· Web viewMenurut situs online detik.com, Ahok merupakan bakal calon dengan tingkat elektabilitas...
-
Upload
truongdieu -
Category
Documents
-
view
224 -
download
3
Transcript of · Web viewMenurut situs online detik.com, Ahok merupakan bakal calon dengan tingkat elektabilitas...
KECENDERUNGAN LIPUTAN BERITA PENCALONAN AHOK DALAM
PILGUB DKI JAKARTA 2017
(Studi Analisis Isi Mengenai Kecenderungan Liputan Berita Pencalonan
Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 pada Surat Kabar Harian Media
Indonesia dan Surat Kabar Harian Republika
Edisi 13 Februari – 31 Maret 2016)
Ahimsa Adi Wibowo
Mursito, BM.
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractMedia Indonesia Daily Newspaper and Republika Daily Newspaper are
selected as research object because both of them capable to fulfill the information needs of audience nationally. Furthermore, the capital owner of Media Indonesia Daily News is also as Party Chairman Nasdem who give unconditional support openly against Ahok candidacy in Jakarta Governor Election 2017. While, Republika Daily Newspaper is a daily newspaper which holds the ideology of Islam. The purpose of this research is to know presence or absence of difference tendency and neutrality on dispute news Ahok candidacy in Jakarta Governor Election 2017 on Media Indonesia Daily Newspaper and Republika Daily Newspaper in the period of 13 February – 31 March 2016 from the category of news placement, tendency toward news and source of news.
To reach the purpose above, writer comparing the data that been obtainable from Media Indonesia with data that been obtainable from Republika based on frequency calculation and the percentage of each. This research be expected would benefit to content analysis study on national daily newspaper and could give suggestion for Media Indonesia and Republika.
The result of research shows that on news placement category X2 < critical value (4,35 < 9,487), so there is no a significant difference. On news tendency towards category X2 > critical value (25,80 > 5,991), so there is a significant difference. So are on source of news category X2 > critical value (16,22 > 14,067), so there is a significant value too.
Key Words : News, Media Neutrality, Content Analysis
1
Pendahuluan
Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
menyatakan kembali mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI periode
2017-2021 pada akhir tahun 2015 lalu. Menurut situs online detik.com, Ahok
merupakan bakal calon dengan tingkat elektabilitas tertinggi dibandingkan calon
lainnya, yaitu mencapai 51,8 %, Survey tersebut dilakukan oleh Lembaga Survey
Charta Politika pada periode 15-20 Maret dengan melibatkan 400 orang
responden.(http://news.detik.com/berita/3175882/survei-charta-politika-elektabili
tas-ahok-51 8-yusril-11-dan-risma-73). Dalam pencalonannya, Ahok cenderung
memilih jalur independen dengan dukungan dari relawan-relawannya, yaitu
Teman Ahok. Muda Mudi Ahok, dan Battman. Dipilihnya jalur independen
membuat Partai PDIP enggan untuk mendukung Ahok. Namun sebaliknya, Partai
Nasdem justru menyatakan dukungan tanpa syarat kepada Ahok pada Bulan
Februari 2016 (http://mediaindonesia.com/news/read/28452/ahok-dukungan-
nasdem-tanpa-syarat/2016-02-12).
Partai Nasdem berada di bawah kepemimpinan Surya Paloh yang juga
merupakan pemilik Harian Media Indonesia. Semenjak pemberitaan Partai
Nasdem yang menyatakan memberikan dukungannya, frekuensi berita terkait
pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 di Harian Media Indonesia
semakin bertambah. Frekuensi dan penempatan berita dalam surat kabar bukan
terjadi secara begitu saja, proses seleksi berita oleh editor surat kabar yang sering
kali disebut dengan ‘gate keeping’ dilakukan untuk menentukan berita mana saja
yang akan dimuat di surat kabar dalam periode tertentu. Secara idealnya dalam
melakukan seleksi berita prinsip netralitas perlu diprioritaskan, namun pada
kenyataannya beberapa berita yang dimuat dalam surat kabar tidak jarang
ditemukan kecenderungan/keberpihakan pada suatu pihak/nilai. Maka dapat
dikatakan bahwa realitas media sangat berbeda dengan realitas sosial yang ada di
masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk melihat bagaimana dua surat
kabar harian, yaitu Harian Media Indonesia dan Harian Republika menyajikan
berita terkait Pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Isu terkait dengan
2
Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 menarik untuk diteliti
karena bersamaan dengan pemberitaannya muncul pemberitaan lain yang
memiliki kaitan dengannya, yaitu Revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala
Daerah (UU Pilkada). Peneliti ingin mengetahui apakah ada kecenderungan dalam
penyajian berita pada kedua media massa tersebut dengan menggunakan metode
analisis isi. Peneliti melihat perbedaan penyajian berita Pencalonan Ahok dalam
Pilgub DKI Jakarta 2017 berdasarkan kategori frekuensi, penempatan halaman,
dan arah pemberitaan, dan sumber berita. Penelitian terhadap media dengan
menggunakan metode analisis isi telah banyak dilakukan sebelumnya, beberapa
diantaranya terkait dengan bidang politik.
Harian Media Indonesia dan Harian Republika merupakan contoh media
yang menaruh perhatian pada isu Pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta
2017 mendatang. Kedua media massa tersebut sama-sama menyajikan berita sejak
awal isu pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 yang maju sebagai
calon petahana. Namun tentunya, masing-masing media memiliki perspektif yang
berbeda dalam menyajikan beritanya, terutama bagaimana masing-masing media
menonjolkan isu dalam berita Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta
2017 mendatang. Pemilihan Harian Media Indonesia sebagai media yang diteliti
karena peneliti menilai adanya kedekatan antara Ahok dengan Surya Paloh yang
dapat dibuktikan dengan pemberian dukungan penuh Partai Nasdem pada
Pencalonan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017. Selain itu, Media
Indonesia merupakan surat kabar harian yang mampu memenuhi kebutuhan
seluruh masyarakat Indonesia.
Alasan peneliti memilih Harian Republika untuk diteliti adalah
kemampuan Harian Republika untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seluruh
Indonesia akan informasi. Harian Republika merupakan surat kabar yang lahir
dari kalangan komunitas muslim Indonesia, sehingga sedikit banyak ideologi
Islam tetap ada dalam perusahaan media massa ini. Ideologi Islam yang terdapat
dalam perusahaan media massa Republika tentunya memberikan pengaruh pada
berita-berita yang dimuatnya.
3
Perbedaan di antara kedua media massa tersebut tentunya akan melahirkan
karakter yang khas dari masing-masing media dalam penyajian beritanya. Dalam
konteks ini perbedaan visi dan misi pada kedua surat kabar akan memberikan
pengaruh terhadap penyajian beritanya, khususnya berita terkait dengan
Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017. Peneliti menentukan
periode penelitian tanggal 13 Februari – 31 Maret 2016 karena Partai Nasdem
menyatakan dukungan tanpa syaratnya kepada Ahok pada awal bulan Februari
dan pada periode tersebut isu Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta
2017 ramai diberitakan di kedua media massa tersebut bersamaan dengan isu
Revisi Undang-Undang Pilkada.
Peneliti memilih metode analisis isi untuk membahas mengenai berita
Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 karena metode ini
dianggap bisa digunakan untuk megkaji pesan-pesan yang terkandung dan isu-isu
yang ditonjolkan. Metode ini menguji secara kuantitatif dan dapat melihat
keyakinan-keyakinan, kepentingan dalam editorial dan perusahaan media massa
itu sendiri. Sehingga peneliti bisa melihat kecenderungan yang ada pada Harian
Media Indonesia dan Harian Republika dalam melakukan pemberitaan terkait
Pencalonan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017.
Dalam penelitian ini membahas bagaimana kecenderungan pemberitaan
tentang “Pencalonan Ahok Sebagai Gubernur DKI Jakarta tahun 2017” dalam
Harian Media Indonesia dan Harian Republika edisi 13 Februari – 31 Maret 2016.
Landasan Teori
1. Berita
Mursito menjelaskan bahwa berita merupakan realitas simbolik, yaitu
realitas yang terdiri dari kata-kata yang membentuk kalimat yang tersusun secara
sistematis dan terstruktur. Berita sendiri tidak identik dengan peristiwa, namun
merupakan sebuah upaya untuk merekonstruksi kerangka inti peristiwa tersebut
(2013: 81–82). Menurut Assegaf (dalam Sumadiria, 2005: 64 – 65) berita adalah
laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian
pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting, mencakup sisi human interest
4
seperti humor, emosi dan ketegangan. Paul De Massener (dalam Sumadiria, 2005:
64 – 65) mendefinisikan berita sebagai sebuah informasi penting yang menarik
perhatian serta menarik minat khalayak pendengar. Sedangkan James M. Neal dan
Charnley mendefinisikan berita sebagai laporan tentang suatu peristiwa, opini,
kecenderungan, situasi, kondisi interpretasi yang penting, menarik, masih baru
dan harus disampaikan secepatnya kepada khalayak (dalam Kusumaningrat,dkk,
2009: 39).
Suatu isu atau peristiwa yang sama, ketika dilaporkan sebagai berita oleh
surat kabar dapat berbeda bentuk, susunan, kelengkapan isi dan semangatnya.
Perbedaan tersebut terjadi karena beberapa faktor, seperti daya tangkap dan daya
tanggap, perbedaan tafsir dan selera tentang apa yang dianggapnya sebagai
sesuatu yang penting atau pokok dalam kejadian tersebut. Faktor lain yang
menyebabkan perbedaan tersebut adalah visi dan pandangan media bersangkutan
tentang permasalahan yang ada di masyarakat. Visi itu dijabarkan menjadi
kebijakan editorial dan kebijakan redaksional yang sekaligus menjadi kerangka
acuan surat kabar yang bersangkutan (Oetama, 2011: 145).
Sebagai produk jurnalistik dan sebagai suatu realitas simbolik, terdapat
tiga arah atau sifat pemberitaan menurut Lasswell (dalam Flournoy, 1989: 128),
yaitu mendukung (favorable), tidak mendukung (unfavorable), netral,
2. Pesan
Secara umum definisi komunikasi merupakan suatu proses pertukaran
makna antara satu orang dengan satu orang lainnya atau lebih. Menurut Tubbs dan
Moss (dalam Mulyana, 2011: 65) komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan
makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih. Selaras
dengan definisi Tubbs dan Moss, sebuah definisi yang cermat tentang komunikasi
dikemukakan oleh Pace dan Faules. Menurut mereka, terdapat dua bentuk umum
tindakan yang dilakukan orang yang terlibat dalam konunikasi, yaitu penciptaan
pesan dan penafsiran pesan.
Menurut Mursito (1999: 7) pesan merupakan salah satu unsur/elemen
pembentuk proses komunikasi yang artinya adalah stimulus yang disampaikan
5
sumber kepada penerima. Pesan merupakan gagasan yang diwujudkan
(disandi/dicode) dalam bentuk symbol-simbol. Berikut ini merupakan bagan
proses komunikasi :
Bagan Proses komunikasi
Encoding (penyandian) merupakan kegiatan internal seseorang untuk
mengubah ide, pikiran, perasaan, menjadi simbol-simbol (verbal/non verbal) yang
memungkinkan ide atau perasaan dapat “dikirimkan”. Symbol-simbol itu
merupakan pesan yang memuat informasi. Interpreting atau interpretasi
merupakan suatu proses pemberian makna atas fakta-fakta atau pesan-pesan yang
diperoleh. Interpretasi sering kali disebut juga sebagai proses penyusunan fakta
yang ada untuk kemudian dimaknai, hal ini sangat bergantung pada kemampuan
intelektual setiap orang. Sedangkan decoding (Penyandian ulang) merupakan
kegiatan internal seseorang untuk mempersepsi suatu pesan, pemberian makna
terhadap pesan-pesan sumber mengubah symbol-simbol menjadi suatu bentuk
yang dapat ditangkap otak dan disimpan dalam memori. (Mursito, 1999: 8)
3. Agenda Setting
Teori agenda setting pertama kali diperkenalkan oleh Maxwell McCombs
dan Donald L. Shaw pada taun 1973 dengan publikasi pertamanya berjudul “The
Agenda Setting Function of The Mass Media”. Bagi sebagian besar akademisi
ilmu komunikasi, khususnya yang mempelajari dan mengkaji media massa telah
6
lama mengetahui bahwa media memiliki kemampuan untuk menyusun isu-isu
bagi masyarakat. Salah satu tokoh yang mengawali gagasan ini adalah Walter
Lippman. Menurutnya, masyarakat tidak merespon pada kejadian yang
sebenarnya dalam lingkungan, tetapi cenderung pada gambaran dalam kepala kita
yang disebut dengan lingkungan palsu atau pseudonenvironment (dalam
Littlejohn, dkk, 2009 : 415)
Mengikuti pendapat Chaffed dan Berger (dalam Nurudin, 2014 : 197)
terdapat beberapa catatan yang dapat memperjelas teori agenda setting, yaitu :
1. Teori agenda setting mempunyai kekuatan penjelas untuk
menerangkan mengapa orang sama-sama menganggap penting
suatu isu.
2. Teori agenda setting mempunyai kekuatan memprediksikan sebab
memprediksi bahwa jika orang-orang mengekspos pada suatu
media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama itu penting.
3. Teori agenda setting dapat dibuktikan salah apabila orang-orang
tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan
mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting.
Agenda setting memiliki korelasi yang erat dengan opini publik, sesuai
dengan gagasan Lippman yang kemudian dikembangkan oleh Donald Shaw dan
Maxwell McCombs, yaitu :“Bukti-bukti sudah menumpuk bahwa para editor media cetak dan para pengelola media
penyiaran memainkan peranan penting dalam membentuk realitas sosial kita ketika
mereka melakukan pekerjaan untuk memilih dan membuat berita. dalmpak dari media
massa yaitu kemampuannya untuk memengaruhi perubahan kognitif individu, untuk
membentuk pemikiran mereka dinamakan dengan fungsi agenda setting komunikasi
massa. Disinilah letak efek paling penting komunikasi, yaitu kemampuannya secara
mental untuk menata dan mengorganisasikan dunia untuk kita” (Morissan, 2013 : 496).
4. Opini Publik
Definisi umum opini publik sendiri adalah kelompok yang tidak
terorganisasi serta menyebar di berbagai tempat dengan disatukan oleh suatu isu
tertentu dengan saling mengadakan kontak antara satu sama lain melalui media
massa (Nurudin, 2001: 55). Media sering kali menciptakan isu-isu yang menjadi
7
kontroversi pada suatu masalah yang dianggap penting dan menarik bagi
masyarakat. Menurut Benard Hennessy (1990), salah satu yang diperbuat media
massa adalah mempengaruhi keputusan politik dengan memberikan atau tidak
memberikan publikasi atas isu tertentu kepada calon dan pembuat kebijakan (Oliii
dan Erlita, 2011: 68).
Opini publik sendiri dapat terbentuk melalui dua sebab, yaitu dibentuk
dengan perencanaan dan dibentuk tanpa perencanaan. Opini publik yang
disebabkan tanpa perencanaan muncul karena tidak memiliki target dan tujuan
tertentu, hanya sekedar memberi informasi kepada masyarakat tentang apa yang
seharusnya mereka ketahui. Sumber dari opini publik ini pun juga tidak dapat
diketahui secara pasti, karena kemunculannya yang bersifat alamiah. Opini publik
seperti ini tidak memerlukan media penyalur yang efektif.
5. Pemilihan Umum
Menurut Undang-Undang No. 12 tahun 2003, tentang Pemilihan Umum
menyebutkan bahwa: “Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk memilih
wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang
demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945”.
Sementara itu tujuan pemilu meliputi tiga hal pokok, yakni (Masdar, dkk.,
1999: 117-118) :
a) Sebagai mekanisme menyeleksi para pemimpinn pemrintahan dan wakil-wakil
rakyat.
b) Sebagai mekanisme untuk memindahkan konflik kepentingan dari masyarakat
kepada lembaga perwakilan rakyat sehingga integrasi masyarakat atau Negara
tetap terjamin.
c) Sebagai sarana untuk memobilisasi atau menggalang dukungan rakyat
terhadap Negara dan pemerintahan dengan jalan ikut serta dalam proses
politik.
8
6. Analisis Isi
Menurut Eriyanto (2013: 10) penggunaan analisis isi terdapat dalam tiga
aspek. Pertama, analisis isi digunakan sebagai metode utama. Kedua, analisis isi
dipakai sebagai salah satu metode saja dalam penelitian. Dan yang terakhir,
analisis isi digunakan sebagai metode pembanding untuk menguji kesahihan dan
kesimpulan yang didapat dari metode lain. Dalam konteks ini, penulis
menggunakan metode analisis isi sebagai metode utama. Riffe, Lacy, dan Fico
(dalam Eriyanto, 2005: 16) mendefinisikan analisis isi sebagai pengujian yang
sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-simbol komunikasi, dimana symbol
ini diberikan nilai numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis
menggunakan metode statistic untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik
kesimpulan dan memberikan konteks, baik produksi maupun konsumsi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik
penelitian yang digunakan adalah analisis isi dengan perbandingan dua media.
Sampel yang digunakan adalah sampel total dari keseluruhan populasi yang
berupa naskah-naskah berita. Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Chi-
Square dengan uji dua kelompok. terdapat tiga langkah dalam menggunakan
rumus Chi-Square. Pertama, hitung terlebih dahulu frekuensi yang diharapkan (E)
dengan mengalikan kedua jumlah dari masing-masing kategori yang bersilang
kemudian membaginya dengan jumlah seluruh berita yang diteliti. Di dalam
rumus Chi-Square yang digunakan sebagai pembanding adalah unit analisisnya.
Nilai X2 yang dihasilkan selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai kritis X2 dengan
batas keyakinan 95% dan rasio kekeliruan 5%. Jika nilai X2 lebih besar dari tabel
nilai kritis X2 maka Ho diterima dan Ha diterima. Sebaliknya, jika nilai X2 lebih
kecil dari tabel nilai kritis X2 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antar variabel.
9
Pembahasan
Tujuan utama dari analisis data ini adalah dapat mengetahui apakah
terdapat perbedaan kecenderungan dan netralitas dalam penyajian berita
Pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 pada surat kabar harian Media
Indonesia dan surat kabar Harian Republika periode 13 Februari – 31 Maret 2016.
Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah yang perlu dilakukan adalah
membandingkan antara data yang diperoleh dari surat kabar harian Media
Indonesia dengan data yang diperoleh dari surat kabar harian Republika. Agar
mengetahui lebih jelas dalam penyajian berita Pencalonan Ahok dalam Pemilihan
Gubenur DKI Jakarta 2017, acuan atau tolok ukur yang digunakan adalah
prosentase frekuensi pada kategori penempatan berita, arah kecenderungan berita
dan sumber berita.
Rumus yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah rumus Chi
Square sebagai berikut :
x2 = (O−E)2
E
Keterangan :
O : frekuensi yang didapat berdasarkan data yang diperoleh
E : frekuensi yang diharapkan
Berikut ini merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan dalam
menghitung Chi Square : (Eriyanto, 2013 : 330-332)
1. Mengitung terlebih dahulu frekuensi yang diharapkan. Jumlah
frekuensi yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan mengalikan
jumlah baris dan kolom untuk setiap sel dan kemudian dibagi dengan
jumlah sampel,
2. Memasukkan frekuensi (O), frekuensi yang diharapkan (E) ke dalam
rumus,
3. Menentukan derajat kebebasan (df/degree of freedom). Derajat
kebebasan dapat diperoleh dengan jalan rumus df untuk tabel yang
terdiri dari kolom dan baris adalah : (k-1) x (b-1)
10
4. Memastikan apakah nilai Chi Square ini signifikan atau tidak, dengan
cara dibandingkan dengan Tabel Kritis Chi Kuadrat. Perbedaan
disebut signifikan apabila nilai Chi Kuadrat sama atau lebih besar dari
nilai kritis (Tabel).
5. Interpretasi : Jika Xhitung > X2tabel maka ada perbedaan signifikan. Jika
Xhitung < X2tabel, maka tidak ada perbedaan signifikan.
A. Kategori Penempatan Berita
Dalam penelitian ini pengkategorian penempatan berita dapat terbagi
menjadi halaman depan headline, halaman dpan non headline, halaman dalam,
halaman luar/belakang, dan halaman khusus.. distriusi frekuensi masing-masing
kategori dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1Perbandingan Frekuensi Penyajian Kategori Penempatan Berita
Pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI 2017 pada surat kabar harian Media Indonesia dan surat kabar harian Republika periode
13 Februari – 31 Maret 2016
No Penempatan BeritaMedia Indonesia Koran Republika JumlahF P F P F P
1 Halaman Depan Headline 8 16,67% 1 4,35% 9 12,67%
2 Halaman Depan Non Headline 7 14,58% 1 4,35% 8 11,27%
3 Halaman Dalam 33 68,75% 21 91,30% 54 76,06%4 Halaman Luar/Belakang 0 0 0 0 0 05 Halaman Khusus 0 0 0 0 0 0
Jumlah 48 100% 23% 100% 71 100%
11
Tabel 4.2Frekuensi yang diharapkan (E) Kategori Penempatan Berita Pencalonan
Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
Kategori Penempatan
BeritaMedia Indonesia Republika Jumlah
Halaman Depan Headline
48 x971 = 6,08
23x 971 = 2,91 9
Halaman Depan Non Headline
48 x871 = 5,41
23 x 871 = 2,60 8
Halaman Dalam 48 x5471 = 36,51
23 x 5471 = 17,50 54
Halaman Belakang/Luar - - -
Halaman Khusus - - -Jumlah 48 23 71
Sumber : Tabel 4.1
Tabel 4.3Nilai X2 Kategori Penempatan Berita Pencalonan Ahok dalamPilgub DKI Jakarta 2017 Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
Surat Kabar Penempatan Berita O E O-E (O-E)2 (O−E )2
E
Media Indonesia
Halaman Depan Headline 8 6,08 1,92 3,69 0,61
Halaman Depan Non Headline 7 5,41 1,59 2,53 0,47Halaman Dalam 33 36,51 -3,51 12,32 0,34Halaman Belakang/Luar - - - - -Halaman Khusus - - - - -
Republika
Halaman Depan Headline 1 2,91 -1,91 3,65 1,25Halaman Depan Non Headline 1 2,60 -1,60 2,56 0,98Halaman Dalam 21 17,50 3,50 12,25 0,70Halaman Belakang/Luar - - - - -Halaman Khusus - - - - -
X2 4,35 Sumber : Tabel 4.1
Sementara df = (5-1) x (2-1) = 4
Nilai X2 = 4,35 dengan derajat kebebasan (df) = 4, kemudian dibandingkan
dengan tabel kritis Chi Kuadrat. Nilai Chi Square pada derajat kebebasan (df) 4
dan taraf signifikansi 5% atau 0,05 adalah 9,487. Ternyata nilai X2 kurang dari
12
nilai kritis Chi Square, yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan pada surat
kabar harian Media Indonesia dan surat kabar Republika dalam kategori
penempatan berita.
B. Kategori Arah Kecenderungan Berita
Dalam penelitian ini pengkategorian arah kecenderungan berita dapat
terbagi menjadi mendukung, tidak mendukung, dan netral terhadap pencalonan
Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta. Distriusi frekuensi masing-masing kategori
dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.4Perbandingan Frekuensi Penyajian Kategori Arah
Kecenderungan Berita Pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 pada Surat Kabar Harian Media Indonesia
dan Surat Kabar Harian Republika Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
No Arah Kecenderungan BeritaMedia
Indonesia Republika Jumlah
F P F P F P
1 Mendukung Pencalonan Ahok 38 79,17% 5 21,74% 43 60,56%
2 Tidak Mendukung Pencalonan Ahok 2 4,16% 11 47,83% 13 18,31%
3 Netral 8 16,67% 7 30,43% 15 21,13%
Jumlah 48 100% 23 100% 71 100%
Tabel 4.5Frekuensi yang diharapkan (E) Kategori Arah Kecenderungan Berita
Pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
Arah Kecenderungan Berita Media Indonesia Republika JumlahMendukung Pencalonan Ahok 48 x 43
71 = 29,0723 x 43
71 = 13,9323
Menolak Pencalonan Ahok 48 x1371 = 8,79
23 x 1371 = 4,21
13
Netral 48 x1571 = 10,14
23 x 1571 = 4,86
15
Jumlah 48 23 71 Sumber : Tabel 4.4
13
Tabel 4.6Nilai X2 Kategori Arah Kecenderungan Berita Pencalonan Ahok
dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 Periode13 Februari – 31 Maret 2016
Surat Kabar Arah Kecenderungan Berita O E O-E (O-E)2 (O−E )2
E
Media Indonesia
Mendukung Pencalonan Ahok 38 29,07 8,93 79,74 2,74
Tidak Mendukung Pencalonan Ahok 2 8,79 -6,79 45,43 5,16
Netral 8 10,14 -2,14 4,58 0,45
Republika
Mendukung Pencalonan Ahok 5 13,93 -8,93 79,74 5,72Tidak Mendukung Pencalonan Ahok 11 4,21 6,79 45,43 10,79
Netral 7 4,86 2,14 4,58 0,94X2 25,8
Sumber : Tabel 4.4
Sementara df = (3-1) x (2-1) = 2
Nilai X2 = 25,8 dengan derajat kebebasan (df) = 2, kemudian dibandingkan
dengan tabel kritis Chi Kuadrat. Nilai Chi Square pada derajat kebebasan (df) 2
dan taraf signifikansi 5% atau 0,05 adalah 5,991. Ternyata nilai X2 melampaui
nilai kritis Chi Square, yang berarti terdapat perbedaan signifikan pada surat kabar
harian Media Indonesia dan surat kabar Republika dalam kategori arah
kecenderungan berita.
C. Kategori Sumber Berita
Dalam penelitian ini didapatkan 169 sumber berita pada surat kabar
harian Media Indonesia dan 74 sumber berita pada surat kabar harian
Republika. Pengkategorian sumber berita dapat terbagi menjadi 8 sumber
14
berita, yaitu Kubu Ahok, Pemerintah, Pengamat Politik, Penyelenggara
Pemilu, Partai Politik, Kubu Calon Lain, Redaksi dan Sumber Lainnya.
Tabel 4.7Perbandingan Frekuensi Penyajian Kategori Sumber Berita Pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 pada Surat
Kabar Harian Media Indonesia dan Surat Kabar Harian Republika Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
No Sumber BeritaMedia Indonesia Republika Jumlah
F P F P F P
1 Kubu Ahok 20 41,67% 3 13,04% 23 32,39
2 Pemerintah 3 6,25% 6 26,09% 9 12,683 Pengamat Politik 12 25% 2 8,70% 14 19,714 Penyelenggara Pemilu 1 2,08% 1 4,34% 2 2,825 Partai Politik 6 12,5% 3 13,04% 9 12,686 Kubu Calon Lain 3 6,25% 6 26,09% 9 12,68
7 Sumber Lainnya 3 6,25% 2 8,70% 5 7,04Jumlah 48 100% 23 100% 71 100%
Tabel 4.8Frekuensi yang diharapkan (E) Kategori Sumber Berita
Pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
Sumber Berita Media Indonesia Republika Jumlah
Kubu Ahok48 x23
71 = 15,5523 x 23
71 = 7,45 23
Pemerintah48 x9
71 = 6,0823 x 9
71 = 2,91 9
Pengamat Politik48 x 14
71 =9,4623x 14
71 =4,53 14
Penyelenggara Pemilu48 x2
71 =1,3523 x 2
71 = 0,65 2
Partai Politik48 x9
71 =6,0823 x 9
71 = 2,91 9
Kubu Calon Lain48 x9
71 =6,0823 x 9
71 = 2,91 9
15
Sumber Lainnya48 x5
71 =3,3823 x 5
71 = 1,62 5
Jumlah 48 23 71
Tabel 4.9Nilai X2 Kategori Sumber Berita Pencalonan Ahok dalam
Pilgub DKI Jakarta 2017 Periode 13 Februari – 31 Maret 2016
Surat Kabar Sumber Berita O E O-E (O-E)2 (O−E )2
E
Media Indonesia
Kubu Ahok 20 15,55 4,45 19,80 1,27Pemerintah 3 6,08 -3,08 9,49 1,56Pengamat Politik 12 9,46 2,54 6,45 0,68Penyelenggara Pemilu 1 1,35 -0,35 0,12 0,09Partai Politik 6 6,08 -0,08 0,01 0,01Kubu Calon Lain 3 6,08 -3,08 9,49 1,56Sumber Lainnya 3 3,38 -0,38 0,14 0,04
Republika
Kubu Ahok 3 7,45 -4,45 19,80 2,66Pemerintah 6 2,91 3,09 9,55 3,28Pengamat Politik 2 4,53 -2,53 6,40 1,41Penyelenggara Pemilu 1 0,65 0,35 0,12 0,18Partai Politik 3 2,91 0,09 0,01 0,11Kubu Calon Lain 6 2,91 3,09 9,55 3,28Sumber Lainnya 2 1,62 0,38 0,14 0,09
X2 16,22
Sementara df = (8-1) x (2-1) = 7
Nilai X2 = 16,22 dengan derajat kebebasan (df) = 7, kemudian
dibandingkan dengan tabel kritis Chi Kuadrat. Nilai Chi Square pada derajat
kebebasan (df) 7 dan taraf signifikansi 5% atau 0,05 adalah 14,067. Ternyata nilai
X2 melampaui nilai kritis Chi Square, yang berarti terdapat perbedaan signifikan
pada surat kabar harian Media Indonesia dan surat kabar Republika dalam
kategori sumber berita.
16
Kesimpulan
Berdasarkan data yang disajikan, dianalisis dan diinterpretasi dengan
mengacu pada perbedaan masing-masing surat kabar dalam pemberitaan terkait
Pencalonan Ahok dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 pada
surat kabar harian Media Indonesia dan surat kabar harian Republika periode 13
Februari - 31 Maret 2016, mencerminkan adanya keberpihakan dan orientasi
media terhadap suatu nilai, secara garis besar, kesimpulan yang dapat ditarik oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kedua surat kabar harian
memiliki agenda media yang berbeda yang bertujuan untuk mempengaruhi opini
publik atau khalayak. Surat kabar harian Media Indonesia berusaha untuk
membangun opini publik dengan mendeskripsikan, memuji, dan mendukung
sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Bakal Calon Gubernur DKI
Jakarta 2017 Petahana yang layak untuk dipilih. Dukungan tersebut semestinya
tidak terlepas dari kepemilikan surat kabar harian Media Indonesia oleh Ketua
Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dimana Partai Nasdem telah memberikan
dukungan tanpa syarat terhadap pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta 2017
seperti yang telah diberitakan pada surat kabar harian Media Indonesia edisi 13
Februari 2016. Sedangkan, surat kabar harian Republika lebih sedikit memberikan
perhatiannya terhadap fenomena Pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI Jakarta
2017, dilihat dari frekuensi pemberitaannya yang kurang dari 50% dari jumlah
pemberitaan yang dimuat dalam harian Media Indonesia. Meskipun begitu, dilihat
dari arah kecenderungan pemberitaan, pada surat kabar harian Republika
didominasi oleh arah kecenderungan menolak pencalonan Ahok, berbanding
terbalik dengan surat kabar harian Media Indonesia. Sebagai surat kabar harian
yang didirikan oleh kaum muslim, tentunya Republika sedikit banyak memegang
ideologi Islam sebagai acuan dalam kinerja redaksinya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti berusaha
memberikan beberapa saran, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
17
Berdasarkan teori agenda setting, pada kenyataannya media massa
berusaha membentuk dan mempengaruhi opini publik karena sebagian besar
informasi yang disajikan pada sebuah media merupakan informasi yang telah
dipilih oleh redaksi media tersebut. Sehingga dalam hal ini, khalayak diharapkan
lebih kritis dalam menyikapi fenomena pencalonan Ahok dalam Pilgub DKI
Jakarta 2017. Khalayak perlu mencari informasi yang lebih lengkap melalui
berbagai media massa dan sumber lain, dengan tujuan memperoleh informasi
yang berasal dari berbagai sudut pandang untuk menghindari subjektivitas media.
Daftar PustakaA. Rahman H. I. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.Antara News. (2016). Survey SDI, Elektabilitas-Ahok-Tertinggi-di antara
Kandidat Cagub DKI. http://www.antaranews.com. Diakses pada hari Sabtu, 28 Mei 2016, pukul 10.38 WIB.
BBC News. KPI : Independensi media TV. http://www.bbc.com. Diakses pada hari Sabtu, 28 Mei 2016, pukul 11.07 WIB.
Mursito. (1999). Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita. Solo: Studi Pemberdayaan Komunikasi (SPIKOM).
. . (2013). Jurnalisme Komprehensif Konsep, Kaidah, & Teknik Penulisan Berita, Feature, Artikel. Jakarta: Literate.
Detik. Survei Charta Politika Elektabilitas Ahok, Yusril, dan Risma. http://news.detik.com. Diakses pada Jumat, 27 Mei 2016, pukul 15.55 WIB
Eriyanto. (2013). Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Flournoy, D.M. (1989). Analisis Isi Surat Kabar-Surat Kabar di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Jawa Pos Online. http://www.JawaPos.com. Diakses pada Jumat, 27 Mei 2016, pukul 16.30 WIB
Kompas Megapolitan. Mereka Calon Pesaing Ahok dalam Pilkada DKI 2017. http://megapolitan.kompas.com. Diakses pada hari Jumat, 27 Mei 2016, pukul 14.20 WIB.
Kusumaningrat, Hikmat dan P. Kusumaningrat. (2009). Jurnalistik Teori & Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, Stephen W dan K. A. Foss. (2009). Teori Komunikasi Theories of Human Communication edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Macnamara, J. (2005). Media Content Analysis: Its Uses; Benefits and Best Practice Methodology. Asia Pacific Public Relations Journal. Vol. 6, No. 1, hal 1-34.
18
Masdar, Umaruddin. (1999). Mengasah Naluri Publik Memahami Nalar Politik. Yogyakarta: LKIS.
Media Indonesia Online. Ahok : Dukungan Nasdem Tanpa Syarat http://mediaindonesia.com. Diakses pada hari Jumat, 27 Mei 2016, pukul 15.47 WIB.
Megwa, Eronini R. & Donald J. Brenner. (1998). Toward A Paradigm of Media Agenda-Setting Effect: Agenda-Setting As A Proces. Howard Journal of Communication. Volume 1, hal 39-56.
Morissan. (2013). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Mulyana, Deddy. (2011). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurudin. 2014. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.Oetama, Jakob. (2001). Pers Indonesia, Berkomunikasi dengan Masyarakat Tidak
Tulus. Jakarta: Kompas.Santana, Septiawan. (2005). Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor
Indonsia.Silalahi, Ulber. (2015). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: PT
Refika Aditama.Sindonews. Blusukan Saja Tidak Cukup Untuk Membangun
Negara-http://nasional.sindonews.com. Diakses pada sabtu ,2 Juli 2016, pukul 14.47 WIB.
Sumadiria. (2005). Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Suwardi, Harsono. (1993). Peranan Pers dalam Poitik di Indonesia: Suatu Studi Komunikasi Politik terhadap Liputan Berita Kampanye Pemilu 1987. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suwarno. (2015). Sejarah Politik Indonesia Modern. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Suyanto, Bagong, dan Sutinah. (2004). Metode Penelitian Sosial: Bebagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun (2003) tentang Pemilihan Umum.Wikipedia. Kode Etik Jurnalistik. https://id.wikipedia.org/wiki/Kode_-
etik_jurnalistik. Diakses pada hari Senin 2 Juni 2016 WIB.Wikipedia. Pesan. https://id.wikipedia.org/wiki/Pesan. Diakses pada hari Sabtu,
28 Mei 2016. Pukul 12.37 WIB
19