Volume paru.doc

14
PRAKTIKUM IV VOLUME PARU I. PENDAHULUAN 1.%2%. LATAR BELAKANG TEORITIS Volume paru yang diukur ialah : 1. Volume paru statik (volume paru yang diukur tanpa kekuatan paksa orang coba) yang terdiri dari : a. Volume pasang surut ( Tidal Volume = TV ) Ialah volume udara yang keluar masuk paru saat pernafasan biasa, pada dewasa muda besarnya 500 ml. b. Volume cadangan inspirasi ( Inspiratory Reserve Volume = IRV ) Ialah volume udara yang masih dapat diisap maksimal setelah inspirasi biasa, besarnya sekitar 2500- 3000 ml. c. Volume cadangan ekspirasi ( Expiratory Reserve Volume = ERV ) Ialah volume udara yang dapat dikeluarkan maksimal setelah ekspirasi biasa, besarnya sekitar 1100 ml. d. Gabungan volume di atas, yang kemudian disebut kapasitas paru 1. Kapasitas inspirasi ( Inspiratory Capacity = IC ) Ialah gabungan TV dan IRV. 2. Kapasitas Vital ( Vital Capacity = VC ) ada dua macam : a. VC dua tahap ( VC two stage ) Praktikum Faal : Volume Paru 1

description

Volume Paru Biokimia

Transcript of Volume paru.doc

Page 1: Volume paru.doc

PRAKTIKUM IV

VOLUME PARU

I. PENDAHULUAN

1.%2%. LATAR BELAKANG TEORITIS

Volume paru yang diukur ialah :

1. Volume paru statik (volume paru yang diukur tanpa kekuatan paksa orang coba) yang

terdiri dari :

a. Volume pasang surut ( Tidal Volume = TV )

Ialah volume udara yang keluar masuk paru saat pernafasan biasa, pada dewasa

muda besarnya 500 ml.

b. Volume cadangan inspirasi ( Inspiratory Reserve Volume = IRV )

Ialah volume udara yang masih dapat diisap maksimal setelah inspirasi biasa,

besarnya sekitar 2500- 3000 ml.

c. Volume cadangan ekspirasi ( Expiratory Reserve Volume = ERV )

Ialah volume udara yang dapat dikeluarkan maksimal setelah ekspirasi biasa,

besarnya sekitar 1100 ml.

d. Gabungan volume di atas, yang kemudian disebut kapasitas paru

1. Kapasitas inspirasi ( Inspiratory Capacity = IC )

Ialah gabungan TV dan IRV.

2. Kapasitas Vital ( Vital Capacity = VC ) ada dua macam :

a. VC dua tahap ( VC two stage )

yang diperoleh dengan menjumlah IC ( yang merupakan tahap

inspirasi ) dan ERV ( tahap ekspirasi ).

b. VC satu tahap ( VC one stage ) yang paling sering digunakan, yang

diperoleh dengan mengisap udara maksimal diikuti ekspirasi maksimal

( udara yang diukur ialah udara yang dikeluarkan ) karena itu VC one

stage ini diberi nama tambahan ekspirasi VC one stage expiration

( VC ose ). Cara lain ialah keluarkan udara semaksimal mungkin

diikuti inspirasi maksimal ( udara yang diukur ialah udara yang diisap )

karena itu VC semacam ini diberi nama VC one stage inspiration ( VC

osi ).

Praktikum Faal : Volume Paru 1

Page 2: Volume paru.doc

2. Volume dinamik

merupakan volume paru yang diukur pada orang coba bernafas aktif dan dengan

kekuatan penuh sesuai dengan kehendak instruktur.

Volume ini terdiri dari :

a. FEV1 ( Forced Expiratory Volume one second )

Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal selama detik pertama

ekspirasi setelah inspurasi maksimal.

b. FEV2 ( Forced Expiratory Volume two second )

Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal selama dua detik ekspirasi

setelah inspirasi maksimal (jarang dipakai).

c. FEV3 ( Forced Expiratory Volume three second )

Ialah volume udara yang dikeluarkan maksimal selama tiga detik ekspirasi

setelah inspirasi maksimal (jarang dipakai).

d. KPM ( Kapasitas Pernapasan Maksimal ) nama lainnya ialah MBC

( Maximal Breathing Capacity ) atau MVV ( Maximal Voluntary Volume )

Ialah jumlah udara yang keluar masuk paru maksimal selama satu menit.

KPM ini perlu dibedakan dengan Minute Volume : jumlah udara yang

keluar masuk paru dengan pernafasan biasa (tidal) selama satu menit

Volume dinamik ini digunakan untuk menentukan adanya obstruksi jalan napas karena

meningkatnya tahanan jalan napas maka kecepatan alir udara keluar paru akan berkurang

yang terlihat pada berkurangnya parameter volume dinamik

Berikut adalah gambar spirogram statik

Praktikum Faal : Volume Paru 2

Page 3: Volume paru.doc

Berikut gambar spirogram dinamik

1.2 MASALAH

1.2.1 Bagaimana mengukur volume paru orang coba.

1.2.2 Bagaimana mengukur Kapasitas Vital (VC) orang coba.

1.2.3 Bagaimana menentukan apakah volume paru orang coba itu dalam kondisi restriksi

atau tidak.

1.3 TUJUAN

1. Mengukur volume paru orang coba.

2. Mengukur Kapasitas Pernapasan Maksimal orang coba.

3. Menentukan apakah volume paru orang coba itu dalam kondisi restriksi atau tidak.

II. METODE KERJA

2.1 ALAT

1. Water tied spirometer

Praktikum Faal : Volume Paru 3

Page 4: Volume paru.doc

a. Spirometer Collin

b. Spirometer Chest

c. Spirometer Harvard

d. Spirometer Palmer

Pada praktikum ini digunakan spirometer Chest

Spirometer ini dilengkapi dengan

a). Drum yang menyatu dengan silinder yang berisi air. Drum ini mempunyai tiga

kecepatan :

1. Rendah ( Low ) 3 cm / menit

2. Sedang ( Medium ) 3 cm / 12 detik dan

3. Tinggi ( High ) 3cm / detik

b). Silinder yang berisi air dan di atasnya dipasang cungkup yang dihubungkan

dengan penulis pada drum.

c). Di atas cungkup terpasang termometer.

2. Timbangan dan ukuran tinggi badan

3. Barometer aneroid

4. Penjepit hidung dan mouth piece

5. Daftar konversi suhu ruangan ke tekanan parsial uap air

6. Nomogram du Bois untuk menenrukan luas badan dari berat dan tinggi badan

2.2 TATA KERJA

1. Persiapan alat

a. Spirometer dihubungkan dengan sumber listrik dan dilakukan pengecekan apakah

aliran listrik ada atau tidak

b. Silinder diisi air bila kosong atau ditambah air bila kurang

c. Penulis disiapkan

d. Dilakukan pengecekan kecepatan drum

e. Spirometer diisi oksigen atau udara biasa

2. Persiapan orang coba

a. Orang coba tidak merokok 2 jam sebelum pemeriksaan

b. Tinggi badan, berat badan dan umur diukur ( dapat juga diukur nanti setelah

pembuatan spirogram )

c. Orang coba berdiri tegak di depan alat

Praktikum Faal : Volume Paru 4

Page 5: Volume paru.doc

d. Mouth piece dipasang dan hidung dijepit pakai penjepit hidung karena orang coba

harus bernapas melalui mulut

e. Kecepatan drum rendah ( LOW )

3. Pelaksanaan : Orang coba disuruh bernapas biasa dan dihubungkan dengan spirometer

dengan memutar kran spirometer. Perhatikan gerak penulis !

a. Untuk mengukur IRV orang coba disuruh isap napas maksimal setelah akhir

inspirasi biasa kemudian dilanjutkan dengan napas biasa lagi

b. Untuk mengukur ERV orang coba disuruh ekspirasi maksimal setelah akhir

ekspirasi biasa

c. Untuk mengukur VC ose orang coba disuruh isap maksimal diikuti ekspirasi

maksimal

d. Untuk mengukur VC osi orang coba disuruh ekspirasi maksimal diikuti inspirasi

maksimal

4. Semua volume yang diukur adalah volume paru di dalam alat atau dalam kondisi ATPS,

karena itu harus diubah ke kondisi BTPS, dengan menggunakan rumus Boyle Gay

Lussac :

ATPS = Ambient Temperature Pressure Saturated

BTPS = Body Temperature Pressure Saturated

P = P bar PH2O temp

V = volume udara yang diukur

T = suhu Kelvin = 273 + temp spirometer yang dibaca dari termometer cungkup

P1 = P bar PH2O 37

V1 = volume BTPS yang dicari

T1 = suhu Kelvin = 273 + 37

P bar adalah tekanan barometer yang dibaca pada barometer

5. Khusus untuk VC, perlu dihitung harga standard VC baik menurut Baldwin ( USA )

maupun Indonesia

a. Standard Amerika adalah :

Laki-laki : VC = ( 27.63 0.112 Umur ) Tinggi badan

Perempuan : VC = ( 21.78 0.101 Umur ) Tinggi badan

VC dalam mililiter, umur dalam tahun dan tinggi badan dalam cm

b. Standard Indonesia ialah :

Praktikum Faal : Volume Paru 5

Page 6: Volume paru.doc

Laki-laki : VC = - 5.44018 0.06114 Umur 0.04849 TB 1.62 C

0.07768 C Umur ± 0.4105

Perempuan : VC = - 3.37068 0.02824 Umur 0.03583 TB 1.00051

C 0.04546 C Umur ± 0.30431

VC dalam liter, umur dalam tahun, tinggi badan dalam cm dan C = 0 bila umur

kurang dari 21 tahun dan C = 1 bila umur 21 tahun ke atas

6. Perhitungan harga normal :

a. Normal bila VCBTPS = 80 % atau lebih dari harga standard

b. Restriksi ringan bila VCBTPS lebih kecil dari 80 % harga standard dan lebih atau

sama dengan 60 % harga standard

c. Restriksi sedang bila VCBTPS lebih kecil dari 60 % harga standard dan lebih atau

sama dengan 50 % harga standard

d. Restriksi berat bila VCBTPS lebih kecil dari 50 % harga standard dan lebih atau

sama dengan 40 % harga standard

e. Restriksi sangat berat bila VCBTPS lebih kecil dari 40 % harga standard

III. HASIL

1. Kapasitas Vital

Orang coba KV. ATPS KV BTPS KV standard Kesimpulan

Laki-laki 3525 mL 4159.5 mL 4134.495 mLNormal

( 100.60 % )

Data :

Tekanan barometer ruangan = 735 mmHg

Suhu ruangan = 37 C

Temperatus Spirometer = 5 C

Tekanan uap air pada suhu ruangan = 46.6 mmHg

Suhu tubuh = 37 C

Fluktuasi vertikal sesuai dengan 500 mL / cm vertikal

Orang coba Laki-laki

Nama : Firqin Fuad Ryansyah

Umur : 19 th

Tinggi badan : 173,5 cm

Praktikum Faal : Volume Paru 6

Page 7: Volume paru.doc

T : 278°K ( 273 + temp.spirometer )

T1 : 310°K ( 273 + 37°C )

P : 728,5 mmHg ( P bar PH2O temp )

P1 : 688,4 mmHg ( P bar PH2O 37 )

1. Menghitung perbandingan ATPS dan BTPS

BTPS = 1,18 X ATPS

Tidal Volume

- ATPS :

- BTPS :

TV = 700 mL x 1,18 = 826 mL

IRV

- ATPS :

IRV = 2,6 cm 500 ml / cm = 1300 mL

- BTPS :

IRV = 1300 mL x 1,18 = 1534 mL

ERV

- ATPS :

ERV = 2,9 cm x 500 ml / cm = 1450 mL

- BTPS :

ERV = 1450 mL x 1,18 = 1711 mL

VC Two Stage

- ATPS :

VC two stage = IRV + ERV + TV = 700 mL + 1300 mL+1450 mL= 3450 mL

- BTPS :

VC = 3450 mL x 1,18 = 4071 ml

VC one stage inspiration ( VC osi )

Praktikum Faal : Volume Paru 7

Page 8: Volume paru.doc

- ATPS :

VC osi = 7,05 cm 500 mL / cm = 3525 mL

- BTPS : 3525 mL x 1,18 = 4159,5 mL

o VC Standard (Standard Indonesia)

VC standard = - 5,44018 ( 0,06114 19 ) ( 0.04849 173,5) ( 1,62398

0 ) ( 0,07768 0 19 )

= 4134, 495 mL

IV. PEMBAHASAN

4.1 DISKUSI HASIL

Kapasitas Vital

Dari hasil percobaan kami mendapatkan hasil perbandingan antara KV BTPS dan KV

standard adalah 100.60 % untuk orang coba laki-laki. Berarti orang coba normal karena

harga KV ≥ 80 % KV standard.

Kapasitas Vital digunakan untuk menentukan ada tidaknya gangguan restriksi pada fungsi

ventilasi paru. Retriksi terjadi karena jaringan elastis peribronchial diganti dengan jaringan

ikat sehingga pengembangan saluran nafas terganggu. Retriksi dapat deteksi dengan

pengukuran VC (Vital Capacity) dan FVC (Forced Vital Capacity)

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga VC antara lain:

a. Sex ( VC laki-laki > VC perempuan )

b. Posisi orang coba saat pengukuran (VC saat berdiri > VC saat duduk). Dalam hal

ini orang coba dalam keadaan berdiri.

c. Ukuran tubuh ( makin tinggi atau gemuk makin besar VC ).

d. Distensibilitas paru dan rangka dada (Complianca paru).

e. Ada tidaknya gangguan pada paru atau jalan nafas. Dalam hal ini orang coba

normal atau tidak mengalami restriksi pada sal menunjukkan ada tidaknya

gangguan pada jalan nafas.

Praktikum Faal : Volume Paru 8

Page 9: Volume paru.doc

4.2 DISKUSI JAWABAN PERTANYAAN

1. Berapa persen harga KV ( Kapasitas Vital ) yang didapat (BTPS) dibanding dengan

harga standardnya ?

Jawab :

KV Orang Coba Laki-laki :

VCtwo stage 98,46 %

VCosi 100,60 %

VCose 95,61 %

Dari harga KV orang coba Laki-laki didapatkan harga KV lebih dari 80 % KV standard.

Hal itu menunjukkan bahwa orang coba normal

Harga standard yang digunakan adalah standard Indonesia

2. Normalkah KV orang coba ?

Jawab :

Dari hasil penghitungan, kami dapat menyimpulkan bahwa orang coba laki-laki

dalam keadaan normal. Hal ini dapat dilihat pada jawaban pertanyaan no.1.

3. Bagaimana kesan saudara terhadap paru-paru orang coba ?

Jawab :

Kondisi paru-paru orang coba laki-laki dalam keadaan normal, tidak ada gangguan

restriksi.

4. Jika hasil diagnosa fungsi paru melalui VC one stage berbeda dengan VC two stage apa

kesimpulan saudara ?

Jawab :

Praktikum Faal : Volume Paru 9

Page 10: Volume paru.doc

V. LAMPIRAN

1. Hasil Grafik Spirogram Orang coba Laki-laki

Praktikum Faal : Volume Paru 10

Page 11: Volume paru.doc

VI. KEPUSTAKAAN

AL SAGGAF, SH ( 1991 ) :

COMROE JH ( 1962 ) : The Lung

MUNIF, MC ( 1997 ) :

Praktikum Faal : Volume Paru 11