapengembangan dan peningkatan kinerja pada unit kerja yangdipimpinnya, termasuk pengembangan diri pegawai. “Karenasemestinya produk yang dihasilkan dari remunerasi ini haruslebih luas dan dalam serta lebih nyata. Yang saya khawatir-kan, mereka mendapat remunerasi tetapi kerjanya begitu-begitu saja, padahal mendapatkan suatu insentif seharusnyaorang menjadi lebih giat lagi,” imbuh Kamil.

Untuk level tingkat pelaksana, Kamil juga menegaskan,bahwa sebelum adanya remunerasi, pegawai harus diberat-kan dengan biaya-biaya seperti transportasi dan sebagainya

yang harus dikeluarkan dari gajinya yang dulu relatif kecil, na-mun kini tidak terjadi lagi. Para pegawai di level pelaksanadalam masalah remunerasi lebih di appreciate oleh pemerin-tah, makanya remunerasinya lebih tinggi dibandingkandengan pangkat yang sama di sektor swasta. “Hanya mung-kin ada sebagian pegawai mengatakan sudah tidak memper-masalahkan jumlah remunerasi yang sekarang dirasa cocokdengan pekerjaan dan besarnya resiko, jadi pada dasarnyatidak ada masalah,” ujar Kamil yang menekankan kepadapara pegawai untuk mensyukuri remunerasi yang telah dibe-rikan oleh pemerintah dan menjaga remunerasi itu dengancara meningkatkan kualitas kinerjanya.

REMUNERASI HANYA SALAH SATU MOTIVASISalah seorang pegawai KPU Bea dan Cukai Tanjung

Priok, ketika ditemui WBC, mengutarakan pendapatnyatentang KPU, khususnya masalah remunerasi ditingkatpegawai pelaksana.

Bagi Ari Julianto, bayangannya sebagai pegawai KPUadalah bisa bekerja dengan ketentuan yang ada danbenar-benar diterapkan di lapangan. Karena menurutnyahanya ada dua rumus, ya atau tidak. Tidak ada yang abu-abu. Namun tentunya diimbangi dengan pemberian remu-nerasi yang memadai.

Kemudian ia coba men-collect permasalahan dankeluhan yang dihadapi rekan-rekan sesama pegawai KPUBea dan Cukai Tanjung Priok. Menurut Ari, saat ini adaistilah pegawai bea cukai yang KPU dan non KPU danmendapat take home pay, yang dapat dikatakan hampirsama. Hal itu ternyata membuat beberapa pegawai diKPU yang notabene memiliki kompetensi kerja yang ting-gi menjadi kecewa. Apalagi jika bertemu pegawai beacukai non KPU, acapkali mendapat guyonan tentang per-bandingan remunerasi. Jadi ada semacam diskriminasidi persoalan take home pay-nya, karena kewajiban yangdituntut bagi pegawai KPU sangat jauh berbeda.

“Sebenarnya, masalah remunerasi bagi saya adalahmotivasi yang kesekian. Jadi tergantung bagaimana kita bisabersikap lebih dewasa, bagaimana kita melihatnya danmenentukan cara pandang kita. Saya bilang ke teman-temanyang sering curhat saya, Insya Allah dengan kita punyakinerja yang lebih bagus dan lebih baik, nanti pemerintahakan melihat kita bekerja, sebab kita bukan decision maker,apalagi DPR banyak mengkritisi pemberian remunerasi diDepkeu, jadi ada beda pendapat,” imbuh Ari Julianto.

Menurut Ari, dengan remu-nerasi yang diberikan saat ini,ia merasa sudah cukup untukhidup, dan sebenarnya pega-wai PNS di luar Depkeu punseperti inilah take home pay-nya. Jadi kenaikan tentangremunerasi yang sekarang cu-kup untuk hidup. Namun un-tuk kehidupan di Jakarta, untukkeperluan saving memang pe-rlu kecermatan tersendiri dankepintaran untuk mengolahuang. Beda kalau misalnya hi-dup di luar Jakarta yang masihdi Pulau Jawa, misalnya Yogya-karta atau Solo. “Jika sedikitsaja saya merasa cukup, mung-kin orang lain merasa tidak cu-kup. Bagi saya take home payhanya merupakan salah satumotivasi,” ujar Ari Julianto yangmengutip salah satu hadistbahwa orang yang terlalu ba-nyak mengambil jatah didunia-nya adalah orang yang palingpailit di akhirat nanti. ris

REFORMASI DEPARTEMEN KEUANGAN. Bertujuan untuk meningkatkan kinerja, pengelolaan keuangan Negaradan kekayaan negar, termasuk pasar modal, secara terencana dan bertahap.

LAPORAN UTAMA

DOK. WBC

17WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

PU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok adalahyang paling awal dibentuk sebagai proyek percon-tohan dalam rangka pembenahan di DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC), terutama di dalamhubungannya dengan fungsinya yang pertama

yaitu melayani agar arus barang yang masuk dan keluar In-donesia betul-betul melalui suatu dokumen dan proses yanglegal, yang tentu saja dalam ini hal bisa menjaga kepentinganmaupun kebutuhan perekonomian Indonesia yang harus kitadijaga dari berbagai kepentingan-kepentingan yangmerugikan. Misalnya, untuk impor suatu barang yang masukke Indonesia menggunakan dokumen palsu, menyampaikanbarangnya A ternyata isinya B.

Saya mengetahui, kalau aparat bea cukai setiap hari ha-rus menghadapi persoalan, di satu sisi kita harus terusmenerus memperbaiki pelayanan kepada para eksportir danimportir karena dari hasil survei selalu menunjukkan Bea danCukai sebagai salah satu lembaga terkorup, apakah diamemeras orang yang akan mengimpor ataukah dia memerasorang yang mau mengekspor, budaya KKN dan lain-lain.

Godaan seperti itu terus menerus harus dihadapi olehaparat kita di lapangan, kalau melihat jenis barangnya, dan ni-lainya tinggi, importir nakal tidak segan-segan untuk mengelu-arkan barang dengan memberikan sogokan kepada aparatkita. Karena itu kita coba perbaiki di Tanjung Priok dulu, selan-jutnya akan kita coba terapkan di kantor-kantor yang lain.

Hal ini disadari menjadi salah satu tugas yang tidakringan. Untuk itu dalam upaya mencapai keberhasilan KPUmaka salah satunya saat ini diberikan remunerasi kepadapegawai KPU. Disamping itu juga harus menandatanganipakta integritas bagi pegawai KPU yang notabene adalahpegawai yang telah melalui seleksi yang sangat ketat.

Tentunya untuk memperbaiki sesuatu yang sudah lamaberjalan tidak baik akan membutuhkan waktu, namun sayamelihat melihat semangat para aparat dan personil luar biasabesarnya dan kemajuan yang telah diperoleh menjadi salahsatu bukti. Untuk itu, atas nama pimpinan departemen sayamengucapkan terimakasih kepada jajaran Bea Cukai diTanjung Priok. Ini baru merupakan perjalanan awal. Sayaberharap kepada para jajaran KPU di Tanjung Priok untuk

terus-menerus menjaga integritas, kejujuran dan melayanisebaik-baiknya.

Disamping itu, penataan juga dilakukan pada TempatPenimbunan Sementara (TPS). Pengaturan jarak antaracontainer yang satu dengan yang lain diatur, hal inidimaksudkan agar memudahkan untuk melakukan inspeksi.Dan dari penertiban itu, baru 15 pengusaha TPS yangdianggap mengikuti aturan . Sedangkan untuk PengusahaPengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) yang tercatatberjumlah 3000 PPJK dilakukan registrasi untuk mengetahuilebih jelas pemilik, pengurus dan alamat perusahaannya.Hanya kepada PPJK yang telah memiliki kartu identitas yangbisa melakukan kegiatannya di Tanjung Priok.

Jadi semua kita rapihkan, baik dari sisi tempat penimbun-annya, perusahaan jasa kepabeanan dan teman-teman diBea Cukai sendiri juga kita perbaiki, mudah-mudahan dalamhal ini Tanjung Priok bisa menjadi salah satu tempat yang bisadianggap contoh atau tempat yang baik untuk melakukanatau menfasilitasi berbagai transaksi barang keluar masukdari Indonesia. Tentunya, jika perdagangan itu, baik yangmasuk maupun keluar berdasarkan aturan-aturan yang adakami tidak ada, alasan untuk melakukan berbagai tindakan-tindakan yang membuat mereka sulit.

Masih diseputar kawasan Tanjung Priok bahwa mulaiDesember 2007, kawasan ini menjadi pilot project pene-rapan National Single Window (NSW). Adanya NSW iniberarti beberapa instansi yang berhubungan dengan keluarmasuknya barang akan bekerja di dalam satu sistim yangsama dengan menerapkan teknologi informasi. Sehinggadokumen bisa diproses lebih cepat. Beberapa instansitersebut antara lain; Badan POM, Badan Karantina,Departemen Pertanian dan Perkebunan, DepartemenPerdagangan dan Departemen Perhubungan, termasukkami Departemen Keuangan masuk dalam sistim ini su-paya mereka semua memiliki pengertian dan proses yangstandar sehingga bisa mempermudah barang masuk dankeluar tanpa harus berinteraksi lebih banyak denganpetugas. Tentunya anda semua tahu bahwa Indonesiamemiliki banyak pelabuhan, dan itu akan kita usahakansecara bertahap melalui program yang sama.

SRI MULYANI INDRAWATIMENTERI KEUANGAN

“JAJARAN KPU DITANJUNG PRIOK

HARUS TERUS-MENERUSMENJAGA INTEGRITAS,

KEJUJURAN DANMELAYANI

SEBAIK-BAIKNYA.”Saat melakukan kunjungan kerja keKPU Bea dan Cukai Tanjung Priok,

pada 8 September 2007, Menteri Ke-uangan Sri Mulyani Indrawati mene-

gaskan kembali bahwa program refor-masi birokrasi Departemen Keuangankhususnya jajaran di lingkungan Direk-torat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)dimulai dengan pembentukan KPUBea Cukai. Berikut pernyataannya.

K

ris

17WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2007, bagaimana perja-lanan KPU, apakah sudah sesuai dengan yang Bapak ha-rapkan sebagai penggagas berdirinya KPU?

Salah satu yang melatarbelakangi pembentukan KPU ada-lah adanya tuntutan organisasi secara internal serta eksternalyaitu masyarakat dan pengguna jasa terhadap peningkatancitra dan kinerja institusi DJBC. Dalam perjalanannya,berbagai prestasi telah diukir oleh KPU, meskipun masih adabeberapa hal yang harus disempurnakan.

Bagaimana dengan target penerimaan dan target-targetprestasi KPU, apakah tercapai khususnya untuk TA 2007 ?

Penerimaan Bea Masuk di KPU Tanjung Priok Januari sampaidengan Oktober 2007 mencapai Rp6,855 triliun atau naik Rp1,778 triliun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahunyang lalu. (Berdasarkan data dari KPU Bea dan Cukai TanjungPriok, target penerimaan bea masuk yang dibebankan untuk ta-hun 2007 adalah sebesar Rp 7.750 milyar. Sampai dengan tanggal4 Desember 2007, telah terpenuhi target penerimaan dari beamasuk sejumlah Rp 7.673,63 milyar, denda administrasi dan bu-nga sebesar Rp. 196,85 milyar, total penerimaan pabean sebesarRp. 7.870,49 milyar atau 101,2 persen dari total target penerimaan)

Pembenahan internal melalui unit kepatuhan internal telahditerapkan secara konsisten dimana 1 orang Pejabat Fungsi-onal Pemeriksa Dokumen telah dalam proses penjatuhanhukuman disiplin berat, 6 orang staf hanggar dan 1 orang pe-meriksa barang dalam proses pemeriksaan terkait pungli,serta 1 orang staf administrasi dalam proses penjatuhan hu-kuman terkait tindakan indisipliner.

Jalur MITA yang diterapkan di KPU juga mendapatkanrespon yang positif dari pengguna jasa. Sejumlah kemudah-an dan keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan MITAdiyakini telah meningkatkan efisiensi dalam proses clearancebarang, dengan menekan biaya hingga 50 persen.

Memang, proses perubahan paradigma dan budaya kerja

yang baru masih membutuhkan waktu, meskipun saat ini te-lah mulai dirasakan perbedaan budaya kerja jika dibanding-kan dengan kondisi sebelum KPU.

Dengan adanya KPU apakah tingkat kebocoran negaraakibat penyelundupan dapat diredam ?

Pemberantasan penyelundupan merupakan tugas bersamadari setiap institusi yang terkait di pelabuhan, termasuk didalam-nya DJBC. Karena merupakan tugas bersama, maka diperlukanupaya yang dilakukan secara bersama dan terkoordinasi. Sebagaibagian dari upaya tersebut, DJBC membentuk KPU dalam rang-ka melakukan pengawasan yang efektif kepada pengguna jasa.

Dalam rangka meningkatkan koordinasi, pemerintahmembentuk Tim Keppres No.54 tahun 2002 yang diketuaioleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan MenteriKeuangan menjadi salah satu anggotanya, dengan salahsatu tugasnya adalah mengkoordinasikan pengintensifanupaya-upaya pemberantasan segala bentuk penyelundupan.

Menurut pemberitaan di media massa, meski saat ini sudahada KPU, tetapi pungli masih tetap ada. Apakah memangsulit untuk menghilangkan sama sekali pungli khususnyayang berkaitan dengan pengurusan kepabeanan ?

Pungli, atau secara lebih luas dapat dikatakan sebagaikorupsi, dapat digambarkan sebagai persamaan: korupsi =monopoli + diskresi – akuntabilitas. Umumnya, administrasikepabeanan adalah satu-satunya institusi yang menjalankanfungsi administrasi dan regulator di bidang kepabeanan(monopoli), dimana pegawai pada posisi tertentu memiliki haksebagai pengambil keputusan (diskresi), sementara tingkatpengawasan dan akuntabilitas relatif rendah.

Di KPU telah dilakukan berbagai upaya untuk mengelimi-nasi, atau paling tidak mengurangi, terjadinya pungli. Secarainternal DJBC, pada KPU telah dibentuk unit kepatuhan inter-nal yang bertindak sebagai pengawas tingkah laku dan pelak-sanaan kode etik pegawai. Untuk mengurangi diskresi dalampengambilan keputusan, pada KPU dilakukan optimalisasipemanfaatan IT dan layanan informasi secara proaktif.

Contohnya, untuk MITA, dimana proses pelayanan dilaku-kan tanpa intervensi, KPU melakukan pengawasan melaluiaplikasi ProAct. Kepada MITA diberikan Client Coordinatorsehingga pengguna jasa dapat menanyakan segala sesuatuyang terkait dengan pemenuhan kewajiban pabean dan cu-kainya. Seluruh pengguna jasa dan masyarakat juga dapatmenyampaikan keluhan melalui unit kepatuhan internal, danakan ditangani dan ditindaklanjuti sesuai dengan standarpenanganan keluhan dan pujian KPU.

Pungli selalu menyangkut setidaknya dua pihak, pemberidan penerima, dan terjadi karena adanya kesempatan danniat dari kedua belah pihak tersebut. Oleh sebab itu, selaineffort yang dilakukan untuk mengurangi kesempatan sebagai-mana disebutkan , pemberantasan pungli juga harusmenyentuh tataran budaya, baik budaya si pemberi maupunbudaya si penerima, untuk mengurangi niat terjadinya pungli.

Yang juga tidak kalah penting adalah penerapan rewardand punishment secara tegas dan konsisten.

Drs. ANWAR SUPRIJADI, MSc.DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

“KITA HARUS TETAP KONSISTEN,TIDAK BOLEH ADA DISKRIMINASI

DAN PENYIMPANGAN.“Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai

Tipe A Tanjung Priok telah berjalanefektif sejak Juli 2007. Memasuki enambulan perjalanan KPU (hingga Desember

2007.red) berbagai keberhasilan telahdiraih sesuai dengan target yangdiharapkan.Apa saja target-target

tersebut dan sejauhmana rencana untukpembentukan KPU di kantor-kantor

Bea dan Cukai yang lainnya di wilayahIndonesia ? Serta bagaimana rencanakerja DJBC di Tahun Anggaran 2008,

Redaktur WBC, Aris Suryantiniberkesempatan melakukan wawancara

dengan Direktur Jenderal Bea dan Cukai,Drs Anwar Suprijadi MSc.

Berikut petikan wawancaranya.

WAWANCARA

19WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

Dari yang kami ketahui, kebanyakan pega-wai DJBC melamar menjadi pegawai KPUDJBC karena tertarik dengan sistimremunerasinya, namun kenyataannyaada yang mengatakan bahwa take homepay mereka tidak jauh berbeda denganpegawai non KPU, hanya berbedasedikit. Bagaimana tanggapan Bapak ?

Pada dasarnya, melalui prosesreformasi birokrasi yang dilakukan olehDepartemen Keuangan saat ini, dimana salahsatu programnya adalah perbaikan strukturremunerasi, yang hendak dituju adalah tercipta-nya aparatur negara yang bersih, profesional, danbertanggung jawab, serta terciptanya birokrasiyang efektif dan efisien. Tuntutan reformasi ter-sebut berlaku tidak hanya di KPU, tetapi jugadi seluruh KPPBC dan Kantor Pusat DJBC.

Berbicara tentang perbedaan take homepay antara pegawai KPU dan Non-KPU, sangatlahrelatif. Secara konsepsi, perbedaan take home payantara pegawai KPU dan Non-KPU disebabkanoleh harus adanya diskriminasi dalam halpemberian remunerasi terhadap organisasi yangmempunyai tingkat kinerja yang tinggi denganyang tidak mencapai kinerja yang baik.

Bagaimana keluhan pegawai KPU terhadapmasalah remunerasi ini, apakah bisa menjadikendala tercapainya program KPU ?

Memang, salah satu unsur dari perubahansistemik yang dilakukan oleh DJBC melalui pemben-tukan KPU adalah adanya dukungan bagi peningkat-an remunerasi. Remunerasi yang ada saat ini telahmenggunakan pendekatan kinerja (performance ba-sed), menghargai perbedaan bobot, risiko, dantanggung jawab pekerjaan, serta, tentunya, memperha-tikan keuangan negara.

Seperti yang telah disebutkan sebelum-nya, berbicara tentang perbedaantake home pay antara pega-wai KPU dan Non-KPU, sangatlahrelatif. Setidaknya,remunerasi yangditerima saat initelah mening-kat berkali lipatdibandingkanremunerasisebelumnya.Jadi prinsip-nya adalahseberapajauh kitamengucapsyukuratas apayang kitasudahterimasaatini.

19WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Sebenarnya remunerasi yang ideal di DJBC umumnyadan di KPU seperti apa ?

Idealnya, perbedaan take home pay antara pegawai KPUdan Non-KPU harus mencerminkan adanya diskriminasi da-lam hal pemberian remunerasi terhadap organisasi yangmempunyai tingkat kinerja yang tinggi dan yang tidak menca-pai kinerja yang baik.

Jika remunerasi ditingkatkan jumlahnya apakah menjaminberhasilnya program kerja KPU ?

Tidak ada yang menjamin berhasilnya program KPU hanya de-ngan meningkatkan remunerasi. KPU hanya akan dapat berhasilmelalui upaya yang sungguh-sungguh, komitmen, dan kerja kerasdari seluruh pegawai DJBC untuk melakukan perubahan ke arahyang lebih baik, dengan didukung oleh political will dari pimpinanpemerintahan, instansi terkait, pengguna jasa, dan masyarakat.

Selama pelaksanaan KPU di Tanjung Priok, sudah berapakali dilakukan evaluasi? Lalu bagaimana hasilnya dan apasaja yang dievaluasi ?

Evaluasi terhadap pelaksanaan KPU di Tanjung Priok telahdilakukan selama beberapa kali. Bahkan, pada saat masa transisiyang dilaksanakan mulai April 2007, evaluasi dilaksanakan seca-ra periodik setiap minggu. Banyak hal yang dievaluasi, antara lainmenyangkut sistim dan prosedur pelayanan dan pengawasanserta SDM.

Pelaksanaan evaluasi secara rutin dan menyangkut pemba-hasan yang detil dan komprehensif, terbukti telah memberikandampak yang positif dalam perkembangan pelaksanaan KPU diTanjung Priok. Sebenarnya, inti dari pelaksanaan evaluasi adalahtransparansi dan akuntabilitas, sesuatu yang menjadi tantanganterbesar yang dihadapi banyak organisasi dalam mengembang-kan organisasinya.

Pelaksanaan evaluasi yang telah dilaksanakan di KPU Tan-jung Priok kiranya dapat dilaksanakan secara periodik dan konti-nyu, serta menular di KPPBC lainnya sehingga dapat meningkat-kan kinerja DJBC secara institusi.

Bagaimana dengan rencana penerapan KPU di Batam. Apasaja yang menjadi kendala-kendala sehingga KPU di Batambelum bisa dilaksanakan saat ini ?

Saat ini prinsip-prinsip KPU telah dilaksanakan di KPU Batam,antara lain yang menyangkut fungsi pelayanan dan pengawasan,bimbingan kepatuhan dan layanan informasi, audit, dan kepatuh-an internal.

Dari analisis kinerja melalui Key Performance Indicator yangdisusun oleh Tim Percepatan Reformasi, dari 30 kegiatan yangdinilai, terdapat 23 kegiatan yang tercapai (69,57 persen) dan 7kegiatan yang belum tercapai.

Dari sisi penerimaan BM dan cukai, dibandingkan tahun 2006terdapat kenaikan 147,85 persen. Dari sisi pengawasan, telahdilakukan penyidikan sebanyak 10 kasus selama tahun 2007,serta optimalisasi penerimaan melalui enforcement terhadapkapal-kapal tradisional, dan telah menghasilkan penerimaan BM,PDRI, dan Sanksi Administrasi sebesar Rp178.486.393.

Selain itu juga, koordinasi dengan instansi terkait, antara lainPemkot, Otorita Batam, Kepolisian, TNI AL, dan Kejaksaan, jugaterus diupayakan menjelang diberlakukannya FTZ di Batam.

Bagaimana pula dengan rencana penerapan KPU-KPU yanglain seperti Soekarno-Hatta, Tanjung Perak dan lain-lain ?

KPU yang lain akan segera secara bertahap diimplementasi-kan pada tahun 2008. Hal ini dimaksudkan agar dalampelaksanaannya dapat dimonitor dan dievaluasi secara konsisten,terarah, dan terukur.

Saat ini Tim Percepatan Reformasi sedang melakukanberbagai survei dan kajian pada kantor-kantor yang akan menjadiKPU, baik terhadap organisasi, sistim dan prosedur, serta SDM,secara detil dan komprehensif, agar implementasi KPU di lokasi-lokasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Pada awalDesember telah dilaksanakan assessment dan training/retrainingteradap para pegawai di tujuh kantor yang akan menjadi KPU.

Bagaimana sejauh ini persiapan KPU Cukai di Malang ?Mengenai hal itu, Tim Percepatan Reformasi telah melakukan

survei lapangan, melakukan kajian dan berdiskusi denganpejabat terkait di Direktorat Cukai, pegawai dan pejabat di KPPBCMalang, Kediri, dan Kudus, serta Tim Penyusun PeraturanPelaksanaan di Bidang Cukai, dalam rangka mempersiapkanpembentukan KPU Cukai pada kantor-kantor tersebut.

Draft Cetak Biru, Position Paper, dan Concept Paper telahdiselesaikan dan dilakukan finalisasi oleh Tim, dimana sebe-lumnya telah dimintakan pendapat dan tanggapan kepadastaf inti. Karena menyangkut perubahan organisasi instansivertikal DJBC, maka saat ini sedang dilakukan upaya aman-demen terhadap legal framework yang berlaku untuk instansivertikal DJBC.

Apa yang menjadi latar belakang pemikiran Bapak sehinggadiperlukan KPU khusus cukai di DJBC ?

Secara umum, latar belakang pembentukan KPU adalahtuntutan dari masyarakat dan juga internal organisasi terhadapupaya peningkatan citra dan kinerja DJBC.

Secara spesifik, penerimaan cukai masih menjadi andalandalam APBN. Namun di sisi lain, dari sisi pengawasan, modusdan pola pelanggaran dalam bidang cukai terus berkembang,antara lain, rokok ilegal dan jual beli pita cukai. Oleh sebab itulah,perlu dibentuk KPU Cukai.

Memang, tuntutan pengusaha jika dilihat dari sisi pelayanantidak besar, mengingat cukai tidak peka waktu. Namun, jika dilihatdari sisi pengawasan maka dirasakan perlu untuk dilakukanpeningkatan.

Kapan KPU Cukai di Malang akan direalisasikan ?Untuk KPU Cukai di Malang, Kediri, dan Kudus direncanakan

diimplementasikan pada tahun 2008.

Apakah rekrutmennya juga akan sama dengan di KPUTanjung Priok ?

Sistem rekrutmen untuk KPU Cukai agak sedikit berbedadengan KPU Tanjung Priok. Hal yang sama adalah, assess-ment test dilakukan oleh lembaga independen untukmenjamin obyektivitasnya. Hal yang berbeda adalah, untuktahap pertama, tes diberlakukan secara mandatory kepadaseluruh pegawai pada kantor-kantor yang akan menjadi KPU,dan pada tahap selanjutnya dilakukan tes yang bersifatterbuka kepada seluruh pegawai DJBC.

Untuk kepemimpinan di KPU, baik itu KPU Cukai maupunKPU lainnya, bagaimana cara menentukannya, apakah adakemungkinan dilakukan fit and proper test ?

Setiap perubahan menuntut hadirnya pemimpin yang kuat.Rhenald Kasali dalam salah satu tulisannya menyatakan bahwatanpa kekuatan kepemimpinan, perubahan tak cukup berenergiuntuk bergulir seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu,menentukan pemimpin yang tepat adalah suatu keharusan.

Untuk menentukan pemimpin yang tepat, seperti yang telahdilakukan pada saat implementasi KPU Tanjung Priok, salah satuhal yang dilakukan adalah melalui fit and proper test. Dengan fitand proper test diharapkan pemimpin yang terpilih adalahseseorang yang profesional, kompeten, berdedikasi, memiliki visiyang sama dengan pendirian KPU, serta memiliki komitmenuntuk terus melakukan perubahan sejalan dengan misi KPU.

Lantas bagaimana rencana penempatan pegawai untuk KPUdi Batam dan Malang ?

Setelah hasil dari assessment test yang dilakukan oleh lem-baga independen didapatkan, maka berdasarkan hasil testersebut akan ditempatkan pegawai di KPU. Sejalan dengan tun-tutan reformasi birokrasi yang dilakukan oleh DepartemenKeuangan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kompetensipegawai, maka terhadap pegawai pada kantor-kantor yang akandijadikan KPU, dilakukan training / retraining yang menyangkut,antara lain, materi etika, motivasi, dan integritas oleh pihakeksternal, tanpa menunggu proses penempatan mereka.

WAWANCARA

21WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

usat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Bea danCukai bekerja sama dengan Direktorat JenderalBea dan Cukai, pada tahun anggaran 2007menyelenggarakan dua diklat bagi para pegawaiBea Cukai, yaitu Diklat Teknis Substansif Spesial-

isasi (DTSS) Kepabeanan dan Cukai yang diselenggara-kan bagi lulusan program Diploma I, dan juga diklat PostClearance Audit (PCA).

Acara pembukaan kedua diklat tersebut dilaksanakanpada tanggal 29 Oktober 2007 di Pusdiklat Bea dan Cukaidan dibuka langsung oleh Kepala Pusdiklat Bea dan Cu-kai Drs. Endang Tata yang juga dihadiri oleh pejabat di-lingkungan Pusdiklat dan juga pejabat dilingkungan Sek-retariat DJBC.

Dalam sambutannya pada pembukaan diklat tersebut,Kapusdiklat Endang Tata, menekankan beberapa poinyang harus didapat oleh para siswa dalam mengikuti se-rangkaian pelatihan tersebut. Bagi para siswa peserta dik-lat PCA, Diklat jangan hanya dipandang sebagai sarana un-tuk peningkatan karir saja, melainkan sebagai bekalpengetahuan, keterampilan dan sikap kepada pegawaiDJBC dalam melaksanakan pemeriksaan pembukuan per-usahaan dalam rangka pengawasan keuangan negara.

Sedangkan tujuan bagi siswa yang mengikuti DTSSmenurut Tata adalah untuk memberikan bekal pengetahu-an, keterampilan dan sikap kepada para pegawai DJBCdalam rangka pelaksanaan tugas teknis di bidang kepa-beanan dan cukai pada tingkat pelaksana pemeriksa.

TERUS BELAJARDiklat DTSS yang dilaksanakan pada 29 Oktober hing-

ga 23 November 2007, diikuti oleh 120 peserta, dimanapara peserta mengikuti 13 mata pelajaran pokok danmata pelajaran penunjang yang diakhiri dengan orientasidan ujian evaluasi atau ujian bagi para peserta DTSS,dengan total jam latihan selama 188 jam latihan.

Pada penutupan diklat DTSS 23 November 2007, Ke-pala Bidang Rencana dan Program Agus Hermawanmewakili Kepala Pusdiklat Bea Cukai mengatakan, parapeserta yang telah mengikuti diklat diharapkan dapatmenerapkan ilmu yang telah didapat sewaktu diklat padapelaksanaan tugas sehari-harinya.

Salah satu peserta DTSS Bendito Menezez yang ber-tugas pada KPPBC Batam mengatakan, DTSS yangdiikuti olehnya dan juga rekan-rekannya yang lain, meru-pakan sarana baginya untuk dapat menjalankan tugasdengan baik terutama yang berkaitan langsung denganpelaksanaan tugas sehari-hari. Menurutnya kegiatankepabeanan di Batam yang cukup padat mengharuskanpara pegawainya mampu untuk memahami berbagaiperaturan kepabeanan dan cukai, agar pelayanan dan

Apa yang menjadi kendala dalam pemenuhan penerima-an Bea Masuk dan Cukai?

Sebenarnya kendalanya adalah konsistensi teman-te-man untuk melakukan pemeriksaan barang dan penetap-an nilai pabean yang benar, itu saja, karena masih banyakbeberapa aparat bea cukai di lapangan yang tidak konsis-ten, masih borongan dan memainkan harga plafon yangmenurut saya menyimpang dari aturan. Saya meminta halitu tidak ada lagi, karena akan dikenai sanksi tegas.

Setelah Bapak menjadi Dirjen DJBC apakah Bapakpuas dengan berbagai perubahan yang dilakukanuntuk memperbaiki citra DJBC ?

Konsep saya, manusia itu tidak pernah puas. Karenatuntutan dari masyarakat sifatnya dinamis. Jadi konsepsaya itu still improvement saja, mungkin puas untuksekarang tetapi masyarakat belum tentu puas untuk satutahun yang akan datang, jadi harus mengikuti customersatisfaction.

Bagaimana Bapak melihat kinerja DJBC tahun 2007 danapa rencana atau program kerja tahun 2008 ?

Target penerimaan tahun 2008 mengalami peningkatan.Untuk cukai sebesar. 44 triliun rupiah. Begitu juga denganBea Masuk mengalami peningkatan menjadi sekitar 15 triliunrupiah. Dan pada saat krisis harga BBM naik, MenteriKeuangan meminta tambahan 1 triliun rupiah lagi.

Sedangkan untuk rencana atau program yang kita lak-sanakan pada tahun 2008, ya konsistensi untuk itu tadi,dibidang kepabeanan pemeriksaan barang harus benarkemudian menetapkan nilai pabean dengan benar, sesuaidengan aturan yang berlaku. Kemudian law enforcementdari teman-teman P2 dan Kepatuhan Internal. Selanjutnyakita dukung pengem- bangan KPU di luar Tanjung Priok,yaitu untuk cukai di Malang, untuk Pabean di Surabaya,Soekarno-Hatta dan Batam

Memasuki tahun anggaran baru 2008, apa pesanBapak kepada pegawai DJBC di seluruh Indonesia ?

Yang pertama saya berterimakasih kepada seluruhjajaran Bea dan Cukai, bahwa untuk tahun 2007kinerjanya jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahunsebelumnya. Kalau tahun-tahun sebelumnya jikapemenuhan target penerimaan kurang, kadang-kadangorang bicara ngijon, artinya seharusnya pendapatan untuktahun yang akan datang ditarik untuk mencukupi target,tetapi kini tanpa ijon target kita sudah tercapai, makanyasaya berterimakasih atas komitmennya.

Kedua, saya minta adanya perubahan yang berarti kearah perbaikan karena remunerasi sudah diperbaikisehingga tidak ada alasan lain bahwa remunerasinyatidak memadai, kami akan lebih tegas untuk itu.

Ketiga, sekali lagi kita harus serius dan konsistenuntuk ini.

Keempat, saya minta supaya pegawai jangan terjebakatau dijebak kasus-kasus yang merugikan institusi, seper-ti pengalaman kita untuk masalah ekstasi baru-baru ini.

Bagaimana target KPU Tanjung Priok di untuk tahun2008 ?

Yang pasti targetnya akan meningkat. Saya optimisdengan peningkatan dan perubahan yang berlangsung diKPU Tanjung Priok dan kini polanya sudah nampak terangdan memang kalau kita ingin membenahi Bea dan Cukaimaka harus secara bertahap.

Yang juga penting, saya meminta kepada teman-te-man, bahwa tahun 2008-2009 adalah momen menjelangpemilu dan biasanya banyak orang memanfaatkan situasimenjelang pemilu untuk kepentingan pihak tertentu sehing-ga Bea dan Cukai dikorbankan. Jangan kasus-kasus yanglalu muncul di tahun depan, kita harus tetap konsisten,tidak boleh ada diskriminasi dan penyimpangan.

DJBC DAN PUSDIKLAT DJBCSELENGGARAKAN

DTSS DANDIKLAT PCA

Para peserta diklat merupakanpara pegawai yang tersebar dari seluruh

Indonesia yang bertugaspada Kantor Pusat, Kantor Wilayah

DJBC maupun juga Kantor Pelayanandan Pengawasan Bea Cukai.

P

PUSDIKLAT

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

pengawasan dapat berjalan dengan baik dan efisien kepa-da para pengguna jasa.

Menurutnya lagi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,kenyataan dengan teori terkadang tidak dapat berjalanbersamaan, namun dengan adanya DTSS ini, maka parapegawai semakin diasah keterampilan dan juga kreatifitasuntuk dapat memecahkan masalah yang mungkin timbuldalam pelaksanaan tugas, yang tentunya juga harussesuai dengan apa yang digariskan pada undang-undangkepabeanan dan cukai.

Sementara itu diklat PCA yang berlangsung pada 29Oktober hingga 11 Desember 2007, ditutup langsung olehDirektur Audit Thomas Sugijata. Dalam amanatnya ia me-ngatakan, selesainya diklat PCA bukan berarti berhenti-nya proses belajar yang harus dijalankan oleh parapeserta diklat. Diklat yang disampaikan oleh para widyais-wara, pejabat struktural pada Pusdiklat Bea dan Cukaidan juga pejabat struktural DJBC, harus diimbangi dengan

proses belajar lainnyayang harus dilakukan parapeserta, baik yangdilakukan secara formalmaupun informal, baikdari literatur maupun ber-bagai diskusi

Diklat PCA lanjut Tho-mas merupakan hal yangsangat penting, mengingatPCA merupakan salah satupilar dari instansi kepabean-an yang modern, dimanaperkembangan ekspor danimpor yang meningkat saatini tidak memungkinkandilakukannya pemeriksaanfisik secara keseluruhan.Disini PCA mempunyai pe-ran penting demikelangsungan kelancarankegiatan ekspor dan importanpa meninggalkan aspekpelayanan prima.

Dengan adanya diklat ini maka para auditor diharap-kan menjadi auditor yang profesional dalam melaksana-kan tugasnya, independent dan mempunyai integritastinggi pada pelaksanaan tugasnya.

Krisnawan peserta peringkat pertama yang bertugaspada Kanwil Bea Cukai Jakarta mengatakan, diklat yangdiperolehnya merupakan pengetahuan, dimana materiyang diperlolehnya cukup memadai termasuk didalamdiklat tersebut dipaparkan berbagai contoh kasus.

Mengenai pelaksanaan dilapangan menurutnya, ter-gantung lagi pada kreatifitas petugas dilapanganmenyikapinya tanpa mengabaikan faktor pelayanan yangprima dan juga pengawasan. Ia menambahkan, undang-undang kepabeanan dan cukai yang baru memberi ruangbagi para auditor untuk melaksanakan tugasnya denganbaik dalam rangka pelaksanaan PCA.

“Dan tentunya juga harus diperhatikan oleh para auditor agarjangan sampai menyimpang dari aturan tersebut mengingatsanksi yang berat bagi audi-tor jika salah atau bertindakdiluar undang-undang tadi,”.

Mengenai materi yangdisampaikan, menurutKrisnawan masih kurangmengingat keterbatasanwaktu, dan ia pun sepakatdengan perkataan Thomasyang mengatakan bahwaproses belajar tidak harusberakhir di pusdiklat namunterus berjalan denganberbagai cara dan bentuk.

Diklat PCA tersebutdiikuti oleh 60 pegawaiyang tersebar diseluruhIndonesia, dengan jamlatihan sebanyak 296 jamlatihan dengan 10 matapelajaran pokok dan matapelajaran penunjang yangdiakhiri dengan orientasidan juga evaluasi.

BENDITO MENEZEZ. Para peserta diha-rapakan dapat memberikan kontribusiterbaiknya dalam pelakasanaan tugas.

KRISNAWAN. Proses belajar PCAtidak hanya berasal diklat tapi dariberbagai sumber

PEMBUKAAN DIKLAT DTSS DAN PCA. Melibatkan para pegawai yang ditunjuk dan tersebar di seluruh Indonesia

FOTO-FOTO WBC/ATS

PUSDIKLAT

zap

23WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

antor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) Jawa Barat pada 29 November 2007 menye-rahkan berkas perkara tindak pidana pabean yangtelah dinyatakan lengkap (P21) kepada KejaksaanTinggi (Kajati) Jawa Barat, di gedung Kajati Jawa Barat,

Jl. Martadinata no. 54 Bandung. Berkas yang diserahkan berikutbarang bukti dan seorang tersangka adalah tindak pidana dibidang kepabeanan dengan modus operandi menyerahkan tigabank garansi palsu atau dipalsukan dalam importasi barangmenggunakan fasilitas impor (KITE).

Kepala Kanwil DJBC Jawa Barat, Jody Koesmendro, dalamacara penyerahan berkas perkara kepada Kepala KejaksaanTinggi Jawa Barat, Suhartoyo, dihadapan wartawan menyatakan,tersangka berinisial JH Direktur Utama PT MSUA menyerahkankepada Kanwil DJBC Jawa Barat tiga (3) buah garansi Bank BNIKantor Cabang Utama yang palsu atau dipalsukan, yangdigunakan untuk mendapatkan Surat Tanda Terima Jaminan(STTJ) sebagai pemenuhan kewajiban pabean dalam importasibarang menggunakan fasilitas impor (KITE).

“Dia (tersangka -red) menyerahkan pemberitahuan pabeanatau dokumen yang melengkapi untuk pemenuhan syarat penye-lesaian kepabeanan barang impornya. Dokumen yang meleng-kapi ini (ternyata) palsu yaitu bank garansi palsu, yang waktu kitatagih, Bank BNI mengatakan bahwa bank garansi itu bukanditerbitkan oleh BNI. Tagihannya itu sekitar 350 juta plus dendaseratus persen jadi sekitar 700 juta,” ujar Jody.

Setelah melakukan penyidikan, Kanwil DJBC Jawa Barat ber-hasil mengamankan satu orang tersangka, sementara masih adasatu orang lagi yang menurut tersangka JH yang memberikanbank garansi palsu tersebut. Jody telah meminta bantuan Kepoli-sian mengejar tersangka berinisial BD dan memasukkannyadalam daftar pencarian orang (DPO).

Akibat tindakannya tersebut, tersangka JH melanggar Pasal103 huruf a Undang-Undang No. 10/1995 tentang Kepabeananyaitu barang siapa menyerahkan Pemberitahuan Pabean dan/

atau dokumen pelengkap pabean dan atau memberikan keterang-an lisan atau tertulis yang palsu atau dipalsukan yang digunakanuntuk pemenuhan kewajiban pabean; terancam dipidana penjaramaksimal 5 tahun dan denda maksimal Rp. 250 juta.

Ketika ditanya mengenai bentuk pengawasan terhadap kasusseperti pemalsuan jaminan bank seperti ini, Jody mengatakansedang memikirkan mekanisme rekonsiliasi. “Kita terima bankgaransi banyak sekali, saya sudah sampaikan ke pihak bankbahwa untuk bank-bank yang sering menerbitkan bank garansiuntuk mengirimkan minimal specimen tandatanganlah, biar kitatahu bahwa itu memang diterbitkan oleh bank.”

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat,Suhartoyo, menjelaskan mengenai penyerahan yangberlangsung di gedung Kajati, “Ini penyerahan berkas perkaratahap kedua, yang diserahkan adalah tersangka dan barangbukti. Kalau tahap pertama sudah diberkas perkaranya. Jadiberkas perkara pertama sudah diserahkan, diteliti. Penelitian inicepat karena ada koordinasi antara Jaksa Penuntut Umumdengan Penyidik Kepabeanan Bea Cukai. Nah sekarang karenasudah dinyatakan langkah P21, baru ditindaklanjuti denganpenyerahan tahap dua yaitu tersangka dan barang bukti.Selanjutnya kita proses, tersangka kita lakukan penahanan dansecepatnya dilimpahkan ke pengadilan Bandung untuk disidang.”

SEMBILAN KASUS CUKAISelain tindak pidana pabean, selama tahun 2007 Kanwil

DJBC Jawa Barat juga memproses 9 berkas perkara tindak pida-na di bidang cukai yaitu Tempat Penjualan Eceran (TPE) yangmenyediakan barang kena cukai berupa Minuman MengandungEthyl Alkohol (MMEA) untuk dijual yang tidak dilekati pita cukaisebagaimana dimaksud dalam pasal 29 UU No. 11 Tahun 1995tentang Cukai. Para tersangka melanggar pasal 54 UU No. 11Tahun 1995 dan diancam pidana denda maksimal sepuluh kalinilai cukai yang harus dibayar. “Minuman beralkohol itu dalampengawasan Bea Cukai dan harus dilekati pita cukai, tapi pitacukainya palsu, nah ini ada sembilan kasus. Dari hasil penyidikankita, mereka (para penjual -red) tidak tahu bahwa itu (pita cukai)palsu. Kita punya alat mendeteksi bahwa itu palsu,” ujar Jody.

Berkas perkara tersebut telah diserahkan tahap pertamakepada Kejasaan Tinggi Jawa Barat dan sedang dalam pene-litian Jaksa Penuntut Umum

Sementara itu modus pemalsuan pita cukai didugadilakukan di Jakarta yang kemudian didistribusikan di wilayahJawa Barat. Untuk itu, penyidikan terhadap pihak distributorMMEA dilakukan oleh Kantor Pusat DJBC. “Ini salah satuproses transparansi bahwa akhirnya memang kita selesaikansampai ke pengadilan,” tambah Jody.

KANWIL DJBC JAWA BARAT SERAHKAN

BERKAS PERKARA TINDAK PIDANAKE KEJAKSAAN TINGGI

Selama periode tahun 2007 telahdilakukan penyidikan oleh aparat KanwilDJBC Jawa Barat berkoordinasi denganKejaksaan Tinggi Jawa Barat atas tigaberkas perkara yang telah dinyatakan

lengkap (P21) dan sembilan kasus tindakpidana cukai yang telah diserahkan

tahap pertama kepada Kejaksaan TinggiJawa Barat untuk diteliti.

KAKANWIL DJBC JAWA BARAT Jody Koesmendro didampingi Kepala SeksiPenyidikan dan Barang Bukti I Eko Rudi Hartono, memberikan keterangankepada pers mengenai data penyidikan tahun 2007 Kanwil DJBC Jawa Barat.

SERAH TERIMA. Kakanwil DJBC Jawa Barat Jody Koesmendro menyerahkanberkas pidana kasus pemalsuan bank garansi kepada Kepala Kejaksaan TinggiJawa Barat Suhartoyo di gedung Kajati.

K

FOTO-FOTO WBC/ATS

ky

DAERAH KE DAERAH

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

ertempat di halaman Kantor Wilayah Direktorat Jen-deral Bea dan Cukai (DJBC) Sumatera Utara pada28 Nopember 2007 diadakan upacara pembukaanPatkor Kastima 13/2007 dengan Inspektur UpacaraDirektur Penindakan dan Penyidikan (P2) DJBC,

Heru Santoso dan Timbalan Ketua Pengarah Kastam(Pencegahan) Malaysia, Dato’ Hjh, Mardina Binti Alwi.

Direktur P2, dalam sambutannya mengatakan, Patkor Kasti-ma merupakan operasi laut bersama antara Direktorat JenderalBea dan Cukai dengan Kastam Diraja Malaysia dalam upayamencegah dan memberantas kegiatan penyelundupan di sepan-jang Perairan Selat Malaka, yang rutin dilaksanakan setiap tahun,sejak Patkor Kastima pertama dimulai tanggal 24 Juli 1994.Patkor Kastima tahun 2007 ini dibuka secara resmi di Belawan,Sumatera Utara pada tanggal 28 Nopember 2007 dan ditutuppada tanggal 7 Desember 2007 di Muar, Malaysia.

Kegiatan patroli Patkor Kastima antara dua negara ini di-selenggarakan dengan tujuan antara lain :1. Peningkatan penegakan hukum yaitu undang-undang

kepabeanan kedua negara ;

UPACARA PEMBUKAAN

PATKOR KASTIMA 13/2007KANWIL DJBC SUMATERA UTARA

UPACARA PEMBUKAAN PATKOR KASTIMA. Dipimpin oleh Inspektur Upacara Direktur P2 DJBC, Heru Santoso (kiri) dan Timbalan Ketua PengarahKastam (Pencegahan) Malaysia, Dato Hjh, Mardina Binti Alwi (kanan).

Tujuan Patkor Kastima hanya dapatdicapai jika para petugas patroli

memiliki komitmen, kesungguhan,keberanian, kejujuran, dan kerja keras

dalam menunaikan tugas patrolidengan meningkatkan kualitas Patroli

Patkor Kastima melalui kerjasama salingmemberi informasi di laut.

BSURAT PERINTAH OPERASI. Penyerahan Surat Perintah Operasi danPemasangan Topi Patkor Kastima 13/2007 kepada masing-masingKomandan Operasi yaitu Zaky Firmansyah (DJBC) dan Tn.Azrul bin MohdSalleh (Kastam Malaysia).

FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON DAN ABD. RASYID

DAERAH KE DAERAH

25WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

2. Menjalin saling pengertian dan kerjasama antara Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukai dengan Kastam Diraja Malay-sia dalam melaksanakan patroli baik secara terkoordinasimaupun patroli laut rutin ;

3. Sebagai upaya preventif maupun represif untuk mengham-bat, menangkal, dan memberantas berkembangnya perda-gangan illegal yang merugikan kedua negara.

Kerjasama antara Kapal Patroli Direktorat Jenderal Beadan Cukai dengan Kapal Patroli Kastam Diraja Malaysiamenjadi sangat penting mengingat kondisi geografis keduanegara bertetangga yang terdiri dari kepulauan dan semenan-jung mempunyai garis batas langsung, sehingga interaksiantar warga kedua negara sangat tinggi, baik dalam bidangperdagangan, kebudayaan, kunjungan wisata dan lainnya.

Tujuan Patkor Kastima hanya dapat dicapai jika parapetugas patroli memiliki komitmen, kesungguhan,keberanian, kejujuran, dan kerja keras dalam menunaikantugas patroli dengan meningkatkan kualitas Patroli PatkorKastima melalui kerjasama saling memberi informasi di laut.

Patroli Patkor Kastima dimulai dengan menyerahkanSurat Perintah Operasi dan Pemasangan Topi PatkorKastima 13/2007 kepada masing-masing Komandan Operasiyaitu Zaky Firmansyah (DJBC) dan Tn.Azrul bin Mohd Salleh(Kastam Malaysia) oleh Direktur P2 DJBC dan TimbalanKetua Pengarah(Pencegahan) Malaysia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur P2 DJBCmenyampaikan terima kasih kepada Dato’ Mardina binti Alwiselaku Tim Ketua Pengarah Kastam (Pencegahan) denganharapan semoga Patkor Kastima dapat berlangsungberkesinambungan untuk tahun-tahun yang datang sertamembawa manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dankemakmuran kedua negara.

Heru Santoso, atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukaimenyampaikan terima kasih kepada semua tamu undangan yanghadir meliputi instansi terkait di Sumatera Utara, intansi di lingkung-an Pelabuhan Belawan dan kepada Kepala Kantor Wilayah DJBCSumatera Utara dan seluruh jajarannya yang telah mempersiap-kan upacara pembukaan Patkor Kastima ini dengan baik.

Selesai upacara pembukaan, dilakukan foto bersamapejabat DJBC, Kastam Diraja Malaysia dan Konjen Malaysia.

ACARA MALAM RAMAH TAMAHSehari sebelum pembukaan Patkor Kastima 13/2007,

diadakan acara Malam Ramah Tamah dalam rangka PatroliLaut Terkoordinasi antara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

(DJBC) dan Kastam Diraja Malaysia pada 27 Nopember2007 (malam) di Hotel Grand Angkasa Internasional, Medan.Hadir dalam acara tersebut yaitu Direktur P2 DJBC, TimbalanKetua Pengarah (Pencegahan) Kastam Diraja Malaysia,Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, KepalaKantor Wilayah DJBC Kepulauan Riau beserta rombonganpejabat Bea dan Cukai dari kedua negara.

Malam Ramah Tamah dimulai dengan kata sambutan dariKepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, HeryantoBudi Santoso, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutandari Direktur P2 DJBC, Heru Santoso serta sambutan dariTimbalan Ketua Pengarah (Pencegahan) Kastam DirajaMalaysia, Dato’ Hjh, Mardina binti Alwi.

Acara ini diadakan dengan harapan untuk mempereratsilaturahmi antar kedua bangsa khususnya hubungan antaraDJBC dengan Kastam Diraja Malaysia agar semakin mesradan bersinerji. Acara makan malam bersama yang diadakan,diselingi dengan Paduan Suara Kanwil DJBC SumateraUtara, tarian daerah serta nyanyian hiburan lainnya.Sebelum acara ditutup, dilakukan pertukaran cenderamataantar Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai denganPejabat Kastam Diraja Malaysia.

Hulman Simbolon dan Abd. Rasyid, Koresponden Kanwil DJBC Sumatera Utara

CINDERAMATA. Dalam acara malam ramah tamah, , , , , Direktur P2 DJBC,Heru Santoso, memberikan cinderamata kepada Timbalan Ketua Pengarah(Pencegahan) Malaysia, Dato Hjh Mardina binti Alwi.

FOTO BERSAMA. Tampak dalam gambar, seluruh pejabat dari DJBC, Kastam Diraja Malaysia, beserta Konjen Malaysia

FOTO-FOTO : HULMAN SIMBOLON DAN ABD. RASYID

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

i semester satu 2007, target bea masuk maupuncukai sudah dapat diramalkan akan dapattercapai. Sekalipun begitu perjalanan selama limabulan berikutnya (Juli hingga Nopember 2007-red) penuh dengan hambatan dan upaya keras

dari seluruh jajaran DJBC untuk tetap dapat memenuhitarget tersebut.

Dengan adanya 20 komoditi unggulan yang dapat di-katakan sebagai penyumbang bea masuk terbesar, perja-lanan lima bulan berikutnya akhirnya dapat menunjukantarget secara keseluruhan akan tercapai.

Menurut Direktur Penerimaan dan PeraturanKepabeanan dan Cukai (PPKC), Hanafi Usman, untuksemester dua tahun 2007, penerimaan bea masuk dapatberjalan lebih lancar sesuai dengan rencana, bahkan da-pat melebihinya. Sementara itu untuk cukai hingga akhirbulan Nopember sudah mendekati angka 100 persen dan

diakhir tahun dipastikanakan melebihi 100 persen.(lihat tabel-2)

“Berdasarkan data yangditerima dari Ditjen Per-bendaharaan, realisasitotal penerimaan bea ma-suk dan cukai sampai de-ngan tanggal 30 Nopem-ber 2007 adalah sebesarRp. 56.755.396,09 triliunatau 100,54 persen daritarget APBN-P denganrincian, penerimaan beamasuk sebesar Rp. 15.193.700,19 triliun (105,38persen) dan penerimaancukai sebesar Rp. 41.561.695,91 triliun (98,87 per-sen),” ungkap Hanafi.

Lebih lanjut Hanafimenjelaskan, sampai de-ngan akhir tahun anggaran 2007, penerimaan bea masukdiprediksi mencapai nilai Rp. 16.313,09 triliun (113,15persen dari target APBN-P), sedangkan penerimaan cukaidiprediksi mencapai nilai Rp. 45.065,85 triliun (107,21persen dari target APBN-P). Dengan demikian sampaiakhir tahun anggaran 2007, penerimaan bea masuk dancukai diprediksi mencapai Rp. 61.378,94 milyar (108,73persen dari target APBN-P atau 104,47 persen dari targettambahan).

Namun demikian Hanafi juga menjelaskan, dariseluruh Kantor Wilayah DJBC, ada dua Kantor Wilayahyang tidak dapat memenuhi target yang telah ditentukan.Hal ini lebih disebabkan karena minimnya kegiatan yangada di kedua wilayah tersebut, dan lebih banyaknyakegiatan impor yang nilai pabeannya telah turun menjadinol hingga lima persen saja. (lihat tabel-4).

TARGET BEA MASUKDAN CUKAI 2007

TERCAPAIKendati baru di akhir bulan Nopember

2007, namun secara keseluruhan targetpenerimaan baik bea masuk maupuncukai sudah dapat dipastikan akan

tercapai. Hal ini tak lain karena adanyapeningkatan kinerja Direktorat Jenderal

Bea dan Cukai (DJBC) yang semakinbaik, dan peningkatan pengawasan yang

sudah semakin optimal. HANAFI USMAN. Untuk tahun anggaran2008 target penerimaan DJBC naik se-besar setengah triliun.

D

PUNGUTAN EKSPOR. Mulai 1 januari 2008, pungutan ekspor resmi menjadi terget penerimaan DJBC.

PPKC

FOTO-FOTO WBC/ATS

27WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

TARGET TAHUN 2008Untuk tahun 2008, sehubungan

telah ditetapkannya Undang-Un-dang nomor 45 tahun 2007 tentangAnggaran Pendapatan dan BelanjaNegara tahun anggaran 2008 olehDewan Perwakilan Rakyat (DPR),DJBC ditugaskan menghimpunpenerimaan negara yang bersum-ber dari perdagangan internasionaldan barang kena cukai sebesarRp.66.433.230 triliun, dengan rin-cian sebagai berikut :

1. BEA MASUK :Rp. 17.940.800 triliun

2. CUKAI :Rp. 44.426.530 triliun

3. BEA KELUAR :Rp. 4.065.900 triliun

J U M L A H :Rp. 66.433.230 triliun

“Berbeda dengan tahun ang-garan 2007, tahun anggaran 2008DJBC mendapat target penerima-an, yaitu bea keluar sebesar Rp.4.065.900 triliun, serta dalam tar-get penerimaan bea masuk sebe-sar Rp. 17.940.800 triliun yangterdiri dari target penerimaan beamasuk sebesar Rp. 14.940.800triliun dan target penerimaan beamasuk dan/atau PDRI ditanggungpemerintah (TDP) sebesar Rp. 3triliun,” kata Hanafi. (lihat tabel-1)

Masih menurut Hanafi, untukbea masuk TDP sebesar Rp.3 trili-un tidak dialokasikan ke masing-masing Kantor Wilayah, namuntiap Kantor Wilayah dan KPU wajibmelaporkan realisasinya dalamlaporan realisasi penerimaan.

Dari masing-masing target ter-sebut, DJBC untuk tahun anggaran2008 telah membuat suatu kebijak-an dimana, untuk pencapaiantarget penerimaan bea masuk diti-tikberatkan pada intensifikasipenerimaan bea masuk denganmelaksanakan ketentuan nilaipabean dalam rangka memerangimanipulasi harga transaksi (under-invoicing), pemeriksaan barangdengan risk management, postaudit, penagihan piutang bea ma-suk dengan surat paksa yangmengacu pada Undang-Undangnomor 19 tahun 1997.

Penerimaan bea keluar dititik-beratkan pada konsistensi pelak-sanaan peraturan tentang komoditikena pungutan ekspor, tarifpungutan ekspor dan harga patok-an ekspor.

Sedangkan untuk pencapaiantarget penerimaan cukai dititikbe-ratkan pada intensifikasipenerimaan cukai hasil tembakaudengan menyesuaikan strukturtarif dan harga jual eceran.

PPKC

adi

29WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

egitu juga dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) yang menggunakan website sebagai saranapenyebaran informasi kepabeanan dan cukai kepadapara pengguna jasa, pegawai dilingkungan DJBCmaupun juga masyarakat umum. Menurut Kepala Seksi

Publikasi Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan danCukai (Dit. PPKC) Endang Worokesti, S.kom, sejak pertama

kali diluncurkan pada bulan November 1997, website DJBC yangdikelola oleh Dit PPKC mendapat tanggapan positif dari masyara-kat usaha, dimana dengan adanya website tersebut berbagaiinformasi mengenai proses dan juga peraturan kepabeanan dancukai terbaru dapat diakses dengan cepat dan mudah tanpamengharuskan masyarakat untuk datang ke Kantor Pusat Beadan Cukai, Kantor Wilayah Bea Cukai maupun Kantor Pengawas-an Pelayanan Bea dan Cukai.

Website DJBC yang dapat diakses dengan alamatwww.beacukai.go.id, pernah mendapatkan penghargaan sebagaiwebsite terbaik untuk kategori layanan umum dari Master WebIndonesia pada 2003. Tidak hanya itu, berdasarkan survei yangdilakukan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA)pada 2004, website DJBC juga mendapat penilaian tertinggi darisebelas kategori pelayanan DJBC yang disurvei. 70 persen res-ponden ketika itu, mengatakan puas dengan peningkatan fungsiwebsite sebagai bagian dari pelayanan DJBC.

UPDATE BERITA DAN ATURAN KEPABEANAN DAN CUKAIBerbagai hal yang berkaitan dengan informasi kepabeanan

dan cukai tersedia pada website DJBC, termasuk didalamnyamajalah Warta Bea Cukai. Bagi para pengguna jasa dan para pe-gawai DJBC,informasi terbaru mengenai peraturan kepabeanandan cukai lebih sering dikunjungi, mengingat aktivitas yang ber-kaitan dengan masalah kepabeanan dan cukai.

Website DJBC lanjut Endang, biasanya selalu padat diaksessetiap hari Senin yang bisa mencapai 11.173 kunjungan. Para pe-ngunjung yang kebanyakan adalah pengguna jasa, mengakseswebsite untuk melihat kurs mata uang selain melihat perkembang-an peraturan terbaru dan juga berita terkini mengenai Bea Cukaidari berbagai media masa. Tercatat hingga tahun 2007 ini websiteresmi DJBC telah diakses oleh 3.270.000 user dari berbagai kalangan.

WEBSITEDJBC

DARI PERATURAN TERBARUHINGGA PENGUMUMAN MUTASI

Ketika website pertama kalidiperkenalkan kepada publik pada 30 April

1991 oleh ahli komputer Inggris TimBernes-Lee, laju perkembangannya seolah

tidak terbendung lagi. Jika dulu hanyasegelintir orang saja yang mengusai

pembuatan dan kepemilikkan website, kinisiapa saja bisa membuatnya dengan biaya

murah, mengkreasikan sesuai dengankeinginan, sekaligus memilikinya.

B

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Selain peraturan, website tersebut juga me-nyediakan elektronik services seperti registrasiimportir dan Pengusaha Pengurusan JasaKepabeanan (PPJK) secara on-line. Untuk haltersebut,proses pemasukkan data dilakukanmelalui website oleh importir dan PPJK, dimanadata yang dibuat oleh importir dan PPJK terse-but kemudian dikirimkan kepada tim registrasiimporter pada Direktorat Audit dan tim registrasiPPJK pada Direktorat Teknis Kepabeanan Kan-tor Pusat DJBC, sehingga segala isi dan datayang dikirim para pengguna jasa melalui websi-te diluar tanggung jawab Dit PPKC. “Setelahmereka (importir dan PPJK.red) mendaftar,keputusan registrasinya diterima atau tidak,disampaikan oleh masing-masing tim dan ditam-pilkan kembali di website,”ujar Endang.

Website DJBC cukup memadai untuk diak-ses oleh masyarakat. Namun pada suatu waktutertentu, website agak sulit untuk diakses. “Halini (kesulitan akses.red) biasanya terjadi kalauada pengumuman mutasi pegawai melalui web-site atau adanya peraturan baru, pengumumanmutasi paling banyak dikunjungi terutama oleh para pegawai,” je-las Endang kembali.

Untuk terus melakukan update terhadap berbagai peratur-an baik itu Keputusan Menteri Keuangan (KMK), KeputusanDirjen dan lain sebagainya, Dit PPKC selalu mendapatkandata tersebut baik dari Departemen Keuangan maupun jugadari direktorat terkait.

Diakui Endang, memang terkadang aturan yang ada di websi-te terlambat untuk diperbaharui.Menurutnya keterlambatan terse-but lebih dikarenakan pada masalah teknis dimana Dit PPKCbelum mendapat aturan yang terbaru dari direktorat tertentumengenai suatu aturan sehingga terlambat untuk di update diwebsite.”Kedepannya kita berusaha untuk lebih baik lagi,”ujarnya.

Untuk saat ini lanjutnya semua peraturan dari tahun-tahunsebelumnya masih ada dan bisa dilihat di website, namun untukselanjutnya Dit PPKC akan mencoba menampilkan mengenaiperaturan-peraturan yang sudah dicabut beserta dengan aturanpenggantinya.

Mengenai tanggapan pengguna jasa terhadap website DJBC,Endang kembali mengatakan, pihaknya banyak menerima

tanggapan yang beragam dari para pengunjungwebsite. Menurutnya tanggapan masih pada se-putar kecepatan website pada saat melakukanakses. Menurutnya kelambatan tersebut me-mang terjadi, untuk itu pihaknya telah melapor-kan kepada Direktorat Informasi Kepabeanandan Cukai (Dit IKC) sebagai penyedia server un-tuk menambah bandwith yang saat ini mencapai512 MB.

PERNAH DISERANG HACKERKemajuan teknologi informasi (TI) tidak ja-

rang membuat sebagian orang-orang yang ahlidi bidang tersebut menyalahgunakan kemampu-annya untuk merusak website. Website DJBCpun juga pernah menjadi sasaran para perusakwebsite atau yang lebih dikenal dengan namaHacker. Ketika itu tampilan atau gambar yangterdapat pada website Bea Cukai rusak danjuga ada beberapa bagian website yang hilang.

Para hacker menggunakan objek danmetode penyerangan yang selalu berbeda,sehingga cukup sulit untuk memantau serangan

tersebut. Untuk menangkal serangan hacker, Direktorat InformasiKepabeanan dan Cukai (Dit IKC) selaku fasilitator websitemempunyai trik-trik tertentu untuk menangkis serangan hackeryang tidak bertanggung jawab.

Mengenai tingkat kerusakan akibat hacker menurut Endangcukup bervariatif. Ia mencontohkan jika akibat dari seranganhacker tersebut berdampak pada kerusakan software, maka akandiperbaiki dari Dit PPKC, sementara untuk pengamananselanjutnya dilakukan oleh Dit IKC.” Kalau tampilannya saja yangrusak, kita bisa perbaiki dengan cara me-restore dari data yangsebelumnya,untuk tampilan website, PPKC menggunakanbahasa pemrograman PHP mengingat bahasa pemrogramantersebut lebih up to date,”terang Endang.

Mengenai perawatan website, Endang menjelaskan dua ma-cam perawatan, yaitu perawatan software dan perawatan hardwa-re. Untuk perawatan softaware dilakukan oleh PPKC seperticontrolling terhadap script halaman website serta penambahanatau perubahan isi materi. Sedangkan perawatan terhadap hard-ware dilakukan oleh Dit IKC, mengingat webserver berada padaDit IKC sehingga perawatan tersebut harus dilakukan Dit IKC.

FASILITAS EMAILWebsite DJBC juga dilengkapi dengan fasilitas email bagi pa-

ra pegawai DJBC yang diharapkan berguna mendukung kinerjapegawai. Untuk mendapatkan account email pada website DJBCdapat dilakukan secara kolektif maupun perorangan denganmengajukan permohonan yang ditujukkan kepada tim webmailpada Subdit Penyuluhan dan Publikasi pada Kantor Pusat DJBC.Hal ini lanjut Endang berlaku bagi pegawai yang merasa perlumenggunakan email dengan domain beacukai.go.id, baik di kan-tor pusat maupun di daerah.

Selain fasilitas email, website DJBC juga dilengkapi denganforum diskusi. Forum yang terdapat pada website tersebutmenurut Endang cukup banyak diminati para pengusaha danjuga pegawai untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yangberkaitan dengan kepabeanan dan cukai. Untuk dapat terlibatdalan forum diskusi tersebut, maka para peserta harus mendaftarmelalui website untuk dapat login dan ikut dalam forum diskusi.

Diharapkan dimasa yang akan datang, keberadaan websiteDJBC akan semakin meningkat penggunaannya. Bagi kalanganpengusaha diharapkan website DJBC dapat digunakan, karenamelalui website berbagai peraturan kepabeanan dan cukai dapatdiperoleh dengan mudah, begitu juga dengan informasi lainnyayang berkaitan dengan DJBC.

Sedangkan bagi pegawai DJBC, keberadaan website dapatmeningkatkan kinerja, mengingat banyak hal-hal yang diharapkandapat mendukung kinerja pegawai ada didalam website, mulaidari aturan hingga berita terkini mengenai DJBC dan juga saranapertukaran informasi antar pegawai.

ENDANG WOROKESTI.Skom. Websitebiasanya selalu padat dikunjungisetiap hari Senin yang kunjungannyabisa mencapai 11.173 kunjungan.

KEGIATAN UPDATE materi website

PPKC

zap

FOTO-FOTO WBC/ATS

31WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

Telp: 021-861-6133, 861-6091, 862-1133Fax: 021-861-5892

International Freight Forwarder

KUDUS : Jl. AKBP R. Agil Kusumadya No. 102 Kudus, 59343Phone (0062-291) 440474, 431566, 440963Fax (0062-291) 439636

JAKARTA : GRAHA PURA Lt. 2, Jl. Pancoran Indah I No. 52 Jakarta 12780Phone (021) 79193585, 79193686Fax (021) 79193774, 79193775

HOLOGRAM MANUFACTURER

GMF AeroAsiaMarketing BuildingSoekarno Hatta International Airport CengkarengTelp. + 62-21-5508609Fax. + [email protected] PT. PRIMA TRANSINDO LOGISTIK

pt Bhinneka Dirgantara LokaSUPLIER - OFFSET PRINTING

Segenap Relasi dan Mitra KerjaDirektorat Jenderal Bea dan Cukai

Mengucapkan DirgahayuHARI

KEPABEANANINTERNASIONAL

KE-5626 Januari 2008

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

aya masih di Wina ketika itu. Spontan saya menja-wab mau, karena aneh mendengar nama kotanya.Keberangkatan saya hanya disertai satu visa: VisaRepublik Slovanska. Alasan visa inilah yang mem-buat saya ditolak naik Lufthansa jurusan Jakarta-

Singapura-Frankfurt-Munich-Bratislava. Keinginan yang besaruntuk lihat Bratislava membuat saya dan teman melakukanreroute penerbangan menjadi Jakarta-Singapura-Frankfurt-Praha-Bratislava.

Dari Jakarta sampai Frankfurt menggunakan penerbang-an Singapore Airlines, Frankfurt-Praha dengan Lufthansa,Praha-Bratislava dengan CSA (Czech Airlines). BandaraPraha dan Bratislava kecil, modern, baru dibangun danmempersiapkan diri untuk jadi bandara besar. Dari Praha keBratislava ada dua kali penerbangan dengan CSA, pesawat-nya kecil, berbaling-baling, dimuati 46 orang saja, denganjarak tempuh 50 menit. Kejutan bagi saya menyaksikan pesa-wat kecil ini untuk penerbangan antar negara.

Bratislava (sebelum tahun 1919 dikenal dengan Prešpo-rok bahasa Slovakia, Pozsony bahasa Hungaria, dan Press-burg dalam bahasa Jerman) merupakan kota kecil, ibukotaterkecil di Eropa, ternyaman dan termurah dengan jalan yangtak terlalu lebar, dikelilingi oleh kompleks perumahan dalambentuk kompleks blok-blok terbesar di Eropa (disebut “pane-lak”, yakni flat-flat). Sekilas nampak sama dengan Praha.Bedanya Bratislava dikatakan jantung Eropa, letaknya satujam naik kapal dari Wina diatas sungai Danube, satu jam naikbus dari Wina. Mirip jarak kota Depok buat Jakarta. Sedikit ke

arah timurnya banyak desa-desa sepi seperti tidak berpen-duduk. Mata pencaharian penduduk desa adalah bertani ang-gur, gandum dan jagung.

Sekarang, Bratislava dan sekitarnya merupakan kota keduapaling makmur di Eropa Tengah dan Timur, sesudah Praha. Luaskota ini 367,9 km persegi dengan populasi 425.208 terletak 126-514 m dari permukaan laut, dengan suhu pada bulan Oktober5,5-15,9 derajat Celcius.

SEJARAHSampai abad 9 Slovakia merupakan negara merdeka, ke-

mudian pada abad 10-11 Slovakia merupakan bagian dariHungaria, lalu merupakan bagian dari Czechoslovakia sejak1918, meski Presiden Czechoslovak selalu berasal dari Slo-vakia seperti Presiden Alexander Dubcek atau Gustav Husak.

Selama Perang Dunia II, Slovakia merupakan wilayahkekuasaan Nazi. Slovakia modern terbangun mulai 1993. An-tara tahun 1992 dan 1998, dibawah Perdana Menteri VladimirMeciar, masih belum banyak berubah, sesudah itu negara iniberkembang dengan pesat secara internasional.

Bratislava merupakan ibukota Slovakia (1536 - 1784), ko-ta tempat para raja dimahkotai (1563-1830) dan tempat kedu-dukan Raja Hungaria (1536 - 1848). Selama Perang Dunia IImenjadi ibukota Slovakia. Sejak 1968 merupakan ibukotanegara bagian federal Slovakia yang merupakan bagian darinegara Czechoslovakia dan sejak 1993, menjadi ibukota ne-gara merdeka Slovakia.

Sekarang kebanyakan penduduk Bratislava adalah orang-orang Slovak, namun sejak abad 13 sampai awal abad 19kebanyakan penduduk dari etnik Jerman, demikian sampaiPerang Dunia I. Penduduk terbanyak kedua adalah etnikHungaria, namun setelah Perang Dunia I, orang Jerman danHungaria meninggalkan Slovakia pergi ke Austria.

PERJALANAN KE BRATISLAVADengan pesawat terbang; Bandara Bratislava bernama

M. R. Stefanik International Airport, dilayani oleh pesawatterbang dari maskapai penerbangan murah, dengan koneksipenerbangan ke banyak kota besar di Eropa seperti London,Paris, Roma dan Amsterdam. Bila ingin mudah dan murahgunakan Sky Europe Airlines yang punya banyak akses pe-nerbangan ke kota ini. Syaratnya, anda harus punya setidak-nya visa Schengen untuk dapat menapakkan kaki di kota-ko-ta penerbangan koneksinya.

Perjalanan ke bandara dengan bis yang besar dan nyaman

BRATISLAVA-SLOVAKIA

S E L A K

Saya belum tahu dimanaletak kota Bratislava ketika seorang

teman mengirimkan pesansingkat dari Jakarta : “Mau tidak

diajak ke Bratislava untuk KonferensiEUROPAD (Europa Addiction)”.

PATUNG CUMIL, Man at Work

S

33WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

dapat ditempuh dengan bis No. 61 dari Stasiun Kota Utama(Hlavna stanica) atau ganti di Trnavske ke pusat kota yangdikenal dengan sebutan Centrum, dimana trem listrik berse-liweran. Kalau tak mau pusing dan kocek cukup, taksi tidakterlalu mahal dibanding negara Eropa lainnya.

Pesawat CSA Czech Airlines langsung terbang ke Bratis-lava dari Praha dan Lufthansa dari Munich. Cara terbang mu-dah adalah dari Wina melalui Vienna International Airport.Jarak Wina - Bratislava hanya 60 km. Anda dapat naik bisdari Terminal Bratislava, selama 1 jam, langsung ke bandarainternasional Wina. Bis berangkat tiap jam. Ada juga bis daribandara Bratislava langsung ke bandara Internasional Wina .

Dengan Kereta Api; Dari Wina ke Bratislava anda jugadapat naik kereta api yang berangkat dari pusat kota Wina,dari stasiun Sudbahnhof atau Westbahnhof. Dari Sudbahnhofke stasiun kereta api Bratislava - Petr•alka di selatan kotamemakan waktu 50 menit , dan 70 menit ke Bratislava -Hlavná stanica (stasiun besar) di bagian utara kota. Peme-riksaan imigrasi akan dilakukan pada kedua stasiun, jadianda harus punya visa Schengen Staten untuk bisa keluarmasuk negara Schengen, ditambah visa Slovanska. Keretaapi lainnya dapat digunakan untuk tujuan Praha, Polandia,Hungaria, Ukraina dan Rusia melalui stasiun Hlavna stanica.Dari stasiun ini bermula trem dan bus ke banyak jurusandalam kota Bratislava.

Dengan Kapal; Nampaknya menarik menyusuri sungai Da-nube dari Wina sampai Bratislava sampai Budapest. Speedboat melayani rute ini dan sekaligus kita dapat menikmati De-vine, Istana di puncak bukit karang di pertemuan SungaiDanube dan Moravia. Dari stasiun kereta api Shwedenplatzatau Donauinsell di Wina, speed boat akan merapat di depanHotel Danube di Centrum Bratislava dengan membayar 15Euro. Anda dapat singgah makan ikan trouts di restoran tera-pung di depan Hotel Danube sebelum memasuki Cetrum, pu-sat kota bersejarah di Bratislava. Ikan trouts merupakan ikankhas daerah Eropa yang enaknya membuat lidah berdecak.

JALAN-JALAN DI BRATISLAVAKota ini dapat ditempuh dengan jalan kaki, kalau anda

memang senang berjalan kaki. Pada dasarnya berjalan kakidi kota ini merupakan kenikmatan utama, sebab di Jakartajalan kaki tidak nyaman. Kotanya kecil, sepi, bersih, nyaman,orangnya cukup ramah, meski kebanyakan orangtua takdapat berbahasa Inggris, karena itu jika anda butuh bantuan,

bertanyalah pada anak muda. Centrum merupakan pusat kotayang hanya boleh ditempuh dengan berjalan kaki. Kafe, res-toran, tempat musik bertebaran sepanjang pedestrian, jugaada kasino. Tempat duduk taman pun menyenangkan untukduduk-diskusi dengan kawan sambil menikmati hangatnyakopi di suasana dingin sejuk meski matahari bersinar terang.

Kalau anda tak dapat menikmati makanan khas Slovakia,makanan Eropa lainnya dapat dinikmati, juga ada duarestoran China di Centrum, yang makananannya cocok bagilidah Asia. Mau makan cepat saji Mc Donald pun ada, meskitak ada nasinya.

BRATISLAVA KOTA GEREJA DAN ISTANASt. Martin’s Cathedral (Dóm sv. Martina) letaknya di Rud-

nayovo námestie di tepi Sungai Danube. Gereja ini tempatraja-raja Hungaria zaman dulu dimahkotai. Antara 1563-1830,11 raja dan 8 consorts dimahkotai disini. Bangunan dengandominasi Gothic, bangunan Romawi dari abad 14 yangdigunakan untuk kepentingan ibadah letaknya dibawah istanaBratislava, bagian lain merupakan menara tinggi menjulanglebih berfungsi untuk sistem pertahanan.

Pada tahun 1800 St Martin’s orang Hungaria membangunmenara utama, dan bangunan yang paling terkenal di kated-ral dibangun oleh perupa Austrian Georg Raphael Donneratas perintah Imre Esterhazy, uskup dari Esztergom. Ia mem-bangun altar utama, kapel kecil untuk St John dan patungbesar saint, Martin, duduk menunggang kuda didalam gereja.Dikatakan ini karya terbaik Donner : patung St Martin. Martinmerunduk dari atas kuda, merobek separuh jubahnya danmemberikannya separuh pada orang miskin yang menggigiltelanjang kedinginan. Patung karya Donner begitu hidup, ter-letak dekat altar, diseberangnya ada tempat duduk raja, West-werk, sehingga raja dapat mengikuti prosesi keagamaan.

Dibawah galeri tempat duduk raja terdapat Beethoven’sop. 123, yang secara perdana ditampilkan disini pada abadlalu. Kaca patri berlukiskan St Martin’s merupakan pusat per-hatian di gereja ini yang terletak di plafon gereja. WarnaHungaria merah, putih dan hijau mendominasi pewarnaan se-luruh gambaran di gereja. Di depan gereja terdapat kapel StJohn. Disebelah kanan kapel terdapat papan peringatan meng-hormati kunjungan Paus John Paul II tanggal 3 Juni 1995.Menuruni anak tangga keluar terdapat papan peringatanpenghormatan untuk Franz Liszt, komposer besar Hungaria.Gereja ini sejaman dengan gereja St Stephens di Wina.

Gereja St Clare’s (Kostol sv. Kláry) di jalan Klariská, ba-ngunan gereja Gothic Cistercian, dibuat pada abad 13, mena-ranya berbentuk pentagonal (1360), gereja kecil yangdekorasinya amat banyak.

Church of the Annunciation (Kostol Zvestovania / Fran-

KATEDRAL di Devin

KATEDRAL dan Asrama Biarawati Fransiscan

FOTO-FOTO DOK. PENULIS

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

tiškáni / Františkánsky kostol). Dikenal sebagai gereja Fran-ciscan, salah satu gereja tertua di Bratislava, dibangun berta-hun-tahun dari tahun 1297, bangunan kapel dengan gelaspatri bergambar ala Gothic. Diseberangnya ada istanaMirbach, yang berisi banyak koleksi seni antik. Raja Hunga-ria, King Andrew III, menyempurnakan interiornya. Gereja StJohn the Evangelist, mempunyai kuburan dibawah tanah dandibangun khusus untuk keluarga pemerintahan kota bernamaJacob, sekarang merupakan satu-satunya contoh seni Gothicterbaik di Slovakia.

Church of the Holy Savior (Kostol Najsvätejšieho Spasitel’a).Gereja di Eropa Tengah dengan gaya Protestant dibangun olehpenduduk Jerman antara tahun 1636-1638 untuk melakukan iba-dah mereka, dan kemudian dihuni oleh aliran Jesuits pada 1672.Dari luar terlihat sepi dekorasi, sebelah dalamnya sangat kayaakan dekorasi. Kelompok Jesuits pada masa itu sangat kaya, se-hingga mereka dapat meletakkan karya perupa terbaik bertemareligi. Kesannya adalah ramai dekorasi. Bagian depan gereja di-penuhi oleh berbagai kenangan keagamaan termasuk pilar me-morial tertua di Eropa Tengah. Gereja ini tak dilengkapi denganmenara, nampaknya raja Hungaria, tak ingin bangunan ini tampilbeda dari bangunan disekitarnya.

Kastil Bratislava (Bratislavský hrad). Dari Hussites sam-pai Maria Theresa hingga perang abad 20, istana ini menju-lang tinggi dan menarik perhatian begitu orang sampai Bratis-lava. Mulai berdiri setidaknya sejak zaman Neolithik, diperka-

ya pada abad 15 guna melawan perampok Hussites. Istanaini berubah bentuknya seperti sekarang dibawah raja EropaTengah King Sigismond of Luxemburg dan Queen Maria The-resa, yang lebih sering tinggal tinggal di Bratislava. Iamelakukan renovasi besar-besaran pada abad 18 sebelumibukota kerajaan berpindah ke Buda.

Pada perang dunia, istana ini dibom dan menjadi gedungpusat kementrian komunis di tahun 1950-an. Model gedungini nampak biasa saja dari luar, kalau anda naik ke puncak-nya, maka seluruh Austria dan Hungaria dapat dinikmati, dankatanya kadang kota United Nation Organization di Wina punterlihat. Lembah panelak juga dapat dilihat dari sini. Kastil inidituliskan pertama kali dalam The Salzburg Chronicle pada907 sebagai Brezelauspurc, tempat tinggal Pangeran Slavo-nic dari negara Great Moravia. Salzburg merupakan kotareligi dan budaya di Eropa Tengah sebelum Wina yang ber-sama Budapes dan kota-kota lainnya sebagai tempat tinggalpara biarawan disekitar pegunungan Alpen. Pada tahun 1811,kastil terbakar sampai rata tanah, kemudian dibangunkembali. Sekarang istana ini lebih sebagai museum NasionalSlovakia peninggalan sejarah.

Roland Fountain (Rolandova fontána). Air mancurdengan kolam ini dibangun oleh perupa Ondrej Luttringeratas permintaan Raja Hungaria Maximilian pada tahun 1527,air mancur pertama di Bratislava.

Primatial Palace (Primaciálny palác). Dibelakang Balaikota“Old Town Hall” terdapat bangunan tua neo klasik Slovakia, diba-ngun pada 1778-1781 untuk Paus dari Esztergom, PausHungaria, oleh arsitek M. Hefele. Hungaria dan Austria memangbertahun-tahun menguasai Slovakia, sampai kini 9,7% pendudukberbahasa Hungarian. Slovakia juga dipengaruhi religi Hungary,yang utamanya beragama Katolik. Sementara penduduk sekitarRepublik Cecko lebih banyak beragama Protestant. Istana Prima-tial dibangun dilengkapi dengan Ruang Kaca seperti diVersailles, dimana Napoleon menandatangani perjanjian Treaty ofPressburg (Pressburg adalah sebutan Bratislava oleh orangJerman) 26 Desember 1805 sesudah kalah perang dari tentaraAustria. Dilantai dua dapat disaksikan permadani lukisan dindingabad ke-7.

Didekat bangunan ini terdapat gerbang lengkung yang padalantainya tergambar lingkaran. Pada lingkaran kita dapat melihatberapa jarak kota tertentu dari Bratislava, termasuk Jakarta. Diu-jung gerbang lengkung saya menjumpai seorang kakek bermainbiola mendendangkan karya Mozart.

Grassalkovich Palace (Grassalkovièov palác) On Hod•ovonámestie. Istana Rococo dibangun tahun 1760 oleh arsitekMayerhofer atas permintaan Count Anton Grassalkovich, KepalaPengadilan Hungarian. Komposer Joseph Haydn pernah meng-gelar orkestranya pada tahun 1772 disini. Sesudah direkonstruksi

ISTANA BRATISLAVA ISTANA DEVIN. Di puncak bukit cadas, simbol kerajaan Moravian Agung.Tahun 1809 diluluhlantakan oleh Napoleon.

KIOS di Town Square Centrum

FOTO-FOTO DOK. PENULIS

S E L A K

35WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

pada tahun 1996, istana ini menjadi tempat tinggal Presiden Re-publik Slovakia. Didepannya ada taman luas yang digunakanmasyarakat untuk kegiatan lepas sekolah. Disini juga ada patungkomposer Bratislava J.N. Hummel.

Mirbach Palace (Mirbachov palác). Istana Rococo yangdimiliki pengusaha anggur kaya raya, Michal Spech. Pemilikterakhir istana ini, Dr Emil Mirbach, menyerahkan bangunanini pada pemerintah kota untuk dijadikan galeri, City Galleryof Bratislava, dengan koleksi seni Baroque dan Rococo.

Palffy Palace (Pálffyho palác). Dikenal karena tempat pertun-jukkan musik oleh Wolfgang Amadeus Mozart pada tahun1762,ketika berumur 6 tahun. Juga trofi kemenangan perangkepunyaan Marshal Leopoldl Palffy yang tergantung pada portalmasuk. Sekarang tempat ini menjadi gedung kedutaan Austria.

Academia Istropolitana. Universitas pertama di Slovakia.Universitas Istropolitana, didirikan oleh Raja Hungaria King Mat-thias. Sekarang menjadi lembaga pendidikan musik dan drama.

Slovak National Theatre (Slovenské národné divadlo).Merupakan gedung teater profesional, dibangun tahun 1776,disempurnakan oleh arsitek Wina Fellner dan Helmer pada tahun1884-1886. Gedung bergaya Neo-Renaissance berbeda sekalidengan gedung teater klasik. Sekarang menjadi Slovak OperaHouse dan pertunjukan balet nasional. Perupa patung asliBratislava, Victor Tilgner, membuat Ganymede’s Fountain pada1888, didepan gedung teater.

Lenin Museum (Leninovo múzeum). Dulu merupakan muse-um Lenin, sekarang sebagai galeri seni.

Michael’s Gate bermenara (Michalská brána). Michael’s Gatemerupakan gerbang utama kota, dengan menara Gothic dandibangun kembali dalam gaya Baroque pada tahun 1753-58, dandiimbuhi patung tembaga Archangel Michael diatasnya. Adasimbol seni dan senjata yang menggambarkan suasana militerdan perdagangan.

Farmaceutické Múzeum (Pharmacological Museum), muse-um farmasi bangunan kecil disela-sela toko kecil-kecil dipojokjalan dengan gambar lobster merah diatas pintunya.Menceritakan perkembangan laboratorium farmasi abad 16-17.Disini laboratorium gila, Frankestein yang menggunakan bagiantubuh manusia, juga membuat emas dari timbal serta logamlainnya. Disini bekerja Paracelsus (1493-1545), seorang dokterdan ahli kimia Salzburg yang berkunjung ke Bratislava tahun1537. Obat-obat racik pada sebelum abad 20 susunannya tertulisdisini. Dilantai atas ada museum obat-obatan, timbangan, terapihomeopatik. Aturan tentang obat-obatan kedokteran tersimpandisini, juga bagaimana bahan tumbuhan disarikan untuk dijadikanobat pada zamannya.

Patung-patung di Centrum. Berbagai patung di pedestrianCentrum menyapa anda dalam menikmati perjalanan dengankaki. Patung Cumil, man at work , menggambarkan seorang pe-kerja gorong-gorong yang menyembulkan kepalanya dari lubang

got bawah tanah. Dua kali ia patah kepala, karena terlindas ken-daraan. Kini ia berada disimpang jalan pejalan kaki yang aman,antara jalan Panska dan Sediarska. Patung laki-laki dandyeksentrik, Schone Naci, menggambarkan seorang laki-lakiperlente yang selalu membagikan bunga pada perempuan yanglewat selama satu dekade setelah ia putus cinta. Ia hidup padaabad 20. Patung tentara santai menemani anda duduk dikursitaman di depan air mancur Roland. Patung tentara di rumah jagatetap berdiri tegak dalam dingin dan panas, masih disekitar tamanair mancur Roland.

Perjalanan kaki dari Hotel Danube tempat saya tinggal keCentrum pusat wisata sangat menyenangkan, nampak pejalankaki menikmati es krim, atau duduk menikmati kopi panas. Kios-kios penjual cinderamata menjajakan hasil kerajinan Bratislavaberupa boneka dari kulit jagung dalam berbagai gaya, telur-telurpaskah dan hiasan natal baik dari kayu maupun kulit telur,sulaman Bratislava yang mirip sulaman Gorontalo dan Bukittinggi,boneka dari logam yang melukiskan tentara pada zamankerajaan, serta aneka pernik-pernik kalung .

Dengan semangat menggebu, kami menaiki bis antarkota dari terminal dibawah jembatan UFO ke Devine, melihatistana dipuncak bukit, pada pertemuan sungai Morava danDanube. Istana ini sekarang merupakan museum kebangganSlovakia, simbol dari keagungan kerajaan Moravia nenekmoyang orang Slovakia. Istana ini dibangun sebagai bentengpelindung kerajaan Romawi dari serangan musuh di utara.Sayangnya istana ini tutup pada hari Senin dan kamipun ber-gabung dengan dua pasang kakek-nenek dari negara diba-wah Inggris namun mengaku bukan orang Inggris.

Merasa masih mempunyai waktu, perjalanan diteruskandengan mengambil bis No.70 dari kota Bratislava, ke terminal bisantar kota, lalu menunggu bis No. 42 ke Modra untuk menujuCasta melihat kebun anggur dan istana Red Stone atau CarvenyCamen Castle. Sampai Modra setelah 50 menit perjalanan kamiberhenti dengan kebingungan tak tahu arah tempuh dan bis apayang akan ditumpangi. Menengok dan bertanya kesana-sini,akhirnya kami dibantu petugas apotek di Modra, kami dipesankantaksi yang menurut perjanjian dibayar 500 Sk (Slovakia Krown).Perjalanan menembus keteduhan hutan membuat suasanamencekam, namun senang juga dapat mencapai penelusuranrute tur Karpatian. Dari sini kami dikembalikan ke Pezinok, bayarlunas 500 Sk. Dari Pezinok kami lanjut dengan bis antar kotadengan biaya 20 Sk.

Perjalanan ini memang mengasah keberanian, mengingatkendaraan bis terbatas tujuan dan waktu operasionalnya,sementara istana berada di tengah hutan, dan bahasa Inggris takbanyak digunakan di kota kecil yang dikunjungi. Beruntungpenduduk baik hati, kotanya aman, sehingga apapun tujuan kamidapat terfasilitasi. Indah dan amannya Slovakia.....

Ratna Sugeng, Kontributor WBC, dari Bratislava

CENDERAMATA. Hiasan bentuk telur dari kayu (kiri) dan boneka dari kulit jagung (kanan).

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

S Y A M S U D D I NJalan hidup seseorang memang banyak misteri dan penuh liku. Syamsuddin

atau yang sering dipanggil Udin kini menjadi seorang pegawai Bea dan Cukai. “ Saya dulu bekerja ikut kontraktor salah satu perusahaan di Ambon.

Pekerjaan tersebut saya lalui dari tahun 1993 selepas lulus SMA sampai 1999,”tutur pria yang murah senyum ini mengawali ceritanya.

“ Pada tahun 1999 terjadi kerusuhan di Ambon, waktu itu saya sedang diajakkakak mengerjakan bangunan di sekitar wilayah pelabuhan Yos Sudarso Ambon.Karena kondisi tidak memungkinkan akhirnya saya tinggal juga di PelabuhanAmbon sedangkan keluarga tinggal di Pulau Buton, “ kenang pria yang hobbysepak bola dan bulutangkis ini.

Selanjutnya ia diajak oleh seorang pegawai Bea dan Cukai yang bernama AliSangaji untuk menemani menjaga Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC)yang kosong, berlokasi di area pelabuhan. Selain menjaga kantor yang tidakditempati pegawai ia sekaligus membersihkan, merawat kantor, dan tidur dikantor.

Pada 2001 ia diangkat menjadi pegawai honor di Bea dan Cukai dankemudian diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pada 2005 berbekalijasah SMA.

Penempatan pertama dilalui di staf Kepala Kantor Pelayanan Bea dan CukaiAmbon kemudian pelaksana P2 dan sekarang kembali menjadi staf KepalaKPPBC Ambon.

Ketika ditanya mengenai suka duka berdinas di Bea dan Cukai, Udinmengatakan dukanya, “Ketika masih terjadi kerusuhan untuk komunikasi suratmenyurat dan sebagainya antar pegawai sangat sulit karena kantor pelayanan

A G U S S U P R I Y A N T OMungkin hanya segelintir orang yang mengalami dan merasakan yang nama-

nya reposisi pekerjaan. Pegawai yang satu ini, empat kali mengalami reposisi.Agus Supriyanto meniti karir menjadi pegawai negeri pertama kali tahun 1982 diKantor Wilayah Ditjen Anggaran Jawa Barat, ketika sudah berjalan enam tahun(1988) dipindahkan ke Kantor Pengolahan Data Regional (KPDR) Bandung yangmerupakan Unit Vertikal dari BAPELATA Keuangan.

Dua tahun berjalan di KPDR, dipindahkan ke Kantor Pelayanan KemudahanEkspor Regional (KPKER) Bandung yang merupakan unit vertikal dari Bapeksta.Tahun 2003 keluar kebijakan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Keuanganyang melikuidasi Bapeksta. Lagi-lagi Agus mengalami reposisi dan diharuskanmemilih salah satu instansi dilingkungan Depkeu. Ia memilih Direktorat JenderalBea dan Cukai, untuk kemudian ditempatkan di Kantor Wilayah DJBC JawaBarat bagian Fasilitas Kepabeanan pada bagian Kemudahan Impor TujuanEkspor (KITE).

Ditanya ada kesulitan ketika bertugas di kantor yang baru ? “Alhamdullilahditempatkan yang baru yakni di KITE tidak ada masalah, itu pekerjaan lama dankebetulan waktu di Bapeksta, pekerjaan itu bersinggungan langsung dengankepabeanan. Tidak hanya itu pegawainyapun hampir semuanya adalah temanlama dan sangat akrab sekali”, ujarnya

Agus kelahiran asli Sunda, 5 Agustus 1962, sekarang bertugas di dibagianFasilitas Kepabeanan Kanwil DJBC Jawa Barat dengan pangkat yang disandang3d selama 3 tahun. Diklat penjenjangan karir seperti ADUM angkatan 140 tahun2000 sudah diikutinya ditambah lagi dengan diklat-diklat (ada 9 jenis) yang telahdimilikinya sebelum bertugas di Beacukai, bahkan ditahun 2006 juga telahmengikuti diklat DTSD dan DTSS. “Mungkin sudah garis tangannya begitu danmasalah jabatan itu adalah kepercayaan” , ujarnya merendah.

Ditempat yang baru ini Agus punya pendapat tentang KITE yang menjadipekerjaannya sehari-hari selama 3 tahun. Menurutnya, obyek pekerjaan KITEyang tidak terkait dengan perijinan (diluar penerbitan surat keputusan pembebas-an dan pengembalian) seperti penyerahan jaminan dan laporan pertanggungja-

SIAPA MENGAPA

K A P I T A N H E N D R I KKapitan Hendrik atau sering dipanggil Hengky. Nama Kapitan bukan

menunjukkan pangkat tetapi merupakan asli pemberian orang tua. Pegawaisatu ini tidak asing bagi seluruh pejabat dan pegawai Kanwil Maluku, Papua,dan Irian Jaya Barat. Bagaimana tidak, dia adalah salah seorang protokolerBea dan Cukai di Bandara Internasional Patimura Ambon. Meskipun diBandara Internasional Patimura tidak terdapat penerbangan secara rutinyang datang atau berangkat dari dan ke luar negeri, tetapi karena statusnyasebagai kantor bantu KPPBC Ambon maka perlu dilakukan pengawasan.

Ketika ditanya mengenai awal masuk ke Bea dan Cukai Hengkymenceritakan panjang lebar sejak dia lulus sekolah.” Saya dulu sering berpindahkerja antara lain di pabrik pengolahan kayu, ikut kontraktor pembangunan rumah,pembangunan jalan, dan sebagai tenaga penjaga rumah. Pekerjaan tersebutsaya lalui dari tahun 1972 selepas lulus SMP Kayratu di Seram sampai 1978,”tutur pria kelahiran Huku Kecil, Seram Barat 15 Mei 1956

“Selepas SMP sebenarnya saya ingin melanjutkan di sekolah pelayaran, tapipada waktu test gagal akhirnya saya memutuskan untuk bekerja. Keinginanmasuk sekolah pelayaran tersebut sangat diidamkan, sedangkan alternatif lainuntuk menjadi tentara juga tidak diperkenankan oleh orang tua. Semua itu dicita-citakan karena senang melihat orang memakai pakaian berseragam denganpangkat di pundak,” cerita ayah lima orang putra ini.

Tetapi akhirnya Tuhan mendengarkan keinginan Hengky mengenakan pakaian

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

37WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

waban fasilitas idealnya jangan dikerjakan/berada Kanwil,seharusnya berada di KPPBC. Karena tugas Kanwil seba-gai koordinator, melakukan bimbingan teknis, perpanjangantangan Kantor Pusat dan pembuatan kebijakan. Kurangpas mengelola pekerjaan yang bersifat operasional, yangseharusnya tugas tersebut ada di kantor pelayanan.

Selain itu, KITE adalah suatu fasilitas pembebasanyang sifatnya relatif dan pada saat impor harusmemberikan jaminan. “Jaminan tersebut adalah tugaskebendaharaan sedangkan di kantor wilayah tidak adabendahara penerima, yang ada bendahara pengeluaran.Bendahara pengeluaran dan penerimaan adanya dikantor pelayanan”, ujar bapak tiga anak laki-laki yangmenikah dengan Yeti Rusyati tahun 1988

Masih dalam masalah KITE, menurut Agus data impordan ekspor sebagian besar berada di kantor pelayanansehingga sangat memudahkan dalam pengawasannya.Selain itu tentang pemilihan kantor menjadi tumpang tindih.Banyak sekali perusahaan yang lokasi pabriknya berada diKantor Wilayah Jawa Barat, begitupula sebaliknya memilihKITE nya di Jakarta. “Memang tidak disalahkan, akan lebihbaik apabila pabriknya ada di Bekasi, yang melayani (juga)di KPPBC Bekasi. SDMnya gak kalah hebat dengan diKantor Pusat”, ujarnya memberi contoh.

Selain sebagai pegawai Beacukai, Agus jugadiminta menjadi tenaga pengajar bidang matakuliahadministrasi ekspor impor di Universitas PadjajaranBandung program Diploma III. “Memang sewaktu masihdi Bapeksta sudah pernah mengajar pada beberapalembaga pendidikan di Bandung untuk materi FasilitasBapeksta dan Perdagangan Internasional.

info buku

CATATAN:Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000

Rp. 120.000

MAJALAH WARTA BEA CUKAIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230Telp.Telp.Telp.Telp.Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154Fax.Fax.Fax.Fax.Fax. (021) 4892353 / E-mail:E-mail:E-mail:E-mail:E-mail: wbc.cbn.net.iddengan Hasim / Kitty

MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKANBUKU SEBAGAI BERIKUT:

BILA ANDA BERMINAT,

LANGGANAN MAJALAHWARTA BEA CUKAI

No Lama Diskon Harga Harga luarBerlangganan Jabotabek Jabotabek

1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 40 40 40 40 40.....555550000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 43 43 43 43 43.....5555500000000002 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 78 78 78 78 78.....000000000000000 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 84 84 84 84 84.....0000000000000003 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 15050505050.000.000.000.000.000 Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 1Rp. 16262626262.000.000.000.000.000

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Sudah Termasuk Ongkos Kirim

BUNDEL WBC 2006Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (EdisiJanuari - Desember)

ats

seragam dengan pangkat di pundak dengan diterimanyamenjadi pegawai Bea dan Cukai. Awalnya ia diterima seba-gai tenaga honorer pada bulan Maret 1978 di Kantor Bea danCukai Ambon dan baru diangkat menjadi CPNS pada 1984.

Pengalaman bertugas banyak dilalui di kantor bantu danpos-pos pengawasan di lingkungan KKPBC Ambon (seka-rang) yang letaknya sangat jauh dan tersebar di pulau-pu-lau luar. Meskipun demikian ia tetap menikmati tugas terse-but meskipun harus sering berpisah dengan keluarga.Ketika dia bertugas di pos-pos pengawasan ia selalu beru-saha menyatu dengan penduduk setempat sehinggaseperti keluarga sendiri. “Prinsip saya dalam menjalankantugas harus dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab,”tutur suami Agustin Matitaputih ini

Kurang empat tahun lagi Hengky akan memasuki masapensiun, di sela-sela kesibukan kantornya ia berkebun disekitar pekarangan rumahnya dan selalu menyempatkanolah raga jalan kaki setiap hari.

Di akhir wawancara Hengky memiliki harapan kepada in-stitusi Bea dan Cukai. “ Bea dan Cukai harus terus berubahke arah yang lebih baik seiring dengan perubahan jaman,”tutur pegawai yang hobi renang ini.

dipindah ke kanwil, sedangkan kanwilnya pindah ke KantorPusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta.”

Sedangkan pengalaman berkesan yang pernah iaalami ketika awal bertugas melakukan pengawasan didaerah Opin, Pulau Seram. “ Perjalanan yang jauh turutserta dengan kapal asing dari Ambon menuju Opin penuhtantangan, saya harus tetap waspada agar tidak adapelanggaran-pelanggaran yang dilakukan,” cerita ayahsembilan orang anak ini.

Di usia yang menginjak 38 tahun ini Udin merasabersyukur menjadi pegawai DJBC karena sudah memilikimasa depan yang jelas dan akan selalu berpikir danberbuat yang tebaik bagi institusi yang dicintainya,meskipun cita-cita awalnya sebagai TNI tidak terwujud.Kini ia tinggal bersama keluarganya di komplekperumahan Bea dan Cukai Poka dan mengisi kegiatandi luar jam kantor dengan bercocok tanam.” Semuayang kita dapat sekarang harus disyukuri dan perlu jugamenjaga keseimbangan hidup untuk urusan dunia danakhirat,” tutur Udin mengenai prinsip hidupnya

Di akhir wawancara Udin memiliki suatu harapankepada organisasi DJBC ,”Saya harap semua pegawaiterus meningkatkan kinerjanya di mana saja berada dandalam keadaan apa saja,” harap pria kelahiran Buton 9Desember 1968.

bambang w. (ambon)

bambang w. (ambon)

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

BERITA DUKA CITATelah meninggal dunia, Abdul Rasyid, Pelaksana Pemeriksa pada KPPBC Tipe A3 Merak,

pada hari Senin, 6 Agustus 2007. Jenazah telah dimakamkan pada hari Senin, 6 Agustus 2007 di TPU Bontoa – Makassar.Telah meninggal dunia, Donny Dumpang H. Harahap, Pelaksana Pemeriksa pada KPPBC Tipe A3 Merak,

pada hari Rabu, 17 Oktober 2007, pukul 05.30 WIB di Cilegon.Jenazah telah dimakamkan pada hari Rabu, 17 Oktober 2007 di TPU Pondok Kelapa Jakarta.

Telah meninggal dunia, Putu Ogik Suarsana, Pelaksana non Pemeriksa pada KPPBC Tipe A3 Merak,pada hari Minggu, 21 Oktober 2007 pukul 00.30 WIB di Bandung dan di Kremasikan/Ngaben

pada hari Santu, 27 Oktober 2007 di Singaraja Bali.Telah meninggal dunia, Sueb, Pelaksana pada Bagian Kepegawaian Sekretariat DJBC,

pada hari Minggu, 09 Desember 2007, pukul 14.30 WIB.Jenazah telah dimakamkan pada hari Senin, 10 Desember 2007, pukul 09.00 WIB di TPU Mangun Jaya Tambun, Bekasi.

Telah meninggal dunia, Henry Antony Sitompul, Pelaksana Administrasi pada KPPBC Tipe A3 Medan,pada hari Minggu, 9 Desember 2007 pukul 10.00 WIB.

Jenazah telah dimakamkan pada hari Selasa, 11 Desember 2007 di Pahae Jae Tapanuli Utara.

Segenap jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyatakan duka yang sedalam-dalamnya. Bagi keluarga yangditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Tuhan Yang maha Esa. Amin.

PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 DESEMBER 2007KEDUDUKAN

Kanwil DJBC Jawa Tengahdan D.I. YogyakartaDirektorat InformasiKepabeanan dan CukaiKPPBC Tipe A3BanjarmasinKPPBC Tipe A2BandungKPPBC Tipe A1Tanjung EmasKPPBC Tipe A2BandungKanwil DJBC KhususKepulauan RiauKPPBC Tipe AJakartaKPPBC Tipe ABekasiKanwil VIII DJBCJakarta IIKPPBC Tipe A3Ngurah RaiKanwil VIII DJBCJakarta IIKPPBC Tipe A KhususSoekarno-HattaKPPBC Tipe A KhususSoekarno-HattaKPPBC Tipe BYogyakartaKanwil XI DJBC Tipe BMakassarKPPBC Tipe BBintuniKPPBC Tipe APontianakKanwil VIII DJBC Tipe BDenpasarKPPBC Tipe AJakartaKPPBC Tipe AJambiPangsarop Bea dan Cukai Tipe ATg. Balai KarimunKPPBC Tipe ABekasi

JABATAN

Kepala Kantor

Kepala Sub DirektoratManajemen ResikoKepala SeksiKepabeanan dan Cukai IIKepala SeksiKepabeanan dan Cukai IIKepala SeksiTempat Penimbunan IKepala Seksi Dukungan Teknisdan Distribusi DokumenKepala Bidang Penyidikandan Barang BuktiKoordinator PelaksanaAdministrasi ImporKoordinator PelaksanaAdministrasi EksporPelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Koordinator PelaksanaOperasiPelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

GOL

IV/e

IV/c

IV/a

IV/a

IV/a

IV/a

IV/a

III/c

III/c

III/c

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/b

III/a

III/a

II/d

II/d

II/d

II/b

II/b

NIP

060027823

060035755

060045839

060034086

060035316

060035317

060049379

060045599

060032082

060071568

060048531

060052543

060051069

060051114

060049071

060047900

060058056

060051328

060044132

060057736

060057501

060045406

060032076

NAMA

Drs. Zeth Abraham Likumahwa

Drs. Effendy Saleh, M.M.

Hasbullah

Widhya Rahardja

M. Bagijoso, S.H.

Astono

Thamrin, SH., MM

Zahari Umar

Marjono

Efendi Hutabarat

Sumiati Maidi

Pramono

Muliana Hasanuddin

Muhamad Hasjim

Sugito

Marharetha Sakka

Hendro Mulyono

Ismail Mohammad

I Made Subawa

Abdul Gofar

Zainuddin

Abdul Madjid

Unda bin Narsa

NO

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

INFO PEGAWAI

39WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

etelah berhasil menggagalkan eksportasi illegal terha-dap kayu eboni pada pertengahan Oktober 2007 lalu,Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melalui KantorPelayaan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung PriokJakarta, kembali menegah eksportasi komoditi yang

sama, namun kali ini penegahan disertai pula dengan penegahanterhadap rotan asalan. Pada acara press release yang digelar diKPU Bea Cukai Tanjung Priok pada 22 November 2007, KepalaKPU Bea dan Cukai Tanjung Priok Agung Kuswandonomengatakan, keberhasilan pihaknya menegah eksportasi produkhutan ke beberapa negara seperti China, Hongkong danSingapura berawal dari kegiatan intelejen Bidang Penindakkandan Penyidikan KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok.

Para eksportir yang melakukan ekspor terhadap komodititersebut lanjut Agung, memberitahukan kepada pihak Bea Cukaibahwa barang yang diekspor adalah barang yang tidak terkenalarangan pembatasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari aturanlarangan dan pembatasan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Jalur distribusi terhadap produk hasil hutan yang berasal dariKalimantan dan Sulawesi, dilakukan dari daerah tersebut melaluiCirebon, Jakarta untuk seterusnya dikirim ke Singapura,Chinadan Hongkong.Untuk menghindari pemeriksaan, para pelakumemanfaatkan waktu pada saat-saat closing time pemuatanbarang ke kapal untuk terhindar dari pemeriksaan barang olehpetugas Bea dan Cukai.

Saat closing time tidak membuat petugas lengah, dari peme-riksaan yang dilakukan oleh petugas kegiatan eksportasi sebanyak

26 kontainer yang disebut berupa produk furniture, pada kenyata-annya adalah produk hasil hutan berupa rotan dan kayu eboniyang masuk dalam daftar barang larangan dan pembatasan.

Untuk pengiriman kayu eboni tersebut Agungmenceritakan, para pelaku menggunakan modus operandidengan menggunakan satu dokumen Pemberitahuan EksporBarang (PEB) untuk setiap kontainer yang berisi kayu eboni,yang sebenarnya satu PEB bisa digunakan untuk lebih darisatu kontainer.”Jadi kalau satu kontainer ketahuan,diperkirakan kontainer yang lain masih bisa lolos, karenaPEB-nya masing-masing satu”ujar Agung Kembali.

Atas kecurigaan tersebut petugas langsung mengeluar-kan Nota Hasil Intelejen (NHI) dan dilanjutkan dengan peme-riksaan fisik 100 persen atas partai barang dimaksud denganberkoordinasi denga Badan Rehabilitasi Industri Kehutanan(BRIK). Kasus tersebut kini masih dalam proses penyidikandan penyelidikan, termasuk para pelaku kegiatan eksportasiillegal tersebut. Terhadap kegiatan illegal tersebut, pemerint-ah menjerat para pelaku dengan pasal 103 huruf (1) Undang-Undang Nomor 17/2006 tentang Kepabeanan dengan sanksipenjara maksimal 8 tahun dan denda maksimal lima miliar.

Sementara itu kerugian negara yang berupa kayu ebonidan rotan asalan tersebut mencapai Rp.22.275.000.000, dantidak hanya kerugian material, negara juga mengalamikerugian immaterial berupa kerusakan hutan dan ekosistemsebagai akibat penebangan kayu eboni dan rotan secara liaryang tidak ternilai kerugiannya.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Anwar Suprijadi yang jugahadir pada acara press release bersama dengan DirekturPenindakkan dan Penyidikkan (P2) Heru Santoso mengatakan,untuk melakukan penegakkan hukum terhadap undang-undangkepabeanan dan cukai, pihaknya mendapat dukungan penuh daripihak Kejaksaan Agung dan juga pihak Kepolisian RI.

Dukungan tersebut lanjut Anwar, akan memberikan efek jerabagi para pelaku yang melakukan pelanggaran dan juga sebagaicontoh, jika melakukan pelanggaran hukum terutamakepabeanan dan cukai akan mendapat sanksi yang cukup berat.Mengenai bentuk dukungan dari berbagai pihak seperti kejaksa-an lanjut Anwar, dapat berupa penuntutan yang sesuai denganundang-undang, sehingga nantinya tidak akan terdengar lagiadanya pelaku kejahatan terutama kepabeanan dan cukai yangmengulang kembali kegiatan illegalnya lagi karena sanksinyayang cukup berat.”Bahkan Presiden pun mendukung upaya kami(DJBC) untuk menegakkan hukum,”ujar Anwar

EKSPORTASI ILLEGAL. Direktur Jenderal Bea dan Cukai bersama Direktur P2 dan Kepala KPU Bea Cukai Tanjung Priok ketika memberikan keteranganmengenai kegiatan eksportasi illegal terhadap produk hasil hutan

KEMBALI DITEGAHBEA DAN CUKAI

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) mendapat dukungan penuh dariKejaksaan dan juga Kepolisian RI untuk

mendukung upaya pemberantasanpenyelundupan dengan berbagai

perangkat hukum yang ada.

S

EKSPORTASI ILEGALPRODUK HASIL HUTAN,

zap

WBC/ATS

PENGAWASAN

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

PENGAWASAN

erdasarkan informasi yang diterima dari masyarakatdan pemetaan target operasi dari berbagai sumber,seperti laporan dan contoh rokok dari beberapaKanwil dan KPPBC atas operasi pasar yang dilaku-kannya, serta hasil pemetaan diberbagai daerah

distribusi rokok, akhirnya diperoleh contoh rokok-rokok yangtelah beredar di Pulau Jawa dan di luar Jawa yang melang-gar ketentuan cukai, yang ternyata rokok-rokok tersebutsebagian besar diproduksi oleh pabrik rokok di Jawa Tengah(Kudus, Jepara, Surakarta) dan Jawa Timur.

Dengan adanya informasi dan hasil pemetaan tersebut,tim Direktorat Penindakan dan Penyidikan (P2) KP DJBCyang berjumlah sembilan personil, berkoordinasi dengan Kan-

wil setempat melakukan operasi cukai dengan target penam-pung rokok ilegal yang ada di luar Jawa dan di Pulau Jawa.

Menurut Kepada Sub Bidang Penindakan Direkktorat P2KP DJBC, Marisi Zainuddin Sihotang, operasi pertama dila-kukan pada 13 Nopember 2007, dengan target operasi sentradistribusi rokok di Makassar dan kedapatan beberapa merkrokok ilegal, seperti Akbar (SKM) yang diproduksi oleh pabrikrokok Batu Hitam Mulia, I Mild (SKM), dan Z Mild (SKM) yangdiproduksi oleh pabrik rokok Putra Tomas Perkasa.

“Dengan hasil operasi tersebut, kami mengembangkanoperasi lebih lanjut dan pada 19 Nopember 2007, dengan tar-get operasi sebuah gudang di jalan Slamet Riyadi II dan SoloBaru Surakarta, kami berhasil menegah rokok-rokok yangsiap dikirim ke Makassar, dimana dalam kegiatannya pabrikrokok tersebut memproduksai rokok tanpa ijin dan menerima“jahitan” rokok dari pabrik-pabrik di Kudus dan Jepara,” jelasMarisi.

Masih menurutnya, dari tegahan tersebut, dilakukan penye-gelan terhadap dua mesin rokok, dua gudang dan barangbukti lain berupa rokok batangan, tembakau, dan etiket rokok.Dan dari barang bukti yang ada diperkirakan kegiatan ilegaltersebut telah berlangsung selama lima tahun.

Pengembangan dari hasil operasi pertama terus dilaku-kan oleh DJBC, dan untuk operasi ketiga dilakukan pada 21Nopember 2007 di daerah Jepara dengan menegah sebuah

gudang yang memproduksirokok tanpa ijin, dan diperki-rakan telah berjalan satutahun. Dari operasi tersebut,kemudian dikembangkan lagihingga pada 5 Desember2007 berhasil menegah PR.Tri Cakrawala Adiguna diPonorogo Jawa Timur yangjuga memproduksi rokok tan-pa ijin dengan perkiraan pro-duksi sudah berjalan selamadua tahun.

Masih di daerah Jawa Ti-mur, operasi kemudiandikembangkan lagi keesokanharinya pada 6 Desember2007 dengan berhasil mene-gah sebuah gudang di dae-rah Jember, yang memproduk-si rokok tanpa ijin dandiperkirakan telah berjalanselama satu tahun.

“Di hari yang sama juga,kami bergerak ke JawaTengah tepatnya di daerahJepara, dimana operasi kamitargetkan pada pabrik rokokPutra Permata Biru, KarimunJawa Makmur dan PutraTomas Perkasa. Dari ketigapabrik rokok tersebut, keda-patan memproduksi rokoktanpa ijin, melekati pita cukaiyang bukan haknya, dan ro-

OPERASI CUKAIHASIL TEMBAKAU

SELAMATKAN KERUGIAN NEGARAHINGGA MILAYARAN RUPIAH

Dari tujuh kali operasi yang dilakukanKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai (DJBC) bekerja sama denganKantor Wilayah (Kanwil) dan KantorPengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai (KPPBC) di Sulawesi dan Jawa,berhasil diamankan kerugian negarahingga Rp. 173,6 milyar, yang berasal

dari berbagai pelanggaran Cukai.

SIAP EDAR. Ribuan batang rokok ilegal siap edar yang berhasil ditegah dari sebuah gudang di Jawa Tengah.

B

DOK. DIT P-2

41WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

kok polos atau tanpa pita cukai,” ujar Marisi.Lebih lanjut Marisi menjelaskan, dari ke-

tujuh operasi yang dilakukan Kantor Pusatdan bekerjasama dengan Kanwil danKPPBC, kerugian negara yang berhasil dise-lamatkan atas pelanggaran tersebut sebesarRp. 173,6 milyar. Sementara itu untukpelanggaran yang dilakukan oleh pabrikanrokok tersebut terdiri atas lima pelanggaran,yaitu:a. memproduksi rokok tanpa ijin dan

menerima jahitan rokok dari pabrik-pabrik rokok lain;

b. Melekatkan pita cukai yang bukanhaknya (personalisasi cukai);

c. Melekatkan pita cukai palsu;d. Mengedarkan rokok kepasaran tanpa

dilekati pita cukai (polos); dane. Melekatkan pita cukai yang tidak sesuai

peruntukannya (pita cukai tidak sesuaiHJE dan tarifnya).

SAKSI YANG DIKENAKAN Dengan lima pelanggaran yang dilaku-

kan oleh pabrikan rokok tersebut, makasanksi yang akan dikenakan oleh para ter-sangka atas kasus tersebut terdiri atas em-pat pasal, yaitu :1. Pasal 50 Undang-Undang Cukai nomor

39 tahun 2007, menjalankan pabriktanpa ijin dengan maksud mengelakkan pembayarancukai, dengan pidana penjara paling singkat satu tahundan paling lama lima tahun, dan pidana denda palingsedikit dua kali nilai cukai dan paling banyak 10 kali nilaicukai yang seharusnya dibayar.

2. Pasal 53 Undang-Undang Cukai nomor 39 tahun 2007,memperlihatkan catatan, pembukuan/dokumen yangberkaitan dengan usaha yang palsu atau dipalsukan,dengan pidana penjara paling singkat satu tahun danpaling lama enam tahun, atau pidana denda paling sedikitRp.75.000.000 atau paling banyak Rp. 750.000.000.

3. Pasal 54 Undang-undang Cukai nomor 39 tahun 2007,menawarkan, menyerahkan, menjual atau menyediakanuntuk dijual barang kena cukai yang tidakdikemas untuk penjualan eceran atau ti-dak dilekati pita cukai atau tidak dibubuhitanda pelunasan cukai, dipidana penjarapaling singkat satu tahun dan paling la-ma lima tahun, atau pidana denda palingsedikit dua kali nilai cukai atau palingbanyak 10 kali nilai cukai yang seharus-nya dibayar.

4. Pasal 54 Undang-Undang Cukai nomor39 tahun 2007, membuat secara melawanhukum meniru atau memalsukan pitacukai atau tanda pelunasan cukailainnya, dipidana penjara paling singkatsatu tahun dan paling lama delapantahun, atau pidana denda paling sedikit10 kali nilai cukai atau paling banyak 20kali nilai cukai yang seharusnya dibayar.

“Saat ini kendala yang kami hadapi untukmelaksanakan operasi cukai adalah, opera-si cukai khususnya rokok membutuhkanwaktu yang tepat dan kerahasiaan informa-si, karena jika tidak dalam waktu yang sing-kat barang bukti bisa dengan mudahdihilangkan atau dipindahkan,” kata Marisi.

Kendala lainnya Marisi menjelaskan,masyarakat sekitar yang sebagian besaradalah buruh pabrik dan orang-orang yang

mengambil manfaat dari keberadaan pabrik rokok ilegal men-coba menghalangi pemeriksaan petugas dengan berbagaicara, terkadang dengan cara-cara kekerasan.

Selain itu kendala lainnya, tanpa informasi yang tepatdan akurat akan sangat susah menemukan keberadaantempat pembuatan rokok ilegal, mengingat tempat pem-buatannya tanpa ijin/tidak terdaftar dan bisa dilakukan dirumah-rumah penduduk.

“Kini dari ketujuh hasil operasi yang dilakukan DJBC,kasusnya telah dilimpahkan kepada Kanwil masing-ma-sing untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut dan melihattindak pidana apa yang akan dikenakan kepada para ter-sangka tersebut,” ungkap Marisi.

DISITA. Petugas Menyita Mesin pembuat rokok ilegal.

PELANGGARAN PERSONALISASI. Beberapa bungkus rokok yang berhasil ditegah ternyatadilekati pita cukai yang bukan haknya atau pelanggaran personalisasi cukai

FOTO-FOTO DOK. DIT P-2

adi

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

ua bagian ini terdiri dari kelas eksekutif yangdiikuti oleh 60 pegawai tingkat eselon III, IV dankorlak selama dua minggu atau 100 jam pelajar,yang dimulai pada 23 Nopember 2007 hingga 7Desember 2007. Serta untuk tingkat pelaksana,

diklat diikuti oleh 120 pegawai yang dilaksanakan selamadua bulan atau 400 jam pelajaran, dan dimulai sejak 2Oktober hingga 7 Desember 2007.

Diklat yang dilaksanakan di Pusat Pendidikan ReserseKriminal (Pusdik Reskrim) Megamendung Bogor JawaBarat ini, diharapkan dapat mencetak penyidik DJBCyang profesional dan handal dalam menjalankantugasnya. Hal ini dapat dilihat dari jam pelajaran yangbegitu padat dan terfokus pada materi yang diajarkan,juga tenaga pengajar yang memang handal dalambidangnya.

Untuk tenaga pengajar, diklat kedua kelas tersebutmelibatkan 21 pengajar, antara lain 18 pengajar dariPusdik Reskrim, dua dari DJBC dan satu pengajar dariDepartemen Kehakiman dan HAM. Pada diklat untuk pola400 jam pelajaran yang diikuti oleh level pelaksana, satupegawai dinyatakan tidak dapat meneruskan diklatdikarenakan sakit, sehingga jumlah keseluruhan pegawai

yang lulus pada diklat PPNS kali ini sebanyak 179 pega-wai dari 180 yang direncanakan.

Diklat yang selesai pada 7 Desember 2007, akhirnyaditutup oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai, AnwarSuprijadi yang juga didampingi oleh KasubditPenyidikan, Sugeng Apriyanto. Sementara itu dari PusdikReskrim, Dirjen didampingi oleh Kepala Pusdik Reskrim,Komisaris Besar Polisi Abdul Kholik, dan jajarannya.

Dalam kata sambutannya Dirjen berharap, sejalandengan reformasi di bidang kepabeanan, dimana DJBCmengawasi keluar masuknya barang impor-ekspor, makaperan PPNS sangatlah penting untuk menegakanperaturan, karena ada sebagian masyarakat yang berbuatkejahatan dari pelayanan kepabeanan dan cukai. Untukitu PPNS harus memahami teknologi informasi,khususnya pertukaran data elektronik, sehingga dapatmemahami modus yang dilakukan.

“Pendidikan dan pelatihan ini merupakan suatu halyang strategis, karena di tahun 2008 hingga 2009 kitaakan mendekati masa pemilihan umum, ada banyakunsur pelanggaran kepabeanan baik yang dilakukan dipelabuhan laut maupun udara. Untuk itu PPNS harusdapat mengungkap setiap pelanggaran tersebut sehinggacitra DJBC dapat meningkat yang akhirnya dapatdibanggakan dan dicintai oleh masyarakat,” harap Dirjen.

Diakhir sambutannya Dirjen juga berharap, agar PPNSdapat menjalankan tugasnya secara profesional sesuaidengan amanat Undang-Undang Kepabeanan dan Cukai,untuk itu amalkan dan abdikan ilmu yang didapat kendatibanyak sekali rintangan yang akan dihadapi dalammenjalankan tugas tersebut.

Di kesempatan itu juga, Dirjen memberikanpenghargaan kepada lulusan terbaik pada diklat PPNS,dimana untuk kelas eksekutif, lulusan terbaik diraih olehHeru Sulastiono dan Isja Bewirman, sementara untukkelas pelaksana, lulusan terbaik diraih oleh Budi Pranyitodan Teri Zakia Muslim.

DIKLAT PPNSKEMBALI MENCETAK 179

PENYIDIK DJBCMelihat kebutuhan akan penyidik

DJBC semakin mendesak, kembali DJBCmenyelenggarakan diklat PPNS

yang diikuti oleh 179 pegawai yangdibagi menjadi dua bagian.

D

PPNS YANG PROFESIONAL. Sebanyak 179 pegawai DJBC yang lulus diklat PPNS diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara profesional walaupunbanyak rintangan yang akan dihadapi.

adiWBC/ATS

PENGAWASAN

43WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

al tersebut disampaikan oleh Ketua Pelaksana HarianBadan Narkotika Nasional ( BNN) inspektur JenderalPolisi I Made Mangkupastika pada acara Rapat Koordi-nasi (rakor) anggota BNN dan Ketua Pelaksana HarianBadan Narkotika Propinsi (BNP), yang berlangsung di

Gedung Bidakara, 29 November 2007.Menurutnya kejahatan narkoba di Indonesia setiap tahun-

nya meningkat dengan persentase 51,3 persen. Begitu jugadengan kualitas kejahatan narkoba yang semakin meresah-kan dengan ditemukannya tempat penyimpanan, pembuatanmaupun laboraturium rahasia yang berkapasitas besar.Keberhasilan pengungkapan beberapa kasus tersebut yangmelibatkan instansi lainnya di BNN merupakan data keberha-silan, namun dalam kenyataannya masih banyak kasus-ka-sus lainnya yang masih belum terungkap.

“Tidak hanya BNN namun instansi lain juga sangatmembantu untuk menggulung kejahatan narkoba, dan ini terlihatdengan pengungkapan beberapa kasus yang melibatkan instansipemerintah,”ujarnya kepada pers.

Rakor BNN tersebut lanjut Made untuk mengoptimalkan danmeningkatkan kinerja serta mensinergikan program kegiatanyang sudah direncanakan. Untuk melaksanakan programkegiatan tersebut, BNN telah mendapat dukungan anggaran daripemerintah melalui masing-masing instansi maupun juga wilayah,sehingga dapat terkoordinasi serta berjalan secara simultan.

Rakor tersebut merupakan momen penting dan sarana bagipara anggota didalamnya untuk bertukar pengalaman antar ins-tansi dalam memerangi masalah narkoba, dan juga sarana eva-

luasi berbagai hal, baik yang sudah maupun yang belum dilaksa-nakan dari hasil rekomendasi pada rakor-rakor sebelumnya.

Rakor juga membahas Peraturan Presiden (Pepres) Nomor83/2007 tentang BNN, BNP dan Badan Narkotika tingkat Kotama-dya (BNK) sehingga struktur, dan fungsi dari ketiga lembaga tadidalam rangka memerangi kejahatan narkoba semakin jelas.

Ketika ditanya mengenai peran instansi lainnya yang beradadi perbatasan seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalammenjalankan peran sebagai anggota BNN, menurut Made sudahsemakin baik, begitu juga dengan instansi lain yang semakinmeningkat.

“Tidak mungkin kita kerja sendiri mengungkap peredarannarkoba di Indonesia tanpa adanya bantuan dan peran sertadari teman-teman lain seperti Bea Cukai dan lain sebagainya,dan kerjasama ini harus dipertahankan dan terus di tingkat-kan,”ujarnya.

RAKER LANJUTANSebagai tindak lanjut dari rakor tersebut, BNN kembali meng-

adakan rapat koordinasi yang kali ini membahas perkembangandan tindak lanjut dari keberadaan Satuan Tugas SeaportInterdiction dan juga Airport Interdiction yang terdiri dari berbagaiinstansi yang berada di pelabuhan laut yang melayani pelayaraninternasional maupun juga di bandara yang juga melayani pener-bangan internasional.

Rakor berlangsung selama dua hari sejak tanggal 4 hingga 5Desember 2007 di Hotel Accacia Jakarta. Rakor dibuka oleh Ins-pektur Pelaksana Harian Brigjen Pranowo Dahlan mewakili KetuaPelaksana Harian BNN. Menurut Sutopo, diharapkan ada suatuterobosan baru yang diperoleh satgas Seaport dan Airport inter-diction yang didalamnya terdiri dari otoritas pelabuhan dan jugabandar udara untuk memerangi masalah penyelundupan narkoba.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ahmad Budiyanto KasubditSarana Operasi DJBC yang pada pertemuan tersebut mewakiliDirektur P2. Raker tersebut menurutnya membahas keberadaansatgas seaport dan airport interdiction sebagai tindak lanjut dariPerpres No 83. “Dengan adanya Perpres tersebut maka satgasairport interdiction di daerah yang memiliki Bandar udara interna-sional harus semakin maksimal, dimana penegahan masuknyanarkoba dari luar negeri, berdasarkan informasi dari pusat dapatdi tindaklanjuti di daerah melalui satgas Airport Interdiction mau-pun satgas Seaport interdiction,”ujar Budi.

RAKOR BNNPERANGI NARKOBA

DENGAN PERPRES 38Dijadikannya Indonesia sebagai tempat

produksi narkoba oleh para sindikatnarkoba internasional, merupakan suatu

keprihatinan bagi bangsa ini.

H

RAKER BNN. Membahas Perpes Nomor 83 mengenai BNN, BNP dan BNK guna menekan kejahatan narkoba.

zap

WB

C/ZA

P

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

JAKARTA. Dalam rangka memperingati HUT Ke-8 Dharma Wanita Persatuan (DWP), Pengurus DWP Kantor Pusat pada 4 Desember 2007 menyelenggarakankegiatan aksi penghijauan dengan penanaman pohon dilingkungan Kantor Pusat. Aksi ini ini merupakan wujud partisipasi aktif DWP dalam aksi gerakan perempuantanam dan pelihara pohon yang diselenggarakan serentak di Indonesia oleh Ibu negara Ny. Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Sabtu 1 Desember 2007. HUT kaliini bertemakan “Dengan Semangat HUT ke-8 DWP Kita Tingkatkan Kepedulian Lingkungan Melalui Penanaman Seribu Pohon”. Tampak pada gambar kiri, Ibu DirjenBea dan Cukai Ny. Anwar Suprijadi didampingi para pengurus DWP DJBC melakukan penaman pohon di depan gedung Sekretariat DWP Kantor Pusat DJBC dangambar kanan, disamping kiri halaman gedung sekretariat DWP sedang dibenahi dan akan dihiasi dengan beberapa jenis tanam.

JAKARTA. Bidang Kepatuahn dan Layanan Informasi (BKLI) Kantor Pelayanan UtamaBea dan Cukai Tanjung Priok menyelenggarakan Workshop Anti KKN pada 15Nopember 2007 di Aula Gedung Induk Jl. Pabean No. 1 Tanjung Priok. Workshopbertemakan KPU Bea Cukai Tanjung Priok Dalam Pemberantasan Korupsi dihadirikurang lebih 479 orang dengan mengadirkan pembicara tunggal, Direktur GratifikasiKPK Lambok Hamonangan Hutauruk, yang menekankan aspek gratifikasi yang kerapterjadi di instansi pemerintah, khususnya bea cukai Gratifikasi sendiri menurut pasal12 bayat 1 UU No.20/2007 adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang,barang rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitaspenginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. MenurutKasi Layanan Informasi Totok Sucahyo, workshop satu hari yang terbagi dalam dua sesi,digelar untuk menjaga integritas dan semangat anti KKN SDM KPU Tanjung Priok, danbertujuan agar kebiasaan menerima sesuatu yang berhubungan dengan jabatanseorang penyelenggara negara atau PNS dapat dihindari, dan kebiasaan memberisesuatu dari pengusaha dapat dihindari pula. Arie Julianto KPU Tanjung Priok

JAKARTA. Dewan Kemakmuran Mesjid Kantor Pelayanan UtamaBea dan Cukai Tanjung Priok Jakarta, mengadakan acara taklimeksekutif pada 27 November 2007 di Gedung Induk KPU TanjungPriok Jakarta. Taklim kali ini mengangkat tema mengenai Miracle ofGiving (Keajaiban Memberi) dengan pembicara Arif Alamsyah MARS.Pada taklim tersebut diceritakan mengenai banyaknya orang yangmasuk surga bukan karena amal ibadahnya, namun karena kebaikan-nya yang banyak. Bahkan ada yang karena segelas susu, seteguk air,atau karena menghilangkan satu kesulitan orang lain. Taklim tersebutdiikuti oleh 100 peserta. Arie Julianto KPU Tanjung Priok

BONTANG. Sejalan dengan kegiatan penanaman pohon serentak se-Indonesia, pada 28 November 2007 di Bontang dicanangkan kegiatan yang samaoleh Walikota Bontang dengan mengambil tempat di area Pelabuhan Tanjung Laut Indah yang berdekatan dengan KPPBC Tipe A4 Bontang. Sesuai denganInstruksi Kakanwil Kalimantan Bagian Selatan, jajaran KPPBC Bontang juga berperan aktif dengan melakukan penanaman 10 (sepuluh) batang pohon yangterdiri dari beberapa Pohon Tanjung dan Sawo Kecik, sebagian diantaranya merupakan bibit bantuan dari Pemerintah Kota Bontang yang mendistribusikan20.000 batang pohon. Pada gambar tampak para pejabat dan pegawai sedang melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon sebagai bentuk kepedulianpemerintah bersama masyarakat dalam mengantisipasi pemanasan global. Kiriman KPPBC Tipe A4 Bontang

SEPUTAR BEACUKAIWBC/ATS

FOTO : ARI JULIANTO FOTO : ARI JULIANTO

FOTO : AGUS CAHYONO

45WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

MEDAN. Sehari sebelum pembukaan Patroli Laut Terkoordinasi (Patkor Kastima) 13/2007, diadakan acara Malam Ramah Tamah antara DJBC danKastam Diraja Malaysia pada 27 Nopember 2007 di Hotel Grand Angkasa Internasional, Medan. Dalam acara tersebut dilakukan pertukaran cinderamataantara Pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dengan Pejabat Kastam Diraja Malaysia. Tampak pada gambar kiri, Kepala Kantor Wilayah DJBCSumatera Utara, Heryanto Budi Santoso, dan pada gambar kanan, Kepala Kantor Wilayah DJBC Kepulauan Riau, R.P Jusuf Indarto, sedang memberikancinderamata kepada Timbalan Ketua Pengarah (Pencegahan) Malaysia Dato’ Hjh, Mardina binti Alwi. (Hulman Simbolon, Sumatera Utara)

JAKARTA. Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok menggelar rapat kerja di Kampung Bamboe DesaCibaruyat Cijeruk Bogor sekaligus membangun kesolidan organisasi dan pengurus. Raker yang terbagi menjadi empat komisi tersebut juga diisi dengan outbond dan tausyiah. Tampak pada gambar suasana outbond dan juga suasana raker. (Ari Julianto KPU Tanjung Priok)

BALIKPAPAN. Bertempat di ruang Dharma Wanita Persatuan (DWP)KPPBC Tipe A3 Balikpapan, diadakan kunjungan oleh Pengurus DWPPemerintah Kota Balikpapan yang diketuai oleh Ny. Ida Heru Bambang.Selain sebagai wujud silaturahmi antar pengurus DWP juga untukmembahas berbagai kegiatan yang akan diselenggarakan untukmenyambut Hari Ulang Tahun Dharma Wanita Persatuan Pemerintah KotaBalikpapan yang ke-8. Tampak pada gambar pengurus DWP KPPBC TipeA3 Balikpapan, Ny. A. Muzakir (tiga dari kanan) tengah berdiskusi denganpengurus DWP Pemkot Balikpapan. (Muqsith Hamidi, Balikpapan)

TARAKAN. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC)Tarakan,pada 8 November 2007, mengadakan sosialisasi terhadapUndang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan TerhadapUndang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai kepada para pegawaidilingkungan KPPBC Tarakan. Bertindak sebagai pembicara Kepala SeksiKepabeanan dan Cukai Purwanto dan Kepala Seksi P2 Suwinarno .(Suwinarno, Kasie P2 KPPBC Tarakan)

FOTO : HULMAN SIMBOLON & ABD. RASYID

FOTO : MUQSITH HAMIDI FOTO : KIRIMAN

FOTO : ARI JULIANTO

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

ebanyak 50 pegawai DJBC dari berbagai daerah meng-ikuti ajang CCC yang diadakan pada 1 Desember 2007lalu, dengan mengambil rute Magelang hingga Boyolali,para biker harus menempuh jarak sejauh 64 kilometerdengan medan yang cukup berat.

Untuk medan yang ditempuh, memang bukan rute yang da-pat dianggap enteng oleh biker CCC, pada kali ini mereka harusmenempuh rute menanjak sejauh 30 kilometer yang diawali daridaerah Mungkid Magelang, Keteb hingga ke Selo, dimanaterdapat pos pengamatan gunung Merapi, dan jalan menurun se-jauh 20 kilometer hingga finish di Boyolali.

Kegiatan CCC kali ini memang cukup mendapat perhatianbanyak dari para pegawai DJBC, karena selain mendapattantangan baru, rute yang ditempuh benar-benar menguji ke-tahanan fisik dan kepiawaian dalam bersepeda.

Menurut Ketua penyelenggara CCC Magelang-Boyolali,Siswa Murwono, yang juga sebagai Kepala Bidang Penin-dakan dan Penyidikan Kantor Wilayah Semarang, selainsebagai ajang silaturahmi pegawai DJBC, kegiatan CCC kaliini juga merupakan kegiatan rutin tahunan CCC.

“Dilihat dari peserta yang mengikutinya memang cukup banyak,dan dari mereka ini tidak hanya pegawai DJBC yang masih aktif,tapi juga ada yang sudah memasuki masa purna bakti, dengandemikian kegiatan CCC masih tetap dicintai oleh pegawai DJBCdan kami berusaha untuk terus menjalaninya, karena kegiatan initidak membutuhkan biaya yang mahal namun menghasilkankesehatan jiwa dan jasmani untuk pegawai DJBC,” ujar Siswo.

Dengan meng-ambil start di de-pan halaman HotelTrio Megelang, se-luruh peserta be-rangkat pada pukul7.00 pagi dan me-masuki daerahMungkid pada pu-kul 8.30. Mulai da-erah tersebut, pe-serta mulai banyakyang kehabisan e-nergi karena landai-nya tanjakan yangharus ditempuh.Namun demikianpara peserta tetapbersemangat, apa-lagi perjalan yangdi dilaluinya melaluitaman nasional gu-nung Merapi yangsaat itu terlihatdengan jelas danbegitu cantiknya.

Semakin men-dekati Keteppass,semakin menanjak

rute yang ditempuh, disini seluruh perserta sudah semakin lelahdan terpaksa mereka menuntun sepeda karena curamnya tanjak-an dan tajamnya kelokan yang dilalui. Banyak memang yang ter-paksa beristirahat di tempat sebelum memasuki pos I, namun se-lepas itu seluruh peserta kembali melanjutkan perjalanan hinggapos I di daerah Selo.

Selepas pos I, rute yang ditempuh masih terus menanjak bah-kan tanjakan yang dilalui semakin tinggi, bukan hanya kehabisantenaga, satu persatu peserta banyak yang kram, namun dengankesiapan tim medis mereka akhirnya dapat melanjutkanperjalanan. Sebelum memasuki daerah Boyolali, seluruh pesertakembali beristirahat untuk sholat Zuhur, dan setelah itu melanjut-kan perjalanan.

Setelah istirahat kedua, rute yang ditempuh sudah tidakmenanjak lagi, karena dari daerah tersebut hingga finish dirumah makan soto rumput Boyolali, jalannya menurun.Setelah sampai di finish sambil menikmati makan siang,seluruh peserta tampak begitu gembira, karena mereka tidakmenyangka kalau rute yang dijalaninya begitu berat namunmereka tetap dapat menjelajahinya.

CCCJELAJAHI MAGELANG -

BOYOLALIKendati medan yang dilalui cukup berat,

namun para biker dari DirektoratJenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang

tergabung dalam Customs Cycling Club(CCC) mampu menjelajahi rute Magelang

hingga Boyolali sejauh 64 kilometer.

S

START. Dengan mengambil start di depan halaman Hotel Trio Magelang, seluruh peserta CCC menempuh jarak 64 kilometer hingga ke Boyolali.

PANORAMA MERAPI. Dengan latar belakang gunung Merapi, seluruh pesertamemutuskan untuk beristirahat sejenak karena beratnya medan yang dilalui.

PERISTIWA

adi

FOTO-FOTO WBC/ADI

47WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

INKADOBUKA RANTING BARU DARI

KALANGAN PONDOKPESANTREN DAN ARMED

Sebanyak 21 ranting dari perguruankarate Inkado koordinator Jawa Barat

(korda Jabar) melakukan gasukudan ujian kenaikan Dan, di pondok

pesantren (ponpes) Fajar Dunia DesaMampir Cileungsi Jawa Barat.

Sementara Korda DKI Jaya membukaranting baru yang keseluruhan

karatekanya terdiri dari TNI AD ArtileriMedan (Armed) Bekasi.

Ada satu hal yang cukup istimewa pada acara gasukudan ujian kenaikan Dan pada 18 November 2007 lalu,yang dilakukan oleh 500 karateka dari Inkado kordaJabar. Dengan mengambil tempat di lapangan ponpesFajar Dunia Cileungsi Jabar, acara gasuku juga diba-

rengi dengan peresmian ranting baru dari ponpes Fajar Duniayang mana mengharuskan seluruh santrinya untuk mengikuti la-tihan karate.

Penegasan ini ditekankan oleh pimpinan ponpes Fajar Dunia,Abu Arif saat menyampaikan kata sambutan. Menurutnya,seluruh santrinya diwajibkan untuk mengikuti latihan karate, jikaada yang tidak mau mengikuti maka ponpes akan mengeluarkansantri tersebut.

“Mengapa kami lebih memilih karate ketimbang ilmu beladiri lain, karena dalam karate lebih tertanam kedisiplinan danketegaran mental yang bersifat edukatif, selain itu ponpesFajar Dunia juga mengajarkan tiga bahasa yang wajib dikua-sai oleh santrinya, yaitu Arab, Inggris, dan Jepang,” ujarnya.

Sementara itu menurut Ketua Inkado korda Jabar, AgustinusDjoko Pinandojo yang juga merupakan Kepala Seksi Penindak-an dan Penyidikan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Cukai Tipe A1 Belawan, program gasuku adalah program tahunanyang wajib diadakan oleh perguruan, selain itu pada kegiatan kaliini juga sekaligus meresmikan ranting baru dari ponpes FajarDunia.

“Kami berterima kasih sekali kepada pimpinan ponpes karenatelah mempercayakan program karate sebagai program wajibnya,untuk itu kami juga berharap dapat menciptakan atlet-atlet yangberprestasi dari ponpes ini, dimana saat ini kami sedangmempersiapkan diri untuk kejurnas Inkado di Makassar,” ungkapAgustinus.

Sementara itu di hari yang sama, perguruan karate Amuramendeklarasikan kepengurusan barunya, dimana untuk ketua ha-riannya dipimpin oleh Marisi Zainuddin Sihotang yang merupa-kan Kepala Sub Direktorat Penindakan DJBC. Pada acara terse-but Marisi juga didampingi oleh Ketua Inkado korda DKI Jaya,Maman Anurachman yang juga merupakan Kepala Sub Direkto-rat Intelijen DJBC.

Pada acara pendeklarasian tersebut, Marisi mengatakanakan bekerjasama dengan Inkado untuk berlatih bersama,khususnya bagi para pegawai DJBC yang inginmengikutinya.”Bagi pegawai DJBC yang ingin berlatih karate,kami telah menyediakan tempat di aula lapangan bola BojanaTirta, sehingga kami berharap banyak pengawai yangmengikutinya, karena selain sebagai bekal bela diri, kegiatankarate juga dapat menumbuhkan kedisiplinan di kalangan pe-ngawai,” ungkap Marisi.

RANTING ARMEDSementara itu Inkado korda DKI Jaya pimpinan Maman

Anurachman, pada 2 Desember 2007, mem buka secara resmiranting baru yang keseluruhan karatekanya berasal dari kalanganangkatan bersenjata Armed Bekasi.

“Pada ranting ini seluruh kepengurusannya diserahkankepada Armed, sedangkan Inkado DKI hanya menyiapkanpelatihnya saja. Dengan pembukaan ranting Armed ini,berarti Inkado sudah dipercaya oleh banyak kalangan untukmenciptakan atlet-atlet baru pada cabang olah raga karate,”jelas Maman.

Sama halnya dengan Inkado korda Jabar, korda DKI Jayajuga tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi kejurnasInkado di Makassar. Pada event tersebut, Maman berharap bisamendapatkan medali sebanyak-banyaknya walaupun secara teorisangat sulit untuk dapat menjadi juara umum.

RANTING BARU. Selain mengadakan gasuku, Inkado korda Jabar juga meresmikan ranting baru dari ponpes Fajar Dunia.

adi

WB

C/A

DI

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

antungkan Cita-Citamu Setinggi Bintang DiLangit,” kata Bung Karno, dulu.

Kata Mbah Ronggo, “Nggak apa, walauakhirnya hanya setinggi kawat jemuran.Toh sama saja, akhirnya tergantung juga.

Melambai-lambai, mengikuti arah angin menghembus”.“Pemuda, harapan bangsa. Di tanganmu, terletak (be-

ban) kejayaan bangsamu,” kata para politikus.Kata Mbah Ronggo, “Mari kita bina pemuda, turuti apa

kemauan mereka, sediakan biaya, kerahkan semuasarana dan prasarana untuk meraih cita-cita parapemuda, agar bangsa ini menjadi makmur dan sejahtera”.

Kalau tidak salah, ada buku yang mengatakan bahwa ma-nusia itu termasuk mahluk homo economicus,artinya manusia tidak dapat hidup sendiri, mela-inkan memiliki ketergantungan dengan manusialainnya.

Mungkin untuk beberapa hal, manusia dapatmencukupi kebutuhan sendiri seperti makan, cu-kup dari buah atau biji-bijian yang ditanamnyasendiri, mumpung tanah leluhur masih subur. Mi-num dari air yang mengalir dari mata air yang takkunjung kering, karena hutan masih melebat,dimana ? Pakaian dari bahan kulit pohon warisanleluhur, maksudnya pakaiannya, bukan pohonnya.

Tetapi pada saat sakit, tua tak berdaya, un-tuk menyuapkan makanan dan minum, mautidak mau ia harus dibantu oleh orang lain,apa lagi saat meninggal nanti, ia sangat perlubantuan orang lain untuk menguburkan jena-sahnya, kecuali ia mau berjalan sendiri ke kuburannyaatau dibiarkan bak bangkai hewan liar. Lha wong kucingmati saja ada saja orang yang mau bersusah payahmenguburkannya, kok ini mau saja dibiarkan membusukdi sembarang tempat. Kalah dong, sama kucing !

Kata para sesepuh, nasib manusia itu sudah dari sononya.Jadi gak usah ngoyo, semua sudah ada yang mengatur. Adanasib manusia jadi kuli, gelandangan, eksekutif, priyayi, artis,dan berbagai nasib lainnya. Jadi, biar kamu jungkir balik ber-usaha ingin jadi apapun yang terbaik, tapi bila dari sononyanasibmu digariskan jadi kere, ya tetap saja kamu jadi kere.Sebaliknya, ada pula manusia dengan nasib baik, dari yangsemula kere di kampungnya, jadi eksekutif baru dua tahunsaja sudah bisa hidup mewah, menikmati hidup jadi priyayi.

Dibalik itu semua, tidak seluruhnya benar apa yang di-katakan oleh para sesepuh tadi. Menurut pendapat bebera-pa pakar manajemen jaman sekarang, unsur-unsur yangmempengaruhi keberhasilan seseorang itu berturut-turutadalah kemampuan diri (man), modal (money), kebiasaanatau cara mencapai tujuan (methods), bahan yang digu-nakan (materials), alat bantu (machines), dan peluang akhir(markets). Namun yang paling menentukan adalah hokiatau keberuntungan atau lucky (teori pemasaran: 6M + L).

Kalau diterjemahkan, akan jadi cerita seperti berikut ini :Misal bila sampeyan sebagai orang tua bercita-cita bahwa

anak sampeyan, setelah dewasa nanti akan menjadi seorangpemimpin, entah pimpinan instansi pemerintah, badan usaha,Astra Grup, atau hanya sekedar sebagai ketua RT, maka sam-peyan sendiri harus terlebih dahulu melakukan berbagai ana-lisa atau penilaian secara objektif terhadap unsur 6M +L sebe-lum membuat keputusan yang terbaik bagi anak sampeyan.

Bila sebagai orang tua, sampeyan tidak dapat atau sang-gup melakukan analisa atau penilaian secara objektif, hanyakarena rasa kecintaan yang berlebihan terhadap anak kesa-yangan yang setiap hari sampeyan nina bobokkan, sayang-sayang dengan limpahan harta kekayaan sampeyan selamaini, maka janganlah sampeyan mengklaim diri sebagai orangtua yang baik, yang dapat memberikan keputusan yang tepatbagi masa depan anaknya, apa lagi untuk keharmonisankeluarga sampeyan.

Lebih baik bila sampeyan menyerahkan sang anak kesa-yangan kepada orang lain, untuk dijadikan anak asuh. Terse-rah yang diserahin anak itu, mau diasuh jadi pejabat ataupenjahat, sama saja !! Toh sudah bukan anak sampeyan lagi.

Sebaliknya, apabila sampeyan yakin mampu secara objektifmelakukan analisa dan penilaian, maka langkah pertama yangharus dilakukan adalah melakukan analisa atau penilaianterhadap anak sampeyan. Apakah anak itu memiliki kemampuanuntuk menyerap segala ilmu yang diperlukan untuk menjadiseorang pemimpin masa depan, tidak hanya ilmu yang diberikandi sekolah formal seperti di SD, sampai dengan Strata 1, jika perlusampai dengan Strata 3, tetapi juga ilmu pengetahuan yangdiperoleh dari hasil pergaulan sehari-hari.

Anak pinter tapi kuper atau keblinger dapat dipastikan ti-dak akan membaur apalagi bersinergi dengan rekan sekerja-

nya. Bahkan bisa jadi dengan para bawahan iaakan memposisikan diri sebagai bendoro yangharus dihormati dan dipatuhi perkataannya.Sabdo pandito ratu. Setali tiga uang, alias persiskayak sampeyan.

Jika sampeyan yakin bahwa anak sampeyanmemiliki kemampuan menyerap segala ilmu tadi,bergaul, menyelami segala kebutuhan dan keingin-an masyarakat dan keluarganya, dan para bawah-annya kalau nanti menjadi pemimpin, makasampeyan melanjutkan analisa terhadap objekberikutnya, yaitu likuiditas keuangan keluarga.

Berapa kira-kira dana yang diperlukan untukbiaya pendidikan, biaya kost, biaya anakkeluyuran dalam rangka perluasan pergaulannya,biaya untuk mendirikan bisnis keluarga, biayamenyogok para oknum agar anak dapat diterima

di suatu perusahaan atau instansi pemerintah, naik jabatanjadi pemimpin. Adakah harta kekayaan yang sewaktu-waktudapat dicairkan untuk biaya itu semua ? Atau adakah tempatberutang, bila kepepet? Analisa dengan seksama danakurat, jangan asal menggampangkan !!

“Ah, gampang !! Itu urusan nanti....”. Nggak bisa bayarkost, bisa mbambung anak sampeyan !!

“Ah gampang, Gusti Allah ora sare.....”. Enak saja, riya´tahu !! Lha wong sampeyan yang enak-enak bikin anak, kokGusti Allah yang disuruh tanggung jawab ngempanin anaksampeyan. Tanggung jawabmu itu lho, mana ........?

Nah, kalau soal biaya sampeyan sebagai orang tua dapatmenyediakannya, atau setidak-tidaknya dapat solusinya, makaobjek berikutnya adalah kebiasaan atau cara sampeyanmenggapai cita-cita, khususnya untuk mewujudkan keingin-an menjadikan sang anak sebagai pemimpin masa depan.

Bila selama ini sampeyan hidup serampangan, mainperintah semau dewek, jorok lagi, maka saat anak sudahmulai bisa berfikir sendiri, maka pada saat itulah sampeyanharus mengubah sikap atau kebiasaan yang jelek itu.

Witing tresno jalaran kulino, tumbuhnya cinta itu karenabiasa. Yah, kalau cintanya para remaja, itu tumbuh karenabiasa ketemu, saling curhat. Lha kalau sampeyan setiap hari-

O P I N I

GAK ADALOE, ...

MANA MUNGKIN GUA IKUTAN JADI BOSS ?!

Oleh :Fauzan

KALAUTERNYATA ANAK

SAMPEYANTIDAK JADI

PEMIMPIN, ITUARTINYA BELUM

BERUNTUNG,BELUM LUCKY

“G

49WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

nya memperlihatkan sikap jorok di depan anak, maka sanganak akan menjadi biasa dan akrab dengan segala kejorokansampeyan, dan akhirnya lama-lama beranggapan bahwadunia ini memang penuh kejorokan, semua manusia harusjorok, dan anak itu pun merasa harus bisa menjadi pemimpinjorok, yang dapat bebas berbuat semaunya.

Perlihatkanlah pada anak segala kebiasaan yang baik,bersih, rapi, rajin, sopan dan santun. Setidak-tidaknyaberpura-puralah di depan anak, biar sang anak beranggapanbahwa dunia ini indah, yang keindahannya perlu dinikmati,disayang, dilestarikan, serta dijaga sepenuh hati, bak miliksendiri. Sekali lagi, maksudnya keindahannya itu lho, bukanfisiknya. Jangan sampai rakus gitu dong !!

Beri nasihat pengertian, dan contoh yang baik bagi anaksampeyan sejak kecil, agar setelah dewasa jangan sampaikeliru mengartikan, sehingga isteri tetangga yang indahdipandang terus mau dimiliki dan dinikmati secara fisik. Barumelototi secara sengaja apalagi secara terus menerus sajasudah dianggap berzina batin, apa lagi yang tadi, bisa babakbelur anak sampeyan dihajar para tetangga. Nggak jadipemimpin yang masyhur, malah jadi ahli kubur...

Setelah sampeyan dapat mengubah kebiasaan yang jelekdan jorok menjadi yang baik-baik bahkan kalau perlu yangterbaik menurut tuntutan masyarakat, maka selanjutnya sam-peyan tentukan, cara apa yang terbaik untuk menggemblenganak sampeyan agar siap jadi pemimpin. Mau disekolahkandi mana anak sampeyan ?

Kalau anak sampeyan mau dijadikan pemimpin spiritualalias jadi kyai, pondok atau kampung, ya pendidikannya dipesantren. Setidaknya selama 14 tahun, kalau perlu sampai25 tahun, agar biar hapal dan memahami Al Quran berikutmakna dan maksud atau tafsirnya, serta hapal segala macamcontoh tindakan dan ucapan Rasulullah agarbila jadi kyai nantinya tidak akan menyesatkanpara santrinya atau membuat aliran sesat.

Kalau ingin anak sampeyan jadi pemim-pin bisnis keluarga, maka kalau bisnisnya dibidang keuangan, maka sekolahkan anaksampeyan di bidang keuangan, seperti akun-tansi atau ekonomi. Tambahi dengan bekalilmu perpajakan dan hukum. Biar kalau jadipebisnis handal nantinya, anak sampeyanngerti juga kewajibannya untuk membayarpajak dan mematuhi peraturan yang berlakudi bidang bisnis keuangan, etika bisnis.Jangan malah jadi pebisnis curang, yangtahunya cari untung dengan cara main sogokuntuk mendapatkan order atau nilep pajak.

Kapan bangsa ini menjadi makmur dansejahtera, kalau anak sampeyan yang pemimpin itu tidak ngertiaturan hukum dan tidak mau bayar ikut pajak juga ? Kan pajak itukatanya digunakan untuk biaya menyejahterakan rakyat ?

SANDANG, PANGAN, DAN PAPANObjek analisa berikutnya adalah bahan yang digunakan

untuk mencapai keberhasilan cita-cita sampeyan, sepertisandang, pangan, dan papan untuk anak sampeyan. Agaranak dapat tenang belajar dan menghayati tujuannya untukmenjadi pemimpin masa depan, maka persiapkan dansediakanlah segala keperluannya sejak awal. Carikanpakaian yang layak untuk sekolah, jangan baju lusuh, manabau dan jarang dicuci lagi yang disuruh pakai. Bisa bubarkelas anak sampeyan, nggak tahan baunya.

Sediakan makanan yang layak, bergizi, dan halal untukanak sampeyan, agar badannya sehat, sehingga otaknyadapat berpikir lebih jernih, dapat menyerap segala ilmudengan lebih mudah, terutama agar dapat membedakanmana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh danmana yang dilarang.

Kalau sampeyan sembarangan menyediakan makanan untukanak sampeyan, dapat dijamin anak sampeyan akan lulus de-ngan nilai pas-pasan, dan jadi pengangguran. Bagaimana tidak ?

Mana ada yang mau menerima calon pemimpin dengan otak pas-pasan, badan kurus kering persis pecandu narkoba ?

Carikan tempat kost di lingkungan yang baik bagi anaksampeyan, jangan dikostkan dekat lokalisasi, apalagi didalamnya. Bisa jadi anak sampeyan nggak nyampai di seko-lahnya, di kamar kostnya juga tidak ada. Ujung-ujungnyaasyik kelonan dengan gendakannya.

Nah, kalau sampeyan dapat menyediakan sandang,pangan, dan papan yang baik atau terbaik, mudah-mudahananak sampeyan nanti jadi orang yang pintar dan berfisiksehat. Men sana in corpore sano.

Bahan itu juga perlu dilengkapi dengan alat bantu bagikesuksesan anak sampeyan menyelesaikan pendidikannya,seperti buku-buku dan peralatan laboratorium, komputer,atau alat praktek lainnya, biar anak sampeyan tidak hanyangerti teori doang, hanya bisa berandai-andai, tapi tidak tahucara memprakteknnya.

Kalau perlu, belikan pula anak sampeyan peralatan musik,khususnya peralatan band atau rebana. Dan suruh anak sampe-yan aktif latihan band atau rebana bersama teman-temannya.Biar sejak awal anak sampeyan terbiasa bekerja sama secarasinergi bersama teman sesama pemain band atau rebana,bagaimana memainkan musik bersama-sama atau menciptakanlagu yang merdu dan enak dinikmati oleh penonton.

Jangan dibelikan peralatan musik untuk dimainkan sendirian,seperti keyboard, kalau anak sampeyan tidak ingin dijadikansebagai pengiring orang belajar nyanyi, atau rebana apa gitar,kalau tidak ingin anak sampeyan akan ngelantur jadi pengamen.Katanya mau jadi pemimpin, ya belajar sinergi gitu lho ...

Juga alat transportasi untuk mondar-mandir alias mobilitasanak mengejar pengetahuan. Jangan anak disuruh jalan kakiatau setiap saat naik angkot, sementara uang saku pas-

pasan. Bisa jual kolor anak sampeyan nanti !!Dan objek terakhir yang perlu sampeyan

analisa, seandainya anak sampeyan dapatmenuntaskan pendidikannya secara cumlaude, adakah peluang bagi anak sampeyanuntuk jadi pemimpin ?

Persiapkan peluang itu di luar, jangan diada-adakan sendiri. Mentang-mentang sampeyankaya dan berkuasa, kok lantas sampeyan cipta-kan sendiri peluang untuk anak sampeyan seba-gai pemimpin. Iya kalau anak sampeyan cumasatu, bagaimana kalau anak sampeyan berjibunseperti anak kelinci ? Kalau sampeyan nekatbikin peluang di bisnis keluarga, merombakstruktur bisnis keluarga dengan banyak struktur,dimana di setiap struktur masing-masing anaksampeyan angkat jadi pimpinan dengan tingkat

kewenangan yang sama, lalu siapa di antara anak sampeyanyang diakui sebagai pimpinan bisnis keluarga ?

Bukan sinergi yang timbul, bahkan bisa jadi anak-anak sampe-yan akan saling berantem, berebut kekuasaan. Atau memang inimaunya sampeyan, sehingga saat sampeyan mati nanti, di alamkubur sana, sampeyan dapat berbangga diri kepada para ahlikubur tetangga sampeyan: “Lihat tuh, anak-anak sekarang. Wak-tu aku masih hidup, bisnis keluarga sangat bagus, tapi sekarang? Hancur-hancuran.... Ah, ternyata aku masih lebih baik dari me-reka.....”. Dan kalau anak-anak sampeyan mendengar omongansampeyan itu, pasti mereka akan menjawab: “Iya...... Tapi, kalogak ada loe..., mana mungkin gua ikutan jadi boss ...?”

Setelah analisa dan penilaian terhadap objek 6M sudahsampeyan lakukan dengan sebaik-baiknya, maka selanjutnyasampeyan tunggu saja. Toh sampeyan sudah berusaha se-kuat tenaga kok, secara ikhlas, secara baik dan benar. Kalauternyata anak sampeyan tidak jadi pemimpin, itu artinyabelum beruntung, belum lucky.

Kata pak ustadz, itu yang dinamakan takdir. Percaya saja,jangan diingkari. Sampeyan bisa dikatakan nggak beriman !!

(Bagimu negri, jiwa raga kami...)Penulis adalah Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai

Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat

ANAK PINTER TAPIKUPER ATAU

KEBLINGER DAPATDIPASTIKAN TIDAKAKAN MEMBAUR

APALAGI BERSINERGIDENGAN REKAN

SEKERJANYA

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

alam era globalisasi perdagangan dunia seka-rang ini, persaingan untuk mendapatkan pasarbagi produk industri bukan minyak dan gasbumi sedemikian ketatnya. Oleh karena itu da-ya saing produk ekspor Indonesia perlu diting-

katkan antara lain dengan jalan efisiensi proses produksi,peningkatan mutu barang, memperlancar arus keluarmasuknya barang ke dan dari Indonesia serta tersedianyasarana promosi dalam mendukung pemasarannya.Peningkatan mutu barang dan efisiensi proses produksitersebut dapat lebih dipacu apabila persediaan bahan bakubagi kebutuhan industri dalam negeri tersedia tepat waktudan produk yang dihasilkan belum dibebani dengankewajiban-kewajiban kepabeanan, cukai, dan perpajakan.Dengan adanya pemberian fasilitas tersebut, para investorakan lebih terangsang untuk melakukan kegiatan bisnisnyasecara terpadu dan dapat lebih bersaing di pasaraninternasional atas produk industri yang mereka hasilkan.”

Paragraf di atas merupakan kutipan dari pen-jelasan umum Peraturan Pemerintah nomor 33tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat(TPB). Dari kalimat-kalimat itu tampak jelas bah-wa TPB dicipta dengan salah satu tujuan untukmeningkatkan daya saing produk ekspor Indo-nesia di pasar internasional.

Barang atau bahan impor yang dimasukkanke TPB diberikan fasilitas penangguhan beamasuk, pembebasan cukai, tidak dipungut Pa-jak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualanatas Barang Mewah (PPn BM) dan PajakPenghasilan (PPh) Pasal 22. Atas penyerahanBarang Kena Pajak dalam negeri ke Tempat Pe-nimbunan Berikat diberikan fasilitas berupa tidakdipungut PPN, dan PPn BM. Atas pemasukanBarang Kena Cukai yang berasal dari dalam Da-erah Pabean Indonesia lainnya (DPIL) dibebas-kan dari pengenaan cukai. Bila dikaji mendalam,inilah fasilitas perpajakan dengan grade tertinggi. Segala ke-wajiban pembayaran pajak ditiadakan, setidaknya untuksementara yaitu selama barang berada di TPB.

Salah satu bentuk dari TPB adalah Kawasan Berikat (KB)yaitu suatu bangunan, tempat, atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha in-dustri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancang bangun,perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemeriksaanakhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal imporatau barang dan bahan dari dalam Daerah Pabean Indonesialainnya (DPIL), yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor.

Pada dasarnya pajak dikenakan atas barang yang di-konsumsi di dalam negeri. Barang yang diproduksi diIndonesia dan kemudian diekspor, tidak dikenakan pajakkarena tidak akan dikon-sumsi di daerah pabean.Berdasarkan prinsip itu maka importasi bahan dan barang

ke KB diberikan fasilitas tidak harus membayar pungutanperpajakannya.

Dengan begitu ketika barang hasil olahannya diekspor, tidakperlu dilakukan restitusi atau pengembalian atas pajak-ajak yangtelah dibayar. Pemberian fasilitas itu ternyata tidak terbatas padabahan yang diolah dan kemudian diekspor kembali. Fasilitas itumeliputi pula untuk importasi barang modal bahkan bisa meliputiimpor barang modal atau peralatan untuk pembangunan/konstruksi/perluasan KB dan peralatan perkantoran yang semata-mata dipakai oleh pengusaha KB.

PENJUALAN KE DPILSelain tujuan utama penjualan untuk ekspor, Kawasaan

Berikat diberi kesempatan pula untuk melakukan penjualan hasilproduksinya ke dalam DPIL. Atas pengeluaran barang yang telahdiolah oleh Pengusaha di Kawasan Berikat (PDKB) ke DPILdikenakan BM, Cukai, PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Imporsepanjang terhadap pengeluaran tersebut tidak ditujukan kepadapihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhanBM, cukai, dan pajak dalam rangka impor.

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan nomor 291 /KMK.05/1997, dasar perhitungan pungutan negara adalah:BM berdasarkan tarif bahan baku dengan pembebanan yangberlaku pada saat impor untuk dipakai dan nilai pabean yangterjadi pada saat barang dimasukkan ke KB, Cukaiberdasarkan ketentuan perundang-undangan cukai yangberlaku, pajak dalam rangka impor (PPN, PPnBM, dan PPhPasal 22) berdasarkan harga penyerahan.

Keputusan Meneteri Keuangan dimaksud mengatur bah-wa pengeluaran barang yang telah diolah oleh PDKB dengantujuan ke DPIL, dapat dilakukan dengan menggunakan Pem-beritahuan Impor Barang sesuai tatalaksana kepabeanan dibidang impor setelah ada realisasi ekspor dan/atau pengelu-aran ke PDKB lainnya, dalam jumlah sebanyak-banyaknya25% (dua puluh lima persen) dari nilai realisasi ekspor dan/atau pengeluaran ke PDKB lainnya. Perhitungan 25% dimak-

sud didasarkan pada PEB dan/atau dokumenpengeluaran ke KB lain (Formulir BC.2.3) dalamjangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun sejaktanggal pendaftaran PEB/PEBT dan/atauFormulir BC.2.3 tersebut.

Ketentuan persentase itu diubah denganKeputusan Menteri Keuangan nomor 547 /KMK.01/1997. Pengeluaran barang yang telahdiolah oleh PDKB dengan tujuan ke DPIL, dapatdilakukan setelah ada realisasi ekspor dan/ataupengeluaran ke PDKB lainnya dalam jumlah :a. untuk komponen, yaitu barang atau bahan

yang akan dirangkai dan/atau digabungkandengan barang atau bahan lain dalamperakitan atau pembuatan suatu barang yanglebih tinggi derajatnya yang sifat hakikinyaberbeda dari produksi semula, sebanyak-banyaknya berjumlah 50% (lima puluhpersen) dari nilai realisasi ekspor dan/ataupengeluaran ke PDKB lainnya; dan

b. untuk barang lainnya, sebanyak-banyaknya berjumlah25% (dua puluh lima persen) dari nilai realisasi ekspordan/atau pengeluaran ke PDKB lainnya;

Tahun 1999, Menteri Keuangan kembali mengubahbesaran persentase penjualan ke DPIL dengan Keputusannomor 349/KMK.01/1999. Pengeluaran ke DPIL untukperusahaan-perusahaan yang menggunakan fasilitasBapeksa Keuangan (KITE) diperlakukan sama denganpengeluaran untuk ekspor. Pengeluaran ke DPIL dapatdilakukan setelah realisasi ekspor dan/atau pengeluaran kePDKB lainnya dalam jumlah:a. untuk barang yang tidak memerlukan proses lebih lanjut, da-

pat berfungsi sendiri tanpa bantuan barang lainnya dan digu-nakan oleh konsumen akhir sebanyak-banyaknya 50% darinilai realisasi ekspor dan/atau pengeluaran ke PDKB lainnya;

K O L O MOleh :Budi Nugroho

TPB DICIPTADENGAN SALAHSATU TUJUAN

UNTUKMENINGKATKAN

DAYA SAINGPRODUK EKSPOR

INDONESIA DIPASAR

INTERNASIONAL

PENJUALANKE DPIL

DARI KAWASAN BERIKAT

“D

51WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

b. barang selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a se-besar 100% dari nilai realisasi ekspor dan/atau pengeluar-an ke PDKB lainnya.

Perhitungan persentase didasarkan pada PEB dan atau doku-men pengeluaran ke KB lain (formulir BC.2.3) dalam jangka wak-tu tidak lebih dari 1 (satu) tahun sejak tanggal pendaftaran PEBdan atau formulir BC.2.3 tersebut.

KEP 101/PMK.04/2005Menteri Keuangan dengan Keputusan nomor Kep 101/

PMK.04/2005 mengubah secara drastis besaran persentase pen-jualan ke DPIL. Pengeluaran barang yang telah diolah oleh PDKBdengan tujuan DPIL, dapat dilakukan sesuai tatalaksanakepabeanan di bidang impor dengan ketentuan sebagai berikut :1. Pengeluaran barang ke DPIL diberikan dalam jumlah :

a. sebanyak-banyaknya 50% dari jumlah nilai hasil pro-duksi tahun berjalan, untuk barang yang tidak memer-lukan proses lebih lanjut dan dapat berfungsi sendiritanpa bantuan barang lainnya serta digunakan olehkonsumen akhir;

b. sebanyak-banyaknya 60% dari jumlah nilai hasil pro-duksi tahun berjalan, untuk barang selain sebagaima-na dimaksud dalam huruf poin 1.a.;

2. Pengeluaran barang ke DPIL sebanyak-banyaknya75% dari jumlah nilai hasil produksi tahun berjalan,diberikan khusus kepada PDKB yang hasilproduksinya digunakan untuk mensuplaiperusahaan pertambangan, minyak dangas, serta PDKB yang bergerak di bidangindustri perminyakan dan gas, perkapalandi dalam negeri dan industri oleochemical.

Keputusan itu membawa perubahan drastisdi Kawasan Berikat. Setidaknya ada dua halyang menjadikan aturan pada keputusan ini ber-beda dari keputusan-keputusan sebelumnya.Pertama, penjualan ke DPIL tidak harus didahu-lui dengan realisasi ekspor. Pada peraturansebelumnya, penjualan ke DPIL dapat dilakukanhanya setelah ada realisasi ekspor.

Kedua, perhitungan prsentase untuk penjual-an ke DPIL dilakukan berdasarkan pembanding-an dengan jumlah nilai hasil produksi tahun ber-jalan. Pada peraturan sebelumnya, perbanding-an itu didasarkan pada nilai realisasi ekspor.

Keputusan nomor 291/KMK.05/1997 meng-atur bahwa penjualan ke DPIL sebanyak-banyaknya 25%(dua puluh lima persen) dari nilai realisasi ekspor. Bilarealisasi ekspor Rp 100,00 maka diperkenankan menjualke DPIL Rp 25,00. Dengan contoh ini maka total produksiada- lah Rp 125,00. Dengan demikian penjualan ke DPILdibanding total produksi adalah 25/125 yaitu samadengan 20%.

Keputusan Menteri Keuangan nomor 547 /KMK.01/1997,pengeluaran barang ke DPIL dapat dilakukan dalam jumlah :a. untuk komponen, sebanyak-banyaknya berjumlah 50%

(lima puluh persen) dari nilai realisasi ekspor; denganperhitungan seperti paragraf di atas sama dengan 33,33%dari nilai produksi.

b. untuk barang lainnya, sebanyak-banyaknya berjumlah25% (dua puluh lima persen) dari nilai realisasi eksporatau sama dengan 20% dari total produksi.

Keputusan nomor 349/KMK.01/1999, pengeluaran keDPIL dapat dilakukan dalam jumlah :a. untuk barang yang tidak memerlukan proses lebih lanjut,

sebanyak-banyaknya 50% dari nilai realisasi ekspor atausama dengan 33,33 % dari total produksi

b. barang selain sebagaimana dimaksud dalam huruf asebesar 100% dari nilai realisasi ekspor atau samadengan 50% dari total produksi.

PERLU DIKAJI KEMBALIDari penjelasan di atas, sangat terlihat bahwa fasilitas di

Kawasan Berikat semakin ditingkatkan. Persentase penjualanke DPIL semakin dilonggarkan bahkan paling tinggi mencapai75% dari total nilai produksi. Bila dikaji labih dalam lagi, nam-paknya pemberian fasilitas ini telah keluar dari definisiKawasan Berikat yang sebenarnya. Peraturan Pemerintahnomor 33 tahun 1996 menyatakan bahwa Kawasan Berikatadalah suatu bangunan, tempat atau kawasan …. yang ha-silnya terutama untuk tujuan ekspor. Pemberian ijin menjualke DPIL mencapai 50% atau lebih dibanding total produksi,telah tidak lagi sesuai dengan definisi “terutama untuk tujuanekspor”.

Barangkali penjelasan umum Peraturan Pemerintah nomor33 tahun 1996 tentang Tempat Penimbunan Berikat (TPB)perlu ditelaah kembali. Persentase ijin penjualan ke DPIL perludikaji lagi mengingat tujuan pembentukan Kawasan Berikat

adalah untuk meningkatkan daya saing produkekspor Indonesia di pasaran internasional.

Peningkatan persentase penjualan keDPIL, juga membawa akibat yang dirasa tidakadil oleh pelaku usaha yang tidak berstatusKB. Walaupun penjualan ke DPIL wajibmembayar Bea Masuk dan Pajak DalamRangka Impor, namun pembayaran itu tidakmemperhitungkan pemberian fasilitas padaimportasi barang modal dan peralatan.Mesin-mesin produksi di KB diimpor denganfasilitas free pungutan negara. Pengusahanon KB tentu menjual hasil produksinyadengan memperhitungkan cost berupa pajak-pajak atas barang modal dan peralatannya.

Dengan perhitungan itu pengusaha non KBbisa dipastikan akan menjual dengan hargayang lebih tinggi dan akhirnya kalah bersaing.Pengusaha non KB itu tentu saja meliputi parapengusaha yang sepenuhnya berorientasi lokal/

domestik baik dalam hal permodalan maupun pemasaran.Pembandingan itu akan makin terasa bila memperhitung-

kan berbagai kemudahan yang dinikmati pengusaha KB, ter-masuk dalam prosedur pemasukan dan pengeluaran barang.Penjualan dari KB ke DPIL bisa diartikan sebagai penundaanpembayaran pajak tanpa memperhitungkan bunga dan tidakada kewajiban mempertaruhkan jaminan. Masalah akan lebihkomplek bila dikaitkan dengan kemudahan pemberian ijinpengerjaan sub kontrak dari DPIL ke KB.

Semoga perubahan Peraturan Pemerintah mengenai TempatPenimbunaan Berikat yang sedang dalam pembahasanmengikuti amandemen Undang-undang Kepabeanan, bisamengakomodir pendapat-pendapat di atas sehingga pemberikanfasilitas bisa lebih efektif dan tepat sasaran.

Penulis adalah Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan III YogyakartaBadan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Depkeu (BPPK)

PERBANDINGAN PENJUALAN KB BERDASARKAN NILAI HASIL PRODUKSI291 /KMK.05/1997 547 /KMK.01/1997 349/KMK.01/1999 101/PMK.04/2005

% DPIL 20 33,33 atau 20 33,33 atau 50 50 atau 60 atau 75

% Ekspor 80 66,67 atau 80 66,67 atau 50 50 atau 40 atau 25

Produksi 100 100 100 100

PENINGKATANPERSENTASE

PENJUALAN KEDPIL, JUGA

MEMBAWA AKIBATYANG DIRASA

TIDAK ADIL OLEHPELAKU USAHA

YANG TIDAKBERSTATUS KB

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

alam kesempatan ini kami ingin sekedar berbagipengalaman dengan pembaca Warta Bea Cukaitentang salah satu pertemuan yang berlangsungdalam kerangka kerja World Customs Organiza-tion (WCO), yaitu pertemuan Komisi Teknis Har-

monized System (HS). Pertemuan ini menjadi pentingkarena berkaitan langsung dengan kepentingan masing-masing negara anggota, baik yang telah maju, sedangberkembang ataupun yang kurang berkembang.

Uraian yang singkat ini diharapkan dapat memberikansedikit gambaran tentang bagaimana sebenarnya kegiat-an pertemuan itu sendiri berlangsung; keterkaitan antarakeputusan dalam pertemuan ini dengan kepentingannegara dalam perdagangan internasional; dan bagaimanasikap kita yang seharusnya sebagai negara anggotaWCO.

KEPUTUSAN KLASIFIKASIDalam pertemuan komisi HS, keputusan klasifikasi

atas suatu jenis barang ditentukan berdasarkan konsen-sus. Apabila konsensus tidak dapat dicapai biasanyadilakukan voting. Keputusan komisi diambil berdasarkansuara terbanyak dari hasil voting dan keputusan ini untuksementara berlaku, sampai diputuskan lain padapertemuan berikutnya apabila komisi HS memutuskanakan membahasnya lagi (diagendakan).

Keputusan untuk membahas kembali tersebut biasa-nya karena masih ada negara anggota yg reservasi, ataubisa juga diputuskan untuk dibahas lebih dulu dalampertemuan sub-komisi review atau sub-komisi ilmupengetahuan (tergantung isu yang akan dibahas), karenamasih diperlukan informasi tambahan. Setelah diperolehinformasi yang lengkap, baru dibahas kembali padapertemuan komisi HS berikutnya.

Akan tetapi, kalau komisi HS sepakat bahwa karenatelah beberapa kali diagendakan dan telah ada rekomen-

dasi dari sub-komisi, keputusannya tetap sama, ada ke-mungkinan komisi HS memutuskan untuk tidak membahas-nya lagi. Keputusan untuk tidak membahasnya lagi jugaditetapkan berdasarkan konsensus atau voting, sehinggakeputusan klasifikasi ditetapkan pada pertemuan sesi itujuga dan tidak diagendakan untuk dibahas lagi padapertemuan komisi HS berikutnya.

Jadi dalam pertemuan komisi HS ini apapun bisa terja-di sepanjang disepakati oleh negara anggota dandimasukkan dalam agenda untuk dibahas. Apakah akanmenetapkan klasifikasi atas produk tertentu yang masihdiragukan, atau ada permintaan dari negara anggota yangmempunyai kepentingan terhadap keputusan klasifikasijenis barang tertentu berkaitan dengan kebijakan perda-gangan negaranya, atau karena ada produk baru yangmenurut satu atau beberapa negara anggota mempunyaikriteria khusus yang belum tercakup dalam heading atausub-heading dalam HS.

Pengalokasian klasifikasi baru ini bisa hanya menam-bah heading atau sub-heading dan menambah Kompen-dium Pendapat Klasifikasi tanpa menambah atau mengu-bah Catatan Bagian dan Catatan Bab atau mengubahCatatan Penjelasan; atau bisa juga memerlukan perubah-an Catatan Bagian atau perubahan Catatan Bab; dan se-bagai konsekuensinya juga memerlukan perubahanCatatan Penjelasan dan perubahan Kompendium Penda-pat Klasifikasi.

KLASIFIKASI YANG BERKOMPETISIKlasifikasi yg sulit diputuskan oleh komisi HS dan me-

nimbulkan perdebatan yang panjang, biasanya adalahkarena berdasarkan ketentuan untuk menginterpretasidan Catatan Penjelasannya, suatu barang dapat diklasifi-kasikan dalam beberapa heading atau sub-heading yangberbeda dalam satu bab atau dalam bab yang berbeda,tergantung pada argumentasi yang diajukan oleh masing-masing perwakilan negara anggota dengan merujuk padapendapat ahli atau informasi ilmiah yang ada untuk men-dukung argumentasinya.

Kemungkinan klasifikasi yang berbeda-beda atas sua-tu jenis barang ini merupakan atau disebut sebagai klasi-

PERTEMUANKOMISI TEKNIS HS

WCODalam pertemuan komisi HS, keputusan

klasifikasi atas suatu jenis barangditentukan berdasarkan konsensus.

Apabila konsensus tidak dapat dicapaibiasanya dilakukan voting.

D

KEPABEANAN INTERNASIONAL

SIDANG WCO. Maryanto Danuraharjo (kiri) sebagai atase Bea dan Cukaimewakili Indonesia dalam sidang WCO di Brussel, Belgia.

FOTO : ISTIMEWA

53WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

fikasi yang berkompetisi. Terhadap klasifikasi yang ber-kompetisi ini masing-masing perwakilan negara anggotamemfokuskan argumentasinya untuk menguatkankeputusan klasifikasi yang akan ditetapkan oleh komisiHS sesuai dengan kepentingan negaranya terhadap kepu-tusan klasifikasi itu.

KEPENTINGAN TERHADAP KEPUTUSAN KLASIFIKASIKepentingan terhadap keputusan klasifikasi ini berbe-

da-beda antara satu negara dengan negara lainnya ter-gantung pada jenis barang apa saja yang pada umumnyaia ekspor atau impor; kebijakan perdagangannya, yangdiaplikasikan dalam bentuk kebijakan tarif; negara manasaja yang menjadi partner dagangnya dan bagaimana ke-bijakan perdagangan negara partner dagangnya itu, yangjuga diaplikasikan dalam bentuk kebijakan tarif.

Apabila jenis barang itu bukan merupakan jenisbarang yang pada umumnya ia ekspor atau impor, makanegara itu dapat dikatakan tidak mempunyai kepentingankhusus terhadap keputusan klasifikasi yang akanditetapkan oleh komisi HS, karena apapun keputusannyamempunyai konsekuensi yang tidak berbeda.

Dalam hal barang tersebut adalah barang yang padaumumnya ia ekspor atau impor ke atau dari negara lain,akan berbeda masalahnya. Kalau barang itu merupakanbarang yang ia ekspor ke negara lain, ia akan melihatapakah tarif impor negara partner dagangnya menjadi le-bih tinggi atau lebih rendah setelah keputusan klasifikasiditetapkan atau termasuk yang terkena ketentuan impor,ketentuan standar atau kuota atau tidak.

Atau sebaliknya, kalau barang itu merupakan barangyang ia impor dari negara lain, ia akan melihat apakah ta-rif impor negaranya sendiri menjadi lebih rendah ataulebih tinggi atau masih bisa dikenakan bea masuk barangmewah atau tidak setelah keputusan klasifikasi ituditetapkan. Untuk dapat mengetahuinya, harus diketahuijenis barang yang diekspor dan diimpor; kebijakan tarifnegaranya sendiri (yang dituangkan dalam besaran tarifdi dalam buku tarif bea masuk), dan kebijakan tarif nega-ra partner dagang (yang juga dituangkan dalam besarantarif di dalam buku tarif bea masuk) negara tersebut.

Sekedar contoh: grape”water’’ berdasarkan uraian ba-rangnya dapat diklasifikasikan ke dalam bab minumandan dapat juga diklasifikan ke dalam bab obat-obatan,dengan masing-masing argumentasinya. Bagi negarapengekspor akan lebih menguntungkan apabila barangtersebut diklasifikasikan dalam bab minuman karena akanterhindar dari ketentuan impor bahan obat-obatan yangbiasanya cenderung lebih ketat terutama di negara maju.

Contoh lainnya, misalnya: “outdoor unit split air condi-tioner’’ bagi negara pengimpor akan lebih menguntungkanjika diklasifikasikan dalam heading air conditioner agartetap dapat dikenakan bea masuk barang mewah bukandalam heading yang lain.

MENENTUKAN POSISISekalipun negara tidak mempunyai kepentingan khusus

terhadap keputusan klasifikasi yang akan ditetapkan olehkomisi HS karena jenis barang yang akan ditetapkan kla-sifikasinya bukan termasuk barang yang pada umumnyaia ekspor atau impor, perwakilannya di komisi HS harusdapat menentukan posisi dalam proses negosiasi agarargumentasinya bisa fokus pada apa yang menjadikepentingan negaranya, atau kalau dilakukan voting bisamenentukan pilihan yang sesuai dengan kepentingan itu.

Posisi ini biasanya ditentukan oleh pemerintah berda-sarkan analisa seperti tersebut diatas atau berdasarkankeputusan dalam mekanisme memberi dan menerima du-kungan sesuai permintaan dukungan yang diterima ataudisalurkan melalui nota diplomatik atau langsung antaradministrasi pabean. Untuk membela kepentingan negara-nya, seringkali perwakilan negara anggota mengajukan

reservasi atas keputusan komisi HS dan meminta agarisu yang sama tetap diagendakan untuk dibahas kembalipada pertemuan berikutnya, walaupun berdasarkan hasilvoting selalu kalah telak. Itu semua dilakukan semata-ma-ta karena komitmennya terhadap kepentingan tersebut.

KESIMPULANPembahasan dan negosiasi dalam pertemuan komisi

HS pada dasarnya tidak terlepas dari masalahkepentingan negara dalam perdagangan internasionalmasing-masing anggota, dan kepentingan ini mencakupsemua negara, baik negara yang telah maju, sedangberkembang atau kurang berkembang, sepanjang barangyang akan diklasifikasikan merupakan barang yang padaumumnya diekspor atau diimpor oleh negara tersebut.

Untuk mengetahui dimana kepentingan kita, perludilakukan analisa seperti diuraikan di atas. Dalam zamanteknologi informasi sekarang ini, data yang diperlukanberkaitan dengan jenis barang yang pada umumnyadiekspor atau diimpor dan besaran tarif bea masuknegara partner dagang atas jenis barang tertentu dapatdiakses dengan mudah melalui internet(www.depdag.go.id; www.apectariff.org; www.wto.org ).

Apabila tidak ada kepentingan khusus, perlu diputus-kan, berdasarkan permintaan dukungan yang diterima,akan memberi dukungan kepada siapa atau negara manadan kemungkinan kompensasinya, atau sebaliknya akanmeminta dukungan kepada siapa apabila di kemudian hari kita memerlukan dukungan negara lain dalam memper-juangkan kepentingan kita.

Maryanto DanuraharjoAtase Bea dan Cukai Brussels Belgia Kedutaan Besar Republik Indonesia

GEDUNG WCO

FOTO : ISTIMEWA

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

INFO PERATURAN

55WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

DIASUH OLEH PARA DOKTERDI KLINIK KANTOR PUSAT DJBC

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

Anda BertanyaDokter Menjawab

RUANG KESEHATAN

aya seorang ibu (36 tahun) yang saat ini sedangmenyusui anak saya yang baru berusia 40 hari.Keinginan saya untuk memberikan ASI secara eks-klusif kepada anak saya sangat tinggi, namunkendala ada pada diri saya, karena ASI yang keluar

tidak banyak padahal berbagai jenis sayuran yang dianjurkanuntuk memperbanyak produksi ASI telah saya cobakonsumsi. Pertanyaan saya, mengapa produksi ASI sayasedikit sekali dok, apakah ini memang sudah bawaan saya ?Lantas suplemen apa saja yang bias membantu saya untukmemproduksi, ASI lebih banyak ?

Jawab :ASI merupakan makanan terbaik karena telah disesuaikan

oleh Sang Pencipta untuk kebutuh-an bayi kita. Karena itu sejak keha-milan payudara yang mengandunglobul-lobul (= kelenjar air susu) men-jadi lebih banyak. Dengan bertam-bahnya usia kehamilan, kelenjar-kelenjar tersebut akan menghasilkankolostrum dan setelah kelahirandapat memproduksi air susu sampai1 L/hari.

Para ibu menyusui umumnyaberpendapat bahwa kuantitas ataujumlahnya ASI merupakan factorpenentu sukses tidaknya menyusui.Persepsi ini tidak terlalu tepat karenaselain kuantitas, kualitas ASI jugapenting. Dalam meningkatkan kuan-titas (jumlah) harus melalui manaje-men laktasi yang di mulai sebelumkelahiran. Mudah-mudahan pemapar-an di bawah ini dapat menjawabpertanyaan ibu. Sebelum kelahiran :- Perhatikan payudara itu yang

menjadi sumber makanan utamabayi. Bila putting tertarik kedalamperlu dilakukan traksi denganalat penyedot susu setiap hari.Dimulai ± 3 bulan sebelum kela-hiran.

- Gunakan pakaian dalam yangsesuai sebelum melahirkan danpada masa menyusui.

- Pengobatan dini terhadapberbagai penyakit yang timbul.

- Gizi cukup.

Segera setelah lahir bila kondisiibu dan bayi mengizinkan :- Bayi ditempelkan ke payudara ibu untuk merangsang hormon

pembentukan air susu (prolaksia)- Bayi disusui setiap ia menginginkan (biasanya 2 jam sekali)

Hari pertama tidak perlu digeri tambahan minum karenaakan membuat bayi kenyang dan malas menetek. Akibatnyarangsangan ke payudara berkurang dan produksi ASI terham-bat. Hari kedua bila produksi ASI masih belum ada dan bayirewel, tambahkan susu formula tapi tidak boleh dengan botol.Menghisap dari botol/dot lebih mudah dari pada menghisapdari payudara sehingga akhirnya bayi akan memilih botol.Akibatnya produksi ASI bias berkurang karena rangsangan pa-da payudara berkurang dan refleks hisap bayi juga berubah.

- Pada waktu menyusui sebaiknya dalam keadaan lapar, tidakterlalu hangat dan tidak terlalu dingin, serta dalam posisi yangmenyenangkan.

- Bayi minum dari kedua payudara secara bergantian antara kiridan kanan. Lama menyusui pada hari-hari pertama sekitar 5 –10 menit tiap payudara, kemudian menjadi 15 – 20 menit.Untuk minum berikutnya harus mulai dari payudara yangbelum kosong. Pengosongan payudara oleh isapan mulutbayi merupakan stimulasi utama untuk produksi ASI.

Beberapa hal yang mempengaruhi berkurangnya produksiASI :1. Faktor psikologik.

Kecemasan dapat mengurangi produksi ASI bahkan dapatterhenti sama sekali. Banyakfaktor yang menimbulkan kece-masan pada ibu terutama padaibu yang melahirkan anakpertama, bayi yang rewel, seringgumoh, perasaan bahwa ASI ti-dak mencukupi, sakit setelahmelahirkan, luka pada putting,rasa tidak nyaman menyusui ditempat terbuka atau ada oranglain didekatnya merupakangangguan emosional yang dapatmenghambat produksi ASI.

2. Faktor kelelahan3. Faktor kebersihan

Payudara perlu dibersihkan pa-ling kurang sehari 1x dan kemu-dian dikeringkan dengan baik.Puting susu yang dibiarkanbasah akan mudah lecet. ASIyang tersisa pada puting perludibersihkan untuk menjaga pu-ting selalu kering perlu diberi alasdengan saputangan atau potong-an kain yang dapat menyerapASI bila menetes.

4. Posisi bayi waktu menyusuiPosisi mulut bayi terhadap putingsusu ibu waktu menyusui jugasangat penting untuk keberhasil-an menyusui. Posisi salah akanmenyebabkan lecet pada puting.

5. Faktor lainMerokok dan minum alcoholsebaiknya dihentikan karena da-pat menghambat produksi ASI.

Makanan untuk ibu yang menyu-sui harus mengandung kalori yang cukup, cairan yang banyak,vitamin dan mineral melalui buah-buahan dan sayur-sayuran.Juga dianjurkan minum susu dan tidak boleh melakukan pantangmakan apalagi untuk menjaga supaya tetap kurus. Suplemenakan membantu memenuhi kebutuhan zat-zat tersebut.

Ibu yang menyusui sebaiknya minum air ± 3 L/hari. Jumlah airkemih yang keluar merupakan parameter yang baik untukmenilai bahwa apa yang diminum sudah cukup atau belum.

Pendapat yang menyatakan susu, bir, teh ataupun makananlain dapat memperbanyak produksi ASI adalah tidak benar. Yangbenar makanan yang bergizi, berkalori tinggi akan meningkatkankualitas ASI.

MEMPERLANCAR

ASIS

dr. Maya LLM. - Poliklinik Kantor Pusat DJBC

FOTO : ISTIMEWA

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

PERJALANAN KELUARGA IBRAHIMaat ini kita telah memasuki bulan Dzulhijjah. Dansaudara-saudara kita telah berkumpul di Makkah al-Mukarramah menyelesaikan ibadah haji. Dalam bu-lan ini ada dua ibadah yang sangat penting danbernilai historis tinggi, yaitu ibadah haji dan ibadah

qurban. Kedua ibadah tersebut menunjukkan kesinambungantradisi ritual ibadah sejak jaman Ibrahim yang sering digelariBapak Monoteisme hingga Nabi Penutup, Muhammad Saw,pembawa ajaran Islam yang sempurna. Ibadah haji dilakukandi kota Suci Makkah dank arena itu hanya seorang muslimyang telah memenuhi persyaratan tertentu yang mampu me-lakukannya. Sedangkan ibadah qurban bisa dilakukan dima-na saja kita berada.

Ibadah haji dan ibadah qurban yang merupakan satu ben-tuk napak tilas perjalanankehidupan Nabi Ibrahim a.sbeserta keluarganya. Keluar-ga Ibrahim merupakankeluarga teladan bagi seluruhmuslimin dan muslimatdikarenakan ketakwaan dankepasrahannya yang tinggikepada Tuhan Yang MahaEsa. Dua putera beliau, Is-mail dan Ishaq, adalahorang-orang yang saleh se-hingga Allah berkenan meng-angkat keduanya sebagainabi dan rasul.

Dari keduanya lahirlahketurunan-keturunan yangmenjadi nenek moyang bagidua bangsa besar dunia,Arab dan Yahudi. Sedangkanistri beliau, Siti Hajar dan SitiFarah adalah dua srikandiagung yang selalu dapat di-jadikan teladan bagi wanita-wanita Islam sepanjangjaman. Siapapun dan dima-napun kita, kalau perilakukita baik dan telah menyum-bangkan sesuatu yang ber-arti bagi sejarah manusia, pasti da- pat dijadikan teladan danakan dikenang sepanjang masa.

IBADAH HAJIIbadah haji memiliki banyak nilai yang sangat bermakna untuk

kita jadikan renungan. Pertama, ibadah haji merupakan rukunIslam yang kelima, oleh karena itu ia menjadi penyempurna keis-laman seseorang. Namun tidak semua orang dapat melaksana-kan ibadah haji, karena ibadah haji hanya dapat dilakukan olehorang yang mampu melaksanakannya. Ibadah haji membutuhkankesiapan materiil maupu mental, dana/ harta benda maupun ke-sehatan. Dalam melaksanakan ibadah haji pertama-tama kita ha-rus memiliki niat yang teguh hanya mengharap keridhaan Allah.Jangan niat itu bergeser ke kanan ke kiri, apalagi hanya untukmencapai prestise tertentu di mata orang-orang. Hal itu akan mem-buat ibadah yang kita lakukan menjadi tidak bernilai. Luntursegala pahala yang kita harapkan dengan susah payah dan biaya

besar. Orang yang berhaji adalah tamu-tamu Allah. Sebagai tamukita harus tahu diri, jangan melanggar aturan tuan rumah.

Kedua, ibadah haji merupakan sarana untuk menunjukkankemuliaan dan kebenaran Islam. Islam mempersilahkan umatnyauntuk mengecek kebenaran agamanya dengan mendatangilangsung tempat yang menjadi sumber sejarah Islam, yaitu tanahArab. Selama ini kita mendapatkan ajaran Islam tidak dari sum-bernya langsung. Kita tidak berhadapan dengan NabiMuhammad, kita hanya mendapatkan Islam dari orang tua, guru-guru, buku-buku dan ceramah-ceramah. Melalui ibadah haji kitabisa langsung mengecek dari sumber aslinya. Jika kita selama inisalat lima waktu, lihatlah bagaimana praktek salat di Masjid Na-bawi dan Masjidil Haram, apakah sama atau tidak. Khatib menda-pati di Indonesia ini ada orang yang meyakini bahwa salat itucukup dengan tiga waktu saja, sebagaimana dikembangkan oleh

salah satu yayasan yangbermarkas di bilangan JakartaSelatan. Jika melihat ke sanadan memeriksa leaflet yangditerbitkan oleh aliran tersebutdidalamnya termuat ajaran-ajaran yang tidak sesuai de-ngan ajaran Islam yang sela-ma ini kita praktekkan. Ajarantersebut tentu ketikadibandingkan dengan yangada di Masjidil Haram akanbertolak dengan sendirinya.Kita pun bisa melakukan ricekatas hal yang lain. Misalnyadalam sejarah kita baca adaperang Uhud dan perang Ba-dar. Kita buktikan apakahbukit Uhud dan bukit Badar ituada atau tidak. Begitu jugatempat-tempat bersejarahyang lain, dapat kita cocokkanantara yang kita dengar danbaca dengan kenyataann.

Ajaran Islam bukan seke-dar dongeng atau cerita yangmenjadi santapan menjelangtidur. Ia bukan sekadar peng-hibur dikala senggang dan

cukup berhenti sampai disitu. Ajaran Islam adalah ajaran yang di-namis. Al-Quran sendiri mempersilahkan umatnya untuk selaluberijtihad, menggali dengan sungguh-sungguh ajaran-ajaran Is-lam dari sumber utamanya al-Quran dan hadist serta tradisi Nabidan sahabat. Al-Quran menantang siapa saja untuk membuktikankebenaran ajaran yang dikandungnya.

Ketiga, ibadah haji mengajarkan kepada kita makna jihad,terutama jihad bil amwal, (jihad dengan harta). Orang-orang yangpergi berhaji menghabiskan dana yang besar. Itu semua harusdiikhlaskan sebagai pengorbanan dalam berjihad. Dr AbdullanNashih Ulwan menggolongkan jihad menjadi lima macam, yaitu1) Jihad bil amwal (jihad dengan harta), 2) Jihad bit-tarbiyah (jihadmelalui pendidikan), 3) Jihad bit-tabligh (jihad melalui lisandengan ceramah atau khotbah), 4) jihad bis-siyasah (jihad melaluipolitik), 5) jihad bil harb (jihad dengan perang melawan orang ka-fir). Jihad harta dikategorikan sebagai yang pertama karena jihadini relative paling mudah dilakukan tetapi juga sangat menentu-

MAKNA-MAKNA IBADAH

HAJI DAN QURBANQurban berasal dari kata qaraba, yang artinya dekat. Secara harfiah berqurban

dapat diartikan sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.

S

RENUNGAN ROHANI

FOTO : ISTIMEWA

57WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

kan terlaksananya jihad-jihad berikutnya. Ini juga permasalahanbesar yang menimpa kebanyakan kaum muslimin saat ini. Secaraekonomi Negara-negara muslim berada dalam control barat.Banyak negara muslim yang memiliki ketergantungan besar ke-pada negara barat dengan memiliki utang yang besar.

IBADAH QURBANIbadah qurban juga merupakan napak tilas perjalanan

Nabi Ibrahim a.s. Pada mulanya beliau diperintah oleh Allahuntuk menyembelih anak semata wayang yang sangatdikasihinya, yaitu Ismail. Sebelum itu Ibrahim sudah terbiasamelakukan ibadah qurban ratusan sapi dan kambing. TetapiAllah ingin menguji keimanan dan keteguhan Ibrahim dalammemegang agama Allah, apakah dia berani atau tidak me-ngorbankan sesuatu yang paling dicintainya. Setelah Ibrahimmerasa yakin bahwa itu merupakan perintah Allah, ia merun-dingkan hal itu dengan Ismail. Ini merupa kan satu contohbetapa demokratisnya kehidupan keluarga Ibrahim. Damternyata jawaban Ismail sangat membahagiakan ayahnya. Iaberani disembelih demi melaksanakan perintah Tuhan.

Bagi kebanyakan kita, ibadah qurban bukanlah sesuatu yangsangat berat. Satu ekor kambing dinilai dengan satu jiwa,s atuekor sapi dinilai dengan tujuh jiwa. Tetapi bagi orang yang peng-hasilannya milyaran, rasanya sangat lucu kalau hanya berqurbansatu ekor kambing. Sepantasnya ia berqurban sepuluh ekor sapiatau lebih, biar para fakir miskin tidak hanya menerima setengahkilo daging, itu pun kebanyakan tulang. Biar sekali-kali fakir miskinmenerima daging qurban lima kilo. Ini untuk keseimbangan gizimereka yang selama ini terlalu banyak mengkonsumsi zat-zatnabati. Sementara orang-orang kaya mungkin tidak dapatmemakan daging bukan karena tak mampu beli, melainkankarena punya penyakit, larangan dokter dan sebagainya.

Tentang qurban ini Rasulullah bersabda : “Barang siapa diberikeleluasaan rizki oleh Allah tetapi dia tak mau berkorban, makaorang itu jangan mendekati tempat salat kami.” Ini menunjukkanbetapa tidak sukanya Rasul kepada orang-orang yang tidak mauberkorban.

Qurban berasal dari kata qaraba, yang artinya dekat. Se-cara harfiah berqurban dapat diartikan sebagai usaha untukmendekatkan diri kepada Allah. Ingatlah bahwa bukan darahdan daging itu yang akan sangat sampai kepada Allah, mela-inkan ketakwaan kita. Oleh karena itu dalam berqurban kitaharus selalu ikhlas. Jangan menyebut-nyebut pemberian yangkita lakukan. Jangan pamer dan riya agar mendapat pujiandari sesame manusia. Semuanya harus kita kembalikan ke-pada Allah karena Dialah yang akan membalas segala amalibadah kita, bukan manusia.

Mulai edisi Juni 2007, Majalah Warta Bea Cukai

menyediakan halaman untuk mempublikasikan

Iklan Keluarga khusus bagi keluarga besar,

kerabat atau pensiunan pegawai DJBC di

seluruh Indonesia tentang :

u PERNIKAHANu KELAHIRAN ANAKu UCAPAN TERIMA KASIHu UCAPAN DUKA CITAu INFORMASI LAINNYA

Dengan memasang iklan keluarga di majalahWarta Bea Cukai ini, apapun informasi andatentang keluarga bisa sampai kepada kerabatanda, dengan harga yang cukup terjangkauseperta tabel berikut :

Keluarga

UKURAN HARGA

Halaman Cm Hitam/Putih Berwarna

1 21x28 2.000.000 3.000.000

1/2 14x21 1.000.000 1.500.000

1/4 10x14 500.000 750.000

1/8 7x10 300.000 500.000

Iklan

1 Halaman21 x 28

1/2 Halaman14 x 21

1/4Halaman10 x 14

1/8Halaman

7 x 10

Materi iklan disediakan dan diserahkan pemasang paling lambattanggal 15 untuk penerbitan bulan berikutnya ke alamat redaksidan pembayaran bisa ditransfer ke rekening Warta Bea Cukaisesuai pada kolom redaksi.

Informasi hubungi :Wirda, telp (021) 47865608, 47860504 fax (021) 4892353Drs. H. Muhaimin RD. Titian Dakwah

WBC/ATS

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

ergantian tahun, memang pergantian kalender, yangdapat diartikan sebagai pergantian buku lembaranhidup. Pertanggungan jawab buku tahun lalu segeradilaporkan, dan rencana tindak yang telah disusunpada akhir tahun mulai direalisasikan dengan berba-

gai strategi yang telah disusun dalam pikiran. Kita coba ber-tanya pada beberapa orang tentang apa yang mereka harap-kan dalam tahun 2008.

SRI SURYAWATI, PhD, 53 tahun, konsultan padaUnited Nation

Ia nenek dari satu cucu. Kiprah-nya di dunia internasional membu-at ia pelanggan tetap pesawatterbang ke seluruh pelosok dunia.Pada pertemuan kami di ataspesawat KLM Amsterdam-Jakarta,di kelas bisnis yang tempatduduknya didisain 8 tempat dudukdi sisi kanan dan 8 di sisi kiri sertadua tempat duduk di tengahbagian belakang, merupakangambaran kereta kuda keratondengan 8 kuda di masing-masingsisinya dan putri serta pangeranmengemudikannya di tengahbelakang. Ide cemerlang, dansaya setuju, karena kami berdua

kemudian duduk dibangku putri raja. Suatu tanggapanpositif atas kondisi kelas bisnis yang pada waktu ituberpenumpang hanya dua perempuan dan selebihnyalaki-laki. Kebanyakan penumpang bisnis saat itu adalahpekerja profesional dan konsultan.

Ia berharap di tahun 2008 lebih banyak orang Indone-sia (dan perempuan Indonesia) maju berkiprah di duniainternasional agar wawasan luas serta keterampilanmensejahterakan bangsa dapat sama-sama diraih gunamengangkat martabat bangsa Indonesia. Kami kemudianberdiskusi untuk memprovokasi kawan-kawan agar maumeletakkan kakinya dalam kancah internasional. IbuSuryawati punya web sendiri yang unik, isinya darimasalah ilmiah bidangnya, sampai resep makanan yang’aneh’ dan pantas dicoba. Ternyata yang banyak diaksespublik bukan materi ilmiah namun resep masakan.

AGUSTINUS SOLLU, 40 tahun, PolisiBaginya hidup bagai air yang

mengalir, tak pernah ada perenca-naan khusus dalam hidupnya.Akademi Kepolisian ditapakinyauntuk dapat menjadi abdi Negaradibidang keamanan. Pada perja-lanan karirnya ia beberapa kalimemperoleh kesempatan berdia-log dengan seniornya, salah satu-nya adalah bapak S yang menga-jarkan ia bekerja dengan penuhsemangat sesuai keterampilannyatanpa harus meniru dan terpenga-ruh besar pada ukuran materisejawatnya. Ibunya sendiri yanghidup di Sulawesi Tengah membe-

kalinya dengan falsafah: “Jangan terburu-buru ingin kaya.Menjadi kaya ada waktunya”. Tahun 2008 merupakanharapan untuk memperoleh kesempatan mendapatkantugas belajar pada Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian danterkendalinya masalah penyalahgunaan narkoba.

DIAH SETIA UTAMI, Psikiater, Magister dalam ilmumanajemen rumah sakit

Tahun 2008 membawa anginsegar untuk perkembangan pera-watan mereka yang mempunyaikaitan dengan penggunaannarkotika. Obat-obatan subsitusitelah terbukti efektif menjagamereka untuk stabil dan dapatberkarya pada bidang aktivitasmasing-masing. Bagi mereka yangmenyimpan HIV dalam tubuhnya,terapi anti retroviral menolonguntuk mempertahankan kesehatanjika berdisiplin dalam monitor yangbaik pemakaiannya. Ia optimisbanyak pengguna napza suntikdengan HIV terangkat kesehatan-

nya sehingga mampu berdharma bakti pada keluarga,lingkungan dan masyarakatnya.

SHELLY, 30 tahun, Dokter-akupunkturist, ahlibiomedik, Dosen FK UNPAD

Ia seorang yang energik, dengan banyak minat. Bergauldengannya membuat hidup lebih berwarna karenabanyaknya bidang yang digelutinya. Tahun 2008 ia berharapmenambah point dalam hidupnya dengan menempuh ilmu

Tahun baru merupakan tahun yangdisambut dengan optimisme

yang tinggi bagi banyak orang, danpesimisme bagi orang tertentu.

P

RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

TAHUN BARUHARAPAN BARU, VISI BARU

59WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

adiksi di Belanda, jika beasiswa yangdiajukan sejak setahun lalu disetujui.Di Bandung ia aktif mengajarsebagai dosen di FK UNPAD, belajarmendalami ilmu kedokteranakupunktur serta mempraktekannya,masih sempat ia melirik masalahnarkoba dan HIV. Ia berharap banyakpada kawula muda untuk bergiatdalam banyak bidang yang diminati,hendaklah aggresivitas disalurkandalam peminatan yang membuahkankeuntungan bagi banyak pihakseperti mengedukasi pergaulanmuda untuk aggresivitas dalam ilmu

dan keterampilan pengetahuan. Barangkali ini juga membuatwacana para geng motor untuk berhaluan ilmiah dalam hobibermotornya, semisal memahami seluk beluk mesin motordan perangkatnya, wisata motor sekitar wilayahnya, berlalulintas sesuai etika berlalu lintas.

ANNE, 56 tahun, Pekerja Okupasi Rehabilitasi Medik,Tasmania

Mempunyai masalah fisik mem-buat keterbatasan dalam melaku-kan aktivitas. Dengan kerjasamayang makin baik antara dokter(terbanyak dokter bedah syaraf,dokter syaraf) dan fisioterapi ser-ta terapi fisik lainnya ternyataketerbatasan fisik dapat diminima-lisasi. Ia berharap tahun 2008membawa pencerahan kepada se-mua pekerja kesehatan dalambidang ini, dan dapat ditingkatkanagar tercapai pemulihan fisik yangoptimal. Harapan lainnya adalahagar para remaja dapat memilihberbagai aktiivitas yang

mendorongkan dirinya ke arah pencapaian cita-cita dalamilmu dan terapan sehingga hidup mereka mandiri.

WIJANARKA, 40 tahun, Sarjana Ekonomi, bekerjapada SPRINT Sucofindo

Ia betah tinggal di lingkungan as-ri di selatan Jakarta, melebur dalambudaya Betawi. Ia menggambarkankehidupan sentuhan budaya Betawidan modernisasi dapat berjalan se-tara mengisi pribadi anak-anaknya.Agar mereka mempunyai dasar buda-ya dan agama yang kuat dan menem-puh kehidupan modern yang berkom-pe- tisi dengan cerah dan sportif.Baginya harapan berkompetisi seca-ra sportif sangat penting agarkecurangan yang banyak diamatisekarang ini dapat makin mereduksi.

SATWIKA, 21 tahun, Asisten pada dosen ekonometri,FE-UGM

Ia giat dalam perhimpunan mahasiswa jurusannya pa-da tahun lalu, kini mencoba menekuni angka yang merep-resentasikan suasana kemampuan penduduk Indonesiadalam bidang menolong diri di sisi ekonomi. Pekerjaanyang baru ditekuninya bersama sekumpulan anak mudayang energik, menelusuri setiap data dan fakta dari se-antero nusantara dan cakrawala lainnya. Dengan pekerja-an baru ini ia menimba banyak hal seperti, memilih dataakurat, menyusunnya dan menuliskannya dalam narasisehingga membuat orang lebih mudah membacanya. Iaberharap ia dapat menempuh perjalanan ilmu lanjutan

dan kini sedang diajukannya. Menu-rutnya banyak dari masyarakatkita yang punya keterampilan, na-mun sulit ’menjual’ keterampilan-nya. Ilmu menjual nampaknyaperlu dipelajari dan diterapkan. Iatelah menjelajahi sebagian benuadi dunia dan mencatat bagian-ba-gian kecil yang ia mungkin dapatraih. Seni menari dan bermusikikut digelutinya agar ia bisa santaisetelah serius melihat deretanangka. Olahraga dengan memain-kan bola kecil di lapangan tenisatau golf menarik perhatiannya.

KUSUMOWARDHONO, 50 tahun, Magister Hukum,mengurus aspek legal dari SPRINT Sucofindo

Dalam tahun mendatang berha-rap banyak institusi menerapkan ISOyang menunjukkan tingginya kualitasdari institusi dimaksud untuk dapatmempunyai nilai ’jual’. Keterjagaanlingkungan dalam keserasian hidupperlu mempertimbangkan dampakkeberadaannya atas lingkungan, mi-salnya apakah jalur busway di Pon-dok Indah sudah mempertimbang-kan AMDAL (berita Open HouseRepublik Mimpi November 2007).

SYORS KESPO, 28 tahun, pegawai Bea Cukai JayapuraOrangnya cukup aktif dalam

mengikuti pelatihan dunia kerjatentang alkohol di Jayapura. Dalamperbincangan dikemukakannyaharapan putra Papua untuk majumenempuh pendidikan, jauh darimabuk-mabukan dan teguh meng-hadapi tantangan. Ia juga berminatmendalami ilmu bidang kerjakepabeanan dan cukai, menimbapengalaman di wilayah negeri inidan pada saatnya dapat memim-pin kelompok profesi bidangnya.

JULIA PASTINA, 40 tahun, Polisi, Hobart – TasmaniaIa menggambarkan kegiatan yang

positif bagi remaja Australia, mendo-rong mereka untuk menjauhi keterli-batan mereka dalam aktivitas kena-kalan yang menuju ke arah tergang-gunya keamanan masyarakat. Bagikebanyakan mereka yang mudausia, harapan untuk menjadilangsing, bebas dari rokok dan alko-hol merupakan incaran. Sepertikebanyakan mereka ketika mengu-capkan wishes pada perayaan Ta-hun Baru, ketiga hal tersebut banyakdisebutkan. Buktinya akan kita lihatselama perjalanan tahun berjalan.

Nada optimis telah penulis temukan dari banyak individuyang dapat dituangkan disini. Mereka mewakili generasinya,adalah pembakar semangat kita untuk melihat bahwamatahari tahun baru membawa kecerahan dalam menyiasatiperjalanan kemajuan kehidupan. Sukses kita ciptakan sendiri,dan bukan hadiah yang disodorkan kawan. Selamat menem-puh tahun 2008. Sukses bersama kita semua.

Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,pertanyaan ataupun konsultasi bisa melalui [email protected]

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

ebagai pimpinan, Hengky selalu menekankan kepa-da personilnya, agar tetap semangat dan tidakmenyerah dengan berbagai keterbatasan terutamajumlah sumber daya manusia pada Seksi yangdipimpinnya. “Saya tekankan pada anggota untuk

tidak menyerah dan pesimis melihat kondisi ini. Saya dua ta-hun yang lalu tugasnya sama seperti mereka, ya patroli,dinas malam dan sekarang bisa seperti sekarang ini. Itu yangsaya sampaikan sebagai penyemangat teman-teman pelak-sana di lapangan.”

Dengan berubahnya Kantor Wilayah Bea dan Cukai Jakarta(Tanjung Priok) menjadi Kantor Pelayanan Utama (KPU) Beadan Cukai Tipe A Tanjung Priok, tentunya Hengky harus mengikutiirama kerja sesuai dengan program KPU yaitu, memberikanpelayanan prima kepada masyarakat. Dan menurutnya lagi, KPUmerupakan pertaruhan bagi instansi Bea dan Cukai besertajajarannya untuk merubah paradigma Bea dan Cukai yang bersihdan bebas dari KKN.

“Obsesi saya pribadi saat ini dan menjadi obsesi jajaran diKPU mulai dari pimpinan sampai level yang terbawah adalahingin mensukseskan KPU. Kalau KPU ini gagal berarti kita semuayang ada di KPU juga dinilai tidak berhasil. itu seperti yangdisampaikan Dirjen Bea dan Cukai, Anwar Suprijadi dalam suatupengarahan khusus kepada para pegawai yang lulus seleksiKPU,” ujar Hengky.

Ketika ditanya, prinsip kerja yang diterapkan dalam memim-pin anak buah, diungkapkannya, bahwa pada dasarnya ia orangyang sangat terbuka dan tidak terlalu menyukai hal yang sifatnyaformal. Hengky menganggap anak buah sebagai rekan kerja,bisa jadi hal itu terjadi karena beda usia antara dirinya dengan re-kan-rekan kerja di lingkungannya tidak terpaut jauh.

Di setiap bidang baru yang dilakoninya, Hengky selalu mera-sa yakin ada rekan atau personilnya yang lebih ahli disuatubidang tertentu. Karena itu ia tidak pernah merasa sungkan me-minta pendapat pada mereka terlebih dahulu jika menemui suatukendala, misalnya untuk masalah pembongkaran atau masalahnarkoba, Hengky akan bertanya pada siapa saja dari personilnyayang ahli di bidang itu.

Itu semua dilakukannya karena ia sadar sebagai manusiapasti memiliki kemampuan yang terbatas. Baginya, bukanberarti pimpinan pasti lebih pintar dari anak buah, melainkania merasa setiap personilnya memiliki keahlian di bidangnyamasing-masing dan dalam hal ini tugas pimpinan adalah me-manage semua keahlian mereka untuk kemudian digabungkan.

BELAJAR DISIPLIN SEJAK KECILUntuk orang muda seusianya, Hengky sudah terbiasa disiplin,

hidup teratur, rapih dan belajar menghargai waktu . Itu bisa ter-cermin dari suasana ruang kerjanya yang meski sederhana dantidak luas tetapi bisa ia buat sedemikian rapih dan apik, yang cu-kup membuat betah untuk berlama-lama di ruangannya. Tentu-nya kebiasaan hidup teratur dan rapih tersebut itu dimilikinya tidakdalam waktu singkat. Ia sudah mendapatkan didikan disiplin sejakkecil dari orang tuanya yang berprofesi sebagai tentara.

“Pertama kali orang tua saya menekankan disipilin padaanak-anaknya mengenai kebersihan, itu yang jadi nomor sa-tu, makanya sampai sekarang menurun ke saya, penampilanmaupun ruangan tempat saya tinggal atau bekerja inginnyaresik, apik dan dan tertata,” imbuh Hengky.

Sulung dari lima bersaudara pasangan H. Aritonang danL Simorangkir kelahiran Palembang, 8 Juli 1976 yang berna-ma lengkap Hengky Tomuan Parlindungan Aritonang, rupa-nya sudah terbiasa berpindah-pindah kota untuk mengikutitugas sang ayah. Pada usia tiga tahun setelah lama tinggal diPalembang (Sumatera Selatan) keluarga ini pindah ke Beng-kulu. Saat duduk di bangku SD kelas tiga ia pun berpindahlagi ke Kupang (NTT), Malang (Jawa Timur) dan kemudian keJakarta, dan di kota inilah ia melanjutkan pendidikan SMP,SMA hingga menamatkan kuliahnya.

Cara orang tua Hengky mendidik anak-anaknya dengandisiplin dan harus memiliki tanggung jawab memang tidak sia-sia. Kedua orang tuanya kini sudah bisa memetik hasilnya.Kelima anak mereka kini sudah bisa dikatakan sukses dibidangkarirnya masing-masing. Karir Hengky di Bea dan Cukai bisadikatakan sudah cukup baik diusia yang terbilang muda denganmenjadi pejabat eselon IV. Adiknya yang nomor dua LennyAritonang bekerja di Bank Indonesia. Yang ketiga, Lastri GretaAritonang, bekerja disalah satu bank swasta nasional,sedangkan adiknya yang nomor empat, Lilis Aritonang sedangmenempuh kuliah S2 di Universitas Indonesia (UI). Si bungsu,Harry Aritonang baru saja lulus dari Akademi Kepolisian dan mulaiberkarir sebagai seorang polisi.

Lulus dari SMA 39 Cijantung Jakarta Timur tahun 1994,Hengky kemudian mengikuti test di STAN mengambil jurusanBea dan Cukai. Melihat latar belakang ayahnya yang salah satupetinggi militer di Angkatan Darat ketika itu sebenarnya bisa sajaia masuk Akabri atau pun Akademi Kepolisian denganmenggunakan referensi atas nama ayahnya, Namun ia bukanlahtipe orang yang suka memanfaatkan situasi dan fasilitas yangdimiliki orang tua yang terakhir menjabat sebagai Kepala BiroKeamanan Presiden, di Sekretariat Militer.

Mengenal Bea dan Cukai pun ia ketahui dari salah seorangsaudaranya yang kebetulan bekerja di Departemen Keuangan.Saudaranya ini menceritakan kepada orang tua Hengky. Daricerita itu, ayahnya menyuruh Hengky mencoba mengikuti test diSTAN Prodip bahkan jurusan Bea dan Cukai juga atas saranayahnya. Ternyata setelah tes, Hengky dinyatakan lulus. Waktuitu ia juga mencoba mengikuti tes UMPTN dan PLP Curug untukmenjadi pilot dan kesemuanya lulus, hanya saja untukpendidikan di PLP Curug tidak diambilnya, karena ia lebihmemilih ke Prodip Bea dan Cukai.

“Ketika itu alasan saya mungkin karena dinamika pekerjaansaja, kalau misalnya saya masuk ke (sekolah) Pilot, sampai sayapensiun hanya menerbangkan pesawat saja dan paling tinggi

P R O F I LHengky TP Aritonang, SE, MM.KEPALA SEKSI PENINDAKAN II KPU BEA DAN CUKAI TIPE A TANJUNG PRIOK

“ADA TANTANGAN TERSENDIRIDISETIAP PENEMPATAN TUGAS”

Mendapat kepercayaan sebagai KepalaSeksi Penindakan II di Kantor Pelayanan

Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe ATanjung Priok, menurutnya, selain

merupakan tantangan juga anugerahbuat dirinya. Karena di usia yang relatifmasih muda, lajang berusia 31 tahun inidiberi amanat pada bidangnya yang saat

ini membutuhkan ide dan kreativitasuntuk menciptakan pola-pola

pengawasan yang efektif sebagai upayamensiasati terbatasnya jumlah personil.

S

61WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008 61WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

pangkat kapten, tidak bisa jadi mayor sedangkan kalau bekerja diBea dan Cukai pengembangan karirnya lebih bagus, disampingitu juga bisa lebih berperan untuk masyarakat dan ekonomi di-bandingkan misalnya pilot, dia hanya bertanggung jawab terhadappesawat dan penumpangnya,” demikian alasan Hengky ketika itutanpa mengecilkan peran dan tanggung jawab seorang pilot.

KARIR DI BEA DAN CUKAISelesai mengikuti pendidikan di STAN, Hengky pun lulus dari

Prodip Bea dan Cukai pada tahun 1997. Penempatan pertama-nya di Kantor Pusat (KP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai(DJBC) pada Direktorat Perencanaan dan Penerimaan sebagaipelaksana pada Bagian Penyuluhan. Di tempat ini Hengky memi-liki kesempatan melanjutkan pendidikan S1 di UI yang diselesai-kannya selama dua tahun. Tak lama kemudian melanjutkan S2juga di UI dengan gelar Magister Management yang ia raih tahun2005. Selama mengikuti pendidikan S2, Hengky pun pindah tu-gas sebagai pelaksana di KPBC Tanjung Priok III, sampai dengantahun 2005, yang kemudian diikuti dengan promosi sebagaiKoordinator Pelaksana Intelijen di KPBC Tipe A Soekarno-Hatta,Cengkareng sampai dengan tahun 2007. Karirnya pun semakinmelesat setelah selanjutnya dipromosikan sebagai eselon IVdengan jabatan sebagai Kepala Kantor di KPBC Tipe B Nabireyang dijabat hanya dua bulan, karena pada Juli 2007 iaditempatkan di KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok denganjabatan sebagai Kepala Seksi Penindakan II sampai sekarang.

Ketika ditanya bagaimana kesannya yang hanya menja-bat dua bulan sebagai kepala kantor di Nabire, ia pun menga-ku awalnya tidak terbayang kondisi Nabire, tetapi bagaimana-pun juga tugas harus tetap dijalankan.

“Yang pasti, begitu mendengar nama Nabire saya langsungcari peta, dan sudah terpikir dibenaksaya setibanya disana saya akanmencari rumah dinas dan gedungkantor. Kemudian saya mulaimensetting kantor, anggota dan polakerja, dengan melakukanperombakan-perombakan. Ternyatadua bulan disana saya belum bisaberbuat banyak karena kantor danpersonilnya belum ada yang ada barukepala kantornya dan masih dalamtahap koordinasi. Karena Nabirebelum efektif maka persiapan masihdilakukan Kanwil Ambon. Kita disanabaru ancang-ancang untuk persiapananggaran dan segala macamnya,saya malah sudah keburu ke KPU.Sekarang tinggal penerus saya yangmelanjutkan,” ujar lulusan STANProdip III Bea dan Cukai angkatan X.

Mengenai tempat tugas yang sangat berkesan baginya, Heng-ky langsung menceritakan ketika bertugas di KPBC Soekarno-Hatta.”Sebenarnya pengalaman yang paling berkesan adalahsaat saya dipromosikan sebagai Korlak Intelijen P2 Soekarno-Hatta, suatu posisi yang sangat menantang,” ujar pegawai yangpernah mengikuti diklat intelijen dan beberapa seminar HAKI diBangkok dan Los Angeles.

Menurutnya, dibanding dengan kantor-kantor lain, KPBC Soe-karno-Hatta mungkin yang paling unik. Sebab, KPBC SoekarnoHatta bisa jadi merupakan satu-satunya kantor yang memilikitarget utama pemberantasan narkoba yang mungkin bidang P2 dikantor lain tidak fokus sekali masalah itu, dibandingkan denganTanjung Priok yang lebih fokus pada penerimaan negara.

Bisa dikatakan tugas bidang P2 di SH menjalankan setengah-nya tugas polisi. Hengky yang ketika itu menjabat sebagai KorlakIntelijen, sebelumnya tidak pernah berkecimpung di masalahnarkotika. Sebagai orang baru untuk masalah narkotika, iamemiliki teman-teman yang bertugas di lapangan yang memilikikeahlian dan pengalaman sangat baik. Jadi untuk me-managemereka, Hengky tidak terlalu mengalami kesulitan, namun begituHengky terus berupaya keras untuk mengetahui lebih dalam me-ngenai seluk-beluk penyelundupan narkotika, baik yang ia per-oleh dari literatur maupun yang didapatnya dari berbagai diklat.

“Kita mulai bekerjasama dengan BNN, Polda, Bareskim dariMabes. Kita juga ada Satgas Airport Interdiction, kesemuanya ituuntuk fokus ke narkoba,” tandas pegawai berpangkat III/ b ini.

Selama bertugas di KPBC Soekarno-Hatta, ada dua kasusnarkoba yang membuatnya meraih penghargaan dari DJBC danKepolisian. Yaitu ketika menegah erimin 5 yang jumlahnya seki-tar 40 ribu butir, juga pada saat berhasil menegah lebih dari 4,5kg shabu-shabu, dimana dalam proses pengembangan untuk men-jebak bandar shabu-shabu itu bekerjasama dengan kepolisian.

“Pengalaman melakukan penegahan mungkin tidak sayadapatkan di kantor lain dan itu sangat mendebarkan karenaberurusan dengan mafia narkoba yang kita tidak tahu siapaorangnya,” ujar Hengky.

Kisah itu terjadi dua tahun yang lalu di awal tahun 2006.Aparat bea cukai KPBC Soekarno-Hatta bekerjasama denganpolisi guna mengungkap temuan barang dari hasil screeningyang dilakukan aparat bea cukai di Bandara Soekarno-Hattaterhadap 4,5 kg shabu-shabu yang dikirim melalui jasapengiriman barang DHL.

Setelah informasi terkumpul selanjutnya dilakukan control de-livery di suatu lokasi di daerah Kelapa Gading. “Kita menyamardan menyebar sebagai petugas pengirim barang dari DHL,anggota disuruh pakaian DHL berpura-pura mengantar paket.

Saya yang waktu itu menjadi komandan di lini-1 bersamapolisi, jadi saya tidak menyamar. Sedangkan yang menyamar danmengantar barang adalah teman-teman di lini-2,” ujar Hengkyyang menurutnya untuk pengembangan kasus ini bersamadengan kepolisian membutuhkan waktu selama satu minggu.

Setelah jelas alamat penerima barang yang dituju, lalu dibe-

P R O F I L

KELUARGA. Hengky bersama orang tua dan keempat adiknya.....

KERJA KERAS DAN BERTANGGUNG JAWAB,merupakan motto hidup yang dipegang Hengky.

PADA SUATU KEGIATAN press release mengenai tegahanreplika senjata api di KPU Bea dan Cukai, Tanjung Priok.

FOTO-FOTO : DOK. PRIBADI

63WARTA BEA CUKAIEDISI 398 JANUARI 2008

kuklah si penerima barang tersebut, mes-ki sebelumnya sempat terjadi insiden sa-at istri si pelaku coba menghalang-halangi petugas dengan aksi coba bunuhdiri, namun si pelaku lanjut Hengky bisadibekuk setelah menggeledah rumahnya.“Saya lihat istri bersama bayinya maubunuh diri tetapi itu urung karena diaman-kan petugas. Sempat juga saya memba-tin dalam diri bahwa ini bukan kerjaannyabea cukai, tetapi karena dilibatkan jugabersama polisi, saya pun harus jalankantugas itu.”

Operasi tersebut dilanjutkan pada ma-lam harinya, dimana Hengky terjun lang-sung bersama satuan tim dari kepolisianyang hendak menjebak big boss (Bandar)sebagai pemilik shabu-shabu karenayang baru tertangkap ketika penggebrek-an tersebut baru kurirnya saja tanpa se-pengetahuan si bandar. Komunikasi me-lalui ponsel pun terjadi, dan sepakatbertemu di salah satu hotel, itu pun tidaklangsung menuju ke satu hotel saja kare-na informasi berubah-ubah dan berpin-dah-pindah hotel. Setelah sudah pastinama hotel yang dituju (Hotel Danau Sun-ter) si bandar berjanji menunggu di salah satu kamar hotel yangtelah ditentukan.

“Si big bos ini bilang jika sudah pegang paketnya, barang youtaruh di deposit box, dua kilo setengah di box ini, dua kilo lagi dibox satunya dengan nomor safety sekian, selesai itu serahkankunci kamar pada receptionis, nanti ada teman yang datangmengambil barang. Memang rapih sekali kerja mereka, begitulahkalau berhadapan dengan mafia,” ujar Hengky.

“Setelah semua perintah dijalankan saya menunggu di teraskamar dekat pintu masuk bersama seorang polisi yang jugamenunggu orang yang diinformasikan datang mengambil paketshabu-shabu. Saya pikir ini siapa lagi yang datang ? Sayaenggak bisa memprediksi, hanya menduga-duga dalam hati,jangan-jangan datang orang berbadan besar dan membawapistol lalu baku tembak, wah mati nih saya di hotel ini, apalagipolisi yang bersama saya badannya kecil. Tak lama datanglahseorang wanita yang dari penampilannya seperti wanitapanggilan, bersamaan dengan itu tim dari Polres tiba-tibalangsung menggerebek, mestinya kita tunggu dulu supaya wanitaini membuka safety box-nya, tapi keduluan digrebek sehinggawanita itu menyangkal, dia bilang hanya diorder dan menunggupelanggannya di kamar tersebut, nah alibi dia kuat, akhirnyawanita itu dibebaskan. Jadi akhirnya kasus itu putus sampai padaorang yang kita tangkap pertama tadi, pemilik barangsesungguhnya tidak tertangkap. Kejadian ini membuat adrenalin

saya benar-benar tertantang dan tidakakan saya lupakan sampai sekarang “kenang Hengky

MENJADIKAN KENDALA SEBAGAIPELUANG

Sebelum Bea dan Cukai TanjungPriok Di KPU-kan, jumlah personil yangada dibidang P2 hampir sekitar 400 oranguntuk KPBC Tanjung Priok 1,II, III danKanwil. Tetapi kini setelah dilebur menjadisatu jumlahnya hanya sekitar 120 orang .Dan pada Seksi Penindakan II yangjumlah personil sebelumnya bisa menca-pai 70-80 orang, saat ini hanya 30 orangsaja dengan tugas yang bisa dikatakansama, tidak ada bedanya dengan kondisipelabuhan yang sangat ramai. Namunkondisi akan kekurangan personil tidakhanya dialami oleh bidang P2 saja, tetapijuga bidang-bidang lainnya.

Namun adanya kendala itu menurutHengky tidak lantas membuat patah se-mangat para personil di Seksi PenindakanII khususnya, termasuk dirinya. Sebalik-nya, bagaimana memutar otak agarkendala yang ada bisa menjadi peluang.

“Kita akhirnya jadi kreatif dalam arti terus mencoba mencaripola-pola pengawasan yang lebih efektif. Dulu kita mungkin tidakterkondisi untuk coba mencari terobosan baru, karena memangdulu jumlah personil mencukupi, tetapi kini di satu lapangan yangbiasanya terdapat 15 personil P2, sekarang tinggal 4 orang saja.Lalu bagaimana caranya mensiasati keterbatasan personil tadi ?Maka dicarilah terobosan baru, yaitu dengan cara melakukansortir data dan dibuat list sehingga terlihat antara yang high riskdengan yang low risk, yang kemudian diikuti dengan cara mobiledan targeting. Dari itu kita jadi tahu mana yang perlu diikuti manayang tidak perlu dengan terus menganalisa dan mempertajamdata, begitu cara kita mensiasatinya, semacam risk management-lah,” demikian ia menjelaskan pola pengawasannya. MenurutHengky, bekerja di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok dituntutuntuk terbiasa bekerja cepat dikarenakan volume barang yangsangat tinggi dan semua personilnya dituntut untuk dapatmenjalankan tugas.

Secara pribadi Hengky menyampaikan suatu masukan kepa-da Direktorat Jenderal terutama bagi bidangnya, Seksi P2 yangdituntut untuk berhubungan dengan instansi luar terkait, dimanabidang P2 yang paling sering merasakan ‘benturan ‘ denganinstansi lain. Sebagai contoh, yang seharusnya menjadi kewe-nangan Bea dan Cukai tetapi justru diintervensi oleh pihak luar.Karena itu ia mengharapkan, seharusnya hal seperti ini harus se-gera dibicarakan pada level tingkat pimpinan antara lain MenteriKeuangan, Kejaksaan dan Kepolisian, demi kelancaran pelaksa-naan tugas.

“ Sekarang timbul kesan bahwa ada bea cukai kedua, sehing-ga kita yang berada di garda depan agak sulit menghadapi itu,apalagi P2 yang berinteraksi dengan mereka (instansi luar terkait.red) merasakan sekali benturan itu. Harusnya pembicaraan adapada tingkat level pimpinan. Kalau sekedar di level bawahhanya adu otot saja, pola pikirnya hanya terbatas di lapangansaja, sebaliknya kalau sampai pada level atas mungkin bisa lebihdibicarakan pola dan pemecahan permasalahannya. Ini terutamauntuk keberhasilan program KPU yang jadi pertaruhan sangatberat bagi DJBC.,” imbuh Hengky.

Menjalani hidup dengan motto bekerja keras dan ber-tanggung jawab atas setiap pekerjaan yang dilakukanmembuat ia jadi selalu bisa menikmati setiap pekerjaannya.Menurutnya, jika seseorang sudah tidak menyukai pekerjaanyang dilakoninya tidak mungkin bisa memberikan hasilyang terbaik. Hengky yang penyuka olahraga golf inimengaku enjoy saja disetiap penempatan tugasnya, hal itu ialakukan supaya bisa menikmati setiap pekerjaannya.SAAT mengikuti training HAKI di Bangkok, Thailand.

REHAT dengan berjalan-jalan setelah mengikutiseminar HAKI di Los Angeles.

FOTO-FOTO : DOK. PRIBADI

ris

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Siapa yang tidak kenal dengan Emon atauKabayan, tokoh fiktif dalam film Catatan Si Boy danjuga film Kabayan yang pernah populer pada tahun80’an. Sudah pasti ketika mendengar dua namatersebut maka pikiran kita akan tertuju pada aktorkawakan Didi Petet. Karena penampilannya yangsangat total pada kedua film tersebut, namanya se-makin muncul ke permukaan. Walaupun kini tidakterlalu sering muncul di layar lebar maupun layartelevisi, namun namanya tetap diperhitungkan dikalangan perfilman Indonesia sebagai seorang kri-tikus film.

Tidak salah kiranya ia bersama dengan rekan-rekannya yang lain seperti Garin Nugroho, Putu Wi-jaya dan lain sebagainya didaulat sebagai juri padaFestival Film Indonesia (FFI) tahun 2007 ini. Menu-rut Didi Petet hasil karya anak bangsa kini mulaibangkit dengan banyaknya sineas muda yang telahmembuat berbagai film, dan juga bermunculannyapara aktor dan aktris muda dengan kualitas yangcukup baik.

Walau disibukkan dengan proses penilaianterhadap film yang akan dilombakan pada FFI , Didimasih menyempatkan diri pula sebagai juri padasalah satu acara di salah satu stasiun televisi swas-ta. Disini ia bertugas untuk menilai totalitas aktoratau aktris yang memainkan peran dengan suatutema yang belum diketahui oleh mereka,begitu pula dengan skenario yang sama sekali tidakdimiliki oleh para aktor dan aktris tadi.

Kepiawaiannya berakting dan juga kapasitas-nya sebagai kritikus seni, sesekali membawanya keluar negeri. Sebagai publik figur rupanya Didi tidakmenggunakan predikat keartisannya untuk aji mum-pung. “Kalau saya ke luar negeri saya tidak mau ajimumpung bawa barang-barang yang belebihan,selain repot saya juga gak terlalu senang bawa ba-rang-barang yang gak perlu,”ujarnya.

Begitu juga ketika harus melalui pemeriksaanpetugas pada otoritas bandara ketika pulang dariluar negeri termasuk oleh petugas Bea Cukai. Diditidak mau mendapat perlakuan khusus karenafaktor keartisannya tersebut ,termasuk ketika harusdiperiksa oleh petugas Bea Cukai. Menurutnyapetugas Bea Cukai di bandara sudah menjalankantugasnya dengan baik, dan seudah menunjukkanperbaikan. Ia pun juga menyadari bahwa rutinitaskerja yang dialami petugas Bea Cukai terkadangmenjemukan. Untuk itu Didi berpesan agarpetugas menjalani tugas dengan baik dan janganbekerja asal-asalan.

“Memang kerja di Bea Cukai itu banyak goda-an, tapi yang penting petugas jangan mau disogok-lah sama orang yang ingin barang bawaannya ma-suk Indonesia tanpa melalui prosedur kepabeanan,”ujar Didi kepada WBC

Profesinya sebagai aktor dan juga presenter di beberapa televisi swastaIndonesia, membuat Ferry Salim menjadi sosok familiar di masyarakat,sehingga pada beberapa kesempatan banyak para penggemar mengajaknyauntuk sekedar berfoto bersama atau juga meminta tandatangannya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menunjuknya menjadi dutaUNICEF lembaga PBB yang menangani masalah anak-anak, karena Ferrydinilai mampu dijadikan panutan bagi masyarakat dunia terutama Indonesiauntuk memperhatikan permasalahan seputar anak-anak yang kini sudahsemakin meningkat.

Kesibukkannya tersebut dijalani Ferry dengan senang hati dan juga tanpapaksaan, karena menurutnya jika setiap pekerjaan dilakukan dengan baikdan sungguh-sungguh maka akan menghasilkan yang terbaik dan memberi-

kan kepuasan tersendiri, tidak hanya untukdirinya maupun juga kepuasan bagi pihak lain.

Ketika WBC menanyakan pengalamannyaketika melalui pos pemeriksaan oleh petu-

gas Bea Cukai bandara setelah pulangdari luar negeri, Ferry mengatakan

biasa-biasa saja dan tidak jauh ber-beda dengan pemeriksaan di nega-

ra lain. Menurutnya jika di negaralain pemeriksaan dilakukandengan ketat, kalau di Indonesiapemeriksaan ketat disertaidengan keramahan petugasketika harus memeriksa barangbawaan,”Cara kerjanyasama,cuma kalau di Indonesiaada plus-nya, yaitu ramah, tapisaya gak tahu deh kalaumemeriksa penumpang lainramah juga atau tidak,”ujarnyasambil tersenyum.

Menurutnya petugas Bea Cu-kai di bandara sudah menjalankan

tugasnya dengan baik, dan setidak-nya harus ramah kepada para pe-

numpang yang baru datang dari luarnegeri,”Sikap bangsa kita yang ramah,

terlihat terlebih dahulu dari keramah-an petugas di perbatasan, sa-

lah satunya adalah petu-gas Bea Cukai,”

ujar Ferrykembali.

Ferry Salim“ADA PLUS-NYA…”

Didi PetetTIDAK MAU AJI MUMPUNG

APA KATA MEREKA

zap

zap

FOTO-FOTO : ISTIMEWA

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 124/PMK.04/2007

TENTANGREGISTRASI IMPORTIR

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 6A Undang-Undang Nomor 17 Tahun2006 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan,perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Registrasi Importir;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

2. Keputusan Presiden Nomor 20 /P Tahun 2005;

Memperhatikan :Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007 tentang Angka PengenalImportir (API);

MEMUTUSKAN:Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG REGISTRASI IMPORTIR.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006.2. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum pemilik Angka Pengenal Importir

(API) atau Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT) yang mengimpor barang.3. Registrasi importir adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan oleh importir ke

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk mendapatkan Nomor Identitas Kepabeanan.4. Nomor Identitas Kepabeanan yang selanjutnya disingkat NIK adalah nomor identitas

yang bersifat pribadi yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepadaimportir yang telah melakukan registrasi untuk mengakses atau berhubungan dengansistem kepabeanan yang menggunakan teknologi informasi maupun secara manual.

5. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas pokok dan fungsiDepartemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai.

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.7. Kantor pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat

dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.

Pasal 2(1) Untuk dapat melakukan pemenuhan kewajiban pabean, importir wajib melakukan

registrasi importir ke Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.(2) Registrasi importir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh importir dengan

mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal melalui media elektronik.(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan mengisi formulir

isian sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 3(1) Pejabat bea dan cukai melakukan penelitian terhadap kebenaran data pada formulir isian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3).(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penelitian administrasi dan

dapat dilakukan pemeriksaan lapangan.(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menguji kebenaran

tentang:a. eksistensi;b. identitas pengurus dan penanggung jawab;

1

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

c. jenis usaha; dand. kepastian penyelenggaraan pembukuan.

Pasal 4Terhadap formulir isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) diberikan penilaiansesuai dengan standar penilaian sebagaimana ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 5(1) Direktur Jenderal dapat menerima atau menolak permohonan registrasi importir dalam

jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya formulir isian sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) secara lengkap dan benar.

(2) Dalam hal permohonan registrasi importir diterima, Direktur Jenderal memberikan NIKyang disampaikan dalam surat pemberitahuan registrasi sebagaimana ditetapkan dalamLampiran II Peraturan Menteri Keuangan ini.

(3) Dalam hal permohonan registrasi importir ditolak, Direktur Jenderal memberitahukanpenolakan permohonan registrasi importir dengan disertai alasan penolakan melaluimedia elektronik.

(4) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku di seluruh kantor pabean.

Pasal 6(1) Setiap perubahan data yang terkait dengan eksistensi dan/atau identitas pengurus dan

penanggung jawab dalam formulir isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3),harus diberitahukan oleh importir yang telah mendapat NIK secara tertulis kepadaDirektur Jenderal.

(2) Terhadap perubahan data yang tidak, terkait dengan eksistensi dan/atau identitaspengurus dan penanggung jawab dalam formulir isian sebagaimana dimaksud dalamPasa12 ayat (3), dapat diberitahukan oleh importir yang telah mendapat NIK secaratertulis kepada Direktur Jenderal.

(3) Terhadap pemberitahuan mengenai perubahan data sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), pejabat bea dan cukai melakukan penelitian dan penilaiankembali.

(4) Apabila hasil penelitian dan penilaian kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (3)telah sesuai dengan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2), Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk melakukan perubahan data danmemberitahukan kepada yang bersangkutan.

Pasal 7Untuk kepentingan pengawasan, terhadap importir yang telah mendapat NIK sewaktu-waktu dapat dilakukan penelitian kembali oleh pejabat bea dan cukai atas kekurangandata pada formulir isian sebagaimana dimaksud dalam Pasa12 ayat (3).

Pasal 8(1) NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dapat diblokir apabila:

a. dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan berturut-turut importir yang mendapat NIKtidak melakukan kegiatan impor;

b. dari hasil penelitian dan penilaian kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (3) atau hasil penelitian kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,ditemukan:1. eksistensi tidak sesuai dengan pemberitahuan;2. identitas pengurus dan penanggung jawab tidak sesuai dengan pemberitahuan;3. API/ APIT habis masa berlakunya; dan/ atau4. tidak menyelenggarakan pembukuan.

(2) Direktur Jenderal memberitahukan tindakan pemblokiran sebagaimana dimaksud padaayat (1) kepada importir dengan disertai alasan yang jelas.

Pasal 9NIK yang diblokir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dapat diaktifkan kembaliapabila:a. Importir yang dikenakan tindakan pemblokiran karena alasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasa18 ayat (1) huruf a:1. dapat membuktikan bahwa yang bersangkutan melakukan kegiatan impor;2. mendapat rekomendasi dari instansi teknis terkait yang menerbitkan API/ APIT; atau

2 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

3. masih melakukan kegiatan usahanya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanoleh Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk.

b. Importir yang dikenakan tindakan pemblokiran karena alasan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, telah memperbaiki data/dokumen.

Pasal 10(1) NIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dapat dicabut apabila:

a. importir melakukan pelanggaran ketentuan pidana menurut peratuan perundang-undangan tentang kepabeanan, cukai, dan/atau perpajakan yang telah mempunyaikekuatan hukum tetap;

b. dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah dilakukan pemblokiran karena alasansebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, importir tidak memperbaikidata/dokumen;

c. API/ APIT dicabut;d. diminta oleh instansi teknis terkait yang menerbitkan API/APIT;e. importir dinyatakan pailit oleh pengadilan; dan/atauf. diminta oleh importir yang bersangkutan.

(2) Direktur Jenderal memberitahukan tindakan pencabutan sebagaimana dimaksud padaayat (1) kepada importir dengan disertai alasan yang jelas.

(3) Pemberitahuan mengenai pencabutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikantembusan kepada instansi yang menerbitkan API/ APIT.

Pasal 11Ketentuan mengenai kewajiban untuk melakukan registrasi importir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2 ayat (1) dikecualikan bagi importir yang melakukan pemenuhan kewajibanpabean tertentu yang berkaitan dengan:a. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia;b. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di

Indonesia;c. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas dan barang kiriman;d. barang pindahan;e. barang kiriman hadiah dan hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial,

kebudayaan atau penanggulangan bencana alam;f. barang untuk keperluan pemerintah/lembaga negara lainnya yang diimpor sendiri oleh

lembaga tersebut; ataug. barang-barang yang mendapat persetujuan impor tanpa API/APIT dari instansi terkait

yang menerbitkan API/APIT.

Pasal 12Importir yang belum mendapatkan NIK, dapat dilayani pemenuhan kewajibankepabeanannya untuk 1 (satu) kali pemberitahuan pabean impor setelah mendapatpersetujuan dari kepala kantor pabean.

Pasal 13Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan registrasi importir diatur oleh DirekturJenderal.

Pasal 14Surat Pemberitahuan Registrasi Impor yang telah dimiliki oleh importir sebelumberlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, diberlakukan sebagai NIK sesuaiPeraturan Menteri Keuangan ini.

Pasal 15Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 2007.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan MenteriKeuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 5 Oktober 2007MENTERI KEUANGAN,ttd,-SRI MULYANI INDRAWATI

3

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 20084 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008 5

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 20086 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008 7

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 20088 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008 9

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 200810 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008 11

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 200812 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008 13

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR 125/PMK.04/2007

TENTANGAUDIT KEPABEANAN

MENTERI KEUANGAN,Menimbang :bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 86 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 17 Tahun2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan;

Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1995 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4661);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3674);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1996 tentang Penindakan Di Bidang Kepabeanan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 36 Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3626);

4. Keputusan Presiden Nomor 20 / P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN:Menetapkan :PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG AUDIT KEPABEANAN.

Pasal 1Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:1. Undang-Undang Kepabeanan adalah Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.2. Audit Kepabeanan yang selanjutnya disebut audit adalah kegiatan pemeriksaan laporan

keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan Suratyang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik, serta surat yangberkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan, dan/atau sediaan barang dalamrangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan.

3. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.4. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk

dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan undang-undangkepabeanan.

5. Auditee adalah orang yang diaudit oleh pejabat bea dan cukai.6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.7. Audit Umum adalah audit kepabeanan yang memiliki ruang lingkup pemeriksaan secara

lengkap dan menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban kepabeanan.8. Audit Khusus adalah audit kepabeanan yang memiliki ruang lingkup pemeriksaan terhadap

pemenuhan kewajiban kepabeanan tertentu.9. Audit Investigasi adalah audit kepabeanan yang dilakukan untuk menyelidiki dugaan tindak

pidana kepabeanan.10. Tim Audit adalah tim yang diberi tugas untuk melaksanakan audit kepabeanan berdasarkan

Surat tugas atau Surat perintah dari Direktur Jenderal.11. Daftar Temuan Sementara yang selanjutnya disingkat DTS adalah daftar yang memuat temuan

dan kesimpulan sementara atas hasil pelaksanaan audit.12. Laporan Hasil Audit yang selanjutnya disingkat LHA adalah laporan pelaksanaan audit yang

disusun oleh tim audit sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan audit.13. Auditor adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang telah memperoleh

sertifikat keahlian sebagai auditor yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawabuntuk melaksanakan audit.

14. Ketua auditor adalah auditor yang telah memperoleh sertifikat keahlian sebagai ketuaauditor Bea dan Cukai.

14 s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

15. Pengendali Teknis Audit yang selanjutnya disingkat PTA adalah auditor yang telahmemperoleh sertifikat keahlian sebagai pengendali teknis audit Bea dan Cukai.

16. Pengawas Mutu Audit yang selanjutnya disingkat PMA adalah auditor yang telah memperolehsertifikat keahlian sebagai pengawas mutu audit Bea dan Cukai.

Pasal 2Pejabat bea dan Cukai berwenang melakukan audit terhadap orang yang bertindak sebagaiimportir, eksportir, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha tempat penimbunanberikat, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, atau pengusaha pengangkutan.

Pasal 3Audit bertujuan untuk menguji tingkat kepatuhan orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2atas pelaksanaan pemenuhan ketentuan perundang-undangan di bidang kepabeanan danketentuan perundangundangan lainnya yang berkaitan dengan kepabeanan.

Pasal 4(1) Audit terdiri dari audit umum, audit khusus, dan audit investigasi.(2) Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terencana atau sewaktu-waktu.

Pasal 5(1) Untuk melakukan audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Direktur Jenderal

membentuk tim audit.(2) Susunan keanggotaan tim audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. PMA;b. PTA;c. ketua auditor; dand. seorang atau lebih auditor.

(3) Dalam hal diperlukan, susunan keanggotaan tim audit sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dapat ditambah:a. seorang atau lebih pejabat bea dan cukai selain auditor; dan/ataub. seorang atau lebih pejabat instansi lain di luar Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Pasal 6(1) Anggota tim audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) harus memiliki

sertifikat keahlian sesuai dengan jenjang penugasannya sebagai PMA, PTA, ketuaauditor atau auditor.

(2) Sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh DirekturJenderal.

Pasal 7(1) Audit umum dan audit khusus dilaksanakan berdasarkan Surat tugas dari Direktur Jenderal.(2) Audit investigasi dilaksanakan berdasarkan Surat perintah dari Direktur Jenderal.

Pasal 8Audit dapat dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi lain.

Pasal 9Dalam melaksanakan audit, tim audit harus berpedoman pada standar audit kepabeanan.

Pasal 10Dalam melaksanakan audit, tim audit berwenang:a. meminta laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar

pembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, sertasurat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan;

b. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari orang dan pihak lain yang terkait;c. memasuki bangunan kegiatan usaha, ruangan tempat untuk menyimpan laporan

keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan suratyang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk sarana/media penyimpan dataelektronik, sediaan barang, dan barang yang dapat memberi petunjuk tentang keadaankegiatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan kepabeanan; dan

d. melakukan tindakan pengamanan yang dipandang perlu terhadap tempat atau ruanganpenyimpanan dokumen yang berkaitan dengan kegiatan kepabeanan.

15

s

K E P U T U S A N & K E T E T A P A N

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 398 JANUARI 2008

Pasal 11(1) Untuk kepentingan pelaksanaan audit, auditee wajib:

a. menyerahkan laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasarpembukuan, surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha termasuk data elektronik, suratyang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan, serta menunjukkan sediaanbarangnya untuk diperiksa;

b. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis;c. menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya auditee apabila penggunaan data

elektronik memerlukan peralatan dan/ atau keahlian khusus; dan(2) Dalam hal pimpinan auditee tidak berada di tempat atau berhalangan, kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) beralih kepada yang mewakilinya.(3) Terhadap auditee yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 12(1) Pelaksanaan audit harus diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak

tanggal surat tugas atau Surat perintah.(2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang yang ketentuannya

diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 13(1) Atas pelaksanaan audit, tim audit menyusun DTS.(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam hal:

a. audit khusus yang dilakukan dalam rangka keberatan atas penetapan pejabat bea dancukai; dan

b. audit investigasi.(3) DTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh tim audit kepada auditee untuk

ditanggapi.(4) Tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada tim audit dalam jangka

waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal diterimanya DTS oleh auditee, dan dapat diperpanjangsatu kali untuk waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

(5) Dalam hal auditee tidak memberikan tanggapan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (4), temuan dalam DTS dianggap disetujui oleh auditee.

Pasal 14(1) Hasil pelaksanaan audit dituangkan dalam bentuk LHA.(2) LHA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh PMA, PTA, dan Ketua Auditor.

Pasal 15LHA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 digunakan sebagai dasar penetapan DirekturJenderal dan ditindaklanjuti dengan surat tagihan dan/atau surat rekomendasi.

Pasal 16Ketentuan lebih lanjut mengenai audit, sertifikasi keahlian, dan standar audit, diatur denganPeraturan Direktur Jenderal.

Pasal 17Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku Keputusan Menteri Keuangan Nomor489/KMK.05/1996 tentang Pelaksanaan Audit Di Bidang Kepabeanan, dicabut dan dinyatakantidak berlaku.

Pasal 18Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan inidengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 5 Oktober 2007Menteri Keuangan,ttd,-SRI MULYANI INDRAWATI

16 s