VANDALISME DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM...
-
Upload
trinhxuyen -
Category
Documents
-
view
244 -
download
3
Transcript of VANDALISME DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM...
VANDALISME DALAM PERSEPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM
POSITIF
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH:
MOHAMMAD AFIN MASRIJA
NIM: 11360005
PEMBIMBING:
BUDI RUHIATUDIN, S.H., M.Hum.
PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
ii
Vandalisme dalam Persepektif Hukum Islam dan Hukum Positif
Mohammad Afin Masrija 11360005
ABSTRAK
Vandalisme merupakan tindakan seseorang yang menghacurkan barang-
barang berharga baik milik individu maupun milik umum yang dimaksud disini adalah tindakan seperti pengerrusakan gedung, coret-coret terhadap fasilitas umum maupun pengerusakan terhadap fasilitas umum. Vandalime terjadi setidaknya ada empat yaitu: alasan keuntungan, memperkenalkan ideologi, kenikmatan, memeperoleh eksistensi.
Hukum Islam maupun Hukum positif tidak ada ayat maupun pasal yang secara khusus membahas tentang vandalisme. Namun demikian tidak berarti bahwa tindakan tersebut bisa dibenarkan sepenuhnya apalagi bila melihat damapak dan kerugian yang kemudian ditimbulkan akibat dari tindakan tersebut. jika merujuk pada tindakannya dan kerugiannya maka hukum Hukum Islam dan Hukum Positif sepekat untuk melarang tindakan vandalisme. Melalui penelitian konseptual ini dapat dismpulka bahwa tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan apalagi dalam hukum Islam itu sendiri ada kaidah yang berbunyi bahwa setiap kerugian harus dihapuskan, bahkan dalam kaidah turunannanya disebutkan bahwa menolak kerugian itu lebih diutamakan daripadda mengambil sebuah keuntungan sedangkan. Hukum Islam menawarkan solusi melalui hukuman ta’zir. ta’zir sendiri merupakan hukuman yang sepenuhnya diserahkan kepada hakim atas dasar ketiadaan hukumna yang jelas di dalam Al Qur’an. Sedangkan dalam Hukum Positif menjawabnya melalui Pasal 406-407 KUHP dan juga pasal 387 KUHP. Kedua hukum terseut tampak kokoh jika disandingkan namun demikian effektifitas sebuah hukum juga ditentukan oleh respon dari masyarakt, aparat dan fasilitas. Tanpa itu semua hukum hanya akan menjadi simbol
Kata Kunci : Vandalisme, Hukum Islam, Jarimah Ta’zir, Hukum Postif
dan KUHP
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
Alif
Ba>’
Ta>’
Sa>’
Jim
H}a>’
Kha>’
Dal
Żal
Ra>’
Zai
Si>n
Syi>n
S{a>d
Tidak dilambangkan
b
t
s|
j
h}
kh
d
ż
r
z
s
sy
s}
Tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
vii
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
D{a>d
T{a>’
Z{a>’
‘Ayn
Gayn
Fa>’
Qa>f
Ka>f
La>m
Mi>m
Nu>n
Waw
Ha’
Hamzah
Ya>
d{
t}
z}
‘
g
f
q
k
l
m
n
w
h
‘
Y
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik
ge
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
we
ha
apostrof
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap
متعددة
عدة
ditulis
ditulis
Muta’addidah
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h
حكمة
علة
Ditulis
ditulis
H}ikmah
'illah
viii
آرامة األولياء
زآاة الفطر
ditulis
ditulis
Karāmah al-auliyā'
Zakāh al-fit}ri
D. Vokal Pendek
_____
فعل
_____
ذآر
_____
يذهب
fath}}ah
kasrah
d}ammah
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
fa’ala
i
żukira
u
yażhabu
E. Vokal Panjang
1
2
3
4
Fath}ah + alif
جاهلية
Fathah + ya’ mati
تنسى
Kasrah + ya’ mati
آريم
D{ammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ā
jāhiliyyah
ā
tansā
i
karim
ū
furūd}
F. Vokal Rangkap
1
2
Fath}ah + ya’ mati
بينكم
Fath}ah + wawu mati
قول
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ai
bainakum
au
qaul
ix
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan
Apostrof
اانتم
اعدت
لئن شكرتم
ditulis
ditulis
ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lam
Diikuti huruf Qamariyyah maupun Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan
huruf "al".
القران
القياس
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
al-Qur’ān
al-Qiyās
al-Samā’
al-Syam
I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya.
ذوى الفروض
اهل السنة
ditulis
ditulis
żawi al-furūd}
ahl al-sunnah
x
MOTTO
Berjuang sampai titik darah penghabisan
Beriman sampai titik akhir kehidupan
Bertaqwa sampai ajal menjelang
xi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan segalanya untuk Tuhan
Kupersembahkan segala tulusku untuk ibuku
Kupersembahkan segala hormatku untuk Ayahku
Kupersembahkan cerahku untuk adiku
Kupersembahkan seganku pada guruku
Kepersembahkan segala riangku untuk kawanku
Melalui Skripsi Ini
xii
KATA PENGANTAR
من الرحيمحبسم اهللا الر
وفقهه بعد غفلة, والصالة ،علم اإل نسان بعد جهل, وهداه بعد ضاللالحمد هللا الذي
والسالم على محمد الذي ارسله ربه للناس كافة بشيرا ونذيرا, وهاديا ومعلما, ليهلك من
، واشهد ان وحده ال شريك لهاشهد ان الاله االاهللا هلك عن بينة ويحي من حي عن بينة,
۰بعدو ،عبده ورسولهمحمدا Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis,
berupa kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Vandalisme dalam Persepektif Hukum Islam dan Hukum
Positif
Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan
bagi peradaban dunia dan semoga kita termasuk umat yang akan mendapatkan
syafaatnya di hari kiamat nanti.
Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibuku Siti Masfinatun yang memberiku segalanya dengan segala
keikhlasnya.
2. Ayahku Ngatif yang membimbingku sampai sejauh ini
3. Adiku Himmatin Nur Fadila tercinta
4. Bapak Prof Machasin, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
xiii
5. Bapak Dr. H Syafiq Mahmadah Hanafi. selaku Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Dr. Fathurahman, S.Ag. M. Si. selaku Ketua Jurusan Perbandingan
Mazhab Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
dan Bapak Ghusnam Haris, S.Ag., M. Ag. selaku Sekretaris Jurusan
7. Bapak Budi Ruhiatudin, SH. M.Hum selaku pembimbing yang disela-sela
kesibukannya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
masukan, dan nasihat dengan sabar dan penuh keikhlasan sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Abdul Halim, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan masukan dan nasihat dalam menjalani studi di
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
9. Seluruh Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta terutama Dosen jurusan Perbandingan Mazhab yang telah
sabar menyampaikan mata kuliah terbaiknya untuk penulis, dan tidak lupa
juga pada TU Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta terutama TU jurusan Perbandingan Mazhab yang telah
membantu secara administrasi dalam penyelesaian studi dan skripsi ini.
10. Bapak Khoirul Huda selaku guru ngaji Al-Qur’an PP. Miftahul Falah
11. Bapak Alm. Badrul Munir selaku guru ngaji Nahwu Shorof
12. Bapak Alm. Ahmad Khafidz selaku guru ngaji Fikih
13. Bapak Shofi selaku guru ngaji Tassawuf
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. v
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pokok Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 6
F. Kerangka Teoretik ........................................................................... 8
G. Metode Penelitian ............................................................................ 14
xvi
H. Sistematika Pembahasan.................................................................. 16
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG VANDALISME
A. Pengertian Vandalisme .................................................................... 18
B. Sejarah Vandalisme ........................................................................ 22
C. Faktor Penyebab Munculnya Vandalisme ....................................... 30
D. Dampak dari Vandalisme ............................................................... 31
BAB III VANDALISME MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM
POSITIF
A. Pengertian Tindak Pidana
1. Tindak Pidana Menurut Hukum Islam dan Ruang
Lingkupnya ................................................................................ 33
2. Tindak Pidana Menurut Hukum Positif dan Ruang
Lingkupnya ................................................................................ 40
B. Unsur Pidana dalam Vandalisme
1. Unsur Pidana dalam Hukum Islam ............................................ 50
2. Unsur Pidana dalam Hukum Islam ............................................ 53
C. Sanksi terhadap Pelaku Vandalisme
1. Sanksi Menurut Hukum Islam ................................................... 56
2. Sanksi Menurut Hukum Positif ................................................. 64
xvii
BAB IV PERBANDINGAN SANKSI TERHADAP AKSI VANDALISME
MENURUT HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
A. Persamaan dan Perbedaan Antara Hukum Positif dan Hukum
Islam Terkait dengan Vandalisme ................................................... 70
B. Efektifitas Sanksi Terhadap Pelaku Vandalisme ............................. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. TERJEMAHAN ................................................................................. I
B. BIOGRAFI ULAMA ......................................................................... II
C. CURICULUM VITAE ....................................................................... V
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup tidak bisa terlepas dari keberadaan lingkungan.
Lingkungan yang baik akan mempengaruhi kenyaman kehidupan bersama.
Agama Islam telah mengatur bagaimana menjaga hubungan manusia dengan
lingkungannnya demikian pula dengan hukum positif. Hukum positif memiliki
beberapa undang-undang yang mengatur bagaimana manusia harus senantiasa
menjaga lingkungan. Dalam kenyataannya masih ada banyak ditemui
pelanggaran-pelanggaran yang ini merusak lingkungan. Seperti aksi coret-coret
dinding, mencoret-coret pohon dan batu yang dilakukan di tempat wisata dan lain
sebagainya. Aksi coret-coret, merusak lingkungan, menghancurkan barang-barang
milik umum dalam hal ini termasuk pada tindakan vandalisme
Vandalisme sendiri adalah tabiat seseorang membinasakan atau
merusakkan harta benda awam dan harta benda orang lain1. Menurut KBBI
vandalisme adalah pengerusakan secara kasar dan kejam atau pengerusakan hasil
karya seni (kebudayaan, keindahan alam, dsb.)2, sedangkan menurut Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer, vandalisme adalah perusakan dan penghancuran
1 http://kumpulankumpulan10.blogspot.com/2010/08/gejala-vandalisme.html akses
tanggal 18 Februari 2015 pukul 09.45
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet 10 (Jakarta:Balai Pustaka,2011), hlm. 1001
2
barang-barang seni serta barang-barang berharga lainnya dengan sengaja.3
Pengertian vandalisme menurut Obiagwu adalah tindakan perusakan bahan
pustaka dengan menulisi, mencorat-coret, memberi tanda khusus, membasahi,
membakar dan lain-lain.4 Pengertian diatas memiliki arah yang sama yaitu intinya
vandalisme adalah perbuatan yang merusak dan mengakibatkan kerugian baik
untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Vandalisme banyak dilakukan dengan
cara mencoret-coret dinding, menghancurkan barang-barang milik umum,
memecahkan kaca halte, menempelkan sesuatu pada dinding umum dan lain
sebagainya.
Menurut Cohen yang dikutip oleh Ajeng Triani mengkategorikan tipe
vandalisme berdasarkan motivasi yang mendorong melakukan tindakankan
vandalisme sebagai berikut:5
1. Aquistive vandalism adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi
untuk mendapatkan uang atau properti. Contoh penempelan iklan,
spanduk, poster, baliho, atau bentuk-bentuk pemasaran lainnya yang
merusak lingkungan tempat berada
2. Tactical vandalism, adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi
mencapai tujuan tertentu seperti memperkenalkan suatu ideologi
Contohnya adalah yang dilakukan oleh senior Pong Harijanto yang
3 Modern Press Inggris, Kamus Indonesia Kontenporer, cet 1 (Jakarta:1991) hlm. 1702 4 Dikutip dari http://chemmy-t-s-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37795-Materi-
Vandalisme.html Akses tanggal 1 Oktober Pukul 15.33 WIB 5 Sebagaimana dikutip Ajeng Triani, Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta
Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Kebersihan Terhadap Tindak Pidana Vandalisme Yang Dilakukan Oleh Anak di Bawah Umur, Skripsi, hlm 45-46
3
menuliskan kalimat “jujur, adil, tegas” di atap gedung DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat) untuk memberitahukan kepada anggota DPR bahwa
kinerja seorang wakil DPR harus berlandaskan kejujuran keadilan dan
ketegasan.
3. Milicious vandalisme, adalah vandalisme yang dilakukan karena pelaku
vandalisme mendapat kenikmatan dengan memberikan gangguan kepada
orang lain, atau merasa terhibur saat menghancurkan properti milik orang
lain.
4. Play vandalisme, adalah vandalisme yang dilakukan dengan motivasi
untuk menunjukan atau mendemonstrasikan kemampuan yang dia miliki,
bukan bertujuan untuk menganggu orang lain.
Vandalisme memiliki sanksi yang berbeda. Jika vandalisme dilakukan
pada rambu-rambu lalu lintas seperti menghacurkan atau membuatnya tidak
berfungsi maka yang demikian tersebut terkena Pasal 275 UU Nomor 22 tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal tersebut berbunyi “barang
siapa dengan sengaja mengganggu fungsi rambu lalu lintas, marka jalan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, fasilitas pejalan kaki dan alat pengaman pengguna
jalan maka pelaku dapat dipidana dan didenda. Pelaku diancam hukuman penjara
maksimal dua bulan dan denda sebesar Rp 250 ribu”. Sedangkan di dalam KUHP
tidak diterangkan secara eksplisit terkait dengan tindakan vandalisme, namun
disebutkan bahwa merusak, menghancurkan dan membuat barang tidak terpakai
termasuk dalam tindakan pidana. Seperti misalnya dalam Pasal 389 dikatakan
bahwa pelaku kenakalan dikenakan sanksi kurungan selama tiga hari. Salah satu
4
bentuk kenakalan yang bisa merugikan adalah aksi vandalisme. Vandalisme yang
bisa tidak bisa dijerat oleh pasal-pasal yang lain seperti: mencoreng dinding,
melempari batu kecil pada rumah orang.
Menurut Hukum Islam , tindakan vandalisme merupakan fenomena baru.
Al Qur’an dan Sunnah tidak menerangkan secara eksplisit tentang tindakan
vandalisme. Al Qur’an dan Sunnah hanya menyuruh umatnya untuk menjauhi
perbuatan keji dan mungkar. Dalam beberapa kaidah fikih juga disebutkan bahwa
hendaknya kerugian itu dihilangkan atau bahkan dalam kaidah yang lain
mengatakan bahwa lebih baik menghilangkan kerugian daripada mengambil
keuntungan jika hal itu terjadi dalam waktu dan tempat yang sama.
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah sebagaimana yang dikutip oleh
Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani dalam bukunya Hukum Pidana Islam
bahwa sesuatu yang bertentangan dengan keadilan, bertentangan dengan rahmat,
bertentangan dengan hikmah dan kemaslahatan, serta menciptakan, bukan
merupakan syari’at Islam.6 Menurut Audah sebagaimana yang dikutip pula oleh
Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, tujuan dari hukum adalah melayani
kebutuhan masyarakat dari segi keamanan dan terbasminya kejahatan, menjamin
terpenuhinya hak-hak pribadi dan meratakan keadilan sosial, serta menumbuhkan
ketenangan, kedamaian dan ketentraman di antara setiap individu dan anggota
masyarakat.7
6 Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, CV.
Pustaka Setia,cet. 1 (Bandung:2013), hlm. 23 7 Ibid, hlm. 27
5
Tindakan vandalisme sangat bertentangan dengan tujuan dari Agama
Islam. Jika Islam menggiginkan kemaslahatan dan menolak segala bentuk
kerugian maka vandalisme jelas sangat merugikan orang banyak. Sebagai agama
langit, Islam tentu memiliki jawaban atas segala bentuk kerugian yang
ditimbulkan oleh manusia seperti halnya tindakan vandalisme. Untuk itu penulis
tertarik untuk menulis skripsi berjudul Vandalisme dalam Persepektif Hukum
Islam dan Hukum Positif sehingga dapat diketahui lebih lanjut terkait dengan
dua pandagan terhadap vandalisme
B. Pokok Masalah
Berdasarkan yang sudah dipaparkan di dalam latar belakang masalah,
penyusunan skripsi ini mengambil pokok masalah terkait dengan masalah
vandalisme yaitu:
1. Apa itu Vandalisme ?
2. Bagaimana Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia memandang
vandalisme?
C. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan penelitian adalah untuk
mengetahui pandangan Hukum Islam maupun Hukum Positif Indonesia terkait
dengan masalah vandalism
D. Kegunaan
Penelitian ini selain diajukan sebagai syarat kelulusan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta juga sebagai sumbangsih bagi pemikiran di bidang Hukum Islam dan
6
hukum positif. Sehingga mampu memberikan warna baru pemikiran Hukum Islam
maupun hukum positif.
E. Tinjauan Pustaka
Beberapa literatur yang telah penulis baca, ada beberapa studi yang
membahas tentang masalah vandalisme diantaranya diantaranya
Skripsi berjudul “Vandalisme Persepektif Hukum Islam ”8 karya Mashuri
dalam karyanya tersebut dia menjelaskan tentang vandalisme dalam penjelasan
Hukum Islam dan hukum positif, Namun lebih menekankan dalam Hukum Islam
. Di dalamnya disebutkan beberapa kaidah-kaidah Hukum Islam namun menurut
hemat penulis masih ada beberapa kaidah yang masih kurang dan beberapa pasal
dari KUHP. Misalnya beliau tidak mencantumkan Pasal 389 dan Pasal 408 terkait
tentang tindak pidana vandalisme.
Skripsi berjudul “Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor
18 Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Kebersihan Terhadap Pidana Vandalisme
Yang Dilakukan Oleh Anak di Bawah Umur”9 yang mengatakan bahwa sanksi
pidana yang telah ditetapka dalam Peraturan daerah Kota Yogyakarta Nomor 18
Tahun 2002 belum bisa diberlakukan terhadap anak di bawah umur karena dalam
proses penaganannya belum ada penyidik khusus anak. Jenis penelitian ini
bersifat lapangan atau field research.
8 Mashuri, Vandalisme Persepepektif Hukum Islam, 2008, Skripsi 9 Ajeng Triarini, Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18 Tahun 2002
Tentang Pengelolaan KebersihanTerhadap Tindak Pidana Vandalisme Yang Dilakukan Oleh Anak di Bawah Umur, 2015, Skripsi
7
Skripsi berjudul “Kromonisasi Vandalism (Siasat Seni Komunitas Jogja
Street Art Garffiti dalam merebut ruang publik”10 karya Muhammad Iqbal
Muttaqin yang membahas pesan-pesan dalam street art graffiti yang ada di
Yogyakarta dan nilai-nilai yang ada di dalamnya.
Buku Patologi sosial karangan Imam Asy’ari pengertian patologi sosial
beserta perdebatannya mengenai istilah patologi sosial, fase studi patologi sosial
dan contoh-contoh patologi sosial. Menurut buku tersebut patologi sosial adalah
asal usul sifat-sifat penyakit yang berhubungan dengan hakikat adanya manusia
dalam hidup bermasyarakat. Beberapa contoh dewasa ini yang berhubungan
dengan istilah patologi sosial adalah: prostitusi, korupsi, kenakalan remaja dst.
Kemudian dijelaskan pula empat belas fase study patologi sosial.11
Buku Patologi sosial tulisan St. Vembriarto. Isi buku ini hampir sama
dengan buku sebelumnya. Kalau dibuku sebelumnya menjelaskan empat belas
fase study patologi sosial, di buku ini hanya memuat Sembilan fase studi patologi
sosial.12
Buku Patologi jilid 3 sosial karya Kartini Kartono. Menjelaskan bahwa
setidaknya ada sembilan penyebab gangguan psikis diantaranya ada gangguan
10 Muhammad Iqbal, Kromononisasi Vandalisme (Siasat Seni Komunitas Jogja Streey Art
Grafitti dalam Merebut Ruang Publik), 2009, Skripsi 11 Imam Asy’ari, Patologi Sosial, (Surabaya : Usaha Nasional 1991) 12 St. Vembrianto, Patologi Sosial, (Yogyakarta:Paramita 1991)
8
multi-kausal, gangguan kesadaran, gangguan fungsi pengenalan, gangguan fungsi
berfikir. Yang kesemuanya itu menjadi sebab terhajadinya patologi sosial13
Kemudian penulis berkesimpulan bahwa belum ada yang scara spesifik
menulis tentang perbandingan hukum positif dan Hukum Islam mengenai
vandalisme.
F. Kerangka Teoretik
Agar penelitian ini memiliki tersusun dengan baik dan memiliki dasar
yang kuat serta teori yang mendukung terkait dengan obyek penelitian yang dikaji
maka perlu adanya kerangka teoretik yang membahas tentang obyek yang dikaji
Negara Indonesia tidak dipungkiri telah sepakat menetapkan negara
tersebut menjadi negara hukum, negara yang berdasarkan asas atas hukum, rule of
law. Sehingga dalam segala perbuatannya rakyat Indonesia haruslah sesuai atau
setidaknya tidak bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai
konsekuensi lainnya segala tindakan rakyat dinilai berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku termasuk menentukan sebuah perbuatan apakah dianggap
sebagai sebuah kejahatan maupun tidak.
Jika berbicara tentang kejahatan maka tentu yang terfikirkan adalah
perbuatan yang buruk, perbuatan yang menjengkelkan dan menimbulkan
kerugian. Dalam pandangan kriminologi Indonesia, kejahatan dipandang sebagai ;
13 Kartini Kartono, Patologi Jilid 3, (Jakarta:Rajawali Pers 2005)
9
pelaku yang telah diputus oleh pengadilan; perbuatan yang melanggar norma;
perbuatan yang menimbulkan reaksi sosial.14 Menurut Sutherland sebagaimana
yang dikutip oleh Yeswil Anwar di dalam bukunya yang berjudul kriminologi
“kejahatan adalah perilaku yang dilarang oleh negara, karena merugikan
terhadapnya negara bereaksi dengan hukuman sebagai upaya untuk mencegah dan
memberantasnya15. Para ahli hukum memberikan pengertian bahwa kejahatan
adalah merupakan segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana yang diatur
dalam hukum pidana16. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindak kejahatan
merupakan segala hal yang dilakukan orang yang dianggap buruk oleh negara dan
bermaksud melawan hukum.
Menurut Hukum Pidana Islam sebagaimana yang telah dikutip oleh
Asadullah Al Faruq dalam bukunya Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam
beliau menjelaskan menurut Abdul Qodir Audah tindak pidana Hukum Islam
didefinisikan sebagai larangan-larangan hukum yang diberikan Allah. Yang
pelanggarannya membawa hukum yang ditentukan-Nya. Larangan hukum dapat
berarti melakukan perbuatan yang dilarang atau tidak melakukan perbuatan yang
diperintah-Nya17
14 Yeswil Anwar Adang, Kriminologi, cet 1 (PT Refika Aditama:Bandung) hlm. 178 15 Ibid. hlm. 179 16 Ibid, hlm. 206 17 Asadullah Al-Faruk, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, cet. ke 1 (Ghalia
Indonesia:Bogor) hlm. 16
10
Istilah yang lazim digunakan adalah kejahatan. Kejahatan merupakan
perbuatan-perbuatan tercela. Sedangkan maksud dari tercela adalah apa yang
dicela oleh pembuat syari’at (yaitu Allah). Suatu perbuatan tidak dianggap
sebagai kejahatan kecuali jika ditetapkan oleh syara’ bahwa perbuatan itu tercela
.18. Dalam istilah lain hal ini biasa disebut jarimah.
Bila dilihat dari berat ringannya hukuman ada tiga jenis yaitu h}udud qisa@s
diya@t, dan ta’zir. Jarim@ah adalah h}udud perbuatan melawan hukum yang
ancaman dan hukumannya ditentukan oleh nas yaitu hukuman h}ad (hak Allah).19
Jarim@ah qisa@s diyat yakni perbuatan yang diancam dengan hukuman qisa@s dan
diya@t. Baik qisa@s maupun diyat merupakan hukuman yang telah ditentukan
batasannya, tidak ada batas terendah dan batas tertinggi, tetapi menjadi hak
perorangan (si korban dan wali).20 Jari@mah ta’zir yaitu suatu jarimah yang
diancam dengan hukuman selain h}ad dan qisa@s d}iya@t. Jari@mah ta’zir tidak
ditentukan ukurannya atau kadarnya artinya untuk menentukan batas terendah dan
tertinggi diserahkan sepenuhnya kepada hakim.21
Vandalisme merupakan perbuatan tercela yang tidak ditentukan
hukumannya di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Kedua kitab tersebut tidak
memperinci secara jelas hukuman bagi pelaku aksi vandalisme melainkan hanya
18 Ibid hlm. 17 19 Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam Indonesia, cet. 1(Yogyakarta:Teras 2009) hlm
12 20 Ibid, hlm. 13 21 Ibid, hlm. 14
11
secara umum melarang berbuat buruk sehingga dalam hal ini perbuatan tersebut
termasuk dalam jari@mah ta’zir . Adapun larangan berbuat buruk di dalam Al-
Qur’an seperti yang Allah firmankan : 21F
22
اويصلبوا يقتلوا ان يسعون في االرض فساداورسوله و هللا انما جزاء الذين يحاربون
لهم في و اوتقطع ايديهم وارجلهم من خال ف اوينفوامن االرض ذلك لهم خزي في الدنيا
االخرة عذاب عظيم
Allah juga berfirman dalam ayat lain: 22F
23
لبغياوالمنكروءالفحشاذالقربى وينهى عن ئ ايتاو نحسال واالعدلباان هللا يأمرا
يعظكم لعلكم تذكرون
Nabi Muhammad juga bersabda : 23F
24
سلم : ان هللا يبغض وهللا عليه قال رسول هللا صلى ، عنه قالهللا وعن الدرداء رضي
البذئ الفاحش
Di dalam kaidah fikih juga disebutkan :
24يزال الضرر F
25
25ضرار ال ضرر وال F
26
22 Al-M@aidah (5) :33 23 An-Na@hl (15) : 90 24 Bukhari hadits ke 6131, Muslim hadits ke 2591 25 Imam Jalaudin Suyuthi, Asybah wan nadhair, (daarul ihya : Indonesia) hlm 59
12
Menurut hukum pidana istilah melawan hukum adalah satu frasa yang
memiliki empat makna, keempat makna tersebut adalah sifat melawan hukum
umum, sifat melawan hukum khusus, sifat melawan hukum formil dan sifat
melawan hukum materiil. Sifat melawan hukum umum diartikan sebagai syarat
umum dapat dipidana suatu perbuatan. Setiap perbuatan dipidana di dalamnya
pasti mengandung unsur melawan hukum. Sedangkan sifat melawan hukum
khusus biasanya kata “melawan hukum” dicantumkan dalam rumusan delik. Sifat
melawan hukum merupakan syarat tertulis untuk dapat dipidanankannya suatu
perbuatan. Sifat melawan hukum formil diartikan sebagai bertentangan dengan
undang-undang sedangkan sifat sifat melawan hukum materiil bertentangan
dengan norma dan nilai masyarakat.27
Berkaitan dengan tindakan vandalisme di dalam KUHP tidak secara
eksplisit menerangkan tentang tindakan vandalism, walau demikian masih ada
pasal yang berbicara terkait dengan unsur pengerusakan seperti yang ada di dalam
Pasal 489 yang berbunyi:
Ayat 1. “Kenakalan terhadap orang atau barang sehingga dapat mendatangkan bahaya kerugian atau kesusahan, dihukum denda sebanyak-banyaknya Rp. 225”. 28
26 Ibid, hlm 59 27 Machrus Ali, Dasar-dasar Hukum Pidana, cet. ke 2 (Jakarta timur:Sinar Grafika), hlm.
142 28 Yang dinamakan “kenakalan” (baladigheid): semua perbuatan orang, berlawanan
dengan ketertiban umum, ditujukan kepada orang, binatang yang dapat mendatangkan bahaya, kerugian atau kesusahan yang tidak dapat dikenakan satu pasal khusu KUHP. Orang yang menggelapkan, menipu mengganiaya misalnya, itu semua adalah perbuatan-perbuatan melawan hukum yang sudah ada pasalnya sendiri. R. Soesilo, Kitab Undang-undang hukum pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap pasal demi pasal (Karya Nusantara:Bandung) hlm. 320
13
Ayat 2 “Jika pada waktu melakukan pelanggaran itu belum lalu satu tahun sejak ketetapan putusan hukuman yang didahului bagi si bersalah karena pelanggaran serupa itu juga, maka denda itu dapat diganti menjadi tiga hari”.29
Pasal yang lain juga mejelaskan mengenai lebih lanjut mengenai tindakan
pengerusakan terhadap barang orang lain maupun barang milik umum seperti
yang tercantum dalam Pasal 408 :
“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusakkan atau membikin tak dapat dipakai bangunan-bangunan kereta api, trem, telegrap, telepon atau listrik, atau bangunan bangunan untuk membendung, membagi atau menyalurkan air, saluran gas, air atau saluran yang digunakan untuk keperluan umum, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.30
Pasal 275 UU Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Pasal tersebut berbunyi bahwa “barangsiapa dengan sengaja mengganggu
fungsi rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, fasilitas
pejalan kaki dan alat pengaman pengguna jalan maka pelaku dapat dipidana dan
didenda. Pelaku diancam hukuman penjara maksimal dua bulan dan denda sebesar
Rp 250 ribu
29 Pasal ini dianggap sebagai pasal “keranjang kotoran” karena perbuatan tetetk bengek
yang menimbulkan bahaya kerugian, dan kesusahan yang tidak diancam dalam pasal sendiri, senantiasa dapat dikenakan pasal ini. Misalnya memberaki pekarangan orang lain, mencoreng-coreng dinding, melempari batu-batu kecil pada rumah orang, melempar batu atau kulit pisang di jalan, menganggu bunyi radio tetangga dan lain-lain perbuatan kecil yang mendatangkan bahaya kerugian atau kesusahan orang lain, Ibid, hlm. 320
30 Yang dimaksud pasal 408 ini adalah yang digunakan untuk kepentingan umum dan tidak dipersoalkan siapa pemiliknya, jika bukan barang umum maka pasal 406 yang lebih tepat diterapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan kepentingan umum/keperluan umum disini tidak berarti tidak selalu untuk keperluan siapa saja. Dan dapat juga keperluan orang-orang tertentu saja seperti misalnya kereta api untuk angkutan siswa tegalan-buatan untuk membendung air terhadap perkampungan, ssaluran air untuk komplek perumahan dan sebagainya, S.R. Sianturi, tindak pidana di KUHP Berikut Urainnya, (Jakarta:Alumni AHM-PTHM 1983) hlm. 678
14
G. Metode Penelitian
Agar lebih terarah dan rasional diperlukan suatu metode yang sesuai obyek
yang dikaji, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk
dapat mengahasilkan hasil yang memuaskan, disamping itu metode merupakan
cara bertindak supaya peneliti berjalan terarah dan mencapai hasil yang maksimal.
Maka disusunlah metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian kepustakaan.
penelitian kepustakaan yaitu mencari data dan informasi melalui tulisan. Tulisan
tersebut bisa berupa buku, artikel, karya ilmiah maupun jurnal yang berhubungan
denga penelitian yang ditulis.
2. Sifat penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif komparatif atau menerangkan
vandalisme dari sudut pandang hukum positif dan Hukum Islam . Kemudian akan
dibandingkan menurut kedua hukum tersebut dan ditarik kesimpulan
3. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan adalah konseptual yaitu pengkajian terhadap
konsep hukum seperti ; sumber hukum, fungsi hukum dan sebagainya31 dan
pendekatan komparatif yaitu penelitian tentang perbandingan hukum baik
31 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, cet. 1 (CV Mandar Maju:Bandung),
hlm. 92
15
mengenai perbandingan sistem hukum antarnegara, maupun perbandingan produk
hukum, dan karakter antar waktu dalam suatu negara.32
4. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka perlu mengumpulkan data
dari berbagai referensi dengan caram mencari dan menghimpun literatur dari
referensi yang dibutuhkan baik dari buku, jurnal, majalah, website, maupun
literatur lainnya yang mendukung yang kemudian akan diambil data dan teori
yang mendukung kepada penelitian ini. Sumber-sumber tersebut terbagi atas tiga
bagian diantaranya:
a. Data Primer
Data primer adalah data-data yang diperoleh lansung dari
sumber utama.33 Dengan demikian data primer dalam pskripsi ini
adalah adalah KUHP dan Al Qur’an dan Sunnah
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
oleh peneliti melainkan dari tangan kedua, ketiga dan seterusnya,
artinya melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti
sendiri.34 Sumber sekunder itu antara lain berupa buku-buku yang
membahas tentang Hukum Islam dan buku-buku yang membahas
32 Ibid. hlm. 92-93 33 Marzuki, Metodologi dan Riset (Yogyakarta:Prasetya Widya Pratama Yogyakarta,
2000), hlm. 55 34 Ibid. hlm. 56
16
tentang hukum pidana maupun website beserta literatur lainya
yang dirasa mendukung penelitian ini.
c. Data Tersier
Sumber tersier digunakan untuk menyempurnakan dari data
primer dan data sekunder. Dalam hal ini data tersier adalah seperti
artikel, majalah, dan lain sebagainya.
5. Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian akan dikaji dan ditelaah secara sistematis
lalu kemudian dideskripsikan dari umum ke khusus dan dikomparasikan antara
dua sudut pandang lalu ditarik sebuah kesimpulan.
H. Sitematika Pembahasan
Sistematika pembahasan di dalam penulisan sistematika pembahasan
digunakan untuk mendeskripsikan secara umum mengenai kerangka dari sebuah
penelitian. Sehingga pembaca akan memperoleh gambaran umum terlebih dahulu
dalam membaca maupun memahami sebuah penelitian. Hal ini bertujuan agar
lebih memahami penelitian yang akan dibaca. Untuk penulis menyusun sitematika
pembahasan dalam penelitian ini.
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab tersebut menjelasakan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
telaah pustaka, kajian teoritik , metodologi penelitian dan sistematika
17
pembahasan, sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran umum tentang
skripsi
Bab kedua adalah Gambaran umum Tentang Vandalisme. Bab ini
membahas terkait pengertian vandalisme, sejarah Vandalisme, faktor yang
menyebabkan terjadi vandalisme, dan dampak yang ditimbulkan akibat dari
perbuatan vandalisme
Bab ketiga menjelaskan pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif
terhadap Vandalime. Bab ini membicarakan tentang pengertian tindak pidana
menurut Hukum Islam dan hukum positif beserta ruang linkupnya, vandalisme
menurut Hukum Islam dan hukum positif, unsur pidana dalam tindakan
vandalisme menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, sanksi terhadap pelaku
tindakan vandalisme menurut Hukum Islam dan hukum positif
Bab keempat adalah perbandingan pandangan terhadap tindakan
vandalisme menurut hukum positif dan Hukum Islam . Pada Bab ini akan dibahas
mengenai perbedaan dan persamaan pandangan terhadap tindak pidana
vandalisme dalam persepektif hukum positif dan Hukum Islam , dan efektifitas
sanksi terhadap tindak pidana hukum positif dan Hukum Islam .
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan
saran.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, vandalisme dipandang sebagai
sebuah kejahatan atau pelanggaran hukum meskipun tidak scara khusus diatur
dalam sebuah ayat hukum maupun Undang-undang namun demikian dalam ayat
al qur’an ternyata masih ada pencegahan terhadap vandalisme Al-Ma>idah ayat 5
dan An-Nahl ayat 90 sedangkan dalam KUHP dapat dijerat melalui Pasal
489,Pasal 408
B. Saran.
1. Alangkah eloknya pencegahan tindakan vandalisme dilakukan semenjak
dini melalui institusi pendidikan yang ada, baik pendidikan formal maupun
non-formal
2. Hukum sebagai panglima keadilan sebaiknya memiliki undang-undang
yang scara spesifik mengatur tindak pidana vandalisme
3. Penindakan dan pencegahan tindak pidana vandalisme alangkah baiknya
dilakukan melalui negara dan agama, agama melakukan pendekatan scara
kultural sedangkan negara melakukan pendekatan sccara formal
4. Negara sebagai sebagai intitusi tertinggi alangkah baiknya
mengakomodasi setiap pendapat dari pelaku tindak pidana vandalisme
sehingga mampu mengakomodasi setiap bentuk vandalisme yang memiliki
76
nilai seni, dengan cara menyediakan ruang untuk berekspresi secara bebas.
Dengan cara menyediakan ruang untuk mereka yang memiliki
kecondongan dalam bidang tersebut, maka bukan tidak mungkin negara
akan mendapatkan dukungan dari mereka yang menilai mendapat ruang
untuk berekspresi sehingga secara tidak langsung mereka juga akan
mendukung pemberantasan vandalisme yang merugikan.
78
DAFTAR PUSTAKA
A. Al Qur’an Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Lubuk
Agung, 1989
B. Kitab
Al Imam Abi Dawud, Sunan Abi Dawud Juz III, Dar al Fikr:tth Alatip, Moh. Macfudin, Terjemah Bulughul Maram, CV. Semarang :Toha
Putera Semarang, tth Imam Jalaudin Suyuthi, Asybah wan nadhair, daarul ihya : Indonesia tth
Sabiq Sayyid, Fiqh Sunnah Juz 9,alih bahasa oleh Moh. Nabhan Husein,
Fikih Sunnah jilid 9,cet 2 Al Ma’arif:Bandung,1982
C. Buku Pidana Islam Al-Faruk, Asadullah, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, Bogor,
Ghalia Indonesia, 2009 Hasan, Mustofa, dkk, Hukum Pidana Islam Fiqh Jinayah, Bandung CV.
Pustaka Setia, 2013 Irfan M. Nurul dkk, Fiqh Jinayah, Jakarta , Amzah, 2013 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta,Rajawali Press, 2005 Halimah, Hukum Pidana Sjari’at Islam menurut Adjaran Ahlus Sunnah,
Jakarta, Bulan Bintang, 1970 Munajat, Makhrus, Hukum Pidana Islam Indonesia, Yogyakarta,Teras,
2009 _________________, Hukum Pidana Islam di Indonesia,
Yogyakarta,Bidang Akademik UIN Sunan Kalijag, 2008 Muslich Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam ,Jakarta
,Sinar Grafika,2006 Rahman I Abdur, Shariah Islamic Law, alih bahasa Wadi Masturi dan
Basri Iba Asghary, Tindak Pidana dalam Syari’at Islam Jakarta, Melton Putra,1992
79
Rosyada Dede, Hukum Islam dan Pranata Sosial, Raja Grafindo
Persada:Jakarta,1994 Sodiqin Ali, Hukum Qisas dari Tradisi Menuju Hukum Islam, Tiara
Wacana, Yogyakarta, 2010
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta, PT Rineka Cipta,1992 Syarifudin Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta Kencana,2010
D. Buku Pidana Umum
Adang, Yeswil Anwar, kriminologi, Bandung PT Refika Aditama 2010 Ali, Machrus, Dasar-dasar hukum pidanan, Jakarta timur : Sinar Grafika
2012
Hamzah Adi, Asas-asas Hukum Pidana,Jakarta:Rineka Cipta,2010
Moeljanto, Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta, Bina Aksara,1985
Schaffmeister, Hukum Pidana, Yogyakarta, Liberty, 1995 Soesilo,R, Kitab Undang-undang hukum pidana (KUHP) serta komentar-
komentarnya lengkap pasal demi pasal,Bandung Karya, Nusantara 1986 Sianturi, S.R., tindak pidana di KUHP Berikut Urainnya, Jakarta : Alumni
AHM-PTHM 1983 Soekanto Soerjono, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan
Hukum Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008
Sutiyos Bambang Metoode Penemuan Hukum, Yogyakarta,UII Press Yogyakarta, 2011
Waluyo Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta, Sinar Grafika, 2004 Adang Yesmil Anwar, Kriminologi, Bandung:Refika Aditama,2010
Undang-undang No. 3 Tahun 1997, psl 1 ayat 1 dan 2 E. Lain-lain
Nasution, Bahder Johan,Metode penelitian hukum, Bandung, CV Mandar Maju
80
Imam, Asy’ari, Patologi Sosial, Surabaya, Usaha Nasional, 1991 Marzuki, Metodologi dan riset Yogyakarta Prasetya Widya Pratama
Yogyakarta, 2000
F. Kamus Press Inggris, Kamus Indonesia Kontenporer,Jakarta, 1991 Modern Press Inggris, Kamus Indonesia Kontenporer, Jakarta,1991 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta,Balai Pustaka, 2011 Salim,Peter The Contemporary English-Indonesia Dictionary Jakarta,,
Modern English Press, 1991
G. Skripsi
Daryati, Hubungan antara Konformitas Negatif dengan Vandalisme SMA 1 Negeri Ampel Kebupaten Boyolali, Universitas Kristen Satya Wacana, 2014
Simanjutak Nathel, Kemunculan vandalisme dan seni graffiti di runang
bawah jalan layang, Universitas Indonesia, 2012 Triani Ajeng, Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 18
Tahun 2002 Tentang Pengelolaan Kebersihan Terhadap Tindak Pidana Vandalisme Yang Dilakukan Oleh Anak di Bawah Umur, 2015
H.Web
1Thttp://kumpulankumpulan10.blogspot.com/2010/08/gejala-vandalisme.html 1T akses tanggal 18 Februari 2015 : 09.45 WIB
1Thttp://chemmy-t-s-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37795-Materi-Vandalisme.html 1T Akses Tanggal 1 Oktober 2015 : 15.33 WIB
1Thttp://k umpulankumpulan10.blogspot.com/2010/08/gejala-vandalisme.html 1T akses tanggal 18 Februari 2015 pukul 09.45
1Thttp://chemmy-t-s-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37795-Materi-Vandalisme.html 1T Akses tanggal 1 Oktober Pukul 15.33 WIB
1Thttps://id.wikipedia.org/wiki/Vandalisme 1T, akses tgl. 14 Oktober 2015,
pukul 09.00 WIB
81
https://lawmetha.wordpress.com/2011/05/27/teori-efektivitas-soerjono-
soekanto/, akses tanggal 15 Nopember 2015, pukul 09.00 WIB
http://ahmadfeisalamry.blogspot.co.id/2014/06/siapa-itu-vandal-sejarah-dan-asal-usul.html, akses tgl 1 Januari pukul 19.00 WIB
http://follyakbar.blogspot.co.id/2012/10/penyebeb-dan-solusi-atas-perilaku.html akses
tanggal 4 januari 2016, pukul 07.00 WIB https://goblogpintar.wordpress.com/2013/11/15/vandalisme-di-kalangan-remaja/, akses
tanggal 4 januari 2016, pukul 03.00 WIB
I
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
TERJEMAHAN
No Hlm Fn TERJEMAHAN
BAB I
1 10 22 Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar
2 11 23 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran
3 11 24 Dari Abu Darda’ r.a berkata: Sesungguhnya Nabi saw bersabda: sesungguhnya Allah membenci orang yang keji lagi berkata keji (perkataan kotor)
4 11 25 Kesulitan harus dihilangkan
5 11 26 Jangan menyulitkan dan jangan disulitkan
BAB II
6 19 38 Istlah bagi nama perbuatan seorang yang buruk dan apa yang diusahakan
7 19 39 Jinayah adalah suatu Istilah yang dilarang oleh syara’ baik perbuatan tersebut mnegenai jiwa, harta atau yang lain
8 20 43 Jar@aim (Tindakan kriminal) adalah semua tindakan yang diharamkan oleh syari’at. Allah Ta’ala mencegah terjadinya tindakan krimninal dengan menjatuhkan hudud atau ta’zir kepada pelakunya
9 20 44 Jarimah adalah melakukan perbuatan yang diharamkan apabila melakukannya mengakibatkan ancaman sanksi hukum tertentu, atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang yang diancam sanksi hukum tertentu apabila tidak melakukannya
II
atau dengan kata lain, melakukan atau meninggalkan (perbuatan) yang keharamannya telah ditetapkan oleh syari’at dan adanya ancaman hukuman tertentu
10 23 49 Jari@mah Qishas dan Diyat adalah perbuatan yang diancam dengan hukuman qishas dan diyat
11 33 66 Tidak halal darah seorang yang telah mengucapkan syahadat kecual tiga perkara : pezina muhsan, orang yang membunuh, dan orang yang keluar dari golongan
12 34 67 Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya..
13 34 68 Tidak ada hukum jilid sebanyak duapuluh jilid kecuali had dari Allah
14 36 73 Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan yang lain kepadanya
BAB IV
15 63 123 Kesulitan harus dihilangkan
III
Lampiran 2 BIOGRAFI ULAMA
Imam Muslim
Imam Muslim, adalah seorang ahli hadis terkenal yang telah menyusun
kitab Sahih Muslim. Nama lengkap beliau adalah Muslim Ibn al-Hajjaj al-
Qusyairi al Naisaburi. Karya-karya beliau yang paling populer adalah al-jami' as-
Sahih yang terkenal dengan Sahih Muslim, Kitab tersebut disusunnya selama 15
tahun dan terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab tersebut menghimpun sebanyak
12.000 buah hadist. Beliau menempati urutan ke dua setelah Sahih al-Bukhari.
Imam Muslim wafat di negeri tempat kelahirannya, yaitu Naisaburi pada tahun
261 H.
Abu Dawud
Abu Dawud nama lengkapnya ialah Sulaiman bin al-Asy’as bin Ishaq bin
Basyir bin Syidad bin ‘Amr al-Azdi as-Sijistani, seorang imam ahli hadis yang
sangat teliti, tokoh terkemuka para ahli hadis setelah dua imam hadis Bukhari dan
Muslim serta pengarang kitab Sunan. Ia dilahirkan pada tahun 202 H/817 M di
Sijistan.
Para ulama yang menjadi guru Imam Abu Dawud banyak jumlahnya. Di
antaranya guru-guru yang paling terkemuka ialah Ahmad bin Hanbal, al-Qa’nabi,
Abu ‘Amr ad-Darir, Muslim bin Ibrahim, Abdullah bin Raja’, Abu’l Walid at-
Tayalisi dan lain-lain. Sebahagian gurunya ada pula yang menjadi guru Imam
Bukhari dan Imam Muslim, seperti Ahmad bin Hanbal, Usman bin Abi Syaibah
dan Qutaibah bin Sa’id.
IV
Setelah mengalami kehidupan penuh berkat yang diisi dengan aktivitas
ilmiah, menghimpun dan menyebarluaskan hadis, Abu Dawud meninggal dunia di
Basrah yang dijadikannya sebagai tempat tinggal atas permintaan Amir
sebagaimana telah diceritakan. Ia wafat pada tanggal 16 Syawwal 275 H/889M.
Imam Abu Dawud banyak memiliki karya, antara lain: Kitab AS-Sunnan
(Sunan Abu Dawud). Kitab Al-Marasil. Kitab Al-Qadar. An-Nasikh wal-
Mansukh. Fada’il al-A’mal. Kitab Az-Zuhd. Dala’il an-Nubuwah. Ibtida’ al-
Wahyu. Ahbar al-Khawarij.
Abd al-Qodir Audah
Beliau adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Kairo pada tahun
1930. beliau pernah menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat mesir dan
sebagai tangan kanan mursyid al-Am Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh
Hasan al-Banna. Dalam lingkup pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai
hakim yang dicintai oleh rakyatnya sebab mempunyai prinsip mentaati Undang-
Undang selama ia yakin bahwa Undang-Undang tersebut tidak bertentangan
dengan syari'at Islam. Adapun karya beliau adalah at-Tasyri al-Jina'i al-Islami
(Hukum Pidana Islam) dan al-Islam wa Auda'una al-Qonuni (Islam dan peraturan
perundang-undangan). Beliau wafat sebagai seorang syuhada pada sebuah drama
tiang gantung akibat tuduhan atau fitnah yang dilontarkan oleh lawan politiknya
pada 8 Desember 1945.
V
Lampiran 3 - Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI Nama Mohammad Afin Masrija Tempat Tgl Lahir Kediri 08 Desember 1992 Jenis Kelamin Laki-laki Alamat Dusun Margosari RT 03 RW 01, Desa Banyakan, Kecamatan
Banyakan, Kabupaten Kediri No HP +62 8570263455 e-mail [email protected] Twitter @AfinMasrija
Riwayat Pendidikan Formal MI Miftahul Mubtadien Islamiyah Banyakan 1999-2005 MTs Negeri Mojoroto Kota Kediri 2005-2008 MA Negeri 3 Kota Kediri 2008-2011 S1 Perbandingan Madzab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2011-2016
Riwayat Pendidikan Non-Formal PP Miftahul Falah Banyakan, Kediri 2000-2011 Madin PP Wahid Hasyim Yogyakarta 2011-2015 Ma’had Aly PP Wahid Hasyim Yogyakarta 2014-Sekarang