Vanishing Twin KI
-
Upload
rizky-dwi-uldiana -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Vanishing Twin KI
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
1/13
I. PENDAHULUAN
Kehamilan gemelli merupakan kehamilan risiko tinggi, baik bagi janin maupun ibu.
Kehamilan gemelli terjadi sekitar 1 dari 90 kehamilan tetapi terdapat 10% risiko
morbiditas dan mortalitasnya.1 Mortalitas perinatal pada bayi kembar 4-6 kali lebih
tinggi, sedangkan morbiditasnya meningkat dua kali dibandingkan bayi tunggal.
Komplikasi pada kehamilan gemelli yang sering terjadi adalah kelahiran preterm,
pertumbuhan janin terhambat, dan kelainan kongenital. ebagai tambahan terdapat
komplikasi yang khas pada kehamilan gemelli, meliputi t!in-to-t!in trans"usion
syndrome #$$$, kematian pada salah satu janin intrauterin, kembar siam, dan janin
akardiakus.
&ada trimester a!al, insidens kehamilan gemelli ditemukan lebih tinggi dari angka
kelahirannya. toe'kel #194( adalah orang pertama yang menduga terdapat "enomena
ini.) *mpat dekade kemudian penggunaan ultrasonogra"i memungkinkan adanya
kon"irmasi mengenai hal ini. +ikenal sebagai fenomena vanishing twin. Vanishing twin
dide"inisikan sebagai kehamilan gemelli yang didiagnosis suatu saat, namun hanya satu
bayi yang lahir. ooklage #199( mengatakan bah!a terjadinya kehilangan pada salah
satu janin pada kehamilan gemelli dapat dimengerti se'ara sederhana sebagaiketidaksempurnaan biologis dari reproduksi manusia. ebagian besar hasil konsepsi gagal
sebelum terjadi kelahiran. alaupun pato"isiologi dan mekanismenya belum jelas proses
dari hilangnya pada kehamilan a!al tampaknya melibatkan resorpsi dan atau pembentuan
blighted oum. ila terjadi pada trimester pertama dapat terbentuk fetus papyraceus
#&osner dan Klein , 19(4.
&ada tahun 19/), literatur tentang "enomena anishing t!in hanya terdapat sekitar 9 buah
#ellman dkk, 1923 Kohorn dan Kau"man, 1943 ei, 1963 5obinson dan aines,
193 ei dan 5eimers, 19/3 7inberg dan irnhol8, 1993 Kurjak dan atin, 1993
eanty dkk, 19/1 ejak saat itu penelitian tentang kematian janin pada kehamilan
gemelli meningkat baik aspek ultrasonogra"i maupun dalam teknologi "ertilisasi buatan.
1
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
2/13
Kematian intrauterin dapat terjadi pada !aktu gestasi kapan pun.aktu terjadinya
merupakan hal yang sangat penting diketahui sebab akan berpengaruh pada kelanjutan
dari kehamilan. 7enomena vanishing twin merupakan kejadian yang 'ukup sering terjadi
dan prognosisnya pada janin yang hidup adalah baik. ebaliknya kematian salah satu
janin pada trimester dua atau tiga jarang terjadi dan dapat berkaitan dengan peningkatan
risiko mortalitas dan morbiditas bagi janin yang hidup.
:ngka insidens yang sebenarnya dari anishing t!in sulit didapatkan, hal ini karena
terdapat perbedaan kriteria baik se'ara ultrasonogra"i, metode dan data keluaran. &ada
a!al era ultrasonogra"i, interpretasi dan atau kesalahan arte"ak dapat menga'aukan
insidens sebenarnya dari "enomena anishing t!in. alaupun dengan teknologi yang
lebih baik sangat penting untuk tidak salah dalam menilai tambahan kantong gestasi,
begitupula struktur normal dari embrio, seperti amnion, khorion, dan selom
ekstraembrionik #andy dkk, 19/6, atau kondisi "isiologis lain seperti perdarahan
subkorionik, atau degenerasi hidropik dari ili korion #;akano, dkk, 19/1, atau reaksi
desidua pada tanduk dari uterus bikornus #eanty dkk, 19/1. )
*nbom2 telah melaporkan insidens dari kehamilan gemelli dimana terjadi kematian pada
salah satu janin berkisar antara 0,(% sampai 6,/%. arlson,( melaporkan insidens sebesar
),6% sedangkan Katsu6 melaporkan insidens sebesar 6,)%. :ngka mortalitas dari janin
yang bertahan hidup dilaporkan berkisar antara 1)% sampai 6(%. 7usi dkk , melaporkan
1) % angka mortalitas dan )6% terdapat sekuele dari janin yang hidup. :ngka mortalitas
perinatal pada kehamilan kembar monokorionik adalah dua kali lebih tinggi
dibandingkan kehamilan kembar dikorionik. &realensi terjadinya kematian intrauterin
salah satu janin pada kehamilan kembar monokorion berkisar antara (0% sampai 0%./
+elapan puluh tiga persen dari kasus ini adalah monokorionik dimana satu diantaranya
terdapat twin-twin transfusion syndrome.
Makalah ini akan menyajikan suatu laporan kasus tentang kematian intrauterin salah satu
janin pada kehamilan kembar dengan menitikberatkan pembahasan pada aspek
penatalaksanannya.
)
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
3/13
II. ILUSTRASI KASUS
;y.*, 22 tahun ;5M 2190)/1, datang ke
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
4/13
&emeriksaan "isik saat datang
tatus generalis 'ompos mentis, tekanan darah 1)0?/0mm@g, "rekuensi pernapasan 1/
kali permenit, "rekuensi nadi // kali permenit, suhu 26, . Konjungtia tidak pu'at,
jantung dan paru dalam batas normal. $idak terdapat edema pada kedua tungkai.
tatus obstetrikus "undus uteri 2) 'm, janin presentasi kepala lintang, taksiran berat janin
2000 gram keduanya, denyut jantung janin 1(0 dpm, janin kedua tidak didapatkan
denyut jantung. $erdapat his 2 kali dalam 10 menit kekuatan sedang relaksasi baik,
lamanya his 40 detik. &ada inspeksi ula dan uretra tidak ditemukan kelainan.
&emeriksaan inspekulo tampak rambut janin, tampak ketuban mengalir. &ada
pemeriksaan dalam porsio konsistensi lunak, tipis, arah aksial, pembukaan seriks / 'm,
ketuban #-, kepala @odge -.
&asien menyertakan hasil =< 7etomaternal > $ampak janin gemeli, janin . @idup
presentasi kepala, +& /,( 'm, 7 6,( 'm, : )/,) 'm, $ )100 gram, +:= ),)
&lasenta berimplantasi di "undus, 'airan ketuban 'ukup, tidak tampak kelainan kongenital
mayor, jenis kelamin perempuan. anin kedua djj #- letak lintang, +& spalding, 7 4,9
'm, @ 4, 'm, plasenta di korpus belakang. esuai hamil 26 minggu, gemeli janin kedua
=7+, janin pertama hidup =
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
5/13
III. DISKUSI
Definisi
indrom vanishing twin yang pertama kali digambarkan oleh toe'kel tahun 194( adalah
identi"ikasi dari kehamilan multipel yang selanjutnya didapatkan kehilangan dari satu
#atau lebih janin.9 indrom vanishing twin ini ditemukan lebih sering semenjak
penggunaan ultrasonogra"i pada a!al kehamilan. +engan adanya "ertilisasi in itro hal ini
lebih banyak diketahui karena kehamilan ini biasanya dimonitor se'ara ketat dan jumlah
dari sel telur yang diimplantasikan diketahui.
&ada sindrom ini, mungkin terdapat reabsorbsi janin yang sempurna, pembentukan fetus
papyraceus #mumi"ikasi atau kompresi janin atau pembentukan sema'am kista pada
plasenta, atau "ibrin subkorionik, atau materi yang tidak jelas bentuknya.
aktu terjadinya sangatlah menentukan sebab sangat mempengaruhi keluaran dari janin
yang iabel dan komplikasi ibu. ila terjadi pada a!al kehamilan biasanya tidak terdapat
komplikasi, tetapi bila terjadi pada trimester kedua atau akhir maka terdapat
kemungkinan komplikasi janin misalnya cerebral palsy 10 dan kelainan ginjal, komplikasi
ibu berupa persalinan preterm, gangguan koagulopati, dan gangguan perjalanan
persalinan.
Etiologi kematian intrauterin
7aktor-"aktor penyebab kematian salah satu janin dapat mempengaruhi janin yang
lainnya. eberapa penyebab yang diketahui termasuk twin-twin transfusion syndrome,
insersi ilamentosa tali pusat, pilinan tali pusat, kelainan kongenital, dan pertumbuhan
janin yang terhambat.6,9
Patofisiologi
&ato"isiologi yang pasti belum jelas diketahui. :bnormalitas yang menyebabkan
hilangnya gambaran janin pada trimester pertama biasanya menunjukkan terjadinya
kelainan sejak a!al pertumbuhan dan bukan suatu kejadian yang bersi"at akut.
(
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
6/13
:nalisis pada plasenta dan janin biasanya menunjukkan adanya kelainan kromosom.
ementara pada janin yang hidup tidak ditemukan kelainan. ehingga diduga terjadinya
anishing t!in menunjukkan bah!a janin yang tidak iabel memiliki kelainan
kromosom.9
&ada trimester kedua dan ketiga, kematian salah satu janin berhubungan dengan
mortalitas dan morbiditas janin yang bertahan hidup. Keluaran dari kehamilan gemelli
monokorionik lebih buruk dibandingkan dikorionik. +itemukan lesi berupa in"ark dan
nekrosis pada jaringan otak, lier, dan ginjal dan mengakibatkan kelainan neurologis dan
ginjal.
$erdapat beberapa mekanisme yang menjelaskan hal di atas>
1. Twin-to-twin transfusion akut
Ketika salah satu janin mati, terdapat gangguan keseimbangan dari sistem
sirkulasi, yang menyebabkan trans"usi antar janin yang bersi"at akut dari janin
yang hidup ke janin yang mati #berla!anan dengan mekanisme $$$. &ada
janin yang hidup hal ini mengakibatkan terjadinya anemia dan hipotensi dengan
hipoper"usi organ utama yaitu otak dan ginjal.
2. Embolisasi jaringan nekrotik
+iduga terjadi emboli nekrotik dari janin yang mati ke janin yang hidup. 11 @al ini
dibantah oleh komunitas medis se'ara umum, karena janin yang mati tidak
mempunyai hemodinamik yang berla!anan untuk membentuk emboli.1)
. !isseminated intravascular coagulation #+
anin yang mati mengeluarkan elemen tromboplastik sehingga menyebabkan +
dan trombus yang ditrans"usikan pada janin yang hidup, dimana pada kehamilan
monokorionik terjadi anastomosis pembuluh darah plasenta.
Komplikasi maternal
@ubungan antara retensi dari janin yang mati dalam rahim dan terjadinya koagulasi
intraaskular diseminata #+ pertama kali dikemukakan oleh einer dkk, tahun 19(0,
6
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
7/13
&rit'hard dan 5atno"", tahun 19(( pada kehamilan tunggal. Mereka menggambarkan
de"ek utama dengan penurunan se'ara bertahap kadar "ibrinogen maternal, terutama bila
interal dari kematian intrauterin sampai persalinan lebih dari ( minggu. + dapat
berjalan se'ara kronik tanpa menjadi "ulminan. Kadar "ibrinogen akan kembali normal
pada semua kasus dalam !aktu 4/ jam persalinan.
Mekanisme terjadinya + belum diketahui, kemungkinan terdapat hubungan antara
sirkulasi maternal dan janin, dimana tromboplastin jaringan dari janin yang mati dan
plasentanya masuk ke dalam sirkulasi maternal. $romboplastin jaringan mengaktiasi
jalur koagulasi ekstrinsik dan kemudian terjadi pemakaian trombosit dan "aktor-"aktor
koagulasi. $erjadi koagulasi intraaskuler dan pembentukan "ibrin. :danya "ibrin ini
mengaktiasi sistem "ibrinolitik, dimana plasminogen diubah menjadi plasmin, yang
melisiskan "ibrin menjadi produk degradasi "ibrin. &enghambatan polimerisasi "ibrin
dapat menyebabkan gangguan hemostasis. +erajat gangguan hemostasis berariasi,
tergantung dari intensitas rangsangan. nsidens dari + dilaporkan )(% oleh andy dan
eingord, hal yang mirip dilaporkan oleh &rit'hard dan 5atno"".
5omero dkk melaporkan kasus koagulopati pada ibu yang mengalami perdarahan gusi
pada usia kehamilan )9 minggu. Kehamilannya dapat diperpanjang sampai 26 minggu
dengan pemberian heparin.
&ada studi yang dilaporkan oo, dkk. tahun )000, terdapat dua kasus dari tujuh ibu yang
mengalami !aktu antara diagnosis kematian janin dalam rahim sampai persalinan lebih
dari ( minggu, tidak satu pun yang mengalami +. &ro"il pembekuan darah ditemukan
kadarnya dalam batas normal.
@ipertensi yang disebabkan karena kehamilan dan preeklampsia juga dikaitkan dengan
terjadinya kematian salah satu janin pada kehamilan kembar. Kondisi ini mungkin lebih
merupakan kausa kematian dibandingkan sebagai komplikasi pada ibu.
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
8/13
Akibat kematian anin pa!a anin "ang berta#an #i!up
Kematian intrauterin pada trimester pertama tidak ditemukan adanya e"ek yang
berbahaya pada janin yang bertahan hidup. Kematian yang terjadi pada trimester kedua
atau ketiga lebih kompleks. &ada kehamilan kembar dikorionik, prognosisnya lebih baik
dan yang menjadi "aktor risiko adalah imaturitas. &ada kehamilan kembar monokorionik,
prognosisnya lebih buruk dan berkaitan dengan kelainan neurologis pada janin yang
hidup. &emeriksaan ultrasonogra"i untuk menentukan korionisitas sangan penting untuk
menilai risiko potensial.
&erbedaan surial yang diamati antara kehamilan kembar dikorionik dan monokorionik
terdapat pada anastomosis askular plasenta, dimana sangat jarang ditemukan pada
plasenta dikorionik. @ubungan askular pada plasenta monokorionik berkisar /(%
sampai 9/%. pella'y menemukan anastomosis antara plasenta monokorionik pada
hampir semua kasus dimana sirkulasi plasenta diinjeksi setelah persalinan. :danya
anastomosis ini dapat menyebabkan gangguan askular. ila terjadi pada a!al kehamilan
dapat menyebabkan atresia atau kerusakan jaringan. ila terjadi pada keadaan lanjut
dapat menjadi in"ark dan perubahan kistik.
+iduga terdapat dua mekanisme kerusakan yang terjadi, yaitu> "luktuasi hemodinamik
dan embolisasi transkorionik dan koagulopati. &ada kehamilan dengan kembar
monokorionik, terdapat anastomosis pembuluh darah plasenta. +erajat t!in-t!in
trans"usion tergantung pada jumlah, ukuran dan tipe dari anastomosis pembuluh darah
plasenta. &ada saat salah satu janin meninggal, terjadi perubahan hemodinamik yang
mendadak. Bkamura dkk mendemonstrasikan bah!a peristi!a ini dapat menyebabkan
anemia akut pada janin resipien yang sebelumnya mengalami polisitemia setelah
kematian janin donor terutama bila terjadi dalam )4 jam. @al ini dapat menyebabkan
kerusakan iskemik pada otak dan menyebabkan terjadinya pembentukan kista pada janin
yang hidup.
&ada kembar monoamniotik, lilitan tali pusat dapat menyebabkan penurunan aliran darah
umbilikus pada kedua janin. @ipotensi yang tiba-tiba dapat menimbulkan kerusakan
/
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
9/13
hipoksik pada janin yang iabel. $erjadinya ruptur pada septum tipis pada kembar
diamnion juga dapat menyebabkan komplikasi yang sama.
enirs'hke menduga bah!a kerusakan yang ditemukan pada janin kembar monokorionik
yang hidup, ketika salah satu janin ditemukan telah bermaserasi setelah lahir disebabkan
oleh +. ni dipi'u oleh masuknya tromboplastin dan thrombin dari janin yang telah
maserasi melalui anastomosis yang terjadi. &atten dkk telah membuktikan sebaliknya
dengan =
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
10/13
$erjadinya kematian pada salah satu janin kembar akan menyebabkan beberapa
pemeriksaan biokimia menjadi tidak dapat diper'aya baik untuk menilai de"ek struktur
ataupun kelaianan kromosom. anin yang hidup dapat memiliki kenaikan a "etoprotein
dan tindakan amniosentesis yang tidak tepat dan hati-hati akan menuai hasil yang tidak
dapat diper'aya. demikian pula dengan amnio'entesis !alaupun tidak pernah dilaporkan
adanya in"eksi.
&ersalinan dapat dipersipitasi, kurang lebih 90% komplikasi terjadi antara tiga minggu
setelah ditegakkan diagnosis. &rognosis sangat tergantung dari kematangan janin yang
hidup.
$anagemen ke#amilan !engan satu anin mati
+engan adanya 'ardiotogra"i dan =< maka terjadinya kematian pada salah satu janin
kembar harus segera diketahui pada "ase antenatal. egera setelah diagnosis dapat
ditegakkan keluarga dan orang tua dari janin harus segera dijelaskan tentang kondisi dan
resiko yang akan terjadi. Kasus yang jarang dan pelelitian skala luas yang tidak ada
menyebabkab sulit untuk nebyampaikan pada orang tua tentang prognosis dari janin dan
juga tentu saja menatalaksanakannya se'ara optimal.
+C:lton et al membantu persalinan sebanyak 1( kasus, 14 dengan dengan alasan
tindakan ini dilakukan untuk men'egah kerusakan lebih jauh. $api tindakan yang lebih
agresi" ini terbukti tidak membantu untuk terjadinya hasil yang lebih baik bagi janin.
+ikarenakan kelahiran pretern terjadi pada (0% kasus. Kilby et al dan &rompeler et al
menjelaskan bah!a hasil yang baik pada janin sangat tergantung pada usia kehamilan
hingga rujuan penatalaksanaan haruslah memperpanjang masa kehamilan. antema et al
juga menjelaskan nah!a prematuritas dan berat badan lahir yang rendah akan
memperberat terjadinya komplikasi neurologi pada janin yang hidup.
atanagh et al lebih memilih untuk mengelola se'ara konseati", artinya janin ditunggu
hingga berusia 2 minggu, jika gerak janin, 'ardiotokogra"i dan =< tidak menunjukkan
adanya kelainan. antema et al menyarankan untuk dilakukan tokolitik intraena bila
10
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
11/13
terjadi an'aman adanya persalinan preterm sebelum usia kehamilan 24 minggu. arlson
dan $o!ers merekomendasikan kehamilan 'ukup ditunggu hingga 2) minggu tetapi
setelah dilakukannya pematangan paru. +an disarankan untuk semua kehamilan yang
telah berumur 2 minggu maka janin yang hidup harus segera dilahirkan bila terjadi
sebelumnya maka persalinan harus dilakukan atas indikasi obstetri. &ada penelitian ini
dari tujuh kasus yang ditangani empat kasus dilakukan persalinan segera karena dua
mengalami "etal distress, satu abruptio plasenta dan satu lahir spontan #semuanya
dilahirkan pada usiakehamilan lebih dari 24 minggu. sedangkan tiga kasus sisanya satu
mati karena strikturdan dua yang kain tidak menunjukkan adanya kelainan.
&ada penelitian terakhir dari tujuh kasus yang ditangani se'ara konserati" di dapatkan
hasil semua janin hidup dilahirkan setelah 24 minggu. +ari tujuh kasus ini ( dari enam
janin hidup memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal, satu memiliki
kelaianan multipel organ yang telah ada sebelum kematian pada satu janin yang lain.
emua sepakat untuk ,mengelola se'ara seimbang antara resiko tetap di dalam rahim
dengan resiko kelahiran preterm. Melihat adanya kemungkinan terjadinya kelahiran
preterm maka sebaiknya segera dilakukan pematangan paru dan disarankan proses
persalinan dapat dilakukan pada rumah sakit dengan dukungan pera!atan neonatus yang
baik. &emantauan harus dilakukan se'ara ketat terutama pada tri mester a!al. =<
berikutnya harus dilakukan untuk men'ari adanya kelainan pada janin, pertumbuhan
janin dan olume liDuor. &engukuran ini harus dilengkapi dengan regular ;$,
iophisi'al pro"iling dan =< doppler. ranial sonogra"i bila perlu transaginal akan
dapat menambah in"ormasi. alaupun demikian kerusakan neurologi dapat tetap
mungkin terjadi sekaliapun semua in"ormasi yang kita dapatkan menunjukknahasil yang
baik, karena pemeriksaan ini sangat tergantung pada interal !aktu kapan dilakukannya
pemeriksaan dan kerusakan yang terjadi. eperti lesi iskemik tidak akan ditemukan pada
tahap a!al ke'uali dengan M5.
=ntuk proses bersalinnya tidak ada masalah, tidak ada kontra indikasi spesi"ik untuk
dilakukannya kelahiran peraginam. @anya pernah disebutkan "etus papyra'eous dapat
menyebabkan terjadinya distosia bila letak melintang dan lebih ba!ah dari janin yang
11
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
12/13
hidup. $ingkat kelahiran dengan 'ukup tinggi 19-9)% tetapi menurut ell et al hal ini
tidak akan mereduksi mortalitas dan morbiditas dari janin yang hidup. Kematian satu
janin pada kehamilan kembar bukan merupakan indikasi untuk dilakukannya .
emua pemeriksaan setelah bayi lahir meliputi penilaian sistim sara" pusat, ginjal,
sikulasi dan kelainan pada kulit. &emeriksaan harus dilakukan dengan =< otak dengan
tingkat resolusi yang baik, $ dan M5.
etelah proses persalinan plasenta harus diperiksa se'ara makroskopik dan histopatologi.
&emeriksaaan post mortem pada janin yng mati juga disarankan tetapi biasanya tidak
akan menghasilkan apapun karena jaringan sudah mengalami lisis.
:nsietas yang terjadi pada orang tua adalah salah satu "aktor yang harus diketahui oleh
dokter yang akan melakukan tindakan. 5esponse emosional yang kompleks karena
kematian anak dan penantian , pengharapan akan kelahiran anak yang masih hidup harus
menjadi perhatian. &endekatan multi disiplin dan konselling harus dilakukan. =ntuk janin
yang selamat untuk di masa datang mungkin memerlukan dukungan psikologis agar tidak
menyalahkan atau merasa bersalah atas kematian saudaranya.
1)
-
8/17/2019 Vanishing Twin KI
13/13
I%. KESI$PULAN
:kibat yang disebabkan oleh kematian janin tunggal pada kehamilan kembar sangat
tergantung pada masa kehamilan dan plasenta.
Kematian yang terjadi pada akhir trimester ke dua dan trimester ketiga sangat terkait erat
dengan morbiditas dan mortalitas yang terjadi pada janin yang hidup. &roblem ini akan
makin berat bila terjadi pada kehamilan kembar monokorion.
*aluasi antenatal dengan menggunakan ultrasonogra"i sangat penting untuk mengetahui
resikonya.
&enatalaksanaan se'ara konserati" sangat dianjurkan. $etapi penatalaksaan ini harus
dilakukan se'ara seimbang antara bahaya janin tetap berada dalam rahim dengan
kemingkinan lahir preterm.
Konseling dengan baik, dukungan psikologis sangat dianjurkan bagi sang ibu dan juga
pada anak yang hidup.
12