V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN...

14
V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR Suatu wilayah memiliki potensi dan karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan ekonomi pada suatu wilayah. Pembangunan ekonomi suatu wilayah sangat terkait dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut. Perbedaan potensi serta karakteristik antar wilayah menyebabkan terjadinya ketidakmerataan pembangunan ekonomi. Potensi sumberdaya wilayah yang tidak tersebar secara merata tersebut menimbulkan perbedaan potensi pengembangan dan perbedaan pertumbuhan antar wilayah. Dengan demikian, perbedaan tersebut menyebabkan adanya ketimpangan pembangunan wilayah akibat ketidakmerataan sumberdaya pembangunan, ketidakmerataan kegiatan pembangunan serta ketidakmerataan penyediaan sarana dan prasarana. Adanya kesenjangan antar wilayah akibat perbedaan potensi sumberdaya berimplikasi pada adanya pembagian wilayah kaya, wilayah sedang, dan wilayah miskin. Wilayah kaya merupakan wilayah yang memiliki potensi sumberdaya yang besar dengan tingkat pemanfaatan yang tinggi. Wilayah kaya tersebut mempunyai faktor-faktor potensial yang dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pengembangan wilayah kaya ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan wilayah tersebut serta mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Wilayah sedang dan wilayah miskin adalah wilayah yang masih harus dikembangkan. Pengembangan wilayah sedang ditujukan untuk mendorong wilayah tersebut memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara efektif sehingga mampu berkembang dengan kekuatannya sendiri. Sedangkan pengembangan wilayah miskin ditujukan agar wilayah tersebut mampu bersaing dan mengimbangi pertumbuhan wilayah lainnya sebagai upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Kategori perbedaan wilayah yang menunjukkan adanya ketimpangan pembangunan juga terbagi berdasarkan adanya perbedaan penyediaan sarana dan prasarana pembangunan, yaitu wilayah maju, wilayah berkembang, dan wilayah

Transcript of V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN...

Page 1: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

79

V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN

DI CIANJUR

Suatu wilayah memiliki potensi dan karakteristik wilayah yang berbeda

dengan wilayah lain. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan

ekonomi pada suatu wilayah. Pembangunan ekonomi suatu wilayah sangat terkait

dengan potensi dan karakteristik yang dimiliki wilayah tersebut. Perbedaan

potensi serta karakteristik antar wilayah menyebabkan terjadinya ketidakmerataan

pembangunan ekonomi. Potensi sumberdaya wilayah yang tidak tersebar secara

merata tersebut menimbulkan perbedaan potensi pengembangan dan perbedaan

pertumbuhan antar wilayah. Dengan demikian, perbedaan tersebut menyebabkan

adanya ketimpangan pembangunan wilayah akibat ketidakmerataan sumberdaya

pembangunan, ketidakmerataan kegiatan pembangunan serta ketidakmerataan

penyediaan sarana dan prasarana.

Adanya kesenjangan antar wilayah akibat perbedaan potensi sumberdaya

berimplikasi pada adanya pembagian wilayah kaya, wilayah sedang, dan wilayah

miskin. Wilayah kaya merupakan wilayah yang memiliki potensi sumberdaya

yang besar dengan tingkat pemanfaatan yang tinggi. Wilayah kaya tersebut

mempunyai faktor-faktor potensial yang dapat mempercepat laju pertumbuhan

ekonomi. Dengan demikian pengembangan wilayah kaya ditujukan untuk

meningkatkan pertumbuhan wilayah tersebut serta mendorong pertumbuhan

wilayah belakangnya.

Wilayah sedang dan wilayah miskin adalah wilayah yang masih harus

dikembangkan. Pengembangan wilayah sedang ditujukan untuk mendorong

wilayah tersebut memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara efektif

sehingga mampu berkembang dengan kekuatannya sendiri. Sedangkan

pengembangan wilayah miskin ditujukan agar wilayah tersebut mampu bersaing

dan mengimbangi pertumbuhan wilayah lainnya sebagai upaya pemerataan

pembangunan dan hasil-hasilnya.

Kategori perbedaan wilayah yang menunjukkan adanya ketimpangan

pembangunan juga terbagi berdasarkan adanya perbedaan penyediaan sarana dan

prasarana pembangunan, yaitu wilayah maju, wilayah berkembang, dan wilayah

Page 2: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

80

tertinggal. Wilayah maju merupakan wilayah yang memiliki ketersediaan fasilitas

yang baik. Wilayah sedang merupakan wilayah yang memiliki ketersediaan

fasilitas yang sedang. Sedangkan wilayah miskin merupakan wilayah yang

memiliki ketersediaan fasilitas yang tertinggal.

Dalam menentukan kebijakan pembangunan wilayah maka harus terlebih

dahulu diidentifikasi potensi sumberdaya di masing-masing wilayah serta

penyebaran kegiatan pembangunannya. Dengan demikian hasil dari kebijakan

pembangunan yang terpadu berdasarkan hubungan fungsional antar wilayah dan

fasilitas sosial ekonomi dapat digunakan untuk menetapkan wilayah-wilayah yang

perlu mendapat prioritas dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

wilayah.

5.1 Ketimpangan Sumberdaya Pembangunan berdasarkan Analisis

Hirarki Potensi Sumberdaya Wilayah Kabupaten Cianjur Selatan

Ketimpangan sumberdaya pembangunan dapat dianalisis dengan

menggunakan analisis hierarki potensi sumberdaya wilayah. Dalam analisis

hirarki potensi sumberdaya ini satuan penelitian yang digunakan adalah wilayah

kecamatan. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data dari 32 kecamatan

di Kabupaten Cianjur. Namun yang akan dibahas secara spesifik hanya Wilayah

Pembangunan Cianjur Selatan terdiri dari 10 kecamatan. Sektor yang dikaji dalam

peringkat potensi sumberdaya wilayah ini adalah sektor pertanian, peternakan,

perikanan, kehutanan dan perkebunan, perdagangan, perindustrian, pariwisata,

pertambangan dan kependudukan. Sektor pertanian dilihat dari jumlah produksi

per tahun yang terdiri atas pertanian tanaman pangan dan palawija, buah-buahan,

sayuran dan tanaman hias. Komponen subsektor tanaman pangan dan palawija

meliputi produksi padi sawah, padi gogo, ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang

tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Untuk subsektor sayuran terdiri atas

bawang daun, kentang, kembang kol, petsai, wortel, lobak, kacang merah, kubis,

kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, terung, buncis, tomat, labu siam, bayam,

jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temu lawak, temu ireng, temu kunci,

dringgo, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, dan kejibeling.

Page 3: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

81

Sektor peternakan ditunjukkan oleh banyaknya populasi ternak per tahun

yang terdiri atas ternak besar (sapi potong dan kerbau), ternak kecil (kambing dan

domba), ternak unggas (ayam buras dan itik). Sektor perikanan dilihat dari

produksi hasil perikanan per tahun dan dibedakan menjadi produksi ikan air tawar

dan produksi ikan di tambak dan di laut. Produksi ikan air tawar di Cinajur

Selatan terdiri dari perikanan kolam air tenang, pembenihan, sawah, dan sungai.

Sektor perkebunan dan kehutanan dilihat dari luas hutan atau perkebunan

yang meliputi hutan produksi dan hutan lindung. Sementara sektor perindustrian

dilihat dari banyaknya jumlah perusahaan di masing-masing kecamatan yang

dibedakan menjadi perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan

besar.

Berdasarkan hasil analisis hierarki potensi sumberdaya maka masing-masing

kecamatan dikelompokkan menjadi wilayah kaya, wilayah sedang, dan wilayah

miskin berdasarkan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki masing-masing

kecamatan. Wilayah kaya memiliki potensi sumberdaya tinggi, wilayah sedang

dan wilayah miskin potensi sumberdayanya relatif rendah.

Hasil perhitungan potensi setiap sektor untuk masing-masing kecamatan

dibuat rangking untuk mengetahui kecamatan yang memiliki potensi yang besar

untuk setiap sektor. Semakin kecil angka peringkatnya maka semakin baik potensi

sumberdaya wilayah pada kecamatan tersebut. Pengkategorian wilayah ditentukan

berdasarkan selang kategori. Penentuan selang untuk ketiga kategori tersebut

dilakukan dengan cara menentukan selisih jumlah peringkat terbesar dan terkecil

kemudian membaginya dengan tiga kategori di atas sehingga diperoleh rentang

yang sama untuk setiap kategori.

Berdasarkan hasil analisis hirarki potensi sumberdaya kecamatan diperoleh

jumlah peringkat terbesar adalah 147 dan peringkat terkecil 25. Jika selisih antara

jumlah peringkat terbesar dan terkecil tersebut dibagi oleh tiga kategori akan

menghasilkan rentang untuk setiap kategori sebesar 40. Dengan demikian pada

analisis ini diperoleh kategori untuk kecamatan yang tergolong wilayah kaya

adalah yang mempunyai skor 25 – 65, wilayah sedang adalah yang mempunyai

skor 66 – 106, dan wilayah miskin adalah yang mempunyai skor 107 – 147.

Page 4: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

82

Tabel 5.1. Analisis Hirarki Potensi Sumberdaya di Kabupaten Cianjur Tahun 2011

No Kecamatan To

tal

Rank

Kategori

Pert

ania

n

Petern

a

kan

Per

ikana

n

Hut

bun

Per

Indus

train

Pariw

isa

ta

Ke

pendud

ukan

Cianjur Utara

1 Sukaresmi 4 12 15

20 9 9 69 20 SEDANG

2 Pacet 9 6 28

8 2 7 60 23 KAYA

3 Cipanas 25 27 30

17 1 4 104 9 SEDANG

4 Cugenang 1 9 11

18

5 44 28 KAYA

5 Cianjur 27 32 12 3 2 3 1 80 18 SEDANG

6 Karangtengah 10 13 6

1 6 2 38 30 KAYA

7 Mande 19 4 1

11

13 48 27 KAYA

8 Cikalongkulon 12 5 4

12

8 41 29 KAYA

9 Haurwangi 23 26 31

3

19 102 11 SEDANG

10 Ciranjang 22 10 2 4 5

10 53 25 KAYA

11 Bojongpicung 14 21 5

22

11 73 19 SEDANG

12 Sukaluyu 17 11 3

6

12 49 26 KAYA

13 Cilaku 11 1 9

9

6 36 31 KAYA

14 Warungkondang 21 7 7

10

15 60 24 KAYA

15 Gekbrong 30 2 25

13

21 91 25 SEDANG

16 Cibeber 5 3 10

4

3 25 32 KAYA

Cianjur Tengah

17 Campaka 16 8 8

14

17 63 22 KAYA

18 Campakamulya 29 28 19

23

32 131 4 MISKIN

19 Takokak 8 20 20

15

22 85 17 SEDANG

20 Pasirkuda 20 31 32

24

29 136 3 MISKIN

21 Pagelaran 6 19 13

16

14 68 21 SEDANG

22 Kadupandak 2 23 18

25

23 91 16 SEDANG

23 Cijati 26 30 17

26

30 129 5 MISKIN

24 Sukanagara 28 17 16 1 7 4 24 97 14 SEDANG

25 Tanggeung 3 18 23 2 21 5 26 98 13 SEDANG

Cianjur Selatan10

26 Cibinong 18 25 24

19

18 104 10 SEDANG

27 Leles 31 29 29

27

31 147 1 MISKIN

28 Agrabinta 15 22 27

28

27 119 6 MISKIN

29 Sindangbarang 13 14 26 5 29 7 20 114 8 MSIKIN

30 Cidaun 7 24 14

30 8 16 99 12 SEDANG

31 Cikadu 32 24 22

31

28 137 2 MISKIN

32 Naringgul 24 15 21

32

25 117 7 MISKIN

Page 5: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

83

Jika dilihat dari perbedaan hasil skor akhir antar kecamatan di Kabupaten

Cianjur, maka dapat dilihat bahwa penyebaran sumberdaya kurang merata

sehingga tingkat ketimpangan yang terjadi menjadi tinggi. Alokasi kegiatan-

kegiatan pembangunan lebih diarahkan pada wilayah-wilayah kaya yang

ketersediaan sumberdayanya lebih banyak. Sebagai implikasinya, wilayah-

wilayah kaya akan mengasilkan nilai tambah yang besar yang akan sangat berarti

bagi pertumbuhan wilayahnya.

Berdasarkan pengkategorian yang telah dilakukan maka di Kabupaten

Cianjur pada Tahun 2011 terdapat 11 Kecamatan (34.38 persen) yang tergolong

ke dalam wilayah dengan potensi sumberdaya kaya, 12 kecamatan (37.50 persen)

tergolong wilayah sedang dan 9 kecamatan (28.13 persen) termasuk ke dalam

wilayah miskin. Selanjutnya jika dirinci sesuai dengan wilayah pembangunan

maka di wilayah Cianjur Utara hanya terbagi menjadi wilayah kaya dan wilayah

sedang. Wilayah kaya, yaitu sekitar 62.50 persen dari jumlah kecamatan yang ada

di Cianjur Utara dan sisanya yaitu sebesar 37.50 persen adalah wilayah sedang.

Gambar 5.1. Persentase Jumlah Kecamatan berdasarkan Potensi Sumberdaya di

Kabupaten Cianjur Tahun 2011

Kondisi di wilayah pembangunan Cianjur Tengah sebagian besar

wilayahnya berkategori wilayah sedang yaitu sebesar 55.56 persen. Kategori

miskin sebesar 33.33 persen dan terakhir adalah kategori kaya sebesar 11.11

persen. Di wilayah usulan pembangunan Cianjur Selatan sebagian besar

wilayahnya memiliki kategori miskin, yaitu 71.42 persen dan sisanya sebesar

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Utara Tengah Selatan Usulan

%

Kaya

Sedang

Miskin

Page 6: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

84

28.57 persen termasuk kategori wilayah sedang. Di wilayah Cianjur Selatan ini

tidak ada kecamatan yang masuk ke dalam kategori kaya.

Sementara di wilayah Usulan Cianjur Selatan dalam penelitian ini, yaitu di

10 kecamatan di Cianjur Selatan, maka wilayahnya terbagi 2 yaitu wilayah sedang

dan wilayah miskin. Wilayah yang termasuk kategori wilayah miskin di wilayah

usulan Cianjur Selatan yaitu sebesar 60 persen dan 40 persen termasuk kategori

wilayah sedang.

5.1.1 Wilayah Sedang di Daerah Cianjur Selatan

Di wilayah Usulan Cianjur Selatan terdapat empat kecamatan yang

tergolong kecamatan sedang dari 10 kecamatan yang ada. Keempat kecamatan

tersebut adalah Cibinong, Cidaun, Tanggeung, dan Kadupandak. Secara aktual,

dari keempat kecamatan tersebut hanya dua kecamatan yaitu kecamatan Cibinong

dan Cidaun yang masuk ke dalam Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan.

Kecamatan lainnya termasuk wilayah pembangunan Cianjur Tengah namun

diusulkan menjadi bagian dari Kabupaten Usulan Cianjur Selatan.

Sektor yang potensial dikembangkan di Kecamatan Tanggeung adalah

sektor kehutanan dan perkebunan. Kecamatan Tanggeung memiliki luas hutan

produksi dan hutan lindung kedua terluas dari seluruh kecamatan yang ada di

Kabupaten Cianjur.

5.1.2 Wilayah Miskin di Daerah Cianjur Selatan

Berdasarkan hasil analisis hirarki potensi sumberdaya wilayah secara

keseluruhan, pada wilayah Cianjur Selatan terdapat lima kecamatan yang

termasuk wilayah miskin yaitu Kecamatan Leles, Agrabinta, Cikadu, Naringgul,

dan Sindangbarang. Untuk daerah usulan Cianjur Selatan, selain kelima

kecamatan di atas Kecamatan Cijati juga termasuk ke wilayah miskin di wilayah

tersebut.

Kecamatan Sindangbarang memiliki potensi pengembangan pada sektor

peternakan. Sektor peternakan yang berpotensi dikembangkan di wilayah tersebut

antara lain unggas yang meliputi ayam buras dan itik. Sektor lain yang berpotensi

Page 7: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

85

dikembangkan di Kecamatan Sindangbarang aalah sektor perkebunan dan

kehutanan karena berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 174 dan 195, pada

tahun 2010 kawasan hutan perum perhutani (KPH) di kecamatan Sindangbarang

mencapai 7382.5 Ha.

Potensi pengembangan di Kecamatan Agrabinta adalah sektor pertanian

terutama jenis tanaman obat-obatan seperti lengkuas, kencur, kunyit, dan

lempuyang. Kecamatan Agrabinta juga memiliki potensi besar untuk

pengembangan di sektor peternakan yaitu ternak kambing dan domba. Kecamatan

Cikadu memiliki potensi pengembangan utama pada sektor pertanian terutama

berbagai jenis sayuran seperti bawang daun, petsai, kubis, tomat dan buncis.

Sementara Kecamatan Leles berpotensi di sektor perikanan terutama dalam

produksi berbagai jenis benih ikan tawar seperti benih ikan mas dan ikan lele.

5.2 Ketimpangan Kegiatan Pembangunan berdasarkan Analisis Hirarki

Fasilitas Sosial Ekonomi di Kabupaten Cianjur

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam

pembangunan suatu daerah. Namun penyebaran sarana dan prasarana

pembangunan di setiap daerah berbeda-beda. Hal inilah yang mengakibatkan

terjadinya ketimpangan sarana dan prasarana pembangunan. Wilayah yang

memiliki ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan yang tinggi akan memiliki

tingkat kesejahteraan sosial ekonomi yang lebih baik dibanding wilayah dengan

ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan yang terbatas, karena dengan

mengeluarkan biaya yang relatif rendah dapat memperoleh pelayanan dari fasilitas

yang tersedia.

Tingkat ketersediaan dan penyebaran fasilitas sosial ekonomi di Kabupaten

Cianjur yang dibedakan menjadi fasilitas pemerintahan, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, peribadatan, pariwisata, serta perhubungan dan komunikasi ditunjukkan

oleh analisis hirarki fasilitas sosial ekonomi. Indikator fasilitas pemerintahan

meliputi jumlah desa kota dan perdesaan yang ada dalam suatu kecamatan. Selain

itu jarak kecamatan terhadap pusat pemerintahan (Cianjur) dan jumlah penduduk

pun menjadi pertimbangan dalam menentukan hirarki penyebaran dan

Page 8: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

86

ketersediaan fasilitas sosial ekonomi. Indikator fasilitas pendidikan meliputi

jumlah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah

(MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan pesantren pada masing-masing kecamatan di

Kabupaten Cianjur.

Indikator fasilitas kesehatan meliputi jumlah rumah sakit, rumah sakit

bersalin, klinik keluarga berencana, puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas

keliling, jumlah praktek dokter umum, praktek dokter gigi, praktek dokter

spesialis, dan praktek swasta. Pasar tradisional, pasar swalayan, dan koperasi

merupakan indikator yang digunakan dalam fasilitas ekonomi. Fasilitas

peribadatan meliputi banyaknya mesjid, musholla, gereja, pura, dan vihara.

Indikator fasilitas pariwisata meliputi jumlah hotel, restoran, dan objek

wisata. Untuk fasilitas perhubungan dan komunikasi diwakili oleh jumlah

terminal bis, subterminal angkot, dan jumlah kantor pos maupun kantor pos

pembantu.

Klasifikasi atau pengkategorian wilayah berdasarkan hirarki fasilitas sosial

ekonomi terbagi menjadi tiga kriteria wilayah yaitu wilayah maju, wilayah

berkembang, dan wilayah tertinggal. Wilayah yang memiliki ketersediaan fasilitas

rendah dimasukkan ke dalam kategori wilayah tertinggal. Wilayah yang memiliki

ketersediaan yang sedang dikategorikan menjadi wilayah berkembang dan

wilayah yang memiliki ketersediaan fasilitas lebih baik dikategorikan menjadi

wilayah maju.

Penentuan rentang untuk masing-masing kategori tersebut dilakukan

dengan menentukan selisih dari jumlah peringkat terbesar dan terkecil kemudian

membaginya menjadi tiga bagian yang sama untuk setiap kategori. Hasil analisis

hirarki potensi fasilitas wilayah ditunukkan oleh Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Analisis Hirarki Fasilitas Sosial Ekonomi di Kabupaten Cianjur Tahun

2011

Page 9: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

87

No Kecamatan

Peringkat Fasilitas

To

tal

Ra

nk

Kategori

Pe

Me

rinta

han

Pend

idika

n

Kese

hat

an

Eko

nom

i

Per

Iba

Dat

an

Pariw

isata

Hu

bk

om

Lok

asi

Kep.

Pen

Du

duk

Cianjur Utara

1 Sukaresmi 14.5 15 9 15.5 9 7 28 17.5 13 128.5 20 BERKEMBANG

2 Pacet 29.5 19 14 2 8 2 28 9.5 5 102.5 13 BERKEMBANG

3 Cipanas 29.5 7 30 24 4 1 13 12 4 108.0 14 BERKEMBANG

4 Cugenang 3.5 5 5 9 15 23.5 13 4 8 73.5 5 MAJU

5 Cianjur 14.5 1 1 1 1 3 13 1 1 34.0 1 MAJU

6 Karangtengah 3.5 2 3 3 3 7 28 2 2 49.5 2 MAJU

7 Mande 10 12 2 12.5 5.5 11.5 28 6.5 14.5 81.5 6 MAJU

8 Cikalongkulon 1.5 6 5 6 11 11.5 13 12 12 53.5 3 MAJU

9 Haurwangi 27.5 29 18 31.5 32 11.5 13 6.5 17 162.0 28 TERTINGGAL

10 Ciranjang 25 20 11 5 11 11.5 13 12 3 96.0 11 BERKEMBANG

11 Bojongpicung 14.5 11 7 10.5 26 23.5 28 14.5 16 120.5 18 BERKEMBANG

12 Sukaluyu 21 25 24 17.5 22 23.5 28 5 6 161.0 27 TERTINGGAL

13 Cilaku 21 4 12 4 5.5 23.5 13 3 7 82.5 8 MAJU

14 Warungkondang 14.5 22 13 8 19 23.5 28 14.5 9 128.0 19 BERKEMBANG

15 Gekbrong 27.5 31 21 21.5 28 23.5 13 9.5 10 165.0 29 TERTINGGAL

16 Cibeber 1.5 3 5 7 13.5 23.5 13 8 11 66.0 4 MAJU

Cianjur Tengah

17 Campaka 14.5 10 19 17.5 16 11.5 13 16 18 101.0 12 BERKEMBANG

18 Campakamulya 32 32 32 28 20 23.5 13 17.5 20 180.0 31 TERTINGGAL

19 Takokak 25 16 20 19 17.5 23.5 13 20 22 133.5 22 BERKEMBANG

20 Pasirkuda 25 30 25 31.5 31 23.5 28 21 28 194.0 32 TERTINGGAL

21 Pagelaran 6.5 9 10 25.5 2 23.5 13 22 26 89.0 10 BERKEMBANG

22 Kadupandak 6.5 13 29 12.5 23 23.5 13 26.5 19 120.0 17 BERKEMBANG

23 Cijati 21 27 23 27 24 23.5 13 28 14.5 158.0 26 TERTINGGAL

24 Sukanagara 21 17 16 10.5 27 5 13 19 25 109.0 15 BERKEMBANG

25 Tanggeung 10 24 22 20 29 11.5 13 23.5 21 129.0 21 BERKEMBANG

Cianjur Selatan

26 Cibinong 6.5 8 8 21.5 13.5 23.5 1 26.5 27 82.0 7 MAJU

27 Leles 10 28 27 30 25 23.5 13 25 23 156.0 25 TERTINGGAL

28 Agrabinta 14.5 26 28 14 21 23.5 13 23.5 31.5 139.5 24 BERKEMBANG

29 Sindangbarang 14.5 18 17 23 7 7 28 30 24 114.5 16 BERKEMBANG

30 Cidaun 6.5 14 15 15.5 17.5 4 13 31 29.5 85.0 9 MAJU

31 Cikadu 21 23 31 29 30 23.5 13 29 29.5 170.0 30 TERTINGGAL

32 Naringgul 14.5 21 26 25.5 11 23.5 13 32 31.5 134.0 23 BERKEMBANG

Page 10: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

88

Berdasarkan hasil analisis hirarki fasilitas sosial ekonomi peringkat

terbesar adalah 194 dan peringkat terkecilnya berjumlah 34. Selisih dari nilai

maksimum dan minimum tersebut adalah 160. Selisih tersebut dibagi menjadi tiga

kategori sehingga menghasilkan rentang 52.67. Dengan demikian, kecamatan-

kecamatan di Kabupaten Cianjur akan dikategorikan menjadi wilayah maju jika

memiliki skor 34 - 86.67. Selanjutnya, kategori untuk kecamatan yang tergolong

wilayah berkembang adalah yang mempunyai skor 87.67 – 140.33. Sedangkan

wilayah tertinggal adalah wilayah dengan rentang skor 141.33 – 194.

Di Kabupaten Cianjur, jumlah kecamatan yang tergolong wilayah maju

berjumlah 9 kecamatan atau 28,125 persen dari 32 kecamatan yang ada di

Kabupaten Cianjur. Kecamatan yang tergolong kecamatan berkembang dan

tertinggal masing-masing berjumlah 15 (46.88 persen) kecamatan dan 8 (25

persen) kecamatan. Dengan adanya perbedaan kategori yang terdapat di

Kabupaten Cianjur, dapat terlihat masih terdapat ketimpangan kegiatan

pembangunan di Kabupaten Cianjur.

Hasil analisis hirarki fasilitas sosial ekonomi menunjukkan bahwa di

Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan sebagian besar merupakan wilayah

berkembang yaitu sekitar 42,86 persen dari seluruh jumlah kecamatan yang ada di

Cianjur Selatan. Jumlah kecamatan yang termasuk wilayah maju dan tertinggal

memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing dua kecamatan atau sekitar

28,57 persen. Jumlah wilayah berkembang menjadi relatif lebih banyak jika

dilihat dari hasil analisis yang dilakukan dengan memasukkan tiga kecamatan dari

wilayah Cianjur Tengah kedalam wilayah Cianjur Selatan. Di wilayah usulan

Cianjur Selatan, kecamatan yang termasuk kedalam wilayah berkembang menjadi

lima kecamatan (50 persen), wilayah maju tetap dua kecamatan (20 persen), dan

wilayah tertinggal menjadi 3 kecamatan (30 persen).

Page 11: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

89

Gambar 5.2. Persentase Kecamatan berdasarkan Penyebaran Fasilitas Sosial

Ekonomi di Kabupaten Cianjur Tahun 2011.

Wilayah Cianjur lain, yaitu kecamatan-kecamatan di Cianjur Tengah

sebagian besar tergolong kedalam wilayah berkembang yaitu sebanyak 66,67

persen dan sisanya sebesar 33,33 termasuk kedalam wilayah tertinggal. Di

wilayah Cianjur Tengah tidak ada kecamatan yang masuk dalam kategori wilayah

kaya. Untuk wilayah Cianjur Utara didominasi oleh wilayah maju yaitu sebesar

43,75 persen, disusul oleh wilayah berkembang 37,5 persen dan wilayah tertinggal

sebesar 18,75 persen.

Pada wilayah maju, kegiatan pembangunan sangat banyak sehingga

pemanfaatan sumberdaya akan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap

pertumbuhan wilayah. Sebaliknya di wilayah tertinggal kegiatan pembangunan

sedikit sehingga kontribusi sumberdaya pembangunan terhadap pertumbuhan

wilayah juga kecil. Dengan demikian, sebenarnya masih terdapat ketimpangan

antar wilayah sehingga berpenaruh terhadap perekonomian wilayah tersebut.

5.3 Analisis Sistem Limpitan Sejajar

Analisis selanjutnya yaitu menentukan wilayah-wilayah pembangunan yang

perlu mendapat prioritas dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

dengan menggunakan analisis sistem limpitan sejajar. Sistem limpitan sejajar

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Utara Tengah Selatan Usulan

Maju

Berkembang

Tertinggal

Page 12: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

90

merupakan gabungan antara sistem hirarki potensial sumberdaya wilayah dan

penyebaran fasilitas sosial ekonominya. . Berdasarkan hasil analisis maka wilayah

di Kabupaten Cianjur dikategorikan menjadi tiga kriteria yaitu wilayah potensial,

wilayah strategis, dan wilayah kritis. Kecamatan-kecamatan yang berada pada

peringkat teratas merupakan wilayah potensial sedangkan yang berada pada

peringkat bawah merupakan wilayah kritis.

Gambar 5.3 menunjukkan persentase kecamatan berdasarkan kategori wilayah

potensial, wilayah strategis, dan wilayah kritis. Kecamatan di wilayah Kabupaten

Cianjur yang termasuk kedalam kriteria wilayah potensial berjumlah 10 kecamatan

(31,25 persen), sedangkan untuk wilayah strategis berjumlah 13 kecamatan (40,63

persen), dan wilayah kritis berjumlah 9 kecamatan (28,13 persen).

Tabel 5.3. Hasil Analisis Sistem Limpitan Sejajar di Kabupaten Cianjur Tahun 2011

No Kecamatan Tot.

Pote

nsi

SD

Ran

k

Kategori

Tot.

Potensi

Sarana

Ra

nk

Kategori To

tal

Rank DESKRIPSI

Cianjur Utara

1 Sukaresmi 69 20 SEDANG 128.5 20 BERKEMBANG 197.5 16 STRATEGIS

2 Pacet 60 23 KAYA 102.5 13 BERKEMBANG 162.5 10 POTENSIAL

3 Cipanas 104 9 SEDANG 108 14 BERKEMBANG 212 20 STRATEGIS

4 Cugenang 44 28 KAYA 73.5 5 MAJU 117.5 5 POTENSIAL

5 Cianjur 80 18 SEDANG 34 1 MAJU 114 4 POTENSIAL

6 Karangtengah 38 30 KAYA 49.5 2 MAJU 87.5 1 POTENSIAL

7 Mande 48 27 KAYA 81.5 6 MAJU 129.5 7 POTENSIAL

8 Cikalongkulon 41 29 KAYA 53.5 3 MAJU 94.5 3 POTENSIAL

9 Haurwangi 102 11 SEDANG 162 28 TERTINGGAL 264 27 KRITIS

10 Ciranjang 53 25 KAYA 96 11 BERKEMBANG 149 8 POTENSIAL

11 Bojongpicung 73 19 SEDANG 120.5 18 BERKEMBANG 193.5 15 STRATEGIS

12 Sukaluyu 49 26 KAYA 161 27 TERTINGGAL 210 18 STRATEGIS

13 Cilaku 36 31 KAYA 82.5 8 MAJU 118.5 6 STRATEGIS

14 Warungkondang 60 24 KAYA 128 19 BERKEMBANG 188 14 STRATEGIS

15 Gekbrong 91 25 SEDANG 165 29 TERTINGGAL 256 25 KRITIS

16 Cibeber 25 32 KAYA 66 4 MAJU 91 2 POTENSIAL

Cianjur Tengah

17 Campaka 63 22 KAYA 101 12 BERKEMBANG 164 11 POTENSIAL

Page 13: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

91

18 Campakamulya 131 4 MISKIN 180 31 TERTINGGAL 311 31 KRITIS

19 Takokak 85 17 SEDANG 133.5 22 BERKEMBANG 218.5 21 STRATEGIS

20 Pasirkuda 136 3 MISKIN 194 32 TERTINGGAL 330 32 KRITIS

21 Pagelaran 68 21 SEDANG 89 10 BERKEMBANG 157 9 POTENSIAL

22 Kadupandak 91 16 SEDANG 120 17 BERKEMBANG 211 19 STRATEGIS

23 Cijati 129 5 MISKIN 158 26 TERTINGGAL 287 28 KRITIS

24 Sukanagara 97 14 SEDANG 109 15 BERKEMBANG 206 17 STRATEGIS

25 Tanggeung 98 13 SEDANG 129 21 BERKEMBANG 227 22 STRATEGIS

Cianjur Selatan

26 Cibinong 104 10 SEDANG 82 7 MAJU 186 STRATEGIS

27 Leles 147 1 MISKIN 156 25 TERTINGGAL 303 29 KRITIS

28 Agrabinta 119 6 MISKIN 139.5 24 BERKEMBANG 258.5 26 KRITIS

29 Sindangbarang 114 8 MSIKIN 114.5 16 BERKEMBANG 228.5 23 STRATEGIS

30 Cidaun 99 12 SEDANG 85 9 MAJU 184 12 STRATEGIS

31 Cikadu 137 2 MISKIN 170 30 TERTINGGAL 307 30 KRITIS

32 Naringgul 117 7 MISKIN 134 23 BERKEMBANG 251 24 KRITIS

Potensi sumberdaya yang berbeda-beda antar kecamatan memacu untuk

dilaksanakannya pengembangan wilayah secara terpadu melalui spesialisasi pada

sumberdaya yang dimiliki sehingga pertumbuhan dan pemerataan pembangunan

dapat dicapai. Namun demikian, penyebaran fasilitas sosial ekonomi yang tidak

merata menyebabkan kecamatan-kecamatan dengan sumberdaya terbatas tidak dapat

menjalankan fungsinya sebagai penyedia fasilitas pelayanan yang efektif dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ketidakmerataan penyebaran fasilitas ekonomi tersebut dapat dijadikan

indikator terjadinya ketimpangan kesejahteraan antar kecamatan di Kabupaten

Cianjur. Wilayah dengan fasilitas sosial ekonomi yang tinggi akan memiliki tingkat

kesejahteraan sosial ekonomi yang lebih baik. Hal tersebut salah satunya disebabkan

oleh relatif rendahnya biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat pada wilayah

yang ketersediaan fasilitasnya lengkap untuk memperoleh pelayanan dari fasilitas

yang tersedi jika dibandingkan dengan masyarakat yang berada pada wilayah yang

ketersediaan fasilitasnya kurang atau tidak lengkap.

Kategori wilayah di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan berdasarkan

analisis sistem limpitan sejajar terdapat 42,85 persen wilayah strategis dan 57,14

persen wilayah kritis. Sedangkan di Wilayah Usulan Cianjur Selatan terdapat 5

Page 14: V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73103/BAB V... · 79 V. KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH PEMBANGUNAN DI CIANJUR . Suatu wilayah

92

kecamatan (50 persen) yang termasuk kategori wilayah strategis dan 5 kecamatan (50

persen) yang termasuk kategori wilayah kritis.

Gambar 5.3. Jumlah Kecamatan Potensial, Strategis, dan Kritis pada Masing-masing

Wilayah Pembangunan di Kabupaten Cianjur Tahun 2011.

0

10

20

30

40

50

60

Utara Tengah Selatan Usulan

%

Potensial

Strategis

Kritis