Viskositas Revisi
-
Upload
jayu-suzia -
Category
Documents
-
view
27 -
download
4
description
Transcript of Viskositas Revisi
TUJUAN1. dapat mengukur viskositas (kekentalan) suatu zat cair dengan air sebagai pembanding dan
pengaruhnya terhadap temperatur dengan viskometer Ostwald.
2. Dapat mengukur viskositas (kekentalan) beberapa macam sampel oli dengan menggunakan
viscotester VT-04E.
Dasar Teori
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memilik tingkat kekentalan
yang berbeda. Misalnya sirup dan air. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas adalah gaya gesekan
internal fluida. Ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar
molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lain-lain.
Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat
cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida
riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita
pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam
fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah, misalnya air mempunyai
tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar.
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas.
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan
oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur kecepatan dari suatu cairan mengalir
melalui pipa gelas ( gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat, maka viskositas dari cairan itu
viskositasnya tinggi (misalnya madu). Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan
ialah metoda kapiler dari Poiseuille. Pada metoda ini diukur waktu (t), yang diperlukan untuk
volume tertentu cairan (V), untuk mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan
penggerak (P) yang tetap. Dalam hal ini, untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminar,
persamaan Poiseille dinyatakan sebagai,
Vt=P R
4
8ηL
Keterangan :
η : viskositas cairan
V : volume cairan
t : waktu yang diperlukan cairan dengan V mengalir melalui alat
P : tekanan pada cairan
R : jari – jari tabung
L : panjang pipa
Persamaaan ini berlaku untuk cairan dan gas. Ada beberapa viscometer yang
seringdigunakan untuk menentukan viskositas suatu larutan, yaitu :
1. Viskometer Ostwald : untuk menentukan laju aliran kuat kapiler.
2. Viscotester VT-04E
Viskometer Ostwald
Metoda Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poiseuille. Pada viscometer
Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan tertentu untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Didalam percobaan diukur waktu aliran untuk volume (antara tanda a dan tanda b)
melalui pipa kapiler yang vertikal. Jumlah tekanan (P) dalam hukum Poisseuille adalah
perbedaan tekanan kedua permukaan cairan dan berbanding lurus dengan berat jenis cairan (
ρ). Dalam prakteknya R dan L sukar secara teliti, karenanya viskositas cairan ditetapkan
dengan cara membandingkannya dengan cairan yang mempunyai viskositas tertentu, misalnya
air.
Persamaan yang digunakan :
Vt=P R
4
8ηL
Sehingga
η1η2
=R4 (Pt )8VL
×8VLR4 (Pt )
¿¿¿
η1η2
=ρ1t 1ρ2t 2
Keterangan :
P : ρ x konstanta
η : viskositas
ρ : massa jenis
t : waktu
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar
molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan
setimbang, maka sebelum suatu lapisan molekul melewati lapisan molekul lainnya diperlukan
suatu energy tertentu. Sesuai dengan hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul
yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor e−ΔE /RT .
Maka fluiditas sebanding dengan e−ΔE /RT dan viskositas sebanding dengan e−ΔE /RT . Secara
kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
η=Α e−ΔE /RT
ln = ln - E⁄RT, η Α Δ dengan A = tetapan yang sangat bergantung pada massa molekul
relative dan volume moler cairan, dan E = energy ambang per Mol yang diperlukan untuk
proses awal aliran.
VISCOTESTER VT-04E
Salah satu cara untuk menentukan viskositas suatu cairan lainnya, yaitu dengan alat
Viscotester VT-04E yang terdiri dari :
1. Main Unit : bagian alat ukur utama yang memiliki bagian petunjuk skala harga viskositas.
2. AC adaptor : komponen alat yang mengatur sumber arus listrik AC.
3. Rotor : komponen alat yang mengukur sampel, VT-04E menggunakan tiga jenis rotor, yaitu:
Rotor no. 3 untuk pengukuran dengan harga viskositas 0.3 dPa.s sampai 13 dPa.s.
Rotor no. 1 untuk pengukuran dengan harga viskositas dPa.s sampai 150 dPa.s.
Rotor no. 2 untuk pengukuran dengan harga viskositas 100 dPa.s sampai 3000 dPa.s
4. Cup/beaker : bejana untuk menampung sampel.
5. Baterai : sumber arus pengganti arus AC.
6. Rotor extension : batang pengaduk tambahan apabila diperlukan Klemp/stand.
Jika harga viskositas sampel belum diketahui, pengukuran menggunakan rotor
disesuaikan dengan prosedur berikut : rotor no. 2, no. 1 kemudian baru rotor no 3.
Selain dengan menggunakan metoda Viskometer Ostwald dan Viscotester VT-04E,
penentuan nilai viskositas dapat dicari dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Viskometer Hoppler
Pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam
untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena andanya gravitasi akan jatuh
melaui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang semakin
besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan tercapai bila
gravitas sama dengan frictional resistance medium (Bird, 1993:59).
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan
sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya Archimides :
6 r Vπ max = 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g
= {2/9 rη 3 (ρbola – ρcair) g} / Vmax
Vmax = h / t
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relatif terhadap air, harganya:
ηa = [2/9 r2 (ρa –ρ1) g ta ] / h
ηx = [2/9 r2 (ρx –ρ1) g tx ] / h
ηx / ηa = [(ρx –ρ1) tx ] / [ (ρa –ρ1) g ta]
(Tim Kimia Fisik. 2010:6)
2. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan
dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini
adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling
bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran
sumbat(Anonim, 05 November 2010).
3. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam
kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar(Anonim, 05 November 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
1. Suhu
Semakin tinngi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-
gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin
bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya viskositas dari zat
cair tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena
kerapatan komponen penyusun zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan menjadi lebih
tinggi jika suhu mengalami penurunan karena pada saat suhu di naikkan maka partikel-
partikel penyusun zat tersebut bergerak secara acak sehingga kekentalan akan mengalami
penurunan, dan jika suhu mengalami penurunan akan terjadi kenaikan viskositas karena
partikel-partikel penyusun senyawa tersebut tidak mengalami gerakan sehingga gaya gesek
yang bekerja juga semakin besar.
2. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan. Salah satu faktor
kekentalan (viskositas) suatu cairan adalah suhu. Menurut ‘teori lubang’, terdapat kekosongan
dalam suatu cairan, dan molekul bergerak secara continue kedalam kekosongan ini. Sehingga
kekosongan akan bergerak keliling. Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi
karena ada energi yang harus dimilikii suatu molekul agar dapat bergerak kedalam
kekosongan itu. Energi pengaktifan lebih mungkin terdapat pada suhu yang tinggi, dan dengan
demikian cairan lebih mudah mengalir pada suhu yang tinggi. Selain itu kerapatan zat cair
semakin renggang dengan bertambahnya suhu, sehingga tingkat kekentalannya berkurang.
3. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel
yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
4. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute
yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan
viskositas.
Definisi Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas
dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam praktikum
yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu terdiri dari 3
bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung massa fluida yaitu
dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong. Kemudian di
dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan nilai cho/massa jenis ( )ρ
fluida dengan persamaan = cho ( ) = m/v (Whille, 1988).ρ
ALAT & BAHANAlat : Bahan :
1. Viskometer Ostwald 1. Alcohol
2. Satu set viscotester VT-04E 2. Aseton
3. Piknometer 3. Aquadest
4. Thermostat 4. Berbagai macam oli
5. Pipet Filler
6. Gelas ukur
7. Botol semprot
8. Gelas kimia
9. Thermometer
10. Stop watch
CARA KERJA
Viskometer Ostwald
Menentukan berat jenis Menentukan viskositasmenggunakan piknometer
Langkah-langkahLangkah-langkah
Simpan viskometer ostwaldTimbang piknometer kosong, dalam termostat. Viskometer
dan catat hasilnya dijepit dengan klemp pada Statif
Isi piknometer dengan aquadest yang sudah diukur Masukkan aquadest ke dalam
suhunya sampai penuh, tutup ostwald, kemudian isapsampai airnya meluber, aquadest memakai pipet filter
timbang, dan catat sampai melewati garis a pada pipa kapiler
Isi piknometer dengan sampel yang lain, lakukan langkah 2 Biarkan aquadest mengalir,
pada saat permukaanaquadest tepat sejajar dengan
garis a hidupkan stopwatch.catat waktu yang diperlukansampai cairan melewati garis
b, ulangi hingga 3x
Viscotester VT-04E
Langkah-langkah
Peganglah viscotester dan pasangkan pada klemp. Gunakan sekrup dibawah klempuntuk membuat posisi main unit horizontal, untuk mengeceknya dengan melihatposisi water pass (gelembung air pada display), posisi water pass berada ditengah
menunjukkan posisi main unit sudah horizontal
tempelkan rotor yang sesuai untuk sampel dengan memutar sekrup rotor padabagian bawah main unit berlawanan arah jarum jam
Meletakkan rotor ditengah-tengah breaker dan mengisinya dengan cairan sampelhingga permukaan cairan tepat pada penunjuk batas sampel pada rotor, aturlah
agar jarak ujung rotor dengan dasar breaker kira-kira 15mm
Ubahlah klemp pengunci jarum pada main unit ke arah yang berlawanan
Set power on
Ketika rotor berputar, jarum penunjuk viskositas bergerak ke arah kanan danmenunjukkan viskositas cairan sampel, bacalah meter viskositas selama rotor
masih berputar dan jarum penunjuk stabil
Jika pengukuran selesai, set power off kemudian setelah jarum penunjuk meterkembali ke awal, kembalikan posisi klemp pengunci jarum ke arah yang
berlawanan lagi
Lepaskanlah rotor lebih dulu dengan hati-hati kemudian pindahkan ke breaker
DATA PENGAMATAN Viskometer Ostwald
A. Penentuan berat jenis dengan piknometer1. Penentuan volume piknometer
Berat piknometer kosong : 5,850 gram Berat piknometer + air : 102,238 gram Berat air : 48,388 gram Suhu air : 27±0,1 ̊C ρ air pada suhu tersebut : 0,996512 g/ml
Volume piknometer adalah :ρair = massa air
volume pikno
Volume pikno = massa air = 48,388gram = 48,567 mlρair 0,996512 gram/ml
2. Penentuan berat jenis sampelBerat piknometer kosong =53,715 gramVolume piknometer = 50 ml
Jenis sampel Berat pikno + isi (gram) Berat isi atau sampel (gram)Alcohol 92,645 38,93Aseton 91,825 38,11Berat jenis (ρ) sampel
1. ρ alcohol = 0,7786 gram/ml
2. ρ aseton = 0,7622 gram/ml
B. Penentuan viskositas dengan OstwaldSampel Waktu alir (detik)
Air 114Alcohol 195Aseton 59
airη = ρair tair
η sampel ρsampel ρsampel
Data ηair dan ρair pada suhu pengukuran didapat dari handbook
Viskositas sampel1. ηalkohol = 1,33 cp2. ηaseton = 0,395 cp
jawabηair = ρair tair ηair = ρair tair
ηalkohol ρalkohol talkohol ηaseton ρaseton taseton
1ηalkohol
= 0,997×6,330,8027×10,83
1ηaseton
=0,997×6,330,978×4
ηalkohol=1,377cp ηaseton=0,619cp
Viscotester VT-04ENo Jenis sampel Variasi suhu
(℃)Viskositas (mPa.s)
Rotor ke keterangan
1 SAE 20W – 50 50 43 5Prima XP 60 31 5
70 23 480 18 490 14 4
PERHITUNGAN1) Hitung viskositas cairan yang diukur pada suhu 50 ̊C, 55 ̊C, 60 ̊C, 65 ̊C, 70 ̊C dan 73 ̊C
dengan merujuk pada viskositas air (literatur) pada suhu tersebut2) Alurkan ln terhadap 1/t, kemudian tentukan energy ambangnya ( E)ƞ Δ
Jawab
No T (˚K)Viskositas
(mPa.s) 1/T ln ɳ1 323 135 0.00310 4.9052 328 95 0.00305 4.5543 333 90 0.00300 4.5004 338 84 0.00296 4.4315 343 78 0.00292 4.3576 346 75 0.00289 4.317
1) Tan θ = Δ1 /tΔ ln ƞ =
ΔER
2.06 .10−4
0,5877 =
ΔE0.853
E = 2,9899 .10Δ -4
0.00285 0.00290 0.00295 0.00300 0.00305 0.00310 0.003154.000
4.100
4.200
4.300
4.400
4.500
4.600
4.700
4.800
4.900
5.000
f(x) = 2475.21840121671 x − 2.87868948709896R² = 0.853048626856884
Series2Linear (Series2)
PEMBAHASANHasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan adalah:1) Penentuan berat jenis dengan piknometer
Hal yang pertama kali dilakukan adalah penentuan massa jenis aquadest, alkohol dan aseton. Dengan suhu masing-masing yaitu sebesar 25 ̊C. 24,8 ̊C dan 24 ̊C. massa jenis pada masing-masing sampel didapatkan dari pembagian massa sampel (yang didapatkan dari selisih berat hasil penimbangan piknometer kosong dengan piknometer yang berisi sampel) dengan volume piknometer. Sehingga dapat diketahui massa jenis alkohol sebesar 0,8027 gram/ml dan massa jenis aseton sebesar 0,9782 gram/ml. Mendekati dengan literature yang kita temukan bahwa massa jenis alkohol adalah sebesar 0.8119 – 0.8139 dan dari hasil tersebut juga dapat diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan dengan massa jenis zat. Sehingga semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zatnya dan berlaku sebaliknya, hal ini dikarenakan ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak lebih cepat yang diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, sehingga terjadi peregangan molekul dan akhirnya massa jenisnya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan massa jenis semula.
2) Penentuan viskositas dengan metoda OstwaldPenentuan viskositas dengan metoda Ostwald yaitu dengan cara mencatat waktu aliran masing-masing sampel dengan menggunakan pipa kapiler. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir dibandingkan fluida yang lebih kental. Hal ini dikarenakan fluida yang lebih kental memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan fluida yang lebih cair. Hal tersebut berakibat pada waktu yang dibutuhkan fluida yang lebih kental untuk mengalir pun menjadi lebih lama dibandingkan fluida yang lebih cair. Dari percobaan ini didapatkan viskositas alkohol sebesar 1,377 cp dan viskositas aseton sebesar 0,619 cp.
3) Penentuan viskositas dengan viscitester VT-04E.Dari data hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai viskositas zat cair berbanding terbalik dengan temperature, sehingga nilai viskositas zat cair akan menurun jika bertambahnya temperature dan berlaku sebaliknya. Karena secara mendasar, nilai viskositas sendiri dipengaruhi oleh temperature, tekanan, kohesi dan laju perubahan momentum molekularnya. Nilai viskositas yang kita dapatkan dari sampel oli bermerk Prima Xp SAE 20W-50 adalah sebesar 135 mPa.s pada suhu 50 ̊C, 95 mPa.s pada suhu 55 ̊C, 90 mPa.s pada suhu 60 ̊C, 84 mPa.s pada suhu 65 ̊C, 78 mPa.s pada suhu 70 ̊C, dan 75 mPa.s pada suhu 73 ̊C.Perbedaan nilai yang kita dapatkan dari percobaan ini dibandingkan nilai yang seharusnya diakibatkan oleh1) Tingkat ketelitian alat yang digunakan2) Perlakuan terhadap alat yang digunakan meliputi : kedataran posisi alat ketika
pembacaan hasil pengukuran, kebersihan alat, serta ketidaktepatan sepersekian mili detik dalam menghitung waktu menggunakan stopwatch
3) Setiap kenaikan suhu, misalnya ketika kenaikkan 5 ̊C itu tidak benar-benar tepat naik 5 ̊C. hal ini dapat mempengaruhi nilai viskositas yang didapatkan
4) Masih adanya sedikit gelembung yang sulit dikeluarkan pada viskometer Ostwald yang dapat berpengaruh pada nilai viskositas yang didapatkan
PERTANYAAN
1) Sebutkan cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan. Beri penjelasan secara singkat?
2) Apakah viskositas cairan selalu berkurang bila suhu dinaikkan, jelaskan?3) Perkirakan mana yang viskositasnya lebih besar minyak tanah atau nibyak kelapa?
JAWABAN PERTANYAAN1. Cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan adalah :
Rotation viscometer,yaitu dengan cara mengukur gaya puntir sebuah rotor silinder (spindle) yang dicelupkan dalam sampel
Viskometer cone & plate, yaitu dengan cara sampel di letakkan di tengah papan, kemudian naikkan hingga pada posisi kerucut yang di gerakkan oleh motor-motor dengan kecepatan yang berbeda dan sampel digeser dalam ruang semitransparan yang diam kemudian kerucut yang berputar.
Viskometer hoppler, Pada viskositas ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi tertentu
Viskometer cup & bob, Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup, dimana bob masuk tepat ditengah.
Vibro viskometerMendapat nilai viskositas dengan cara mengendalikan amplitude sebuah pelat sensor yang dicelupkan ke dalam sensor (sampel) dan mengukur arus listrik yang diperlukan untuk menggerakkan sensor tertentu
2. Ya, viskositas suatu cairan akan selalu berkurang bila suhu dinaikkan, karena berkaitan dengan struktur molekul dalam cairan tersebut. Ketika diberi panas, jarak antar molekul dalam cairan menjadi agak renggang, sehingga menjadi strukturv molekulnya kurang padat. Perubahan kondisi dari cairan yang struktur molekulnya lebih padat menjadi cairan yang struktur molekulnya kurang padat menyebabkan cairan lebih mudah mengalir atau memiliki viskositas yang lebih rendah. Selain itu, karena semakin tinggi suhu maka energy kinetik yang dimiliki partikel-partikel penyusunnya akan semakin besar sehingga pergerakannya semakin cepat, sehingga semakin encer, yang menyebabkan laju air makin cepat dan menyebabkan viskositas berkurang
3. Diantara minyak kelapa dan minyak tanah, yang viskositasnya lebih tinggi adalah minyak kelapa karena minyak kelapa sebagian besar mengandung asam lemak yang memiliki viskositas 7,30 mPa.s. namun penyusunnya lebih bervariasi yaitu asam kaproat yang memiliki rantai karbon 6 hingga asam arachidie yang memiliki rantai karbon 20. Sedangkan minyak tanah komposisinya disusun oleh alkana dengan rantai karbon hingga 16. Rantai karbon 6 (heksana) memiliki viskositas 0,294 mPa.s. sedangkan rantai karbon 16 (heksadekana) memiliki viskositas 3,34 mPa.s, jadi viskositas minyak tanah bervariasi antara 0,294-3,34 mPa.s, tergantung dari kualitas minyak ntanah tersebut. Dan pada umunya asam lemak memiliki viskositas jauh lebih tinggi dibandingkan alkana.
KESIMPULAN
1) Nilai massa jenis alkohol yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,8027 gram/ml
2) Nilai massa jenis aseton yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,9782 gram/ml
3) Nilai viskositas alkohol yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 1,377 cp4) Nilai viskositas aseton yang didapatkan dari percobaan ini adalah sebesar 0,619 cp5) Nilai viskositas dari sampel oli bermerk Prima Xp SAE 20W-50 adalah sebesar 135 mPa.s
pada suhu 50 ̊C, 95 mPa.s pada suhu 55 ̊C, 90 mPa.s pada suhu 60 ̊C, 84 mPa.s pada suhu 65 ̊C, 78 mPa.s pada suhu 70 ̊C, dan 75 mPa.s pada suhu 73 ̊C
6)Energi ambang yang didapatkan dari penentuan viskositas dengan viskotester VT-04E adalah sebesar 2,9899 .10-4
7)Semakin lambat waktu aliran zat cair semakin besar viskositas zat tersebut
8)Semakin cepat waktu aliran zat cair semakin kecil viskositas zat tersebut
DAFTAR PUSTAKA1. Id.answer.yahoo.com/question/indeq?qid=20110612161443AAX SBFD (di akses
tanggal 19-02-2013)2. http://technologyofpharmacheutical.blogspot.com/p/bab-i-pendahuluan-i.html?
zx=70c2cfdbacf71e40 (diakses tanggal 20-02-2013 jam 17.14)3. Daniels et al., “Experiments in Phisycal Chemistry” , ed.7, 1970.4. J.M. Wilson, “Experiments in Phisycal Chemistry” ,ed.2, 1978.5. Instruction manual viscotester VT-04E Rion., LTD.