VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG …eprints.ums.ac.id/75887/1/NASKAH...
Transcript of VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG …eprints.ums.ac.id/75887/1/NASKAH...
VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG
ULNA PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMBIRSARI KECAMATAN BANJARSARI
KOTA SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sarjana
Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
FARIDA MUFIDATI
J 310 171 063
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG
ULNA PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMBIRSARI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
FARIDA MUFIDATI
J 310 171 063
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :
Dosen Pembimbing
Farida Nur Isnaeni, S.Gz., M.Sc., Dietisien
NIK. 1446
ii
HALAMAN PENGESAHAN
VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG
ULNA PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMBIRSARI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
OLEH
FARIDA MUFIDATI
J 310 171 063
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal 20 Juli 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji :
1. Farida Nur Isnaeni, S.Gz., M.Sc., Dietisien
(Ketua Dewan Penguji)
( )
2. Dwi Sarbini, S.ST, M.Kes
(Anggota I Dewan Penguji)
( )
3. dr. Listiana Dharmawati Suryaningrum, S.Ked., M.Si
(Anggota II Dewan Penguji)
( )
Dekan
Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes
NIK/NIDN :786/06 – 1711 – 7301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 2 Agustus 2019
Penulis
Farida Mufidati
J 310 171 063
1
VALIDITAS ESTIMASI TINGGI BADAN BERDASARKAN PANJANG
ULNA PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GAMBIRSARI KECAMATAN BANJARSARI
KOTA SURAKARTA
Abstrak
Pendahuluan : Pengukuran tinggi badan pada lansia sulit dilakukan secara
langsung karena pada masa ini timbul masalah postur tubuh, pergerakan serta
kerusakan spinal. Pengukuran alternatif menggunakan estimasi tinggi badan
berdasarkan panjang ulna dapat dilakukan. Penelitian di Amerika, India dan Sri
Lanka membuktikan panjang ulna reliabel dan presisi memprediksi tinggi badan.
Tujuan : Mengetahui validitas estimasi tinggi badan berdasarkan panjang ulna
dengan tinggi badan aktual pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari,
Banjarsari, Kota Surakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Besar sampel terdiri
dari 96 lansia (48 laki-laki dan 48 perempuan) usia 60-90 tahun. Data yang
diambil yaitu tinggi badan yang diukur berdasarkan Gibson (2005) menggunakan
mikrotoa dan panjang ulna diukur berdasarkan Elia (2003) menggunakan metlin.
Subjek penelitian diambil secara cluster sampling. Data panjang ulna
dikonversikan ke persamaan estimasi tinggi badan dari penelitian sebelumnya.
Analisis data menggunakan uji hubungan Pearson Product Moment dan uji beda
one way ANOVA dilanjutkan uji LSD.
Hasil : Rerata tinggi badan laki-laki 158,5 cm dan perempuan 147,3 cm. Rerata
panjang ulna laki-laki 26,1 cm dan perempuan 24,2 cm. Rerata estimasi tinggi
badan persamaan Elia, Putri dan Anupriya berturut-turut pada laki-laki 169,9 cm,
159,9 cm, dan 158,9 cm; pada perempuan 160,8 cm, 147 cm, dan 148,9 cm. Tidak
ada perbedaan tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi badan berdasarkan
panjang ulna menggunakan persamaan Putri dan Anupriya pada laki-laki dan
perempuan (p>0,05). Ada perbedaan tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi
badan berdasarkan panjang ulna menggunakan persamaan Elia pada laki-laki dan
perempuan (p<0,05).
Kesimpulan : pengukuran panjang ulna sebagai estimasi tinggi badan dapat
digunakan pada lansia apabila tidak dapat diukur secara langsung menggunakan
persamaan Anupriya untuk lansia laki-laki dan persamaan Putri untuk lansia
perempuan.
Kata Kunci : estimasi tinggi badan berdasarkan panjang ulna; panjang ulna;
tinggi badan.
Abstract
Introduction: Height measurement in elderly is difficult to measure directly
because at this period problem arises with body posture, movement and spinal
damage. Alternative measurements using height estimation based on ulna length
2
can be used. Research in the United States, India and Sri Lanka proves that ulna
length has reliable and precise in predicting height.
Objective: Determine the validity of height estimation based on ulna length with
actual height in elderly in the working area of Gambirsari Health Center,
Banjarsari, Surakarta City.
Methods: This research is a cross-sectional study. The sample size consists of 96
elderly (48 men and 48 women) with age range 60-90 years old. Data collected
were height measured based on Gibson (2005) using microtoise and ulna length
measured based on Elia (2003) using measuring tape. The subjects were taken by
cluster sampling. Ulna length data are converted into height equations from
previous study. Data analysis using Pearson Product Moment and one way
ANOVA test followed by LSD test.
Result: Mean of height in men was 158.5 cm and female 147.3 cm. Mean of ulna
length in men was 26.1 cm and female 24.2 cm. Mean of height estimation from
Elia, Putri and Anupriya equations for male 169.9 cm, 159.9 cm, and 158.9 cm;
for female 160.8 cm, 147 cm and 148.9 cm respectively. There is no difference
between actual height and estimated height based on ulna length using Putri and
Anupriya equations in men and women (p> 0.05). There is a difference between
actual height and height estimation based on ulna length using Elia equation in
men and women (p <0.05).
Conclusion: Measurement of ulna length as an alternative of height estimation
can be used in elderly if it can’t be measured directly by using Anupriya equations
for male elderly and Putri equations for female elderly.
Keywords: height estimation based on ulna length; ulna length; height.
1. PENDAHULUAN
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Persentase penduduk lansia di Indonesia tahun 2017 mencapai 9,03% sebagai
penduduk berstruktur tua karena mempunyai jumlah populasi lansia lebih dari
7 persen (Kemenkes RI, 2017). Profil Kesehatan Kota Surakarta tahun 2017
menunjukkan Puskesmas Gambirsari memiliki jumlah lansia diatas rata-rata
nasional yaitu (9,68%) dibandingkan Puskesmas lainnya di Kota Surakarta.
Penilaian status gizi penting dilakukan untuk memperbaiki dan
mempertahankan status kesehatan salah satunya dengan pengukuran tinggi
badan. Pada lansia mulai timbul masalah postur tubuh dan pergerakan serta
kerusakan spinal sehingga sulit diukur secara langsung (Fatmah, 2006).
Pengukuran alternatif untuk memperkirakan tinggi badan yaitu
menggunakan pengukuran segmen tubuh lain seperti panjang ulna (Lahner &
Susanna, 2016). Penelitian di Amerika Serikat (Forman et al., 2014), India
3
(Anupriya, 2016) dan Sri Lanka (Ilayperuma et al, 2010) membuktikan bahwa
pengukuran panjang ulna terbukti reliabel dan presisi dalam memprediksi
tinggi badan. Pengukuran panjang ulna paling cepat dan paling mudah
dilakukan dibandingkan pengukuran tinggi lutut dan demispan, khususnya
bagi pasien yang terikat dengan tempat tidur serta disabilitas dan kesulitan
dalam menggerakkan anggota tubuh pada posisi yang benar (Elia, 2003).
Di Indonesia studi mengenai persamaan panjang ulna telah dilakukan
namun analisisnya yang terbukti valid pada suatu daerah kemungkinan dapat
menimbulkan hasil yang berbeda bila diterapkan di kota lain. Contohnya
persamaan dari penelitian Thummar et al (2011) pada penduduk usia 20 - 40
tahun di Gujarat tidak dapat diterapkan pada penduduk dewasa muda usia 19 -
29 tahun di Semarang (Sutriani dan Isnawati, 2013).
Penelitian ini bertujuan menganalisis validitas estimasi tinggi badan
berdasarkan panjang ulna pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari
Kota Surakarta.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan oleh komisi etik penelitian
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta No.
1942/B.1/KEPK-FKUMS/II/2019. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan desain cross sectional. Jumlah subjek pada penelitian ini
terdiri dari 48 lansia laki-laki dan 48 perempuan. Subjek penelitian diambil
secara cluster sampling dan dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu bersedia
menjadi subjek, usia ≥ 60 tahun, berkomunikasi baik, sehat, mampu berdiri
tegak dan menekuk lengan kiri; serta kriteria eksklusi yaitu sampel pindah
tempat tinggal dan mengundurkan diri.
Data yang dikumpulkan meliputi data tinggi badan dan panjang ulna. Data
tinggi badan diperoleh berdasarkan pedoman Gibson tahun 2005
menggunakan mikrotoa kapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm dan diukur
sebanyak dua kali. Data panjang ulna diperoleh berdasarkan pedoman Elia
tahun 2003 menggunakan metlin kapasitas 150 cm dengan ketelitian 0,1 cm
4
dan diukur sebanyak dua kali. Data yang diperoleh kemudian dimasukkan
kedalam persamaan Elia (2003), Putri (2013) dan Anupriya (2016).
Tabel 1
Persamaan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Ulna
Pustaka Persamaan Laki-laki Persamaan Perempuan
Elia, M (2003)
<65 th
= 79,2 + 3,6 x PU (cm);
≥65 th
= 86,3 + 3,15 x PU (cm)
< 65 th
= 95,6 + 2,77 x PU (cm);
≥ 65 th
= 80,4 + 3,25 x PU (cm)
Putri, M.P.,
Triyanti (2013)
= 65,451 – 5,722 (0) –
(0,089 x (usia)) + (3,854 x
(PU))
= 65,451 – 5,722 (1) –
(0,089 x (usia)) + (3,854 x
(PU))
Anupriya, A.,
Kalpana, R
(2016)
= 66,232 + 3,551 x PU = 56,048 + 3,839 x PU
Analisis data dengan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan
karakteristik subjek. Kemudian dilanjutkan analisis bivariat yang dimulai
dengan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan
didapatkan hasil data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji hubungan
menggunakan uji Pearson Product Moment. Analisis perbedaan antar
variabel menggunakan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post Hoc
menggunakan LSD.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden Penelitian
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Menurut Kelompok Usia
Kelompok Usia N %
Lansia Laki-laki
60-74 tahun
75-90 tahun
>90 tahun
41
7
0
85,4
14,6
0
Jumlah 48 100
Lansia Perempuan
60-74 tahun
75-90 tahun
>90 tahun
43
5
0
89,6
10,4
0
Jumlah 48 100
5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden
terbanyak pada kategori usia lanjut (elderly age) dengan rentang usia
60-74 tahun yaitu 89,6% pada laki-laki dan 85,4% pada perempuan.
Tabel 3
Karakteristik Responden Menurut Tinggi Badan
Jenis Kelamin N Min Maks Rerata ± SD
Laki-laki 48 146,5 171,6 158,6 ± 5,8
Perempuan 48 136,0 164,0 147,3 ± 5,9
Total 96 136,0 171,6 152,9 ± 8,1
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata tinggi badan
lansia laki-laki lebih tinggi dibandingkan lansia perempuan. Menurut
Prasad et al (2012) pada perempuan, estrogen menyebabkan penutupan
dini pada epifisis dengan diafisis sehingga terjadi kematangan dini pada
perempuan daripada laki-laki. Disamping itu, hormon estrogen berperan
dalam pembentukan tulang dan mempertahankan massa tulang. Seiring
bertambahnya usia hormon ini berkurang kadarnya yang menyebabkan
menurunnya kepadatan tulang sehingga tulang menjadi keropos dan
mudah patah (Muttaqin, 2008). Penurunan massa tulang setiap
tahunnya pada perempuan yaitu 1-5% sedangkan laki-laki hanya <1%
(Purwoastuti, 2009).
Tabel 4
Karakteristik Responden Menurut Panjang Ulna
Jenis Kelamin N Min Maks Rerata ± SD
Laki-laki 48 23,1 30,0 26,1 ± 1,5
Perempuan 48 21,5 27,7 24,2 ± 1,4
Total 96 21,5 27,7 25,1 ± 1,7
Tabel diatas menunjukkan bahwa rerata panjang ulna laki-laki lebih
besar dibandingkan rerata panjang ulna perempuan. Pada seluruh
periode pertumbuhan, laki-laki memiliki lengan bawah yang lebih
panjang dan relatif terhadap tinggi badan bila dibandingkan dengan
lengan bawah perempuan (Sinclair, 1986).
6
Tabel 5
Karakteristik Responden Menurut Estimasi Tinggi Badan
Berdasarkan Panjang Ulna
Laki-laki Perempuan
Min
(cm)
Maks
(cm)
Rerata
± SD
Min
(cm)
Maks
(cm)
Rerata
± SD
Tinggi badan
aktual 146,5 171,6
158,6 ±
5,8 136,0 164,0
147,3 ±
5,9
Persamaan
Elia 158,9 181,8
169,9 ±
5,2 150,3 171,8
160,8 ±
4,6
Persamaan
Putri 147,3 175,1
159,9 ±
5,7 135,5 160,7
147,0 ±
5,6
Persamaan
Anupriya 148,1 172,8
158,9 ±
5,2 138,6 162,4
148,9 ±
5,4
Tabel diatas menunjukkan bahwa rerata tinggi badan aktual laki-
laki lebih besar dibandingkan rerata tinggi badan perempuan. Selisih
rerata tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi badan pada persamaan
1,2 dan 3 berturut-turut yaitu pada laki-laki -11,2 cm, -1,3 cm dan -0,2
cm; pada perempuan -13,5 cm, -0,2 cm dan -1,7 cm.
3.2 Hubungan Antara Tinggi Badan dengan Panjang Ulna
Tabel 6
Hubungan Tinggi Badan dengan Panjang Ulna
Jenis Kelamin N Korelasi pearson (r) p
Laki-laki 48 0,693 0,000
Perempuan 48 0,661 0,000
Total 96 0,791 0,000
Tabel diatas menunjukkan ada hubungan bermakna antara tinggi
badan dan panjang ulna dengan tingkat keeratan hubungan yang kuat
dan bertanda positif sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
tinggi badan seseorang maka panjang ulna juga semakin besar. Adanya
persamaan pola pertumbuhan antara tulang-tulang pembentuk
ekskremitas atas yaitu ulna dengan tulang-tulang pembentuk
ekskremitas bawah yang merupakan komponen penyusun tinggi badan.
Sejak usia 5 tahun, pertumbuhan ekskremitas atas seseorang akan
mengikuti pola pertumbuhan ekskremitas bawah (Dimeglio, 2001).
7
3.3 Perbedaan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Ulna
dengan Tinggi Badan Aktual
Tabel 7
Perbedaan Estimasi Tinggi Badan Berdasarkan Panjang Ulna
dengan Tinggi Badan Aktual
Estimasi Tinggi
Badan Jenis Kelamin Selisih rata-rata p
Persamaan Elia
Laki-laki -11,2 0,000
Perempuan -13,5 0,000
Total -12,3 0,000
Persamaan Putri
Laki-laki -1,3 0,235
Perempuan -0,2 0,847
Total -0,6 0,614
Persamaan
Anupriya
Laki-laki -0,2 0,800
Perempuan -1,7 0,123
Total -0,9 0,373
Tabel diatas menunjukkan ada perbedaan yang bermakna antara
tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi badan berdasarkan panjang
ulna menggunakan persamaan Elia (2003) pada laki-laki maupun
perempuan (p < 0,05). Sehingga persamaan ini tidak dapat diterapkan di
Kota Surakarta. Persamaan tentatif ini diperoleh dari 229 subjek berusia
< 65 tahun (117 pria, 107 wanita) dan 210 subjek lainnya berusia > 65
tahun (112 pria, 98 wanita) di Inggris yang termasuk etnis kulit Putih
sedangkan penelitian ini dilakukan pada 96 responden lansia di Kota
Surakarta, Indonesia yang termasuk etnis Asia sehingga dimungkinkan
penyebab perbedaan tersebut terletak pada kelompok etnis, jumlah
sampel dan lokasi penelitian yang dapat mempengaruhi distribusi
karakteristik antropometri (Chumlea et al., 1998).
Secara statistik persamaan Putri (2013) menunjukkan tidak terdapat
perbedaan antara tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi badan
berdasarkan panjang ulna pada laki-laki maupun perempuan. Persamaan
ini diperoleh dari penelitian pada pralansia dan lansia berusia ≥ 45
tahun berjumlah 202 orang (90 orang laki-laki dan 112 orang
perempuan) di wilayah posbindu di Kecamatan Bojongsari Kota Depok.
8
Persamaan ini dapat diterapkan pada lansia laki-laki maupun
perempuan namun paling sesuai pada lansia perempuan di Kota
Surakarta. Hal ini disebabkan karakteristik subjek dalam satu etnis yang
sama yaitu Asia (Indonesia).
Persamaan Anupriya (2016) menunjukkan tidak terdapat perbedaan
antara tinggi badan aktual dengan estimasi tinggi badan berdasarkan
panjang ulna pada laki-laki maupun perempuan. Persamaan ini
diperoleh dari penelitian pada pasien rawat inap dan rawat jalan yang
berusia 20 – 50 tahun berjumlah 300 orang (119 orang laki-laki dan 181
orang perempuan) di Departemen Rumah Sakit dan Lembaga Penelitian
Perguruan Tinggi Kedokteran Sri Muthukumaran, Chennai, Tamil
Nadu, India. Persamaan ini dapat diterapkan pada lansia laki-laki
maupun perempuan namun paling sesuai pada lansia laki-laki di Kota
Surakarta. Hal ini disebabkan karakteristik subjek dalam etnis yang
sama yaitu Asia.
4. PENUTUP
Diharapkan praktisi kesehatan di Puskesmas dalam praktik penilaian
status gizi pada lansia apabila tinggi badan tidak mungkin diukur secara
langsung dapat menggunakan panjang ulna sebagai alternatif pengukuran
estimasi tinggi badan dengan menggunakan persamaan Anupriya untuk lansia
laki-laki dan persamaan Putri untuk lansia perempuan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dengan ridho
dan izinNya penulis dapat menyelesaikan naskah publikasi ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta dan
seluruh subjek dan enumerator yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti ingin berterima kasih kepada dosen penguji ibu Farida Nur Isnaeni,
S.Gz., M.Sc., Dietisien, ibu Dwi Sarbini, S.ST., M.Kes dan dr. Listiana Dharmawati
Suryaningrum, S.Ked., M.Si yang telah memberikan kritik dan saran dalam penelitian
9
ini serta keluarga dan teman – teman yang telah memberikan dukungan dan do’a
terbaiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anupriya, A & Kalpana, R. 2016. Estimating the Height of an Individual from the
Length of Ulna in Tamil Nadu Population and its Clinical Significance. Int J
Sci Stud;4(1):254-257.
Chumlea, C., Guo, H.S., Wholihan, K., Cockram, D., Kuczmarski, R.J., Johnson,
C.L. 1998. Stature Prediction Equations for Elderly non-Hispanic White,
non-Hispanic Black and Mexican-American Persons Developed from
NHANES III Data. Journal American Diet Association: 98 (2):137-142.
Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 2017. Profil Kesehatan Kota Surakarta 2017.
Surakarta: Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Dimeglio, A. 2001. Growth in Pediatric Orthopedics. Journal of Pediatric
Orthopedics 21:549-555.
Elia, M. 2003. The “MUST” report. Nutritio al screening for adults: a
multidisciplinary responsibility. Development and use of the “Malnutrition
Universal Screening Tool’ (MUST) for adults. A report by the Malnutrition
Advisory Group of The British Association for Parenteral and Enteral
Nutrition.
Fatmah. 2006. Persamaan (equation) Tinggi Badan Manusia Usia Lanjut
(manula) Berdasarkan Usia dan Etnis pada 6 Panti Terpilih di DKI Jakarta
dan Tangerang tahun 2005. Makara Kesehatan. Vol 10, No. 1: 7-16.
Forman, M.R., et al. 2014. Arm Span and Ulnar Length are Reliable and
Accurate Estimates of Recumbent Length and Height in a Multiethnic
Population of Infants and Children Under 6 Years of Age. J Nutr. 144:
1480–1487.
Gibson, R. 2005. The Principles of Nutritional Assessment Second Edition. New
York: Oxford University Press, Inc.
Ilayperuma, I., Nanayakkara, G., & Palahepitiya, N. 2010. A Model for the
Estimation of Personal Stature from the Length of Forearm [serial online].
Int. J. Morphol.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta.
Lahner, C., & Susanna, K. 2016. True Height and Variability in Estimates Thereof
Across Race and Gender. South African Journal of Clinical Nutrition. Vol.
29.
10
Muttaqin, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Prasad, A., Bhagwat, B., Porwal, S., Joshi, S. 2012. Estimation of Human Stature
from Length of Ulna in Marathwada Region of Maharashtra. Int J Biol Med
Res.
Purwoastuti, E. 2009. Waspada! Osteoporosis. Yogyakarta: Kanisius.
Putri, M.P & Triyanti. 2013. Model Prediksi Tinggi Badan Pralansia dan Lansia
Berdasarkan Panjang Ulna dan Demi Span (Studi di Kecamatan Bojongsari
Kota Depok Tahun 2013). Skripsi. Jakarta : Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Sinclair, D. 1986. Human Growth After Birth Fourth Edition. New York: Oxford
University Press.
Sutriani, K.T & Isnawati, M. 2013. Perbedaan antara Tinggi Badan Berdasarkan
Panjang Ulna dengan Tinggi Badan Aktual Dewasa Muda di Kota
Semarang. Journal of Nutrition College:Vol.3.
Thummar, B., Patel, Z.K., Patel, S., Rathod, S.P. 2011. Measurement of Ulnar
Length for Estimation of Stature in Gujarat. National Journal of Integrated
Research in Medicine, 2(2), pp. 36-40.