UV Filters in Sunscreens

download UV Filters in Sunscreens

of 26

Transcript of UV Filters in Sunscreens

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    1/26

    UV Filters in Sunscreens: Regulatory

    Aspects & Analytical Methods

    KELOMPOK 1

    Baharudin Taufik, 0906640740

    Farah Fauzia, 0906640791

    Irene Ariani, 0906556944

    Latifani Chaerunisa, 0906640822

    Maria Regina S, 1006661273

    Nafian Awaludin, 1006686654

    Mata Kuliah Teknologi Obat & Kosmetik

    Departemen Teknik Kimia

    Universitas Indonesia 2013

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    2/26

    MATA KULIAH TEKNOLOGI OBAT & KOSMETIK

    TUGAS 4

    UV F I LTERS IN SUNSCREENS:

    REGULATORY ASPECTS & ANALYTICAL METHODS

    (PENAHAN SINAR UV PADA TABIR SURYA:

    ASPEK REGULASI DAN METODE ANALITIK)

    DISUSUN OLEH:

    KELOMPOK 1:

    Baharudin Taufik, 0906640740

    Farah Fauzia, 0906640791

    Irene Ariani, 0906556944

    Latifani Chaerunisa, 0906640822

    Maria Regina S, 1006661273

    Nafian Awaludin, 1006686654

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK 2013

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    3/26

    ii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iiDAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ ivBAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 11.1 Definisi & Sejarah ........................................................................................ 11.2 Produk Tabir Surya ...................................................................................... 21.3 Mekanisme Aksi .......................................................................................... 31.4 Klasifikasi & Sifat Penahan Sinar UV ......................................................... 3

    1.4.1 Penahan Sinar UV Organik/Kimia ....................................................... 41.4.1.1 UVA .............................................................................................. 41.4.1.2 UVB ............................................................................................... 6

    1.4.2 Penahan Sinar UV Anorganik/Fisik ..................................................... 81.5 Khasiat & Keamanan Produk Tabir Surya ................................................. 10BAB 2 ASPEK REGULASI ............................................................................... 112.1 Produk Tabir Surya di Amerika Serikat ..................................................... 112.2 Produk Tabir Surya diEuropean Union .................................................... 122.3 Produk Tabir Surya di Jepang .................................................................... 122.4 Produk Tabir Surya di Australia ................................................................ 12BAB 3 METODE ANALITIK ........................................................................... 143.1 Analisis Produk Tabir Surya ...................................................................... 143.2 Teknik Analitik untuk Karakterisasi Penahan Sinar UV ........................... 14

    3.2.1 Teknik Kromatografi .......................................................................... 153.2.2 Teknik Spektroskopi ........................................................................... 163.2.3 Teknik Elektrokimia ........................................................................... 17

    3.3 Pertimbangan dalam Preparasi Sampel ...................................................... 17BAB 4 KESIMPULAN ....................................................................................... 20REFERENSI .......................................................................................................... v

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    4/26

    iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Struktur Kimia Senyawa Benzophenone dan Turunannya ................. 5Gambar 1.2 Struktur Kimia Senyawa PABA dan Turunannya............................... 6

    Gambar 1.3 Struktur Kimia Senyawa Sinamat ....................................................... 7Gambar 1.4 Struktur Kimia Senyawa Salisilat ....................................................... 8Gambar 3.1 Presentase Publikasi Terkait Penahan Sinar UV Berdasarkan Teknik

    Analitik yang Digunakan ...................................................................................... 15Gambar 3.2 Contoh Kromatogram LC dari Separasi Penahan Sinar UV (a) 12

    penahan larut lemak dan (b) 6 penahan larut air ................................................... 16

    http://d/Data%20Kuliah/Akademis/SEMESTER%208/SEMESTER%208%20-%20Teknologi%20Obat%20&%20Kosmetik/TUGAS%204%20OBAT%20KOSMETIK/ASSIGNMENT%204%20-%20Group%201%20-%20UV%20Filters%20in%20Sunscreens.docx%23_Toc354031943http://d/Data%20Kuliah/Akademis/SEMESTER%208/SEMESTER%208%20-%20Teknologi%20Obat%20&%20Kosmetik/TUGAS%204%20OBAT%20KOSMETIK/ASSIGNMENT%204%20-%20Group%201%20-%20UV%20Filters%20in%20Sunscreens.docx%23_Toc354031943http://d/Data%20Kuliah/Akademis/SEMESTER%208/SEMESTER%208%20-%20Teknologi%20Obat%20&%20Kosmetik/TUGAS%204%20OBAT%20KOSMETIK/ASSIGNMENT%204%20-%20Group%201%20-%20UV%20Filters%20in%20Sunscreens.docx%23_Toc354031943http://d/Data%20Kuliah/Akademis/SEMESTER%208/SEMESTER%208%20-%20Teknologi%20Obat%20&%20Kosmetik/TUGAS%204%20OBAT%20KOSMETIK/ASSIGNMENT%204%20-%20Group%201%20-%20UV%20Filters%20in%20Sunscreens.docx%23_Toc354031943http://d/Data%20Kuliah/Akademis/SEMESTER%208/SEMESTER%208%20-%20Teknologi%20Obat%20&%20Kosmetik/TUGAS%204%20OBAT%20KOSMETIK/ASSIGNMENT%204%20-%20Group%201%20-%20UV%20Filters%20in%20Sunscreens.docx%23_Toc354031943
  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    5/26

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    6/26

    1Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Definisi & SejarahRadiasi sinar ultraviolet, atau UVR (Ultraviolet Radiation), yang sampai ke

    permukaan bumi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: UVA (320-400 nm) dan UVB (290-320

    nm). Adapun UVA dapat dibagi lebih jauh menjadi UVA I (340-400 nm) atau UVA jauh,

    dan UVA II (320-340 nm) atau UVA dekat. Secara umum UVR terdiri dari UVA (98%),

    UVB (2%) dan UVC. Radiasi UVC merupakan yang paling berbahaya (100-290 nm)

    namun tidak mencapai permukaan bumi.. Radiasi sinar UV dalam jumlah kecil dapat

    berguna untuk meningkatkan produksi vitamin D pada tubuh manusia, meningkatkan

    absorpsi kalsium sehingga mencegah osteoporosis, meningkatkan mood dan memberikan

    efek baik pada artritis, tekanan peredaraan darah, diabetes dan kekuatan otot.

    Dahulu lapisan ozon mampu memantulkan sebagian besar sinar ultraviolet dari

    matahari hingga sampai 6,2% dari seluruh radiasi yang masuk ke Bumi. Namun kerusakan

    lapisan ozon dapat menyebabkan kenaikan intensitas dari radiasi sinar UV yang sampai ke

    permukaan Bumi. Hal ini menyebabkan banyak penyakit akibat terlalu lama terpapar sinar

    matahari seperti, tumor kulit, inflamasi pada kulit atau kulit terbakar, menurunkan

    kekebalan tubuh, penuaan pada kulit dan reaksi alergi. Oleh karena itu, penggunaan produk

    tabir surya dapat melindungi kulit dari radiasi matahari yang berbahaya dan dapat

    meminimalisir atau mencegah efek-efek yang telah disebutkan pada kulit manusia.

    Produk tabir surya terdiri dari beberapa produk kimia yang dapat menyerap

    radiasi sinar UV atau biasa disebut penahan sinar UV (UVfilter). Faktor perlindungan dari

    sinar matahari, atau SPF (Sun Protection Factor), didefinisikan sebagai dosis dari UVR

    yang dibutuhkan untuk memproduksi satu MED (Minimal Erythema Dose) pada kulit yang

    terlindungi setelah menggunakan 2 mg/cm2 dari produkdibagi dengan UVR untuk

    memproduksi satu MED pada kulit tidak terlindungi. Produk anti-air biasanya

    mempertahankan tingkat SPF bahkan setelah 40 menit terendam air, sementara produk

    yang sangat anti-air diuji setelah perendaman selama 80 menit. Tingkat SPF dapat

    diklasifikasi lebih jauh, di mana tabir surya yang melindungi dari UVB dan UVA dapat

    termasuk.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    7/26

    2

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Dua jenis penahan sinar UV pertama yang diproduksi adalah benzyl salicylate dan

    benzyl cinnamate, yang pertama kali komersial dalam bentuk emulsi tabir surya di

    Amerika Serikat pada tahun 1928. Selanjutnya pada awal 1930, produk lain yaitu phenyl

    salicylate digunakan di Australia. Pada 1943, produkPara-aminobenzoic acid (PABA)

    dipatenkan dan produk penahan sinar UV turunannya mulai berkembang. Pada masa

    Perang Dunia II, digunakan red veterinary petrolatum (RVP) pada militer, dan selanjutnya

    setelah perang produk pengembangan diteruskan. Mulai 1970-an, terjadi peningkatan

    minat terhadap produk tabir surya komersial dan selanjutnya meningkatkan penerimaan

    produk dari konsumen terhadap ini. Seiring meningkatnya kepedulian akan bahaya dari

    UVR, produk dengan SPF yang lebih tinggi mulai semakin umum. Sekarang ini, produk

    konsumen yang mengandung penahan UV seperti: pelembab, kosmetik pewarna, dan

    produk perawatan rambut, mulai umum digunakan. Selanjutnya belakangan mulai populer

    terkait proteksi tabir surya untuk pencegahan melanoma dan penuaan dini, sehingga

    pengembangan produk mulai menjamah spectrum proteksi sinar UV yang lebih luas,

    termasuk keseluruhan rentang UVA.

    1.2 Produk Tabir SuryaProduk tabir surya awalnya dikembangkan untuk digunakan saat orang pergi ke

    pantai, namun kemudian berkembang sesuai kebutuhan konsumen. Biasanya bentuk

    produk konvensional adalah berupa krim dan susu, yang merupakan emulsi water-in-oil

    (W/O) atau oil-in-water (O/W), dengan viskositas tertentu, atau berbentuk minyak.

    Sekarang ini sudah banyak produk berbahan dasar air dan lotion hidroalkohol dan

    mikroemulsi yang disebut juga tabir surya mudah pakai, karena dapat digunakan dengan

    disemprot.

    Sekarang ini penahan sinar UV telah ditambahkan ke dalam produk kosmetik

    untuk melindungi kosmetik dari cahaya. Penahan sinar UV dapat dimasukkan ke hampir

    seluruh jenis matriks kosmetik. Hal ini menunjukkan adanya variasi yang luas dari desain

    penahan sinar UV dengan karakteristik kelarutan yang berbeda, yaitu yang larut dalam

    lemak dan larut dalam air pada fasa emulsi. Untuk yang larut dalam lemak biasanya

    digunakan dalam produk lipstik, minyak, lotion hidroalkohol dan alas bedak. Sementara

    yang larut dalam air biasanya digunakan dalam lotion berair, krim, susu, dan mikroemulsi.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    8/26

    3

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    1.3 Mekanisme AksiSecara umum, penahan sinar UV berdasarkan mekanisme aksinya dibagi menjadi:

    Penyerap kimia (chemical absorber):Tabir surya kimia biasanya merupakan senyawa aromatis yang terusun dari gugus

    karbonil. Senyaa ini menyerap sinar UV intensitas tinggi dengan eksitasi ke tingkat

    energi yang lebih tinggi. Energi yang hilang ini menyebabkan konversi energi yang

    tersisa menjadi gelombang energi yang lebih rendah ketika kembali ke keadaan awal.

    Pengembangan tabir surya kimia modern direpresentasikan dengan studi terkait

    hubungan struktur dan aktivitas untuk merekayasa zat aktif baru.

    Penahan fisika (physical blocker):Penahan fisika memiliki prinsip memantulkan atau menghamburkan UVR. Penahan

    fisika ini disebut juga sebagai tabir surya nonkimia, yang biasanya didesain sebagai

    partikulat anorganik pada bahan tabir surya. Riset terbaru mengindikasikan ukuran

    mikro dari jenis penahan fisika dapat mengambil fungsi lebih pada absorpsi.

    1.4 Klasifikasi & Sifat Penahan Sinar UVKlasifikasi dari produk tabir surya cukup rumit. Selain diacu menurut nama kimia

    atau nama dagangnya, ada berbagai penamaan spesifik di berbagai Negara. Misalnya di

    Amerika Serikat, zat penyusun tabir surya diatur melalui OTC Monograph. Tabel 1.1

    mencantumkan nama umum yang digunakan, termasuk daftar yang ada dalam INCI

    (International Cosmetic Ingredient Dictionary).

    Sesuai klasifikasi berdasarkan mekanisme aksinya, penahan sinar UV dapat dibagi

    menjadi dua macam, yaitu penahan sinar UV anorganik atau penahan sinar UV fisik yang

    bekerja dengan memantulkan atau menghamburkan radiasi UV, serta penahan sinar UV

    organik atau penahan sinar UV kimia yang bekerja dengan menyerap cahaya.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    9/26

    4

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Tabel 1.1 Klasifikasi Tabir Surya

    Sumber: Levy, 2001

    1.4.1Penahan Sinar UV Organik/KimiaPenahan sinar UV organik ini merupakan senyawa organik dengan kapasitas

    penyerapan molar yang tinggi dalam rentang sinar UV. Senyawa ini biasanya mencakup

    struktur aromatik tunggal atau banyak, biasanya tersusun dari ikatan rangkap karbon atau

    gugus karbonil. Beberapa jenis senyawa ini memiliki struktur dengan gugus terionisasi

    seperti sulfonic atau karboksilat, sehingga menunjang sifat kelarutannya dalam air.

    Biasanya kosmetik dengan kandungan ini lebih diterima oleh konsumen daripada produk

    penahan fisik, meski menyebabkan beberapa efek samping dermatologis. Berdasarkan

    sinar radiasi yang dilemahkannya, penahan sinar UV kimia ini dapat diklasifikasi menjadi

    UVA dan UVB. Selain itu, terdapat juga penahan sinar UV gabungan UVA dan UVB,

    biasanya berupa BDM, EDP, dan BZ3.

    1.4.1.1 UVAUVA adalah radiasi pada daerah 320-360 nm. UVA dapat dibagi lebih jauh

    menjadi UVA I (340-400 nm) atau UVA jauh, dan UVA II (320-340 nm) atau UVA dekat.

    UVA lebih mudah untuk berpenetrasi ke dalam lapisan kulit terdalam dibandingkan

    dengan UVB, UVA tidak dapat tersaring oleh gelas dan diperkirakan sekitar 50% dari

    pemaparan UVA timbul dalam tempat teduh.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    10/26

    5

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Pemaparan terhadap UVA dapat menyebabkan photoagingserta fotodermatosis akut dan

    kronik. Untuk menahan jenis UV ini, ada beberapa bahan yang dapat digunakan, di

    antaranya seperti berikut:

    BenzophenoneBenzophenone dapat digunakan baik sebagai penahan UVA maupun UVB.

    Oxybenzone atau benzophenone-3 merupakan salah satu penyerap paling efektif

    pada spektrum UVB, dan mencapai spektrum UVA II. Umumnya oxybenzone ini

    digunakan sebagai penyerap UVA, dan dapat meningkatkan nilai SPF tabir surya

    melalui kombinasi dengan penyerap UVB lain. Oxybenzone ini merupakan material

    solid yang sulit larut. Turunan yang larut air adalah sulisobenzone atau

    benzophenone-4, namun cenderung kurang stabil sehingga jarang digunakan.

    Gambar 1.1 berikut menunjukkan struktur senyawa benzophenones beserta

    turunannya.

    Gambar 1.1 Struktur Kimia Senyawa Benzophenone dan Turunannya

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

    Butylmethoxydibenzoylmethane (BDM)Butylmethoxydibenzoylmethane dikenal juga sebagai avobenzone, atau Parsol 1789.

    Senyawa ini baru saja diizinkan penggunaannya oleh FDA di Amerika Serikat dan

    sudah lebih lama digunakan di Eropa. Avobenzone menyerap secara kuat pada

    rentang spektrum UVA I dengan puncak absorpsi pada panjan gelombang 360 nm.

    Penggunaan bahan ini dalam tabir surya hanya boleh berkisar pada 2-3% konsentrasi.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    11/26

    6

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    1.4.1.2 UVBUVB adalah radiasi pada daerah 290-320 nm. Lebih besar energinya, dapat

    menimbulkan efek seperti eritema, udema, tanning, penipisan lapisan epidermis dan

    dermis, dan sintesis vitamin D. Pemaparan kronis terhadap UVB dapat menghasilkan

    photoaging(efek penuaan kulit oleh cahaya), imunosupresi, dan fotokarsinogenesis. Untuk

    menahan jenis UV ini, ada beberapa bahan yang dapat digunakan, diantaranya:

    PABA dan TurunannyaAsam paraaminobenzoat atau PABA (Para-aminobenzoic acid) digunakan sebagai

    penahan sinar UVB dikarenakan PABA dapat menghambat sinar UV. Umumnya,

    PABA ini sangat larut dalam air. Biasanya, jenis PABA yang digunakan dalam

    produk tabir surya adalah oktil dimetil PABA, amil dimetil PABA, dan gliseril

    PABA dimana formulasi PABA di dalam produk tabir surya harus diatur lebih jelas

    dalam peraturan di berbagai negara dikarenakan formulasi yang berlebihan dapat

    menyebabkan iritasi pada kulit. Beberapa klaim telah menolak penggunaan turunan

    PABA, meski oktil dimetil PABA merupakan penyerap UV paling potensial dalam

    spektrum UVB tengah. Gambar 1.2 menunjukkan struktur kimia dari PABA dan

    turunannya.

    Gambar 1.2 Struktur Kimia Senyawa PABA dan Turunannya

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    12/26

    7

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    CinnamateSinamat merupakan zat aktif tabir surya yang paling banyak digunakan, dan

    merupaka alternatif filter UVB menggantikan PABA. Biasanya, sinamat yang

    digunakan dalam produk tabir surya adalah Oktil metoksisinamat atau etilheksil,

    Octinoxate, dan metoksisinamat oktil. Gambar 1.3 menunjukkan struktur kimia dari

    sinamat.

    Gambar 1.3 Struktur Kimia Senyawa Sinamat

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

    SalisilatSalisilat merupakan penyerap UVB yang lebih lemah dan biasanya digunakan

    sebagai campuran dengan absorber UVB lainnya. Pada jaman dahulu, salisilat

    digunakan sebagai bahan filter UVB karena dapat menahan masuknya sinar UV ke

    dalam kulit, namun salisilat jarang digunakan pada zaman sekarang sebagai filter U

    B dikarenakan kurang efektif dalam menahan masuknya sinar UVB dibandingkan

    dengan PABA dan sinamat. Salisilat sangat larut dalam air, oxybenzone, dan

    avobenzone. Biasanya, salisilat yang digunakan dalam produk tabir surya adalah

    oktil salisilat, trolamine salisilat, dan homomentil salisilat. Gambar 1.4 menunjukkan

    struktur kimia dari salisilat:

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    13/26

    8

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Gambar 1.4 Struktur Kimia Senyawa Salisilat

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

    OktokrilenOktokrilen merupakan 2-ethylhexyl-2-cyano-3,3 diphenylacrulate dan secara kimia

    berkaitan dengan sinamat. Oktokriline dapat meningkatkan SPF dan ketahanan

    terhadap air dalam suatu formulasi. Bahan ini juga bersifat fotostabil dan dapat

    meningkatkan fotostabilitas tabir surya lainnya. Meski demikian, bahan ini sangat

    mahal dan sulit dalam formulasinya.

    Asam Sulfonat FenilbenzimadazoleAsam sulfonat fenilbenzimadazole merupakan penyerap UVB yang larut dalam air

    dan dapat menjadi fasa air dari emulsi (hal ini sangat kontras dengan kebanyakan

    senyawa tabir surya yang bersifat larut dalam minyak). Sifatnya ini memberi

    keuntungan formulasi yang lebih mudah dan dapat diaplikasikan dalam pelembab

    yang mengandung tabir surya serta dalam gel transparan. Senyawa ini mampu

    meningkatkan nilai SPF dari tabir surya organik maupun anorganik.

    1.4.2Penahan Sinar UV Anorganik/FisikBeberapa jenissunblockdapat berupa formula tidak tembus cahaya yang mampu

    memantulkan atau menghamburkan sinar UVR. Biasanya fungsi ini diaplikasikan pada

    kosmetik pewarna melalui kandungan pigmen anorganik yang bervariasi. Contoh jenis ini

    adalah titanium dioksida dan zinc oksida yang inert dan mampu melindungi dari seluruh

    spektrum UVR. Namun demikian, jenis ini cukup sulit diterima oleh konsumen.

    Pengembangan jenis ini adalah usaha pengurangan ukuran partikel hingga mikro sehingga

    semakin tidak terlihat pada permukaan kulit.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    14/26

    9

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Jenis lain adalah sunblockdengan mikropigmen, yang tidak hanya memantulkan

    dan menghamburkan sinar UVR tapi juga menyerapnya. Dengan memvariasikan ukuran

    partikel, dapat diperoleh proteksi untuk berbagai spektrum UV. Contoh jenis ini adalah

    mikropigmen titanium dioksida dan zinc oksida yang menunjukkan proteksi terbaik dalam

    rentang spektrum UVA II.

    Penggunaan kedua jenis bahan yaitu titanium oksida dan zinc oksida ini memiliki

    sejarah panjang yang cukup aman. Fotoreaktifitas menjadi isu yang cukup berperan dalam

    penggunaan kedua bahan semikonduktor ini. Untuk mengurangi reaktifitas fotokimianya,

    material ini dapat dilapisi dengan material lain. Adapun kedua jenis bahan ini dapat

    dijelaskan lebih jauh sebagai berikut:

    Titanium Dioksida (TiO2)Merupakan jenis mikropigmen pertama yang digunakan. Kelebihan utamanya adalah

    proteksi dalam spektrum yang luas dan tidak menyebabkan dermatitis pada kontak.

    Pengambangan bahan ini dapat bersifat amfifilik, dirancang untuk mampu terdispersi

    baik dalam fasa air maupun fasa minyak. Ukuran partikel dan keseragaman

    dispersitas mempengaruhi SPF. Untuk mencapai transparasi, ukuran partikel perlu

    kurang dari 200 nm. Masalah dalam bahan ini adalah residu pigmen dan efek

    pemutihan yang terjadi. Biasanya dilakukan penambahan pigmen lain untuk

    mengkamuflasi efek ini, dengan resiko nilai SPF yang menurun. Formulasi hybrid

    berupa kombinasi dengan absorben kimia juga bisa dilakukan.

    Zinc OksidaZinc oksida telah diizinkan oleh FDA dalam OTC Sunscreen Monograph sebagai

    agen aktif tabir surya. Dengan mengurangi ukuran partikel di bawah 200 nm,

    penghamburan cahaya dapat diminimisasi sehingga partikel dapat terlihat seperti

    transparan dalam film tipis. Indeks refraktifnya lebih kecil dari pada titanium oksida,

    yaitu sekitar 1.9, sehingga tidak lebih menyebabkan pemutihan. Zinc oksida lebih

    efektif melemahkan UVR pada rentang spektrum UVA I.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    15/26

    10

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    1.5 Khasiat & Keamanan Produk Tabir SuryaPada umumnya, penggunaan produk tabir surya adalah untuk melindungi

    pemakainya dari bahaya sinar matahari. Untuk melakukan hal ini, penggunanya harus

    diinfomasikan mengenai kapasitas pelindung dari produk yang digunakan. Parameter yang

    berbeda telah digunakan untuk mengevaluasi efektifitasi dari produk melalui informasi

    yang tersedia pada label kemasan dimana efektifitas dari produk tabir surya dapat dinilai

    melalui nilai Sunscreen Protection Factor (SPF)pada label kemasan. Nilai SPF dapat

    memberitahu pengguna tabir surya mengenai berapa lamakah pengguna dapat berada di

    bawah sinar matahari tanpa terbakar sinar matahari ketika menggunakan produk tersebut.

    Biasanya, orang awam dapat berada dibawah sinar matahari secara normal selama 15

    menit tanpa kulitnya terbakar, tetapi jika menggunakan tabir surya dengan nilai SPF 15,

    maka orang tersebut dapat bertahan 15 kali lebih lama daripada sebelumnya dibawah sinar

    matahari tanpa kulitnya terbakar. Umumnya, nilai SPF sangat bergantung pada keberadaan

    bahan-bahan penyusun didalam produk penahan sinar UV dan komposisi dari bahan-bahan

    penyusun tersebut dimana jumlah dan konsentrasi maksimumnya diatur dalam undang-

    undang dari masing-masing negara.

    Di sisi lain, penggunaan tabir surya yang berlebihan dapat menimbulkan iritasi

    dan alergi pada kulit mereka. Dalam studi yang dilakukan oleh Frans pada tahun 2006,

    60% relawan yang menggunakan tabir surya dengan dosis tinggi, ditemukan warna

    kemerahan pada kulit mereka yang disertai dengan timbulnya rasa gatal pada kulit mereka

    dibandingkan dengan relawan yang menggunakan tabir surya dengan dosis rendah. Hal ini

    dikarenakan keberadaan bahan tambahan lain, seperti PABA ester, dibenzoylmethanes,

    benzophenones, dll yang cukup besar komposisinya di dalam produk tabir surya dimana

    penggunaan yang berlebihan dari bahan tambahan lain dalam produk tabir surya akan

    menyebabkan reaksi alergi dan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, jumlah dan konsentrasi

    maksimum dari bahan-bahan tambahan tersebut harus diatur dengan jelas dalam regulasi

    dan perundang-undangan di berbagai negara agar produk tabir surya dapat secara aman

    untuk digunakan.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    16/26

    11Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    BAB 2

    ASPEK REGULASI

    Produk tabir surya ini diklasifikan dalam beberapa kategori oleh beberapa negara.

    Hal ini bergantung pada kebijakan dari masing-masing negara.

    2.1 Produk Tabir Surya di Amerika SerikatDi Amerika Seikat, produk tabir surya diatur oleh Food and Drug Administration

    (FDA) dalam Code of Federal Regulations Nomor 21 sebagai obat over-the-counter

    (OTC). Tabir surya didefinisikan sebagai zat yang mampu menyerap, memantulkan, atau

    menghamburkan radiasi dalam rentang spektrum UV pada panjang gelombang 290 sampai

    400 nm. FDA mengeluarkan aturan khusus berupa Final Monograph for Sunscreen Drug

    Products for Over-the-Counter Human Usepada tahun 1999 sebagai aturan yang mengatur

    kondisi untuk keamanan, penggunaan, dan pelabelan produk. FDA tidak memperbolehkan

    kombinasi bebas dari penahan sinar UV, kecuali yang telah diatur. Tabel 2.1 menunjukkan

    daftar penyusun yang diizinkan. Konsentrasi minimum yang diperbolehkan dikurangi,

    sehingga konsentrasi setiap zat aktif cukup untuk menyumbang minimum SPF sebanyak 2

    dari produk akhir. Produk tabir surya harus memiliki SPF tidak kurang dari jumlah zat

    aktif yang digunakan dikali dengan 2. Produk dengan SPF di atas 30 diperbolehkan, namun

    hanya boleh disebut sebagai SPF 30 plus. Istilah sunblock sudah tidak digunakan, dan

    produk diperbolehkan mengandung titanium oksida.

    Tabel 2.1 Daftar Penyusun Tabir Surya yang Diizinkan FDA

    Sumber: Levy, 2001

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    17/26

    12

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    2.2 Produk Tabir Surya di European UnionDi Eropa, produk tabir surya dianggap sebagai kosmetik, dengan fungsi

    melindungi kulit dari terbakar akibat sinar matahari. Regulasinya diatur melalui EU

    Cosmetics Directive yang dikeluarkan European Economic Community (EEC). Penahan

    sinar UV didefinisikan sebagai zat yang terkandung dalam produk kosmetik tabir surya,

    yang secara spesifik ditujukan untuk menahan sinar UV tertentu untuk melindungi kulit

    dari efek berbahaya, dan dapat ditambahkan pada produk kosmetik lainnya dengan kondisi

    tertentu. Berbeda dengan FDA Monograph di Amerika Serikat, EEC Directive tidak

    memuat daftar penahan sinar matahari fisik, meski produk tersebut juga digunakan untuk

    meningkatkan proteksi. Sebagai pembanding, Tabel 2.2 menunjukkan daftar penahan sinar

    UV yang diizinkan dan konsentrasinya.

    2.3 Produk Tabir Surya di JepangDi Jepang, produk tabir surya dianggap sebagai kosmetik, dan diatur melalui

    Pharmaceutical Affairs Law (PAL). Penahan sinar UV didefinisikan sebagai penyerap

    sinar UV, yaitu material yang secara spesifik menyerap sinar UV dan dimasukkan ke

    dalam kosmetik dengan tujuan melindungi kulit atau rambut dari efek berbahaya sinar UV.

    Penahan sinar UV yang dapat digunakan dalam kosmetik dicantumkan dalam Standards

    for Cosmetics yang dikeluarkan oleh Ministry of Health and Welfare (MHW). Tabel 2.2

    menunjukkan daftar penahan sinar UV yang diizinkan dan konsentrasinya dengan

    perbandingan di tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Dapat dilihat

    bahwa setidaknya hanya 10 senyawa yang diatur oleh ketiga legislasi.

    2.4 Produk Tabir Surya di AustraliaPada tahun 1992, Australia mengelompokkan tabir surya sebagai produk obat.

    Namun dalam Standard 2604 pada tahun 1993 yang dipublikasikan oleh Austraila bersama

    New Zealand, tabir surya diklasifikasikan sebagai kelompok primer atau sekunder,

    bergantung dari fungsi uatamanya, untuk melindungi dari UVR, atau berbeda dengan

    produk yang memiliki fungsi primer sebagai kosmetik. Nilai SPF yang diizinkan tidak

    boleh melebihi 15. Secara umum, aturan Australian Approved Names (AAN) untuk zat

    aktif tabir surya yang diperbolehkan mengadopsi dari klasifikasi FDA dengan beberapa

    modifikasi.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    18/26

    13

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Tabel 2.2 Daftar Penahan Sinar UV dan Maksimum Konsentrasi yang Diizinkan menurut

    Legislasi diEuropean Union, Amerika Serikat, dan Jepang

    INCI name Eropa Amerika Jepang

    3-benzylidene camphor 2

    Benzylidene camphor sulphonic acid 6Butyl methoxydibenzoylmethane 5 3 10

    Benzophenone-1 10Benzophenone-2 10Benzophenone-3 10 6 5Benzophenone-4 5 10 10

    Benzophenone-6 10Benzophenone-8 3

    Benzophenone-9 10Camphor benzalkonium methosulfate 6

    Cinoxate 3 5

    Diethylhexyl butamido triazone 10

    1-(3,4-Dimethoxyphenyl)-4,4-dimethyl-1,3-pentanedione

    7

    Diethylamino hydroxybenzoyl hexyl benzoate 10Diisopropyl methyl cinnamate 10

    Drometrizole trisiloxane 15 15Ethylhexyl dimethyl PABA 8 8 10

    Ethylhexyl dimethoxybenzylidenedioxoimidazolidine propionate

    3

    Ethylhexyl methoxycinnamate 10 7,5 20bis-Ethylhexyloxyphenol methoxyphenyl triazine 10

    Ethylhexyl salicylate 5 5 10Ethylhexyl triazone 5 5

    Ferulic acid 10Glyceryl ethylhexanoate dimethoxycinnamate 10

    4-(2-beta-Glucopyranosiloxy) propoxy-2-hydroxybenzophenone

    5

    Homosalate 10 15 10Isoamylp-methoxycinnamate 10Isopropyl methoxycinnamate 10

    Isopentyl trimethoxycinnamate trisiloxane 7,5Menthyl anthranilate 5

    4-Methylbenzylidene camphor 4Methylene bis-benzotriazolyl

    tetramethylbutylphenol

    10 10

    Octocrylene 10 (sebagai asam) 10 10Polysilicone-15 10PEG-25 PABA 10

    PABA 5 15 4

    Polyacrylamidomethyl benzylidene camphor 6Phenylbenzimidazole sulphonic acid 8 4 3

    Pentyl dimethyl PABA (mixed isomers) 10

    Disodium phenyl dibenzimidazole tetrasulfonate 10 (sebagai asam)Terephthalylidene dicamphor sulphonic acid 10 10

    Titanium dioxide 25 25TEA-salicylate 12

    Zinc oxide 25Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    19/26

    14Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    BAB 3

    METODE ANALITIK

    3.1 Analisis Produk Tabir SuryaMeskipun kontrol analitik produk tabir surya diperlukan, hingga saat ini, menurut

    metode analisis yang dipublikasikan oleh European Commission pada 1999 hanya terdapat

    2 metode resmi untuk menentukan penahan sinar UV, yaitu: penentuan kualitatif

    kromatografi lapis tipis dan penentuan kuantitatif kromatografi cair. Association of

    Analytical Communities (AOAC) juga menerbitkan sebuah metode analisis untuk

    menentukan lain UV filter, bernama pentil dimetil PABA, yang didasarkan pada prosedur

    ekstraksi cair cair, diikuti dengan melewatkannya melalui kolom kromatografi, dan

    akhirnya UV / spektrum VIS dari eluat tersebut terdaftar. Namun hingga saat ini

    penggunaan filter UV, contohnya adalah glyceryl PABA, hanya disetujui di Jepang.

    Pada tahun 2006 lalu, telah diperbarui mengenai database kimia analitik.

    Kepustakaan tersebut mengungkapkan hampir 90 penelitian yang telah dilakukan

    mengenai penerapan penahan UV dalam produk kosmetik. Beberapa publikasi diantaranya

    adalah dari Salvador dan Chisvert yang merevisi mengenai metode analisis yang

    digunakan untuk filter UV penentuan dalam produk kosmetik dan jenis-jenis sampel baru.

    Namun, harus ditekankan bahwa sebuah studi rinci dari makalah yang diterbitkan

    menunjukkan dua aspek yang diperlukan perbaikan. Pertama, meskipun sebagian besar

    metode yang diterbitkan menyajikan sifat analitis yang baik, sebagian besar penelitian

    tidak berhubungan dengan tingginya jumlah penahan sinar UV dan campuran yang

    digunakan. Terlebih lagi hanya beberapa jenis utama formulasi kosmetik yang digunakan,

    seperti krim atau lotion. Di sisi lain, sebagian besar tidak terlalu cocok untuk pengendalian

    produksi berkala karena memerlukan prosedur persiapan sampel yang sulit analisis dalam

    waktu yang lama serta menggunakan pelarut organik beracun.

    3.2 Teknik Analitik untuk Karakterisasi Penahan Sinar UVBerdasarkan tabel yang merangkum publikasi terkait penahan sinar UV dalam

    Chrisvert & Salvador (2007), berbagai teknik analitik berbeda telah digunakan untuk

    mengkarakterisasi penahan sinar UV. Perbedaan ini umumnya dipengaruhi sifat berbeda

    antara jenis penahan sinar UV organik dan anorganik. Presentase jumlah publikasi yang

    terkait dengan teknik analitik yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    20/26

    15

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Gambar 3.1 Presentase Publikasi Terkait Penahan Sinar UV Berdasarkan Teknik Analitik

    yang Digunakan

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

    Seperti yang dapat dilihat pada gambar, teknik kromatografi paling banyak

    digunakan, mencakup: Thin-layer chromatography (TLC), Gas chromatography (GC),

    Liquid chromatography (LC), dsb. Hal ini dikarenakan terdapat penahan sinar UV organik

    lebih banyak dan lebih sering digunakan. Berikut merupakan teknik analitik yang sering

    digunakan:

    3.2.1Teknik KromatografiDi antara semua teknik kromatografi, teknik kromatografi liquidatau LC adalah

    yang paling banyak digunakan sebagai analisisi kuantitatif untuk mementukan UV filters.

    Hal ini terjadi karena LC dapat bekerja dengan campuran campuran tidak mudah

    menguap, selain itu campuran campuran tersebut memiliki titik didih yang tinggi,

    misalnya saja ionized UV filters, sehingga teknik kromatografi gas tidak sering digunakan.

    Contoh kromatogram LC dari separasi penahan sinar UV ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Kromatografi gas ini tetap digunakan pada beberapa papermengenai penentuan

    penahan sinar UV ini. Namun dalam pengunaannya kromatografi gas ini tidak bekerja

    sendiri. Dalam pengunaannya, diperlukan reagenreagen tertentu yang bisa meningkatkan

    volatilitas campurannya. Tidak hanya penambahan reagen saja, namun detektor detector

    (FID) juga digunakan sebagai detektor pada pengunaan kromatografi gas. Selain itu juga,

    ada peneliti yang menggunakan gabungan kerja antara kromatografi gas dengan

    spektrometri massa yang dapat mengidentifikasi penahan sinar UV pada formulasi

    kosmetik dengan akurat.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    21/26

    16

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Namun kromatografi lapisan, LC dan juga spektrometri UV/VIS adalah yang

    paling sering digunakan. Hal ini disebabkan penahan sinar UV memiliki daerah absorbansi

    yang signifikan pada range UV. Dalam pengunaannya, sering ditambahkan berbagai bahan

    kimia lainnya yang bisa berperan sebagai reagen yang berfungsi untuk pelarut ataupun

    untuk membantu pergerakan UV filter saat berada di kolom kromatografi. Penambahan

    bahanbahan kimia ini berfungsi juga untuk membantu absorbansi dari penahan sinar UV

    tersebut. Kolom kromatografi juga sering dilengkapi dengan DAD atau Diode Array

    Detectoryang bisa memungkinkan spectrum UV untuk diperoleh pada setiap puncaknya.

    3.2.2Teknik SpektroskopiTeknik ini digunakan tidak sebanyak dan sesering teknik kromatografi, namun

    biasanya teknik ini digunakan secara besar besaran sebagai dtetektor setelah separasi

    penahan sinar UV organik dengan menggunakan kromatografi. Hal ini disebakan sulitnya

    pengukuran secara langsung akibat adanya gangguan dari setiap penahan sinar UV organik

    dan gangguan yang dihasilkan oleh komponen matriks pada saat pengukuran, sehingga

    perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu. Berbagai artikel menyebutkan beberapa jenis

    spektroskopi yang digunakan seperti UV/VIS, DUVS, NMR, SERS.

    Beberapa artikel yang menentukan penahan sinar UV anorganik sangatlah jarang,

    sebab umumnya bahan anorganik pada penahan sinar UV tersebut hanya ada dua campuran

    yaitu TiO2 dan ZnO, yang umumnya digunakan. Untuk menentukan kandungan anorganic

    tersebut biasanya digunakan spektroskopi atomic, seperti AAS, ICP-AES, X-ray

    Fluorescence Spectrometry (XRFS).

    Gambar 3.2 Contoh Kromatogram LC dari Separasi Penahan Sinar UV (a) 12 penahan

    larut lemak dan (b) 6 penahan larut air

    Sumber: Chrisvert & Salvador, 2007

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    22/26

    17

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    3.2.3Teknik ElektrokimiaTeknik elektrokimia jarang dibahas di dalam artikel, di dalam Chrisvert &

    Salvador (2007), disebutkan bahwa hanya ada tiga artikel yang menyebutkan bahwa dalam

    penentuan penahan sinar UV di dalam produk kosmetik menggunakan teknik elektrokimia.

    Salah satu teknik elektrokimia yang digunakan adalah Differential Pulse Votammetry

    (DPV) mengunakan elektroda komposit epoxy-carbon atau karobn gelas dan elektroda

    lapisan merkuri. Selain itu sekitar tahun 2006 Da Silva berhasil menggunakan metode

    analisisi berbasisDifferentialPulse Polarography (DPP) di daam media micellaruntuk

    menentukan EMC atau suatu campuran EMC dengan MBC atau BZ3 di dalam komsetik.

    3.3 Pertimbangan dalam Preparasi SampelPersiapan sampel tergantung pada berbagai aspek, seperti jenis sampel, target

    analit,dan teknik analisis yang akan digunakan. Jadi, seperti yang disebutkan sebelumnya,

    kosmestik khususnya kosmetik tabir surya, bisa sangat berbeda dengan kosmetik lainya

    (krim, lipstik, lotion, foundation, susu, minyak, air, dll), dengan demikian persiapan

    sampel diharapkan akan berbeda, karena terdapat penahan sinar UV anorganik (titanium

    oksida dan zink oksida yang merupakan senyawa-senyawa yang sulit dipecah) dan

    penahan sinar UV organik, dan juga terdapat senyawa yang berbeda dari yang organik.

    Memang, dalam keluarga tertentu, penahan sinar UV memiliki gugus yang berbeda yang

    sangat mengubah sifat fisiko-kimia mereka (misalnya BZ3 adalah penahan sinar UV yang

    larut dalam lemak, sadangkan BZ4 larut dalam air). Hal ini jelas mempengaruhi proses

    persiapan sampel. Di sisi lain, teknik analitis yang digunakan juga memainkan peranan

    penting dalam persiapan sampel. Karena ada pelarut atau reagen yang bisa bertentangan

    dengan teknik ini. Makalah ini memberikan gambaran umum persiapan sampel dari

    penahan sinar UV dalam kosmetik.

    Secara umum, kosmetik tabir surya tidak memerlukan metodologi persiapan

    sampel yang kompleks, karena pelarutan dari persiapan yang paling umum (yaitu krim,

    lotion, susu, air, atau minyak) biasanya mudah, yakni dengan cara mencampurkan bahan-

    bahan tersebut dengan penahan sinar yang sesuai yang juga perlu melarutkan target analit.

    Namun demikian, meskipun filter UV organik biasanya tidak menimbulkan masalah,

    namun karena sifat yang berbeda dari bahan kimia ini, kadang-kadang sangat sulit untuk

    mengusulkan metodologi analitis untuk menentukan simultan dari kebanyakan penahan

    sinar UV.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    23/26

    18

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Hal ini dikarenakan sulitnya menemukan pelarut tunggal (atau campuran pelarut) untuk

    dapat menyelesaikan semua penahan sinar UV yang larut dalam air dan larut dalam lemak

    yang juga kompatibel dengan teknik yang akan digunakan. Dengan demikian, metode

    analisis berdasarkan pemisahan larut dalam air dan larut dalam lemak penahan sinar UV

    yang telah diusulkan. Penentuan pemisahan ini terlihat pada contoh yang ditunjukkan pada

    gambar 3.2 sebelumnya.

    Terkadang, meskipun pelarutan sampel secara lengkap tidak mugkin, diperoleh

    larutan homogen yang sedikit berawan karena adanya beberapa zat terlarut yang dapat

    dihilangkan dengan cara penyaringan atau sentrifugasi. Namun, masalah yang berbeda

    menyangkut sulitnya memecahkan sampel, seperti lipstik atau foundation. Dalam kasus

    lipstik, matriksnya sangat berlemak, maka tidak cukup larut dalam pelarut yang biasa

    digunakan (EtOH, MeOH, MeCN, THF, etc). Sebaliknya dalam kasus foundation, juga

    mengandung logam oksida dan pigmen dalam formulasinya yang tidak mudah untuk

    memecahkan sampel.Dengan demikian, pelarutan lengkap tidak mungkin terjadi,

    dibutuhkan pencucian analit dari matriks. Disisi lain, pencucian analit target juga bisa

    menjadi menarik dalam kemudahan memecahkan sampel untuk menghindari ganggugan

    dari matriks. Sonikasi selama waktu yang berbeda, yang dapat bervariasi dari 5 meit

    digunakan oleh Dutra dkk. (2002) untuk 60 bekerja dalam dua langkah oleh Cheng et al.

    (1997), adalah teknik favorit dalam proses pencucian. Diusulkan juga Supercritical Fluid

    Extraction (SFE), yang memakan waktu kurang dari ekstraksi tersebut dengan ultrasound,

    karbon dioksida superkritis digunakan sebagai efisien ekstraktan, meskipun laju ekstraksi

    dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan sedikit pelarut lainnya, seperti 0.5% MeOH

    dan 2% AcOH (Wang dan Chen, 2000), 15% EtOH (Salvador et al, 2001b) atau 2.5%

    MeOH: 10% larutan asam fosfat(1:1). Mengenai Microwave Assisted Extraction (MAE),

    hal ini diklaim bahwa itu adalah lebih cepat dari SFE, karena hanya membutuhkan

    beberapa menit (atau urutan 12 menit) untuk iradiasi, perlu diketahui bahwa setelah

    iradiasi perlu mencapai suhu lingkungan dan langkah ini biasanya memakan waktu 10 min.

    Akhirnya, dengan sonikasi atau metodologi MAE, biasanya larutan perlu difilter atau

    disentrifugasi untuk menghilangka partikel dalam suspensi yang tidak diperlukan dalam

    SFE karena partikel tersebut tidak dapat melewati sel ekstraksi.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    24/26

    19

    Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    Teknik ekstraksi klasik, seperti ekstraksi cair-cair digunakan oleh Pietta et al

    (1995) untuk menghindar dari gangguan matriks, dan Gagliardi s kelompok riset (1987,

    1989) mengusulkan ekstraksi cair-cair untuk memisahkan target penahan sinar UV menjadi

    dua kelompok, menghindari gangguan beberapa penahan sinar UV yang disebabkan pada

    orang lain. Selain itu, Wang (1999) digunakan MeOH sebagai pelarut ekstraksi cair-cair

    untuk mengekstrak penahan sinar UV sasaran dari kloroform yang digunakan untuk

    melarutkan sampel lipstik untuk disuntikkan ke dalam sistem LC fase terbalik.

    Disisi lain, untuk menentukan penahan sinar UV anrganik, kelompok kami

    mengusulkan metodologi (Salvador et al, 2000) didasarkan pada pencernaan asam dalam

    oven microwave, dan setelah melakukan perpaduan dari residu dengan pemanasan KHSO 4

    dengan api bunsen dan melarutkan residu dalam asam sulfat pekat, untuk penentuan TiO2

    oleh ICP AES, dan penggunaan surfaktan untuk menentukan secara langsung ZnO dengan

    AAS. Sebuah langkah persiapan tambahan dilakukan oleh Cumpelik (1982) dan Ro et al.

    (1994), yang mengusulkan derivatisasi dari penahan sinar UV dengan agen silylating

    berbeda untuk mendapatkan senyawa yang lebih stabil untuk diukur dengan GC.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    25/26

    20Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia 2013

    BAB 4

    KESIMPULAN

    Produk tabir surya dan penahan sinar UV di dalamnya telah berkembang semakin

    luas. Penahan sinar UV dapat diklasifikasikan menjadi organik (chemical absorber) dan

    anorganik (physical blocker) berdasarkan mekanisme aksinya, di mana chemical absorber

    dapat diklasifikasi lebih jauh berdasarkan spektrum yang diserapnya, UVA atau UVB.

    Berbagai opsi penahan sinar UV dalam produk tabir surya dan kosmetik lain dapat

    diformulasikan secara kimia, dengan bergantung pada persyaratan dari regulasi yang

    diberlakukan pada suatu negara. Regulasi negara-negara mengatur apakah produk tabir

    surya termasuk produk obat atau kosmetik, dengan daftar penahan sinar UV yang diizinkan

    dicampurkan telah ditentukan konsentrasi maksimumnya. Tingginya permintaan terhadap

    SPF yang lebih tinggi telah memacu perkembangan agen dalam produk yang lebih

    bervariasi. Penelitian terkait khasiat tabir surya terus dilakukan dengan tujuan menemukan

    produk yang mampu memproteksi dari spektrum sinar UV yang luas dengan jumlah zat

    aktif yang lebih sedikit. Khasiat tabir surya bergantung pada formulasi sistem, di mana

    pelarut dan emolien dapat mempengaruhi absorbansi sinar UV dari zat aktif pada panjang

    gelombang tertentu. Estetika produk juga berpengaruh pada penerimaan produk,

    khususnya untuk jenis tabir surya yang menjadi bagian dari kosmetik sehari-hari. Berbagai

    teknik analitik untuk penentuan penahan sinar UV telah dikembangkan dalam penelitian, di

    antaranya adalah teknik kromatografi, spektroskopi dan elektrokimia, di mana preparasi

    sampel juga mendai pertimbangan yang harus dikonsiderasi.

  • 7/22/2019 UV Filters in Sunscreens

    26/26

    REFERENSI

    Chrisvert, A. and A. Salvador. UV Filters in Sunscreens and other Cosmetics:

    Regulatory Aspects and Analytical Methods, in Analysis of CosmeticProducts, Salvador, A. and A. Chrisvert, Editors. 2007, Elsevier: Italy.

    Levy, Stanley B. UV Filters, in Handbook of Cosmetic Science and Technology,

    Barel, A.O, Marc P., and Howard I.M., Editors. 2001, Marcel Dekker,

    Inc.: New York.