Variabel Jenis variabel Simbol Kepuasan Kerja Terikat Y ......mengantisipasi kuesioner yang...
Transcript of Variabel Jenis variabel Simbol Kepuasan Kerja Terikat Y ......mengantisipasi kuesioner yang...
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Dalam penelitian menggunakan
variabel-variabel, definisi operasional, metode pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas alat ukur, populasi, sampel, dan teknik yang
digunakan dalam menganalisis data.
3.1 Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan Kepuasan kerja sebagai variabel terikat (Y)
dan motivasi kerja dan stres kerja sebagai variabel tidak terikat (X1 & X2),
dan Gender sebagai variabel moderator (X3).
Variabel Jenis variabel Simbol
Kepuasan Kerja Terikat Y
Motivasi Kerja Tidak terikat X1
Stres Kerja Tidak terikat X2
3.2 Definisi Operasional
1 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan reaksi evaluatif individu atas
pekerjaannya dengan melibatkan emosi dan sikap. Reaksi yang penulis
maksudkan adalah tanggapan afeksi individual yang muncul setelah
stimulus terkait pekerjaan terjadi. Evaluatif adalah penilaian kritis individu
terhadap stimulus tersebut.
2 Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah defisiensi fisiologis atau psikologis yang
32
berperan memunculkan perilaku, dorongan, dan usaha individu dalam
orientasinya berupa realisasi dan prestasi kerja. McClelland (Wijono,
2012) menunjukkan tiga dimensi berupa motif kekuasaan, motif afiliasi,
dan motif berprestasi. Motif kekuasaan memberikan peran penting dalam
meningkatkan sebuah organisasi. Motif kekuasaan lebih digunakan oleh
pemimpin untuk memotivasi dan mengarahkan karyawannya agar mereka
menunjukkan prestasi kerja yang baik. Jadi dalam motif kekuasaan
terkandung indikator memimpin dan memengaruhi; Motif afiliasi. Motif
afiliasi adalah hubungan interpersonal antara pemimpin dengan karyawan
agar tercipta suasana yang kondusif agar tercapai tujuan organisasi. Jadi
motif afiliasi meliputi kerjasama dan hubungan; dan motif berprestasi.
Motif berprestasi lebih mengarah kepada kepentingan di masa depan
untuk memeroleh prestasi yang lebih baik dalam bekerja.
3 Stres Kerja
Stres kerja merupakan perasaan-perasaan tidak menyenangkan
sebagai respon adaptif individu terkait pekerjaan dan lingkungan kerja
organisasional yang termanifestasi pada kondisi fisik, psikis, kognitif, dan
perilaku individu tersebut. Aspek-aspek stres kerja mengacu pada
McCormick (Kusumadewi, 2012) dalam Teacher Attribution of
Responsibility for Stress Questionnaire (TARSQ) yang penulis ubah
seperlunya sesuai kebutuhan penelitian stres kerja pada karyawan Telkom
Kupang, yaitu:
1) Subyektif
Perasaan yang hanya dapat dirasakan oleh individu yang
mengalaminya sendiri, misalnya perasaan gelisah, lesu, muram,
merasa lelah, kehilangan kesabaran, merasa harga diri rendah,
merasa tersisih dari rekan kerja.
2) Perilaku
Perilaku individu yang ditampilkan atau dimunculkan sebagai
akibat dari stres. Misalnya makan berlebihan dan tidak sadar
33
bahwa banyak makanan yang telah dikonsumsi atau malas makan
serta merasa semua makanan terasa menjadi tidak enak untuk
disantap, mudah marah di dalam kelas saat mengajar, pola tidur
yang berubah dan tidak dapat tidur dengan nyenyak.
3) Kognitif
Individu tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, tidak dapat
memfokuskan pikirannya pada satu hal, tidak bisa mengambil
keputusan dengan baik. Karyawan tidak dapat berkonsentrasi
dengan baik saat menyelesaikan tugasnya dan memfokuskan
pikirannya pada hal-hal yang penting.
4) Fisiologis
Aspek yang dilihat dari fisik, seperti denyut jantung meningkat,
gangguan pencernaan, tekanan darah labil. Aspek fisiologis ini
berhubungan dengan kondisi fisik guru serta kesehatannya dan
dapat membawa dampak yang negatif bagi kesehatan individu itu
sendiri.
5) Keorganisasian
Keorganisasian mencakup peran manajemen perusahaan, beban
pekerjaan yang berlebih, dan hubungan dengan teman sekerja,
serta hubungan supervisor dan rekan kerja, serta kepentingan
pribadi.
3.3 Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala. Skala tersebut disesuaikan pada jumlah variabel penelitian yang
digunakan, yaitu skala kepuasan kerja, skala motivasi kerja, dan skala
stres kerja. Ada asli yang menggunakan istilah angket untuk instrumen ini.
Sugiyono (1999) mengatakan bahwa angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
34
1. Skala Kepuasan Kerja
Pengukuran kepuasan kerja dalam penelitian ini menggunakan
skala Job Satisfaction Scale (JSS) oleh Warr, Cook, & Wall (1979, dalam
Stride, Wall, & Catley, 2007) yang penulis sesuaikan seperlunya untuk
penelitian ini. Skala tersebut mengandung motivator (intrinsik) dan
hygiene (ekstrinsik) dan berisi 15 butir aitem menggunakan lima alternatif
jawaban. Namun, dalam dalam penelitian ini penulis memodifikasinya
menjadi 30 item pernyataan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS), bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban
positif menunjukkan kepuasan kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif
menunjukkan kepuasan kerja rendah.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Kerja
Aspek Indikator Aitem Favorable
Unfavorable
Motivator Pengakuan yang diperoleh dari pekerjaan
Saya memperoleh kebebasan untuk memberi gagasan terhadap organisasi ●
Saya kurang mendapat pengakuan atas pekerjaan yang telah saya lakukan
●
Hasil pekerjaan saya dihargai oleh orang lain
●
Tanggung jawab pada pekerjaan
Saya bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan pada saya
●
Saya kurang serius dalam menyelesaikan pekerjaan ●
Kesempatan untuk mengalami kemajuan dalam pekerjaan
Saya berkesempatan untuk ikut mengambil keputusan
●
Saya mendapat peluang untuk mencapai karier yang lebih tinggi
●
Saya kurang mendapat kesempatan untuk mencapai tujuan saya
●
Prestasi dalam pekerjaan
Saya memiliki kesempatan untuk dipromosikan oleh atasan
●
Saya berpeluang untuk mencapai prestasi dalam pekerjaan
●
35
Status yang diperoleh dari pekerjaan
Saran yang saya buat dipertimbangkan. ●
Saya memperoleh kejelasan atas arah karier saya
●
Penilaian pada pekerjaan
Pekerjaan saya saat ini adalah adalah pekerjaan yang menyenangkan
●
Saya bekerja sebagai karyawan PT Telkom Kupang karena terpaksa
●
Hygiene Kondisi pekerjaan
Saya merasa nyaman atas kondisi lingkungan pekerjaan saat ini ●
Kondisi lingkungan kerja saat ini kurang mendukung saya dalam bekerja
●
Hubungan dengan rekan kerja
Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja ●
Rekan kerja saya tidak bisa diajak bekerja sama
●
Hubungan dengan atasan
Saya memiliki hubungan yang baik dengan atasan
●
Atasan saya seringkali tidak mendengarkan aspirasi dari karyawan
●
Pemberian gaji
Gaji yang saya terima sebanding dengan beban pekerjaan yang saya lakukan
●
Gaji yang saya terima tidak memuaskan ●
Kebijakan yang diberikan oleh organisasi
Kebijakan oleh direksi PT Telkom sesuai dengan kebutuhan karyawan
●
Gaji yang diberikan sesuai dengan jumlah jam kerja saya
●
Tunjangan kesehatan yang saya terima memuaskan
●
Peraturan tentang masa libur tidak memuaskan
●
Kualitas pengelolaan organisasi
Saya merasa manajemen PT Telkom Kupang mengelola organisasi ini dengan baik
●
TOTAL 30
2. Skala Motivasi Kerja
Penulis menggunakan Stott and Walker Questionnaire (SWQ)
yang diciptakan oleh Stott dan Walker (1992, dalam Wijono, 2012 h.50-
53) berdasarkan teori McClelland (1920,1975). Penulis memodifikasi
36
skala tersebut 30 item pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
(STS), bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban
positif menunjukkan motivasi kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif
menunjukkan motivasi kerja rendah.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja
Aspek Indikator Aitem Favor
able Unfavorable
Kekuasaan Mengendalikan atau mengatur orang lain
Saya tidak memiliki keinginan memimpin kelompok ●
Saya cenderung mencoba untuk memenuhi kehendak saya
●
Saya suka mengontrol (mengendalikan) orang lain
●
Saya kurang suka berbicara pada kelompok yang besar
●
Berusaha untuk memengaruhi orang lain (berdebat)
Saya kurang suka bersikap tegas pada orang lain
●
Saya lebih suka berterus terang tentang apa yang sebenarnya terjadi
●
Saya kurang suka berargumentasi dengan orang lain
●
Saya kurang suka mengkoordinir orang lain
●
Saya ingin pendapat saya selalu didengarkan oleh orang lain
●
Afiliasi Bersikap positif dan ramah
Saya berempati terhadap masalah orang lain
●
Saya tidak berminat untuk berempati pada masalah orang lain
●
Saya berusaha untuk menolong teman-teman kerja saya
●
Saya cenderung menunjukkan yang terbaik ketika bekerja dalam tim
●
Saya tidak menghiraukan teman kerja yang mengalami kesulitan
●
37
dalam pekerjaannya
Menjalin hubungan dengan orang lain
Saya menyukai popularitas di kalangan teman-teman sekerja saya
●
Saya jarang absen (tidak hadir) dalam perkumpulan sosial
●
Saya cenderung bercakap-cakap dengan orang lain pada waktu istirahat
●
Saya menggunakan waktu istirahat untuk mengasingkan diri dari orang lain
●
Saya kurang suka jika dipaksa bekerja sendiri
●
Bekerja bersama orang lain adalah situasi yang menyenangkan
●
Berprestasi Sukses dalam kompetisi
Saya kurang menyukai pekerjaan yang menantang
●
Saya berani mengambil resiko atas keputusan yang saya lakukan
●
Saya berani bersaing untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya
●
Saya cenderung takut ketika mengerjakan pekerjaan yang menantang diri saya
●
Memiliki kinerja yang berkualitas
Saya suka merancang target saya ●
Saya suka mencapai target saya ●
Saya kurang dapat memberi umpan balik atas pekerjaan saya yang masih belum berkualitas
●
Saya bekerja dengan mengikuti Standard Operational Procedure (SOP)
●
Saya kurang mempunyai keinginan untuk bekerja secara berkualitas
●
Bekerja secara berkualitas adalah keinginan saya
●
Kekuasaan Mengendalikan atau mengatur orang lain
Saya tidak memiliki keinginan memimpin kelompok ●
38
Saya cenderung mencoba untuk memenuhi kehendak saya
●
Saya suka mengontrol (mengendalikan) orang lain
●
Saya kurang suka berbicara pada kelompok yang besar
●
TOTAL 30
3. Skala Stres Kerja
Dalam pengukuran ini, penulis mengacu pada skala stres kerja
yang dibuat oleh McCormick (Kusumadewi, 2012), yaitu subyektif, perilaku,
kognitif, fisiologis, dan keorganisasian. Skala oleh Kusumadewi tersebut
penulis ubah seperlunya sesuai kebutuhan penelitian ini. Skala ini terdiri
atas 30 item pertanyaan dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS),
bersifat positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Jawaban positif
menunjukkan stres kerja tinggi, sedangkan jawaban negatif menunjukkan
stres kerja rendah.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Stres Kerja
Aspek Indikator Aitem Favorable
Unfavorable
Subyektif Perasaan gelisah ketika menghadapi tekanan
Saya merasa tenang walaupun biasanya kerja kurang dapat memberi dukungan yang positif
●
Saya merasa gelisah ketika kondisi kerja kurang kondusif
●
Mudah tersinggung Saya mudah marah ketika orang lain orang lain kurang menghargai diri saya
●
Saya tetap merasa bahagia meskipun orang lain kurang menghargai saya
●
Kurangnya sosialisasi dengan teman
Saya kurang bergaul dengan rekan kerja
●
Bergaul dengan rekan kerja adalah situasi yang menyenangkan
●
Kurang bersemangat karena banyaknya
Saya kurang begitu bersemangat ketika
●
39
tugas mendapat tugas yang berbeban lebih
Saya menyukai beban pekerjaan yang semakin tinggi dari waktu ke waktu
●
Perilaku Mudah kehilangan kesabaran
Saya mudah mengalami rasa jengkel
●
Saya sangat mudah kehilangan kesabaran
●
Pola makan berubah Saya menganggap pola makan saya akhir-akhir ini mulai berubah
●
Pola tidur berubah Saya menganggap pola tidur saya akhir-akhir ini mulai berubah
●
Saya sulit tidur malam secara teratur
●
Kognitif Susah berkonsentrasi Saya kurang dapat berkonsentrasi saat bekerja
●
Tidak mampu mengambil keputusan dengan baik
Saya mengalami kesulitan ketika membuat keputusan
●
Saya beranggapan membuat keputusan dalam pekerjaan adalah hal yang sangat mudah
●
Fokus pada pekerjaan
Saya mudah fokus pada pekerjaan
●
Fokus pada tugas adalah bagian tersulit dalam pekerjaan
●
Berpikiran negatif Saya jarang berpikiran negatif
●
Saya patah semangat ketika dihadapkan ada tugas yang berat
●
Fisiologis Gangguan pencernaan
Saya mengalami gangguan pencernaan
●
Saya beranggapan pencernaan saya kurang baik akhir-akhir ini
●
Tekanan darah stabil Saya beranggapan tekanan darah saya kurang stabil
●
Saya merasa tekanan darah saya akhir-akhir ini sangat baik
●
Keorganisas Hubungan dengan Saya kurang dapat ●
40
ian teman sekerja berkomunikasi dengan rekan kerja
Saya beranggapan pola komunikasi saya dengan rekan kerja menyenangkan
●
Kepentingan pribadi versus kepentingan organisasi/pekerjaan
Saya sulit menentukan prioritas antara kepentingan pribadi dan kepentingan pekerjaan
●
Saya merasa kepentingan pekerjaan dan kepentingan pribadi saling mengganggu satu sama lain
●
TOTAL 30
3.3 Populasi danPengumpulan Data
Populasi adalah sejumlah individu yang setidaknya memiliki ciri
atau sifat yang sama (Hadi, 2000). Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan PT TELKOM Kupang. Berdasarkan informasi dari HRD
PT. Telkom Kandatel Kupang melalui salah satu karyawan Telkom
Kupang, jumlah karyawan Telkom se-kota Kupang adalah 98 (sembilan
puluh delapan) orang (saat informasi ini dihimpun). Untuk mendapatkan
penggeneralisasian yang menyeluruh, pemilihan subyek menggunakan
teknik Saturation Sample (Sampel Jenuh). Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sugiyono, 1999). Menurut Sugiyono teknik ini sering digunakan jika
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, namun penulis tetap
menggunakan teknik ini pada 98 karyawan PT Telkom Kupang untuk
mengantisipasi kuesioner yang diedarkan pada responden berkurang dari
98 saat dikembalikan pada penulis.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner
seluruh karyawan PT Telkom Witel NNT yang ada di kota Kupang.
Kuesioner tersebut berisi pernyataan-pernyataan terkait motivasi kerja,
stres kerja, dan kepuasan kerja. Setelah pernyataan-pernyataan dalam
41
kuesioner tersebut diberi tanggapan, kuesioner dikembalikan ke penulis.
Tanggapan-tanggapan atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
tersebut digunakan sebagai data mentah dan dioleh menggunakanSPSS for
windows versi 22.
3.4 Uji Coba Instrumen Penelitian
Dalam pengujian data, ketepatan (valid) dan keandalan (reliabel)
instrumen merupakan syarat vital untuk menentukan baik-tidaknya suatu
data. Data yang diperoleh dari instrumen tersebut berfungsi sebagai
representasi variabel dan alat pembukti hipotesis.Pengujian instrumen ini
diterapkan pada beberapa karyawan PT POS Indonesia di Kupang.
Pemilihan PT POS Indonesia di Kupang dilakukan berdasarkan beberapa
kriteria, yaitu 1) PT Telkom dan PT POS sama-sama merupakan Badan
Usaha Milik Negara; 2) Adanya kesamaan demografik dan kultur
masyarakat karyawan PT Telkom di Kupang dan PT POS di Kupang.
3.4.1 Analisis Validitas Aitem
Azwar (2012) menyatakan bahwa substansi yang terpenting dalam
dalam validitas skala psikologi adalah membuktikan bahwa struktur
seluruh aspek keperilakuan, indikator keperilakuan, dan aitem-aitem
memang membentuk suati konstruk yang akurat bagi atribut yang diukur.
Hal ini menjelaskan analisis aitem dalam pengertiannya yang paling
umum, yaitu kecermatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya.
Validitas menunjuk pada sejauh mana skala mampu mengungkapdata
secara akurat dan teliti terkait atribut yang dirancang untuk mengukurnya.
Validitas sangat erat kaitannya dengan tujuan ukur, sehingga setiap skala
hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk satu tujuan pengukuran
yang spesifik.
Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan melalui korelasi
tiap aitem dengan total aitem (corrected item-total correlation). Penentuan
tinggi-rendahnya validitas aitem ditetapkan pada batasan sebesar 0.30.
42
Azwar (2012) menetapkan patokan sebesar 0.30 daya bedanya dianggap
memuaskan.
Azwar (2012) menyatakan memilih aitem dengan menggunakan
hasil komputasi korelasi antara skor aitem dan skor total skala
menghasilkan informasi mengenai kemampuan membedakan individu satu
dengan yang lain sesuai dengan atribut yang diukur oleh skala yang
disebut daya diksriminasi aitem. Pengujian validitas aitem dilakukan
dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem
dengan distribusi skor skala itu sendiri sehingga menghasilkan korelasi
aitem-total. Koefisien korelasi skor total diperoleh menggunakan teknik
korelasi product moment dari Pearson (SPSS for Windows versi 22)
terhadap setiap aitem dari skala yang digunakan.
3.4.2 Analisis Reliabilitas Aitem
Azwar (2012) mengatakan bahwa analisis reliabilitas bertujuan
untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat ukur yang sama.
Reliabilitas hasil penelitian ini ditentukan melalui metode
Cronbach’sAlpha karena setiap item yang digunakan dalam skala
memiliki rentang nilai tertentu. Pengujian reliabilitas menggunaka SPSS
for Windows versi 22, berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Kaplan &
Saccuzzo (2001) yang digunakan, yaitu bahwa jika r ≥ 0.7, maka alat ukur
tersebut dapat diandalkan dalam penelitian, sebaliknya jika r < 0.7, maka
alat ukur tersebut tidak dapat diandalkan dalam penelitian.
3.5 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Pengujian validitas dan pengujian reliabilitas menggunakan
metode Cronbach's Alphadilakukan pada instrumen pengukur kepuasan
kerja, motivasi kerja, dan stres kerja.
43
3.5.1 Skala Kepuasan Kerja
Hasil uji coba 30 aitem instrumen kepuasan kerja, melalui
Lampiran 1,ditunjukkan bahwa aitem pernyataan N17 dinyatakan tidak
memenuhi kriteria validitas (0.280<0.30), sehingga harus dieliminasi.
Eliminasi ini menyisakan 29 aitem pernyataan untuk instrumen kepuasan
kerja dan tidak memengaruhi aspek-aspek variabel kepuasan kerja karena
setiap aspek kepuasan kerja terwakili oleh aitem yang lain.
Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem kepuasan kerja adalah
sebesar 0.897, memberi arti instrumen pengukuran kepuasan kerja
memiliki aitem-aitem yang reliabel.
3.5.2 Skala Motivasi Kerja
Hasil uji coba 30 aitem instrumen motivasi kerja, melalui
Lampiran 2,ditunjukkan bahwa aitem pernyataan N23 dinyatakan tidak
memenuhi kriteria validitas (0.155<0.30), sehingga harus dieliminasi.
Eliminasi ini menyisakan 29 aitem pernyataan untuk instrumen motivasi
kerja dan tidak memengaruhi aspek-aspek variabel motivasi kerja karena
setiap aspek motivasi kerja terwakili oleh aitem yang lain.
Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem kepuasan kerja adalah
sebesar 0.943, memberi arti instrumen pengukuran motivasi kerja
memiliki aitem-aitem yang reliabel.
3.5.3 Skala Stres Kerja
Hasil uji coba 30 aitem instrumen stres kerja, melalui Lampiran
3,ditunjukkan bahwa 30 aitem dinyatakan memenuhi kriteria validitas,
sehingga tidak ada yang dieliminasi. Setiap aspek kepuasan kerja terwakili
oleh aitem 30 aitem tersebut.
44
Koefisien Cronbach's Alpha untuk 30 aitem stres kerja adalah
sebesar 0.921, memberi arti instrumen pengukuran stres kerja memiliki
aitem-aitem yang reliabel.
3.6 Analisis Data
1 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, data perlu dimasukkan
terlebih dahulu diuji agar memenuhi Best Linear Unbiased
Estimator(BLUE), sehingga dapat menghasilkan parameter penduga yang
sahih (Supramono & Haryanto, 2005).
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data itu
terdisribusi normal. Hasil pengujian normalitas diperoleh berdasarkan one
sample Kolmogorov Smirnov. Bisa juga berdasarkan uji model regresi dan
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah residual terdistribusi
normal atau tidak. Residual terdistribusi normal jika nilai signifikansi
lebih dari 0.05 (Santoso, 2000).
3. Uji Homogeneity of Variance
Pengujian ini merupakan salah satu uji asumsi klasik yang harus
dilakukan sebelum melakukan uji statistik ANOVA. Uji Homogeneity of
Variance yakni variabel dependent harus memiliki varian sama dalam
setiap kategori variabel independent (Ghozali, 2009). Kriteria pengujian
yaitu nilai Levene test di atas 5%.
3.7 Uji Hipotesis
1. Analisis Korelasi Multivariat
Analisis korelasi dilihat dari nilai koefesien korelasi. Interpretasi
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan berdasarkan
45
angka koefisien korelasi hasil perhitungan. Hasil analisis korelasi meliputi
kekuatan hubungan antar variabel, signifikansi hubungan, dan arah
hubungan.
Tabel 3.4 Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel
(Sugiyono, dalam Priyatno, 2013)
Makna Koefisien Korelasi Antar Variabel
Besar Angka
Sangat rendah 0,00 - 0,199 Rendah 0,20 - 0,399 Sedang 0,340 - 0,599 Kuat 0,599 - 0,799
Sangat Kuat 0,799 - 1,000 2. Analisis Two-Ways Anova
Analysis of variance merupakan metode untuk menguji hubungan satu
variabel dependent dengan satu atau lebih variabel independent. Pada satu
kasus variabel dependent dan dua atau tiga variabel independent disebut
two-ways anova (Ghozali, 2009).
3. Analisis Inpendent Sample t-test
Uji beda t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua grup
yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, apakah kedua grup itu
mempunyai rata-rata sama ataukah tidak secara signifikan (Santoso,
2000).
46