VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari...

72
i VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius) Oleh Rita Yulasari NIM. 151.125.014 JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM 2016

Transcript of VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari...

Page 1: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

i

VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU(Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI

ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius)

OlehRita Yulasari

NIM. 151.125.014

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGIFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)MATARAM

2016

Page 2: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

ii

VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU(Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI

ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius)

SkripsiDiajukan kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapaigelar sarjana pendidikan

Oleh:Rita Yulasari

NIM. 151.125.014

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGIFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)MATARAM

2016

Page 3: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

iii

Page 4: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

iv

Page 5: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

v

Page 6: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

vii

Page 7: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

viii

MOTTO

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang baik? (Q.S. Ash-Shu’araa:07)

Page 8: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

ix

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ibu ku tersayang (Sariatun) dan ayahanda tercinta (M.Salim), terimakasih

yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan

Ayah yang telah memberikan segala dukungan yang tiada mungkin dapat

kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan

persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan

Ayah bahagia karna ku sadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih.

Terimakasih yang tak terhingga ku ucapkan untukmu Bunda dan

Ayahandaku tercinta.

2. Adik ku tersayang “Pahrudin Salim Khaeri” kita dilahirkan dengan jiwa

dan jalan hidup yang berbeda-beda, aku yakin apapun yang kau lakukan

adalah masih dalam batas normal, tetapi ingat kehendak kita tak selamanya

berada dalam tataran Tuhan.

3. Keluarga tercinta, dukungan kalian telah membangkitkan semangatku

yang sekali-kali tenggelam dalam palung duka kehidupan.

4. Sahabat-sahabatku (Suhaini, Nurul Hikmah, dan Khaeratun Hasna)

terimakasi sudah menjadi sahabat terbaik dalam hidupku, yang sudah

membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

5. Almamater yang aku banggakan.

Terimakasih juga kepada semua pihak yang sudah membantu selama

penyelesaian tugas akhir ini.

Page 9: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

x

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

memberikan nikmat kesempatan, nikmat kesehatan, dan nikmat berfikir

kepada kita semua sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini tepat

waktu. Salawat serta salam semoga senantiasa terucap kepada Nabi

Muhammad SAW. yang telah membawa cahaya akhlakul karimah dan

ilmu pengetahuan kepada seluruh umat. Terimakasih penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Dr. Suhirman, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Alwan

Mahsul, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

2. Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA

Biologi dan Bapak Alwan Mahsul, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan

Pendidikan IPA Biologi yang telah mempermudah kami selama proses

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. H. Muttawali, M.A. selaku Rektor IAIN Mataram beserta

pembantu rektor, Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd selaku Dekan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. serta civitas akademika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram serta seluruh

stafnya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Page 10: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xi

Sekiranya dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan,

peneliti berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi

ini bisa bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Mataram, 22 November 2016

Peneliti

Page 11: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................................ iHALAMAN JUDUL ....................................................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiNOTA DINAS PEMBIMBING..................................................................... ivPERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................vPERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ viPENGESAHAN ............................................................................................. viiMOTTO ........................................................................................................ viiiPERSEMBAHAN .......................................................................................... ixKATA PENGANTAR .................................................................................... xiDAFTAR ISI.................................................................................................. xiiABSTRAK .................................................................................................... xviBAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah.............................................6

1. Rumusan Masalah ………………………………………………6

2. Batasan Masalah............................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................8

1. Tujuan Penelitian ..........................................................................8

2. Manfaat Penelitian ........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...............10

A. Kajian Teori .......................................................................................10

1. Tinjauan Tentang Tembakau ......................................................10

a. Sejarah Tembakau ...............................................................10

b. Struktur Morfologi Tembakau .............................................11

c. Jenis-Jenis Tembakau ..........................................................14

d. Klasifikasi Tembakau ..........................................................15

e. Kandungan Zat Kimia Tembakau........................................16

2. Tinjauan Tentang Konsentrasi Ekstraks .....................................19

3. Tinjauan Tentang Anti Hama Ulat Grayak.................................22

B. Kerangka Berfikir ..............................................................................25

C. Hipotesis ............................................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................28

A. Desain dan Pendekatan Penelitian .....................................................28

Page 12: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xiii

B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................29

C. Populasi dan Sampel..........................................................................29

1. Populasi .......................................................................................29

2. Sampel........................................................................................29

D. Alat dan Bahan...................................................................................29

E. Prosedur Kerja ...................................................................................30

F. Tehnik Pengumpulan Data ...............................................................

xiii

G. Analisis Data......................................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................37

A. Hasil Penelitian ..................................................................................37

B. Pembahasan........................................................................................39

BAB V PENUTUP..........................................................................................43

A. Simpulan .......................................................................................43

B. Saran .............................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................47LAMPIRAN 1.................................................................................................48LAMPIRAN 2.................................................................................................51

Page 13: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tembakau (Nicotianae tabacum, L) ...........................................16

Gambar 2.2 Ulat Grayak .................................................................................25

Page 14: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Antara Kuat Fisiologis Dengan KadarNikotin Tembakau..........................................................................18

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Hama Ulat Grayak Dari EkstrakBatang Tembakau dari Setiap Perlakuan dan Ulangan .................34

Tabel 3.2 ringkasan rumus ANOVA (Analysis of variance) ..........................36

Table 4.1 Senyawa kimia batang tembakau dalam ekstrak air ……………..41

Page 15: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xvi

VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU(Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI

ULAT GRAYAK (Spodoptera litura Fabricius)

Rita Yulasari151.125.014

ABSTRAK :

Tembakau merupakan salah satu jenis tanaman musiman yang cukupberperan besar bagi masyarakat di Indonesia. Tanaman ini mempunyaisenyawa kimia berupa nikotin. Senyawa ini tidak hanya terkandung padadaun, tetapi juga terdapat pada ujung batang tembakau. Sifat antifugoryang dimiliki oleh nikotin dapat digunakan sebagai salah satu caramengusir serangga. Selain itu, nikotin juga dapat bersifat fumigan karenakandungan hidrogen peroksida yang ada pada struktur kimia nikkotindapat dipakai untuk membunuh serangga. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui variasi konsentrasi ekstrak batang tembakau(Nicotianae tabacum, L.) sebagai insektisida nabati terhadap ulat grayak(Spodoptera litura Fabricius). Jenis penelitian yang digunakan adalaheksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan percobaan yangdigunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) kemudian dianalisismenggunakan ANOVA (Analysis of variance) adapun populasi yangdigunakan adalah hama ulat grayak dan sampelnya adalah 10 ekor ulatgrayak setiap perlakuan dan ulangan, digunakan 5 kali perlakuan dan 3kali ulangan dengan cara pengamatan langsung. Hasil yang didapat padapenelitian ini adalah pada konsentasi terendah yaitu 10% dengan 1 ekorulat grayak yang mati dan pada konsentrasi tertinggi 30% terdapat 5 ekorulat grayak yang mati, jadi dapat dinyatakan bahwa Fhitung(27)> Ftabel(3,48) itu artinya H1 diterima. Kesimpulannya yaitu ekstrakbatang tembakau dapat dijadikan sebagai anti hama ulat grayak padakonsentrasi 30 %.

Kata kunci:batang tembakau, anti hama, ulat grayak.

Page 16: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

xvii

Page 17: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

berfotensi sebagai petani. Mulai dari petani palawija sampai petani kayu,

dari semua jenis tanaman yang dihasilkan oleh para petani di Indonesia

salah satu tanamannya yang mendapat predikat tinggi sebagai penghasil

devisa negara adalah tembakau (Nicotianae tabacum, L.). Luas area

perkebunan tembakau di Indonesia diperkirakan hanya sekitar 207.020

hektar, namun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian

tembakau memerlukan tenaga kerja hingga tiga kali lipat.1

Tembakau merupakan salah satu tanaman yang banyak ditanam di

Indonesia, terutama di Lombok. Peran tembakau bagi masyarakat cukup

besar, hal ini disebabkan karena aktivitas produksi dan pemasaran yang

melibatkan peran sejumlah masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan

penghasilan.

Tembakau merupakan tanaman musiman, tetapi dalam dunia

pertanian biasa dikenal dengan tanaman perkebunan, berbeda dengan padi

tanaman ini bukan termasuk tanaman pangan, tanaman ini biasa di

budidayakan pada musim kemarau mulai bulan April sampai Agustus di

lahan sawah. Untuk menigkatkan kualitas produksi tembakau ada

1 W. D. Herawati, Tehnik Budi Daya Tembakau Varietas Virginia (Jogjakarta:Trans IdeaPublishing, 2013), h. 11.

Page 18: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

2

beberapa faktor penunjang yang perlu dioptimalkan seperti sumber daya

alam (iklim, tanah, cuaca dan lainnya).

Tembakau merupakan bahan dasar dalam pembuatan rokok karena

kandungan nikotinnya dapat mencapai 0,3 % sampai 5 % bobot kering.

Lebih dari 30 jenis bahan kimia dijumpai di dalam daun tembakau kering,

bahan-bahan ini berasal dari pertumbuhan daun tembakau itu sendiri baik

dalam proses pembuatan tembakau maupun sewaktu penanaman

tembakau. Berbagai jenis tembakau yang ditanam di suatu daerah atau

suatu negara serta cara pemrosesan tembakau akan mempengaruhi

komposisi bahan kimia yang dikandung oleh tembakau. Beberapa bahan

kimia yang bersifat toksis antara lain nikotin (Karsinogenik nitrosamine)

yang bersumber dari nitrit, amine, protein, dan alkaloid di dalam daun

tembakau. Namun ternyata nikotin tidak hanya terdapat pada daun, tetapi

juga terdapat pada bagian batang dan akar. Sifat antifugor yang dimiliki

oleh nikotin yang dapat digunakan sebagai salah satu cara mengusir

serangga. Selain itu, nikotin juga dapat bersifat fumigan karena kandungan

hidrogen peroksida yang ada pada struktur kimia nikotin dapat dipakai

untuk membunuh serangga. Batang tembakau (Nicotianae tabacum, L.)

memiliiki potensi anti serangga, di mana daya bunuh ekstrak batang

tembakau mencapai 97 %.2

2Sukarman Hadi Jaya Putra, “Potensi Ekstrak Batang Tembakau (Nicotianae tobacum, L.)Sebagai Anti Serangga Pada Serangga Domestik Semut Hitam (DelichoderusBituberculatus) Untuk Kajian Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan” (Tesis, IAINMataram, Mataram, 2012), h. 16.

Page 19: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

3

Berdasarkan observasi awal pada tanggal 17 November 2015 di

desa Durian Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah sebagai

narasumber yakni amak Salbi yang menyatakan bahwa masyrakat kurang

mengetahui cara membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura, F.)

tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan tentang pestisida nabati.

Penggunaan pestisida kimia terlalu membahayakan bagi masyarakat,

makhluk hidup, dan bagi tumbuhan itu sendiri. Karena pestisida kimia

dapat menimbulkan keracunan bagi masyrakat, dan bagi makhluk hidup

lainya seperti itik dan ayam yang sering berkeliaran di sekitar

persawahan.3

Inak Janah juga mengatakan hal yang sama bahwa dia tidak

mengetahui kalau batang tembakau itu dapat dijadikan sebagai pestisida

alami, karena selama penanaman tembakau yang digunakan hanya daun

tembakau karena daun tembakau memiliki nilai jual tinggi sedangkan

batang tembakau hanya digunakan sebagai kayu bakar memasak. Tetapi

seperti pada saat ini masyarakat tidak memasak menggunakan tungku lagi

melainkan sudah kebanyakan menggunakan kompor gas yang lebih praktis

dan cepat jadi kegunaan batang tembakau mulai tergeser dan tidak

memiliki kegunaan sama sekali, mengenai batang tembakau yang dapat

dijadikan sebagai pestisida nabati inak Janah tidak mengetahuinya sama

sekali.4

3Amak Salbi. Narasumber pada wawancara observasi awal. Tanggal 17 November 2015. Jam13.30. Di desa Durian Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.

4 Inak Janah. Narasumber pada wawancara observasi awal. Tanggal 17 November 2015. Jam14.20. Di desa Durian Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.

Page 20: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

4

Bape Irum justru mengatakan hal yang berbeda dari kedua

narasumber diatas, di mana memang tidak mengetahui bahwa batang

tembakau itu dapat dijadikan sebagai pestisida nabati yang diketahuinya

yang dapat dijadikan pestisida nabati adalah gadung saja sedangkan batang

tembakau sebagai kayu bakar ibu memasak. Tetapi Bape Irum justru

berpendapat bahwa pestisida kimialah yang lebih efektif digunakan untuk

membunuh hama karena dijamin lebih cepat dan praktis tidak perlu

mengekstrak sendiri melainkan tinggal membeli bahan yang sudah ada.

Jadi pestisida kimia yang memiliki hasil yang lebih bagus dibandingkan

dengan pestisida nabati seperti batang tembakau.5

Adanya keinginan masyarakat untuk menggunakan pestisida nabati

ini membuat peneliti berkeinginan untuk membuat pestisida alami yaitu

dari ekstrak batang tembakau, batang tembakau yang selama ini hanya

digunakan oleh masyarakat sebagai kayu bakar. Batang tembakau ini

mengandung nikotin yang dapat membunuh hama ulat grayak, dan

tembakau termasuk ke dalam salah satu jenis tanaman yang dapat

digunakan sebagai pestisida nabati.

Hama merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan

produksi pangan, sayuran, dan buah-buahan. Salah satu hama penting yang

dapat mengakibatkan kehilangan hasil panen adalah hama pemakan daun

yang dikenal sebagai hama ulat grayak (Spodoptera litura, F.). Ulat ini

berkembang biak sangat cepat dan bersifat polifag, yaitu dapat hidup

5 Bape Irum. Narasumber pada wawancara observasi awal. Tanggal 18 November 2015. Jam09.00. Di desa Durian Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.

Page 21: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

5

dengan memakan beberapa jenis tanaman. Kerusakan akibat hama ulat

grayak (Spodoptera litura, F.) dapat mengakibatkan pertumbahan tanaman

terhambat sehingga mengakibatkan kehilangan hasil panen yang relatif

tinggi. Luas serangan ulat grayak dari tahun 2002 hingga 2006 berkisar

antara 1.316 hingga 2.902. 6 Ulat grayak tersebar luas di Asia, Pasifik, dan

Australia. Di Indonesia, hama ini terutama menyebar di Nanggroe Aceh

Darussalam, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selatan, Maluku, dan Papua.

Hama ini tersebar luas di daerah dengan iklim panas dan lembab

dari subtropis sampai daerah tropis, luas serangan ulat gerayak

berkembang dari tahun ke tahun kerusakan dan kehilangan hasil akibat

serangan ulat gerayak ditentukan oleh populasi hama, fase perkembangan

serangga, fase pertumbuhan tanaman, dan varietas tanaman. Serangga

pada varietas rentan menyebabkan kerugian yang sangat signifikan. Dalam

usaha pengendalian harus selalu mencari teknologi pengendali yang ramah

lingkungan. Namun pada umumnya petani di Indonesia memilih

insektisida sintetik sebagai pilihan pertama dalam pengendalian hama, hal

tersebut dikarenakan petani menganggap bahwa penggunaan insektisida

lebih ampuh dan hasilnya lebih cepat, perilaku petani yang tidak

memperhatikan dosis dan konsentrasi dalam penggunaan insektisida

karena persepsi petani bahwa apabila terdapat sedikit lubang pada daun

6 Yuslindah. “Hubungan intensitas serangan hama ulat grayak (spodoptera litura) denganproduksi pada tanaman kedelai”, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, (2015), h. 9.

Page 22: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

6

misalnya petani langsung memberikan atau menyeprot tanaman tersebut

dengan insektisida. Namun demikian penggunaan insektisida secara terus

menerus dan berlebihan mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti

keracunan pada hewan peliharaan dan manusia.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba membuat suatu

ekstrak yang dapat mengusir ataupun membunuh hama ulat grayak yaitu

melalui ekstrak batang tembakau ini. Sebagaimana yang telah diketahui

bahwa batang tembakau itu digunakan hanya sebagai kayu bakar dan

banyak sekali warga yang tidak mengetahui bahwa di dalam batang

tembakau ternyata terdapat kandungan nikotin tidak hanya pada daunnya

saja, dan nikotin pada batang tembakau ini berpotensi untuk membunuh

ulat grayak untuk itu peneliti mencoba membuat suatu ekstrak dari batang

tembakau untuk membunuh ulat grayak secara alami tanpa campuran

bahan kimia yang berbahaya.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Pada variasi konsentrasi berapakah ekstrak

batang tembakau (Nicotianae tabacum, L.) paling berpengaruh sebagai

insektisida nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius) ?”

Page 23: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

7

2. Batasan masalah

Kajian pada penelitian ini terbatas pada:

a. Jenis tembakau yang digunakan adalah tanaman tembakau

(Nicotianae tabacum L.) yang termasuk genus Nicotinae, serta

familia Solanaceae, yang biasa ditanam pada musim kemarau dan

dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan rokok.

b. Bagian tumbuhan tembakau yang digunakan sebagai ekstrak adalah

ujung batang tembakau karena mempunyai kadar nikotin cukup

tinggi, pada batang bagian ujung juga terdapat daun-daun tipis

yang menempel pada batang, kandungan yang terdapat di daun-

daun tipis ini hampir sama dengan kandungan yang ada pada daun

tembakau.

c. Hama yang digunakan adalah jenis hama ulat grayak (Spodoptera

litura Fabricius) dengan panjang instar 50 mm bewarna coklat

kehitaman dengan bercak-bercak kuning dan berumur 26 hari.

d. Hama ulat grayak yang akan digunakan sebagai sampel diambil

langsung dari tumbuhan kedelai.

e. Pembasmian ulat grayak sampai tahap mortalitas.

f. Kematian ulat grayak ditandai dengan penurunan mobilitas,

penurunan napsu makan sehingga ulat menjadi lemas, dan

perubahan warna menjadi lebih pucat dari warna asalnya.

Page 24: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

8

C. Tujuan Penelitian dan Mamfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini di

lakukan dengan tujuan yaitu “Untuk mengetahui variasi konsentrasi

ekstrak batang tembakau (Nicotianea tabacum, L.) sebagai insektisida

nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius)”.

2. Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

antara lain :

a. Manfaat Teoritis

1) Sebagai informasi bagi peneliti mengenai konsentrasi ekstrak

batang tembakau yang bermanfaat sebagai pembasmi hama

ulat grayak.

2) Menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang

manfaat lain dari batang tembakau selain sebagai kayu bakar.

3) Dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya

bagi peneliti.

b. Manfaat praktis

1) Bagi masyarakat diharapkan dapat mengetahui penggunaan

tumbuhan sebagai bahan pestisida alami yang dapat

meningkatkan kualitas dan keamanan tumbuhan dan

mengetahui tidak hanya dengan bahan-bahan kimia yang

mampu membasmi hama yang terdapat pada tumbuhan.

Page 25: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

9

2) Bagi para petani dapat mengurangi kerusakan tumbuhan

disekitar lahan pertanian dan kematian binatang ternak dengan

penggunaan pestisida yang aman yakni pestisida nabati.

3) Data hasil penelitian yang akan diperoleh diharapkan dapat

digunkan sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa

khususnya mahasiswa biologi.

4) Memberi ilmu pengetahuan baru bagi peneliti agar dapat

mencari bahan kajian penelitian lain lagi.

Page 26: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Tembakau

Tembakau merupakan salah satu komoditi yang cukup penting

di Indonesia, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi petani,

namun juga bagi negara. Tembakau adalah produk pertanian yang

diproses dari daun tanaman dari genus Nicotianae. Tembakau dapat

dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin

tartrat dapat digunakan sebagai obat. Nicotianae tabacum atau lebih

dikenal sebagai tembakau ialah sejenis tumbuhan herbal dengan

ketinggian kira-kira 1,8 meter (6 kaki) dan besar daunnya yang

melebar dan meruncing dapat mencapai sekurang-kurang 30

sentimeter (1 kaki). 7

a. Sejarah tembakau

Tembakau pertama kali digunakan oleh penduduk asli

Mexico untuk rokok dan keperluan lainnya. Kira-kira pada

pertengahan abad ke-16, seorang ahli botani dari Perancis bernama

Jean Nicot Villernain mulai mempelajari secara serius botani

tanaman tembakau. Sebagai jasanya terhadap penelitian tembakau,

nama Nicot diabadikan sebagai nama latin dari tembakau yaitu

Nicotiana. Sejarah penamaan tembakau di Indonesia dimulai pada

7 Herawati, Tehnik Budidaya Tembakau Varietas Virginia (Jogjakarta: Trans Idea Publishing,2013), h. 12.

Page 27: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

11

tahun 1830 oleh Van Den Bosch melaui “Culturstelsel” yaitu

disekitar daerah Semarang, Jawa Tengah, namun pada saat itu

mengalami kegagalan. Pada tahun 1856 Belanda mencoba kembali

melakukan penanaman tembakau secara meluas di daerah Besuki,

Jawa Timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian yaitu

Besoekisch Profstation pada tahun 1910. Dengan adanya balai

penelitian tersebut maka dilakukan usaha-usaha untuk

mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan, yakni dengan cara

seleksi menggunakan tembakau yang telah ada atau didatangkan

dari luar.8

b. Struktur morfologi tembakau

Bagian terpenting tanaman tembakau adalah sebagai

berikut :

1) Alat hara (Organum nutritivum)

a) Radix (akar)

Akar tanaman tembakau virginia merupakan

tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat

bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalam

50-75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke

samping, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar.

Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur,

mudah menyerap air dan subur.

8 Ibid h. 13.

Page 28: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

12

b) Caulis (batang)

Batang tanaman tembakau agak bulat, lunak tetapi

kuat, makin keujung makin kecil. Ruas batang mengalami

penebalan yang ditumbuhi daun, dan batang tanaman tidak

bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang

selain ditumbuhi daun juga tumbuh tunas ketiak daun,

dengan diameter batang 5 cm. Fungsi dari batang adalah

tempat tumbuh daun dan organ lainnya, tempat jalan

pengangkutan zat hara dari akar ke daun, dan sebagai jalan

menyalurkan zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman.

c) Folium (daun)

Bentuk daun tembakau adalah bulat lonjong,

ujungnya meruncing, tulang daun yang menyirip, bagian

tepi daun agak bergelombang dan licin. Daun bertangkai

melekat pada batang, kedudukan daun mendatar atau tegak.

Ukuran dan ketebalan daun tergantung varietasnya dan

lingkungan tumbuhnya. Daun tembakau tersusun atas

lapisan palisade parenchyma pada bagian atasnya dan

spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun

dalam satu tanaman berkisar 28–32 helai, tumbuh

berselang–seling mengelilingi batang tanaman.9

9 Eka Yuni Susilowati, ” Identifikasi Nikotin Dari Daun Tembakau (Nicotiana Tabacum)Kering dan Uji Efektivitas Ekstrak Daun Tembakau Sebagai Insektisida PenggerekBatang Padi (Scirpophaga Innonata)”, Universitas Negeri Semarang, (2006), h. 8.

Page 29: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

13

2) Alat reproduksi (Organum reproductivum)

a) Flos (bunga)

Bunga tanaman tembakau termasuk contoh bunga

majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing-

masing tandan berisi 15 bunga. Bentuk mahkota dari masing

spesies Nicotinae memiliki bentuk yang sedikit berbeda.

Seperti yang ada pada Nicotiana tobaccum. L yang memiliki

mahkota yang lebih panjang dari mahkota terompet yang ada

pada Nicotiana rustica yang sedikit pendek. Dari seluruh

bunga yang ada pada satu tandan tersebut akan mekar secara

berurutan mulai dari yang paling tua ke yang paling muda.

Warna dari bunganya beragam, mulai dari merah jambu

sampai merah tua. Dan pada tempat yang lain juga

ditemukan berwarna putih. Benang sari berbeda ukuran

tersebut berjumlah lima dan melekat pada mahkota bunga.

Tangkai putik atau kepala putik terletak di atas bakal buah

(ovarium) pada tabung bunga. Antara kepala putik dan

benang sari letaknya sangat berdekatan. Oleh karena itu hal

tersebut dapat memungkinkan terjadinya penyerbukan

sendiri, meski sebagian ada juga yang penyerbukannya

dengan cara silang.

Page 30: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

14

b) Fructus (buah)

Buah ini berasal dari bagian yang ada pada bunga.

Bagian tersebut dikenal dengan nama bakal buah

(ovarium). Pada tanaman tembakau, bakal buah berada

pada dasar bunga dan terdiri atas dua ruang yang dapat

membesar. Pada tiap-tiap ruangan tersebut berisi bakal biji

(ovum) yang banyak sekali. Bentuk dari bakal bauh ini

lonjong dan bergerigi.

Bakal buah akan tumbuh menjadi buah setelah

mengalami proses penyerbukan. Dalam jangka waktu tiga

minggu setelah proses penyerbukan terjadi, maka buah

tembakau tersebut akan masak. Buah yang berbentuk

lonjong dan berisi banyak biji itu akan pecah seiring

dengan matang buah tembakau tersebut.10

c. Jenis-jenis tembakau

Di Indonesia terdapat tiga golongan besar tembakau yaitu:

1) Tembakau yang dipetik di musim hujan yang sebagian besar

dipakai untuk bahan cerutu.

2) Tembakau yang dipetik di musim kemarau yang sebagian

besar dipakai untuk rokok kretek, sigaret, dan tembakau

kunyah.

10 Bambang Cahyono, Untung Selangit Dari Usaha Bertanam Tembakau. Panduan LengkapBudidaya Hingga Panen (Yogyakarta:Cahaya Atma Pustaka, 2011), h. 5.

Page 31: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

15

3) Tembakau “rakyat” lainnya yang sebagian besar dipetik di

musim kemarau untuk rokok lintingan.11

d. Klasifikasi tembakau

Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk

genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang

mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae tabacum L dan

Nicotianae rustica dengan rincian sebagai berikut:

1) Nicotianae rustica, L. mengandung kadar nikotin yang tinggi

(max n = 16%) biasanya digunakan untuk membuat abstrak

alkoloid (sebagai bahan baku obat dan insektisida), jenis ini

banyak berkembang di Rusia dan India.

2) Nicotianae tabacum, L. mengandung kadar nikotin yang rendah

(min n = 0,6%) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan

baku pembuatan rokok.

Beberapa varietas tembakau (Nicotianae tabacum L) salah

satunya adalah tembakau virginia. Klasifikasi tanaman tembakau

virginia secara sistematis adalah sebagai berikut:

Kingdom : PlantaeDivisio : SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeOrdo : SolanalesFamili : SolanaceaeGenus : NicotianaeSpesies : Nicotianae tabacum L.12

11 Slamet Djojosoediro, Petunjuk Praktis Menanam Tembakau (Surabaya: Usaha Nasional, _),h. 9.

12 Herawati, Tehnik Budidaya, h. 19.

Page 32: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

16

Gambar 2.1 tembakau (Nicotianae tabacum L.)

e. Kandungan zat kimia tembakau

Tembakau merupakan tanaman yang dapat menimbulkan

adiksi karena mengandung nikotin dan juga zat-zat karsinogen serta

zat-zat beracun lainnya. Tembakau mengandung kurang lebih 4000

elemen- elemen dan setidaknya 200 di antaranya berbahaya bagi

kesehatan. Racun utama pada tembakau adalah nikotin.13 Nikotin

adalah senyawa alkaloida yaitu senyawa heterosiklik yang

mengandung nitrogen. Senyawa ini dapat diperoleh dari tembakau,

cairan alkaloida (racun) pada nikotin tidak bewarna. Alkaloida ini

dapat menimbulkan gangguan kesehatan khususnya bagi para

perokok.

Kandungan nikotin yang terdapat pada daun tembakau rata-

rata berkisar antara 0,5-4 %. Jenis tembakau yang ada di Indonesia

memiliki kandungan nikotin sekitar 0,5-2,5 %. Jenis tembakau

virginia (tembakau jenis sigaret putih) memiliki kandungan lebih

13Tuturpamuji, “kandungan kimia tembakau 1”, dalamhttp://tuturpamuji.blogspot.co.id/2009/02/kandungan-kimia-tembakau-1.html, diambiltanggal 09 April 2016, pukul 10:19 WITA.

Page 33: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

17

sedikit yakni 0,5 - 1 %, berbeda dengan kandungan nikotin yang

ada pada tembakau jenis cerutu yang memiliki nikotin yang relatif

tinggi. Tidak hanya tembakau jenis cerutu, tembakau rajangan

tradisional yang hanya diolah masyarakat secara tradisional justru

memiliki kandungan nikotin lebih tinggi. Oleh karena itu

tembakau jenis cerutu dan rajang disebut tembakau dengan rasa

berat.

Nikotin merupakan alkaloid yang hanya terdapat dalam

tanaman tembakau. Nikotin dapat dimanfaatkan sebagai insecta

alami, penggunaan nikotin sebagai insecta alami umumnya hanya

terdapat pada daun tembakau padahal nikotin terbentuk pada

semua bagian tembakau termasuk pada bagian batangnya yang

tidak dimanfaatkan. Untuk mengetahui tingkat kandungan nikotin

tembakau, Brezina (1936) menggambarkan kriteria kuat fisiologis

mulai dari tingkatan lemah sampai sangan kuat/berat, sebagaimana

yang disajikan dalam tabel dibawah ini.

Page 34: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

18

Tabel 2.1 Hubungan antara kuat fisiologis dengan kadar nikotintembakau.

No Kuat fisiologis Nikotin (%)

1 Sangat berat 2,50-3,502 Berat 1,80-2,503 Sedang 1,30-1,804 Ringan 1,10-1,305 Sangat ringan 0,80-1,10

6 Lemah 0,60-0,80

Dikutip dari Djarier Makfoeld, 1994 14

Jumina mengatakan bahwa batang dan akar tembakau bisa

diproses untuk diambil nikotinnya, sehingga tidak mutlak daun

tembakau saja yang memiliki kandungan nikotin. Kadar nikotin

pada batang berkisar antara 0,6 – 3,0 % dari berat kering tembakau,

dimana biosintesis unsur Nitrogen pada akar dan terakumulasi pada

daun. Nikotin yang berfungsi sebagai bahan kimia antiherbivora

dan adanya kandungan neurofaxin yang sangat sensitif bagi

serangga menyebabkan nikotin dapat digunakan sebagai

pestisida.15

Nikotin merupakan unsur kimia yang terkandung dalam

tanaman tembakau yang dapat berfungsi sebagai antifugor

(penolakan serangga). Dengan demikian sangat mungkin jika

kandungan nikotin tembakau dapat digunakan sebagai insekta

14 Djarier Makfoeld, Mengenal Penilaian Fisik Mutu Tembakau Di Indonesia Edisi Kedua(Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1994) h.36.

15 Siti Wulandari Hikmatunnisa,” Isolasi nikotin dari batang tembakau dan penentuanpengaruh isolasi kasar nikotin sebagai insektisida alami pada ulat grayak (spodopteralitura)”, Dalam http/library.um.ac.id / freecontents / index.php/pub/detail-32964.html.Diambil tanggal 27 April 2016 pukul 11.05 WITA.

Page 35: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

19

nabati. Insekta nabati adalah senyawa beracun yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan sejarah bahan yang berasal dari

tumbuhan sudah digunakan sejak lama sebelum insektisida lain,

beberapa tumbuhan yang biasa digunakan seperti tembakau,

piretrum, deris, helebor, kasia, dan kamper sudah sangat lama

digunakan sebagai insekta alami.16

2. Konsentrasi ekstrak

Konsentrasi adalah ukuran yang menggambarkan banyaknya

zat di dalam suatu campuran dibagi dengan volume total campuran

tersebut. Terdapat empat macam deskripsi kuantitatif konsentrasi,

yaitu konsentrasi massa, konsentrasi molar, konsentrasi jumlah, dan

konsentrasi volume. Kaitannya dengan hal tersebut, maka dalam

penelitian ini peneliti akan menggunakan berbagai jenis konsentrasi

ekstrak batang tembakau guna untuk melihat konsentrasi yang lebih

banyak membunuh ulat grayak.

Ekstrak adalah isi ringkas, intisari, sari, inti, salinan.17 Ekstrak

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sari yang didapat dari hasil

saringan gilingan batang tembakau yang telah dilarutkan menggunakan

air dan saringan yang digunakan disini berupa kain kasa.

Ekstraksi merupakan salah satu cara untuk memisahkan bahan

dari suatu campuran. Agar pelarut dapat berlangsung maka harus

16 Soetikno S. Sastroutomo, Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaannya (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 42.

17 Tim Penyusun, Kamus Saku Ilmiah Populer Edisi Lengkap (Jakarta: Gama Press, 2010) h.161.

Page 36: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

20

diusahakan terjadinya kontak yang baik antara pelarut dengan bahan

yang akan dilarutkan. Ekstrak dapat dilakukan untuk ekstrak cair-cair

ataupun ekstrak padat cair, untuk ekstrak cair dapat dilakukan dengan

cara mencampurkan cairan campuran dengan pelarut dan diaduk.

Sedangkan ekstrak untuk zat padat dilarutkan dengan cara melarutkan

zat dengan menambahkan pelarut. Pada penelitian ini ektrak yang

digunakan adalah ekstrak padat cair, yang menjadi padatnya yaitu

batang tembakau sedangkan yang menjadi cairan atau pelarutnya

adalah aquades (air).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Vadiana

Astuti dalam penelitiannya peneliti menggunakan ekstrak daun

tembakau untuk mengendalikan hama lalat buah cabai (Bactrocera

dorsalis L.). Dalam penelitiannya peneliti menyemprotkan ekstrak

daun tembakau pada tahap larva lalat buah cabai yang menunjukkan

adanya mortalitas (kematian) pada tiap pelakuan, namun dengan rata-

rata persentase yang relatif rendah. Kemudian peneliti juga

menyemprotkan ekstrak daun tembakau pada tahap pupa dimana hasil

penyemprotan ekstrak tersebut pada lalat buah cabai menunjukkan

adanya kematian pada tiap perlakuan dengan rata-rata persentasi

kematian pupa yang tertinggi. Kemudian tahap penyemprotan pada

Page 37: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

21

tahap imago dan hasil penyemprotan ekstraknya menunjukkan

persentasi kematian tertinggi.18

Pada penelitian Vadiana Astuti tersebut menggunakan daun

tembakau untuk mengendalikan hama lalat buah cabai (Bactrocera

dorsalis L.), dan berdasarkan kandungan yang terkandung pada

tembakau, terdapat kandungan yang dapat mematikan hama ataupun

serangga kecil dan oleh sebab itu pada penelitian ini peneliti akan

menggunakan bagian lain dari tembakau yaitu pada batang tembakau

dimana seperti yang telah dijelaskan bahwa nikotin itu tidak hanya

terdapat pada daun tembakau saja tetapi juga terdapat pada seluruh

bagian dari tembakau.

Pada penelitian jenis ini, tembakau yang akan digunakan yaitu

jenis tembakau yang dipetik pada musim kemarau karena masyarakat

Lombok hanya menanam tembakau pada musim kemarau saja.

Tembakau di Indonesia khususnya di Lombok sudah menjadi suatu

penghasilan pokok bagi masyarakat, dimana yang menjadi daya tarik

dari tembakau adalah daun tembakau itu sendiri sedangkan batang

tembakau hanya akan dijadikan sebagai kayu bakar, tetapi ternyata

batang tembakau tidak hanya bisa dijadikan sebagai kayu bakar

melainkan bisa juga digunakan sebagai suatu anti serangga ataupun

hama. Untuk itu penulis ingin menggunakan batang tembakau ini

18 Vadiana Astuti, “Ekstrak Daun Tembakau Untuk Mengendalikan Hama Lalat Buah Cabai(Bactrocera dorsalis L.)”(Tesis, IAIN Mataram, Mataram, 2014), h. 51.

Page 38: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

22

sebagai suatu penelitian pada anti hama ulat grayak (Spodoptera litura

fabricius).

3. Anti hama ulat grayak

Anti adalah benci, menolak, melawan, menentang.19 Anti

yang dimaksud pada penelitian ini yaitu berupa menolak atau

melawan hama yang berada ditanaman pangan masyarakat supaya

terhindar dari gigitan hama ulat grayak dengan menggunakan ekstrak

batang tembakau.

Yang dimaksud dengan hama ialah hewan yang berukuran

kecil yang menganggu dan merugikan tanaman yang diusahakan

manusia. Apabila asalnya bukan dari binatang gangguan itu maka

disebut dengan penyakit, misalnya gangguan dari virus, bakteri, jamur

tumbuh-tumbuhan yang bertingkat rendah atau yang sedikit lebih

tinggi, kekurangan unsur-unsur makanan dan lain-lain.20

Dalam pengendalian hama terpadu, hama bukan hanya pada

serangga tetapi bisa pada vertebrata, virus, bakteri, gulma, dan

organisme gangguan tanaman lainnya. Dalam arti yang luas hama

adalah makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa

sumber daya manusia yang berupa tanaman ataupun binatang yang

dipelihara yang hasil dan seratnya dapat diambil untuk kepentingan

manusia. Oleh karena itu serangga dikatakan hama apabila serangga

19 Tim Penyusun, kamus saku ilmiah, h. 50.20 Pracaya, Hama Dan Penyakit Tanaman (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004), h. 5.

Page 39: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

23

tersebut menguranggi kualitan dan kuantitas bahan makanan, pakan

ternak, dan tanaman serat.

Makhluk hidup terdiri dari hewan yang berdarah panas dan

berdarah dingin, salah satu contoh hewan yang berdarah dingin adalah

serangga. Adanya sifat karsiogenik pada nikotin dapat memberikan

potensi pada tembakau yang dapat membunuh makhluk hidup baik

yang berdarah panas maupun berdarah dingin. Dalam bentuk nikotin

murni hewan berdarah panas bisa terbunuh, sedangkan untuk

kandungan dengan konsentrasi 40 % telah berpotensi untuk membunuh

hewan berdarah dingin. Karena sistem nikotin pada tembakau dapat

mempengaruhi ketahanan pertumbuhan dan perkembangan serangga,

dimana senyawa alkaloid dari nikotin ini bisa menganggu sistem saraf

pada serangga nikotin ini bisa menjadi racun bagi serangga tersebut.

Nikotin yang ada pada tembakau bisa melumpuhkan sistem saraf pada

serangga, nikotin ini masuk melewati selaput yang ada pada serangga

tersebut. Sistem fumigan yang menyebabkan nikotin ini bisa

menyebabkan serangga mengalami kerusakan organ sistem pernapasan.

Serangga adalah hewan yang paling banyak terdapat di dunia

dan menempati hampir semua habitat yaitu dalam air, tanah, udara,

pepohonan, biji-bijian, tubuh manusia, dan hewan. Serangga adalah

organisme yang paling banyak digunakan dalam program pengendalian

hayati. Serangga termasuk salah satu kelas terbesar dalam filum

Page 40: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

24

Arthropoda, dilihat dari segi jumlah spesies serangga memiliki jumlah

spesies terbesar dari semua filum dalam kerajaan binatang.21

Serangga dapat merusak tanaman budidaya karena serangga

memamfaatkan tanaman budidaya sebagai pakan, tempat pelekatan

telur, dan secara tidak langsung serangga sebagai penyebar penyakit

pada tanaman. Serangga juga sering menyerang produk hewan atau

tumbuhan yang disimpan seperti beras, kacang, tepung, daging, dan

buah-buahan. Salah satu jenis serangga yang merugikan yang sering

dijumpai oleh petani adalah ulat daun yang terdapat pada tanaman padi,

tembakau, kedelai dan buah-buahan, ulat daun yang dimaksud disini

adalah ulat grayak.

Badan ulat gerayak memiliki bintik-bintik hitam sehingga

badannya tampak berwarna hitam. Namun, apabila diamati secara teliti

bagian sisi badan terdapat garis-garis berwarna agak kecoklatan.

Panjang ulat dewasa sekitar 5 cm, ulat ini biasanya menyerang tanaman

pada malam hari sedangkan pada siang hari ulat ini berada di dalam

tanah. Ulat grayak mempunyai tipe metamorfosis sempurna dengan

stadia perkembangan telur, larva, pupa, dan imago. Siklus ulat ini

berlangsung selama 20 hari kemudian menjadi kepompong (pupa) dan

akhirnya menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu ulat daun berwarna abu gelap,

kupu-kupu betina dapat menghasilkan telur sampai 2.000 butir atau

21 T, Dentje Sembel, Pengendalian Hayati Hama-Hama Tropis dan Gulma, (Yogyakarta: CvAndi Ofiset, 2010), h. 126.

Page 41: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

25

lebih. Telur biasanya diletakkan secara berkelompok dipermukaan

bawah daun, telur-telur akan menetas setelah 3-5 hari kemudian.22

Klasifikasi hama ulat grayak (Spedoptera litura)

Kerajaan : AnimaliaPhylum : ArthropodaKelas : InsektaBangsa : LepidopteraSuku : NoctuidaeMarga : SpodopteraJenis : Spedoptera litura F.

Gambar 2.2 ulat grayak (Spedoptera litura F.)

B. Kerangka berfikir

Kemampuan batang tembakau dalam membunuh ulat grayak

disebabkan karena kandungan senyawa kimia yang terkandung di

dalamnya yaitu nikotin. Kemampuan nikotin dalam membunuh ulat

grayak disebabkan nikotin merupakan racun saraf yang dapat bereaksi

sangat cepat, nikotin bekerja sebagai fumigan yang akan menguap dan

menembus secara langsung ke integumen serangga. Secara umum gejala-

gejala keracunan nikotin yaitu rangsangan, kejang-kejang, cacat dan

kematian. Senyawa yang terkandung dalam batang tembakau berfungsi

sebagai penolak serangga untuk makan sehingga menyebabkan serangga

22 Dwi Suherianto, Ekologi Serangga, ( Malang: UIN Malang, 2008 ), h. 34.

Page 42: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

26

akan mati kelaparan. Cara masuk ke dalam tubuh serangga dari pestisida

ini dapat secara kontak maupun racun perut (oral). Senyawa flavonoid

dalam batang tembakau dapat menghambat pertumbuhan serangga, seperti

mencegah pergerakan serangga dan menghambat metamorfosis yang

diakibatkan tidak berkembangnya hormon otak, hormon edikson dan

hormon pertumbuhan.

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak batang tembakau maka

kandungan senyawa metabolitnya semakin banyak, kandungan bahan aktif

dalam ekstrak juga lebih banyak sehingga daya racun dari biopestisida

nabati semakin tinggi. Jumlah nikotin dalam suatu senyawa sangat

mempengaruhi dalam daya insektisidanya. Dalam seluruh bagian tubuh

tanaman tembakau mengandung nikotin. Diketahui, bahwa kandungan ini

dapat mematikan beberapa spesies makhluk hidup (salah satu contohnya

adalah ulat grayak yang menjadi objek dalam penelitian ini).

Dengan melihat kemampuan yang ada pada batang tembakau,

maka peneliti mencoba untuk membuat suatu ekstrak batang tembakau

sebagai anti hama ulat grayak. Ulat grayak (Spodoftera litura, F.)

merupakan salah satu jenis serangga pemakan daun yang berstatus hama

penting pada berbagai jenis pertanian baik itu pertanian padi, dan kedelai.

Ulat grayak biasanya giat menyerang tanaman pada malam hari yang

menyebabkan kehilangan hasil panen yang cukup tinggi sehingga dapat

merugikan hasil panen para petani.

Page 43: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

27

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dugaan sementara

pada penelitian ini adalah: “Ada variasi konsentrasi ekstrak batang

tembakau (Nicotianae tobacum, L.) yang berpengaruh sebagai insektisida

nabati terhadap ulat grayak (Spodoptera litura Fabricius)”.

Page 44: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif yang meneliti tentang variasi konsentrasi ekstrak

batang tembakau sebagai insektisida nabati terhadap ulat grayak.

Kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka, metode

pemecahan masalahnya cermat dengan desain yang cermat dan secara

sistematis.

Pada penelitian ini rancangan percobaan yang akan peneliti

gunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) peneliti menggunakan

rancangan acak lengkap ini karena biasanya digunakan untuk percobaan-

percobaan di laboratorium, rumah kaca dan percobaan terkendali lainnya.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Penempatan Perlakuan Pada RAL

P3U4 P1U2 P5U3 P2U2 P4U1

P1U1 P5U5 P3U1 P4U5 P2U4

P5U4 P2U1 P4U4 P1U5 P3U2

P2U1 P4U2 P3U5 P5U1 P1U4

P4U3 P1U3 P5U2 P2U5 P3U3

(Sumber: Kusriningrum).23

Setelah data diperoleh menggunakan rancangan acak lengkap

kemudian disajikan dalam bentuk tabel hasil pengamatan, dianalisis

mengunakan ANOVA (Analysis of Variance) yang pada dasarnya

membandingkan antara t hitung dan t tabel, penelitian ini terdiri dari 5

23 Kusriningrum. Perancangan Percobaan. (Surabaya: Airlangga University Press, 2010). h.44.

Page 45: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

29

perlakuan (konsentrasi) dan 3 ulangan selama 24 jam serta diberikan

masing-masing 10 ulat grayak sebagai sampel, peneliti menggunakan 10

sampel ulat grayak untuk mengatasi jika nantinya ada ulat grayak yang

mati dan untuk mempermudah peneliti dalam penghitungan. Data hasil

pengamatan kemudian akan dianalisis pada taraf nyata signifikansi 5 %

kemudian apabila terdapat perbedaan pada tiap perlakuan (konsentrasi)

akan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf signifikansi

5 %.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang “Variasi Konsentrasi Ekstrak Batang Tembakau

(Nicotianae tabacum, L.) Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Ulat

Grayak (Spodoptera litura Fabricius)”, dilakukan di Laboratorium

Pendidikan IPA Biologi IAIN Mataram Jalan Gajah Mada Jempong

Mataram pada tanggal 27 Juni 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah hama ulat

grayak (Spodoftera litura F.) yang diambil langsung dari tumbuhan

kedelai.

2. Sampel

Sampel yang peneliti gunakan adalah 150 ekor ulat grayak

dengan panjang instar 50 mm bewarna coklat kehitaman dengan

Page 46: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

30

bercak-bercak kuning dan berumur 26 hari. Yang diambil langsung

dari tumbuhan tempat hidupnya yaitu pada tumbuhan kedelai.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Pisau

b. Blender

c. Toples

d. Arlogi atau stopwacth

e. Alat penghitung

f. gunting

g. Kamera

h. Alat tulis menulis

i. Timbangan ohaus

j. Gelas ukur 250 ml

k. Botol kispray

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Ujung batang tembakau

b. Ulat grayak

c. Air (Aquades)

d. Daun

e. Kertas saring

Page 47: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

31

f. Kertas label

E. Prosedur Kerja

1. Pembuatan ekstrak batang tembakau

a. Mempersiapkan beberapa batang tembakau

b. Mengambil bagian ujung batang tembakau yakni 1/4 bagian ujung

batang

c. Memotong batang tembakau yang telah diambil menjadi kecil-

kecil

d. Menimbang batang tembakau sesuai dengan konsentrasi yang

dibutuhkan dengan menggunakan rumus :

Pengenceran gram/volume : % = × 100%

Keterangan: % = konsentrasi yang diinginkan/yang ingin dibuat

gr = jumlah batang tembakau yang dibutuhkan untuk

setiap konsentrasi

V= volume aquades yang digunakan untuk

mengencerkan batang tembakau harus sama

jumlahnya untuk semua konsentrasi.

1) Untuk ekstrak 10% :

% = × 100%10%= × 100%0,1= × 1

=,

Page 48: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

32

gr = 0,1 × 200 = 20 gr

Jadi untuk membuat eksrak batang tembakau dengan

konsentrasi 10% yang diencerkan dalam 200 ml aquades

dibutuhkan 20 gr batang tembakau.

2) Untuk ekstrak 15%

Karena konsentrasi 10% membutuhkan 20 gr batang

tembakau maka untuk konsentrasi 15% membutuhkan 30 gr.

3) Untuk ekstrak 20%

Karena konsentrasi 15% membutuhkan 30 gr batang

tembakau maka untuk konsentrasi 20% membutuhkan 40 gr.

4) Untuk ekstrak 25%

Karena konsentrasi 20% membutuhkan 40 gr batang

tembakau maka untuk konsentrasi 25% membutuhkan 50 gr.

5) Untuk ekstrak 30%

Karena konsentrasi 25% membutuhkan 50 gr batang

tembakau maka untuk konsentrasi 30% membutuhkan 60 gr.

e. Memasukkan batang tembakau yang telah ditimbang kedalam

belender.

f. Menambahkan aquades sebanyak 200 ml.

g. Menghaluskan batang tembakau menggunakan blender sesuai

dengan konsentrasi yang dibutuhkan.

h. Menyaring hasil gilingan batang tembakau menggunakan kain

saring

Page 49: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

33

i. Memasukkan hasil perasan kedalam botol kiss pray.

2. Persiapan sampel

a. Mempersiapkan ulat grayak

b. Memberikan label pada toples sesuai dengan perlakuan dan

ulangan yang diberikan, misalnya :

1) P1U1 = untuk konsentrasi 10% pada perlakuan 1 ulangan ke-1.

2) P2U1 = untuk konsentrasi 15% pada perlakuan 2 ulangan ke-1.

3) P3U1 = untuk konsentrasi 20 % pada perlakuan 3 ulangan ke-1.

4) P4U1 = untuk konsentrasi 25 % pada perlakuan 4 ulangan ke-1.

5) P5U1 = untuk konsentrasi 30 % pada perlakuan 5 ulangan ke-1.

6) Begitu seterusnya untuk pemberian label ulangan 2 dan 3.

3. Uji aktipitas

a. Memasukkan ulat grayak ke dalam toples yang berisi label

dengan jumlah 10 ekor ulat grayak untuk masing-masing toples.

b. Menyemprotkan ekstrak batang tembakau pada masing-masing

toples yang telah diisi dengan ulat grayak dengan ketentuan

P1(10%), P2 (15%), P3 (20%), P4 (25%), dan P5 (30%).

c. Menutup toples menggunakan kain kasa yang telah diberikan 5

lubang kecil dan diikat dengan karet gelang secara serentak.

d. Mendiamkan selama 30 menit.

e. Melihat gejala pada masing-masing isi toples.

f. Menghitung jumlah ulat grayak yang mati pada masing-masing

toples setelah 24 jam.

Page 50: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

34

g. Mendata hasil yang didapatkan dalam tabel tabulasi data.

Tabel 3.2 Hasil pengamatan kematian hama ulat grayak dariekstrak batang tembakau di setiap perlakuan danulangan.

UlanganPerlakuan (konsentrasi)

Rata-rata10% 15% 20% 25% 30%

1 P1U1 P2U1 P3U1 P4U1 P5U12 P1U2 P2U2 P3U2 P4U2 P5U23 P1U3 P2U3 P3U3 P4U3 P4U3

Total

Rata-rata

F. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang peneliti gunakan yaitu

dengan cara pengamatan langsung (observasi) dan dokumentasi yakni

dengan cara mengamati langsung gejala yang terjadi pada setiap perlakuan

dan ulangan setelah disemprotkan ekstrak batang tembakau kemudian

menghitung jumlah hama yang mati pada setiap perlakuan dan ulangan

berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

G. Analisis Data

Analisis jumlah kuadrat dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan rumus sebagai berikut:

1. Faktor koreksi (FK)

FK = ×Keterangan : r = jumlah blok (ulangan)

t = jumlah perlakuan

y = jumlah total perlakuan atau blok

Page 51: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

35

2. Jumlah kuadrat tengah (JKT)

JKT = Ʃ y ij2 – FK

Keterangan : Ʃ y ij = jumlah total keseluruhan data

3. Jumlah kuadrat perlakuan ( JKP)

JKP =Ʃ

- Fk

Keterangan : Ʃyi2 = jumlah total perlakuan

4. Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

5. Derajat bebas (db)

Dbp = t - 1

Dbg = db total – db perlakuan

Db total = (r× t) - 1

Keterangan : dbp = derajat bebas perlakuan

dbg = derajat bebas galat

6. kuadrat tengah (KTP) =

7. Kuadrat tengah galat (KTG)

KTG=

8. F hitung =

Page 52: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

36

Tabel 3.3 : Ringkasan rumus ANOVA (Analysis Of Variance)Dikutip dari Kemas Ali Hanafiah, 2012. 24

Sumberkeragaman

Derajatbebas (db)

Jumlahkuadrat (JK)

F hitungF tabel

0,05 0,01

Perlakuan t-1 JKP

Galat t (r-1) KTGTotal tr-1

Apabila dalam perbandingan F hitung ≥ F tabel maka dapat

dikatakan signifikan, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji lanjut atau

BNT dengan sistem garis, adapun rumus dari BNT adalah :

BNT (a) = t (a) (db galat) ×

Keterangan : a = taraf nyata

r = jumlah ulangan

db galat = nilai t tabel

KTG = kuadrat tengah

24 Kemas Ali Hanafiah. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi (Jakarta: Raja GrafindoPersada,2005). h. 43-46.

Page 53: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 27

Juni 2016 di Laboratorium P. IPA Biologi IAIN Mataram, pengamatan

dilakukan selama 24 jam, mulai dari saat persiapan alat dan bahan

penelitian sampai pada tahap pengujian. Peneliti menggunakan 3

asisten yang hanya membantu pada tahap penyemprotan ekstrak

batang tembakau, alasan peneliti menggunakan asisten dalam

penelitian ini adalah untuk membantu dalam proses pemberian

perlakuan, yakni menyemprotkan bahan yang digunakan pada hama

ulat grayak yang disemprotkan secara bersama-sama dalam waktu

yang bersmaan.

Sesuai dengan prosedur kerja yang telah dibuat peneliti, yakni

melalui tiga tahap. Tahap pertama pembuatan ekstrak batang

tembakau, tahap kedua persiapan sampel, tahap ketiga yakni tahap

pengujian (uji aktipitas) pada tahap ketiga ini peneliti mengerjakannya

secara bersamaan dengan para asisten dan dikontrol sepenuhnya oleh

peneliti. Pada tahap pengujian ini peneliti tidak bisa melakukan

sendiri, karena pemberian perlakuan berupa penyemprotan ekstrak

batang tembakau dilakukan secara bersama-sama dalam waktu yang

bersamaan.

Page 54: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

38

Sebelum pengujian dilakukan terlebih dahulu para asisten

diberikan pembekalan oleh peneliti mengenai teknik pengujian. Tekni

yang dimaksud adalah tehnik penyemprotan ekstrak batang tembakau,

lama menekan tombol semprot selama 1 detik dengan 5 kali semprotan

dan dengan jarak 3 cm. Sesuai dengan tehnik pengumpulan data yang

peneliti gunakan yaitu dengan observasi maka semua asisten mengamati

bersama peneliti keadaan yang terjadi setelah pemberian perlakuan pada

sample penelitian. Pengamatan yang dimaksud adalah berapa jumlah ulat

grayak yang mati setelah batas waktu yang ditentukan.

Untuk meminimalkan kematian sampel ulat grayak yang diberikan

perlakuan dari pengaruh luar, peneliti sangat memperhatikan hal yang

berkaitan dengan keadaan petak buatan dan habitat buatan ulat grayak

pada petak. Sedangkan terkait dengan tanaman yang berfungsi sebagai

insektisida nabati terhadap ulat grayak, batang tembakau diambil dari

sawah dengan panjang 1 meter dan sudah berumur 1 bulan, dimana

bertujuan untuk menghindari ketidak samaan kandungan yang nantinya

ada pada tembakau tersebut. Sedangkan sampel ulat grayak sebanyak 150

ekor di dapatkan dari tanaman kedelai diladang persawahan, ulat grayak

yang diberikan perlakuan memiliki panjang instar 50 mm bewarna coklat

kehitaman dengan bercak-bercak kuning dan berumur 26 hari.

Page 55: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

39

2. Pengolahan data

Data yang didapat dari hasil pengujian adalah tertera pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1. Data hasil penelitian kematian hama ulat grayak dari ekstrakbatang tembakau di setiap perlakuan dan ulangan.

UlanganPerlakuan (konsentrasi)

Rata-rata10% 15% 20% 25% 30%

1 1 2 2 3 4 122 1 1 2 3 5 123 2 2 2 3 5 14

Total 4 5 6 9 14 38Rata-rata 1,3 1,6 2 3 4,6

Tabel hasil kematian tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi

yang memiliki daya bunuh tertinggi terjadi pada konsentrai 30 % sebanyak

5 ekor ulat grayak itu artinya bahwa ada kemungkinan jika konsentrasi

ekstrak ujung batang tembakau bertambah maka tingkat kematian ulat

grayak juga akan semakin bertambah.

Data hasil penelitian kemudian akan diolah menggunakan ANOVA

(analysis of variance), data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.2. Perbandingan f tabel dan f hitung

Sumberkeragaman

Derajatbebas (db)

Jumlahkuadrat (JK)

F hitungF tabel

0,05 0,01

Perlakuan 4 5, 4 27 3, 48 5,99

Galat 10 0,2Total 14

Page 56: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

40

Berdasarkan data penelitian menggunakan ANOVA (Analysis Of

Variance) diperoleh bahwa F hitung (27) > F tabel (3,48) ini berarti

terdapat perbedaan yang nyata di antara perlakuan terhadap aktivitas ulat

grayak, itu artinya Ho ditolak. Karena hasil menunjukkan signifikansi

maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji BNT (Beda

Nyata Terkecil), nilai uji BNT yang didapatkan = 0,704 pada taraf

signifikan 5 %. Notasi garis yang digunakan untuk menentukan mana yang

lebih berpengaruh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Notasi garis yang digunakan untuk menentukan perlakuan yanglebih berpengaruh.

1,3 1,6 2 3 4,6

AB

bb

c

Notasi garis b yang berbeda pada setiap perlakuan menunjukkan

adanya perbedaan nyata pada taraf signifikansi 5 % sedangkan notasi garis

a yang sama (sejajar) pada tiap perlakuan menunjukkan tidak berbeda

nyata. Jadi notasi diatas menunjukkan bahwa konsentrasi tertinggi

diperoleh pada perlakuan 30 % (4,6) karena berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya.

Page 57: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

41

B. Pembahasan

Tembakau merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak

ditanam di Lombok, di mana daun tembakau memiliki nilai jual yang

sangat tinggi sedangkan batang tembakau itu sendiri tidak terlalu

dimamfaatkan oleh masyarakat. Dengan hasil penelitian ini, peneliti

memberikan alternatif pada masyarakat untuk menjadikan ujung batang

tembakau sebagai anti hama ramah lingkungan dan ekonomis. Dengan

pemanfaatan ekstrak ujung batang tembakau sebagai insektisida nabati

dapat mengurangi polusi pada lingkungan yang disebabkan oleh pestisida

kimia yang berbahaya serta dapat mengurangi biaya pembelian insektisida

kimia.

Potensi ujung batang tembakau sebagai pestisida nabati belum

terlalu banyak diketahui oleh masyarakat, masyarakat hanya mengetahui

bahwa batang tembakau hanya dapat dijadikan sebagai kayu bakar. Potensi

batang tembakau sebagai pestisida nabati sudah tidak dapat diragukan lagi,

hama ulat grayak merupakan salah satu jenis hama yang dapat dibunuh

menggunakan ekstrak batang tembakau ini. Pada penelitian ini

menunjukkan bahwa ujung batang tembakau dapat digunakan sebagai

pestisida nabati hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian jumlah

kematian ulat grayak setelah diberikan perlakuan ekstrak batang tembakau.

Perbedaan daya bunuh di setiap perlakuan (konsentrasi) ekstrak batang

tembakau terlihat sedikit berbeda pada data hasil penelitian yang telah

dilakukan, hal ini terlihat juga dari jumlah kematian ulat grayak.

Page 58: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

42

Tembakau mampu menjadi pestisida nabati disebabkan terdapat

kandungan daya racun yang tinggi, salah satu senyawa yang terkandung

dalam tembakau yaitu nikotin. Senyawa nikotin merupakan senyawa yang

mampu membunuh ulat grayak dengan cara melumpuhkan ketahanan

pertumbuhan dan perkembangan ulat grayak. Senyawa alkaloid dari

nikotin ini juga bisa menganggu sistem saraf ulat grayak, dengan cara

ekstrak batang tembakau yang disemprotkan tersebut masuk melalui

selaput yang ada pada ulat grayak dan pada makanan ulat grayak tersebut

akan berubah menjadi pahit yang menyebabkan ulat grayak menjadi

kurang nafsu makan sehingga menjadi lemas. Kematian ulat grayak dapat

dilihat dengan penurunan mobilitas, kurang nafsu makan, dan warna ulat

grayak menjadi lebih pucat.

Berikut adalah senyawa kimia pada tembakau yang dapat larut

dalam air (polar):

Table 4. 4. Senyawa kimia batang tembakau dalam ekstrak air.

No Senyawa Akuades1 Saponin +2 Tannin −3 Flavonoid +4 Terpenoid +5 Napthoquinone −6 Alkaloid +7 Inulin +8 Karbohidrat −9 Fenol −

Keterangan: (+) ada, (-) tidak ada.

Page 59: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

43

Pada tanaman tembakau ada beberapa macam alkaloid yang dapat

dimanfaatkan sebagai insektisida diantaranya adalah nikotin. Senyawa

kimia pada tanaman tembakau yang dapat diekstraksi menggunakan air

yaitu alkaloid, saponin, flavonoid, tafenoid, dan inulin.25

Untuk mortalitas ulat grayak terjadi kecenderungan bahwa semakin

besar konsentrasi yang digunakan maka tahap mortalitas ulat grayak juga

akan semakin bertambah, di mana tahap mortalitas tercepat terjadi pada

konsentrasi 30 % dengan 5 ekor ulat grayak sedangkan tahap terlama

terjadi pada konsentrasi 10 % yaitu sebanyak 1 ekor ulat yang mati. Pada

penelitian ini peningkatan waktu kematian tidak terjadi secara bersamaan

itu karena disebabkan oleh peningkatan di setiap konsentrasi yang

digunakan. Adapun gejala yang tampak pada saat pertama tahap kematian

ulat grayak yaitu ulat grayak tidak lagi berada pada daun yang tersedia

didalam petak buatan, melainkan ulat grayak tersebut jatuh dan terlihat

lemas, kurangnya nafsu makan juga terjadi pada ulat grayak, dan warna

pada kulit ulat grayak yang mulai terlihat pucat tidak seperti pada awal

sebelum disemprotkan dengan ekstrak batang tembakau. Peneliti

mengetahui bahwa ulat grayak tersebut telah mati dengan cara melihat

pergerakan ulat grayak yaitu terjadi kurangnya mobilitas, dengan cara

memegang dan tidak adanya pergerakan sedikitpun. Kematian ulat grayak

tersebut disebabkan karena ekstrak batang tembakau yang telah masuk

25Denda Astra Dwi Prima, “Pemanfaatan air perendaman batang tembakau (Nicotianatobaccum, L) sebagai alternative bioinsektisida ulat kubis (Plutella xylostella)” , diambiltanggal 09 September 2016, pukul 08:30 WITA.

Page 60: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

44

melalui makanan yang telah disemprotkan yang menyebabkan ulat grayak

menjadi lemas dan terjadi kematian.

Konsentrasi yang efektif dijadikan sebagai pestisida nabati adalah

pada konsentrasi 30 % dimana pada konsentrasi ini terjadi kematian ulat

grayak sebanyak 5 ekor atau setengah dari 10 sampel ulat grayak yang

digunakan.

Page 61: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

45

BAB V

PENUTUP

A. kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Pada variasi konsentrasi 30 % ekstrak batang tembakau (Nicotianae

tabacum L.) yang paling berpengaruh sebagai anti hama ulat grayak

(Spodoftera litura F.).

2. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa adanya perbedaan nyata

variasi konsentrasi ekstrak batang tembakau yaitu pada konsentrasi

30% taraf signifikansi 5 %.

B. Saran

Peneliti berharap kepada:

1. Peneliti selanjutnya agar menguji kembali potensi yang ada pada

ekstrak batang tembakau, tetapi tidak hanya pada hama ulat grayak

saja pada jenis serangga dan hama lainnya juga. Hal ini bertujuan

memberikan bukti kepada masyarakat bahwa batang tembakau

berpotensi sebagai pestisida alami.

2. Masyarakat agar lebih memperhatikan kelangsungan hidup lingkungan

sekitar, salah satu langkah dasar yang dapat dilakukan yaitu dengan

membatasi penggunaan pestisida kimia yang memberikan banyak

dampak negatif bagi tanaman itu sendiri maupun makhluk hidup

lainnya.

Page 62: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

46

3. Masyarakat mulai memamfaatkan batang tembakau sebagai pestisida

alami yang tidak membahayakan dan tidak hanya menganggap batang

tembakau ini sebagai kayu bakar saja.

Page 63: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

47

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Cahyono. Untung Selangit Dari Usaha Bertanam Tembakau.Panduan Lengkap Budidaya Hingga Panen. Yogyakarta: CahayaAtma Pustaka, 2011.

Denda Astra Dwi Prima. Pemanfaatan air perendaman batang tembakau(Nicotiana tobaccum, L) sebagai alternative bioinsektisida ulatkubis (Plutella xylostella). Diambil tanggal 09 September 2016,pukul 08:30 WITA.

Djarier Makfoeld. Mengenal Penilaian Fisik Mutu Tembakau Di IndonesiaEdisi Kedua. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1994.

Dwi Suherianto. Ekologi Serangga. Malang: UIN Malang, 2008.

Eka Yuni Susilowati. Identifikasi Nikotin Dari Daun Tembakau (NicotianaTabacum) Kering dan Uji Efektivitas Ekstrak Daun TembakauSebagai Insektisida Penggerek Batang Padi (ScirpophagaInnonata). Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006.

Herawati, Tehnik Budidaya Tembakau Varietas Virginia. Jogjakarta: TransIdea Publishing, 2013.

Kemas Ali Hanafiah. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005.

Pracaya. Hama Dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.

Siti Wulandari Hikmatunnisa,” Isolasi nikotin dari batang tembakau danpenentuan pengaruh isolasi kasar nikotin sebagai insektisida alamipada ulat grayak (spodoptera litura)”, Dalam http/library.um.ac.id/ freecontents / index.php/pub/detail-32964.html. Diambil tanggal27 April 2016 pukul 11.05 WITA.

Slamet Djojosoediro. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Surabaya:Usaha Nasional, _.

Soetikno S. Sastroutomo, Pestisida Dasar-Dasar Dan DampakPenggunaannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Sukarman Hadi Jaya Putra. Potensi Ekstrak Batang Tembakau (Nicotianaetobacum, L.) Sebagai Anti Serangga Pada Serangga DomestikSemut Hitam (Delichoderus Bituberculatus) Untuk Kajian MataKuliah Pengetahuan Lingkungan. Mataram: IAIN Mataram, 2012.

Page 64: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

48

T. Dentje Sembel. Pengendalian Hayati Hama-Hama Tropis dan Gulma.Yogyakarta: Cv Andi Ofiset, 2010.

Tim Penyusun, Kamus Saku Ilmiah Populer Edisi Lengkap. Jakarta: GamaPress, 2010.

Tuturpamuji.“kandungan kimia tembakau 1”. Diambil tanggal 09 April2016, pukul 10:19 WITA.http://tuturpamuji.blogspot.co.id/2009/02/kandungan-kimia-tembakau-1.html.

Vadiana Astuti. Ekstrak Daun Tembakau Untuk Mengendalikan Hama LalatBuah Cabai (Bactrocera dorsalis L.). Mataram: IAIN Mataram,2014.

W. D. Herawati. Tehnik Budi Daya Tembakau Varietas Virginia. Jogjakarta:Trans Idea Publishing, 2013.

Yuslindah. Hubungan intensitas serangan hama ulat grayak (spodopteralitura) dengan produksi pada tanaman kedelai. Makasar: FakultasPertanian Universitas Hasanuddin, 2015.

Page 65: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

49

LAMPIRAN 1

A. Data hasil penelitian kematian hama ulat grayak dari ekstrak

batang tembakau di setiap perlakuan dan ulangan.

UlanganPerlakuan (konsentrasi)

Rata-rata10% 15% 20% 25% 30%

1 1 2 2 3 4 122 1 1 2 3 5 123 2 2 2 3 5 14

Total 4 5 6 9 14 38Rata-rata 1,3 1,6 2 3 4,6

B. Uji analisis statistik ulat dihitung menggunakan ANOVA (analysis

of variance).

Faktor koreksi (FK)

FK = × =²× =

.= 96,2

Jumlah kuadrat tengah (JKT)

JKT = Ʃ y ij2 – FK

= 12 + 22 + 22 + 32+ 42+ 12+ 12+ 22+ 32 + 52+ 22+ 22+ 22+ 32+ 52

= 1 + 4 + 4 + 9 + 16 + 1 + 1 + 4 + 9 + 25 + 4 + 4 + 4 + 9 + 25

= 34 + 40 + 46

= 120 - 96,2

= 23,8

Jumlah kuadrat perlakuan ( JKP)

JKP =Ʃ

- Fk

=² ² ² ² ²

- 96,2

=

- 96,2

Page 66: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

50

=

- 96,2

= 118 - 96,2

= 21,8

Jumlah kuadrat galat (JKG)

JKG = JKT – JKP

= 23,8 – 21,8

= 2

Derajat bebas (db)

Dbp = t – 1

= 5 – 1

= 4

Db total = (r× t) - 1

= (3× 5) - 1

= 15 – 1

= 14

Dbg = db total – db perlakuan

= 14 - 4

= 10

Juadrat tengah (KTP)

KTP =

=,

= 5, 4

Kuadrat tengah galat (KTG)

Page 67: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

51

KTG=

=

= 0,2

F hitung =

=,,

= 27

C. Tabel sidik ragam

Sumberkeragaman

Derajatbebas (db)

Jumlahkuadrat (JK)

F hitungF tabel

0,05 0,01

Perlakuan 4 5, 4 27 3, 48 5,99

Galat 10 0,2Total 14

D. Uji lanjut BNT

BNT (5%) = t (5%) (dbg) ×

= t (0,05) (10) ×× ,

= 2,228 ×,

= 2,228 × √0,1= 2,228 × 0,316 = 0,704

BNT (1%) = t (1%) (dbg) ×

= t (0,01) (10) ×× ,

Page 68: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

52

= 3,169 ×,

= 3,169 × √0,1= 3,169 × 0,316

= 1,001

Notasi garis yang digunakan untuk menentukan mana yang lebih

berpengaruh adalah sebagai berikut:

Perlakuan10 % (1,3) 1,3 – 0,704 = 0,59615% (1,6) 1,6 – 0,704 = 0,89620% (2) 2 – 0,704 = 1,29625% (3) 3 – 0,704 = 2,296

30% (4,6) 4,6 – 0,704 = 3,896

1,3 1,6 2 3 4,6

aB

bb

c

Page 69: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

53

LAMPIRAN II

DOKUMENTASI PROSES PENELITIA

A. Pembuatan ekstrak batang tembakau

1. Memotong batang tembakau

2. Menimbang batang tembakau

Page 70: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

54

3. Menghaluskan batang tembakau

4. Menyaring dan memasukkan hasil saringan kedalam botol kispray

B. Persiapan sampel

1. Pemberian label dan mempersiapkan ulat grayak

Page 71: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

55

2. Memasukkan dan menyemprotkan ulat grayak

3. Ulat grayak yang mati

Page 72: VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU Letheses.uinmataram.ac.id/187/1/Rita Yulasari 151125014.pdfi VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK BATANG TEMBAKAU (Nicotianae tabacum, L.) SEBAGAI

56